Anda di halaman 1dari 11

LABORATORIUM SEROLOGI & IMUNOLOGI

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


INSTITUT KESEHATAN MITRA BUNDA

LAPORAN PRAKTIKUM SEROLOGI & IMUNOLOGI

(PEMERIKSAAN SPESIFITAS ANTISERA)

DISUSUN OLEH :

HARI/TANGGAL : KAMIS/18 MARET 2021


NAMA : Nabela
NIM : 61608100818045
DOSEN PEMBIMBING : Apt., Sri Hainil, S.Ci., M.Farm
ASISTEN DOSEN : MEGA WIJAYA
YURIKA ZELFINDA

LABORATORIUM SEROLOGI & IMUNOLOGI


PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI
INSTITUT KESEHATAN MITRA BUNDA
BATAM
2021
PEMERIKSAAN SPESIFITAS ANTISERA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu upaya tubuh untuk mempertahankan diri terhadap masuknya
antigen adalah dengan cara meniadakan antigen tersebut, secara non spesifik yaitu
dengan cara fagositosis. Dalam hal ini, tubuh memiliki sel-sel fagosit yang termasuk
ke dalam 2 kelompok sel, yaitu kelompok sel agranulosit dan granulosit. Kelompok
sel agranulosit adalah monosit dan makrofag, sedangkan yang termasuk kelompok sel
granulosit adalah neutrofil, basofil, eosinofil yang tergolong ke dalam sel
PMN(polymorphonuclear )

Respon imun spesifik bergantung pada adanya pemaparan benda asing dan
pengenalan selanjutnya, kemudian reaksi terhadap antigen tersebut. Sel yang
memegang peran penting dalam sistem imun spesifik adalah limfosit. Limfosit
berfungsi mengatur dan bekerja sama dengan sel-sel lain dalam sistem fagosit
makrofag untuk menimbulkan respon immunologik. Tujuan dilaksanakannya
praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui istilah dalam immunobiologi,
mampu memahami proses interaksi antigen-antibodi, mampu menjelaskan reaksi
positif maupun negatif dari model tes aglutinasi, mampu mengenali dan memahami
jenis-jenis sel darah yang berperan dalam proses immunologi serta mampu melakukan
prosedur pembuatan sediaan apus.

Interaksi antigen-antibodi dapat diamati dengan cara melakukan pemeriksaan


golongan darah. Pemeriksaan golongan darah ini memerlukan bahan dan alat seperti
sampel darah, gelas obyek, antigen, satu set larutan antisera (Anti-A, Anti-B, Anti-
AB, dan Anti-D), lanset serta mikroskop. Kemudian mengambil sampel darah
probandus dengan cara menusuk jari tengah probandus menggunakan lanset dan
darahnya diteteskan pada gelas obyek di masing-masing daerah yang telah diberi
tanda.

1.2 Tujuan Praktikum


 Untuk mengetahui cara pengerjaan pemeriksaan pemisahan antisera
 Untuk memahami prinsip reaksi aglutinasi antara antisera golongan darah dengan
suspensi eritrosit 5%golongan darah tertentu (A,B,AB dan O)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum

Darah merupakan satu-satunya jaringan dalam tubuh yang berupa fluida.


Darah mentransport oksigen dan zat-zat gizi ke jaringan dan membuang produk sisa
seperti karbon dioksia. Darah merupakan sampel yang sering diperiksa dilaboratorium
rumah sakit (James et al, 2006). Darah merupakan suspensi sel dan fragmen
sitoplasma di dalam cairan yang disebut dengan plasma. Secara keseluruhan darah
dapat dianggap sebagai jaringan pengikat dalam arti luas karena pada dasarnya terdiri
atas unsur-unsur sel dan substasi intraseluler yang berbentuk plasma (isnaeni, 2006).

Keberadaan darah dalam tubuh mempunyai arti penting bagi kehidupan


seseorang. Secara umun fungsi darah adalah sebagai alat transport makanan yang
diserap dari saluran cerna dan diedarkan keseluruh tubuh, selain itu darah juga
berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan dinamis (homeostatis) dalam tubuh ,
termasuk di dalamnya ialah mempertahankan suhu tubuh, mengatur keseimbangan
distribusi air dan mempertahankan keseimbangan asam basa sehingga pH darah dan
cairan tubuh tetap dalam keadaan seharusnya (Sadikin, 2001).

Golongan darah merupakan ciri khusus darah dari suatu individu karena
adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah
merah. Didunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO
dan Rh (Andriyani et al, 2015). Sistem ABO yang ditemukan oleh

Karl Landsteiner merupakan sistem yang paling penting dalam bank darah dan
ilmu kedokteran transfusi, antigen-antigen utamanya disebut A dan B, antibodi
utamanya adalah anti-A dan anti-B. Gen-gen yang menentukan ada tidaknya
aktivitas A atau B terletak di kromosom 9 (Ronald, 2004). Penetapan golongan
darah menentukan jenis aglutinogen yang ada dalam sel dan menentukan aglutinin
yang ada dalam serum (Subrata, 2007).
Dalam sisitem golongan darah ABO ini, berlaku asas yang mengatakan bahwa
serum seseorang tidak akan mengendapkan sel darah merah orang itu sendiri serta
sel darah merah orang lain yang bergolongan sama. Jadi, serum darah dari orang
yang bergolongan darah A tidak akan mengaglutinasikan sel darah merah dari orang
yang bergolongan darah A. Hal yang sebaliknya juga berlaku untuk serum yang
bergolongan darah B. Serum dari orang yang bergolongan darah AB tidak dapat
mengendapkan sel darah merah golongan AB, juga tidak dapat mengaglutinasikan
sel darah merah golongan A maupun golongan B. Sel darah merah golongan O tidak
dapat diaglutinasikan oleh serum dari orang yang bergolongan darah A, B, maupun
AB (Sadikin, 2001)

Pada tahun 1900, seorang dokter kelahiran Wina (Austria) bernama Karl
Landsteiner membedakan darah manusia menjadi 4 golongan, yaitu golongan darah
A, golongan darah B, golongan darah AB dan golongan darah O. Penggolongan
darah ini dikenal dengan sistem penggolongan darah ABO, pembagian golongan
darah ini berdasarkan perbedaan aglutinogen (antigen) dan aglutinin (antibodi) pada
membran permukaan sel darah merah (Syamsuri, 2007).

Meurut Guyton (2006), pada penggolongan darah ini ada 2 zat yang berperan
penting dalam menentukan golongan darah yaitu aglutiogen dan aglutinin.
Aglutinogen atau antigen ini merupakan polisakarida yang tidak hanya terdapat pada
sel darah merah tetapi juga terdapat pada kelenjar ludah, hati, ginjal, paru- paru,
testis dan semen.

Sel darah merah memiliki salah satu dari antigen A, B , AB atau tidak sama
sekali pada permukaan sel tersebut. Golongan A memiliki antigen A, golongan B
memiliki antigen B, golongan AB memiliki antigen A dan B, sementara golongan O
tidak mengandung antigen. Antigen tersebut mampu memproduksi antibodi.
Individu yang memiliki golongan darah AB merupakan resipien universal (dapat
menerima semua jenis darah) karena tidak memiliki antibodi, seseorang yang
bergolongan darah O merupakan donor universal (dapat menerima semua jenis
darah) (Kee, 2002).
2.2 Uraian Bahan

Alkohol (FI III, 1979) 


Nama resmi : Aethanolum
Sinonim : Alkohol, etanol, ethyl alkohol
Rumus molekul : C2H6
ORumus struktur :Berat molekul : 46,07
Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguapdan mudah bergerak; bau khas rasa
panas,mudah terbakar dan memberikan nyala biruyang tidak berasap.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam eter  P . 
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terhindar daricahaya, ditempat sejuk jauh dari
nyala api.Kegunaan : Sebagai zat tambahan, juga dapat membunuhkuman.
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan yang digunakan

Alat :
1. Jarum suntik 5ml
2. Tabung reaksi 10 ml
3. Rak tabung reaksi
4. Tabung sentrifus
5. Sentrifus
6. Pipet tetes

Bahan :
1. Darah golongan A
2. Darah golongan B
3. Darah golongan AB
4. Darah golongan O
5. Larutan NaCl fisiologi
6. Kalium klorida
7. Natrium azida

3.2 Cara Kerja

A.pemisahan plasma (antisera) dan eritrosit (antigen)


1. Ambil darah 5 ml,masukkan dalam tabung sentrifus
2. Sentrifugasi 2000 rpm selama 10 menit
3. Ambil plasma dan masukkan dalam tabung reaksi (antisera golongan darah)
B.pemurnian eritrosit (antigen)
1. Eritrosit pada tabung sentrifus ditambah dengan larutan NaCl fisiologi sama
banyak,aduk dengan cara memutar mutarkan sentrifus pada kedua telapak tangan.
2. Sentrifugasi 2000 rpm selama 10 m3nit
3. Buang supernatanya,lalu ditambah lagi dengan larutan NaCl fisiologi sama
banyak,aduk dengan cara memutar mutarkan tabung sentrifuspada kedua telapak
tangan.
4. Sentrifugasi 2000 rpm lagi selama 10 menit
5. Lakukan prosedur ini sampai 3 kali,sehingga diperoleh eritrosit bersih.(kadar
eritrosit ini dianggap 100%)
C.pemurnian plasma (antisera)
1. cairan plasma ditambahkandengan kristal kalsium klorida sebanyak 1mg
untuk 1ml darah aduk dan biarkan selama 10 menit
2. saring dengan kapas lalu tambahkan lagi kalium klorida sebanyak 1 mg untuk
1ml darah aduk dan biarkan selama 10 menit.
3. Lakukan pula pengerjaan selama 3 kali
4. Kemudian ditambahkan dengan kristal amonium oksalat sebanyak 1 mg
untuk 1 ml darah aduk biarkan selama 10 menit kemudian saring
5. Lakukan pengerjaan ini sebanyak 3 kali.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


No. Hasil Golongan Darah Rhesus Keterangan

Tidak terjadi aglutinasi


A
1. pada antisera maka
(Reggy)
dinyatakan Negatif (-)

Tidak terjadi aglutinasi


O
2. pada antisera maka
(Mifta)
dinyatakan Negatif (-)

3. AB Tidak terjadi aglutinasi


(Kak Yurika) pada antisera maka
dinyatakan Negatif (-)
4.2 Pembahasan
Pada percobaan ini plasma AB tidak menunjukkan penggumpalan ketika
diberikan eritrosit A, B, AB, dan O.Golongandarah AB yang tidak memiliki aglutinin
A dan aglutinin B, dapat bersifat recipient universal, dimana golongan ini hanya
mampumenerima darah yang ditransfusikan dari berbagai golongan darahtermasuk
golongan darah AB itu sendiri. Karena golongan inimempunyai dua macam
aglutinogen (A&B), maka ketika darah darigolongan lain (A,B, dan O) ditransfusikan
ke golongan ini, pada saatitu golongan AB akan mempertemukan satu macam
aglutinogen(misalnya B) yang terdapat di dalam sel darah merah tertentu
denganaglutinogen yang bersangkutan (B) yang terdapat di dalam sel darahmerah dari
golongan di luar AB (A, B, dan O). ini berarti bila aglutinintidak terdapat di dalam
plasma darah, maka aglutinogen yang bersangkutan harus ada di dalam sel darah
merah. Golongan darah ABhanya dapat mentransfusikan darah ke sesama
golongannya.Kesalahan ini bisa dikeranakan banyak factor, seperti penggunaan
reagen inaktif yang terkontaminasi, sampel sentrifugasiyang tidak lengkap, inkubasi
yang kurang baik, atau masalah padadarah pasien.

Alasan tidak terjadinya aglutinasi pada antisera yaitu karena hanya 1 kali
pengulangan pada saat penyaringan sehingga tidak terjadinya aglutinasi ,seharusnya
semua hasil yang didapatkan mengalami aglutinasi.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

 Darah adalah jaringan cari yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan sel
darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit
 System Penggolongan darah terbagi menjjadi dua, yaitu System penggolongan darah
ABO an Penggolongan Rhesus darah.

5.2 Saran

Sebaiknya sebelum pelaksanaan praktikum dilakukan, lebih mempersiapkan


diri serta alat dan bahan disediakan lebih dahulu agar para praktikan yang dirumah
tidak terlalu lama menunggu.
DAFTAR PUSTAKA

Nanny, K H. et all. 1990. Isolasi imunogamaglobulin anti-T4 dari antisera .Seminar


Pendayagunaan Reaktor Nuklir untuk KesejahteraanMasyarakat, PPTN- BATAN.
Bandung

Sinnott, E.W. 1958. Principles Of Genetics . 5 th edition. McGraw-HillBook Company Inc.


New York.

Suryo. 1996. Genetika . Departemen P dan K Direktorat JendralPendidikan Tinggi. Jakarta

Yovita Lisawati. 1993. Pembuatan dan Evaluasi Antisera PenentuanGolongan Darah ABO.
Fakultas Matematika dan IlmuPengetahuan Alam Universitas Andalas, Padang.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai