Anda di halaman 1dari 12

Nama asisten : Dinda Lupitasari

Tanggal Praktikum : Rabu, 8 Maret 2023


Tanggal Pengumpulan : Jumat, 17 Maret 2023

REVISI ANALISIS KADAR AIR METODE THERMOGRAVIMETRI DAN


THERMOVOLUMETRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN

Aurelia Benedikta Demira Tobing (240210210032)

Departemen Teknologi Industri Pangan Universitas Padjadjaran, Jatinangor


Jalan Raya Bandung-Sumedang Km. 21, Jatinangor, Sumedang 40600 Telp. (022)
7798844, 779570 Fax. (022) 7795780 Email: aurelia21003@mail.unpad.ac.id

ABSTRAK

Mengkonsumsi makanan dan minuman merupakan sudah menajdi kebutuhan


pokok bagi setiap mahkluk hidup termasuk manusia. Produk makanan kering
memiliki kadar air yang krusial dan dapat mempengaruhi ketahanan serta daya
simpan dari suatu produk. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui kadar air dari
sampel biskuit, keripik, tepung bumbu, ketumbar, bawang merah, dan bawang
putih. Metode pengujian kali ini menggunakan metode thermogravimetri dan
destilasi. Metode thermogravimetri didapat hasil sampel biskuit sebesar 1,19%.
Sampel keripik sebesar 1,41%. Sampel tepung bumbu sebesar 7,33%. Sampel
ketumbar sebesar 11,32%. Sampel bawang merah didapati 82,15%, sedangkan di
bawang putih didapati sebesar 66,68%. Metode destilasi didapat hasil sampel
bawang merah sebesar 83,06%. Pada bawang putih didapati sebesar 68,03%.
Semua sampel memenuhi syarat SNI dan sampel bawang memenuhi syarat Tabel
Komposisi Pangan Indonesia.

Keywords: Air, kadar, kering, makanan

PENDAHULUAN Kadar air merupakan salah


satu metode uji pada laboratorium
Dalam memenuhi nutrisi, yang memiliki peran penting
manusia tentunya akan terutama pada industri pangan dalam
mengonsumsi makanan dan menentukan kualitas dan ketahanan
minuman tiap harinya. Kita ketahui dari pangan terhadap kerusakan
bahwa terdapat beberapa jenis yang mungkin saja terjadi. Hal ini
makanan, salah satunya yaitu dikarenakan semakin tingginya
makanan kering. Kadar air pada akdar air pada suatu bahan pangan,
makanan kering memiliki sifat yang semakin besar juga kemungkinan
krusial dan mempengaruhi kerusakannya baik akibat aktivitas
ketahanan serta daya simpan dari biologis internal (metabolism)
suatu pangan. Dari segi organoleptic ataupun masuknya mikroba perusak.
dan mikrobiologisnya, kadar air Pengurangan kadar air pada bahan
tinggi pada makanan kering dapat pangan dapat menyebabkan
menurunkan mutu dari suatu berkurangnya ketersediaan air
produknya (Normilawati et al., dalam menunjang kehidupan
2019). mikroorganisme dan
berlangsungnya reaksi

1
fisikokimiawi. Pengaturan kadar air Bahan dan alat
merupakan salah satu basis dan Alat-alat yang digunakan
kunci penting dalam teknologi adalah cawan, desikator, oven,
pangan (Daud, Suriati, & penjepit cawan, spatula,d an
Nuzulyanti, 2019). timbangan analitik.
Analisis gravimetrik Bahan-bahan yang digunakan
merupakan proses isolasi dan adalah biskuit, keripik, tepung
pengukuran berat suatu unsur atau bumbu, ketumbar, dan bawang
senyawa tertentu. Pemisahan unsur merah/bawang putih.
atau senyawa yang terkandung dapat
dilakukan dengan beberapa Prosedur Uji Kadar Air Metode
perlakuan yaitu, termogravimetri Thermogravimetri
(metode pengeringan), Prosedur pertama pada uji
termovolumetri (metode destilasi), thermogravimetri yaitu, cawan
karl fischer method (metode dipanaskan menggunakan oven pada
kimiawi), dan metode fisis. Terdapat suhu 105°C, selama 10 menit untuk
syarat yang harus dipenuhi agar cawan alumunium, dan 20 menit
metode gravimetrik ini dapat untuk cawan porselen. Setelah itu
berhasil. Pertama, dalam pemisahan cawan didinginkan dalam desikator
dikehendaki untuk cukup sempurna selama 15 menit, dan ditimbang
sehingga kuantitas analit yang tidak hingga diperoleh berat konstan.
terendap secara analitis dapat Selanjutnya, sampel halus ditimbang
dideteksi dan biasanya 0,1 mg atau sebanyak 1-2 gram, dan dimasukkan
kurang. Kedua, zat yang ditimbang ke dalam cawan yang telah konstan.
diharap memiliki susunan yang pasti Kemudian cawan dipanaskan ke
dan murni, atau mendekati murni dalam oven dengan suhu 105°C
(Underwood, 2001). Faktor-faktor selama 3-5 jam dan didinginkan ke
yang dapat mempengaruhi dalam desikator dan ditimbang
keakuratan kadar air bahan yaitu setelah dingin. Lalu bahan beserta
suhu dan kelembaban ruang kerja, wadah dipanaskan Kembali dalam
suhu dan tekanan udara oven, oven selama 30 menit, dan
ukuran dan struktur sampel, hingga didinginkan Kembali ke desikator
bentuk wadah ataupun botol lalu setelah dingin ditimbang.
timbang (Daud et al., 2019). Perlakuan ini diulangi hingga
Pada praktikum kali ini, metode diperoleh berat yang tetap. Terakhir,
yang digunakan adalam metode kadar air sampel dihitung
thermogravimetri dan menggunakan rumus dalam wet basis
thermovolumetri. Tujuan dari (wb) dan dry basis (db).
praktikum uji kadar air ini adalah
mengetahui kadar air dari sampel Prosedur Uji Kadar Air Metode
biskuit, keripik, tepung bumbu, Thermovolumetri
ketumbar, dan bawang merah/bawang Metode kedua yaitu
putih. thermovolumetri atau destilasi.
Prosedur pertama, sampel yang sudah
METODOLOGI halus ditimbang ke dalam labu
destilasi yang telah kering dan bersih.

2
Ditambahkan 75-100 ml toluene Berdasarkan SNI 2973-2011 biskuit
kedalam labu didih yang telah mempunyai kadar air sebanyak 5%.
dihubungkan dengan kondensor dan Keripik merupakan salah satu
alat destilasi. Kemudian, air jenis makanan ringan yang memiliki
pendingin dialirkan ke dalam tekstur yang renyah. Biasanya keripik
kondensor dan labu beserta isinya dibuat melalui pengupasan dan
dipanaskan. Lakukan proses destilasi pembersihan, pengirisan tipis dan
sampai semua air yang terkandung penggorengan. Keripik memiliki
pada sampel tertampung. Proses karakteristik yang rentan mengalami
destilasi dihentikan ketika air dalam ketengikan jika kontak langsung
penampung tidak bertambah lagi. dengan oksigen, cahaya, atau suhu.
Volume air yang tertampung dibaca. Keripik memiliki kadar air sebesar
Terakhir, pemanas dimatikan dan alat 6,0% sesuai dengan SNI 01-
dibiarkan mendingin. 4305_1996.
Tepung bumbu merupakan
HASIL DAN PEMBAHASAN campuran antara tepung dan bumbu
(Sejati, 2010). Tepung bumbu yang
Thermogravimetri merupakan biasanya beredar di masyarakat
salah satu metode yang dilakukan berasal dari beberapa campuran
dalam menentukan kadar air dalam tepung seperti terigu-tepung beras,
suatu produk pangan. Prinsip dari terigu-tapioka dan tepung beras-
metode ini yaitu menguapkan air tapioka. Tepung beras memiliki
bebas dan air terikat lemah yang ada tekstur yang lembut dan halus bila
pada bahan dengan cara pemanasan diraba dengan jari. Berdasarkan SNI
pada oven dalam suhu 105°C, 01-4476-1998 maksimum kadar air
kemudian ditimbang sehingga tepung bumbu sebesar 12%.
mencapai berat yang konstan Ketumbar memiliki bentuk
(Sudarmadji et al., 1997). Akan bulat dengan warna kuning
tetapi, terdapat kelebihan dan keemasan. Jika dibandingkan dengan
kekurangan dalam menggunakan merica, ketumbar memiliki butiran
metode ini. Memang metode yang lebih kecil sehingga lebih halus.
termogravimetri dikenal metode yang Berdasarkan SNI 01-3709-1995,
sederhana, relatif cepat, dan dapat bahwa kadar air maksimum pada
digunakan untuk jumlah sampel yang rempah-rempah bubuk sebesar
banyak, tetapi metode ini kurang 12,0%.
akurat karena terdapat beberapa Bawang merah sering
senyawa volatile yang ikut hilang digunakan sebagai pelengkap di
selama proses sehingga tidak hanya dapur untuk memasak. Bawang
kadar airnya saja yang hilang. merah biasanya digunakan sebagai
rempang untuk menumis. Bawang
Biskuit merupakan makanan merah, jika kadar airnya terlalu tinggi
berbahan dasar tepung dengan bahan maka akan menyebabkan kebusukan
tambahan lainnya yang dibuat melalui dan kerusakan yang ditandai dengan
proses pemanasan dan pencetakan munculnya akar. Akan tetapi, jika
(Normilawati et al., 2019). kadar airnya rendah maka dapat
menyebabkan bobot bawang

3
berkurang (Kareawu, 2016). Bawang tetapi supaya air yang terikat dimana
putih juga biasanya digunakan memiliki sifat lebih susah menguap
sebagai rempang di berbagai jenis dapat ikut menguap, suhu dinaikkan
makanan. Bawang putih memiliki sedikit diatas 100°C menjadi 105°C.
manfaat sebagai obat, antimikroba, Prosedur selanjutnya, cawan
bahan penambah cita rasa, dan dan sampel yang telah dikeluarkan
pengawet alami makanan. Umbi dari oven harus segera didinginkan di
bawang pada kondisi yang tidak tepat desikator. Hal ini bertujuan supaya
menyebabkan umbi bawang dengan sampel tidak menyerap air dari udara
udah menyerap air ataupun luar yang akan menyebabkan
menguapkan air dari dalam umbi. Hal penimbangan tidak akurat (Lubis et
ini dapat terjadi karena adanya proses al., 2021). Jika suatu bahan setelah
transpirasi dan respirasi selama dikeringkan terkena lembab maka
penyimpanan sehingga menyebabkan kadar air akan meningkat lagi. Pada
kadar air mengalami penurunan desikator juga terdapat dua bagian,
hingga akhir penyimpanan (Mutia, dimana bagian bawah terdapat silica
Purwanto, & Pujantoro, 2014). Sifat gel yang memiliki fungsi sebagai zat
kadar airnya yang tinggi, sehingga penguap air dan bagian atas sebagai
bawang merah dan bawang putih tempat pengering bahan yang sudah
lebih cocok menggunakan metode dipanaskan. Setelah berat konstan,
thermovolumetri. perhitungan dilakukan menggunakan
Dalam metode rumus berikut :
thermogravimetri ini diawali dengan
memasukkan cawan porselen ke Persen kadar air (wet basis) =
dalam oven dengan suhu 105°C. 𝑊3
x100%
𝑊1
Oven merupakan alat yang digunakan
sebagai media pemberi energi panas
Persen kadar air (dry basis) =
untuk menguapkan air, sehingga 𝑊3
bobot bahan akan berkurang selama x100%
𝑊2
proses penguapan. Karena akan
𝑊3
dilakukan proses pemanasan, maka Atau ka (db) = 1−𝐾𝑎(𝑤𝑏)x100%
cawan yang digunakan bisa berbahan
stainless steel, alumunium, nikel, atau 𝑊2
porselen. Bahan cawan yang Total solid = 𝑊1x100%
sebaiknya tidak digunakan yaitu
cawan yang berbahan logam karena W1 = berat sampel (gram)
bersifat korosif jika dikeringkan. W2 = berat sampel setelah
Cawan porselen baik digunakan dikeringkan (gram)
karena sifatnya yang tahan terhadap W3 = kehilangan berat (gram)
suhu panas maupun api, tetapi
kekurangan dari alat ini yaitu mudah Setelah dilakukan perhitungan,
pecah apabila terjatuh. Pemanasan berdasarkan tabel 1 didapati bahwa
dilakukan pada suhu 105°C karena kadar air pada sampel biskuit sebesar
mengacu pada SNI 01-2891-1992. 1,19%. Berdasarkan SNI 2973-2022,
Seperti yang diketahui bahwa bahwa maksimal kadar air biskuit
penguapan terjadi pada suhu 100°C, sebesar 5%. Didapati bahwa hasil

4
pengujian sampel memenuhi syarat jenis air, sehingga air selalu berada di
mutu SNI. bawah pelarut dan pelarut akan
Kadar air pada sampel keripik Kembali lagi ke dalam labu didih.
didapati sebesar 1,41%. Menurut SNI Alat destilasi memiliki fungsi untuk
2602-2018, maksimum kadar air pada memisahkan larutan ke dalam
keripik sebesar 4% dimana sampel beberapa komponen, kelebihan dari
tersebut memenuhi syarat mutu SNI. metode ini yaitu dapat memisahkan
Kadar air pada sampel tepung zat yang memiliki perbedaan titik
bumbu sebesar 7,33%. Berdasarkan didih yang tinggi, sehingga produk
SNI 01-4476-1998, syarat maksimum yang dihasilkan benar-benar murni.
jumlah kadar air pada tepung bumbu Akan tetapi, kekurangannya metode
sebesar 12%. Sampel tersebut ini hanya dapat memisahkan zat yang
memenuhi syarat mutu SNI karena memiliki perbedaan titik didih yang
tidak melewati batas maksimum. besar saja, dan biayanya yang juga
Kadar air pada sampel relatif lebih mahal.
ketumbar sebesar 11,32%. Metode ini diawali dengan
Berdasarkan SNI 01-3709-1995, memasukkan sampel halus ke dalam
bahwa syarat maksimum kadar air labu destilasi yang sudah kering dan
dari rempah-rempah bubuk sebesar bersih. Jika labu destilasi tidak
12% dimana sampel tersebut kering, hal ini akan mempengaruhi ke
memenuhi syarat mutu SNI. perhitungan akhir sehingga hasilnya
Kadar air pada sampel bawang menjadi tidak akurat dimana
merah didapati 82,15%, sedangkan di kandungan air pada bahan dapat
bawang putih didapati sebesar bertambah dari air yang terdapat pada
66,68%. Menurut literatur, bahwa labu didih. Selanjutnya, ditambahkan
kadar air yang terkandung dalam 75-100 ml toluen ke dalam labu didih
bawang putih segar yaitu sebesar yang sudah dihubungkan dengan
60,9-67,8% (Husna, Khatir, & kondensor dan alat destilasi.
Siregar, 2017) dan bawang merah Penggunaan toluene bertujuan untuk
sebesar 80-84%. memudahkan pelepasan rangkaian
Metode kedua yaitu Destilasi. alat dan menghindari keluarnya uap
Biasanya metode ini digunakan untuk air dari celah antara sambungan
bahan yang mengandung lemak dan rangkaian alat. Langkah selanjutnya,
komponen yang mudah menguap air pendingin dialirkan dalam
selain air. Umumnya prinsip dari kondensor dan labu dipanaskan.
metode ini yaitu, air dikeluarkan dari Pengaliran air dilakukan dari bawah
sampel dengan cara destilasi ke atas sehingga air dapat mengisi
azeotropic kontinyu dengan seluruh bagian pada kondensor dan
menggunakan pelarut “immicible”. menghasilkan proses pendinginan
Pelarut “immicible” merupakan jenis yang sempurna. Saat dipanaskan,
pelarut yang tidak dapat bercampur cairan yang titik didihnya yang lebih
dengan air (Nadia, L., 2010). Air rendah tentu saja akan menguap lebih
tersebut dikumpulkan ke dalam dahulu. Uap nya akan dialirkan dan
tabung sehingga volume air yang didinginkan Kembali menjadi cairan
terkumpul dapat diketahui. Berat yang ditampung pada wadah terpisah.
jenis pelarut lebih kecil dari berat Akan tetapi, cairan yang titik

5
didihnya lebih tinggi masih terdapat memiliki akurasi yang lebih tinggi
pada awal semula. Oleh karena itu, karena memisahkan zat yang
secara garis besar prinsip destilasi ini memiliki perbedaan titik didih yang
merupakan penguapan dan tinggi, sehingga produk yang
pengembunan Kembali uapnya dari dihasilkan benar-benar murni.
tekanan dan suhu tertentu. Lalu
perhitungan kadar air dihitung
menggunakan rumus berikut : KESIMPULAN
Vs Metode gravimetri yang
%Kadar Air = x 100%
Ws
digunakan pada praktikum kali ini
yaitu metode thermogravimetri
Vs = volume air yang tertampung
menggunakan oven dan destilasi.
(mL)
Setelah perhitungan dalam metode
Ws = berat sampel (mg)
thermogravimetri sampel biskuit
sebesar 1,19%. Sampel keripik
Setelah dilakukan perhitungan,
sebesar 1,41%. Sampel tepung bumbu
didapati hasil perhitungan pada
sebesar 7,33%. Sampel ketumbar
sampel bawang merah sebesar
sebesar 11,32%. Sampel bawang
83,06%. Sedangkan pada bawang
merah didapati 82,15%, sedangkan di
putih didapati sebesar 68,03%.
bawang putih didapati sebesar
Sampel bawang pada metode
66,68%. Metode destilasi didapat
thermogravimetri dan
hasil sampel bawang merah sebesar
thermovolumetri terdapat perbedaan.
83,06%. Pada bawang putih didapati
Dimana untuk sampel bawang merah,
sebesar 68,03%. Semua sampel
metode thermogravimetri sebesar
memenuhi syarat SNI dan sampel
82,15% dan thermovolumetri sebesar
bawang memenuhi syarat Tabel
83,06%. Pada sampel bawang putih,
Komposisi Pangan Indonesia.
metode thermogravimetri sebesar
Perbedaan hasil pada metode
66,68% dan thermovolumetri sebesar
thermogravimetri dan
68,03%. Berdasarkan data Kemenkes
thermovolumetri untuk sampel
RI, Tabel Komposisi Pangan
bawang dikarenakan tingkat
Indonesia bahwa kadar air bawang
keakuratan dari thermogravimetri
merah maksimum sebesar 88% dan
yang masih kurang. Dikarenakan ada
bawang putih sebesar 71%. Dimana
beberapa senyawa volatile yang ikut
sampel bawang merah dan bawang
hilang selama proses sehingga bukan
putih sudah memenuhi syarat.
hanya kadar air saja yang hilang.
Dapat dilihat bahwa hasil kadar
air dengan menggunakan metode
thermogravimetri lebih kecil dan
DAFTAR PUSTAKA
thermovolumetri lebih besar. Hal ini
Daud, A., Suriati, S., & Nuzulyanti,
dikarenakan, metode
N. (2019). Kajian penerapan
thermogravimetri kurang akurat
faktor yang mempengaruhi
karena ada beberapa senyawa volatile
akurasi penentuan kadar air
yang ikut hilang selama proses
metode
sehingga bukan hanya kadar air saja
yang hilang. Metode thervolumetri

6
thermogravimetri. Lutjanus, 24 Nadia, L. (2010). Analisis Kadar Air
(2), 11-16. Bahan Pangan. Bahan Ajar,
218.
Daud, A., Suriati, S., & Nuzulyanti,
N. (2019). Kajian penerapan Normilawati, Fadlilaturrahmah, Hadi,
faktor yang mempengaruhi S., & Normaidah. (2019).
akurasi penentuan kadar air Penetapan Kadar Air Dan
metode Kadar Protein Pada Biskuit
thermogravimetri. Lutjanus, 24 Yang Beredar Di Pasar
(2), 11-16. Banjarbaru. CERATA Jurnal
Ilmu Farmasi, 10(2).
Husna, A., Khathir, R., & Siregar, K.
(2017). Karakteristik Sejati, M. K. 2010. “Formulasi dan
pengeringan bawang putih Pendugaan Umur Simpan
(Allium sativum L) Tepung Bumbu Ayam Goreng
menggunakan pengering oven. Berbahan Baku Modified
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Cassava Flour (MOCAF)”. FTP
Pertanian, 2(1), 338-347. IPB, Bogor.
Kareawu, N. R., 2016. Kualitas Sudarmadji, S., B. Haryono, Suhardi.
Bawang Merah (Allium 1997. Prosedur Analisa untuk
ascalonicum L.) Berdasarkan Bahan Makanan dan Pertanian
Suhu dan Lama Penyimpanan. Edisi Ketiga. Yogyakart:
Agroindustri Politeknik Liberty.
Pertanian Negeri Pangkep, p.
2. Underwood dan R.A. Day. 2001.
Analisis Kimia
LUBIS, N., WASITO, M., & Kuantitatif.Erlangga: Jakarta 5
HAKIM, T. APLIKASINYA
DI BIDANG PERTANIAN.
Mutia, A. K., Purwanto, Y. A., &
Pujantoro, L. (2014).
Perubahan kualitas bawang
merah (allium ascalonicum l.)
Selama penyimpanan pada
tingkat kadar air dan suhu yang
berbeda ((Allium ascalonicum
l.) During Storage at Different
Temperature and Water
Content).

7
LAMPIRAN

Tabel 1. Data Hasil Kadar Air Thermogravimetri


Kadar air (%)
Wc + S
Wc Wc + S Rata- Rata-
Kode W1 sblm W2 W3 Wet Dry
Konstan Konstan rata rata
Konstan basis basis
wb db
A1 1.0011 4.3630 5.3537 5.3536 0.9906 0.0105 1.05 1.06
1.19 1.20
A2 1.0081 4.3661 5.3509 5.3608 0.9947 0.0134 1.33 1.35
B1 1.0058 4.3847 5.3777 5.3776 0.9929 0.0129 1.28 1.30
1.41 1.43
B2 1.0003 4.3876 5.3730 5.3726 0.9850 0.0153 1.53 1.55
C1 1.0008 4.3952 5.3474 5.3471 0.9519 0.0489 4.89 5.14
7.33 7.98
C2 1.0088 4.3704 5.2810 5.2806 0.9102 0.0986 9.77 10.83
D1 1.0042 4.4349 5.3016 5.3015 0.8666 0.1376 13.70 15.88
11.32 12.85
D2 1.0004 4.3318 5.2428 5.2428 0.9110 0.0894 8.94 9.81
E1A 1.0062 4.3798 4.5581 4.5576 0.1778 0.8284 82.33 465.92
82.15 460.40
E2A 1.0038 4.3043 4.4857 4.4852 0.1809 0.8229 81.98 454.89
E1B 1.0065 4.2782 4.6163 4.6158 0.3376 0.6689 66.46 198.13
66.68 200.18
E2B 1.0067 4.3185 4.6520 4.6516 0.3331 0.6736 66.91 202.22
(sumber : dokumentasi pribadi, 2023)

Tabel 2. Data Hasil Kadar Air Thermovolumetri


Kode Sampel V air (mL) W Sampel % Ka % Ka rata-rata
E1A 3.90 5.0094 80.94
83.06
E2A 4.10 5.0040 85.18
E1B 3.25 5.0021 67.54
68.03
E2B 3.30 5.0077 68.51
(sumber : dokumentasi pribadi, 2023)

Perhitungan Thermogravimetri
a) Kadar Air A1 Biskuit
𝑊
Kadar air (wb) = 𝑊3 × 100%
1

0.0105
Kadar air (wb) = 1.0011 × 100% = 1,049%

𝑊
Kadar air (db) = 𝑊3 × 100%
2
0.0105
Kadar air (db) = × 100% = 1,060%
0.9906

b) Kadar Air A2 Biskuit


0.0134
Kadar air (wb) = 0.9947 × 100% = 1,329%

0.0134
Kadar air (db) = 1.0081 × 100% = 1,347%

c) Kadar Air B1 Keripik Singkong


0.0129
Kadar air (wb) = × 100% = 1,283%
1.0058

0.0129
Kadar air (db) = 0.9929 × 100% = 1,299%

d) Kadar Air B2 Keripik Singkong


0.0153
Kadar air (wb) = 1.0003 × 100% = 1,530%

0.0153
Kadar air (db) = 0.9850 × 100% = 1,553%

e) Kadar Air C1 Tepung Bumbu


0.0489
Kadar air (wb) = 1.0008 × 100% = 4,89%

0.0489
Kadar air (db) = 0.9519 × 100% = 5,14%

f) Kadar Air C2 Tepung Bumbu


0.0986
Kadar air (wb) = 1.0088 × 100% = 9,774%

0.0986
Kadar air (db) = 0.9102 × 100% = 10,833%

g) Kadar Air D1 Ketumbar


0.1376
Kadar air (wb) = 1.0042 × 100% = 13,702%

0.1376
Kadar air (db) = 0.8666 × 100% = 15,878%

h) Kadar Air D2 Ketumbar


0.0894
Kadar air (wb) = × 100% = 8,936%
1.0004

0.0894
Kadar air (db) = 0.9110 × 100% = 9,813%

i) Kadar Air Bawang Merah E1A


0.8284
Kadar air (wb) = 1.0062 × 100% = 82,330%

0.8284
Kadar air (db) = 0.1778 × 100% = 465,917%

j) Kadar Air Bawang Merah E2A


0.8229
Kadar air (wb) = 1.0038 × 100% = 81,978%

0.8229
Kadar air (db) = × 100% = 454,892%
0.1809

k) Kadar Air Bawang Putih E1B


0.6689
Kadar air (wb) = 1.0065 × 100% = 66,46%

0.6684
Kadar air (db) = 0.3115 × 100% = 197,99%

l) Kadar Air Bawang Putih E2B


0.6732
Kadar air (wb) = 1.0067 × 100% = 66,87%

0.6736
Kadar air (db) = 0.3734 × 100% = 202,10%

Perhitungan Rata – Rata Wet Basis Thermogravimetri


a) Sampel Biskuit (A)
𝑤𝑏𝐴1 + 𝑤𝑏𝐴2
2
1,05+1,33
= × 100%
2
= 1,19 %

b) Sampel Keripik Singkong (B)


𝑤𝑏𝐵1 + 𝑤𝑏𝐵2
2
1,28+1,53
= 2
× 100%
= 1,41 %

c) Sampel Tepung Bumbu


𝑤𝑏𝐵1 + 𝑤𝑏𝐵2
2
4,89+9,77
= 2
× 100%
= 7,33 %

d) Sampel Ketumbar
𝑤𝑏𝐷1 + 𝑤𝑏𝐷2
2
13,70+8,94
= × 100%
2
= 11,32 %
e) Sampel Bawang Merah
𝑤𝑏𝐸𝐴1 + 𝑤𝑏𝐸𝐴2
2
82,33+81,98
= 2
× 100%
= 82,15 %
f) Sampel Bawang Putih
𝑤𝑏𝐸𝐵1 + 𝑤𝑏𝐸𝐵2
2
66,41+66,87
= × 100%
2
= 66,64 %

Perhitungan Thermovolumetri

a) Sampel Bawang Merah E1A


𝑉𝑎𝑖𝑟 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑥 𝜌𝑎𝑖𝑟
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 = 𝑥 100
𝑤𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
3,90 𝑥 1,0417 𝑥 0,998
= 𝑥 100
𝑤𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
= 80,94%

b) Sampel Bawang Merah E2A


𝑉𝑎𝑖𝑟 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑥 𝜌𝑎𝑖𝑟
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 = 𝑥 100
𝑤𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
4,10 𝑥 1,0417 𝑥 0,998
= 𝑥 100
𝑤𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
= 85,18%

c) Sampel Bawang Putih E1B


𝑉𝑎𝑖𝑟 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑥 𝜌𝑎𝑖𝑟
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 = 𝑥 100
𝑤𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
3,25 𝑥 1,0417 𝑥 0,998
= 𝑥 100
𝑤𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
= 67,54%

d) Sampel Bawang Putih E2B


𝑉𝑎𝑖𝑟 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑥 𝜌𝑎𝑖𝑟
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 = 𝑥 100
𝑤𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
3,30 𝑥 1,0417 𝑥 0,998
= 𝑥 100
𝑤𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
= 68,51%

Perhitungan Rata – Rata Thermovolumetri

a) Sampel Bawang Merah


𝐾𝐴 𝐸1𝐴 + 𝐾𝐴 𝐸2𝐴
𝑅𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 =
2
80,94 + 85,18
𝑅𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 =
2
= 83,06%

b) Sampel Bawang Putih


𝐾𝐴 𝐸1𝐵 + 𝐾𝐴 𝐸2𝐵
𝑅𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 =
2
67,54 + 68,51
𝑅𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 =
2
= 68,03%

Anda mungkin juga menyukai