Anda di halaman 1dari 24

PENGANTAR PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

Hj. Narulita, S. Psi., MM


* PHARMACY*
PROFESI OBAT
Concerns
Comits
Competence

Profession = specialised knowledge academic preparation


Professional = khusus
intelektual > fisik
kompensasi profit

Profession

Ethics >>> Market Place


Confid. Relations Legisl. Act
OBAT  SENYAWA

ALAM / SINTESIS  AKTIVITAS BIOLOGIS

DIAGN PREFENTIF KURATIF REHAB PROMOT


OBAT HARUS TERJAMIN =
MUTU  KHASIAT E.S.  AMAN

ILMU TTG (EFEK) OBAT ILMU ESO

ILMU TTG NASIB OBAT DLM BADAN ILMU ADR

ILMU TTG SEDIAAN OBAT ILMU TOKSIKO

BIOLOGI FARMA FARMAKOL. & KIMIA


FARMASI SETIKA FARM. KLIN FARMASI

*** FAKULTAS ***


**** FARMASI ****
SEJARAH PERKEMBANGAN
MASA LALU MASA KINI MASA DEPAN
DI INDONS 1970-1990 1990- ………..

APOTEK HASIL RISET PROFESSION


TOKO OBT LAB KLINIK COMMUNITY PHARM
R.S HOSPITAL PHARM
APOTEK INDUSTI PHARM
PEMERINTAH CLINNICAL PHARM
RISET
PEKERJAAN TPT PENGABDIAN PROFESI (WHO 90)
• APOTEK = APOTEKER PENANGGUNGJAWAB APOTEK
R.S = -IFRS=SELEKSI-PENGADAAN-DISTRIBUSI-PENGGUNAAN.

-CSSD -LAB KLINIK -PELAYANAN FARMASI KLINIK


• LEMBAGA PENELITIAN = -LIPI – BPPT - LIT.BANG.
- BATAN - BPTO - BALAI POM - KOSMETIK. -MAKANAN.
- YAN.FAR. - LAB. - TNI – PENYULUHAN KESEHATAN.
• INDUSTRI FARMASI = -DIR.UT. – MANAGER MARKETING - PRODUKSI.
- Q.C. - R & D – GUDANG BAHAN BAKU=
PACKAGING
- PUSAT PENELITIAN OBAT
• DOSEN/GURU, DEP KES, DAN LAIN-LAIN
• PELAKSANAAN PHARM CARE BERTUMPU PADA 3 - 5
LANGKAH POKOK :
1. HUBUNGAN PROFESSIONAL HARUS DIBANGUN DAN
TERPELIHARA ANTARA FARMASIS DENGAN PASIEN.
2. CATATAN MEDIK PASIEN DAN INFORMED CONSENT-
NYA HRS TERSIMPAN RAPI, INFORMASI TAMBAHAN
YG SPESIFIK HARUS DI KUMPULKAN, DISUSUN,
DIPANTAU, DAN DI PELIHARA.
3. INFORMASI MEDIK SPESIFIK, TERUTAMA OBAT YANG
DIRESEPKAN HARUS DIEVALUASI, THERAPY PLAN
DIKEMBANGKAN DENGAN MELIBATKAN PASIEN DAN
DOKTER PENULIS RESEP YANG BERSANGKUTAN
4. Farmasis yakin bahwa pasien mendapatkan semua yang
dibutuhkan, informasi, dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk
pemakaian obat pada therapy plan
5. Farmasis harus review, monitor dan modifikasi therapy plan jika
diperlukan dan tepat guna sesuai dengan kondisi pasien dan tim
health care
PERSYARATAN PELAKSANAAN GPP TERDIRI DARI 4 PRINSIP POKOK:

1. PERHATIAN PERTAMA DAN UTAMA FARMASIS HARUS PADA


KESEJAHTERAAN PASIEN DALAM SEGALA ASPEKNYA.

2. AKTIVITAS POKOK KEFARMASIAN ADALAH SUPLAI PERBEKALAN


FARMASI YANG TERJAMIN MUTUNYA, PENGELOLAAN INFORMASI
YANG TEPAT, ADVIS YANG TERPERCAYA BAGI PASIEN, DAN
PEMANTAUAN EFEK (EFEK SAMPING) OBAT.

3. SUMBANGAN PARTISIPASI INTEGRAL FARMASIS ADALAH


PENINGKATAN PERESEPAN RASIONAL DAN EKONOMIS, SERTA
PENGGUNAAN OBAT YG TEPAT GUNA DAN RASIONAL.

4. TUJUAN SETIAP ELEMEN PELAYANAN KEFARMASIAN HARUS RELEVAN


UTK SETIAP INDIVIDU, DIDEFINISIKAN DENGAN JELAS DAN RINCI,
DIKOMUNIKASIKAN SECARA EFEKTIF KEPADA SEMUA PIHAK TERKAIT .
• PENGHARGAAN WHO 1997 KPD FARMASIS DIKENAL SBG
THE SEVEN STAR PHARMACIST YG BERISI PENGAKUAN
ATAS KOMPETENSI PROFESI :
1.CARE GIVER:PELAYANAN, PERHATIAN, PERLINDUNGAN
2.DECISION MAKER:EVALUASI DAN KEPUTUSAN
3.COMMUNICATOR:POSISI STRATEGIS DARI PASIEN
4.LEADER:VPIMPINAN PELAKSANA
5.MANAGER:MANAGEMEN SDM/A DAN INFORMOMASI
6.LIFE-LONG LEARNER :KEMAJUAN SAINS&TEKNOLOGI, PELAYANAN
7.TEACHER:DIK-LAT GENERASI PENERUS, FARMASI YUNIOR
DIUSULKAN: 8.RESEARCHER: PENELITIAN OBAT
NINE STAR PHARMACIST
Peran Kesehatan Masyarakat Farmasis
• Kesehatan Masyarakat : usaha yg diorganisir oleh
masyarakat untuk memelihara, meningkatkan, dan
mengembalikan seperti sediakala kesehatan (milik)
masyarakat. Semua program, pelayanan, dan
institusi yg terlibat mengutamakan pencegahan
penyakit dan mencukupi kebutuhan kesehatan
masyarakat (populasi) secara keseluruhan.
• Masalah kesmas tidak sama dng masalah
kesehatan/penyakit secara individual, tetapi
menyangkut komunitas.
• Aktivitas farmasis pada kes mas dapat
didasarkan atas 2 karakteristik:
1. Sebagai profesional: kewajiban dan tugas
utamanya adalah kesejahteraan pasien di atas
kepentingan sendiri, ekonomi, interes.
2. Sebagai warganegara yg menikmati
penghormatan khusus (unusual) dari publik:
kewajibannya adalah pengembangan
pengabdian profesi (privileged position)
untuk kepentingan publik (masyarakat)
pelayanan kesehatan.
• Aktivitas farmasis kes mas membentang dari formulasi kebijakan
hingga konseling pasien dari makro ke mikro.
• Makro : formulasi kebijakan, misal kebijakan obat nasional, sistem
pelayanan kesehatan, pelayanan kefarmasian, penanggulangan
penyakit menular, epidemi, lingkungan, dan pe nyuluhan pola hidup
sehat.
• Mikro : konseling penggunaan obat, analisis peresepan salah,
peningkatan peresepan rasional, TDM, maupun DTM.
• Aktivitas managing drug related problems dapat dikatagorikan
level makro/mikro.
* Aktivitas farmasis dalam pelayanan kes mas :
• Imunisasi : dalam pemberian tidak berperan, namun
suplai logistik merupakan hal yg esensial. Hal yg lebih
penting adalah peran penyuluh kesht pada masyarakat,
sehingga dapat meningkatkan partisipasi.
Penyalah-gunaan dan penggunaan-salah: obat, alkohol,
merokok, zat addiktif yg lain, dosis. Pendidikan
merupakan prioritas penentu.
Penyuluhan penularan penyakit seksual : AIDS 
pendidikan perilaku sehat.
Keluarga berencana : penyuluhan dan penyebaran
informasi
7 Stars Of Pharmacist
adalah istilah yang diungkapkan World Health
Organization (WHO), untuk menggambarkan
peran seorang farmasis dalam pelayanan
kesehatan yang seiring waktu bertambah
menjadi
9 stars farmasi
1. Care-Giver
Seorang Farmasi/apoteker merupakan
profesional kesehatan yg peduli, dalam wujud
nyata memberi pelayanan kefarmasian kepada
pasien dan masyarakat luas, berinteraksi secara
langsung, meliputi pelayanan klinik, analitik,
tehnik, sesuai dengan peraturan yang berlaku
(PP No 51 tahun 2009), misalnya peracikan
obat, memberi PIO (Pelayanan Informasi
Obat), konseling, konsultasi, screening resep,
monitoring, visite, dan banyak tugas
kefarmasian lainnya
2. Decision-Maker
Seorang farmasi/apoteker merupakan seorang
yang mampu menetapkan/ menentukan
keputusan terkait pekerjaan kefarmasian,
misalnya memutuskan dispensing, penggantian
jenis sediaan, penyesuaian dosis, pengantian
obat jika ditemukan bahaya yg signifikan, serta
keputusan2 lainnya yg bertujuan agar
pengobatan lebih aman, efektif dan rasional
3. CommunicatorSeorang farmasi/apoteker
harus mampu menjadi komunikator yang baik,
sehingga pelayanan kefarmasian dan interaksi
kepada pasien, masyarakat, dan tenaga
kesehatan berjalan dengan baik, misalnya
menjadi komunikator yang baik dalam PIO
(Pelayanan Informasi Obat), Penyuluhan,
konseling dan konsultasi obat kepada pasien,
melakukan visite ke bangsal/ruang perawatan
pasien, Pengajar, Narasumber, dan sebagainya
4. Manager
Seorang farmasi/apoteker merupakan seorang
manajer dalam aspek kefarmasian non klinis,
kemampuan ini harus ditunjang kemampuan
manajemen yang baik, contoh sebagai Farmasis
manajer (APA) di apotek , Kepala Instalasi Farmasi
Rumah Sakit, harus mampu mengelola perbekalan
farmasi dan mengelola karyawan agar dapat
melayani dg optimal dan produktif dalam hal
kinerja & profit. contoh lainnya sebagai Pedagang
Besar Farmasi/PBF), manager Quality Control
(QC), Quality Assurance (QA), Manajer Produksi,
dll
5. Leader
Seorang farmasi/apoteker harus mampu
menjadi seorang pemimpin, mempunyai visi
dan misi yang jelas, dan dapat mengambil
kebijakan yg tepat untuk memajukan
institusi/perusahaan/lembaga yang dipimpin,
misalnya sebagai Rektor, Dekan, Direktur
Rumah Sakit, Direktur Utama di industri
farmasi, Direktur marketing, Direktur bagian
produksi dan sebagainya
6. Life-Long Learner
Seorang farmasi/apoteker harus memiliki
semnangat belajar sepanjang waktu, karna
informasi/ilmu kesehatan terutama farmasi
(obat, penyakit dan terapi) terus berkembang
pesat dari waktu ke waktu, sehingga kita perlu
meng-update pengetahuan dan kemampuan
agar tidak ketinggalan
7. Teacher
Seorang farmasi/apoteker dituntut dapat
menjadi pendidik/akademisi/edukator bagi
pasien, masyarakat, maupun tenaga kesehatan
lainnya terkait ilmu farmasi dan kesehatan, baik
menjadi guru, dosen, ataupun sebagai seorang
farmasis/apoteker yg menyampaikan informasi
kepada pasien masyarakat dan tenaga kesehatan
lain yang membutuhkan informasi
8. Research
Seorang farmasi/apoteker merupakan seorang
peneliti terutama dalam penemuan dan
pengembangan obat-obatan yang lebih baik.
disamping itu farmasi juga dapat meneliti aspek
lainnya misal data konsumsi obat, kerasionalan
obat, pengembangan formula, penemuan
sediaan baru (obat, alat kesehatan, dan
kosmetik)
9. Entrepreneur
Seorang farmasi/apoteker diharapkan terjun
menjadi wirausaha dalam mengembangkan
kemandirian serta membantu mensejahterakan
masyarakat. misalnya dengan mendirikan
perusahaan obat, kosmetik, makanan,
minuman, alat kesehatan, baik skala kecil
maupun skala besar, mendirikan apotek, serta
bisnis tanaman obat dan lain lainnya

Anda mungkin juga menyukai