Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISA FISIKOKIMIA

OBJEK V

“HPLC (KCKT) ANALISIS PARACETAMOL”

Oleh :
Nama : Indri Aulia Rezti

No. Bp : 1811011047

Shift / Kelompok : 3 (Tiga) / 7 (Tujuh)

Hari, Tanggal : Rabu , 2 Desember 2020

Rekan Kerja : Desri Eliza Putri 1811012051

Utri Anggraini 1811012028

LABORATORIUM ANALISA FISIKOKIMIA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2020
DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 3

II. TUJUAN PERCOBAAN .............................................................................. 5

III. DASAR TEORI ........................................................................................... 5

IV. METODE PERCOBAAN ........................................................................... 9

4.1 Alat dan bahan ........................................................................................... 9

4.2 Skema Percobaan ....................................................................................... 9

4.3 Tata Laksana Percobaan ........................................................................... 10

V. DATA DAN HASIL PERCOBAAN ........................................................... 12

5.1 Data.............. ............................................................................................ 12

5.2 Grafik....................................................................................................... 15

5.3 Perhitungan .............................................................................................. 16

VI. PEMBAHASAN ........................................................................................ 18

VII. KESIMPULAN ........................................................................................ 21

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 22

LAMPIRAN ..................................................................................................... 23

2
I. PENDAHULUAN

Kromatografi adalah istilah untuk berbagai cara pemisahan berdasarkan partisi


cuplikan antara fasa yang bergerak, dapat berupa gas atau zat cair, dan fasa diam,
dapat berupa zat cair atau zat padat. Kromatografi merupakan suatu cara pemisahan
unsur-unsur yang akan dipisahkan terdistribusikan antara dua fasa, satu dari fasa-
fasa ini membentuk suatu lapisan stasioner dengan luas permukaan yang besar dan
yang lainnya merupakan cairan yang merembes lewat atau melalui fase yang
stasioner. Fasa stasioner mugkin suatu zat padat atau suatu cairan, dan fasa yang
bergerak mungkin suatu cairan atau suatu gas. Jenis kromatografi yang dikenal ada
empat golongan: cair-padat, gas-padat, cair-cair, dan gas-cair.
Pembahasan teknik kromatografi modern atau disebut juga kromatografi cairan
kinerja tinggi (HPLC). Kromatografi cairan kolom klasik merupakan prosedur
pemisahan yang sudah mapan dalam mana fase cair yang mobil mengalir lambat-
lambat lewat kolom karena gravitasi.
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi atau disebut juga dengan HPLC (Hight
Performance Liquid Chromatograhy ) merupakan tekhnik pemisahan yang diterima
secara luas untuk analisis dan pemurnian senyawa tertentu dalam suatu sampel
dalam sebidang, antara lain : farmasi, lingkungan, bioteknologi, polimer dan
industri-industri makanan. Beberapa perkembangan KCKT terbaru antra lain :
miniaturisasi`sistem KCKT, penggunaan KCKT untuk analisis asam-asam nukleat,
analisis protein, analisis karbohidrat dan analisisi senyawa-senyawa kiral.
Kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC, High Performance Liquid
Chromatography) merupakan suatu tekhnis analisis obat yang paling cepat
berkembang. Cara ini ideal untuk analisis beragam obat dalam sediaan dan cairan
biologi, karena sederhana dan kepekaannya tinggi.
KCKT paling sering digunakan untuk menetapkan kadar senyawa-senyawa
tertentu seperti asam-asam amino, asam-asam nukleat, dan protein-protein dalam
cairan fisiologis; menentukan kadar senyawa-senyawa aktif obat, produk hasil
samping proses sintetis, atau produk-produk degradasi dalam sediaan farmasi;
memonitor sampel-sampel yang berasal dari lingkungan ; memurnikan senyawa-
senyawa dalam suatu campuran ; memisahkan polimer dan menentukan distribusi

3
berat molekulnya dalam suatu campuran; kontrol kualitas dan mengikuti jalannya
reaksi sintetis.
HPLC didefinisikan sebagai kromatografi cair yang dilakukan dengan memakai
fase diam yang terikat secara kimia pada penyangga halus yang distribusi ukuranya
sempit ( kolom ) dan fase gerak yang dipaksa mengalir dengan laju alir yang
terkendali dengan memakai tekanan tinggi sehingga menghasilkan pemisahan
dengan resolusi tinggi dan waktu yang relative singkat. HPLC atau KCKT
merupakan teknik pemisahan yang diterima secara luas untuk analisis dan
pemurnian senyawa tertentu dalam suatu sampel pada sejumlah bidang, antara lain
: farmasi; lingkungan; bioteknologi; polimer; dan industri- industri makanan.

4
OBJEK V

“HPLC (KCKT) ANALISIS PARACETAMOL”

II. TUJUAN PERCOBAAN

1. Untuk melakukan identifikasi paracetamol dalam sampel


2. Untuk mengetahui kadar paracetamol dalam sampel

III. DASAR TEORI

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi atau High performance Liquid


Chromatography (HPLC) adalah suatu alat dalam ilmu kimia yang didasarkan
untuk mengukur dan menganalisis campuran dari senyawa kimia. HPLC juga
merupakan suatu tehnik analisis untuk memisahkan dan menentukan larutan
organik atau anorganik pada berbagai contoh khususnya pada biologi, farmasi,
makanan, lingkungan industri, dan lain-lain. [1]

Prinsip dasar HPLC adalah fase gerak air dialirkan dengan pompa melalui
kolom ke detektor. Cuplikan dimasukkanke datigum aliran fase gerak dengan cara
penyuntikan. Didalam kolom terjadi pemisahan komponen-komponen cairan
karena perbedaan kekuatan interaksi antara salut-salut terhadap fase diam akan
keluar dari kolom lebih dahulu dan sebaliknya. Setiap komponen campuran yang
keluar dari kolom dideteksi oleh detektor kemudian direkam dalam bentuk
kromatogram. [2]

Bagian-bagian HPLC yaitu : [3]


a. Eluent yang berfungsi sebagai fase gerak yang akan membawa sampel
tersebut masuk kedalam koloni pemisah.[3]
b. Pompa yang berfungsi untuk mendorong eluen dan sampel tersebut masuk
kedalam kolom, kecepatan alir ini dapat dikontrol dari perbedaan
kecepatan bisa mengakibatkan perbedaan hasil.[3]
c. Injektor, tempat memasukkan sampel dan kemudian sampel dapat
didistribusikan masuk kedalam kolom.[3]
d. Kolom pemisah ion, berfungsi untuk memisahkan ion-ion yang ada dalam
5
sampel. Ketepatan antara kolom dan eluen bisa memberikan hasil/puncak

yang maksimal, begitupun sebaliknya, jika tidak ada kecocokan, maka


tidak akan memunculkan puncak.[3]
e. Detektor, yang berfungsi membawa ion lemak kedalam detektor.[3]

f. Rekorder data, berfungsi untuk merekam dan mengola data yang


masuk.[3]

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi atau KCKT atau biasa juga disebut
dengan HPLC (Hight Performance Liquid Chromatograhy ) dikembangkan pada
akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an. Saat ini KCKT merupakan tekhnik
pemisahan yang diterima secara luas untuk analisis dan pemurnian senyawa tertentu
dalam suatu sampel dalam sebidang, antara lain : farmasi, lingkungan, bioteknologi,
polimer dan industri-industri makanan. Beberapa perkembangan KCKT terbaru
antra lain : miniaturisasi`sistem KCKT, penggunaan KCKT untuk analisis asam-
asam nukleat, analisis protein, analisis karbohidrat dan analisisi senyawa-senyawa
kiral.[4]

Kegunaan umum KCKT adalah untuk ; pemisahan sejumlah senyawa


organik, anorganik, maupun senyawa bilogis ; analisis ketidakmurnian (impurities);
analisis senyawa-senyawa tidak mudah menguap (non-volatil); penentuan molekul-
molekul netral, ionic, maupun zwitter ion; isolasi dan pemurnian senyawa;
pemisahan senyawa-senyawa yang strukturnya hampir sama; pemisahan senyawa-
senyawa dalam jumlah sekelumit, dalam jumlah banyak, dan dalam skala industri.
KCKT merupakan metode yang tidak destruktif dan dapat digunakan baik untuk
analisis kualitatif maupun kuantitatif.[4]

KCKT paling sering digunakan untuk menetapkan kadar senyawa-senyawa


tertentu seperti asam-asam amino, asam-asam nukleat, dan protein-protein dalam
cairan fisiologis; menentukan kadar senyawa-senyawa aktif obat, produk hasil
samping proses sintetis, atau produk-produk degradasi dalam sediaan farmasi;
memonitor sampel-sampel yang berasal dari lingkungan ; memurnikan senyawa-
senyawa dalam suatu campuran ; memisahkan polimer dan menentukan distribusi
berat molekulnya dalam suatu campuran; kontrol kualitas dan mengikuti jalannya
6
reaksi sintetis.[4]

Salah satu metode kromatografi yaitu High Performance Liquid


Chromatography (HPLC), merupakan teknik kromatografi cair (LC) yang
digunakan untuk pemisahan berbagai komponen dalam campuran. HPLC juga
digunakan untuk identifikasi dan kuantifikasi senyawa dalam proses
pengembangan obat dan telah digunakan di seluruh dunia sejak beberapa dekade
(Chawla, 2016). Efisiensi, kecepatan, peningkatan throughput, dan pengurangan
biaya analisis adalah karakteristik penting HPLC. [5]

Tujuan penggunaan HPLC adalah memisahkan molekul dalam waktu


minimum (Behnoush, 2015), sehingga penting untuk meningkatkan hasil analisis
dan mengurangi waktu analisis. Metode paling sederhana yang tersedia untuk
mempersingkat proses analisis adalah mempersingkat panjang kolom dan
meningkatkan kecepatan aliran. Pendekatan ini, bagaimanapun, bisa berisiko,
karena campuran kompleks dari senyawa tidak akan dipisahkan secara memadai
dan efisiensi kolom akan jauh lebih rendah. Cara kedua untuk mempersingkat
waktu analisis adalah dengan mengurangi ukuran partikel. [5]

Hal ini memungkinkan analisis kecepatan tinggi dengan efisiensi tinggi,


tetapi aspek negatifnya adalah generasi tekanan balik tinggi yang tidak dapat
diterima untuk sistem HPLC konvensional dan kolom analitik konvensional
(Novakova, 2016). Dewasa ini muncul suatu instrumentasi yang disebut sebagai
UHPLC yang menawarkan efisiensi tinggi dalam analisis. Kromatografi cair
berkinerja sangat tinggi (UHPLC) mencakup pemisahan LC menggunakan kolom
yang mengandung partikel yang lebih kecil dari ukuran 2,5-5-µm yang biasanya
digunakan dalam HPLC. Manfaat menggunakan kolom yang mengandung partikel
yang lebih kecil (biasanya sub-2 μm) adalah efisiensi yang lebih besar per satuan
waktu.[5]

Keterbatasan metode KCKT adalah untuk identifikasi senyawa, kecuali jika


KCKT dihubungkan dengan spektrometer massa (MS). Keterbatasan lainnya
adalah jika sampelnya sangat kompleks, maka resolusi yang baik sulit
diperoleh. Berikut skema kerja alat yang digunakan dalam HPLC [6]
7
.

Keterangan: 1 = Tempat fase gerak + penyaring; 2 = saluran


penghubung dengan frit; 3 = pompa (dengan monometer); 4 =
injector sampel (autosampler); 5 = kolom (dengan thermostat) ; 6
= detektor; 7 = pembuangan; 8 = pengolah data [7]

Larutan sampel yang akan dianalisis diinjeksi kemudian sampel akan turun
ke dalam kolom dan di elusi oleh eluen yang disediakan. Lalu detector akan
mendeteksi waktu retensi dalam bentuk kromatogram. Dari kromatogram itu kita
dapat meganalisis sampel.[8]

8
IV. METODE PERCOBAAN

4.1 Alat dan bahan

 Alat

Kolom C18, Detektor UV, Kertas saring, Injektor, pipet volum, dan alat-
alat kaca lainnya.
 Bahan

Paracetamol, sampel Tablet paracetamol, metanol HPLC grade, asetonitril,


isopropol alcohol, KH2PO4,aquabidest

4.2 Skema Percobaan


Campurkan pelarut KH2PO4, metanol,
persiapan fase gerak asetonitril , isopropyl alcohol.

persiapan larutan Timbang 25 mg pct, masukkan ke labu


induk paracetamol 50ml dan tambahkan aquades 20ml

Sonikasi selama 15 menit, kemudian


encerkan dan Disaring dengan
membrane whatman filter 0,2m
hitung konsentrasi larutan induk pct

Pipet masing-masing dengan volume 1, 2,


Pembuatan Larutan 3, 4, 5, dan 6 ml dalam labu ukur 10 ml
standar Paracetamol ad kan sampai batas

Disaring dengan membrane whatman filter 0,2m lalu Injeksikan


ke HPLC volume penyuntikan 20 L, buat kurva kalibrasi

9
Timbang 20 tablet yang
Pembuatan larutan sampel
mengandung paracetamol, kemudian
paracetamol
hitung rata-rata berat tablet

Sonikasi selama 10 menit,


 Persiapan
encerkan dan adFase
kan Gerak
hingga Gerus tablet tersebut dan timbang
tanda batas 25 mg. Kemudian masukan
kedalam labu ukur 10ml.

Disaring dengan membrane


Kocok dan saring dengan
whatman filter 0,2m,
kertas saring
injeksikan dalam HPLC

4.3 Tata Laksana Percobaan

 Persiapan Fase Gerak


a. KH2PO4 0,1 M diambil sebanyak 420 mL, ditambahkan dengan

methanol 20 mL, asetonitril 30 mL dan isopropyl alcohol sebanyak 30


mL.
b. Campuran pelarut disonikasi selama 10 menit, disaring menggunakan
membrane whatman filter 0,2 µm

 Persiapan Larutan Induk Parasetamol

a. Parasetamol p.a ditimbang seberat 25 mg, dimasukkan ke dalam labu 50


mL, ditambahkan pelarut sebanyak 20 mL
b. Disonikasi selama 15 menit

c. Diencerkan dengan pelarut hingga tanda batas

d. Disaring dengan membrane whatman filter 0,2 µm

e. Dihitung konsentrasi larutan induk parasetamol

10
 Pembuatan Deret Larutan Standar Parasetamol (Kalibrasi)

a. Dipipet masing-masing sebanyak 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 mL ke dalam labu


ukur 10 mL
b. Ditambahkan pelarut hingga tanda batas

c. Larutan disaring masing-masing dengan membrane 0,2 µm

d. Larutan diinjeksikan ke system HPLC dengan volume penyuntikan 20

µL

e. Dibuat kurva kalibrasi

 Pembuatan Larutan Sampel Parasetamol

a. Tablet obat yang mengandung parasetamol sebanyak 20 tablet


ditimbang dan ditentukan berat rata-rata tablet
b. Tablet digerus di dalam lumpang hingga menjadi serbuk

c. Serbuk ditimbang setara dengan 250 mg parasetamol, dimasukkan ke


dalam labu ukur 10 mL
d. Ditambahkan 1 mL pelarut dan disonikasi selama 10 menit

e. Larutan diencerkan dengan pelarut hingga garis batas

f. Larutan dikocok dan di saring melalui kertas penyaring kering (1 mL


filtrat pertama di buang dan filtrat selanjutnya ditampung)
g. Larutan disaring dengan membrane whatman 0,2µm dan diinjeksikan ke
dalam system HPLC

11
V. DATA DAN HASIL PERCOBAAN

5.1 Data

Fase Diam : Kolom C18

Fase Gerak : KH2PO4 : methanol : asetonitril : isopropyl alcohol


Volume Injeksi : 20 L
Total berat tablet : 13173 mg
Jumlah tablet : 20 tablet
Berat yang ditimbang : 25 mg
Konsentrasi Larutan Induk Parasetamol :

25 𝑚𝑔 500 𝑚𝑔
= 500 𝑝𝑝𝑚
50 𝑚𝐿 =
1000 𝑚𝐿

Pengenceran Larutan Standar Paracetamol

2 ppm dalam 10 mL 4 ppm dalam 10 mL


M1 x V1 = M2 x V2 M1 x V1 = M2 x V2
500 ppm x V1 = 2 ppm x 10 mL 500 ppm x V1 = 4 ppm x 10 ml
V1 = 0,04 mL V1 = 0,08 mL
Kemudian ad 10 mL aquadest Kemudian ad 10 ml aquadest

6 ppm dalam 10 mL 8 ppm dalam 10 mL


M1 x V1 = M2 x V2 M1 x V1 = M2 x V2
500 ppm x V1 = 6 ppm x 10 mL 500 ppm x V1 = 8 ppm x 10 mL
V1 = 0,12 mL V1 = 0,16 mL
Kemudian ad 10 mL aquadest Kemudian ad 10 mL aquadest

8 ppm dalam 10 mL
M1 x V1 = M2 x V2
500 ppm x V1 = 10 ppm x 10 mL
V1 = 0,2 mL
Kemudian ad 10 mL aquadest

12
Data larutan standard Paracetamol

Konsentrasi Waktu Rata Rata AUC Rata rata

ppm (x) retensi waktu Retensi AUC

4.903 70206 70206,33


2 ppm 4.916 4,91 70449
4.911 69964
4.890 108762 108300,66
4 ppm 4.910 4,90 106506
4.902 109634
4.900 147837
6 ppm 4.902 4,904 149345 148630,33

4.912 148709
4.905 188125
8 ppm 4.912 4,908 188633 188787,33

4.907 189604
4.886 226525
10 ppm 4.907 4,898 229849 228317,33

4.903 228578

Kromatogram sampel A

13
Kromaogram sampel B

Kromatogram Sampel C

14
Data Sampel Paracetamol
Waktu Rata Rata Rata Rata
No sampel AUC
Retensi Waktu Jernih AUC

5.022 5,0165 37235 37585,5


A
5.011 37936
4.982 4,9935 317236 313353
B
5.005 309470
4.954 4,9615 58434 57642
C
4.969 56852

5.2 Grafik
Hubungan antara konsentrasi dan nilai AUC pada larutan standar
paracetamol

250000 y = 19835x + 29836


R² = 0.9999
200000

150000
Series1
100000 Linear (Series1)

10 15

15
5.3 Perhitungan
Berdasarkan hubungan konsentrasi dan AUC, didapatkan kurva kalibrasi dengan
nilai A,B dan R2 sebagai berikut :

A = 29836 ; B = 19835 ; R2 = 0,9999

Sampel A Sampel B

Nilai AUC 37585,5 Nilai AUC 313353

y = 19835x + 29836 y = 19835x + 29836

37585,5 = 19835x + 29836 313353 = 19835x + 29836

37585,5 – 29836 = 19835x 313353 – 29836 = 19835x

7749,5 = 19835x 283517 = 19835x

xA = 0,39 ppm XB = 14,29 ppm

Sampel C

Nilai AUC 57642

y = 19835x + 29836

57642 = 19835x + 29836

57642 – 29836 = 19835x

27806 = 19835x

XC = 1,4 ppm

Maka dapat dihitung nilai konsentrasi dari masing masing nilai AUC
dengan memasukkan nilai AUC sebagai y kedalam persamaan linieritas

Maka konsentrasi rata-rata sampel parasetamol :

(0,39 + 14,29 + 1,4)𝑝𝑝𝑚


= 5,36 𝑝𝑝𝑚
3

5,36 ppm = 5,36 mcg/ml dalam 25 mg sampel

16
Masa parasetamol = 500 mg

Bobot sampel = 25 mg

Berat rata rata penimbangan tablet paracetamol :

13173 𝑚𝑔
= 658,65 𝑚𝑔/𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡
20 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡

Kadar mg paracetamol dari hasil pengujian :

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 1 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡 𝑝𝑐𝑡


𝑥 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑝𝑐𝑡
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔

𝑚𝑔
658,65
𝑡𝑎𝑏 𝑥5,36 𝑚𝑐𝑔 = 141,21456 𝑚𝑐𝑔 = 0,1412 𝑚𝑔/𝑡𝑎𝑏
25 𝑚𝑔 𝑡𝑎𝑏
Jadi, kadar paracetamol per tablet adalah 0,1412 mg/tab

17
VI. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini berjudul “ HPLC (KCKT) Analisis Paracetamol ”


dimana pada praktikum ini dimulai dengan penjelasan materi praktikum dari asisten
kemudian menonton video cara menggunakan alat KCKT atau HPLC untuk analisis
paracetamol. Video yang diberikan berisi langkah kerja dimulai dari pembuatan
fase gerak dari sampel hingga keluarnya hasil kromatogram pada komputer yang
menghasilkan Rf dan AUC yang langsung dihasilkan pada komputer.

Sampel yang digunakan pada objek kali ini adalah paracetamol yang akan
di identifikasi pada sampel nilai Rf dan AUC parasetamol. Bahan lain yang
digunakan adalah berbagai macam pelarut yang digunakan sebagai pelarut dari
sampel parasetamol itu sendiri atau sebagai fase gerak yang merupakan pelarut
campur yang akan digunakan untuk mengelusi sampel, namun tidak pada plat klt
namun langsung pada cairan sampel yang diinjeksikan. Pelarut yang digunakan
pada sampel parasetamol adalah aquades. Aquades digunakan sebagai pelarut
karena aquades bersifat sebagai pelarut universal yang dapat melarutkan sampel
ataupun larutan induk parasetamol. Sementara itu, pelarut campur yang digunakan
sebagai fase gerak adalah campuran antara KH2PO4 0,1 M 420 mL, methanol 20
mL, asetonitril 30 mL dan isopropyl alcohol 30 mL. Fase gerak ini sendiri tidak
dimasukkan kedalam sampel, namun fase gerak diletakan pada suatu wadah
kemudian di alirkan kedalam kolom yang akan dilewatkan oleh sampel setelah
diinjeksikan.

Sebelum di injeksikan semua yang berbentuk larutan di sonikasi terlebih


dahulu. Metode sonikasi padat digunakan untuk menghomogenkan larutan tersebut
karena metode sonikasi merupakan metode yang memanfaatkan gelombang
ultrasonik dimana generator listrik ultrasonik akan membuat sinyal listrik kemudian
diubah menjadi getaran fisik atau gelombang ultrasonik sehingga efek sangat kuat
yang di kenal dengan efek kavitasi pada larutan, yang menyebabkan pecahnya
molekul-molekul yang ada didalam larutan. Sehingga dengan pecahnya molekul
tersebut akan menghasilkan luas permukaan yang besar dan dapat mempercepat
penetrasi bahan aktif sehingga memudahkan penyebarannya yang digunakan untuk
melarutkan senyawa yang tidak larut.

18
Asisten akan memberikan data berupa kromatogram dari masing-masing
larutan induk dan sampel. Pada kromatogram tersebut terdapat data AUC, waktu
retensi dan data lainnya yang akan diolah hingga mendapatkan hasil kadar pada
sampel yang digunakan. Langkah yang dilakukan pertama adalah dengan mencari
puncak dari masing-masing larutan induk yang mana digunakan sebagai data pada
AUC dan waktu retensi, kemudian dari data di rata-ratakan dari masing-masing
konsentrasi larutan induk dan hasil tersebut digunakan sebagai data yang akan
dimasukkan kedalam kurva regresi, yang mana konsentrasi yang digunakan adalah
pada 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm dan 10 ppm. Setelah diketahui nilai AUC dan
waktu retensi rata-rata dari masing-masing konsentrasi, maka langkah selanjutnya
adalah dengan mencocokan kromatogram yang ada pada sampel. Setelah
dicocokan, kemudian di rata-ratakan kembali dan itulah AUC yang akan
dimasukkan ke data nilai y untuk mencari nilai x atau konsentrasi dari sampel.

Pada masing masing konsentrasi dapat dilakukan pembuatan persamaan


regresi yang mana konsentrasi sebagai x dan AUC sebagai y. Setelah didapatkan
persamaan regresi yang mana terdapat A,B dan r 2, maka praktikan menghitung
konsentrasi dari sampel berdasarkan dengan nilai AUC yang diketahui
menggunakan persamaan regresi tersebut. Konsentrasi yang dicari adalah pada 3
nilai AUC yaitu 37585,5; 313353 ; dan 57643. Setelah didapatkan konsentrasi
masing masing nilai Auc tersebut maka di rata-ratakan. Kemudian hitung berapa
mg sampel dalam 1 tablet yang digunakan dan hitung berapa mg sampel
paracetamol yang digunakan pada pengujian. Selain itu praktikan juga akan melihat
bagaimana kurva atau grafik hubungan antara konsentrasi dengan Auc sehingga
didapatkan persamaan regresi berdasarkan hukum lambert-beer.

Setelah dilakukan perhitungan, maka didapatkan nilai dari masing-masing


data yang akan ditentukan tadi. Dari data didapatkan bahwa nilai dari mg sampel
parasetamol yang ada didalam tablet adalah sebanyak 0,1412 mg.

Keuntungan analisis menggunakan KCKT Dapat dilakukan pada suhu kamar,


kolom dapat digunakan berkali-kali atau berulang, detector HPLC dapat divariasi
dan tersedia dalam beberapa pilihan, waktu analisis pada umumnya singkat,
ketepatan,kepekaan dan ketelitiannya yang relatif tinnggi, mudah dioperasikan

19
secara otomatis, pencuplikan sampel lebih akurat dan kuantitatif karena adanya
autosampler, resolusinya baik. Keterbatasan metode KCKT adalah untuk
identifikasi senyawa, kecuali jika KCKT dihubungkan dengan spektrometer masa
(MS). Keterbatasan lainnya adalah jika sampelnya sangat kompleks, maka resolusi
yang baik sulit diperoleh.

Selain itu ada juga kelebihan dan kekurangan Dalam Penggunaan HPLC.
Dengan adanya HPLC tentunya sangat membantu dalam proses kromatografi.
Kelebihan HPLC adalah mampu memisahkan molekul-molekul dari suatu
campuran dengan daya memisah yang tinggi, dapat dihindari terjadinya
dekomposisi / kerusakan bahan analisis, dapat digunakan bermacan-macam
detektor dengan kepekaan yang tinggi, kolom dapat digunakan kembali, waktu
analisa cukup singkat, HPLC dapat digunakan untuk isolasi zat yang tidak mudah
menguap dan zat yang tidak stabil, dapat menganalisis sampel yang kecil
kuantitasnya serta teknik HPLC dapat dilakukan pada suhu kamar.

Kelemahan dari alat HPLC antara lain: harga alat HPLC cukup mahal, sering
ada larutan standar yang tertinggal diinjektor, pada kolom dengan diameter rata-
rata partikel fase diam dengan ukuran 5 dan 3 mikrometer sela-sela partikel lebih
mudah tertutup oleh kotoran, jadi harus seringkali dicuci dan kemurnian larutan
harus dijaga.

20
VII. KESIMPULAN

1. Prinsip

2. KCKT adalah metode pemisahan berdasarkan perbedaan kepolarannya.

3. Sampel parasetamol dapat diidentifikasi dengan menggunakan KCKT atau


HPLC.
4. Konsentrasi rata-rata sampel paracetamol yaitu 5,36 𝑝𝑝𝑚.

5. Kadar yang dihasilkan pada tablet yang mengandung parasetamol adalah


0,1412 mg.
6. Komponen utama dari HPLC yaitu, pompa, injector, elusi gradient, kolom,
detector, pengolahan data.
7. Prinsip dasar HPLC (High Performance Liquid Chromatografi) adalah
pemisahan senyawa-senyawa berdasarkan kepolaran, dimana terdapat fase
mobile (gerak) dan fase stasioner (diam). HPLC sering digunakan antara lain
untuk menetapkan kadar senyawa aktif pada obat, produk hasil samping proses
sintesis, atau produk- produk degradasi dalam sediaan farmasi. Contohnya
adalah menganalisis parasetamol dan kafein dalam suatu campuran.
8. Kelebihan HPLC adalah mampu memisahkan molekul-molekul dari suatu
campuran dengan daya memisah yang tinggi, dapat dihindari terjadinya
dekomposisi / kerusakan bahan analisis, dapat digunakan bermacan-macam
detektor dengan kepekaan yang tinggi, kolom dapat digunakan kembali, waktu
analisa cukup singkat, HPLC dapat digunakan untuk isolasi zat yang tidak
mudah menguap dan zat yang tidak stabil, dapat menganalisis sampel yang kecil
kuantitasnya serta teknik HPLC dapat dilakukan pada suhu kamar
9. Kelemahan dari alat HPLC antara lain: harga alat HPLC cukup mahal, sering
ada larutan standar yang tertinggal diinjektor, pada kolom dengan diameter rata-
rata partikel fase diam dengan ukuran 5 dan 3 mikrometer sela-sela partikel
lebih mudah tertutup oleh kotoran, jadi harus seringkali dicuci dan kemurnian
larutan harus dijaga.

21
DAFTAR PUSTAKA

[1] Djabal, Nur Basi. High Performance Liquid Cromatography Farmasi. ITB:

Bandung; 2011

[2] Lestari, Wahyuni Sri. Validasi Metode Penetapan Kadar Aliskiren dalam
Plasma darah secara In Vitro Menggunakan Kromatografi Cair Kinerja
Tinggi (KCKT). UIN Syarif Hidayatullah: Jakarta; 2014
[3] Ardianingsih, Retno. Penggunaan High Performance Liquid
Cromatography (HPLC) dalam Proses Analisis Deteksi Ion. Bidang
material Dirgantara: Pusterapan Lapan; 2010
[4] Rohman, Abdul. Kimia Analisis Farmasi. Pustaka Pelajar : Jakarta; 2013

[5] Safira Annissa, Ida Musfiroh, L. I. Perbandingan Metode Analisis


Instrumen Hplc Dan Uhplc : Article Review. Farmaka, 17(3), 189–197;
2019
[6] Supardani. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT Gramedia : Jakarta; 2011
[7] Mayer, Veronika R. Practical High Performance Liquid Chromatography
5th Edition. Chichester : Wiley; 2010
[8] Ibnu Ghalib. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Belajar; 2012

22
LAMPIRAN

23
24

Anda mungkin juga menyukai