Makalh ini disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Undang-undang dan Etika Farmasi
i
APRIL 2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
petunjuk-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“PEKERJAAN KEFARMASIAN”. Dalam penyusunan makalah ini kami
memperoleh banyak bantuan dari beberapa literatur yang kami dapat, dan kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen kami ibu ,,,yang
telah memberikan kami waktu untuk menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses pembelajaran dan penulisan
makalah masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh
karna itu kami mengharapkan pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.
ii
DAFTAR ISI
COVER..................................................................................................... i
. ii
KATA PENGANTAR............................................................................. iii
DAFTAR ISI.............................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................
BAB III PENUTUP..................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iv
Pekerjaan kefarmasian menurut PP RI nomor 51 Tahun 2009 :
Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu
sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan, dan
pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat
atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat,
bahan obat dan obat tradisionsal.
Adapun tujuan pengaturan pekerjaan kefarmasian adalah
memberikan perlindungan kepada pasien dalam memperoleh sediaan
dan jasa kefarmasian, meningkatkanmutu penyelenggaraannya yang
sesuai peraturan perundang-undangan agar memberikan kepastian
hukum bagi pasien dan tenaga kefarmasian (PP 51 Tahun 2009 pasal 4).
I.2. Tujuan
1. untuk mengetahui ruang lingkup pekerjaan kefarmasian.
2. Untuk mengetahui undang-undang atau peraturan tentang pekerjaan
kefarmasian.
v
BAB II
PEMBAHASAN
vi
1. Pekerjaan Kefarmasian dalam Produksi Sediaan Farmasi harus
memiliki Apoteker penanggung jawab.
2. Apoteker penanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat dibantu oleh Apoteker pendamping dan/atau Tenaga Teknis
Kefarmasian.
Berdasarkan pasal 8 bahwa fasilitas produksi sediaan farmasi dapat
berupa industri farmasi obat, industri bahan baku obat, industri obat
tradisional, dan pabrik kosmetika.
c. Pekerjaan Kefarmasian dalam Distribusi atau Penyaluran Sediaan
Farmasi, meliputi (pasal 14):
1. Setiap Fasilitas Distribusi atau Penyaluran Sediaan Farmasi berupa
obat harus memiliki seorang Apoteker sebagai penanggung jawab.
2. Apoteker sebagai penanggung jawab sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat dibantu oleh Apoteker pendamping dan/atau Tenaga
Teknis Kefarmasian.
d. Pekerjaan Kefarmasian dalam Pelayanan Sediaan Farmasi, meliputi
(pasal 19):
a. Apotek
b. Instalasi
c. Instalasi farmasi rumah sakit;
d. Puskesmas;
e. Klinik;
f. Toko Obat; atau
g. Praktek bersama.
Berdasarkan pasal 20, dalam menjalankan Pekerjaan kefarmasian pada
fasilitas pelayanan kefarmasian, Apoteker dapat dibantu oleh Apoteker
pendamping dan/ atau Tenaga Teknis Kefarmasian.
vii
a. Apoteker; dan
b. Tenaga Teknis Kefarmasian.
2. Tenaga Teknis kefarmasian sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b terdiri dari Sarjana Farmasi, Ahli Madya
Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga Menengah
Farmasi/Asisten Apoteker.
viii
Untuk memperoleh STRTTK bagi Tenaga Teknis Kefarmasian
pada Pasal 47 wajib memenuhi persyaratan:
a. Memiliki ijazah sesuai dengan pendidikannya;
b. Memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental dari
dokter yang memiliki surat izin praktek;
c. Memiliki rekomendasi tentang kemampuan dari
Apoteker yang telah memiliki STRA di tempat Tenaga
Teknis Kefarmasian bekerja; dan
d. Membuat pernyataan akan mematuhi dan
melaksanakan ketentuan etika kefarmasian
ix
a. SIPA bagi Apoteker yang melakukan Pekerjaan
Kefarmasian di Apotek, puskesmas atau instalasi
farmasi rumah sakit;
b. SIPA bagi Apoteker yang melakukan Pekerjaan
Kefarmasian sebagai Apoteker pendamping;
c. SIK bagi Apoteker yang melakukan Pekerjaan
Kefarmasian di fasilitas kefarmasian diluar Apotek dan
instalasi farmasi rumah sakit; atau
d. SIK bagi Tenaga Teknis Kefarmasian yang melakukan
Pekerjaan Kefarmasian pada Fasilitas Kefarmasian.
x
Pekerjaan Pasal 5 Pasal 108
kefarmasian meliputi pengadaan, meliputi pembuatan,
produksi, distribusi, dan termasuk pengendalian
pelayanan sediaan mutu sediaan farmasi,
farmasi. pengamanan, pengadaan,
penyimpanan dan
pendistribusian obat hingga
pelayanan informasi obat
yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan.
Fasilitas Pasal 1 no.7 Pasal 1 no. 7
Kesehatan sarana yang digunakan suatu alat dan/atau tempat
untuk menyelenggarakan yang digunakan untuk
pelayanan kesehatan. menyelenggarakan upaya
pelayanan kesehatan, baik
promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitatif yang
dilakukan oleh Pemerintah,
pemerintah daerah, dan/atau
masyarakat.
Sediaan farmasi obat, bahan obat, obat Sediaan Farmasi adalah
tradisional dan kosmetik obat, bahan obat, obat
tradisional, dan kosmetik.
Tujuan pekerjaan Pasal 4 poin a: Pasal 104 ayat 1:
kefarmasian Memberikan perlindungan Pengamanan sediaan
kepada pasien dan farmasi dan alat kesehatan
masyarakat dalam diselenggarakan untuk
memperoleh dan/atau melindungi masyarakat dari
menetapkan sediaan bahaya yang disebabkan
farmasi dan jasa oleh penggunaan sediaan
kefarmasian; farmasi dan alat kesehatan
yang tidak memenuhi
persyaratan mutu dan/atau
keamanan dan/atau
khasiat/kemanfaatan.
Peraturan Pasal 2 ayat (1): Pasal 98
Pemerintah Peraturan Pemerintah ini Ayat (3) : Ketentuan
mengatur Pekerjaan mengenai pengadaan,
Kefarmasian dalam penyimpanan,
pengadaan, produksi, pengolahan, promosi,
distribusi atau penyaluran, pengedaran sediaan farmasi
dan pelayanan sediaan dan
farmasi. alat kesehatan harus
memenuhi standar mutu
pelayanan farmasi yang
ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah.
Ayat (4): Pemerintah
xi
berkewajiban membina,
mengatur, mengendalikan,
dan mengawasi pengadaan,
penyimpanan, promosi, dan
pengedaran sebagaimana
dimaksud pada ayat (3).
BAB III
KESIMPULAN
xii
1. Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu
sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan, dan
pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat
atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat,
bahan obat dan obat tradisionsal.
2. Pekerjaan kefarmasian terdiri dari apoteker yang harus memiliki STRA
dan tenaga teknis kefarmasian harus memiliki STRTTK.
3. Pemerintah mengatur Pekerjaan Kefarmasian dalam pengadaan,
produksi, distribusi atau penyaluran, dan pelayanan sediaan farmasi.
Referensi :
1. UU No 36 tahun 2009 tentang kesehatan.
2. PP 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian.
xiii