Anda di halaman 1dari 20

TUGAS MAKALAH

“ASUHAN KEBIDANAN POST NATAL DI KOMUNITAS”


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas

Dosen Pengampu: Ibu Ida Farida, SST, M.Keb

Disusun Oleh :

Annisa Rifani Ulva (P17324418041)

JALUR UMUM KELAS 2B

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

JURUSAN KEBIDANAN KARAWANG

POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG 2018/2019


KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaniirrahiim…

Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ASUHAN
KEBIDANAN POST NATAL DI KOMUNITAS” semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua dan untuk kepentingan proses belajar.

Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terimakasih yang tak terhingga
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada :

1. Ibu Ida Farida, SST,M.Keb sebagai dosen pembimbing mata kuliah Asuhan Kebidanan
Komunitas
2. Secara khusus penulis menyampaikan terimakasih kepada keluarga tercinta yang telah
memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis

Semoga dengan adanya makalah ini kita dapat belajar bersama demi kemajuan kita dan
kemajuan ilmu pengetahuan kita.

Karawang, 28 Januari 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .............................................................................................................................i

DAFTAR ISI ...........................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................................1

A. Latar Belakang ....................................................................................................................1


B. Rumusan Masalah .................................................................................................................1
C. Tujuan Khusus ....................................................................................................................1
D. Tujuan Umum .....................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................................2

A. SPM Asuhan Komunitas Post Natal.....................................................................................2


B. Jadwal Kunjungan Rumah, Polindes/BPM...........................................................................7
C. Post Partum Group...............................................................................................................11
D. Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Asuhan Komunitas Post Natal.............................14

BAB III PENUTUP..................................................................................................................................15

A. Kesimpulan..........................................................................................................................15
B. Saran....................................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa nifas (puerperium) menurut Sarwono Prawirohardjo adalah dimulai setelah
plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula
atau sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu.
Bahaya terbesar yang biasanya terjadi pada masa nifas adalah hemoragi atau
perdarahan. Oleh karena itu, pengkajian tanda vital, syok hipovolemik, tinggi fundus
uterus (untuk mengetahui intensitas kontraksi), distensi urin, sifat dan jumlah lokhea,
homeostasis perineum, ketidaknyamanan, bounding attachment, dan status emosional
sangat penting dilakukan untuk mengurangi, bahaya yang bisa saja dialami ibu pada masa
nifas.
Atas dasar hal itu, asuhan kebidanan pada ibu post partum tidak hanya dilakukan
di fasilitas kesehatan dimana ibu menjalani persalinan akan tetapi, berkelanjutan sehingga
dilakukannya kunjungan bidan ke rumah klien untuk memantau apakah masa nifasnya
berlangsung dengan baik atau sebaliknya.
1.2 Rumusan Masalah
2. Apa saja standar pelayanan minimal asuhan postnatal komunitas meliputi alat,
tempat dan standar pelayanan post natal?
3. Bagaimana jadwal kunjungan rumah, polindes/BPM pada asuhan komunitas
postnatal?
4. Apa yang dimaksud dengan postpartum group?
5. Bagaimana peran dan tanggung jawab bidan dalam asuhan postnatal di
komunitas?
1.3 Tujuan Umum
2. Untuk mengetahui standar pelayanan minimal asuhan postnatal di komunitas meliputi
alat, tempat dan standar pelayanan post natal
3. Untuk mengetahui jadwal kunjungan rumah, polindes/BPM pada asuhan komunitas
postnatal

1
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan postpartum group
5. Untuk mengetahui bagaimana peran dan tanggung jawab bidan dalam asuhan
postnatal di komunitas
1.4 Tujuan Khusus
Untuk mengetahui Asuhan Kebidanan Post Natal di Komunitas

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 STANDAR PELAYANAN MINIMAL ASUHAN KOMUNITAS POST NATAL

Pelayanan standar Setiap ibu nifas 6 sampai 42 hari pasca persalinan mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai standar oleh tenaga kesehatan
Dimensi mutu Presentase ibu nifas yang mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar oleh tenaga kesehatan
Standar pelayanan 1. Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu
2. Pemeriksaan tinggi fundus uteri (involusi uterus)
3. Pemeriksaan lochea dan pengeluaran pervaginam
4. Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif 6 bulan
5. Pemberian kapsul vitamin A 200.000 IU sebanyak 2 kali.
Pemberian pertama segera setelah melahirkan. Pemberian
kedua diberikan 24 jam setelah pemberian kapsul vitamin
A pertama.
Langkah-langkah 1. Pendataan ibu nifas
kegiatan 2. Pelayanan nifas
3. Pengisian dan pemanfaatan buku KIA
4. Pencatatan dan pelaporan dan
5. Rujukan pertolongan nifas jika diperlukan
Monitoring dan Evaluasi kohort ibu dan pemantauan wilayah setempat kesehatan
evaluasi ibu dan anak (PWS KIA)
Sumber data Pemantauan wilayah setempat kesehatan ibu dan anak (PWS KIA)
dan kohort ibu

2.1.1 Standar Pelayanan Minimal Asuhan Nifas (Alat)

1. Standar alat dan obat

3
a. Tensi

b. Stetoskop

c. Sarung tangan steril dan bersih

d. Kom air DTT (bila diperlukan)

e. Bengkok

f. Sabun cuci tangn

g. Kapas

h. Tempat sampah

i. Pengatur waktu

j. Termometer

k. Vit A

l. Salep mata

m. Vit K

n. Hb 0

2.1.2 Standar Pelayanan Minimal (tempat)

a. Di ruangan bidan

1) Ruangan periksa mempunyai luas minimal 2x3 cm

2) Setiap bangunan pelayanan minimal mempunyai ruang periksa, ruang administrasi atau
kegiatan lain sesuai kebutuhan, ruang tunggu dan kamar mandi atau WC masing masing 1 buah

3) Semua ruangan mempunyai ventilasi dan penerangan

b. Di rumah pasien Sesuai dengan rumah pasien, diusahakan ruangan yang digunakan pasien
bersih dan nyaman.

4
2.1.3 Standar pelayanan Kebidanan Postnatal di komunitas

Standar Pelayanan Kebidanan Standar Pelayanan Kebidanan (SPK) adalah rumusan


tentang penampilan atau nilai diinginkan yang mampu dicapai, berkaitan dengan parameter yang
telah ditetapkan yaitu standar pelayanan kebidanan yang menjadi tanggung jawab profesi bidan
dalam sistem pelayanan yang bertujuan untuk meningkatan kesehatan ibu dan anak dalam rangka
mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat (Depkes RI, 2001: 53).

Standar layanan kebidanan merupakan suatu alat organisasi untuk menjabarkan mutu layanan
Kebidanan ke dalam terminologi operasional sehingga semua orang yang terlibat dalam layanan
kebidanan akan terikat dalam suatu sistem, baik pasien, penyedia layanan kebidanan, penunjang
layanan kebidanan , ataupun manajemen organisasi layanan kebidanan, dan akan bertanggung
gugat dalam menjalankan tugas dan perannya masingmasing. Sehingga, Standar Pelayanan
Kebidanan Dasar adalah norma dan tingkat kinerja yang diperlukan untuk mencapai hasil yang
diinginkan. Syarat standar Pelayanan Kebidanan :

1. Dapat diobservasi dan diukur

2. Realistik

3. Mudah dilakukan dan dibutuhkan

Format Standar Pelayanan Kebidanan

1. Standar pelayanan berguna dalam penerapan norma tingkat kinerja yang diperlukan untuk
mencapai hasil yang diinginkan

2. Melindungi masyarakat

3. Sebagai pelaksanaan, pemeliharaan, dan penelitian kualitas pelayanan

4. Untuk menentukan kompetisi yang diperlukan bidan dalam menjalankan praktek seharihari.

5. Sebagai dasar untuk menilai pelayanan, menyusun rencana pelatihan dan pengembangan
pendidikan (Depkes RI, 2001:2)

Pemeriksaan fisik yang dilakukan saat kunjungan di rumah

5
1. Tanda-tanda vital

2. Payudara

3. Pengkajian abdomen

4. Pemeriksaan perineum termasuk pengkajian lokhia (Karwati, dkk. 2011)

F. Standar Pelayanan Kebidanan Nifas

1. Standar 13 : perawatan bayi baru lahir Pernyataan standar: Bidan memeriksa dan menilai bayi
baru lahir untuk memastikan pernafasan spontan mencegah hipoksia sekunder, menemukan
kelainan, dan melakukan tindakan atau merujuk sesuai dengan kebutuhan. Bidan juga harus
mencegah dan menangani hipotermia. Tujuannya adalah menilai kondisi bayi baru lahir dan
membantu dimulainya pernafasan serta mencegah hipotermi, hipoglikemi dan infeksi.Dan hasil
yang diharapkan adalah bayi baru lahir menemukan perawatan dengan segera dan tepat.Bayi
baru lahir mendapatkan perawatan yang tepat untuk dapat memulai pernafasan dengan baik.

2. Standar 14: penanganan pada dua jam pertama setelah persalinan Pernyataan standar: Bidan
melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya komplikasi dalam dua jam setelah
persalinan, serta melakukan tindakan yang di perlukan. Tujuannya adalah mempromosikan
perawatan ibu dan bayi yang bersih dan aman selama persalinan kala empat untuk memulihkan
kesehatan ibu dan bayi. Meningkatan asuhan sayang ibu dan sayang bayi. Memulai pemberian
ASI dalam waktu 1 jam pertama setelah persalinan dan mendukung terjadinya ikatan batin antara
ibu dan bayinya.

3. Standar 15: pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas

Pernyataan standar: Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan rumah
pada hari ketiga, minggu ke dua dan minggu ke enam setelah persalinan, untuk membantu proses
pemulihan ibu dan bayi melalui penanganan tali pusat yang benar, penemuan dini penanganan
atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta memberikan penjelasan
tentang kesehatan secara umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi baru
lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB. Tujuannya adalah memberikan pelayanan kepada ibu
dan bayi sampai hari setelah persalinan dan memberikan penyuluhan ASI eksklusif.

6
2.2 JADWAL KUNJUNGAN RUMAH, POLINDES/BPM PADA ASUHAN KOMUNITAS
POST NATAL
2.2.1 Jadwal Kunjungan Rumah
Kunjungan Rumah
Pelaksanaan pemberian asuhan kebidanan ibu nifas di komunitas
dilakukan melalui kunjungan-kunjungan. Kunjungan dilakukan paling sedikit
4 kali selama ibu dalam masa nifas. Kegiatan yang dilakukan selama
kunjungan meliputi pencegahan, pendeteksian, dan penanganan masalah-
masalah yang terjadi pada saat nifas. Adapun jadwal kunjungan tersebut
sebagai berikut:
1. kunjungan pertama
Kunjungan pertama adalah kunjungan yang dilakukan pada 6-8 jam
setelah ibu melahirkan. Adapun tujuan dari kunjungan pertama adalah sebagai
berikut:
a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain, apabila ada perdarahan
berlanjut segera lakukan rujukan
c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga
bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
d. Inisiasi dan pemberian ASI
e. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia, jika
petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu
dan bayi baru lahir pada dua jam pertama setelah kelahiran atau
sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil
2. kunjungan kedua
Kunjungan kedua pada ibu nifas dilakukan enam hari setelah persalinan.
Kunjungan kedua ini bertujuan untuk:
a. Memastikan involusi uterus berjalan normal, yang ditandai dengan
uterus berkontraksi, fundus terletak pada pertengahan umbilicus

7
dengan simfisis pubis, tidak ada perdarahan abnormal, dan lokea tidak
berbau
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan abnormal
c. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan
adanya tanda-tanda penyulit
e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, seperti
perawatan tali pusat, menjaga suhu bayi agar tetap hangat, dan
perawatan bayi sehari-hari.
3. kunjungan ketiga
Kunjungan ketiga dilakukan dua minggu setelah ibu melahirkan dengan
tujuan:
a. Mengevaluasi perjalanan postpartum dan kesejahteraan ibu
b. Mengevaluasi kesejahteraan bayi
c. Mengevaluasi kemajuan dan kenyamanan dalam kemampuan merawat
dan penerimaan peran sebagai orang tua
d. Mengeksplorasi pengalaman persalinan ibu
e. Memudahkan akses dalam menerima pertanyaan dan masalah
f. Memberikan pendidikan kesehatan dan konseling yang dibutuhkan
4. kunjungan keempat
Kunjungan keempat merupakan kunjungan akhir yang dilakukan pada ibu
nifas:
a. Mengevaluasi normalitas dan akhir puerperium
b. Mengidentifikasi kebutuhan ibu, termasuk kebutuhan kontrasepsi.

2.2.2 Intervensi di rumah


Intervensi di rumah dilakukan bekerja sama dengan keluarga.
1. lakukan pengkajian sistematis ibu dan bayi baru lahir untuk menentukan
penyesuaian fisiologis

8
2. selama kunjungan, kumpulkan data untuk mengkaji penyesuaian emosional
setiap anggota keluarga terhadap bayi baru lahir dan pengubahan gaya hidup.
Catat bukti ikatan bayi baru lahir dan perubahan gaya hidup.
3. tentukan keadekuatan sistem penduduk.
a. sejauh mana bantuan orang yang membantu memasak, membersihkan
rumah, dan melakukan tugas-tugas rumah tangga lain
b. sejauh mana bantuan diberikan untuk merawat bayi baru lahir dan anak-
anak lain
c. apakah orang yang membantu ini mendorong ibu yang baru untuk merawat
diri dan memperoleh cukup istirahat
siapa yang memberi informasi dan dukungan emosional
4. selama kunjungan, perhatikan lingkungan rumah tangga untuk menentukan
apakah sumber-sumber berikut cukup tersedia
a. ruang: privasi, tempat yang aman untuk anak-anak bermain dan tidur
b. kebersihan umum dan perbaikan yang dilakukan
c. jumlah anak tangga yang harus dinaiki ibu baru
d. keadaan kamar mandi dan tempat mencuci baju
5. selama kunjungan, perhatikan lingkungan rumah secara umum apakah ada
perbaikan dan aspek pengamanan.
a. penyimpanan obat, pembersih rumah tangga, dan bahan lain yang
berbahaya untuk anak-anak
b. faktor yang membuat anak jatuh
c. pemakaian tempat tidur atau tempat bermain yang tidak memenuhi standar
keamanan
6. beri perawatan untuk ibu dan bayi baru lahir sesuai program dokter
keluarga atau protocol rumah sakit
7. beri penyuluhan sesuai kebutuhan yang diidentifikasi
8. rujuk keluarga ke sumber masyarakat yang sesuai, sambungan telepon
penting dan kelompok pendukung
9. pastikan ibu mengetahui masalah potensial yang perlu diperhatikan dan
siapa yang harus dihubungi jika terjadi

9
10. pastikan benda-benda sekali pakai dibuang dengan benar dan benda yang
dapat dipakai ulang dibersihkan dan disimpan dengan baik di dalam wadah
bersih
Intervensi pasca-kunjungan
Pada pasca-kunjungan, bidan melakukan hal-hal berikut
1. dokumentasi kunjungan, menggunakan formulir klinik sebagai catatan sah
2. menyusun rencana pengajaran yang akan menjadi dasar pertemuan
berikutnya dengan pasien/keluarga
3. melakukan komunikasi sesuai kebutuhan (melalui telepon, surat, dan
formulir kunjungan)
Intevensi pada akhir kunjungan
1. mengulas secara ringkas aktivitas dan hal-hal penting kunjungan
2. mengklasifikasi harapan untuk masa yang akan datang
3. meninjau kembali rencana penyuluhan dan membuat kerangka tertulis
4. memberi informasi cara mengunjungi bidan atau lembaga.
2.2.3 Jadwal kunjungan polindes/BPM
a. Kunjungan nifas (KF 1) adalah pada masa 6 jam setelah persalinan sampai
dengan 7 hari
b. Kunjungan ibu nifas (KF lengkap) adalah kontak ibu nifas dengan tenaga
kesehatan yang berkompeten minimal 3 kali sesuai jadwal untuk
mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan kesehatan ibu nifas, baik
didalam maupun diluar gedung puskesmas (termasuk bidan desa/polindes
dan kunjungan rumah), termasuk pemberian vit. A dua kali dan persiapan
KB-Pasca persalinan

Dengan ketentuan :

a. Kunjungan nifas (KF 1) pada masa 6 jam setelah persalinan sampai


dengan 7 hari

10
b. Kunjungan nifas (KF 2) dalam waktu 2 minggu (8-14 hari) setelah
persalinan
c. Kunjungan nifas (KF 3) dalam waktu 6 minggu (35-42) hari setelah
persalinan

2.3 POSTPARTUM GROUP


Kelompok post partum (postpartum group)
Kelompok postpartum merupakan salah satu bentuk kelompok atau
organisasi kecil dari ibu nifas, yang bertujuan untuk mendeteksi mencegah,
dan mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul selama masa nifas.
sebaiknya pembentukan kelompok ibu nifas dilakukan pada minggu pertama
masa nifas, yaitu setelah melakukan kunjungan pertama. Sehingga upaya
deteksi dini, mencegah, dan mengatasi permasalahan pada masa nifas dapat
dilakukan dengan sesegera mungkin serta kesejahteraan ibu dan bayi bisa
terwujud.
Sebaiknya pembentukan kelompok ibu nifas dilakukan pada minggu
pertama masa nifas, yaitu setelah melakukan kunjungan pertama, sehingga
upaya deteksi dini, mencegah, dan mengatasi permasalahan pada masa nifas
dapat dilakukan sesegera mungkin serta kesejahteraan ibu dan bayi bisa
terwujud.
Ibu nifas sering mengalami gangguan psikologis yang dikenal dengan
postpartum blues. Di komunitas sebaiknya dibentuk postpartum group yaitu
kelompok ibu-ibu nifas. Dalam postpartum group, para ibu nifaa bisa saling
berkeluh kesah dan mendiskusikan pengalaman melahirkannya, perasaan saat
ini dan bagaimana cara menghadapi masa nifas. Melalui postpartum group ini
maka gangguan-gangguan psikologi saat nifas diharapkan bisa diatasi.
Adapun tahapan atau langkah-langkah dalam pembentukan kelompok ibu
nifas adalah sebagai berikut
1. Kenali program-program yang ada untuk ibu nifas.

11
Program untuk ibu nifas yang diberlakukan antara lain adalah
kunjungan pada ibu nifas dan neonatus, pemberian ASI eksklusif,
pemberian tablet tambah darah, dan pemberian tablet vitamin A
2. Kumpulkan data
Pengumpulan data dapat dilakukan bersamaan dengan kunjungan
pada ibu nifas dan neonatus, melalui posyandu, dasawisma, bidan
setempat, ataupun melalui forum komunikasi desa (seperti PKK).
Adapun data yang dibutuhkan untuk membentuk kelompok ibu nifas
meliputi jumlah ibu nifas dan bayi, kebiasaan atau tradisi setempat,
permasalahan-permasalahan pada masa nifas dan bayi, sumber daya
masyarakat, serta penentu kebijakan.
3. Lakukan pendekatan (mengatur strategi).
Mengingat masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang
masih memegang teguh nilai-nilai kepercayaan, patuh pada orang yang
dianggap sebagai contoh, maka pendekatan dengan keluarga ibu,tokoh
masyarakat, tokoh agama, kepala desa, dan kader sebagai pengambil
keputusan dan penentu kebijakan diperlukan untuk mewujudkan suatu
kelompok ibu nifas.
4. Buat perencanaan.
Untuk membuat suatu perencanaan harus melihat data yang telah
terkumpul, buat usulan atau proposal yang di dalamnya memuat
tentang latar belakang dan tujuan dari pembentukan kelompok
postpartum. Perencanaan meliputi kegiatan kegiatan yang akan
dilakukan dalam pembentukan kelompok postpartum,tempat dan
waktu,anggaran serta peserta.

5. Pelaksanaan.
Dalam pelaksanaan mintalah orang yang dianggap sebagai model
atau contoh bagi masyarakat setempat, misalnya tokoh agama atau
kepala desa untuk memimpin diskusi. Bidan dapat berperan sebagai
narasumber. Melakukan disuksi sampai terbentuk susnan organisasi

12
ibu nifas (kelompok postpartum). Kemudian buat rencana tindak
lanjut.

6. Evaluasi.
Evaluasi dilakukan pada akhir masa nifas,setelah kunjungan ke-4.
Pastikan bahwa tujuan akhir dari pembentukan kelompok postpartum
benar benar tercapai ibu dan bayi sehat,serta nifas berjalan normal.

2.4 PERAN DAN TANGGUNG JAWAB BIDAN DALAM ASUHAN POSTNATAL DI


KOMUNITAS
Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan pada post
partum. Adapun peran dan tanggung jawab dalam masa nifas, antara lain:
a. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai
dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama
masa nifas.
b. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga
c. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman
d. Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan ibu dan anak
dan mampu melakukan administrasi
e. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan
f. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah
perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta
mempraktikkan kebersihan yang aman
g. Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan
diagnose dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat proses
pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi
selama periode nifas
h. Memberikan asuhan secara profesional.

Peran bidan adalah menjaga hubungan dengan ibu dan bayi sejak persalinan hingga
pemeriksaan 4-6 minggu postpartum. Aushan kebidanan ibu nifas, salah satunya yaitu

13
support system dalam pelayanan post natal meliputi breast feeding, peran menjadi
orang tua dan kelompok ibu post partum dan post partum group

14
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Asuhan ibu postpartum dirumah adalah suatu bentuk menejemen kesehatan yang
dilakukan pada ibu nifas dimasyarakat dalam bentuk home visit dimana bidan akan
mengunjungi rumah ibu nifas untuk memantau keadaan pada masa nifas. pemberian
asuhan ini harus dilakukan secara menyeluruh,tidak hanya kepada ibu nifas,akan tetapi
dalam pemberian asuhan melibatkan seluruh keluarga dan anggota masyarakat
sekitarnya.
Dalam melakukan kunjungan masa nifas,seorang bidan diharuskan melakukannya paling
sedikit 4 kali yaitu :
1. Kunjungan 1 ( 6-8 jam setelah persalinan )
2. Kunjungan 2 ( 6 hari setelah persalinan )
3. Kunjungan 3 ( 2-4 minggu setelah persalinan )
4. Kunjungan 4 ( 4-6 minggu setelah persalinan )

Sedangkan,langkah langkah menejemen postpartum antara lain meliputi

1. Pengkajian/pengumpulan data
2. Menginterpretasikan data
3. Identifikasi diagnosa dan masalah potensial
4. Menetapkan tindakan segera
5. Membuat rencana asuhan
6. Implementasi asuhan
7. Melakukan evaluasi

Dalam asuhan kebidanan ibu postpartum dikomunitas,dikenal pula postpartum grup yaitu
salah satu bentuk kelompok atau organisasi kecil dari ibu nifas yang dibina oleh
posyandu/puskesmas yang berada diwilayah itu. Hal ini bertujuan untuk
mendeteksi,mencegah,dan mengatasi permasalahan permasalahan yang timbul pada masa
nifas.

15
3.2 SARAN
Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangannya, karena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya referensi yang berkaitan dengan judul makalah ini.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan penulis khusunya pembaca.

16
DAFTAR PUSTAKA
Syafrudin, Hamidah. (2013) Kebidanan Komunitas. Penerbit Buku Kedokteran EGC.Jakarta
Walyani, Elisabeth Siwi, . (2014) Materi Ajar Lengkap Kebidanan Komunitas Teori, Aplikasi
dan Askeb. Pustaka Baru Press.Yogyakarta
Yulifah, Rita dan Tri Johan Agus Yuswanto. (2014) Asuhan Kebidanan Komunitas. Salemba
Medika.Jakarta
https://dinkes.slemankab.go.id/wp-content/uploads/2018/08/lampiran-SPM-Pengembangan-no.1-
33_30Mei2018.pdf diunduh pada tanggal 4 februari 2020 pada hari selasa

https://www.scribd.com/document/429244938/spm-nifas diunduh pada tanggal 4 februari 2020


pada hari selasa

17

Anda mungkin juga menyukai