Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PENELITIAN

PENDANAAN INTERNAL 2022

ASUHAN KEBIDANAN PADA NIFAS DENGAN LUKA PREMIUM


LITERATURE REVIEW

Peneliti:
MILDA FANLAY 201905012

Lembaga Penelitian dan pengabdian Masyarakat (LPPM


STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
2022

1
ASUHAN KEBIDANAN PADA NIFAS DENGAN LUKA PREMIUM

LITERATURE REVIEW

Disusun Oleh:

LASIYATI YUSWO YANI 0705028601


MILDA FANLAY 201905012

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
TAHUN 2022

2
HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN

Judul Penelitian : Asuhan Kebidanan Pada Nifas Dengan Luka Premium

Tema : Inovasi Pendidikan Kebidanan


Ketua Peneliti :
Nama Lengkap : LASIYATI YUSWO YANI
NIK/NIDN : 0705028601
Program Studi : S1 Kebidanan
Alamat surel (e-mail) : yuswoyani@gmail.com
Anggota Peneliti:
Nama :
NIK/NIDN :
Program studi :
Keterlibatan Mahasiswa:
Nama : Milda Fanlay
NIM : 201905012
Prodi : S1 Kebidanan
Nama :
NIM :
Prodi :
Biaya Penelitian :Rp. 5.000.000,-
Mojokerto,1 OKTOBER 2022
Mengetahui, Ketua Peneliti.
Ka. LPPM

Lasiyati Yuswo Yani, SST., M.Keb. Lasiyati Yuswo Yani, SST., M.Keb.

3
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 5
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 5
B. Perumusan Masalah ..................................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian .......................................................................................................... 7
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................... 8
A. Tinjauan Teoritis .......................................................................................................... 8
B. Kerangka Konsep Penelitian...................................................................................... 12
METODE PENELITIAN ...................................................................................................... 14
A. Rancangan ................................................................................................................... 14
B. Strategi Pencarian ....................................................................................................... 14
C. Kriteria Inklusi ........................................................................................................... 15
D. Ekstrasi Data ............................................................................................................... 15
HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................................................. 16
A. Hasil .............................................................................................................................. 16
B. Pembahasan ................................................................................................................. 18
C. Keterbatasan literature review .................................................................................. 23
SIMPULAN DAN SARAN .................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 25

4
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Puerperium berlangsung selama 6 minggu
atau 42 hari, merupakan waktu yang di perlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan
yang normal (Cunningham, 2005). Masa nifas terdapat 3 tahapan yaitu puerperium dini suatu
masa kepulihan ibu diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan-jalan, puerperium intermedia suatu
masa kepulihan dari organ-organ reproduksi selama kurang lebih enam minggu, remote
puerperium waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dalam keadaan sempurna
terutama bila ibu selama hamil atau persalinan mengalami komplikasi (Anggraeni, 2010).
Perubahan fisiologi pada ibu nifas diantaranya : 1) Involusio yaitu dalam masa nifas,
alat-alat genetalia interna maupun eksterna akan berangsur - angsur pulih kembali seperti
keadaan sebelum hamil; 2) Bekas implantasi plasenta yaitu Placental bed mengecil karena
kontraksi dan menonjol ke kavum uteri dengan diameter 7,5 cm. Sesudah dua minggu menjadi
3,5 cm pada minggu keenam 2,4 cm dan akhirnya pulih; 3) Luka-luka pada jalan lahir bila tidak
disertai infeksi akan sembuh dalam 4-7 hari; 4) Rasa nyeri atau mules-mules disebabkan
kontraksi rahim, biasanya berlangsung 2-4 hari pasca persalinan; 5) Lochea yaitu cairan yang
berasal dari luka kavum uteri, luka plasenta yang dikeluarkan melalui5 2 vagina pada masa nifas;
6) Dinding vagina pada minggu ketiga vagina mengecil dan timbul rugae kembali; 7) Dinding
abdomen Triae flabby yang terjadi pada kehamilan berkurang; 8) Saluran kencing kembali
normal dalam waktu 2-8 minggu (Anggraeni, 2010).
Faktor yang berkontribusi terhadap kematian ibu, secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab langsung
kematian ibu adalah faktor yang berhubungan dengan komplikasi kehamilan, persalinan dan
nifas seperti perdarahan 25%, preeklamsia/eklamsia 24%, infeksi 11%, komplikasi masa
puerperium 8%, emboli obstetri 3%, persalinan macet 3% dan abortus 5% (SDKI, 2012).
Menurut Profil Data Kesehatan Indonesia tahun 2011, bahwa jumlah seluruh ibu nifas
normal di indonesia sekitar 4.830.609 orang. Terdapat 2,7 juta kasus luka robekan perineum pada
ibu bersalin, dan 26% diantaranya mengalami penyembuhan luka yang lambat lebih dari 7 hari
setelah persalinan, dan angka ini diperkirakan mencapai 6,3 juta pada tahun 2050 (Hilmy, 2010).
Setiap tahunnya terdapat 20.000 ibu bersalin yang mengalami luka robekan perineum, di Inggris
sebanyak 15% diantaranya mengalami penyembuhan luka yang lambat dan 6% diantaranya
mengalami infeksi karena kurangnya kebersihan vulva pada saat proses penyembuhan
(Heimburger, 2009).
5
Asuhan pada masa nifas sangat penting dilakukan oleh tenaga kesehatan guna
mendeteksi adanya perdarahan masa nifas. Asuhan kebidanan masa nifas atau perawatan masa
nifas adalah untuk menghindari atau mendeteksi adanya kemungkinan perdarahan post partum
dan infeksi. Oleh karena itu penolong persalinan berwaspada sekurang – kurangnya 1 jam post
partum untuk mengatasi 3 kemungkinan terjadinya komplikasi persalinan. Umumnya wanita
sangat lemah setelah melahirkan, terlebih bila partus berlangsung lama. Masa nifas merupakan
masa kritis baik ibu maupun bayi dan diperkirakan 60% kematian ibu termasuk kehamilan terjadi
setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam setelah persalinan, salah
satu komplikasi yang sering terjadi pada masa nifas adalah ruptur perineum yang terjadi pada
hampir semua persalinan primigravida dan tidak jarang pada persalinan berikutnya yang dapat
menyebabkan perdarahan dan infeksi sehingga mengakibatkan tingginya morbiditas dan
mortalitas ibu (Vivian, 2011).
Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka jahitan perineum antara lain : faktor
eksternal yaitu lingkungan, tradisi, pengetahuan, sosial ekonomi, sarana prasarana, penanganan
petugas, kondisi ibu dan gizi. Faktor internal yaitu usia, penanganan jaringan, hemoragi,
hipovolemia, faktor lokal edema, defisit nutrisi, personal hygiene/vulva hygiene, defisit oksigen
aktifitas berat dan berlebihan (Smeltzer dan Suzanne, 2002). Perawatan perineum yang tidak
benar dapat mengakibatkan kondisi perineum yang terkena lokhea dan lembab akan sangat
menunjang perkembangan bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi pada perineum
(Suwiyoga, 2004). Munculnya infeksi pada perineum dapat merambat pada saluran kencing
ataupun pada jalan lahir yang dapat berakibat munculnya komplikasi infeksi kandung kencing
maupun infeksi jalan lahir. Infeksi tidak hanya menghambat proses penyembuhan luka tetapi
dapat juga menyebabkan kerusakan pada jaringan sel penunjang, sehingga akan menambah
ukuran dari luka itu sendiri, baik panjang maupun kedalaman luka.
Perawatan perineum merupakan proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia seperti:
biologis, psikologis, sosial dan spiritual (Nugroho, 2014). Kebersihan vagina jika tidak terjaga
dengan baik pada masa nifas dapat menimbulkan terjadinya infeksi pada vagina dan dapat
meluas sampai ke rahim. Infeksi masa nifas merupakan peradangan yang terjadi pada organ
reproduksi (Maritalia, 2012). Ibu beresiko terjadinya infeksi post partum dikarenakan luka bekas
pelepasan pasenta, laserasi pada saluran genetalia termasuk episiotomi dan laserasi. Robekan
jalan lahir merupakan luka atau robekan yang jaringan yang tidak teratur (Walyani 2015).
Perawatan luka perineum pada ibu setelah melahirkan berguna untuk mengurangi rasa
ketidaknyamanan, menjaga kebersihan, mencegah infeksi dan mempercepat penyembuhan luka
jahitan perineum. Salah satu solusi bagi ibu nifas untuk mempercepat penyembuhan luka

6
perineum selain menggunakan obat medis dan asupan gizi yang baik adalah vulva hygiene.
Sikap seseorang melakukan personal hygiene dipengaruhi oleh sejumlah faktor salah
satunya yaitu citra tubuh yang merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan
fisiknya. Personal hygiene yang baik akan mempengaruhi terhadap peningkatan citra tubuh
individu. Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya
karena adanya perubahan fisik sehingga individu peduli terhadap kebersihannya (Tarwoto,
2010).
Cara perawatan perineum merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan
penyembuhan luka jahitan perineum (Trisnawati, 2015). Penelitian lain yang dilakukan oleh
Nurdahiliana (2013) dari faktor – faktor yang mempengaruhi kesembuhan luka perineum
didapatkan hasil yaitu ibu nifas yang 5 mengalami luka perineum dengan kebersihan baik,
mempunyai peluang sembuh lukanya 27,741 kali lebih baik, bila dibandingkan dengan ibu nifas
yang kebersihan kurang baik, sehingga kebersihan merupakan faktor utama dalam kesembuhan
luka perineum. Penelitian Hasana & Damayanti (2012) semakin baik ibu post partum dalam
melakukan perawatan pada luka perineumnya maka semakin cepat penyembuhan pada luka
perineumnya.
Berdasarkan study pendahuluan yang dilakukan pada bulan Maret 2018 di PMB KN, A.
Md. Keb terdapat 14 persalinan normal dengan 90% mengalami laserasi. Sebagian besar pasien
di PMB KN, A. Md . Keb yang memiliki citra tubuh yang baik ditunjang dengan ekonomi yang
cukup membuat saya tertarik untuk mengetahui tingkat kepedulian individu terhadapat
kebersihannya yang akan mempengaruhi personal hygiene dengan kesembuhan luka
perineumnya. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
hubungan antara personal hygiene dengan penyembuhan luka perineum pada ibu nifas.
B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka permasalahan yang ingin diteliti adalah “Apakah
personal hygiene berhubungan dengan penyembuhan luka perineum pada ibu nifas di Praktik
Mandiri Bidan intan lesmana putri

7
C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum : Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui


hubungan antara personal hygiene dengan penyembuhan luka perineum pada ibu
nifas di Praktik Mandiri Bidan intan lesmana putri.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik ibu nifas

b. Mengidentifikasi personal hygiene pada ibu nifas

c. Mengidentifikasi penyembuhan luka perineum pada ibu nifas.

8
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Perawatan Luka Perinium Untuk Mencegah Resiko Infeksi Pada Ibu Post Partum

1. Perawatan luka perinium Perawatan adalah proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia (biologis,
psikologis, sosial dan spiritual) dalam rentang sakit sampai dengan sehat (Hidayat, 2004).
Perinium adalah bagian permukaan pintu bawah panggul yang terletak di antara vulva dan anus.
Perinium terdiri atas otot fascia urogenitalis serta diafragma pelvis (Wiknjosastro, 2007).
Perawatan perineum adalah upaya memberikan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dengan caa
menyehatkan daerah antara kedua paha yang dibatasi antara lubang dubur dan bagian alat kelamin
luar pada wanita yang habis melahirkan agar terhindar dari infeksi (Kumalasari, 2015).

2. Tujuan perawatan luka perinium Adapun tujuan dari perawatan luka perineum menurut
Kumalasari (2015) yaitu sebagai berikut:

a. Menjaga kebersihan daerah kemaluan


b. Mengurangi nyeri dan meningkatkan rasa nyaman pada ibu
c. Mencegah infeksi dari masuknya mikroorganisme ke dalam kulit dan membrane mukosa
d. Mencegah bertambahnya kerusakan jaringan
e. Mempercepat penyembuhan dan mencegah perdarahan
f. Membersihkan luka dari benda asing atau debris
g. Drainase untuk memudahkan pengeluaran eksudat 2
3. Perawatan luka perinium menurut APN

a. Menjaga agar perineum selalu bersih dan kering


b. Menghindari pemberian obat tradisional
c. Menghindari pemakaian air panas untuk berendam
d. mencuci luka dan perineum dengan air dan sabun 3-4 kali sehari
e. Kontrol ulang maksimal seminggu setelah persalinan untuk pemeriksaan penyembuhan luka
4. Dampak perawatan luka perinium Perawatan perineum yang dilakukan dengan baik dapat
menghindarkan hal berikut:
a. Infeksi
b. Komplikasi
c. Kematian ibu postpartum
5. Pengertian infeksi masa nifas Infeksi nifas adalah semua peradangan yang disebabkan oleh
masuknya kuman-kuman ke dalam alat-alat genital pada waktu persalinan dan nifas (Retna
9
Ambarwati & Wulandari, 2010).
6. Etiologi infeksi nifas

a. Berdasarkan masuknya kuman ke dalam alat kandungan


1) Ektogen (kuman datang dari luar)
2) Autogen (kuman masuk dari tempat lain dalam tubuh)
3) Endogen (dari jalan lahir sendiri)
b. Berdasarkan kuman yang sering menyebabkan infeksi
1) Streptococcus Haemolyticus Aerobik
Masuknya secara eksogen dan menyebabkan infeksi berat yang ditularkan dari penderita lain,
alat-alat yang tidak suci hama, dan tangan penolong

2) Staphylococcus Aureus Masuk secara eksogen, infeksinya sedang, banyak ditemukan sebagai
penyebab infeksi di rumah sakit

3) Eschericia Coli Sering berasal dari kandung kemih dan rectum, menyebabkan infeksi terbatas

4) Clostridium Welchii Kuman aerobic yang sangat berbahaya, sering ditemukan pada abortus
kriminalis dan partus yang ditolong dukun dari luar rumah sakit.

7. Patofisiologi infeksi masa nifas Setelah persalinan, terjadi beberapa perubahan penting
diantaranya makin meningkatnya pembentukan urin untuk mengurangi hemodilusi darah, terjadi
penyerapan beberapa bahan tertentu melalui pembuluh darah vena sehingga terjadi peningkatan
suhu badan sekitar 0,5 derajat celcius yang bukan merupakan keadaan yang patologis atau
menyimpang pada hari pertama. Perlukaan karena persalinan merupakan tempat masuknya kuman
ke dalam tubuh, sehingga menimbulkan infeksi pada kala nifas. Infeksi kala nifas adalah infeksi
peradangan pada semua alat genetalia pada masa nifas oleh sebab apapun dengan ketentuan
meningkatnya suhu badan melebihi 38 derajat celcius tanpa menghitung hari pertama dan
berturut-turut selama dua hari (Sukarni K & Wahyu, 2013). Mekanisme terjadinya infeksi kala
nifas adalah sebagai berikut:

a. Manipulasi penolong: terlalu sering melakukan pemeriksaan dalam, alat yang dipakai kurang
suci hama. b. Infeksi yang didapat di rumah sakit (nosokomial)

c. Hubungan sexs menjelang persalinan

d. Sudah terdapat infeksi intrapartum: persalinan lama terlantar, ketuban pecah lebih dari enam
jam, terdapat pusat infeksi dalam tubuh (local infeksi)

8. Tanda dan gejala infeksi masa nifas Infeksi akut ditandai dengan demam, sakit di daerah infeksi,

10
berwarna kemerahan, fungsi organ tersebut terganggu. Gambaran klinis infeksi nifas dapat
berbentuk:

a. Infeksi lokal Pembengkakan luka episiotomi, terjadi penanahan, perubahan warna kulit,
pengeluaran lochea bercampur nanah, mobilitasi terbatas karena nyeri, temperature badan dapat
meningkat

b. Infeksi umum Tampak sakit dan lemah, temperature meningkat, tekanan darah menurun dan
nadi meningkat, pernafasan dapat meningkat dan terasa sesak, kesadaran gelisah sampai menurun
dan koma, terjadi gangguan involusi uterus, lochea berbau dan bernanah serta kotor.

9. Pencegahan infeksi masa nifas

a. Lakukan mobilisasi dini sehingga darah lochea keluar dengan lancar

b. Perlukaan dirawat dengan baik

c. Rawat gabung dengan isolasi untuk mengurangi infeksi nosocomial

B. Kerangka Konsep Penelitian

Filosofi Kerangka konsep merupakan kerangka pikir mengenai hubungan antar


variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian atau hubungan antar konsep dengan
konsep lainnya dari masalah yang diteliti sesuai dengan apa yang telah diuraikan
pada studi kepustakaan (Nasir, 2013)

11
Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian Hubungan antara Personal Hygiene
dengan Penyembuhan Luka Perineum pada Ibu Nifas

12
METODE PENELITIAN

A. Rancangan

Desain penelitian ini adalah literature review atau tinjauan pustaka. Literature
review adalah cara yang dipakai untuk mengumpulkan data atau sumber yang
berhubungan pada suatu topik tertentu yang bisa didapat dari berbagai sumber
seperti jurnal, internet, skripsi, dan pustaka lain.
B. Strategi Pencarian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh
bukan dari pengamatan langsung, akan tetapi dari hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh peneliti terdahulu yang jurnal penelitiannya sudah terpublikasi.
Sumber data sekunder berupa jurnal dan artikel yang relevan dengan topik yang
dilakukan menggunakan database yang digunakan adalah Google Scholar dan
NCBI Pubmed.
Pencarian jurnal menggunakan keyword atau kata kunci untuk memperluas atau
menspesifikan pencarian, sehingga mempermudah dalam penentuan jurnal yang
digunakan. Kata kunci awal yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Attitude,
Nursing, Midwivery, dan Health care. Pencaharian berbatas mulai dari tahun 2015
hingga tahun 2021 yang diakses full text dalam format pdf.
Database pencarian Google NCBI
Schoolar Pubmed

Pencarian menggunakan kata 146.000 7746


Kunci

Seleksi Jurnal atau artikel 5 17.10 4017


tahun terakhir dan 0
menggunakan Bahasa Inggris
(2015-2021)
Seleksi Judul dan duplikat 974 245

13
Idektifikasi Abstrak 50 16

Hasil jurnal atau artikel yang 10 6


dapat dianalisa sesuai rumusan
masalah dan tujuan

Gambar 2. Hasil Pencarian Artikel dan Seleksi Studi

14
C. Kriteria Inklusi

1. Dipublikasikan dalam bahasa Inggris.

2. Diterbitkan dari tahun 2015 hingga tahun 2021 (6 tahun terkahir).

3. Ketersediaan teks yaitu Full Text

4. Objek yang diteliti terkait dengan karakter dan/atau attitude perawat, bidan,
ataupun pelayan kesehatan lain
5. Kategori jurnal yang digunakan yaitu jurnal kedokteran, keperawatan, kebidanan
dan pelayanan kesehatan.
D. Ekstrasi Data

Didalam ekstraksi data yang digunakan dalam mereview artikel atau literatur
peneliti mengekstrasi semua hasil penelitian pada artikel yang sesuai dengan tujuan
peneliti yaitu menjamin kualitas pelayanan kesehatan ke depan tidak hanya melalui
keterampilan klinis tetapi juga keterampilan interpersonal yang akan menunjang
keberhasilan pembangunan kesehatan

15
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

A. Relevensi Metode
Tabel 1. Relevensi Metode
Artikel Metode Desain Metode Instrumen Tekhnik
Penelitian Peneltian Analisis Sampling
Artikel I Analitik cross Multivariat, Wawancara -
Apri S dan observasiona sectional dengan uji chi
Yossy W l square, dan uji
regresi logistik
Artikel II Dekriptif cross Univariat, Kuisoner Total
Darmawati sectional bivariat dengan sampling
dan Sastra I uji chi square
Artikel III Dekriptif, cross Uji regresi Kuisoner Acak
Siti Sholikha analitik sectional logistik sederhana
Siti Farida
dan Indasah.
Artikel IV Dekriptif, cross Univariat, Kuisoner -
Hasnidar kuantitatif sectional bivariat dengan
uji chi square

16
Artikel V Dekriptif cross Univariat Kuisoner Total
Septi Puji R sectional sampling
dan
Heriyanti
Artikel VI Dekriptif cross Dengan uji rank Kuisoner Purposive
Aidha sectional sperman sampling
R,Diah Jerita
E dan
Nourma Y.
Artikel VII Eksperimen ANNOVA dan Percobaan -
Nascimento Uji Mann dengan tikus
APD dan Whitemey putih
Costa AMA
Artikel VIII Dekriptif RCT Uji Cochrane -.
O'Kelly M Pregnancy and
dan Moore Childbirth
ZEH Group, Clinical
Trials gov dan
WHO
International
Clinical Trials
Artikel Metode Desain Metode Instrumen Tekhnik
Penelitian Peneltian Analisis Sampling
Registry
Platform
(ICTRP)
Artikel IX Analitik Case Univariat Wawancar Nonprobab
Seventina control dan dan ility
Nurul H bivariat dengan uji observasi sampling
chi square.
Artikel X Eksperimen Cohort Univariat dan Purposive
Putri Wahyu W bivariat sampling
dan Dewi
Kartika S

Artikel I menggunaka metode penelitian analitik observasional dengan


desain penelitian cross sectional dan artikel IX menggunaka metode
penelitian analitik dengan desain penelitian case control, penelitian analitik
adalah penelitian yang bertujuan menguji hubungan atau pengaruh kualitias
suatu faktor terhadap faktor lainnya. Penelitian analitik biasanya ditandai
dengan hipotesis penelitian yang akan diuji secara empiris (Zainuddin
Muhammad, 2020).
Desain penelitian cross sectional adalah rancangan penelitian observasional
yang dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel independen dan
variabel dependen dimana pengukurannya dilakukan secara

17
serentak (Budiman, 2013). Desain cross sectional adalah desain penelitian yang hanya mengukur
perbedaan diantara berbagai subjek atau fenomena bukan mengukur proses perubahan. bahwa
(Nurdin I dan Hartati S, 2019). Study case control merupakan suatu penelitian analitik yang
membahas bagaimana faktor risiko dipelajari dengan menggunakan pendekatan retrospektif yaitu
menentukan suatu penyakit dengan mengusut riwayat paparan ke belakang (Wiratna, 2019).
Sedangkan pada artikel II hingga VIII menggunaka metode penelitian deskripif dengan desain
penelitian cross sectional, adapun beberapa ciri-ciri penelitian deskriptif yaitu hubungan sebab akibat
hanya perkiraan pada tabel yang disajikan serta hasil yang dijelaskan hanya data-data yang diperoleh
tanpa adanya analisa yang mendalam. Skala ukur yang digunakan pun hanya diuraikan secara singkat
(Budiarto E, 2004).
Artikel X menggunaka metode penelitian eksperimen dengan desain penelitian cohort, penelitian
eksperimen merupakan suatu situasi penelitian yang sekurang-kurangnya memiliki satu variabel
bebas, atau suatu metode penelitian yang digunakan untuk mencari hubungan sebab akibat antara dua
faktor yang sengaja peneliti timbulkan dengan mengeliminasi faktor-faktor pengganggu. Desain
penelitian cohort adalah sekelompok populasi penelitian yang diikuti dengan perjalanan waktu untuk
mendeskripsikan riwayat suatu penyakit yang diteliti serta dapat menilai faktor risiko berbagai
keadaan (Mustafa PS, dkk, 2020).

B. Pembahasan

No. Nilai Hasil Uji

Mobilisasi Usia Pengetahuan Gizi / Personal


Nutrisi Hygiene
Artikel I - P =0,753 P =0.028 P <0,001 -
Apri S dan Yossy W

Artikel II - - - P =0,012 -
Darmawati dan
Sastra I

18
Artikel III P <0,05 - - P <0,005 P <0,005
Siti Sholikha Siti
Farida dan Indasah.

Artikel IV P <0,05 - - - P <0.005


Hasnidar
Artikel V - - P <0,05 - -
Septi Puji R dan
Heriyanti
Artikel VI P =0,002 - - - P =0,000
Aidha R,Diah Jerita
E dan Nourma Y.

Artikel VII - - - P = 0,05 -


Nascimento
APD dan
Costa AMA
Artikel VIII - - P = 0,05 - -
O'Kelly M dan
Moore ZEH

Artikel IX - - - - P <0,05
Seventina Nurul H

Artikel X - - - P <0,05 -
Putri Wahyu W dan
Dewi Kartika S

Pendidikan Terdapat kesenjangan pada hasil penelitian artikel I yang


menyimpulkan bahwa variabel usia (p =0,753). Penjelasan hasil penelitian pada
artikel I ini berbeda dengan teori pada BAB II dimana menurut penelitian Rahayu
P.S dan Widyaningsih H. (2019) usia termasuk salah satu faktor penyembuhan
kejadian luka perineum pada ibu postpartum. Adapun penjelasan dalam jurnal
terkait bahwa ibu nifas yang termasuk dalam kelompok usia berisiko, yaitu antara
usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, cenderung kurang dalam
melakukan perawatan luka sehingga tidak jarang ibu nifas dengan faktor usia
memiliki infeksi pada luka perineum.

Handayai E, dkk (2015) menjelaskan bahwa peningkatan usia merupakan faktor


risiko utama pada gangguan penyembuhan luka, efek penuaan menyebabkan
penundaan sementara dalam penyembuhan luka. Proses penyembuhan luka menjadi
lebih lama disebabkan karena fase inflamasi dimana

19
tertundanya infiltrasi sel T kearah luka dengan perubahan dalam produksi kemokin
dan mengurangnya kapasitas magrofag fagositik.

Sedangkan pada hasil penelitian artikel I, II, III, VII dan X menyimpulkan bahwa
variabel gizi atau nutrisi, termasuk dalam faktor penyembuhan kejadian luka
perineum. Menurut penelitian Rahmawati E dan Triatmaja NT (2015) ibu yang baru
melahirkan tidak mengonsumsi telur, daging, dan ikan dengan asumsi dapat
memperlama penyembuhan luka pada jalan lahirny justru malah berpengaruh
terhadap kesehatan ibu dan produksi air susu. Terpenuhinya kebutuhan gizi selama
masa nifas, khususnya protein berhubungan dengan lamanya penyembuhan luka
perineum. Kekurangan protein juga dapat menyebabkan kegagalan sintesis kolagen
dan penurunan kekuatan kulit. Defisiensi asam lemak bebas dapat menyebabkan
gagalnya pemulihan luka karena fosfolipid merupakan bahan dasar pembentukan
membran sedangkan prostaglandin yang disintesis oleh asam lemak bebas berperan
dalam metabolime sel dan inflamasi. Vitamin C dan A juga berperan dalam sintesis
kolagen. Defisiensi vitamin C akan memicu terjadinya infeksi.

Zat gizi makro maupun mikro berperan penting dalam pemulihan luka. Zat gizi
mikro, seperti zink, zat besi, dan magnesium juga berperan dalam pemulihan luka.
Defisiensi zink akan memicu penurunan proliferasi fibroblas dan sintesis kolagen.
Zat gizi mikro lainya yang berperan dalam penyembuhan luka antara lain vitamin
B, vitamin E, vitamin K, kalsium, dan selenium. Air juga berperan, ibu nifas yang
mengalami dehidrasi akan membuat epidermis mengeras sehingga penyembuhan
luka menjadi terhambat

Pada hasil penelitian artikel III, IV dan VI menyimpulkan bahwa terdapat hubungan
antara mobilisasi dengan penyembuhan kejadian luka perineum pada ibu
postpartum, pada hasil penelitian Amalia R dan Larasati

E.M, (2018), hasil uji chi square diperoleh ρ value 0,008, sehingga dapat
disimpulkan ada hubungan antara mobilisasi dini dengan penyembuhan luka.

Artikel III, IV, VI dan IX menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara personal
hygiene dengan penyembuhan kejadian luka perineum pada ibu postpartum, hasil
penelitian Fahriani M, dkk, (2019) menyatakan pada hasil uji

20
chi square didapatkan nilai p <0,005 dapat disimpulkan personal hygiene dapat
memberikan hubungan yang signifikan terhadap kejadian penyembuhan luka
jahitan perineum. Ibu dengan personal hygiene yang kurang baik akan
mempengaruhi kebersihan luka sehingga penyembuhan luka perineum menjadi
lebih lama, begitupun sebaliknya ibu dengan personal hygiene yang baik akan
mempengaruhi kebersihan luka sehingga penyembuhan luka perineum menjadi
lebih cepat.

Serta artikel I, V dan VIII menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat
pengetahuan dengan penyembuhan kejadian luka perineum pada ibu postpartum.
Dalam penelitian Suryati Y, dkk (2013), menjelaskan bahwa pengetahuan
merupakan kemampuan seseorang untuk mengatasi suatu hal setelah. Seorang
tenaga kesehatan harus segera memberikan asuhan pengetahuan pada ibu nifas
tentang perawatan luka perineum mulai dari tenaga kesehatan tersebut memberikan
perawatan luka pertama. Agar ibu postpartum tersebut dapat memahami tekhnik
perawat luka perineum yang tepat secara dini dan mengurangi risiko infeksi pada
luka yang dimilikinya. Asuhan konseling juga dapat diberikan saat ibu melakukan
Ante natal care (ANC). Saat memeriksakan kehamilan, selain melakukan
pemeriksaan kandungan, tenaga kesehatan hendaknya memberikan asuhan
pengetahuan salah satunya tentang pentingnya merawat luka perineum. Asuhan
yang diberikan tenaga kesehatan ini juga dapat meningkatkan pengetahuan
seseorang dimana ibu-ibu nifas yang memiliki pengetahuan tinggi cenderung
mengalami proses penyembuhan luka yang normal sedangkan yang memiliki
pengetahuan rendah mengalami penyembuhan luka lambat.

21
KESIMPULAN DAN SARAN

1. Setelah di berikan asuhan selama 5 hari ,di peroleh data subjektif pada kasus tersebut yaitu ibu mengatakan
keadaanya baik,ibu sudah bisa melakukan aktifitas seperti biasanya ,dan ibu tidak lagi mengeluh nyeri pada
luka perineum .Adapun data objektif meliputi TD: 120/70mmHg ,Pernapasan:23 kali/menit ,Nadi: 80
kali/menit , Suhu: 36,5 ºC, pada pemeriksaan fisik tidak di temukan kelainan ataupun tanda bahaya pada
ibu,TFU 2 jari di atas sympisis ,lochea sanguinulenta. Keadaan luka ibu sudah mengering dan menutup dengan
baik ,ASI lancar.Pada pemeriksaan perineum tidak di temukannya tanda-tanda infeksi.luka mengering dan
menutup dengan baik pada hari keempat.

2. Berdasarkan data subjektif dan objektif dapat di tegakkan diagnosa Ny”H” umur 29 tahun P1Ao nifas 5 hari
keadaan umum baik,tidak di temukan masalah pada ibu,semua normal dan tidak terdapat kelainan,kebutuhan
ibu di sesuaikan pada kebutuhan ibu nifas 6 jam dan kebutuhan ibu nifas hari 1-5 hari.

3. Pada 6 jam persalinan di temukan masalah potensial yaitu ibu mengeluh nyeri pada luka perineum, tetapi
setelah di berikan asuhan cebok menggunakan daun sirih merah selama 5 hari luka ibu sudah mengering dan
sembuh dengan baik.

22
DAFTAR PUSTAKA

1. Hadiyati, Afandi M, dkk. (2014). Hubungan Mobilisasi Dini Dan Personal Hygiene
Terhadap Percepatan Kesembuhan Luka Perineum Pada Ibu PostPartum Di Rsia
Pertiwi Makassar. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 3 Tahun 2014.
2. Amalia R dan Larasati E.M. (2018). Mobilisasi Dini Dan Personal Hygiene Dengan
Lamanya Penyembuhan Luka Perineum pada ibu Nifas. Volume 6, Nomor 2,
Desember 2018.
3. Antonius BS. (2016). Tradisi, Agama, dan Akseptasi Moderinisasi pada Masyarakat
Pedesaan Jawa. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
4. Astuti S, dkk (2015). Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
5. Bahiyatun. (2010). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC.
6. Bilson Simamora. (2005). Analisi Multivariat Pemasaran. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
7. Budiman. (2013). Penelitian Kesehatan. Bandung: PT Refika Aditama.
8. Budi MS. (2020). Electronical Games untuk Mengatasi Nyeri Perawatan Luka Pada
Anak Post Operasi. Yogyakarta: UNY Press.
9. Darmawati dan Sastra I. (2013). Hubungan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Penyembuhan Luka Dengan Lama Penyembuhan Luka Perineum Ibu
10. Nifas. Idea Nursing Journal Vol. IINo. 3 2013.
11. Dartiwen, dkk. (2020). Buku Ajar Keterampilan Dasar Praktik Kebidanan.
12. Yogyakarta: Deepublish.
13. Dewi R. (2019). Pengaruh Pemberian Telur Ayam Broiler Terhadap Penyembuhan
Luka Perineum Pada Ibu Nifas. Jurnal Action, Volume 4, Nomor 2, Nopember 2019.
14. Dinkes Jawa Timur. (2017). Profil Kesehatan Jawa Timur (Data Tahun 2017).
15. Jawa Timur: Dinkes Jawa Timur.
16. Dinkes Jawa Timur. (2018). Profil Kesehatan Jawa Timur (Data Tahun 2018). Jawa
Timur: Dinkes Jawa Timur.
17. Fahriani M, dkk. (2019). The Relationship of Knowledge and Personal Hygiene with
Duration of Perineum Wound Healing in Postpartum Mothers in Basuki Rahmad
Community Health Center in Bengkulu City. Jurnal Sain Kesehatan Vol 26, No 3
Desember 2019).
18. Manuntungi A.E, dkk. (2019). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lamanya
Penyembuhan Luka Perineum pada Ibu Nifas di Ruang Perawatan Rumah Sakit Mitra
Manakarra Mamuju. Nursing Inside Community Volume 1 Nomor 3 Agustus 2019.
19. Gultom L dan Hutabarat J. (2020). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Surabaya: Zifatama
Jawara.
23
20. Handayani E, dkk. (2020). Journal of Midwifery Science : Basic and Applied Research
Factor Affecting Perineal Wound Healing. Volume 2 Nomor 2 2020.
Http://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/JOMISBAR.
21. Handayani E, dkk. (2015). Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka Perineum
Pada Ibu PostPartum. TINK Vol. 11 No. 3 September 2015.
22. Hasnidar. (2019). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penyembuhan Luka
Jahitan Perineum pada Ibu Nifas di UPTD Puskesmas Watampone Tahun 2018. Jurnal
Ilmiah Kesehatan Diagnosis. Volume 14 Nomor 2.
23. Herlina, dkk. (2018). Hubungan Teknik Vulva Hygiene Dengan Penyembuhan Luka
Perinium Pada Ibu PostPartum. JURNAT KEBIDANAN Vol 4, No 1, Januari 2018: 5-
10.
24. Hidayah, S.N. (2017). Hubungan antara Vulva Hygiene dengan Lama Penyembuhan
Luka Perineum Di BPS Ny S Desa Grobog Wetan Kecamatan Pangkah Kabupaten
Tegal Tahun 2015. Jurnal Siklus Volume 6 No 1 Januari 2017 ISSN:2089-6778.
25. Intiyani R, dkk. (2018). Pemberian Suplementasi Zinc Dan Ekstrak Ikan Gabus Untuk
Mempercepat Penyembuhan Luka Perineum. The 8th University Research Colloquium
2018 Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
26. Kesehatan RI. (2019). Profil Kesehatan Indonesia (Data Tahun 2018 dan 2019).
27. Jakarta: Kemenkes RI.
28. Komala Y. (2017). Pengaruh Konsumsi Tinggi Protein Nabati terhadap Kualitas
Penyembuhan Luka Perineum pada Ibu Nifas di Puskesmas Melati II Kabupaten
Sleman.
29. Lede L. (2019). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penyembuhan Luka
Perineum di Wilayah Kerja Puskesmas Umbulharjo 1 Yogyakarta.
30. Http://eprints.unw.ac.id.
31. Lestari P. (2016). Usia Berpengaruh Dominan terhadap Perilaku Perawatan Luka
Perineum pada Ibu Nifas di RSUD Sleman. Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia.
DOI: http://dx.doi.org/10.21927/jnki.2016.4(2).95-101.
32. Maesaroh dan Rachman S.M. (2019). Pengaruh Status Gizi Ibu Nifas terhadap
Penyembuhan Luka Post Partum Operasi Sectio Caesaria. Jurnal Kesehatan Pertiwi –
Vol. I Nomor 1 2019.
33. Maritalia, Dewi. (2017). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Publishing.
34. Mansyur, N, dkk. (2014). Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Malang: Selaksa Media.
Marmi. (2017).
35. Munthe N.B.G, dkk. (2020). Hubungan Mobilisasi Dini dengan Kesembuhan Luka
Perineum Derajat Dua pada Ibu Postpartum. Jurnal Ilmiah Kebidanan & Kespro Vol. 2
No. 2.
36. Nurdin I dan Hartati S. (2019). Metode Penelitian Sosial. Surabaya: Media Sahabat
Cendikia.

24
37. Nurrahmaton dan Sartika Dewi. (2018). Hubungan Pengetahuan Ibu Post Partum
tentang Perawatan Luka Perineum dengan Proses Penyembuhan Luka di Klinik
Bersalin Hj. Nirmala Sapni Medan. Jurnal Bidan Komunitas, Edisi Januari 2018, Vol.
1 No. 1 Hal. 20-25.
38. Nursalam. (2020). Penulisan Literatur review dan systematic review pada pendidikan
kesehatan (contoh). Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.
39. Prasetyanti, D.K. (2015). Hubungan Antara Mobilisasi Dini dengan Penyembuhan
Luka Perineum pada Ibu Nifas. Java Health Journal, Jilid 2, Nomor 1, April 2015.
40. Rachmawati A, dkk. (2019). Personal Hygiene and Early Mobilization with Perineum
Wound Healing. Jurnal Kebidanan. Volume 9 Nomor 2 (2019), 130-134.
41. Rahayu, P.S dan Widyaningsih H. (2019). Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu
Postpartum Dalam Perawatan Luka Perineum Di Rsud Dr. Loekmono Hadi Kudus.
42. Rahmawati, E dan Triatmaja, N.T. (2015). Hubungan Pemenuhan Gizi Ibu Nifas
dengan Pemulihan Luka Perineum. Jurnal Wiyata, Vol. 2 No. 1 Tahun 2015.
43. Rejeki, Sri dan Ernawati. (2010). Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Penyembuhan
Luka Perineum Ibu Pasca Persalinan di Puskesmas Brangsong dan Kaliwungu
Kabupaten Kendal. Prosiding Seminar Nasional UNIMUS 2010. ISBN:
978.979.704.883.9.
44. Rohmin A, dkk. (2017). Faktor Risiko yang Mempengaruhi Lama Penyembuhan Luka
Perineum pada Ibu PostPartum. Jurnal Kesehatan, Volume VIII, Nomor 3, November
2017.
45. Saifuddin, dkk. (2010). Buku Panduan Praktis Pelayanana Kesehatan Maternal Dan
Neonatal. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
46. Sagala, K.I. (2020). Pengetahuan Ibu Nifas tentang Perawatan Luka Perineum di
Klinik Pratama Patumbak 2019. Jurusan Keperawatan Poltekes Kemenkes Medan.
47. http://poltekkes.apliasiakademik.com/xmlui/handle/12345678/2098
48. Santy, Eka, dkk (2020). Hubungan Pemberian Tambahan Putih Telur Terhadap
Percepatan Penyembuhan Luka Perineum Derajat II pada Ibu Nifas di BPM Utin
Mulia Tahun 2019. Jurnal Kebidanan Khatulistiwa. Volume 6 Nomor 1 Januari 2020,
Hlm 22-26.
49. Santoso S. (2018). Mahir Statistik Multivariat dengan SPSS. Jakarta: PT Alex Media
Kamputindo.
50. Sari, P.I.A. (2019). Pengaruh Kemampuan Vulva Hygiene terhadap Waktu
Penyembuhan Luka Perineum pada Ibu Post Partum Primipara. Oksitosin, Kebidanan,
Vol. VI, No. 1, Februari 2019 :16-27.
51. Sarwono P. (2014). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
52. Setiawan, S. (2019). “Studi Kepustakaan” Pengertian & (Tujuan – Peranan – Sumber –
Strategi). Gurupendidikan.Co.Id.
53. Sholikha, S, dkk. (2020). Analysis of Mobilization Factors, Personal Hygienic,

25
54. Nutritional Status in Washing Perenium Healing in Women
55. in Lamongan Health and Health. Jounal for Quality in Public Health Vol. 3, No. 2, pp:
186-192
56. Simanjuntak L. (2020). Perdarahan Postpartum (Perdarahan Paskasalin). Jurnal Visi
Eksakta (J VIEKS) Vol.l, No.l, Juli 2020.
57. Suksesty. C.E dan Damayanti W. (2019). Hubungan Pemenuhan Nutrisi dan Personal
Hygiene dalam Masa Nifas dengan Penyembuhan Luka Perineum di Klinik Pratama
Alyssa Medika Kota Tangerang Tahun 2018. Jurnal IMJ: Indonesia Midwifery Journal
Vol 3 No 1 Tahun 2019 e-ISSN 2580-3093.
58. Sulistianingsih, A dan Yossy W. (2019). Faktor yang Berpengaruh terhadap
Penyembuhan Luka Perineum pada Ibu Postpartum. Journal for Quality in Women's
Health. Vol. 2 No. 1 March.
59. Solehati T. (2017). Konsep Relaksasi dalam Keperawatan Maternitas. Bandung: PT
Refika Aditama.
60. Suryati Y, dkk. (2013). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan
Luka Perineum dan Status Gizi dengan Proses Penyembuhan Luka. Jurnal Managemen
Keperawatan . Volume 1, No. 1, Mei 2013;
61. Timbawa S, dkk. (2015). Hubungan Vulva Hygiene dengan Pencegahan Infeksi Luka
Perineum pada Ibu Post Partum di Rumah Sakit Pancaran Kasih Gmim Manado. E-
journal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2 Oktober 2015.
62. Triandini, dkk. (2019). Metode Systematic Literature Review untuk Identifikasi
Platform dan Metode Pengembangan Sistem Informasi di Indonesia. Indonesian
Journal of Information Systems. https://doi.org/10.24002/ijis.v1i2.1916.
63. Tridiyawati, Feva dan Nia Santika, Nia. (2019). Kontribusi Pengetahuan Ibu Nifas
terhadap Perawatan Luka Perineum. Jurnal Antara Kebidanan. Vol. 2 No 2.
64. Vina AS. (2018). Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui Teori dalam Praktik
Kebidanan Profesional. Yogyakarta: PT Pustaka Baru.
65. Wahyuni dan Pratama A.F.A. (2019). Kajian Pengetahuan Vulva Hygiene terhadap
Perawatan Perineum di Klinik Suko Asih Sukoharjo. Jurnal Kebidanan Indonesia. Vol
10 No 2. Juli 2019.
66. Wigati PW dan Sari DK. (2020). The Effect of Egg White Consumption on the
Healing Process of Perineum Wounds. STRADA Jurnal Ilmiah
67. Kesehatan Vol.9 No.2 November 2020 Page.1285-1290. DOI: 10.30994/sjik.v9i2.458.
68. Zainuddin Muhammad. (2020). Metodologi Penelitian Kefarmasian dan
Kesehatan. Surabaya: Airlangga University Press.

26

Anda mungkin juga menyukai