Di susun oleh :
AISAH SALEHA NIS (212210002)
AULIA NURHASANAH NIS (212210004)
NASYWA NUR WULAN NIS (212210092)
RAPI KUSMAYADI NIS (212210135)
REVITA MAULIDIA NIS (212210029)
RIZKY SYARIF HIDAYATULLOH NIS (212210100)
WULAN YUNINGSIH NIS (212210106)
Kelas : XI-5
Jalan Raya Pacet No.188 Telp (0220 5950861) Ciparay
Kab. Bandung 40381
e-mail : sman1ciparay@telkom.net.id
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa karena dengan Rahmat,
karunia, serta taufik, dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan tentang praktikum
golongan darah ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Dan juga kami
berterimakasih kepada Bapak Drs. Agus suherlan. selaku Bapak guru Biologi yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kami. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah di susun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami minta maaf apabila terdapat kesalahan keta-kata yang kurang
dan kami memohon kritik dan saran yang Membangun demi kebaikan di masa depan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Prinsip pemeriksaan golongan darah adalah reaksi antara antigen yang terdapat pada
permukaan eritrosit dengan reagen anti-sera anti A dan anti B, maka penelitian ini bertujuan
untuk melakukan pemeriksaan golongan darah menggunakan anti-sera A dan anti-sera B yang
diperoleh dari darah manusia yang mempunyai golongan darah A, golongan darah B dan
golongan darah O.
Individu yang memiliki golongan darah AB merupakan resipien universal (dapat menerima
semua jenis darah) karena tidak memiliki antibodi, seseorang yang bergolongan darah O
merupakan donor universal (dapat menerima semua jenis darah) (Kee, 2002).
2.7 Antigen
Antigen adalah bahan yang dapat merangsang respon imun atau bahan yang dapat bereaksi
dengan antibodi yang sudah ada tanpa memperhatikan kemampuannya untuk merangsang
produksi antibodi (Sudoyo, 2007). Atigen adalah zat yang dapat bereaksi dengan produk
respon imun spesifik ( IDAI, 2008). Substansi yang dikenal sebagai antigen golongan darah
merupakan produk gen yang spesifik dan juga bersifat imunogenik. Individu memiliki suatu
pola genetik spesifik (genotip) dan antigen ini biasanya mengekspresikan diri pada eritrosit
(Mutiawati, 2013). Antigen terdapat pada permukaan sel darah merah, yang terdiri atas
bilipid membrane suatu molekul yang besar. Komposisi bilipid membrane adalah molekul
yang dinamakan phospolid yang terdiri dari hydrophilic dan hydrophobic. Umumnya molekul
protein bilipid membrane memiliki oligosakarida, beberapa diantaranya diketahui menjadi
antigen golongan darah, lainya berfungsi untuk metabolisme sel darah merah (Toha, 2004).
Antigen antigen yang terdapat pada eritrosit bersifat herediter. Menurut Ganong (2003),
antigen A dan antigen B ini diturunkan secara dominan menurut hukum Mendel. Selain di sel
darah, antigen ini juga dapat terdistribusi secara luas di berbagai jaringan tubuh lain yaitu
kelenjar liur, pankreas, saliva, testis, ginjal, hati, semen dan cairan amnion. Antigen AB
bukan merupakan produk gen primer tetapi mereka adalah produk reaksi ezimatik enzim
glikosiltransferase yang diekspresikan pada permukaan eritrosit atau hadir dalam sekresi
sebagai unit glikan dari mucin glikoprotein (NCBI, 2014). Produk dari alel A dan B adalah
enzim glikosiltransferase. Variasi dalam gen ini (polimorfise) menentukan apakah enzim
glikosiltransferase menempelkan N- asetilgalaktosamine (antigen A), galaktosa (antigen B)
atau tidak ada gula (tipe O). Susunan gula ini adalah bagian dari antigen yang mampu
merespon kekebalan tubuh sehingga menghasilkan antibodi untuk menghancurkan antigen
(Criswell, 2008)
2.8 Antibodi
Antibodi atau immunoglobulin (Ig) adalah golongan protein yang dibentuk sel plasma setelah
terjadi kontak dengan antigen. Antibodi ditemukan dalam serum dan jaringan dan mengikat
antigen secara spesifik (Sudoyo, 2007). Antibodi dapat dikenal bila antibodi itu bereaksi
dengan antigen dan sebaliknya. Dalam golongan darah interaksi ini biasanya dapat dilihat
dari sel-sel darah beraglutinasi. Antibodi golongan darah adalah protein ( spesifiknya gamma
globulin), dihasilkan oleh tubuh sebagai mekanisme pertahanan dalam menanggapi antigen.
Antibodi golongan darah yaitu anti A dan anti B pada umumnya timbul beberapa bulan
setelah lahir (3-6 bulan) dan mencapai level maksimal pada usia 5-10 tahun kemudian secara
perlahan-lahan menurun pada usia tua (Ellyani, 2002). Antibodi ABO terjadi secara alamiah,
yaitu berkembang tanpa harus terpajan dengan eritrosit yang mengekspresikan antigen yang
sesuai. Antibodi ini belum ada saat lahir, tapi berkembang dengan pajanan antigen di
lingkungannya. Antibodi tersebut terutama immunoglobulin (Ig) M, reaktif pada suhu 37º C
dan dapat mengaktivasi komplemen (Barbara, 2014)
BAB III METEOLOGI PRAKTIKUM
A.Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat menjelaskan penggolongan darah manusia
B.Metodologi Praktikum
Metode Kerja:
Alat
1. Kartu tes golongan darah (jika tidak ada bisa diganti object glass)
2. Kapas
3. Alkohol 70 %
4. Lancet
5. Tusuk gigi
Bahan
6. Serum alfa
7. Serum beta
8. Serum alfa beta (tidak harus ada)
9. Serum anti Rhesus
Cara Kerja
10. Siapkan kartu uji atau object glass yang telah di beri nomor 1 – 4
11. Sterilkan salah satu ujung jari dengan kapas yang telah dibasahi dengan alkohol 70%
12. Tusukkan lancet dengan hati-hati dan mantap ke ujung jari yang telah steril, lalu
tekanlah ujung jari hingga darah keluar
13. Teteskan darah pada kartu uji atau object glass sebanyak 4 kali pada tempat yang
berbeda sesuai nomor
14. Teteskan serum alfa sebanyak 1 tetes pada sampel darah pertama, lalu aduklah dengan
gerakan memutar menggunakan tusuk gigi. Amatilah apa yang terjadi.
15. Lakukan langkah nomor 5 untuk serum beta, serum alfa-beta, dan serum anti Rhesus
C. Hasil Praktikum
• Aisah : • B-
• Aulia : • A-
• Nasywa • O-
• Rapi : • A-
• Revita: • O+
• Rizky: • A-
• Wulan : • AB-
IV. PEMBAHASAN
Golongan darah adalah ilmu pengklasifikasian darah dari suatu kelompok berdasarkan ada
atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan membran sel darah merah. Hal ini
disebabkan karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran
sel darah merah tersebut. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah
penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis
antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari
golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang
berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.
Golongan darah merupakan sistem pengelompokan darah yang didasarkan pada jenis antigen
yang dimilikinya. Sedikitnya ada 48 jenis antigen yang menjadi dasar dalam penggolongan
darah. Tetapi yang paling umum digunakan adalah sistem penggolongan darah ABO.
Pembagian golongan darah sistem ABO didasarkan pada adanya perbedaan aglutinogen
(antigen) dan aglutinin (antibodi) yang terkandung dalam darah.
.Antigen – antigen golongan darah yang sangat penting adalah antigen A, dan B. Ciri antigen
itu berada pada ujung gula – gula yang melekat langsung pada dinding sel atau melekat pada
rangkaian protein yang menonjol dari hamparan bilipid (Oktari, 2016: 50).Secara umum
darah memiliki 4 golongan yaitu: golongan darah A dimana golongan darah A mempunyai
antigen A dan anti - B, golongan darah B yaitu golongan darah yang memiliki antigen B dan
anti – A, golongan darah O golongan darah yang memiliki antibodi tetapi tidak memiliki
antigen, dan golongan darah AB golongan darah yang memiliki antigen tetapi tidak memiliki
antibodi (Oktari, 2016: 49).Pemeriksaan golongan darah ABO dilakukan untuk menentukan
jenis golongan darah pada manusia. Penentuan golongan darah ABO pada umumnya dengan
menggunakan metode Slide. Metode ini didasarkan pada prinsip reaksi antara aglutinogen
(antigen) pada permukaan eritrosit dengan aglutinin yang terdapat dalam serum/plasma yang
membentuk aglutinasi atau gumpalan. Metode slide merupakan salah satu metode yang
sederhana, cepat dan mudah untuk pemeriksaan golongan darah (Oktari, 2016: 50).Dalam
praktikum kali ini adalah tentang penggolongan darah pada manusia. Dengan tujuan setelah
praktikum kali ini kita dapat menjelaskan penggolongan darah pada manusia. Dengan
percobaan menggunakan darah segar manusia yang diuji dengan serum anti A dan serum anti
B anti AB dan D/rhesus. Secara umum penggolongan darah dapat dilakukan dengan
mengencerkan sel-sel darah dengan garam tertentu, lalu satu bagian ditetesi dengan aglutinin
(anti A) danyang lain dicampur dengan aglutinin (anti B). Setelah beberapa saat darah
diamati apakah terjadi penggumpalan pada salah satu bagiannya.
termasuk kedalam golongan darah apa. Golongan darah A, jika memiliki aglutinogen A dan
terjadi penggumpalan jika ditetesi dengan serum A. B, jika memiliki aglutinogen B dan
terjadi penggumpalan jika ditetesi dengan serum B. AB, jika memiliki aglutinogen A dan B
terjadi penggumpalan jika ditetesi serum A dan B ataupun serum B O, jika tidak memiliki
aglutinogen A maupun B tidak terjadi penggumpalan saat ditetesi serum A maupun serum B.
Untuk serum D atau anti D atau untuk memeriksa Rhesus. Rata-rata orang Indonesia atau
Asia memiliki rhesus positif. Jadi pada saat praktikum semua percobaan menunjukkan rhesus
positif. Dimana rhesus positif ditandai dengan menggumpalnya darah pada saat ditetesi anti
D/anti RH
Tabel aglutinasi golongan darah dengan serum anti A, Anti B, dan anti AB
V. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum dan hasil pembahasan maka kesimpulannya yaitu :Individu yang
golongan darahnya A, didalam sel darah merahnya memiliki antigen A dan aglutinin B pada
plasmanya. Individu yang bergolongan darah B. Didalam sel darah merahnya memiliki
antigen B dan pada plasmanya mengandung aglutinin A. Individu yang bergolongan darah
AB, sel darah merahnya memiliki
antigen A dan B, tetapi dalam plasma darahnya tidak memiliki aglutinin α dan Aglutininβ.
Individu bergolongan darah O, sel darah merahnya tidak memiliki antigen A dan B, hanya
dalam plasma darahnya memiliki aglutinin α dan aglutinin β.
Rhesus positif ditandai dengan menggumpalnya darah dan rh negative tidak menggumpal.