ANALISA FISIKOKIMIA
OBJEK V
Oleh :
Nama : Indri Aulia Rezti
No. Bp : 1811011047
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2020
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 3
5.2 Grafik....................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 22
LAMPIRAN ..................................................................................................... 23
2
I. PENDAHULUAN
3
berat molekulnya dalam suatu campuran; kontrol kualitas dan mengikuti jalannya
reaksi sintetis.
HPLC didefinisikan sebagai kromatografi cair yang dilakukan dengan memakai
fase diam yang terikat secara kimia pada penyangga halus yang distribusi ukuranya
sempit ( kolom ) dan fase gerak yang dipaksa mengalir dengan laju alir yang
terkendali dengan memakai tekanan tinggi sehingga menghasilkan pemisahan
dengan resolusi tinggi dan waktu yang relative singkat. HPLC atau KCKT
merupakan teknik pemisahan yang diterima secara luas untuk analisis dan
pemurnian senyawa tertentu dalam suatu sampel pada sejumlah bidang, antara lain
: farmasi; lingkungan; bioteknologi; polimer; dan industri- industri makanan.
4
OBJEK V
Prinsip dasar HPLC adalah fase gerak air dialirkan dengan pompa melalui
kolom ke detektor. Cuplikan dimasukkanke datigum aliran fase gerak dengan cara
penyuntikan. Didalam kolom terjadi pemisahan komponen-komponen cairan
karena perbedaan kekuatan interaksi antara salut-salut terhadap fase diam akan
keluar dari kolom lebih dahulu dan sebaliknya. Setiap komponen campuran yang
keluar dari kolom dideteksi oleh detektor kemudian direkam dalam bentuk
kromatogram. [2]
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi atau KCKT atau biasa juga disebut
dengan HPLC (Hight Performance Liquid Chromatograhy ) dikembangkan pada
akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an. Saat ini KCKT merupakan tekhnik
pemisahan yang diterima secara luas untuk analisis dan pemurnian senyawa tertentu
dalam suatu sampel dalam sebidang, antara lain : farmasi, lingkungan, bioteknologi,
polimer dan industri-industri makanan. Beberapa perkembangan KCKT terbaru
antra lain : miniaturisasi`sistem KCKT, penggunaan KCKT untuk analisis asam-
asam nukleat, analisis protein, analisis karbohidrat dan analisisi senyawa-senyawa
kiral.[4]
Larutan sampel yang akan dianalisis diinjeksi kemudian sampel akan turun
ke dalam kolom dan di elusi oleh eluen yang disediakan. Lalu detector akan
mendeteksi waktu retensi dalam bentuk kromatogram. Dari kromatogram itu kita
dapat meganalisis sampel.[8]
8
IV. METODE PERCOBAAN
Alat
Kolom C18, Detektor UV, Kertas saring, Injektor, pipet volum, dan alat-
alat kaca lainnya.
Bahan
9
Timbang 20 tablet yang
Pembuatan larutan sampel
mengandung paracetamol, kemudian
paracetamol
hitung rata-rata berat tablet
10
Pembuatan Deret Larutan Standar Parasetamol (Kalibrasi)
µL
11
V. DATA DAN HASIL PERCOBAAN
5.1 Data
25 𝑚𝑔 500 𝑚𝑔
= 500 𝑝𝑝𝑚
50 𝑚𝐿 =
1000 𝑚𝐿
8 ppm dalam 10 mL
M1 x V1 = M2 x V2
500 ppm x V1 = 10 ppm x 10 mL
V1 = 0,2 mL
Kemudian ad 10 mL aquadest
12
Data larutan standard Paracetamol
4.912 148709
4.905 188125
8 ppm 4.912 4,908 188633 188787,33
4.907 189604
4.886 226525
10 ppm 4.907 4,898 229849 228317,33
4.903 228578
Kromatogram sampel A
13
Kromaogram sampel B
Kromatogram Sampel C
14
Data Sampel Paracetamol
Waktu Rata Rata Rata Rata
No sampel AUC
Retensi Waktu Jernih AUC
5.2 Grafik
Hubungan antara konsentrasi dan nilai AUC pada larutan standar
paracetamol
150000
Series1
100000 Linear (Series1)
10 15
15
5.3 Perhitungan
Berdasarkan hubungan konsentrasi dan AUC, didapatkan kurva kalibrasi dengan
nilai A,B dan R2 sebagai berikut :
Sampel A Sampel B
Sampel C
y = 19835x + 29836
27806 = 19835x
XC = 1,4 ppm
Maka dapat dihitung nilai konsentrasi dari masing masing nilai AUC
dengan memasukkan nilai AUC sebagai y kedalam persamaan linieritas
16
Masa parasetamol = 500 mg
Bobot sampel = 25 mg
13173 𝑚𝑔
= 658,65 𝑚𝑔/𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡
20 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡
𝑚𝑔
658,65
𝑡𝑎𝑏 𝑥5,36 𝑚𝑐𝑔 = 141,21456 𝑚𝑐𝑔 = 0,1412 𝑚𝑔/𝑡𝑎𝑏
25 𝑚𝑔 𝑡𝑎𝑏
Jadi, kadar paracetamol per tablet adalah 0,1412 mg/tab
17
VI. PEMBAHASAN
Sampel yang digunakan pada objek kali ini adalah paracetamol yang akan
di identifikasi pada sampel nilai Rf dan AUC parasetamol. Bahan lain yang
digunakan adalah berbagai macam pelarut yang digunakan sebagai pelarut dari
sampel parasetamol itu sendiri atau sebagai fase gerak yang merupakan pelarut
campur yang akan digunakan untuk mengelusi sampel, namun tidak pada plat klt
namun langsung pada cairan sampel yang diinjeksikan. Pelarut yang digunakan
pada sampel parasetamol adalah aquades. Aquades digunakan sebagai pelarut
karena aquades bersifat sebagai pelarut universal yang dapat melarutkan sampel
ataupun larutan induk parasetamol. Sementara itu, pelarut campur yang digunakan
sebagai fase gerak adalah campuran antara KH2PO4 0,1 M 420 mL, methanol 20
mL, asetonitril 30 mL dan isopropyl alcohol 30 mL. Fase gerak ini sendiri tidak
dimasukkan kedalam sampel, namun fase gerak diletakan pada suatu wadah
kemudian di alirkan kedalam kolom yang akan dilewatkan oleh sampel setelah
diinjeksikan.
18
Asisten akan memberikan data berupa kromatogram dari masing-masing
larutan induk dan sampel. Pada kromatogram tersebut terdapat data AUC, waktu
retensi dan data lainnya yang akan diolah hingga mendapatkan hasil kadar pada
sampel yang digunakan. Langkah yang dilakukan pertama adalah dengan mencari
puncak dari masing-masing larutan induk yang mana digunakan sebagai data pada
AUC dan waktu retensi, kemudian dari data di rata-ratakan dari masing-masing
konsentrasi larutan induk dan hasil tersebut digunakan sebagai data yang akan
dimasukkan kedalam kurva regresi, yang mana konsentrasi yang digunakan adalah
pada 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm dan 10 ppm. Setelah diketahui nilai AUC dan
waktu retensi rata-rata dari masing-masing konsentrasi, maka langkah selanjutnya
adalah dengan mencocokan kromatogram yang ada pada sampel. Setelah
dicocokan, kemudian di rata-ratakan kembali dan itulah AUC yang akan
dimasukkan ke data nilai y untuk mencari nilai x atau konsentrasi dari sampel.
19
secara otomatis, pencuplikan sampel lebih akurat dan kuantitatif karena adanya
autosampler, resolusinya baik. Keterbatasan metode KCKT adalah untuk
identifikasi senyawa, kecuali jika KCKT dihubungkan dengan spektrometer masa
(MS). Keterbatasan lainnya adalah jika sampelnya sangat kompleks, maka resolusi
yang baik sulit diperoleh.
Selain itu ada juga kelebihan dan kekurangan Dalam Penggunaan HPLC.
Dengan adanya HPLC tentunya sangat membantu dalam proses kromatografi.
Kelebihan HPLC adalah mampu memisahkan molekul-molekul dari suatu
campuran dengan daya memisah yang tinggi, dapat dihindari terjadinya
dekomposisi / kerusakan bahan analisis, dapat digunakan bermacan-macam
detektor dengan kepekaan yang tinggi, kolom dapat digunakan kembali, waktu
analisa cukup singkat, HPLC dapat digunakan untuk isolasi zat yang tidak mudah
menguap dan zat yang tidak stabil, dapat menganalisis sampel yang kecil
kuantitasnya serta teknik HPLC dapat dilakukan pada suhu kamar.
Kelemahan dari alat HPLC antara lain: harga alat HPLC cukup mahal, sering
ada larutan standar yang tertinggal diinjektor, pada kolom dengan diameter rata-
rata partikel fase diam dengan ukuran 5 dan 3 mikrometer sela-sela partikel lebih
mudah tertutup oleh kotoran, jadi harus seringkali dicuci dan kemurnian larutan
harus dijaga.
20
VII. KESIMPULAN
1. Prinsip
21
DAFTAR PUSTAKA
[1] Djabal, Nur Basi. High Performance Liquid Cromatography Farmasi. ITB:
Bandung; 2011
[2] Lestari, Wahyuni Sri. Validasi Metode Penetapan Kadar Aliskiren dalam
Plasma darah secara In Vitro Menggunakan Kromatografi Cair Kinerja
Tinggi (KCKT). UIN Syarif Hidayatullah: Jakarta; 2014
[3] Ardianingsih, Retno. Penggunaan High Performance Liquid
Cromatography (HPLC) dalam Proses Analisis Deteksi Ion. Bidang
material Dirgantara: Pusterapan Lapan; 2010
[4] Rohman, Abdul. Kimia Analisis Farmasi. Pustaka Pelajar : Jakarta; 2013
22
LAMPIRAN
23
24