KIMIA ORGANIK 2
HPLC (HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY)
Disusun Oleh :
Nama : VHANNESA NUR RAHMA
Dosen Pengampu : ZAKI ROSMI MUBAROK S.Si., M.T.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya, sehingga makalah Kimia Organik 2 dengan judul “HPLC
(HIGH PERFORMANCE LIQUID CHORMATOGRAPHY)” ini dapat terselesaikan
dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini disusun guna memenuhi persyaratan
penambahan nilai Ujian Akhir Semester Kimia Organik 2.
Ucapan terimakasih penulis hanturkan kepada Bapak Zaki Rosmi Mubarok S.Si.,
M.T. selaku dosen mata kuliah Kimia Organik 2 yang telah memberikan ilmu, arahan
dan juga panutan bagi mahasiswa/i.
Penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, penulis sangat berharap kritik
dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
COVER...................................................................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar belakang...........................................................................................1
1.2 Tujuan.......................................................................................................1
1.3 Manfaat.....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................2
2.1 Sejarah......................................................................................................2
2.2 Prinsip kerja dan tujuan HPLC..................................................................4
2.3 Skema dan Instrumentasi HPLC...............................................................6
2.4 Contoh Data............................................................................................11
BAB III PENUTUP...............................................................................................16
3.1 Kesimpulan.............................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................x
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Mengetahui sejarah perkembangan dunia dan di Indonesia mengenai HPLC.
1.2.2 Mengetahui prinsip dan tujuan HPLC.
1.2.3 Mengetahui skema HPLC.
1.2.4 Mengetahui contoh data, penyajian data, serta dapat cara membaca data
dan juga penjelasan data.
1.3 Manfaat
Dari makalah ini, diharapkan dapat :
1.3.1 Menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca mengenai HPLC(High
Performance Liquid Chormatography).
1.3.2 Memudahkan mahasiswa dalam kegiatan belajar mengenai Kormatografi
cair kinerja tinggi atau High Performance Liquid Chormatography (HPLC).
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah
Alat kromatografi adalah suatu alat umum yang digunakan untuk bermacam-
macam teknik pemisahan yang didasarkan atas partisi sampel diantara suatu fasa
gerak yang bisa berupa gas ataupun cair dan fasa diam yang juga dapat berupa
cairan ataupun suatu padatan. Penemu alat Kromatografi adalah Tswett yang
pada tahun 1930, mencoba memisahkan pigmen-pigmen dari daun dengan
menggunakan suatu kolom yang berisi kapur (CaSO4). Istilah kromatografi
diciptakan oleh Tswett untuk melukiskan daerah-daerah yang berwarna yang
bergerak kebawah kolom. Pada waktu yang hampir bersamaan, D.T. Day juga
menggunakan alat kromatografi untuk memisahkan fraksi-fraksi peroleum, namun
Tswett lah yang pertama diakui sebagai penemu alat dan yang menjelaskan
tentang proses kromatografi.
Penyelidikan tentang kromatografi kendor untuk beberapa tahun samapi
digunakan suatu teknik dalam bentuk kromatografi padatan cair (LSC). Pada tahap
awal alat kromatografi cair menggunakan kolom dari gelas dengan diameter 1-5
cm dengan panjang 50-500 cm dan phase dan berdiameter 150-200 m. Laju alir
sangat lambat, sehingga pemisahan sering sampai berapa jam bahkan setengah
hari. Hal ini jelas kurang menguntungkan, maka diusahakan cara-cara
mempercepat pemisahan. Usaha tersebut adalah dengan menggunakan pompa
untuk mengalirkan fase gerak, ternyata efisiensi pemisahan menjadi turun dan hal
ini dapat diatasi dengan memperkecil ukuran patikel fasa diam. Sejak tahun 1960,
sudah ditemukan teknologi pembuatan partikel fasa diam. Dengan fase diam
dengan diameter kecil sampai 10 partikel-partikelnya kecil memerlukan tekanan
yang tinggi agar laju alir menjadi besar. Pada tahun 1967-1969, Kirland, Huber
dan Havarth memperkenalkan prinsip serta alat kromatografi cair dengan tekanan
5000 psi (300atm).
Kemudian pada akir tahun 1930an dan permulaan tahun 1940an, kromatografi
mulai berkembang. Alat kromatografi lapis tipis (TLC) diletakkan pada tahun 1938
oleh Izmailov dan Schreiber, dan kemudian diperhalus oleh Stahl pada tahun
1958. Hasil karya yang baik sekali dari Martin dan Synge pada tahun 1941 (untuk
ini mereka memenangkan Nobel) tidak hanya mengubah dengan cepat alat
2
kromatografi cair tetapi seperangkat umum langkah untuk pengembangan alat
kromatografi gas dan alat kromatografi kertas. Pada tahun 1952 Martin dan James
mempublikasikan makalah pertama mengenai alat dan metode kromatografi gas.
Diantara tahun 1952 dan akhir tahun 1960an alat dan metode kromatografi gas
dikembangkan menjadi suatu alat dan teknik analisis yang canggih.
3
tersedia untuk pengenalan lebih jauh terhadap alat tersebut sangat terbatas,
namun untuk taraf pengenalan rasanya sudah cukup memadai.
Di Indonesia, alat ini diperkenalkan pada tanggal 4-5 Juni 1979 di Lembaga
Kimia Nasional di Bandung yaitu “Seminar tentang alat High Performance Liquid
Chormatography (HPLC)” yang disponsori oleh PT. Sixant. Pada seminar itu
terdaftar 118 peserta, yang mewakili instansi-instansi pemerintah maupun swasta.
Ceramah dalam seminar itu dibawakan oleh dua orang ahli dari Waters Associates
Australia.
Pengembangan alat dan metode HPLC lebih lanjut adalah pengembangan
kolom dengan fase terkait (bonded phase), yaitu dengan melakukan modifiakasi
pada permukaan partikel fase diam. Modifikasi ini menghasilkan modus baru
dalam kromatografi yang dikenal dengan istilah kromatografi fase terbalik (reverse
phase) dan kromatografi penukaran ion (ion exchange chormatography).
Pengambangan lain adalah digunakannya gel dalam kolom yang dikenal dengan
Gel Permeation Chormatography (GPC), yang berguna dalam analisis kualitas.
4
komponen, dengankan luas peak menyatakan konsentrasi komponen dalam
campuran.
Interaksi analit pada fase diam dan fase gerak menyebabkan pemisahan.
Pemisahan ini didorong oleh kekuatan interaksi dan kepolaran. Bila analit lebih
polar dia akan menempel ke fase yang lebih polar, bila fase diam lebih polar maka
analit akan banayk menempel di fase diam. Akhirnya akan menciptakan
pemisahan-pemisahan fase. Deteksi menggunakan detektor (UV-VIS) akan
mengenali pemisahan analit ini setelah melewati kolom HPLC. Signal akan
dikonversi dan direkam oleh komputer dan ditunjukkan menjadi kromatogram.
Tujuan penggunaan HPLC adalah memisahkan molekul dalam waktu minimum
(Behnoush,2015), sehingga penting untuk meningkatkan hasil analisis dan
mengurangi waktu analisis.
5
2.3 Skema atau Intrumentasi HPLC
Instrumentasi HPLC pada dasarnya terdiri atas: wadah fase gerak, pompa,
alat untuk memasukkan sampel (tempat injeksi), kolom, detektor, dan suatu
komputer atau integrator atau perekam. Diagram skematik sistem kromatografi
cair seperti ini :
6
Jenis fasa gerak berdasarkan kepolaran fasa diam dan fasa gerak :
HPLC fasa normal
Dasar pemisahan HPLC ini adalah polaritas dari fasa diam dan
gerak. HPLC fase normal berarti menggunakan fasa diam polar dan
menggunakan fase gerak non polar. Fasa diam biasanya adalah silika
dan fase gerak dapat berupa kloroform, dietil eter, heksan atau
kombinasi dari semua itu. Berikut skematik dari HPLC fasa normal.
7
2.3.2 Pompa
Pompa dalam HPLC dapat dianalogkan dengan jantung pada manusia
yang berfungsi untuk mengalirkan fasa gerak cair melalui kolom yang berisi
serbuk halus.
Persyaratan pompa yang digunakan dalam HPLC:
Menghasilkan tekanan sampai 600psi (point/in2)
Keluaran bebas pulsa
Kecepatan alir berkisar antara 0,1-10 ml/menit
Bahan tahan korosi
8
Sistem injeksi sampel merupakan keterbatasan dari sistem kromatografi
cair. Masalah ini dapat menyebabkan pelebaran puncak sebagai akibat
kolom yang kelebihan kapasitas. Sebagai akibatnya, volume injeksi harus
dibatasi hingga kisaran maksimum 500µl. Proses injeksi pada awalnya
menggunakan syringe melalui sebuah katup elastomer. Syringe yang
digunakan memiliki kemampuan melawan tekanan 1500 psi. Aliran
dihentikan sementara saat injeksi dan dikembalikan setelah sampel masuk
ke aliran fasa gerak. Metode pemasukan sampel yang paling umum
digunakan adalah dengan menggunakan sampling loop. Seringkali disatukan
dalam sistem KCKT dengan kapasitas beragam 0,5-500 µl. (Skoong et
al.,1998)
9
polystirena atau resin penukar kation yang kemudian dilapisi tipis film
berbahan organik sehingga berikatan secara kimia atau fisika terhadap
permukaannya. (Skoog et al., 1998)
2.3.5 Detektor
Detektor ideal sistem HPLC mempunyai persyaratan :
Memiliki sensitifitas yang memadai. Kisaran umum sensitifitas berkisar
dari 10-8 hingga 10-15 gram zat terlarut per pembacaan.
Stabil dan memiliki keterulangan baik.
10
gerak sebagai blanko dan sampel secara bersamaan untuk
mendapatkan nilai indeks bias relatif.
- Detektor Elektrokimia
Detektor dengan mendasarkan kerjanya pada pengukuran arus listrik.
Perubahan arus akan dideteksi terhadap waktu dan ditampakkan dalam
bentuk kromatogram. Contoh penggunaan detektor adalah pada
penetapan senyawa tiol dan disulfida.
11
menggunakan HPLC ini sebanyak 6 vial standar dengan konsentrasi 1000
ppm, 500 ppm, 250 ppm, 125 ppm, 62,5 ppm dan 31,25 ppm.
12
asam askorbat pada standard. Sehingga dapat dikatakan bahwa pada
sampel 1 terdapat kandungan asam askorbat murni 100%.
Larutan vitamin c yang dibuat pada sampel 1 adalah sebesar
300g/1000ml atau 300 g/l atau 300.000 ppm. Untuk menghitung konsentrasi
sampel berdasarkan pemeriksaan HPLC, maka dibutuhkan informasi
mengenai luas area peak pada tiap-tiap konsentrasi standard. Kemudian
setelah dibuat kurava linier hubungan antara konsentrasi dengan luas area
absorbandi maka dapat ditentukan persamaan untuk mencari konsentrasi
pada luas area tertentu. Ketinggian peak juga dapat digunakan untuk
menentukan konsentrasi, namun luas area lebih baik digunakan karena
nilainya lebih stabil dibandingkan dengan ketinggian peak. Pada sampel 1 ini
dapat diasumsikan karena kemurnian dari sampel adalah 100% maka
konsentrasi larutan sampel 1 yang dibuat adalah murni 100% asam
askorbat.
13
Dari grafik dapat diketahui bahwa vitamin C pada sampel 2 memiliki
Retention Time (RT) yaitu 1,389 menit, luas area 1.612.603 unit luas area,
sementara ketinggian puncak grafik/peak berada pada 0,275041 AU atau
275.041 µAU. % Area pada sampel adalah 100%. Larutan vitamin C yang
dibuat pada sampel 2 adalah sebesar 300g/1000ml atau 300g/l atau 300.000
ppm. Sementara kemurnoan sampelnya adalah 100%. Jadi pada sampel
yang kedua kadar asam askorbatnya juga murni 100%.
14
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa vitamin C pada sampel 3
memiliki 2 jenis peak, Retention Time (RT) peak pertama yaitu 1,387 menit,
yang mirip dengan asam askorbat seperti pada standard dan larutan sampel
1 dan 2, serta ditemukan peak yang kedua yaitu pada menit ke 3,504. Ini
membuktikan ada analit lain yang ditemukan pada sampel ini selain asam
askorbat, luas area untuk peak yanf diduga asam askorbat adalah 1.062.275
unit luas area, sementara ketinggian puncak grafik/peak berada pada
0,174760 AU atau 174.760 µAU. % Area pada sampel adalah 198.75%.
larutan vitamin c yang dibuat pada sampel 3 adalah sebesar 300g/1000ml
atau 300 g/l atau 300.000 ppm. Namun kemurnian sampel adalah 98,75%.
Artinya pada sampel yang ketiga, kandungan tidak murni asam askorbat
namun ada analit lain sebesar 1,25%.
Dalam pemeriksaam kemurnian menggunakan HPLC beberapa vitamin C
yang tersedia yaitu sampel 1 tablet hisap VICE, sampel 2 tablet hisap
Vitacimin, dan sampel 3 tablet vitamin C IPI, maka dapat diperolwh hasil
bahwa sampel 1 dan 2 murni asam askorbat 100% sementara sampel 3
yaitu 98,75%.
15
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
HPLC adalah kepanjangan High Performance Liquid Chormatography atau
kadang disebut High-Pressure liquid chormatography (Kromatografi Cair Kinerja
Tinggi/KCKT) adalah sebuah teknik analisis untuk identifikasi zat atau senyawa
dan memisahkan serta mengukur jumlahnya dalam suatu larutan campuran. HPLC
ini sering digunakan pada laboratoriun kimia (Quality Control), makanan, limbah,
biologi maupun farmasi.
Istilah kromatografi diciptakan oleh Tswett untuk melukiskan daerah-daerah
yang berwarna yang bergerak kebawah kolom. Pada waktu yang hampir
bersamaan, D.T. Day juga menggunakan alat kromatografi untuk memisahkan
fraksi-fraksi peroleum, namun Tswett lah yang pertama diakui sebagai penemu
alat dan yang menjelaskan tentang proses kromatografi.
Di Indonesia, alat ini diperkenalkan pada tanggal 4-5 Juni 1979 di Lembaga
Kimia Nasional di Bandung yaitu “Seminar tentang alat High Performance Liquid
Chormatography (HPLC)” yang disponsori oleh PT. Sixant. Pada seminar itu
terdaftar 118 peserta, yang mewakili instansi-instansi pemerintah maupun swasta.
Ceramah dalam seminar itu dibawakan oleh dua orang ahli dari Waters Associates
Australia.
Prinsip kerja HPLC adalah pemisahan komponenn analit berdasarkan
kepolarannya, setiap campuran yang keluar akan terdeteksi dengan detektor dan
direkam dalam bentuk kromatogram. Dimana jumlah peak menyatakan jumlah
komponen, dengankan luas peak menyatakan konsentrasi komponen dalam
campuran.
Instrumentasi HPLC pada dasarnya terdiri atas: wadah fase gerak, pompa,
alat untuk memasukkan sampel (tempat injeksi), kolom, detektor, dan suatu
komputer atau integrator atau perekam.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://repository.usd.ac.id/17210/2/068114060_Full.pdf
https://s3-us-west-2.amazonaws.com/oww-files-public/0/0d/Laporan_HPLC_Akhir.pdf
https://www.academia.edu/6775406/Terdapat_4_jenis_utama_teknik_HPLC
https://www.scribd.com/doc/52691728/HPLC-Makalah
https://farmasiindustri.com/industri/prinsip-dan-cara-kerja-hplc.html
https://karyatulisilmiah.com/sejarah-penemuan-dan-perkembangan-alat-kromatografi/
https://www.academia.edu/27532272/MAKALAH_AI_FIX
https://www.academia.edu/10200264/
MAKALAH_HPLC_High_Performance_Liquid_Cromathography_