Anda di halaman 1dari 7

Paper Imunologi Veteriner

RESPON IMUN HUMORAL

DISUSUN OLEH :
Baroli Sadri (1502101010208)

KELAS :
Lima (5)

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2017
Pengertia Imunitas Humoral

Imunitas humoral, yaitu imunitas yang dimediasi oleh molekul di dalam darah, yang
disebut antibodi. Antibodi dihasilkan oleh sel B limfosit. Mekanisme imunitas ini ditujukan
untuk benda asing yang berada di luar sel (berada di cairan atau jaringan tubuh). Limfosit B akan
mengenali benda asing tersebut, kemudian akan memproduksi antibodi. Antibodi merupakan
molekul yang akan menempel di suatu molekul spesifik (antigen) dipermukaan benda asing
tersebut. Kemudian antibodi akan menggumpalkan benda asing tersebut sehingga menjadi tidak
aktif, atau berperan sebagai sinyal bagi sel-sel fagosit.

Pembentukan antibodi ini dipicu oleh kehadiran antigen. Antibodi secara spesifik akan
bereaksi dengan antigen spesifik, berarti antigen A hanya akan berekasi dengan dengan antibodi
A, tidak dengan antibodi B. Antibodi umumnya tidak secara langsung menghancurkan antigen
yang menyerang. Namun, pengikatan antara antigen dan antibodi merupakan dasar dari kerja
antibodi dalam kekebalan tubuh. Terdapat beberapa cara antibodi menghancurkan patogen atau
antigen, yaitu netralisasi, penggumpalan, pengendapan, dan pengaktifan sistem komplemen
(protein komplemen).

Respon Imun Humoral

Respons imun adalah respons tubuh berupa suatu urutan kejadian yang kompleks
terhadap antigen, untuk mengeliminasi antigen tersebut. Respons imun ini dapat melibatkan
berbagai macam sel dan protein, terutama sel makrofag, sel limfosit, komplemen, dan sitokin
yang saling berinteraksi secara kompleks..(Freakz,2012)

Respon imun berawal sewaktu sel B atau T berikatan, seperti kunci dengan anak
gemboknya, dengan suatu protein yang diidentifikasi oleh sel T atau B sebagai benda asing.
Selama perkembangan masa janin dihasilkan ratusan ribu sel B dan sel T yang memilki potensi
yang berikatan dengan protein spesifik. Protein yang dapat berikatan dengan sel T dan B
mencakup protein yang terdapat dimembran sel bakteri, mikoplasma, selubung virus, atau serbuk
bunga, debu, atau makanan tertentu. Setiap sel dari seseorang memilki protein-protein
permukaan yang dikenali berbagai benda asing oleh sel T atau B milik orang lain. Protein yang
dapat berikatan dengan sel; T atau B disebut dengan antigen, apabila suatu antigen menyebabkan
sel T atau B menjadi aktif bermultiplikasi dan berdeferensiaasi lebih lanjut, maka antigen
tersebut dapat bersifat imunogenik.

Di dalam imunitas humoral yang berperan adalah limfosit B atau sel B berasal dari sistem
sel. Fungsi utamanya adalah mempertahankan tubuh terhadap infeksi bakteri, virus dan
melakukan netralisasi toksin. Dibuat di sumsum tulang yaitu sel batang yang sifatnya
pluripotensi (pluripotent stem cells) dan dimatangkan di sumsum tulang (Bone Marrow).
Limfosit B menyerang antigen yang ada di cairan antar sel. Terdapat 3 jenis sel limfosit B yaitu
limfosit B plasma memproduksi antibodi, limfosit B pembelah menghasilkan limfosit dalam
jumlah banyak secara cepat, limfosit B memori mengingat antigen yang pernah masuk ke tubuh.

Ada lima jenis immunoglobulin (Ig)yaitu IgG, IgA, IgM, IgD, IgE.

IgG merupakan komponen utama didalam Ig serum dengan kadar di dalam darah sekitar 75
% dari semua immunoglobulin. IgG dapat menembus plasenta dan masuk ke fetus dan
berperan dalam imunitas bayi sampai berusia 6-9 bulan. IgG dan komplemen bekerja saling
membantu di dalam sebagai opsonin pada pemusnahan antigen. IgG juga berperan di dalam
imunitas sellular.
IgA ditemukan dalam jumlah yang sedikit didalam darah. IgA di dalam serum dapat
Amengagglutinasi kuman . Mengganggu motilitasnya hingga memudahkan fagositosis
oleh sel PMN.
IgM merupakan antibody dalam respon imun primer terhadap kebanyakan antigen. IgM
dapat mencegah gerakan mikroorganisme patogen, memudahkan fagositosis dan
merupakan aglutinator poten protein.
IgD ditemukan dengan kadar yang sangat rendah didalam sirkulasi. IgD merupakan 1%
dari total immunoglobulin dan ditemuksan banyak pada sel membran sel B bersama IgM
dan berfungsi sebagai reseptor pada aktivasi sel B.
IgE ditemukan dalam serum dengan kadar yang rendah di dalam serum dan meningkat
pada penyakit alergi, infeksi cacing.

Respon imun primer terjadi pada paparan pertama pada antigen. Karakteristiknya
mempunyai lag period ini dibutuhkan sel B spesifik dalam melawan antigen untuk berproliferasi
dan berdifferensiasi menjadi plasma sel. Jika seseorang terpapar untuk kedua kalinya dengan
antigen yang sama respon imun sekunder terjadi. Respon ini lebih cepat lebih lama, dan lebih
efektif karena sistim imun sudah disiapkan melawan antigen tersebut. Walaupun antibodi tidak
dapat menghancurkan antigen secara langsung tetapi dapat menginaktifkan dan menandainya
untuk dihancurkan. Yang terjadi di dalam interaksi antigen-antibodi adalah suatu formasi
kompleks antigen-antibodi.

Salah satu komponen sistem imun pada organisme adalah molekul / humoral. Komponen
ini terdiri dari tiga substansi yaitu komplemen, interferon, dan antibodi. Secara garis besar,
ketiga komponen ini termasuk kedalam respon imun spesifik yang merupakan respon /
tanggapan suatu sistem imun yang spesifik terhadap benda / zat asing tertentu saja.

Sistem komplemen adalah protein dalam serum darah yang bereaksi berjenjang sebagai
enzim untuk membantu sistem kekebalan selular dan sistem kekebalan humoral untuk
melindungi tubuh dari infeksi. Protein komplemen tidak secara khusus bereaksi
terhadap antigen tertentu, dan segera teraktivasi pada proses infeksi awal dari patogen.
Oleh karena itu sistem komplemen dianggap merupakan bagian dari sistem kekebalan
turunan. Walaupun demikian, beberapa antibodi dapat memicu beberapa protein
komplemen, sehingga aktivasi sistem komplemen juga merupakan bagian dari sistem
kekebalan humoral.
Interferon merupakan hormon berbentuk sitokina berupa protein berjenis glikoprotein yang
disekresi oleh sel vertebrata kerena akibat rangsangan biologis seperti virus ,bakteri
,protozoa,mycoplasma ,mitigen,dan senyawa lainnya Antibodi adalah
adalah glikoprotein dengan struktur tertentu yang disekresi dari pencerap limfosit-B yang
telah teraktivasi menjadi sel plasma, sebagai respon dari antigen tertentu dan reaktif
terhadap antigen tersebut.
Molekul antibodi beredar di dalam pembuluh darah dan memasuki jaringan tubuh melalui
proses peradangan. Mereka terbuat dari sedikit struktur dasar yang disebut rantai. Tiap
antibodi memiliki dua rantai berat besar dan dua rantai ringan. Antigen merupakan molekul
yang memacu respons imun (imunogen). Substansi ini dapat bereaksi dengan antibodi atau
sel T yang sudah tersensitivitasi.
Beberapa Cara Antibodi Menghancurkan Patogen

1. Netralisasi terjadi jika antibodi memblokir beberapa tempat antigen berikatan dan
membuatnya tidak aktif. Antibodi menetralkan virus dengan menempel pada tempat yang
seharusnya berikatan dengan sel inang. Selain itu, antibodi menetralkan bakteri dengan
menyelimuti bagian beracun bakteri dengan antibodi. Hal tersebut menetralkan racun
bakteri sehingga sel fagosit dapat mencerna bakteri tersebut.
2. Penggumpalan (aglutinasi) bakteri, virus, atau sel patogen lain oleh antibodi merupakan
salah satu cara yang cukup efektif. Hal ini dapat dilakukan karena antibodi memiliki
minimal dua daerah ikatan (binding site ). Cara ini memudahkan sel fagosit menangkap sel-
sel patogen tersebut.
3. Cara ketiga mirip dengan penggumpalan. Pengendapan dilakukan pada antigen terlarut oleh
antibodi. Hal ini untuk membuat antigen terlarut tidak bergerak dan memudahkan
ditangkap oleh sel fagosit.
4. Cara terakhir merupakan perpaduan antara antibodi dan sistem komplemen. Antibodi yang
berikatan dengan antigen akan mengaktifkan sistem komplemen (protein komplemen)
untuk membentuk luka atau pori pada sel mikroba patogen. Pembentukan luka atau pori ini
menyebabkan luka atau pori pada sel mikroba patogen. Pembentukan luka atau pori ini
menyebabkan lisozim dapat masuk dan sel patogen tersebut akan hancur (lisis).

Pertahanan Humoral

Pertahanan ini disebut humoral karena melibatkan molekul-molekul yang larut untuk
melawan mikroba. Biasanya molekul yang bekerja adalah molekul yang berada di sekitar daerah
yang dilalui oleh mikroba.

Respon imun spesifik berbeda dengan sistem imun nonspesifik, sistem imun spesifik
mempunyai kemampuan untuk mengenal benda yang dianggap asing bagi dirinya. Benda asing
yang pertama kali muncul dalam badan segera dikenal oleh sistem imun spesifik sehingga terjadi
sensitasi sel-sel sistem imun tersebut. Bila sel sistem imun tersebut berpapasan kembali dengan
benda asing yang sama, maka benda asing yang terakhir ini akan dikenal lebih cepat, kemudian
dihancurkan olehnya. Oleh karena sistem tersebut hanya dapat menghancurkan benda asing yang
sudah dikenal sebelumnya, maka sistem ini disebut spesifik. Sistem imun spesifik dapat bekerja
tanpa bantuan sistem imun nonspesifik untuk menghancurkan benda asing yang berbahaya bagi
badan, tetapi pada umumnya terjalin kerjasama yang baik antara antibodi-komplemen-fagosit
dan antara sel T-makrofag.

Sel-sel leukosit lain yang memegang peran penting dalam respon imun adalah limfosit ,
bahkan limfosit merupakan inti dalam proses respon imun spesifik karena sel-sel ini dapat
mengenal setiap jenis anti gen, baik anti gen yang terdapat dalam intraseluler maupun
ekstraseluler misalnya dalam cairan tubuh atau dalam darah. Antigen dapat berupa molekul yang
berada pada permukaan unsure patogen atau dapat juga merupakan toksin yang diproduksi oleh
pathogen bersangkutan. Sebenarnya ada beberapa subpopulasi limfosit-limfosit tetapi secara
garis besar limfosit digolongkan dalam dua populasi yaitu limfosit T yang berfungsi dalam
respon imun seluler dan limfosit B yang berfungsi dalam respon imun humoral.
DAFTAR PUSTAKA

B. Karnen Garna, 2006, Imunologi Dasar edisi tujuh, Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.
C. Elizabeth J, 2009 buku saku patofisiologi edisi tiga, buku kedokteran, EGC :.
Perry & Potter.2005.Fundamental of Nursing, Edisi 2 Volume 2.Jakarta:EGC
Wartonah, Tarwoto. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta: EGC
W.F. Ganong, 2008. Buku ajar fisiologi kedokteran edisi 22, buku kedokteran, EGC

Anda mungkin juga menyukai