Disusun oleh :
Riska Ayu Kartika Sari (G2A018028)
S1 Ilmu Keperawatan 4A
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................................1
2.1.1 Pengertian...........................................................................................................................4
2.1.2 Etiologi...............................................................................................................................4
2.1.3 Patofisiologi.......................................................................................................................5
2.1.4 WOC..................................................................................................................................6
2.1.7 Komplikasi.........................................................................................................................9
2.1.8 Penatalaksanaan.................................................................................................................9
2.2.1 Pengkajian........................................................................................................................10
ii
2.2.4 Intervensi..........................................................................................................................12
2.2.5 Implementasi....................................................................................................................15
2.2.6 Evaluasi............................................................................................................................15
1. Kesimpulan..................................................................................................................................16
2. Saran............................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................17
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Alergi merupakan suatu reaksi abnormal dalam tubuh yang disebabkan zat-zat yang
tidak berbahaya. Alergi timbul bila ada kontak terhadap zat tertentu yang biasanya, pada
orang normal tidak menimbulkan reaksi. Zat penyebab alergi ini disebut allergen. Allergen
bisa berasal dari berbagai jenis dan masuk ke tubuh dengan berbagai cara. Bisa saja melalui
saluran pernapasan, berasal dari makanan, melalui suntikan atau bisa juga timbul akibat
adanya kontak dengan kulit seperti; kosmetik, logam perhiasan atau jam tangan, dan lain-
lain. Zat yang paling sering menyebabkan alergi: Serbuk tanaman; jenis rumput tertentu;
jenis pohon yang berkulit halus dan tipis; serbuk spora; penisilin; seafood; telur; kacang
panjang, kacang tanah, kacang kedelai dan kacang-kacangan lainnya; susu; jagung dan
tepung jagung;sengatan insekta; bulu binatang; kecoa; debu dan kutu. Yang juga tidak
kalah sering adalah zat aditif pada makanan, penyedap, pewarna dan pengawet.
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan oleh penyusun merumuskan
masalah untuk dikaji. Masalah pokok dalam pembahasan ini dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Jelaskan pengertian darialergi ?
2. Jelaskan etiologi dari alergi ?
3. Jelaskan patofisiologi dari alergi ?
4. Jelaskan manifestasi klinik dari alergi ?
5. Sebutkan pemeriksaan diagnostik dari alergi ?
6. Sebutkan komplikasi dari alergi ?
7. Sebutkan penatalaksanaan darialergi ?
8. Sebutkan diagnosis banding dari alergi ?
9. Jelaskan dan sebutkan apa saja Asuhan Keperawatan yang bisa diberikan pada klien
yang menderita alergi ?
2
9. Memahami Asuhan Keperawatan yang bisa diberikan pada klien yang menderita
alergi.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
Alergi adalah suatu perubahan daya reaksi tubuh terhadap kontak pada suatu zat
(alergen) yang memberi reaksi terbentuknya antigen dan antibodi.Namun, sebagian besar
para pakar lebih suka menggunakan istilah alergi dalam kaitannya dengan respon imun
berlebihan yang menimbulkan penyakit atau yang disebut reaksi hipersensitivitas. Hal ini
bergantung pada berbagai keadaan, termasuk pemaparan antigen, predisposisi genetik,
kecenderungan untuk membentuk IgE dan faktor-faktor lain, misalnya adanya infeksi
saluran nafas bagian atas, infeksi virus, penurunan jumlah sel T-supresor dan defisensi IgA.
Manifestasi klinik alergi paling sering tampak melalui 3 organ sasaran, yaitu saluran
nafas, gastrointestinal dan kulit.
2.1.2 Etiologi
Ada beberapa jenis penyebab alergi yaitu :
1. Defisiensi limfosit T yang mengakibatkan kelebihan IgE.
2. Kelainan pada mekanisme umpan balik mediator.
3. Faktor genetik.
4
4. Faktor lingkungan : debu, tepung sari, tungau, bulu binatang, berbagai jenis makanan
dan zat lain.
2.1.3 Patofisiologi
Gejala alergi timbul apabila reagin atau IgE yang melekat pada permukaan mastosit
atau basophil bereaksi dengan alergen yang sesuai. Interaksi antara alergen dengan IgE
yang menyebabkan ikat-silang antara 2 reseptor-Fc mengakibatkan degranulasi sel dan
penglepasan substansi-substansi tertentu misalnya histamin, vasoactive amine,
prostaglandin, tromboksan, bradikinin. Degranulasi dapat terjadi kalau terbentuk ikat-silang
akibat reaksi antara IgE pada permukaan sel dengan anti-IgE.
Histamin melebarkan dan meningkatkan permeabilitas vaskular serta merangsang
kontraksi otot polos dan kelenjar eksokrin. Di saluran nafas, histamin merangsang kontraksi
otot polos sehingga menyebabkan penyempitan saluran nafas dan menyebabkan membran
saluran nafas membengkak serta merangsang ekskresi lendir pekat secara berlebihan. Hal
ini mengakibatkan saluran nafas tersumbat, sehingga terjadi asma, sedangkan pada kulit,
histamin menimbulkan benjolan (urtikaria) yang berwarna merah (eritema) dan gatal karena
peningkatan permeabilitas pembuluh darah dan pelebaran pembuluh darah. Pada
gastrointestinal, histamine menimbulkan reflek muntah dan diare.
5
ALERGEN(obat,makanan,cuaca,debu)
Histamine,bradikinin,anafilaksin
Pelebaraan Permeabilitas
Bronkos Edema Produksi pembuluh pembuluh
spasme mukus darah darah
saluran
nafas
Edema mukosa
bronkial
Asma
2.1.4 WOC
ALERGEN(obat,makanan,cuaca,debu)
6
Histamine,bradikinin,anafilaksin
7
2.1.6 Pemeriksaan Diagnostik
- Pengukuran kadar IgE total dan spesifik dengan menggunakan metode ELISA atau
RIA.
- Tes kulit untuk menetukan IgE spesifik dalam kulit pasien, seperti tes tusuk (prick
test), tes tempel (pacth test) :
Tes tusuk (Prick Test)
Hasil tes negatif apabila tidak ada bentol atau eritema atau hasil tes sama
dengan kontrol
Hasil tes positif apabila terjadi bentul atau eritema
o Positif 1 : bila didapatkan tidak ada bentul dan diameter eritema < 20
mm.
o Positif 2 : bila didapatkan tidak ada bentul dan diameter eritema > 20
mm.
o Positif 3 : bila didapatkan bentul dan eritema.
o Positif 4 : bila didapatkan dengan psudopodia.
Tes tempel (Patch Test)
Tes negatif bila tidak ada reaksi terhadap zat yang ditempati yang
menunjukkan alergi.
Hasil tes positif
o Positif 1 : bila ada eritema.
o Positif 2 : bila ada eritema dan papula.
o Positif 3 : bila ada eritema, papula dan vesikuler.
8
Tes provokasi bronkial
Tes yang sering dipakai adalah tes kegiatan jasmani, tes inhalasi antigen, tes
inhalasi metakolin, tes inhalasi histamin.
- Pengukuran kadar histamin dalam darah atau urin dengan metode ELISA atau
HPLC.
- Analisis immunoglobulin serum dapat menunjukkan peningkatan basophil dan
eosinofil.
- Biopsy usus
- Foto thorax
Untuk melihat komplikasi asma dan sinus paranasal untuk mengetahui komplikasi
rinitis.
- Spirometri
Untuk menentukan obstruksi saluran nafas baik beratnya maupun reversibilitas.
2.1.7 Komplikasi
- Dermatitis kontak alergi dapat menyebabkan infeksi sekunder akibat garukan
berlebihan, pruritus.
- Mengi, edema
2.1.8 Penatalaksanaan
1. Terapi ideal adalah menghindari kontak dengan alergen penyebab dan eleminasi
2. Terapi simtomatis dilakukan melalui pemberian :
- Antihistamin dan obat-obat yang menghambat degranulasi sel mast dapat
mengurangi gejala-gejala alergi.
- Kortikosteroid yang dihirup bekerja sebagai obat peradangan dan dapat
mengurangi gejala suatu alergi.
3. Untuk gejala yang berat dan lama, bila terapi lain tidak memuaskan dilakukan
imunoterapi melalui :
- Terapi desensitisasi berupa penyuntikan berulang allergen dalam jumlah yang
kecil dapat mendorong pasien membentuk antibody IgG terhadap alergen.
9
2.2 ASUHAN KEPERAWATAN
2.2.1 Pengkajian
1. Biodata
Kaji biodata pasien mulai dari nama, alamat, usia, pendidikan, agama.
2. Keluhan Utama
Klien pada umumnya mengeluh bersin-bersin, sesak nafas, gatal-gatal, timbul
kemerahan di sekujur tubuhnya, bibir bengkak, tidak ada nafsu makan, mual
muntah, diare, nyeri di bagian perut.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Tanyakan pada klien, Apa yang menyebabkan gejala. Bagaimana gejala yang
dirasakan.Dimana gejala yang dirasakan.Seberapakah tingkat keparahan yang
dirasakan.Kapan gejala mulai timbul, seberapa sering gejala dirasakan. Dan
tanyakan juga tindakan apa saja yang telah dilakukan serta obat apa saja yang telah
dikonsumsi.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Apakah klien pernah atau sedang menderita suatu penyakit lainnya dan pernah
mengalami penyakit yang sama sebelumnya.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Kaji adakah keluarga klien yang sedang atau pernah mengalami penyakit yang sama
dengan penyakit klien. Dan tanyakan apakah ada anggota keluarga klien yang
mempunyai penyakit berat lainnya.
6. Aktivitas sehari-hari di rumah
Kaji pola makan, minum, eliminasi BAB, eliminasi BAK, istirahat tidur dan
kebiasaan klien.
7. Riwayat Psikososial-Spiritual
Psikologis : apakah klien menerima penyakit yang dideritanya atau menarik diri ?
Sosial : bagaimana interaksi klien terhadap lingkungan sekitar sebelum dan
selama sakit dan apakah klien dapat beradaptasi dengan lingkungan baru
(rumah sakit) ?
10
Spiritual : apakah dan bagaimana klien mengerjakan ibadahnya saat sakit ?
11
g. Sistem Persarafan
Kaji tingkat kesadaran klien dan GCS.
h. Sistem Perkemihan
Kaji apakah ada gangguan eliminasi urin.
2.2.4 Intervensi
1. Dx ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan terpajan allergen
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x15 menit, diharapkan pasien
menunjukkan pola nafas efektif
Kriteria Hasil : frekuensi pernafasan normal (16-20x/menit), pernafasan regular, tidak
ada tanda-tanda sianosis.
Intervensi :
a. Kaji frekuensi, kedalaman penafasan dan ekspansi paru. Catat upaya pernafasan,
termasuk penggunaan otot bantu nafas.
b. Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi nafas seperti krekels, mengi
c. Rubah posisi kepala atau posisi head up
d. Berikan oksigen tambahan
12
2. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan produksi mukus
berlebih
Tujuan : setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan bersihan jalan nafas
pasien tidak terganggu
Kriteria hasil : tidak adanya mukus, jalan nafas efektif
Intervensi :
a. Posisikan pasien semi fowler
b. Ajarkan teknik pernafasan diafragmatik
c. Pemberian nebulizer
d. Kolaborasi pemberian obat mukolitik
13
Intervensi :
Tujuan : setelah diberikan tindakn keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pasien
tidak akan mengalami kerusakan integritas kulit lebih parah
Kriteria hasil : tidak terdapat kemerahan, bentol-bentol dan odema. Tidak terdapat
tanda-tanda urtikaria, pruritus dan angioedema. Kerusakan integritas
kulit berkurang
Intervensi :
Intervensi :
a. Kaji nilai nyeri atau ketidaknyamanan pada skala 0 sampai 10
b. Informasikan pada pasien tentang prosedur yang dapat meningkatkan nyeri
c. Posiskan pasien dengan posisi yang nyaman
14
7. Cemas berhubungan dengan ketidaktahuan tentang penyakitnya
Tujuan : setelah di berikan asuhan keperawatan diharapkan pasien tidak merasa
cemas lagi.
Kriteria hasil : pasien tidak betanya-tanya lagi tentang penyakitnya
Intervensi :
a. Orientasi pasien dengan lingkungan
b. Ajak keluarga untuk mengurangi cemas pasien
c. Berikan penjelasan pada keluarga dan pasien mengenai penyakitnya
2.2.5 Implementasi
Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan dari perencanaan keperawatan yang
telah dibuat untuk mencapai hasil yang efektif. Dalam pelaksanaan implementasi
keperawatan, penguasaan keterampilan dan pengetahuan harus dimiliki oleh setiap perawat
sehingga pelayanan yang diberikan baik mutunya. Dengan demikian tujuan dari rencana
yang telah ditentukan dapat tercapai.
2.2.6 Evaluasi
Evaluasi adalah suatu penilaian terhadap keberhasilan rencana keperawatan untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan klien. Hasil yang diharapkan pada klien dengan alergi
adalah :
a. Klien tidak mengeluh sesak lagi
b. Pasien mengatakan kulitnya sudah tidak merah-merah lagi
c. Pasien mengatakan tidak merasa mual,muntah dan mencret lagi
d. Pasien mengatakan nyerinya sudah berkurang
e. Berpartisipasi dalam aktifitas sehari-sehari sesuai tingkat kemampuan, adanya
laporan peningkatan toleransi aktifitas.
f. Masukan nutrisi adekuat
g. Klien beristirahat dengan tenang, tidak melaporkan dan atau menunjukkan bukti-
bukti ketidaknyamanan, tidak mengeluhkan perasaan tidak nyaman.
15
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Alergi adalah suatu perubahan daya reaksi tubuh terhadap kontak pada suatu zat
(alergen) yang memberi reaksi terbentuknya antigen dan antibodi. Secara umum penyakit
alergi digolongkan dalam beberapa golongan, yaitu: alergi atopik, alergi obat, dan
dermatitis kontak.
2. Saran
Perawat mempunyai peran, fungsi, tanggung jawab, dan hak pada klien yang
ditanganinya, maka sebaiknya kita sebagai perawat harus mengetahui dan memahami
tindakan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem imunitas seperti
pemeriksaan diagnostik dan pemeriksaan penunjang lainnya,agar nantinya kita bisa menjadi
perawat yang professional.
16
DAFTAR PUSTAKA
17
MIND MAPPING ASKEP ALERGI
18