Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI UMUM
“GOLONGAN DARAH PADA MANUSIA”

OLEH :
NAMA : HILMA NURBAYANTI
NIM 170210104059
KELAS :B
KELOMPOK 3
NAMA ASISTEN : 1. LISTI ROHMATIKA
2. FERSTY ISNA K

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
I. JUDUL
Golongan Darah Pada Manusia

II. TUJUAN
Mahasiswa dapat menjelaskan penggolongan darah manusia

III. DASAR TEORI

Darah merupakan cairan tubuh yang berwarna merah dan terdapat di


dalam sistem peredaran darah tertutup dan sangat penting untuk kelangsungan
hidup manusia. Darah berfungsi memasukkan oksigen dan bahan makanan
keseluruh tubuh serta mengambil karbon dioksida dan metabolik dari jaringan.
Mengetahui golongan darah seseorang sangat penting di ketahui untuk
kepentingan medis yaitu salah satunya untuk transfusi (Oktari, 2016: 49).

Pada tahun 1901 Dr. Karl Landsteiner menemukan, bahwa sel-sel darah
merah (eritrosit) dari beberapa individu akan menggumpal (beraglutinasi) dalam
kelompok-kelompok yang dapat dilihat dengan mata telanjang, apabila dicampur
dengan serum dari beberapa orang, tetapi tidak dengan semua orang. Kemudian
diketahui bahwa dasar dari menggumpalnya eritrosit tadi adalah adanya reaksi
antigen antibodi. Apabila suatu substansi asing (disebut antigen) disuntikkan ke
dalam aliran darah dari seekor hewan akan akan mengakibatkan terbentuknya
antibodi tertentu yang akan bereaksi dengan antigen (Suryo, 2001: 345-346).

Mengikuti penemuan Karl Landsteiner tentang penggumpalan sel-sel


darah merah dan pengertian tentang reaksi antigen-antibodi, maka penyelidikan
selanjutnya memberi penegasan mengenai adanya dua antibodi alamiah di dalam
serum darah dan dua antigen pada permukaan eritrosit. Seseorang dapat
membentuk salah satu atau kedua antibodi itu atau sama sekali tidak
membentuknya. Demikian pula dengan antigennya. Dua antigen itu disebut
antigen A dan antigen B, sedangkan dua antibodi itu disebut anti A dan anti B.
Melalui tes darah maka setiap orang dapat mengetahui golongan darahnya.
Berdasarkan sifat kimianya, antigen A dan B merupakan mukopolisakarida, terdiri
dari protein dan gula. Dalam dua antigen itu bagian proteinnya sama, tetapi bagian
gulanya merupakan dasar kekhasan antigen antibodi (Suryo, 2001: 346-347).
Golongan darah merupakan sistem pengelompokan darah yang didasarkan
pada jenis antigen yang dimilikinya. Sedikitnya ada 48 jenis antigen yang menjadi
dasar dalam penggolongan darah. Tetapi yang paling umum digunakan adalah
sistem penggolongan darah ABO. Pembagian golongan darah sistem ABO
didasarkan pada adanya perbedaan aglutinogen (antigen) dan aglutinin (antibodi)
yang terkandung dalam darah (Tenriawaru, 2016: 42).

Antigen – antigen golongan darah yang sangat penting adalah antigen A,


dan B. Ciri antigen itu berada pada ujung gula – gula yang melekat langsung pada
dinding sel atau melekat pada rangkaian protein yang menonjol dari hamparan
bilipid (Oktari, 2016: 50).

Secara umum darah memiliki 4 golongan yaitu: golongan darah A dimana


golongan darah A mempunyai antigen A dan anti - B, golongan darah B yaitu
golongan darah yang memiliki antigen B dan anti – A, golongan darah O
golongan darah yang memiliki antibodi tetapi tidak memiliki antigen, dan
golongan darah AB golongan darah yang memiliki antigen tetapi tidak memiliki
antibodi (Oktari, 2016: 49).

Sistem golongan darah pada manusia ada tiga macam, yaitu sistem ABO,
sistem MN, dan sistem rhesus (Rh). Ketiga penggolongan darah tersebut
didasarkan atas kehadiran antigen(aglutinogen) tertentu dalam sel darah merahnya
dan zat anti (agglutinin). Menurut Breinstein (Jerman) dan Furuhata (Jepang),
golongan darah ini dikendalikan oleh sepasang gen.

Pemeriksaan golongan darah ABO dilakukan untuk menentukan jenis


golongan darah pada manusia. Penentuan golongan darah ABO pada umumnya
dengan menggunakan metode Slide. Metode ini didasarkan pada prinsip reaksi
antara aglutinogen (antigen) pada permukaan eritrosit dengan aglutinin yang
terdapat dalam serum/plasma yang membentuk aglutinasi atau gumpalan. Metode
slide merupakan salah satu metode yang sederhana, cepat dan mudah untuk
pemeriksaan golongan darah (Oktari, 2016: 50).

Reagen antisera merupakan reagen yang digunakan untuk pemeriksaan


golongan darah ABO. Diperoleh dari biakan supernatan secara in vitro yang
berasal dari hibridisasi immunoglobulin sel tikus, dan hasil pemeriksaanya akan
terbentuk
aglutinasi. Misalnya pada golongan darah A ketika ditambahkan reagen antisera
A, reagen antisera B, dan reagen antisera AB, maka terjadi aglutinasi pada darah
yang di tetesi reagen antisera B dan AB, sedangkan pada reagen antisera AB tidak
terbentuk aglutinasi. Dari segi reagen metode ini kurang ekonomis, maka serum
dapat dijadikan sebagai reagen pada pemeriksaan golongan darah ABO (Oktari,
2016: 50).

Sitem MN merupakan jenis darah. Berbeda dengan golongan darah, jenis


darah biasanya tidak memegang peranan dalam tranfusi darah karena tidak akan
menyebabkan masalah tranfusi darah antara yang berbeda jenisdarahnya selama
golongan darahnya sama atau mengikuti aturan tranfusi darah.
Ada tiga jenis darah dalam sistem MN, yaitu:
1. Jenis M, mengandung antigen M
2. Jenis N, mengandung antigen N
3. Jenis MN, mengandung antigen M dan antigen N (Waluyo, 2006: 180).

Sistem rhesus pertama kali ditemukan pada jenis kera Macaca rhesus pada
tahun 1940 oleh K. Landsteiner dan Weiner. Pada jenis ini ditemukan antigen
rhesus pada eritrositnya. Sistem rhesus juga berlaku pada manusia karena antigen
rhesus juga dimiliki oleh manusia. Orang yang memiliki antigen rhesus
dinamakan rhesus positif (Rh+), sedangkan yang tidak memilkinya disebut rhesus
negatif (Rh-
). sistem ini dikendalikan oleh gen dengan alel Rh dan rh. Alel Rh bersifat
dominan terhadap alel rh.

Pada wanita Rh- kalau mengandung embrio bergolongan Rh+ untuk


kandungan pertama tidak apa-apa. Tetapi untuk kandungan kedua bergolongan
Rh+ juga, maka akan terjadi eritroblastolis fetalis, artinya bayi yang lahir akan
menderita anemia yang parah dan di dalam darah bayi banyak beredar eritroblast,
yaitu eritrosit yang belum matang sehingga tubuh menjadi kuning. Hal ini
disebabkan karena eritrosit janin akan kemasukan zat anti Rh+ dari darah ibu dan
mengaglutinasi eritrosit janin (Waluyo, 2006: 180).

Golongan darah ABO pada manusia merupakan satu contoh dari alel
berganda dari sebuah gen tunggal. Sehingga ada empat kemungkinan fenotip yaitu
A, B, AB atau O. Huruf-huruf ini menunjukkan dua karbohidrat, substansi A dan
substansi B, yang mungkin ditemukan pada permukaan sel darah merah. Sel darah
seseorang mungkin mempunyai sebuah substansi (tipe A atau B), kedua-duanya
(tipe AB , atau tidak sama sekali (tipe O). Golongan Rhesus negatif (Rh -)
ditemukan hampir 15% pada ras kulit putih, sedangkan pada ras Asia jarang
dijumpai kecuali terjadi perkawinan campuran dengan orang asing yang
bergolongan rhesus negatif. Pada wanita Rhesus negatif yang melahirkan bayi
pertama Rhesus positif, risiko terbentuknya antibodi sebesar 8%. Sedangkan pada
kehamilan berikutnya sebagai akibat sensitisitas pada kehamilan pertama sebesar
16%. Perbedaan rhesus dapat menimbulkan kondisi antirhesus atau penghancuran
sel darah merah, dalam kondisi tertentu dapat mengakibatkan kematian janin
dalam rahim atau gangguan kesehatan setelah lahir seperti anemia,
jaundice(penyakit kuning), pembengkakan hepar dan gagal jantung (Swastini,
2016: 69).

IV. METODOLOGI PRAKTIKUM


4.1 Alat dan Bahan
4.1.1 Alat
4.1.1.1 Mikroskop
4.1.1.2 Tusuk gigi
4.1.1.3 Pinset
4.1.1.4 Pensil
4.1.1.5 Jarum steril
4.1.1.6 Gelas obyek
4.1.2 Bahan
4.1.2.1 Serum A dan B
4.1.2.2 Alkohol 70 %
4.1.2.3 Kapas
4.1.2.4 Darah segar manusia
4.2 Skema Kerja
Membagi sisi gelas obyek menjadi dua bagian yang sama, dengan manarik
garis tengah lurus dengan menggunakan pensil. Di pojok kiri atas gelas
obyek menuliskan A dan di pojok kanan atas menuliskan B, kemudian
meletakkan gelas obyek pada selembar kertas putih.

Mencuci tangan probandus sampai bersih, mengambil segumpal kapas


dengan pinset, celupkan ke dalam alkohol dan menggosokkan pada ujung
jari manis tangan probandus. Membiarkan alkohol mengering, kemudian
menusuk bagian tersebut dengan menggunakan lanset yang telah disterilkan.
Menempatkan setetes darah pada bagian A dan B gelas obyek.

Menutup bekas tusukkan dengan kapas yang telah dicelupkan ke dalam


alkohol.

Meneteskan segera serum A pada bagian A gelas obyek, kemudian


mengaduknya sampai merata dengan tusuk gigi.

Membandingkan kedua bagian A dan B pada gelas obyek, jika:


Terjadi penggumpalan pada bagian A, probandus bergolongan darah A
Terjadi penggumpalan pada bagian B, probandus bergolongan darah B
Terjadi penggumpalan pada bagian A dan B, probandus bergolongan darah AB
Tidak terjadi penggumpalan, probandus bergolongan darah O
V. HASIL PENGAMATAN

Probandus Sampel Darah Serum Gol.


Darah
A B
Eni Nurul Menggumpal Tidak A
Kurnia Menggumpal

Syefil Hidayah Tidak Menggumpal B


Menggumpal

Menggumpal Menggumpal AB
Afina Aninnas

Anggi Mulky Tidak Tidak O


F Menggumpal Menggumpal

VI. PEMBAHASAN

Dalam praktikum kali ini adalah tentang penggolongan darah pada


manusia. Dengan tujuan setelah praktikum kali ini kita dapat menjelaskan
penggolongan darah pada manusia. Dengan percobaan menggunakan darah segar
manusia yang diuji dengan serum A dan serum B.

Darah merupakan suatu suspensi sel dan fragmen sitoplasma didalam


cairan yang disebut plasma. Secara keseluruhan darah dapat dianggap sebagai
jaringan pengikat dalam arti luas, karena pada dasarnya terdiri atas unsur-unsur sel
dan substansi interseluler yang berbentuk plasma. Sel sel darah merupakan sel sel
hidup, terdapat dua lapisan dalam sel darah. Lapisan atas berupa cairan darah atau
plasma darah. Lapisan bawah merupakan sel-sel darah yang terdiri dari eritrosit
(sel-sel darah merah), leukosit (sel-sel darah putih), trombosit (keping-keping
darah atau sel pembeku darah). Setiap bagian dari sel-sel darah ini memiliki
bentuk dan fungsi yang berbeda-beda.
Fungsi darah secara umum adalah mengangkut zat makanan dan oksigen
keseluruh tubuh dan mengangkut sisa-sisa metabolisme ke organ yang berfungsi
untuk pembuangan, mempertahankan tubuh dari serangan bibit penyakit,
mengedarkan hormon-hormon untuk membantu proses fisiologis, menjaga
stabilitas suhu tubuh, menjaga keseimbangan asam basa jaringan tubuh untuk
menghindari kerusakan.

Sel darah merah (eritrosit) merupakan bagian utama penyusun sel sel-sel
darah yang mengandung hemoglobin (Hb) yang menyebabkan darah berwarna
merah. Hemoglobin adalah suatu protein yang mengandung senyawa hemin (zat
besi). Serta hemoglobin juga mempunyai daya ikat terhadap O 2 dan CO2. Sel
darah merah (eritrosit) berbentuk bikonkav. Sel darah merah berguna untuk
mengikat gas pernapasan dan mengangkutnya ke atau dari jaringan.

Leukosit merupakan sel yang memiliki fungsi khusus untuk


mempertahankan tubuh dari serangan mikroorganisme. Leukosit merupakan sel
yang memiliki sifat seperti Amoeba, yaitu bentuknya dapat berubah-ubah, leukosit
dapat bergerak bebas, bahkan dapat keluar dari pembuluh darah dan masuk ke
dalam jaringan lain yang terinfeksi mikroorganisme.

Trombosit adalah bagian sel darah yang berperan dalam pembekuan darah.
Jika jaringan tubuh terlua, trombosit pada permukaan akan pecah dam
mengeluarkan enzim trombokinase. Enzim trombokinase akan mengubah protobin
menjadi trombin dengan bantuan ion Ca2+. Trombin adalah sebuah enzim yang
mengkatalis perubahan fibrinogen (protein plasma yang dapat larut dalam plasma
darah) menjadi fibrin (protein yang tidak dapat larut dalam plasma darah).
Pembentukkan benang-benang fibrin menyebabkan luka akan tertutup.

Ada empat macam golongan darah yaitu, A, B, AB, dan O. Dalam sistem
golongan darah terdapat dua macam zat sel darah A dan B, serta dua macam
plasma, yaitu anti A dan anti B. Golongan darah pada manusia diatur secara
genetic dan merupakan alel ganda. Saat ini, ditemukan system golongan darah
yaitu: golongan darah ABO, golongan darah rhesus, golongan darah MN.

Plasma darah cairan yang berwarna kekuning-kuningan, tersusun atas air,


dan bahan terlarut yaitu protein, lemak, asam lemak, asam amino, glukosa,
hormon,
enzim, antibodi, garam mineral. Plasma mengandung protein seperti lipoprotein,
fibrinogen berfungsi dalam pembekuan darah, globulin berperan dalam pertahanan
tubuh, albumin berperan dalam membantu aliran darah dan mengatur tekanan
osmotik darah, antihemophilic globulin berfungsi mencegah hemofilia,
tromboplastin berfungsi dalam proses pembekuan darah bersama protombin dan
fibrinogen, immunoglobulin berfungsi untuk kekebalan tubuh(abtibodi). Protein-
protein tersebut dapat dipisahkan dari plasma dan membentuk cairan yang disebut
serum.

Secara umum penggolongan darah dapat dilakukan dengan mengencerkan


sel-sel darah dengan garam tertentu, lalu satu bagian ditetesi dengan aglutinin
(anti
A) dan yang lain dicampur dengan aglutinin (anti B). Setelah beberapa saat darah
diamati apakah terjadi penggumpalan pada salah satu bagiannya. Setelah itu darah
probandus termasuk kedalam golongan darah apa. Golongan darah A, jika
memiliki aglutinogen A dan terjadi penggumpalan jika ditetesi dengan serum A.
B, jika memiliki aglutinogen B dan terjadi penggumpalan jika ditetesi dengan
serum B. AB, jika memiliki aglutinogen A dan B terjadi penggumpalan jika
ditetesi serum A dan B ataupun serum B O, jika tidak memiliki aglutinogen A
maupun B tidak terjadi penggumpalan saat ditetesi serum A maupun serum B.

Penggolongan darah pada manusia selain dengan sistem ABO, juga dapat
digolongkan berdasarkan sistem MN. Sistem ini sama halnya dengan sistem ABO,
apabila di dalam eritrosit seseorang terdapat antigen M maka golongan darah
orang tersebut disebut golongan darah M, apabila di dalam eritrosit seseorang
yang lain terdapat antigen N maka golongan darah orang tersebut disebut
golongan darah N, dan apabila sesorang yang lain lagi memiliki kedua antigen
tersebut (MN) maka orang tersebut bergolongan darah MN. Di dalam eritrosit,
antigen M dan N dikendalikan oleh sebuah gen yang memiliki alel ganda, yaitu
alel LM yang mengendalikan antigen M dan alel LN yang mengendalikan antigen
N. Pada penggolongan darah MN ini tidak terdapat dominansi antara alel LM dan
alel LN, artinya apabila seseorang memiliki kedua antigen tersebut (M dan N)
maka orang itu bergolongan darah MN.
Dalam praktikum kali ini kita mempelajari tentang golongan darah pada
manusia. Dengan sampel darah segar manusia yang diambil dari sukarelawan
kelas dan sampel yang telah diambil kemudian diuji dengan serum A dan serum
B. Dalam pengujian ini digunakan 4 sampel darah.

Sempel darah milik Eni Nurul Kurnia yang telah diketahui bergolongan
darah A diuji kembali menggunakan serum A dan B, hasilnya ternyata pada darah
yang diberi serum A mengalami penggumpalan sementara pada yang diberi serum
B tidak(larut). Hal ini diakibatkan karena golongan darah A di dalam sel darah
merahnya mengandung aglutinogen A dan pada plasmanya mengandung aglutinin
anti B.

Sempel darah milik Syefil Hidayah yang telah diketahui bergolongan


darah B diuji kembali menggunakan serum A dan B, hasilnya berkebalikan dari
darah milik Wulan(golongan darah A). Pada darah yang ditetesi dengan serum A
tidak mengalami penggumpalan,sementara pada darah yang diberi serum B
menggumpal.

Sampel darah milik Afina Aninnas yang telah diketahui bergolongan darah
AB diuji kembali dengan metode yang sama dengan sebelumnya. Hasilnya
menunjukan bahwa baik darah yang ditetesi dengan serum A maupun yang
ditetesi dengan serum B semuanya mengalami penggumpalan. Penggumpalan itu
terjadi karena darah mempunyai aglutinogen A dan aglutinogen B yang bereaksi
dengan antibodi (aglutinin) yang dikenal dengan anti A dan anti B tersebut.

Sampel darah milik Anggi Mulky Fransisca yang telah diketahui memiliki
golongan darah O juga diuji dengan metode yang sama. Dan hasil yang diperoleh
yaitu baik yang ditetesi serum A maupun serum B tidak mengalami
penggumpalan (larut).

Mekanisme penggumpalan darah, agglutinin –A dan agglutinin –B dalam


plasma (serum) bersifat bivalen atau polivalen, yaitu pada saat yang sama setelah
diteteskan pada sel darah merah dapat mengikat dua atau lebih sel darah merah
sekaligus ,sehingga dapat menyebabkan penggumpalan pada sel darah merahnya.
Misalnya, probandus dengan golongan darah A mengalami penggumpalan pada
darah yang ditetesi anti –A karena individu dengan A pada sel darah merahnya
memiliki anti B pada plasmanya sehingga didalam plasma individu tersebut, anti -
A bereaksi spesifik terhadap antibodi pada anti –B sehingga terjadi penggumpalan.

Serum sebenarnya merupakan plasma tanpa fibrinogen dan protrombin


(protein). Apabila pembekuan dicegah maka perbandingan antara unsur terbentuk
yang sebagian besar merupakan sel-sel darah merah, dan plasma adalah sekitar
40- 50%. Pada laki-laki dewasa perbandingan ini tergantung pada jenis kelamin
dan umur individu.

VII. PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Induvidu yang golongan darahnya A, didalam sel darah merahnya
memiliki antigen A dan aglutinin B pada plasmanya. Individu yang
bergolongan darah B. Di dalam sel darah merahnya memiliki antigen B dan
pada plasmanya mengandung aglutinin A. Individu yang bergolongan darah
AB, sel darah merahnya memiliki antigen A dan B, tetapi dalam plasma
darahnya tidak memiliki aglutinin α dan Aglutinin β. Individu bergolongan
darah O, sel darah merahnya tidak memiliki antigen A dan B, hanya dalam
plasma darahnya memiliki aglutinin α dan aglutinin β.

7.2 Saran
Dalam praktikum uji golongan darah pada manusia ini, jangan sekali-
sekali menggunakan jarum yang telah digunakan oleh probandus lain. Karena
ditakutkan adanya penularan sebuah penyakit dari probandus sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Oktari, Anita dkk. 2016. Pemeriksaan Golongan Darah Sistem ABO Metode Slide Dengan
Reagen Serum Golongan darah A, B, O. Jurnal Teknologi Laboratorium. Vol. 5 No. 2:
49–50. Bandung: Sekolah Tinggi Analis Bakti Asih

Suryo. 2001. Genetika Manusia. Yogyakarta: Gadjag Mada University Press

Swastini, D.A dkk. 2016. Pemeriksaan Golongan Darah Rhesus Pelajar Kelas 5 Dan 6
Sekolah Dasar Di Desa Taro Kecamatan Tegallalang Gianyar. Jurnal Udayana
Mengabdi. Vol. 15 No. 1: 69. Bali: Universitas Udayana

Tenriawaru, E.P dkk. 2016. Analisis Korelasi Antara Golongan Darah Tipe ABO Dengan
Modalitas Dan Gaya Belajar Mahasiswa. Jurnal Dinamika. Vol. 7 No. 1: 42. Palopo:
Universitas Cokroaminoto Palopo

Waluyo, Joko. 2006. Biologi Dasar. Jember: Universitas jember


LAMPIRAN
Juiaial Dinaiuika, April 2016. linlainan 41- 49 Vol. 07. No. 1
ISSN 2087 - 7889

ANALISIS KORELASI ANTARA GOLONGA!"i DARAH TIPE ABO DEhGAN


MODALITAS DAN GAYA BELAJAR MAHASISWA

Eka Pratiwi Tenriawaru', Yilvinamaesari', Ariandi


.(j Organize Pages •••

‘’’Program Sfiidi Bioloei. Fakultas Sains Unii-ersitas Cokronininoto Palopo


°Program Studi Fisika. Fakultas Sains Universitas C'okroaniinoto Palopo
Email: epta86Jgniail.coin

ABSTRAK

Penelitian iui bertujiiau uuhik mengetahui korelasi dau seberapa besar korelasi antara Golongan
dnrah ABO dengan niodalitas dan Maya belajar mahasiswa. Jenis penelitian adalah penelitian e.‹-
post f‹icto dengan inenganalisis liubunean anlar variabel. Popiilasi penelitian adalah ina1iasisu•a
Fakullas Saius Uiiiversitas Cokioamiuoto pada Semester Geuap Tahun Akadeiuik 2014/2015.
Teluiik peiiganibilau sampel yaihi acak strata untrik setiap tipe golongan darah. Data Golongan
itnrah diperoleh dengan tes golongan darah ABO, sedaiiakan data niodalitas dan gaya belajar

Fale fi d rt View findow Hel p

?8 '] 347 1 1 0 20 61 0 4 0S6 4 SM pdf 8

n oi B W a OO • t O O-

siswa. Beberapa ha1 yang serinp digunakan


darah. Golongan darah menipakan sistem
sebagai bahan peitinibangan dalam merrillih
peneelompokn darah yang didasarkan pada
strateei dan metode adalah gaya belajar
jenis antigen yang diuiilikiuya. Sedikiiuya ‘ Edit PDF
(Felder arid Brent. 2005). inodalitas belajar
ada 48 jenis antigen yang menjadi dasar
(Ishamwi. 2009)., dan kepribadian peserta
dalam pengeoloiigan darah. Tetapi yane
didA (Hidayal. 2013).
paling umum digunakan adalah sistem
Gays belajar adalah cara yang lebih • Organize Pages
peiiggolongau darah ABO. Pembagian
' rlisukai individu (kebiasann) iuinik
oolonzau ‹tarah sistem ABO didasarkan
ioempioses pelapalaman dun informasi
padn adanya perbedaan oglutinogeu
(Ishartiwi, 2009). Peserta didik yang belajar
(antigen) dan aglntiniii (antibodi) yang
denean menggunakan gaya Pelajar yang
terkauduug dalam darah (Nadia. dkk.. 2010).
dominnu akan inencapai nilai yang jaiih
Gambaran kepribadian berdasarkan
1et*ih tinegi dibaiidin kan bila mereka
golonean darih telah diteliti oleh beberapa
belajar dengan cara yane tidak sejalan
iliniiwan Jepang sejak tahun 1930-an.
denpan gaya belajat mereka (Gunawan. diantarauyaadalah Fumkaz'a Takeji.
g-1-?1 ? -1-1L' -20.

JURNAL TEKNOLOG[ LABORATORIUM


(www.teknoIab)o urnal com)
Vol.5. No.2. September 2016, pp. 4 9 - 5^
ISSN: 2338 - 5634 ( print)

Pemeriksaan Golongan Darah Sistem ABO Metode


Slide dengan Reagen Serum Golongan Darah A, B, O
Anita Oktari'*. Nida Daeninur Silvia ’ P n*N
'Sekolah Tinggi Analis B akti Asih Bandu ng
JI. Padasuka Atas No. 233 Bandung 40192. +e Ip. 022-7203733
”e-mail: nio80zahra@gmaiI.com

Abstrak
Pemeriksaan golongan darah slandar oilak ukan menggunakan reagen golo ngan darah
yang seoenarn ya k urang ekonom is. Penelilian ini bertuj uan untuk mengetah ui apak ah
serum golongan darah dapat dijaai kan sebagai reagen golongan darah. Telah dil akukan
penelitian tentang antibodi yang ada ai dalam serum golongan darah A, B, dan 0. Serum
golongan aarah akan bereak si denga n antige n yang aa a di dal am darah. aitunjuk kan dengan
adanya
aglutJnasi. Metode penelitian bersifat ek sper imen yaitu dengan melakuk an pemeriksaan ,

? g-1-?17 -1-1?' -TO.

1. Pendahuluan
Darah merupakan cairan tubuh yang berwarna merah dan terdapat di dalam
sislem peredaran darah tertutup dan sang at penting untuk kelangsung an hidup
manusia. Darah berfungsi memasukkan oksigen dan bahan makanan keseluruh tubuh
serta mengambil karbon dioksida dan metabolik dari jaringan. Mengetahui golongan
darah seseorang sangat penting di ketahui untuk kepentingan medis yaitu salah
satunya untuk transfusi [1].
Secara umum darah memilik i 4 golongan yaitu golongan darah A dimana
golongan darah A mempunyai antigen A dan anti - B, golongan darah B yaitu
golongan darah yang memiliki antigen B dan anti — A, golongan darah 0 golongan
darah yang memiliki antibodi tetapi tidak memiliki antigen, dan g olongan darah AB
golongan darah yang memiliki antigen tetapi tidak memiliki antibodi [2].

Peme titsaon Golongon Da roh Sistem ABO téetode Slide (Anita Oktari2

JURNAL TEKNOLOGI LABORATORIUM

Anda mungkin juga menyukai