Anda di halaman 1dari 4

Nama : Shalsabila Rahmadini

NIM : P05120320040
Prodi : Sarjana Terapan Keperawatan dan Ners
IMUNOLOGI DASAR

A. Antigen
Antigen adalah suatu substansi yang dianggap asing oleh tubuh, dan akan memacu
terjadinya respon imun yang akan akhirnya akan memacu produksi antibodi. Antigen yang
berhasil masuk ke dalam tubuh akan mengaktifkan berbagai respon imun spesifik maupun
non-spesifik. Jika antigen ini tidak ditangani dengan baik oleh sistem imun kita, antigen
tersebut dapat menimbulkan penyakit sesuai dengan jenis penyakit yang dibawanya.
Struktur antigen secara fungsional antigen dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Imunogen Imunogen adalah molekul besar dari sebuah antigen yang bersifat sebagai
molekul pembawa karena membawa molekul kecil (hapten) dari suatu antigen.
Imunogen ini dapat dikenal oleh antibodi dan memacu pembentukan antibodi
(imunogenik).
2. Hapten Hapten adalah molekul kecil yang mempunyai kandungan antigenik (molekul
karier) yang diikat oleh molekul besar (imunogen). Namun hapten ini tidak dapat
memacu produksi antibodi jika tidak berikatan dengan molekul besar sehingga disebut
sebagai molekul non-imunogenik.
Klasifikasi antigen dapat dibagi jenisnya berdasarkan asal, determinan, spesifitas, dan
bahan kimianya. Berikut pembagiannya:
1. Berdasarkan Asal
 Eksogen, karena berasal dari luar tubuh.
 Endogen, karena berasal dari dalam tubuh
2. Berdasarkan Determinan
Determinan adalah komponen antigen yang dapat menginduki atau memacu
pembetukan antibodi.
 Unideterminan univalen : hanya memiliki satu jenis determinan dan jumlahnya
satu.
 Unideterminan multivalen : hanya memiliki satu jenis determinan namun
berjumlah lebih dari satu pada satu molekul.
 Multideterminan univalen : memiliki dua atau lebih jenis determinnan namun
hanya berjumlah satu pada setiap jenis determinannya.
 Multideterminan multivalen : memiliki dua atau lebih jenis determinan dan setiap
jenisnya berjumlah lebih dari satu.
3. Berdasarkan Spesifitas
 Heteroantigen : dimiliki oleh banyak spesies
 Xenoantigen : dimiliki oleh banyak spesies namun hanya spesies tertentu saja.
 Aloantigen : dimiliki oleh individu dalam satu spesies saja
 Antigen Organ Spesifik : hanya dimiliki oleh organ tertentu saja
 Autoantigen : berasal dari tubuh sendiri
Pada umumnya, antigen yang tersusun oleh polisakarida dan protein bersifat imunogenik,
sedangkan jika tersusun oleh lipid dan asam nukleat biasanya tidak imunogenik kecuali
berikatan dengan protein pembawa.

B. Antibody
Antibodi (disingkat Ab), juga dikenal sebagai imunoglobulin (disingkat Ig), adalah
protein berukuran besar berbentuk huruf Y yang digunakan oleh sistem imun untuk
mengidentifikasi dan menetralkan benda asing seperti bakteri dan virus patogen. Antibodi
mengenali molekul unik milik patogen, yang disebut antigen.Setiap ujung "Y" dari
antibodi berisi paratop (dianalogikan dengan gembok) yang spesifik untuk satu epitop
tertentu (dianalogikan dengan kunci) pada antigen, yang memungkinkan kedua struktur ini
berikatan secara presisi. Dengan menggunakan mekanisme pengikatan ini, antibodi dapat
menandai mikroorganisme atau sel yang terinfeksi untuk diserang oleh komponen sistem
imun lainnya atau dapat menetralkannya secara langsung (misalnya dengan memblokir
bagian dari virus yang penting untuk invasi). Untuk memungkinkan sistem imun
mengenali jutaan antigen yang berbeda, situs pengikatan antigen di kedua ujung antibodi
juga memiliki variasi yang sama banyaknya. Sementara itu, bagian antibodi sisanya relatif
konstan. Antibodi punya beberapa varian yang menentukan kelas atau isotipe antibodi,
yaitu IgA, IgD, IgE, IgG, atau IgM. Di batang tubuh antibodi yang relatif konstan, terdapat
situs yang terlibat dalam interaksi dengan komponen sistem imun lainnya. Oleh karena itu,
pembagian kelas tersebut menentukan fungsi yang dipicu oleh antibodi setelah mengikat
antigen, selain perbedaan karakteristik struktural. Perbedaan kelas antibodi juga
memengaruhi perbedaan tempat mereka dilepaskan di dalam tubuh dan pada tahapan
respons imun apa. Bersama dengan sel B dan sel T, antibodi merupakan bagian terpenting
dari sistem imun adaptif. Mereka hadir dalam dua bentuk melekat pada sel B atau dalam
bentuk terlarut dalam cairan ekstraseluler seperti plasma darah. Awalnya, antibodi
menempel ke permukaan sel B – mereka disebut sebagai reseptor sel B (BCR). Setelah
antigen berikatan dengan BCR, sel B teraktivasi untuk berkembang biak dan
berdiferensiasi menjadi sel plasma (yang mensekresikan antibodi-yang-dapat-larut dengan
paratop yang sama) atau menjadi sel B memori (yang bertahan di dalam tubuh untuk
mengaktifkan kekebalan jangka panjang terhadap antigen). Antibodi yang larut dilepaskan
ke dalam darah dan cairan ekstraseluler, serta banyak sekresi. Karena cairan juga disebut
sebagai humor, imunitas yang dimediasi oleh antibodi kadang-kadang dikenal sebagai,
atau dianggap sebagai bagian dari, imunitas humoral. Unit berbentuk Y dapat berdiri
sendiri sebagai monomer atau terangkai dalam kompleks molekul yang terdiri dari dua
hingga lima unit. Antibodi merupakan glikoprotein yang termasuk dalam superfamili
imunoglobulin. Istilah antibodi dan imunoglobulin sering digunakan secara bergantian,
meskipun istilah 'antibodi' kadang-kadang digunakan untuk bentuk yang disekresikan dan
larut, dengan kata lain, tidak termasuk reseptor sel B.

C. Kelas Imunoglobulin
Mengenali jenis antibodi terdapat berapa jenis antibodi dan masing-masing memiliki
fungsi tersendiri. Antibodi dikenal juga dengan immunoglobulin. Berikut ini adalah jenis-
jenis antibodi:
1. Immunoglobulin A (IgA) disebut juga rantai –α (alpha) .Antibodi IgA merupakan jenis
antibodi yang paling umum ditemukan di dalam tubuh dan terlibat dalam proses
terjadinya reaksi alergi. Di dalam tubuh, antibodi IgA banyak ditemukan di lapisan
mukosa (selaput lendir) tubuh, terutama yang melapisi saluran pernapasan dan saluran
pencernaan. IgA juga banyak ditemukan pada cairan tubuh, seperti air liur, dahak, air
mata, cairan vagina, dan ASI. Pemeriksaan antibodi IgA juga biasanya dilakukan oleh
dokter untuk mendiagnosis gangguan pada sistem imunitas, misalnya penyakit celiac.
2. Immunoglobulin E (IgE) disebut juga rantai –ε (epsilon) .Antibodi IgE umumnya
ditemukan di darah dalam jumlah yang sedikit. Namun, jumlah antibody IgE akan
meningkat ketika tubuh mengalami reaksi peradangan akibat alergi. Secara medis,
pemeriksaan antibodi IgE dilakukan untuk mendeteksi penyakit alergi dan infeksi
parasit.
3. Immunoglobulin G (IgG) disebut juga rantai – γ (gamma). Antibodi IgG adalah jenis
antibodi yang paling banyak ditemukan di dalam darah dan cairan tubuh lainnya.
Ketika antigen seperti kuman, virus, atau zat kimia tertentu masuk ke dalam tubuh, sel-
sel darah putih akan "mengingat" antigen tersebut dan membentuk antibodi IgE untuk
melawannya. Dengan demikian, jika antigen tersebut kembali masuk ke dalam tubuh
atau menyerang tubuh Anda, sistem kekebalan tubuh akan mudah mengenalinya dan
melakukan perlawanan karena antibodi sudah terbentuk lebih dulu.
4. Imunoglobulin D ( Ig D) disebut juga rantai –δ (delta). Fungsi utama IgD belum
diketahui tetapi merupakan imunoglobulin permukaan sel limfosit B bersama IgM dan
diduga berperan dalam diferensiasi sel ini.
5. Immunoglobulin M (IgM) disebut juga rantai –µ (mu). Tubuh akan membuat antibodi
IgM saat Anda pertama kali terinfeksi bakteri atau virus sebagai bentuk pertahanan
pertama tubuh untuk melawan infeksi. Kadar IgM akan meningkat dalam waktu singkat
saat terjadi infeksi, kemudian perlahan menurun dan digantikan oleh antibodi IgG. Oleh
sebab itu, hasil pemeriksaan IgM dengan nilai yang tinggi, sering kali dianggap sebagai
tanda adanya infeksi yang masih aktif. Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan
antibodi IgM bersamaan dengan tes antibodi IgA dan IgG untuk memantau kondisi dan
fungsi sistem kekebalan tubuh serta mendiagnosis apakah terdapat penyakit tertentu,
seperti infeksi atau penyakit autoimun.
Kondisi yang Memerlukan Tes Antibodi Manfaat dari tes antibodi adalah untuk
membantu mendiagnosis adanya infeksi pada berbagai organ tubuh, terutama gangguan
sistem kekebalan tubuh, masalah pencernaan, dan infeksi saluran pernapasan. Tes antibodi
juga bisa dilakukan untuk mendeteksi penyakit tertentu, seperti dermatitis kontak alergi,
eksim atopik, rhinitis alergi, dan asma.

D. Genetika Imunoglobulin
Terdapat tiga (3) kompleks gen yang mengendalikan imunoglobulin pada manusia
yaitu : Igh (heavy), Igk (kappa) dan Igl (lambda), namun lokasinya dalam kromosom
berbeda. Igh terletak pada kromosom 14 pada posisi 14p32, Igk terletak pada kromosom 2
pada posisi 2p12 dan Igl terletak pada kromosom 22 pada posisi 22qu. Igh letaknya pada
kromosom yang sama dengan TCR namun beda posisi.

Anda mungkin juga menyukai