Anda di halaman 1dari 8

GOLONGAN DARAH (SISTEM ABO, SISTEM MN)

KELOMPOK B
AGUSTINA WIDYA NINGSIH
SILVANA ADHARI SYARLI
SRI NUR FADHILAH
JIHAN NABILAH
ASIH YUNIARTI
ASYKAR NAIM AZHAR
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti- natikan syafa'atnya di akhirat nanti. Penulis mengucapkan
syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik
maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah
dengan judul "GOLONGAN DARAH, SISTEM ABO , MN DAN RH) Penulis tentu
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat
kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang mendukung dari pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi perkembangan
pendidikan

Bangko, 24 Januari 2024

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Golongan darah adalah ilmu pengklasifikasian darah dari suatu kelompok berdasarkan ada
atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan membran sel darah merah. Hal ini
disebabkan karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran
sel darah merah tersebut. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah
penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis
antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Kali ini dalam
pembelajaran kita akan membahas tentang macam macam pengklasifikasian penggolongan
darah yaitu sistem ABO, sistem MN dan sistem Rhesus. Hal ini agar kita dapat mempelajari
macam macam penggolongan darah tersebut

B. RUMUSAN MASALAH
1. Ada berapa macam pengklasifikasian penggolongan darah pada manusia?
2. Antigen apa yang terdapat pada golongan darah

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui macam macam sistem penggolongan darah
2. Untuk mengetahui antigen dan antibodi yang terdapat pada masing masing golobgan
darah
BAB II
PEMBAHASAN

1. GOLONGAN DARAH

Golongan darah merupakan sistem pengelompokkan darah yang didasarkan pada jenis
antigen yang dimilikinya. Golongan darah secara umum terbagi menjadi empat golongan
darah yaitu A,B,O dan AB (Rahman et al., 2019). Sistem ini merupakan salah satu yang
paling penting dari semua golongan darah pada transfusi. Pengklasifikasian golongan darah
ditentukan berdasarkan ada atau tidaknya zat antigen pada permukaan membran sel darah
merah. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada
permukaan membran sel darah merah tersebut. Darah memiliki antigen dan antibodi dimana
antigen berada pada sel-sel darah merah dan antibodi berada dalam serum
Sekitar 80% individu memiliki kemampuan untuk mensekresikan antigen ABH ke cairan
tubuh lainnya seperti urin dan saliva dengan dikontrol secara genetis melalui gen sekretor.
Sekitar 20% individu tidak memiliki kemampuan untuk mensekresikan antigen yang identik
dengan sel darah merah ke seluruh cairan tubuh . Perbedaan mendasar antara sekretor dan
non sekretor adalah komponen kualitatif dan kuantitatif dari saliva, lendir, dan sekresi tubuh
lainnya
Pemeriksaan golongan darah mempunyai berbagai manfaat dan mempersingkat waktu
dalam identifikasi. Golongan darah penting untuk diketahui dalam hal kepentingan transfusi,
donor yang tepat serta identifikasi pada kasus kedokteran forensik seperti identifikasi pada
beberapa kasus kriminal (Azmielvita, 2009). Pemeriksaan golongan darah ABO dilakukan
untuk menentukan jenis golongan darah pada manusia. Penentuan golongan darah ABO pada
umumnya dengan menggunakan metode slide. Metode slide merupakan salah satu metode
yang sederhana, cepat dan mudah untuk pemeriksaan golongan darah (Chandra, 2008).
Pemeriksaan golongan darah untuk mendeteksi keberadaan antigen di permukaan membran
sel darah merah dengan cara mereaksikan darah manusia dengan anti-sera A dan antisera B
Penggunaan serum untuk pemeriksaan golongan darah sebenarnya jarang dilakukan,
karena biasanya pemeriksaan golongan darah sistem ABO menggunakan reagen antisera.
Pada prinsipnya pemeriksaan golongan darah yaitu antigen yang direaksikan dengan antibodi
yang sama maka akan terbentuk aglutinasi. Di dalam serum terdapat antibodi karena antibodi
golongan darah merupakan protein globulin yang bertanggung jawab sebagai komponen
kekebalan tubuh alamiah

A. SISTEM ABO

Golongan darah sistem ABO ditemukan oleh K. Landsteiner pada tahun 1901 Berdasarkan sistem
ABO dikenal empat macam golongan darah, yaitu golongan darah A, B, AB, dan O. Golongan darah
tersebut ditentukan oleh alel ganda,
Golongan darah ABO pada manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang
terkandung dalam darahnya.
Berikut adalah penjelasan mendetail mengenai karakteristik golongan darah dalam kedua
sistem tersebut
1. A
Pada golongan darah A, antigen A hadir pada permukaan sel darah merah, sedangkan
antibodi terhadap antigen B ada dalam plasma darah. Seseorang dengan golongan
darah ini bisa menerima donor dari tipe darah A atau O saja.
2. B
Pada golongan darah B, antigen B ada pada permukaan sel darah merah, sedangkan
antibodi terhadap antigen A terdapat dalam plasma darah. Pemilik golongan darah B
bisa menerima donor dari golongan darah B atau O, namun tidak cocok dengan darah
golongan A atau AB
3. O
Pada golongan darah O, tidak ada antigen A atau B pada permukaan sel darah merah,
namun terdapat antibodi terhadap antigen A dan B dalam plasma darah. Pemilik tipe
darah ini bisa menerima donor dari golongan darah O saja.

Darah itu terdiri dari dua komponen, yaitu sel-sel (antara lain eritrosit dan leukosit) dan
cairan (plasma). Plasma dikurangi fibrinogen (protein untuk pembekuan darah) merupakan
serum. Dalam abad ke 18 pada waktu mulai dilakukan transfuse darah, terjadilah kematian
pada resipien tanpa diketahui sebabnya. Akan tetapi Dr. Karl Landsteiner dalam tahun 1901
menemukan bahwa sel-sel darah merah dari beberapa individu akan menggumpal
(beraglutinasi) dalam kelompok-kelompok yang dapat dilihat dengan mata telanjang, apabila
dicampur dengan serum beberapa orang, tetapi tidak dengan semua orang. Selanjutnya, telah
diketahui bahwa dasar dari penggumpalan eritrosit tersebut dikarenakan adanya reaksi
antigen-antibodi (Suryo, 1997).
Sesorang dapat membentuk salah satu atau dua antibodi itu atau sama sekali tidak
membentuknya. Demikian pula dengan antigennya. Dua antigen itu disebut antigen-A dan
antigen-B, sedangkan dua antibody itu disebut anti-A dan anti-B (suryo, 1997).

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa orang yang memiliki antigen-A tidak memiliki
anti-A, melainkan anti-B. Orang yang memiliki antigen-B memiliki anti-A. Jika antigen-A
bertemu dengan anti-A, demikian pula antigen-B bertemu dengan anti-B, sel-sel darah merah
menggumpal (beragglutinasi) dan mengakibatkan kematian. Orang yang tidak memiliki
antigen-A maupun antigen-B dalam eritrositnya dinyatakan bergolongan darah O dan serum
darahnya mengandung anti-A dan anti-B. sebaliknya, bila serum darah tidak mengandung
antibodi sama sekali, maka eritrosit mengandung antigen-A dan antigen-B. Orang demikian
dinyatakan masuk golongan darah AB (Suryo, 1997).

B. SISTEM MN

Penggolongan darah sistem MN didasari pada penemuan dua macam antigen yang disebut
dengan antigen M dan antigen N. Terdapat tiga macam penggolongan darah sistem MN, yaitu
golongan darah M, N, dan MN. Ketiga golongan darah tersebut tidak membentuk antibodi
yang disebut zat anti-M maupun anti-N. Zat anti-M dan anti-N didapat melalui serum tubuh
kelici, di mana mengandung antibodi yang disuntikkan ke tubuh manusia. Zat Anti-M dan zat
anti-N tersebut dapat menimbulkan penggumpalan. Oleh karena itu, penggolongan sistem
MN diuji dengan tes antiserum dari kelinci, sebagai berikut: Jika dites dengan antiserum
mengandung anti-M ditemukan adanya penggumpalan, sementara pada antiserum
mengandung anti-N tidak tidak penggumpalan, maka orang yang diujikan bergolongan darah
M. Jika dites dengan antiserum mengandung anti-N ditemukan adanya penggumpalan,
sementara pada antiserum yang mengandung anti-M tidak terjadi penggumpalan, maka orang
yang diujikan bergolongan darah N. Jika dites dengan antiserum mengandung anti-M dan
anti-N mengalami penggumpalan, maka orang yang diujikan bergolongan darah MN.
C. SISTEM RHESUS (RH)

Penggolongan darah sistem Rh didasarkan pada adanya antigen Rh yang terdapat dalam
eritrosit. Berdasarkan sistem Rh. golongan darah dibedakan menjadi golongan darah Rh
positif (disingkat Rh +) dan Rh negatif (disingkat Rh-). Orang dengan golongan darah Rh+
memiliki antigen Rh di dalam eritrositnya sehingga darahnya akan menggumpal jika diberi
antiserum yang mengandung antibodi Rh. Hal yang sebaliknya terjadi pada orang
bergolongan darah Rh- Antigen Rh ditentukan oleh gen R dan alelnya gen r. Gen R bersifat
dominan terhadap gen r. Orang bergolongan darah Rh + memiliki genotipe RR atau Rr,
sedangkan orang bergolongan darah Rh-memiliki genotipe rr.

Seperti halnya golongan darah sistem ABO, golongan darah sistem Rhesus memiliki arti
penting dalam transfusi darah karena adanya perusakan eritrosit jika antigen Rh bertemu
dengan anti-Rh. Di dalam plasma darah seseorang biasanya tidak terdapat zat antibodi atau
anti-Rh. Zat anti-Rh akan dibentuk jika tubuh seseorang mendapatkan darah dengan Rh yang
berbeda, misalnya melalui transfusi darah atau perkawinan. Orang yang memiliki Rh jika
mendapatkan transfusi darah dengan Rh +, di dalam serum darahnya akan segera dibentuk zat
anti-Rh. Zat anti-Rh ini akan merusak atau menggumpalkan eritrosit resipien. Dengan
demikian, orang berdarah Rh seharusnya mendapatkan donor darah dari orang berdarah Rh -
juga.
BAB III
KESIMPULAN

Golongan darah pada manusia ada empat, yaitu A. B, AB dan O. Seseorang dikatakan
bergolongan darah A. jika pada eritrositnya. mengandung aglutinogen A dan pada plasma
darahnya mengandung aglutinin B. Seseorang dikatakan bergolongan darah B. jika pada
eritrositnya mengandung aglutinogen B dan pada plasma darahnya mengandung aglutinin A.
Seseorang dikatakan bergolongan darah AB. jika pada eritrositnya mengandung
aglutinogenA dan B, sedang pada plasma darahnya tidak mengandung aglutinin A maupu B.
Seseorang dikatakan bergolongan darah O, jika pada eritrositnya tidak mengandung
aglutinogen A maupun B. sedang pada plasma darahnya mengandung aglutinin A dan B

Anda mungkin juga menyukai