Disusun
Oleh :
Kelompok : 1 ( satu )
Halaman
2.1. Pengertian
antara lain :
a) Cepat : waktu analisis umumnya kurang dari 1 jam. Banyak analisis yang dapat
diselesaikan sekitar 15-30 menit. Untuk analisis yang uncomplicated waktu
analisis kurang dari 5 menit bisa dicapai.
b) Resolusi tinggi : berbeda dengan KG, interaksi selektif dapat terjadi pada
KCKT karena pengaruh yang besar dari fase diam dan fase geraknya.
e) Ideal untuk zat termolabil dan volatilitas rendah : zat-zat yang tidak bisa
dianalisis dengan KG karena terurai oleh suhu tinggi atau volatilitasnya
rendah dan dapat dianalisis secara KCKT.
f) Mekanisme pemisahan lebih variatif : banyaknya pilihan fase gerak dan fase
diam yang digunakan serta besarnya interaksi analit terhadap fase diam dan
fase gerak memungkinkan terjadinya pemisahan dengan berbagai mekanisme.
Adapun prinsip kerja dari KCKT adalah suatu tekhnik yang mana
solut atau zat terlarut terpisah perbedaan kecepatan elusi, dikarenakan solut-
solut ini melewati suatu kolom kromatografi. Pemisahan solut-solut ini diatur
oleh distribusi solut dalam fase gerak dan fase diam
Kerja HPLC pada prinsipnya adalah pemisahan analit-analit
berdasarkan kepolarannya, alatnya terdiri dari kolom (sebagai fasa diam) dan
larutan tertentu sebagai fasa geraknya. Yang paling membedakan HPLC
dengan kromatografi lainnya adalah pada HPLC digunakan tekanan tinggi
untuk mendorong fasa gerak. Campuran analit akan terpisah berdasarkan
kepolarannya, dan kecepatannya untuk sampai ke detektor (waktu retensinya)
akan berbeda, hal ini akan teramati pada spektrum yang puncak-puncaknya
terpisah.
Urutan skala polaritas : golongan fluorocarbon < golongan
hidrokarbon < senyawa terhalogenasi < golongan eter < golongan ester <
golongan keton < golongan alkohol < golongan asam.
HPLC dapat menganalisa secara kualitatif dan kuantitatif. Pada proses
kualitatif cara yang paling umum untuk mengidentifikasi adalah dengan
melihat Retention time (RT). Peak yang mempunyai RT yang sama dengan
standard umumnya adalah sebagai peak milik analat. Selain melihat RT hal
lain yang perlu dilihat adalah spektrum 3D dari signal kromatogram. Zat yang
sama akan mempunyai spektrum 3D yang juga sama. Sehingga jika spektrum
3D antara dua zat berbeda, maka kedua zat tersebut juga dipastikan adalah zat
yang berlainan, meskipun memiliki RT yang sama.
Kemudian melalui analisa kuantitatif dapat diketahui kadar komponen
yang dianalisis di dalam sampel. Yang berperan dalam proses separasi pada
system HPLC adalah kolom. Ada kolom yang digunakan untuk beberapa
jenis analisa, misalnya kolom C18 yang dapat digunakan untuk analisa
carotenoid, protein, lovastatin, dan sebagainya. Namun ada juga kolom yang
khusus dibuat untuk tujuan analisa tertentu, seperti kolom Zorbax carbohydrat
(Agilent) yang khusus digunakan untuk analisa karbohidrat (mono-, di-,
polysakarida). Keberhasilan proses separasi sangat dipengaruhi oleh
pemilihan jenis kolom dan juga fasa mobil.
Setelah komponen dalam sample berhasil dipisahkan, tahap
selanjutnya adalah proses identifikasi. Hasil analisa HPLC diperoleh dalam
bentuk signal kromatogram. Dalam kromatogram akan terdapat peak-peak
yang menggambarkan banyaknya jenis komponen dalam sample.
Sample yang mengandung banyak komponen didalamnya akan mempunyai
kromatogram dengan banyak peak. Bahkan tak jarang antar peak saling
bertumpuk (overlap). Hal ini akan menyulitkan dalam identifikasi dan
perhitungan konsentrasi. Oleh karena itu biasanya untuk sample jenis ini
dilakukan tahapan preparasi sample yang lebih rumit agar sample yang siap
diinjeksikan ke HPLC sudah cukup bersih dari impuritis. Sample farmasi
biasanya jauh lebih mudah karena sedikit mengandung komponen selain zat
aktif. Sample ini umumnya hanya melalui proses pelarutan saja.
2.3. Kegunaan Secara Umum
Fase Gerak
Fase gerak dalam HPLC adalah berupa zat cair dan disebut juga eluen
atau pelarut. Selain berfungsi sebagai pembawa komponen-komponen
campuran campuran menuju detector, fase gerak dapat berinteraksi dengan
solut-solut. Oleh karena itu, fase gerak dalam HPLC merupakan salah satu
faktor penentu keberhasilan proses pemisahan.
a) HPLC fase normal: HPLC dengan kombinasi antara fase diam polar dan
fase gerak non-polar. Fase diam yang digunakan seperti silica, alumina, atau
trietilenaglikol yang dilapiskan pada partikel silica. Sedangkan fase gerak
yang digunakan adalah heksana atau i-propileter.
b) HPLC fase terbalik: HPLC dengan kombinasi antara fase diam non-polar dan
fase gerak polar. Fase gerak yang digunakan seperti air, methanol, atau
asetinitril.
Fase gerak yang baik memberikan factor kapasitas k’ pada rentang yang
sesuai. Untuk cuplikan dengan 2-3 komponen, sebaiknya menggunakan
fase gerak yang memberikan k’ antara 2-5.
2. Pompa
Pompa yang cocok digunakan untuk HPLC adalah pompa yang
mempunyai syarat sebagaimana syarat wadah pelarut yakni: pompa harus
inert terhadap fase gerak. Bahan yang umum dipakai untuk pompa adalah
gelas, baja tahan karat, Teflon, dan batu nilam. Pompa yang digunakan
sebaiknya mampu memberikan tekanan sampai 5000 psi dan mampu
mengalirkan fase gerak dengan kecepatan alir 3 mL/menit. Untuk tujuan
preparatif, pompa yang digunakan harus mampu mengalirkan fase gerak
dengan kecepatan 20 mL/menit.
Tujuan penggunaan pompa atau sistem penghantaran fase gerak adalah untuk
menjamin proses penghantaran fase gerak berlangsung secara tepat,
reprodusibel, konstan, dan bebas dari gangguan. Ada 2 jenis pompa
dalam HPLC yaitu: pompa dengan tekanan konstan, dan pompa dengan aliran
fase gerak yang konstan. Tipe pompa dengan aliran fase gerak yang konstan
sejauh ini lebih umum dibandingkan dengan tipe pompa dengan tekanan
konstan.
a) Pompa reciprocating
Pompa ini terdiri dari ruangan kecil tempat pelarut yang dipompa dengan
cara gerakan piston mundur-maju yang dijalankan oleh motor. Piston berupa
gelas dan berkontak langsung dengan pelarut. Ketika piston mundur maka
bola gelas bawah terangkat dan pelarut masuk, sebaliknya ketika piston maju
maka bola bawah menutup saluran pelarut dan pelarut yang telah berada di
ruang pompa didorong masuk ke dalam kolom.
b) Pompa displacement
Pompa ini menyerupai syringe (alat suntik) terdiri dari tabung yang
dilengkapi pendorong yang digerakkan oleh motor. Pompa ini juga
menghasilkan aliran yang cenderung tidak bergantung pada tekanan balik
kolom dan viskositas pelarut.
c) Pompa pneumatic
Dalam pompa ini pelarut didorong oleh gas bertekanan tinggi. Pompa
jenis ini murah dan bebas pulsa. Akan tetapi mempunya keterbatasan
kapasitas dan tekanan yang dihasilkan (<2000 psi) serta kecepatan alir
bergantung pada viskositas pelarut dan takanan balik kolom.
3. Tempat Injeksi
Sampel yang akan dimasukkan ke bagian ujung kolom, harus dengan
disturbansi yang minimum dari material kolom. Sampel yang akan dipisahkan
dimasukkan ke dalam kolom secara otomatis atau manual melalui injeksi.
Volume injeksi sangat tepat karena mempunyai sampel loop dengan variabel
volume (misalnya 20 – 500 μL).
4. Kolom
Ada 2 jenis kolom pada HPLC yaitu kolom konvensional dan kolom
mikrobor. Kolom merupakan bagian HPLC yang mana terdapat fase diam
untuk berlangsungnya proses pemisahan solut/analit.
Ada 2 jenis kolom pada KCKT yaitu kolom konvensional dan kolom
mikrobor. Perbandingan kedua kolom dapat dilihat di bawah ini :
Parameter Kolom konvensional Kolom mikrobor
Tabung Stainless steel Stainless steel
kolom Panjang 3,10,15,20 dan 25 Panjang 25 dan 50 cm
cm Diameter luar 0,25 inci
Diameter luar 0,25 inci Diameter dalam 1 atau 2 mm
Diameter dalam 4,6 cm
Fase diam Porous, silika ukuran kecil, Porous, silika ukuran kecil, silika
silika yang dimodofikasi yang dimodofikasi secara
secara kimiawi (bonded kimiawi (bonded phase), atau
phase), atau polimer- polimer-polimer stiren/divinil
polimer stiren/divinil benzen.Rata-rata diameter
benzen.Rata-rata partikel 3,5 atau 10µm dengan
diameter partikel 3,5 kisaran sempit.
atau 10µm dengan
kisaran sempit.
Tekanan 500-3000 psi 1000-5000 psi
operasio (35-215 bar (70-350 bar)
nal
5. Detektor
Detektor pada HPLC dikelompokkan menjadi 2 golongan yaitu:
detektor universal (yang mampu mendeteksi zat secara umum, tidak bersifat
spesifik, dan tidak bersifat selektif) seperti detektor indeks bias dan detektor
spektrometri massa; dan golongan detektor yang spesifik yang hanya akan
mendeteksi analit secara spesifik dan selektif, seperti detektor UV-Vis,
detektor fluoresensi, dan elektrokimia.
1. Injeksi sampel
Injeksi sample seluruhnya otomatis dan anda tidak akan
mengharapkan bagaimana mengetahui apa yang terjadi pada tingkat dasar.
Karena proses ini meliputi tekanan, tidak sama halnya dengan kromatografi
gas (jika anda telah mempelajarinya).
2. Waktu retensi
Waktu yang dibutuhkan oleh senyawa untuk bergerak melalui kolom
menuju detektor disebut sebagai waktu retensi. Waktu retensi diukur
berdasarkan waktu dimana sampel diinjeksikan sampai sampel menunjukkan
ketinggian puncak yang maksimum dari senyawa itu.
Senyawa-senyawa yang berbeda memiliki waktu retensi yang berbeda.
Untuk beberapa senyawa, waktu retensi akan sangat bervariasi dan
bergantung pada:
Tekanan yang digunakan (karena itu akan berpengaruh pada laju alir dari
pelarut)
Kondisi dari fase diam (tidak hanya terbuat dari material apa, tetapi juga
pada ukuran partikel)
Komposisi yang tepat dari pelarut
Temperatur pada kolom
Itu berarti bahwa kondisi harus dikontrol secara hati-hati, jika anda
menggunakan waktu retensi sebagai sarana untuk mengidentifikasi senyawa-
senyawa.
3. Detektor
Ada beberapa cara untuk mendeteksi substansi yang telah melewati
kolom. Metode umum yang mudah dipakai untuk menjelaskan yaitu
penggunaan serapan ultra-violet.
Banyak senyawa-senyawa organik menyerap sinar UV dari beberapa
panjang gelombang. Jika anda menyinarkan sinar UV pada larutan yang
keluar melalui kolom dan sebuah detektor pada sisi yang berlawanan, anda
akan mendapatkan pembacaan langsung berapa besar sinar yang diserap.
Jumlah cahaya yang diserap akan bergantung pada jumlah senyawa
tertentu yang melewati melalui berkas pada waktu itu. Anda akan heran
mengapa pelarut yang digunakan tidak mengabsorbsi sinar UV. Pelarut
menyerapnya! Tetapi berbeda, senyawa-senyawa akan menyerap dengan
sangat kuat bagian-bagian yang berbeda dari specktrum UV.
Misalnya, metanol, menyerap pada panjang gelombang dibawah 205 nm dan
air pada gelombang dibawah 190 nm. Jika anda menggunakan campuran
metanol-air sebagai pelarut, anda sebaiknya menggunakan panjang
gelombang yang lebih besar dari 205 nm untuk mencegah pembacaan yang
salah dari pelarut.
Fase normal dan fase terbalik apakah alat yang digunakan sama?
Jawaban :
(Ilsa Nabila Reg.2b)
Fase normal dan fase terbalik adalah penggunaan alat yang berbeda. Bedanya
terletak pada kolom yang digunakan.
Apa yang membuat fase terbalik lebih unggul?
Jawaban :
(Meinia Reg.2b)
- Lebih mudah digunakan
- Dapat diaplikasikan untuk molekul dalam range yang luas
- Lebih banyak pilihan kromatografi yang membolehkan
- Mengkontrol dari berbagai tipe solvent-organik, konsentrasi dan pH
- Molekul polar akan bergerak lebih cepat melalui kolom
Sebutkan senyawa apa saja pada fase normal dan fase terbalik?
Jawaban :
(Meilin Fadilah Reg.2b)
- Fase Normal, contonya :
1. Molekul-molekul hidrofobik (fasa diam)
2. Pelarut-pelarut organik (non polar)
- Fase Terbalik, contonya :
1. Molekul-molekul hidrofilik (fasa diam)
2. Molekul-molekul polar
2. Ratika Reg.2b
Sampel apa saja yang dapat digunakan dialat ini? Apakah sampe terseut
harus memiliki kriteria yang sesuai dengan fase geraknya?
Jawaban :
(Yoriza Afriola Reg.2b)
Komposisi eluen meliputi jenis dan perbandingan eluen yang digunakan. Ada 2
macam eluen, yakni pelarut nonpolar untuk fase normal, seperti heksan, dan
pelarut polar untuk fase balik, seperti campuran air dan alkohol, yakni metanol.
3. Oktarisa Reg.2a
Apakah sama prinsip kerja HPLC yang menggunakan gas sebagai fase
gerak dengan prinsip HPLC yang mengguanakan zat cair sebagai fase
gerak? Jika sama, sebutkan contoh prinsip HPLC yang menggunakan gas
sebagai fase gerak?
Jawaban :
(Titis Nadhira Reg.2b)
Sumber yang kami dapat mengatakan bahwa KCKT teknik fase geraknya
berbentuk cairan. Jika fase geraknya gas maka teknik yang digunakan adalah
kromatografi gas.
5. Shafa Reg.2b
Ada 2 jenis kolom pada HPLC, yaitu kolom konvensional dan kolom
mikrobor. Apa perbedaan HPLC yang menggunakan kolom konvensional
dengan yang menggunakan kolom mikrobor?
Jawaban :
(Yuli Agustia Reg.2b)
- Kinerja dibuat tabel adalah efesiensi meningkat dengan bekurangna ukuran
partikel fase diam, akan tetapi umur kolom dengn partikel 3 um lebih pendek.
Kolom konvensional sangat efisiensi dan sensitif, akan tetapi lambat, konsumsi
fase gerak hana ¼ dari kolom konvensional.
- Kolom mikrobor mempunyai 3 keuntungan yang utama dibanding dengan
kolom konvensional, yakni :
1. Konsumsi fase gerak kolom mikrobor hana 80% atau lebih kecil dibanding
dengan kolom konvensional karena pada kolom mikrobor kecepatan alir fafse
gerak lebih lambat (10-100ul/menit)
2. Adanya aliran fase gerak yang lebih lambat membuat kolom mikrobor lebih
ideal jika digabung dengan spektrometer massa.
3. sensivitas kolom mikrobor ditingkatkan karena solut lebih pekat, karenanya
jenis kolom ini sangat bermanfaat jika jumlah sampel terbatas misal sampel
klinis. Meskipun demikian, dalam praktekna, kolom mikrobor ini tidak setahan
kolom konvensional dan kurang bermanfaat untuk analisis rutin.
6. Sri Ismawati Reg.2b
Pada prinsip kerja HPLC, interaksi apa yang terjadi? Suatu senyawa yang
lebih kuat akan bertahan dan sebaliknya? Jelaskan
Jawaban :
(Melisyah Meliana Reg.2a)
Di dalam kolom terjadi pemisahan senyawa-senyawa dalam kolom akan keluar
atas dasar kepolaran yang berbeda, sehingga akan mempengaruhi kekuatan
interaksi antara senyawa terhadap fase diam. Senyawa-senyawa yang kurang kuat
interaksinya dengan fase diam akan keluar terlebih dahulu, dan sebaliknya
senyawa yang berinteraksi kuat dengan fase diam akan keluar lebih lama.
Adakah aplikasi jenis selain windows NT workstation version 4.00 yang
digunakan untuk membaca data hasil pengukuran HPLC?
Jawaban :
(Kurniati Munzilah Reg.2b)
Setiap perangkat keras computer ataupun system operasi computer untuk setiap
teknisi berbeda beda. Dalam pengukuran HPLC telah dirancang menggunakan
Windows NT workstation version 4.00 yang mana lebih mempermudah untuk
teknisi ilmiah. Sementara sebagai contoh untuk teknisi Arsitektur menggunakan
system operasi computer yang berbeda dengan system operasi computer untuk
ilmiah. Seperti tombol F8 dalam hplc tombol tersebut digunakan untuk
memberhentikan kerja dari hplc, sementara untuk teknisi lain bias saja untuk
membesarkan volume suara perangkat.
3 jenis injeksi mana yang paling sering digunakan dan kenapa?
7. Sabila Gustiharda Reg.2a
Adakah pompa dan injeksi yang memang mempunyai satu kinerja (atau
memang sepasang) atau satu fungsi yang sama?
Jawaban :
(Oka Selviana Reg.2a)
Tidak, karena ada 2 jenis pompa HPLC yaitu pompa dengan tekanan konstan dan
pompa dengan aliran fase gerak yang konstan. Dalam HPLC pompa yang
digunakan harus pompa bertekanan tinggi agar dapat mendorong fase gerak
dalam reservoi menuju kolom fase diam dan melewati detektor.
9. Elsa Septina Reg.2b
Jelaskan bagian-bagian alat dan fungsinya serta proses apa yang terjadi
pada alat tersebut?
Jelaskan dengan bahasa kalian konsep dan prisnsip kerja dari HPLC?
HPLC adalah pemisah analit molekul berdasarkan kepolaran, komponen
apakah yang dianalisis oleh HPLC?
Jawaban :
(Siska Oktari Reg.2a)
Prinsip dasar dari HPLC, dan semua metode kromatografi adalah memisahkan
setiap komponen dalam sample untuk selanjutnya diidentifikasi (kualitatif) dan
dihitung berapa konsentrasi dari masing-masing komponen tersebut (kuantitatif).
Analisa kualitatif bertujuan untuk mengetahui informasi tentang identitas kimia
dari analit dalam suatu sanple. Sedangkan analisa kuantitatif untuk mengetahui
jumlah dan konsentrasi analit tesebut dalam sample.x.
Jenis zat apa yang dalam analisisnya harus menggunakan HPLC?
Jawaban :
(Yoriza Afriola Reg.2b)
Komposisi eluen meliputi jenis dan perbandingan eluen yang digunakan. Ada 2
macam eluen, yakni pelarut nonpolar untuk fase normal, seperti heksan, dan
pelarut polar untuk fase balik, seperti campuran air dan alkohol, yakni metanol.
Jenis analisa apa yang paling ditekankan pada HPLC kualitati/kuantitatif?
Alasannya?
Jawaban :
(Meilin Fadhilah Reg.2b)
Metode ini tidak menitik beratkan pada salah satu pihak antara hasil analisa
kualitatif dan analisa kuantitatf. Karena secara kualitatif HPLC dapat melihatkan
penimpanan waktu (RT) dan specturn 3D dari signal kromatogram dan secara
kuantitatif dapat mengetahui kadar komponen yang dianalisi dalam sampel.
Wadah fase gerak berupa kaca, bisakah wadah tersebut terbuat dari kaca
adakah dampak yang ditimbulkan jika wadah bukan dari kaca?
Jawaban :
(Widyan Reg.2b)
Kaca dipakai di berbagai percobaan laboratorium / eksperimen / alat alat
laboratorium karena kaca sendiri bersifat inert , atau sukar bereaksi, namun ada
beberapa bahan lain yang dipakai, namun tidak se efisien kaca , yang spesifiknya
adalah kaca borosiklat (borosiclate glass).
Pada saat digeser terjadi penekanan udara, apa dampak yang akan terjadi
jika dalam analisa HPLC jika udaranya tidak hilang sempurna?
Fase gerak seperti apakah senyawa zat cair/gas yang dapat digunakan
sebagai fase gerak dalam HPLC?
Jawaban :
(Puput Oktarina Reg.2b)
1. Murni, tidak terdapat kontaminan
2. Tidak bereaksi dengan wadah (packing)
3. Sesuai dengan defektor
4. Melarutkan sampel
5. Memiliki viskositas rendah
6. Bila diperlukan, memudahkan “sample recovery”
7. Diperdagangan dapat diperoleh dengan harga murah (reasonable
price)
Contoh pembuatan fasa gerak
Coba jelaskan kembali cara kerja video tersebut dengan bahasa kalian
sendiri yang mudah dipahami?
Jawaban :
(Widyan Reg.2b)
Video tersebut sudah cukup jelas, dan sudah dijelaskan selama presentasi
Mengapa HPLC termasuk kromatografi kolom?
Jawaban :
(Widyan Reg.2b)
HPLC termasuk kromatografi kolom karena fungsi HPLC itu berprinsip atas
kromatografi kolom, kromatografi kolom itu sendiri adalah metode yang
digunakan untuk memurnikan bahan kimia tunggal dari campurannya, atau fase
diam dan fase gerak.
Kesimpulan
Komponen utama dari HPLC yaitu, pompa, injector, elusi gradient,
kolom, detector, pengolahan data.
Day, R.A dan Underwood, A.L., 2002, Analisis Kimia Kuantitatif, Erlangga,
Jakarta.
Ahmad, M., dan Suherman. 1991. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Airlangga
University Press. Surabaya.