Pada gambar 06 dapat dilihat jalur perkembangan limfosit. Antibodi diproduksi oleh
Limfosit B. Limfosit B memerlukan bantuan dari anak perangkat limfosit T agar dapat
bereaksi terhadap antigen-antigen tertentu. Antibodi merupakan suatu zat kimia (protein
plasma) yang dapat mengidentifikasi antigen. Ketika sel limfosit B mengidentifikasi
antigen, dengan cepat sel akan bereplikasi untuk menghasilkan sejumlah besar sel
plasma. Sel plasma lalu menghasilkan antibodi dan melepaskan ke dalam cairan tubuh.
Antibodi memiliki struktur seperti huruf Y dengan dua lengan dan satu kaki. Struktur tiga
dimensi suatu molekul antibodi dapat dilihat pada gambar 07.
Antibodi (bahasa Inggris: antibodi, gamma globulin) adalah glikoprotein dengan struktur
tertentu yang disekresi dari pencerap limfosit-B yang telah teraktivasi menjadi sel
plasma, sebagai respon dari antigen tertentu dan reaktif terhadap antigen tersebut. Sistem
imunitas manusia ditentukan oleh kemampuan tubuh untuk memproduksi antibodi untuk
melawan antigen. Antibodi dapat ditemukan pada darah atau kelenjar tubuh vertebrata
lainnya, dan digunakan oleh sistem kekebalan tubuh untuk mengidentifikasikan dan
menetralisasikan benda asing seperti bakteri dan virus. Molekul antibodi beredar di dalam
pembuluh darah dan memasuki jaringan tubuh melalui proses peradangan. Mereka
terbuat dari sedikit struktur dasar yang disebut rantai. Tiap antibodi memiliki dua rantai
berat besar dan dua rantai ringan.Rantai berat dan rantai ringan dapat dilihat pada gambar
07.
Terdapat beberapa tipe berbeda dari rantai berat antibodi, dan beberapa tipe antibodi yang
berbeda, yang dimasukan ke dalam kelas (en:isotype) yang berbeda berdasarkan pada tiap
rantai berat. Lima isotype antibodi yang berbeda diketahui berada pada tubuh mamalia
dan memainkan peran yang berbeda dan menolong mengarahkan respon imun yang tepat
untuk tiap tipe benda asing berlainan yang masuk ke dalam tubuh, yaitu: IgG, IgM, IgA,
IgD dan IgE, yang mempunyai perbedaan area C.
IgG merupakan antibodi yang paling banyak terdapat dalam tubuh manusia. Dihasilkan
hanya dalam waktu beberapa hari dan memiliki masa hidup beberapa minggu sampai
beberapa tahun. IgG banyak terdapat pada darah, sistem getah bening, dan usus.
Mengikuti aliran darah, IgG akan langsung menuju benda asing dan menghambatnya
begitu berhasil mendeteksi. Antibodi ini mempunyai efek antibakteri yang kuat dan
penghancur antigen.lgG melindungi tubuh dari bakteri dan virus, serta menetralkan asam
yang ada dalam racun.
lgA yaitu antibodi yang terdapat pada bagian yang peka, misalnya air mata, liur, ASI,
darah, lendir, getah lambung, dan usus. Kepekaan daerah tersebut berhubungan langsung
dengan kecenderungan bakteri dan virus yang suka pada media lembab. IgM merupakan
antibodi yang terdapat pada darah dan getah bening. Pada saat tubuh bertemu dengan
benda asing, IgM yang pertama dihasilkan tubuh untuk melawan benda asing tersebut.
Janin mampu memproduksi IgM pada usia kehamilan enam bulan. Jika ada kuman atau
bakteri yang coba menyerang, produksi IgM janin akan meningkat. Untuk mengetahui
apakah janin telah terinfeksi atau tidak, bisa dilihat kadar IgM dalam darah.
Imunoglobulin D (IgD) juga terdapat dalam darah dan getah bening. IgD tak mampu
bekerja sendiri, tetapi menempelkan diri ke permukaan sel-sel T, lalu membantu sel T
menangkap antigen. Imunoglobulin E (IgE) merupakan antibodi yang beredar dalam
aliran darah dan bertanggung jawab memanggil antibodi lain untuk berperang melawan
zat asing. IgE kadang menimbulkan reaksi alergi. Karena itu, pada tubuh orang yang
sedang alergi, kadar IgE-nya tinggi.
Antibodi memiliki kemampuan spesifik untuk mengikat determinat site dari antigen atau
yang disebut dengan determinan antigenik. Untuk lebih jelasnya ikatan antara dua
molekul antigen dengan dengan situs pengikatan antigen di daerah-daerah variabel pad
anti bodi dapat dilihat pada gambar 08.
Gambar 08. Skematik Ikatan Antara 2 Molekul Antigen dengan Situs pengikat Antigen
Antibodi adalah molekul protein (immunoglobulin) yang memiliki satu atau lebih tempat
perlekatan (combining sites) yang disebut paratope (Brownlee, 2007).Antigen adalah
molekul asing yang mendatangkan suatu respon spesifik dari limfosit. Salah satu cara
antigen menimbulkan respon kekebalan adalah dengan cara mengaktifkan sel B untuk
mensekresi protein yang disebut antibodi. Istilah antigen sendiri merupakan singkatan
antibodi-generator (pembangkit antibodi).Masing-masing antigen mempunyai bentuk
molekuler khusus dan merangsang sel-sel B tertentu untuk mensekresi antibodi yang
berinteraksi secara spesifik dengan antigen tersebut (Campbell, 2004).Interaksi antigen
antibodi merupakan interaksi kimiawi yang dapat dianalogikan dengan interaksi enzim
dengan substratnya.Spesifitas kerja antibodi mirip dengan enzim (Sadewa, 2008).
Tes aglutinasi adalah pendiagnosa yang berguna untuk mendeteksi dan mengukur
antibodi spesifik dalam serum pasien, untuk mengidentifikasi antigen seperti bakteri dan
virus (yang dikenal dengan antisera) serta untuk menentukan golongan
darah.Hemaglutinasi adalah aglutinasi sel darah merah oleh antibodi yang spesifik untuk
antigen membran sel. Pemeriksaan golongan darah adalah contoh dari hemaglutinasi.
Molekul antibodi dengan satu reseptor pengikat dan satu reseptor bebas terikat pada
antigen membentuk jembatan (linkage) antara 2 mokelul antigen.Ikatan silang antigen-
antibodi ini berlanjut membentuk pola geometris komplek tiga dimensi sampai
menghasilkan satu kelompok besar.Aglutinasi ini terjadi bila ukuran antigen lebih dari 2
m (Nolte, 1977).
Kompleks histokompatibilitas mayor (MHC), yang merupakan sidik jari protein yang
unik untuk setiap individu, bertanggung jawab atas stimulasi penolakan pencangkokan
jaringan dan transplantasi organ. Molekul MHC asing bersifat antigenik dan menginduksi
respon kekebalan melawan jaringan atau organ yang didonorkan itu. Untuk
meminimalkan penolakan, upaya-upaya telah dilakukan untuk sedekat mungkin
mencocokkan MHC jaringan donor dengan MHC jaringan resipien (penerima).