Antigen merupakan bahan asing yang dikenal dan merupakan target yang akan
dihancurkan oleh sistem kekebalan tubuh. Antigen ditemukan di permukaan
seluruh sel, tetapi dalam keadaan normal, sistem kekebalan seseorang tidak
bereaksi terhadap selnya sendiri. Sehingga dapat dikatakan antigen merupakan
sebuah zat yang menstimulasi tanggapan imun, terutama dalam produksi
antibodi. Antigen biasanya protein atau polisakarida, tetapi dapat juga berupa
molekul lainnya, termasuk molekul kecil (hapten) dipasangkan ke protein-
pembawa.
Antibodi
Antibodi adalah protein yang dapat ditemukan pada darah atau kelenjar tubuh
vertebrata lainnya, dan digunakan oleh sistem kekebalan tubuh untuk
mengidentifikasikan dan menetralisasikan benda asing seperti bakteri dan virus.
Mereka terbuat dari sedikit struktur dasar yang disebut rantai. Tiap antibodi
memiliki dua rantai berat besar dan dua (rantai ringan). Antibodi diproduksi oleh
tipe sel darah yang disebut sel B. Terdapat beberapa tipe yang berbeda dari
rantai berat antibodi, dan beberapa tipe antibodi yang berbeda, yang dimasukan
kedalam isotype yang berbeda berdasarkan pada tiap rantai berat mereka
masuki. Lima isotype antibodi yang berbeda diketahui berada pada tubuh
mamalia, yang memainkan peran yang berbeda dan menolong mengarahkan
respon imun yang tepat untuk tiap tipe benda asing yang berbeda yang ditemui.
d. Pembagian Antigen
1) Secara fungsional
a) Unideterminan, univalent yaitu hanya satu jenis determinan atau epitop pada satu
molekul.
b) Unideterminan, multivalent yaitu hanya satu determinan tetapi dua atau lebih
determian tersebut ditemukan pada satu molekul.
c) Multideterminan, univalent yaitu banyak epitop yang bermacam-macam tetapi hanya
satu dari setiap macamnya (kebanyakan protein).
d) Multideterminan, multivalent yaitu banyak macam determinan dan banyak dari setiap
macam pada satu molekul (antigen dengan berat molekul yang tinggi dan kompleks
secara kimiawi). (Baratawidjaja 1991: 14).
3) Pembagian antigen menurut spesifisitas
a) Heteroantigen, yaitu antigen yang terdapat pada jaringan dari spesies yang berbeda.
b) Xenoantigen yaitu antigen yang hanya dimiliki spesies tertentu.
c) Alloantigen (isoantigen) yaitu antigen yang spesifik untuk individu dalam satu spesies.
d) Antigen organ spesifik, yaitu antigen yang dimilki oleh organ yang sama dari spesies
yang berbeda.
e) Autoantigen, yaitu antigen yang dimiliki oleh alat tubuh sendiri (Baratawidjaja 1991:
14-15: Sell : 910).
4) Pembagian antigen menurut ketergantungan terhadap sel T
a) T dependent yaitu antigen yang memerlukan pengenalan oleh sel T dan sel B untuk
dapat menimbulkan respons antibodi. Sebagai contoh adalah antigen protein.
b) T independent yaitu antigen yang dapat merangsang sel B tanpa bantuan sel Tuntuk
membentuk antibodi. Antigen tersebut berupa molekul besar polimerik yang dipecah di
dalam badan secara perlahan-lahan, misalnya lipopolisakarida, ficoll, dekstran, levan,
dan flagelin polimerik bakteri.(Baratawidjaja 1991: 15).
1) Antibodi terbentuk secara alami di dalam tubuh manusia dimana substansi tersebut
diwariskan dari ibu ke janinnya melalui inntraplasenta. Antibody yang dihasilkan pada
bayi yang baru lahir titier masih sangat rendah, dan nanti antibody tersebut berkembang
seiring perkembangan seseorang.
2) Pembentukan antibody karena keterpaparan dengan antigen yang menghasilkan
reaksi imunitas, dimana prosesnya adalah:
Misalnya bakteri salmonella. Saat antigen (bakteri salmonella) masuk ke dalam tubuh,
maka tubuh akan meresponnya karena itu dianggab sebagai benda asing. karena
bakteri ini sifatnya interseluler maka dia tidak sanggup untuk di hancurkan dalam
makrofag karena bakteri ini juga memproduksi toksinsebagai pertahanan tubuh. Oleh
karena itu makrofag juga memproduksi APC yang berfungsi mempresentasikan antigen
terhadap limfosit.agar respon imun berlangsung dengan baik.Ada dua limfosit yaitu
limfosit B dan limfosit T.
Jenis-jenis antibodi
Ada lima jenis antibodi yang kita ketahui yaitu:
a. Imunoglobulin A
Antibodi ini berjumlah sedikit di dalam serum tubuh. Bagian spesifik atau tempat
terbanyak dijumpai antibody ini adalah pada bagian saluran nafas, saluran cerna,
kemih, air mata, keringat, ludah dan air susu. Fungsi dari antibodi ini adalah untuk
menetralkan toksin dan virus, mencegah kontak antara toksin/ virus dengan sel sasaran
dan mengumpalkan atau mengganggu gerak kuman yang memudahkan fagositosis.
b. Imunoglobulin M
Antibodi jenis ini diketahui tidak dapat menembus plasenta, dibentuk pertama kali oleh
tubuh akibat rangsangan antigen sifilis, rubela, toksoplasmosis. Fungsinya adalah
mencegah gerakan mikroorganisme antigen yang memudahkan fagositosis dan
Aglutinosis kuat terhadap antigen.
c. Imunoglobulin E
Jumlah antibody ini adalah yang paling sedikit dalam serum. Mudah diikat oleh sel
mastosit, basofil dan eosinofil. Kadar antibodi ini akan meninggi pada beberapa
gangguan seperti alergi, infeksi cacing, skistosomiasis, trikinosis.
d. Imunoglobulin D
Jumlahnya sangat sedikit ditemukan dalam sirkulasi dan antibodi ini tidak dapat
mengikat komplemen. Mempunyai aktifitas antibodi terhadap makanan dan autoantigen.
e. Imunoglobulin G
Antibodi ini memiliki jumlah yang terbanyak dalam serum seseorang ( sekitar 75% ) dan
ia dapat menembus plasenta serta mampu membentuk imunitas bayi dari umur 6
sampai dengan 9 bulan. Mempunyai sifat opsonin yang berhubungan erat dengan
fagosit, monosit dan makrofag. Berperan pada imunitas seluler yang dapat merusak
antigen seluler dan berinteraksi dengan komplemen, sel K, eosinofil dan neutrofil.