Anda di halaman 1dari 14

OBJEK I

PEMISAHAN ANTISERA DAN ANTIGEN

I.

JUDUL
PEMISAHAN ANTISERA DAN ANTIGEN

II. TUJUAN
Untuk mengetahui cara pemisahan antisera dan antigen.
III. TINJAUAN PUSTAKA
Antigen adalah sebuah zat

yang merangsang respon imun, terutama dalam

menghasilkan antibodi. Antigen biasanya berupa protein atau polisakarida, tetapi


dapat juga berupa molekul lainnya, termasuk molekul kecil(hapten)yang bergabung
dengan protein-pembawa atau carrier. Spesifikasi reaksi antara antigen dan
antibodi telah ditunjukkan melalui penelitian-penelitian yang dilakukan oleh
Landsteiner. Ia menggabungkan radikal-radikal organik pada protein dan
menghasilkan antibodi terhadap antigen-antigen tersebut. Hasil yang diperoleh
menunjukkan antibodi dapat membedakan antara kelompok berbeda pada protein
ataupun kumpulan kimia yang sama tetapi berbeda kedudukan.
Antiserum adalah serum dari manusia atau hewan yang mengandung
antibody untuk melawan berbagai macam penyakit yang spesifik dan biasanya
memberikan imunitas pasif kepada penyakit tersebut. Antiserum tidak
menyebabkan produksi antibodi dan da dua macam antiserum, yaitu antitoksin
yang menetralkan toksin yang dihasilkan oleh bakteri spesifik namun tidak
membunuh bakteri tersebut, dan jenis antiserum lainnya adalah serum
antimikrobial yang dapat menghancurkan mikrobia dengan cara membuat bakteri
menjadi lebih rentan. Setiap kajian yang berhubungan dengan penanganan hewan
untuk produksi antibodi selalu mengikuti prosedur standar yang melibatkan
inokulasi material antigenik ke dalam tubuh hewan coba, dan kemudian dilakukan
pengambilan antiserum yang ada dalam tubuh hewan tersebut.

Reaksi Antigen dan Antibodi dalam lingkungan sekitar kita terdapat banyak
substansi bermolekul kecil yang bisa masuk ke dalam tubuh. Substansi kecil
tersebut bisa menjadi antigen bila dia melekat pada protein tubuh kita. Substansi
kecil yang bisa berubah menjadi antigen tersebut dikenal dengan istilah hapten.
Substansi-substansi tersebut lolos dari barier respon non spesifik (eksternal
maupun internal), kemudian substansi tersebut masuk dan berikatan dengan sel
limfosit B yang akan mensintesis pembentukan antibodi. Sebelum pertemuan
pertamanya

dengan

sebuah

antigen,

sel-sel

menghasilkan

molekul

immunoglobulin IgM dan IgD yang tergabung pada membran plasma untuk
berfungsi sebagai reseptor antigen. Jumlahnya mencapai 50.000 sampai 100.000
per sel dan semuanya spesifik bagi satu determinan antigen. Sebuah antigen
merangsang sel untuk membuat dan menyisipkan dalam membrannya molekul
immunoglobulin yang memiliki daerah pengenalan spesifik untuk antigen itu.
Setelah itu, limfosit harus membentuk immunoglobulin untuk antigen yang sama.
Pemaparan kedua kali terhadap antigen yang sama memicu respon imun sekunder
yang segera terjadi dan meningkatkan titer antibodi yang beredar sebanyak 10
sampai 100 kali kadar sebelumnya. Sifat molekul antigen yang memungkinkannya
bereaksi dengan antibodi disebut antigenisitas. Kesanggupan molekul antigen
untuk menginduksi respon imun disebut imunogenitas. Kespesifikan reaksi antara
antigen dan antibodi telah ditunjukkan melalui penelitian-penelitian yang
dilakukan oleh Landsteiner. Ia menggabungkan radikal-radikal organik kepada
protein dan menghasilkan antibodi terhadap antigen-antigen tersebut. Keputusan
yang diperolehi menunjukkan antibodi dapat membedakan antara kelompok
berbeda pada protein ataupun kumpulan kimia yang sama tetapi berbeda
kedudukan. Ikatan yang terjadi terdiri dari ikatan non kovalen (seperti ikatan
hidrogen, vander Waals, elektrostatik, hidrofobik), sehingga reaksi ini dapat
kembali kesemula (reversible).
Klasifikasi Antigen
a) Unideterminan, univalen hanya satu jenis determinan /epitop pada satu
molekul.

b) Unideterminan, multivalen hanya satu jenis determinan tetapi dua atau lebih
determinan tersebut ditemukan pada satu molekul.
c) Multideterminan, multivalent banyak macam determinan dan banyak dari
setiap macam pada satu molekul
d) Multideterminan, univalent banyak epitop yang bermacam-macam tetapi hanya
satu dari setiap macamnya (kebanyakan protein).

IV. ALAT DAN BAHAN


Alat :
Rak tabung reaksi
Tabung sentrifus
Sentrifus dan pipet tetes
Tabung reaksi 10 ml
Bahan :
Darah golongan A, B ,AB, dan O
Larutan NaCL fisiologis
Kalsium klorida
Ammonium oksalat
Natrium azida

V. PROSEDUR KERJA :
a) Pemisahan plasma (antisera) dan eritrosit (antigen)
1. Ambil darah 5 ml, masukkan dalam tabung sentrifus.
2. Sentrifugasi 2000 rpm selama 10 menit.
3. Ambil plasma dan masukkan dalam tabung reaksi (antisera golongan
darah O)

b) Pemurnian eritrosit (antigen)


1. Eritrosit pada tabung sentrifus di tambah dengan larutan NaCL
fisiologis sama banyak, aduk dengan cara memutar mutarkan tabung
sentrifus pada kedua telapak tangan.
2. Sentrifugasi 200 rpm selama 10 menit.
3. Buang supernatanya, lalu tambah lagi dengan larutan NaCL sama
banyak, aduk dengan cara memutar-mutarkan tabung sentrifus pada
kedua telapak tangan.
4. Sentrifugasi 200 rpm lagi selama 10 menit.
5. Lakukan prosedur ini sampai 3 kali, sehingga diperoleh eritrosit
bersih( eritrosit ini dianggap 100 %).
c) Pemurnian plasma (antisera)
1. Cairan plasma ditambahkan kristal kalsium klorida sebanyak 1 mg
untuk 1 ml ,aduk, biarkan 10 menit.
2. Saring dengan kapas, lalu ditambahkan lagi kalsium klorida sebanyak
1 mg untuk 1 ml darah, aduk, biarkan 10 menit.
3. Lakukan sebanyak 3 kali
4. Kemudian ditambahkan dengan kristal ammonium oksalat sebanyak 1
mg untuk 1 ml darah, aduk, biarkan 10 menit, kemudian saring.
5. Ditambahkan natrium azida sebanyak 1 mg untuk 1 ml darah
6. Antisera siap digunakan.

VI. HASIL

Gambar plasma

Gambar pemurnian eritrosit


VII. PEMBAHASAN
Dari hasi l pem ut ar a n/ sent ri fugasi 2000 rpm sel am a 10 m en i t
unt uk

memisahkan plasma (antisera)

dari sel darah merah, didapatkan

plasma yang jernih (bebas dari sel darah merah) dan sel darah merah pekat.
Pencucian sel darah merah pekat, gunanya untuk melarutkan protein yangmasih
terkandung di dalam sel darah merah. Dengan mencucinya menggunakan larutan
NaCl fisiologis 0,9% diharapkan protein yang masih terkandung dapat
larut bersama larutan NaCl fisiologis 0,9% dan dapat dengan mudah
dibuang sehingga didapatkan sel darah merah pekat yang bebas dari
protein/globulin. Pemurnian antisera, menggunakan kristal CaCl untuk mengikat
senyawa

murni

antisera, lalu

diberi kristal amonium oksalat yang

mengendapkan, dan terakhir diberi natrium azida sebagai pengawet.

VIII.

KESIMPULAN

Dari hasil percobaan pemenisahan antisera dan antigen didapat dua lapisan,
lapisan bening berwarna kekuningan yaitu antisera dan yang berwarna merah
yaitu eritrosit atau antigen.

DAFTAR PUSTAKA
Nanny, K H. et all.1990. Isolasi imunogamaglobulin anti-T4 dari antisera.
Seminar Pendayagunaan Reaktor Nuklir untuk Kesejahteraan Masyarakat, PPTNBATAN. Bandung.
Suryo. 1996. Genetika. Departemen P dan K Direktorat Jendral Pendidikan
Tinggi. Jakarta.
Yovita Lisawati. 1993. Pembuatan dan Evaluasi Antisera Penentuan Golongan
Darah ABO. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Andalas, Padang.

OBJEK II
PEMERIKSAAN SPESIFISITAS ANTISERA
I.

JUDUL
Pemeriksaan Spesifisitas Antisera

II. TUJUAN
Untuk mengetahui cara pemeriksaan spesifisitas antisera
III. TINJAUAN PUSTAKA
Antiserum adalah produk yang berasal dari darah yang dapat digunakan untuk
mengaktifkan sistem kekebalan tubuh seseorang yang telah terkena patogen atau
toksin sehingga sistem kekebalan tubuh dapat menghilangkannya. Antisera
digunakan

bila pengobatan

lain tidak tersedia, atau sebagai salah satu garis pertahanan dalam rencana pengob
atan, tergantung pada spesifikasi situasi.
Banyak perusahaan memproduksi antiserum untuk penggunaan medis dan
penelitian, dan aplikasi yang paling umum dari antiserum adalah sebagai produk
antivenin digunakan untuk mengobati paparan ular berbisa dan binatang beracun
lainnya.
Antiserum terdiri dari serum darah, bentuk dimurnikan plasma darah yang
sarat

dengan

antibodi poliklonal yang dihasilkan oleh organisme inang. Antibodi poliklonal


klon sel induk yang menghasilkan antibodi terhadap satu atau lebih antigen.
Ketika antibodi memasuki tubuh pasien, mereka menempel pada antigen mereka
mengenali dan sistem kekebalan tubuh melihat mereka sehingga bisa menyerang.
Pada dasarnya, tindakan antiserum seperti bendera, menempel ke antigen dan
penandaan mereka sehingga mereka dapat dilihat oleh sistem kekebalan tubuh.
Beberapa racun dan patogen mengandalkan menyerang sementara sistem
kekebalan tubuh yang tersisa aktif. Mereka relatif lemah, dan ketika sistem
kekebalan tubuh terbangun dengan infus antiserum, dapat menghilangkan
penyerbu yang bermusuhan.

Sumber Antiserum bervariasi, tergantung pada jenis patogen atau toksin


seseorang yang telah terkena.Salah satu sumber adalah manusia yang berhasil
bertahan hidup dari terinfeksi atau serangan berbisa. Misalnya dengan Ebola,
penyakit yang berbahaya yang menolak semua bentuk lain dari perawatan,
antiserum yang dimurnikan dari darah dari beberapa korban beruntung telah
digunakan untuk berhasil mengobati orang-orang yang telah terkena penyakit.
Antibodi

yang

berasal

dari

korban

manusia

kadang-kadang

digunakan pada tahap awal epidemi, sementara peneliti masih mengidentifikasi pe


nyakit danmengembangkan pendekatan untuk pengobatan. Secara komersial,
antiserum dapat dihasilkan dari hewan yang membawainfeksi, tetapi tidak sakit,
atau dari hewan yang terkena jumlah kecil dari patogen dari waktu ke waktu.
Eksposur tersebut memberikan sistem kekebalan tubuh dari waktuhewan untuk
merespon dan mengembangkan antibodi, dan darah dapat diambil dan diproses
untuk mengembangkan antiserum. Antisera dapat berlangsung singkat, dan
mungkin cukup mahal karena jumlah pekerjaan yang terlibat dalam produksi,
sehingga mereka biasanya disimpan ditebar di pusat medis utama saja, dengan
rumah sakit dan klinik membuat permintaan ketika mereka membutuhkan
antiserum spesifik yang lebih kecil. Senyawa atau zat-zat kimia yang larut dalam
cairan darah antara lain sebagai berikut:
1. Sari makanan dan mineral yang terlarut dalam darah, misalnya monosakarida,
asam lemak, gliserin, kolesterol, asam amino dan garam-garam mineral.
2. Enzim, hormon dan antibodi sebagai zat-zat hasil produksi sel-sel
3. Protein yang terlarut dalam darah, molekul-malekul ini berukuran cukup
besarsehingga tidak dapat menembus dinding kapiler.
Contoh:
a. Albumin, berguna untuk menjaga keseimbangan tekanan osmotik darah.
b. Globulin,

berperan

dalam

pembentukan

globulin,

komponen pembentuk zat antibodi.


c. Fibrinogen, berperan penting dalam pembekuan darah
4. Urea dan asam urat, sebagai zat-zat sisa hasil metabolism
5. CO2, O2 dan N2 sebagai gas-gas utama yang terlarut dalam plasma.

merupakan

Bagian plasma darah yang mempunyai fungsi penting adalah serum. Serum
merupakan plasma darah yang dikeluarkan atau dipisahkan fibrinogennya dengan
cara memutar darah dalam sentrifuge. Serum tampak sangat jernih dan
mengandung zatantibodi. Antibodi ini berfungsi untuk membinasakan protein
asing yang masuk kedalam tubuh. Protein asing yang masuk ke dalam tubuh
disebut antigen.
IV. ALAT DAN BAHAN
Alat :
Pipet tetes
Objek glass
Tabung reaksi
Tusuk gigi
Bahan :
Eritrosit murni gol A, B, AB, O
Larutan NaCL fisiologis

V. PROSEDUR KERJA :
a) Pembuatan eritrosit 5 %
1. Masukkan kedalam tabung reaksi larutan NaCL sebanyak 19 tetes.
2. Dengan menggunakan pipet tetes yang sama, masukkan kedalam
tabung reaksi diatas 1 tetes eritrosit golongan A.
3. Aduk hingga homogen dengan cara memutar-mutar menggunakan
kedua telapak tangan sehingga diperoleh larutan 5 %.
4. Hal yang sama dilakukan terhadap eritrosit murni golongan B,AB, dan
O, sehingga diperoleh masing-masinglarutan eritrosit 5%.
5. Tandai larutan keempat tersebut.
b) Uji spesifitas antisera
1. Teteskan diatas 4 buah objek glass bersih larutan antisera (plasma
golongan A yang telah dimurnikan) masing-masing sebanyak 1 tetes.
2. Pada objek glass pertama ditambahkan 1 tetes eritrosit 5% golongan
A, lalu amati reaksi yang terjadi

3. Pada objek glass kedua ditambahkan 1 tetes 5% golongan eritrosit B,


lalu amati reaksi yang terjadi
4. Pada objek glass ketiga tambahkan 1 tetes eritrosit 5 % golongan AB ,
lalu amati reaksi yang terjadi.
5. Dan pada objek glass keempat ditambahkan 1 tetes eritrosit 5%
golongan O, lalu amati reaksi yang terjadi.
6. Pengerjaan yang sama juga dilakukan terhadap plasma golongan A, B,
AB. Dan O
7. Tabelkan hasil reaksi yang terjadi, Bila terjadi aglutinasi ditnnyatakan
dengan tanda (+) dan bila reaksi negatif dinyatakan dengan tanda
negatif (-).
VI. HASIL
Tabel pengamatan uji spesifisitas antisera

Plasma A

Plasma B

Plasma AB

Plasma O

Eritrosit 5 %
A

Eritrosit 5 %
B

Eritrosit 5 %
AB

Eritrosit 5 %
O

Ket. (+) = positif terjadi aglutinasi


(-) = negatif, tidak terjadi aglutinasi

VII. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini plasma AB tidak menunjukkan penggumpalan ketika
diberikan eritrosit A, B, AB, dan O. Golongan darah AB yang tidak memiliki
aglutinin A dan aglutinin B, dapat bersifat recipient universal, dimana golongan
ini hanya mampu menerima darah yang ditransfusikan dari berbagai golongan
darah termasuk golongan darah AB itu sendiri. Karena golongan ini mempunyai
dua macam aglutinogen (A&B), maka ketika darah dari golongan lain (A,B, dan
O) ditransfusikan ke golongan ini, pada saat itu golongan AB akan
mempertemukan satu macam aglutinogen (misalnya B) yang terdapat di dalam sel
darah merah tertentu dengan aglutinogen yang bersangkutan (B) yang terdapat di
dalam sel darah merah dari golongan di luar AB (A, B, dan O). ini berarti bila
aglutinin tidak terdapat di dalam plasma darah, maka aglutinogen yang
bersangkutan harus ada di dalam sel darah merah. Golongan darah AB hanya
dapat mentransfusikan darah ke sesama golongannya.
Golongan darah A memiliki antigen A dan antibody B. Pada percobaan,
plasma A hanya mengalami aglutinasi ketika diberikan eritrosit B dan AB. Untuk
golongan darah B memiliki antigen B dan antibody A. Golongan darah B
mengalami penggumpalan ketika diberikan eritrosit A dan AB. Sedangkan
golongan darah A tidak memiliki antigen tetapi memiliki antibody A dan antibody
B. Golongan darah O menggumpal saat diberikan eritrosit A, B, dan AB.

VIII.

KESIMPULAN
Pemeriksaan spesifisitas antisera dilakukan dengan mereaksikan antisera

(serum) dengan sel darah merah. Hasil yang di dapat dari percobaan pemeriksaan
spesifisitas antisera ini plasma AB tidak memberi gumpalan setelah diberi
eritrosit.

DAFTAR PUSTAKA
Nanny, K H. et all.1990. Isolasi imunogamaglobulin anti-T4 dari antisera.
Seminar Pendayagunaan Reaktor Nuklir untuk Kesejahteraan Masyarakat, PPTNBATAN. Bandung.
Sinnott, E.W. 1958. Principles Of Genetics. 5th edition. McGraw-Hill Book
Company Inc. New York.
Suryo. 1996. Genetika. Departemen P dan K Direktorat Jendral Pendidikan
Tinggi. Jakarta.
Yovita Lisawati. 1993. Pembuatan dan Evaluasi Antisera Penentuan Golongan
Darah ABO. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Andalas, Padang

LAMPIRAN

Uji spesifisitas antisera

Gambar eritrosit 5 %

LAPORAN PRAKTIKUM SEROLOGI

NAMA

: ROSA ADEVIA

NIM

: 12.01.03.019
S1 EKSTENSI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI (STIFI) BHAKTI PERTIWI


PALEMBANG
2013-2014

Anda mungkin juga menyukai