1.
Larutan CuSO4 1 M
Larutan Yodium
Larutan Amilum
Larutan Tollens
Larutan Fenolftalin
Larutan Fehling
Fehling A
Larutkan 3,5 g Tembaga Sulfat (CuSO45H2O) dalam air sampai menjadi 50
mL
Fehling B
Larutkan 17,3 g Kalium-Natrium Tartrat (KNaC4H4O64H2O) dan 5 g Natrium
Hidorokisada (NaOH) dalam air sampai menjadi 50 mL
Cara pakai
Sebelum praktek, Campur A dan B dengan sama ukurannya. Larutan
Fehling teidak boleh simpan lama, karena itu campur A dan B sebelum
praktek. (Hanya untuk 1 kali praktek)
12.
15.
sambil diaduk pada larutan asam sulfat yang dibuat dengan penambahan
28 mL H2SO4 pekat dalam 500 mL air. Aduk sampai larut dan encerkan
larutan sampai 1 liter dalm botol yang bersih dan beri label.
Bila Cerium (IV) oksida yang dipakai, timbang 21 gram zat padat
tersebut, masukkan dalam piala 1500 mL. Tambahkan larutan H 2SO4 panas
yang dibuat dengan penambahan 78 mL H2SO4pekat dalam 300 mL air.
Setelah oksida larut, encerkan larutan sampai 1 liter, pindahkan dalam
botol yang bersih.
Bila larutannya keruh, sebelum dipakai harus disaring. Pengendapan
Cerium (IV) fosfat dalam larutan asam lambat sekali dan bila segera
dipakai setelah dibekukan, penyaringan dapat dihapuskan
21.
Timbang 54.83 gram contoh yang murni. Masukkan dalam piala 1 liter.
Tuangkan 56 mL H2SO4, aduk kira-kira 2 menit. Tambahkan 100 ml air dan
aduk. Lanjutkan penambahan air sedikit demi sedikit sambil diaduk
sampai volumenya 600 ml. Pindahlan larutan ke dalam labu ukur 1 liter
dan encerkan sampai tanda tera, homogenkan.
Metoda I : Dilarutkan kira-kira 28 gram Ammonium Ce (IV) Nitrat
proanalisis (ekivalen = 548.23) dalam 100 mL air, tambahkan larutan
ammonia encer perlahan-lahan dan sambil diaduk sampai terdapat sedikit
kelebihan (kira-kira 60 ml larutan ammonia sekitar 2,5 N diperlukan).
Saring Ce (IV) Hidroksida yang mengendap dengan kaca masir dan cuci
denganlima porsi air 50 ml untuk menghilangkan ammonium nitrat ;
biarkan endapan di atas pompa air selama kira-kira 30 menit untuk
menghilangkan air sebanyak mungkin. Pindahkan endapan kembali ke
wadah semula sebanyak mungkin, dan pindahkan hidroksida yang tersisa
di atas saringan dari kaca masir dalam membilas dengan empat porsi dan
50 ml asan sulfat 2 M yang sebelumnya telah dipanaskan sampai kira-kira
60C. Tambahkan cairan cucian pada endapan dalam wadah dan
panaskan sampai endapan melarut lengkap. Dinginkan dan pindahkan
larutan ke dalam sebuah labu ukur 500 ml, dan encerkan sampai tanda
tera dengan air suling. Larutan Ce (IV) Sulfat yang dihasilkan kira-kira 0.1
N, dan memerlukan standardisasi sebelum digunakan.
Metoda II : Uapkan 55.0 gram Ammonium Ce (IV) Nitrat proanalisis
sampai hamper kering dengan asam sulfat pekat berlebih (48 ml) dalam
sebuah pinggan penguap. Larutan Ce (IV) Sulfat yang dihasilkan dalam
asam sulfat 1 M (28 mL asam sulfat pekat ke dalam 500 mL air),
pindahkan ke dalam sebuah labu ukur 1 liter. Tambahkan asam sulfat 1 M
sampai dekat tanda tera, dan encerkan sampai tanda tera dengan air
suling, homogenkan.
Metoda III : Timbang 35-36 gram Ce (IV) Sulfat murni, tambahkan 56 ml
asam sulfat 1 : 1 dan aduk, dengan sering penambahan air dan
memanaskan perlahan-lahan sampai garam melarut. Pindahkan ke
sebuah labu ukur 1 liter yang bersumbat kaca dan ketika dingin encerkan
sampai tanda tera sampai air suling. Homogenkan.
Metoda IV : Simpan kira-kira 21 gram Ce (IV) Hidroksida dan tambahkan
100 mL asam sulfat sambil diaduk rata. Teruskan pengadukan dan
masukkan 300 mL air suling dengan perlahan-lahan dan hati-hati.
Diamkan semalaman, dan jika ada suatu residu tertinggal, saring larutan
ke dalam sebuah labu ukur 1 liter dan encerkan sampai tanda tera.
Standardisasi Larutan Cerium (IV)
v Dengan As2O3
Ditimbang 200 mg As2O3 pekat yangdikeringkan pada suhu 100C
selama 1 jam, kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer 500 mL. Cuci
dengan 25 ml larutan natrium hidroksida pekat (8 % W/V), lalu dikocok
hingga larut dan ditambahkan 100 mL air suling. Tambahkan H2SO4 (33.3
%W/V) sebanyak 10 mL dan 2 tetes larutan 0-Phenantrolin pekat dan
larutan Osmium tetraoksida pekat (0.25 % W/V) dalam H2SO4 0.1 N. Titrasi
perlahan-lahan dengan larutan Ce (IV) sulfat hingga warna merah muda
berubah menjadi biru sangat pucat. Tiap ml Ce (IV) sulfat setara dengan
4.946 mg As2O3. Reaksinya lambat kecuali kalau Osmium tetraoksidasi
OsO4, atau iodium monoklorida ICl, digunakan sebagai katalis. Dengan
katalis OsO4, titrasi dapat dilakukan pada suhu kamar. Feroin merupakan
indikator yang cocok. Dengan katalis ICl larutan dipanaskan sampai 50C.
Swift telah menemukan bahwa titrasi dapat dilakukan pada suhu kamar
dengan menggunakan ICl sebagai katalis, jika larutan adalah 4 M asam
klorida. ICl bekerja juga sebagai indikator.
v Dengan Natrium Oksalat
Reaksi dengan ion Ce (IV) lambat dalam H2SO4 pada suhu kamar dan baik
dengan OsO4 atau ICl merupakan katalis yang paling cocok. Siapkan
larutan ammonium besi (II) sulfat kira-kira 0.1 N dalam asam sulfat ener,
dan titrasi dengan larutan Ce (IV) Sulfat dengan memakai indikator feroin.
Timbang kira-kira 0.2 gram natrium oksalat p.a, masukkan ke dalam
Erlenmeyer dan tambahkan 25-30 asam sulfat 1 M. Panaskan larutan
sampai kira-kira 60C dan tambahkan 30 mL larutan Ce (IV) yang akan
distandarkan itu setetes demi setetes, denganmenambahkan larutan
secepat mungkinselaras dengan pembentukan tetes. Panaskan ulang
larutan sampai 60C lalu tambahkan 10 mL larutan Ce(IV). Diamkan
selama 3 menit lalu dinginkan dan titrsi balik kelebihan Ce (IV) dengan
larutan besi (II) dengan memakai feroin sebagai indikator. Akan tetapi,
jika dengan larutan asam perklorat 2 M, reaksi berlangsung cepat pada
suhu kamar.
Besi kawat murni dapat dipergunakan sebagai standar primer, reaksi
berlangsung cepat pada suhu kamar. Cara kerjanya adalah dengan
menimbang 0.15-0.20 gram kawat besi p.a. Masukkan sumbat karet yang
pas yang dilengkapi dengan sebuah pipa penghantar yang bengkok,
dalam sebuah Erlenmeyer 300 mL dan jepit labu pada statif labu suling,
dalam kedudukan miring, di mana tabung membengkok sedemikian
sehingga mecelup ke dalam sebuah piala kecil yang mengandung larutan
natrium hidrogen karbonat jenuh atau larutan kalium hidrogen karbonat
20% (dibuat dari zat-zat padat pa-nya). Taruh 100 ml asam sulfat 3 N ke
dalam labu dan tambahkan 0.1-1 gram natrium hidrogen karbonat p.a
dalm 2 porsi; karbondioksia yang dihasilakan akan mengusir keluar udara.
Timbang 0.1 gram indikator bromocresol purple dalam cawan yang sudah
kering dan bersih
Masukkan dalam labu ukur 100 mL, larutkan dengan menggunakan
ethanol 20%
Aduk hingga homogeny
23.
26.
Larutan H2SO4 2 N
Pipet hati-hati 5.3 mL asam sulfat pekat (96%, :1.84 gr/mL), lakukan di
ruang asam. (BE=1/2. 98.08 gr/mol)
Masukkan kedalam labu ukur yang telah diisi air.
Tepatkan volume hingga tanda tera (100 mL)
Aduk hingga homogen
Larutan siap digunakan
29.
Larutan KI 10%
larutan)
Aduk hingga homogen (Larutan C)
Timbang 1 gram sodium azide (NaN3), larutkan dengan 4 mL aquadest.
Aduk hingga homogeny (Larutan D)
Campurkan larutan C dengan larutan D (hati-hati dalam mencampurkan
kedua larutan)
Tambahkan aquadest hingga tanda tera (100 mL)
Aduk hingga homogeny
Larutan siap digunakan
Catatan: untuk membuat laruatan NaOH-KI 1000ml = bobot bahan kimia
dan volume air x 10
Masa kadaluarsa reagent selama 3 bulan (ganti reagent jika sudah lebih
dari 3 bulan)
31.
0.05 N
Timbang Ferro Ammonium Sulfate sebanyak 19.56 gram (Mr=391.2
gr/mol)
Larutkan dengan 300 mL aquadest
Tambahkan 20 mL Asam Sulfat pekat
Tepatkan volume larutan hingga 1000 mL
Aduk hingga homogen
Larutan siap digunakan
35.
Buffer pH 10)
Timbang Ammonium Chloride sebanyak 67,5 gram
Tambahkan Ammonium Hydroxide 570 mL
Aduk larutan
Masukkan dalam Labu ukur 1000 ml dan tepatkan volumenya dengan
menggunakan Aquadest hingga 1000 mL
36.
Pipet hati-hati 0.55 mL asam sulfat pekat (96%, :1.84 gr/cm 3), lakukan di
ruang asam. (BE=1/2. 98.08 gr/mol)
Masukkan kedalam labu ukur yang telah diisi air.
Tepatkan volume hingga tanda tera (1000 mL)
Aduk hingga homogen
Larutan siap digunakan
41.
KOH-Alkohol 0,5 N
Ditimbang KOH sebanyak 1,4 gram dan dilarutkan dengan akuades dalam
labu takar 250 ml sampai garis batas dan distandarisasi dengan
menggunakan larutan H2C2O4 0,1 N indikator fhenolptalen
47.