PENDAHULUAN
sejumlah bidang, antara lain : farmasi; lingkungan; bioteknologi; polimer; dan industriindustri makanan.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1.
2.
3.
4.
BAB II
3
TINJAUAN PUSTAKA
dalam teknik kolom cair kembali dilirik dengan dikembangkannya sistem kolom bertekanan
tinggi oleh Kirchland dan Huber, yang mampu bekerja pada tekanan sampai 2,07 x 107 Nm-2
(3000p.s.i). Dalam metode ini digunakan kolom berdiameter kecil (1-3 mm) dengan partikel
pendukung berukuran sekitar 30 nm dan eluen dipompakan ke dalamnya dengan laju alir
yang tinggi (sekitar 1-5 cm3m-1). Pemisahan dengan metode ini dilakukan jauh lebih cepat
(sekitar 100 kali lebih cepat) daripada dengan kromatografi cair yang biasa (Bassett et. all.,
1994).
Kromatografi cair, dalam praktek ditampilkan dalam kolom gelas berdiameter besar,
pada dasamya dibawah kondisi atmosfer. Waktu analisis lama dan segala prosedur biasanya
sangat membosankan. Pada akhir tahun 1960 an, semakin banyak usaha dilakukan untuk
pengembangan kromatografi cair sebagai suatu teknik mengimbangi kromatografi gas. High
Performance Liquid Chromatography (HPLC) atau Kromatografi Cair Penampilan Tinggi
atau High Preformance = Tekanan atau Kinerja Tinggi, High Speed= Kecepatan Tinggi dan
Modern = moderen) telah berhasil dikembangkan dari usaha ini. Kemajuan dalam keduanya
instrumentasi dan pengepakan kolom terjadi dengan cepatnya sehingga sulit untuk
mempertahankan suatu bentuk hasil keahlian membuat instrumentasi dan pengepakan kolom
dalam keadaan tertentu. Tentu saja, saat ini dengan teknik yangsudah matang dan dengan
cepat HPLC mencapai suatu keadaan yang sederajat dengan kromatografi gas (Putra, 2004).
Umumnya metode kromatografi seperti adsorpsi, partisi, dan penukar ion adalah
contoh-contoh dari kromatografi kolom. Pada metode kromatografi cair ini digunakan kolom
tabung gelas dengan bermacam diameter. Partikel dengan dimensi yang bervariasi digunakan
sebagai penunjang stasioner. Banyaknya cairan pada kolom jumlahnya sedemikian rupa
sehingga hanya cukup menghasilkan sedikit tekanan untuk memelihara aliran fase gerak
yang seragam. Secara keseluruhan pemisahan ini memakan waktu lama. Berbagai usaha telah
dilakukan untuk menambah laju aliran tanpa mengubah tinggi piringan teoritis kolom.
Penurunan ukuran partikel penunjang stasioner tidak selalu menguntungkan. Kromatografi
cair kinerja tinggi atau high performance liquid chromatography (HPLC) berbeda dari
kromatografi cair klasik. HPLC menggunakan kolom dengan diameter umumnya kecil, 2-8
mm dengan ukuran partikel penunjang 50 nm; sedangkan laju aliran dipertinggi dengan
tekanan yang tinggi (Khopkar, 2003).
HPLC telah digunakan di Indonesia sejak tahun 1997 oleh Wiadnyana dalam
penelitiannya yang bertema menguji dan menentukan kadar toksisitas berbagai macam
fitoplankton di perairan laut. Selain digunakan untuk uji toksisitas, dalam bidang Biokimia
HPLC kerap digunakan untuk menghitung kadar vitamin dan protein dari suatu makanan atau
sampel. Singkatnya, HPLC merupakan sebuah metode analisa modern yang multifungsi dan
sudah ada di Negara kita Indonesia. Oleh karena itu ijinkan penulis untuk bercerita sedikit
tentang High Perfomance Liquid Chromatography.
2.2 Teknik Pemisahan dengan HPLC
Tehnik pemisahan dalam kromatografi melibatkan dua fasa, yakni fasa diam yaitu padat
atau cairan yang terikat pada padatan pendukung, dan fasa gerak yang berupa gas dan cair.
Proses pemisahan dalam kromatografi di dasarkan pada perbedaan laju migrasi masingmasing komponen dalam sistem kromatografi. Perbedaan laju migrasi dari masing-masing
komponen merupakan akibat dari perbedaan keseimbangan distribusi masing-masing
komponen diantara fasa gerak dan fasa diam. Metode kromatografi dibedakan dalam
beberapa macam, berdasar pada fasa gerak, fasa diam, mekanisme, dan tehnik yang
digunakan dan salah satu diantaranya adalah Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC).
Dalam kromatografi cair Kinerja tinggi ini fasa gerak yang digunakan berupa cairan,
sedangkan fasa diamnya berupa padatan (silica gel) yang ditempatkan pada kolom tertutup
(melekat secara kimia dalam kolom tersebut). Maksud dan tujuan analisis dengan
kromatografi yaitu didapatnya pemisahan yang baik demikian halnya dalam HPLC
diharapkan pemisahannya baik dan dalam waktu proses yang relative singkat. Untuk
mencapai Tujuan analisis ini, maka dipilih pelarut pengembang yang sesuai dengan
komponen yang dipisahkan, kolom yang digunakan juga harus diperhatikan, dan detector
yang memadai.
Parameter baik atau tidaknya suatu kromatografi didasarkan pada lima factor, yaitu
waktu retensi, faktor kapasitas, efisiensi kolom, resolusi, dan factor ikutan.
a. Waktu retensi didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan untuk membawa keluar suatu
komponen dari dalam kolom kromatografi sehingga yang keluar dari kolom adalah tepat
konsentrasi maksimum.
b. Faktor kapasitas (k) juga merupakan ukuran retensi suatu komponen dalam kolom. Jika
nilai k kecil, maka komponen tertahan sebentar dalam kolom. Dan jika nilai k yang
lebih besar, maka pemisahan baik tetapi waktu yang dibutuhkan untuk analisis lebih lama
dan dan puncaknya melebar. Sehingga ditentukanlah nilai k optimum, yaitu antara 1
sampai 10. Kolom dinyatakan baik jika cukup selektif artinya mampu menahan berbagai
komponen dengan kekuatan yang cukup berbeda. Agar terjadi pemisahan yang baik maka
nilai selektivitas () harus lebih besar daripada 1., dimana semakin besar nilai maka
pemisahannya akan semakin baik. Nilai dapat diubah-ubah dengan cara, mengubah fasa
gerak (misal: memperbesar polaritas); mengubah fasa diam; mengubah temperature,
karena pada umumnya kenaikan temperature akan memperkecil waktu retensi; dan
mengubah bentuk komponen.
c. Efisiensi kolom merupakan kemampuan kolom mengeluarkan hasil yang diinginkan
dengan hasil yang memuaskan dan dalam waktu yang singkat.
d. Keterpisahan antara dua puncak kromatogram dinyatakan dengan resolusi R (ukuran
besar kecilnya pemisahan). Jika nilai R 1,5 maka senyawa terpisah dengan baik.
e. Sedangkan factor terikutan (Tf) merupakan ukuran kesimetrisan suatu puncak. Dengan
catatan nilai Tf < 2,0.
Perkembangan HPLC berkembang dari asas proses pemisahan adsorpsi dan partisi ke
arah yang lebih luas, yaitu proses pemisahan yang berasaskan afinitas. Filtrasi gel dan ion
yang berpasangan., akan tetapi proses pemisahannya tetap dilaksanakan di dalam kolom
disertai pemakaian pelarut pengembangdengan tekanan tinggi (Ahmad dan Suherman, 1995).
Teknik HPLC merupakan satu teknik kromatografi cair cair yang dapat digunakan
baik untuk keperluan pemisahan maupun analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif dengan
teknik HPLC didasarkan kepada pengukuran luas atau area puncak analit dalam
kromatogram, dibandingkan dengan luas atau area larutan standar. Kegunaan umum HPLC
adalah untuk pemisahan sejumlah senyawa organik, anorganik, maupun senyawa biologis ;
analisis ketidakmurnian (impurities); analisis senyawa- senyawa mudah menguap (volatile);
penentuan molekul- molekul netral, ionic, maupun zwitter ion; isolasi dan pemurnian
senyawa; pemisahan senyawa-senyawa yang strukturnya hampir sama; pemisahan senyawasenyawa dengan jumlah sekelumit (trace elements), dalam jumlah yang banyak, dan dalam
skala proses industry.
Adapun ciri-ciri yang harus dimiliki oleh fase gerak pada KCKT, yaitu :
1) Kemurnian tinggi (high purity), yaitu cairan eluen yang tidak terkontaminasi.
2) Kestabilan tinggi, yaitu eluen yang tidak bereaksi dengan sampel atau zat yang
berfungsi sebagai fase diam.
3) Kekentalan rendah, yaitu kerapatan eluen sekecil mungkin.
4) Dapat melarutkan sampel, tidak mengubah kolom dan sifat kolom serta cocok
dengan detektor.
Beberapa deret eluotropik KCKT :
Parameter
Pelarut
n-heksana
Sikloheksana
Tetraklorometan
kekuatan
pelarut
(adsorbsi)
0,01
0,04
0,18
Parameter
kekuatan pelarut
(partisi)
0,1
-0,2
1,6
UV cut off
(nm)
195
200
265
Nilai pemenggalan UV merpakan panjang gelombang yang mana pada kuvet 1 cm,
pelarut akan memberi absorbasi lebih dari 1,0 satuan absorbansi. Sangat dianjurkan untuk
menggunakan panjang gelombang deteksi yang tidak bertepatan atau di sekitar panjang
gelombang pemenggalan UV pelarut yang digunakan sebagai fase gerak.
Fase gerak yang paling sering digunakan untuk pemisahan dengan fase terbalik
adalah campuran larutan bufer dengan metanol atau campuran air dengan
asetonitril.Untuk pemisahan dengan fase normal, fase gerak yang paling sering digunakan
adalah campuran pelarut-pelarut hidrokarbon dengan pelarut yang terklorisasi atau
menggunakan pelarut jenos alkohol.
3. Pompa
Ada dua tipe pompa yang digunakan, yaitu pompa kinerja konstan (constant
pressure) dan pompa pemindahan konstan (constant displacement). Pemindahan konstan
dapat dibagi menjadi dua, yaitu: pompa reciprocating dan pompa syringe. Pompa
reciprocating menghasilkan suatu aliran yang berdenyut teratur (pulsating), oleh karena
itu membutuhkan peredam pulsa atau peredam elektronik untuk, menghasilkan garis
dasar (base line) detektor yang stabil, bila detektor sensitif terhadapan aliran. Keuntungan
10
utamanya ialah ukuran reservoir tidak terbatas. Pompa syringe memberikan aliran yang
tidak berdenyut, tetapi reservoirnya terbatas.
Tujuannya adalah untuk menjamin proses penghantaran fase gerak berlangsung
secara tepat.Ada 2 jenis pompa KCKT yaitu : pompa dengan tekanan konstan dan pompa
aliran fase gerak yang konstan sejauh ini lebih umum dibandingkan dengan tekanan
konstan.
Syarat syarat pompa yang ideal:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Tiga jenis pompa yang sering digunakan dalam sistem KCKT yaitu :
1) Pompa Bolak-balik (reciprocating pump)
Jenis pompa yang paling banyak digunakan. Kelebihan pompa jenis ini adalah volume
internalnya kecil sekitar 35 400 l, tekanan hingga 10.000 psi, kemampuan untuk
adaptasi menggunakan elusi gradien, aliran yang konstan sehingga terbebas dari
tekanan balik kolom dan akibat dari kekentalan solven.
2) Pompa Sistem Penggantian (displacement pump)
Sistem penggantian menggunakan sebuah wadah besar seperti syringe dengan sebuah
penekan yang digerakan oleh motor. Menghasilkan aliran yang bebas tekanan balik,
tidak dipengaruhi kekentalan dan bebas denyut. Kekurangan pompa jenis ini adalah
kapasitas pompa terbatas hanya 250 ml dan cukup sulit saat solven harus mengalami
penggantian.
3) Pompa Tekanan Udara (pneumatic pump)
Bentuk paling sederhana sebuah pompa pneumatik merupakan wadah yang ditekan
oleh gas bertekanan tinggi. Harga relatif murah dan bebas denyut merupakan
kelebihan jenis pompa ini. Kekurangannya terletak pada kapasitas terbatas, tekanan
keluaran terbatas hanya sekitar 2000 psi, dipengaruhi oleh tekanan balik dan
kekentalan solven dan tidak dapat digunakan untuk sistem elusi gradien.
11
Fase diam
Kolom konvensional
Kolom mikrobor
Stainless steel
Stainless steel
Panjang 3,10,15,20 dan 25 Panjang 25 dan 50 cm
Diameter luar 0,25 inci
cm
Diameter dalam 1 atau 2 mm
Diameter luar 0,25 inci
Diameter dalam 4,6 cm
Porous, silika ukuran kecil, Porous, silika ukuran kecil, silika
silika
yang
secara
kimiawi
phase),
atau
polimer
Tekanan
operasional
Fase gerak
phase),
atau
atau
10m
1000-5000 psi
(70-350 bar)
Hidrokarbon+pelarut
Hidrokarbon+pelarut
terklorinasi
atau
terbalik
terklorinasi
polimer-
benzen.Rata-rata
partikel
(bonded (bonded
fase
terbalik
(reversed
air
alir
atau
10-100
bervolume
kecil;sel
Kinerja
dengan
ukuran
14
Lapisan tipis berpori silika, alumina, divinil benzen sintetis polystirena atau resin penukar
ion dilapiskan pada permukaannya.
Jenis kolom dengan partikel berpori berisi partikel berpori dengan diameter
partikel 3 10m terbuat dari silika, alumina, resin sintetis divinil benzen polystirena
atau resin penukar kation yang kemudian dilapisi lapisan tipis film berbahan organik
sehingga berikatan secara kimia atau fisika terhadap permukaannya. (Skoog et al., 1998)
Meskipun demikian, dalam prakteknya, kolom mikrobor ini tidak setahan kolom
konvensional dan kurang bermanfaat untuk analisis rutin. Berbeda dengan kolom
kromatografi klasik, kolom KCKT dapat digunakan kembali (reusable). Banyak analisis
yang bisa dilakukan dengan kolom yang sama sebelum dari jenis sampel yang diinjeksi,
kebersihan dari solven dan jenis solven yang digunakan. Kolom diisi dengan partikel
padatan yang berukuran kecil dilapisi secara kimia oleh suatu cairan yang berfungsi
sebagai fasa diam. Komponen-komponen sample dibawa oleh cairan fasa gerak yang
dialirkan dengan bantuan tekanan tinggi melewati kolom fasa diam.
Komponen- komponen dipisahkan berdasarkan partisi antara fasa diam dan fasa
gerak yang satu sama lain tidak bercampur. Efisiensi kolom salah satunya sangat
tegantung dari besarnya partikel fase stasioner. Oleh karena itu bila ukuran fase stasioner
lebih kecil, maka tinggi plat teoritik akan berkurang, sehingga jumlah plat teoritik akan
bertambah, yang meningkatkan efisiensi kolom. Dengan kolom yang pendek dan
efisiensi, pemisahan akan berjalan dengan cepat.
Terdapat banyak analisis yang dikerjakan pada suhu kamar, suhu kolom sering
dapat diatur dengan konstan dengan memakai cara pemanasan. Sering dibutuhkan suhu
kolom yang lebih tinggi dari suhu kamar untuk mengatasi masalah daya larut solute yang
dianalisis dan viskositas fase gerak yang agak tinggi.
6. Fase diam
Kebanyakan fase diam pada KCKT berupa silika yang dimodifikasi secara
kimiawi, silika yang tidak dimodifikasi atau polimer-polimer stiren dan divinil
benzen.Permukaan silika adalah polar dan sedikit asam karena adanya residu gugus
silanol (Si-OH).
15
3)
4)
5)
6)
2. Mempunyai sensitivitas yang tinggi, yakni mampu mendeteksi solut pada kadar yang
sangat kecil.
3. Stabil dalam pengoperasiannya
4. Mempunyai sel volume yang kecil sehingga mampu meminimalkan pelebaran pita.
Untuk kolom konvensional, selnya bervolume 8l atau lebih kecil, sementara kolom
mikrobor selnya bervolume 1 l atau lebih kecil lagi.
5. Signal yang dihasilkan berbanding lurus dengan konsentrasi solut pada kisaran yang
luas (kisaran dinamis linier).
6. Tidak peka terhadap perubahan suhu dan kecepatan alir fase gerak.
Beberapa jenis detektor yang digunakan pada sistem KCKT :
1) Detektor Absorban (UV-Vis)
Pada detektor absorban, aliran akan mengalir melalui detektor dari kolom
kromatografi. Untuk meminimalkan pelebaran puncak, detektor dirancang dalam
volume yang sekecil mungkin. Ukuran volume dibatasi 1 10 l dengan panjang sel
2 10 mm. Umumnya sel detektor mampu menahan tekanan hingga 600 psi sehingga
peralatan pengurang tekanan diperlukan sebelum aliran memasuki detektor.
2) Detektor Fluorescens
Detektor fluorescens yang digunakan sama halnya dengan detektor pada
spektrofluoro-fotometer. Detektor paling sederhana menggunakan lampu merkuri
sebagai sumber cahaya dan filter untuk mengisolasi panjang gelombang emisi radiasi.
Lampu Xenon digunakan pada instrumen yang lebih baik dengan gratting sebagai
monokromatornya.
3) Detektor Refraktif Indeks
Detektor jenis ini bekerja dengan mengukur nilai indeks bias yang senyawa yang
melalui sel. Sel akan mengukur indeks bias solven fasa gerak sebagai blanko dan
sampel secara bersamaan untuk mendapatkan nilai indeks bias relatif.
4) Detektor Elektrokimia
Detektor dengan mendasarkan kerjanya pada pengukuran arus listrik. Perubahan arus
akan dideteksi terhadap waktu dan ditampakkan dalam bentuk kromatogram. Contoh
penggunaan detektor adalah pada penetapan senyawa tiol dan disulfida.
5) Detektor Spektra Massa
17
Sejumlah fraksi kecil cairan dari kolom dimasukkan ke dalam spektrometer massa
pada kecepatan alir 10 50 l per menit atau menggunakan termospray. Analat akan
diionisasikan, dipisahkan pada analisator, dibaca oleh detektor dan menghasilkan
spektrum massa.
Ada beberapa cara untuk mendeteksi substansi yang telah melewati kolom. Metode
umum yang mudah dipakai untuk menjelaskan yaitu penggunaan serapan ultra-violet.
Banyak senyawa-senyawa organik menyerap sinar UV dari beberapa panjang
gelombang. Jika anda menyinarkan sinar UV pada larutan yang keluar melalui kolom
dan sebuah detektor pada sisi yang berlawanan, anda akan mendapatkan pembacaan
langsung berapa besar sinar yang diserap.
Jumlah cahaya yang diserap akan bergantung pada jumlah senyawa tertentu yang
melewati melalui berkas pada waktu itu. Anda akan heran mengapa pelarut yang
digunakan tidak mengabsorbsi sinar UV. Pelarut menyerapnya! Tetapi berbeda,
senyawa-senyawa akan menyerap dengan sangat kuat bagian-bagian yang berbeda
dari specktrum UV.
2.6 Jenis Jenis Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
a. Kromatografi adsorbsi
Kromatografi adsorbsi sangat cocok untuk pemisahan senyawa-senyawa yang bersifat
agak polar. Partikel-partikel silika atau alumina biasanya digunakan sebagai adsorben.
Jenis kromatografi ini menggunakan fasa gerak non polar seperti heksana dan disebut
jugakromatografi fasa normal.
b. Kromatografi partisi
Kromatografi partisi sangat cocok untuk pemisahan senyawa-senyawa non polar. Jenis
kromatografi ini disebut dengan kromatografi fasa terbalik karena fasa geraknya lebih
polar daripada fasa diam. Salah satu kendala kromatografi ini adalah keterbatasan
selektivitas sebagai ketidakcampuran kedua fasa. Karena keterbatasan ini maka
kromatografi partisi tidak digunakan lagi sebagai teknik analisis rutin.
c. Kromatografi fasa terikat
Kromatografi fasa terikat merupakan teknik HPLC yang paling penting dan paling
banyak digunakan saat ini. Dalam hal penerapann kromatografi fasa terikat dan
18
kromatografi partisi memiliki persamaan. Akan tetapi, sorben fasa terbalik terdiri dari
partikel silika yang dimodifikasi secara kimia dengan rantai alkil sebaliknya, fasa diam
pada kromatografi partisi terdiri dari partikel yang dilapisi secara fisik dengan zat cair
non polar.
Keuntungan kromatografi fasa terikat, yaitu :
1)
2)
19
Ada perubahan fasa gerak baik secara bertahap atau berkesinambungan selama proses
berlangsung. Pada mula-mula elusi, seluruh komponen sampel ditahan di bagian atas
kolom, setelah gradien mulai, kekuatan elusi fase gerak akan meningkat. Pada akhirnya
harga k akan menjadi cukup kecil sehingga komponen zat tersebut akan bermigrasi
sepanjang kolom secara cepat sampai ia keluar dari kolom.
3. Sistem elusi bertahap
Baik digunakan untuk sampel yang mengandung komponen-komponen yang bergerak
cepat, yang diikuti senyawa-senyawa yang lambat gerakannya, tetapi tidak mengandung
senyawa dengan nilai k setelah sampai diinjeksikan. Komposisi fase gerak secara
bertahap diganti.
Hasil sistem KCKT dan optimasinya sangat tergantung pada beberapa hal, antara lain :
a.
b.
c.
d.
e.
Temperatur
Tekanan
Diameter partikel fase diam
Viskositas
Panjang kolom
Cair
Kinerja
Tinggi
(HPLC)
atau
High
Pressure
Liquid
Chromatography (HPLC) merupakan salah satu metode kimia dan fisikokimia. HPLC
termasuk metode analisis terbaru yaitu suatu teknik kromatografi dengan fasa gerak cairan
dan fasa diam cairan atau padat. Banyak kelebihan metode ini jika dibandingkan dengan
metode lainnya. Kelebihan itu antara lain:
a.
b.
c.
d.
yang baik
e. Dapat digunakan bermacam- macam detektor
f. Kolom dapat digunakan kembali
g. Mudah melakukan "sample recovery". Mudah untuk mendapatkan kembali cuplikan,
karena detector pada HPLC tidak merusak komponen zat yang dianalisis.
h. Dapat menganalisis senyawa organik yang terurai (labil) pada suhu tinggi karena
HPLC dilakukan pada suhu kamar.
i. Dapat menganalisis cuplikan yang berasal dari senyawa-senyawa anorganik.
20
j. Dapat menganalisis cuplikan yang memiliki berat molekul tinggi atau titik didihnya
sangat tinggi seperti polimer
k. Dapat memisahkan zat-zat yang tidak mudah menguap ataupun tak tahan panas
l. Banyak pilihan fasa geraknya Cepat: Waktu analisis umumnya kurang dari 1 jam.
Banyak analisis yang dapat diselesaikari sekitar 15-30 menit. Untuk analisis yang
tidak rumit (uncomplicated), waktu analisi kurang dari 5 menit bisa dicapai
m. Resolusi : Berbeda dengan KG, Kromatografi Cair mempunyai dua rasa dimana
interaksi selektif dapat terjadi. Pada KG, gas yang mengalir sedikit berinteraksi
dengan zat padat; pemisahan terutama dicapai hanya dengan rasa diam.
n. Kemampuan zat padat berinteraksi secara selektif dengan rasa diam dan rasa gerak
pada HPLC memberikan parameter tambahan untuk mencapai pemisahan yang
diinginkan.
o. Sensitivitas detektor : Detektor absorbsi UV yang biasa digunakan dalam HPLC dapat
mendeteksi kadar dalam jumlah nanogram (10-9 gram) dari bermacam-macam zat.
p. Detektor- detektor Fluoresensi dan Elektrokimia dapat mendeteksi jumlah sampai
picogram (10-12 gram). Detektor-detektor seperti Spektrofotometer Massa, Indeks
Refraksi, Radiometri, dll, dapat juga digunakan dalam HPLC
q. Kolom yang dapat digunakan kembali : Berbeda dengan kolom kromatografi klasik,
kolom HPLC dapat digunakan kembali (reusable) . Banyak analisis yang bisa
dilakukan dengan kolom yang sama sebelum dari jenis sampel yang diinjeksi,
kebersihan dari solven dan jenis solven yang digunakan
r. Ideal untuk zat bermolekul besar dan berionik : zat zat yang tidak bisa dianalisis
dengan KG karena volatilitas rendah , biasanya diderivatisasi untuk menganalisis
psesies ionik. HPLC dengan tipe eksklusi dan penukar ion ideal sekali untuk
mengalissis zat zat tersebut.
s. Mudah rekoveri sampel : Umumnya setektor yang digunakan dalam HPLC tidak
menyebabkan destruktif (kerusakan) pada komponen sampel yang diperiksa, oleh
karena itu komponen sampel tersebut dapat dengan mudah dikumpulkan setelah
melewati detector.
t. Solvennya dapat dihilangkan dengan menguapkan ksecuali untuk kromatografi
penukar ion memerlukan prosedur khusus.
Sedangkan kekurangannya adalah:
a. Larutan harus dicari fase diamnya terlebih dahulu
b. Hanya bisa digunakan untuk asam organic
c. Harus mengetahui kombinasi yang optimum antara pelarut, analit, dan gradient elusi
21
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Fase diam
Fase gerak
Detektor
22
Asetonitril-asam
Adriamisin (serum)
C18
Aktinomisin (Serbuk)
C18
Allopurinol (tablet)
C18; 4 x 30 cm
Fluoresen
fosfat 0,01 N ph EK : 465 nm
EM : 580 nm
2,3 (50:50)
CH3CN-H2O
Elektrometer
(1:1)
KH2PO4 0,05M;
UV 254 nm
1,5 ml/menit
1. Parasetamol:
Nama Kimia
Rumus Molekul
Berat Molekul
Pemerian
Kelarutan
: 4- Hidroksiasetanilida
: C8H9NO2
: 151,16
: serbuk, putih, tidak berbau, rasa sedikit pahit.
: larut dalam air mendidih dan dalam natrium hidroksida 1 N,
Nama Kimia
: 1,3,7-Trimetil xantin
Rumus Molekul : C8H10N4O2
Berat Molekul : 194,19
Pemerian
: serbuk putih atau bentuk jarum mengkilat putih, biasanya
berkafein. HPLC yang digunakan adalh jenis HPLC Series 200 dengan detector 275 nm
Perkin Elmer, Kolom : Supelcosil LC : 18, ( 25 cm X 4,6mm, 5 m ). Menggunakan
asam asetat 70% dan methanol 30% sebagai fasa gerak. Proses pengerjaan terdiri dari 2
tahap, yaitu tahap preparasi dan tahap injection ke HPLC.
ANALISIS KUANTITATIF
Metoda Persentase Tinggi / Lebar Puncak
Metoda ini disebut juga Metoda Normalisasi Internal. Untuk analisis kuantitatif
diasumsikan bahwa lebar atau tinggi Puncak (Peak) sebanding (proportional) dengan
kadar / konsentrasi zat yang menghasil puncak. Dalam metoda yang paling sederhana
25
diukur lebar atau tinggi Puncak, yang kemudian dinormalisasi (ini berarti bahwa setiap
lebar atau tinggi Puncak diekspresikan sebagai suatu persentase dari total). Hasil
normalisasi dari lebar atau tinggi puncak memberikan komposisi dari campuran yang
dianalisis, seperti contoh pada Tabel berikut:
Peak area
No
Kafein
standar
Kafein
sampel
2601417,4
0
2216635,31
dalam
Berdasarkan data table diatas, maka kadar kafein dalam sampel ( teh poci ) dapat dianalisis
dengan mengunakan persamaan :
Cx
= Ax / Ap X Cp
= x 200 ppm
= 170,42 ppm
dan diuretis. Kofein digunakan sebagai penyegar. Zat ini sering dikombinasikan dengan
Parasetamol atau asetosal untuk memperkuat efek analgetisnya.
Kafein dosis sedang menyebabkan insomnia, ansietas dan agitasi. Dosis tinggi
diperlukan untuk memperlihatkan toksisitas berupa muntah dan konvulsi. Dosis letal
sekitar 10 g (kira-kira 100 cangkir kopi) yang menimbulkan aritmia jantung. Kematian
karena kafein sangat tidak mungkin. Letargi, iritabel dan sakit kepala terjadi pada pengguna
yang secara rutin minumg lebih dari 600 mg kopi per hari ( sekitar 6 cangkir kopi per hari)
dan mendadak berhenti. (Mycek, 2001).
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
a. Komponen utama dari HPLC yaitu, pompa, injector, elusi gradient, kolom, detector,
pengolahan data.
b. Prinsip dasar HPLC (High Performance Liquid Chromatografi) adalah pemisahan
senyawa-senyawa berdasarkan kepolaran, dimana terdapat fase mobile (gerak) dan fase
stasioner (diam). HPLC sering digunakan antara lain untuk menetapkan kadar senyawa
aktif pada obat, produk hasil samping proses sintesis, atau produk- produk degradasi
dalam sediaan farmasi. Contohnya adalah menganalisis parasetamol dan kafein dalam
suatu campuran.
c. HPLC sebagai suatu metode pemisahan memiliki beberapa keuntungan yaitu
menghasilkan pemisahan yang sangat cepat, dapat memisahkan zat-zat yang tidak mudah
menguap ataupun tak tahan panas, banyak pilihan fasa geraknya, mudah untuk
mendapatkan kembali cuplikan, karena detector pada KCKT tidak merusak komponen zat
yang dianalisis, dan dapat dirangkai dengan instrumen lain untuk meningkatkan efisiensi
pemisahan. Sedangkan kekurangannya adalah larutan harus dicari fase diamnya terlebih
dahulu, hanya bisa digunakan untuk asam organic, harus mengetahui kombinasi yang
27
optimum antara pelarut, analit, dan gradient elusi, harganya mahal sehingga
penggunaannya dalam lingkup penelitian yang terbatas
4.2 Saran
Penulis berharap kromatografi gas yang telah disajikan dalam bab isi dapat dijadikan
referensi ataupun tambahan wawasan bagi pembaca sehingga dapat membedakannya dan
dapat menerapkannya secara tepat dengan tujuan memajukan pendidikan di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, M., dan Suherman 1995. Analisis Instrumental. Airlangga University Press. Surabaya.
Ahmad, M., dan Suherman. 1991. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Airlangga University
Press. Surabaya.
Bahti. 1998. Teknik Pemisahan Kimia dan Fisika. Universitas Padjajaran. Bandung.
Bassett, J., R.C. Denney, G.H. Jeffery, dan J. Mendham, 1994, Kimia Analisis Kuantitatif
Anorganik, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Day, R.A dan Underwood, A.L., 2002, Analisis Kimia Kuantitatif, Erlangga, Jakarta.
Khopkar, S.M., 2008, Konsep Dasar Kimia Analitik, UI Press, Jakarta.
Putra,Effendy D. L., 2004. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Dalam Bidang Farmasi. Jurusan
Farmasi Fakultas Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara :3
Sudjadi, 1986. Metode Pemisahan. Kanisius. Yogyakarta.
28