Anda di halaman 1dari 3

AMINOPHENAZONE/PYRAMIDON

A. PENDAHULUAN
AMINOPHENAZONE/PYRAMIDON
Golongan Obat Analgesik
Rumus Molekul : C13H17N3O
Berat Molekul : 231,3

Nama IUPAC : (1R)-1-[(2R,3aR,5R,6S,6aR)-6-Hydroxy-2-(trichloromethyl)-3a,


5,6,6a-tetrahydrofuro[2,3-d][1,3]dioxol-5-yl]ethane-1,2-diol
Sinonim : Amidazofen; amidopyrine; amidopyrine-pyramidon; aminopyrine;
dimethylaminoantipyrine; 4-(dimethylamino)-1,2-dihydro-1,5-dimethyl-2-
phenyl-3H-pyrazol-3-one; dimethylaminophenazone.
Pemerian : Kristal kecil berwarna atau serbuk kristal putih.
Jarak lebur : 107⁰ Hingga 109⁰.
Kelarutan : Larut 1 dalam 18 air, 1 dalam 12 benzena, 1 dalam 1,5 1etanol, 1
dalam kloroform, dan 1 dalam 13 eter. pKa 5.0 (20⁰). Log P (oktanol/air), 1.0.
Sejumlah garam aminofenazon telah digunakan, termasuk askorbat, gentisat,
hidroksiisoftalat, dan salisilat.
( SUMBER : eBook Clarke Analysis of Drugs and Poison hal 882 )
B. SIFAT FISIKO KIMIA ZAT AKTIF
Sifat Fisiko Kimia Piramidon
 Stabilitas : Stabil. Tidak cocok dengan zat pengoksidasi
kuat, asam kuat, basa kuat. Peka cahaya. Degradasi di bawah aksi agen
pengoksidasi emas dengan adanya uap air atau air.
 Hydrogen Bond Acceptor Count : 3
 Rotatable Bond Count :1
 Heavy Atom Count : 15
 Covalently-Bonded Unit Count : 1
 Compound is Canonicalized
 Titik Leleh : 109.0 ⁰C
( SUMBER : PubChem 2.1 : 2019 )
C. CARA EKSTRAKSI ZAT
AMINOPHENAZONE/PYRAMIDON
Ekstraksi : Larutan sampel dilarutkan dalam larutan alkali dan aminopirin
diekstraksi dengan kloroform berlebih. Aminopirin diuapkan dikeringkan pada
suhu 80֯C selama 2 jam dan ditimbang.
( SUMBER : R.A.DAY, JR. & A.L.UNDERWOOD analisis kimia kuantitatif
edisi keenam hal 70 )

D. METODE ANALISIS KUANTITATIF


PIRAMIDON (aminopirin)
Ditetapkan kadarnya dengan menggunakan metode titrimetri, metode ini dapat
dilakukan dengan cara asidimetri, kompleksometri, dan metode bromatometri.
a. Asidimetri
aminopirin merupakan basa yang cukup kuat untuk dapat dititrasi
dalam air dengan asam-asam mineral. Metil orange merupakan
indikator yang sesuai.
Dalam asam asetat glasial, aminopirin dapat dengan mudah dititrasi
dengan asam peklorat 0,1 N. Hampir semua bahan tambahan tablet
tidak akan mengganggu meskipun magnesium stearat akan
mengkonsumsi beberapa asam.
Merah kuinaldin dan p- naftolbenzein merupakan indikator yang bagus
pada titrasi ini.
b. Kompleksometri
Metode ini berdasarkan pada pengendapan aminopirin sebagai
kompleks kadmium-aminopirin- tiosoanat. Presipitat disaring dan
kadnungan kadmium nya ditentukan dengan titrasi menggunakan
dinatrium etilendiamine tetraasetat (EDTA).
Reagen pengendap : sebanyak 5 g kadmium klorida dan 65 g amonium
tiosianat dilarutkan dalam 100 ml air.
Air pencuci : sebanyak 13 g amonium tiosianat dilarutkan dalam 20 ml
air yang selanjutnya dijenuhkan dengan dicuci menggunakan kompleks
kadmium-aminopirin-tiosoanat bebas klorida.
Larutan bufer : sebanyak 13,5 g amonium klorida dan 8,8ml amonium
hidroksida pekat dilarutkan dalam air secukupnya hingga 250ml.
Indikator : hitam eriokrom ( eriochrome black T) digerus halus dengan
natrium klorida dengan rasio 1:400.
Larutan versenat (EDTA) 0,005 M : sebanyak 18,615g dinatrium
etilendiamine tetraaserat (EDTA) dilarutkan dalam air secukupnya
hingga 1 liter.
Cara analisis : sampel yang setara dengan 0,25-0,3 g amonipirin
dilarutkan dalam 10ml air, larutan di didihkan dan sebanyak 20ml
reagen presipitasi ditambahkan kedalamnya. Larutan dinetralkan
terhadap metil merah dengan natrium hidroksida 1 N. Setelah 1,5
sampai 2 jam, presipitat secara kuantitatif dipindahkan kedalam
penyaring lalu disaring dan dicuci dengan 3 bagian air pencuci.
Presipitat dilarutkan dalam 5 ml amonium hidroksida pekat dan
penyaring dicuci kembali dengan 50 ml air pencuci. Air hasil cucian
dikumpulkan dengan endapan yang telah dilarutkan. Sejumlah kecil
indikator dan 2-3 ml larutan bufer ditambahkan dan larutan diencerkan
sampai 10ml dan selanjutnya dititrasi dengan larutan EDTA 0,05 M.
Tiap ml larutan EDTA 0,005 M setara dengan 11,57 mg aminopirin.
c. Bromatometri
Sebanyak 4-6 ml aminopirin 0,01 M ditambah dengan HCl 6N
sebanyak 2 kali volume sampel. Larutan dipanaskan pada suhu kurang
dari 60°C dan selanjutnya dititrasi dengan kalium bromat 0,05 N. Metil
merah digunakan sebagai indikator.
( SUMBER : Sudjadi., dan Rohman, A. 2018. Analisis Kuantitatif Obat.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Halaman 70-72.)

Anda mungkin juga menyukai