• LEMBAGA PENELITIAN = -LIPI – BPPT - LIT.BANG. - BATAN - BPTO - BALAI POM - KOSMETIK. -MAKANAN. - YAN.FAR. - LAB. - TNI – PENYULUHAN KESEHATAN. • INDUSTRI FARMASI = -DIR.UT. – MANAGER MARKETING - PRODUKSI. - Q.C. - R & D – GUDANG BAHAN BAKU= PACKAGING - PUSAT PENELITIAN OBAT • DOSEN/GURU, DEP KES, DAN LAIN-LAIN • PELAKSANAAN PHARM CARE BERTUMPU PADA 3 - 5 LANGKAH POKOK : 1. HUBUNGAN PROFESSIONAL HARUS DIBANGUN DAN TERPELIHARA ANTARA FARMASIS DENGAN PASIEN. 2. CATATAN MEDIK PASIEN DAN INFORMED CONSENT- NYA HRS TERSIMPAN RAPI, INFORMASI TAMBAHAN YG SPESIFIK HARUS DI KUMPULKAN, DISUSUN, DIPANTAU, DAN DI PELIHARA. 3. INFORMASI MEDIK SPESIFIK, TERUTAMA OBAT YANG DIRESEPKAN HARUS DIEVALUASI, THERAPY PLAN DIKEMBANGKAN DENGAN MELIBATKAN PASIEN DAN DOKTER PENULIS RESEP YANG BERSANGKUTAN 4. Farmasis yakin bahwa pasien mendapatkan semua yang dibutuhkan, informasi, dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk pemakaian obat pada therapy plan 5. Farmasis harus review, monitor dan modifikasi therapy plan jika diperlukan dan tepat guna sesuai dengan kondisi pasien dan tim health care PERSYARATAN PELAKSANAAN GPP TERDIRI DARI 4 PRINSIP POKOK:
1. PERHATIAN PERTAMA DAN UTAMA FARMASIS HARUS PADA
KESEJAHTERAAN PASIEN DALAM SEGALA ASPEKNYA.
2. AKTIVITAS POKOK KEFARMASIAN ADALAH SUPLAI PERBEKALAN
FARMASI YANG TERJAMIN MUTUNYA, PENGELOLAAN INFORMASI YANG TEPAT, ADVIS YANG TERPERCAYA BAGI PASIEN, DAN PEMANTAUAN EFEK (EFEK SAMPING) OBAT.
3. SUMBANGAN PARTISIPASI INTEGRAL FARMASIS ADALAH
PENINGKATAN PERESEPAN RASIONAL DAN EKONOMIS, SERTA PENGGUNAAN OBAT YG TEPAT GUNA DAN RASIONAL.
4. TUJUAN SETIAP ELEMEN PELAYANAN KEFARMASIAN HARUS RELEVAN
UTK SETIAP INDIVIDU, DIDEFINISIKAN DENGAN JELAS DAN RINCI, DIKOMUNIKASIKAN SECARA EFEKTIF KEPADA SEMUA PIHAK TERKAIT . • PENGHARGAAN WHO 1997 KPD FARMASIS DIKENAL SBG THE SEVEN STAR PHARMACIST YG BERISI PENGAKUAN ATAS KOMPETENSI PROFESI : 1.CARE GIVER:PELAYANAN, PERHATIAN, PERLINDUNGAN 2.DECISION MAKER:EVALUASI DAN KEPUTUSAN 3.COMMUNICATOR:POSISI STRATEGIS DARI PASIEN 4.LEADER:VPIMPINAN PELAKSANA 5.MANAGER:MANAGEMEN SDM/A DAN INFORMOMASI 6.LIFE-LONG LEARNER :KEMAJUAN SAINS&TEKNOLOGI, PELAYANAN 7.TEACHER:DIK-LAT GENERASI PENERUS, FARMASI YUNIOR DIUSULKAN: 8.RESEARCHER: PENELITIAN OBAT NINE STAR PHARMACIST Peran Kesehatan Masyarakat Farmasis • Kesehatan Masyarakat : usaha yg diorganisir oleh masyarakat untuk memelihara, meningkatkan, dan mengembalikan seperti sediakala kesehatan (milik) masyarakat. Semua program, pelayanan, dan institusi yg terlibat mengutamakan pencegahan penyakit dan mencukupi kebutuhan kesehatan masyarakat (populasi) secara keseluruhan. • Masalah kesmas tidak sama dng masalah kesehatan/penyakit secara individual, tetapi menyangkut komunitas. • Aktivitas farmasis pada kes mas dapat didasarkan atas 2 karakteristik: 1. Sebagai profesional: kewajiban dan tugas utamanya adalah kesejahteraan pasien di atas kepentingan sendiri, ekonomi, interes. 2. Sebagai warganegara yg menikmati penghormatan khusus (unusual) dari publik: kewajibannya adalah pengembangan pengabdian profesi (privileged position) untuk kepentingan publik (masyarakat) pelayanan kesehatan. • Aktivitas farmasis kes mas membentang dari formulasi kebijakan hingga konseling pasien dari makro ke mikro. • Makro : formulasi kebijakan, misal kebijakan obat nasional, sistem pelayanan kesehatan, pelayanan kefarmasian, penanggulangan penyakit menular, epidemi, lingkungan, dan pe nyuluhan pola hidup sehat. • Mikro : konseling penggunaan obat, analisis peresepan salah, peningkatan peresepan rasional, TDM, maupun DTM. • Aktivitas managing drug related problems dapat dikatagorikan level makro/mikro. * Aktivitas farmasis dalam pelayanan kes mas : • Imunisasi : dalam pemberian tidak berperan, namun suplai logistik merupakan hal yg esensial. Hal yg lebih penting adalah peran penyuluh kesht pada masyarakat, sehingga dapat meningkatkan partisipasi. Penyalah-gunaan dan penggunaan-salah: obat, alkohol, merokok, zat addiktif yg lain, dosis. Pendidikan merupakan prioritas penentu. Penyuluhan penularan penyakit seksual : AIDS pendidikan perilaku sehat. Keluarga berencana : penyuluhan dan penyebaran informasi 7 Stars Of Pharmacist adalah istilah yang diungkapkan World Health Organization (WHO), untuk menggambarkan peran seorang farmasis dalam pelayanan kesehatan yang seiring waktu bertambah menjadi 9 stars farmasi 1. Care-Giver Seorang Farmasi/apoteker merupakan profesional kesehatan yg peduli, dalam wujud nyata memberi pelayanan kefarmasian kepada pasien dan masyarakat luas, berinteraksi secara langsung, meliputi pelayanan klinik, analitik, tehnik, sesuai dengan peraturan yang berlaku (PP No 51 tahun 2009), misalnya peracikan obat, memberi PIO (Pelayanan Informasi Obat), konseling, konsultasi, screening resep, monitoring, visite, dan banyak tugas kefarmasian lainnya 2. Decision-Maker Seorang farmasi/apoteker merupakan seorang yang mampu menetapkan/ menentukan keputusan terkait pekerjaan kefarmasian, misalnya memutuskan dispensing, penggantian jenis sediaan, penyesuaian dosis, pengantian obat jika ditemukan bahaya yg signifikan, serta keputusan2 lainnya yg bertujuan agar pengobatan lebih aman, efektif dan rasional 3. CommunicatorSeorang farmasi/apoteker harus mampu menjadi komunikator yang baik, sehingga pelayanan kefarmasian dan interaksi kepada pasien, masyarakat, dan tenaga kesehatan berjalan dengan baik, misalnya menjadi komunikator yang baik dalam PIO (Pelayanan Informasi Obat), Penyuluhan, konseling dan konsultasi obat kepada pasien, melakukan visite ke bangsal/ruang perawatan pasien, Pengajar, Narasumber, dan sebagainya 4. Manager Seorang farmasi/apoteker merupakan seorang manajer dalam aspek kefarmasian non klinis, kemampuan ini harus ditunjang kemampuan manajemen yang baik, contoh sebagai Farmasis manajer (APA) di apotek , Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit, harus mampu mengelola perbekalan farmasi dan mengelola karyawan agar dapat melayani dg optimal dan produktif dalam hal kinerja & profit. contoh lainnya sebagai Pedagang Besar Farmasi/PBF), manager Quality Control (QC), Quality Assurance (QA), Manajer Produksi, dll 5. Leader Seorang farmasi/apoteker harus mampu menjadi seorang pemimpin, mempunyai visi dan misi yang jelas, dan dapat mengambil kebijakan yg tepat untuk memajukan institusi/perusahaan/lembaga yang dipimpin, misalnya sebagai Rektor, Dekan, Direktur Rumah Sakit, Direktur Utama di industri farmasi, Direktur marketing, Direktur bagian produksi dan sebagainya 6. Life-Long Learner Seorang farmasi/apoteker harus memiliki semnangat belajar sepanjang waktu, karna informasi/ilmu kesehatan terutama farmasi (obat, penyakit dan terapi) terus berkembang pesat dari waktu ke waktu, sehingga kita perlu meng-update pengetahuan dan kemampuan agar tidak ketinggalan 7. Teacher Seorang farmasi/apoteker dituntut dapat menjadi pendidik/akademisi/edukator bagi pasien, masyarakat, maupun tenaga kesehatan lainnya terkait ilmu farmasi dan kesehatan, baik menjadi guru, dosen, ataupun sebagai seorang farmasis/apoteker yg menyampaikan informasi kepada pasien masyarakat dan tenaga kesehatan lain yang membutuhkan informasi 8. Research Seorang farmasi/apoteker merupakan seorang peneliti terutama dalam penemuan dan pengembangan obat-obatan yang lebih baik. disamping itu farmasi juga dapat meneliti aspek lainnya misal data konsumsi obat, kerasionalan obat, pengembangan formula, penemuan sediaan baru (obat, alat kesehatan, dan kosmetik) 9. Entrepreneur Seorang farmasi/apoteker diharapkan terjun menjadi wirausaha dalam mengembangkan kemandirian serta membantu mensejahterakan masyarakat. misalnya dengan mendirikan perusahaan obat, kosmetik, makanan, minuman, alat kesehatan, baik skala kecil maupun skala besar, mendirikan apotek, serta bisnis tanaman obat dan lain lainnya
Keempta Hasil Revisi Bismillah Acc Proposal Evaluasi Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kefarmasian Di Apotek Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Sinjai