Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH

“KONSEP RUJUKAN PADA NEONATUS, BAYI, BALITA DAN


ANAK PRASEKOLAH”
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Makalah Asuhan Kebidanan Neonatus

Disusun Oleh :

KELOMPOK 1

Endah Lestari (P17324418032)

Alfiana Rahmawati (P17324418033)

Putri Kamelia (P17324418034)

Kevin Merdayanti (P17324418035)

Khopipah (P17324418036)

Zulvakanita Melinawati (P17324418037)

Linda Ayu Lestari (P17324418038)

Ummu Salma (P17324418039)

Wulandari (P17324418040)

Annisa Rifani Ulva (P17324418041)

JALUR UMUM KELAS 2B

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

JURUSAN KEBIDANAN KARAWANG

POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG 2018/2019


KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaniirrahiim…

Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “KONSEP RUJUKAN PADA
NEONATUS, BAYI, BALITA DAN ANAK PRASEKOLAH” semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua dan untuk kepentingan proses belajar.

Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terimakasih yang tak terhingga
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada :

1. Ibu Retno Dumilah, SST, M.Keb sebagai dosen pembimbing mata kuliah Asuhan
Kebidanan Neonatus
2. Secara khusus penulis menyampaikan terimakasih kepada keluarga tercinta yang telah
memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis

Semoga dengan adanya makalah ini kita dapat belajar bersama demi kemajuan kita dan kemajuan
ilmu pengetahuan kita.

Karawang, 8 Agustus 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .............................................................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ...................................................................................... .......................... 1
C. Tujuan ................................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 2

A. Definisi Rujukan.................................................................................................................... 2
B. Jenis-Jenis Rujukan .............................................................................................................. 2
C. Tingkatan Rujukan ............................................................................................................... 5

BAB III PENUTUP ................................................................................................................................... 7

A. Kesimpulan............................................................................................................................ 7
B. Saran ...................................................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rujukan adalah suatu pelimpahan tanggung jawab timbal balik atas kasus atau
masalah kebidanan yang timbul baik secara vertikal (dan satu unit ke unit yang lebih
lengkap / rumah sakit) untuk horizontal (dari satu bagian lain dalam satu unit). (Muchtar,
1977) Sistem rujukan upaya keselamatan adalah suatu sistem jaringan fasilitas pelayanan
kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal-balik
atas masalah yang timbul baik secara vertikal (komunikasi antara unit yang sederajat)
maupun horizontal (komunikasi inti yang lebih tinggi ke unit yang lebih rendah) ke fasilitas
pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau, rasional dan tidak dibatasi oleh wilayah
administrasi. Rujukan Pelayanan Kebidanan adalah pelayanan yang dilakukan oleh bidan
dalam rangka rujukan ke sistem pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu
pelayanan yang dilakukan oleh bidan sewaktu menerima rujukan dari dukun yang
menolong persalinan, juga layanan yang dilakukan oleh bidan ke tempat atau fasilitas
pelayanan kesehatan atau fasilitas kesehatan lain secara horizontal maupun vertical.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari rujukan?
2. Apa saja jenis-jenis dari rujukan?
3. Apa saja tingkatan pada rujukan?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi dari rujukan.
2. Mengetahui jenis-jenis dari rujukan.
3. Mengetahui apa saja tingkatan pada rujukan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN RUJUKAN
Sistem Rujukan adalah system yang dikelola secara strategis, pragmatis, merata
proaktif dan koordinatif untuk menjamin pemerataan pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal yang paripurna dan komprehensif bagi masyarakat yang membutuhkannya
terutama bagi ibu dan bayi baru lahir, dimanapun mereka berada dan berasal dari golongan
ekonomi manapun, agar dapat dicapai peningkatan derajat kesehatan ibu hamil dan bayi
melalui peningkatan mutu dan keterjangkauan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal
di wilayah mereka berada.
B. JENIS RUJUKAN
Kasus atau keadaan yang memerlukan rujukan ke fasilitas yang lebih lengkap yaitu sebagai
berikut:
1. Gangguan nafas sedang dan berat, apapun penyebabnya
2. Asfiksia yang tidak memberi respons terhadap tindakan resusitasi dalam sepuluh menit
pertama
3. Kasus bedah neonatus
4. BBLR <1.750gr
5. BBLR 1.750-2000gr dengan kejang, gangguan nafas dan gangguan pemberian minum
6. Bayi hipotermia berat
7. Ikterus yang tidak memberi respons terhadap fototerapi
8. Kemungkinan penyakit jantung bawaan pada bayi dari ibu yang mengalami diabetes
melitusdengan hipoglikemia simtomatik
9. Kejang yang tidak teratasi
10. Tersangka infeksi (sepsis, meningitis) berat atau dengan komplikasi
11. Penyakit hemolitik
12. Hipoglikemia yang tidak dapat diatasi

2
Ada 3 bentuk pelayanan kesehatan sebagai berikut

1. Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primary health care)


Pelayanan kesehatan jenis ini diperlukan dalam masyarakat untuk mengatasi sakit
ringan dan juga dibutuhkan oleh masyarakat yang sehat untuk meningkatkan kesehatan
mereka (disebut juga promosi kesehatan.) oleh karena jumlah kelompok ini dalam
suatu populasi sangat besar (lebih kurang 85%), maka pelayanan yang diperlukan oleh
kelompok ini bersifat pelayanan dasar (basic healthy service) atau bisa juga berupa
pelayanan kesehatan primer atau utama (primary healthy care). Di Indonesia bentuk
pelayanan kesehatan seperti ini diantaranya adalah puskesmas, puskesmas pembantu,
puskesmas keliling dan balai kesehatan masyarakat (balkesmas).
2. Pelayanan kesehatan kedua (secondary healthy service)
Pelayanan kesehatan jenis ini diperlukan oleh kelompok masyarakat yang
memerlukan rawat inap, yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan
primer. Contoh bentuk pelayanan ini adalah rumah sakit tipe C dan D yang memiliki
tenaga-tenaga spesialis.
3. Pelayanan kesehatan tingkat 3 (tertiary healthy service)
Pelayanan kesehatan ini diperlukan oleh kelompok masyarakat oleh pasien yang
sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan sekunder. Pelayanan yang
diberikan sudah kompleks dan memerlukan tenaga-tenaga superspesialis, contohnya
pada rumah sakit tipe A dan tipe B.
Dalam suatu sistem pelayanan kesehatan, ketiga strata atau jenis pelayanan tersebut
tidak berdiri sendiri-sendiri, namun berada di dalam suatu sistem dan saling
berhubungan. Apabila pelayanan kesehatan primer tidak dapat melakukan tindakan
medis tingkat primer, maka harus menyerahkan tanggung jawab tersebut ke tingkat
pelayanan di atasnya, demikian seterusnya. Penyerahan tanggung jawab dari satu
pelayanan kesehatan ke pelayana kesehatan yang lainnya ini disebut rujukan.
Sistem rujukan secara lengkap dapat dirumuskan sebagai suatu sistem
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab
timbal balik terhadap satu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertical (dari
unit yang lebih mampu menangani) atau secara horizontal (antar unit-unit yang
setingkat kemampuannya). Dari batasan tersebut dapat dilihat bahwa hal yang dirujuk

3
bukan hanya pasien saja, tetapi juga masalah-masalah kesehatan lain, teknologi, sarana,
bahan-bahan laboratorium, dan sebagainya. Disamping itu, rujukan tidak berarti
berasal dari fasilitas yang lebih rendah ke fasilitas yang lebih tinggi, tapi juga dapat
dilakukan diantara fasilitas-fasilitas kesehatan yang setingkat. Secara garis besar
rujukan dibedakan menjadi 2 yaitu sebagai berikut:
1. Rujukan medik
Transfer of patient, transfer of specimen, transfer of knowledge; kegiatan
rujukan dapat berupa: pengiriman orang sakit, rujukan kasus-kasus patologi
pada kehamilan, persalinan dan nifas. Pengiriman kasus masalah reproduksi
manusia lainnya, seperti kasus-kasus ginekologi atau kontrasepsi yang
memerlukan penanganan spesialis; pengiriman barang laboratorium yaitu
hubungan dalam pengiriman, atau pemeriksaan bahan atau specimen ke fasilitas
yang telah mampu dan lengkap bila penderita telah sembuh dan hasil
laboratorium telah selesai, kembalikan dan kirimkan lagi ke unit yang merujuk,
bila perlu disertai dengan keterangan yang lengkap.
2. Rujukan kesehatan masyarakat. Rujukan ini berkaitan dengan upaya
pencegahan penyakit (preventif) dan peningkatan kesehatan (promosi).
Rujukan ini mencakup rujukan teknologi, sarana, dan operasional

Beberapa hal yang harus diperhatikan seorang bidan sebelum menentukan perlu
tidaknya seorang pasien dilakukan rujukan antara lain:

1. Rujuk ibu apabila didapati salah satu atau lebih penyulit sebagai berikut:
riwayat section caesaria, perdarahan pervaginam, persalinan kurang bulan (37
minggu), ketuban pecah dengan mekonium yang kental, ketuban pecah lama
(lebih kurang 24 jam), ketuban pecah pada persalinan kurang bulan, icterus,
anemia berat, tanda atau gejala infeksi, preeklamsi atau hipertensi dalam
kehamilan, tinggi fundus uteri 40 cm atau lebih. Gawat janin, primipara dalam
fase aktif persalinan dengan palpasi kepala janin masih 5/5, presentasi bukan
kepala, kehamilan gemeli, presentasi majemuk, tali pusat menumbung dan
adanya syok.

4
2. Rujuk bayi baru lahir, apabila ditemukan tanda-tanda; bayi lahir dengan
kelainan bawaan, bayi dengan tanda-tandan infeksi, terlihat tidak sehat (lemas,
tidak mau minum), tidak memberikan reaksi yang baik terhadap resusitasi dan
mengalami kesulitan bernafas yang berkepanjangan

C. TINGKAT RUJUKAN
Ada dua tingkat pelayanan kebidanan, yaitu primer dan sekunder. Pelayanan kebidanan
tingkat primer terdiri atas pelayanan berikut ini.
1. Pelayanan bayi baru lahir oleh bidan mandiri yang bertugas di pedesaan dan praktik
swasta, dirujuk ke puskesmas yang berada di kecamatan
2. Pelayanan bayi baru lahir oleh dokter umum yang mengadakan praktik pribadi dan
bertugas di pedesaan, dirujuk ke puskesmas yang berada di kecamatan atau ke rumah
sakit pemerintah/swasta yang berada di kabupaten
3. Pelayanan bayi baru lahir di puskesmas yang berada di kelurahan dan kecamatan,
dirujuk ke rumah sakit pemerintah/swasta yang berada di kabupaten
4. Pelayanan bayi baru lahir di rumah sakit swasta yang belum dilengkapi dengan fasilitas
alat kesehatan dan obat-obatan yang tidak memadai untuk perawatan penyakit bayi
5. Pelayanan bayi baru lahir di rumah sakit pemerintah tipe C yang belum dilayani oleh
dokter spesialis kebidanan yang menetap di tempat rumah sakit berada

Pelayanan kebidanan tingkat sekunder terdiri atas pelayanan berikut ini.

1. Pelayanan bayi baru lahir di rumah sakit pemerintah/swasta yang telah dirujuk dari
pelayanan kebidanan primer, tetapi setelah perawatan ibu dan bayi, tidak ada kemajuan
penyembuhan penyakitknya dan diputuskan untuk dirujuk ke rumah sakit tipe B, baik
di kota tempat rumah sakit tersebut berada maupun di ibu kota provinsi yang
mempunyai fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai
2. Pelayanan bayi baru lahir di puskesmas, yang telah dirujuk dari tempat pelayanan
kesehatan tingkat primer yang dilakukan oleh bidan praktik pribadi dan dokter praktik
pribadi, tetapi setelah perawatan ibu dan bayi di puskesmas, penyakitnya tidak kunjung
sembuh sehingga harus dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai di
kabupaten.

5
3. Pelayanan bayi baru lahir di rumah sakit untuk pemerintah/swasta tipe B yang mudah
dirujuk diri pelayanan kebidanan primer, kemudian dirujuk lagi ke rumah sakit tipe A
di ibu kota provinsi dan ibu kota Negara.

6
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Rujukan Pelayanan Kebidanan adalah pelayanan yang dilakukan oleh bidan dalam
rangka rujukan ke sistem pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu pelayanan yang
dilakukan oleh bidan sewaktu menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan,
juga layanan yang dilakukan oleh bidan ke tempat atau fasilitas pelayanan kesehatan atau
fasilitas kesehatan lain secara horizontal maupun vertical. Salah satu bentuk pelaksanaan
dan pengembangan upaya kesehatan dalam Sistem kesehatan Nasional (SKN) adalah
rujukan upaya kesehatan. Untuk mendapatkan mutu pelayanan yang lebih terjamin,
berhasil guna (efektif) dan berdaya guna (efesien), perlu adanya jenjang pembagian tugas
diantara unit-unit pelayanan kesehatan melalui suatu tatanan sistem rujukan

B. SARAN
Dengan dipelajarinya tentang rujukan, penulis berharap:
1. Bagi Tenaga Kesehatan: Tenaga penolong persalinan dilatih agar mampu untuk
mencegah atau deteksi dini komplikasi yang mungkin terjadi, merupakan asuhan
persalinan secara tepat guna dan waktu, baik sebelum atau saat masalah terjadi dan segera
melakukan rujukan saat kondisi masih optimal, maka para ibu akan terhindar dari ancaman
kesakitan dan kematian.
2. Bagi Pelayanan Kesehatan: Dengan adanya sistem rujukan, diharapkan dapat
meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih bermutu karena tindakan rujukan ditujukan
pada kasus yang tergolong beresiko tinggi. Bidan sebagai tenaga kesehatan harus memiliki
kesiapan untuk merujuk ibu dengan keluhan ginekologi ke fasilitas kesehatan rujukan
secara optimal dan tepat waktu jika menghadapi penyulit.
3. Bagi Pasien: untuk bertindak kooperatif dan keluarga untuk mempersiapkan
perlengkapan pasien selama di rumah sakit dan membawa uang untuk biaya perawatan.
Bagi Masyarakat: untuk mendukung sistem rujukan dan membantu proses perujukan
pasien.

7
DAFTAR PUSTAKA
Naomy Marie Tando, S.Sit.Mkes (2016) Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi Dan Anak Balita.
EGC.Jakarta
Nanny Lia Dewi, Vivian (2013) Asuhan Neonatus, Bayi Dan Anak Balita.
Salemba Medika.Jakarta

Anda mungkin juga menyukai