Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS BAHAN MAKANAN

(PENENTUAN KADAR SAKARIN PADA AGAR DENGAN

MENGGUNAKAN METODE GRAVIMETRI)

Oleh;

Kelompok 8

Irfan Maulana (31113023)

Leli Siti Zaqiah (31113026)

Rani Yunda L (31113038)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI STIKes BAKTI TUNAS HUSADA

TASIKMALAYA

2016
PENETAPAN KADAR SAKARIN PADA AGAR MENGGUNAKAN METODE

GRAVIMETRI

A. Tujuan Praktikum :
Untuk mengetahui kadar sakarin pada agar (jelly)

menggunakan metode gravimetri.


B. Prinsip Percobaan :
Sakarin mengalami hidrolisa dalam suasana alkalis menjadi

asam O Sulfamil-benzoat/dalam suasana asam akan menjadi asam

amonium O-Sulfo-benzoat. Sakarin yang terbentuk dilakukan

pemanasan pada suhu 105oC selama 30 menit kemudian menimbang

bahan sampai berat konstan.


C. Tinjaun Pustaka :
Sakarin ditemukan dengan tidak sengaja oleh Fahbelrg dan

Remses pada tahun 1897. Ketika pertama kali ditemukan sakarin

digunakan sebagai antiseptik dan pengawet, tetapi sejak tahun 1900

digunakan sebagai pemanis. Sakarin dengan rumus C7H5NO3S dan

berat molekul 183,18 disintesis dari toluen biasanya tersedia sebagai

garam natrium. Nama lain dari sakarin adalah 2,3 dihidro-3-

oksobenzisulfonasol, benzosulfimida atau o-sulfobenzimida.

Sedangkan nama dagangnya adalah glucide, garantose, saccarinol,

saccarinose, sakarol, saxin, sykose, hermesetas (Cahyadi, 2006).


Sakarin adalah zat pemanis buatan yang dibuat dari garam

natrium dari asam sakarin berbentuk bubuk kristal putih, tidak berbau

dan sangat manis. Intensitas rasa manis garam natrium sakarin cukup

tinggi, yaitu kira-kira 200-700 kali sukrosa 10%. Di samping rasa

manis, sakarin juga mempunyai rasa pahit yang disebabkan oleh

kemurnian yang rendah dari proses sintesis. Sakarin secara luas

digunakan sebagai pengganti gula karena mempunyai sifat yang


stabil, non karsinogenik, nilai kalori rendah, dan harganya relatif

murah, selain itu sakarin banyak digunakan untuk mengganti sukrosa

bagi penderita diabetes mellitus atau untuk bahan pangan yang

berkalori rendah (BPOM, 2008).


O

NH

S
O
O
SACCHARIN

Produk makanan dan minuman yang biasanya menggunakan

sakarin diantaranya adalah minuman ringan (soft drinks), permen,

selai, bumbu salad, gelatin rendah kalori, dan hasil olahan lain tanpa

gula. Selain itu sakarin digunakan sebagai bahan tambahan pada

produk kesehatan mulut seperti pasta gigi dan obat pencuci


(penyegar) mulut.
Sifat-sifat Sakarin :
1. Mengandung tidak kurang dari 98 % dan tidak lebih dari 101 %

C7H5NO3S dihitung dengan jumlah zat yang dikeringkan


2. Pemerian serbuk atau hablur putih, tidak berbau aromatik lemah.

Larutan bereaksi asam terhadap lakmus


3. Agak sukar larut dalam air, kloroform, dan dalam eter. Larut dalam

air mendidih dan etanol. Mudah larut dalam larutan encer, larutan

alkali hidroksida danlarutan alkali karbonat dengan pembentukan

karbondioksida. Tidak stabil dalam pemanasan


4. Tidak mengalami proses penguraian gula dan pati yang

menghasilkan asam
5. Tidak mengalami enamel gigi (Subani,

2008).
Bahaya penggunaan sakarin yang berlebihan dapat

menyebabkan migrain, sakit kepala, kehilangan daya ingat, bingung,

insomnia, iritasi, asma, hipertensi, diare, impotensi,gangguan seksual,

kebotakan, kanker otak,, kanker kandung kemih. (Yellashakti, 2008)

Natrium-sakarin didalam tubuh tidak mengalami

metabolisme sehingga diekskresikan melalui urin tanpa perubahan

kimia. Beberapa penelitian mengenai dampak konsumsi sakarin

terhadap tubuh manusia masih menunjukkan hasil yang konvensional.

Hasil penelitian National Academy of Science tahun 1968 menyatakan

bahwa konsumsi sakarin oleh orang dewasa sebanyak 1 gram atau

lebih rendah tidak menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan.

Tetapi ada penelitian lain yang menyebutkan bahwa sakarin dalam

dosis tinggi dapat menyebabkan kanker pada hewan percobaan. Pada

tahun 1977 Canadas Health Protection Branch melaporkan bahwa

sakarin bertanggung jawab terjadinya kanker kantong kemih. Sejak itu

sakarin dilarang digunakan di Canada, kecuali sebagai pemanis yang

dijual di apotek dengan mencantumkan label peringatan. Akan tetapi

hal ini menimbulkan kontroversi, karena adanya penjelasan bahwa

tikus-tikus yang dicoba di Canada diberikan sakarin dengan dosis

yang sangat tinggi, yaitu kira-kira ekuivalen dengan 800 kaleng diet

soda per hari (Yuliarti, 2007).


Na
O

NH

S
O
O
SACCHARIN NATRIUM

Kontroversi ini masih berlangsung sampai kini, pemerintah

Indonesia mengeluarkan peraturanmelalui Menteri Kesehatan RI No.

208/Menkes/Per/IV/1985 tentang pemanis buatan dan No.

722/Menkes/Per/IX/1988 tentang bahan tambahan pangan, bahwa

pada pangan dan minuman olahan khusus yaitu berkalori rendah dan

untuk penderita penyakit diabetes mellitus kadar maksimum sakarin

yang diperbolehkan adalah 300 mg/kg (Cahyadi, 2006).


Metode yang digunakan : Gravimetri

Gravimetri merupakan salah satu metode analisis kuantitatif

suatu zat atau komponen yang telah diketahui dengan cara

mengukur berat komponen dalam keadaan murni setelah melalui

proses pemisahan. Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan

pengukuran berat suatu unsure atau senyawa tertentu. Bagian

terbesar dari penetuan secara analisis gravimetri meliputi

transformasi unsure atau radikal kesenyawa murni stabil yang dapat

segera diubah menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti.

Metode gravimetric memakan waktu yang cukup lama, adanya

pengotor pada konstituen dapat diuji dan bila perlu factor-faktor

koreksi dapat digunakan (Khopkar,1990).


Analisis gravimetri merupakan salah satu bagian dari kimia

analitik. Langkah pengukuran pada cara gravimetri adalah

pengukuran berat, analit secara fisik dipisakan dari semua komponen

lainnya maupun dari solvennya. Pengendapan merupakan teknik

yang secara luas digunakan untuk memisahkan analit dari gangguan-

gangguan (Underwood, 1981).

D. Komposisi
Air, Gula, Karagenan, Konjak, Kalium Sitrat, Na.Siklamat, Na.Benzoat,

Asam Sitrat, Perisa buah-buahan


E. Alasan Pemilihan sampel
Pengujian sakarin pada jelly (agar) karena dipasaran banyak yang

menjual bahan makanan yang mengandung pemanis buatan seperti

sakarin. Yang mana agar (jelly) ini banyak dikonsumsi oleh anak-anak

sehingga dilakukan pengujian kadar pemanis buatan.


F. Alat dan Bahan
- Gelas kimia - Agar (Jelly)
- Spirtus - Kloroform
- Kaki tiga - FeCl3
- Kassa - Aquadest
- Batang pengaduk - BaCl
- Corong
- Kertas saring
- Cawan
- Oven
- Loyang
- Tangkrus
-
G. Prosedur
a) Preparasi sampel

Timbang Tambahkan Tambahkan HCl


sampel (Agar) aquadest 15 hingga pH 2
sebanyak 2 ml
gram Saring
Endapan Tambahkan BaCl
endapan
ditentukan dan Na.Nitrit
yang
dengan cara (hingga
terbentuk lalu
Gravimetri. mengendap)
lipat kertas
b) Penetapan kadar secara Gravimetri

Timbang Panaskan Timbang cawan


Cawan Kosong dalam oven yang telah dioven,
pada suhu Lakukan hingga
Timbang 105oC selama konstan
Cawan, Oven cawan yang Setelah konstan,
hingga berisi kertas saring masukan kertas
didapat berat (sampel) pada suhu saring yang berisi
konstan 105oC, lakukan endapan
hingga konstan

Hitung
kadarnya

H. Data Hasil Pengamatan

Cawan 1

Berat sampel = 2 gram

Berat cawan kosong konstan = 36,1758 gram

Berat kertas saring = 1,0215 gram

Berat cawan (konstan) + sampel + kertas saring = 37,2560 gram

% Kadar Sakarin =

( Berat cawan konstan+ sampel+ kertas saring ) ( berat cawan kosong konstan ) ( berat kertas saring )
x1
berat sampel
0,0587
x 100
= 2

= 2,935 %

Cawan 2

Berat sampel = 2 gram

Berat cawan kosong konstan = 35,1828 gram

Berat kertas saring = 1,0206 gram

Berat cawan (konstan) + sampel + kertas saring = 36,2540 gram

% Kadar Sakarin =

( Berat cawan konstan+ sampel+ kertas saring ) ( berat cawan kosong konstan ) ( berat kertas saring )
x1
berat sampel

0,0506
x 100
= 2

= 2,53 %
I. Pembahasan
Sakarin merupakan salah satu zat pemanis buatan yang sering digunakan oleh

produsen makanan dan minuman pada produk industri. Menurut peraturan kepala badan

pengawas obat dan makanan republik indonesia nomor 4 tahun 2014 tentang batas

maksimum penggunaan bahan tambahan pangan pemanis, batas maksimum sakarin

pada jem, jeli dan marmalad (No. Kategori pangan 04.1.2.5) yaitu 200 mg/kg.
Penggunaan berlebih dapat merugikan kesehatan terutama terhadap anak-anak,

sehingga diantaranya dapat menimbulkan migrain dan sakit kepala, kehilangan daya

ingat, insomnia, iritasi, asma, hipertensi, diare, sakit perut, alergi, impotensi dan

gangguan sexual, kebotakan, kanker otak, dan kanker kandung kemih.


Dari uraian diatas maka membahas tentang penetapan kadar

sakarin dengan menggunakan metode gravimetri. Pengujian sakarin

ini menggunakan agar-agar (jelly) karena pada agar-agar ini


dipasaran banyak yang menjual bahan makanan yang mengandung

pemanis buatan seperti sakarin. Yang mana agar (jelly) ini banyak

dikonsumsi oleh anak-anak sehingga kami ingin mengetahui berapa

banyak kandungan sakarin yang terdapat dalam agar (jellly). Perlu

kita ketahui Sakarin ini merupakan zat pemanis buatan yang dibuat

dari garam natrium dari asam sakarin berbentuk bubuk kristal putih,

tidak berbau dan sangat manis. Intensitas rasa manis garam natrium

sakarin cukup tinggi, yaitu kira-kira 200-700 kali sukrosa 10%. Di

samping rasa manis, sakarin juga mempunyai rasa pahit yang

disebabkan oleh kemurnian yang rendah dari proses sintesis. Sakarin

secara luas digunakan sebagai pengganti gula karena mempunyai

sifat yang stabil, non karsinogenik, nilai kalori rendah, dan harganya

relatif murah, selain itu sakarin banyak digunakan untuk mengganti

sukrosa bagi penderita diabetes mellitus atau untuk bahan pangan

yang berkalori rendah.


Penetapan sakarin dapat dilakukan dengan beberapa metode,

misalnya alkalimetri, spektrofotometri, KCKT, Potensiometri,

Gravimetri. Dalam praktikum kali ini dipilih metode gravimetri.

Gravimetri ini merupakan salah satu metode analisis kuantitatif suatu

zat atau komponen yang telah diketahui dengan cara mengukur berat

komponen dalam keadaan murni setelah melalui proses pemisahan.

Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu

unsur atau senyawa tertentu. Bagian terbesar dari penetuan secara

analisis gravimetri meliputi transformasi unsur atau radikal

kesenyawa murni stabil yang dapat segera diubah menjadi bentuk


yang dapat ditimbang dengan teliti. Metode gravimetri memakan

waktu yang cukup lama, adanya pengotor pada konstituen dapat diuji

dan bila perlu factor-faktor koreksi dapat digunakan.


Sebelum dilakukan pengujian dengan menggunakan metode

gravimetri, dilakukan preparasi sampel terlebih dahulu. Pada

pengujian gravimetri ini dilakukan proses derivatisasi. Derivatisasi

merupakan proses kimiawi untuk mengubah suatu senyawa menjadi

senyawa lain yang mempunyai sifat-sifat yang sesuai. Dimana Tujuan

utama derivatisasi adalah untuk meningkatkan volatilitas senyawa-

senyawa yang tidak mudah menguap (non-volatil). Senyawa-senyawa

dengan berat molekul rendah biasanya tidak mudah menguap karena

adanya gaya tarik-menarik inter molekuler antara gugus-gusug polar

karenanya jika gugus-gugus polar ini ditutup dengan cara derivatisasi

akan mampu meningkatkan volatilitas senyawa tersebut secara

dramatis.
Preparasi sampel ini dilakukan dengan melarutkan sampel

agar jelly sebanyak 2 gram dengan air sehingga agar (jelly) larut,

pengujian ini dilakuakn secara duplo. Penggunaan air sebagai pelarut

agar (jelly) karena pada proses pembuatan agar menggunakan air

sehingga agar (jelly) dapat larut dalam air. Setelah agar larut

ditambahkan HCl untuk mengubah Na.sakarin menjadi Sakarin.

Dimana Sakarin yang digunakan dalam industri makanan adalah

sakarin sebagai garam natrium. Hal ini disebabkan sakarin dalam

bentuk aslinya yaitu asam, bersifat tidak larut dalam air. Sakarin juga

tidak mengalami proses penguraian gula dan pati yang menghasilkan

asam. Setelah dilakukannya penambahan HCl, kemudian dilakukan


pengendapan dengan menggunakan Na.Nitrit dan BaCl dimana

penambahan tersebut bertujuan untuk mengendapkan (menarik)

sakarin yang terkandung didalam agar jelly, terbentuknya endapan

dimulai dari terbentuknya larutan lewat jenuh (super saturated

solution). Untuk mengetahui adanya sakarin di dalam sampel maka

dilakukan uji kualitatif dimana sampel yang telah ditambahkan

Na.Nitrit dan BaCl ditambahkan dengan FeCl3, bila hasil positif

ditandai dengan terjadi perubahan warna jingga kecoklatan.


Endapan yang dihasilkan tersebut selanjutnya dapat dilakukan

pengujian secara gravimetri, dimana endapan dari sampel di saring dengan

kertas saring. Kertas saring yang digunakan pada analisis gravimetri dapat menahan

zarah dengan garis tengah 0,01 mm atau 10 mikron, sehingga larutan koloid dalam hal

ini berkelakuan sebagai larutan sebenarnya (besarnya molekul antara 0,1 milimikron

hingga 10-7 mm). Kertas saring yang akan digunakan haruslah ditimbang terlebih

dahulu, dimana hasil penimbangan kertas saring ini didapat berat sebesar 1,0215 gram

dan 1,0206 gram. Penggunaan kertas saring ini digunakan untuk menyaring sampel

(endapan) yang dihasilkan. Tujuan penyaringan adalah untuk mendapatkan endapan

yang bebas (terpisah) dari larutan (cairan induk).


Hasil endapan yang telah tersaring, selanjutnya dimasukan ke dalam cawan

penguap yang sudah konstan dimana cawan yang telah konstan ini didapat seberat

36,1758 gram dan 35,1828 gram lalu di oven selama 30 menit pada suhu 105 oC. Perlu

kita ketahui yang disebut sebagai berat konstan adalah berat terkecil, dimana perbedaan

dua kali penimbangan berturut-turut setelah pemijaran lalu didinginkan kurang dari

0,0002 gram.
Setelah dilakukan pemanasan dengan oven, cawan yang berisi kertas saring

dan sampel dilakukan penimbangan kembali. Akan tetapi dilakukan pendingan terlebih

dahulu dengan dimasukannya cawan kedalam desikator. Kegunaan dari deksikator itu
sendiri yaitu untuk mendinginkan cawan yang sudah dipijarkan setelah dikeringkan

sampai suhu kering sama dengan suhu kamar atau menyerap uap air yang masih

terdapat terdapat dalam cawan. Fungsi dari pendingan dengan menggunakan desikator

ini yaitu untuk mendinginkan cawan agar tidak kontak dengan udara luar yang akan

mengakibat bertambahnya berat cawan agar tidak kontak dengan udara luar apabila

tidak disimpan didalam desikator. Cawan yang berisi kertas saring dan sampel ini

kemudian ditimbang. Sehingga hasil yang didapat adalah seberat 37,2560 dan 36,2540

gram.
J. Kesimpulan
Maka dapat disimpulkan hasil perhitungan secara duplo pada

kadar sakarin sampel agar (jelly) dengan metode gravimetri yaitu

2,935 % dan 2, 53 %. Menurut peraturan kepala badan pengawas obat dan

makanan republik indonesia nomor 4 tahun 2014 tentang batas maksimum penggunaan

bahan tambahan pangan pemanis, batas maksimum sakarin pada jem, jeli dan marmalad

(No. Kategori pangan 04.1.2.5) yaitu 200 mg/kg.


K. Daftar pustaka
Baliwati, dkk. 2004. Pengantar Pangan Dan Gizi. Jakarta : Peebar

Swadaya.
Cahyadi, Wisnu. 2006. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan

Tambahan Pangan. Edisi pertama. Jakarta: Bumi Aksara.


Cahyadi, W. 2008. Analisis Dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan

Pangan. Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.


Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV.

Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.


Ganjar,Ibnu Gholib.,Rohman,Abdul.2009. kimia Farmasi Analisis.

Yogyakarta ; Pustaka Pelajar.


Hardinsyah, dkk. 2001. Pengendalian Mutu Dan Keamanan Pangan.

Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.


Hidayati, CSD. 2006. Bahan Tambahan Pangan. Yogyakarta : Kanisius.
Nollet, Leo. Handbook of food analysis,vol 2, New York : Marcell

Dekker Inc, 1996 : 1745-1746,1835-1844, 1853-1857.


Underwood, A.L, dan Day, R.A.1981. Analisis Kimia Kuantitatif.

Jakarta ; Erlangga.
Winarno, F. G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama.

L. Regulasi

Anda mungkin juga menyukai