Anda di halaman 1dari 81

1

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NnT DENGAN ABORTUS


PROVOKATUS KRIMINALIS DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK
SITI FATIMAH MAKASSAR TANGGAL 12-14 JULI 2005

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan


Pendidikan Pada Program DIII Kebidanan
Universitas Indonesia Timur Makassar

OLEH :

Maryam
02.1301.107

UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR


PROGRAM DIII KEBIDANAN
MAKASSAR
2005
BAB I

PENDAHULUAN
2

A. LATAR BELAKANG

Angka kematian Ibu (AKI) merupakan barometer pelayanan

kesehatan Ibu disuatu negara. AKI masih tinggi menggambarkan

pelayanan kesehatan ibu belum baik, sebaliknya AKI yang rendah

menggambarkan pelayanan kesehatan sudah baik.

Data WHO (2000) menyebutkan 15-50 % kematian ibu disebabkan

oleh pengguguran kandungan yang tidak aman. Dari 20 juta pengguguran

kandungan yang ditemukan tiap tahun, ditemukan 70.000 perempuan

meninggal dunia. Artinya 1 dari 8 ibu meninggal akibat aborsi yang tidak

aman.

(http/www.kompas.com/cetak/0702/27/hikmah/3htm) (online) diakses

tanggal 24 Mei 2005.

Hingga kini kematian maternal di Indonesia masih tinggi bahkan

menempati urutan tertinggi di Asean yaitu 334/100.000 kelahiran hidup

dan 21,8/1000 kelahiran hidup (Saifuddin, AB, 2002).

Angka kematian ibu (AKI) karena melahirkan di Indonesia masih

amat tinggi dibandingkan negara tetangga. Di Indonesia diperkirakan

sekitar 20.000 ibu meninggal melahirkan setiap tahunnya atau rata-rata

57-58 ibu meninggal perhari sehingga AKI dinilai sebagai masalah

nasional yang memerlukan perhatian serius untuk menurunkannya.

Problem kematian ibu hamil dan melahirkan yang angkanya masih tinggi

di Indonesia sangat kompleks. Penyebab masalah ini ada secara


3

langsung dan tidak langsung. Secara langsung meliputi : perdarahan

dengan kejadian paling banyak, eklampsi, infeksi dan aborsi, sedangkan

secara tidak langsung meliputi sosial budaya, rendahnya pendidikan

maupun ekonomi disamping kesulitan akses (http/www.kompas.com)

(online) diakses tanggal 24 Mei 2005.

Para ahli memperkirakan angka kejadian kasus aborsi di Indonesia

sekitar 2,4 juta jiwa pertahun dan sekitar 700 ribu diantaranya dilakukan

remaja, jumlah kasus itu sesungguhnya jauh lebih banyak dari angka

kejadian yang tampak dipermukaan (http/www.kompas.com) (online)

diakses tanggal 24 Mei 2005.

Di Propinsi Sulawesi Selatan berdasarkan data yang diperoleh dari

Profil dari Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Selatan Tahun 2004

terdaftar 1852 kasus abortus.

Dari data yang ditemukan di RSIA Siti Fatimah Makassar

menunjukkan bahwa jumlah kasus abortus yang pernah dirawat mulai

bulan Januari sampai Desember 2004 tercatat 234 jumlah kasus abortus.

Abortus inkomplit 184 orang dan abortus Iminens sebanyak 50 orang

(Medical Record RSIA St. Fatimah Makassar, 2004)

Tiga fakta tentang abortus provokatus yang mengangkat aborsi

sebagai masalah kesehatan masyarakat yang harus mendapatkan

perhatian adalah aborsi yang dilakukan secara tidak aman merupakan

penyebab utama kesakitan dan kematian ibu, kebutuhan akan induksi


4

aborsi merupakan kenyataan yang sering dan terus menerus dijumpai

dan wanita tidak perlu meninggal akibat aborsi yang tidak aman, karena

bila induksi dilaksanakan secara benar dan higienis tindakan aborsi

sangatlah aman.

Berdasarkan insiden diatas, ternyata abortus merupakan masalah

dunia yang mempengaruhi kesehatan, kesakitan dan kematian serta

kelangsungan reproduksi wanita.

Olehnya itu penulis akan membahas secara spesifik penanganan

masalah ini dengan menggunakan metode pendekatan manajemen

asuhan kebidanan.

B. Ruang Lingkup Pembahasan

Adapun ruang lingkup pembahasan dalam karya tulis ini adalah

penerapan manajemen kebidanan dengan abortus provokatus kriminalis

di RSIA Siti Fatimah Makassar tanggal 12 s/d 14 Juli 2005.

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada Nn.T dengan

abortus provokatus kriminalis di RSIA Siti Fatimah Makassar dengan

menggunakan manajemen kebidanan sesuai kompetensi / wewenang

bidan.
5

2. Tujuan Khusus

a. Dapat melaksanakan pengkajian data pada Nn. T dengan kasus

abortus provokatus kriminalis di RSIA Siti Fatimah Makassar.

b. Dapat menentukan diagnosa/masalah aktual pada Nn.T dengan

kasus abortus provokatus kriminalis di RSIA Siti Fatimah

Makassar.

c. Dapat menentukan diagnosa / masalah potensial pada Nn. T

dengan kasus abortus provokatus kriminalis di RSIA Siti Fatimah

Makassar.

d. Dapat menyusun rencana tindakan asuhan kebidanan sesuai

dengan rencana pada Nn. T dengan kasus abortus provokatus

kriminalis di RSIA Siti Fatimah Makassar .

e. Dapat mengevaluasi hasil tindakan asuhan kebidanan pada Nn.

T dengan kasus abortus provokatus kriminalis di RSIA Siti

Fatimah Makassar.

f. Dapat mendokumentasikan temuan dan tindakan asuhan

kebidanan telah diberikan pada Nn. T dengan kasus abortus

provokatus kriminalis di RSIA Siti Fatimah Makassar.

D. Manfaat Penulisan

1. Dapat meningkatkan kualitas pelayanan pada Nn. T .dengan

penerapan manajemen kebidanan dengan kasus abortus provokatus

krminalis.
6

2. Sebagai bahan masukan bagi petugas kesehatan utamanya bidan

dalam upaya menurunkan angka kematian ibu yang berkaitan dengan

kasus abortus provokatus kriminalis .

3. Sebagai tambahan pengalaman yang amat berharga bagi penulis

untuk memperluas dan menambah wawasan dalam asuhan

kebidanan.

4. Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian akhir program D3

Kebidanan Universitas Indonesia Timur Makassar 2005.

E. Metode Penulisan

1. Studi Kepustakaan

Dimana penulis mempelajari buku-buku/literatur-literatur yang

berhubungan dengan abortus provokatus kriminalis.


7

2. Studi Kasus

Penulis melaksanakan studi kasus dengan menggunakan metode

pendekatan pemecahan masalah dalam kebidanan yang meliputi

pengkajian data, menentukan masalah aktual dan potensial,

merencanakan tindakan, pelaksanaan evaluasi asuhan kebidanan

dengan abortus provokatus kriminalis. Untuk menghimpun data yang

akurat dalam mengkaji menggunakan tehnik.

a. Anamnesa

Penulis melakukan tanya jawab dengan klien, suami dan

keluarga yang dapat membantu memberikan informasi yang

dibutuhkan.

b. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaaan fisik dilakukan secara sistematik mulai dari

kepala sampai kaki (head to toe) yang meliputi infeksi palpasi,

perkusi, auskultasi dan pemeriksaaan laboratorium serta

pemeriksaan diagnostik lainnya dengan menggunakan formal

pangkajian.

c. Pengkajian Psikososial

Yaitu pengkajian status emosial, pola interaksi, serta respon

terhadap keadaan, bagaimana hubungan dengan anggota

keluarga, tetangga, petugas kesehatan, lingkungannya dan

pengetahuan tentang kesehatan.


8

3. Studi Dokumenter

Dengan membaca dan mempelajari status yang berhubungan

dengan masalah klien yang bersumber dari catatan dokter, bidan,

perawat, petugas laboratorium, dan hasil pemeriksaan penunjang

lainnya.

4. Diskusi

Penulis mengadakan tanya jawab dengan dokter maupun bidan

yang menangani secara langsung dengan klien tersebut serta

berdiskusi dengan dosen pembimbing karya tulis ilmiah ini.

F. Sistematika Penulisan

Studi kasus ini terdiri dari 5 (lima) bab dan disusun dengan

sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Ruang Lingkup Pembahasan

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

2. Tujuan khusus

D. Manfaat Penulisan

E. Metode Penulisan

F. Sitematika Penulisan
9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

2. Tanda dan gejala kehamilan

3. Perubahan yang terjadi dalam kehamilan

B. Tinjauan Tentang Abortus

1. Pengertian Abortus

2. Frekuensi Abortus

3. Etiologi Abortus

4. Klasifikasi Abortus

5. Patofisiologi Abortus

6. Penanganan Abortus Provokatus kriminalis

7. Komplikasi Abortus

C. Proses Manajemen Kebidanan

1. Pengertian Manajemen Kebidanan

2. Langkah langkah manajemen asuhan kebidanan

D. Bentuk bentuk pendokumentasian manajemen

kebidanan.

BAB III STUDI KASUS

Langkah I : Pengumpulan dan analisis data dasar.

Langkah II : Merumuskan diagnosa/masalah aktual.

Langkah III : Merumuskan diagnosa / masalah

potensial.
10

Langkah IV : Melaksanakan tindakan segera /

kolaborasi.

Langkah V : Rencana asuhan kebidanan.

Langkah VI : Pelaksanaan tindakan / implementasi

asuhan kebidanan.

Langkah VII : Evaluasi asuhan kebidanan.

Dokumentasi Asuhan Kebidanan (SOAP)

BAB IV PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis membahas tentang kesenjangan antara

teori asuhan kebidanan dan prakteknya yang dilaksanakan di

RSIA Siti Fatimah Makassar dalam menangani kasus abortus

provokatus kriminalis.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Dasar Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

a. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin,

dimana lamanya hamil normal adalah 280 hari atau 40 minggu

atau 9 bulan 7 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir

(Saifuddin, 2000)

b. Proses kehamilan merupakan suatu mata rantai yang

berkesinambungan terdiri dari ovulasi, migrasi, spermatozoa dan

ovum, terjadinya konsepsi dan pertumbuhan zigot, terjadi nidasi

pada uterus, pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil

konsepsi sampai aterm (Mochtar, R, 1998).

2. Diagnosis kehamilan

Pada wanita hamil terdapat tanda atau gejala antara lain :

a. Tanda dugaan hamil

1) Amenorhoe

Penting diketahui tanggal hari pertama haid terakhir, untuk

menentukan umur kehamilan dan perkiraan akan terjadi yang

dihitung dengan menggunakan rumus Naegel.

2) Mual dan muntah

3) Payudara membesar, tegang


10 dan sedikit nyeri.
12

Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh hormon estrogen dan

progesteron yang merangsang duktuli dan alveoli di mammae.

4) Sering kencing

5) Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid plasenta

yang dijumpai pada muka, arcola payudara, leher, dan dinding

perut.

6) Epulis yaitu hipertopi dari papil gusi (Mochtar. R, 1998)

b. Tanda kemungkinan hamil

1) Uterus membesar dan terjadi perubahan dalam bentuk, besar,

dan konsistensi dari uterus.

2) Uterus akan membesar ke salah satu jurusan hingga

menonjol jelas kejurusan pembesaran tersebut, tanda ini

dikenal dengan tanda Piscasek

3) Serviks menjadi lembut dari keadaan keras seperti cuping

hidung pada wanita tidak hamil menjadi lembut (softening)

seperi bibir pada wanita yang sedang hamil (tanda hegar)

4) Ismus uteri menjadi lembut (softening) dan lebih padat

(compressibiliy) tanda ini dikenal dengan tanda Goodel

5) Akibat hormon estrogen terjadi hipervaskulrisasi sehingga

vagina dan vulva tampak lebih merah agak kebiruan tanda ini

disebut tanda Chadwick


13

6) Tanda Braxton Hicks bila uterus dirangsang mudah

berkontraksi. Tanda ini khas untuk uterus dalam masa hamil

(Wiknjosastro, H.ed, 1999)

c. Tanda pasti hamil

1) Gerakan janin yang dapat dilihat, diraba atau dirasa. Juga

bagian-bagian janin

2) Terdengar denyut jantung janin.

3) Terlihat antara tulang-tulang janin dalam foto rontgen (Mochtar,

R, 1998).

3. Perubahan fisiologis dan psikologis pada wanita hamil

a. Perubahan fisiologis

Perubahan yang terjadi diantaranya adalah

1) Uterus.

Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama

dibawah pengaruh estrogen dan progesteron yang meningkat.

Pembesaran ini disebabkan hipertropi otot-otot polos uterus.

Disamping itu serabut kolagen yang ada menjadi higroskopis

akibat meningkatnya kadar estrogen sehingga uterus dapat

mengikuti pertumbuhan janin. Segmen bawah rahim dapat

teregang secara progres setelah 12 minggu kehamilan dan

pada triwulan terakhir segmen bawah rahim menjadi lebih lebar

dan tipis sehingga tampak batas dan nyata antara bagian atas
14

yang lebih tebal dan segmen bawah yang lebih tipis

(Wiknjosastro H, 1999).

2) Dinding perut

Pembesaran rahim menimbulkan perengangan dinding

perut dan menyebabkan robeknya serabut elastik dibawah kulit

sehingga timbul striae gravidarum.

3) Sistem sirkulasi darah

a) Volume darah

Volume darah akan bertambah kira-kira 25 % dan

puncaknya pada kehamilan 32 minggu diikuti curah

jantung yang meningkat + 30 %

b) Haemoglobin

Hematokrit cenderung menurun karena kenaikan volume

plasma darah. Jumlah eritrosit cenderung karena kenaikan

untuk memenuhi kebutuhan transport oksigen yang sangat

diperlukan selama kehamilan. Konsentrasi haemoglobin

terlihat menurun, anemia fisiologi ini disebabkan oleh

volume plasma yang meningkat dalam kehamilan. Leucocyt

meningkat sampai 10.000/cc


15

4) Sistem Pernapasan

Wanita hamil kadang mengeluh sesak nafas, hal ini karena

usus yang tertekan kearah diafragma akibat pembesaran

uterus.

5) Sistem pencernaan

Tonus otot saluran pencernaan melemah sehingga makanan

akan lebih lama berada dalam saluran pencernaan (Mochtar, R,

1998)

6) Sistem urinaria

Pada akhir kehamilan bila bagian terendah janin mulai turun

kebawah pintu atas panggul, keluhan sering kencing akan

timbul karena kandung kemih mulai tertekan kembali.

7) Kulit

Akan terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi yang

disebabkan oleh pengaruh melanophore stimulationg hormon

MSH yang meningkat. Hormon ini dikeluarkan oleh lobus

anterior hipofise. Pada dinding akan dijumpai kulit seolah-olah

retak. Warnanya berubah agak hiperemik dan kebiru-biruan

disebut striaelivide. Setelah partus striae livide ini akan berubah

warnaya menjadi putih yang disebut striae albicans.


16

8) Metabolisme dalam kehamilan

Pada wanita hamil Basal Metabolisme Rate (BMR) meningkat

system endoktrin juga meningkat dan tampak lebih jelas

kelenjar gondoknya Basal Metabolisme Rate meningkat hingga

5-20% yang umumnya ditemukan pada kehamilan terakhir

kalori yang dibuthkan diperoleh dari pembakaran hidrat arang.

Khususnya sesudah kehamilan 20 minggu (Wijknjosastro H,

1999).

b. Perubahan Psikologi pada wanita hamil (Hamilton, 1995)

1) Trimester I (1-3 bulan)

Sebagian besar wanita mengalami kegembiraan tertentu

karena mereka telah dapat menyesuaikan diri dengan rencana

membenuk hidup baru, karena tubuh dan emosi. Calon ibu

akan merasa tidak sehat benar dan umumnya mengalami

depresi.

2) Trimester II (4-6)

Tubuh wanita telah terbiasa dengan tingkat hormon yang

tinggi, morning sickness telah hilang. Ia telah menerima

kehamilannya dan ia menggunakan pikiran dan energinya lebih

konstruksf. Janin masih tetap kecil dan belum menyebabkan

ketidaknyamanan dengan ukurannya.


17

3) Trimester III (7-9 bulan)

Trimester III ditandai dengan klimaks kegembiraan emosi

karena kelahiran bayi. Sekitar bulan ke-8 mungkin terdapat

periode ketidaknyamanan bertambah. Dua minggu sebelum

melahirkan, sebagian besar wanita hamil mulai mengalami

perasaan senang yang mencapai klimaksnya sekitar 24 jam

setelah melahirkan.

B. Tinjauan Tentang Abortus

1. Pengertian Abortus

Beberapa pengertian abortus :

a. Abortus adalah pengakhiran kehamilan dengan cara apapun

sebelum janin cukup berkembang untuk dapat hidup diluar

kandungan (Cuningham, 1995).

b. Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan sebelum janin dapat

hidup diluar tanpa mempersoalkan penyebabnya (Krisnadi Sofie R,

1998)

c. Keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin

dapat hidup diluar kandungan dengan beberapa pertimbangan

para ahli yaitu :

1) Eastman : Abortus adalah keadaan terputusnya suatu

kehamilan dimana fetus belum hidup sendiri

diluar uterus. Belum sanggup diartikan


18

adalah apabila berat fetus itu terletak antara

400-1000 gram atau usia kehamilan kurang

dari 28 minggu.

2) Jeffcoat : Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi

sebelum usia kehamilan 28 minggu yaitu fetus

belum viable by law.

3) Holmer : Abortus adalah terputusnya kehamilan

sebelum minggu ke-16, dimana proses

plasentasi belum selesai (Muchtar R, 1998)

d. Abortus ditentukan sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin

mencapai 500 gram atau kurang dari 20 minggu ( Wiknjosastro H,

1999).

e. Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat akibat

tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu

buah kehamilan belum mampu untuk hidup diluar kandungan

(Saifuddin AB, 2000).

f. Abortus adalah proses berakhirnya suatu kehamilan dimana janin

belum mampu hidup diluar rahim (belum viable) dengan kriteria

usia kehamilan < 20 minggu atau berat janin < 500 gram (Achadiat

C.M, 2004).
19

Dari beberapa pengertian diatas maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi

sebelum janin dapat hidup diluar kandungan dengan berat janin

kurang dari 500 gram atau umur kehamilan kurang dari 22 minggu.

2. Frekuensi abortus

Frekuensi abortus sulit ditentukan karena abortus buatan

banyak yang tidak dilaporkan, kecuali jika sudah terjadi komplikasi.

Alasan lain karena abortus spontan hanya disertai gejala dan

tanda ringan sehingga pertolongan medik tidak diperlukan dan

kejadian ini dianggap sebagai haid yang terlambat.diperkirakan

frekuensi abortus spontan berkisar 10-15 % (Wiknjosastro, H,

1999).

3. Etiologi (Wiknjosastro, H, 1999)

Pada kehamilan muda abortus tidak jarang didahului oleh

kematian mudigah. Sebaliknya pada kehamilan lanjut biasanya janin

dikeluarkan dalam keadaan masih hidup.

Hal hal yang menyebabkan abortus dapat dibagi sebagai berikut:

A. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi.

Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan

kematian janin atau cacat. Kelainan berat biasanya menyebabkan


20

kematian mudigah pada hamil muda. Faktor-faktor yang

menyebabkan kelainan dalam pertumbuhan ialah sebagai berikut:

1) Kelainan Kromosom

Kelainan yang sering ditemukan pada abortus spontan ialah

trisomi, poliploidi dan kemungkinan pula kelainan kromosom

seks.

2) Lingkungan kurang sempurna

Bila lingkungan di endometrium sekitar tempat implantasi

kurang sempurna sehingga pemberian zat-zat makanan pada

hasil konsepsi terganggu..

3) Pengaruh dari luar

Radiasi, virus, obat-obat dan sebagainya dapat mempengaruhi

baik hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya dalam uterus.

Pengaruh ini umumnya dinamakan pengaruh teratogen.

B. Kelainan pada plasenta

Endarteritis dapat terjadi dalam villi koriales dan

menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian janin.

Kematian ini bisa terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena

hipertensi menahun.

C. Penyakit ibu

Penyakit mendadak, seperti pneumonia, tipus abdominalis

pielonefritis, malaria dan lain-lain dapat menyebabkan abortus.


21

Toksin, virus atau plasmodiun dapat melalui plasenta masuk

kejanin, sehingga menyebabkan kematian janin dan kemudian

terjadilah abortus.

D. Kelainan traktus genitalis

Retroversio uteri, mioma uteri atau kelainan bawaan uterus

dapat menyebabkan abortus. Tetapi harus diingat bahwa hanya

retroversio uteri gravidi inkarserata atau mioma submukosa yang

memegang peranan penting. Sebab lain abortus dalam trimester

ke 2 lalah serviks inkompeten yang dapat disebabkan oleh

kelemahan bawaan. Pada serviks, dibatasi serviks berlebihan,

konisiasi amputasi atau robekan serviks luar yang tidak dijahit

4. Klasifikasi Abortus (Wiknjosastro, 1999)

Abortus dapat dibedakan menjadi 2 golongan :

a) Menurut terjadinya dibedakan atas dua :

1) Abortus spontan

Adalah abortus yang terjadi secara alamiah tanpa intervensi

luar (buatan) untuk mengakhir kehamilan tersebut.

2) Abortus buatan (abortus provokatus)

Adalah abortus yang terjadi akibat intervensi tertentu yang

bertujuan untuk mengakhiri proses kehamilan. Abortus ini

dibagi menjadi :
22

a) Abortus provokatus medisinalis atau abortus yang

disengaja dengan indikasi medis.

b) Abortus provokatus kriminalis atau abortus yang disengaja

tanpa indikasi medis.

b) Menurut gambaran klinisnya dibagi menjadi :

1) Keguguran lengkap ( abortus komplit ) artinya pengeluaran

seluruh hasil konsepsi sehingga rongga rahim kosong.

2) Keguguran tidak lengkap ( abortus inkomplit ) artinya sebagian

dari hasil konsepsi telah keluar yang tertinggal adalah desidua

atau plasenta.

Gambar 1. Abortus Inkomplit

Sumber : Farrer. H, 1999

3) Keguguran mengancam ( abortus imminens ) dalam keadaan

ini keluarnya fetus masih dapat dicegah dengan memberikan

obat-obat hormonal dan anti spamodika serta istirahat


23

Gambar 2. Abortus Imminens


Sumber : Farrer. H, 1999

4) Keguguran yang sedang berlangsung (abortus insipiens) artinya

abortus yang sedang berlangsung dengan ostium yang sudah

terbuka dan ketuban yang teraba. Kehamilan ini tidak dapat

dipertahankan lagi.

Gambar 3. Abortus Insipiens


Sumber : Farrer. H, 1999

5) Keguguran yang terjadi 3 kali berturut turut atau lebih (abortus

habitualis)

6) Missed Abortion
24

Keadaan dimana janin sudah mati tetapi tetap berada dalam rahim

dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih

Gambar 4. Missed Abortion


Sumber : Farrer. H, 1999

7) Keguguran dengan infeksi (abortus infeksiosus) dan keguguran

septik (Abortus Septik)

Abortus Infeksiosus adalah keguguran yang disertai infeksi

genitalia. Abortus septik adalah keguguran yang disertai berat

dengan penyebaran kuman atau toksinya kedalam peredaran

darah peritonium.

c. Diagnosa Abortus

Keguguran atau abortus dapat dipastikan dengan beberapa kriteria:

1) Adanya amenore (terlambat datang haid)

2) Terjadinya perdarahan melalui vagina

3) Perdarahan disertai nyeri pada perut karena kontraksi uterus

4) Dapat diikuti oleh pengeluaran hasil konsepsi


25

5) Pada pemeriksaan urine, plano test dapat memberi hasil masih

positif atau negatif.

5. Patofisiologi Abortus

Pada awal abortus terjadilah pendarahan dalam desidua basalis

kemudian diikuti oleh nekrosis jaringan disekitar atau seluruhnya.

Sehingga merupakan benda asing dalam uterus.

Keadaan ini menyebabkan uterus berkontraksi untuk

mengeluarkan isinya. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu hasil

konsepsi itu biasanya dikeluarkan seluruhnya karena villi koriales

belum menembus desidua secara mendalam. Pada kehamilan antara

8 sampai 14 minggu villi koriales menembus desidua lebih dalam.

Sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan sempurna yang dapat

menyebabkan banyak pendarahan. Pada kehamilan 14 minggu

keatas umumnya yang dikeluarkan setelah ketuban pecah ialah janin,

dan beberapa waktu kemudian disusul plasenta. Pendarahan tidak

banyak jika plasenta segera terlepas dengan lengkap. Peristiwa

abortus ini menyerupai persalinan dalam bentuk miniatur

(Wiknjosastro H, 1999)
26

6. Penanganan Abortus Provokatus Kriminalis (Saifuddin AB, 2000).

Abortus Provokatus kriminalis adalah abortus yang disengaja

baik dengan memakai obat-obatan atau alat.

Penanganannya :

a. Bila hasil konsepsi telah keluar sebagian

1) Tentukan besar uterus (taksir usia gestasi) kenali dan atasi

setiap komplikasi (perdarahan hebat, syok infeksi / sepsis)

2) Hasil konsepsi yang terperangkap pada serviks yang disertai

perdarahan hingga ukuran sedang dapat dikeluarkan secara

digital atau cunam ovum. Setelah itu evaluasi perdarahan.

a) bila perdarahan berhenti beri ergometrin 0,2 mg IM atau

misoprostol 400 mg per oral

b) Bila perdarahan terus berlangsung evakuasi sisa hasil

konsepsi dengan AVM atau D&K (pilihan tergantung dari

usia gestasi, pembukaan serviks dan keberadaan bagian-

bagian janin)

3) Bila tidak ada tanda-tanda infeksi, beri antibiotika profilaksis

(sulbenisilin 2 gr IM atau sefuroksim 1 gr oral)

4) Bila terjadi infeksi beri ampisillin 1 gr dan metronidazole 500 mg

setiap 8 jam.

5) Bila terjadi perdarahan hebat dan usia gestasi dibawah 16

minggu segera lakukan evakuasi dengan AVM.


27

6) Bila pasien nampak anemik berikan sulfas ferosus 600mg per

hari selama 2 minggu (anemia sedang) atau tranfusi darah

(anemia berat).

Pada beberapa kasus, abortus inkomplit erat kaitannya

dengan abortus resiko tinggi oleh sebab itu perlu diperhatikan

hal-hal berikut :

1) Pastikan tidak ada komplikasi berat seperti sepsis, perforasi

uterus atau cedera intra abdomen (mual/muntah, nyeri

punggung, demam, perut kembung, nyeri perut bawah,

dinding perut tegang, nyeri ulang lepas)

2) Bersihkan ramuan tradisional, jamu, kayu, atau benda-

benda lainnya dari regio genitalia.

3) Berikan boster tetanus toksoid 0,5 ml bila tampak luka kotor

pada dinding vagina atau kanalis servisis dan pasien pernah

diimuniasi.

4) Bila riwayat pemberian imunisasi tidak jelas berikan serum

anti tetanus (ATS) 1500 unit IM diikuti dengan pemberian

tetanus toksoid 0,5 ml setelah 4 minggu.

b. Bila hasil konsepsi telah keluar seluruhnya

1) Apabila kondisi pasien baik cukup beri ergometrin 3 x 1

tablet/hari untuk 3 hari.


28

2) Apabila pasien mengalami anemia sedang perlu diberikan

tablet sulfus ferosus 600 mg/hari selama 2 minggu disertai

dengan anjuran untuk mengkonsumsi makanan bergizi (susu,

sayuran segar, ikan daging, telur) untuk anemia berat berikan

tranfusi darah.

3) Apabila tidak terdapat tanda-tanda infeksi tidak perlu diberi

antibiotika. Atau apabila khawatir akan infeksi dapat diberi

antibiotika profilaksis

c. Bila terjadi infeksi kepada penderita dengan abortus infeksiosus

yang telah mengalami banyak perdarahan hendaknya diberi infus

dan tranfusi darah. Pasien segera diberi antibiotika. Kuretase

dilakukan dengan 6 jam, pemberian antibiotika diteruskan sampai

febris tidak ada lagi selama 2 hari. Pada abortus septik diperlukan

pemberian antibiotika dalam dosis yang lebih tinggi.

I. Pengeluaran sisa jaringan secara digital

Tindakan ini dilakukan untuk menolong penderita ditempat-

tempat yang tidak ada fasilitas kuretase. Sekurang-kurangnya

untuk menghentikan perdarahan. Hal ini sering dilakukan untuk

pada keguguran yang sedang berlangsung (abortus incipiens) dan

keguguran bersisa (abortus incampletus).

Pembersihan secara digital hanya dapat dilakukan bila

telah ada pembukaan serviks uteri yang dapat dilalui oleh satu jari
29

longgar dan cavum uteri cukup luas. Karena manipulasi ini akan

menimbulkan rasa nyeri maka sebaiknya dilakukan dalam narkosa

umum intravena atau anastesi blok para servikal.

Caranya adalah dengan dua tangan (bimanual) jari telunjuk

tangan kanan dimasukkan kedalam jalan lahir untuk pengeluaran

hasil konsepsi sedangkan tangan kiri memegang korpus uteri

sebagai fiksasi. Dengan kedua jari tangan kikislah hasil konsepsi

sebanyak mungkin atau sebersih mungkin (Muhtar R, 1998).

II. Pengeluaran sisa jaringan dengan kuretase (kerokan)Muhtar R,

1998)

Kuretase adalah cara membersihkan hasil konsepsi dengan

memakai alat kuretase. Sebelum melakukan kuretase penolong

harus melakukan pemeriksaan dalam untuk mengetahui letak

uterus. Gunanya untuk mengetahui terjadinya bahaya kecelakaan

misalnya perforasi.

1. Persiapan sebelum kuretase

a) Persiapan Pasien

(1) Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan keadaan

umum pasien.

(2) Memasang infus RL yang mengandung 10 unit

oksytocyn.
30

b) Persiapan Alat

1) 2 Pasang Handsun

2) Doek steril

3) Kateter

4) Spekulum Sim

5) Kom berisi bethadine

6) Kain gaas

7) Tampon tang

8) Tenakulum

9) Sonde uterus

10) Busi / dilatator berbagai ukuran

11) Abortic tang

12)Kuret tumpul

13)Kuret tajam

2. Cara Kuretase

a) Pasang doek steril dibawah bokong ibu

b) Antiseptik genitalia eksterna dan sekitarnya.

c) Kosongkan kandung kemih dengan kateter

d) Pasang spekulum

e) Antiseptik portio dengan tampon tang

f) Jepit portio dengan tenakulum


31

g) Masukkan sonde uterus untuk mengetahui arah dan

dalamnya kavum uteri

h) Bila belum ada pembukaan lakukan dilatasi dengan dilatator

hegar. Mulai dengan ukuran kecil sampai dengan ukuran

yang dikehendaki.

i) Keluarkan jaringan hasil konsepsi dengan abortic tang.

j) Lakukan kuretase secara sistemik dengan kuret tumpul dan

kuret tajam.

k) Setelah diyakini bersih dan tidak ada perdarahan lagi

tenakulum dilepas dan portio didep dengan gaas bethadine.

l) Lepaskan spekulum

m) Bersihkan sekitar genitalia eksterna ibu.

7. Komplikasi abortus (Wiknjosastro H, 1999)

Komplikasi yang berbahaya pada abortus ialah perdarahan,

perforasi, infeksi dan syok.

a) Perdarahan

Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari

sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu pemberian tranfusi darah.

Kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak

segera diberikan pada waktunya.


32

b) Perforasi

Perforasi sering terjadi pada saat dilatasi dan kuretase

terutama pada uterus dalam posisi hiperretrofleksi.

c) Infeksi

Infeksi kadang-kadang sampai terjadi sepsis.

d) Syok

Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok

hemoragik) dan karena infeksi berat (syok endoseptik).

C. Proses Manejemen Kebidanan

1. Pengertian Manajemen Kebidanan

a) Manajemen kebidanan adalah suatu metode pendekatan

pemecahan masalah yang digunakan oleh bidan dalam proses

pemecahan masalah dalam pemberian asuhan kebidanan.

b) Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang

digunakan oleh bidan serta merupakan metode yang terorganisasi

melalui tindakan yang logika dalam memberi pelayanan (Varney

Helen, 1997)

2. Tahapan dalam manajemen kebidanan

Menurut Varney, proses manajemen kebidanan terdiri dari 7 (tujuh)

langkah yaitu :
33

Langkah I : Pengumpulan data dasar

Pengumpulan data dasar untuk menge-valuasi

keadaan pasien. Data dasar ini termasuk riwayat

kesehatan, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

panggul serta catatan kesehatan yang lalu dan

sekarang. Dan hasil pemeriksaan laboratorium

semua data tersebut harus memberikan informasi

yang saling berhubungan dan menggambarkan

kondisi pasien yang sebenarnya.

Langkah II : Identifikasi diagnosa / masalah aktual.

Mengidentifikasi data secara spesifik kedalam

suatu rumusan diagnosa kebidanan dan masalah

kata diagnosa dan masalah digunakan kedua

duanya dan mempunyai pengertian yang berbeda-

beda. Problem tidak dapat didefenisikan sebagai

suatu diagnosa tetapi memerlukan suatu

pengembangan rencana keperawatan secara

menyeluruh pada klien. Masalah lebih sering

berhubungan dengan klien menguraikan keadaaan

yang di rasakan. Sedang diagnosa lebih sering di

identifikasi oleh bidan yang difokuskan pada apa

yang dialami oleh klien.


34

Langkah III : Identifikasi diagnosa/masalah potensial

Dari kumpulan masalah dan diagnosa

identifikasi faktor-faktor potensial yang memerlukan

antisipasi segera tindakan pencegahan jika

memungkinkan atau waspada sambil menunggu dan

mempersiapkan pelayanan untuk segala sesuatu

yang mungkin terjadi.

Langkah IV : Perlunya tindakan segera (emergency) dan

konsultasi).

Proses manajemen kebidanan dilakukan

secara terus menerus selama klien dalam perawatan

bidan. Proses terus menerus ini menghasilkan data

baru segera dinilai. Data yang muncul dapat

menggambarkan suatu keadaan darurat dimana

bidan harus segera bertindak untuk menyelamatkan

klien.

Langkah V : Rencana tindakan asuhan kebidanan

Dikembangkan berdasarkan identifikasi saat

sekarang dan antisipasi diagnosa dan problem serta

meliputi data-data tambahan setelah data dasar.

Rencana tindakan komprehensif bukan hanya

meliputi kondisi klien serta hubungannya dengan


35

masalah yang dialami klien, akan tetapi meliputi

antisipasi dengan bimbingan terhadap klien, serta

konseling bila perlu mengenai ekonomi, agama,

budaya, ataupun masalah psikologis.

Langkah VI : Pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan.

Implementasi dapat dikerjakan keseluruhan

oleh bidan ataupun bekerjasama dengan tim

kesehatan lain. Bidan harus melakukan implementasi

yang efesien dan akan mengurangi waktu perawatan

dan biaya perawatan serta akan meningkatkan

kualitas pelayanan kebidanan klien.

Langkah VII : Evaluasi tindakan asuhan kebidanan.

Mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan

asuhan yang diberikan kepala klien.

Pada tahap evaluasi ini bidan harus melaku-

kan pengamatan dan observasi berharap masalah

yang dihadapi oleh klien, apakah masalah diatas

seluruhnya, sebagian telah dipecahkan atau mungkin

timbul masalah baru.

D. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan.

Metode empat pendokumentasian yang disebut SOAP ini

dijadikan proses pemikiran penatalaksanaan kebidanan dipakai untuk


36

mendokumentasikan hasil klien dalam rekaman medis klien dengan

dengan catatan perkembangan kemajuan yaitu :

a. Subjektif (S)

Apa yang disampaikan, dikeluhkan, dikatakan oleh klien

b. Objektif (O)

Apa yang dilihat dan diraba, dirasakan oleh bidan saat melakukan

pemeriksaan dan hasil pemeriksaan laboratorium.

c. Assesment (A)

Kesimpulan apa yang dibuat berdasarkan data subjektif dan

objektif sebagai hasil pengambilan keputusan klinis terhadap klien

tersebut.

d. Planning (P)

Apa yang dilakukan berdasarkan hasil kesimpulan dan evaluasi

terhadap keputusan klinis yang diambil dalam rangka mengatasi

masalah klinis klien atau memenuhi kebutuhan klien.


37

Tabel 1. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan.

7 Langkah Menurut 5 Langkah


SOAP
Varney Menurut Kompetensi Bidan
Langkah 1
Langkah 1 Subjektif
Pengkajian dan
Pengumpulan Data Objektif
Analisa Data
Langkah 2
Merumuskan
Diagnosa/
Masalah Aktual
Langkah 3 Langkah 2
Merumuskan Identifikasi Asessment
diagnosa/ Diagnosa/Masalah
Masalah potensial
Langkah 4
Tindakan
segera/kolaborasi
Langkah 5
Langkah 3
Menyusun
Rencana asuhan
Rencana tindakan
Kebidanan
Asuhan Kebidanan
Langkah 6 Langkah 4
Implementasi Implementasi Asuhan Planning
Asuhan Kebidanan Kebidanan

Langkah 7 Langkah 8
Evaluasi Asuhan Mengevaluasi Efektivitas
Kebidanan Asuhan Kebidanan

Sumber : (Varney Helen, Varneys Midwifery Text Book Third Ediion,


Jones and Bartlett, 1997)
38

BAB III

STUDI KASUS

MANEJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA Nn T DENGAN

ABORTUS PROVOKATUS KRIMINALIS DI RUMAH SAKIT

IBU DAN ANAK SITI FATIMAH MAKASSAR

TANGGAL 12-14 JULI 2005

No. Register : 009416

Tanggal masuk rumah sakit : 12 Juli 2005 Jam 11.20 Wita

Tanggal Pengkajian : 12 Juli 2005 Jam 12.00 Wita

Langkah I Pengumpulan Dan Analisa Data Dasar

A. Identifikasi Ibu / Suami

1. Nama : Nn T

2. Umur : 18 Tahun

3. Suku : Toraja

4. Agama : Kristen

5. Pendidikan terakhir : SMA

6. Pekerjaan : -

7. Alamat : Jalan Kampung Rama, Tello

37
B. Data Biologis / Psikologis
39

1. Keluhan utama : Keluar darah dari jalan lahir berwarna merah

kehitaman dan bergumpal disertai nyeri perut bagian bawah.

2. Riwayat Keluhan utama

a. Mulai timbul : Klien datang ke dukun 5 hari yang lalu dan diurut,

sehari setelah dari dukun keluar darah dari jalan lahir sedikit-

sedikit berupa bercak. Tanggal 12 Juli 2005 banyak darah

keluar dari jalan lahir.

b. Sifat keluhan terus menerus

c. Lokasi keluhan jalan lahir.

b d. Faktor pencetus datang kedukun dan diurut.

c e. Keluhan lain yang menyertai : sakit / nyeri perut bagian bawah.

f. Pengaruh keluhan terhadap fungsi tubuh sangat meng-ganggu.

g. Usaha klien untuk mengatasi keluhan : dengan beristirahat

(berbaring)

3. Riwayat kesehatan lalu dan sekarang

a. Selama amenore ibu tidak pernah memeriksakan dirinya

b. Ibu tidak pernah menderita penyakit yang berat/serius.

c. Tidak ada riwayat alergi terhadap makanan dan obat-obatan.

d. Ibu tidak mengkonsumsi obat/jamu tanpa resep dokter.

4. Riwayat Reproduksi

a. Riwayat Haid

1) Menarche: 15 tahun
40

2) Siklus haid : 28-30 hari

3) Lamanya haid : 3-4 hari

4) Dismenorhoe : Tidak ada

b. Kehamilan sekarang

1) G1 PO AO

2) HPHT : 6 april 2005

3) Pergerakan janin belum dirasakan

5. Data Psikologis

a.Ekspresi wajah tampak cemas

b.Klien selalu menanyakan kapan ia ditindaki

c. Harapan klien dan keluarga ingin cepat ditolong supaya bisa

segera pulang

d. Interaksi dengan keluarga dan petugas baik

6. Data Spiritual

Klien selalu berdoa kepada Tuhan YME untuk kesembuhannya.

7. Pemeriksaan Fisik

a. Klien tampak lemah dan tidak bersemangat

b. Kesadaran composmentis

c. Tinggi/berat badan : 155 cm / 55 kg

d. Tanda Vital :

1) Tekanan darah : 120/70 mmHg

2) Nadi : 96 kali/mnt
41

3) Pernapasan : 24 kali/mnt
4) Suhu : 37o C
e. Tidak ada oedema pada wajah
f. Ekspresi wajah meringis bila nyeri
g. Konjungtiva merah muda
h. Sklera tidak ikterus
i. Pembesaran perut belum tampak
j. Tampak keluar darah dari janin lahir (jumlah kurang lebih 150
cc)
k. TFU tidak teraba
l. Nyeri tekan pada daerah sympisis
8. Pemeriksaan dalam
Oleh dr.W tanggal 12 Juli 2004 jam 12.30 wita
a. V/ V : Tidak ada kelainan
b. OUI/OUE : Lunak, terbuka 2 cm teraba jaringan
c. AD/CD : Tidak ada kelainan
d. Uterus : Antefleksi
e. Pelepasan : Darah
9. Pemeriksaan Laboratorium Nilai Normal
a. HB : 12 gr% 12-14 gr%
b. Leukosit : 9.750/mm3 5.000-10.000mm3
c.Trombosit : 215.600/mm3 150.000-350.000mm3
d. CT : 8 15. 7-14 menit
e. BT : 2 10 1-4 menit
10. Pemeriksaan Plano Test jam 11.30 wita : positif
Langkah II Merumuskan Diagnosa / Masalah Aktual
42

Abortus Provokatus Kriminalis, Umur Kehamilan 13 Minggu 6 hari

Masalah Nyeri Perut Bagian Bawah dn Kecemasan

1. Diagnosa Abortus Provokatus Kriminalis, Umur Kehamilan 13

Minggu 6 Hari

Dasar

DS : a. Haid terakhir tanggal 6 April 2005.

b. Ibu pernah datang ke dukun dan diurut.

c. Ada pelepasan darah sedikit dari jalan lahir sejak tanggal 9

Juli 2005. Pada tanggal 12 Juli 2005 Jam 10. 30 Wita, banyak

darah yang keluar.

d. Keluhan yang menyertai adalah sakit / nyeri perut bagian

bawah.

DO : a. Tampak keluar darah dari jalan lahir (jumlah darah kurang

lebih 150 cc)

b. TFU tidak teraba

c. Pemeriksaan Plano Test jam 11.30 wita : posiif

d. Pemeriksaan dalam (VT) oleh dr. W

1) V/V : Tidak ada kelainan

2) OUI/OUE : Lunak, terbuka 2 cm teraba jaringan

3) AD/CD : Tidak ada kelainan

4) Uterus : Antefleksi

5) Pelepasan : Darah

e. Pemeriksaan Laboratorium Nilai Normal


43

Hb : 12 gr% 12-14 gr%

Leukosit : 9750/mm3 5000-10000/mm3

Trombosit : 215.600/mm3 150.000-350.000/mm3

CT : 8-15 7-14 menit

BT : 2-10 1-4 menit

Analisa Interpretasi Data

a. Menurut Neagle taksiran umur kehamilan dan tanggal persalinan

(TTP) dihitung dengan menggunakan rumus :

Hari Pertama HT + 7, bulan HT 3, tahun + 1

Hari Pertama HT 7, bulan HT + 9, tahun tetap

Dari HPHT tanggal 6 April sampai 12 Juli 2005, umur kehamilan

13 Minggu 6 hari (97 hari).

b. Adanya trauma fisik menyebabkan rahim berkontraksi untuk

mengeluarkan isinya sehingga timbul perdarahan.

c. Pada umur kehamilan 13 minggu villi korealis telah menembus

desidua lebih dalam sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan

sempurna yang dapat menyebabkan banyak perdarahan.

d. Terjadinya perdarahan dalam desidua basalis yang kemudian

diikuti oleh nekrosis jaringan disekitarnya menyebabkan hasil

konsepsi terlepas sebagaian atau seluruhnya sehingga merupakan

benda asing dalam uterus yang menyebabkan uterus berkontraksi

untuk mengeluarkan isinya (Wiknjosastro, H, 1999).

2. Nyeri Perut bagian bawah


44

Dasar

DS : a. Ibu mengeluh sakit perut bagian bawah

b. Pelepasan darah sedikit dari jalan lahir sejak tanggal 9 Juli

2005 dan pada tanggal 12 Juli 2005 Jam 10. 30 Wita banyak

darah yang keluar.

DO : a. Ekspresi wajah tampak meringis bila ada nyeri

b. Tampak keluar darah dari jalan lahir (jumlah darah lebih 1500

cc)

c. Nyeri tekan pada daerah sympisis

Analisa dan Interpretasi data :

Nyeri terjadi karena kontraksi rahim untuk mengeluarkan hasil

konsepsi yang sudah terlepas sebagian atau seluruhnya, dimana hasil

konsepsi tersebut dianggap sebagai benda asing didalam uterus

(Wiknjosastro, H, 1999).

3. Kecemasan

Dasar

DS : a. Ibu selalu menanyakan tentang keadaan dirinya

b. Ibu menanyakan kapan ia di kuret

c. Ibu selalu berdoa untuk kesembuhannya

DO : a. Keadaan umum ibu tampak lemah dan tidak bersemangat

b. Ekspresi wajah ibu tampak cemas

Analisa dan Interprestasi Data


45

Kecemasan ibu disebabkan oleh keadaan yang dialaminya sehingga

dapat menurunkan pelepasan dan transmisi serotonin (menurunnya

kemampuan neuro transmisi serotonergik. (http//www.pikiran

rakyat.com).

Langkah III Merumuskan Diagnosa / Masalah Potensial

Potensial terjadinya syok Hipovolemik

Dasar

DS : Ada pelepasan darah sedikit dari jalan lahir sejak tanggal 9 Juni

2005 dan pada tanggal 12 Juli 2005 jam 10. 30 wit banyak darah

keluar.

DO : a. Tampak keluar darah dari jalan lahir (jumlah darah kurang

lebih 150 cc)

b. Kedaaan ibu tampak lemah

c. Tanda vital

1) Tekanan darah : 120/70 mmHg

2) Denyut nadi : 96 kali / menit

3) Pernapasan : 20 kali / menit

Analisa dan Interpretasi Data

a. Kehilangan darah terus menerus dapat menyebabkan volume sirkulasi

darah relatif berkurang secara akut sehingga terjadi perfusi jaringan

yang dapat menyebabkan klien menjadi syok.


46

b. Perubahan tanda vital seperti tekanan darah menurun, Pernapasan

lebih cepat dan nadi menjadi cepat dan lemah merupakan tanda

terjadinya syok (Mochtar R, 1998).

Langkah IV Melaksanakan Tindakan Segera/Kolaborasi

Jam 11.40 wita Kolaborasi dengan dokter untuk pemasangan infus RL 28

tetes per menit dan kuretase

Langkah V Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan

1. Diagnosa : Abortus provokatus kriminalis Umur Kehamilan 13

Minggu 6 Hari

Tujuan : Keadaan umum ibu baik dengan kriteria

a. Sisa darah / jaringan dapat dikeluarkan seluruhnya

b. Tidak terjadi perdarahan

c. Tanda-tanda vital dalam batas normal

Tekanan Darah : Sistolik 90-140 mmHg



Diastolik 60-90mmHg

Nadi : 60-96 x/menit

Suhu : 36-37,5 oC

Pernapasan : 12-20 x/menit

Rencana Tindakan :

1) Observasi tanda vital dan keadaan umum klien


47

Rasional : Tanda-tanda vital merupakan indikator untuk mengetahui

keadaan umum ibu sebagai indikasi untuk menentukan tindakan

selanjutnya.

2) Kolaborasi untuk tindakan kuretase

Rasional : Sisa jaringan yang tertinggal dalam cavum uteri merupakan

benda asing yang akan menyebabkan perdarahan oleh karena itu

harus segera dikeluarkan dengan kuretase.

2. Nyeri perut bagian bawah

Tujuan : Nyeri teratasi dengan kriteria

a. Ibu tidak mengeluh nyeri

b. Ekspresi wajah ceria

Rencana tindakan :

1) Kaji Tingkat Nyeri Setiap Ibu Untuk Merasakan Nyeri

Rasional : Untuk mengetahui tingkat/intensitas nyeri yang dirasakan

klien sehingga memudahkan tindakan selanjutnya.

2) Berikan Penjelasan Tentang Penyebab Nyeri Perut Bagian Bawah

Rasional : agar ibu dapat mengerti bahwa nyeri yang dirasakan akibat

kontraksi dari uterus.

3) Ajarkan Ibu Teknik Relaksasi

Rasional : Menarik nafas panjang dapat meningkatkan suplay O 2

dalam tubuh dan memperlancar sirkulasi darah sehingga akan

mengurangi nyeri.
48

4) Penatalaksanaan Pemberian Analgetik

Rasional : Obat analgetik akan membantu mengurangi rasa nyeri yang

dirasakan ibu

3. Kecemasan

Tujuan : Kecemasan berkurang atau hilang dengan kriteria

a. Klien tenang dan tidak cemas

b. Klien dapat menerima keadaan yang dialaminya

Rencana tindakan :

1) Kaji Tingkat Kecemasan

Rasional : Menentukan tingkat kecemasan klien dan intervensi

selanjutnya.

2) Beri penjelasan Pada Ibu Tentang Penyakitnya Dan Tindakan Yang

Akan Dilakukan.

3) Rasional : Informasi yang diberikan dapat mengurangi kecemasan ibu

karena telah mengerti tentang penyakitnya dan diharapkan ibu dapat

bersikap kooperatif dengan tindakan yang diberikan.

4) Beri Kesempatan Ibu Untuk Mengungkapkan Perasaannya.

Rasional: Klien merasa diperhatikan dan mempunyai tempat untuk

menumpahkan segala kesedihannya


49

5) Beri Dorongan Sipritual Kepada Klien

Rasional : Menumbuhkan kepercayaan diri dan kesabaran dalam

menghadapi penyakitnya.

4. Potensial terjadinya syok Hipovolemik

Tujuan : Syok Hipovolemik tidak terjadi dengan kriteria :

a. Tidak terjadi perdarahan

b. Tanda-tanda vital dalam batas normal

Tekanan darah : Sistolik 90-140 mmHg



Diastolik 60-90 mmHg

Nadi : 60-96 x/menit

Suhu : 36-37,5 oC

Pernapasan : 12-20 x/menit

Rencana Tindakan :

1) Observasi Jumah Perdarahan

Rasional : Untuk mengetahui jumlah perdarahan sehingga bisa

menentukan tindakan selanjutnya.

2) Observasi Tanda-tanda Vital

Rasional : Tanda vital merupakan salah satu indikator untuk

mengetahui keadaan umum ibu.

3) Beri Penjelasan Kepada Klien Tentang Bahaya Yang Timbul Bila

Terjadi Perdarahan Terus Menerus.


50

Rasional : Agar klien mengerti dan termotivasi untuk menerima

tindakan yang diberikan.

4) Kolaborasi Untuk Pemberian Penambah Darah

Rasional : dengan memberikan suplemen penambah darah atau akan

mempercepat pembentukan Haemoglobin dan sel darah merah.

Langkah VI Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan

1. Diagnosa : Abortus Provokatus Kriminalis Umur Kehamilan 13

Minggu 6 Hari

Tanggal 12 Juli 2005 jam 12.10 wita

a. Mengobservasi tanda-tanda vital dan keadaan umum klien, dan

keadaan umum tampak lemah

Tanda vital :

a. Tekanan darah : 120/70mmHg

b. Nadi : 96 kali / menit

c. Pernapasan : 24 kali / menit

d. Suhu : 37oC

b. Mengobservasi Perdarahan : Perdarahan Kurang Lebih 150 cc

c. Kolaborasi Untuk Kuretase dan Dokter Bersedia Kuretase Pada

Tanggal 13 Juli 2005 Jam 09.30 Wita

2. Nyeri perut bagian bawah

Tanggal 12 Juli 2004 Pukul 12.30 wita


51

a. Mengkaji tingkat nyeri setiap ibu merasakan dan ibu masih merasa

nyeri

b. Menjelaskan tentang penyebab nyeri pada perut bagian bawah dan

ibu mengerti.

c. Mengajarkan ibu tekhnik relaksasi dan ibu menarik nafas panjang

kemudian menghembuskan secara perlahan-lahan, dilakukan selama

timbul nyeri.

d. Penatalakasanaan pemberian asam mefenamat 3x500 mg

3. Kecemasan

Tanggal 12 Juli 2005 Pukul 12.40 wita

a. Mengkaji tingkat kecemasan dan ibu mengatakan masih cepat

b. Menjelaskan kepada ibu tentang penyakitnya dan tindakan yang

dilakukan dan ib untuk memahami serta mengerti tentang keadaan

yang dialaminya.

c. Memberikan kesempatan kepada ibu untuk mengungkapkan

perasaannya dan ibu mengungkapkan masalah yang dihadapinya.

d. Memberikan dorongan spiritual pada ibu agar banyak berdoa kepada

Tuhan YME demi kesembuhannya.


52

4. Potensial Terjadinya Syok Hipovolemik

Tanggal 12 Juli 2005 Jam 01.00 Wita

a. Mengobservasi jumlah perdarahan dan jumlah darah kurang lebih 150

cc

b. Jam 01.05 wita mengobervasi tanda-tanda vital :

a. Tekanan darah : 120/70 mmHg

b. Nadi : 96 x/menit

c. Perpafasan : 24 x/menit

d. Suhu : 37oc

c. Memberi penjelasan pada klien tentang bahaya yang timbul bila

perdarahan terus menerus dan ibu mengerti tentang bahaya yang

timbul bila terjadi perdarahan terus menerus.

d. Berkolaborasi dengan tim medis tentang pemberian cairan infus RL

dan terpasang infus RL 28 tetes/menit

e. Penatalaksanaan pemberian obat biosanbe 1x1 kapsul

Langkah VII Evaluasi Asuhan Kebidanan

Tanggal 12 Juli 2005 Jam 01.30 Wita

1. Keadaan umum ibu baik dengan abortus provokatus kriminalis belum

teratasi ditandai dengan :

a. Masih terdapat sisa jaringan dalam kavum uteri

b. Perdarahan kurang lebih 150 cc


53

2. Nyeri perut bagian bawah belum teratasi ditandai dengan :

a. Ibu masih mengeluh nyeri perut bagian bawah

b. Ibu mengerti tentang tekhnik relaksasi

c. Ekspresi wajah tampak meringis

3. Kecemasan berkurang ditandai dengan :

a. Ibu tidak lagi menanyakan tentang keadaan dirinya

b. Ekspresi wajah tampak tenang

4. Potensial syok hipovolemik tidak terjadi ditandai dengan :

a. Perdarahan kurang lebih 150 cc

b. Tanda-tanda vital :

1) Tekanan darah : 120/70 mmHg

2) Nadi : 96 x/menit

3) Pernapasan : 24 kali/menit

4) Suhu : 37oC

c. Ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan mengenai

penyakitnya

d. Infus masih terpasang


54

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN PADA Nn. T


DENGAN ABORTUS PROVOKATUS KRIMINALIS DI RUMAH
SAKIT IBU DAN ANAK SITI FATIMAH MAKASSAR
TANGGAL 12 Juli 2005

No Register : 009416

Tanggal Masuk Rumah Sakit : 12 Juli 2005 jam 11.20 wita

Tanggal Pengkajian : 12 Juli 2005 jam 12.00 wita

Identitas ibu / suami

a. Nama isteri/suami : Nn T

b. Umur : 18 Tahun

c. Suku : Toraja

d. Agama: Kristen

e. Pendidikan terakhir : SMA

f. Pekerjaan :-

g. Alamat: Kampung Rama, Tello

A. Data Subjektif (S)

1. Haid terakhir tanggal 6 April 2005

2. Ibu pernah datang kedukun dan diurut

3. Ada pelepasan darah sejak janin tanggal 9 Juli 2005 dan pada tanggal

12 Juli Jam 10.30 Wita banyak darah keluar.

4. Ibu mengeluh sakit perut bagian bawah

5. Ibu selalu menanyakan tentang keadaan dirinya


55

6. Ibu menanyakan kapan ia ditindaki

7. Ibu selalu berdoa untuk kesembuhannya

B. Data Objektif (O)

1. Keadaan umum ibu tampak lemah dan tidak bersemangat

2. Tampak ekspresi wajah ibu meringis bila ada nyeri

3. TFU tidak teraba, umur kehamilan 13 minggu 6 hari

4. Nyeri tekan pada daerah sympisis

5. Tampak keluar darah dari jalan lahir (jumlah darah kurang lebih 150

cc)

6. Ibu tampak cemas

7. Pemeriksaan dalam (VT) oleh dr. W

a. V/V : tidak ada kelainan

b. OUI/OUE : lunak, terbuka 2 cm teraba jaringan

c. Uterus : antefleksi

d. Pelepasan : darah

8. Tanda-tanda vital

a. Tekanan darah : 120/70 mmHg

b. Nadi : 96 kali/menit

c. Pernapasan : 24 kali/menit

d. Suhu : 370C

9. Pemeriksaan laboratorium Nilai normal

a. Hb : 12,0 gr% 12-14 gr%


56

b. Leukosit : 9.750/mm 5.000-10.000/mm3

c. Trombosit : 215.600/mm 150.000-350.000/mm3

d. CT : 8 15 7-14 menit

e. BT : 2 10 1-4 menit

C. Asessment (A)

Abortus provokatus kriminalis umur kehamilan 13 minggu 6 hari

Masalah Aktual :

1. Nyeri perut bagian bawah

2. Kecemasan meningkat

3. Potensial terjadinya syok hipovolemik

D. Planning (P)

Tanggal 12 Juli 2005

1. Jam 01.30 wita observasi tanda vital dan keadaan umum klien

a. Tekanan darah : 120/70 mmHg

b. Nadi : 96 kali/menit

c. Pernapasan : 24 kali/menit

d. Suhu : 37oC
57

2. Pemeriksaan laboratorium

a. Hb : 12 gr%

b. Leukosit : 9,750/mm

c. Trombosit : 215.600/mm

d. CT : 8 15

e. BT : 2 10

3. Pemberian cairan infus RL 28 tetes/menit botol kedua

4. Beri kesempatan kepada ibu untuk mengungkapkan perasaannya

5. Beri dorongan spiritual (anjuran ibu untuk selalu berdoa untuk

kesembuhannya)

6. Mengobservasi terjadinya perdarahan hasil : kurang lebih 150 cc

7. Mengajarkan ibu tekhnik relaksasi dengan cara menarik napas pada

saat nyeri perut bagian bawah

8. Beri penjelasan kepada ibu dan keluarga tentang keadaan penyakit

secara lengkap serta tindakan yang akan dilakukan.

9. Melakukan informed consent tentang tindakan kuret, ibu bersedia di

kuret.

10. Kolaborasi dengan dokter dengan tindakan kuretase, rencana kuret

dilakukan tanggal 13 Juli jam 09.30 wita.


58

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN PADA Nn. T


DENGAN ABORTUS PROVOKATUS KRIMINALIS DI RUMAH
SAKIT IBU DAN ANAK SITI FATIMAH MAKASSAR
TANGGAL 13 JULI 2005

A. Data Subjektif (S)

1. Ibu menyatakan masih banyak darah yang keluar dari jalan lahir.

2. Ibu masih mengeluh nyeri pada perut bagian bawah.

3. Ibu menyatakan rencana kuret hari ini tanggal 13 Juli 2005 jam 09.30

Wita

B. Data Objektif (O)

1. Jumlah perdarahan kurang lebih 100 cc

2. Wajah tampak meringis bila timbul His

3. Tanda-tanda vital

a. Tekanan darah : 120/70 mmHg

b. Nadi : 84 kali/menit

c. Pernapasan : 20 kali/menit

d. Suhu : 37 oC

4. Infus RL 28 tetes/menit masih terpasang


59

C. Asessment (A)

Abortus provokatus kriminalis umur kehamilan 13 minggu 6 hari dan nyeri

perut bagian bawah

D. Planning (P)

Tanggal 13 Juli 2005

1. Jam 09.30 wita mengobservasi tanda-tanda vital

a. Tekanan darah : 120/80 mmHg

b. Nadi : 84 kali/menit

c. Pernapasan : 24 kali/menit

d. Suhu : 36,5oC

2. Mempersiapkan fisik dan mental ibu untuk tindakan kuret

3. Memasukkan oksitosin 10 IU kedalam 500 ml cairan RL 28

tetes/menit

4. Menyiapkan alat-alat kuret

5. Monitor jumlah perdarahan post kuret dan jumlah perdarahan kurang

lebih 25 cc

6. Menganjurkan ibu untuk menghabiskan porsi makanan yang

dihidangkan dan memberi minum susu 1 gelas kepada ibu.

7. Jam 12.30 Pemberian obat

a. Bellacid 1 kapsul

b. Asam mefenamat 1 tablet

c. Biosanbe 1 tablet

d. Pospargin 1 tablet
60

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN PADA Nn. T


DENGAN ABORTUS PROVOKATUS KRIMINALIS DI RUMAH
SAKIT IBU DAN ANAK SITI FATIMAH MAKASSAR
TANGGAL 14 JULI 2005

A. Data Subjektif (S)

Ibu menanyakan kapan ia bisa pulang

B. Data Objektif (O)

1. Keadaan umum ibu baik

2. Ekspresi wajah ibu ceria

3. Tanda-tanda vital

a. Tekanan darah : 120/70 mmHg

b. Nadi : 84 kali/menit

c. Pernapasan : 24 kali/menit

d. Suhu : 37oC

4. Tidak ada nyeri tekan pada daerah sympisis

C. Asessment (A)

Post kuret hari 1

D. Planning (P)

Tanggal 14 Juli 2005 jam 08.00 wita

1. Mengobservasi tanda-tanda vital

a. Tekanan darah :120/80 mmHg

b. Nadi :84 kali/menit


61

c. Pernapasan :24 kali/menit

d. Suhu :37oC

2. Menganjurkan klien untuk banyak istirahat dirumah

3. Menganjurkan ibu mengkonsumsi gizi seimbang dirumah

4. Memberi penyuluhan tentang KB suntikan Depo progestin

5. Jam 08.10 wita memberikan obat :

a. Bellacid : 1 kapsul

b. Asam mefenamat : 1 tablet

c. Biosanbe : 1 tablet

d. Pospargin : 1 tablet

6. Ibu diperbolehkan pulang jika ada keluhan ibu dianjurkan untuk kontrol

kerumah sakit

7. Ibu diperbolehkan pulang jika ada keluhan ibu dianjurkan untuk kontrol

kerumah sakit
62

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas tentang kesenjangan yang terjadi antara

konsep dasar dengan tinjauan kasus dalam pererapan proses manajemen

kebidanan pada kasus provokatus pada NnT yang dilakukan di RSIA Siti

Fatimah Makassar tanggal 12 Juli 2005 sampai dengan tanggal 14 Juli 2005.

Untuk memudahkan pembahasan maka penulis akan menguraikan sebagai

berikut :

Langkah I. Pengumpulan dan Analisa Data Dasar

Pada tahap ini penulis tidak menemui hambatan yang berarti karena

pada saat pengumpulan data baik keluarga. Klien, bidan dan dokter dilokasi

praktek terbuka untuk memberikan informasi atau data yang diperlukan dan

hubungannya dengan penyakit dan perawatan ibu sehingga memudahkan

dalam pengumpulan data.

Pada kasus NnT data yang diperoleh menunjukkan adanya

persamaan gejala/keluhan yang terdapat dalam landasan teori dengan kasus

yang ditemukan pada Nn.T dimana dalam teori disebutkan keluhan / gejala

tersebut adalah amenore, sakit perut dan mules-mules perdarahan yang

biasa sedikit atau banyak yang biasanya berupa stolsel (darah beku) sudah

ada keluar jaringan.

Pada pemeriksaan dalam (VT) untuk abortus yang baru terjadi dapat
61
diraba sisa-sisa jaringan dalam kanalis servikalis atau cavum uteri.
63

Sedangkan pada kasus NnT dengan abortus provokatus kriminalis

yang dirawat, penulis memperoleh data dari hasil pengkajian sebagai

berikut : amenore 13 minggu 6 hari (97 hari). Perdarahan mula-mula sedikit

kemudian banyak, nyeri (mules) pada perut bagian bawah dan pada

pemeriksaan dalam, ada pembukaan serviks dan teraba ada jaringan pada

ostium uteri dan vagina.

Langkah II. Merumuskan Diagnosa/Masalah Aktual

Dalam menegakkan suatu diagnosa masalah kebidanan berdasarkan

pendekatan asuhan kebidanan yang didukung dan ditunjang oleh beberapa

data baik subjektif maupun objektif yang diperoleh dari hasil pengkajian yang

dilakukan. Dalam beberapa tinjauan pustaka diagnosa abortus provokatus

ditegakkan sebagai berikut :

1. Perdarahan pervaginam yang banyak

2. Nyeri kadang disertai syok

3. Ostium uteri terbuka

Sedangkan pada kasus NnT diagnosa/masalah aktual dapat

dirumuskan sebagai berikut :

Diagnosa abortus provokatus kriminalis dengan masalah nyeri perut bagian

bawah dan kecemasan.

Dengan demikian jelas dari diagnosa dan masalah aktual yang

ditemukan pada Nn.T terdapat persamaan dengan teori abortus

provokatus.
64

Langkah III. Merumuskan Diagnosa/Masalah Potensial

Berdasarkan data yang diperoleh dari pengkajian yang dilakukan

tidak ada perbedaan masalah potensial antara teori dengan kasus yang

ditemukan. Adapun masalah potensial yang penulis angkat adalah potensial

terjadinya syok hipovolemik.

Hal ini didukung oleh data subjektif dimana ibu mengatakan keluar

darah sedikit dari jalan lahir sejak tanggal 9 Juli 2005 dan pada tanggal 12

Juli 2005 jam 10.30 Wita keluar darah banyak darah bergumpal-gumpal warna

coklat kehitaman. Data objektif yaitu tampak keluar darah dari jalan lahir

(jumlah daah kurang lebih 150 CC). Apabila sisa jaringan /darah didalam

rahim tidak segera dikeluarkan dan keadaan umum ibu tidak segera

diperbaiki maka akan terjadi perdarahan terus menerus yang akan membuat

ibu menjadi syok.

Langkah IV. Melaksanakan Tindakan Segera Dan Kolaborasi

Tindakan segera adalah tindakan yang harus segera diberikan untuk

menyelamatkan ibu dan bayinya. Dalam kasus ini juga dilakukan tindakan

segera pada klien berupa pemberian cairan / larutan garam fisiologis atau

ringer untuk mempertahankan volume sirkulasi dan kebutuhan cairan dalam

tubuh akibat perdarahan. Hal ini juga membantu memperbaiki kondisi /

keadaan umum ibu agar tidak berlanjut pada kondisi yang memburuk dan

syok.
65

Langkah V. Rencana Asuhan Kebidanan

Perencanaan dalam proses penyusunan suatu rencana tindakan

berdasarkan identifikasi masalah saat sekarang, serta identifikasi diagnosa

dan masalah lain yang mungkin terjadi. Namum terlebih dahulu harus

dirumuskan tujuan yang akan dicapai serta kriteria keberhasilan.

Pada tahap perencanaan diagnosa kebidanan disusun menurut

tingkat beratnya masalah dan kebutuhan pasien. Masalah nyeri perut bagian

bawah karena tertinggalnya sisa jaringan / darah dalam uterus. Merupakan

prioritas utama penulis sebagai masalah yang mengancam keselamatan ibu

dan perlu segera diatasi, disusul masalah kecemasan. Sedang masalah

potensial yang penulis angkat yaitu potensial terjadinya syok hipovolemik.

Perencanaan pada tinjauan teori hampir seluruhnya diterapkan pada

perencanaan kasus, sehingga penulis tidak menemukan kesenjangan yang

berarti.

Langkah VI. Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan

Pada saat pelaksanaan asuhan kebidanan pada Nn T tindakan yang

telah direncanakan seluruhnya telah dilaksanakan dengan baik. Dalam

pelaksanaan tindakan asuhan kebidananan penulis tidak menemukan

hambatan yang berarti karena seluruh tindakan yang dilakukan sudah

berorientasi pada kebutuhan klien, sehingga tujuan dapat dicapai. Selain itu
66

klien dan keluarganya kooperatif dalam menerima semua saran dan tindakan

yang diberikan serta adanya arahan dan dukungan dari pembimbing.

Langkah VII. Evaluasi Asuhan Kebidanan

Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses manajemen

kebidanan dimana pada tahap ini ditemukan kemajuan atau keberhasilan

dalam mengatasi masalah yang dihadapi klien.

Teknik evaluasi dilaksanakan melalui anamnesa, pemeriksaan fisik

meliputi inspeksi, palpasi auskultasi serta pemeriksaan laboratorium untuk

memperoleh data hasil perkembangan klien.

Kriteria sesuai diagnosa / masalah yang ada :

1. Abortus Provokatus

Abortus Provokatus dapat ditangani dengan kriteria telah dilakukan

pengeluaran sisa darah / jaringan dalam uterus dengan kuretase dan

keadaan umum ibu baik. Pada kasus ini telah dilaksanakan dengan baik.

2. Nyeri Perut Bagian Bawah

Masalah nyeri teratasi dengan kriteria ibu tidak mengeluh nyeri perut

bagian bawah dan ekspresi ialah tampak ceria. Pada kasus ini tercapai

tujuan dengan baik.


67

3. Kecemasan

Masalah kecemasan teratasi ditandai dengan klien tidak lagi

menanyakan tentang penyakitnya dan ekspresi wajah ibu tampak ceria.

4. Potensial Terjadinya Syok Hipovolemik

Tidak terjadi syok hipovolemik ditandai dengan perdarahan yang tidak

lagi terjadi dan tanda tanda vital dalam batas normal.

Evaluasi akhir pada klien Nn T dengan abortus provokatus kriminalis

menunjukkan adanya keberhasilan dalam mengatasi masalah yang

dihadapi klien.
68

BAB V

PENUTUP

Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan dan

saran untuk memberikan suatu gambaran dan informasi tentang abortus

khususnya abortus provokatus kriminalis.

A. Kesimpulan

Setelah penulis menguraiakan pelaksanakan asuhan kebidanan pada

abortus provokatus kriminalis di RSIA Siti Fatimah Makassar maka

penulis dapat mengemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari pengkajian yang dilakukan didapatkan gejala/keluhan yang

muncul pada abortus provokatus kriminalis yaitu amenorhoe 13

minggu 16 hari (97 hari) diperoleh dari HPHT tanggal 16 April 2005,

perdarahan mula-mula sedikit kemudian banyak, nyeri pada perut

bagian bawah dan pada pemeriksaan dalam (VT) ada pembukaan

serviks dan teraba jaringan pada ostium uteri dan vagina.

2. Penanganan atau perawatan yang diberikan pada pasien abortus

provokatus kriminalis harus segera diberikan melalui kolaborasi

dengan dokter pada rumah sakit yang berfasilitas lengkap.

3. Komplikasi yang terjadi pada kasus abortus provokatus kriminalis

yaitu perdarahan, perforasi, infeksi dan syok, namun dalam kasus ini

tidak ditemukan adanya komplikasi karena petugas dapat menangani

dengan baik dan memberikan perawatan sesuai dengan kebutuhan

pasien.

B. Saran-saran. 67
69

1. Bagi Klien

Bagi kaum remaja perlu diberikan pendidikan seks yang benar dan

terarah sehingga tidak timbul penyimpangan-penyimpangan yang

menyebabkan terjadinya seks bebas dan perlunya keterbukaan dalam

keluaga khususnya tentang pendidikan seks yang benar dan positif.

2. Bagi Bidan

Sebagai bidan dalam melakukan tindakan perlu membina hubungan

yang baik antara klien dan keluarga sehingga tercapai tujuan yang

diinginkan.

3. Bagi Institusi

Bagi institusi agar penerapan manajemen kebidanan dalam

pemecahan masalah dapat lebih ditingkatkan dan dikembangkan

mengingat proses tersebut sangat bermanfaat dalam membina tenaga

bidan guna menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang potensi

dan propesional.

4. Bagi Pemerintah

Pemerintah sebagai penentu kebijakan dalam pelayanan kesehatan

masyarakat diharapkan dapat menyediakan pasilitas pelayanan

kesehatan yang merata yang dapat menjangkau seluruh lapisan

masyarakat, khususnya masyarakat di pelosok Misalnya penyediaan

bidan di pelosok.
70

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Gizi Seimbang

Saran : Nn.T

Tempat : Ruangan PNC Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah

Waktu : Tanggal 14 Juni 2005 jam 12.00 wita

Tujuan Umum : Setelah dilakukan penyuluhan ibu dapat mengerti dan

mengetahui tentang kebutuhan gizi seimbang.

Tujuan Khusus :

1) Ibu dapat menyebutkan tujuan makanan bergizi

2) Ibu dapat menyebutkan jenis makanan bergizi bagi

post abortus

3) Ibu dapat menyebutkan jumlah kalori sehari

4) Ibu dapat mengetahui kegunaan makanan bergizi bagi

post abortus

5) Metode : Ceramah dan Diskusi

Pembimbing : Bidan E
71

MATERI PENYULUHAN

GIZI SEIMBANG

Pada masa post abortus ibu memerlukan nutrisi yang lebih banyak

dari sebelumnya untuk menggantikan kehilangan darah pada saat ibu

mengalami abortus. Gizi seimbang dapat meningkatkan status kesehatan ibu

terutama setelah abortus. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut harus

mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, lemak, protein,

vitamin, mineral dan air (gizi seimbang)

Sumber makanan yang harus dikonsumsi setiap hari adalah :

1. Sumber kalori Makronutrien

a. Karbohidrat

1) Guna : Sumber energi untuk proses metabolisme

2) Sumber : Beras, roti, umbi-umbian (singkong, ubi jalar, talas,

kentang)

b. Lemak

1) Guna :Lemak berperan sebagai sumber cadangan energi

2) Sumber :Minyak kelapa, minyak jagung, minyak kacang

kedelai, kacang-kacangan dan sumber makanan

hewani.
72

c. Protein

1) Guna : Untuk membantu dalam pembentukan sel-sel baru

dalam tubuh utamanya pembentukan sel-sel otak,

tulang dan otot

2) Sumber : Telur, susu, daging sapi, ayam dan ikan

3) Kebutuhan : 73 gram

d. Air

Minum sekurang-kurangnya 8-10 gelas cairan setiap harinya. Cairan

bermanfaat untuk mengatasi sembelit, mengurangi zat sisa dalam

tubuh dan mencegah infeksi saluran kemih. Yang paling baik

dikonsumsi adalah air putih.

2. Sumber Mikronutrien

Kebutuhan vitamin meningkat selama hamil untuk meningkatkan daya

tahan tubuh, beberapa vitamin yang dibutuhkan adalah :

1) Vitamin A ibu post abortus adalah 6000 IU, Vitamin A penting untuk

pertumbuhan gigi dan tulang, serta meningkatkan daya tahan tubuh

terhadap infeksi juga diperlukan untuk pemeliharaan jaringan. Maka

makanan yang banyak mengandung vitamin A adalah wortel, pepaya,

hati.

2) Vitamin B1 penting untuk pembakaran hidrat arang serta saraf.

Sumber bahan makanan seperti telur, ginjal, otak ikan, beras, merah,

singkong dan kacang panjang.


73

Vitamin B12 untuk pernafasan antar sel, pemeliharaan jaringan saraf,

kuli dan kornea mata. Sumber vitamin B12 bermacam-macam buah

sayur, biji kacang.

3) Vitamin B12 (Cyanocobalamin)

a. Guna : Sintesa DNA, proses maturasi sel darah merah

b. Sumber : Vitamin B12 diperoleh dari protein hewani

c. Kebutuhan : 0,3 mg/hari

4) Vitamin C

a) Guna : Menunjang pembenukan jaringan ika dan pembunuh

darah.

b) Sumber : Jeruk, tomat, melon dan brokoli

c) Kebutuhan : 70 mg perhari

5) Asam Folat (Folic Acid)

a) Guna : Mencegah anemia megaloblastik

b) Sumber : Buah-buahan kacang dan hati

c) Kebutuhan : 0,4-0,8 mg/hari


74

b. Mineral

a. Kalsium

1) Guna : Untuk perkembangan otot, jaringan saraf, pemben-

tukan ulang dan gigi

2) Sumber : Susu, mentega, keju, tahu dan brokoli

3) Kebutuhan : 1200 mg/hari

b. Zat besi (fe) adalah unsur yang sangat penting untuk membentuk

hemoglobin (Hb) yaitu suatu zat warna yang terdapat dalam darah

merah yang berguna untuk mengangkut oksigen dan CO 2 dalam

tubuh.

Zat besi dapat diperoleh dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari

seperti :

Bahan makanan Kadar garam besi per 100 gr bahan

Kuning telur 6 mg

Daging sapi 2,9 mg

Hati sapi 6,6 mg

Ginjal sapi 8 mg

Bayam 2,9 mg

Daun kacang 10 mg

Kacang hijau 6,3

Jika zat makanan yang dikonsumsi tidak dapat mencukupi suplay Fe,

maka dapat diberikan preparat Fe barrolat, biosanbe, iberet, vitonal,


75

dan hemaviton yang dapat dibeli bebas juga dapat diperoleh dipusat

pelayanan atau pada saat pemeriksaan kahamilan.

Untuk mengkonsumsi preparat Fe karena baunya yang mencolok

maka hendaknya dikonsumsi diantara waktu makan dan minum jus

untuk menambah penyerapan dan untuk bahan makanan hendaknya

dimasak dalam panci besi.


76

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Kontrasepsi suntikan depo progestin

Sasaran : Nn. T

Tujuan Umum : Setelah memberikan HE tentang kontrasepsi sun-

tikan maka ibu-ibu akan dapat memahami tentang

kontrasepsi suntikan.

Tujuan Khusus : Setelah mendengarkan HE tentang kontrasepsi

suntikan maka ibu-ibu dapat menjelaskan :

1) Keuntungan suntikan depo progestin

2) Kerugian suntikan depo progestin

3) Efek samping depo progestin

4) Cara kerja depo progestin

Metode : Ceramah dan diskusi

Waktu : Tgl 14 Juli 2004 jam 12.30 wita

Tempat : Ruang PNC Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah

Makassar

Pembimbing lahan : Bidan N


77

MATERI PENYULUHAN

KONTRASEPSI SUNTIKAN DEPO PROGESTIN

Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan,

upaya itu dapat bersifat sementara dapat pula bersifat permanen.

A. Keuntungan suntikan Depo progestin :

1. Sangat efektif

2. Pencegahan kehamilan jangka panjang

3. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri

4. Tidak mengandung estrogen sehingga tidak bedampak serius

terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah.

5. Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI

6. Sedikit efek samping.

B. Kerugian suntikan depo progestin

Sering ditemukan gangguan haid, seperti :

1. Siklus haid yang memendek atau memanjang.

2. Perdarahan yang banyak atau sedikit

3. Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting)

4. Tidak haid sama sekali

5. Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan

(harus kembali untuk suntikan)

6. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut

7. Permasalahan BB merupakan efek samping tersering


78

C. Efek samping suntikan depo progestin

1. Reaksi anafilaksis dan anafilaktik

2. Penyakit tromboembolik tromboplebitis dan emboli paru-paru

3. Sistem saraf pusat gelisah, tidak bisa tidur, mengantuk, lebih, depresi,

pusing dan sakit kepala.

4. Selaput kulit dan lendir, urticaria, pruritus, bercak merah, jerawat,

hirsutisme dan alopecia

5. Gastrointestinal, mual

6. Leher rahim perubahan pada erosi dan sekresi

7. Miscellaneous, hyperpyrexia, perubahan barat badan dan moonfacies

8. Reaksi setempat sakit, gumpalan dari sisa yang ketinggalan dan

perubahan warna kulit di tempat suntikan

D. Cara kerja suntikan depo progestin

1. Mencegah ovulasi

2. Mengentalkan lendir serviks, sehingga menurunkan kemampuan

penetrasi sperma

3. Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atropi.

4. Menghambat transportasi gamet oleh tuba.


79

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Karya Tulis ilmiah

Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Nn.T Dengan Abortus


Provokatus Kriminalis Di RSIA Siti Fatimah
Makassar Tanggal 12-14 Juli 2005

Maryam
Nim : 02.1301.107

Periode Pembimbingan : Juni s/d September 2005

Karya tulis ini diterima, disetujui untuk diuji serta dipertanggungjawabkan


didepan tim penguji program DIII Kebidanan Universitas Indonesia Timur.

Makassar, September 2005

Pembimbing II Pembimbing I

Marhaeni, S.Sit A. Maryam, SKM

Mengetahui
Direktur Program DIII Kebidanan

B. Maryam, SKM

DAFTAR ISI
80

Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
PERNYATAAN PERSETUJUAN................................................................ ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI ................................................................. iii
KATA PENGANTAR................................................................................... iv
DAFTAR ISI .............................................................................................. vii

BAB I . PENDAHULUAN........................................................................ 1
A. Latar Belakang....................................................................... 1
B. Ruang Lingkup Penulisan...................................................... 3
C. Tujuan Penulisan.................................................................... 4
D. Manfaat Penulisan................................................................. 5
E. Metode Penulisan ................................................................. 5
F. Sistematika Penulisan ........................................................... 7

BAB II . TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 10


A. Tinjauan Dasar Kehamilan.....................................................10
1. Pengertian Kehamilan .................................................... 10
2. Diagnosa Kehamilan........................................................10
3. Periode Masa Nifas.........................................................10
4. Perubahan Fisiologi Masa Nifas..................................... 11
5. Perubahan Psikologis Masa Nifas..................................14
6. Perawatan dan Pengawasan Masa Nifas....................... 15
B. Tinjauan Tentang Ruptura Perineum....................................18
1. Pengertian Ruptura Perineum.........................................18
2. Penyebab Ruptura Perineum..........................................18
3. Usaha Untuk Menghindari Ruptura Perineum................18
4. Tingkat Ruptura Perineum..............................................20
5. Perawatan Vulva dan Perineum......................................20
C. Proses Manajemen Asuhan Kebidanan.................................22
81

1. Pengertian Manajemen Asuhan Kebidanan....................22


2. Tahapan Dalam Manajemen Asuhan Kebidanan............22
3. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan..........................25

BAB III. STUDI KASUS .......................................................................... 28


A. Identifikasi Data Dasar...........................................................28
B. Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual.................................... 35
C. Antisipasi Diagnosa/Masalah Potensial.................................39
D. Evaluasi Perlunya Tindakan Segera / Kolaboasi...................40
E. Rencakan Tindakan...............................................................40
F. Implemenatasi........................................................................49
G.Evaluasi..................................................................................53

BAB IV. PEMBAHASAN ......................................................................... 72

BAB V. PENUTUP..................................................................................79
A Kesimpulan ..........................................................................79
B Saran 80

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................82

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai