DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 6
S1 FARMASI SEMESTER VA
1. Siska Herawati (51704041)
2. Tata Enida Fitri (51704042)
3. Tia Irinda (51704043)
4. Uci Arista (51704044)
5. Vergin Dewi (51704045)
6. Wanda Lestari (51704046)
7. Yeni Oktavia (51704047)
8. Yeyen Efperini (51704048)
9. Yusmelinda (51704049)
Penulis
ANTIPARASIT Page ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II ISI...............................................................................................................3
3.1 Kesimpulan..............................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12
PENDAHULUAN
ANTIPARASIT Page 1
4. Bagaimana mendiagnosis parasit?
5. Bagaimana cara menghindari parasit?
1.3 Tujuan
ANTIPARASIT Page 2
BAB II
ISI
ANTIPARASIT Page 3
Beberapa obat-obat penyakit cacing menurut (Farmakologi dan
Terapi, 2016) yaitu:
1. Mebendazol
Mebendazol merupakan antelmintik yang luas spektrumnya.
Efeknya yaitu sangat efektif untuk mengobati infestasi cacing
gelang, cacing kremi, cacing tambang, dan T.trichiura.
Farmakokinetik dari obat tersebut yaitu mebendazol hampir tidak
larut dalam air dan rasanya enak. Obat ini memiliki bioavailabilitas
sistemik yang rendah, disebabkan absorpsinya yang buruk
mengalami metabolisme lintas pertama yang cepat. Absorpsi
mebendazol akan meningkat bila diberikan bersama dengan
makanan yang berlemak.
Efek Samping yaitu mebendazol tidak menyebabkan efek toksik
yang sistemik mungkin karena absorbsinya yang buruk sehingga
aman diberikan pada pasien dengan anemia maupun malnutrisi.
Efek samping yang kadang timbul yaitu mual, muntah, diare dan
sakit perut ringan yang bersifat sementara.
Kontraindikasi mebendazol tidak dianjurkan pada wanita hamil
trimester pertama.
Indikasi dari mebendazol merupakan obat terpilih untuk
enterobiasis, trichuriasis, dan askariasis.
Sediaan mebendazol, tersedia dalam bentuk tablet 100 mg dan
siriup 50 mg/ml. Dosis pada anak dan dewasa sama yaitu 2 x 100
mg sehari selama 3 hari berturut-turut untuk askariasis, trikuris, dan
infestasi cacing tambang.
2. Pirantel Pamoat
Efek pirantel pamoat terutama digunakan untuk memberantas
cacing gelang, cacing kremi, dan cacing tambang. Pirantel pamoat
dan analognya menimbulkan depolarisasi pada otot cacing dan
meningkatkan frekuensi impuls, sehingga cacing mati dalam
keadaan spastis.
ANTIPARASIT Page 4
Farmakokinetik pirantel pamoat yaitu absorpsinya sedikit melalui
usus dan sifat ini memperkuat efeknya yang selektif pada cacing.
Ekskresi pirantel pamoat diekskresi bersama urin dalam bentuk
utuh dan metabolitnya.
Efek Samping dan Kontraindikasi, pirantel pamoat memiliki
efek samping yang ringan dan bersifat sementara, misalnya keluhan
saluran pencernaan, demam, sakit kepala. Serta pirantel pamoat
tidak dianjurkan untuk wanita hamil dan anak usia di bawah 2
tahun, karena studi ini belum ada.
Indikasi. Pirantel pamoat merupakan obat terpilih untuk askariasis,
antkilostomiasis dan enterobiasis.
Sediaan, pirantel pamoat tersedia dalam bentuk sirup berisi 50
mg/ml serta tablet 125 mg dan 250 mg. Dosis tunggal yang
dianjurkan 10 mg/KgBB (maksimum 1 gram).
3. Piperazin
Pengalaman klinik menunjukkan bahwa piperazin efektif sekali
terhadap A. Lumbricoides.
Efek antelmintik piperazin, cacing biasanya keluar 1-3 hari
setelah pengobatan dan tidak diperlukan pencahar untuk itu.
Farmakokinetik piperazin yaitu penyerapan melalui saluran cerna
dengan baik. Kadar puncak plasma di capai dalam 2-4 jam. Di
ekskresi lewat urin sebanyak 20% dalam bentuk utuh. Obat yang
diekskresi lewat urin ini berlangsung selama 24 jam.
Efek Samping dan Kontraindikasi, piperazin memiliki efek
samping mual, muntah, diare, nyeri perut, dan sakit kepala.
Piperazin tidak boleh diberikan pada pasien epilepsi, gangguan hati
dan ginjal.
Sediaan pipreazin dalam bentuk sirup 1g/5 ml. Dosis dewasa pada
askariasis adalah 3,5 g sekali sehari diberikan 2 hari berturut-turut.
4. Albendazol
ANTIPARASIT Page 5
Albendazol merupakan obat cacing derivat benzimidazol
berspektrum lebar yang dapat diberikan secara oral. Dosis tunggal
cocok untuk infeksi cacing kremi, cacing gelang, cacing trikuris
dan cacing tambang.
Farmakokinetik albendazol yaitu pemberian secara oral, obat ini
diserap secara tidak teratur oleh usus. Obat ini cepat di
metabolisme, terutama menjadi albendazol sulfoksida suatu
metabolit aktif yang sebagian bear di ekskresi dalam urin dan
sedikit lewat feses. Makanan berlemak akan meningkatkan absorpsi
empat kali lebih besar dari perut kosong.
Kontraindikasi yaitu anak umur < 2 tahun, wanita hail dan sirosis
hati.
Efek samping berupa nyeri ulu hati, diare, sakit kepala, mual,
pusing.
Sediaannya dosis dewasa dan anak umur > 2 tahun adalah 400 mg
dosis tunggal bersama makan.
b. Antiamoeba
Adalah penyakit infeksi usus besar yang disebabkan oleh parasit
komesal usus atau bisa dikarenakan terdapatnya amoeba. Berdasarkan
tempat kerjanya, antiamoeba dibedakan menjadi 3 golongan
berdasarkan tempat kerjanya yaitu Amubisid jaringan bekerja
terutama pada dinding usus, hati dan jaringan ekstraintestinal lainnya;
yang termasuk golongan ini adalah dehidroemetin, emetin dan
klorokuin. Amubisid luminal bekerja dalam rongga usus yang
termasuk golongan ini yaitu kiniofon, karbason, klefamid dan
beberapa antibiotik misalnya tetrasiklin, eritromisin, dan
paromomisin. Dan Amubisid yang bekerja pada lumen usus dan
jaringan contohnya metronidazol dan tinidazol. . (Farmakologi dan
Terapi, 2016).
Beberapa obat-obat amubisid menurut (Farmakologi dan Terapi,
2016) yaitu:
ANTIPARASIT Page 6
1. Emetin
Pada awal abad ke-19 emetin telah digunakan untuk pengobatan
amebiasis yang berat, namun sekarang kedudukannya telah diganti
oleh metronidazol.
2. Metronidazol
Metronidazol berbentuk kristal kuning muda dan sedikit larut
dalam air atau alkohol. Metronidazol berefek pada trikomoniasid
dan efektif terhadap Giardia lambia.
Farmakokinetiknya yaitu metronidazol diabsorpsi berlangsung
dengan baik sesudah pemberian oral. Waktu paruhnya berksiar 8-
10 jam.
Efek samping dan Kontraindikasi metronidazol yaitu memiliki
efek samping yang sering dikeluhkan ialah sakit kepala, mual,
mulut kering dan muntah. Dosis metronidazol perlu dikurangi pada
pasien penyakit obstruksi hati yang berat, sirosis hati, dan
gangguan fungsi ginjal yang berat.
Sediaan metronidazol tersedia dalam bentuk tablet 250 dan 500
mg. Suspensi 125mg/5ml.
3. Antibiotik
Paromomisin mempunyai efektivitas terbaik untuk amubiasis
intestina. Tetrasiklin dan eritromisin mempunyai efek samping
yang lebih mengganggu serta efektivitas yang lemah.
c. Antimalaria
Malaria merupakan penyakit parasit yang tingkat mortalitas dan
morbiditas yang tinggi setiap tahunnya. Malaria pada manusia
disebabkan oleh 4 spesies protozoa yaitu Plasmodium, yaitu
P.Falciparum, P.Vivax, P.Malariae, dan P.Ovale.
Berdasarkan efek obat terhadap viabilitas parasit, antimalaria dapat
digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu:
1. Kelompok 1 (Artermisinin, Klorkuin, Meflokuin, Kuinin,
Primetamin) merupakan kelompok obat yang bekerja pada fase
ANTIPARASIT Page 7
eritrositik aseksial yang menyebabkan penyakit malaria.
Kelompok ini bekerja untuk terapi atau pencegahan malaria
simtomatik.
2. Kelompok 2 (Atovakuon dan Proguanil) dengan target bentuk
aseksual serta tahap primer di hati.
3. Kelompok 3 hanya primakuinyaitu obat yang efektif terhadap
tahap primer dan tahap laten di hati.
d. Antijamur
Obat antijamur adalah senyawa yang digunakan untuk pengobatan
penyakit infeksi yang disebabkan oleh jamur. Berdasarkan struktur
kimianya obat anti jamur dibagi menjadi 7 kelompok yaitu :
1. Turunan asam : pada umumnya digunakan sebagai anti jamur
setempat pada kulit. Mekanisme kerja anti jamur turunan ini
disebabkan oleh efek keratolitiknya. Contonya adalah asam
salisilat, salisilamilid, asam benzoat, asam propionat, natrium
kaprilat, dan asam undesilenat.
2. Turunan Tionokarbamat : yang mempunyai aktivitas secara
setempat untuk pengobatam dermatomikosis. Contohnya Toksilat
(tolmicen) dan tolnaftat.
3. Turunan pirimidin terutama digunakan untuk pengobatan
kromomikosis, kandidiasis dan kriptokokosis. Contohnya adalah
5-flourositosin (flusitosin) dan heksetidin
4. Turunan antibiotika, Contoh : griseovulvin (pada pemberian
secara oral, dan hanya bekerja pada jamur yang tumbuh aktif dan
antibiotika turunan polien, seperti nistatin (digunakan untuk
pengobatan infeksi Candida sp.pada kulit, membran mukosa,
saluran cerna vagina), amfoterisin B (efektif terhadap hampir
semua mikosis sistemik, termasuk kutan dan mikokutan
candidiasis. Amfoterisin juga efektif terhadap mukokutan
leismaniasis, tetapi kurang efektif terhadap bakteri, protozoa atau
ANTIPARASIT Page 8
virus) dan kandisidin (dianjurkan untuk pengobatan infeksi
monilia pada saluran vagina).
ANTIPARASIT Page 9
Dehidrasi
Jika Anda memiliki gejala infeksi yang telah disebutkan di atas, segera
konsultasi ke dokter. Dengan mendapatkan penanganan sedini mungkin,
Anda dapat membantu menghentikan penyebaran infeksi ke orang lain.
Cuci tangan dan kaki Anda secara teratur, terutama setelah memegang
makanan mentah, sehabis buang air besar, sehabis berladang, berkebun,
atau mengolah tanah, dan setelah memegang kotoran manusia atau
hewan
Cuci bahan makanan dan masak sampai matang.
Pastikan minum air mineral yang bersih, sebaiknya minum dari air
kemasan saat Anda bepergian.
Hindari menelan air dari danau, sungai, atau kolam.
ANTIPARASIT Page 10
Hindari memegang kotoran hewan secara langsung, terutama kotoran
kucing
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
ANTIPARASIT Page 11
DAFTAR PUSTAKA
Badan POM RI. 2013. Iso Indonesia Volume 48. Jakarta : PT ISFI Penerbitan
Jakarta.
Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI. 2008. Farmakologi dan Terapi
edisi 6. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Pelczear, Michael. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi 2. Jakarta : UI Press
Tjay, Tan, dkk. 2019. Obat-Obat Penting. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo
ANTIPARASIT Page 12