Anda di halaman 1dari 10

HANDOUT

(Bahan Ajar Biologi)

Golongan Darah &


Transfusi Darah

Rizky Alfarizy, S.Pd.

Kelas

XI
Semester Ganjil
Bahan Ajar: Golongan Darah &Transfusi Darah

PENDAHULUAN

Bahan ajar ini berisi paparan materi tentang golongan darah dan transfusi darah yang
ditujukan untuk siswa. Materi golongan darah dan transfusi darah adalah bagian dari materi
sistem peredaran darah yang disampaikan pada mata pelajaran Biologi Kelas XI SMA
semester ganjil.
Materi yang dibahas dalam bahan ajar ini materi tentang golongan darah, transfusi
darah, dan uji golongan darah. Dalam bahan ajar ini dilengkapi dengan ilustrasi yang diambil
dari berbagai sumber dan info-info lainnya yang berkaitan dengan materi.
Kompetensi Dasar (KD) yang menjadi acuan pada bahan ajar ini adalah:
3.6 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem sirkulasi
dalam kaitannya dengan bioproses dan gangguan fungsi yang dapat terjadi pada
sistem sirkulasi manusia.
4.6 Menyajikan karya tulis tentang kelainan pada struktur dan fungsi darah, jantung,
pembuluh darah yang menyebabkan gangguan sistem sirkulasi manusia serta
kaitannya dengan teknologi melalui studi literatur.
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) yang menjadi acuan pada bahan ajar
ini adalah:
3.6.1 Menganalisis golongan darah sistem ABO dan sistem Rhesus.
3.6.2 Mengaitkan golongan darah sistem ABO dengan proses transfusi darah.
4.6.1 Menyajikan hasil analisis uji golongan darah.
Tujuan pembelajaran yang menjadi acuan pada bahan ajar ini adalah:
3.6.1.1 Peserta didik dapat menganalisis golongan darah sistem ABO dan sistem Rhesus
melalui praktikum, diskusi, dan studi literatur dengan benar.
3.6.2.1 Peserta didik dapat mengaitkan golongan darah sistem ABO dengan proses
transfusi darah melalui praktikum, diskusi, dan studi literatur dengan benar.
4.6.1.1 Peserta didik dapat menyajikan hasil analisis uji golongan darah melalui presentasi
dengan benar.

1
Bahan Ajar: Golongan Darah &Transfusi Darah

GOLONGAN DARAH & TRANSFUSI DARAH

A. Golongan Darah
Golongan darah dikelompokan berdasarkan ada atau tidak adanya zat antigen
warisan pada permukaan membran sel darah merah. Hal ini disebabkan karena adanya
perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah
tersebut. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan
sistem ABO dan sistem Rhesus (faktor Rh) yang ditemukan oleh Ilmuwan asal Austria,
Karl Landsteiner (Gambar 1.1). Kedua sistem ini dapat sangat membantu jika Anda ingin
melakukan transfusi darah.

Gambar 1.1 Karl Landsteiner, tokoh penemu penggolongan darah sistem ABO dan sistem Rhesus.
(Sumber: Rogers, 2011)

1. Penggolongan Darah Sistem ABO

Golongan darah seseorang ditentukan berdasarkan ada atau tidaknya zat antigen
pada sel darah merah dan plasma darah. Antigen berfungsi seperti tanda pengenalan
sel tubuh Anda. Ini supaya tubuh bisa membedakan sel tubuh sendiri dari sel yang
berasal dari luar tubuh. Antigen yang menjadi pembeda golongan darah terletak pada
permukaan membran sel darah merah (Gambar 1.2). Hal ini disebabkan karena adanya
perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah
tersebut. Perbedaan jenis karbohidrat pada membran sel darah merah dapat diamati
pada gambar berikut. Jika sel dengan antigen yang berlawanan masuk ke dalam tubuh,
maka sistem kekebalan tubuh akan memulai perlawanan terhadap sel yang dianggap
asing tersebut dengan memproduksi antibodi atau aglutinin.

2
Bahan Ajar: Golongan Darah &Transfusi Darah
Gambar 1.2 Struktur Antigen yang membedakan golongan darah A, B, AB, dan O pada sistem ABO.
(Sumber: Cherney, 2019)

Karl Landsteiner berhasil menemukan 3 dari 4 golongan darah (yang kemudian


disebut sistem ABO) dengan cara memeriksa golongan darah beberapa teman sekerjanya.
Percobaan sederhana itu dilakukan dengan mereaksikan sel darah merah dengan serum
dari para donor. Hasil percobaan itu menghasilkan dua macam reaksi (menjadi dasar
antigen A dan B, dikenal dengan golongan darah A dan B), dan satu macam tanpa reaksi
(tidak memiliki antigen, dikenal dengan golongan darah O). Kesimpulannya, ada dua
macam antigen A dan B di dalam sel darah merah yang disebut golongan A dan B, atau
sama sekali tidak ada reaksi yang disebut golongan O.
Kemudian, Alfred Von Decastello dan Adriano Sturli, kolega Landsteiner menemukan
golongan darah AB. Pada golongan darah AB, kedua antigen A dan B ditemukan secara
bersamaan pada sel darah merah, sedangkan pada serum tidak ditemukan antibodi. Saat
ini secara mudah golongan darah dapat diketahui melalui pengujian golongan darah
menggunakan serum anti-A (antibodi/agglutinin a/α). Diagram pada Gambar 1.3 dan
Tabel 1.1 berikut menunjukkan hasil pengujian golongan darah. Hasil pengujian
didasarkan pada reaksi antigen/aglutinogen dan antibodi yang sesuai. Jika keduanya
bertemu maka akan terjadi reaksi penggumpalan/aglutinasi sehingga menunjukkan
perubahan terdapatnya gumpalan-gumpalan kecil darah, sehingga terlihat berbintik-bintik
secara visual. Adapun karakteristik antigen dan antibodi dalam golongan darah ABO
seperti yang ditunjukkan Gambar 1.4

Gambar 1.3 Diagram hasil pengujian golongan darah dengan penambahan serum anti-A dan anti-B.
(Sumber: Setiadi, 2020)

3
Bahan Ajar: Golongan Darah &Transfusi Darah
Gambar 1.4. Karakteristik Antigen dan Antibodi dalam Golongan Darah ABO
(Sumber: Stanley, 2009)
Tabel 1.1 Tabel Golongan Darah Tipe ABO
Golongan Aglutinogen/ Antigen Aglutinin/ Antibodi
Darah dalam eritrosit dalam plasma darah
A A β (b)
B B α (a)
AB A dan B Tidak ada
O Tidak ada α (a) dan β (b)
(Sumber: Setiadi, 2020)

2. Penggolongan Darah Sistem Rhesus

Sistem golongan darah Rhesus ditemukan pada tahun 1939-1940 oleh K.


Landsteiner dan A.S. Wiener. Saat itu mereka melihat bahwa injeksi yang dilakukan dari
monyet rhesus (Rhesus macaccus) ke kelinci menyebabkan reaksi dengan sebagian
besar sel darah merah manusia. Tidak jauh dari sistem A B O, golongan darah Rhesus
ini juga menggolongkan darah seseorang berdasarkan adanya antigen tertentu dalam
darah. Antigen yang digunakan untuk menggolongkan darah berdasarkan Rhesus
disebut sebagai antigen D. Sederhananya, jika seseorang memiliki antigen D dalam
darahnya, ia termasuk Rhesus positif (Rh+). Sebaliknya, jika seseorang tidak memiliki
antigen D, ia termasuk Rhesus negatif (Rh-).
Orang dengan Rh- tidak akan membentuk antibodi anti-D kecuali ia telah terkena
antigen D. Untuk alasan ini, individu Rh- harus diberikan darah hanya dari darah Rh-
ketika ditransfusi. Jika diberikan darah Rh+, maka akan merangsang produksi antibodi
anti-D. Reaksi transfusi tidak akan terjadi pada transfusi pertama, karena butuh waktu
bagi tubuh untuk membuat antibodi anti-D. Namun, setelah transfusi kedua dari darah
Rh+, antibodi dalam plasma penerima akan bereaksi dengan antigen pada eritrosit dari
darah yang disumbangkan. Reaksi ini dapat menyebabkan kematian pasien.
Masalah yang sama terjadi pada eritroblastosis fetalis (penyakit hemolitik pada bayi
baru lahir), yaitu kelainan darah pada bayi baru lahir yang disebabkan penghancuran
eritrosit janin oleh antibodi maternal. Ketika seorang wanita dengan darah Rh- hamil
anak pertama dengan Rh+, beberapa eritrosit Rh+ mungkin secara tidak sengaja masuk
ke darah ibu karena rusaknya pembuluh darah plasenta. Hal ini paling sering terjadi
selama persalinan. Pengenalan eritrosit janin (Rh+) dengan antigen D memicu
penumpukan antibodi anti-D dalam darah ibunya. Penumpukan berjalan lambat, tapi ibu
telah menjadi peka terhadap antigen D. Eritroblastosis fetalis dapat berkembang pada
kehamilan berikutnya dengan janin Rh+ karena antibodi anti D dalam darah ibu mudah
melewati plasenta masuk ke dalam darah janin dan menggumpalkan eritrosit janin . Jika
sejumlah besar eritrosit menggumpal dan hancur, kemampuan janin untuk mengangkut
oksigen menurun. Menanggapi konsentrasi oksigen menurun, jaringan pembentuk darah
janin meningkatkan produksi eritrosit. Dalam upaya untuk mempercepat menghasilkan
eritrosit, sejumlah besar sel darah merah yang belum matang disebut erythroblasts
dilepaskan ke dalam darah. Sel-sel yang belum dewasa ini tidak mampu membawa
oksigen seperti sel darah merah yang matang.
Penghancuran sejumlah besar eritrosit menghasilkan efek berbahaya lainnya.
Hemoglobin dibebaskan dari eritrosit dapat mengganggu fungsi normal ginjal dan dapat
menyebabkan gagal ginjal. Pemecahan hemoglobin dalam jumlah besar membentuk
kelebihan bilirubin, empedu pigmen kuning yang menghasilkan penyakit kuning.

4
Bahan Ajar: Golongan Darah &Transfusi Darah

Kekurangan oksigen dan konsentrasi bilirubin yang berlebihan dalam darah janin dapat
menyebabkan kerusakan otak pada bayi yang menderita.

Gambar 1.5. Ketidaksesuaian Rh dapat terjadi ketika seorang wanita Rh- hamil dengan bayi Rh+
jika wanita tersebut sebelumnya telah terkena Rh+
(Sumber: Goodenough & McGuire, 2012)

B. Uji Golongan Darah


Pemeriksaan golongan darah ABO dilakukan untuk menentukan jenis golongan
darah pada manusia. Menurut Oktari & Silvia (2016), penentuan golongan darah ABO
pada umumnya dengan menggunakan metode Slide. Metode ini didasarkan pada prinsip
reaksi antara aglutinogen (antigen) pada permukaan eritrosit dengan aglutinin yang
terdapat dalam serum/plasma yang membentuk aglutinasi atau gumpalan. Metode slide
merupakan salah satu metode yang sederhana, cepat dan mudah untuk pemeriksaan
golongan darah.
Adapun alat dan bahan serta cara kerjanya sebagai berikut:
1. Alat dan Bahan
a. Blood lancet lengkap dengan jarumnya (1),
b. Kapas yang sudah dibasahi alcohol (2),
c. Serum anti A, Serum anti B, dan (3)
d. Serum anti Rhesus (4)
e. Kaca benda (degglass)
f. Tusuk gigi untuk mengaduk darah tester.

Gambar 2.1 Alat dan bahan uji golongan darah


(Sumber: https://m-edukasi.kemdikbud.go.id/)

2. Cara Kerja

5
Bahan Ajar: Golongan Darah &Transfusi Darah

a. Ambil blood lancet yang telah diisikan jarum steril. Atur


tekanan pegas pada angka 5.
b. Ambil kapas basah alkohol, peras, dan bersihkan jari
tengah tangan kiri untuk diambil darahnya.
c. Teteskan darah pada degglas di tiga titik.
d. Teteskan pada masing-masing titik tetes darah dengan
serum Anti A, Serum Anti B dan Serum Anti Rhesus.
e. Aduk dengan tusuk gigi yang berbeda.
f. Jika menggumpal semua maka darah tersebut bergolongan AB, Rh+.
Informasi!

Jika di sekolah kalian tidak terdapat alat dan bahan untuk uji golongan darah,
kalian juga bisa men-download aplikasi Virtual Lab Golongan Darah (V-Lab
GDM) yang ada di playstore. Berikut ini linknya:
(https://play.google.com/store/apps/details?id=com.belajarku.VLab_GDM).
Di aplikasi tersebut kalian bisa melakukan simulasi uji golongan darah secara
virtual.

Gambar 2.2 Tampilan praktikum virtual uji golongan darah melalui aplikasi V-Lab GDM
(Sumber: Dokumen Pribadi, 2022)

C. Transfusi Darah
Transfusi darah adalah pemberian darah dari satu orang ke orang lain, yang
kekekurangan satu atau lebih komponen darah. Orang yang menyumbangkan darahnya
disebut sebagai donor, sedangkan orang yang menerima darah dari orang lain disebut
sebagai resipien. Prosedur transfusi darah dapat dilakukan di fasilitas kesehatan
maupun pada kegiatan donor darah yang khusus diadakan untuk menambah jumlah
tabungan di dalam bank darah. Tidak hanya bermanfaat bagi penerima, transfuse darah
juga dapat memberikan manfaat kesehatan bagi pemberinya. Meski begitu, pendonor
darah juga tidak bisa menutup mata dari risiko yang mungkin muncul, termasuk
kemungkinan terjadinya penolakan oleh tubuh penerima. Gambar 3.1 memperlihatkan
gambaran seseorang yang sedang menjalani proses transfusi darah.

6
Bahan Ajar: Golongan Darah &Transfusi Darah

Gambar 3.1 Transfusi darah


(Sumber: https://www.cancer.gov/images/cdr/live/CDR755979-750.jpg)

Saat akan melakukan proses transfusi darah, hal yang perlu diperhatikan untuk
pendonor adalah aglutinogen/antigennya, sementara untuk penerima (resipien)
yang dilihat aglutinin/antibodi. Jika terjadi penggumpalan (aglutinasi), peristiwa yang
terjadi adalah aglutinogen/ antigen donor digumpalkan oleh aglutinin/antibodi resipien.
Berkaitan dengan kemampuan transfusi darahnya, golongan darah AB bersifat resipien
universal, artinya bisa menerima darah dari golongan darah manapun, sementara
golongan darah O bersifat donor universal, artinya bisa memberikan darahnya kepada
semua golongan darah tentunya dengan kesesuaian Rhesusnya. Untuk melihat lebih
jelas kemungkinan transfusi antar golongan darah berbeda dengan mempertimbangkan
sistem ABO dan faktor rhesus dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1 Kecocokan sel darah merah pendonor dan penerima

(Sumber: Setiadi, 2020)

RANGKUMAN

1. Golongan darah ditentukan oleh antigen pada permukaan eritrosit.

2. Antibodi dapat mengikat antigen eritrosit, yang mengakibatkan aglutinasi dan hemolisis
sel darah merah.

3. Golongan darah A memiliki antigen A, golongan darah B memiliki antigen B, tipe AB


darah memiliki antigen A dan B, dan golongan darah O tidak memiliki antigen A atau B.

4. Darah Rh+ memiliki antigen Rh tertentu (antigen D), sedangkan darah Rh- negatif tidak.

5. Antibodi terhadap antigen Rh diproduksi oleh orang Rh-negatif ketika orang terkena
darah Rh+.

7
Bahan Ajar: Golongan Darah &Transfusi Darah

6. Rh golongan darah bertanggung jawab untuk penyakit hemolitik pada bayi baru lahir.

LATIHAN SOAL

Perhatikan hasil uji test golongan darah berikut!

1. Berdasarkan hasil uji golongan darah tersebut, tentukan golongan darah pasien A, B,
C, dan D!
Pasien A
Pasien B
Pasien C
Pasien D
2. Manakah yang hanya dapat menerima darah dari satu golongan saja?

3. Manakah pasien yang dapat mendonorkan darahnya ke semua pasien yang ada?

4. Pasien manakah yang disebut resipien universal?

REFLEKSI

Materi yang kalian pelajari dalam bahan ajar ini merupakan konsep dasar/esensial tentang
golongan darah dan transfusi darah. Untuk kajian lebih lanjut yang dapat kalian pelajari lebih
dalam lagi dengan memanfaatkan sumber belajar yang lain (textbook, buku elektronik,
artikel ilmiah, internet, dan lain-lain.) Untuk itu, silakan mengeksplorasi referensi lain selain
yang dituliskan dalam daftar pustaka.

8
Bahan Ajar: Golongan Darah &Transfusi Darah

DAFTAR PUSTAKA

Cherney, R. 2019. Transforming Blood Transfusions, (Online),


(http://www.thepipettepen.com/transforming-blood-transfusions/), diakses 23
September 2022.

Goodenough, J. & McGuire, B. 2012. Biology of Humans, Concept, Aplication and Issue
(edisi 4). San Fransisco: Benjamin Cumings.

Oktaria, A. & Silvia, N. D. 2016. Pemeriksaan Golongan Darah Sistem ABO Metode Slide
dengan Reagen Serum Golongan Darah A, B, O. Jurnal Teknologi Laboratorium, 5
(2): 49-54.

Rogers, K. 2011. The Human Body: Blood Physiology and Circulation. New York: Britannica
Educational Publishing.

Setiadi, H. 2020. Sistem Peredaran Darah. Bandung: SEAMEO QITEP in Science.

Stanley, E. G. 2009. Anatomy & Physiology with Integrated Guide. Boston: McGraw Hill
Education.

https://m-edukasi.kemdikbud.go.id/medukasi/produk-
files/kontenkm/km2016/KM201615/materi4.html, (Online), diakses pada 23
September 2022.

https://www.cancer.gov/images/cdr/live/CDR755979-750.jpg, (Online), diakses pada 23


September 2022.

https://www.youtube.com/watch?v=7520xwxY4_4&t=4s, (Online), diakses pada 23


September 2022.

Anda mungkin juga menyukai