Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

“PENGGOLONGAN DARAH PADA MANUSIA”

Anggota:
1. Adinata Firjatullah D
2. Agelina Cahyani
3. Ahmad Soffi Muzammil
4. Cintya Kartika Putri
5. Devi Amelia Putri
Pembimbing:
Dewi Aisyah S.pd

SMA NEGERI 1 SUKODADI


TAHUN PELAJARAN 2021-2022
BAB 1

I. JUDUL :
Golongan Darah Pada Manusia

II. LATAR BELAKANG


Genetika merupakan ilmu pengetahuan dasar bagi ilmu serapan, misalnya
pemuliaan tanaman dan hewan, masalah penyakit dan kelainan pada tubuhmanusia.
Beberapa istilah yang sering digunakan dalam bidang genetika iniseperti : gen,genotif,
fenotif, resesif, dominan, alel, homozigot, heterozigot,dan alel.Salah satu aspek yang
penting pada organisme hidup adalah kemampuannyauntuk melakukan reproduksi
dan dengan demikian dapat melestarikan jenisnya.
Pada organisme yang yang berbiak secara seksual, individu baruadalah hasil
kombinasi informasi genetik yang disumbangkan oleh dua gametyang berbeda yang
berasal dari kedua parentalnya.
Gen adalah zarah penentusifat individu yang terletak pada lokus tertentu pada
kromosom danmempunyai pasangan yang disebut alel.Dalam reproduksi genetatif,
sel-sel gamet yang terdiri atas sel telur dan selsperma yang berfungsi sebagai mata
rantai penghubung antara induk danketurunannya, yaitu sebagai pembawa sifat
keturunan. Sel telur dan sel spermamemberikan saham yang sama dalam mewariskan
sifat keturunan sifattersebut kepada keturunannya.Darah adalah cairan jaringan yang
dialirkan melalui pembuluh darah. Darahterdiri atas sel-sel merah (sel darah putih dan
sel darah merah), trombosit(keping darah),dan plasma darah. Ada beberapa sistem
penggolongan darah pada manusia, misalnya sistem ABO dan rhesus (Rh). Dasar
penggolongandarah adalah adanya aglutinogen (antigen) di dalam sel darah merah
danaglutinin (antibodi) di dalam plasma (serum). Aglutinogen adalah zat
yangdigumpalkan dan aglutinin adalah zat yang menggumpalkan.
Dr. Landsteiner merupakan penemu sistem ABO. Dalam sistem ABO,
adatidaknya antigen tipe A dan B di dalam sel darah merah menentukan
golongandarahseseorang. Sistem tersebut mengelompokkan darah manusia
menjadiempat golongan,yaitu, A, B, AB, dan O .Berdasarkan uraian diatas maka yang
melatarbelakangi praktikum ini adalahmengetahui tekhnik uji golongan darah dan
rhesus serta mengetahui bagaimana penurunan golongan darah dan rhesus terhadap
individu.

III. TUJUAN
Mengetahui cara uji golongan darah dan rhesus
Menentukan golongan darah seseorang

IV. MANFAAT
 Menambah keterampilan dan wawasan mahasiswa dalam mengujigolongan darah
pada seseorang
 Menambah wawasan mahasiswa dalam membedakan golongan darah A,B, AB,
dan O
 Dengan mengetahui golongan darah yang dimiliki, seseorang
dapatmenyumbangkan darahnya kepada yang membutuhkan
 Dengan mengetahui golongan darah, ketika seseorang melakukan
tranfusidarah tidak terjadi inkompatibilitas ABO yang dapat menyebabkan darah
menjadi lisis (menggumpal dan memisah menjadi cairan) dan berujung pada
kematian.

BAB 2

I. DASAR TEORI
Golongan darah adalah hasil dari pengelompokan darah berdasarkan ada atau
tidaknya substansi antigen pada permukaan sel darah merah (eritrosit). Antigen
tersebut dapat berupa karbohidrat, protein, glikoprotein, atau glikolipid. Golongan
darah manusia bersifat herediter, dan sangat tergantung pada golongan darah kedua
orang tua manusia yang bersangkutan. Saat ini sudah dikenal puluhan sistem
golongan darah, namun sistem yang paling umum dikenal di dunia hanya ada
beberapa. Di antaranya adalah sistem ABO yang diperkenalkan Karl Landsteiner
(1868-1943) pada tahun 1903, sistem Rhesus yang diperkenalkan Landsteiner juga
pada tahun 1937, dan sistem MNS (sekretor dan nonsekretor). Landsteiner mulanya
menemukan 3 golongan darah saja pada tahun 1900, yaitu A,B, dan O. Golongan AB
baru ditemukan 2 tahun kemudian, itu pun oleh Decastrello dan Sturli (bukan oleh
Landsteiner) (Anonim, 2012).
Orang dibagi atas beberapa golongan berhubungan dengan berbedanya
terdapat susunan protein darahnya. Protein memgang peranan untuk ini ialah antigen
dan agglutinin (antibody). Antigen, protein yang terdapat dalam eritrosit, agglutinin
dalam plasma. Agglutinin akan menyerang antigen darah segolongan orang tapi tidak
darah yang segolongan dengan dia. Agglutinin yang menyerang antigen itu
menyebabkan terjadinya penggumpalan (agglutinasi) (Yatim, 1987: 211-212).
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan antigen, berikut kombinasi
yang mungkin terjadi:
 Individu dengan A pada sel darah merahnya, memiliki anti B pada plasmanya.
 Individu dengan B pada sel darah merahnya, memiliki anti A pada plasmanya.
 Individu dengan A dan B pada sel darah merahnya, tidak memiliki anti A maupun
anti B pada plasmanya.
 Individu tidak terdapat zat A dan B pada sel darah merahnya, memiliki anti A
maupun anti B pada plasmanya (Tim Dosen Pembina, 2012: 24-25)
Sistem ABO yang sering digunakan yaitu ditemukan oleh K. Landsteiner,
menggolongkan darah manusia menjadi 4 macam diantaranya:
 Golongan darah A, yaitu apabila didalam sel darah merahnya mengandung
aglutinogen A dan serumnya dapat membuat agglutinin (beta).
 Golongan darah B, yaitu apabila didalam sel darah merahnya mengandung
aglutinogen B dan serumya dapat membuat agglutinin (alfa).
 Golongan darah AB, yaitu apabila didalam sel darah merahnya, mengandung
aglutinogen A dan aglutinogen B, tetapi anti serumnya tidak dapta membuat
agglutinin.
 Golongan darah O, yaitu apabila didalam sel darah merahnya tidak terdapat
aglutinogen, tetapi serumnya dapat membuat agglutinin alfa dan agglutinin beta
(Waluyo, 2010: 172-173).
Transfusi darah yaitu pemberian darah dari seseorang yang disebut donor
kepada seseorang yang membutuhkan darah yang disebut resipien (Kirana, 2009: 64).
Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi
transfuse imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan
kematian (Mustaqib, 2007). Golongan darah A tidak dapat memberikan darah pada
golongan darah B, dan sebaliknya, sebab bisa terjadi aglutinasi. Golongan darah O
hanya dapat menerima darah O saja, tetapi dapat memberikan kepada semua golongan
(donor universal). Golongan darah AB hanya dapat memberikan darahnya kepada
golongan darah AB saja, tetapi dapat menerima dari semua golongan (resipien
universal) (Waluyo, 2010: 173).
Jenis penggolongan darah lain, selain system ABO adalah sistem rhesus.
Rhesus adalah protein (antigen) yang terdapat pada permukaan sel darah merah.
Sistem penggolongan berdasarkan rhesus ini ditemukan oleh Landsteiner dan Wiener
tahun 1940. Disebut “rhesus” karena saat itu Landsteiner-Wiener melakukan riset
dengan menggunakan darah kera rhesus (Macaca mulatta), salah satu spesies kera
yang banyak dijumpai di India dan Cina. Mereka yang mempunyai faktor protein ini
disebut rhesus positif. Sedangkan yang tidak memiliki faktor protein ini disebut
rhesus negative (Prasetyo, 2012). Jenis penggolongan ini seringkali digabungkan
dengan penggolongan ABO. Golongan darah O+¿¿ adalah yang paling umum
dijumpai, meskipun pada daerah tertentu golongan A lebih dominan, dan ada pula
beberapa daerah dengan 80% populasi dengan golongan darah B. Kecocokan faktor
rhesus amat penting karena ketidakcocokan golongan. Misalnya donor dengna Rh+¿¿
sedangkan resipennya Rh−¿¿ dapat menyebabkan produksi antibody terhadap antigen
Rh(D) yang mengakibatkan hemolisis (Mustaqib, 2007).
Dalam system MNS orang dibagi atas berbagai jenis: MS, MNS, NS, Ms,
MNs, dan Ns. Disini juga hanya ada antigen pada eritrosit, tapi tak ada agglutin dalam
plasma (Yatim, 1987).

II. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN


29 NOVEMBER 2021 RUANG KELAS XI MIPA 5

III. ALAT DAN BAHAN


Alat: Bahan:
1. Blood lancet 1. Alkohol
2. Kaca obyek 2. Antiserum A
3. Tusuk gigi 3. Antiserum B
4. Kapas

IV. LANGKAH KERJA


1. Siapkan sebuah kaca obyek.
2. Bersihkan jari tengah bagian kiri menggunakan kapas yang telah dibasahi dengan
alkohol 70%
3. Tusuk jari menggunakan blood lance. Jika dirasa takut maka bisa minta tolong
ditusukkan oleh guru pembimbing atau teman yang bersedia.
4. Teteskan darah pada sisi kiri dan kanan gelas obyek. Sisi kiri nantinya untuk
serum A dan sisi kanan untuk serum B.
5. Teteskan antiserum A pada bagian kiri kaca. Dilanjutkan anti serum B pada sisi
kanan kaca.
6. Aduk menggunakan tusuk gigi. Ingat gunakan 2 sisi yang berbeda dari tusuk gigi
agar kedua sample darah tidak tercampur.
7. Ingat untuk melakukannya dengan hati hati agar tidak terjadi hal yang tak
diinginkan

V. HASIL PENGAMATAN
No. Nama Golongan Darah Antiserum A Antiserum B

Tidak Tidak
1 Adinata Firjatullah D O
Menggumpal Menggumpal

Tidak Tidak
2 Agelina Cahyani O
Menggumpal Menggumpal

3 Ahmad Soffi M O Tidak Tidak


Menggumpal Menggumpal
Tidak
4 Cintya Kartika P A Menggumpal
Menggumpal

Tidak Tidak
5 Devi Amelia P O
Menggumpal Menggumpal

Table 1.1
VI. PEMBAHASAN

Gambar 1.1
Hasil sample darah setelah ditetesi antiserum

Seperti yang dapat dilihat pada gambar 1.1 didapati bahwa untuk sample darah murid
nomer 1, 2, 3, dan 5 diidentifikasi memiliki golongan darah O sedangkan untuk murid
nomer 4 memiliki golongan darah A. Mengapa demikian?
Golongan darah O sendiri jika ditetesi menggunakan antiserum A maupun B tidak
akan menggumpal karena golongan darah O tidak memiliki Aglutinogen dan memiliki
Aglutinin α dan β. Oleh sebab itu golongan darah O dapat disebut donor universal
(Dapat menjadi pendonor untuk golongan darah A, B, A-B dan O).
Untuk sample darah murid nomer 4 ketika ditetesi dengan antiserum A sample darah
tersebut menggumpal karena untuk golongan darah A memiliki Aglutinogen A dan
Aglutinin β . dalam serum sendiri identik dengan Aglutinin, oleh karena itu golongan
darah A yang ditetesi dengan Antiserum A akan terjadi penggumpalan karena darah
akan menolak protein asing yang masuk dan membunuhnya lewat proses aglutinasi.

VII. PENUTUP
Kesimpulan
Penggolongan darah yang digunakan dalam praktikum ini adalah sistem ABO
dimana sistem ABO didasarkan pada aglutinogen dan agglutinin yang terdapat dalam
sel-sel darah. Dapat dikatakan bahwa golongan darah tergantung pada antigen-antigen
yang terdapat pada permukaan sel-sel darah merah. Dimana antigen ini akan bereaksi
dengan antiserum yang sesuai, sehingga dalam reaksi tersebut akan terjadi
penggumpalan dan penggumpalan inilah yang menjadi kunci utama penggolongan
darah pada manusia. Terdapat empat macam golongan darah pada sistem ABO, yaitu
golongan darah A, golongan darah B, golongan darah AB, dan golongan darah O.
Dikatakan golongan darah A jika mengalami penggumpalan saat ditetesi
serum anti A dan tidak menggumpal jika ditetesi serum anti B. Golongan darah B jika
mengalami penggumpalan saat ditetesi srum anti B dan tidak menggumpal saat
ditetesi serum anti A. Golongan darah AB jika mengalami penggumpalan saat ditetesi
serum anti A dan ditetesi serum anti B. Golongan darah O jika tidak mengalami
penggumpalan saat ditetesi serum anti A dan serum anti B. Hal ini terjadi karena
serum anti A bersifat menggumpalkan darah yang mengandung aglutinogen A dan
tidak mengandung aglutinogen B, sedangkan serum anti B bersifat menggumpalkan
darah yang mengandung aglutinogen B. Aglutinogen adalah antigen dalam eritrosit
yang membuat sel peka terhadap aglutinasi (penggumpalan darah), sedangkan
agglutinin adalah substansi dalam plasma darah yang menyebabkan aglutinasi

Saran-saran
Diharapkan kepada para praktikan agar memahami terlebih dahulu materi tentang apa
yang akan dipraktikumkan agar praktikum berjalan dengan lancar dan waktu yang digunakan
efisien. Dan diharapkan kerja sama antar kelompok praktikan saling di jaga serta di adakan
pembagian tugas setiap anggota kelompok agar tidak terjadi dominan kerja di salah satu
anggota dan agar setiap anggota dapat melaksanakan praktikum dengan baik.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Anonim. 2012. Golongan Darah 1. http://www.rhesusnegatif.com.
Kirana, Candra. 2009. Biologi. Klaten: Viva Pakarindo.
Mustaqib. 2007. Fisiologi 1: Sel Darah, Imunitas dan Pembekuan Darah. Jember:
Universitas Jember.
Prasetyo, Agustinus Hartono. 2012. Mengenal Resus Darah.
http://infosehat09hartonoprasetyo.wordpress.com.
Waluyo, Joko. 2010. BIOLOGI UMUM. Jember: Universitas Jember.
Yatim, Wildan. 1987. Biologi. Bandung: Tarsito.

IX. DOKUMENTASI

Gambar 1.2
Siswa tengah mengaduk sample darah
Setelah ditetesi antiserum
Gambar 1.3
Penetesan darah pada kaca obyek

Gambar 1.4
Proses penetesan antiserum
Pada sample darah

Gambar 1.5 Dan 1.6


Proses penusukan jari
menggunakan
Blood lance
Gambar 1.7
Suasana ketika proses pelaksanaan praktikum

Anda mungkin juga menyukai