Anda di halaman 1dari 15

Kata Pengantar

Puji syukur yang kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Karena berkat
kemurahan-Nya makalah ini dapat penulis selesaikan. Dalam makalah ini penulis membahas
mengenai golongan darah.

Dalam proses pendalaman materi ini, tentunya penulis mendapat bimbingan, arahan, dan
pengetahuan, untuk itu rasa terima kasih yang mendalam kami ucapkan kepada :

 Ibu Dosen pembimbing mata kuliah Transfusi Darah


 Semua pihak yang telah memberikan masukan untuk makalah ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.

Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca pada umumnya

Mataram, 25 September 2015

Penyusun

1
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi

Bab I

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang..................................................................................................... 3


1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................... 4
1.3. Tujuan Penulisan ................................................................................................. 4
1.4. Manfaat Penulisan Makalah ............................................................................... 4
Bab II
Isi
2.1. Pengertian Golongan Darah............................................................................. ...5
2.2. Jenis Golongan Darah ......................................................................................... 6
2.3. Tabel Kecocokan Golongan Darah ...................................................................... 7
2.4. Pentingnya Mengetahui Golongan Darah .......................................................... 8
2.5 Pemeriksaan Golongan Darah...........................................................................9
Bab III
3.1 Pertanyaan......................................................................................................13
3.2 Jawaban..........................................................................................................13
Bab IV
Penutup
4.1. Kesimpulan........................................................................................................ 14
4.2. Saran ................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
Pendahuluan

1.1. Latar Belakang


Darah adalah cairan yang berwarna merah yang terdapat dalam pembuluh darah. Volume
darah manusia ± 7 % dari berat badan atau ± 5 liter untuk laki-laki dan 4,5 liter untuk perempuan.
Penyimpanan darah dapat dilakukan dengan memberikan natrium nisrat atau natrium oksalat,
karena garam-garam ini menyingkirkan ion-ion kalsium dari darah yang berperan yang berperan
penting dalam proses pembekuan darah (Subowo, 1992).

Darah mempunyai fungsi antara lain: mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh
tubuh, mengangkut karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru-paru, mengangkut sari-sari
makanan ke seluruh tubuh, mengangkut sisa-sisa sari makanan dari seluruh jaringan tubuh ke
alat-alat eksresi,mengangkut hormone dari kelenjar endokrin ke bagian tubuh tertentu,
mengangkut air untuk diedarkan ke seluruh tubuh, menjaga stabilitas tubuh dengan
memindahkan panas yang dihasilkan oleh alat-alat tubuh yang aktif ke alat-alat tubuh yang tidak
aktif, menjaga tubuh dari infeksi kuman dengan membentuk antibody (Abbas, 1997).

Golongan darah manusia terbagi menjadi 4 golongan, yaitu A, B, AB dan O. Dalam hal
ini di dalam eritrosit terdapat antigen dan aglutinogen, sedangkan dalam serumnya terkandung
zat anti yang disebut sebagai antibody dan agglutinin. Golongan darah manusia bersifat herediter
yang ditentukan oleh alel ganda. Sistem penggolongan darah yang umum dikenal dalam system
ABO.

Golongan darah ditentukan dari jenis zat dalam eritrosit dan aglutinin dalam plasma
darah, maka dari itu saya melakukan praktikum Penentuan Golongan Darah ini untuk mengetahui
cara penentuan golongan darah seseorang dan system pewarisan golongan darah dari tetuanya
karena setiap orang berbeda golongan darahnya dan system pewarisan golongan darah dari tetua
juga berbeda.

3
1.2. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian golongan darah ?
b. Apa saja jenis golongan darah ?
c. Bagaimana kecocokan golongan darah ?
d. Apa pentingnya mengetahui golongan darah ?

1.3. Tujuan Penulisan


a. Mengetahui pengertian golongan darah
b. Mengetahui jenis golongan darah
c. Mengetahui kecocokan golongan darah
d. Mengetahui pentingnya golongan darah

1.4. Manfaat Penulisan Makalah


a. Menambah kajian mengenai ilmu Transfusi Darah dalam mengetahui golongan darah
b. Mahasiswa dapat menyelesaikan tugas dari dosen pembimbing Transfusi Darah

4
Bab II
Isi

2.1. Pengertian Golongan Darah


Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan
jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Golongan darah
manusia ditentukan berdasarkan jenis antigendan antibodi yang terkandung dalam darahnya,
sebagai berikut:

 Gol. darah O-negatif dapat menerima golongan darah A terdapatantigen A pada


membran selnya => antibodi antigen B di serumdarahnya. Sehingga, gol.darah A-negatif
dapat menerima golongan darah A-negatif atau O-negatif.
 Golongan darah B terdapat antigen B pada permukaan sel darah merahnya => antibodi
antigen A di serum darahnya. Sehingga,gol.darah B-negatif hanya dapat menerima
golongan darah B-negatif atau O-negatif
 Golongan darah AB memiliki eritrosit antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi
antigen A maupun B. Sehingga,gol darah AB-positif dapat menerima darah
 Gol. darah ABO apapun disebut resipien universal. Namun,gol.darah AB-positif tidak
dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif golongan darah O memiliki
sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B.
Sehingga,golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya dengan golongan
darah ABO apapun dan disebut donor universaldarah dari sesama O-negatif.
 Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia, meskipun
di beberapa negara seperti Swedia danNorwegia, golongan darah A lebih dominan.
Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah AB
memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis yang
paling jarang dijumpai di dunia.

Ilmuwan Austria, Karl Landsteiner, memperoleh penghargaanNobel dalam bidang Fisiologi


dan Kedokteran pada tahun 1930 untuk jasanya menemukan cara penggolongan darah ABO.

5
Penyebaran golongan darah A, B, O dan AB bervariasi di dunia tergantung populasi atau ras.
Salah satu pembelajaran menunjukkan distribusi golongan darah terhadap populasi yang
berbeda-beda.

2.2. Jenis Golongan Darah


Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah
penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46
jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari
golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang
berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.
1. Sistem ABO
Karl Landsteiner, seorang ilmuwan asal Austria yang menemukan 3 dari 4 golongan
darah dalam sistem ABO pada tahun 1900 dengan cara memeriksa golongan darah beberapa
teman sekerjanya. Percobaan sederhana ini pun dilakukan dengan mereaksikan sel darah merah
dengan serum dari para donor.
Hasilnya adalah dua macam reaksi (menjadi dasar antigen A dan B, dikenal dengan
golongan darah A dan B) dan satu macam tanpa reaksi (tidak memiliki antigen, dikenal dengan
golongan darah O). Kesimpulannya ada dua macam antigen A dan B di sel darah merah yang
disebut golongan A dan B, atau sama sekali tidak ada reaksi yang disebut golongan O.Dalam
sistem ABO, golongan darah dibagi menjadi 4 golongan:

Golongan Sel Darah Merah Plasma

A Antigen A Antibodi A

B Antigen B Antibodi B

AB Antigen A & B Tidak ada antibodi

O Tidak ada antigen Antibodi Anti A & Anti B

Penyebaran golongan darah A, B, O dan AB bervariasi di dunia tergantung populasi atau


ras. Salah satu pembelajaran menunjukkan distribusi golongan darah terhadap populasi yang
berbeda-beda.
Tabel pewarisan golongan darah kepada anak

Ibu/Ayah O A B AB

O O O, A O, B A, B

A O, A O, A O, A, B, AB A, B, AB

B O, B O,A,B,AB O,B A, B, AB

6
AB A, B A, B, AB A, B, AB A, B, AB

1. Reshus Faktor
Rh atau Rhesus (juga biasa disebut Rhesus Faktor) pertama sekali ditemukan pada tahun
1940 oleh Landsteiner dan Weiner. Dinamakan rhesus karena dalam riset digunakan darah kera
rhesus (Macaca mulatta), salah satu spesies kera yang paling banyak dijumpai di India dan Cina.
Pada sistem ABO, yang menentukan golongan darah adalah antigen A dan B, sedangkan
pada Rh faktor, golongan darah ditentukan adalah antigen Rh (dikenal juga sebagai antigen D).
Jika hasil tes darah di laboratorium seseorang dinyatakan tidak memiliki antigen Rh, maka
ia memiliki darah dengan Rh negatif (Rh-), sebaliknya bila ditemukan antigen Rh pada
pemeriksaan, maka ia memiliki darah dengan Rh positif (Rh+).

2.3. Tabel Kecocokan Golongan Darah


Transfusi darah adalah proses menyalurkan darah atau produk berbasis darah dari satu
orang ke sistem peredaran orang lainnya. Transfusi darah berhubungan dengan kondisi medis
seperti kehilangan darah dalam jumlah besar disebabkan trauma, operasi, syok dan tidak
berfungsinya organ pembentuk sel darah merah.
Dalam transfusi darah, kecocokan antara darah donor (penyumbang) dan resipien
(penerima) adalah sangat penting. Darah donor dan resipien harus sesuai golongannya
berdasarkan sistem ABO dan Rhesus faktor.
Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi
imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian. Hemolisis adalah
penguraian sel darah merah dimana hemoglobin akan terpisah dari eritrosit.
Pemilik rhesus negatif tidak boleh ditransfusi dengan darah rhesus positif. Jika dua jenis
golongan darah ini saling bertemu, dipastikan akan terjadi perang. Sistem pertahanan tubuh
resipien (penerima donor) akan menganggap rhesus dari donor itu sebagai benda asing yang perlu
dilawan. Di dunia, pemilik darah rhesus negatif termasuk minoritas.
Tabel Kecocokan Golongan Darah

Gol Darah Resipien Donor harus

AB+ Golongan darah mana pun

AB- O- A- B- AB-

A+ O- O+ A- A+

A- O- A+

7
O- O+ B- B+
B+

B- O- B-

O+ O- O+

O- O-

2.4. Pentingnya Mengetahui Golongan Darah


Selain hemolisis, ada kelainan genetik lain yang juga mengintai ibu (serta bayi yang
tengah dikandung, bila kasus terjadi pada wanita atau ibu hamil). Terutama jika ibu berdarah
rhesus negatif sedangkan suami berdarah rhesus positif. Masalah ini biasanya terjadi pada
perkawinan antar bangsa.
Secara genetik, rhesus positif dominan terhadap rhesus negatif. Anak dari pasangan beda
rhesus punya kemungkinan 50-100% berrhesus positif. Kemungkinan berrhesus negatif hanya 0-
50%. Artinya rhesus si anak lebih mungkin berbeda dengan si ibu.
Jika tidak cepat ditangani, perbedaan rhesus antara calon bayi dengan ibu ini akan
menimbulkan masalah. Lewat plasenta, rhesus darah janin akan masuk ke peredaran darah si ibu.
Selanjutnya ini akan menyebabkan tubuh si ibu memproduksi antirhesus. Lewat plasenta juga,
antirhesus ini akan melakukan serangan balik ke dalam peredaran darah si calon bayi. Sel-sel
darah merah si calon bayi akan dihancurkan.
Pada kehamilan permata, antirhesus mungkin hanya akan menyebabkan si bayi lahir kuning
(karena proses pemecahan sel darah merah menghasilkan bilirubin yang menyebabkan warna
kuning pada kulit).
Tapi pada kehamilan kedua, problemnya bisa menjadi fatal jika anak kedua juga memiliki
rhesus positif. Saat itu, kadar antirhesus ibu sedemikian tinggi, sehingga daya rusaknya terhadap
sel darah merah bayi juga hebat. Ini bisa menyebabkan janin mengalami keguguran.
Jika sebelum hamil si ibu sudah mengetahui rhesus darahnya, masalah keguguran ini bisa
dihindari. Sesudah melahirkan anak pertama, dan selama kehamilan berikutnya, dokter akan
memberikan obat khusus untuk menetralkan antirhesus darah si ibu. Dengan terapi ini, anak
kedua bisa diselamatkan.
Untuk alasan tersebut maka dianjurkan bagi pasangan yang akan menikah untuk melakukan
pemeriksaan kesehatan pranikah (premarital health checkup) dan bagi ibu yang ingin memiliki
bayi dan atau yang telah dinyatakan positif hamil untuk segera memeriksa kesehatannya.
Namun, satu masalah yang tersisa adalah test laboratorium saat ini belum memungkinkan
untuk melihat perbedaan dengan lebih jelas antara genotip (Rh+/Rh-) dan (Rh+/Rh+), karena
keduanya menghasilkan Rhesus faktor yang sama yaitu Rh+.
8
2.5 Pemeriksaan Golongan Darah

1. Pemeriksaan Cell Typing


Tujuan : Untuk mengetahui golongan darah pendonor yang didasarkan pada antigen yang
terdapat di sel darah merah.
Prinsip : Reaksi antigen-antibodi berupa penggumpalan (aglutinasi)
a. Metode Slide Test dengan Menggunakan Darah Kapiler
Tujuan : Sebagai pemeriksaan awal untuk mengetahui golongan darah pendonor
Alat dan Bahan :
 Object Glass, Lancet, Pengaduk
 Darah Kapiler
 Serum anti-A biasanya berwarna biru atau hijau
 Serum anti-B biasanya berwarna kuning
 Serum anti-AB biasanya berwarna merah muda/tak berwarna
 Serum anti-D (Rhesus) biasanya tidak berwarna / bening
Cara Kerja :
 Menyiapkan reagen disuhu kamarMeneteskan 1 tetes (±50 µ) anti-A, anti-B, anti-AB,
dan anti-D pada objek glass
 Memijit-mijit ujung jari manis/tengah donor dan kemudian melakukan desinfeksi dengan
alkohol 70%
 Menusuk jari manis/tengah dengan posisi vertical, mengggunakan blood lancet
 Mengusap darah yang pertama kali keluar dari jari donor dengan kapas kering
 Meneteskan 1 tetes darah yang keluar pada objek glass yang sudah diberi antisera
 Mengaduk dengan batang pengaduk masing-masing campuran darah donor dengan
antisera dan menggoyang-goyangkan
 Mengamati ada tidaknya aglutinasi secara makroskopis

b. Metode Slide Test dengan Menggunakan Suspensi Sel 10%


Tujuan : Untuk konfirmasi ulang pemeriksaan golongan darah pendonor sebelum
ditransfusikan kepada pasien

9
Alat dan Bahan :
 Object Glass, Pengaduk
 Suspensi sel eritrosit 10% donor
 Serum anti-A biasanya berwarna biru atau hijau
 Serum anti-B biasanya berwarna kuning
 Serum anti-AB biasanya berwarna merah muda/tak berwarna
 Serum anti-D (Rhesus) biasanya tidak berwarna / bening
Cara Kerja :
 Meneteskan 1 tetes (±50 µl) anti-A, anti-B, anti-AB, dan anti-D pada objek glass
 Memipet 50 µl suspensi sel 10% donor pada objek glass yang sudah diberi antisera
 Mengaduk dengan batang pengaduk masing-masing campuran darah donor dengan
antisera dan menggoyang-goyangkan
 Mengamati ada tidaknya aglutinasi secara makroskopis
Pembacaan hasil : Aglutinasi : ada antigen pada sel darah merah donor
Tidak aglutinasi : tidak ada antigen pada sel darah merah donor
2. Pemeriksaan Serum Typing
Tujuan : Untuk mengetahui golongan darah seseorang berdasakan antibodi yang terdapat di
dalam serum
Prinsip : Reaksi antigen-antibodi berupa penggumpalan (aglutinasi)
a. Metode Slide Test
Tujuan : Untuk mengkonfirmasi ulang golongan darah pendonor sebelum ditransfusikan
kepada pasien yang didasarkan pada antibodi pendonor
Alat dan Bahan :
 Object Glass, Pengaduk, Serum donor
 Suspensi sel A 10%
 Suspensi sel B 10%
 Suspensi sel O 10%
Cara Kerja :
 Memipet 50 µl suspensi sel A 10%, suspensi sel B 10%, dan suspensi sel O 10% pada
objek glass

10
 Memipet 50 µl serum donor ke objek glass yang telah diberi suspensi sel
 Mengaduk dengan batang pengaduk masing-masing campuran darah donor dengan
antisera dan menggoyang-goyangkan
 Mengamati ada tidaknya aglutinasi secara makroskopis
b. Metode Tube Test
Tujuan : Untuk mengkonfirmasi ulang golongan darah pendonor sebelum ditransfusikan
kepada pasien yang didasarkan pada antibodi pendonor
Alat dan Bahan :
 Tabung reaksi dan rak, Mikropipet, Centrifuge
 Serum donor
 Suspensi sel A 5%
 Suspensi sel B 5%
 Suspensi sel O 5%
Cara Kerja :
 Memipet 50 µl suspensi sel A 5%, suspensi sel B 5%,dan suspensi sel O 5% pada masing-
masing tabung
 Memipet 50 µl serum donor ke tabung yang telah berisi suspensi sel dan
menghomogenkan
 Mencentrifuge dengan kecepatan 1000 rpm selama 60 detik
 Mengamati ada tidaknya aglutinasi secara makroskopis
Interpretasi Hasil Pembacaan Golongan Darah Cell Typing
Golongan Darah A : Aglutinasi pada sel B karena mempunyai antibody B
Golongan darah B : Aglutinasi pada sel A karena mempunyai antibody A
Golongan darah AB : Tidak terjadi karena tidak mempunyai antibody
Golongan darah O : Aglutinasi pada sel A dan sel B karena mempunyai antibody A dan B

3. Pemeriksaan Sederhana Golongan Darah Dan Rhesus


a. Persiapan
Persiapan penderita : tidak memerlukan persiapan khusus
Persiapan sample : Larutan sel darah merah yang akan diperiksa dari darah utuh
Prinsip : Reaksi antigen‑ antibodi berupa penggumpalan (aglutinasi)
11
Alat dan bahan :
 serum anti-A biasanya berwarna biru atau hijau,
 serum anti-B biasanya berwarna kuning,
 serum anti-AB biasanya berwarna merah muda/tak berwarna
 serum anti-D (Rhesus) biasanya tidak berwarma/bening
Pemeriksaan Cara Slide
 Pada sebuah kaca obyek (slide) teteskan 1 tetes serum anti A disebelah kiri, 1 tetes tetes
serum anti B ditengah, dan 1 tetes serum anti AB disebelah kanan.
 Pada kaca obyek yang lain teteskan 1 tetes serum anti-D (anti Rhesus) disebelah kiri dan
1 tetes serum yang akan diperiksa sebagai kontrol disebelah kanan.
 Pada masing‑ masing serum teteskan 2 tetes darah yang akan diperiksa, campurkan
dengan cara menggoyangkan kedepan dan kebelakang, sambil diamati adanya gumpalan
(aglutinasi) berupa titik-titik halus seperti pasir yang akan terjadi.
 Pengamatan dilakukan dalam waktu 2 menit setelah percampuran serum dan darah yang
akan diperiksa
 Kesalahan dapat terjadi dalam pembacaan secara kasat mata karena gumpalan yang
terjadi bisa sangat halus dan tidak terlihat, pastikan secara mikroskopi

12
Bab III
3.1. Pertanyaan

1. Apakah perbedaan golongan darah dipengaruhi oleh warna kulit ?


2. Bagaimana maksud dari contoh kasus pada slide tentang golongan darah rhesus?

3.2. Jawaban

1. Rhesus darah seseorang tidak didasarkan pebedaan warna kulit karena yang
membentuk adanya rhesus negatif atau positif dikarenakan adanya perbedaan
kepemilikan antigen D pada sel darah seseorang. Umumnya orang Asia memiliki rhesus
positif dan luar Asia memiliki rhesus negatif menurut penelitian. Warna kulit orang Asia
ada yang hitam, coklat, putih, tetapi rhesusnya sama positif hal ini menandakan bahwa
warna kulit tidak mempengaruhi rhesus seseorang.
2. Secara genetik, rhesus positif dominan terhadap rhesus negatif. Anak dari pasangan beda
rhesus punya kemungkinan 50-100% berrhesus positif. Kemungkinan berrhesus negatif
hanya 0-50%. Artinya rhesus si anak lebih mungkin berbeda dengan si ibu.
Jika tidak cepat ditangani, perbedaan rhesus antara calon bayi dengan ibu ini akan
menimbulkan masalah. Lewat plasenta, rhesus darah janin akan masuk ke peredaran
darah si ibu. Selanjutnya ini akan menyebabkan tubuh si ibu memproduksi antirhesus.
Lewat plasenta juga, antirhesus ini akan melakukan serangan balik ke dalam peredaran
darah si calon bayi. Sel-sel darah merah si calon bayi akan dihancurkan. Pada kehamilan
permata, antirhesus mungkin hanya akan menyebabkan si bayi lahir kuning (karena
proses pemecahan sel darah merah menghasilkan bilirubin yang menyebabkan warna
kuning pada kulit).
Tapi pada kehamilan kedua, problemnya bisa menjadi fatal jika anak kedua juga memiliki
rhesus positif. Saat itu, kadar antirhesus ibu sedemikian tinggi, sehingga daya rusaknya
terhadap sel darah merah bayi juga hebat. Ini bisa menyebabkan janin mengalami
keguguran. Jika sebelum hamil si ibu sudah mengetahui rhesus darahnya, masalah
keguguran ini bisa dihindari. Sesudah melahirkan anak pertama, dan selama kehamilan
berikutnya, dokter akan memberikan obat khusus untuk menetralkan antirhesus darah si
ibu. Dengan terapi ini, anak kedua bisa diselamatkan.

13
Bab IV
Penutup

4 .1 Kesimpulan

Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan
jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah

Penyebaran golongan darah A, B, O dan AB bervariasi di dunia tergantung populasi atau


ras. Salah satu pembelajaran menunjukkan distribusi golongan darah terhadap populasi yang
berbeda-beda. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah
penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46
jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi
darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis
yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.

3.1. Saran

Adapun kritik dan saran akan kami terima demi kemajuan dari makalah ini sebagai
salah satu acuan untuk proses belajar mengajar baik dikampus maupun dilapangan.

14
DAFTAR PUSTAKA
Elly, Nurrachmah, 2001, Nutrisi dalam keperawatan, CV Sagung Seto, Jakarta.

Engenderhealt. 2000. Infection Prevention, New York.

http://beruangmadusya.blogspot.com/2010/03/pemeriksaan-diagnostik.html

http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/05/konsep-dasar-asuhan-keperawatan-pada.html

JHPIEGO, 2003. Panduan Pengajaran Asuhan Kebidanan, Buku 5 Asuhan Bayi Baru

Lahir Jakarta. Pusdiknakes.

Anda mungkin juga menyukai