Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH FARMAKOLOGI ANTELMINTIK

MAKALAH FARMAKOLOGI
ANTELMINTIK

Oleh :
Isnaini
Kevin
Mahtriani Wijayanti (191040400243)
M.apriansyah

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI


STIKES KHARISMA PERSADA
TANGERANG SELATAN
2020

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
1.    Latar Belakang
2.    Rumusan Masalah
3.    Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
1.    Pengertian Antelmintik
2.    Penggolongan Obat Antelmintik
a.     Jenis-jenis Obat Antelmintik
b.     Pirantel Pamoat sebagai Antelmintik
3.    Penggolongan jenis-jenis Cacing dan Penyakitnya
BAB III KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan pada Allah SWT serta sholawat dan salam kami
sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan kita Nabi Muhammad SAW. Diantara sekian
banyak nikmat Allah SWT yang membawa kita dari kegelapan ke dimensi terang yang
memberi hikmah dan yang paling bermanfaat bagi seluruh umat manusia, sehingga oleh
karenanya kami dapat menyelesaikan tugas Farmakologi ini degan baik dan tepat waktu.
Adapaun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi
salah satu tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Farmakologi.
Dalam penyusunan makalah ini kami menjumpai banyak hambatan, namun berkat
dukungan materil dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan cukup baik, oleh karena itu melalui kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih
kepada semua pihak terkait yang telah membantu terselesaikannya tugas makalah ini.
Segala sesuatu yang salah datangnya dari manusia dan seluruh hal yang benar
datangnya hanya dari agama berkat adanya nikmat iman dari Allah SWT, meski begitu tentu
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala saran dan kritik yang
membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi perbaikan pada tugas makalah
kami selanjutnya. Harapan kami semoga tugas makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi
kami dan bagi pembaca yang lain pada umumnya.

Tangerang Selatan, 12 Mei 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang
Cacingan merupakan salah satu penyakit yang banyak dijumpai di masyarakat dan
saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting. Cacingan dapat
mengakibatkan menurunnya kondisi kesehatan, gizi, kecerdasan dan produktifitas
penderitanya sehingga secara ekonomi banyak menyebabkan kerugian, karena menyebabkan
kehilangan karbohidrat dan protein serta kehilangan darah, sehingga menurunkan kualitas
sumber daya manusia. Prevalensi cacingan di Indonesia pada umumnya masih sangat tinggi,
terutama pada golongan penduduk yang kurang mampu, mempunyai risiko tinggi terjangkit
penyakit ini. Salah satu cacing yang berperan utama dalam infeksi adalah Ascaris
lumbricoides. Infeksi yang disebabkan oleh cacing ini disebut ascariasis (askariasis) atau
infeksi cacing gelang. Cacing ini merupakan parasit baik di daerah dengan iklim dingin
maupun di daerah tropik dan paling banyak ditemukan ditempat-tempat dengan sanitasi
buruk. Mengingat bahwa cacingan merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan
maka perhatian terhadap sanitasi lingkungan perlu ditingkatkan.
Di negara berkembang seperti Indonesia, penyakit cacing merupakan penyakit rakyat
umum. Infeksinya pun dapat terjadi secara simultan oleh beberapa cacing sekaligus. Infeksi
cacing umumnya terjadi melalui mulut, kadang langsung melalui luka di kulit (cacing
tambang, dan benang) atau lewat telur (kista) atau larva cacing, yang ada dimana-dimana di
atas tanah.

2.      Rumusan Masalah
a.       Apa yang dimaksud dengan Antelmintik?
b.      Apa saja penggolongan obat Antelmintik?
c.       Apa saja jenis-jenis Cacing?
d.      Bagaimana metode penemuan obat alami untuk antelmintik?

3.      Tujuan
a.       Untuk mengetahui segala sesuatu tentang Antelmintik
b.      Untuk mengetahui penggolongan obat Antelmintik
c.       Untuk mengetahui jenis-jenis cacing
d.      Untuk mengetahui penemuan obat alami yang digunakan sebagai Antelmintik
BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Antelmintik
            Antelmintika atau obat cacing (Yunani anti = lawan, helmintes = cacing) adalah obat
yang dapat memusnahkan cacing dalam tubuh manusia dan hewan. Dalam istilah ini
termasuk semua zat yang bekerja lokal menghalau cacing dari saluran cerna maupun obat-
obat sistemik yang membasmi cacing serta larvanya, yang menghinggapi organ dan jaringan
tubuh (Tjay, 2007)
            Antelmintik atau obat cacing adalah obat yang digunakan untuk memberantas atau
mengurangi cacing dalam lumen usus atau jaringan tubuh.
            Sebagian besar obat cacing efektif terhadap satu macam kelompok cacing, sehingga
diperlukan diagnosis yang tepat sebelum menggunakan obat tertentu. Diagnosis dilakukan
dengan menemukan cacing, telur cacing dan larva dalam tinja, urin, sputum, darah atau
jaringan lain penderita.

2.      Penggolongan Obat Antelmintik


a.       Jenis-jenis Obat Antelmintik        
NO GENERIK dan LATIN DAGANG PABRIK
1 Piperazin (Piperazinum) Piperacyl Bode
Upixon Bayer
2 Mebendazol (Mebendazolum) Vermox Janssen
3 Pirantel Pamoat Combantrin Pfizer

(Pyranteli Pamoas)
4 Levamizol HCl Ascaridil Janssen
5 Oxantel Pamoate+Pyrantel Quantrel Pfizer
Pamoate
6 Dietil karbamazin Filarzan Mecosin
7 Albendazol Helben Mecosin
            Kebanyakan obat antelmintik efektif terhadap satu macam cacing, sehingga
diperlukan diagnosis tepat sebelum menggunakan obat tertentu.    Beberapa senyawa
antelmintik  yang lama, sudah tergeser oleh obat baru seperti Mebendazole, Piperazin,
Levamisol, Albendazole, Tiabendazole, dan sebagainya. Karena obat tersebut kurang
dimanfaatkan. (Gunawan, 2009)
            Sebagian besar obat cacing diberikan secara oral yaitu pada saat makan atau sesudah
makan dan beberapa obat cacing perlu diberikan bersama pencahar.
·         Obat-obat penyakit cacing atau Antelmintik diantaranya:
Mebendazol, Tiabendazol, Albendazol Piperazin, Dietilkarbamazin Pirantel, Oksantel,
Levamisol, Praziquantel, Niklosamida, Ivermectin
            Banyak obat cacing memiliki khasiat yang efektif terhadap satu atau dua jenis cacing
saja. Hanya beberapa obat saja yang memiliki khasiat terhadap lebih banyak jenis cacing
(broad spectrum) seperti mebendazol. Mekanisme kerja obat cacing yaitu dengan
menghambat proses penerusan impuls neuromuskuler sehingga cacing dilumpuhkan.
Mekanisme lainnya dengan menghambat masuknya glukosa dan mempercepat penggunaan .

b.      Pirantel Pamoat sebagai Antelmintik


            Pirantel Pamoate merupakan anthelmentik berspektrum luas yang sangat efektif untuk
penanganan infeksi-infeksi pinworm dan ascaris. Obat ini cukup efektif terhadap kedua
spesies cacing tambang, namun tidak seberapa untuk N. americanus. Obat ini tidak efektif
dalam trichuriasis atau strongyloidiasis. Oxantel pamoate, suatu analog dari pirantel, telah
berhasil digunakan dalam pengobatan trichuriasis, kedua obat tersebut telah dikombinasikan
atas dasar aktivitas antelmentik mereka yang berspektrum luas. (Katzung, 2004)
Mekanisme kerja Pirantel Pamoat yaitu Pirantel Pamoat Berikatan dengan reseptor
asetilkolin tipe nikotinik sehingga terjadi penghambatan depolarisasi otot polos cacing
menjadikan cacing akan paralisis dalam keadaan kaku. Selain itu pirantel juga menghambat
kolinesterase.
·         struktur kimia Pirantel Pamoat
·         Indikasi:
Pengobatan cacing: Enterobius vermicularis, Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, dan
Ancilostoma duodenale.

·         Kontra Indikasi:
Hipersensitif terhadap Pirantel Pamoat.
·         Dosis dan Cara Pemakaian:
Dosis: untuk anak dan dewasa: Ascaris lumbricoides, Enterobius vermicularis, atau
Trichostrongyliasis: 11 mg/kg BB dosis tunggal maksimum 1 gr, dan pemberian untuk
seluruh keluarga yang berkontak dengan pasien. Enterobius vermicularis pengobatan diulangi
setelah 2 minggu.
·         Cara pemberian:
oral bersama jus dan susu.
·         Lama penggunaan:
sesuai petunjuk pada dosis.
·         Efek Samping:
Susunan syaraf pusat: Demam, sakit kepala, pusing Kulit: Rash Saluran cerna: Kram
abdomen, diare, mual dan muntah, anoreksia dan tenesmus. Hepatik: Gangguan enzim hepar
Neuromuskuler: Letih dan lesu
·         Peringatan dan atau Perhatian:
Hati-hati penggunaan pada pasien dengan gangguan hati, anemia, malnutrisi, ibu hamil.
Faktor risiko C pada kehamilan. Tidak boleh diberikan pada usia <2 tahun.
·         Interaksi Dengan Obat Lain:
Menurunkan efek Piperazin
·         Bentuk dan Kekuatan Sediaan:
1)      Suspensi Dalam Bentuk Garam Pamoat Dalam Botol 30 ml, 60 ml dan 240 ml.
2)      Tablet sebagai Garam Pamoat 180 mg/Tablet.
3)      Penyimpanan dan Stabilitas
Stabilitas: dipengaruhi oleh sinar matahari langsung Penyimpanan: lindungi dari cahaya
matahari langsung

3.      Penggolongan jenis-jenis Cacing dan Penyakitnya


            Cacing yang merupakan parasit manusia dapat dibagi dalam 2 kelompok, yakni
cacing pipih dan cacing bundar.
a.       Platyhelminthes. Ciri-cirinya bentuk pipih, tidak memiliki rongga tubuh dan berkelamin
ganda (hemafrodit). Cacing yang termasuk golongan ini adalah cacing pita (Cestoda) dan
cacing pipih (Trematoda).
b.      Nematoda (roundworms). Ciri-cirinya bertubuh bulat, tidak bersegmen, memiliki rongga
tubuh dengan saluran cerna dan kelamin terpisah. Infeksi cacing ini disebut ancylostomiasis
(cacing tambang), trongyloidiasis, oxyuriasis (cacing kremi), ascariasis (cacing gelang) dan
trichuriasis (cacing cambuk).

      Cacing golongan nematoda tersebut menyebabkan infeksi cacing usus (soil-transmitted


helminthasis). Hidupnya berkaitan dengan perilaku bersih dan kondisi sanitasi lingkungan.
Bila terdapat anemia, penderita harus diobati dengan sediaan yang mengandung besi. Selain
itu, wanita hamil tidak boleh minum obat cacing karena memiliki sifat teratogen (merusak
janin) yang potensial.

Cacing Kremi

Cacing kremi merupakan jenis cacing gelang. Bentuknya sangat kecil, tidak berbahaya tetapi
sering menginfeksi orang dewasa terlebih anak-anak. Cacing ini biasanya tinggal di usus
besar dan rektum. Penularan cacing ini yakni ketika manusia menyentuh telur- telur tersebut
kemudian tertelan. Karena memiliki ukuran yang sangat kecil, telur cacing mudah terbang
dan terhirup oleh manusia.

Cacing Pita

Umumnya cacing ini dapat menular dari konsumsi daging yang kurang matang. Namun
ternyata cacing ini juga dapat menular melalui air minum yang telah terkontaminasi telur atau
larva cacing pita. Jenis cacing ini dapat tumbuh hingga ukuran 15cm dan hidup selama 30
tahun. Jika terinfeksi cacing pita, Sobat Sehat mungkin akan menemukan benjolan di tubuh,
reaksi alergi, demam, infeksi bakteri, dan kejang.

Cacing Gelang

Jenis cacing ini yang paling sering menjadi penyebab cacingan pada orang dewasa.
Penularannya melalui makanan yang sudah terkontaminasi telur cacing. Cacing-cacing ini
dapat berkembang biak dalam jumlah banyak di dalam tubuh.

Cacing Pipih

Hidup di darah, usus dan jaringan tubuh manusia, cacing pipih sebenarnya lebih banyak
menginfeksi hewan daripada manusia. Namun, jika Sobat Sehat sering mengkonsumsi
sayuran mentah, Sobat Sehat memiliki risiko terinfeksi cacing ini. Telur cacing juga dapat
mengkontaminasi air minum dan masuk ke dalam tubuh manusia. Gejala terinfeksi cacing
pipih, berupa demam dan kelelahan.

Cacing Tambang

Untuk cacing tambang, telur cacing ini dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui pori-
pori kulit. Nah, jika Sobat Sehat tidak menggunakan alas kaki dan berjalan diatas tanah yang
menjadi habitat larva cacing tambang, memperbesar kesempatan cacing ini menembus kulit
dan masuk ke dalam tubuh. Gejala terinfeksi cacing tambang, berupa gatal-gatal, anemia, dan
kelelahan.

Cacing Trikinosis

Daging mentah menjadi media yang sering dihinggapi larva cacing. Setelah masuk ke dalam
tubuh, larva akan diam di usus manusia dan tumbuh menjadi dewasa. Kemudian larva akan
berkembang biak dan berpindah dari usus ke otot atau jaringan tubuh lainnya. Jika terinfeksi
cacing trikinosis, gejalanya berupa demam, sakit kepala, pembengkakan pada wajah, nyeri
otot, peka terhadap cahaya, dan konjungtivitis.
BAB III
KESIMPULAN

            Antelmintika atau obat cacing (Yunani anti = lawan, helmintes = cacing) adalah obat
yang dapat memusnahkan cacing dalam tubuh manusia dan hewan. Dalam istilah ini
termasuk semua zat yang bekerja lokal menghalau cacing dari saluran cerna maupun obat-
obat sistemik yang membasmi cacing serta larvanya, yang menghinggapi organ dan jaringan
tubuh (Tjay, 2007)
            Obat-obat penyakit cacing atau Antelmintik diantaranya: Mebendazol, Tiabendazol,
Albendazol Piperazin, Dietilkarbamazin Pirantel, Oksantel, Levamisol, Praziquantel,
Niklosamida, Ivermectin .
            Mekanisme kerja Pirantel Pamoat yaitu Pirantel Pamoat Berikatan dengan reseptor
asetilkolin tipe nikotinik sehingga terjadi penghambatan depolarisasi otot polos cacing
menjadikan cacing akan paralisis dalam keadaan kaku. Selain itu pirantel juga menghambat
kolinesterase .
            Cacing yang merupakan parasit manusia dapat dibagi dalam 2 kelompok, yakni
cacing pipih dan cacing bundar .
            
DAFTAR PUSTAKA

Ø  journal.umy.ac.id/index.php/mm/article/viewFile/1683/1729
Ø  http://www.mipa-farmasi.com/2016/05/anthelmintik-obat-cacing.html
Ø  http://cacingan.org/jenis-jenis-cacing-dalam-tubuh-manusia/
Ø  http://farmakologi.files.wordpress.com/2010/02/antelmintik.pdf

Anda mungkin juga menyukai