Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI ANALISA KROMATOGRAFI

“”

Disusun Oleh:
Nailizzakiyyah (P17120181001)
Putri Eva N (P17120181002)
Muhammad Ainul Y (P17120181003)
Firda Croirun N (P17120181004)
Nur Farida Inas K (P17120181005)
Arisanti Samanta N (P17120181006)
Laurentia Devina W (P17120181007)
Diah Lailatul I (P17120181008)
Adhelia Damaryanti E (P17120181009)
Shania Valentine J (P17120181010)
Yusfita Ulyatullaily (P17120181011)

D-III ANALIS FARMASI DAN MAKANAN


JURUSAN GIZI
POLITEKNIK KESEHATAN-KEMENKES MALANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kromatografi cair kinerja tinggi termasuk metode analisis terbaru
yaitu suatu teknik kromatografi dengan fasa gerak cairan dan fasa diam cairan
atau padat. Banyak kelebihan metode ini jika dibandingkan dengan metode
lainnya yaitu mampu memisahkan molekul-molekul dari suatu campuran,
mudah melaksanakannya, kecepatan analisis dan kepekaan yang tinggi, dapat
dihindari terjadinya dekomposisi / kerusakan bahan yang dianalisis.
Kromatografi cair kinerja tinggi sangat cocok untuk memisahkan
minyak atsiri dan kadang-kadang menunjukkan keuntungan yang berarti
kesetimbangan metode kolom terbuka (kapiler) dan KG yang sekarang
dipakai, pendadahan keudara minimum, hasil urai karena suhu tinggi dicegah,
senyawa yang tidak atsiri dapat dipisahkan, dan laju perolehan kembali
cuplikan tinggi. Akan tetapi, minyak atsiri sering terdiri atas campuran yang
sangat rumit menjadi golongan-golongan senyawa atau memisahkan
golongan senyawa menjadi komponennya.
Prinsip dasar HPLC adalah fase gerak air dialirkan dengan pompa
melalui kolom ke detektor. Cuplikan dimasukkanke dari gum aliran fase
gerak dengan cara penyuntikan. Didalam kolom terjadi pemisahan
komponen-komponen cairan karena perbedaan kekuatan interaksi antara
salut-salut terhadap fase diam akan keluar dari kolom lebih dahulu dan
sebaliknya. Setiap komponen campuran yang keluar dari kolom dideteksi
oleh detektor kemudian direkam dalam bentuk kromatogram. Senyawa yang
keluar dari dari kolom atas dasar kepolaran yang berbeda akan mempengaruhi
kekuatan.
Analisis kualitatif bertujuan untuk mengetahui keberadaan suatu unsur
atau senyawa kimia, baik organik maupun inorganik, sedangkan analisis
kuantitatif bertujuan untuk mengetahui jumlah suatu unsur atau senyawa
dalam suatu cuplikan.
1.2 Tujuan
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Teori Umum


Kromatografi adalah cara pemisahan campuran yang didasarkan atas
perbedaan distribusi dari komponen campuran tersebut diantarany dua fase,
yaitu fase diam (stationary) dan fase bergerak (mobile). Fase diam dapat
berupa zat padat atau zat cair, sedangkan fase bergerak dapat berupa zat cair
atau gas. Dalam kromatografi fase bergerak dapat berupa gas atau zat cair dan
fase diam dapat berupa zat padat atau zat cair (Acun, 2010).
Kromatografi adalah metode suatu proses fisik yang digunakan untuk
memisahkan komponen-komponen dari suatu campuran senyawa kimia.
Dalam kromatografi, campuran tersebut dibuat sebagi zona yang sempit
(kecil) pada salah satu ujung media porus seperti adsorben, yang disebut alas
atau landasan kromatografi (Hendayana, 2006).
HPLC yang modern telah mucul akibat pertemuan dari kebutuhan,
keinginan manusia untuk meminimalis pekerjaan, kemampuan teknologi, dan
teori untuk memandu pengembangan pada jalur yang rasional. Jelas sebelum
era peralatan yang modern bahwa LC (Liquid Chromatography) memiliki
kekuatan pemisahan yang sangat ampuh, bahkan untuk komponen-komponen
yang berhubungan sangat erat. LC harus ditingkatkan kecepatannya,
diotomasasi, dan harus disesuaikan dengan sampel-sampel yang lebih kecil,
waktu elusi yang beberapa jam (Underwood, 2002).
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi atau KCKT atau biasa juga disebut
dengan HPLC (Hight Performance Liquid Chromatograhy ) dikembangkan
pada akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an. Saat ini KCKT merupakan
tekhnik pemisahan yang diterima secara luas untuk analisis dan pemurnian
senyawa tertentu dalam suatu sampel dalam sebidang, antara lain : farmasi,
lingkungan, bioteknologi, polimer dan industri-industri makanan. Beberapa
perkembangan KCKT terbaru antra lain : miniaturisasi`sistem KCKT,
penggunaan KCKT untuk analisis asam-asam nukleat, analisis protein,
analisis karbohidrat dan analisisi senyawa-senyawa kiral (Rohman, 2013).
Prinsip dasar HPLC adalah fase gerak air dialirkan dengan pompa
melalui kolom ke detektor. Cuplikan dimasukkanke datigum aliran fase gerak
dengan cara penyuntikan. Didalam kolom terjadi pemisahan komponen-
komponen cairan karena perbedaan kekuatan interaksi antara salut-salut
terhadap fase diam akan keluar dari kolom lebih dahulu dan sebaliknya.
Setiap komponen campuran yang keluar dari kolom dideteksi oleh detektor
kemudian direkam dalam bentuk kromatogram (Lestari, 2014).
Zona campuran kemudian digerakan dengan larutan suatu cairan atau
gas yang bergerak sebagai pembawa, melaui media porus tersebut, yang
berupa partikel-partikel yang ”diam“ (tidak bergerak, statisiones). Sehingga
akibatnya masing-masing komponen dari campuran tersebut akan terbagi
(terdistribusi) secara tidak merata antara alas yang “diam” dan cairan atau gas
yang membawanya. Akibat selanjutnya, masing-masing komponen akan
bergerak (bermigrasi) pada kecepatan yang berbeda (differential migration)
dan dengan demikian, akan sampai pada ujung lain dari alas tersebut pada
waktu yang berlainan, dan dengan demikian terjadilah pemisahan diantara
komponen-komponen yang ada (Hendayana, 2006).
Beberapa kelebihan yang dimiliki kromatografi HPLC sehingga
menjadikannya sebagai “the best choice” dalam dunia penentuan/pemisahan
ion/logam, di antaranya (Adrianingsih, 2011) :
a. Kecepatan (speed)
Kecepatan dalam analisis suatu sampel menjadi aspek yang sangat
penting dalam hal analisis ion yaitu untuk mengurangi biaya, bisa
mengahsilkan data analisis yang akurat dan cepat dan bisa mengurangi
limbah (waste) yang dihasilkan dari penggunaan eluen.
b. Sensitivitas (sensitivity)
Perkembangan rehnologi mikro prosessor yang dikombinasikan
dengan efisiensi kolom pemisah, mulai ukuran diameter dalam milimeter
sampai skala mikro yang biasa juga disebut microcolumn, membuat
pendeteksian ion dalam sampel menjadi lebih baik, meskipun jumlah
sampel yang diinjeksikan ke dalam kolom pemisah sangat sedikit.
c. Selektivitas (selectivity)
Dengan sistem ini, bisa dilakukan pemisahan berdasarkan keinginan,
misalnya kation/anion organik saja atau kation/anion anorganik yang ingin
dipisahkan. Itu dapat dilakukan dengan memilih kolom pemisah yang
tepat.
d. Pendeteksian yang serempak (simultaneous detection)
Teknik pendeteksian sekali injeksi untuk sebuah sampel seperti ini
penting untuk dilakukan karena tentunya mempunyai sejumlah kelebihan
dibanding pemisahan terpisah. Sebagaimana telah diulas diatas, beberapa
kelebihan di antaranya dapat menekan biaya operasional, memperkecil
jumlah limbah saat analisis (short time analysis) serta dapat
memaksimalkan hasil yang diinginkan.
e. Kestabilan pada kolom pemisah (stability of the separator column)
Walaupun sebenarnya, ketahanan kolom ini berdasarkan pada paking
(packing) material yang diidikan ke dalam kolom pemsiah bisa bertahan
pada perubahan yang terjadi pada sampel, misalnya konsentrasi suatu ion
terlalu tinggi, tidak akan mempengaruhi kestanilan material penyusun
kolom pemisah yang mempunyai waktu penggunaan yang tidak terlalu
lama, dikarenakan kemasan kolom yang kurang baik atau karena faktor
internal lainnya.
Instrumentasi HPLC pada dasarnya terdiri atas: wadah fase gerak,
pompa, alat untuk memasukkan sampel (tempat injeksi), kolom, detektor,
wadah penampung buangan fase gerak, dan suatu komputer atau integrator
atau perekam (Unang, 2010).
BAB III
METODE

3.1 ALAT

3.2 BAHAN

3.3 PROSEDUR
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

5.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Acun., Sodiyc. 2010, Kromatografi Gas, Jakarta

Andrianingsih, R., 2011, Penggunaan High Performamance Liquid


Chromatography (HPLC) Dalam Proses Analisa Deteksi Ion,
Peneliti Bidang Material Dirgantara, Pusterapan.

Hendayana, Sumar., 2006, KIMIA PEMISAHAN Metode Kromatografi dan


Elektroforensis Modern, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Lestari, Wahyuni Sri, 2014, Validasi Metode Penetapan Kadar Aliskiren


dalam Plasma darah secara In Vitro Menggunakan Kromatografi
Cair Kinerja Tinggi (KCKT). UIN Syarif Hidayatullah: Jakarta

Rohman, Abdul., 2013, Kimia Analisis Farmasi, Pustaka Pelajar : Jakarta

Unang, S., 2010, Elusidasi Struktur Senyawa Organik, Widya Padjajaran :


Bandung.

Underwood, Day, R.A., A.L, 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta:


Erlangga.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai