Anda di halaman 1dari 7

Nama : Elsha Amalia Putri

NIM : 1302101010226
Kelas : 02

ANTIGEN DAN IMUNOGEN

Definisi Antigen

Istilah antigen mengandung dua arti, pertama untuk mengambarkan molekul yang memacu
respon imun (juga disebut imunogen) dan kedua untuk menunjukkan molekul yang dapat bereaksi
dengan antibodi atau sel T yang sudah disensitasi. Antigen yaitu setiap substansi asing yang dapat
menginduksi timbulnya respon imun.

Antigen adalah suatu substansi yang dianggap asing oleh tubuh, dan akan memacu terjadinya
respon imun yang akan akhirnya akan memacu produksi antibodi. Antigen yang berhasil masuk
ke dalam tubuh akan mengaktifkan berbagai respon imun spesifik maupun non-spesifik.
Jika antigen ini tidak ditangani dengan baik oleh sistem imun kita, antigen tersebut dapat
menimbulkan penyakit sesuai dengan jenis penyakit yang dibawanya.

Bagian Antigen

Secara fungsional antigen terbagi menjadi 2, yaitu:

1. Imunogen, yaitu molekul besar (disebut molekul pembawa). Bagian dari molekul antigen
besar yang dikenali oleh sebuah antibodi (oleh reseptor sel-T) atau bagian antigen yang
dapat membuat kontak fisik dengan reseptor antibodi, menginduksi pembentukan antibodi
yang dapat diikat dengan spesifik oleh bagian dari antibodi atau oleh reseptor antibodi, bisa
juga disebut determinan antigen atau epitop.
2. Hapten, yaitu kompleks yang terdiri atas molekul kecil. Bahan kimia ukuran kecil seperti
dinitrofenol dapat diikat antibodi, tetapi bahan tersebut sendiri tidak dapat mengaktifkan
sel B (tidak imunogenik). Untuk mengacu respon antibodi, bahan kecil tersebut perlu diikat
oleh molekul besar. Hapten merupakan sejumlah molekul kecil yang dapat bereaksi dengan
antibodi namun tidak dapat menginduksi produksi antibodi.

Macam-macam Antigen

Ada beberapa macam-macam antigen, diantaranya yaitu:

1. Antigen eksogen Adalah antigen yang disajikan dari luar tubuh hospes dalam bentuk
mikroorganisme, tepung sari, obat obatan atau polutan Antigen ini bertanggung jawab
terhadap suatu spectrum penyakit manusia, mulai dari penyakit infeksi sampai ke penyakit-
penyakit yang ditengahi imunologik, seperti misalnya asma bronkiale.
2. Antigen endogen Adalah antigen yang terdapat dalam individu Meliputi : antigen
xenogeneik (heterolog/heterogeneik), antigen idiotipik (autolog), dan antigen alogeneik
(homolog).
a. Antigen xenogeneik / heterolog / heterogeneik Adalah antigen yang terdapat dalam
aneka macam spesies yang secara filogenetik tidak ada hubungannyaPenting pada
kedokteran klinik, karena antigen-antigen ini menimbulkan respons antibody yang
berguna dalam diagnosis penyakit.
b. Antigen idiotipik dan autolog Merupakan komponen tubuh sendiri Contoh : antigen-
antigen spesifik immunoglobulin.
c. Antigen alogeneik / homolog Adalah antigen yang secara genetic diatur oleh
determinan antigenic yang membedakan satu individu spesies tertentu dari individu lain
pada spesies yang sama Pada manusia, determinan antigenic semacam ini terdapat pada
sel-sel darah merah, sel-sel darah putih, trombosit, protein serum, dan permukaan sel-
sel yang menyusun jaringan tertentu dari tubuh termasuk antigen histokompatibiltas.

Klasifikasi Antigen

Antigen dapat dibagi jenisnya berdasarkan asal, determinan, spesifitas dan bahan kimianya.
Berikut Pembagiannya:

1. Berdasarkan Asal
a. Eksogen, karena berasal dari luar tubuh
b. Endogen, karena berasal dari dalam tubuh
2. Berdasarkan Determinan
Deterinan adalah komponen antigen yang dapat menginduksi atau memacu
pembentukan antibody.
a. Unideterminan univalent, hanya memiliki satu jenis determinan dan jumlahnya satu
b. Unideterminan multivalent, hanya memiliki satu jenis determinan namun
berjumlah lebih dari satu pada satu molekul
c. Multideterminan univalent, memiliki dua atau lebih jenis determinnan namun
hanya berjumlah satu pada setiap jenis determinannya
d. Multideterminan multivalent, memiliki dua atau lebih jenis determinan dan setiap
jenisnya berjumlah lebih dari satu.
3. Berdasarkan Spesifitas
a. Heteroantigen, yang dimiliki oleh banyak spesies
b. Xenoantigen, yang hanya dimiliki oleh banyak spesies tertentu
c. Aloantigen (isoantigen), yang spesifik untuk individu dalam satu spesies
d. Atigen organ spesifik, yang hanya dimiliki organ tertentu
e. Autoantigen, yang berasal dari tubuh sendiri
4. Pembagian Antigen menurut sifat kimiawi
a. Hidrat arang (polisakarida)
Hidrat arang pada umumnya imunogenik.
b. Lipid
Lipid biasanya tidak imunogenik kecuali bila diikat protein pembawa.
c. Asam nukleat
Asam nukleat tidak imunogenik, tetapi dapat menjadi imunogenik bila diikat
protein molekul pembawa.
d. Protein
Kebanyakan protein adalah imunogenik dan pada umumnya multideterminan dan
univalent.

Definisi Imunogen
Immunogen adalah molekul besar dan sebuah antigen yang bersifat sebagai molekul
pembawa karena membawa molekul kecil (hapten) dari suatu antigen. Immunogen ini dapat
dikenal oleh antibody dan memacu pembentukan antibody (imunogenik).

Immunogenitas dan antigenitas mempunyai hubungan satu dengan yang lain tetapi berbeda
dalam sifat immunologinya. Immunogenitas adalah kemampuan untuk menginduksi respon imun
humoral atau seluler.

Sifat-sifat umum Immunogen

1. Keasingan
Kebutuhan utama dan pertama suatu molekul untuk memenuhi syarat sebagai immunogen
adalah bahwa zat tersebut secara genetic asing terhadap hospes. Secara alami respon imun akan
terjadi pada komponen yang biasanya tidak ada dalam tubuh atau biasanya tidak terpapar
system limforetikuler hospes.
2. Sifat-sifat fisik
Agar suatu zat dapat menjadi imunogen, ia harus mempunyai ukuran minimum tertentu,
imunogen yang mempunyai berat molekul yang kecil, respon terhadap hospes minimal, dan
fungsi zat tersebut sebagai hapten sesudah bergabung dengan protein-protein jaringan. Hapten
dapat merangsang terjadinya respon imun yang kuat jika bergabung protein pembawa dengan
ukuran yang sesuai. Perlu diperhatikan bahwa hapten-protein diarahkan pada (1) hapten, (2)
pembawa, dan (3) daerah spesifikasi tumpang tindih, yang melibatkan hapten dan unsur yang
berdekatan lainnya. Pada imunitas humoral, spesifisitas diarahkan pada hapten. Sedangkan
pada imunitas selular, reaktifitas diarahkan baik pada hapten maupun pada protein pembawa.
3. Kompleksitas
Faktor-faktor yang mempengaruhi kompleksitas imunogen meliputi baik sifat fisik maupun
kimia molekul. Keadaan agregasi molekul misalnya dapat mempengaruhi imunogenitas.
Larutan protein-protein monometrik dapat benar-benar merangsang terjadinya keadaan
refraktair atau tolerans bila berada dalam bentuk monometrik, tetapi sangat imunogen bila
dalam berada polimetrik atau keadaan agregasi.
4. Bentuk-bentuk (conformation)
Tidak adanya bentuk dari molekul tertentu yang imunogen. Polipeptida linear atau bercabang,
karbohidrat linear atau bercabang, serta protein globular, semuanya mampu merangsang
terjadinya respon imun. Meskipun demikian antibodi yang dibentuk dari aneka macam
kombinasi struktur adalah sangat spesifik dan dapat dengan cepat mengenal perbedaan-
perbedaan ini. Bila bentuk antigen berubah, antibodi dirangsang dalam bentuk aslinya yang
tidak bergabung lagi.
5. Muatan (charge)
Imunogenitas tidak terbatas pada molekuler tertentu;tidak terbatas pada molekuler tertentu, zat-
zat yang bermuatan positif, negatif, dan netral dapat imunogen. Namun demikian imunogen
tanpa muatan akan memunculkan antibodi yang tanpa kekuatan . Telah terbukti bahwa imunitas
dengan beberapa imunogen bermuatan positif akan menghasilkan imunogen bermuatan negatif.

6. Kemampuan masuk

Kemampuan masuk suatu kelompok determinan pada sistem pengenalan akan menentukan
hasil respon imun. Perkembangan baru-baru ini telah memungkinkan penelitian untuk
mempersiapkan polipeptida imunogenik sintetik yang berisi sejumlah asam amino terbatas dan
yang susunan kimianya dapat ditentukan.

REFERENSI:

Harti, A.S. 2013. Imunologi Dasar dan Imunologi Klinis. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tizard, I. 1987. Pengantar Imunologi Veteriner. Edisi
kedua. Surabaya: Universitas
Baratawidjaja, 2006, Imunologi Dasar, Edisi ke -7, Penerbit FKUI, Jakarta.
Huzaini, Faizin. 2014. “Antigen dan Immunogen” . http://faizinh.blogspot.co.id/2014/09/antigen-
dan-imunogen.html . Diakses, 10 September 2015.
Rizki, Ikhwan. 2009. “ANTIGEN”.
https://pusatinformasiobat.wordpress.com/2009/12/19/antigen/. Diakses, 10
September 2015
Naution, Saida. 2014. “Antigen dan Immunogen”. http://saidanst.blogspot.co.id/2014/10/antigen-
dan-immunogen.html. Diakses 10 September 2015.
Antibodi
Pengertian Antibodi
Antibodi merupakan susunan dari protein-protein yang bersifat globular yang biasanya
dikodekan dengan gen-gen yang tentunya spesifik. Antibodi sendiri dapat dikenal sebagai
imunoglobin dengan asumsi selain karena karakteristik globularnya, ternyata juga karena
hubungan yang terjadi dengan respons imun. Sebuah antigen yang mempunyai sifat kompleks,
maka akan mampu bereaksi terhadap lebih dari satu antibodi walaupun hal tersebut tidak lazim
terjadi. Selain itu, biasanya antigen yang melakukan reaksi terhadap antibodi pada tahap awal,
maka dalam upaya memperoleh proliferasi limfosit harus dalam bentuk molekul-molekul besar.
Nantinya, hanya pada bagian deteminan antigenik saja yang akan mempunyai peran dalam
proses meneruskan respons imun tersebut.

Pada manusia sendiri ada lima kategori antibodi yang sudah berhasil ditemukan, penjelasannya
sebagai berikut :

 Globulin gamma (IgG) merupakan kelompok imunoglobin yang sering ditemukan.


 IgM merupakan kelompok antibodi yang paling pertama ditemukan pada saat terjadinya
serangan infeksi.
 IgA mempunyai fungsi yakni dalam menjaga kadar pertumbuhan suatu bakteri yang rendah.
Pada air mata, air ludah, dan juga air susu mengandung IgA.
 IgD biasanya sangat cenderung berasosiasi terhadap permukaan limfosit B. Namun sekarang ini
fungsi pun belum bisa diketahui.
 IgE biasanya cenderung mendorong proses pelepasan pada histamin yang dilakukan oleh sel-sel
mast pada saat antibodi sedang berhubungan dengan antigennya tersebut. IgE juga sudah
diasosiasikan terhadap perlawanan tubuh karena adanya parasit-parasit dan juga reaksi-reaksi
alergi.

Antibodi merupakan senjata yang paling utama terhadap respons humoral. Antibodi bisa
melakukan penyerangan terhadap suatu organisme atau pun molekul antigenik secara langsung.
Antibodi bisa juga melakukan aktivasi terhadap sistem-sistem yang saling berhubungan, dan
kemudian akan menyerang penyerbunya. Metode ini disebut aglutinasi, yang prosesnya
melibatkan penggumpalan pada antigen agar menjadi kompleks.

Dengan alasan pada setiap antibodi mempunyai dua buah situs pengikatan, maka antibodi bisa
menghadapi dua buah organisme antigenik sekalipun (seperti contohnya bakteria). Sedangkan
banyak agen antigenik yang mempunyai situs antigenik lebih dari satu. Dampaknya agen-agen
akan melakukan ikatan terhadap lebih dari satu antibodi. Sehingga akan dihasilkan jaringan
antibodi dan juga antigenik yang saling berhubungan.

 Struktur Antibodi

Antibodi terbentuk dari empat bagian rantai polipeptida. Pada dua bagian rantai yang ukurannya
relatif cukup panjang biasanya dikenal sebagai rantai berat, yang bersifat identik. Sedangkan dua
bagian rantai yang lainnya, biasanya dikenal sebagai rantai ringan, yang mempunyai ukuran yang
relatif lebih pendek, dan juga bersifat identik jika dilihat dari strukturnya.

Pada masing-masing bagian dari rantai tersebut, yang berhubungan satu dengan lainnya oleh
ikatan S-S, ternyata mempunyai suatu daerah konstan yang digunakan sebagai karakteristik oleh
sekelompok antibodi tersebut. Selain itu, antibodi juga mempunyai suatu daerah variabel, yang
bisa mengakibatkan adanya kespesifikan yang tentunya dibutuhkan agar antibodi-antibodi
tersebut bisa cocok terhadap berjuta-juta macam antigen yang diketahu sepanjang hidup
seseorang.

Setiap antibodi yang mempunyai dua buah situs yang hubungannya dilakukan oleh antigen,
maka kedua lekukannya dapat disusun karena akibat dari asosiasi antara rantai-rantai berat
dengan rantai-rantai ringan. Bagian yang terbuka untuk menuju masing-masing bagian lekukan
terletak di bagian ujung NH2 (kepala). Pada bagian ini mengandung sekuens-sekuens variabel.
Pada sekuens-sekuens tersebut akan diperoleh konformasi-konformasi yang memiliki sifat unik
pada antibodi, sehingga pada masing-masing bagian antibodi mempunyai sebuah lekukan yang
tentunya akan mengalami kecocokan dengan suatu bagian antigen yang lebih spesifik.

Fungsi Dan Pembentukan Antibodi

Sel limfosit B akan melakukan proses pengidentifikasian terlebih dahulu terhadap antigen
merupakan fungsi dari antibodi. Sel limfosit B juga mengalami proses replikasi dengan sangat
cepat sehingga akan menciptakan sebagian besar sel yang biasanya disebut sebagai sel B plasma.
Pada sel B plasma akan menciptakan antibodi yang mempunyai sifat spesifik dengan satu jenis
dari antigen dan nantinya akan melakukan proses pelepasan ke bagian dalam sistem sirkulasi
yang ada pada tubuh.

Selain menciptakan sel B plasma, pada sel limfosit B juga menciptakan sel B memori dan juga
sel B pembelah. Untuk sel B memori mempunyai kemampuan untukhidup dalam kurun waktu
yang relatif lama. Jika terjadi suatu proses infeksi maka untuk tahap kedua kalinya, pada bagian
sel B memori akan melakukan reaksi dengan relatif lebih cepat dan tentunya lebih giat lagi
daripada bagian sel B yang lainnya.Sedangkan pada bagian sel B pembelah, mempunyai fungsi
dalam menciptakan sel-sel limfosit sehingga bisa menjadi lebih banyak lagi.

Anda mungkin juga menyukai