OLEH:
KELOMPOK 8
Elvi Nurjanah 2001014
Friska Febriana 2001017
Jeanifer Rimanov Putri 2001022
Nikita Nurul Rifka 2001034
Putri 2001037
Tadzkiah Ghina Adisty 2001043
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah dengan judul “High Performance Liquid Chromatography (Hplc)
Dan Hplc Preparatif” ini dengan baik. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah
Kimia Bahan Alam II sebagai salah satu penilaian terhadap mata kuliah ini dan juga untuk
menambah pengetahuan pembaca mengenai High Performance Liquid Chromatography (Hplc)
Dan Hplc Preparatif.
Kami sebagai penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak
Dr. M. Almurdani,M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Kimia Bahan Alam II karena telah
membimbing kami dalam pembuatan makalah dengan judul High Performance Liquid
Chromatography (Hplc) Dan Hplc Preparatif ini.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan.
Oleh karena itu, kami selaku penulis menerima kritik dan saran agar kedepannya bisa lebih baik
lagi. Kami harap makalah ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi pembaca.
Tim Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................4
1.3 Tujuan...................................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................7
PEMBAHASAN.............................................................................................................................7
2.1 PENGERTIAN...................................................................................................................7
2.3. Instrument HPLC..........................................................................................................10
BAB III.........................................................................................................................................22
PENUTUP....................................................................................................................................22
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................23
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
High Performance Liquid Chromatography (HPLC) atau Kromatografi Cair Kinerja
Tinggi (KCKT) adalah salah satu instrument yang dipakai untuk teknik analisis pemisahan
secara kualitatif, kuantitatif, pemisahan/isolasi dan pemurnian. Kromatografi pertama kali
ditemukan oleh Tsweet pada tahun 1903, dimana Tsweet berhasil melakukan pemisahan pigmen
dari daun dengan menggunakan kolom berisi kapur (CaSO4). Tsweet juga menciptakan istilah
kromatografi untuk menggambarkan daerah berwarna yang bergerak menuju bawah kolom.
Adanya proses adsorpsi dinamis dimana molekul analit akan bergerak melewati celah berpori
merupakan prinsip dasar HPLC. Material kolom (fase diam) akan berinteraksi dengan komponen
sampel sehingga terjadi pemisahan. Lamanya waktu interaksi (retention time) dipengaruhi oleh
kekuatan interaksi dari material kolom dan komponen sampel. HPLC menggunakan dua fase
kerja yaitu fase gerak (mobile phase) dan fase diam (stationary phase). Fase gerak berupa cairan
atau pelarut yang berfungsi untuk membawa komponen campuran menuju detektor sedangkan
fase diam adalah fase tetap didalam kolom berupa partikel dengan pori yang kecil dan memiliki
area surface tinggi [1,8]. Gambar 1. Diagram Alir HPLC Fase gerak ditampung dalam resorvoir.
Botol kaca merupakan jenis reservoir yang paling umum digunakan. Dari reservoir, fase gerak
akan dialirkan secara terus menerus dengan kecepatan alir yang tetap oleh pompa. Pengaturan
kecepatan alir fase gerak dilakukan dengan menggunakan program dalam HPLC. Kemudian
sampel diinjeksikan melalui injektor dan akan terbawa oleh fase gerak menuju kolom. Didalam
kolom akan terjadi proses pemisahan dimana komponen sampel akan ditahan oleh fase diam
kemudian akan larut oleh fase gerak yang terus menerus dialirkan sehingga melewati kolom
4
untuk menuju ke detektor. Detektor akan mendeteksi adanya komponen sampel didalam kolom
dan menghitung kadarnya sehingga keluar dalam bentuk angka pada layar komputer.
1.2 2 Apa saja jenis- jenis dari High Performance Liquid Chromatography (Hplc) Dan Hplc
Preparatif?
1.2.3 Apa saja Instrument dari High Performance Liquid Chromatography (Hplc) Dan
Hplc Preparatif?
1.2.4 Apa prinsip kerja dari High Performance Liquid Chromatography (Hplc) Dan Hplc
Preparatif?
5
1.2.5 Bagaimana pengaplikasian dari High Performance Liquid Chromatography (Hplc)
Dan Hplc Preparatif?
1.3 Tujuan
1.3.1 Agar dapat mengetahui dan memahami defenisi dari High Performance Liquid
Chromatography (Hplc) Dan Hplc Preparatif
1.3.2 Agar dapat mengetahui dan memahami jenis- jenis dari High Performance Liquid
Chromatography (Hplc) Dan Hplc Preparatif
1.3.3 Agar dapat mengetahui dan memahami instrument dari High Performance Liquid
Chromatography (Hplc) Dan Hplc Preparatif
1.3.4 Agar dapat mengetahui dan memahami prinsip kerja dari High Performance Liquid
Chromatography (Hplc) Dan Hplc Preparatif
1.3.5 agar dapat mengetahui dan memahami bagaimana cara aplikasi dari High Performance
Liquid Chromatography (Hplc) Dan Hplc Preparatif
6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) atau High Performance Liquid
Chromatography (HPLC) merupakan salah satu metode fisikokimia berdasarkan pada
teknik kromatografi di mana fase geraknya berupa cairan dan fase diam dapat dalam
bentuk cair atau padat. Pada akhir 1960-an, semakin banyak usaha untuk pengembangan
kromatografi cair sebagai suatu teknik untuk mengimbangi kromatografi gas. KCKT
adalah kromatografi cair kolom modern, yang dasarnya merupakan pengembangan dari
kromatografi kolom menjadi suatu sistem pemisahan yang cepat dan efisien.
7
penetapan kadar. Titik beratnya adalah untuk analisis senyawa-senyawa yang tidak
mudah menguap dan tidak stabil pada suhu tinggi, yang tidak bisa dianalisis dengan
metode KG. Banyak senyawa yang dapat dianalisis dengan KCKT mulai dari senyawa
ion anorganik sampai senyawa organik makromolekul. Untuk analisis dan pemisahan
obat/bahan obat campuran rasemis optis aktif dikembangkan suatu fase pemisahan kiral
yang mampu menetukan rasemis dan isomer aktif. Walaupun disadari biaya yang
dibutuhkan untuk analisis dengan KCKT sangat mahal, namun metode ini tetap dipilih
untuk digunakan menganalisis 277 obat / bahan obat karena hasil analisis yang memiliki
akurasi dan presisi yang tinggi dalam waktu analisis yang cepat.
1. Kromatografi Adsorbsi
8
adsorbsi biasanya menggunakan fase normal dengan menggunakan fase diam
silika gel dan alumina, meskipun demikian sekitar 90% kromatografi ini memakai
silika sebagai fase diamnya. Pada silika dan alumina terdapat gugus hidroksi yang
akan berinteraksi dengan solut. Gugus silanol pada silika mempunyai reaktifitas
yang berbeda, karenanya solut dapat terikat secara kuat sehingga dapat
menyebabkan puncak yang berekor.
fase gerak adalah campuran metanol atau asetonitril dengan air atau
dengan larutan bufer. Untuk solut yang bersifat asam lemah atau basa lemah,
peranan pH sangat krusial karena kalau pH fase gerak tidak diatur maka solut
akan mengalami ionisasi atau protonasi. Terbentuknya spesies yang terionisasi ini
menyebabkan ikatannya dengan fase diam menjadi lebih lemah dibanding jika
solut dalam bentuk spesies yang tidak terionisasi karenanya spesies yang
mengalami ionisasi akan terelusi lebih cepat.
HPLC penukar ion menggunakan fase diam yang dapat menukar kation
atau anion dengan suatu fase gerak. Ada banyak penukar ion yang beredar di
pasaran, meskipun demikian yang paling luas penggunaannya adalah polistiren
resin. Kebanyakan pemisahan kromatografi ion dilakukan dengan menggunakan
media air karena sifat ionisasinya. Dalam beberapa hal digunakan pelarut
campuran misalnya air-alkohol dan juga pelarut organik. Kromatografi penukar
ion dengan fase gerak air, retensi puncak dipengaruhi oleh kadar garam total atau
kekuatan ionik serta oleh pH fase gerak. Kenaikan kadar garam dalam fase gerak
9
menurunkan retensi solut. Hal ini disebabkan oleh penurunan kemampuan ion
sampel bersaing dengan ion fase gerak untuk gugus penukar ion pada resin.
Kromatografi ini disebut juga dengan kromatografi permiasi gel dan dapat
digunakan untuk memisahkan atau menganalisis senyawa dengan berat molekul >
2000 dalton. Fase diam yang digunakan dapat berupa silika atau polimer yang
bersifat porus sehingga solut dapat melewati porus (lewat diantara partikel), atau
berdifusi lewat fase diam. Molekul solut yang mempunyai BM yang jauh lebih
besar, akan terelusi terlebih dahulu, kemudian molekul-molekul yang ukuran
medium, dan terakhir adalah molekul yang jauh lebih kecil. Hal ini disebabkan
solut dengan BM yang besar tidak melewati porus, akan tetapi lewat diantara
partikel fase diam. Dengan demikian, dalam pemisahan dengan eksklusi ukuran
ini tidak terjadi interaksi kimia antara solut dan fase diam seperti tipe
kromatografi yang lain.
6. Kromatografi Afinitas
10
2.3. Instrument HPLC
Instrumentasi HPLC pada dasarnya terdiri atas: wadah fase gerak (Reservoir) ,
pompa, alat untuk memasukkan sampel (tempat injeksi), kolom, detektor, wadah
penampung buangan fase gerak, dan suatu komputer atau integrator atau perekam.
Diagram skematik sistem kromatografi cair dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Wadah fase gerak harus bersih dan lembam (inert). Wadah pelarut kosong
ataupun labu laboratorium dapat digunakan sebagai wadah fase gerak. Wadah ini
biasanya dapat menampung fase gerak antara 1 sampai 2 liter pelarut. Fase gerak sebelum
digunakan harus dilakukan deggasing (penghilangan gas) yang ada pada fase gerak.
Sebab adanya gas dalam fase gerak akan mengganggu detektor sehingga akan
mengacaukan hasil analisis. Fase gerak biasanya terdiri atas campuran pelarut yang dapat
bercampur yang secara keseluruhan berperan dalam daya elusi dan resolusi. Daya elusi
dan resolusi ini ditentukan oleh polaritas keseluruhan pelarut, polaritas fase diam, dan
sifat komponen-komponen sampel. Untuk fase normal (fase diam lebih polar daripada
fase gerak), kemampuan elusi meningkat dengan meningkatnya polaritas pelarut.
Sementara untuk fase terbalik (fase diam kurang polar daripada fase gerak), kemampuan
elusi menurun dengan meningkatnya polaritas pelarut.
Fase Gerak
11
Fase gerak dalam HPLC adalah berupa zat cair dan disebut juga eluen atau
pelarut. Selain berfungsi sebagai pembawa komponen-komponen campuran
campuran menuju detector, fase gerak dapat berinteraksi dengan solut-solut. Oleh
karena itu, fase gerak dalam HPLC merupakan salah satu faktor penentu
keberhasilan proses pemisahan.
2. HPLC fase terbalik
12
3. Fase gerak yang baik memberikan factor kapasitas k’ pada rentang yang
sesuai. Untuk cuplikan dengan 2-3 komponen, sebaiknya menggunakan
fase gerak yang memberikan k’ antara 2-5
2. Pompa
Tujuan penggunaan pompa atau sistem penghantaran fase gerak adalah untuk
menjamin proses penghantaran fase gerak berlangsung secara tepat, reprodusibel,
konstan, dan bebas dari gangguan. Ada 2 jenis pompa dalam HPLC yaitu: pompa dengan
tekanan konstan, dan pompa dengan aliran fase gerak yang konstan. Tipe pompa dengan
aliran fase gerak yang konstan sejauh ini lebih umum dibandingkan dengan tipe pompa
dengan tekanan konstan.
Pompa ini terdiri dari ruangan kecil tempat pelarut yang dipompa
dengan cara gerakan piston mundur-maju yang dijalankan oleh motor.
Piston berupa gelas dan berkontak langsung dengan pelarut. Ketika piston
mundur maka bola gelas bawah terangkat dan pelarut masuk, sebaliknya
ketika piston maju maka bola bawah menutup saluran pelarut dan pelarut
yang telah berada di ruang pompa didorong masuk ke dalam kolom.
b) Pompa displacement
13
menghasilkan aliran yang cenderung tidak bergantung pada tekanan balik
kolom dan viskositas pelarut.
c) Pompa pneumatic
3. Tempat Injeksi
14
Septum yang digunakan pada HPLC sama dengan yang digunakan pada
Kromtografi Gas. Injektor ini dapat digunakan pada kinerja sampai 60-70
atmosfir. Tetapi septum ini tidak tahan dengan semua pelarut-pelarut
Kromatografi Cair. Partikel kecil dari septum yang terkoyak (akibat jarum
injektor) dapat menyebabkan penyumbatan.
c) Loop Valve
Tipe injektor ini umumnya digunakan untuk menginjeksi volume lebih
besar dari 10 μ dan dilakukan dengan cara automatis (dengan menggunakan
adaptor yang sesuai, volume yang lebih kecil dapat diinjeksifan secara manual).
Pada posisi LOAD, sampel diisi kedalam loop pada kinerja atmosfir, bila VALVE
difungsikan, maka sampel akan masuk ke dalam kolom.
4. Kolom
Ada 2 jenis kolom pada HPLC yaitu kolom konvensional dan kolom mikrobor.
Kolom merupakan bagian HPLC yang mana terdapat fase diam untuk berlangsungnya
proses pemisahan solut/analit.
Ada 2 jenis kolom pada KCKT yaitu kolom konvensional dan kolom mikrobor.
Perbandingan kedua kolom dapat dilihat di bawah ini :
15
Diameter luar 0,25 inci Diameter dalam 1 atau 2 mm
Fase diam Porous, silika ukuran kecil, Porous, silika ukuran kecil, silika yang
silika yang dimodofikasi dimodofikasi secara kimiawi (bonded phase),
secara kimiawi (bonded atau polimer-polimer stiren/divinil
phase), atau polimer- benzen.Rata-rata diameter partikel 3,5 atau
polimer stiren/divinil 10µm dengan kisaran sempit.
benzen.Rata-rata diameter
partikel 3,5 atau 10µm
dengan kisaran sempit.
Kinerja Efisiensi meningkat dengan Sangat efisiensi dan sensitif, akan tetapi
bekurannya ukuran partikel lambat,konsumsi fase gerak hanya ¼ dari
fase diam, akan tetapi umur kolom konvensional.
kolom dengan ukuran
partikel 3 µm lebih pendek.
16
Kolom mikrobor mempunyai 3 keuntungan yang utama dibanding dengan kolom
konvensional, yakni:
Konsumsi fase gerak kolom mikrobor hanya 80% atau lebih kecil dibanding dengan
kolom konvensional karena pada kolom mikrobor kecepatan alir fase gerak lebih lambat (10
-100 μl/menit).
Adanya aliran fase gerak yang lebih lambat membuat kolom mikrobor lebih ideal jika
digabung dengan spektrometer massa.
Sensitivitas kolom mikrobor ditingkatkan karena solut lebih pekat, karenanya jenis
kolom ini sangat bermanfaat jika jumlah sampel terbatas misal sampel klinis.
Meskipun demikian, dalam prakteknya, kolom mikrobor ini tidak setahan kolom
konvensional dan kurang bermanfaat untuk analisis rutin.
Fase Diam
Oktadesil silika (ODS atau C18) merupakan fase diam yang paling
banyak digunakan karena mampu memisahkan senyawa-senyawa dengan
kepolaran yang rendah, sedang, maupun tinggi. Oktil atau rantai alkil yang lebih
pendek lagi lebih sesuai untuk solut yang polar. Silika-silika aminopropil dan
sianopropil (nitril) lebih cocok sebagai pengganti silika yang tidak dimodifikasi.
Silika yang tidak dimodifikasi akan memberikan waktu retensi yang bervariasi
disebabkan karena adanya kandungan air yang digunakan.
5. Detektor
17
Detektor pada HPLC dikelompokkan menjadi 2 golongan yaitu: detektor universal
(yang mampu mendeteksi zat secara umum, tidak bersifat spesifik, dan tidak bersifat selektif)
seperti detektor indeks bias dan detektor spektrometri massa; dan golongan detektor yang
spesifik yang hanya akan mendeteksi analit secara spesifik dan selektif, seperti detektor UV-
Vis, detektor fluoresensi, dan elektrokimia.
18
HPLC dapat menganalisa secara kualitatif dan kuantitatif. Pada proses kualitatif
cara yang paling umum untuk mengidentifikasi adalah dengan melihat Retention time
(RT). Peak yang mempunyai RT yang sama dengan standard umumnya adalah sebagai
peak milik analat. Selain melihat RT hal lain yang perlu dilihat adalah spektrum 3D dari
signal kromatogram. Zat yang sama akan mempunyai spektrum 3D yang juga sama.
Sehingga jika spektrum 3D antara dua zat berbeda, maka kedua zat tersebut juga
dipastikan adalah zat yang berlainan, meskipun memiliki RT yang sama.
19
2.5 Prinsip Kerja HPLC Preparatif
Instrumen KCKT preparatif yang biasa digunakan yaitu Agilent SD1 yang
dilengkapi dengan fraction collector untuk menghimpun seluruh sampel berdasarkan
waktu, volume atau puncak spektrum pada segala jenis tabung atau bejana yang sesuai.
Instrumen KCKT preparatif yang biasa digunakan yaitu Agilent SD1 yang dilengkapi
dengan fraction collector untuk menghimpun seluruh sampel berdasarkan waktu,
volume atau puncak spektrum pada segala jenis tabung atau bejana yang sesuai. Panjang
gelombang yang digunakan 254 dan 365 nm dengan detektor UV. Kolom yang
digunakan biasanya adalah Agilent Pursuit 5 C18 (250 mm × 21,2 mm, 5 µL] sebagai
fase diam. Sampel yang telah dilarutkan diinjeksikan sebanyak 1 mL ke dalam loop
KCKT Preparatif. Senyawa target akan di dorong oleh fase gerak ke dalam kolom pada
laju alir tertentu dan selanjutnya akan dideteksi oleh detektor. Selanjutnya puncak atau
fraksi-fraksi yang terbentuk dihimpun dengan menggunakan fraction collector.
20
2.6 Perbedaan Analitik dan Preparatif HPLC
Analitik HPLC
Preparati HPLC
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komponen utama dari HPLC yaitu, pompa, injector, elusi gradient, kolom, detector,
pengolahan data.Prinsip dasar HPLC (High Performance Liquid Chromatografi) adalah
pemisahan senyawa-senyawa berdasarkan kepolaran, dimana terdapat fase mobile (gerak)
dan fase stasioner (diam). HPLC sering digunakan antara lain untuk menetapkan kadar
senyawa aktif pada obat, produk hasil samping proses sintesis, atau produk- produk
degradasi dalam sediaan farmasi. Contohnya adalah menganalisis parasetamol dan kafein
dalam suatu campuran.
22
DAFTAR PUSTAKA
Gazdik, Zbynek, dkk. 2008. Determination of Vitamin C (Ascorbic Acid) Using High
Performance Liquid Chromatography Coupled with Electrochemical Detection. Journal
Sensors 2008, 8, 7097-7112; DO; 10.3390/s8117097.
Sitorus, L dkk. 2015. Analisis Beberapa Asam Organik dengan Metode High Performance
Liquid Chromatography (HPLC) Grace Smart Rp 18 5 µ. Jurusan Kimia, FMIPA, Unsrat,
Manado
23