HPLC
(High Performance Liquid Chromatography)
Dosen Pengampu,
Dr. Zulkifli Zam Zam, M.Sc
Disusun Oleh,
Kelompok : IV (Empat)
Semester : IV (Empat)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami ucapkan, kepada ALLA SWT karena berkat
rahmat dan Hidayah-Nya, yang maha luas ilmunya, serta kesehatan dan kesempatan
yang diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang telah diberikan oleh
dosen pembimbing dengan judul”HPLC (High Performance Liquid
Chromatography)”. Yang Alhamdilillah dapat selesaikan dengan waktu yang telah
ditentukan. Tak lupa pulah salawat dan salam kepada junjungan kita nabiyullah
nabi besar Nabi Muhammad saw serta keluarga dan para sahabat-Nya yang telah
memperjuangkan dinul islam dimuka bumi yang fanah ini, dari gelap hingga terang
benderang.
Kami juga menyadari bahwa penulisan pada makalah ini juga masih banyak
kekurang untuk itu saran dan kritik dari teman-teman dan dosen pembimbing yang
membangun kami berharap makalah ini akan menjadi referensi untuk berbaikan
bahan pebelajaran bersama. Oleh karenah itu, kami mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya semoga penulisan makalah ini, bermanfaat untuk di pelajari.
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan ......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian HLPC ........................................................................... 8
B. Karakteristik HLPC......................................................................... 10
C. Prinsip kerja Alat HPLC ................................................................ 11
D. Prosedur Kerja Alat HPLC ............................................................ 13
BAB III KESIMPULAN
A. Kesimpulan .................................................................................... 14
B. Saran .............................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kromatografi adalah istilah umum untuk berbagai cara pemisahan
berdasarkan partisi cuplikan antara fasa yang bergerak dan dapat berupa gas
atau zat cair dan fasa diam, dapat berupa zat cair atau zat padat. Kita biasanya
menganggap Tswett sebagai penemu kromatografi, yang pada tahun 1903
menguraikan karyanya mengenai pemakaian kolom kapur untuk memisahkan
pigmen dalam daun. Istilah ‘kromatografi’ dipakai oleh Tswett untuk
menggambarkan daerah berwarna yang bergerak ke bagian bawah kolom.
Kromatografi merupakan suatu cara pemisahan unsur-unsur yang akan
dipisahkan terdistribusikan antara dua fasa, satu dari fasa-fasa ini membentuk
suatu lapisan stasioner dengan luas permukaan yang besar dan yang lainnya
merupakan cairan yang merembes lewat atau melalui fase yang stasioner. Fasa
stasioner mugkin suatu zat padat atau suatu cairan, dan fasa yang bergerak
mungkin suatu cairan atau suatu gas. Maka semua jenis kromatografi yang
dikenal, terbagi menjadi empat golongan: cair-padat, gas-padat, cair-cair, dan
gas-cair. Pembahasan teknik kromatografi modern, baru lengkap bila disebut
kromatografi cairan kinerja tinggi (HPLC). Kromatografi cairan kolom klasik
merupakan prosedur pemisahan yang sudah mapan dalam mana fase cair yang
mobil mengalir lambat-lambat lewat kolom karena gravitasi. Umumnya metode
itu dicirikan oleh efisiensi kolom yang rendah dan waktu pemisahan yang lama.
Namun sejak kira-kira tahun 1969, perhatian dalam teknik kolom cairan hidup
kembali dengan sangat menyolok karena dikembangkannya sistem tekanan
tinggi oleh Kirchland dan Huber, yang bekerja pada tekanan sampai 2,07 x 107
Nm-2 (3000 p.s.i). Dalam metode ini digunakan kolom berdiameter kecil (1-3
mm) dan eluen dipompakan ke dalamnya dengan laju alir yang tinggi (sekitar
1-5 cm3m-1). Pemisahan dengan metode ini dilakukan jauh lebih cepat (sekitar
100 kali lebih cepat) daripada dengan kromatografi cairan yang biasa. Meskipun
peralatan yang tersedia di pasar dewasa ini agak mahal, HPLC telah terbukti
luas penggunaannya dalam kimia organik.
1
B. Rumusan Masalah
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah kimia
organik 2 yang di ampuh oleh Dr. Zulkifli Zam Zam, M.Sc . Jadi dari latar
belakang diatas, penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian dari HPLC
2. Mengetahui karakteristik alat HPLC
3. Mengetahui prinsip kerja alat HPLC
4. Mengetahui prosedur kerja alat HPLC
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan HPLC, karakteristik alat HPLC,
mengetahui prinsip kerja alat HPLC dan mengetahui prosedur kerja alat HPLC.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini yaitu
diharapkan dapat memenuhi tugas dari dosen pembimbing, juga bertujuan
untuk memberi masukan ilmu pengetahuan bagi semua khalayak pada
umumnya dan khususnya bagi penulis pribadi sehingga kedepannya dapat lebih
mengetahui bagaimana metode maupun prinsip kerja dari HPLC. Dan untuk
menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca mengenai metode
kromatografi cair kinerja tinggi atau high performance Liquid chromatography
(HPLC).
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Gambar HPLC
4
a. Fase Gerak dan Reservoir Pelarut
Fase gerak pada HPLC harus menggunakan pelarut dengan
kemurnian sangat tinggi. Idealnya, pelarut khusus yang memang sudah
memenuhi standard untuk HPLC dipergunakan untuk hasil yang lebih
akurat. Reservoir pelarut merupakan wadah penyimpanan fase gerak,
biasanya berbentuk botol kaca dengan selang penghubung.
b. pompa
5
Pompa yang digunakan dalam HPLC haruslah pompa bertekanan
tinggi agar dapat mendorong fase gerak dalam reservoir menuju kolom
fase diam dan melewati detektor. Tekanan yang digunakan beragam
tergantung dari dimensi kolom, ukuran partikel fase diam, serta laju alir
dan komposisi dari fase gerak yang akan dipakai.
Pompa HPLC
c. Injektor
Injektor merupakan tempat masuknya sampel ke dalam sistem
HPLC. Proses injeksi dapat dilakukan secara manual
dengan syringe atau dengan menggunakan sistem injeksi otomatis.
Injektor pada HPLC harus dapat menampung sampel cairan dalam
kisaran volume 0.1-100 mL.
6
d. Sampel
Sampel yang dapat dianalisis menggunakan HPLC harus bersifat
bening dan tidak ada endapan, untuk itu preparasi sampel diperlukan
sebelum dianalisis, misalnya dengan melakukan filtrasi sampel.
Preparasi lain dapat pula dilakukan sesuai kebutuhan seperti mengatur
konsentrasi sampel, desalting, dan lain-lain.
e. Kolom HPLC
Aktivitas utama dalam HPLC terjadi di dalam kolom sebagai fase
diam. Di dalam kolom akan terjadi pemisahan komponen sampel yang
kemudian dapat dihitung waktu retensi masing-masing komponennya
oleh detektor. Waktu retensi adalah waktu yang dibutuhkan oleh
senyawa komponen sampel untuk melewati kolom menuju detektor.
Waktu retensi dihitung dari saat sampel diinjeksikan hingga puncak
pembacaan maksimum pada detektor. Senyawa yang berbeda akan
memiliki waktu yang berbeda sehingga masing-masing konsentrasinya
dapat dihitung.
7
f. Detektor
Alat ini berfungsi untuk mendeteksi keberadaan komponen yang telah
melewati kolom dan memberikan sinyal elektronik pada pengolah data.
Terdapat beberapa jenis detektor HPLC tergantung dari karakteristik
yang hendak dibaca. Misalnya pada detektor jenis UV-vis, maka
karakteristik yang dibaca oleh detektor adalah absorbansinya. Detektor
jenis lain yang bisa digunakan adalah detektor indeks bias, fluoresensi,
serta detektor elektrokimia.
Detektor UV-Vis
g. Pengolah Data
Pengolah data menampilkan output visual hasil analisis yang
terbaca oleh detektor dalam bentuk kromatogram. Kromatogram
menggambarkan jumlah komponen pada sampel dilihat dari jumlah
puncak (peak) yang dihasilkan. Konsentrasi komponen yang hendak
dianalisis dapat dihitung dengan membandingkan luas
area peak komponen dengan luas area peak serta konsentrasi standar.
8
Contoh kromatogram
9
dengan oktadesilsilana, oktasilana, atau dengan fenil. Fase diam yang paling
populer digunakan adalah oktadesilsilan (ODS atau C18) dan kebanyakan
pemisahannya adalah fase terbalik. Sebagai fase gerak adalah campuran
metanol atau asetonitril dengan air atau dengan larutan bufer.
3. Kromatografi penukaran ion
Jenis HPLC ini digunakan untuk sampel yang bersifat ionik atau dapat diubah
menjadi ionik. Fase diamnya memiliki permukaan bermuatan ionik yang berlawanan
dengan sampel. Semakin kuat muatan komponen sampelnya, maka komponen tersebut
akan tertarik pada permukaan fase diam sehingga akan membutuhkan waktu yang lebih
lama untuk melewatinya (Elsa. 2012).
4. Kromatografi Pasangan ion
Kromatografi pasangan ion juga dapat digunakan untuk pemisahan
sampel. Sampel ionik dan mengatasi masalah-masalah yang melekat pada
metode penukaran ion. Sampel ionik ditutup dengan ion yang mempunyai
muatan yang berlawanan.
5. Kromatografi Eksklusi Ukuran
Kromatografi ini disebut juga dengan kromatografi permiasi gel dan
dapat digunakan untuk memisahkan atau menganalisis senyawa dengan
berat molekul > 2000 dalton. Fase diam yang digunakan dapat berupa silika
atau polimer yang bersifat porus sehingga solut dapat melewati porus (lewat
diantara partikel), atau berdifusi lewat fase diam.
6. Kromatografi Afinitas
Kromatografi jenis ini dapat digunakan untuk mengisolasi protein
(enzim) dari campuran yang sangat kompleks (Wednesday. 2013).
1. Aplikasi HPLC
HPLC kerap digunakan dalam industri farmasi atau laboratorium
farmasi sebagai metode analisis sampel. Namun HPLC juga memiliki
kegunaan dalam bidang lain seperti pada industri makanan dan minuman,
analisis lingkungan, forensik, serta pada tes klinis.
Dalam bidang farmasi, HPLC dapat digunakan untuk menguji stabilitas
obat, uji disolusi, serta quality control. Sedangkan pada industri makanan
dan minuman, HPLC dapat digunakan pada beragam analisis seperti untuk
10
analisis keberadaan senyawa polisiklik, analisis kadar gula dan pengawet,
atau pengukuran kualitas minuman ringan dan air. Pada bidang lain, HPLC
dapat pula digunakan untuk analisis antibiotik dalam darah, analisis kokain
pada urin, dan sebagainya (Elsa. 2012).
C. Prinsip Kerja Alat HPLC
1. Prinsip kerja HPLC
Pada dasarnya HPLC merupakan perkembangan dari metode
kromatografi kolom. HPLC mengizinkan penggunaan pertikel dengan
ukuran yang sangat kecil dengan luas permukaan yang lebih besar sehingga
interaksi akan semakin besar. Hal ini akan membuat sistem pemisahan akan
semakin baik Prinsip kerja HPLC adalah pemisahan komponen analit
berdasarkan kepolarannya, setiap campuran yang keluar akan terdeteksi
dengan detektor dan direkam dalam bentuk kromatogram. Dimana jumlah
peak menyatakan jumlah komponen, sedangkan luas peak menyatakan
konsentrasi komponen dalam campuran (Arif S. Dkk. 2020).
11
oleh detector kemudian direkam dalam bentuk kromatogram kromatografi
gas. Seperti pada kromatografi gas, jumlah peak menyatakan konsentrasi
komponen dalam campuran. Computer dapat digunakan untuk mengontrol
kerja sistem HPLC dan mengumpulkan serta mengolah data hasil
pengukuran HPLC. B. Instrumentasi Kromatografi Cairan Kinerja Tinggi
Instrumentasi Kromatografi Cairan Kinerja Tinggi, yaitu . Fasa Gerak Fasa
gerak dalam HPLC adalah berupa zat cair dan disebut juga eluen atau
pelariut. Berbeda dengan kromatografi gas, HPLC mempunyai lebih banyak
pilihan fasa gerak, dibandingkan dengan fasa gerak untuk kromatografi gas.
Dalam kromatografi gas, fasa gerak hanya sebagai pembawa solute
melewati kolom menuju ldetector. Sebaliknya dalam HPLC, fasa gerak
selain berfungsi membawa komponenkomponen campuran menuju
detector, fasa gerak dapat berinteraksi dengan solutesolut.
Oleh karena itu, fasa gerak dalam HPLC merupakan salah satu faktor
penentu keberhasilan proses pemisahan. Persyaratan fasa gerak HPLC Zat
cair yang akan digunakan sebagai fasa gerak HPLC harus memenuhi
beberapa persyaratan berikut . zat cair harus bertindak sebagai pelarut yang
baik untuk cuplikan yang akan di analisis. . zat cair harus murni sekali untuk
menghindarkan masuknya kotoran yang dapat menganggu interpretasi
kkromatogram zat cair harus jernih sekali untuk menghindarkan
penyumbatan pada kolom. . zat cair harus mudah diperoleh, murah, tidak
mudah terbakar, dan tidak beracun. . zat cair tidak kental. . sesuai dengan
detektor. Jenis fasa gerak Fasa gerak untuk kromatografi partisi, adsorpsi,
dan penukar ion bersifat interaktif dalam arti fasa gerak berinteraksi dengan
komponenkomponen cuplikan. Akibatnya, waktu retensi sangat
dipengaruhi oleh jenis pelarut. Sebaliknya fasa gerak untuk kromatografi
eksklusi bersifat non interaktif. Oleh karena itu, waktu retensi dengan
kromatografi ini tidak bergantung pada komposisi fasa gerak (Susanti M.
Dkk. 2002).
12
E. Prosedur Kerja Alat HPLC
13
komponen, sedangkan luas peak menyatakan konsentrasi komponen dalam
campuran.
Interkasi analait pada fase diam dan fase gerak menyebabkan pemisahan.
Pemisahan ini didorong oleh kekuatan interaksi dan kepolaran. Bila analit lebih
polar dia akan menempel ke fase yang lebih polar, bila fase diam lebih polar maka
analit akan banyak menempel di dase diam. Akhirnya akan menciptakan
pemisahan-pemisahan fase. Deteksi menggunakan detektor (UV-VIS) akan
mengenali pemisahan analit ini setelahnmelewati kolom HPLC. Signal akan
dikonversi dan direkam oleh komputer dan ditunjukkan menjadi kromatogram
(Anonim).
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Salah satu metode kromatografi Yaitu High Performance Liquid
Chromatography (HPLC), merupakan teknik kromatografi cair (LC) yang
digunakan untuk pemisahan berbagai komponen dalam campuran. Prinsip
utama dari kromatografi kolom adalah adanya Adsorbsi (penempelan
permukaan) dari solut (cairan sampel) ke dalam larutan melalui fase diam yang
menyebabkan adanya pemisahan solut dengan larutan.
Prinsip dasar HPLC (High Performance Liquid Chromatografi) adalah
pemisahan senyawa-senyawa berdasarkan kepolaran, dimana terdapat fase
mobile (gerak) dan fase stasioner (diam). HPLC sering digunakan antara lain
untuk menetapkan kadar senyawa aktif pada obat, produk hasil samping proses
sintesis, atau produk- produk degradasi dalam sediaan farmasi.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan yang disebabkan oleh
keterbatasan ilmu, pengalaman serta informasi yang dimiliki oleh penulis. Oleh
sebab itu, penulis mengharap saran dan kritik dari pembaca untuk perbaikan
makalah ini di masa yang akan datang.
15
DAFTAR PUSTAKA
Safira Annissa, Ida Musfiroh, Lina Indriati. (2020). Perbandingan Metode Analisis
Instrumen HPLC Dan UHPLC : ARTICLE REVIEW. Fakultas Farmasi
Universitas Padjadjaran. Vol, 17, No, 3.
Arif Satria Wira Kusuma, Raisha Metantryana Hajar Ismanto. (2020). Penggunaan
Instrumen High Performance Liquid Chromatography Sebagai Metode
Penentuan Kadar Kapsaisin Bada Bumbu Masak Kemasan “Bumbu
Marinade Ayam Special”. Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran. Vol,
14, No, 2.
https://www.knauer.net/Application/application_notes/VSP0019_HPLC%20Basic
s%20-%20principles%20and%20parameters_final%20-web-.pd
Susanti, M. Dan Dachriyanusus. (2002). Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Padang
: LPTIK Universitas Andalas.
Elsa. (2012). Jenis-Jenis HPLC dan Aplikasinya Dalam Analisis.
https://news.labsatu.com/jenis-jenis-hplc-dan-aplikasinya-dalam-analisis/
Wednesday. (2013). Jenis-jenis HPLC (High Performance Liquid
Chromatography). https://ilmualambercak.blogspot.com/2013/04/jenis-
jenis-hplc.html?m=1