ABSTRAK
Kafein merupakan zat psikoaktif yang memiliki efek stimulan dan paling banyak
digunakan. Pengaruh oleh gaya hidup membuat konsumsi produk berkafein seperti kopi
dan minuman energi menjadi meningkat. Kafein dalam dosis rendah mampu memberikan
efek positif. Dalam studi, dikatakan bahwa 12,5-100 mg kafein dapat memberikan efek
positif dan jarang menimbulkan efek samping. Namun tidak semua produk mencantumkan
kadar kafein didalamnya sehingga perlu diwaspadai resiko efek samping yang dapat terjadi.
High Perfomance Liquid Chromatography (HPLC) merupakan kromatografi yang fase
geraknya dialirkan dengan cepat menggunakan bantuan tekanan dan hasilnya akan
dideteksi oleh instrumen. Tujuan utama dalam penggunaan kromatografi cair dalam
prosedur analisis yaitu memisahkan suatu campuran dalam sampel menjadi komponen-
komponennya. Praktikum kali ini bertujuan untuk menentukan kadar kafein dalam sampel
minuman berenergi (A), kopi hitam kaleng (B), dan kopi hitam bubuk (C). Didapat rata-
rata kandungan kafein pada sampel minuman berenergi (A) yaitu 276,63 mg; kopi hitam
kaleng (B) sebesar 282,22 mg; dan kopi hitam bubuk (C) sebesar 1010,08 mg. Disimpulkan
sampel A dan B memenuhi standar SNI 01-7152-2006 dan sampel C tidak disebabkan
karena persiapan sampel yang kurang baik atau gangguan dari senyawa pada sampel itu
sendiri.
Keywords: HPLC, kafein, kopi, minuman berenergi
1
Nama asisten : Dinda Lupitasari
Tanggal Praktikum : 24 Mei 2023
Tanggal Pengumpulan : 9 Juni 2023
2
Nama asisten : Dinda Lupitasari
Tanggal Praktikum : 24 Mei 2023
Tanggal Pengumpulan : 9 Juni 2023
3
Nama asisten : Dinda Lupitasari
Tanggal Praktikum : 24 Mei 2023
Tanggal Pengumpulan : 9 Juni 2023
4
Nama asisten : Dinda Lupitasari
Tanggal Praktikum : 24 Mei 2023
Tanggal Pengumpulan : 9 Juni 2023
kemurnian air yang sangat murni, dihomogenkan. Untuk kopi kaleng (B),
sehingga bisa dikatakan lebih steril dipipet sebanyak 2,5 ml dan dimasukkan
dibandingkan dari akuades. Hal ini ke dalam labu ukur 25 ml. Kemudian,
dikarenakan pada metode HPLC ditambahkan aquabidest hingga tanda
memerlukan cairan dengan tingkat batas, dihomogenkan. Untuk kopi bubuk
kemurnian yang tinggi.methanol HPLC (C), kopi ditimbang sebanyak 50 gram
merupakan metanol yang sudah diproses dan dilarutkan dengan 200 ml aquabidest
dan dimurnikan dengan tingkat panas. Kemudian larutannya disaring
kemurnian yang tinggi untuk memenuhi hingga mendapat filtrast. Filtrat dipipet
persyaratan khusus yang diperlukan sebanyak 1 ml dan dimasukkan ke dalam
dalam analisis menggunakan HPLC. labu ukur 50 ml. Kemudian ditambahkan
Kualitas pelarut penting untuk aquabidest hingga tanda batas, dan
diperhatikan demi menghasilkan hasil dihomogenkan.
yang akurat, stabil, dan konsisten. Analisis senyawa dilakukan
Pertama, akuabidest dan methanol dengan penginjeksian larutan seri pada
disaring terlebih dahulu untuk panjang gelombang 200-300 nm. Deret
menghilangkan partikel-partikel kecil. larutan standar dan sampel dimasukkan
Selain itu, dilakukan penghilangan gas ke dalam vial berukuran 2 ml
pada fasa gerak dikarenakan gas dapat menggunakan jarum suntik injeksi dan
mengumpul dengan komponen lain mikrofilter berukuran 0, 45 µm untuk
terutama didalam pompa dan detektor menghilangkan pengotor yang mampu
yang nantinya akan mengganggu proses mempengaruhi selama proses.
analisis (Putra, 2004; Suprianto, 2014; MIkrofilter 0,45 µm bertujuan agar
Suprianto et al., 2017). Kertas saring ukuran sampel <5 µm sehingga larutan
yang digunakan dalam proses sampel yang masuk tidak tersumbat di
penyaringan ialah kertas saring dengan kolom HPLC dan mempersulit proses
ukuran pori sebesar 0,45 mikrometer agar pembersihan kolom. Diukur
menjamin kualitas filtrasi larutan sesuai menggunakan HPLC pada panjang
dengan range toleransi kualitas dan level gelombang 272 nm karena ini merupakan
ekstraksinya rendah sehingga tidak akan panjang gelombang maksimum kafein
terlalu banyak kontaminasi pada filtrat. untuk terdeteksi dan rentang kafein
Larutan fase gerak berupa metanol : memiliki absorbansi tertinggi, dan dalam
aquabidest (45:55) difiltrasi laju alir 1 ml/mnt. Penginjeksian
menggunakan vacuum filter ukuran 0,45 dilakukan dari konsentrasi terendah
mikrometer. hingga tertinggi agar tidak
Prosedur selanjutnya yaitu mempengaruhi hasil kromatogram yang
pembuatan deret larutan standar kafein. diperoleh dimana apabila penginjeksian
Pertama, ditimbang terlebih dahulu dilakukan dari konsentrasi tinggi ke
padatan standar kafein sebanyak 10 mg rendah ditakutkan akan tersisa larutan
dan dimasukkan ke dalam labu ukur 50 dengan konsentrasi tinggi pada larutan
ml. standar kafein dilarutkan dengan dengan konsentrasi rendah sehingga hasil
aquabidest, ditandabataskan, dan kromatogramnya menghasilkan puncak
dihomogenkan. Dipipet standar kafein yang tinggi (Day & Underwood, 1980).
200 ppm 0 ml; 2,5 ml; 5 ml; 7,5 ml; 10 Pada HPLC memiliki dua pompa
ml; 12,5 ml ke dalam labu ukur 25 ml. yang berfungsi untuk mengalirkan
kemudian ditanda bataskan dengan pelarut sebagai fase mobile dengan
aquabidest, dan dihomogenkan. mecepatan dan tekanan tetap. Pompa
Selanjutnya yaitu persiapan sampel, pertama berisi akuades dan pompa kedua
untuk minuman energi (A), dipipet berisi akuabidest, pada praktikum kali ini
sebanyak 5 ml dan dimasukkan ke dalam yang digunakan adalah pompa kedua. Di
labu ukur 25 ml. Kemudian, ditambahkan dalam pompa ini akan terdapat fase gerak
aquabidest hingga tanda batas, dan fase diam. Dimana fase diam akan
5
Nama asisten : Dinda Lupitasari
Tanggal Praktikum : 24 Mei 2023
Tanggal Pengumpulan : 9 Juni 2023
Didapat rata-rata kandungan kafein pada aman untuk dikonsumsi. Akan tetapi,
sampel minuman berenergi (A) yaitu sampel C tidak memenuhi SNI karena
276,63 mg; kopi hitam kaleng (B) sebesar melebihi standar mutu. Ketidak sesuaian
282,22 mg; dan kopi hitam bubuk (C) sampel pada standar mutu bisa
sebesar 1010,08 mg. disebabkan karena persiapan sampel
Menurut SNI 01-7152-2006 Batas yang kurang baik sehingga homogenitas
maksimum senyawa kafein dalam sampel kurang, adanya pengotor atau
produk pangan minuman yaitu 50 kontaminasi pada sampel, atau
mg/sajian. Dapat disimpulkan bahwa penanganan yang tidak benar. Selain itu,
sampel minuman berenergi (A) dan gangguan bisa juga berasal dari bahan
sampel minuman kopi hitam kaleng (B) yang dapat mengganggu hasil analis.
memenuhi standar mutu SNI, sehingga Terkadang pada sampel, terdapat suatu
6
Nama asisten : Dinda Lupitasari
Tanggal Praktikum : 24 Mei 2023
Tanggal Pengumpulan : 9 Juni 2023
7
Nama asisten : Dinda Lupitasari
Tanggal Praktikum : 24 Mei 2023
Tanggal Pengumpulan : 9 Juni 2023
LAMPIRAN
Tabel 1. Hasil Uji HPLC
Kons
RT Area Sampel RT Area
(ppm)
0 0,000 0 A1 2,386 1772455
20 2,364 783952 A2 2,371 2045154
40 2,307 1319942 B1 2,333 908233
60 2,366 2098046 B2 2,349 1065389
80 2,330 2711787 C1 2,226 638445
100 2,333 3459826 C2 2,263 788999
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2023)
8
Nama asisten : Dinda Lupitasari
Tanggal Praktikum : 24 Mei 2023
Tanggal Pengumpulan : 9 Juni 2023
Kurva Standar
4000000
3500000 y = 34087x + 24587
R² = 0,9982
3000000
2500000
Area
2000000
1500000
1000000
500000
0
0 20 40 60 80 100 120
Axis Title
Perhitungan
Sampel A1
1772455 − 24587
𝐾𝑜𝑛𝑠 (𝑝𝑝𝑚) = ( ) 𝑥 5 = 256,3833
34087
Sampel A2
2045254 − 24587
𝐾𝑜𝑛𝑠 (𝑝𝑝𝑚) = ( ) 𝑥 5 = 296,3838
34087
Sampel B1
908233 − 24587
𝐾𝑜𝑛𝑠 (𝑝𝑝𝑚) = ( ) 𝑥 10 = 259,2325
34087
Sampel B2
1065389 − 24587
𝐾𝑜𝑛𝑠 (𝑝𝑝𝑚) = ( ) 𝑥 10 = 305,3369
34087
Sampel C1
638445 − 24587
𝐾𝑜𝑛𝑠 (𝑝𝑝𝑚) = ( ) 𝑥 50 = 900,4283
34087
Sampel C2
788999 − 24587
𝐾𝑜𝑛𝑠 (𝑝𝑝𝑚) = ( ) 𝑥 50 = 1121,2661
34087