Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

IMUNOLOGI SEROLOGI

OBJEK III

PEMERIKSAAN AVIDITAS DAN TITER ANTISERA

OLEH

NAMA : NOLA FLORIDA

NIM : 1911013016

HARI / TANGGAL : JUMAT / 13 NOVEMBER 2020

SHIFT / KELOMPOK : IV (EMPAT) / IV (EMPAT)

REKAN KERJA :
1. Ilham Syafitra 1911012002

2. Putri Maimona 1911012020

3. Adinny Julmiza 1911012024

4. Tarinsyah Aulandari 1911013007

LABORATORIUM IMUNOLOGI SEROLOGI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2020
PEMERIKSAAN AVIDITAS DAN TITER ANTISERA
I. Tujuan
1. Mengetahui pemeriksaan aviditas dan titer antisera.
2. Mengetahui kemampuan antibody mengikat antigen.
II. Teori
Aviditas adalah suatu istilah yang digunakan untuk
menggambarkan kekuatan gabungan dari interaksi ikatan ganda
(sebagau kontras dari afinitas, yang menggambarkan kekuatan ikatan
tunggal). Aviditas menggambarkan interaksi anigen-antibodi dimana
ikatan lemah terbentuk anatara antigen dan antibody. Secara individual
mungkin lemah, namunketika hadir pada saat yang smaa, efek
keseluruhan mungin kuat antigen dan antibody . Aviditas selalu
menunjukkan nilai yang tinggi daripada penjumlahan afinitas individu.
Sebagian besar antigen multimeric dan kebanyakan antibodi multivalen.
Oleh karena itu, sebagian besar interaksi antibodi antigen tetap kuat dan
stabil karena tingginya ketahanan terhadap kompleks antigen-antibodi[2]
Antibodi dalam antiserum mengikat agen menular atau antigen.
Sistem kekebalan tubuh kemudian mengakui agen-agen asing terikat
antibodi dan memicu respon imun yang lebih kuat. Penggunaan
antiserum sangat efektif melawan patogen yang mampu menghindari
sistem kekebalan tubuh dalam keadaan tidak distimulasi, tetapi yang
tidak cukup kuat untuk menghindari sistem kekebalan tubuh
dirangsang. Keberadaan antibody kepada agen karena itu tergantung
pada “korban beruntung” awal yang sistem kekebalan tubuh secara
kebetulan menemukan counteragent ke patogen, atau “spesies inang”
yang membawa virus tetapi tidak menderita dari efek nya. Saham lebih
lanjut dari antiserum kemudian dapat dihasilkan dari donor awal atau
dari organisme donor yang diinokulasi dengan patogen dan
disembuhkan oleh beberapa saham yang sudah ada sebelumnya
antiserum.[2]
Antigen pada semua system golongan darah pada setiap
individu berada pada satu eritrosit , masing-masing sistem golongan
darah menempati lokasi terpisah pada permukaan sel eritrosit .
Beberapa antigen eritrosit terdapat pada trombosit (platelet),leukosit
dan jaringan – jaringan lain dalam konsentrasi kecil. Bahan-bahan
(substansi) golongan darah tertentu ditemukan larut dalam plasma , air
liur,air susu,cairan lambung,cairan system ovarium. Penentuan
golongan darah utama digunakan untuk genetic dan breeding.Kembar
monozygot dapat dibedakan dengan dizygot dengan menunjukkan
golongan darah yang lahir kemudian . Selain itu dapat mengetahui
petanda sifat fisiologik dan biokimia tertentu [3]
Antibodi dalam antiserum mengikat agen menular atau antigen.
Sistem kekebalan tubuh kemudian mengakui agen-agen asing terikat
antibodi dan memicu respon imun yang lebih kuat. Penggunaan
antiserum sangat efektif melawan patogen yang mampu menghindari
sistem kekebalan tubuh dalam keadaan tidak distimulasi, tetapi yang
tidak cukup kuat untuk menghindari sistem kekebalan tubuh
dirangsang. Keberadaan antibody kepada agen karena itu tergantung
pada “korban beruntung” awal yang sistem kekebalan tubuh secara
kebetulan menemukan counteragent ke patogen, atau “spesies inang”
yang membawa virus tetapi tidak menderita dari efek nya. Saham lebih
lanjut dari antiserum kemudian dapat dihasilkan dari donor awal atau
dari organisme donor yang diinokulasi dengan patogen dan
disembuhkan oleh beberapa saham yang sudah ada sebelumnya
antiserum.[4]

Antiserum adalah serum dari manusia atau hewan yang


mengandung antibodi untuk melawan berbagai penyakit yang spesifik
dan biasanya memberikan imunitas pasif kepada penyakit tersebut.
Antiserum tidak menyebabkan produksi atibodi dan ada dua macam
antiserum yaitu antitoksin yang mentralkan toksin yang dihasilkan oleh
bakteri spesifik namun tidak membunuh banteri tersebut dan jenis
antiserum lainya adalah serum antimicrobial yang dapat
menghancurkan mikroba dengan cara membuat bakteri menjadui lebih
rentan. Setiap kajian yang berhubungan dengan penanganan hewan
untuk produksi antibody selalu mengikuti nprosedur standar yang
,melibatkan inokulasi material antigenic ke dalam tubuh hewan coba,
dan kemudian dilakukan pengambilan antiserum yang ada dalam tubuh
hewan tersebut. Antisera untuk reagen penentuan golongan darah
umunnya dibuat dari serum darah manuisa yang memiliki titer tinggi,
walaupun saat ini telah diketahui bahwa antisera tersebut juga dapat
dialokasikan dari biji dolichos biflorus dan dari hewan yang telah
diimunisasi Reaksi-reaksi antigen antibody yang digunakan dalam
serologi diagnostic[5]
Elektroforesis protein serum adalah uji laboratorium untuk
menentukan jenis globulin (alfa-1, alfa-2, beta dan gamma) dan
albumin. Cara yang digunakan adalah pengambilan serum darah dari
bekuan darah, kemudian diletakkan di atas medium yang dibubuhi
agarose gel, kemudian dipaparkan ke arus listrik. Protein serum total
atau protein plasma total atau protein total adalah hasil uji laboratorium
yang mengukur jumlah protein pada plasma darah atau serum darah.[5]
Serum merupakan sejumlah darah yang tertampung di tabung
atau wadah jika dibiarkan 15 menit akan mengalami proses pemisahan
atau pembekuan akibat terperasnya cairan dari dalam bekuan,
selanjutnya disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 5-10
menit. Lapisan jernih kuning muda dibagian atas merupakan serum
sudah tidak megandung fibrinogen tetapi mengandung zat-zat lainya
yang masih didalamnya[6]
Titer antisera pertama kali disaring utnuk menggetahui titer.
Pengenceran optimal antiserum untuk immunoassay telah ditentukan
oleh yallow dan berson sebagai pengenceran. Titer adalah pengenceran
antiserum dimana 50% pelacal terikat yaitu rasio b/f . titer adalah
pengenceran antiserum dimana 50% ari radioaktivitas yang ada dalam
RIA terkat. Ketika mencirikan anti serum baru, pnngujian pendahuluan
dilakukan pengenvceran rendah (dibawah 1:1000) dan dengan periode
inkubasi muladi dari beberapa jam hingga 5-7 hari. Ukuran kegunaan
antiserum untuk pengujian konestrasi rendah zat tertenty ditentukan
oleh kemiringan ini terkait dengan konstanta kesetimbangan K, bukan
titer antiserum. Titer bergantung pada factor teknis yang tifak
tergantung antibody, yaitu aktivitas spesifik pelacak belabel,
konsentrasi pelacak radioaktif dalam sisteem pengujian atau kondisi
inkubasi. [7]
Aktivitas antigenik yang menarik telah dideteksi dengan uji
fiksasi komplemen dengan antiserum titer yang sangat tinggi terhadap
kromatin dehistonisasi dari adenokarsinoma usus besar tikus yang dapat
ditransplantasikan. "Aktivitas tersebut tidak ditemukan pada epitel
kolorektal tikus normal, hepatoma Novikoff, usus besar manusia
normal, kanker payudara manusia, atau Sediaan kromatin sel Hela.
Reaksi parsial diperoleh dengan kromatin dari kanker usus besar
manusia dan adenokarsinoma usus besar yang dapat ditransplantasikan
dari tikus. Tingkat aktivitas yang serupa dengan yang diamati pada
kromatin dari kanker usus besar tikus yang dapat ditransplantasikan
ditemukan pada kromatin dari 1,2 -dimethylhydrazine (DMH)
diinduksi kanker usus besar tikus. Deteksi aktivitas pada tumor yang
diinduksi mendahului munculnya bukti histologis displasia atau
neoplasia. Munculnya aktivitas antigenik dicegah dengan administrasi
simultan dari penghambat karsinogen disulfiram dan butylated
hydroxytoluene. " Tingkat aktivitas antigen ditingkatkan pada saat-saat
awal selama pengobatan DMH ketika natrium barbiturat diberikan
kepada hewan dengan karsinogen. "Antigen yang bertanggung jawab
untuk aktivitas ini belum diidentifikasi.[8]
III. Cara Kerja
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
- Pipet tetes,
- objek glas,
- tabung reaksi 5 ml,
- tusuk gigi,
- stop watch, dan
- kaca pembesar.
3.1.2 Bahan

- Larutan eritrosit 5 % gol. A, B, AB dan O,


- Larutan NaCl fisiologi.

3.2 Cara Kerja


A. Uji Aviditas Antisera
1. Pengujian aviditas dilakukan terhadap antisera yang memberikan
reaksi aglutinasi terhadap antigen eritrosit . Reaksi positif pada uji
apesifisitas .
2. Pengerjaan pengujian sama dengan uji spesifisitas,tapi disini yang
dihitung berapa lama waktu yang diperlukan mulai ditetesi larutan
eritrosit 5% sampai terbentuk aglutinasi (detik)
3. Tabelkan waktu yang diperlukan untuk terjadinya aglutinasi
tersebut .
B. Uji titer Antisera
1. Pada rak , letakkan secara berurutan 10 buah tabung reaksi kecil
yang masing-masing telah ditandai dengan ½.1/4 sampai 1/5 12
dan K (control)
2. Pada tabung reaksi ke 1 (1/2) sampai dengan tabung ke 9 (1/5 12)
dimasukkan larutan NaCL fisiologi sebanyak 0,2 ml (4 tetes) dan
pada tabung K 8 ml.
3. Pada tabung reaksi ke 1 (1/2) ditambahkan antisera (cairan plasma
golongan A ) sebanyak 0,2 ml ( 4 tetes ) lalu aduk .
4. Ambil 0,2 ml (4 tetes) larutan pada tabung reaksi ke 1 dan
masukkan ke tabung reaksi ke 2 (1/4) aduk dan begitu seterusnya
sampai pada tabung reaksi ke 9 ( 1/5 12 ) dan pada tabung reaksi
ke 9 ini dibuang 0,2 ml ( 4 tetes )
5. Pada masing-masing tabung reaksi ( termasuk tabung control )
ditambahkan suspense eritrosit 5% golongan B sebanyak 0,05 ml
( 1 tetes )
6. Biarkan selama 10 menit lalu disentrifugasu dengan kecepatan
1000 rpm selama 5 menit .
7. Amati pengenceran tertinggi yang masih mengalami aglutinasi .
Untuk memudahkan pengamatan gunakan tabung ke 10 (K)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
1.Uji Adivitas Antisera
Plasma A Plasma B Plasma AB Plasma O

Eritrosit 5% A - + (8’ 25”) - + (3’ 20”)

Eritrosit 5% B + (9’ 12”) - - + (3’ 8”)

Eritrosit 5% AB + (7’ 13”) + (9’ 36”) - + (3’ 27”)

Keterangan:
[+] Terjadi Aglutinasi
[-] Tidak Terjadi Aglutinasi

2.Uji Titer Antisera

4.2 PEMBAHASAN
Pada praktikum pemeriksaan aviditas dan titer antisera, praktikan
mengamati video praktikum yang ditampilkan oleh kakak asisten sekaligus
mendengarkan dan memahi penjelasan dari Ibu Dosen.
Aviditas merupakan suatu istilah yang digunakan untuk
menggambarkan kekuatan gabungan dari interaksi ikatan ganda ( sebagai
kontras dari afinitas yang menggambarkan kekuatan ikatan tunggal ) .
Aviditas menggambarkan interaksi antigen – antibody ,dimana ikatan
lemah terbentuk antara antigen dan antibody . Secara individual mungkin
lemah namun ketika hadir pada saat yang sama , efek keseluruhan
mengikat kuat antigen dan antibody.
Pembuatan suspense sel darah bertujuan untuk membuat kepekatan
sel darah menjadi encer tertentu ( dalam praktikumini hanya konsentrasi
5% saja) guna mengoptimalkan reaksi antigen pada sel darah merah
(eritrosit) terhadap antibody Cara buat suspensi eritrosit 1. +1 tets eritrosi
2. 19 tetes nacl fisiologis. Supaya hasil yang didapatkan benar dan sesuai
dengan literatur (tidak jauh berbeda atau salah) pipet tetes yang digunakan
harus sama jadi ditambahkan dulu NaCl fisiologis baru eritrosit 1% dan
selanjutnya aduk homogen. Sel darah merah pekat setelah pencucian
dengan NaCl fisiologis 0,9% merupakan sel darah merah pekat yang bebas
protein/globulin.
Pada prinsipnya, uji aviditas sama dengan prinsip uji spesifisitas
yang membedakannya, pada uji aviditas, praktikan mengamati dan
mencatat seberapa lama waktu yang dibutuhkan sampai terjadinya
aglutinasi, mulai dari ditetesinya larutan eritrosit 5% sampai terjadinya
penggumpalan, reaksi ini terjadi dalam hitungan detik, biasanya 1 sampai
30 detik.
Pada literatur didapatkan hasil: [8]
1. waktu terjadinya aglutinasi antara plasma golongan darah A dengan
eritrosit 5% golongan darah B, yaitu 9’ 12’’,
2. waktu terjadinya aglutinasi antara plasma golongan darah A dengan
eritrosit 5% golongan darah AB, yaitu 7’ 13”,
3. waktu terjadinya aglutinasi antara plasma golongan darah B dengan
eritrosit 5% golongan darah A, yaitu 8’ 25”,
4. waktu terjadinya aglutinasi antara plasma golongan darah B dengan
eritrosit 5% golongan darah AB, yaitu 9’ 36”,
5. waktu terjadinya aglutinasi antara plasma golongan darah O dengan
eritrosit 5% golongan darah A, yaitu 3’ 20”,
6. waktu terjadinya aglutinasi antara plasma golongan darah O dengan
eritrosit 5% golongan darah B, yaitu 3’ 8”, dan
7. waktu terjadinya aglutinasi antara plasma golongan darah O dengan eritrosit
5% golongan darah AB, yaitu3’ 27”.

Perbedaan lamanya waktu terjadinya penggumpalan dikarenakan


berbedanya konsentrasi atau persentase antigen yang ada pada permukaan
erirosit, semakin tinggi konsentrasi antigen maka semakin cepat
terjadinya penggumpalan.

Titer antisera adalah pengenceran tertinggi dari antisera yang


masih mengalami aglutinasi. Dilakukan sentrifuse selama 2 menit dengan
1000 rpm. Darah yang digunakan adalah darah segar. Pada prinsipnya
praktikan mengamati pengenceran plasma pada uji titer menunjukkan
sampai sejauh mana kemampuan konsentrasi antibodi masih dapat
mengikat antigen.
Pada uji titer, konsentrasi plasma B diturunkan dari 1/ 2 sampai
1/512.Pengamatan ini bertujuan sampai batas mana pengenceran plasma
efektif terhadap ikatan antibodi-antigen. Pada prosedur kerja, larutan pada
tabung ke 9 dibuang 4 tetes, hal itu dilakukan agar volume dari tabung 1
sampai 9 sama. Pada tabung K (control) dimasukkan 8ml NaCl fisiologis,
hal ini tidak mutlak, volume yang dimasukkan boleh sesuai praktikan
inginkan. Dari hasil pengamatan, dari tabung 1 hingga 9 masih
menunjukkan aktivitas ikatan antibodi-antigen (reaksi aglutinasi),hal ini
menunjukkan bahwa sampai dengan pengenceran 1/512 plasma B masih
efektif dalam menjalankan perannannya sebagai antibodi.
V. Kesimpulan dan saran

5.1 Kesimpulan
1. Pembuatan suspense sel darah bertujuan untuk membuat kepekatan sel darah
menjadi encer tertentu ( dalam praktikumini hanya konsentrasi 5% saja)
guna mengoptimalkan reaksi antigen pada sel darah merah (eritrosit)
terhadap antibody
2. Pengenceran plasma pada uji titer menunjukkan sampai sejauh mana
kemampuan konsentrasi antibody masih dapat mengikat antigen . Hasil dari
praktikum kali ini bahwa plasma A,B,O pada pengenceran 1/512 masih
mengalami reaksi aglutinasi setelah dicampurkan dengan eritrosit 5%
A,B,O,AB.
3. Perbedaan lamanya waktu terjadinya penggumpalan dikarenakan berbedanya
konsentrasi atau persentase antigen yang ada pada permukaan erirosit,
semakin tinggi konsentrasi antigen maka semakin cepat terjadinya
penggumpalan.

5.2 saran
1. Perhatikan dosen/aslab saat menjelaskan objek praktikum
2. Apabila ada yang tidak dipahami silahkan tanyakan pada aslab atau dosen
3. Ikuti praktikum dengan baik dan benar
DAFTAR PUSTAKA

[1] Suryo. Genetika. Departemen P dan K Direktorat Jendral Pendidikan


Tinggi. Jakarta;1996

[2] Retno Bijanti M. Buku Ajar Patologi Klinik Veteriner. Surabaya:


Airlangga; 2010

[3] Syarifuddin . Imunologi dasar prinsip Dasar system Kekebalan Tubuh.


Jakarta: Klinik Cendikia;2009

[4] Pearce C, Evelyn. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta:


Gramedia; 1999
[5] Subadoyo,Aru W,dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 4, jilid 1;
2007
[6] Sinilica, lubomir s. Chromosomal non histone protein. Crc press; 1983
[7] Verlag springer, radio imunoassay im basic and clinical pharmacoly. Isbn :
ruhr. Universistu borcherm; 1987
[8] Wiranti,A. Laporan Praktikum Imunologi. Riau : STIFARM Riau ; 2013
SOAL

1. Post zone effect adalah …


A. Suatu keadaan dimana terjadi kelebihan antigen sehingga tidak terjadi
agutinasi
B. Suatu keadaan dimana efektivitas antibodi untuk membentuk kompleks
imun terkadang terganggu Ketika konsentrasi antibodi/ antigen sangat
tinggi.
C. Kecenderungan suatu antibodi untuk mengikat antigen.
D. Jumlah sel darah merah meningkat
E. Jumlah sel darah merah menurun

2. Antigen berukuran besar, pada reaksi ini antibody dikontakkan dengan


antigen yang merupakan bagian permukaan suatu material misalnya
eritrosit, mikroorganisme atau partikel anorganik (polystyrenelatex) yang
telah di coated dengan Ag. Mrupakan uji ….
A. aglutinasi
B. prespitasi
c. litik
d. tabung
e. difusi gel

3. Antigen yang digunakan pada uji litik berupa ..


A. Langsung dan tidak langsung
B. Sel dan bahan yang di adsorbs pada mitokndria
C. Utama dan cadangan
D. A dan b betul
E. A dan c betul

4. Antigen terbagi atas 2 yaitu ?


A. Antigen A dan Antigen B
B. Antigen dalam dan luar
C. Complete antigen dan incomplete antigen
D. A dan B benar
E. Semua salah

5. Letak perbedaan antara complete antigen dan incomplete antigen adalah ?


A. Sel darah merah
B. Letak organnya
C. Strukturnya
D. Respon imun tubuh
E. Kemampuan untuk menginduksi respon imun dari tubuh

6. Complete antigen biasanya berupa senyawa yang kompleks seperti ?


A. Antigen
B. Protein atau polisakarida
C. Glukosa
D. Darah
E . Aglutinasi

7. 5 jenis antibodi, kecuali …


A. IgG
B. IgM
C. IgA
D. IgB
E. IgD
8. Apa saja bahan yang digunakan pada praktikum aviditas dan titer antisera?
A. Larutan eritrosit 5% gol A,B,AB,O DAN larutan NaCl Fisiologis
B. Darah golongan A,B,AB,O larutan CaCL
C. Alkohol 70% darah kapiler dan vena
D. Alkohol 70% kit Rhesus darah kapiler dan vena
E. Bovin albumin,reagen coomb,darah resipien
9. Yang termasuk jeni antiserum yakni, kecuali….
a. antitoksin
b. antimicrobial
c. antiimun
d. a dan b benar
e. a, b, dan c benar

10. Aviditas antisera bereaksi dengan ?


A . Immunitas
B. Darah
C. Antigen-antibodi
D.Aglutinasi
E. Glukosa

Anda mungkin juga menyukai