1 2 3
1 2 3 4
Pemeriksaan
Pemeriksaan Tes Konfirmasi Penentuan Genotipe
Penyaring
Biokimia HCV
(Screening Test)
PEMERIKSAAN BIOKIMIA
TES KONFIRMASI
Dilakukan Pemeriksaan HCV RNA. Pemeriksaan ini
Pada pemeriksaan darah terlihat adanya peningkatan
dilakukan dengan metode biologi molekuler seperti
bilirubin, alkali fosfatase dan transaminase. Serum
PCR dan branched-DNA (b-DNA). PCR merupakan
transaminase terutama Serum Alanine Amino
metode pemeriksaan berdasarkan amplifikasi target
Transferase (ALT = SGPT) terjadi kenaikan yang
RNA atau DNA. Dalam hal ini sejumlah kecil
bervariasi, kemudian menurun diatas nilai normal
RNA/DNA virus diperbanyak terlebih dahulu sebelum
atau terus meningkat berfluktuasi, kadangkadang
dideteksi, sehingga metode ini sangat sensitif.
naik dan kadang-kadang turun tidak menentu.
Pemeriksaan Antibody spesifik yaitu Anti HCV Penentuan Genotipe HCV. Berdasarkan homologi
urutan nukleotidanya, HCV diklasifikasikan kedalam
bisa dilakukan dengan cara RIA (Radio
genotipe-genotipe-nya. Penentuan genotipe HCV
Immuno Assay) atau EIA (= ELISA/Enzyme dilakukan dengan hibridisasi dot blot dengan
Linked Immuno Assay). Antibodi terhadap menggunakan pelacak yang spesifik menurut
HCV yang dinilai adalah Immunoglobulin anti Simmonds dkk. ( Suwandhi, 1999).
HCV.
Petanda Serologis Infeksi Hepatitis Virus C
•Dengan masa inkubasi sekitar 7 minggu (2–26 minggu)
gejala hepatitis C akut pada umumnya ringan dan hanya
sekitar 20 % yang ikterus dengan disertai gejala lain seperti
malaise, nausea, nyeri perut kanan atas diikuti urin berwarna
tua dll., sehingga diagnosis klinis hepatitis C akut jarang dan
Hepatitis C Akut sulit dibuat tanpa pemeriksaan serologis
•Petanda pertama dari infeksi virus hepatitis C yaitu HCV
RNA yang dapat dideteksi dengan PCR 1–2 minggu
sesudah terpapar dan kadarnya terus meningkat.
Pada penyakit celiac yang menunjukkan gejala, terapi dengan diet bebas
gluten akan memperbaiki gejala secara signifikan, serta memperbaiki
abnormalitas biokimia dan kualitas kehidupan. Pengobatan jangka panjang akan
mengurangi risiko keganasan dan komplikasi lainnya. Pada penyakit celiac tanpa
gejala, mempertahankan diet bebas gluten merupakan hal yang penting.
Beberapa studi menganjurkan bahwa pasien yang terdeteksi menderita penyakit
celiac saat skrining dan asimptomatik dapat memperbaiki kualitas kehidupannya
dalam jangka panjang dengan diet bebas gluten. Sedangkan, pada pasien
penyakit celiac yang dalam jangka panjang tidak diterapi, diketahui
meningkatkan risiko komplikasi keganasan dan mortalitas
HASIL PENELITIAN
Terdapat beberapa pemeriksaan
penunjang yang dapat dilakukan untuk
menegakkan diagnosis penyakit celiac. Selama
dilakukan pemeriksaan tersebut, pasien harus
menjalani diet yang mengandung gluten.
Beberapa uji serologi dapat
digunakan sebagai uji awal pada pasien
dengan kecurigaan penyakit celiac. Karena
sensitivitas dan spesifisitasnya yang rendah,
pemeriksaan antibodi antigliadin tidak lagi
direkomendasikan sebagai uji awal. Sementara
itu, uji endomysial antibody (EMA) yang
memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang lebih
tinggi Dan harganya lebih mahal.
Kapsul
Endoskopi
Metode
3. Tes Genetik
Pemeriksaan genotip HLA berguna pada pasien dengan kecurigaan menderita
penyakit celiac tetapi gagal respons dengan diet bebas gluten. Hasil uji yang negatif
mengindikasikan bahwa pasien tersebut tidak menderita penyakit celiac.
KESIMPULAN
Penyakit celiac merupakan penyakit autoimun
yang unik. Meskipun ditandai dengan
karakteristik yang khas, mayoritas pasien masih
sering tidak terdiagnosis. Dalam dekade
terakhir, terjadi peningkatan pemahaman
mengenai manifestasi penyakit celiac yang
dapat muncul dalam setiap tahap kehidupan
dan memiliki distribusi geografi yang beragam.
Tantangan ke depan dalam pelaksanaan penyakit
celiac meliputi pengurangan hambatan
pengobatan, yaitu dengan menyediakan akses
yang mudah untuk makanan yang bebas gluten
dengan harga yang murah. Tantangan lainnya
yaitu pengembangan pendekatan non-diet untuk
meningkatkan efektivitas pengobatan. Sementara
itu, pencegahan penyakit melalui modifikasi faktor
risiko saat anak-anak dan penyembuhan melalui
induksi imunotoleransi terhadap gluten merupakan
tujuan jangka panjang
DAFTAR PUSTAKA