Anda di halaman 1dari 9

Nama asisten : Dinda Lupitasari

Tanggal Praktikum : 24 Mei 2023


Tanggal Pengumpulan : 9 Juni 2023

ANALISIS KAFEIN DENGAN HIGH PERFOMANCE LIQUID


CHROMATOGRAPHY (HPLC)
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN

Aurelia Benedikta Demira Tobing (240210210032)

Departemen Teknologi Industri Pangan Universitas Padjadjaran, Jatinangor


Jalan Raya Bandung-Sumedang Km. 21, Jatinangor, Sumedang 40600 Telp. (022)
7798844, 779570 Fax. (022) 7795780 Email: aurelia21003@mail.unpad.ac.id

ABSTRAK
Kafein merupakan zat psikoaktif yang memiliki efek stimulan dan paling banyak
digunakan. Pengaruh oleh gaya hidup membuat konsumsi produk berkafein seperti kopi
dan minuman energi menjadi meningkat. Kafein dalam dosis rendah mampu memberikan
efek positif. Dalam studi, dikatakan bahwa 12,5-100 mg kafein dapat memberikan efek
positif dan jarang menimbulkan efek samping. Namun tidak semua produk mencantumkan
kadar kafein didalamnya sehingga perlu diwaspadai resiko efek samping yang dapat terjadi.
High Perfomance Liquid Chromatography (HPLC) merupakan kromatografi yang fase
geraknya dialirkan dengan cepat menggunakan bantuan tekanan dan hasilnya akan
dideteksi oleh instrumen. Tujuan utama dalam penggunaan kromatografi cair dalam
prosedur analisis yaitu memisahkan suatu campuran dalam sampel menjadi komponen-
komponennya. Praktikum kali ini bertujuan untuk menentukan kadar kafein dalam sampel
minuman berenergi (A), kopi hitam kaleng (B), dan kopi hitam bubuk (C). Didapat rata-
rata kandungan kafein pada sampel minuman berenergi (A) yaitu 276,63 mg; kopi hitam
kaleng (B) sebesar 282,22 mg; dan kopi hitam bubuk (C) sebesar 1010,08 mg. Disimpulkan
sampel A dan B memenuhi standar SNI 01-7152-2006 dan sampel C tidak disebabkan
karena persiapan sampel yang kurang baik atau gangguan dari senyawa pada sampel itu
sendiri.
Keywords: HPLC, kafein, kopi, minuman berenergi

PENDAHULUAN energi menjadi meningkat. Kafein dalam


Orang-orang banyak yang dosis rendah mampu memberikan efek
menyukai kopi karena efeknya yang positif. Dalam studi, dikatakan bahwa
mampu membuat orang segar kembali. 12,5-100 mg kafein dapat memberikan
Hal ini disebabkan oleh kandungan kopi efek positif dan jarang menimbulkan efek
berupa alkaloid xantin, yaitu kafein samping (Ingrouille, 2013). Namun tidak
(1,3,7-trimetilxantin). Kafein dikenal semua produk mencantumkan kadar
sebagai jenis alkaloid yang terkandung kafein didalamnya sehingga perlu
banyak pada biji kopi, daun teh, dan biji diwaspadai resiko efek samping yang
cokelat. Alkaloid umumnya termasuk dapat terjadi. Kadar kafein di dalam kopi
kedalam golongan senyawa yang diketahui bervariasi tergantung jenisnya.
mengandung atom nitrogen pada Pada kopi instan terkandung 66-100 mg
strukturnya dan sering ditemui pada kafein per sajiannya (Bawazeer, 2013).
tanaman. Penelitian membuktikan bahwa Kadar kafein pada minuman energi
kafein berefek stimulasi (Sunaryo, 1995). cukup tinggi yaitu sekitar 80-141 mg per
Kafein merupakan zat psikoaktif yang sajian (Kucer, 2010).
memiliki efek stimulan dan paling Kafein yang berkerja pada tubuh
banyak digunakan. Pengaruh oleh gaya bisa memberikan efek positif ataupun
hidup membuat konsumsi produk efek samping. Menurut studi yang
berkafein seperti kopi dan minuman dilakukan Bawazeer dan Alsobahi

1
Nama asisten : Dinda Lupitasari
Tanggal Praktikum : 24 Mei 2023
Tanggal Pengumpulan : 9 Juni 2023

(2013), menunjukkan bahwa 34,4% Praktikum kali ini bertujuan


peminum minuman energi yang untuk menentukan kadar kafein dalam
mengandung kafein mengaku mengalami sampel minuman berenergi (A), kopi
efek samping diantaranya palpitasi, hitam kaleng (B), dan kopi hitam bubuk
insomnia, nyeri kepala, tremor, gelisah, (C).
serta mual dan muntah. Selain itu,
konsumsi kafein secara reguler dapat METODOLOGI
menimbulkan efek ketergantungan. Alat dan Bahan
Kromatografi cair telah Alat yang digunakan dalam
dikembangkan sejak tahun 1960 hingga praktikum analisis kafein dengan High
1970. Pada tahun 1967, Csaba Horvath Perfomance Liquid Chromatography
berhasil menyusun sebuah sistem (HPLC) adalah HPLC, software
kromatografi cair modern dalam pertama empower 2 waters, labu ukur 25 ml,
kalinya. Kromatografi cair modern ini volume pipet, siringe, pompa vakum, alat
digunakan untuk melakukan analisa degasser.
terhadap senyawa nukleotida. Saat itu Bahan yang digunakan dalam
pula, berhasil dikembangkan kolom praktikum kali ini adalah metanol HPLC
ukuran partikel mikro. Dari kedua hasil grade, akuabides, acetonitrile HPLC
penggabungan tersebut akhirnya grade, sampel minuman berenergi (A),
dikembangkan sebuah sistem kopi hitam kaleng (B), dan kopi hitam
kromatografi cair kinerja tinggi yang bubuk (C).
berkecepatan tinggi dan kemudian
dikenal sebagai Kromatografi Cair Prosedur Pembuatan Deret Larutan
Kinerja Tinggi (KCKT) atau High Standar Kafein
Perfomance Liquid Chromatography Pertama, ditimbang terlebih
(HPLC). dahulu padatan standar kafein sebanyak
Prosedur kromatografi 10 mg dan dimasukkan ke dalam labu
merupakan suatu metode pemisahan ukur 50 ml. standar kafein dilarutkan
(Roth & Blaschke, 1981). Pemisahan dengan aquabidest, ditandabataskan, dan
dengan teknik kromatografi dilakukan dihomogenkan. Dipipet standar kafein
dengan mengadakan manipulasi atas 200 ppm 0 ml; 2,5 ml; 5 ml; 7,5 ml; 10
dasar perbedaan sifat-sifat fisik dari zat- ml; 12,5 ml ke dalam labu ukur 25 ml.
zat yang menyusun suatu campuran kemudian ditanda bataskan dengan
(Adnan, 1997). High Perfomance Liquid aquabidest, dan dihomogenkan.
Chromatography (HPLC) merupakan
kromatografi yang fase geraknya Prosedur Persiapan Sampel
dialirkan dengan cepat menggunakan Untuk minuman energi (A),
bantuan tekanan dan hasilnya akan dipipet sebanyak 5 ml dan dimasukkan ke
dideteksi oleh instrumen (Gritter et al., dalam labu ukur 25 ml. Kemudian,
1985). Tujuan utama dalam penggunaan ditambahkan aquabidest hingga tanda
kromatografi cair dalam prosedur analisis batas, dihomogenkan. Untuk kopi kaleng
yaitu memisahkan suatu campuran dalam (B), dipipet sebanyak 2,5 ml dan
sampel menjadi komponen- dimasukkan ke dalam labu ukur 25 ml.
komponennya. Keberhasilan dalam Kemudian, ditambahkan aquabidest
penggunaan sistem kromatografi cair hingga tanda batas, dihomogenkan.
memerlukan kombinasi kondisi operasi Untuk kopi bubuk (C), kopi ditimbang
yang tepat seperti jenis packing kolom sebanyak 50 gram dan dilarutkan dengan
dan fase gerak, panjang dan diameter 200 ml aquabidest panas. Kemudian
kolom, kecepatan alir fase gerak, larutannya disaring hingga mendapat
temperatur pemisahan, dan besar sampel filtrast. Filtrat dipipet sebanyak 1 ml dan
(Noegrahati, 1994). dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml.

2
Nama asisten : Dinda Lupitasari
Tanggal Praktikum : 24 Mei 2023
Tanggal Pengumpulan : 9 Juni 2023

Kemudian ditambahkan aquabidest yang lebih sensitif dan peka akan


hingga tanda batas, dan dihomogenkan. kemajuan teknolohi pada pompa
bertekanan tinggi yang menyebabkan
Prosedur Pembuatan Kurva Standar
HPLC menjadi metode dengan
dan Penetapan Kadar Kafein Sampel
Pertama, deret larutan standar dan sampel pemisahan zat yang cepat dan efisien.
dimasukkan ke dalam vial berukuran 2 Pada dasarnya HPLC merupakan
ml menggunakan jarum suntik injeksi perkembangan dari metode kromatografi
dan mikrofilter berukuran 0, 45 µm. kolom. HPLC mengizinkan penggunaan
Diukur menggunakan HPLC pada partikel dengan ukuran yang sangat kecil
panjang gelombang 272 nm. Buat kurva dengan luas permukaan yang lebih besar
standar dengan menghubungkan sehingga interaksi akan semakin besar.
konsentrasi dengan area puncak yang Hal inilah yang membuat sistem
diperoleh dari hasil pengukuran, pemisahan akan semakin baik (Clark,
kemudian kadar kafein dihitung 2007). Faktor-faktor yang mempengaruhi
berdasarkan persamaan regresi yang hasil pemisahan antara lain, pengaturan
diperoleh. komposisi fase gerak, laju alir serta ada
tidaknya penambahan asam (Amin et al.,
HASIL DAN PEMBAHASAN 2016). Prinsip kerja dari HPLC adalah
Kromatografi merupakan suatu pemisahan komponen analit berdasarkan
teknik pemisahan campuran berdasarkan kepolarannya, setiap campuran yang
perbedaan distribusi dari komponen- keluar akan terdeteksi dengan detektor
komponen dalam fasa gerak (mobile dan direkam dalam bentuk kromatogram.
phase) dan fasa diam (stationary phase). Dimana jumlah peak menyatakan jumlah
Fasa gerak dapat berupa gas atau cairan, komponennya, sedangkan luas peak
sedangkan fasa diam dapat berupa cairan menyatakan konsentrasi komponen pada
atau padatan (Susanti dan Dachriyanus, campuran (Hendayana, 2006).
2002). Persyaratan utama dalam Keuntungan dalam analisis
kromatografi adalah fase diam tidak menggunakan HPLC adalah waktu
boleh beraksi dengan fase gerak, analisis yang relatif singkat, volume
komponen sampel harus larut dalam fase sampel yang digunakan sedikit, dapat
gerak dan berinteraksi dengan fase diam, menganalisis senyawa organik dan
fase gerak harus bisa mengalir melewati anorganik, serta kolom yang dapat
fase diam, dan fase diam harus terikat digunakan kembali (Ardianingsih, 2009).
kuat diposisinya (Ardianingsih, 2009). Akan tetapi, penggunaan HPLC memiliki
Berdasarkan sifat-sifat dari kedua fasa, kekurangan yaitu penggunaannya yang
kromatohrafi dibedakan menjadi 5 relatif sulit, mahal dan membutuhkan
sistem, yaitu sistem padat-padat, cair- beberapa jenis pelarut sebagai eluennya,
padat, cair-cair, gas-padat, dan gas-cair. serta diperlukannya optimasi kondisi
Salah satu contoh dari sistem cair-padat untuk memperoleh hasil yang baik.
adalah metode kromatografi High Perangkat dasar instrumen
Perfomance Liquid Chromatography HPLC terdiri dari microprossesor,
(HPLC). pompa yang ebrtekanan tinggi untuk
HPLC merupakan memompa pelarut, injektor, kolom
pengembangan terkini dari kromatografi analitik, detektor, recorder atau data
cair kolom klasik pada kolom, detektor prosessor yang masing-masing
mempunyai fungsi berbedai (Murningsih

3
Nama asisten : Dinda Lupitasari
Tanggal Praktikum : 24 Mei 2023
Tanggal Pengumpulan : 9 Juni 2023

& Chairul, 2000). Fungsi masing-masing dalam kolom. Di dalam kolom,


dari bagian HPLC adalah sebagai berikut komponen-komponen dalam sampel
(Willard, 1988): ditahan secara selektif oleh fasa diam
1. Microprossesor Control (stationary phase/adsorben), lalu
Berfungsi untuk mengontrol atau terlarut oleh pelarut (fasa bergerak)
membuat program untuk mengatur yang mengalir terus-menerus dan
kecepatan alirat pelarut (flow rate), membawanya melalui kolom menuju
mengatur tekanan (pressure), detektor.
mengatur komposisi (perbandingan) 5. Recorder dan data processing
pelarut, mengatur suhu injektor, serta Recorder berfungsi untuk
menentukan jumlah sampel yang mencatat setiap sinyal yang
akan diinjeksikan ketika dihasilkan oleh detektor dan
menggunakan "automatic injection". mengubahnya menjadi bentuk kurva
Lalu, mengatur suhu oven termasuk yang dikenal sebagai kromatogram.
suhu kolom, mengatur panjang Recorder juga dapat digabungkan
gelombang pada detektor, dan dengan sistem komputer untuk
memprogram waktu analisa yang analisis data atau pemrosesan data
diperlukan saat menggunakan sistem dalam bentuk yang lebih kompak
gradien HPLC. yang dikenal sebagai "Data
2. Pompa Processor". Informasi yang disajikan
Berfungsi untuk mengalirkan dari hasil pemrosesan data meliputi
pelarut dari reservoar ke kolom waktu retensi, luas puncak (peak
dengan tekanan minimal 100 arm area), persentase (%), dan jumlah
(1500 psi) dan maksimal 400 arm total dari setiap kurva yang
(6000 psi), tergantung pada besaran dihasilkan.
aliran pelarut yang berkisar antara Dalam penggunaan HPLC, sampel yang
0,5 hingga 2 ml/min. Pompa akan digunakan juga memiliki syarat dimana
beroperasi secara terus-menerus berupa turunan dari senyawa gula dan
untuk memompa pelarut dengan etanol, sampel tidak mengandung asam
kecepatan aliran yang konstan. anorganik, jika berupa padatan maka
Selain itu, pompa juga bertugas harus larut dalam methanol, dan sampel
membawa sampel dari injektor tidak mengandung zat warna.
melalui kolom analitik hingga Prosedur pertama yaitu
mencapai detektor, dan akhirnya pembuatan fase gerak. Fase gerak berupa
cairan atau pelarut yang berperan untuk
membuangnya.
membawa komponen campuran menuju
3. Injektor
detektor (Angraini & Desmaniar, 2020).
Berfungsi untuk memasukkan Fase gerak berfungsi untuk melarutkan
sampel ke dalam kolom, baik secara campuran zat, mengangkat atau
otomatis maupun manual. membawa komponen yang aakan
4. Kolom dipisahkan melewati sorben fase diam
Kolom memiliki peran yang sehingga memiliki waktu retensi dalam
sangat penting dalam HPLC, karena rentang yang dipersyaratkan,
keberhasilan analisis, baik secara memberikan selektifitas yang memadai
kualitatif maupun kuantitatif, serta untuk campuran senyawa yang akan
isolasi bahan kimia alam sangat dipisahkan (Wulandari, 2011). Pada fase
tergantung pada penggunaan jenis gerak, cairan yang digunakan ialah
kolom yang sesuai. Proses akuabidest dan methanol HPLC grade.
Akuabidest merupakan air yang sudah
pemisahan sebenarnya terjadi di
didestilasi ganda untuk menghasilkan

4
Nama asisten : Dinda Lupitasari
Tanggal Praktikum : 24 Mei 2023
Tanggal Pengumpulan : 9 Juni 2023

kemurnian air yang sangat murni, dihomogenkan. Untuk kopi kaleng (B),
sehingga bisa dikatakan lebih steril dipipet sebanyak 2,5 ml dan dimasukkan
dibandingkan dari akuades. Hal ini ke dalam labu ukur 25 ml. Kemudian,
dikarenakan pada metode HPLC ditambahkan aquabidest hingga tanda
memerlukan cairan dengan tingkat batas, dihomogenkan. Untuk kopi bubuk
kemurnian yang tinggi.methanol HPLC (C), kopi ditimbang sebanyak 50 gram
merupakan metanol yang sudah diproses dan dilarutkan dengan 200 ml aquabidest
dan dimurnikan dengan tingkat panas. Kemudian larutannya disaring
kemurnian yang tinggi untuk memenuhi hingga mendapat filtrast. Filtrat dipipet
persyaratan khusus yang diperlukan sebanyak 1 ml dan dimasukkan ke dalam
dalam analisis menggunakan HPLC. labu ukur 50 ml. Kemudian ditambahkan
Kualitas pelarut penting untuk aquabidest hingga tanda batas, dan
diperhatikan demi menghasilkan hasil dihomogenkan.
yang akurat, stabil, dan konsisten. Analisis senyawa dilakukan
Pertama, akuabidest dan methanol dengan penginjeksian larutan seri pada
disaring terlebih dahulu untuk panjang gelombang 200-300 nm. Deret
menghilangkan partikel-partikel kecil. larutan standar dan sampel dimasukkan
Selain itu, dilakukan penghilangan gas ke dalam vial berukuran 2 ml
pada fasa gerak dikarenakan gas dapat menggunakan jarum suntik injeksi dan
mengumpul dengan komponen lain mikrofilter berukuran 0, 45 µm untuk
terutama didalam pompa dan detektor menghilangkan pengotor yang mampu
yang nantinya akan mengganggu proses mempengaruhi selama proses.
analisis (Putra, 2004; Suprianto, 2014; MIkrofilter 0,45 µm bertujuan agar
Suprianto et al., 2017). Kertas saring ukuran sampel <5 µm sehingga larutan
yang digunakan dalam proses sampel yang masuk tidak tersumbat di
penyaringan ialah kertas saring dengan kolom HPLC dan mempersulit proses
ukuran pori sebesar 0,45 mikrometer agar pembersihan kolom. Diukur
menjamin kualitas filtrasi larutan sesuai menggunakan HPLC pada panjang
dengan range toleransi kualitas dan level gelombang 272 nm karena ini merupakan
ekstraksinya rendah sehingga tidak akan panjang gelombang maksimum kafein
terlalu banyak kontaminasi pada filtrat. untuk terdeteksi dan rentang kafein
Larutan fase gerak berupa metanol : memiliki absorbansi tertinggi, dan dalam
aquabidest (45:55) difiltrasi laju alir 1 ml/mnt. Penginjeksian
menggunakan vacuum filter ukuran 0,45 dilakukan dari konsentrasi terendah
mikrometer. hingga tertinggi agar tidak
Prosedur selanjutnya yaitu mempengaruhi hasil kromatogram yang
pembuatan deret larutan standar kafein. diperoleh dimana apabila penginjeksian
Pertama, ditimbang terlebih dahulu dilakukan dari konsentrasi tinggi ke
padatan standar kafein sebanyak 10 mg rendah ditakutkan akan tersisa larutan
dan dimasukkan ke dalam labu ukur 50 dengan konsentrasi tinggi pada larutan
ml. standar kafein dilarutkan dengan dengan konsentrasi rendah sehingga hasil
aquabidest, ditandabataskan, dan kromatogramnya menghasilkan puncak
dihomogenkan. Dipipet standar kafein yang tinggi (Day & Underwood, 1980).
200 ppm 0 ml; 2,5 ml; 5 ml; 7,5 ml; 10 Pada HPLC memiliki dua pompa
ml; 12,5 ml ke dalam labu ukur 25 ml. yang berfungsi untuk mengalirkan
kemudian ditanda bataskan dengan pelarut sebagai fase mobile dengan
aquabidest, dan dihomogenkan. mecepatan dan tekanan tetap. Pompa
Selanjutnya yaitu persiapan sampel, pertama berisi akuades dan pompa kedua
untuk minuman energi (A), dipipet berisi akuabidest, pada praktikum kali ini
sebanyak 5 ml dan dimasukkan ke dalam yang digunakan adalah pompa kedua. Di
labu ukur 25 ml. Kemudian, ditambahkan dalam pompa ini akan terdapat fase gerak
aquabidest hingga tanda batas, dan fase diam. Dimana fase diam akan

5
Nama asisten : Dinda Lupitasari
Tanggal Praktikum : 24 Mei 2023
Tanggal Pengumpulan : 9 Juni 2023

menahan komponen campuran. atau metanol. Oleh karena itu, senyawa-


Senyawa-senyawa polar pada campuran senyawa ini akan membutuhkan lebih
yang melalui kolom akan melekat lebih banyak waktu untuk bergerak dalam
lama pada silica (daitome) yang polar larutan dan akan bergerak dengan
dibanding dengan senyawa-senyawa kecepatan yang lebih lambat melalui
non-polar. Maka dari itu, senyawa non- kolom. Sebaliknya, molekul-molekul
polar kemudian akan lebih cepat polar yang akan bergerak lebih cepat
melewati kolom (Khopar, 2003). melalui kolom (Clark, 2007).
Fase gerak akan melarutkan Selanjutnya, buat kurva standar
komponen campuran. Senyawa-senyawa dengan menghubungkan konsentrasi
yang bersifat non-polar pada campuran dengan area puncak yang diperoleh dari
cenderung berinteraksi dengan gugus hasil pengukuran, kemudian kadar kafein
hidrokarbon karena gaya dispersi Van dihitung berdasarkan persamaan regresi
der Waals. Gaya Van Der Waals sendiri yang diperoleh. Setelah dianalisis dengan
merupakan jenis gaya tarik menarik HPLC dan dihitung didapat hasilnya
diantara molekul dan terjadi pada sebagai berikut:
molekul non-polar dan polar. Senyawa-
senyawa non-polar juga memiliki
kelarutan yang rendah dalam pelarut
karena mereka memerlukan pemutusan
ikatan hidrogen, seperti yang terjadi pada
senyawa-senyawa yang terlarut dalam air

Tabel 1. Hasil Perhitungan Analisis


Faktor regeresi y = 34087x + 24587
Rata – rata Rata-rata
Sampel Konsentrasi (ppm)
(ppm) (mg)
A1 256,383372
276,38 27,63
A2 296,383812
B1 259,232552
282,28 28,22
B2 305,336932
C1 900,4283158
1010,84 101,08
C2 1121,266172
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2023)

Didapat rata-rata kandungan kafein pada aman untuk dikonsumsi. Akan tetapi,
sampel minuman berenergi (A) yaitu sampel C tidak memenuhi SNI karena
276,63 mg; kopi hitam kaleng (B) sebesar melebihi standar mutu. Ketidak sesuaian
282,22 mg; dan kopi hitam bubuk (C) sampel pada standar mutu bisa
sebesar 1010,08 mg. disebabkan karena persiapan sampel
Menurut SNI 01-7152-2006 Batas yang kurang baik sehingga homogenitas
maksimum senyawa kafein dalam sampel kurang, adanya pengotor atau
produk pangan minuman yaitu 50 kontaminasi pada sampel, atau
mg/sajian. Dapat disimpulkan bahwa penanganan yang tidak benar. Selain itu,
sampel minuman berenergi (A) dan gangguan bisa juga berasal dari bahan
sampel minuman kopi hitam kaleng (B) yang dapat mengganggu hasil analis.
memenuhi standar mutu SNI, sehingga Terkadang pada sampel, terdapat suatu

6
Nama asisten : Dinda Lupitasari
Tanggal Praktikum : 24 Mei 2023
Tanggal Pengumpulan : 9 Juni 2023

senyawa yang memiliki waktu retensi matografi_cair_kinerja_tinggi_h


yang mirip dengan kafein atau senyawa plc/ [Diakses pada tanggal: 8
yang teradsorpsi ke kolom HPLC, Juni 2023].
sehingga terjadi kesalahan dalam Day, R. A. dan A. L. Underwood. 1980.
kuantifikasi kafein. Analisa Kimia Kuantitatif.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
KESIMPULAN Gritter, R.J., Bobbit, J.M., dan
Dapat disimpulkan bahwa Schwarting, A.E., 1985,
sampel minuman berenergi (A) dan Introduction to
sampel minuman kopi hitam kaleng (B) Chromatography, diterjemahkan
memenuhi standar mutu SNI, sehingga oleh Kosasih Padmawinata,
aman untuk dikonsumsi. Akan tetapi, Edisi II, 147-186, 200, ITB,
sampel C tidak memenuhi SNI karena Bandung.
melebihi standar mutu. Ketidak sesuaian Hendayana, Sumar. 2006. Kimia
sampel pada standar mutu bisa Pemisahan Metode
disebabkan karena persiapan sampel Kromatografi dan Elektroforesis
yang kurang baik atau gangguan dari Modern. Bandung: Remaja
senyawa pada sampel itu sendiri. Rosdakarya Offset
Hendayana, Sumar.2006.Kimia
DAFTAR PUSTAKA Pemisahan Metode
Adnan, Mochamad, 1997, Teknik Kromatografi dan Elektroforesis
Kromatografi untuk Analisis Modern. Bandung : Remaja
Bahan Makanan, Edisi 1, 1-25, Rosdakarya Offset.
Penerbit ANDI, Yogyakarta. Ingrouille K. Effect of caffeinated
Amin, S., Amir, M., dan Slamet, I. 2016. beverages upon breakfast meal
Kromatografi Cair Kinerja consumption of University of
Tinggi Untuk Analisis Senyawa Wisconsin-Stout undergraduate
Diuretik Yang Disalahgunakan students. 2013.
Sebagai Doping Dalam Urin. Khopkar, S.M. (2003). Konsep Dasar
Jurnal Sains Keolahragaan & Kimia Analitik. UI Press, Jakarta.
Kesehatan. Volume I, No. 2. Kucer N. The relationship between
Ardianingsih, R. 2009. Penggunaan High daily caffeine consumption and
Performance Liquid withdrawal symptoms: a
Chromatographi (HPLC) Dalam questionnaire-based study.
Proses Analisa Deteksi Ion. Turkey Journal of Medical
LAPAN. Berita Dirgantara Science 2010; 40(1):105-8.
volume 10 :101-104. Murningsih, T., & Chairul. (2000).
Bawazeer N A, AlSobahi N Mengenal Hplc: Peranannya
A.Prevalence and side effects Dalam Analisa Dan Proses Isolasi
of energydrink consumption Bahan Kimia Alam. Berita Biologi,
among medical students at 5(2), 261–272.
Umm Al-Qura University, Noegrohati, S., 1994, Aspek
Saudi Arabia. International Fundamental Optimasi dan
Journal of Medical Students Aplikasi Kromatografi Cair
2013; 1(3):104-8. Tekanan Tinggi dalam Prinsip
Clark, Jim. 2007. Kromatografi Cair dan Aplikasi Beberapa Teknik
Kinerja Tinggi (HPLC). Analisis Instrumental, 1-31,
Available online at Laboratorium Analisis Kimia
http://www.chemistry.org/mater dan Fisika Pusat UGM,
i_kimia/ Yogyakarta.
instrumen_analisis/kromatografi Roth, Hermann J., dan Blaschke,
1/kro Gottfried, 1981, Analisis

7
Nama asisten : Dinda Lupitasari
Tanggal Praktikum : 24 Mei 2023
Tanggal Pengumpulan : 9 Juni 2023

Farmasi,diterjemahkan oleh 10_no1/1/(89-97)V10N1CT.pdf.


Sarjono Kisman dan Slamet Suprianto. (2014). “Pengembangan
Ibrahim, 411-412,419-424, Metode Penetapan Kadar
Gadjah Mada Universitas Press, Campuran Pemanis, Pengawet dan
Yogyakarta. Pewarna Secara Simultan Dalam
Sunaryo, 1995, Perangsang Susunan Sirup Esen Dengan Menggunakan
Saraf Pusat dalam Farmakologi Kromatografi Cair Kinerja
dan Terapi, Edisi 4, Editor Tinggi,”.
Sulistia G. Ganiswarna, 226, https://doi.org/10.13140/rg.2.2.157
227, 231-233, Bagian 63.37923.
Farmakologi Fakultas Susanti, M. Dan Dachriyanusus. 2002.
Kedokteran Universitas Kromatografi Cair Kinerja
Indonesia, Jakarta. Tinggi. Padang : LPTIK
Suprianto, E. D. L. Putra, and S. M. Universitas Andalas.
Sinaga. (2017). “Optimization of Willard HH, Merritt LL (Jr), Dean JA,
Volume Void and Wavelengths at Settle FA (Jr). (1988). Instrumental
Simultaneous Determination Methods of Analysis 7th Ed.
Method Development of Wadworth. Inc. Bellmont,
Sweeteners, Preservatives and California USA, 580-613.
Dyes by UFLC,” International Wulandari, L. 2011. Kromatografi Lapis
Journal of ChemTech Research. Tipis. Jember : Taman Kampus
https://sphinxsai.com/2017/ch_vol Presindo.

LAMPIRAN
Tabel 1. Hasil Uji HPLC
Kons
RT Area Sampel RT Area
(ppm)
0 0,000 0 A1 2,386 1772455
20 2,364 783952 A2 2,371 2045154
40 2,307 1319942 B1 2,333 908233
60 2,366 2098046 B2 2,349 1065389
80 2,330 2711787 C1 2,226 638445
100 2,333 3459826 C2 2,263 788999
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2023)

Tabel 2. Pengenceran Sampel


A 5
B 10
C 50
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2023)

8
Nama asisten : Dinda Lupitasari
Tanggal Praktikum : 24 Mei 2023
Tanggal Pengumpulan : 9 Juni 2023

Kurva Standar
4000000
3500000 y = 34087x + 24587
R² = 0,9982
3000000
2500000
Area

2000000
1500000
1000000
500000
0
0 20 40 60 80 100 120
Axis Title

Gambar 1. Kurva Standar Kafein

Perhitungan
Sampel A1
1772455 − 24587
𝐾𝑜𝑛𝑠 (𝑝𝑝𝑚) = ( ) 𝑥 5 = 256,3833
34087
Sampel A2
2045254 − 24587
𝐾𝑜𝑛𝑠 (𝑝𝑝𝑚) = ( ) 𝑥 5 = 296,3838
34087

𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = 276,383592

Sampel B1
908233 − 24587
𝐾𝑜𝑛𝑠 (𝑝𝑝𝑚) = ( ) 𝑥 10 = 259,2325
34087
Sampel B2
1065389 − 24587
𝐾𝑜𝑛𝑠 (𝑝𝑝𝑚) = ( ) 𝑥 10 = 305,3369
34087

𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = 282,284742

Sampel C1
638445 − 24587
𝐾𝑜𝑛𝑠 (𝑝𝑝𝑚) = ( ) 𝑥 50 = 900,4283
34087
Sampel C2
788999 − 24587
𝐾𝑜𝑛𝑠 (𝑝𝑝𝑚) = ( ) 𝑥 50 = 1121,2661
34087

𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = 1010,847244

Anda mungkin juga menyukai