Anda di halaman 1dari 23

KEWIRAUSAHAAN KEPERAWATAN

ANALISIS IJIN PRAKTEK MANDIRI PERAWAT

DI SUSUN OLEH:

SRIYONO SUGENG HARIEDY (G2A219028)

PROGRAM SARJANA ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2019

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Riset kesehatan dasar yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia pada tahun
2013 menunjukkan bahwa terdapat peningkatan penderita diabetes melitus dari
tahun 2007 sampai 2013 sebanyak 2,1 persen. Hasil ini menunjukkan bahwa
penderita diabetes melitus semakin meningkat setiap tahunnya. Diabetes melitus
adalah salah satu jenis penyakit metabolisme dimana merupakan suatu kumpulan
gejala yang timbul karena adanya peningkatan kadar glukosa darah di atas nilai
normal. Penyakit diabetes melitus dapat mengakibatkan beberapa komplikasi seperti
retinopati, arterosklerosis, nefropati, vaskulopaty, gangguan fungsi jantung,
gangguan fungsi pembuluh otak, neuropathy, gangguan fungsi pembuluh darah di
kaki, dan gangguan pada kaki. Salah satu komplikasi diabetes melitus adalah
gangguan pembuluh darah kaki yang dapat menyebabkan penderita diabetes
mengalami masalah penyembuhan dalam jangka waktu yang lama saat terjadi luka.
Hal ini merupakan salah satu masalah terbesar yang sering dialami oleh masyarakat.
Penyembuhan luka pada pasien diabetes membutuhkan waktu yang lama
sehingga dibutuhkan suatu perawatan yang komprehensif dan tepat. Perawatan luka
di Indonesia telah di mulai sejak tahun 1993 dan telah mengalami perkembangan
yang sangat pesat. Keterbutuhan perawat luka juga semakin bertambah. Oleh karena
itu, perawat sebagai salah satu profesi kesehatan yang berkewajiban memberikan
pelayanan keperawatan sesuai dengan kode etik serta standar profesi memiliki
tanggungjawab untuk turut meningkatkan kualitas hidup pasien dalam hal ini adalah
pasien dengan komplikasi luka diabetes. Praktik mandiri perawat merupakan salah
satu bentuk nyata penyedia jasa layanan keperawatan khususnya untuk pasien yang
membutuhkan perawatan khusus yang diharapkan mampu membantu masyarakat
untuk menyejahterakan kesehatannya.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kebijakan Praktek Mandiri Keperawatan

1. UUD 1945

a. UUD 1945 Pasal 28 H :(1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan
batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan
sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

b. Pasal 34 : (3) Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan


kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.

2. Undang – Undang Kesehatan No. 36 tahun 2014

Pada pasal 11 ayat (1) dijelaskan bahwa Tenaga Kesehatan dikelompokan


kedalam: tenaga medis, tenaga psikologi klinis, KEPERAWATAN, kebidanan,
kefarmasian, kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan, keterapian fisik,
keteknisian medis, teknik biomedika, kesehatan tradisional dan kesehatan lain.
Penjelasan Pasal 11 ayat (4) Jenis perawat antara lain perawat kesehatan
masyarakat, perawat kesehatan anak, perawat maternitas, perawat medikal bedah,
perawat geriatri, dan perawat kesehatan jiwa.
Pasal 62 ayat (1) tenaga kesehatan dalam menjalanakn praktik harus
dilakukan sesuai dengan kewenangan yang didasarkan pada kompetensi yang
dimilikinya. Penjelasan pasal 62 ayat (1) yakni perawat memiliki kewenangan
untuk melakukan asuhan keperawatan secara mandiri dan komprehensif serta
tindakan kolaborasi keperawatan dengan tenaga kesehatan lain sesuai dengan
kualifikasinya.
Selanjutnya pada pasal 63 ayat (1) “Dalam keadaan terentu tenaga
kesehatan dapat memberikan pelayanan diluar kewenangannya. Pada
penejelasannya Keadaan Tertentu adalah suatu kondisi tida adanya tenaga
kesehatan yang memiliki kewenangan untuk melakukan tindakan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan serta tidak dimungkinkan untuk dirujuk. Tenaga
kesehatan yang dapat memberikan pelayanan diluar kewenangannya adalah

3
PERAWAT atau bidan yang memberikan pelayanan kedokteran dan/atau
kefarmasian dalam batas tertentu.
Pasal 65 ayat (1) “dalam melakukan pelayanan kesehatan, tenaga
kesehatan dapat menerima pelimpahan tindakan medis dari tenaga medis. Tenaga
Kesehatan dalam ketentuan ini, antara lain adalah PERAWAT, bidan, penata
anastesi, tenaga keterapian fisik dan keteknisian medis.

3. Undang - Undang Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan

Pada ketentuan umum (Pasal 1), dijelaskan beberapa hal diantaranya:


a. Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga,
kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat.
b. Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi Keperawatan,
baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai
dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
c. Pelayanan Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada
ilmu dan kiat Keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok,
atau masyarakat, baik sehat maupun sakit.
d. Praktik Keperawatan adalah pelayanan yang diselenggarakan oleh Perawat
dalam bentuk Asuhan Keperawatan.
e. Asuhan Keperawatan adalah rangkaian interaksi Perawat dengan Klien dan
lingkungannya untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan
kemandirian Klien dalam merawat dirinya.
f. Uji Kompetensi adalah proses pengukuran pengetahuan, keterampilan, dan
perilaku peserta didik pada perguruan tinggi yang menyelenggarakan
program studi Keperawatan.
g. Sertifikat Kompetensi adalah surat tanda pengakuan terhadap kompetensi
Perawat yang telah lulus Uji Kompetensi untuk melakukan Praktik
Keperawatan.
h. Sertifikat Profesi adalah surat tanda pengakuan untuk melakukan praktik
Keperawatan yang diperoleh lulusan pendidikan profesi.
i. Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap Perawat yang telah memiliki
Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi dan telah mempunyai kualifikasi

4
tertentu lainnya serta telah diakui secara hukum untuk menjalankan Praktik
Keperawatan.
j. Surat Tanda Registrasi yang selanjutnya disingkat STR adalah bukti tertulis
yang diberikan oleh Konsil Keperawatan kepada Perawat yang telah
diregistrasi.
k. Surat Izin Praktik Perawat yang selanjutnya disingkat SIPP adalah bukti
tertulis yang diberikan oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota kepada
Perawat sebagai pemberian kewenangan untuk menjalankan Praktik
Keperawatan.
l. Perawat Warga Negara Asing adalah Perawat yang bukan berstatus Warga
Negara Indonesia.
m. Klien adalah perseorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat yang
menggunakan jasa Pelayanan Keperawatan.
n. Organisasi Profesi Perawat adalah wadah yang menghimpun Perawat secara
nasional dan berbadan hukum sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan.
o. Kolegium Keperawatan adalah badan yang dibentuk oleh Organisasi Profesi
Perawat untuk setiap cabang disiplin ilmu Keperawatan yang bertugas
mengampu dan meningkatkan mutu pendidikan cabang disiplin ilmu tersebut.
p. Konsil Keperawatan adalah lembaga yang melakukan tugas secara
independen.
Pada Pasal 2, dijelaskan azas Praktik Keperawatan, seperti
perikemanusiaan; nilai ilmiah; etika dan profesionalitas; manfaat; keadilan;
pelindungan; dan kesehatan dan keselamatan Klien. Pada Bab III, diatur tentang
pendidikan tinggi keperawatan. Pada bab IV, diatur tentang Registrasi, Izin
Praktik, dan Registrasi Ulang. Pada bab ini antara lain diatur (sebagaimana
tercantum pada Bagian Kedua Registrasi) pada Pasal 18, disebutkan antara lain:
1. Perawat yang menjalankan Praktik Keperawatan wajib memiliki STR.
2. STR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh Konsil Keperawatan
setelah memenuhi persyaratan.
3. Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat meliputi :
a. Memiliki ijazah pendidikan tinggi Keperawatan
b. Memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi
c. Memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental
5
d. Memiliki surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji profesi
e. Membuat pernyataan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2013
Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
Hk.02.02/Menkes/148/I/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik
Perawat Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Menteri Kesehatan
Republik Indonesia

Menimbang :
a. Bahwa beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
HK.02.02/Menkes/148/I/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik
Perawat perlu disesuaikan dengan perkembangan hukum dan kebutuhan
pelayanan kesehatan
b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
perlu menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/148/ I/2010
tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat

Mengingat :
a. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 443 1)
b. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437),
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 59 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4844);
c. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

6
d. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
e. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637)
f. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4737)
g. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/148/I/2010
tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat
h. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 585)
i. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1796/Menkes/Per/VIII/2011 tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 603)

B. Konsep Praktik Mandiri Keperawatan

1. Definisi

Menurut konsorsium ilmu-ilmu kesehatan (1992) praktek keperawatan


adalah tindakan mandiri perawat profesional atau ners melalui kerjasama yang
bersifat kolaboratif baik dengan klien maupun tenaga kesehatan lain dalam upaya
memberikan asuhan keperawatan yang holistic sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawabnya pada berbagai tatanan, termasuk praktik keperawatan
individu dan berkelompok. Sementara pengetahuan teoritik yang mantap dan
tindakan mandiri perawat profesional dengan menggunakan pengetahuan teoritik
yang mantap dan kokoh mencakup ilmu dasar dan ilmu keperawatan sebagai
landasan dan menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan dalam
melakukan asuhan keperawatan (pojok keperawatan CHS, 2002).

7
Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu
dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-soiso-spiritual yang
komprehensif, di tujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat baik sakit
maupun sehat yang mencakup selursuh proses kehidupan manusia. Pelayanan
keperawatan yang di berikan berupa bantuan karena adaya kelemahan fisik dan
mental, keterbatasan pengetahuan dan kurangnya kemauan menuju kepada
kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari secara mandiri.

Menurut Undang-Undang Keperawatan nomor 38 tahun 2014 bahwa yang


dimaksud dengan Praktik Keperawatan adalah pelayanan yang diselenggarakan
oleh Perawat dalam bentuk Asuhan Keperawatan dimana Asuhan Keperawatan
merupakan rangkaian interaksi Perawat dengan Klien dan lingkungannya untuk
mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian Klien dalam merawat
dirinya

2. Tujuan Mendirikan Praktik Keperawatan

Tujuan praktik keperawatan sesuai yang dicanangkan WHO (1985) haru


diupayakan pada pencegahan primer, peningkatan kesehatan pasien, keluarga dan
masyarakat, perawatan diri, dan peningkatan kepercayaan diri.
Praktik keperawatan meliputi empat area yang terkait dengan kesehatan
(kozier & Erb, 1999), yaitu:
a. Peningkatan kesehatan (Health Promotion)
Kegiatan keperawatan dalam pemeliharaan kesehatan adalah kegiatan
yang membantu klien memelihara status kesehatan mereka. Perawat
melakukan aktivitas untuk membantu masyarakat mempertahankan status
kesehatannya. Tiga perkembangan pemeliharaan kesehatan:
1) Mencoba mengidentifikasi gejala penyakit kronis sebelum penderita
mengidapnya, misalnya melakukan pemeriksaan fisik secara teratur,
untuk usia di atas 35 tahun.
2) Meningkatkan ketertarikan terhadap masalah kesehatan sehubungan
dengan perubahan struktur sosial masyarakat.
3) Ketertarikan pada faktor lingkungan sehubungan dengan penyebab
penyakit karena stres.

8
b. Pencegahan penyakit
Aktivitas pencegahan penyakit secara objektif untuk mengurangi
risiko penyakit, untuk meningkatkan kebiasaan kesehatan yang baik dan
untuk mempertahankan fungsi individu secara optimal.
Aktivitas atau kegiatan yang dapat dilaksanakan antara lain sebagai
berikut :
1) Melakukan program pendidikan di rumah sakit, misalnya perawat ibu
hamil, program melarang atau menghindari rokok, seminar ”mengurangi
atau mencegah stres” dll.
2) Program umum dan dasar yang dapat meningkatkan gaya hidup sehat,
misalnya melakukan senam aerobik, berenang atau program kebugaran.
3) Memberikan informasi tentang kesehatan, makanan yang sehat, olah raga
dan lingkungan yang sehat melalui liflet, media massa atau media
elektronik.
4) Menyediakan pelayanan keperawatan yang dapat menjamin kesehatan ibu
hamil dan kelahiran bayinya dengan sehat.
5) Memantau tumbuh kembang bayi dan balita.
6) Memberikan imunisasi.
7) Melakukan pemeriksaan untuk medeteksi tekanan darah tinggi, kadar
kolesterol, dan kanker.
8) Melakukan konseling mengenai pencegahan akibat kekurangan nutrisi
dan penghentian rokok.
c. Pemeliharaan Kesehatan (Health Maintenance)
Kegiatan keperawatan dalam pemeliharaan kesehatan adalah kegiatan
yang membantu klien memelihara status kesehatan mereka. Perawat
melakukan aktivitas untuk membantu masyarakat mempertahankan status
kesehatannya. Tiga perkembangan pemeliharaan kesehatan :
1) Mencoba mengidentifikasi gejala penyakit kronis sebelum penderita
mengidapnya, misalnya melakukan pemeriksaan fisik secara teratur,
untuk usia di atas 35 tahun.
2) Meningkatkan ketertarikan terhadap masalah kesehatan sehubungan
dengan perubahan struktur sosial masyarakat.

9
3) Ketertarikan pada faktor lingkungan sehubungan dengan penyebab
penyakit karena stres.
d. Pemulihan kesehatan (Health Restoration)
Pemulihan kesehatan berarti perawat membantu pasien meningkatkan
kesehatan setelah pasien memiliki masalah kesehatan atau penyakit.
Kegiatan yang dilakukan dalam perbaikan kesehatan meliputi hal-hal
berikut :
1) Memberikan perawatan secara langsung pada individu yang sedang sakit,
misalnya dengan memberikan perawatan fisik.
2) Memberikan perawatan pada pasien yang mengalami gangguan kesehatan
mental.
3) Melakukan diagnostik dan pemeriksaan untuk mendeteksi penyakit.
4) Merencanakan pengajaran dan rehabilitasi pada pasien-pasien tertentu,
misalnya pda pasien stroke, serangan jantung, artritis.
e. Perawatan pasien menjelang ajal.
Area praktik keperawatan ini mencakup perawat memberikan rasa
nyaman dan merawat orang dalam keadaan menjelang ajal. Kegiatan dapat
dilakukan di rumah sakit, rumah, dan fasilitas kesehatan lainnya.
Peningkatan Kesehatan adalah kerangka aktivitas keperawatan.
Kesadaran diri klien, kesadaran kesehatan, keterampilan kesehatan dan
penggunaan semua sumber yang dipertimbangkan sebagai perawatan yang di
berikan oleh perawat. Peningkatan kesehatan membantu masyarakat dalam
mengembangkan sumber untuk memelihara atau meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan mereka. Tujuan kesehatan yang ingin diwujudkan adalah
mencapai derajat kesehatan yang optimal. Fokus peningkatan kesehatan
diarahkan untuk memelihara atau meningkatkan kesehatan umum individu
keluarga dan komunitas.

3. Standart Praktik Mandiri Keperawatan

Standar praktik keperawatan acuan untuk praktik keperawatan yang harus


dicapai oleh seseorang perawat dan dikembangkan untuk membantu perawat
melakukan validasi mutu dan mengembangkan keperawatan.

10
Tujuan Utama:
a. Untuk meningkatkan asuhan atau pelayanan keperawatan dg cara
memfokuskan kegiatan atau proses pada usaha pelayanan untuk memenuhi
kriteria yg diharapkan.
b. Penyusunan standar praktek keperawatan berguna bagi perawat, RS/institusi,
klien, profesi keperawatan dan tenaga kesehatan lain. Standar praktek
keperawatan klinis antara lain:
1) Standar I : Pengkajian
Perawat mengidentifikasi dan pengumpulan data ttg status kes.
Klien . Pengkajian ini hrs lengkap ,sistimatis dan berkelanjutan.
Kriteria pengukuran :
a) Prioritas pengumpulan data ditentukan o/ kondisi atau kebutuhan
klien saat ini
b) Data tetap dikumpulkan dg tehnik-tehnik pengkajian yg sesuai
c) Pengumpulan data melibatkan klien ,orang-orang terdekat klien dan
petugas kesehatan .
d) Proses pengumpulan data bersifat sistimatis dan berkesinambungan
e) Data yg berkesinambungan dlm bentuk yg muda didapatkan kembali
2) Standar II : Diagnosa Keperawatan
a) Perawat menganalisa data yg dikaji untuk disahkan dg klien ,
menentukan diagnosa.
b) Kriteria pengukuran :
c) Diagnosa ditetapkan dr data hasil pengkajian
d) Diagnosa disahkan dg klien, orang-orang terdekat klien, tenaga
kesehatan bila memungkinkan
e) Diagnosa didokumentasikan dg cara yg memudahkan perencanaan
perawatan
3) Standar III: Identifikasi hasil
Perawat mengidentifikasi hasil yg diharapkan secara individual
pada klien
Kriteria pengukuran:
a) Hasil diambil dari Diagnosa
b) Hasil-hasil didokumentasikan sebagai tujuan yg dpt diukur

11
c) Hasil-hasil dirumuskan satu sama lain sama klien,orang-orang
terdekat klien dan petugas kesehatan
d) Hasil hrs nyata (realitis) sesuai dg kemampuan /kapasitas klien saat
ini dan kemampuan potensial
e) Hasil yg diharapkan dapat dicapai sesui dg sumber-sumber yg
tersedia bagi klien
f) Hasil yg diharapkan meliputi perkiraan waktu pencapaian
g) Hasil yg diharapkan memberi arah bagi kelanjutan perawatan
4) Standar IV : perencanaan
Perawat menetapkan suatu rencana keperawatan yg
menggambarkan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yg
diharapkan
Kriteria pengukuran :
a) Rencana bersifat individual sesuai dg kebutuhan-kebutuhan dan
kondisi klien
b) Rencana tersebut dikembangkan bersama klien ,orang-orang terdekat
klien dan petugas kesehatan
c) Rencana tersebut menggambarkan praktek keperawatan sekarang
d) Rencana tersebut didokumentasikan
e) Rencana tersebut hrs menunjukkan kelanjutan keperawatan

5) Standar V : Implementasi
Perawat mengimplementasi kan intervensi yg diidentifikasi dari
rencana keperawatan
Kriteria pengukuran:
a) Intervensi bersifat konsisten dg rencana keperawatan yg dibuat
b) Intervensi diimplemetasikan dg cara yg aman dan tepat
c) Intervensi didokumentasikan
6) Standar VI : Evaluasi
Perawat meengevaluasi kemajuan klien terhadap hasil yg telah
dicapai.
Kriteria pengukuran:
a) Evaluasi bersifat sistimatis dan berkesinambungan
b) Respon klien terhadap intervensi didokumentasikan
12
c) Keefektifan intervensi dievalusi dalam kaitannya dengan hasil
d) Pengkajian thdp data yg bersifat berkesinambungan digunakan untuk
merevisi diagnosa, hasil-hasil dan rencana keperawatan untuk
selanjutnya
e) Revisi Diagnosa, hasil dan rencana keperawatan didokumentasikan
f) Klien,orang-orang terdekat klien dan petugas kes. Dilbatkan dalam
proses evaluasi.

4. Peralatan Dasar Mendirikan Praktik Mandiri Keperawatan

Peralatan dasar yang disiapkan sebenarnya tergantung dari kekhususan


dari masing – masing klinik sesuai dengan bidang keahlian, misalnya perawat
mempunyai sertifikat wound care dan memilki pengalaman sebagai perawat luka,
bisa membuka keperawatan klinik luka atau mungkin ada yang sudah
mendapatkan pelatihan keperawatan paliatif.
Fasilitas dasar yang harus ada antara lain :
a. Perlengkapan untuk asuhan keperawatan dan kunjungan rumah antara lain : alat
untuk mengukur tanda – tanda vital, timbangan, meteran badan, alat untuk
mengukur gula darah, asam urat dan kolesterol tergantung kemampuan finansial.
b. Obat – obatan (obat bebas dan terbatas atau generik).
c. Perlengkapan administrasi meliputi : formulir catatan tindakan asuhan
keperawatan serta formulir rujukan dan formulir persetujuan tindakan
keperawatan atau inform consent.

13
BAB III
ANALISIS PRAKTEK MANDIRI KEPERAWATAN

A. IDENTITAS DIRI

1. Nama : Sriyono Sugeng Hariedy


2. Tempat, tanggal lahir : Ngawi, 14 Mei 1990
3 Jenis kelamin : Laki-Laki
4. Riwayat pendidikan kesehatan : S1 Keperawatan
5. No. HP : 085725526141
6. Pekerjaan utama : Perawat di RSUP Dr kariadi Semarang
7. Usaha lain : -

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Melalui proposal ini saya bermaksud mengajukan ijin untuk melakukan praktik
mandiri perawat. Dimana praktik mandiri perawat yang akan didirikan bernama
“Sugeng Wound Center Spesialis Luka Diabetes”.

C. PENJELASAN PRAKTIK PERAWAT MANDIRI


Sugeng Wound Center Spesialis Luka Diabetes merupakan perawatan luka
diabetes yang didirikan di Semarang dan akan tersebar di daerah Semarang dengan
setiap unit memiliki standar pelayanan yang sama. Sugeng Wound Center Spesialis
Luka Diabetes akan melakukan perawatan kepada penderita luka, baik itu luka
diabetes maupun luka bakar, luka gores, luka post operasi dan lainnya. Perawatan
luka yang dilakukan dengan menggunakan metode modern dressing yang sudah
teruji secara klinik dalam skala internasional sehingga kesembuhan luka dapat
diprediksi waktunya. Metode modern dressing menggunakan prinsip balutan lembab
(moist wound dressing) dan bahan terapi topikal yang tepat sesuai dengan jenis luka.
Sesuai dengan motto kami “Cegah Sejak Dini Stop Amputasi Diabetesi
Indonesia”, pasien akan diberikan pelayanan oleh tenaga ahli dan profesional.
Dimana mereka telah terlatih dan tersertifikasi. Selain itu kami juga melakukan
perawatan home care dimana pasien yang mengalami keterbatasan fisik dan tidak
mampu untuk datang ke tempat praktik dapat diberikan pelayanan dirumah mereka.
Keunggulan metode yang kami lakukan yaitu :

14
1. Mempercepat proses autolisis debridemen
2. Menurunkan kejadian infeksi
3. Mengontrol inflamasi
4. Meningkatkan laju epitelisasi
5. Menjaga pembentukan jaringan eschar
6. Meningkatkan pembentukan jaringan dermis
7. Mencegah luka menjadi kering dan keras
8. Pembiayaan yang efektif
9. Menurunkan nyeri
10. Menghancurkan dan membuang zat asing
11. Mudah digunakan
12. Memberikan tampilan lebih kosmetis
13. Memberikan keuntungan psikologis

D. Visi
Menjadi model pusat layanan perawatan luka mandiri dengan berbasis optimalisasi
pencegahan amputasi sejak dini dan pusat riset luka diabetes di Indonesia pada
tahun 2027

E. Misi

1. Mendirikan unit jasa pelayanan perawatan luka diabetes.


2. Memberdayakan perawat mandiri.
3. Menjadi rujukan penelitian pada kasus perawatan luka.

F. Jenis Pelayanan
1. Konsultasi gratis terkait diabetes dan komplikasi luka diabetes
2. Perawatan luka diabetes
3. Perawatan luka decubitus
4. Perawatan luka post operasi
5. Perawatan luka kanker
6. Perawatan luka sunat
7. Perawatan luka bakar
8. Perawatan kaki diabetes (foot care)

15
9. Menyediakan alat kesehatan sesuai kebutuhan pasien

G. Waktu Pelayanan
Tempat Praktik
Senin – Jumat : 08.00 WIB – 16.00 WIB
Sabtu : 08.00 WIB – 14.00 WIB
Home Care
Senin – Sabtu : 08.00 WIB – 16.00 WIB

H. Tempat Pelayanan
Praktik Mandiri Perawat sugeng wound center spesialis luka diabetes- berlokasi
di samping Apotek Kimia Farma yang beralamat di Jalan Jati Raya Blok C-1,
Srondol Wetan, Banyumanik, Semarang, Jawa Tengah.

I. Denah Lokasi Tempat Praktik

16
J. Denah Tempat Praktik

K. Daftar Peralatan
(telah disesuaikan dengan PERMENKES No. 26 Tahun 2019)
I. FURNITURE STANDAR DAN ALAT RUMAH TANGGA
Komponen Sub Komponen Jumlah Minimal Keterangan
Furnitur Standar dan Alat Rumah Meja Tulis ½ biro 1
Tangga Kursi 2
Filling Cabinet 1 sejenis
Lemari 1
Jam Dinding 1
Kursi Tunggu 1
Tempat Sampah 2 tertutup
Termos es/Lemari
1
es
Water Dispenser 1
Alat Makan/Minum 1 set
Pembatas Gordyn 1
Alat Kebersihan 1
Spill Kit 1

17
APAR 1
II. DAFTAR ALAT TULIS KANTOR
Komponen Sub Komponen Jumlah Minimal Keterangan
Alat Tulis Kantor Ballpoint/Pena 1
hitam
Ballpoint/Pena 1
merah & biru
Pensil 1
Staples + isi 1
Spidol 1
Penggaris 1
Kertas HVS 1 rim
Map 5
Boxfile 1
III. DAFTAR PERALATAN SIRKULASI UNTUK EMERGENCY
Komponen Sub Komponen Jumlah Minimal Keterangan
Peralatan Sirkulasi Infus set makro 1 set
IV Catheter 16 G 1 set
IV Catheter 18 G 1 set
IV Catheter 20 G 1 set
IV Catheter 22 G 1 set
Disposibel spuit 1 1 buah
cc
Disposibel spuit 3 1 buah
cc
Disposibel spuit 5 1 buah
cc
Disposibel spuit 10 1 buah
cc
Disposibel spuit 1 buah
20cc
IV. DAFTAR TRAUMA SET/PERALATAN TRAUMA UNTUK EMERGENCY
Komponen Sub Komponen Jumlah Minimal Keterangan
Trauma Set Neck Collar 1 buah
Arm Sling 1 buah
Elastic verband 1 buah
15cm
Elastic verband 1 buah
7,5cm
Wound Dressing 1 set
Chloraetil spray 1 botol
Handscoon 1 box
disposible
Hecting set 1 set
Alat penghentian 1 set
perdarahan
eksternal: kassa
balut tekan,
tampoon, klem

18
arteri
Bidai 1 buah
Lidocain 1 ampul
V. DAFTAR PERALATAN BREATHING
Komponen Sub Komponen Jumlah Minimal Keterangan
Peralatan Breathing Nasal Canul 1 buah
Rebreathing mask 1 buah
Non rebreathing 1 buah
mask
Tabung Oksigen set 1 buah
Bag valve 1 buah
mask/Ambu bag
OPA 1 buah
ETT 1 buah
Laringoskop 1 buah
Masker nebulizer 1 buah
Aquadest 1 botol
VI. DAFTAR ALAT TENUN
Komponen Sub Komponen Jumlah Minimal Keterangan
Alat Tenun Laken 3
Stik Laken 3
Selimut 3
Bantal 1
Sarung Bantal 3
Perlak 3
Handuk Kecil 6
Washlap 3
Scherm/Untuk 2
gordyn penghalang
Mitella 3
VII.DAFTAR ALAT KEPERAWATAN/MEDIK
Komponen Sub Komponen Jumlah Minimal Keterangan
Alat Keperawatan/Medik Stetoskop 1
Tensimeter 1
Termometer 1
Spatel Lidah 1
Lampu Senter 1
Timbangan Berat 1
Badan
Bengkok 1
Gunting Verban 1
Set Ganti Balutan 1
Set Hecting 1
Tromol 1
Set Korentang 1
Bak Spuit 1
Sterilisator 1
Tempat Cuci 1

19
Tangan/Wastafel
Tempat Alkohol 1
Standar Infus 1
Pispot 1
Urinal 1
Meja Periksa 1
Lemari Instrumen 1
Plester 1
Alkohol Swab 1 box
Handscrub 1 botol
Disposible masker 1 box
Kassa Steril 1 box
Pinset 1 buah
Set peralatan 1 set
homecare
VIII. DAFTAR ADMINISTRASI
Komponen Sub Komponen Jumlah minimal Keterangan
Alat Pencatatan dan Pelaporan Formulir Pengkajian 1
Keperawatan
Formulir Rencana 1
Keperawatan
Formulir Catatan 1
Implementasi
Formulir Catatan 1
Perkembangan &
Evaluasi
Formulir Observasi 1
Khusus
Buku Ekspedisi 1
Nota Order 1
Surat Rujukan 1
Surat Pelimpahan 1
Wewenang
Delegatif/Mandat
Medis Kepada
Perawat
Buku Registrasi 1
Formulir Pelaporan 1
Buku Kerja Klien 1 paket

L. Customer Care
085725526141 (Telepon, SMS, whatsapp)

M. Hal yang Harus Diperhatikan Pasien


1. Datang sesuai jadwal kontrol.
2. Menjaga balutan luka agar tidak kotor dan terkena air.

20
3. Mengatur pola diet sehari-hari.
4. Rutin mengkonsumsi obat dari dokter.
5. Menjaga kondisi fisik dan emosi karena akan mempengaruhi proses
penyembuhan luka dan kadar gula darah pasien.
6. Jika balutan kotor dan basah sebelum jadwal kontrol harap segera menghubungi
Sugeng Wound Center Spesialis Luka Diabetes.
7. Jika kondisi pasien perlu untuk dirujuk maka Sugeng Wound Center Spesialis
Luka Diabetes akan merujuk ke dokter.
8. Biaya yang dikenakan ke pasien tergantung dengan luka pasien, obat yang
digunakan, dan jenis balutan, disesuaikan dengan standar biaya yang telah ada.
N. Analisa SWOT
1. S : (Kekuatan) : Akses jalan mudah, mempunyai lahan
yang strategis
2. W : (kelemahan) : Ruangan sempit
3. O : (Kesempatan) : Belum mempunyai Brosur, Medsos
4. T : (Ancaman) : Banyak pesaing dari klinik

21
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Praktik Keperawatan Mandiri merupakan salah satu peluang, tetap harus
dicermati dengan diundangkannya undang – undang perlindungan konsumen dan
undang-undang praktik keperawatan, pelaksanaan praktik keperawatan harus
melaksanakan praktiknya dengan bertanggung jawab dan berkualitas, sehingga dapat
melindungi keselamatan klien, dan akan terhindar dari tuntutan.

Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang


merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan
kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-soiso-spiritual yang komprehensif,
di tujukankepadaindividu, keluarga, dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang
mencakup seluruh proses kehidupan manusia.

Menurut Undang-Undang Keperawatan nomor 38 tahun 2014 bahwa yang


dimaksud dengan Praktik Keperawatan adalah pelayanan yang diselenggarakan oleh
Perawat dalam bentuk Asuhan Keperawatan dimana Asuhan Keperawatan
merupakan rangkaian interaksi Perawat dengan Klien dan lingkungannya untuk
mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian Klien dalam merawat
dirinya.

B. Saran
Setiap perawat yang akan melakukan praktik keperawatan mandiri, harus
memenuhi kriteria dibawah ini:
1. Meningkatkan kompetensinya melalui pendidikan dan pelatihan keperawatan
berkelanjutan yang diselenggarakan oleh organisasi profesi dan lembaga lain
yang diakreditasi oleh organisasi profesi. (sesuai RUU tentang praktik
keperawatan pasal 26).
2. Mempunyai keterampilan intelektual, keterampilan teknikal, dan ketrampilan
interpersonal yang dapat memberikan kesehatan secara efektif dan terjangkau.
3. Dapat menjalankan perannya secara professional dalam praktik keperawatan
yaitu sebagai pemberiasuhan keperawatan, komunikasi, kolaborasi, pendidik,
advokat, konselor, pembawa perubahan, pemimpin, manajemen dan peneliti.
22
DAFTAR PUSTAKA

Kasmir & Jakfar. 2012. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Kencana Prenada Grup.

Husnan, Suad & Muhammad, Suwarsono. 2008. Studi Kelayakan Proyek. Edisi 4.
Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Zethaml, Valarie, Mary Jo Bitner, Dwayne D. Gremler. 2013. Service Marketing.


McGraw-Hill International Edition.

23

Anda mungkin juga menyukai