Puji syukur yang kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Karena berkat
kemurahan-Nya makalah ini dapat penulis selesaikan. Dalam makalah ini penulis membahas
mengenai golongan darah.
Dalam proses pendalaman materi ini, tentunya penulis mendapat bimbingan, arahan, dan
pengetahuan, untuk itu rasa terima kasih yang mendalam kami ucapkan kepada :
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.
Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca pada umumnya
Penyusun
1
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I
Pendahuluan
2
BAB I
Pendahuluan
Darah mempunyai fungsi antara lain: mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh
tubuh, mengangkut karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru-paru, mengangkut sari-sari
makanan ke seluruh tubuh, mengangkut sisa-sisa sari makanan dari seluruh jaringan tubuh ke
alat-alat eksresi,mengangkut hormone dari kelenjar endokrin ke bagian tubuh tertentu,
mengangkut air untuk diedarkan ke seluruh tubuh, menjaga stabilitas tubuh dengan
memindahkan panas yang dihasilkan oleh alat-alat tubuh yang aktif ke alat-alat tubuh yang tidak
aktif, menjaga tubuh dari infeksi kuman dengan membentuk antibody (Abbas, 1997).
Golongan darah manusia terbagi menjadi 4 golongan, yaitu A, B, AB dan O. Dalam hal
ini di dalam eritrosit terdapat antigen dan aglutinogen, sedangkan dalam serumnya terkandung
zat anti yang disebut sebagai antibody dan agglutinin. Golongan darah manusia bersifat herediter
yang ditentukan oleh alel ganda. Sistem penggolongan darah yang umum dikenal dalam system
ABO.
Golongan darah ditentukan dari jenis zat dalam eritrosit dan aglutinin dalam plasma
darah, maka dari itu saya melakukan praktikum Penentuan Golongan Darah ini untuk mengetahui
cara penentuan golongan darah seseorang dan system pewarisan golongan darah dari tetuanya
karena setiap orang berbeda golongan darahnya dan system pewarisan golongan darah dari tetua
juga berbeda.
3
1.2. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian golongan darah ?
b. Apa saja jenis golongan darah ?
c. Bagaimana kecocokan golongan darah ?
d. Apa pentingnya mengetahui golongan darah ?
4
Bab II
Isi
5
Penyebaran golongan darah A, B, O dan AB bervariasi di dunia tergantung populasi atau ras.
Salah satu pembelajaran menunjukkan distribusi golongan darah terhadap populasi yang
berbeda-beda.
A Antigen A Antibodi A
B Antigen B Antibodi B
Ibu/Ayah O A B AB
O O O, A O, B A, B
A O, A O, A O, A, B, AB A, B, AB
B O, B O,A,B,AB O,B A, B, AB
6
AB A, B A, B, AB A, B, AB A, B, AB
1. Reshus Faktor
Rh atau Rhesus (juga biasa disebut Rhesus Faktor) pertama sekali ditemukan pada tahun
1940 oleh Landsteiner dan Weiner. Dinamakan rhesus karena dalam riset digunakan darah kera
rhesus (Macaca mulatta), salah satu spesies kera yang paling banyak dijumpai di India dan Cina.
Pada sistem ABO, yang menentukan golongan darah adalah antigen A dan B, sedangkan
pada Rh faktor, golongan darah ditentukan adalah antigen Rh (dikenal juga sebagai antigen D).
Jika hasil tes darah di laboratorium seseorang dinyatakan tidak memiliki antigen Rh, maka
ia memiliki darah dengan Rh negatif (Rh-), sebaliknya bila ditemukan antigen Rh pada
pemeriksaan, maka ia memiliki darah dengan Rh positif (Rh+).
AB- O- A- B- AB-
A+ O- O+ A- A+
A- O- A+
7
O- O+ B- B+
B+
B- O- B-
O+ O- O+
O- O-
9
Alat dan Bahan :
Object Glass, Pengaduk
Suspensi sel eritrosit 10% donor
Serum anti-A biasanya berwarna biru atau hijau
Serum anti-B biasanya berwarna kuning
Serum anti-AB biasanya berwarna merah muda/tak berwarna
Serum anti-D (Rhesus) biasanya tidak berwarna / bening
Cara Kerja :
Meneteskan 1 tetes (±50 µl) anti-A, anti-B, anti-AB, dan anti-D pada objek glass
Memipet 50 µl suspensi sel 10% donor pada objek glass yang sudah diberi antisera
Mengaduk dengan batang pengaduk masing-masing campuran darah donor dengan
antisera dan menggoyang-goyangkan
Mengamati ada tidaknya aglutinasi secara makroskopis
Pembacaan hasil : Aglutinasi : ada antigen pada sel darah merah donor
Tidak aglutinasi : tidak ada antigen pada sel darah merah donor
2. Pemeriksaan Serum Typing
Tujuan : Untuk mengetahui golongan darah seseorang berdasakan antibodi yang terdapat di
dalam serum
Prinsip : Reaksi antigen-antibodi berupa penggumpalan (aglutinasi)
a. Metode Slide Test
Tujuan : Untuk mengkonfirmasi ulang golongan darah pendonor sebelum ditransfusikan
kepada pasien yang didasarkan pada antibodi pendonor
Alat dan Bahan :
Object Glass, Pengaduk, Serum donor
Suspensi sel A 10%
Suspensi sel B 10%
Suspensi sel O 10%
Cara Kerja :
Memipet 50 µl suspensi sel A 10%, suspensi sel B 10%, dan suspensi sel O 10% pada
objek glass
10
Memipet 50 µl serum donor ke objek glass yang telah diberi suspensi sel
Mengaduk dengan batang pengaduk masing-masing campuran darah donor dengan
antisera dan menggoyang-goyangkan
Mengamati ada tidaknya aglutinasi secara makroskopis
b. Metode Tube Test
Tujuan : Untuk mengkonfirmasi ulang golongan darah pendonor sebelum ditransfusikan
kepada pasien yang didasarkan pada antibodi pendonor
Alat dan Bahan :
Tabung reaksi dan rak, Mikropipet, Centrifuge
Serum donor
Suspensi sel A 5%
Suspensi sel B 5%
Suspensi sel O 5%
Cara Kerja :
Memipet 50 µl suspensi sel A 5%, suspensi sel B 5%,dan suspensi sel O 5% pada masing-
masing tabung
Memipet 50 µl serum donor ke tabung yang telah berisi suspensi sel dan
menghomogenkan
Mencentrifuge dengan kecepatan 1000 rpm selama 60 detik
Mengamati ada tidaknya aglutinasi secara makroskopis
Interpretasi Hasil Pembacaan Golongan Darah Cell Typing
Golongan Darah A : Aglutinasi pada sel B karena mempunyai antibody B
Golongan darah B : Aglutinasi pada sel A karena mempunyai antibody A
Golongan darah AB : Tidak terjadi karena tidak mempunyai antibody
Golongan darah O : Aglutinasi pada sel A dan sel B karena mempunyai antibody A dan B
12
Bab III
3.1. Pertanyaan
3.2. Jawaban
1. Rhesus darah seseorang tidak didasarkan pebedaan warna kulit karena yang
membentuk adanya rhesus negatif atau positif dikarenakan adanya perbedaan
kepemilikan antigen D pada sel darah seseorang. Umumnya orang Asia memiliki rhesus
positif dan luar Asia memiliki rhesus negatif menurut penelitian. Warna kulit orang Asia
ada yang hitam, coklat, putih, tetapi rhesusnya sama positif hal ini menandakan bahwa
warna kulit tidak mempengaruhi rhesus seseorang.
2. Secara genetik, rhesus positif dominan terhadap rhesus negatif. Anak dari pasangan beda
rhesus punya kemungkinan 50-100% berrhesus positif. Kemungkinan berrhesus negatif
hanya 0-50%. Artinya rhesus si anak lebih mungkin berbeda dengan si ibu.
Jika tidak cepat ditangani, perbedaan rhesus antara calon bayi dengan ibu ini akan
menimbulkan masalah. Lewat plasenta, rhesus darah janin akan masuk ke peredaran
darah si ibu. Selanjutnya ini akan menyebabkan tubuh si ibu memproduksi antirhesus.
Lewat plasenta juga, antirhesus ini akan melakukan serangan balik ke dalam peredaran
darah si calon bayi. Sel-sel darah merah si calon bayi akan dihancurkan. Pada kehamilan
permata, antirhesus mungkin hanya akan menyebabkan si bayi lahir kuning (karena
proses pemecahan sel darah merah menghasilkan bilirubin yang menyebabkan warna
kuning pada kulit).
Tapi pada kehamilan kedua, problemnya bisa menjadi fatal jika anak kedua juga memiliki
rhesus positif. Saat itu, kadar antirhesus ibu sedemikian tinggi, sehingga daya rusaknya
terhadap sel darah merah bayi juga hebat. Ini bisa menyebabkan janin mengalami
keguguran. Jika sebelum hamil si ibu sudah mengetahui rhesus darahnya, masalah
keguguran ini bisa dihindari. Sesudah melahirkan anak pertama, dan selama kehamilan
berikutnya, dokter akan memberikan obat khusus untuk menetralkan antirhesus darah si
ibu. Dengan terapi ini, anak kedua bisa diselamatkan.
13
Bab IV
Penutup
4 .1 Kesimpulan
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan
jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah
3.1. Saran
Adapun kritik dan saran akan kami terima demi kemajuan dari makalah ini sebagai
salah satu acuan untuk proses belajar mengajar baik dikampus maupun dilapangan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Elly, Nurrachmah, 2001, Nutrisi dalam keperawatan, CV Sagung Seto, Jakarta.
http://beruangmadusya.blogspot.com/2010/03/pemeriksaan-diagnostik.html
http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/05/konsep-dasar-asuhan-keperawatan-pada.html
JHPIEGO, 2003. Panduan Pengajaran Asuhan Kebidanan, Buku 5 Asuhan Bayi Baru