Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUMBIOLOGI UMUM

“GOLONGAN DARAH PADA MANUSIA”

Di susun oleh :
AISAH SALEHA NIS (212210002)
AULIA NURHASANAH NIS (212210004)
NASYWA NUR WULAN NIS (212210092)
RAPI KUSMAYADI NIS (212210135)
REVITA MAULIDIA NIS (212210029)
RIZKY SYARIF HIDAYATULLOH NIS (212210100)
WULAN YUNINGSIH NIS (212210106)

Kelas : XI-5
Jalan Raya Pacet No.188 Telp (0220 5950861) Ciparay
Kab. Bandung 40381
e-mail : sman1ciparay@telkom.net.id
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa karena dengan Rahmat,
karunia, serta taufik, dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan tentang praktikum
golongan darah ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Dan juga kami
berterimakasih kepada Bapak Drs. Agus suherlan. selaku Bapak guru Biologi yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kami. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah di susun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami minta maaf apabila terdapat kesalahan keta-kata yang kurang
dan kami memohon kritik dan saran yang Membangun demi kebaikan di masa depan.

Ciparay, November 2022

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan penelitian
1.4 Manfaat penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Darah
2.2 Golongan Darah
2.3 Pembagian golongan
2.4 Prinsip Dasar Penggolangan Darah
2.5 Pengertian Reagen Anti-sera
2.6 Pengertian serum
2.7 Antigen
2.8 Antibodi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan praktikum
B. Metedologi Praktikum
C. Hasil praktikum
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V KESIMPULAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Golongan darah merupakan sistem pengelompokkan darah yang didasarkan pada jenis antigen
yang dimilikinya. Antigen tersebut dapat berupa karbohidrat dan protein (Nadia et al, 2010).
Sistem penggolongan darah ABO pertama kali ditemukan oleh Karl Landsteiner pada tahun
1900 dengan mencampur eritrosit dan serum darah para stafnya. Dari percobaan tersebut,
Landsteiner menemukan 3 dari 4 jenis golongan darah dalam sistem ABO, yaitu A, B, O.
Golongan darah yang keempat, yaitu AB ditemukan pada tahun 1901 (Farhud et al, 2013).
Pemeriksaan golongan darah mempunyai berbagai manfaat dan mempersingkat waktu dalam
identifikasi. Golongan darah penting untuk diketahui dalam hal kepentingan transfusi, donor
yang tepat serta identifikasi pada kasus kedokteran forensik seperti identifikasi pada beberapa
kasus kriminal (Azmielvita, 2009). Pemeriksaan golongan darah ABO dilakukan untuk
menentukan jenis golongan darah pada manusia. Penetuan golongan darah ABO pada
umumnya dengan menggunakan metode slide. Metode slide merupakan salah satu metode yag
sederhana, cepat dan mudah untuk pemeriksaan golongan darah (Chandra, 2008). Pemeriksaan
golongan darah untuk mendeteksi keberadaan antigen di permukaan membran sel darah merah
dengan cara mereaksikan darah manusia dengan anti-sera A dan antisera B (Yuniar et al, 2014).
Penggunaan serum untuk pemeriksaan golongan darah sebenarnya jarang dilakukan, karena
biasanya pemeriksaan golongan darah sistem ABO menggunakan reagen antisera. Pada
prinsipnya pemeriksaan golongan darah yaitu antigen yang direaksikan dengan antibodi yang
sama maka akan terbentuk aglutinasi. Di dalam serum terdapat antibodi karena antibodi
golongan darah merupakan protein globulin yang bertanggung jawab sebagai komponen
kekebalan tubuh alamiah (Subrata, 2004). Golongan darah ABO pada manusia ditentukan
berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, yaitu golongan darah
A memiliki sel darah merah dengan antigen A dipermukaan eritrositnya dan menghasilkan
antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya, golongan darah B memiliki antigen B di
permukaan eritrositnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya,
golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B di permukaan
eritrositnya serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A dan antigen B di serum
darahnya, sedangkan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi
antibodi terhadap antigen A dan B dalam serum darahnya. (Nadia et al, 2010). Serum adalah
darah tanpa antikoagulan yang tertampung di tabung atau wadah jika dibiarkan selama 15 menit
akan mengalami proses pembekuan akibat terperasnya cairan dalam bekuan, kemudian
disentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 10-15 menit sehingga akan terbentuk tiga
bagian yaitu serum, buffycoat dan eritrosit (Widman, 2000). Dalam serum terdapat antibodi
untuk menghancurkan protein asing (antigen, artinya zat yang merangsang pembentukan zat
antibodi) yang masuk dalam tubuh (Pearce, 2008). golongan darah ABO metode slide pada
umumnya dengan menggunakan reagen Anti-sera, pada penelitian ini selain menggunakan
reagen Anti-sera juga dapat menggunakan serum yang nantinya akan dibedakan hasil
pemeriksaan golongan darahnya dengan menggunakan reagen Anti-sera.

Prinsip pemeriksaan golongan darah adalah reaksi antara antigen yang terdapat pada
permukaan eritrosit dengan reagen anti-sera anti A dan anti B, maka penelitian ini bertujuan
untuk melakukan pemeriksaan golongan darah menggunakan anti-sera A dan anti-sera B yang
diperoleh dari darah manusia yang mempunyai golongan darah A, golongan darah B dan
golongan darah O.

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan permasalahan yaitu apakah ada
perbedaan hasil pemeriksaan golongan darah sistem ABO menggunakan serum dan reagen
dengan metode slide.

1.3 Tujuan penelitian


1.3.1 Tujuan umum Mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil pemeriksaan golongan darah
sistem ABO menggunakan serum dan reagen dengan metode slide.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Mengetahui hasil aglutinasi pada pemeriksaan golongan darah dengan menggunakan reagen
anti-sera
2. Mengetahui hasil aglutinasi pada pemeriksaan golongan darah dengan menggunakan serum
golongan darah A, serum golongan darah B dan serum golongan darah O. Membandingkan
hasil pemeriksaan golongan darah menggunakan reagen antisera dengan serum golongan darah
A, serum golongan darah B dan serum golongan darah O.

1.4 Manfaat penelitian


Dari hasil penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat untuk :
1.4.1 Bagi penulis Menambah wawasan dan pengetahuan lebih dalam lagi tentang pembagian
golongan darah sistem ABO serta dapat mengetahui jenis antigen dan antibodi yang terkandung
dalam masing-masing golongan darah.
1.4.2 Bagi akademis Menambah sumber kepustakaan dan dapat menjadi referensi penelitian
selanjutnya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Darah
Darah merupakan satu-satunya jaringan dalam tubuh yang berupa fluida. Darah mentransport
oksigen dan zat-zat gizi ke jaringan dan membuang produk sisa seperti karbon dioksia. Darah
merupakan sampel yang sering diperiksa dilaboratorium rumah sakit (James et al, 2006).
Darah merupakan suspensi sel dan fragmen sitoplasma di dalam cairan yang disebut dengan
plasma. Secara keseluruhan darah dapat dianggap sebagai jaringan pengikat dalam arti luas
karena pada dasarnya terdiri atas unsur-unsur sel dan substasi intraseluler yang berbentuk
plasma (isnaeni, 2006). Keberadaan darah dalam tubuh mempunyai arti penting bagi
kehidupan seseorang. Secara umun fungsi darah adalah sebagai alat transport makanan yang
diserap dari saluran cerna dan diedarkan keseluruh tubuh, selain itu darah juga berfungsi
untuk mempertahankan keseimbangan dinamis (homeostatis) dalam tubuh , termasuk di
dalamnya ialah mempertahankan suhu tubuh, mengatur keseimbangan distribusi air dan
mempertahankan keseimbangan asam basa sehingga pH darah dan cairan tubuh tetap dalam
keadaan seharusnya (Sadikin, 2001).

2.2 Golongan Darah


Golongan darah merupakan ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan
jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Didunia ini
sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh (Andriyani et al,
2015). Sistem ABO yang ditemukan oleh Karl Landsteiner merupakan sistem yang paling
penting dalam bank darah dan ilmu kedokteran transfusi, antigen-antigen utamanya disebut A
dan B, antibodi utamanya adalah anti-A dan anti-B. Gen-gen yang menentukan ada tidaknya
aktivitas A atau B terletak di kromosom 9 (Ronald, 2004). Penetapan golongan darah
menentukan jenis aglutinogen yang ada dalam sel dan menentukan aglutinin yang ada dalam
serum (Subrata, 2007). Dalam sisitem golongan darah ABO ini, berlaku asas yang
mengatakan bahwa serum seseorang tidak akan mengendapkan sel darah merah orang itu
sendiri serta sel darah merah orang lain yang bergolongan sama. Jadi, serum darah dari orang
yang bergolongan darah A tidak akan mengaglutinasikan sel darah merah dari orang yang
bergolongan darah A. Hal yang sebaliknya juga berlaku untuk serum yang bergolongan darah
B. Serum dari orang yang bergolongan darah AB tidak dapat mengendapkan sel darah merah
golongan AB, juga tidak dapat mengaglutinasikan sel darah merah golongan A maupun
golongan B. Sel darah merah golongan O tidak dapat diaglutinasikan oleh serum dari orang
yang bergolongan darah A, B, maupun AB (Sadikin, 2001)

2.3 Pembagian Golongan


Darah Pada tahun 1900, seorang dokter kelahiran Wina (Austria) bernama Karl Landsteiner
membedakan darah manusia menjadi 4 golongan, yaitu golongan darah A, golongan darah B,
golongan darah AB dan golongan darah O. Penggolongan darah ini dikenal dengan sistem
penggolongan darah ABO, pembagian golongan darah ini berdasarkan perbedaan aglutinogen
(antigen) dan aglutinin (antibodi) pada membran permukaan sel darah merah (Syamsuri,
2007). Meurut Guyton (2006), pada penggolongan darah ini ada 2 zat yang berperan penting
dalam menentukan golongan darah yaitu aglutiogen dan aglutinin.
Aglutinogen atau antigen ini merupakan polisakarida yang tidak hanya terdapat pada sel
darah merah tetapi juga terdapat pada kelenjar ludah, hati, ginjal, paruparu, testis dan semen.
Sel darah merah memiliki salah satu dari antigen A, B , AB atau tidak sama sekali pada
permukaan sel tersebut. Golongan A memiliki antigen A, golongan B memiliki antigen B,
golongan AB memiliki antigen A dan B, sementara golongan O tidak mengandung antigen.
Antigen tersebut mampu memproduksi antibodi.

Individu yang memiliki golongan darah AB merupakan resipien universal (dapat menerima
semua jenis darah) karena tidak memiliki antibodi, seseorang yang bergolongan darah O
merupakan donor universal (dapat menerima semua jenis darah) (Kee, 2002).

2.4 Prinsip Dasar Penggolongan Darah


Faktor yang menentukan golongan darah manusia berupa antigen yang terdapat pada
pernukaan luar sel darah merah disebut aglutinogen. Zat anti terhadap antigen tersebut
disebut zat anti atau antibodi yang bila bereaksi akan menghancurkan antigen yang
bersangkutan disebut aglutinin dalam serum, suatu antibodi alamiah yang secara otomatis
terdapat pada tubuh manusia (Waluyo, 2010).

2.5 Pengertian Reagen Anti-sera


Reagen antisera merupakan reagen yang digunakan untuk pemeriksaan golongan darah ABO.
Diperoleh dari biakan supernatan secara in vitro yang berasal dari hibridisasi
immunoglobulin sel tikus dan hasil pemeriksaannya akan terbentuk aglutinasi (Tulip, 2015).

2.6 Pengertian Serum


Serum merupakan sejumlah darah yang tertampung di tabung atau wadah jika dibiarkan
selama 15 menit akan mengalami proses pemisahan atau pembekuan akibat terperasnya
cairan dari dalam bekuan, selanjutnya disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 5-10
menit. Lapisan jernih kuning muda dibagian atas merupakan serum, dalam proses bekuan
darah fibriogen diubah menjadi fibrin, maka serum sudah tidak mengandung fibrinogen,
tetapi masih mengandung zatzat lain yang masih didalamnya (Kee, 2007).

2.7 Antigen
Antigen adalah bahan yang dapat merangsang respon imun atau bahan yang dapat bereaksi
dengan antibodi yang sudah ada tanpa memperhatikan kemampuannya untuk merangsang
produksi antibodi (Sudoyo, 2007). Atigen adalah zat yang dapat bereaksi dengan produk
respon imun spesifik ( IDAI, 2008). Substansi yang dikenal sebagai antigen golongan darah
merupakan produk gen yang spesifik dan juga bersifat imunogenik. Individu memiliki suatu
pola genetik spesifik (genotip) dan antigen ini biasanya mengekspresikan diri pada eritrosit
(Mutiawati, 2013). Antigen terdapat pada permukaan sel darah merah, yang terdiri atas
bilipid membrane suatu molekul yang besar. Komposisi bilipid membrane adalah molekul
yang dinamakan phospolid yang terdiri dari hydrophilic dan hydrophobic. Umumnya molekul
protein bilipid membrane memiliki oligosakarida, beberapa diantaranya diketahui menjadi
antigen golongan darah, lainya berfungsi untuk metabolisme sel darah merah (Toha, 2004).

Antigen antigen yang terdapat pada eritrosit bersifat herediter. Menurut Ganong (2003),
antigen A dan antigen B ini diturunkan secara dominan menurut hukum Mendel. Selain di sel
darah, antigen ini juga dapat terdistribusi secara luas di berbagai jaringan tubuh lain yaitu
kelenjar liur, pankreas, saliva, testis, ginjal, hati, semen dan cairan amnion. Antigen AB
bukan merupakan produk gen primer tetapi mereka adalah produk reaksi ezimatik enzim
glikosiltransferase yang diekspresikan pada permukaan eritrosit atau hadir dalam sekresi
sebagai unit glikan dari mucin glikoprotein (NCBI, 2014). Produk dari alel A dan B adalah
enzim glikosiltransferase. Variasi dalam gen ini (polimorfise) menentukan apakah enzim
glikosiltransferase menempelkan N- asetilgalaktosamine (antigen A), galaktosa (antigen B)
atau tidak ada gula (tipe O). Susunan gula ini adalah bagian dari antigen yang mampu
merespon kekebalan tubuh sehingga menghasilkan antibodi untuk menghancurkan antigen
(Criswell, 2008)

2.8 Antibodi
Antibodi atau immunoglobulin (Ig) adalah golongan protein yang dibentuk sel plasma setelah
terjadi kontak dengan antigen. Antibodi ditemukan dalam serum dan jaringan dan mengikat
antigen secara spesifik (Sudoyo, 2007). Antibodi dapat dikenal bila antibodi itu bereaksi
dengan antigen dan sebaliknya. Dalam golongan darah interaksi ini biasanya dapat dilihat
dari sel-sel darah beraglutinasi. Antibodi golongan darah adalah protein ( spesifiknya gamma
globulin), dihasilkan oleh tubuh sebagai mekanisme pertahanan dalam menanggapi antigen.
Antibodi golongan darah yaitu anti A dan anti B pada umumnya timbul beberapa bulan
setelah lahir (3-6 bulan) dan mencapai level maksimal pada usia 5-10 tahun kemudian secara
perlahan-lahan menurun pada usia tua (Ellyani, 2002). Antibodi ABO terjadi secara alamiah,
yaitu berkembang tanpa harus terpajan dengan eritrosit yang mengekspresikan antigen yang
sesuai. Antibodi ini belum ada saat lahir, tapi berkembang dengan pajanan antigen di
lingkungannya. Antibodi tersebut terutama immunoglobulin (Ig) M, reaktif pada suhu 37º C
dan dapat mengaktivasi komplemen (Barbara, 2014)
BAB III METEOLOGI PRAKTIKUM

A.Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat menjelaskan penggolongan darah manusia

B.Metodologi Praktikum
Metode Kerja:
Alat
1. Kartu tes golongan darah (jika tidak ada bisa diganti object glass)
2. Kapas
3. Alkohol 70 %
4. Lancet
5. Tusuk gigi
Bahan
6. Serum alfa
7. Serum beta
8. Serum alfa beta (tidak harus ada)
9. Serum anti Rhesus

Cara Kerja
10. Siapkan kartu uji atau object glass yang telah di beri nomor 1 – 4
11. Sterilkan salah satu ujung jari dengan kapas yang telah dibasahi dengan alkohol 70%
12. Tusukkan lancet dengan hati-hati dan mantap ke ujung jari yang telah steril, lalu
tekanlah ujung jari hingga darah keluar
13. Teteskan darah pada kartu uji atau object glass sebanyak 4 kali pada tempat yang
berbeda sesuai nomor
14. Teteskan serum alfa sebanyak 1 tetes pada sampel darah pertama, lalu aduklah dengan
gerakan memutar menggunakan tusuk gigi. Amatilah apa yang terjadi.
15. Lakukan langkah nomor 5 untuk serum beta, serum alfa-beta, dan serum anti Rhesus

C. Hasil Praktikum
• Aisah : • B-
• Aulia : • A-
• Nasywa • O-
• Rapi : • A-
• Revita: • O+
• Rizky: • A-
• Wulan : • AB-
IV. PEMBAHASAN
Golongan darah adalah ilmu pengklasifikasian darah dari suatu kelompok berdasarkan ada
atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan membran sel darah merah. Hal ini
disebabkan karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran
sel darah merah tersebut. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah
penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis
antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari
golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang
berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.

Golongan darah merupakan sistem pengelompokan darah yang didasarkan pada jenis antigen
yang dimilikinya. Sedikitnya ada 48 jenis antigen yang menjadi dasar dalam penggolongan
darah. Tetapi yang paling umum digunakan adalah sistem penggolongan darah ABO.
Pembagian golongan darah sistem ABO didasarkan pada adanya perbedaan aglutinogen
(antigen) dan aglutinin (antibodi) yang terkandung dalam darah.
.Antigen – antigen golongan darah yang sangat penting adalah antigen A, dan B. Ciri antigen
itu berada pada ujung gula – gula yang melekat langsung pada dinding sel atau melekat pada
rangkaian protein yang menonjol dari hamparan bilipid (Oktari, 2016: 50).Secara umum
darah memiliki 4 golongan yaitu: golongan darah A dimana golongan darah A mempunyai
antigen A dan anti - B, golongan darah B yaitu golongan darah yang memiliki antigen B dan
anti – A, golongan darah O golongan darah yang memiliki antibodi tetapi tidak memiliki
antigen, dan golongan darah AB golongan darah yang memiliki antigen tetapi tidak memiliki
antibodi (Oktari, 2016: 49).Pemeriksaan golongan darah ABO dilakukan untuk menentukan
jenis golongan darah pada manusia. Penentuan golongan darah ABO pada umumnya dengan
menggunakan metode Slide. Metode ini didasarkan pada prinsip reaksi antara aglutinogen
(antigen) pada permukaan eritrosit dengan aglutinin yang terdapat dalam serum/plasma yang
membentuk aglutinasi atau gumpalan. Metode slide merupakan salah satu metode yang
sederhana, cepat dan mudah untuk pemeriksaan golongan darah (Oktari, 2016: 50).Dalam
praktikum kali ini adalah tentang penggolongan darah pada manusia. Dengan tujuan setelah
praktikum kali ini kita dapat menjelaskan penggolongan darah pada manusia. Dengan
percobaan menggunakan darah segar manusia yang diuji dengan serum anti A dan serum anti
B anti AB dan D/rhesus. Secara umum penggolongan darah dapat dilakukan dengan
mengencerkan sel-sel darah dengan garam tertentu, lalu satu bagian ditetesi dengan aglutinin
(anti A) danyang lain dicampur dengan aglutinin (anti B). Setelah beberapa saat darah
diamati apakah terjadi penggumpalan pada salah satu bagiannya.
termasuk kedalam golongan darah apa. Golongan darah A, jika memiliki aglutinogen A dan
terjadi penggumpalan jika ditetesi dengan serum A. B, jika memiliki aglutinogen B dan
terjadi penggumpalan jika ditetesi dengan serum B. AB, jika memiliki aglutinogen A dan B
terjadi penggumpalan jika ditetesi serum A dan B ataupun serum B O, jika tidak memiliki
aglutinogen A maupun B tidak terjadi penggumpalan saat ditetesi serum A maupun serum B.
Untuk serum D atau anti D atau untuk memeriksa Rhesus. Rata-rata orang Indonesia atau
Asia memiliki rhesus positif. Jadi pada saat praktikum semua percobaan menunjukkan rhesus
positif. Dimana rhesus positif ditandai dengan menggumpalnya darah pada saat ditetesi anti
D/anti RH

Tabel aglutinasi golongan darah dengan serum anti A, Anti B, dan anti AB

Nama Golongan Serum Anti A Serum Anti B Serum Anti Aglutinogen


Darah AB
Aisah saleha B Tidak Menggumpal Menggumpal B
menggumpal
Aulia A Menggumpal Tidak Menggumpal A
nurhasanah menggumpal
Nasywa nur O Tidak Tidak Tidak Tidak ada
wulan menggumpal menggumpal menggumpal
Rapi A Menggumpal Tidak Menggumpal A
kusmayadi menggumpal
Revita O Tidak Tidak Tidak Tidak ada
maulidia menggumpal menggumpal menggumpal
Rizky syarif A Menggumpal Tidak Menggumpal A
hidayatulloh menggumpal
Wulan AB Menggumpal Menggumpal Menggumpal AB
yuningsih

V. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum dan hasil pembahasan maka kesimpulannya yaitu :Individu yang
golongan darahnya A, didalam sel darah merahnya memiliki antigen A dan aglutinin B pada
plasmanya. Individu yang bergolongan darah B. Didalam sel darah merahnya memiliki
antigen B dan pada plasmanya mengandung aglutinin A. Individu yang bergolongan darah
AB, sel darah merahnya memiliki
antigen A dan B, tetapi dalam plasma darahnya tidak memiliki aglutinin α dan Aglutininβ.
Individu bergolongan darah O, sel darah merahnya tidak memiliki antigen A dan B, hanya
dalam plasma darahnya memiliki aglutinin α dan aglutinin β.
Rhesus positif ditandai dengan menggumpalnya darah dan rh negative tidak menggumpal.

Anda mungkin juga menyukai