Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH IMUNOLOGI

SISTEM IMUN
Dosen Pembimbing : Dr. dr. Ibrahim Edy Sapada,. M.kes

Disusun Oleh:
Nama : Yusmelinda
Nim : 51704049
Semester : VI A

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SITI KHADIJAH


PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Imunologi
dengan judul “Dasar-dasar Imunologi”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk laporan ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Demikian, semoga laporan ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Palembang, Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4
2.1 Pengetian Imunologi.................................................................................4
2.2 Fungsi Sistem Imun...................................................................................4
2.3 Jenis-jenis Imun.........................................................................................5
2.4 Pengertian Antigen Dan Antibody............................................................6
2.5 Sistem Imun...............................................................................................9
2.6 Penyakit Imunitas....................................................................................13
BAB III PENUTUP..............................................................................................16
3.1 Kesimpulan..............................................................................................16
3.2 Saran........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kondisi sistem kekebalan tubuh menentukan kualitas hidup. Dalam
tubuh yang sehat terdapat sistem kekebalan tubuh yang kuat sehingga daya
tahan tubuh terhadap penyakit juga prima. Pada bayi yang baru lahir,
pembentukan sistem kekebalan tubuhnya belum sempurna dan
memerlukan ASI yang membawa sistem kekebalan tubuh sang ibu untuk
membantu daya tahan tubuh bayi. Semakin dewasa, sistem kekebalan
tubuh terbentuk sempurna. Namun, pada orang lanjut usia, sistem
kekebalan tubuhnya secara alami menurun. Itulah sebabnya timbul
penyakit degeneratif atau penyakit penuaan.

Dalam keadaan normal, sistem imun dapat membedakan self


antigen (antigen tubuh sendiri) dari antigen asing, karena tubuh
mempunyai toleransi terhadap self antigen (self-tolerance), tetapi
pengalaman klinis menunjukkan bahwa adakalanya timbul reaksi
autoimunitas. Idealnya, sistem imun dapat memelihara keseimbangan
antara respon yang efektif terhadap antigen lingkungan dan sistem
pengendalian terhadap sejumlah molekul yang mempunyai kemampuan
merusak diri sendiri.

Autoimunitas adalah respon imun terhadap antigen jaringan sendiri


yang disebabkan oleh kegagalan mekanisme normal yang berperan untuk
mempertahankan self-tolerance sel B, sel T atau keduanya. Potensi untuk
autoimunitas ditemukan pada semua individu oleh karena limfosit dapat
mengekspresikan reseptor spesifik untuk banyak self-antigen.

Autoimunitas terjadi karena self-antigen yang dapat menimbulkan


aktivasi, proliferasi serta diferensiasi sel T autoreaktif menjadi sel efektor
yang menimbulkan kerusakan jaringan dan berbagai organ. Respons
terhadap self-antigen melibatkan komponen-komponen yang juga terlibat

1
dalam respons imun, seperti antibodi, komplemen, komleks imun, dan cell
mediated immunity. Baik antibodi maupun sel T atau keduanya dapat
berperan dalam patogenesis penyakit autoimun.

Pola hidup modern menuntut segala sesuatu dilakukan serba cepat


dan instan. Hal ini berdampak juga pada pola makan. Sarapan di dalam
kendaraan, makan siang serba tergesa, dan malam karena kelelahan tidak
ada nafsu makan. Belum lagi kualitas makanan yang dikonsumsi, polusi
udara, kurang berolahraga, dan stres. Apabila terus berlanjut, daya tahan
tubuh akan menurun, lesu, cepat lelah, dan mudah terserang penyakit.
Karena itu, banyak orang yang masih muda mengidap penyakit
degeneratif. Kondisi stres dan pola hidup modern serta polusi, diet tidak
seimbang, dan kelelahan menurunkan daya tahan tubuh sehingga
memerlukan kecukupan antibodi. Gejala menurunnya daya tahan tubuh
sering kali terabaikan sehingga timbul berbagai penyakit infeksi, penuaan
dini pada usia produktif.
Dalam populasi, sekitar 3,5 % orang menderita penyakit autoimun.
94 % dari jumlah tersebut berupa penyakit Grave (hipertiroidism), diabetes
melitus tipe 1, anemia pernisiosa, artritis reumatoid, tiroiditis, vitiligo,
sklerosis multipel dan LES (Lupus eritematosus sistemik). Penyakit
ditemukan lebih banyak pada wanita (2,7 kali dibanding pria).

Dalam autoimunitas, antigen disebut autoantigen, sedangkan


antibodi disebut autoantibodi. Sel autoreaktif adalah limfosit yang
mempunyai reseptor untuk autoantigen. Bila sel tersebut memberikan
respon autoimun, disebut SLR (sel limfosit reaktif). Pada orang normal,
meskipun SLR terpajan dengan autoantigen, tidak selalu terjadi respons
autoimun oleh karena ada sistem yang mengontrol reaksi autoimun.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud imunologi?

2. Apa fungsi sistem imun?

2
3.   Apa saja jenis-jenis imun?

4. Apa yang dimaksud dengan antigen dan antibody?

5. Apa saja yang termasuk dalam sistem imun?

6. Apa saja macam-macam penyakit imunitas?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian imunologi.
2. Mengetahui fungsi sitetm imun.
3. Mengetahui jenis-jenis imun.
4. Mengetahui pengertian antigen dan antibody.
5. Mengetahui apa saja yang termasuk dalam system imun.
6. Mengetahui macam-macam penyakit imunitas.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengetian Imunologi


Imunologi adalah ilmu yang mencakup kajian mengenai semua
aspek sistem imun (kekebalan) pada semua organisme. Imunologi
memiliki berbagai penerapan pada berbagai disiplin ilmu dan karenanya
dipecah menjadi beberapa subdisiplin seperti : malfungsi sistem imun pada
gangguan imunologi (penyakit autoimun, hipersensitivitas, defisiensi
imun, penolakan allograft); karakteristik fisik, kimiawi, dan fisiologis
komponen-komponen sistem imun. Imunologi juga di katakan sebagai
suatu bidang ilmu yang luas yang meliputi penelitian dasar dan penerapan
klinis, membahas masalah antigen, antibodi, dan fungsi – fungsi
berperantara sel terutama yang berhubungan dengan imunitas terhadap
penyakit, reaksi biologik yang bersifat hipersensitif, alergi dan penolakan
jaringan asing.
Sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis
yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika
sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh
terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat
asing lain dalam tubuh. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya
melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen,
termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang
dalam tubuh.

2.2 Fungsi Sistem Imun


Fungsi dari sistem imun yaitu: Melindungi tubuh dari invasi
penyebab penyakit dengan menghancurkan dan menghilangkan
mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan virus,
serta tumor) yang masuk ke dalam tubuh, Menghilangkan jaringan atau sel

4
yang mati atau rusak untuk perbaikan jaringan, Mengenali dan
menghilangkan sel yang abnormal. Dan Sasaran utama yaitu bakteri
patogen dan virus. Leukosit merupakan sel imun utama (disamping sel
plasma, makrofag, dan sel mast).

2.3 Jenis-jenis Imun


1. Sistem imun non spesifik, natural atau sudah ada dalam tubuh
(pembawaan).
Merupakan pertahanan tubuh terdepan dalam melawan
mikroorganisme. Disebut nonspesifik karena tidak ditujukan terhadap
mikroorganisme tertentu. Terdiri dari:
a) Pertahanan fisik/mekanik
Kulit, selaput lendir , silia saluran pernafasan, batuk, bersin
akan mencegah masuknya berbagai kuman patogen kedalam tubuh.
Kulit yang rusak misalnya oleh luka bakar dan selaput lendir yang
rusak oleh asap rokok akan meninggikan resiko infeksi.
b) Pertahanan biokimia
Bahan yang disekresi mukosa saluran nafas, kelenjar sebaseus
kulit, kel kulit, telinga, spermin dalam semen, mengandung bahan
yang berperan dalam pertahanan tubuh secara biokimiawi. asam
HCL dalam cairan lambung , lisozim dalam keringat, ludah , air
mata dan air susu dapat melindungi tubuh terhadap berbagai
kuman gram positif  dengan menghancurkan dinding selnya. Air
susu ibu juga mengandung laktoferin dan asam neuraminik yang
mempunyai sifat antibacterial terhadap E. coli dan staphylococcus.
Lisozim yang dilepas oleh makrofag dapat menghancurkan
kuman gram negatif dan hal tersebut diperkuat oleh komplemen.
Laktoferin dan transferin dalam serum dapat mengikat zan besi
yang dibutuhkan untuk kehidupan kuman pseudomonas.
2. Sistem imun spesifik atau adaptasi.
Mempunyai kemampuan untuk mengenal benda asing. Benda asing
yang pertama kali muncul dikenal oleh sistem imun spesifik sehingga

5
terjadi sensitiasi sel-sel imun tersebut. Bila sel imun tersebut
berpapasan kembali dengan benda asing yang sama, maka benda asing
yang terakhir ini akan dikenal lebih cepat, kemudian akan dihancurkan
olehnya. Oleh karena sistem tersebut hanya mengahancurkan benda
asing yang sudah dikenal sebelumnya, maka sistem itu disebut
spesifik.sistem imun spesifik dapat bekerja sendiri untuk
menghancurkan benda asing yang berbahaya, tetapi umumnya terjalin
kerjasama yang baik antara antibodi, komplemen , fagosit dan antara sel
T makrofag. Sistem imun spesifik ada 2 yaitu;
a) Sistem imun spesifik humoral
Yang berperanan dalam sistem imun humoral adalah limfosit
B atau sel B. sel B tersebut berasal dari sel asal multipoten. Bila sel
B dirangsang oleh benda asing maka sel tersebut akan berproliferasi
dan berkembang menjadi sel plasma yang dapat menbentuk zat anti
atau antibody. Antibody yang dilepas dapat ditemukan didalam
serum. Funsi utama antibody ini ialah untuk pertahanan tehadap
infeksi virus, bakteri (ekstraseluler), dan dapat menetralkan
toksinnya.
b) Sistem imun spesifik selular
Yang berperanan dalam sistem imun spesifik seluler adalah
limfosit T atau sel T. sel tersebut juga berasal dari sel asal yang sama
dari sel B. factor timus yang disebut timosin dapat ditemukan dalam
peredaran darah sebagai hormon asli dan dapat memberikan
pengaruhnya terhadap diferensiasi sel T diperifer. Berbeda dengan
sel B , sel T terdiri atas beberapa sel subset yang mempunyai fungsi
berlainan. Fungsi utama sel imun spesifik adalah untuk pertahanan
terhadap bakteri yang hidup intraseluler, virus, jamur, parasit, dan
keganasan.

2.4 Pengertian Antigen Dan Antibody


1. Antigen

6
Antigen merupakan bahan asing yang merupakan target yang akan
dihancurkan oleh sistem kekebalan tubuh. Antigen ditemukan di
permukaan seluruh sel, tetapi dalam keadaan normal, sistem kekebalan
seseorang tidak bereaksi terhadap selnya sendiri. Sehingga dapat
dikatakan antigen merupakan sebuah zat yang menstimulasi tanggapan
imun. Antigen biasanya berbentuk protein atau polisakarida. Sistem
kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar
biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu
organisme. Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan
melindungi tubuh terhadap infeksibakteri dan virus, serta
menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika sistem
kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang,
sehingga menyebabkan patogen. Sistem kekebalan juga memberikan
pengawasan terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem ini juga telah
dilaporkan meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.
Pada umumnya, antigen-antigen dapat di klasifikasikan menjadi
dua jenis utama, yaitu antigen eksogen dan antigen endogen.antigen
eksogen adalah antigen-antigen yang disajikan dari luar kepada hospes
dalam bentuk mikroorganisme,tepung sari,obat-obatan atau
polutan.Antigen ini bertanggungjawab terhadap suatu spektrum
penyakit manusia, mulai dari penyakit infeksi sampai ke penyakit-
penyakit yang dibenahi secara immologi, seperti pada asma. Antigen
endogen adalah antigen yang terdapat didalam tubuh dan meliputi
antigen-antigen berikut:antigen senogeneik (heterolog), antigen autolog
dan antigen idiotipik atau antigen alogenik (homolog). Antigen
senogeneik adalah antigen yang terdapat dalam aneka macam spesies
yang secara filogenetik tidak ada hubungannya, antigen-antigen ini
penting untuk mendiagnosa penyakit. Kelompok-kelompok antigen
yang paling banyak mempunyai arti klinik adalah kelompok-kelompok
antigen yang digunakan untuk membedakan satu individu spesies
dengan individu spesies yang sama. Pada manusia determinan antigen

7
semacam ini terdapat pada sel darah merah,sel darah putih trombosit,
protein serum, dan permukaan sel-sel yang menyusun jaringan tertentu
dari tubuh, termaksud antigen-antigen histokompatibilitas. Antigen ini
dikenal antigen polomorfik, karena adanya dua atau lebih bentuk-
bentuk yang berbeda secara genetik didalam populasi.ciri – ciri antigen
yang menentukan imunogenitas dalam respon imun :
a. Keasingan,yaitu imunogen adalah bahwa zat tersebut secara genetik
asing terhadap hospes
b. Ukuran molekul
c. Kekompleksian kimia dan struktural
d. Penentu antigen ( epilop )
e. Konstitusi genetik inang
f. Dosis, jalur, dan saat pemberian anti gen.
2. Antibodi
Antibodi adalah protein immunoglobulin yang disekresi oleh sel B
yang teraktifasi oleh antigen. Antibodi merupakan senjata yang tersusun
dari protein dan dibentuk untuk melawan sel-sel asing yang masuk ke
tubuh manusia. Senjata ini diproduksi oleh sel-sel B, sekelompok
prajurit pejuang dalam sistem kekebalan. Antibodi akan
menghancurkan musuh-musuh penyerbu.
Antibodi adalah protein yang dapat ditemukan pada darah atau
kelenjar tubuhvertebrata lainnya, dan digunakan oleh sistem kekebalan
tubuh untuk mengidentifikasikan dan menetralisasikan benda asing
seperti bakteri dan virus. Mereka terbuat dari sedikit struktur dasar yang
disebut rantai. Tiap antibodi memiliki dua rantai berat besar dan dua
[rantai ringan]. Antibodi diproduksi oleh tipe sel darah yang disebut sel
B. Terdapat beberapa tipe yang berbeda dari rantai berat antibodi, dan
beberapa tipe antibodi yang berbeda, yang dimasukan kedalam isotype
yang berbeda berdasarkan pada tiap rantai berat mereka masuki. Lima
isotype antibodi yang berbeda diketahui berada pada tubuh mamalia,
yang memainkan peran yang berbeda dan menolong mengarahkan

8
respon imun yang tepat untuk tiap tipe benda asing yang berbeda yang
ditemui. Antibodi adalah molekul immunoglobulin yang bereaksi
dengan antigen spesifik yang menginduksi sintesisnya dan dengan
molekul yang sama; digolongkan menurut cara kerja seperti agglutinin,
bakteriolisin, hemolisin, opsonin, atau presipitin. Antibodi disintesis
oleh limfosit B yang telah diaktifkan dengan pengikatan antigen pada
reseptor permukaan sel. Antibodi biasanya disingkat penulisaanya
menjadi Ab.(Dorlan).
Antibodi terdiri dari sekelompok protein serum globuler yang
disebut sebagai immunoglobulin (Ig). Sebuah molekul antibody
umumnya mempunyai dua tempat pengikatan antigen yang identik dan
spesifik untuk epitop (determinan antigenik) yang menyebabkan
produksi antibody tersebut. Masing-masing molekul antibody terdiri
atas empat rantai polipeptida, yaitu dua rantai berat (heavy chain) yang
identik dan dan dua rantai ringan (light chain) yang identik, yang
dihubungkan oleh jembatan disulfida untuk membentuk suatu molekul
berbentuk Y. Pada kedua ujung molekul berbentuk Y itu terdapat
daerah variabel (V) rantai berat dan ringan. Disebut demikian karena
urutan asam amino pada bagian ini sangat bervariasi dari satu antibodi
ke antibodi yang lain.Daerah V rantai berat dan daerah V rantai ringan
secara bersama-sama membentuk suatu kontur unik tempat pengikatan
antigen milik antibodi.Interaksi antara tempat pengikatan antigen
dengan epitopnya mirip dengan interaksi enzim dan substratnya: ikatan
nonkovalen berganda terbentuk antara gugus-gugus kimia pada masing-
masing molekul(Campbell).

2.5 Sistem Imun


Sistem Imun adalah semua mekanisme yang digunakan badan untuk
mempertahankan keutuhan tubuh sebagai perlindungan terhadap bahaya
yang dapat di timbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup. Imunitas
atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme yang melindungi

9
tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan
membunuh patogen serta sel tumor. Imunitas atau sistem imun tubuh
manusia terdiri dari imunitas alami atau system imunnon spesifik dan
imunitas adaptif atau system imun spesifik.
Sistem imun non-spesifik telah berfungsi sejak lahir, merupakan
tentara terdepan dalam sistem imun, meliputi level fisik yaitu pada kulit,
selaput lendir, dan silia, kemudian level larut seperti pada asam lambung
atau enzim.
Sistem imun spesifik ini meliputi sel B yang membentuk antibodi dan
sel T yang terdiri dari sel T helper, sel T sitotoksik, sel T supresor, dan sel
T delayed hypersensitivity. Salah satu cara untuk mempertahankan sistem
imun berada dalam kondisi optimal adalah dengan asupan gizi yang baik
dan seimbang. Kedua sistem imun ini bekerja sama dengan saling
melengkapi secara humoral, seluler, dan sitokin dalam mekanisme yang
kompleks dan rumit.
1. Imunitas Alami atau Non spesifik
Sistem imun alami atau sistem imun nonspesifik adalah respon
pertahanan inheren yang secara nonselektif mempertahankan tubuh dari
invasi benda asing atau abnormal dari jenis apapun dan imunitas ini tidak
diperoleh melalui kontak dengan suatu antigen. Sistem ini disebut
nonspesifik karena tidak ditujukan terhadap mikroorganisme tertentu.
Selain itu sistem imun ini memiliki respon yang cepat terhadap serangan
agen patogen atau asing, tidak memiliki memori immunologik, dan
umumnya memiliki durasi yang singkat.
Sistem imun non spesifik terdiri atas pertahanan fisik/mekanik
seperti kulit, selaput lendir, dan silia saluran napas yang dapat mencegah
masuknya berbagai kuman patogen kedalam tubuh; sejumlah komponen
serum yang disekresikan tubuh, seperti sistem komplemen, sitokin
tertentu, dan antibody alamiah; serta komponen seluler,seperti sel natural
killer (NK).

10
a. Sistem Komplemen adalah komponen immunitas bawaan lainnya yang
penting. Aktivasi sistem komplemen mengasilkan suatu reaksi biokimia
yang akan melisiskan dan merusak sel asing atau sel tak berguna. Tanpa
aktivasi, komponen dari sistem komplemen bertindak sebagai proenzim
dalam cairan tubuh.
b. Sitokin dan Kemokin (Cytokine and chemokine) adalah polipeptida yang
memiliki fungsi penting dalam regulasi semua fungsi sistem imun. Sitokin
dan kemokin menghasilkan hubungan kompleks yang dapat mengaktifkan
atau menekan respon inflamasi. Contoh sitokin yang berperan penting
dalam merespon infeksi bakteri yaitu :Interleukin-1 (IL-1) dan tumor
necrosis factor-a (TNF-a).
c. Antibodi alamiah (immunoglobulin) didefinisikan sebagai antibodi pada
individu normal dan sehat yang belum distimulasi oleh antigen
eksogen.Antibodi alamiah berperan penting sebagai pertahanan lini
pertama terhadap patogen dan beberapa tipe sel, termasuk prakanker,
kanker, sisa pecahan sel, dan beberapa antigen.
d. Natural Killer Cells (Sel Natural Killer) diketahui secara morfologi mirip
dengan limfosit ukuran besar dan dikenal sebagai limfosit granular besar.
Sekitar 10–15% limfosit yang beredar pembuluh darah tepi adalah sel NK.
Sel NK berperan penting pada respon dan pengaturan imun bawaan. Sel
NK mengenal dan melisiskan sel terinfeksi patogen dan sel kanker. Sel NK
melisiskan sel dengan melepaskan sejumlah granul sitolitik di sisi interaksi
dengan target. Komponen utama granul sitolitik adalah perforin. Sel NK
juga menghasilkan sitokin dan kemokin yang digunakan untuk membunuh
sel target, termasuk IFN-γ, TNF-a, IL-5, dan IL-13. Sistem imun yang ada
pada tubuh dapat kita lihat dari sel darah kita.
2. Sistem Imun Adaptif (adaptive immunity system)
Imunitas ini terjadi setelah pamaparan terhadap suatu penyakit infeksi,
bersifat khusus dan diperantarai oleh oleh antibody atau sel limfoid.
Imunitas ini bisa bersifat pasif dan aktif.

11
a. Imunitas pasif, diperoleh dari antibody yang telah terbentuk sebelumnya
dalam inang lain.
b. Imunitas aktif, resistensi yang di induksi setelah kontak yang efektif
denga antigen asing yang dapat berupa infeksi klinis atau subklinis,
imunisasi, pemaparan terhadap produk mikroba atau transplantasi se
lasing.
Sistem Imun Adaptif atau sistem imun nonspesifik mempunyai
kemampaun untuk mengenal benda yang dianggap asing bagi dirinya.
Sistem imun adaptif memiliki beberapa karakteristik, meliputi kemampuan
untuk merespon berbagai antigen, masing-masing dengan pola yang
spesifik; kemampuan untuk membedakan antara antigen asing dan antigen
sendiri; dan kemampuan untuk merespon antigen yang ditemukan
sebelumnya dengan memulai respon memori yang kuat. Terdapat dua
kelas respon imun spesifik :
a. Imunitas humoral (Humoral immunity), Imunitas humoral ditengahi oleh
sekelompok limfosit yang berdiferiensasi di sumsum tulang, jaringan
limfoid sekunder yaitu meliputi limfonodus, limpa dan nodulus limfatikus
yang terletak di sepanjang saluran pernafasan, pencernaan dan urogenital.
b. Imunitas selular (cellular immunity), Sel T mengalami perkembangan dan
pematangan dalam organ timus. Dalam timus, sel T mulai berdiferensiasi
dan memperoleh kemampuan untuk menjalankan fungsi farmakologi
tertentu. Berdasarkan perbedaan fungsi dan kerjanya, sel T dibagi dalam
beberapa subpopulasi, yaitu sel T sitotoksik (Tc), sel T penindas atau
supresor (Ts) dan sel T penolong (Th). Perbedaan ini tampak pula pada
permukaan sel-sel tersebut. Untuk mengetahui cara kerja sel T penindas
atau sel T pembunhuh dapat kita lihat pada tabel dibawah ini.
Tabel Perbedaan sifat sistem imun non spesifik dan spesifik
Non spesifik Spesifik
Resistensi Tidak berubah oleh infeksi Membaik oleh infeksi berulang
Spesifitas Umumnya efektif terhadap Spesifik untuk mikroorganisme
semua mikroorganisme. yang sudah mensintesis

12
sebelumnya
Sel yang Fagosit Limfosit
penting Sel NK

Sel K
Molekul Lizosim Antibody sitokin
yang Komplemen
penting
Protein fase akut

Interferon ( sitokin )
Sel yang didominasi sel didominasi selT dan sel B
berada di polimorfonuklear
dalamnya
Sifat bersifat general/ umum bersifat memori / diperlukan
pajan pertama dan efektik untuk
pajanan berikutnya dengan
antigen yang sama
Cara kerja cara kerja cepat cara kerja kualitas meningkat
karena memiliki sifat memory

2.6 Penyakit Imunitas


Mekanisme Imun/kekebalan tubuh merupakan sistem pertahanan tubuh
yang terintegrasi sejak awal konsepsi (pembuahan). Merupakan sistem
pertahanan tubuh yang sudah merupakan software bawaan. Tetapi sistem
imun tersebut dapat juga berubah menjadi suatu penyakit yang dalam
beberapa jenis tidak bisa disembuhkan. Contoh: Saat udara dingin, sering
kita mengalami hidung tersumbat, bersin-bersin. Pada saluran nafas kita
(hidung), ini merupakan mekanisme untuk menghangatkan dan
melembabkan udara luar yang kita hirup kedalam paru-paru, tetapi pada
orang -orang tertentu, justru udara dingin tersebut akan memicu timbulnya
reaksi yang berlebihan, yaitu timbulnya serangan sesak nafas (asma), bisa

13
juga timbulnya gatal-gatal di sekujur tubuh (biduren/urtikaria). Berikut ini
merupakan penyakit akibat merendahnya sistem imun.
1. Hipersensivitas
Hipersensivitas adalah reaksi imun yang patologik, terjadi akibat
respons imun yang berlebihan sehingga menimbulkan kerusakaan jaringan
tubuh. Reaksi tersebut oleh Gell dan Coombs dibagi dalam 4 tipe reaksi
berdasarkan kecepatan dan mekanisme imun yang terjadi, yaitu tipe I, II,
III dan IV. Reaksi itu dapat terjadi sendiri – sendiri, tetapi klinik sering
dua atau lebih jenis tersebut terjadi bersama.
2. Autoimunitas
Autoimunitas atau hilangnya toleransi ialah reaksi sistem imun
terhadap antigen jaringan sendiri. Antigen tersebut disebut autoantigen
sedangkan antibodi yang dibentuk disebut autoantibodi. Penyakit autoimun
dapat dibagi atas beberapa golongan, yaitu :
a. Berdasarkan organ terdiri atas penyakit autoimun organ spesifik dan
non organ spesifik.
b. Berdasarkan mekanisme penykit autoimun melalui antibodi ( anemia
hemolitik autoimun, miastenia gravis dan tirotoksikosis ), penyakit
autoimun melalui kompleks imun ( LES, AR ), penyakit autoimun
melalui sel T dan penyakit autoimun melalui komplemen.
3. HIV AIDS
AIDS adalah singkatan dari acquired immunedeficiency syndrome,
merupakan sekumpulan gejala yang menyertai infeksi HIV. Infeksi HIV
disertai gejala infeksi yang oportunistik yang diakibatkan adanya
penurunan kekebalan tubuh akibat kerusakan sistem imun. Sedangkan HIV
adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus.
4. Lupus
Penyakit lupus yang dalam bahasa kedokterannya dikenal sebagai
systemic lupus erythematosus (SLE) adalah penyakit radang yang
menyerang banyak sistem dalam tubuh, dengan perjalanan penyakit bisa
akut atau kronis, dan disertai adanya antibodi yang menyerang tubuhnya

14
sendiri. Penyakit lupus atau systemic lupus erythematosus (SLE) lebih
sering ditemukan pada ras tertentu seperti ras kulit hitam, Cina, dan
Filipina. Penyakit ini terutama diderita oleh wanita muda dengan puncak
kejadian pada usia 15-40 tahun (selama masa reproduktif) dengan
perbandingan wanita dan laki-laki 5:1. Penyakit ini sering ditemukan pada
beberapa orang dalam satu keluarga.
Penyebab dan mekanisme terjadinya SLE masih belum diketahui
dengan jelas. Namun diduga mekanisme terjadinya penyakit ini
melibatkan banyak faktor seperti genetik, lingkungan, dan sistem
kekebalan humoral. Faktor genetik yang abnormal menyebabkan
seseorang menjadi rentan menderita SLE, sedangkan lingkungan berperan
sebagai faktor pemicu bagi seseorang yang sebelumnya sudah memiliki
gen abnormal. Sampai saat ini, jenis pemicunya masih belum jelas, namun
diduga kontak sinar matahari, infeksi virus/bakteri, obat golongan sulfa,
penghentian kehamilan, dan trauma psikis maupun fisik.
Gejala Klinis dan perjalanan penyakit SLE sangat bervariasi.
Penyakit dapat timbul mendadak disertai tanda-tanda terkenanya berbagai
sistem dalam tubuh. Munculnya penyakit dapat spontan atau didahului
faktor pemicu. Setiap serangan biasanya disertai gejala umum, seperti
demam, badan lemah, nafsu makan berkurang dan berat badan
menurun.Infeksi juga lebih mudah terjadi pada penderita SLE, sehingga
penderita dianjurkan mendapat terapi pencegahan dengan antibiotika bila
akan menjalani operasi gigi, saluran kencing, atau tindakan bedan lainnya.
Salah satu bagian dari pengobatan SLE yang tidak boleh terlupakan adalah
memberikan penjelasan kepada penderita mengenai penyakit yang
dideritanya, sehingga penderita dapat bersikap positif terhadap terapi yang
akan dijalaninya.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Imunologi adalah ilmu yang mencakup kajian mengenai semua aspek
sistem imun (kekebalan) pada semua organisme.
2. Fungsi dari sistem imun yaitu: Melindungi tubuh dari invasi penyebab
penyakit dengan menghancurkan dan menghilangkan mikroorganisme
atau substansi asing.
3. Jenis-jenis Imun
c) Sistem imun non spesifik, natural atau sudah ada dalam tubuh
(pembawaan): Pertahanan fisik/mekanik, Pertahanan biokimia.
d) Sistem imun spesifik atau adaptasi: Sistem imun spesifik humoral,
Sistem imun spesifik selular.
4. Antigen merupakan bahan asing yang merupakan target yang akan
dihancurkan oleh sistem kekebalan tubuh.
5. Sistem Imun adalah semua mekanisme yang digunakan badan untuk
mempertahankan keutuhan tubuh sebagai perlindungan terhadap bahaya
yang dapat di timbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup.
6. Berikut ini merupakan penyakit akibat merendahnya sistem imun:
a) Hipersensivitas
b) Autoimunitas
c) HIV/AIDS
d) Lupus.

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan yang
diharapkan, karena masih terbatasnya pengetahuan penulis. Olehnya itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Makalah
ini perlu dikaji ulang agar dapat sempurna dan makalah ini harus digunakan
sebagaimana mestinya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Bratawidjaya K G. 2012. Imunologi Dasar Edisike-10. Jakarta: Badan Penerbit


Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Kresno S B. 2010. Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium. Jakarta:


Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Roitt I M. 2002. Imunologi Essential Immunology Edisi 8. Jakarta: Widya


Medika.

Wahab A S, Madarina Julia. 2002. Sistem Imun, Imunisasi, dan Penyakit Imun.
Jakarta: Penerbit Widya Medika.

17

Anda mungkin juga menyukai