BIOLOGI UMUM
“GOLONGAN DARAH PADA MANUSIA”
OLEH :
NAMA : HILMA NURBAYANTI
NIM 170210104059
KELAS :B
KELOMPOK 3
NAMA ASISTEN : 1. LISTI ROHMATIKA
2. FERSTY ISNA K
II. TUJUAN
Mahasiswa dapat menjelaskan penggolongan darah manusia
Pada tahun 1901 Dr. Karl Landsteiner menemukan, bahwa sel-sel darah
merah (eritrosit) dari beberapa individu akan menggumpal (beraglutinasi) dalam
kelompok-kelompok yang dapat dilihat dengan mata telanjang, apabila dicampur
dengan serum dari beberapa orang, tetapi tidak dengan semua orang. Kemudian
diketahui bahwa dasar dari menggumpalnya eritrosit tadi adalah adanya reaksi
antigen antibodi. Apabila suatu substansi asing (disebut antigen) disuntikkan ke
dalam aliran darah dari seekor hewan akan akan mengakibatkan terbentuknya
antibodi tertentu yang akan bereaksi dengan antigen (Suryo, 2001: 345-346).
Sistem golongan darah pada manusia ada tiga macam, yaitu sistem ABO,
sistem MN, dan sistem rhesus (Rh). Ketiga penggolongan darah tersebut
didasarkan atas kehadiran antigen(aglutinogen) tertentu dalam sel darah merahnya
dan zat anti (agglutinin). Menurut Breinstein (Jerman) dan Furuhata (Jepang),
golongan darah ini dikendalikan oleh sepasang gen.
Sistem rhesus pertama kali ditemukan pada jenis kera Macaca rhesus pada
tahun 1940 oleh K. Landsteiner dan Weiner. Pada jenis ini ditemukan antigen
rhesus pada eritrositnya. Sistem rhesus juga berlaku pada manusia karena antigen
rhesus juga dimiliki oleh manusia. Orang yang memiliki antigen rhesus
dinamakan rhesus positif (Rh+), sedangkan yang tidak memilkinya disebut rhesus
negatif (Rh-
). sistem ini dikendalikan oleh gen dengan alel Rh dan rh. Alel Rh bersifat
dominan terhadap alel rh.
Golongan darah ABO pada manusia merupakan satu contoh dari alel
berganda dari sebuah gen tunggal. Sehingga ada empat kemungkinan fenotip yaitu
A, B, AB atau O. Huruf-huruf ini menunjukkan dua karbohidrat, substansi A dan
substansi B, yang mungkin ditemukan pada permukaan sel darah merah. Sel darah
seseorang mungkin mempunyai sebuah substansi (tipe A atau B), kedua-duanya
(tipe AB , atau tidak sama sekali (tipe O). Golongan Rhesus negatif (Rh -)
ditemukan hampir 15% pada ras kulit putih, sedangkan pada ras Asia jarang
dijumpai kecuali terjadi perkawinan campuran dengan orang asing yang
bergolongan rhesus negatif. Pada wanita Rhesus negatif yang melahirkan bayi
pertama Rhesus positif, risiko terbentuknya antibodi sebesar 8%. Sedangkan pada
kehamilan berikutnya sebagai akibat sensitisitas pada kehamilan pertama sebesar
16%. Perbedaan rhesus dapat menimbulkan kondisi antirhesus atau penghancuran
sel darah merah, dalam kondisi tertentu dapat mengakibatkan kematian janin
dalam rahim atau gangguan kesehatan setelah lahir seperti anemia,
jaundice(penyakit kuning), pembengkakan hepar dan gagal jantung (Swastini,
2016: 69).
Menggumpal Menggumpal AB
Afina Aninnas
VI. PEMBAHASAN
Sel darah merah (eritrosit) merupakan bagian utama penyusun sel sel-sel
darah yang mengandung hemoglobin (Hb) yang menyebabkan darah berwarna
merah. Hemoglobin adalah suatu protein yang mengandung senyawa hemin (zat
besi). Serta hemoglobin juga mempunyai daya ikat terhadap O 2 dan CO2. Sel
darah merah (eritrosit) berbentuk bikonkav. Sel darah merah berguna untuk
mengikat gas pernapasan dan mengangkutnya ke atau dari jaringan.
Trombosit adalah bagian sel darah yang berperan dalam pembekuan darah.
Jika jaringan tubuh terlua, trombosit pada permukaan akan pecah dam
mengeluarkan enzim trombokinase. Enzim trombokinase akan mengubah protobin
menjadi trombin dengan bantuan ion Ca2+. Trombin adalah sebuah enzim yang
mengkatalis perubahan fibrinogen (protein plasma yang dapat larut dalam plasma
darah) menjadi fibrin (protein yang tidak dapat larut dalam plasma darah).
Pembentukkan benang-benang fibrin menyebabkan luka akan tertutup.
Ada empat macam golongan darah yaitu, A, B, AB, dan O. Dalam sistem
golongan darah terdapat dua macam zat sel darah A dan B, serta dua macam
plasma, yaitu anti A dan anti B. Golongan darah pada manusia diatur secara
genetic dan merupakan alel ganda. Saat ini, ditemukan system golongan darah
yaitu: golongan darah ABO, golongan darah rhesus, golongan darah MN.
Penggolongan darah pada manusia selain dengan sistem ABO, juga dapat
digolongkan berdasarkan sistem MN. Sistem ini sama halnya dengan sistem ABO,
apabila di dalam eritrosit seseorang terdapat antigen M maka golongan darah
orang tersebut disebut golongan darah M, apabila di dalam eritrosit seseorang
yang lain terdapat antigen N maka golongan darah orang tersebut disebut
golongan darah N, dan apabila sesorang yang lain lagi memiliki kedua antigen
tersebut (MN) maka orang tersebut bergolongan darah MN. Di dalam eritrosit,
antigen M dan N dikendalikan oleh sebuah gen yang memiliki alel ganda, yaitu
alel LM yang mengendalikan antigen M dan alel LN yang mengendalikan antigen
N. Pada penggolongan darah MN ini tidak terdapat dominansi antara alel LM dan
alel LN, artinya apabila seseorang memiliki kedua antigen tersebut (M dan N)
maka orang itu bergolongan darah MN.
Dalam praktikum kali ini kita mempelajari tentang golongan darah pada
manusia. Dengan sampel darah segar manusia yang diambil dari sukarelawan
kelas dan sampel yang telah diambil kemudian diuji dengan serum A dan serum
B. Dalam pengujian ini digunakan 4 sampel darah.
Sempel darah milik Eni Nurul Kurnia yang telah diketahui bergolongan
darah A diuji kembali menggunakan serum A dan B, hasilnya ternyata pada darah
yang diberi serum A mengalami penggumpalan sementara pada yang diberi serum
B tidak(larut). Hal ini diakibatkan karena golongan darah A di dalam sel darah
merahnya mengandung aglutinogen A dan pada plasmanya mengandung aglutinin
anti B.
Sampel darah milik Afina Aninnas yang telah diketahui bergolongan darah
AB diuji kembali dengan metode yang sama dengan sebelumnya. Hasilnya
menunjukan bahwa baik darah yang ditetesi dengan serum A maupun yang
ditetesi dengan serum B semuanya mengalami penggumpalan. Penggumpalan itu
terjadi karena darah mempunyai aglutinogen A dan aglutinogen B yang bereaksi
dengan antibodi (aglutinin) yang dikenal dengan anti A dan anti B tersebut.
Sampel darah milik Anggi Mulky Fransisca yang telah diketahui memiliki
golongan darah O juga diuji dengan metode yang sama. Dan hasil yang diperoleh
yaitu baik yang ditetesi serum A maupun serum B tidak mengalami
penggumpalan (larut).
VII. PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Induvidu yang golongan darahnya A, didalam sel darah merahnya
memiliki antigen A dan aglutinin B pada plasmanya. Individu yang
bergolongan darah B. Di dalam sel darah merahnya memiliki antigen B dan
pada plasmanya mengandung aglutinin A. Individu yang bergolongan darah
AB, sel darah merahnya memiliki antigen A dan B, tetapi dalam plasma
darahnya tidak memiliki aglutinin α dan Aglutinin β. Individu bergolongan
darah O, sel darah merahnya tidak memiliki antigen A dan B, hanya dalam
plasma darahnya memiliki aglutinin α dan aglutinin β.
7.2 Saran
Dalam praktikum uji golongan darah pada manusia ini, jangan sekali-
sekali menggunakan jarum yang telah digunakan oleh probandus lain. Karena
ditakutkan adanya penularan sebuah penyakit dari probandus sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Oktari, Anita dkk. 2016. Pemeriksaan Golongan Darah Sistem ABO Metode Slide Dengan
Reagen Serum Golongan darah A, B, O. Jurnal Teknologi Laboratorium. Vol. 5 No. 2:
49–50. Bandung: Sekolah Tinggi Analis Bakti Asih
Swastini, D.A dkk. 2016. Pemeriksaan Golongan Darah Rhesus Pelajar Kelas 5 Dan 6
Sekolah Dasar Di Desa Taro Kecamatan Tegallalang Gianyar. Jurnal Udayana
Mengabdi. Vol. 15 No. 1: 69. Bali: Universitas Udayana
Tenriawaru, E.P dkk. 2016. Analisis Korelasi Antara Golongan Darah Tipe ABO Dengan
Modalitas Dan Gaya Belajar Mahasiswa. Jurnal Dinamika. Vol. 7 No. 1: 42. Palopo:
Universitas Cokroaminoto Palopo
ABSTRAK
Penelitian iui bertujiiau uuhik mengetahui korelasi dau seberapa besar korelasi antara Golongan
dnrah ABO dengan niodalitas dan Maya belajar mahasiswa. Jenis penelitian adalah penelitian e.‹-
post f‹icto dengan inenganalisis liubunean anlar variabel. Popiilasi penelitian adalah ina1iasisu•a
Fakullas Saius Uiiiversitas Cokioamiuoto pada Semester Geuap Tahun Akadeiuik 2014/2015.
Teluiik peiiganibilau sampel yaihi acak strata untrik setiap tipe golongan darah. Data Golongan
itnrah diperoleh dengan tes golongan darah ABO, sedaiiakan data niodalitas dan gaya belajar
n oi B W a OO • t O O-
Abstrak
Pemeriksaan golongan darah slandar oilak ukan menggunakan reagen golo ngan darah
yang seoenarn ya k urang ekonom is. Penelilian ini bertuj uan untuk mengetah ui apak ah
serum golongan darah dapat dijaai kan sebagai reagen golongan darah. Telah dil akukan
penelitian tentang antibodi yang ada ai dalam serum golongan darah A, B, dan 0. Serum
golongan aarah akan bereak si denga n antige n yang aa a di dal am darah. aitunjuk kan dengan
adanya
aglutJnasi. Metode penelitian bersifat ek sper imen yaitu dengan melakuk an pemeriksaan ,
1. Pendahuluan
Darah merupakan cairan tubuh yang berwarna merah dan terdapat di dalam
sislem peredaran darah tertutup dan sang at penting untuk kelangsung an hidup
manusia. Darah berfungsi memasukkan oksigen dan bahan makanan keseluruh tubuh
serta mengambil karbon dioksida dan metabolik dari jaringan. Mengetahui golongan
darah seseorang sangat penting di ketahui untuk kepentingan medis yaitu salah
satunya untuk transfusi [1].
Secara umum darah memilik i 4 golongan yaitu golongan darah A dimana
golongan darah A mempunyai antigen A dan anti - B, golongan darah B yaitu
golongan darah yang memiliki antigen B dan anti — A, golongan darah 0 golongan
darah yang memiliki antibodi tetapi tidak memiliki antigen, dan g olongan darah AB
golongan darah yang memiliki antigen tetapi tidak memiliki antibodi [2].
Peme titsaon Golongon Da roh Sistem ABO téetode Slide (Anita Oktari2