Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN


“MENGEMBANGKAN PERENCANAAN ASUHAN YANG
KOMPREHENSIF “

Dosen Pengampu:
Suriyati, S. ST., M.Keb.

Disusun oleh Kelompok 6:


1. Aulia Afita Sari F0G019043
2. Ella Dwi Sakova F0G019031
3. Febi Okta Sari F0G019003
4. Indah Pratiwi F0G019026
5. Revia Mariska F0G019044
6. Silpia Junita Lapera F0G019012
7. Yoanda Miftahul Jannati F0G019007

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami ucapkan puji syukur atas kehadirat-nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang mengembangkan perencanaan asuhan yang
komprehensif. Makalah asuhan kehamilan ini telah kami susun dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah asuhan kehamilan ini. Akhir kata kami
berharap semoga makalah tentang ini dapat berguna dan dimengerti .

Bengkulu, 15 September 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................ i

KATA PENGANTAR......................................................................................... ii

DAFTAR ISI........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1

A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 3

A. Menetapkan kebutuhan test laboratorium................................................. 3


B. Menetapkan kebutuhan untuk pengobatan komplikasi ringan.................. 3
C. Menetapkan kebutuhan konsultasi atau rujukan....................................... 5
D. Menetapkan untuk kebutuhan konseling spesifik..................................... 7
E. Menetapkan kebutuhan konseling HIV/PMS...........................................14
F. Menetapkan jadwal kunjungan.................................................................15

BAB III PENUTUP.............................................................................................16

A. Kesimpulan................................................................................................16
B. Saran..........................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemeriksaan laboratorium awal pada wanita dengan resiko ringan meliputi
tes darah berikut : golongan darah dan faktor rhesus(Rh), skining antibodi,
hitung darah lengkap (hematokrit), Rapid Plasma Reagin (RPR), atau tes lain
untuk mendeteksi sifilis, titer rubela, HBSAg dan HIV. Banyak juga klinisi
melakukan kultur urine. Kondisi umum klien memungkinkan pelaksanaan tes
tambahan. Seiring kemajuan tes kehamilan, tes tambahan seperti skrining tripel
serum maternal juga diperlukan.
Sistem rujukan dalam pelayanan obstetri adalah suatu pelimpahan tanggung
jawab timbal balik atas kasus atau masalah kebidanan yang timbul baik secara
vertikal maupun horizontal. Rujukan vertikal maksudnya rujukan dan
komunikasi antara satu unit ke unit lain yang lebih lengkap. Umpamanya dari
rumah sakit kabupaten ke rumah sakit provinsi atau rumah sakit tipe C ke
rumah sakit tipe B yang lebih spesialistis fasilitas dan personalianya.
Sedangkan horizontal maksudnya konsultasi dan komunikasi antar unit yang
ada dalam satu rumah sakit, misalnya antara bagian kebidanan dan bagian ilmu
kesehatan anak. Konseling adalah kebutuhan proses pembicaraan dan
pembahasan masalah-masalah antara kita dengan konselor (orang yang dilatih
untuk mengatasi masalah PMS).
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana menetapkan kebutuhan tes laboratorium?
2. Bagaimana menetapkan kebutuhan untuk pengobatan ringan?
3. Bagaimana menetapkan kebutuhan konsultasi atau rujukan pada tenaga
profesional lainnya?
4. Bagaimana menetapkan untuk kebutuhan konseling spesifik atau
anticipatory guidance?
5. Bagaimana menetapkan kebutuhan konseling HIV/PMS?
6. Bagaimana menetapkan jadwal kunjungan sesuai dengan perkembangan
kehamilan?
C. Tujuan
Untuk mengembangkan rencana asuhan yang komprehensif.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Menetapkan kebutuhan tes laboratorium

Pemeriksaan laboratorium awal pada wanita dengan resiko ringan meliputi


tes darah berikut : golongan darah dan faktor rhesus(Rh), skining antibodi, hitung
darah lengkap (hematokrit), Rapid Plasma Reagin (RPR), atau tes lain untuk
mendeteksi sifilis, titer rubela, HBSAg dan HIV. Banyak juga klinisi melakukan
kultur urine. Kondisi umum klien memungkinkan pelaksanaan tes tambahan.
Seiring kemajuan tes kehamilan, tes tambahan seperti skrining tripel serum
maternal juga diperlukan.

B. Menetapkan kebutuhan untuk pengobatan komplikasi ringan.

Dalam menetapkan kebutuhan untuk pengobatan komplikasi ringan dalam


kehamilan harus berdasarkan Kep Menkes No 900 tahun 2002 tentang registrasi
dan kewenangan praktik bidan dan standar pelayanan Kebidanan (SPK).
Diantaranya yaitu penanganan

1. Abortus iminens
a. Tidak perlu pengobatan khusus atau tirah baring total
b. Jangan melakukan akrtivitas fisik berlebihan atau hubungan seksual
c. Jika perdarahan berhenti lakukan asuhan antenatal seperti biasa,
lakukan penilaian jika perdarahan terjadi lagi.
d. Jika perdarahan terus berlangsung nilai kondisi janin (uji kehamilan
atau USG), lakukan konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain.
2. Pre eklamsi
a. Pantau tekanan darah, urin (untuk proteinuria), refleks, dan kondisi
janin.
b. Konseling pasien dan keluarganya tentang tanda-tanda bahaya
preeklamsi dan eklamsia.
c. Lebih banyak istirahat.
d. Diet biasa (tidak perlu diet rendah garam).
e. Tidak perlu diberi obat-obatan.
f. Jika rawat jalan tidak mungkin, rawat dirumah sakit:
g. Pantau tekanan darah 2 kali sehari, dan urin sekali sehari
h. Tidak perlu diberi obat-obatan.
i. Tidak perlu diuretik, kecuali jika terdapat edema paru, dekompensasi
kordis, atau gagal ginjal akut.
j. Jika tekanan diastolik turun sampai normal pasien dapat dipulangkan,
nasihatkan untuk istirahat dan perhatikan tanda-tanda preeklamsi
berat, kontrol 2 kali seminggu untuk memantau tekanan darah, urine ,
keadaan janin, jika tidak ada tanda-tanda perbaikan tetap dirawat,
lanjutkan penanganan dan observasi kesehatan janin, jika terdapat
tanda-tanda pertumbuhan janin terhambat, pertimbangkan terminasi
kehamilan. jika tidak rawat sampai aterm. Jika protein uria
meningkat, tangani sebagai preeklamsi berat.
3. Hyperemesis gravidarum
Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan
jalan memberikan penjelasan tentang kehamilan dan persalinan sebagai
suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan
kadang – kadang muntah merupakan gejala yang flsiologik pada
kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan,
mengajurkan mengubah makan sehari – hari dengan makanan dalam
jumlah kecil tetapi lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun
dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit
dengan teh hangat. Makanan yang berminyak dan berbau lemak
sebaiknya dihindarkan. Makanan dan minuman sebaiknya disajikan
dalam keadaan panas atau sangat dingin.
a. Obat-obatan
Sedativa yang sering digunakan adalah Phenobarbital. Vitamin yang
dianjurkan Vitamin B1 dan B6 Keadaan yang lebih berat diberikan
antiemetik sepeiti Disiklomin hidrokhloride atau Khlorpromasin. Anti
histamin ini juga dianjurkan seperti Dramamin, Avomin
b. Terapi psikologik
Perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan,
hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan yang
serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi
latar belakang penyakit ini.
c. Anemia dalam kehamilan.Anemia defisiensi besi
a) Koreksi anemia dan pengembalian status besi dapat dicapai dengan
pemberian preparat besi- fero sulfat, fumarat atau glukonas- yang
dapat memberikan 200 mg elemen besi. Pengobatan dilanjutkan
hingga 3 bulan setelah koreksi anemia untuk mengembalikan
cadangan besi. Peningkatan hemoglobin minimal 0,3 g/dl tiap
minggu. Jika wanita tersebut tidak dapat mentoleransi preparat
besi maka terapi parenteral dapat diberikan.
b) Anemia defisiensi folat
Asam folat oral 1-5 mg/hari diberikan hingga beberapa minggu
setelah melahirkan. Pengobatan ini memberikan respon yang baik
dan diharapkan kadar hematokrit meningkat 1% setiap harinya
dimulai sejak hari 5-6 pengobatan. Hitung retikulosit juga menigkat
dan merupakan perubahan morfologi yang paling awal terlihat.
Suplementasi besi pada anemia defisiensi folat tergantung indikasi.
C. Menetapkan kebutuhan konsultasi atau rujukan pada tenaga profesional
lainnya
1. Definisi
Sistem rujukan dalam pelayanan obstetri adalah suatu pelimpahan tanggung
jawab timbal balik atas kasus atau masalah kebidanan yang timbul baik
secara vertikal maupun horizontal. Rujukan vertikal maksudnya rujukan dan
komunikasi antara satu unit ke unit lain yang lebih lengkap. Umpamanya
dari rumah sakit kabupaten ke rumah sakit provinsi atau rumah sakit tipe C
ke rumah sakit tipe B yang lebih spesialistis fasilitas dan personalianya.
Sedangkan horizontal maksudnya konsultasi dan komunikasi antar unit
yang ada dalam satu rumah sakit, misalnya antara bagian kebidanan dan
bagian ilmu kesehatan anak.
2. Tujuan Rujukan
a. Agar setiap penderita mendapat perawatan dan pertolongan yang sebaik-
baiknya
b. Menjalin kerjasama dengan cara pengiriman pendrota atau bahan
laboratorium dari unit yang kurang lengkap ke unit yang lebih lengkap
fasilitasnya
c. Menjalin pelimpahan pengetahuan dan keterampilan (transfer of
knowledge and skill) melalui pendidikan dan latihan antara pusat
pendidikan dan daerah
3. Kegiatan rujukan dan pelayanan ini antara lain berupa :
a. Pengiriman orang sakit dari unit kesehatan yang kurang lengkap ke unit
kesehatan yang lebih lengkap
b. Rujukan kasus-kasus patologik pada kehamilan, persalinan dan nifas
c. Pengiriman kasus masalah reproduksi manusia lainnya, seperti kasus-
kasus ginekologi atau kontrasepsi yang memerlukan penanganan
spesialis
d. Pengiriman bahan laboratorium
e. Bila penderita telah sembuh dan hasil laboratorium telah selesai,
kembalikan dan kirimkan lagi kepada unit semula, bilamana perlu
disertai dengan keterangan yang lengkap (surat balasan)
4. Kegiatan rujukan informasi medis antara lain berupa :
a. Membalas secara lengkap data-data medis penderita yang dikirim dan
advis rehabilitas kepada unit yang mengirim
b. Menjalin kerjasama sistem pelaporan data-data medis umumnya dan
data-data parameter pelayanan kebidanan khususnya terutama mengenai
kematian maternal dan perinatal. Hal ini sangat berguna untuk
memperoleh angka-angka secara regional dan nasional.
D. Menetapkan untuk kebutuhan konseling spesifik atau anticipatory
guidance.

Konseling adalah kegiatan percakapan tatap muka dua arah antara klien
dengan petugas yang bertujuan memberikan bantuan mengenai berbagai hal yang
ada kaitannya dengan pemilihan kontrasepsi, sehingga akhirnya calon peserta KB
mampu mengambil keputusan sendiri mengenai alat/metode kontrasepsi apa yang
terbaik bagi dirinya (Sheilla, 2006).Konseling adalah proses komunikasi antara
seseorang (konselor) dengan orang lain. (Depkes RI, 2000). Konseling adalah
proses pemberian informasi obyektif dan lengkap, dilakukan secara sistematik
dengan paduan ketrampilan komunikasi interpersonal, teknik bimbingan dan
penguasaan pengetahuan klinik bertujuan untuk membantu seseorang mengenali
kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi dan menentukan jalan keluar/
upaya untuk mengatasi masalah tersebut (Saifuddin, 2001).

Konseling adalah proses pemberi bantuan seseorang kepada orang lain


dalam membuat suatu keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui
pemahaman terhadap fakta, harapan, kebutuhan, dan perasaan klien (Lukman,
2002).Tujuan Konseling Membantu klien melihat permasalahannya supaya lebih
jelas sehingga klien dapat memilih sendiri jalan keluarnya (Fitriasari, 2006).
Dengan melakukan konseling kontap yang baik maka klien dapat menentukan
pilihan kontrasepsinya dengan mantap sesuai dengan keinginan mereka sendiri
dan tidak akan menyesali keputusan yang telah diambilnya di kemudian hari
(Sheilla, 2006). Konseling yang baik meningkatkan keberhasilan KB dan
membuat klien menggunakan kontrasepsi lebih lama serta mencerminkan baiknya
kualitas pelayanan yang diberikan (Sheilla, 2006).
Kebutuhan konseling pada setiap ibu hamil itu berbeda-beda dan konseling
yang diberikan pun harus disesuaikan dengan usia kehamilan dan kebutuhan
klien. Adapun kebutuhan konseling yang ibu hamil perlukan pada trimester I,
diantaranya sebagai berikut:

1. Kebutuhan nutrisi
Pola kenaikan berat badan adalah hal yang penting untuk
dipantaukarena kenaikan berat badan total wanita hamil penting untuk
mengetahui berat badan wanita di awal kehamilan, dan
mendukungkemajuannya. Sangatlah penting bahwa wanita hamil
makan dengan polagizi yang sehat.Berat badan yang tetap atau terjadi
sedikit penurunan berat badan selama trimester I adalah hal yang
normal.
2. Tanda-tanda bahaya
Yang harus diwaspadai saat kehamilan trimester I adalah terjadinya
kehamilan ektopik atau kehamilan di luar kandungan dan abortus
spontaneous yaitu abortus yang terjadi dengan sendirinya. Perdarahan
pervaginam, hipertensi gravidarum, nyeri perut bagian bawah,
danhiperemesis gravidarum. Perdarahan pervaginam bisa disebabkan
oleh abortus, kehamilan mola, dan kehamilan ektopik. Klasifikasi
hipertensi gravidarum yaitu hipertensi essensial, hipertensi gestasional,
preeklampsia dan eklampsia, preeklampsia dengan hipertensi kronik,
serta hipertensi kronik. Nyeri perut bagian bawah bisa disebabkan oleh
kista ovarium, apendisistis, kehamilan ektopik, abortus, penyakit radang
pelvik, gastritis, penyakit kantong empedu, solusio plasenta, infeksi
saluran kemih, ataupun karena sistitis.
3. Ketidaknyamanan yang normal pada trimester I
Ketidak nyamann yang terjadi pada trimester I adalah hal yang umum
terjadi misalnya ibu hamil mengalami kelelahan, hal tersebut bisa
disebabkan oleh kurangnya asupan nutrisi atau anemia. Kelelahan yang
berlebihan menunjukan bahwa wanita hamil tersebut mengalami
tekanan psikologis atau fisiologis. Nutrisi yang kurang mungkin
jugamenyebabkan kelelahan ketika wanita tersebut mengalami mual
muntah. Beberapa ketidaknyamanan yang terjadi selama trimester I,
yaitu:
a. Mual dan muntah (morning sickness)
Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam
lambung yang berlebihan. Mual dan muntah biasanya timbul pada
minggu kedua kehamilan setelah pembuahan dan terjadi kurang
lebih antara minggu ke-6 sampai bulan ke-4 kehamilan.Timbul
gejala mual dan muntah terutama pada pagi hari yang disebut
morning sickness. Dalam batas yang fisiologis keadaan ini dapat
diatasi. Keadaan seperti ini bisa diatasi dengan makan dalam jumlah
sedikit tapi sering, jangan makan dalam jumlah atau porsi besar dan
berlemak, karena hanya akan menimbulkan rasa mual, serta
makanlah selagi hangat. Untuk mengatasi mual dan muntah di pagi
hari, anjurkan ibu untuk makan makanan ringan seperti biskuit atau
roti ditambah dengan teh manis hangat sebelum bangun dari tempat
tidur. Bidan menyarankan agar ibu menghubungi dokter atau bidan
bila mual-muntah menjadi sangat hebat, sehingga tidak dapat makan
atau minum apapun, dan juga dapat menimbulkan kekurangan
cairan/dehidrasi atau yang disebut dengan Hyperemesis Gravidarum
b. Sering berkemih
Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat terasa
penuh dan sering buang air kecil (BAK). Keadaan ini terjadi pada
bulan pertama kehamilan karena pada saat itu terjadi pembesaran
uterus, akan tetapi pada trimester II sudah menghilang dan timbul
lagi pada trimester III karena terjadi penekanan kandungkemih oleh
turunnya kepala bayi. Kita harus memberitahu pada ibu bahwa
jangan mengurangi pemasukan cairan/ minum untuk mengatasi
masalah ini karena ibu hamil membutuhkan cairan yang lebih pada
saat kehamilan. Cara mengatasinya yang dapat kita lakukan untuk
mengurangi frekuensi berkemih ini adalah menjelaskan mengapa hal
tersebut terjadi dan mengurangi asupan cairan sebelum tidur malam,
sehingga wanita tidak perlu bolak-balik ke kamar mandi ketika tidur.
Oleh karena itu, ibu hamil juga tidak dianjurkan untuk minum kopi
ataupun teh karena kopi dan teh mengandung kafein yang dapat
meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, disamping bisa
menyebabkan iritasi lambung. Kafein bersifat diuretik sehingga ibu
menjadi sering buang air kecil akibatnya mengurangi jumlah mineral
penting seperti: kalium, kalsium dan magnesium dalam
tubuh.Kondisi ini menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit tubuh
padahal keseimbangan elektrolit tubuh berfungsi menjaga kerja
jantung dan alat-alat tubuh lain dengan baik.
c. Merasa lemah dan letih
Rasa lelah dan capek merupakan tanda umum kehamilan dan akan
muncul sekitar 8-10 minggu pertama kehamilan. Tubuh anda
berusaha menyesuaikan diri dengan perubahan hormon dan
metabolisme yang ada. Hormon yang semakin meningkat pun dapat
mengganggu pola tidur anda. Ada ibu hamil yang menjadi gampang
mengantuk atau sebaliknya menjasi sangat susah tidur di waktu
malam hari. Sekitar 90% kasus kelelahan pada wanita hamila akan
menghilang sekitar minggu ke-12 kehamilan. Kelelahan juga dapat
disertai dengan rasa sakit kepala. Sakit kepala yang muncul pada
masa awal kehamilan disebabkan karena adanya peningkatan
sirkulasi darah akibat perubahan hormonal. Metode untuk
meredakannya adalah meyakinkan kembali wanita tersebut bahwa
keletihan adalah hal yang normal dan bahwa keletihan akan hilang
secara spontan pada trimester II. Pengetahuan ini akan membantu
wanita untuk sering beristirahat selama siang hari jika
memungkinkan hingga kelelahannya hilang. Latihan ringan dan
nutrisi yang baik juga dapat membantu mengatasi keletihan ini.
Untuk keluhan sakit kepala bisa diatasi dengan beristirahat dan
makanlah dengan porsi makan sedikit tapi sering biasanya dapat
menolong. Bila sakit kepala semakin terasa berat beri tahu ibu untuk
secepatnya hubungi dokter atau bidan (pada kehamilan lanjut sakit
kepala dapat menjadi tanda pre-eklampsia, yang biasanya disertai
dengan peningkatan tekanan darah dan kaki-tangan bengkak).
d. Perubahan mood atau emosi
Pada trimester awal kehamilan terjadi perubahan emosional menjadi
tidak stabil, hal ini karena adanya perubahan hormone. Hal yang bisa
disarankan bidan kepada klien yang mengalami keluhan seperti ini
mungkin bidan bisa memberikan konseling, misalnya menyarankan
ibu agar bercerita tentang perasaannya kepada orang terdekat, bidan
atau dokter. Karena ini salah satu cara untuk mengurangi emosi yang
terjadi.
e. Sinkope atau pingsan
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral)
menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan sinkope
atau pingsan. Keadaan ini menghilang setelah umur hamil 16
minggu.Bila ibu sering merasa seperti ingin pingsan sarankan ibu
untuk segera periksa ke dokter karena kemungkinan ibu mengalami
anemia.
f. Konstipasi atau obstipasi
Pengaruh progesteron dapat mengahambat gerak peristaltik usus
yang menyebabkan kesulitan untuk buang air besar (BAB). Ini
biasanya terjadi pada trimester awal kehamilan. Tablet zat besi (iron)
juga biasanya menyebabkan masalah konstipasi ini selain itu zat besi
tablet akan menyebabkan warna fesesmenjadi kehitaman. Keadaan
seperti ini bisa diatasi dengan:
1) Asupan cairan yang adekuat, yakni minum air minimal 8 gelas
per hari dalam ukuran gelas minum.
2) Konsumsi buah atau jus , karena merupakan laktasif ringan
alami.
3) Istirahat cukup, hal ini memerlukan periode istirahat pada siang
hari.
4) Minum air hangat (misal air putih dan teh) saat bangkit dari
tempat tidur untuk menstimulasi peristaltik.
5) Makan makanan berserat, dan mengandung serat alami (misal
selada, daun seledri, kulit padi).
6) Miliki pola defekasi yang baik dan teratur. Hal ini mencakup
penyediaan waktu yang teratur untuk melakukan defekasi dan
kesadaran untuk tidak mengacuhkan dorongan atau menunda
defekasi.
7) Lakukan latihan secara umum, berjalan setiap hari,
mempertahankan postur yang baik, mekanisme yang baik,
latihan kontraksi otot abdomen bagian bawah secara teratur.
Semua kegiatan ini memfasilitasi sirkulasi vena sehingga
mencegah kongesti pada usus besar.
8) Konsumsi laksatif ringan, pelunak feses, dan supositoria
gliserin jika ada indikasi.

Peran bidan dalam menghadapi klien yang sedang mengalami


keluhan-keluhan diatas, adalah:

Bidan harus bisa memberikan solusi dalam mengatasi mual-


muntah yang sangat dirasakan tidak nyaman oleh klien. Misal
menyarankan kepada klien untuk makan sedikittapi sering, jauhkan
dari makanan yang baunya merangsang yang menimbulkan perasaan
ingin muntah. Memberitahukan kepada ibu hamil bahwa tidak
dibolehkan untuk mengkonsumsi obat-obatah diluar petunjuk dokter,
karena padatrimester I ini pertumbuhan janin sedang mulai
berkembang danada beberapa obat yang bisa memberi pengaruh
buruk pada janin,misal tetrasiklin bisa menyebabkan kecacatan pada
bayi. Memberikan informasi mengenai gizi dan nutrisi apa saja yang
baik untuk dikonsumsi oleh ibu hamil agar kesehatan ibu dan
bayinya tetap terjaga.

4. Aktivitas seksual
Kehamilan dan persalinan adalah semua bentuk ekspresi seksualitas
perempuan yang erat kaitannya dengan pengalaman fisiologis dan
psikologis. Pasangan dapat berpartisipasi dalam aktivitas seksual tetapi
menahan diri dari hubungan karena budaya tabuh terhadap aktivitas
seksual selama kehamilan atau karena mitos tentang bahaya hubungan
seksual selama kehamilan.
5. General hygiene
Wanita hamil mungkin lebih sering mandi karena pada saat kehamilan,
kulit menjadi lebih berminyak, berkeringat dan terjadi peningkatan
keputihan. Pemberian konseling mengenai personal hygiene sangat
penting diberikan dari awal kehamilan untuk meningkatkan derajat
kesehatannya.
6. Promosi kesejahteraan (Promotion of Safety)
Rumah dan tempat kerja dapat menyebabkan ibu hamil terkontaminasi
dari berbagai zat berbahaya. Zat berbahaya tersebut dapat masuk
melalui saluran pernapasan, kontak dengan kulit dan saluran
pencernaanyang dapat menyebabkan gangguan pada perkembangan
janin.
7. Konsumsi obat-obatan
Jika saat kehamilan trimester I seorang ibu hamil memiliki kebiasaan
buruk seperti merokok, mengkonsumsi alkohol, sering memakai obat
tanpa resep dokter hal tersebut dapat membahayakan kehamilannya,
dalam hal ini peran bidan adalah membantu ibu hamil dalam
meningkatkan derajat kesehatannya, dengan memberikan informasi
mengenai dampak dari penggunaan kafein, obat bebas, rokok dan
alkohol yang dapat mempengaruhi pertumbuhan janin dapat membantu
ibu untuk mengurangi kebisaan buruknya tersebut.
E. Menetapkan kebutuhan konseling HIV/PMS
1. Definisi
Konseling adalah kebutuhan proses pembicaraan dan pembahasan masalah-
masalah antara kita dengan konselor (orang yang dilatih untuk mengatasi
masalah PMS).
2. Penyakit Menular seksual (PMS) dan AIDS
AIDS adalah PMS yang paling sering didengar belakangan ini. Ketakutan
orang tentang AIDS sangat besar, karena sejauh ini belum dapat
disembuahkan. Obat-obatan yang dapat membantu perawatan mereka yang
sudah kena AIDS (bukan menyembuhkan) juga sangat mahal. Semua orang
bisa saja terkena AIDS. Di Indonesia sudah ada bayi maupun rang dewasa
yang terkena AIDS. Karena itu, kita mesti waspada terhadap bahaya
penularan AIDS.
3. Catatan khusus tentang AIDS
a. Kita tidak bisa melihat apakah seseorang terkena AIDS (bibit penyakit
AIDS) hanya berdasarkan penampilannya
b. AIDS tidak bisa dicegah dengan obat-obatan, suntikan atau jamu-jamuan
c. AIDS belum dapat disembuhkan dan dapat berakibat kematian
d. AIDS dapat menular dengan cara yang sama dengan PMS yang lain
e. Penampakan AIDS sama seperti penyakit yang mengenai orang biasa
seperti TBC, tumor, radang paru, infeksi saluran pencernaan dan lain-lain
f. AIDS dapat dicegah dengan cara hanya berhubungan seks dengan
seorang pasangan yang juga hanya berhubungan seksual dengan kita,
atau dengan menggunakan kondom setiap kali berhubungan seksual
F. Menetapkan jadwal kunjungan sesuai dengan perkembangan kehamilan

Jadwal kunjungan pranatal yang direkomendasikan


 
Nulipara Multipara
Kunjungan pertama 6-8 minggu  Kunjungan pertama 6-8 minggu
Kunjungan kedua dalam 4 minggu setelah Kunjungan kedua 14-16 minggu
kunjungan pertama  
Kunjungan ketiga 14-16 minggu Kunjungan ketiga 24-28 minggu
Kunjungan keempat,  24-28 minggu Kunjungan keempat 32 minggu
Kunjungan kelima 32 minggu Kunjungan kelima 35 minggu
Kunjungan keenam 36 minggu Kunjungan keenam 39 minggu
Kunjungan ketujuh 18 minggu Kunjungan ketujuh 41. Minggu
Kunjungan kedelapan 40 minggu 
Kunjungan kesembilan 41 minggu

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kunjungan awal prenatal merupakan kesempatan untuk menkaji wanita


hamil yang datang untuk memperoleh perawatan prenatal. Kunjungan ini
merupakan waktu untuk membina hubungan saling percaya dan memperlihatkan
kepdulian sehingga klien selalu kembali untuk mendapat bimbingan, dukungan,
dan memantau kesejahteraan klien serta bayinya.

Peran bidan dan tenaga kesehatan sangat dibutuhkan terutama dalam


memberikanasuhan, memberikan pendidikan, penyuluhan kesehatan kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Agar individu, kelompok, keluarga,
dan masyarakat tahu bagaimana cara menangani permasalahan klien terkait
dengan kesehatan ibu hamil dan kesehatan janinnya agar mendapat pola hidup
yang baik dalam kebutuhan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA
Estiwidani, Dwana., dkk. 2008. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya

Wylie, Linda. 2011 . Anatomi dan fisiologi dalam Asuhan mternitas. Jakarta:
EGC
Manuaba, dkk. 2010. Ilmu Kandungan, penyakit kandungan, dan KB. Jakarta:
EGC
Romauli, Suryati. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan 1; Konsep Dasar Asuhan
Kehamilan, Yogyakarta: Medical Book
Rukiyah, Ai Yeyeh, dkk. 2009. Asuhan Kebidanan 1 (Kehamilan), Jakarta: Trans
Info Media

Anda mungkin juga menyukai