Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

TUGAS KEPERAWATAN HIV & PENYAKIT KRONIS

ANTIGEN & ANTIBODI

Dosen Pembimbing : Sodikin,M.Kep.,Sp.Kep.M.B

Disusun Oleh :

1. Annisya Kusnaedi (106118001)

2. Awalia Amatushafiya (106118013)

3. Yahya Yoga Permana (106118021)

4. Fatma Nur Hidayah (106118026)

5. Annisa Milania Oktafiani (106118027)

6. Pipit Retno Ugi Lestari (106118030)

7. Vivayatul Amani (106118037)

STIKES AL-IRSYAD AL ISLAMIYAH CILACAP

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

2019/2020
1. Antigen
1.1 Pengertian
Antigen adalah zat-zat asing yang pada umumnya merupakan protein yang
berkaitan dengan bakteri dan virus yang masuk ke dalam tubuh.
Antigen merupakan bahan asing yang dikenal dan merupakan target yang akan
dihancurkan oleh sistem kekebalan tubuh. Antigen ditemukan di permukaan seluruh sel,
tetapi dalam keadaan normal, sistem kekebalan seseorang tidak bereaksi terhadap
selnya sendiri. Sehingga dapat dikatakan antigen merupakan sebuah zat yang
menstimulasi tanggapan imun, terutama dalam produksi antibodi. Antigen biasanya
protein atau polisakarida, tetapi dapat juga berupa molekul lainnya, termasuk molekul
kecil (hapten) dipasangkan ke protein-pembawa. Sistem kekebalan atau sistem imun
adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ
khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini
akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel
kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya
melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus yang
menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem kekebalan juga
memberikan pengawasan terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem ini juga telah
dilaporkan meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker. Dalam faktanya
kekuatan antibody seseorang tersebut dalam melawan antigen yang terdapat dalam
tubuh seseorang.

1.2 Jenis – jenis Antigen


Ada beberapa jenis antigen, yaitu jenis antigen berdasarkan determinannya, jenis
antigen berdasarkan spesifiktasnya, jenis antigen berdasarkan ketergantungan pada sel
T, dan jenis antigen menurut berdasarkan kandungan bahan kimianya.
1. Jenis antigen berdasarkan determinannya, yaitu:
 Unideterminan univalen merupakan jenis epitop satu dan jumlahnya satu,
 Unideterminan multivalen merupakan jenis epitop satu dan jumlahnya lebih
dari satu,
 Multideterminan univalen merupakan jenis epitop lebih dari satu dan jumlanya
satu,
 Multideterminan multivalen merupakan jenis epitop lebih dari satu dan
jumlanya lebih dari satu.
2. Jenis antigen berdasarkan spesifiktasnya, yaitu:
 Heteroantigen yaitu antigen yang dimiliki oleh banyak spesies,
 Xenoantigen yaitu antigen yang dimiliki oleh spesies tertentu,
 Alloantigen yaitu antigen yang dimiliki oleh satu spesies,
 Antigen organ spesifik yaitu antigen yang dimiliki oleh organ tertentu,
 Autoantigen yaitu antigen yang berasal dari tubuhnya sendiri.
3. Jenis antigen berdasarkan ketergantungan pada sel T, yaitu:
 T dependen adalah antigen yang perlu pengenalan terhadap sell T dan sel
B untuk merangsang antibodi,
 T independen adalah antigen yang dapat merangsang sel B tanpa perlu
mengenal sel T terlebih dahulu.
4. Jenis antigen menurut berdasarkan kandungan bahan kimianya, yaitu:
 Karbohidrat adalah antigen yang imunogenik
 Lipid adalah antigen yang tidak imunogenik namun hapten
 Asam nukleat adalah antigen yang tidak imunogenik
 Protein adalah antigen yang imunogenik
2. Antibodi
2.1 Pengertian
Antibodi adalah protein yang dapat ditemukan pada darah atau kelenjar tubuh
vertebrata lainnya, dan digunakan oleh sistem kekebalan tubuh untuk
mengidentifikasikan dan menetralisasikan benda asing seperti bakteri dan virus.
Mereka terbuat dari sedikit struktur dasar yang disebut rantai. Tiap antibodi memiliki
dua rantai berat besar dan dua [rantai ringan].
Antibodi diproduksi oleh tipe sel darah yang disebut sel B. Terdapat beberapa tipe
yang berbeda dari rantai berat antibodi, dan beberapa tipe antibodi yang berbeda, yang
dimasukan kedalam isotype yang berbeda berdasarkan pada tiap rantai berat mereka
masuki. Lima isotype antibodi yang berbeda diketahui berada pada tubuh mamalia,
yang memainkan peran yang berbeda dan menolong mengarahkan respon imun yang
tepat untuk tiap tipe benda asing yang berbeda yang ditemui.

Antibodi terdiri dari sekelompok protein serum globuler yang disebut sebagai
immunoglobulin (Ig). Sebuah molekul antibody umumnya mempunyai dua tempat pengikatan
antigen yang identik dan spesifik untuk epitop (determinan antigenik) yang menyebabkan
produksi antibody tersebut. Masing-masing molekul antibody terriri atas empat rantai
polipeptida, yaitu dua rantai berat (heavy chain) yang identik dan dan dua
rantai ringan (light chain) yang identik, yang dihubungkan oleh jembatan disulfida untuk
membentuk suatu molekul berbentuk Y. Pada kedua ujung molekul berbentuk Y itu
terdapat daerah variabel (V) rantai berat dan ringan. Disebut demikian karena urutan asam
amino pada bagian ini sangat bervariasi dari satu antibodi ke antibodi yang lain. Daerah V
rantai berat dan daerah V rantai ringan secara bersama-sama membentuk suatu kontur
unik tempat pengikatan antigen milik antibodi. Interaksi antara tempat pengikatan antigen
dengan epitopnya mirip dengan interaksi enzim dan substratnya: ikatan nonkovalen
berganda terbentuk antara gugus-gugus kimia pada masing-masing molekul.

2.2 Jenis jenis Antibodi


a. Imunoglobulin G
Merupakan antibodi yang paling berlimpah dalam sirkulasi. Terbanyak
dalam serum (75%). Antibodi ini dengan mudah melewati dinding pembuluh
darah dan memasuki cairan jaringan. IgG juga menembus plasenta dan
memberikan kekebalan pasif bagi ibu ke janin. Ig G melindungi tubuh dari
bakteri, virus, dan toksin yang beredar dalam darah dan limfa, dan memicu
kerja sistem komplemen. Mempunyai sifat opsonin berhubungan erat dengan
fagosit, monosit dan makrofag. Berperan pada imunitas seluler yang dapat
merusak antigen seluler
berinteraksi dengan komplemen, sel K, eosinofil dan neutrofil.
b. Imunoglobulin A
IgA dihasilkan paling banyak dalam bentuk dua monomer Y (suatu dimer)
oleh sel-sel yang terdapat berlimpah pada membran mukosa. Jumlah dalam
serum sedikit. Banyak terdapat dalam saluran nafas, cerna, kemih, air mata,
keringat, ludah dan air susu. Fungsi utama IgA adalah untuk mencegah
pertautan virus dan bakteri ke permukaan epitelium. Fungsinya menetralkan
toksin dan virus, mencegah kontak antara toksin/ virus dengan sel sasaran dan
mengumpalkan/ mengganggu gerak kuman yang memudahkan fagositosis.

c. Imunoglobulin M
Immunoglobin M ialah antibodi yang disintesis pertama kali dalam stimulus
antigen. Konsentasinya dalam darah menurun secara cepat. Hal ini diagnostik
bermanfaat karena kehadiran IgM umumnya mengindikasikan adanya infeksi
baru oleh patogen yang menyebabkan pembentukannya. Sintesis imunoglobin
M dilakukan oleh fetus waktu intrauterin. Oleh karena tidak dapat melawan
plasenta, maka IgM pada bayi yang baru lahir menunjukkan tanda-tanda infeksi
intrauterin. Fungsinya mencegah gerakan mikroorganisme antigen,
memudahkan fagositosis dan Aglutinosis kuat terhadap antigen.
d. Imunoglobulin E
Antibodi IgE berukuran sedikit besar dibandingakan dengan molekul IgG
dan hanya mewakili sebagian kecil dari total antibodi dalam darah. Ig E
disekresikan oleh sel plasma di kulit, mukosa, serta tonsil. Jika bagian ujung
IgE terpicu oleh antigen, akan menyebabkan sel melepaskan histamin yang
menyebabkan peradangan dan reaksi alergi. Mudah diikat oleh sel mastosit,
basofil dan eosinofil. Kadar tinggi pada kasus: alergi, infeksi cacing,
skistosomiasis, trikinosis. Proteksi terhadap invasi parasit seperti cacing.
e. Imunoglobulin D
Sedikit ditemukan dalam sirkulasi. Antibodi IgD tidak mengaktifkan sistem
komplemen dan tidak menembus plasenta. IgD terutama ditemukan pada
permukaan sel B, yang kemungkinan berfungsi sebagai suatu reseptor antigen
yang diperlukan untuk memulai diferensiasi sel-sel B menjadi sel plasma dan
sel B memori. Tidak dapat mengikat komplemen. Mempunyai aktifitas antibodi
terhadap makanan dan autoantigen.

3. Interaksi antigen dan antibodi


Antibodi memiliki sisi pengikat antigen pada daerah variabel dan antigen memiliki sisi
penghubung determinan (epitop). Oleh karena itu, kedua sisi akan berikatan membentuk
kompleks antigen dan antibodi. Mekanisme pengikatan antibodi ke antigen dapat melalui
beberapa cara :
1) Fiksasi komplemen
Dalam fiksasi komplemen terjadi aktivasi sistem komplemen oleh kompleks
antigen-antibodi. Komplemen memiliki 20 protein serum yang berbeda. Ketika infeksi,
protein serum pertama teraktivasi dan mengaktifkan protein serum selanjutnya secara
jalur berantai (efek domino). Hasil reaksi komplemen tersebut akan melisiskan sel-sel
patogen dan virus. Fiksasi komplemen menghasilkan 2 jenis efek yang disebut dengan
sitolisis dan inflamasi.
2) Netralisasi
Netralisasi menyebabkan antibodi menutup sisi penghubung determinan antigen,
sehingga antigen tidak berbahaya dan akhirnya dapat dicerna oleh sel fagosit.
3) Aglutinasi (penggumpalan)
Yang dimaksud dengan aglutinasi adalah kondisi ketika satu antibodi memiliki minimal 2
pengikatan. Semua sisi pengikatan tersebut berikatan dengan antigen berupa materi
partikel seperti sel darah merah atau bakteri. Oleh karena itu, kompleks besar dengan
mudah difagosit oleh makrofag.
4) Presipitasi (pengendapan) 
Presipitasi adalah pengikatan silang molekul-molekul antigen yang terlarut dalam cairan
tubuh. Setelah terendapkan, antigen dikeluarkan dan dibuang melalui fagositosis.
Daftar Pustaka
http://docshare02.docshare.tips/files/29543/295436933.pdf . Diakses tangal 2 Oktober 2020
https://www.scribd.com/doc/241313850/Antigen-Dan-Antibodi. Diakses tangal 2 Oktober 2020
https://blog.ruangguru.com/mengenal-antigen-dan-antibodi. Diakses tangal 2 Oktober 2020

Anda mungkin juga menyukai