Disusun Oleh :
SAFANA AULIYAA DEWANTI
NIM. PO72242201973
Oleh:
SAFANA AULIYAA DEWANTI
NIM. P072242201973
Pembimbing Utama,
Pembimbing Pendamping ,
ii
HALAMAN PENGESAHAN
JUDUL LAPORAN TUGAS AKHIR : LAPORAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN
KOMPREHENSIF PADA NY. H UMUR 23
TAHUN DENGAN NYERI PERUT BAGIAN
BAWAH DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN “Hj.
SRI SATIARSIH, SST” TANJUNGPINANG
TAHUN 2023
NAMA MAHASISWA : SAFANA AULIYAA DEWANTI
NIM : PO7224220 1973
POLTEKKES KEMENKES TANJUNGPINANG : PRODI D-III KEBIDANAN
KETUA PENGUJI
Vina Jayanti, SST., MKM DEWI MEY LESTANTI MUKODRI, SST, M.Keb
NIP. 919880324201409201 NIP. 198605242015032003
MENGETAHUI,
KETUA
PRODI D III KEBIDANAN
RAHMADONA, M. Keb
NIP. 19810710 200604 2 002
iii
SURAT PERNYATAAN
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan Laporan Tugas Akhir
saya yang berjudul :
Apabila suatu saat nanti saya terbukti melakukan tindakan plagiat, maka saya akan
menerima sanksi yang telah ditetapkan.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan
1. SD : SD Negeri 011 Teluk Air
2. SMP : SMP Negri 1 Karimun
3. SMA : SMA Negeri 1 Karimun
4. Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang Prodi D III Kebidanan
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berbagai
kemudahan, petunjuk serta karunia yang tak terhingga sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul Asuhan Kebidanan Komprehensif
pada “Ny. H umur 23 tahun dengan nyeri perut bagian bawah di Praktik Mandiri Bidan
Hj. Sri Satiarsih, SST” Tahun 2023 dengan baik dan tepat waktu.
Laporan Tugas Akhir ini penulis susun untuk memenuhi salah satu persyaratan
memperoleh derajat Ahli Madya Kebidanan pada Program studi D III Kebidanan
Politeknik Kesehatan Tanjungpinang.
Dalam penyusunan usulan laporan tugas akhir ini penulis telah mendapatkan
banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Iwan Iskandar, SKM., MKM selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Tanjungpinang.
2. Ibu Rahmadona, M.Keb selaku Ketua Program Studi D-III Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Tanjungpinang.
3. Ibu Darwitri, M.Keb, selaku pembimbing utama yang telah memberikan
bimbingan,arahan serta motivasi kepada penulis, sehingga Laporan Tugas Akhir ini
dapat terwujud.
4. Ibu Dewi Mey lestanti Mukodri,M.Keb selaku pembimbing pendamping yang juga
telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasi kepada penulis dalam penulisan
Laporan Tugas Akhir.
5. Ibu Vina Jayanti, SST., MKM selaku penguji yang juga telah memberikan
bimbingan, arahan serta motivasi kepada penulis dalam penulisan Laporan Tugas
Akhir.
6. Pimpinan Praktik Mandiri Bidan Hj. Sri Satiarsih, SST beserta pegawai yang telah
memberi ijin
7. Ny. H yang telah bersedia menjadi subyek dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini
vi
8. Orang tuaku dan keluargaku tercinta terkhusus nenek saya zaharah yang telah
memberikan dukungan baik moral maupun material, serta kasih sayang yang tiada
terkira dalam setiap langkah penulis
9. Orang terdekat bagi penulis terkhusus untuk teman saya yang juga sedang berjuang
disana agiyiem, gia, mia, mute, tama dan orang yang saya sayangi yang selalu ada
menemani dan tidak pernah letih memberikan semangat dan motivasi.
10. Seluruh teman-teman mahasiswa Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan
Tanjungpinang yang telah memberikan dukungan baik berupa motivasi maupun
kompetisi yang sehat dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang ikut andil dalam
terwujudnya Usulan Laporan Tugas akhir ini.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
TAMBAHKAN
HALAMAN PERSETUJUAN. .................................................................. HALAMAN
HALAMAN PENGESAHAN. ....................................................................
HALAMAN PERNYATAAN. ....................................................................
DAFTAR RIWAYAT HIDUP. ..................................................................
SURAT PERNYATAAN ............................................................................
KATA PENGANTAR. ................................................................................
DAFTAR ISI. ...............................................................................................
DAFTAR TABEL. ......................................................................................
DAFTAR GAMBAR. ..................................................................................
DAFTAR BAGAN. ......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN. ..............................................................................
BAB I PENDAHULUAN. ...........................................................................
A. Latar Belakang. .................................................................................
B. Rumusan Masalah. ............................................................................
C. Tujuan Penulisan. ..............................................................................
1. Tujuan umum. .............................................................................
2. Tujuan khusus. ............................................................................
D. Manfaat Penulisan. ............................................................................
1. Bagi penulis.................................................................................
2. Bagi Institusi pendidikan. ...........................................................
3. Bagi lahan praktik. ......................................................................
4. Bagi klien. ...................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................
A. Asuhan Kebidanan Komprehensif. ...................................................
B. Asuhan Kebidanan Kehamilan..........................................................
C. Asuhan Kebidanan Persalinan...........................................................
D. Asuhan Kebidanan Nifas...................................................................
E. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir. ................................................
1
F. Pendokumentasian SOAP. ................................................................
G. Kerangka Teori..................................................................................
BAB III PERSIAPAN PELAKSANAAN TINJAUAN KASUS. ............
A. Tempat Dan Waktu. ..........................................................................
B. Subyek Laporan Kasus. .....................................................................
C. Defenisi Operasional. ........................................................................
D. Teknik Pengumpulan Data. ...............................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ...................................................
A. HASIL. ..............................................................................................
1. Asuhan Kebidanan Kehamilan....................................................
2. Asuhan Kebidanan Persalinan.....................................................
3. Asuhan Kebidanan Nifas.............................................................
4. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir. ..........................................
B. PEMBAHASAN. ..............................................................................
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. .....................................................
A. Kesimpulan. ......................................................................................
B. Saran. .................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
2
DAFTAR TABEL
TAMBAHKAN
Tabel 1 Pemeriksaan TFU Terhadap Usia Kehamilan. ................................. HALAMAN
Tabel 2 Pemberian Imunisasi TT. .................................................................
Tabel 3 Involusi Uterus. ................................................................................
Tabel 4 Definisi Operasional. .......................................................................
3
DAFTAR GAMBAR
4
DAFTAR BAGAN
TAMBAHKAN
HALAMAN
Bagan 1 Kerangka Teori ...........................................................................................
5
DAFTAR LAMPIRAN
6
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK
KESEHATAN TANJUNGPINANG PRODI D III KEBIDANAN
Safana Auliyaa Dewanti, Darwitri, Dewi Mey lestanti mukodri, Vina Jayanti
ABSTRAK
Kesehatan ibu dikatakan berhasil dalam kualitas pelayanan kebidanan yang
diberikan pada suatu wilayah adalah dengan menilai AKI dan AKB. Jumlah AKI
pada tahun 2021 sebanyak 429,4/100.000 Kelahiran hidup. Penyebab dari AKI
ialah perdarahan, hipertensi dalam kehamilan, infeksi, abortus. Nyeri perut bagian
bawah merupakan masalah yang tidak terlalu bahaya bagi kehamilan, walaupun
demikian juga memerlukan perhatian khusus dengan melakukan asuhan secara
komprehensif pada ibu hamil. Nyeri perut bagian bawah disebabkan oleh semakin
membesarnya uterus sehingga keluar dari rongga panggul menuju rongga abdomen.
Maka dari itu, pelayanan kesehatan yang kompoten dan komprehensif sangat
diperlukan untuk menurunkan AKI dan AKB.
Laporan Tugas Akhir ini pelaksanaan pengkajian di laksanakan pada bulan
Februari s/d Juli 2023 dengan subjek Ny. H usia 23 tahun dan By. Ny. H yang
melakukan kunjungan di PMB Hj. Sri Satiarsih, SST Tahun 2023. Pembuatan
laporan kasus ini menggunakan teknik pengumpulan data yaitu data primer dengan
pemeriksaan fisik, wawancara dan pengamatan serta data sekunder dengan
mengambil data dari beberapa sumber, adapun hasil pengkajian data yaitu asuhan
yang di lakukan kepada Ny. H dan By. Ny. H sesuai dengan standart pelayanan
kebidanan dan didokumentasi dalam bentuk SOAP.
Kesimpulan berdasarkan pengkajian dan pembahasan asuhan komprehensif
yang telah dilakukan kepada Ny. H dan Bayi Ny. H telah dilakukan sesuai standar
dan teori kebidanan, pada asuhan kebidanan kehamilan ditemukan keluhan Nyeri
Perut Bagian Bawah dan telah diberikan pendidikan kesehatan yang sesuai. Saran
diharapkan Ny. H bisa menerapkan dan melaksanakan asuhan serta pendidikan
kesehatan yang telah diberikan. Sehingga tidak menyebabkan komplikasi bagi ibu
dan bayi.
7
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA TANJUNGPINANG
HEALTH POLYTECHNIC D III MIDWIFERY PROGRAM
Final Project Report, July 2023
CASE REPORT OF COMPREHENSIVE MIDWIFE CARE IN NY. H AGED
23 YEARS OLD WITH LOWER ABDOMINAL PAIN AT THE MIDWIFE
SELF PRACTICE “HJ. SRI SATIARSIH, SST” TANJUNGPINANG, 2023
Safana Auliyaa Dewanti, Darwitri, Dewi Mey lestanti mukodri, Vina Jayanti
8
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Rendahnya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
menjadi penentu status derajat kesehatan pada suatu negara. AKI merupakan
jumlah kematian ibu diluar dari masalah kesehatan seperti kecelakaan disetiap
100.000 Kelahiran Hidup (KH) melainkan akibat dari masalah yang timbul
selama kehamilan, persalinan dan nifas. Menurut ASEAN secretariat (2020) AKI
pada tahun 2020 tercatat sebesar 235 per 100.000 KH yang disebabkan oleh
perdarahan, partus lama, abortus, dan pre eklampsia. AKB tahun 2020 sebesar 31
per 1.000 KH yang disebabkan oleh komplikasi pada kehamilan dan persalinan
(Khorunnisa, 2022).
Kesehatan ibu dikatakan berhasil dalam kualitas pelayanan kebidanan
yang diberikan pada suatu wilayah adalah dengan menilai AKI dan AKB. Jumlah
AKI yang dihimpun dari pencatatan program kesehatan keluarga di Kementerian
Kesehatan meningkat setiap tahun. AKI di Indonesia tahun 2020 yaitu 189 per
100.000 KH. Pada tahun 2021 menunjukkan 7.389 AKI di Indonesia. Target
Global Suistainble Development Goals (SDG’s) tahun 2030 AKI di Indonesia 70
per 100.000 KH. Sebagian besar kematian ibu pada tahun 2021 disebabkan oleh
COVID-19, perdarahan dan hipertensi dalam kehamilan (Kemenkes Kesehatan
RI, 2022). AKB di Indonesia pada tahun 2020 sebanyak 16,85 per 1.000 KH.
Target SDG’s tahun 2030 AKB di Indonesia 12 per 1.000 KH (Badan Pusat
Statistik, 2023). Penyebab kematian neonatal terbanyak adalah kondisi Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR) dan asfiksia. Penyebab kematian lain di antaranya
kelainan kongenital, infeksi, COVID-19, tetanus neonatorium, dan lain-lain
(Kementerian Kesehatan RI, 2022).
Provinsi Kepulauan Riau merupakan salah satu provinsi yang berada di
Indonesia. Jumlah AKI di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2020 sebesar 92
per 100.000 KH dan tahun 2021 sebesar 241 per 100.000 KH. Penyebab AKI
1
2
ialah perdarahan, hipertensi, infeksi, AKB di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun
2020 sebesar 5,5 per 1.000 KH dan tahun 2021 terjadi peningkatan sebesar 7,5
per 1.000 KH. Penyebab AKB ialah asfiksia, dan kelainan bawaan (Dinkes
Provinsi Kepri, 2021).
Provinsi Kepulauan Riau memiliki sebuah kota yang bernama kota
tanjungpinang. Pada tahun 2020 AKI sebesar 107,5/100.000 KH yang mana
mengalami kenaikan pada tahun 2021 yaitu sebanyak 429,4/100.000 KH.
Penyebab dari AKI ialah perdarahan, hipertensi dalam kehamilan, infeksi,
abortus. AKB di Kota Tanjungpinang pada tahun 2020 sebesar 4.6/1.000 KH dan
pada tahun 2021 mengalami penurunan sebesar 4,5/1.000 KH. Penyebab AKB
ialah BBLR, asfiksia, kelainan bawaan, infeksi (Dinkes Provinsi Kepri, 2021).
Berdasarkan permasalahan diatas pemerintah melakukan upaya-upaya
untuk penurunan AKI dan AKB. Pelayanan kesehatan ibu hamil atau antenatal
harus memenuhi frekuensi minimal enam kali pemeriksaan kehamilan dan dua
kali pemeriksaan oleh dokter. Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk
menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan janin berupa deteksi dini faktor
risiko, pencegahan dan penanganan dini komplikasi kehamilan (Kementrian
Kesehatan RI, 2022).
Upaya pemerintah Kota Tanjungpinang untuk menurunkan AKI dan AKB
adalah melaksanakan antenatal yang berkualitas, kegiatan kelas ibu hamil,
persalinan yang aman serta pemantauan kasus kematian ibu dan bayi yang akurat,
selain itu upaya untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi dapat juga diketahui
dari cakupan pelayanan antenatal care (ANC), cakupan persalinan dan pelayanan
nifas (Dinkes Provinsi Kepri, 2020). Salah satu program lainnya yang bersifat
menyeluruh dan bermutu pada ibu dan bayi dalam lingkup kebidanan adalah
asuhan kebidanan komprehensif. Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu
pemeriksaan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan sederhana dan konseling
asuhan kebidanan diantaranya asuhan kebidanan kehamilan, persalinan, nifas dan
bayi baru lahir. Asuhan kebidanan ini dilakukan agar dapat mengetahui hal-hal
yang terjadi pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir (pitasari, 2021).
3
B. Rumusan Masalah
“Bagaimana asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. H umur 23 tahun
dengan nyeri perut bagian bawah di Praktik Mandiri Bidan Hj. Sri satiarsih, SST
Tahun 2023?”
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. H Umur
23 tahun dengan nyeri perut bagian bawah di Praktik Mandiri Bidan Hj. Sri
satiarsih, SST Tanjungpinang tahun 2023.
2. Tujuan khusus
a. Mampu melaksanakan Asuhan kehamilan pada Ny. H umur 23 tahun
dengan nyeri perut bagian bawah di Praktik Mandiri Bidan Hj. Sri
satiarsih, SST Tanjungpinang tahun 2023.
5
APAKAH INC, BBL SERTA PNC HARUS MENYERTAKAN DIAGNOSIS NYERI
PERUT JUGA????
d. Bagi klien
Mendapatkan pelayanan kebidanan yang komprehensif yang didapat
selama masa kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
B. Kehamilan
1. Pengertian
Kehamilan merupakan proses yang alamiah, perubahan yang terjadi pada
wanita selama kehamilan normal adalah bersifat fisiologis, bukan patalogis.
oleh karenanya, asuhan yang diberikan pun adalah asuhan yang meminimalkan
intervensi. bidan harus memfasilitasi proses alamiah dari kehamilan dan
menghindari tindakan tindakan yang bersifat medis yang tidak terbukti
(Gultom, 2020).
2. Tanda-Tanda Kehamilan Trimester III
Tanda pasti
Tanda pasti adalah tanda yang menunjukkan langsung keberadaan janin,
yang dapat dilihat langsung oleh pemeriksa.Tanda pasti kehamilan terdiri
atas hal-hal berikut :
1) Gerakan janin dalam rahim
Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksa.
gerakan janin baru dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20 minggu.
2) Denyut jantung janin
Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan alat
fetal.electrocardiograf (misalnya dopler), dengan stethoscope leanec, DJJ
baru dapat didengar pada usia 18-30 minggu.
3) Bagian-bagian janin
Bagian-bagian janin yaitu bagian besar janin (kepala,bokong), serta
bagian kecil janin (lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia
kehamilan lebih tua (trimester terakhir). Bagian janin ini dapat dilihat lebih
sempurna lagi menggunakan USG.
4) Kerangka janin
Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG (Fitriana,
2018).
8
9
Nyeri perut bagian bawah juga biasa dikeluhkan 10%-30% ibu hamil pada
akhir trimester 1 atau ketika memasuki trimester 2 dan 50% pada Trimester 3
kehamilan. Keluhan ini biasa terasa lebih pada ibu multigravida disebabkan
karena tertariknya ligamentum, sehingga menimbulkan nyeri seperti kram
ringan dan atau terasa seperti tusukan yang akan lebih terasa akibat gerakan
tiba-tiba, dibagian perut bawah. Nyeri perut bawah disebabkan oleh semakin
membesarnya uterus sehingga keluar dari rongga panggul menuju rongga
abdomen. keadaan ini berakibat pada tertariknya ligament-ligamen uterus
seiring dengan pembesaran yang terjadi yang menimbulkan rasa tidak nyaman
dibagian perut bawah (Irianti dkk, 2013).
menetap, dan tidak hilang setelah beristirahat. Hal ini bisa berarti apendisitis,
kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang panggul, persalinan preterm,
gastritis, penyakit kantung empedu, uterus yang irritable, abrupsio plasenta,
atau infeksi lain. Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang bisa saja
hal ini mungkin gejala pada kehamilan ektopik atau abortus (Pantikawati dkk,
2012).
Asuhan yang dapat dilakukan bidan terkait nyeri fisiologis pada bagian
bawah perut pada masa kehamilan yaitu:
3) Kebutuhan istirahat
Posisi tidur yang baik pada kehamilan adalah dalam posisi miring
kekiri, letakkan beberapa bantal untuk menyangga ibu hamil sebaiknya
banyak menggunakan waktu luangnya untuk banyak istirahat.
4) Kebutuhan eliminasi
Ibu hamil sering mengalami gangguan eliminasi yaitu susah
buang air besar berkaitan juga dengan perubahan hormon progesterone
yang sifatnya membuat relaksasi otot otot polos sehingga usus
mengalami gangguan peristaltic yang fungsinya untuk mendorong
feses keluar semakin sulit untuk buang air besar.
5) Kebutuhan personal hygiene
Personal hygiene ini berkaitan dengan perubahan system pada
tubuh ibu hamil, hal ini disebabkan selama kehamilan PH vagina
menjadi asam berubah dari 4-3 menjdi 5-6, akibatnya vagina mudah
terkena infeksi, stimulus oestorogen menyebabkan adanya keputihan.
6) Kebutuhan seksualitas
Meningkatkan vaskularisasi pada vagina dan visera pelvis dapat
mengakibatkan meningkatnya sensitifitas seksual sehingga
meningkatkan hubungan intercourse.
8. Asuhan antenatal
a. Pengertian
Asuhan antenatal mengutamakan pelayanan kesehatan (continuity of
care). Wanita menjadi pusat asuhan kebidanan dalam arti bahwa asuhan
yang diberikan harus berdasarkan pada kebutuhan ibu (Lusiana, 2020).
b. Kunjungan ulang
1) Jadwal
Pelayanan antenatal (antenatal care/anc) pada kehamilan normal 6x
dengan rincian 2x di trimester I, 1x di trimester II, 3x di trimester III.
(Kemenkes, 2020).
2) Riwayat kehamilan sekarang
a) Gerakan janin
16
Gambar 1
Leopold I
Sumber: Fatimah, 2017
Gambar 2
Leopold II
Sumber: Fatimah, 2017
17
Gambar 3
Leopold III
Sumber: Fatimah , 2017
Gambar 4
Leopold IV
Sumber: Fatimah, 2017
Tabel 1
Perkiraan TFU Terhadap Umur Kehamilan
Tinggi Fundus Uteri Umur Kehamilan
1/3 diatas simfisis atau 3 jari diatas
12 minggu
simfisis
½ simpisis-pusat 16 minggu
2/3 diatas simfisis atau 3 jari dibawah
20 minggu
pusat
Setinggi Pusat 24 minggu
1/3 diatas pusat atau 3 jari diatas pusat 28 minggu
½ pusat atau procesus xipoideus 32 minggu
Setinggi procesus xipoideus 36 minggu
Dua jari (4cm) dibawah px 40 minggu
Sumber: Saifudin, 2018
i. Temu wicara/konseling
Membantu ibu hamil memahami kehamilannya dan sebagai upaya
preventif terhadap hal-hal yang tidak diinginkan. Membantu ibu hamil
untuk menemukan kebutuhan asuhan kehamilan, penolong persalinan
yang bersih dan aman atau tindakan klinik yang mungkin diperlukan.
MANA TEORI SEBAGAI PENGUAT TERKAIT DENGAN NYERI PERUT BAGIAN
BAWAH???
C. Persalinan
1. Pengertian persalinan
Persalinan adalah rangkaian peristiwa keluarnya bayi yang sudah cukup
bulan berada dalam rahim ibunya, dengan disusul oleh keluarnya plasenta dan
selaput janin dari tubuh ibu. Dalam ilmu kebidanan, ada berbagai jenis
persalinan, diantaranya adalah persalinan spontan, persalinan buatan, dan
persalinan anjuran. Persalinan spontan berlangsung karena adanya kekuatan
ibu melalui jalan lahir. Persalinan buatan proses persalinan yang dibantu
dengan tenaga dari luar atau selain dari ibu yang akan melahirkan. Persalinan
anjuran tidak dimulai dengan proses yang seperti biasanya, baru berlangsung
setelah pemecahan ketuban, pemberian Pitocin, atau prostaglandin (Fitriana,
2018).
2. Tujuan asuhan persalinan
Tujuan asuhan persalinan adalah mengupaya kelangsungan hidup dan
mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya. hal ini dilakukan
melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap, serta intervensi minimal
sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat
yang optimal (Johan, 2017).
Tujuan lain dari asuhan persalinan antara lain :
a. Meningkatkan sikap positif terhadap keramahan dan keamanan dalam
memberikan pelayanan persalinan normal
b. Memberikan pengetahuan dan keterampilan pelayanan persalinan normal
dan penanganan awal penyulit beserta rujukan yang berkualitas dan sesuai
dengan prosedur standar
22
10) Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi uterus mereda
(relaksasi) untuk memastikan DJJ dalam batas normal (120-
160x/menit)
11) Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik.
Kemudian bantu ibu menemukan posisi yang nyaman sesuai dengan
keinginannya
12) Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran jika ada rasa
ingin meneran atau kontraksi yang kuat. Pada kondisi itu, ibu
diposisikan setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan
pastikan ibu merasa nyaman
13) Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ingin meneran
atau timbul kontraksi yang kuat
14) Anjurkan ibu untuk berjalan, jongkok, atau mengambil posisi yang
nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam
selang waktu 60 menit
15) Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) diperut bawah
ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6cm
16) Lerakkan kain yang bersih yang dilipat 1/3 bagian sebagai alas
bokong
17) Buka tutup partus set dan periksa kembali kelengkaoan peralatan dan
bahan
18) pakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan
19) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6cm membuka vulva
maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan
kain bersih dan kering, tangan yang lain menahan belakang kepala
untuk memperhatikan posisi defleki dan membantu lahirnya kepala.
Anjurkan ibu meneran secara efektif atau bernafas cepat dan dangkal
20) Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat (ambil tindakan yang
sesuai jika hal itu terjadi), segera lanjutkan proses kelahiran bayi
21) Setelah kepala lahir tunggu putaran paksi luat yang berlangsung
secara spontan
27
22) Setelah putaran paksi luar selesai pegang kepala bayi secara
biparietal. Anjurkan ibu meneran saat kontraksi. Dengan lembut
gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul
dibawah arkuspubis dan kemudian gerakkan kearah atas dan distal
untuk melahirkan bahu belakang
23) Setelah kedua bahu lahir, geser tangan kebawah untuk menopang
kepala dan bahu. Gunakan tangan atas untuk menulusuri dan
memegang lengan dan siku sebelah atas
24) Setelah tubuh dan lengan lahir, pelusuran tangan atas berlanjut
kepunggung, bokong, tungkai, dan kaki. Pegang kedua mata kaki
(masukkan telunjuk diantara kedua kaki dan pegang keuda kaki
dengan melingkarkan ibu jari pada satu sisi dan jari-jari lainnya pada
sisi yang lain agar bertemu dengan telunjuk
25) Lakukan penilaian (sepintas):
a. Apakah bayi cukup bulan?
b. Apakah bayi menangis kuat dan bernafas tanpa kesulitan?
c. Apakah bayi bergerak dengan aktif?
26) Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh
lainnya (kecuali kedua tangan) tanpa membersihkan vernik. Ganti
handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Pastikan bayi dalam
posisi dan kondisi aman diperut bagian bawah ibu
27) Periksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi yang lahir
(hamil tunggal) dan bukan kehamilan ganda (gemelli)
28) Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus
berkontraksi baik
29) Dalam waktu satu menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10
unit (intramuskular) di 1/3 distal lateral paha (lakukan aspirasi
sebelum menyuntikkan oksitosin)
30) Setelah 2 menit sejak bayi (cukup bulan) lahir, pegang tali pusat
dengan satu tangan pada sekitar 5 cm dari pusat bayi, kemudian jari
telunjuk dan jari tengah tangan lain menjepit tali pusat dan geser
28
hingga 3 cm proksimal dari pusar bayi. Klem tali pusat pada titik
tersebut kemudian tahan klem in pada posisinya, gunakan jari
telunjuk dan tengah tangan lain untuk mendorong isi tali pusat kearah
ibu (sekitar 5cm) dan klem tali pusat sekitar 2 cm distal dari klem
pertama
31) Pemotongan dan pengikat tali pusat
32) Letakkan bayi tengkurap didada ibu untuk kontraksi kulit ibu dan
bayi. Luruskan bahu bayi sehingga, dada bayi menempel didada
ibunya, usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu dengan
posisi lebih rendah daru puting susu atau areola mamae ibu
33) Pindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10cm dari vulva
34) Letakkan satu tangan diatas kain pada perut bawah ibu (diatas
simphisis) untuk mendeteksi kontraksi. Tangan lain memegang klem
untuk menegangkan tali pusat
35) Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kearah bawah
sambil tangan yang lain mendorong keuterus kearah belakang-atas
(dorsokranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversio uteri). Jika
plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali
pusat, dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi
kembali prosedur diatas
36) Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan uterus kearah
dorsal ternyata diikuti dengan pergeseran tali pusat kearah distal
maka lanjutkan dorongan kearah kranial hingga plasenta dapat
dilahirkan
37) Saat plasenta muncul dintroitus vagina, lahirkan plasenta dengan
kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban
terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang
telah disediakan
38) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir lakukan masase
uterus, letakkan telapak tangan difundus dan lakukan masase dengan
29
50) Bersihkan cairan ketuban, lendir dan darah di ranjang atau sekitar ibu
berbaring. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.
Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI
51) Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan yang
diinginkannya
52) Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%.
53) Celupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5%, balikkan
bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama
10 menit
54) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian
keringkan tangan dengan tissue, handuk pribadi yang bersih dan
kering
55) Pakai sarung tangan bersih atau DTT untuk melakukan pemerikasaan
fisik bayi
56) Dalam satu jam pertama, beri salap/tetas mata profilaksis infeksi,
vitamin K1 1mg IM dipaha kiri bawah lateral, pemeriksaan fisik bayi
baru lahir, pernafasan bayi (40-60x/menit. Dan temperatur tubuh
(normal 36,5-37,5 derajat celcius) setiap 15 menit.
57) Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi
hepatitis B dipaha kanan bawah lateral. Letakkan bayi didalam
jangkauan ibu agar sewaktu-waktu dapat disusukan
58) Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit
59) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian
keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
60) Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda
vital dan asuhan kala IV persalinan
6. Patograf
Patograf adalah alat bantu yang digunakan selama fase aktif
persalinan.tujuan utama penggunaan patograf adalah untuk mencapai hasil
observasi dan kemajuan persalinan dengan penilaian pembukaan serviks
31
D. Nifas
1. Pengertian
Masa nifas (puerperium) adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta
dan berakhir ketika alat kandung kembali seperti semula sebelum hamil, yang
berlangsung selama 6 minggu lebih kurang 40 hari (Fitri, 2017).
Sedangkan asuhan masa nifas adalah pelayanan pasca persalinan untuk
memenuhi kebutuhan ibu dan bayi yang meliputi upaya pencegahan, deteksi
dini dan pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta
penyediaan pelayanan pemberi ASI, cara menjarangkan kehamilan , imunisasi,
dan nutrisari bagi ibu hamil (Prawirohardjo, 2014).
2. Tujuan
Adapun tujuan masa nifas yaitu:
a. Mendeteksi adanya pendarahan masa nifas
Pendeteksian ini mempunyai porsi besar alasan mengapa asuhan masa
nifas harus dilaksanakan mengingat bahwa pendarahan dan infeksi terjadi
factor penyebab tingginya AKI.
b. Menjaga kesehatan ibu dan bayi
Penolong persalinan wajib menjaga kesehatan ibu dan bayi baik
kesehatan fisik maupun psikologis. kesehatan fisik yang dimaksud adalah
memulihkan kesehatan umum ibu dan janin, berikut adalah cara tepat
menjaga ibu dan bayi.
1) Menyediakan nutrisi sesuai kebutuhan
2) Menghilangkan terjadinya anemia
3) Pencegahan terhadap infeksi dengan memperhatikan keberhasilan
32
4) Pergerakan otot yang cukup, agar tonus otot menjadi lebih baik,
peredaran darah lebih lancar dengan demikian otot akan mengadakan
metabolisme lebih cepat
c. Menjaga kebersihan diri
Bidan mengajarkan kepada ibu bersalin bagaimana membersihkan
daerah kelamin.
d. Melaksanakan screening secara komprehensif
Tujuan dilakukan screening adalah untuk mendeteksi masalah apabila
ada, kemungkinan mengobati dan merujuk apabila terjadi komplikasi pada
ibu maupun bayinya.
e. Memberikan pendidikan laktasi dan perawatan payudara
1) Menjaga agar payudara tetap bersih dan kering
2) Menggunakan bra menyusui agar nyaman melaksanakan peran sebagi
ibu menyusui
3) Menjelaskan dan mengajari Teknik menyusui yang benar
4) Kosongkan payudara dengan pompa ASI apabila bengkak dan terjadi
bendungan ASI
5) Konseling keluarga berencana (KB)
6) Mempercepat involusi alat kandungan
7) Melancarkan fungsi perkemihan
8) Meningkatkan kelancaran peredarahan darah sehingga mempercepat
fungsi hati dan pengeluaran sisa metabolism (Susanto, 2018)
3. Tahapan nifas
1) Puerperium dini, yaitu kepulihan ketika ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan.
2) Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat alat genetalia.
3) Remote puerperium,yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna (Susanto, 2018).
4. Perubahan fisiologis nifas
a. Perubahan sistem kardiovaskular
1) Volume darah
33
2) Lochea
Lochea adalah cairan secret yang berasal dari cavum uteri dan vagina
dalam masa nifas. Macam macam lochea:
(a) Lochea rubra: berisi darah segar dan sisa sisa selaput ketuban,
selama 2 hari postpartum.
(b) Lochea sanguinolenta: berwarna kuning berisi darah dan lendir, hari
ke 3 sampai 7 postpartum.
34
(c) Lochea serosa: berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi, pada hari
ke 7 sampai 14 postpartum.
(d) Lochea alba: cairan putih, setelah 2 minggu.
(e) Lochea purulenta: terjadi infeksi, keluar cairan seperti bernanah
berbau busuk.
(f) Lochea stasis: lochea tidak lancer keluarnya.
3) Serviks
Servik mengalami involusi bersama uterus. Setelah persalinan, ostium
eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari tangan, setelah 6 minggu
persalinan servik menutup.
4) Vulva dan vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan dan peregangan yang sangat
besar selama proses melahirkan bayi, setelah 3 minggu vulva dan vagina
kembali kepada keadaan tidak hami dan rugae dalam vagina secara
berangsur angsur akan muncul kembali sementara labia menjadi lebih
menonjol.
5) Perenium
Pada postnatal hari ke 5, perenium sudah mendapatkan kembali
sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur daripada keadaan
sebelum melahirkan.
6) Payudara
Perubahan pada payudara dapat meliputi:
(a) Penurunan kadar progesterone secara tepat dengan peningkatan
hormon prolaktin setelah persalinan.
(b) Kolostrum sudah ada saat persalinan produksi ASI terjadi pada hari
ke-2 atau hari ke-3 setelah persalinan.
(c) Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulainya proses
laktasi.
d. Sistem perkemihan
Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama, kemungkinan
terdapat spasine sfingter dan edema leher buli-buli sesudah bagian ini
35
c. Eliminasi
Anjurkan ibu berkemih 6-8 jam postpartum dan setiap 4 jam setelahnya,
karena kandung kemih yang penuh dapat mengganggu kontraksi dan
involusi uterus (Sukma, 2017).
6. Kunjungan nifas
Menurut Kementerian Kesehatan RI (2020), jadwal kunjungan pada masa
nifas sebagai berikut.
a. Kunjungan I (KF 1) 6 jam sampai 2 hari postpartum.
Pada kunjungan pertama, asuhan yang perlu dilakukan adalah
melakukan pencegahan perdarahan dan meberikan konseling pencegahan
akibat atonia uteri, mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan
serta melakukan rujukan jika diperlukan, pemberian ASI awal, memberikan
edukasi tentang cara mepererat 18 hubungan ibu dan bayi, menjaga bayi
agar tetap sehat dan mencegah hipotermi
b. Kunjungan II (KF 2) 3-7 hari postpartum
Pada kunjungan kedua, asuhan yang dilakukan meliputi memastikan
involusi uteri tetap berjalan normal, kontraksi uterus baik, TFU di bawah
umbilicus, dan tidak ada perdarahan yang abnormal, menilai adanya infeksi
dan demam, memastikan ibu dapat beristirahat dengan baik, mengonsumsi
nutrisi dan cairan yang cukup, dan dapat menyusui bayinya dengan baik,
serta memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir.
c. Kunjungan III (KF 3) 8-28 hari postpartum.
Asuhan yang diberikan pada kunjungan ketiga sama dengan asuhan
yang diberikan pada kunjungan kedua.
d. Kunjungan IV (KF4) 19-42 hari postpartum.
Pada kunjungan keempat, asuhan yang diberikan adalah memberikan
konseling KB secara dini dan menanyakan hal-hal yang menyulitkan ibu
selama masa nifas.
7. Standar asuhan nifas
a. Standar 14: penanganan pada dua jam pertama setelah persalinan.
b. Standar 15: pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas.
37
F. Pendokomentasian SOAP
1. Subjektif
Menggambarkan pendokumentasian hanya pengumpulan data klien
melalui anamnesa tanda gejala subjektif yang diperoleh dari pasien,suami atau
keluarga (identitas umum, keluhan, riwayat menarche, riwayat perkawinan,
riwayat kehamilan, riwayat KB, riwayat penyakit keluarga, riwayat psikologis
dan pola hidup).
2. Objektif
Menggambarkan hasil anamnesa dan fisik ibu,hasil lab dan tes diagnostic
lain yang dirumuskan dalam data focus untuk mendukung assasment. tanda
gejala objektif yang diperoleh dan hasil pemeriksaan (KU, TTV, fisik, khusus,
40
G. Kerangka teori
ASUHAN
KEBIDANAN
KOMPREHENSIF
PENDOKUMENTASIAN
SOAP
Bagan 1
Kerangka Teori
Sumber : Modifikasi Kemenkes RI 2020 ; PP-IBI, 2016
BAB III
C. Definisi operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati. definisi operasional ditentukan
berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran didalam penelitian. cara mengukur
merupakan cara dimana variabel dapat diukur dan ditentukan karakteristiknya.
(Elly, 2018).
42
Tabel 3.
Definisi Operasional
Variable Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur
Asuhan Kehamilan asuhan yang diberikan penulis Format Anamnesa,
kepada Ny. H dengan pengkajian pemeriksaan fisik,
melakukan pemeriksaan dan asuhan kebidanan pemeriksaan
pelayanan sesuai dengan pada ibu hamil. penunjang & studi
standar asuhan kehamilan 10T dokumentasi
pada kehamilan trimester III
sebanyak 2 kali di Praktik Bidan
Mandiri Hj. Sri satiarsih, SST
Asuhan persalinan asuhan yang diberikan penulis Format Anamnesa,
kepada Ny. H sesuai dengan 60 pengkajian pemeriksaan fisik.
langkah Asuhan Persalinan asuhan kebidanan
Normal (APN) di Praktik pada ibu bersalin
Mandiri Bidan Hj. Sri satiarsih,
SST
Asuhan nifas Asuhan yang diberikan kepada Format Anamnesa,
Ny. H sebanyak 2 kali yaitu 6 pengkajian pemeriksaan fisik.
jam postpartum dan hari ke 7 asuhan kebidanan
pasca persalinan di rumah pada ibu nifas
pasien.
Asuhan Bayi Baru asuhan yang diberikan penulis Format Anamnesa,
Lahir (BBL) kepada By. Ny. H sebanyak 2 pengkajian pemeriksaan fisik dan
kali yaitu 6 jam setelah asuhan kebidanan studi dokumentasi
persalinan pada hari ke 7 pasca pada Bayi Baru
persalinan di rumah pasien. Lahir (BBL)
43
1. Interview (wawancara)
wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara
mewawancarai langsung. dalam metode wawancara ini, dapat digunakan
instrument berupa pedoman wawancara checklist. cara ukur pada
pengumpulan data pasien dengan Teknik interview melalukan anmnesa
atau pengkajian data pada pasien.
2. Observasi
Observasi adalah suatu prosedur yang terencana, yang meliputi
melihat dan mencatat fenomena tertentu yang berhubungan dengan
masalah yang dihadapi.
a. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik digunakan untuk mengetahui keadaan fisik
pasien sistematis.
b. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang digunakan untuk mengetahui komplikasi
yang mungkin terjadi dengan melakukan pemeriksaan hemoglobin,
Protein urine, Glukosa urine, dan pemeriksaan darah rutin.
Data sekunder adalah data yang diambil dari suatu sumber dan
biasa data itu sudah dikompilasi terlebih dahulu oleh instansi atau yang
mempunyai data. Metode pengumpulan data dari dokumen asli seperti
buku register bidan dan buku KIA.
44
E. Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam studi kasus ini adalah :
1) Alat untuk pemeriksaan ANC : Stetoskop, Timbangan berat badan,
Thermometer, Senter, Pita meter, Leanec / dopler, Alat untuk
pemeriksaan penunjang, Tensimeter, Lila.
2) Alat untuk INC (intranatal care)
a) Partus set : klem tali pusat, heacting set, gunting episiotomi, infus
set, hendscoon steril, duk steril, ½ kocher, 2 buah gunting tali pusat,
benang tali pusat, kasa steril, dili, com tertutup berisi kapas DTT
yang berjumlah 8 buah, kom berisi betadine, spuit 3cc 2 buah,
b) obat-obatan seperti oksitosin dan metargin.
c) Heacting set : Bak instrument, Pinset cirugis, Pinset anatomis,
Gunting angkat jahit, nald voeder, Gunting operasi lurus, jarum
jahit, Catgut chromik.
d) APD untuk pemeriksaan INC yaitu APD level 2 diantaranya ada
penutup kepala, masker, handscoon, apron, alas kaki
3) Pemeriksaan PNC : handscoon, bengkok, kassa steril, betadine, senter,
kapas.
4) Pemeriksaan BBL : handscoon, senter, lampu penghangat, timbang bayi,
pengukur Panjang badan, air DTT, bengkok, jam.
5) Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan wawancara adalah
Format Asuhan Kebidanan pada ibu hamil, bersalin, dan nifas serta bayi
baru lahir.
6) Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan study dokumentasi
adalah catatan medik atau status pasien dan buku KIA
45
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
46
kenaikan berat badan sebesar 11 kg, LILA 24 cm, ibu sudah
mendapatkan imunisasi TT lengkap. Pada pemeriksaan fisik
dilakukan secara head to toe dan tidak ada kelainan.
Saat dilakukan palpasi pada leopold I hasil pengukuran tinggi
fundus uteri (TFU) yaitu 3 jari dibawah px, TFU Mc donald yaitu
29 cm. Bagian fundus atau bagian teratas perut ibu teraba bokong
janin, pada leopold II bagian perut kiri ibu teraba ekstremitas janin,
dibagian perut kanan ibu teraba punggung janin, pada leopold III
dibagian bawah perut ibu teraba kepala janin. Kepala sudah tidak
bisa digoyangkan karena kepala sudah masuk panggul, leopold IV
divirgen. Tafsiran berat janin yang didapatkan yaitu (29 -11) x155 =
2.790 gram, DJJ sebesar 138 kali/menit.Pemeriksaan penunjang
laboratorium (05-04-2022 di Puskesmas)hasil haemoglobin 13,6
gr%, protein urine dengan hasil negatif (-), glukosa urine (-),
HIV/AIDS (-), HBsAg(-).
Dari hasil anamnesa dan pemeriksaan didapatkan diagnose Ny.
H umur 23 Tahun G3P2A0 usia kehamilan 39-40 minggu dengan
kehamilan normal, keluhan ibu adalah nyeri perut bagian bawah,
Asuhan kebidanan kehamilan yang diberikan kepada Ny. H sesuai
dengan keadaan dan usia kehamilannya yaitu memberitahukan
kepada ibu tentang hasil pemeriksaan, memberitahukan penyebab
dan cara mengatasi nyeri perut bagian bawah ibu dengan melakukan
mobilisasi, kompres air hangat, istirahat, memberitahu ibu untuk
melakukan senam hamil dan yoga, memberitahu kepada ibu untuk
tetap menjaga pola nutrisinya, memberitahu kepada ibu untuk tetap
menjaga pola istirahat yang cukup, memberitahu kepada ibu tentang
tanda bahaya pada kehamilan trimester III, menganjurkan ibu untuk
tetap mengonsumsi tablet Kalk 1x1 dan tablet Fe 1x1, menganjurkan
kepada ibu untuk melakukan kunjungan ulang.
Dari hasil pemeriksaan dan tindakan asuhan kebidanan yang
diberikan didapatkan evaluasi ibu mengerti dan bersedia datang
untuk kunjungan ulang.
47
b. Kunjungan Antenatal Care Kedua, tanggal 1 Juni 2023 pukul 16.00
WIB
Pada kunjungan ke II tanggal 1 Juni 2023 pukul 16.00 WIB. Ny.
H melakukan kunjungan ulang dan Ibu mengatakan nyeri perutnya
berkurang.DARI MANA TAHU NYERI PERUT BERKURANG, SEDANGKAN
DI PERTEMUAN PERTAMA TIDAK TERLIHAT JIKA PASIEN
Pada pemeriksaan
MENGELUHobjektif
NYERI didapatkan
PERUT?? hasil bahwa tekanan
darah ibu 110/80 mmHg, berat badan 58 kg dengan kenaikan total
berat badan sebesar 10 kg. Pada pemeriksaan fisik dilakukan secara
head to toe dan tidak ada kelainan. Pada pemeriksaan palpasi
leopold I pengukuran (TFU) yaitu 3 jari dibawah px dan TFU Mc
donald nya yaitu 29 cm. Bagian fundus atau bagian teratas perut ibu
teraba bokong janin, leopold II dibagian perut kiri ibu teraba
ekstremitas janin, dibagian perut kanan ibu teraba punggung janin.
Pada leopold III bagian bawah perut ibu teraba kepala janin. Kepala
tidak dapat digoyangkan karena kepala sudah masuk panggul,
leopold IV divirgen. Tafsiran berat janin yang didapatkan yaitu (29-
11) x155= 2.790 gram.
Pada pemeriksaan DJJ sebesar 144 kali/menit, berdasarkan hasil
pengkajian data subjektif dan data objektif didapatkan diagnosa Ny.
H G3P2A0 usia kehamilan 40 minggu dengan kehamilan normal.
Asuhan yang diberikan kepada Ny.H yaitu memberitahukan kepada
ibu tentang hasil pemeriksaan, melakukan evaluasi asuhan yang
telah diberikan kepada ibu pada kunjungan yang lalu, menjelaskan
kepada ibu mengenai persiapan persalinan, menjelaskan kepada ibu
tentang tanda-tanda persalinan, menganjurkan ibu untuk tetap
melanjutkan mengonsumsi Kalk 1x1 dan tablet Fe 1x1,
menganjurkan kepada ibu untuk melakukan kunjungan ulang.
Dari hasil pemeriksaan dan asuhan kebidanan yang diberikan
didapatkan evaluasi ibu mengerti dan bersedia melakukan apa yang
dijelaskan.
48
2) Asuhan Kebidanan Persalinan
a. Kala I
Ny. H umur 23 Tahun G3P2A0 usia kehamilan 40 minggu datang
ke PMB pada tanggal 02 Juni 2023 pukul 02.00 WIB dengan
keluhan ibu mengatakan nyeri perut bawah yang menjalar sampai
kepinggang.
Keadaan umum ibu baik, kesadaran ibu composmentis, tekanan
darah 110/80 mmHg, nadi 80 kali/menit, pernafasan 20 kali/menit,
suhu 36,7 0C, BB sebeum hamil 48 kg, BB sekarang 58 kg, tinggi
badan ibu 158 cm, LILA 24 cm, pada pemeriksaan fisik tidak ada
ditemukan kelainan.
TFU ibu 29 cm. leopold I teraba bokong janin. Leopold II pada
perut ibu sebelah kanan teraba punggung janin, sedangkan pada
perut ibu sebelah kiri teraba ekstremitas janin. Leopold III pada
bagian bawah perut ibu teraba kepala janin. Kepala sudah masuk
pintu atas panggul (PAP). Leopold IV divergen.
Dari pengukuran tinggi fundus uteri (TFU), maka didapatkan
taksiran berat janin (TBJ) yaitu sebesar (29-11) x 155 = 2,790 gram.
Hasil pemeriksaan DJJ dengan frekuensi 144 kali/menit.
Pemeriksaan genetalia dilakukan pemeriksaan dalam pada pukul
02.00 WIB yaitu portio lunak, tipis, pembukaan 2 cm, presentasi
kepala. Posisi UUK kiri depan, tidak ada molase, peenurunan kepala
hodge II, ketubah utuh.
Dari hasil anamnesa dan pemeriksaan, didapatkan diagnosa Ny.
H G3P2A0 usia kehamilan 40 minggu dengan inpartu kala I fase
laten, masalah tidak ada, kebutuhan asuhan kala I, diagnose
potensial tidak ada, tindakan segera tidak ada.
Asuhan yang diberikan pada Ny. H adalah menginformasikan
hasil pemeriksaan, memberikan dukungan kepada ibu dengan
asuhan sayang ibu, mengajarkan ibu teknik relaksasi, menjelaskan
tanda gejala kala II seperti ada rasa ingin meneran, menganjurkan
49
ibu memilih posisi yang nyaman, menganjurkan kepada ibu untuk
makan dan minum, mengobservasi kemajuan persalinan.
Pada pukul 06.00 WIB, dari pengkajian data objektif,
pemeriksaan fisik abdomen, ditemukan bahwa ada HIS yaitu
4x10’40”. Kemudian pada pemeriksaan fisik genetalia, dilakukan
VT dan ditemukan bahwa portio tipis, lunak, pembukaan 7 cm,
ketuban utuh dengan presentasi kepala, posisi UUK, penurunan
kepala hodge IV dan tidak ada molase. Asuhan yang diberikan pada
Ny. H yaitu memberitahu ibu hasil pemeriksaan, mengajari ibu
teknik relaksasi, menganjurkan ibu untuk jalan-jalan atau rajin
bergerak untuk penurunan kepala janin, menganjurkan kepada ibu
untuk makan dan minum agar ada tenaga saat mengedan,
Dari hasil pemeriksaan dan tindakan asuhan kebidanan yang
diberikan didapatkan evaluasi ibu mengerti dan bersedia melakukan
hal yang dijelaskan.
b. Kala II
Pada tanggal 02 Juni 2023 pukul 07.45 WIB, ibu mengatakan
mules semakin kuat dan ada dorongan seperti ingin mengedan.
Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, tekanan darah
110/80 mmHg, DJJ 144 kali/menit, kandung kemih kosong, his
5x10’50”, ketuban pecah pukul 07.50 WIB, perdarahan kala II ±80
cc. hasil pemeriksaan dalam yaitu portio tidak teraba, pembukaan 10
ketuban jernih, presentase kepala, posisi UUK, penurunan kepala
hodge IV, tidak ada molase dan sudah ada tanda gejala kala II yaitu
sudah adanya dorongan untuk meneran, tekanan dianus, perineum
menonjol, dan vulva membuka. Dari hasil pengkajian data subjektif
dan objektif didapatkan diagnosa Ny. H G3P2A0 usia kehamilan 40
minggu, inpartu kala II normal.
Asuhan yang diberikan pada Ny. H adalah dengan melakukan
asuhan persalinan sesuai 60 langkah APN, selama proses
pertolongan tidak ditemukan masalah dan bayi lahir pukul 07.55
50
WIB, jenis kelamin laki-laki, kemudian melakukan penilaian
sepintas: bayi menangis spontan, gerakan aktif, warna kulit
kemerahan. Langkah selanjutnya periksa janin kedua (janin tunggal)
suntik oksitosin, kemudian dilakukan pemotongan tali pusat dan
klem tali pusat, setelah itu dilakukan IMD. Dalam hal ini tindakan
yang telah dilakukan terlaksana.
c. Kala III
Pada pukul 07.55 WIB ibu mengatakan senang dengan kelahiran
bayinya dan perutnya terasa mulas. Keadaan umum ibu baik,
kesadaran composmentis, kontraksi baik, TFU teraba sepusat,
kandung kemih kosong, perdarahan kala II ± 80 cc. Terlihat tanda-
tanda pelepasan plasenta yaitu tali pusat memanjang, keluar
semburan darah dan uterus terlihat globuler.
Dari hasil pengkajian data subjektif dan objektif didapatkan
diagnosis Ny. H P3A0H3 dengan parturien kala III normal. Lakukan
manajemen aktif kala III yaitu penegangan tali pusat terkendali dan
plasenta lahir lengkap pukul 08.05 WIB perdarahan kala III
± 50 cc . Kemudian dilakukan massase fundus sebanyak 15 kali
selama 15 detik dan kontraksi teraba keras. Setelah itu melakukan
pemeriksaan laserasi dan tidak terdapat luka robekan.
d. Kala IV
Pada pukul 08.05 WIB, ibu mengatakan lelah tetapi senang
dengan kelahirannya. Dari hasil pemeriksaan keadaan umum ibu
baik, tanda-tanda vital dalam batas normal, kontraksi baik, TFU 2
jari di bawah pusat, kandung kemih kosong, perdarahan kala IV ±
50 cc.
Dari hasil pengkajian data subjektif dan objektif didapatkan
diagnosa Ny. H P3A0H3 dengan parturien kala IV normal. Ibu tidak
mengalami masalah, memastikan kontraksi baik, mengajarkan ibu
massase, membantu memberikan makan dan minum, membersihkan
51
ibu dan tempat sekitar ibu dengan air DTT, membantu ibu memakai
pakaian yang bersih dan kering, memastikan ibu merasa nyaman dan
cuci tangan, melakukan perawatan Bayi Baru Lahir Normal yaitu
menyuntikkan Vit K pada paha kiri bagian luar secara IM untuk
mencegah perdarahan dan memberikan salep mata pada bayi baru
lahir normal setelah 1 jam pemberian Vit K, melakukan
penyuntikkan imunisasi Hb0 dipaha sebelah kanan secara IM,
melakukan antropometri dengan hasil BB 2.800 gr, PB 48 cm, LK
33 cm, LD 30 cm, jenis kelamin laki-laki, dan pemantauan
postpartum 2 jam serta melengkapi partograf.
52
b. Asuhan Kebidanan Postnatal Care (PNC) kunjungan II, 7 hari
postpartum pada tanggal 09 Juni 2023 pukul 16.00 WIB
Pada kunjungan II ibu mengatakan tidak ada keluhan. Pada
pemenuhan kebutuhan rutin tidak ada masalah. Pada pengkajian
objektif dilakukan pemeriksaan secara umum dengan keadaan
umum baik dan tanda-tanda vital dalam batas normal. pemeriksaan
objektif didapatkan hasil lochea serosa, kontraksi uterus baik
dan TFU ½ pusat symphisis.
Dari hasil pengkajian data subjektif dan objektif didapatkan
TIDAK PERLU LAGI PAKAI H
diagnosis Ny. H P3A0H3 dengan postpartum 7 hari normal. Adapun
asuhan yang diberikan kepada Ny. H sesuai dengan masa nifas yaitu
memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan dalam batas
normal, memastikan ibu memberikan ASI dengan baik,
memberitahukan kepada ibu untuk tetap beristirahat dan
mendapatkan nutrisi yang baik, memberitahukan kepada ibu untuk
melakukan senam nifas, dan memberitahukan kepada ibu untuk
melakukan kunjungan ulang.
Dalam hal ini ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan bersedia
memberikan ASI dengan baik, bersedia istirahat dan mengonsumsi
nutrisi yang baik, bersedia melakukan senam nifas dan bersedia
melakukan kunjungan ulang kembali atau jika ada keluhan.
53
pengkajian data subjektif dan objektif didapatkan diagnosis By. Ny.
H usia 6 jam bayi baru lahir normal.
Asuhan yang diberikan adalah memberitahukan kepada ibu
tentang hasil pemeriksaan, memberikan pendidikan kesehatan
tentang perawatan tali pusat, menginformasikan kepada ibu untuk
menjaga kehangatan bayi, menganjurkan ibu untuk memberikan
ASI sedini mungkin hingga bayi berusia 6 bulan tanpa tambahan
susu formula atau makanan tambahan, memberitahu ibu tanda-tanda
bahaya pada bayi baru lahir, memberitahukan kepada ibu tentang
kunjungan ulang atau datang jika ada keluhan. Dalam hal ini ibu
mengerti tentang hasil pemeriksaan, terlaksananya perawatan tali
pusat, ibu mengerti dan bersedia untuk menjaga kehangatan bayi,
memberikan ASI dan bersedia melakukan kunjungan ulang kembali
7 hari kemudian atau jika ada keluhan.
b. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir (BBL) kunjungan II, 7 hari bayi
baru lahir pada tanggal 09 Juni 2023 pukul 16.00 WIB
Pada kunjungan II bayi baru lahir usia 7 hari, Ibu mengatakan
anaknya tidak memiliki keluhan. Dilakukan pemeriksaan keadaan
umum bayi baik, tanda-tanda vital dalam batas normal. Tali pusat
sudah puput. Dari hasil pengkajian data subjektif dan objektif,
didapatkan diagnosis By. Ny.H usia 7 hari bayi baru lahir dengan
keadaan normal dengan berat badan 2950 gr, panjang badan 48 cm,
lingkar kepala 32 cm, dan lingkar dada 30 cm, lila 13 cm.
Adapun asuhan yang diberikan adalah memberitahukan kepada
ibu tentang hasil pemeriksaan, memberitahukan kepada ibu untuk
tetap memberikan ASI selama 6 bulan, memberitahukan kepada ibu
agar tetap menjaga kebersihan bayinya, menginformasikan kepada
ibu tentang imunisasi pada bayinya, memberitahukan kepada ibu
tentang kunjungan ulang atau datang jika ada keluhan.
Dalam hal ini ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan, mengerti
dan bersedia untuk memberikan ASI, menjaga kebersihan bayi,
54
melakukan imunisasi, bersedia membawa bayinya posyandu dan
melakukan kunjungan ulang kembali atau jika ada.
B. Pembahasan
1) Asuhan Kebidanan Kehamilan
a. Asuhan Kebidanan Kehamilan Kunjungan I
Dari pendokumentasian di buku KIA Ny. H telah melakukan
kunjungan selama kehamilannya sebanyak 6 kali, yaitu dua kali
pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua, dan tiga kali
pada trimester ketiga. Pemeriksaan kehamilan dilakukan secara rutin
di PMB Hj. Sri Satiarsih, SST, dan ibu melakukan pemeriksaan ke
dokter kandungan untuk melakukan pemeriksaan USG satu kali
pada Trimester 1 dan satu kali pada Trimster 3.Pemeriksaan
kehamilan yang ibu lakukan cukup, karena hal ini sesuai dengan
standar pada pelayanan antenatal (Antenatal Care/ANC) pada
kehamilan dilaksanakan minimal 6 kali dengan rincian 2 kali di
Trimester 1, 1 kali di Trimester 2, dan 3 kali di Trimester 3. Minimal
2 kali diperiksa oleh dokter saat kunjungan 1 di Trimester 1 dan saat
kunjungan ke 5 di Trimester 3.ANC ke-1 di Trimester 1 skrining
faktor risiko oleh dokter dan ANC ke-5 di Trimester 3 dilakukan
skrining faktor risiko persalinan (Kemenkes RI, 2023). Hal ini
menunjukkan ibu menyadari pentingnya pemeriksaan kehamilan
untuk mengetahui kesehatan keluhan. ibu dan perkembangan
bayinya. Pada hasil ini, tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktik.
Pada perkembangan kehamilan pada Ny. H telah mengacu
pada standar asuhan kehamilan 10 T yang dianjurkan yaitu
penimbangan berat dan ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, ukur
lingkar lengan atas (LILA), mengukur tinggi fundus uteri (TFU),
menentukan presentasi dan DJJ, imunisasi TT, pemberian tablet besi
menimal 90 tablet selama kehamilan, tes laboratorium, tata laksana
kasus dan temu wicara (Walyani, 2015). Pemeriksaan kehamilan
55
dengan standar 10 T sudah menjadi Standar Oerasional Prosedur
(SOP) di PMB Hj. Sri Satiarsih, SST sehingga Ny. H telah
mendapatkan standar asuhan kehamilan 10 T. Berdasarkan hasil
pengkajian, tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktik di
lapangan.
Pada pemeriksaan selama kehamilan Ny. H mengalami kenaikan
berat badan sebanyak 10 kg dari 48 kg hingga 58 kg, kenaikan berat
badan ibu normal (Yulizawati, 2017). Hasil pemeriksaan tinggi
badan Ny. H yaitu 158 cm hal ini dikatakan normal. Menurut teori
kenaikan BB ibu hamil normal rata-rata antara 8 kg sampai 16 kg.
Ukuran normal tinggi badan yang baik untuk ibu hamil anara lain
>145 cm, Tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm meningkatkan
risiko untuk terjadinya CPD (Cephalo Pelvic Disproportion). Dari
hasil pengkajian tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik
di lapangan.
Pemeriksaan kedua yaitu mengukur tekanan darah ibu mulai dari
pemeriksaan ANC pertama sampai kedua oleh penulis yaitu 110/80
mmHg pada kunjungan pertama dan 110/80 mmHg pada kunjungan
kedua. Menurut PP-IBI (2016) menyatakan bahwa pengukuran
tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk
mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah ≥ 140/90 mmHg) pada
kehamilan dan preeklamsia (hipertensi disertai oedema wajah dan
tungkai bawah atau proteinuria).Dari hasil pemeriksaan tekanan
darah ibu tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik di
lapangan.
Pemeriksaan ketiga yaitu, pemeriksaan status gizi dengan cara
pengukuran LILA ibu yang bertujuan untuk mendeteksi adanya
kurang energi kronis (KEK) dan hasil pemeriksaan LILA Ny. H
adalah 24 cm dan hal ini normal, sesuai dengan teori bahwa
pengukuran LILA normal yaitu >23,5 cm (Walyani, 2015).
Pemeriksaan keempat yaitu mengukur tinggi fundus uteri
dengan melakukan palpasi abdomen, pengukuran tinggi fundus uteri
56
ibu menggunakan Leopold dan Mc Donald dimulai dari
pemeriksaan ANC pertama yaitu 29 cm teraba TFU 3 jari dibawah
px pada usia kehamilan 39-40 minggu, tafsiran berat badan janin
2,790 gram dan ANC kedua dengan hasil yaitu 29 cm teraba TFU 3
jari dibawah px pada usia kehamilan 40 minggu, tafsiran berat badan
janin 2,790 gram sesuai dengan usia kehamilan. Berdasarkan data
tersebut, tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik
dilapangan.
Pemeriksaan kelima yaitu pemeriksaan denyut jantung janin,
Detak jantung janin yang normal adalah antara 120-160 x/menit
(Walyani, 2015) dan pada pemeriksaan didapatkan hasil detak
jantung janin yaitu 138 x/ menit hal ini dikatakan normal didukung
dengan detak jantung janin yang terdengar sangat kuat dan
pergerakan janin yang dirasakan ibu selama 24 jam. Sehingga tidak
ada kesenjangan dengan teori dan pada hasil pengkajian
pemeriksaan ibu normal.
Pemeriksaan keenam yaitu imunisasi TT, hasil pengkajian data
subjektif menunjukkan imunisasi TT ibu sudah lengkap dengan TT1
dilakukan saat bayi, TT2 dilakukan saat bayi, TT3 dilakukan saat
SD, TT4 SD, dan TT5 Catin. Berdasarkan standar dari PP IBI
(2016), yaitu ibu hamil dengan status TT5 memiliki perlindungan
seumur hidup terhadap tetanus. Hal ini menunjukkan bahwa ibu
sudah memiliki pengetahuan yang baik mengenai imunisasi TT.
Pada hasil pengkajian ini, hasil pemeriksaan ibu normal. Sehingga
tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.
Pemeriksaan ketujuh yaitu pemberian tablet besi, Pada
pemeriksaan kehamilan, ibu diberi tablet Fe dan Etabion setiap kali
kunjungan mulai kehamilan trimester II dan III, pada minggu
kehamilan 13 -27 minggu. Tablet Fe berguna sebagai tablet
pembentuk sel darah merah diminum 1 kali sehari pada malam hari
untuk mengurangi efek mual. Tablet Etabion yang berguna sebagai
tablet vitamin untuk membantu memenuhi kebutuhan ibu dan janin
57
diminum pada pagi hari (Walyani, 2015). Hal ini menunjukkan
asuhan yang dilakukan penulis sudah tepat dan ibu memenuhi
kebutuhan minimal pemberian tablet Fe. Sesuai dengan teori yang
mana ibu hamil harus mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 90 tablet
selama kehamilannya. Tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktik di lapangan.
Pemeriksaan kedelapan Pemeriksaan laboratorium yang
dilakukan adalah pemeriksaan Hb yang berguna untuk menentukan
apakah ibu anemia atau tidak dan hasil yang didapatkan Hb Ny.
H adalah 13,6 gr/dl dan ibu dikatakan tidak anemia dikarenakan pola
nutrisi ibu yang cukup dan ibu telah mengkonsumsi tablet Fe.
Menurut teori bahwa Hb normal ialah >11 gr% (Walyani, 2015). Hal
ini menunjukkan bahwa ibu telah memahami pentingnya screening
untuk mengetahui kondisi kesehatannya. Dengan demikian maka
tidak ada kesenjangan antara kasus dengan teori dan pada hasil
pengkajian pemeriksaan HB ibu normal.
Pemeriksaan selanjutnya adalah protein urine yang bertujuan
untuk mendeteksi apakah ibu preeklamsi atau tidak dan hasil yang
didapat protein urine Ny. H adalah negatif (urine berwarna jernih)
didukung dengan tidak adanya kenaikan tekanan darah ibu selama
kehamilan. Kemudian pemeriksaan urine reduksi bertujuan untuk
melihat apakah ada atau tidaknya glukosa dalam urine dan hasil
yang dikatakan negatif apabila bakaran berwarna biru atau hijau dan
hasil pemeriksaan yang dilakukan terhadap Ny. H dengan hasil
negatif karena hasil bakaran berwarna biru dan didukung dengan ibu
yang tidak memiliki riwayat menderita penyakit diabetes mellitus
(Indrayani, 2011). Ny. H juga sudah melakukan pemeriksaan
screening test HIV/AIDS dan HbsAg yang dilakukan di Puskesmas
yang hasilnya negatif. Tidak ada kesenjangan antara kasus dan teori.
Pada tatalaksana kasus dan temu wicara dilakukan sesuai dengan
kebutuhan ibu, pada saat kunjungan I masa kehamilan Ny. H
???? APA
mengatakan nyeri perut bagian bawah. Keluhan ini biasa terasa lebih
MAKSUD
KALIMAT INI
58
pada ibu multigravida disebabkan karena tertariknya ligamentum,
sehingga menimbulkan nyeri seperti kram ringan dan atau terasa
seperti tusukan yang akan lebih terasa akibat gerakan tiba-tiba,
dibagian perut bawah. Nyeri perut bawah disebabkan oleh semakin
membesarnya uterus sehingga keluar dari rongga panggul menuju
rongga abdomen. keadaan ini berakibat pada tertariknya ligament-
ligamen uterus seiring dengan pembesaran yang terjadi yang
menimbulkan rasa tidak nyaman dibagian perut bawah (Irianti dkk,
2013). Cara mengatasi Berdasarkan pengkajian dan asuhan yang
diberikan sudah sesuai dengan teori dan masalah ibu teratasi
sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik di lapangan.
59
Asuhan selanjutnya adalah konseling tentang pola nutrisi yaitu
Ibu hamil membutuhkan zat gizi yang lebih banyak dibandingkan
dengan keadaan tidak hamil disebabkan karena selain untuk ibu, gizi
dibutuhkan bagi janin. Janin tumbuh dengan mengambil zat-zat gizi
dari makanan yang dikonsumsi oleh ibu dan dari simpanan zat-zat
gizi yang berada di dalam tubuh ibu. Selama hamil seorang ibu harus
menambah jumlah dan jenis makanan yang dimakan untuk
mencukupi kebutuhan pertumbuhan bayi dan kebutuhan ibu yang
sedang mengandung bayi serta untuk memproduksi ASI (Nugroho,
2018) Usia kehamilan sangat menentukan kebutuhan gizi yang akan
diperlukan, apabila kebutuhan gizi tidak tercukupi dengan baik,
maka akan berdampak tidak baik pada kehamilan ibu maupun pada
bayi yang dikandungnya (Maryam, 2016).
Selanjutnya ibu hamil membutuhkan istirahat yang cukup baik
siang maupun malam untuk menjaga kondisi kesehatan ibu dan
bayinya, kebutuhan istirahat ibu hamil malam ±8-10 jam/hari, siang
±1-2jam/hari (Sulistyawati, 2009) Pola istirahat, kebutuhan istirahat
tidur apabila belum terpenuhi akan berpengaruh terhadap kesehatan
janin.Ketika memasuki trimester 3 semakin banyak keluhan keluhan
yang dirasakan ibu sehingga menggangu istirahat dan tidur. Periode
yang membutuhkan perhatian khusus adalah selama trimester III
karena masa ini masa terjadinya pertumbuhan dan perkembangan
janin yang meningkat drastis menyebabkan ibu hamil merasa sukar
tidur fundus arteri yang disertai pembesaran perut membuat beban
tubuh lebih kedepan (Palifiana dan Wulandari, 2018).
Peningkatan tinggi pola aktivitas Ibu hamil dapat melakukan
aktivitas sehari – hari namun tidak terlalu lelah dan berat karena
dikhawatirkan mengganggu kehamilannya, ibu hamil utamanya
trimester I dan II membutuhkan bantuan dalam melakukan akivitas
sehari-hari agar tidak terlalu lelah, untuk membantu penurunan
kepala janin adalah dengan Senam hamil merupakan latihan gerak
86
untuk mempersiapkan ibu hamil pada persalinan, baik secara fisik
atau mental. Ibu hamil memiliki stamina baik akan menghasilkan
persalinan lancar dan berat badan bayi yang ideal sehingga resiko
komplikasi yang ditimbulkan dapat dikurangi. Manfaat dari senam
hamil yaitu mengurangi rasa sakit selama persalinan, memperkuat
dan mempertahankan kelenturan otot-otot dinding perut dan dasar
panggul yang penting, mengurangi sakit pinggang dan punggung
selama kehamilan, melatih teknik pernafasan, meningkatkan
suasana hati dan harga diri, meningkatkan tidur, dan dapat
mengurangi stres, sakit dan nyeri Senam hamil dapat diambil juga
manfaatnya untuk perawatan tubuh serta mengurangi timbulnya
berbagai gangguan akibat perubahan postur tubuh. Latihan senam
hamil tidak dapat dikatakan sempurna bila pelaksanaannya tidak
dapat disusun secara teratur dan intensif (Suryani dan Handayani,
2018).
Kemudian asuhan yang diberikan ialah menginformasikan
kepada ibu tentang persiapan persalinan yaitu mempersiapkan
kelahiran dan kemungkinan darurat bekerja sama dengan ibu,
keluarganya, serta masyarakat untuk mempersiapkan rencana
kelahiran jika terjadi komplikasi dan mempersiapkan kemana harus
pergi dan transpotasi untuk menuju tempat tersebut, menyiapkan
donor darah, mempersiapkan persiapan finansial, mencari keputusan
kedua jika keputusan pertama tidak ada. Sesuai dengan teori yaitu
ibu harus mengetahui tentang persiapan persalinan yaitu
mempersiapkan kelahiran dan kemungkinan darurat bekerja sama
dengan ibu, keluarganya, serta masyarakat untuk mempersiapkan
rencana kelahiran jika terjadi komplikasi dan mempersiapkan
kemana harus pergi dan transpotasi untuk menuju tempat tersebut,
menyiapkan donor darah, mempersiapkan persiapan pinansial,
mencari keputusan kedua jika keputusan pertama tidak ada (Ekasari
87
dan Natalia, 2019). Sehingga menurut penulis tidak ada kesenjangan
antara teori dan asuhan yang telah diberikan.
Berdasarkan pemeriksaan kehamilan yang telah dilakukan Ny.
H tidak ditemukan adanya masalah yang memerlukan penanganan
yang lebih lanjut. Asuhan standar minimal 10T pada kehamilan ini
sudah dilakukan (timbang berat badan, dan ukur tinggi badan, ukur
tekanan darah, ukur LILA, ukur TFU, tentukan presentasi janin dan
DJJ, screening imunisasi TT, pemberian tablet zat besi, tes
laboratorium, tatalaksana kasus, temu wicara) (Walyani, 2015).
Kehamilan Ny. H berjalan normal hal ini sudah sesuai dengan teori
yang menyatakan pemeriksaan kehamilan dengan asuhan standar
10T.
88
pembukaan 4-10 cm. Dari hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa
ibu sedang berada pada tahap persalinan kala I fase laten. Pada hasil
pengkajian ini, hasil pemeriksaan ibu normal.
Asuhan yang diberikan pada Ny. H yaitu memberitahu ibu hasil
pemeriksaan dan memberitahu ibu mules dan keluarnya lendir
bercampur darah adalah tanda persalinan, memberitahu keluarga
untuk memberikan dukungan emosional pada ibu, mengajari ibu
teknik relaksasi (Jannah, 2016) mengatakan beberapa cara
mengurangi nyeri ibu adalah penjelasan tentang kemajuan
persalinan, didampingi selama proses persalinan, relaksasi dan
latihan pernafasan, istirahat. Pada hasil pengkajian ini, tidak terdapat
kesenjangan antara teori dan praktik.
Pada pukul 06.00 WIB, dari pengkajian data objektif,
pemeriksaan fisik abdomen, ditemukan bahwa ada HIS yaitu
4x10’40”. Kemudian pada pemeriksaan fisik genetalia, dilakukan
VT dan ditemukan bahwa pembukaan 7 cm dengan prresentasi
kepala, hodge 3 dan ketuban utuh. Sesuai dengan (Fitriana, Y &
Nurwandradani, W. 2018),
Asuhan yang diberikan pada Ny. H yaitu memberitahu ibu hasil
pemeriksaan normal, memberitahu keluarga untuk memberikan
dukungan emosional pada ibu, dukungan emosional memberikan
individu perasaan nyaman, merasa dicintai, empati, rasa percaya,
perhatian sehingga individu yang menerimanya merasa berharga.
Pada dukungan emosional ini keluarga menyediakan tempat
istirahat dan memberikan semangat.dan mengajari ibu teknik
relaksasi. Pada hasil pengkajian ini tidak terdapat kesenjangan
antara teori dan praktik.
b. Kala II
Pada pukul 07.40 WIB, pada pengkajian data subjektif ibu
mengatakan perut ibu mules semakin kuat, ada keinginan untuk
meneran. Pada pengkajian data objektif, pemeriksaan fisik abdomen
89
ditemukan ada HIS 5x10’50”. Pada pemeriksaan fisik genetalia
ditemukan pembukaan 10 cm, ketuban pecah pukul 07.45 WIB
berwarna jernih, vulva membuka, perineum menonjol dan anus
menegang. Sesuai teori dari (Fitriana, Y & Nurwiandradani, W.
2018), yaitu kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks
sudah lengkap 10 cm, dengan tanda gejala ibu merasakan ingin
meneran saat kontraksi, ibu merasakan adanya peningkatan tekanan
pada rektum dan vaginanya, perineum menonjol, serta vulva vagina
dan sfingter ani membuka. Dari hasil pemeriksaan menunjukkan
bahwa ibu sedang berada pada tahap persalinan kala II. Pada hasil
pengkajian ini, hasil pemeriksaan ibu normal.
Asuhan yang diberikan pada Ny. H yaitu 60 langkah APN. Bayi
lahir spontan pukul 07.55 WIB, dengan jenis kelamin laki-laki, bayi
menangis kuat, gerakan aktif dan warna kulit kemerahan. 1 menit
setelah bayi lahir, dilakukan pemberian oksitosin secara IM di 1/3
paha kanan. Kemudian melakukan pemotongan tali pusat pada bayi,
melakukan IMD. Hal ini sesuai dengan standar asuhan kebidanan
persalinan dari (PP-IBI. 2016), yaitu melakukan 60 langkah APN
pada tahap persalinan.
Lama Kala II Ny. H adalah 15 menit, berdasarkan teori (Rosyati,
2017), yaitu kala II berlangsung dengan durasi normal 80 menit.
Pada hasil pengkajian ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
praktik.
c. Kala III
Pada pukul 07.55 WIB, pada pengkajian data objektif, abdomen
ditemukan bahwa kontraksi baik dan uterus globuler. Pada
pemeriksaan fisik genetalia, ditemukan bahwa ada tanda pelepasan
plasenta, yaitu tali pusat memanjang da nada semburan darah. Sesuai
dengan teori dari (Jannah, N. 2017), yaitu kala III persalinan dimulai
setelah lahirnya bayi sampai lahirnya plasenta dan selaput ketuban,
dengan tanda gejala yaitu uterus menjadi bundar, semburan darah
90
dan memanjangnya bagian tali pusat yang lahir. Dari hasil
pemeriksaan menunjukkan bahwa ibu sedang berada pada tahap
persalinan kala III. Pada hasil pengkajian ini, hasil pemeriksaan ibu
normal.
Asuhan yang diberikan pada Ny. H yaitu Manajemen Aktif Kala
III yang juga merupakan bagian dari 60 langkah APN. Melakukan
PTT, kemudia plasenta lahir lengkap pukul 08.05 WIB, dengan
selaput ketuban utuh. Dan melakukan masase fundus uteri. Hal ini
sesuai dengan standar asuhan kebidanan persalinan dari (PPI, BI,
2016), yaitu melakukan manajemen pada tahap persalinan kala III.
Manajemen Aktif Kala III adalah manajemen dengan
mengupayakan kontraksi yang adekuat dari uterus dan
mempersingkat waktu kala tiga, mengurangi jumlah kehilangan
darah, menurunkan angka kejadian retensio plasenta (Kemenkes RI,
2015). Penatalaksanaan MAK III merupakan kebijakan sebagai
tindakan pencegahan untuk menurunkan risiko perdarahan
postpartum tanpa memperdulikan status risiko obstetrik ibu dengan
pemberian uterotonik profilaktik baik secara intravena,
intramuscular maupun oral yang dilakukan bersamaan dengan
pengkleman tali pusat segera setelah kelahiran bayi dan pelahiran
plasenta dengan menggunakan traksi tali pusat terkontrol (Manuaba,
2011) Adapun tujuan MAK adalah Manajemen aktif persalinan kala
III terdiri atas intervensi yang direncanakan untuk mempercepat
pelepasan plasenta dengan meningkatkan kontraksi rahim dan
mencegah perdarahan postpartum dengan menghindari atonia uteri
(Nora, 2012).
Lama Kala III Ny. H adalah 10 menit, berdasarkan teori
(Rosyati, 2017), yaitu kala III berlangsung dengan durasi normal 10
menit. Pada hasil pengkajian ini tidak terdapat kesenjangan antara
teori dan praktik.
91
d. Kala IV
Pada pukul 08.05 WIB, pada pengkajian data subjektif ibu
mengatakan merasa lelah setelah proses melahirkan. Sesuai
dengan teori dari (Jannah, 2017), yaitu kala IV dimulai dari
lahirnya plasenta dan berakhir 2 jam pertama postpartum. Dari
hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa ibu sedang berada pada
tahap persalinan kala IV. Apda hasil pengkajian ini, hasil
pemeriksaan ibu normal.
Asuhan yang diberikan pada Ny. H yaitu memeriksa laserasi,
tidak terdapat laserasi. Selanjutnya asuhan yang diberikan pada
Ny. H, yaitu memastikan uterus berkontraksi baik, memastikan
kandung kemih kosong, mengajarkan ibu masasse uterus dan
menilai kontraksi, melakukan pemantauan kala IV (memeriksa
tekanan darah, nadi, TFU, kontraksi uterus, kandung kemih dan
perdarahan setiap 15 menit pada jam pertama dan 30 menit pada
jam kedua, periksa suhu tubuh ibu setiap 1 jam), memantau
keadaan bayi, membersihkan ibu dan memastikan ibu merasa
nyaman, memantau TTV bayi, memberikan injeksi Vit K dan
salep mata, serta melengkapi partograf. Hal ini sesuai dengan
standar asuhan kebidanan persalinan dari (PP-IBI, 2016), yaitu
melakukan 60 langkah APN pada tahap persalinan.
Selanjutnya asuhan yang diberikan pada Ny. H yaitu
memberikan ibu terapi paracetamol, amoxillin, vitamin A (dosis
200.000 IU) dan tablet Fe. Berdasarkan anjuran dari (Direktorat
Jenderal Kesehatan Masyarakat, 2019), memberikan kapsul
vitamin A merah untuk mencegah anemia pada ibu nifas. Dan
berdasarkan anjuran dari (PP-IBI, 2016), memberikan tablet Fe
sebanyak 40 tablet, untuk memenuhi kebutuhan volume pada ibu
nifas. Pada hasil pengkajian ini tidak terdapat kesenjangan antara
teori dan praktik.
92
3) Asuhan Kebidanan Nifas
a. Asuhan Kebidanan Postnatal Care (PNC) Kunjungan I, 6 jam
Postpartum pada tanggal 02 Juni 2023 pukul 14.00 WIB
Pemeriksaan nifas pertama dilakukan pada 6 jam
postpartum, hal ini sesuai teori yang menyatakan bahwa
kunjungan masa nifas (KF) sesuai standar (Kemenkes RI, 2020),
yaitu KF I adalah dimulai dari 6 jam - 48 jam postpartum
sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik
dilapangan.
Hasil kunjungan 6 jam postpartum dilakukan pemeriksaan
umum berupa tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik. Pada
kunjungan 6 jam postpartum, TFU 2 jari dibawah pusat, uterus
berkontraksi dengan baik, pengeluaran lochea rubra dalam
jumlah normal (Elisabeth dan Endang, 2017). Hal Ini telah
sesuai dengan teori yaitu segera setelah persalinan TFU 2 jari
dibawah pusat. Lochea rubra muncul pada hari 1-3 postpartum.
Hal ini menunjukkan hasil pemeriksaan ibu normal.
Asuhan yang diberikan 6 jam postpartum yaitu
menginformasikan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa
keadaan umum ibu baik, hal ini sangat penting disampaikan
karena merupakan hak pasien untuk mengetahui kondisinya,
memberikan KIE kepada ibu tentang pola istirahat, karena
kelelahan membuat ibu harus cukup istirahat untuk mencegah
gejala kurang tidur seperti mudah tersinggung dan Kurang
istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal seperti
mengurangi produksi ASI (Marmi, 2014).
selanjutnya menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini, pada
persalinan normal pasien dapat melakukan mobilisasi 2 jam
postpartum pada persalinan dengan anestesi miring kanan dan
kiri setelah 12 jam, lalu tidur ½ duduk, turun dari tempat tidur
setelah 24 jam. Mobilisasi pada ibu berdampak positif yaitu ibu
93
merasa lebih sehat dan kuat, faal usus dan kandung kemih lebih
baik, ibu juga dapat merawat anaknya (Sukma, dkk. 2017).
memberitahu ibu untuk menjaga pola nutrisinya yaitu
mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang, Nutrisi dan
cairan sangat penting karena berpengaruh pada proses laktasi
dan involusi. Makan dengan diet seimbang, tambahan kalori
500-800 kal/ hari. Minum sedikitnya 3 liter/ hari, pil zat besi (Fe)
diminum untuk menambah zat besi setidaknya selama 40 hari
selama persalinan, Kapsul vitamin A (200.000 IU) agar dapat
memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI (Sukma,
dkk. 2017). Pada pengkajian ini tidak terdapat kesenjangan
antara teori dan praktik dilapangan.
Menginformasikan ibu untuk memberikan ASI ekslusif
pada bayinya Menurut teori ASI ekslusif adalah pemberian ASI
tanpa makanan dan minuman pendamping (termasuk air jeruk,
madu, air gula) yang dimulai sejak bayi baru lahir sampai dengan
usia 6 bulan (Elisabeth, 2017).
Mengajari ibu teknik menyusui yang benar, teknik menyusui
yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan
perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Rini dan
Kumala, 2017). Manfaat dari teknik menyusui yang benar yaitu
putting susu tidak lecet, perlekatan menyusu pada bayi kuat, bayi
menjadi tenang dan tidak terjadi gumoh (Wahyuningsih, 2019).
Maka dari itu tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik
dilapangan.
Memberitahu ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayi
dengan membedong dan memakai topi, karna mekanisme
pengaturan suhu tubuh pada bayi baru lahir belum berfungsi
sempurna, untuk itu perlu dilakukan upaya pencegahan
kehilangan panas dari tubuh bayi karena bayi beresiko
mengalami hipotermi. Bayi dengan hipotermi sangat rentan
94
terhadap kesakitan dan kematian. Hipotermi mudah terjadi pada
bayi yang tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak segera
dikeringkan dan diselimuti walaupun di dalam ruangan yang
realtif hangat (Indrayani, 2013). Maka dari itu tidak terdapat
kesenjangan antara teori dan praktik dilapangan.
Selanjutnya mengajarkan kepada ibu tentang perawatan
payudara, Menurut (Maryunani, 2015) tujuan perawatan
payudara diantaranya: memperbaiki sirkulasi darah, menjaga
kebersihan payudara, terutama kebersihan puting susu agar
terhindar dari infeksi, Menguatkan alat payudara, memperbaiki
bentuk puting susu sehingga bayi menyusui dengan baik, dapat
merangsang kelenjar air susu, sehingga produksi ASI menjadi
lancer, untuk mengetahui secara dini kelainan pada puting susu
ibu dan melakukan usaha untuk mengatasinya, mempersiapkan
psikologis ibu untuk menyusui dan mencegah pembendungan
ASI.
Menurut (Kumalasari, 2015) langkah perawatan payudara
diantaranya: cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, buka
pakaian, persiapkan alat seperti handuk, kapas yang dibentuk
bulat, minyak kelapa atau baby oil, waslap atau handuk kecil
untuk kompres, baskom dua yang masing-masing berisi air
hangat dan air dingin. Pelaksanaannya buka pakaian ibu, lalu
letakkan handuk di atas pangkuan ibu tutuplah payudara dengan
handuk, buka handuk pada daerah payudara dan taruh di pundak
ibu, kompres puting susu dengan menggunakan kapas minyak
selama 3-5 menit agar epitel yang lepas tidak menumpuk, lalu
bersihkan kerak-kerak pada puting susu, bersihkan dan tariklah
puting susu keluar terutama untuk puting susu ibu datar, ketuk-
ketuk sekeliling puting susu dengan ujung-ujung jari.
Memberitahu ibu tentang tanda bahaya masa nifas seperti
perdarahan berlebihan, secret vagina berbau, demam, nyeri perut
95
hebat, kelelahan atau sesak, bengkak di ekstremitas, sakit kepala
atau pandangan kabur, nyeri payudara, pembengkakan
payudara, luka/perdarahan putting (PP-IBI, 2016).
menginformasikan kepada ibu jika ibu tidak pusing dan kondisi
sudah membaik ibu diperbolehkan pulang, menganjurkan
kepada ibu untuk melakukan kunjungan ulang minggu depan.
Menurut teori menyatakan bahwa standar pelayanan nifas
meliputi pemeriksaan TTV, TFU, lochea dan pengeluaran
pervaginam lainnya, pemeriksaan payudara dan dukungan
pemberian ASI Ekslusif, pemberian Vit A, pelayanan KB pasca
persalinan, konseling dan edukasi perawatan kesehatan, serta
penanganan resiko tinggi dan komplikasi pada ibu nifas. (PP-
IBI, 2016), maka tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan
praktik dilapangan.
96
penggunaan metode KB sampai satu tahun setelah persalinan
atau dalam satu tahun pertama kelahiran. Namun, Kementerian
Kesehatan membatasi periode KB pasca persalinan adalah
sampai dengan 42 hari pasca bersalin. Hal ini ditetapkan untuk
mencegah missed opportunity pada ibu pasca bersalin, dimana
jumlah kelahiran di Indonesia sangat besar, diperkirakan sekitar
4.500.000 setiap tahunnya diantaranya merupakan kelahiran
yang tidak diinginkan atau tidak direncanakan. Oleh sebab itu,
definisi KB pasca persalinan di Indonesia adalah pemanfaatan
atau penggunaan alat kontrasepsi segera sesudah melahirkan
sampai 6 minggu (42 hari) sesudah melahirkan (Kemenkes,
2013). Menurut WHO (2013) tujuan dari KB Pasca Persalinan
adalah untuk membantu wanita memutuskan kontrasepsi yang
akan mereka gunakan, kapan memulai menggunakan
kontrasepsi tersebut, dan melanjutkan penggunaan kontrasepsi
sampai 2 tahun atau lebih, tergantung pada keinginan wanita
atau pasangannya. Menganjurkan ibu untuk tetap melanjutkan
mengkonsumsi tablet Fe 1x1 sebagai vitamin penambah darah.
Dan memberitahu kepada ibu untuk melakukan kunjungan ulang
nifas KF III dan KF IV untuk mengetahui keadaan ibu. Maka
dari itu tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik
dilapangan.
Hal ini sesuai dengan teori yaitu kunjungan masa nifas (KF)
II yaitu memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus
berkontraksi dengan baik, tinggi fundus uteri dibawah pusat
(umbilicus), tidak ada perdarahan, lochea tidak berbau.
Mendeteksi tanda-tanda: demam, perdarahan abnormal, sakit
kepala hebat dan lain-lain. Memastikan ibu mendapatkan asupan
nutrisi dan istirahat yang cukup, memastikan ibu menyusui
dengan baik dan tidak ada tanda penyulit, memberitahu ibu
untuk tetap menjaga kehangatan bayi dan merawat bayi sehari-
97
hari, melakukan konseling KB secara mandiri, memastikan ibu
untuk melakukan pemeriksaan bayi ke pelayanan kesehatan
terdekat (Kemenkes RI, 2020), maka tidak ditemukan
kesenjangan antara teori dan praktik.
98
memberitahukan kepada ibu bahwa bayinya akan dimandikan
dan diberikan suntik imunisasi Hb0, vaksin hepatitis B harus
diberikan segera setelah lahir, karena vaksin hepatitis B
merupakan tindakan pencegahan yang sangat efektif yang dapat
memutus rantai penularan dari ibu ke bayi segera setelah lahir.
Oleh karena itu, semua bayi harus menerima dosis pertama
vaksin hepatitis B segera setelah lahir dan sebelum dipulangkan.
Bayi yang lahir dari ibu dengan HBsAg yang tidak diketahui
harus menerima dosis pertama vaksin hepatitis B dalam waktu
12 jam setelah lahir (Leni et al., 2021). Pada pengkajian ini tidak
terdapat kesenjangan antara teori dan praktik dilapangan.
Menginformasikan kepada ibu untuk tetap menjaga
kehangatan sibayi dengan membedong dan memakai topi, karna
mekanisme pengaturan suhu tubuh pada bayi baru lahir belum
berfungsi sempurna, untuk itu perlu dilakukan upaya
pencegahan kehilangan panas dari tubuh bayi karena bayi
beresiko mengalami hipotermi. Bayi dengan hipotermi sangat
rentan terhadap kesakitan dan kematian. Hipotermi mudah
terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak
segera dikeringkan dan diselimuti walaupun di dalam ruangan
yang realtif hangat (Indrayani & Moudy Emma, 2013:316).
Menginformasikan kepada ibu untuk tetap menjaga tali pusat
agar tetap bersih dan kering, dibersihkan dan dibalut dengan
kassa steril, pembalut tersebut diganti setiap hari dan atau setiap
kali basah atau kotor. Perawatan tali pusat adalah tali pusat yang
dirawat dalam keadaan yang steril bersih dan terhindar dari
infeksi tali pusat, Perawatan tali pusat yang baik dan benar akan
menimbulkan dampak positif yaitu tali pusat akan putus pada
hari ke 5 dan hari 7 tanpa ada komplikasi, sedangkan dampak
negatif dari perawatan tali pusat yang tidak benar adalah bayi
akan mengalami penyakit Tetanus Neonatorum dan dapat
99
mengakibatkan kematian (Rahardjo, 2015), Tujuan perawatan
tali pusat adalah untuk mencegah terjadinya penyakit Tetanus
Neonatorum pada bayi baru lahir penyakit ini disebabkan karena
masuknya spora kuman tetanus kedalam tubuh melalu tali pusat,
baik dari alat steril, pemakaian obat-obatan, bubuk atau daun-
daunan yang ditaburkan ke tali pusat sehingga dapat
mengakibatkan infeksi (Sodikin, 2018). Pada pengkajian ini
tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik dilapangan.
Menginformasikan kepada ibu untuk memberikan ASI
Ekslusif, menginformasikan kepada ibu tentang tanda-tanda
bahaya bayi baru lahir, (Menurut Toro,2019),Tanda bahaya BBL
sebagai berikut : tidak mau menyusu atau memuntahkan semua
yang diminum, kejang, bayi lemah, bergerak jika dipegang,
sesak Nafas, bayi merintih, pusar kemerahan sampai dinding
perut, demam suhu tubuh bayi lebih dari 37,5 atau teraba dingin
(suhu tubuh kurang dari 36.5), mata bayi bernanah banyak dan
dapat menyebabkan bayi buta, bayi diare, mata cekung, tidak
sadar, jika kulit perut di cubit akan kembali lambat, kulit terlihat
kuning.
menganjurkan kepada ibu untuk melakukan kunjungan ulang
1 minggu lagi untuk mengontrol keadaan bayi atau apabila ada
keluhan.
Menurut teori asuhan bayi baru lahir 6 jam postpartum
menyatakan bahwa pelayanan neonatal esensial ini dilakukan
dengan memberikan asuhan meliputi bayi tetap hangat,
perawatan tali pusat dan pemeriksaan bayi baru lahir. Sehingga
tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik dilapangan.
100
Kunjungan kedua bayi dilakukan bersamaan dengan
kunjungan nifas pada hari ke 7, hal ini sesuai dengan teori
menurut (Kemenkes RI, 2020), kunjungan kedua yaitu pada hari
ke 4-7. Dilakukan pemeriksaan yaitu BB : 2950 gram, PB : 48
cm, RR : 45 kali/menit, N : 130 kali/menit, S : 36,6 0C,
pemeriksaan dalam batas normal. Pada hasil pemeriksaan diatas
tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik.
Asuhan yang diberikan pada bayi Ny. H yaitu penkes tentang
pemberian ASI, memberitahukan kepada ibu bahwa tali pusat
sudah lepas tetap dilihat bekas lukanya untuk menilai apakah ada
tanda-tanda infeksi dan pemberian imunisasi BCG pada usia 1
bulan Imunisasi BCG berfungsi untuk mencegah penyakit
tuberkulosis supaya paru-paru anak tetap terjaga (Kemenkes RI,
2021), ibu bisa datang ke posyandu terdekat atau puskesmas.
Pada pengkajian ini tidak terdapat kesenjangan antara teori
dengan praktik dilapangan.
Dari hasil pemeriksaan bayi pada kunjungan pertama dan
kedua tidak ditemukan masalah, keadaan bayi normal,
kunjungan yang dilakukan sesuai dengan teori menurut
(Kemenkes RI, 2020) yaitu kunjungan I (KN I) pada 6-48 jam
setelah lahir, KN 2 pada hari ke 3-7 dan KN III ke 8-28 hari.
Dalam pemeriksaan bayi Ny. H penulis hanya melakukan
kunjungan sebanyak 2 kali pada usia 6 jam dan 7 hari sesuai
dengan definisi operasional penulis, penulis tetap menganjurkan
kepada ibu untuk melakukan kunjungan ketiga di PMB atau
puskesmas untuk memantau perkembangan bayi dan
menganjurkan untuk melakukan imunisasi dan membawa
bayinya setiap bulan ke posyandu.
Selama masa neonatal bayi Ny. H tidak terdapat kesenjangan
antara teori dan praktik dilapangan, semua asuhan yang
diberikan sesuai dengan teori yang telah ada, masa neonatal bayi
101
Ny. H berjalan dengan lancar, normal tidak ada masalah dan
komplikasi.
102
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan studi kasus yang telah dilaksanakan pengkaji pada Ny.H dan
By. Ny. H dengan melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif dari masa
kehamilan, persalinan, nifas dan asuhan bayi baru lahir berjalan dengan baik
dan tanpa komplikasi sesuai dengan standar kebidanan dan teori, Sehingga tidak
terdapat kesenjangan pada asuhan. Disimpulkan bahwa asuhan kebidanan
komprehensif kepada Ny.H dan By. Ny. H telah terpenuhi dan sesuai dengan
manajemen asuhan kebidanan yang telah didokumentasikan dalam bentuk
SOAP.
1. Asuhan kebidanan kehamilan pada Ny. H G3P2A0 di Praktik Mandiri
Bidan Hj. Sri Satiarsih, SST dilakukan sebanyak 2 kali dengan standar
10 T dan dapat memberikan pelayanan kebidanan secara komprehensif
pada setiap ibu dan bayi terutama penkes tentang nyeri punggung bagian
bawah pada ibu hamil TM III. Semua hasil pemeriksaan
didokumenntasikan dalam bentuk SOAP.
2. Asuhan kebidanan ibu bersalin pada Ny. H di Praktik Mandiri Bidan Hj.
Sri Satiarsih, SST berlangsung normal tanpa masalah dengan
menggunakan asuhan persalinan 60 langkah APN dan asuhan sayang
ibu.
3. Asuhan kebidanan nifas pada Ny. H dilakukan sebanyak 2 kali
kunjungan dan tidak ada ditemukan tanda bahaya masa nifas.
Penatalaksanaan dilakukan sesuai dengan asuhan ibu nifas
4. Asuhan kebidanan pada bayi Ny. H dilakukan 2 kali kunjungan dan
tidak ditemukan adanya tanda bahaya pada bayi. Asuhan kebidanan
pada bayi berlangsung normal tanpa masalah. Penatalaksanaan sesuai
dengan asuhan bayi baru lahir
5. Pendokumentasian asuhan yang diberikan kepada Ny. H telah dilakukan
dengan metode SOAP
103
B. Saran
1. Bagi Penulis
Agar penulis mampu menerapkan asuhan sesuai standar pelayanan
kebidanan dengan teori yang ada dan asuhan yang diberikan sesuai
dengan keluhan pasien yaitu nyeri perut bagian bawah serta lebih
meningkatkan asuhan secara komprehensif mulai dari asuhan
kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Agar menyediakan referensi buku-buku terbaru mengenai asuhan
kebidanan secara komprehensif dan buku-buku yang berkaitan dengan
ketidaknyamanan pada ibu hamil terutama dengan keluhan nyeri perut
bagian bawah sehingga dapat menambah pengetahuan bagi mahasiswa.
3. Bagi Lahan Praktik
Diharapkan bidan dapat meningkatkan asuhan kebidanan dalam
mengatasi keluhan nyeri perut bagian bawah pada ibu hamil TM III dan
meningkatkan asuhan kebidanan secara komprehensif dalam melakukan
pelayanan yang berkualitas bagi kesehatan ibu, anak dan masyarakat.
Bidan dapat mempertahankan kualitas pelayanan dan mendekatkan diri
dengan masyarakat untuk mengadakan penyuluhan kepada ibu hamil
seperti kelas ibu hamil dan penyuluhan gizi seimbang pada ibu hamil.
Serta dapat memberikan pelayanan kebidanan secara komprehensif
pada setiap ibu dan bayi.
4. Bagi klien
Diharapkan klien bisa menerapkan dan melaksanakan asuhan serta
pendidikan kesehatan yang telah diberikan. Sehingga ibu dan bayi tidak
mengalami komplikasi apapun dan melakukan pengetahuan yang di
dapat selama masa kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir.
104
LAMPIRAN
105
Lampiran 1
PERMOHONAN MENJADI KLIEN
Kepada,-
Yth. Ny. H
Di Tempat
Dengan Hormat,
Pemohon
106
Lampiran 2
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN
(INFORMED CONSENT)
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama Istri/Suami : Herma Sri Putri/Fendi Perdana
Pekerjaan Istri/Suami : Ibu Rumah Tangga/Honor
Alamat : Tj.siambang
No. Hp : 0853 21722516
Dengan sesungguhnya mengatakan bahwa :
Telah memperoleh penjelasan sepenuhnya, menyadari, mengerti dan
memahami tentang tujuan, manfaat tindakan dan resiko yang mungkin timbul
dalam kegiatan ini, serta tidak menuntut apapun apabila terjadi ha-hal diluar
kewenangan bidan dan pelaksana. Maka saya setuju/Tidak setuju *)
diikutsertakan dan bersedia berperan serta dalam laporan kasus yang berjudul :
“Laporan Kasus Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. H G3P2A0 Umur 23
Tahun Dengan Nyeri Perut Bagian Bawah Di Praktik Mandiri Bidan “Hj. Sri
Satiarsih, SST” Tanjungpinang Tahun 2023”
Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sesungguhnya dan tanpa paksaan
107
Lampiran 3
JADWAL RENCANA PELAKSANAAN
LAPORAN TUGAS AKHIR (LTA)
1. Studi Kasus
2. Penyusunan
Proposal
3. Seminar
Proposal
4. Revisi Proposal
5. Asuhan
Komprehensif
6. Penyusunan
LTA
7. Sidang LTA
8. Revisi LTA
Tanjungpinang, 2022
108
Lampiran 4
JADWAL KUNJUNGAN LAPORAN KASUS KOMPREHENSIF
Asuhan Kebidanan
Selasa
1. Kehamilan
30 Mei 2023
(Kunjungan Pertama)
Asuhan Kebidanan
Kamis
2. Kehamilan
1 Juni 2023
(Kunjungan Kedua)
Asuhan Kebidanan
Jumat
3. Persalinan
2 Juni 2023
Asuhan Kebidanan Nifas
Jumat
4. (Kunjungan Pertama)
2 Juni 2023
Asuhan Kebidanan Nifas
Jumat
5. (Kunjungan Kedua)
2 Juni 2023
Asuhan Kebidanan Bayi
Jumat
6. Baru Lahir
9 Juni 2023
(Kunjungan Pertama)
Asuhan Kebidanan Bayi
Jumat
7. Baru Lahir
9 Juni 2023
(Kunjungan Kedua)
109
Lampiran 5
ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA NY. H UMUR
23 TAHUN G3P2A0 USIA KEHAMILAN 39-40 MINGGU DENGAN NYERI
PERUT BAGIAN BAWAH DI PMB Hj. SRI SATIARSIH, SST
TANJUNGPINANG TAHUN 2023
Pengkajian
A. Data Subjektif
1. Identitas Pasien
Nama :Ny. H Nama Suami : Tn. F
Umur : 23 tahun Umur : 28 tahun
Suku/Bangsa : Melayu Suku/Bangsa : Melayu
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Honor
Alamat : Tj. Siambang
2. Alasan Kunjungan
Ibu mengatakan ingin melakukan kunjungan ulang
Keluhan Utama : Sering nyeri perut bagian bawah
3. Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun Dismore : Tidak ada
Siklus : 28 hari Banyaknya : 3x ganti
Bau : Amis HPHT : 25-08-2022
Lama Haid : 5-7 hari TP : 01-06-2023
Warna : Merah
110
4. Riwayat Kehamilan Sekarang
TM I : Mual
TM II : Tidak ada
TM III : Nyeri perut bagian bawah
Pergerakan janin pertama kali dirasakan ibu : 17 minggu
Berapa kali pergerakan janin dalam 24 jam terakhir : >10x/ hari
Rasa 5 L (letih, lelah, lemah, lesu, lunglai) : Tidak ada
Mual muntah yang lama : Tidak ada
Nyeri perut : Tidak ada
Panas menggigil : Tidak ada
Sakit kepala berat terus menerus : Tidak ada
Penglihatan kabur : Tidak ada
Rasa nyeri panas waktu BAK : Tidak ada
Rasa gatal vulva vagina dan sekitarnya : Tidak ada
Pengeluaran cairan pervaginam : Tidak ada
Nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai : Tidak ada
Oedema : Tidak ada
Obat-obatan yang digunakan : Tidak ada
5. Riwayat Screening
Tanggal : 05-04-2023
Hb : 13,6 gr%
Golongan darah : A
HIV/AIDS : Non reaktif
HBsAg : Non reaktif
Protein urin : Negatif
111
6. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas Yang Lalu
Kehamilan Persalinan Nifas
Anak Tempat Tahun Penolong UK JK BB/PB ASI Keadaan Normal
ke
1. PMB 2015 Bidan aterm LK 2.500 Iya Baik Iya
gr
2. PMB 2019 Bidan aterm PR 3.400 Iya Baik Iya
gr
HAMIL INI
7. Imunisasi
TT1 : Bayi TT2 : Bayi
TT3 : SD TT4 : SD
TT5 : Catin
8. Kebiasaan Sehari-Hari
Obat/jamu : Tidak ada Merokok: Tidak ada
Alkohol : Tidak ada
9. Riwayat Penyakit Yang Menyertai Kehamilan Ini
Hipertensi : Tidak ada TB :Tidak ada
DM : Tidak ada PMS : Tidak ada
Jantung : Tidak ada Asma : Tidak ada
Ginjal : Tidak ada
10 Riwayat Penyakit Keluarga
Hipertensi : Tidak ada TB : Tidak ada
DM : Tidak ada PMS : Tidak ada
Jantung : Tidak ada Asma : Tidak ada
Ginjal : Tidak ada
11 Riwayat Operasi Yang Tidak dan Berhubungan Dengan Kandungan
Ovarektomi : Tidak ada Lain-lain : Tidak ada
Miomektomi : Tidak ada
112
12. Riwayat Perkawinan
Perkawinan ke :2
Status Perkawinan : Sah
Setelah kawin berapa lama hamil : ± 4 bulan
Umur waktu kawin : 14 tahun
13. Riwayat KB
Rencana penggunaan alat KB : ada
Jenis KB yang akan digunakan : Suntik 3 bulan
Jenis KB yang pernah digunakan : Suntik 3 bulan
Lamanya : ± 1 tahun
Keluhan : Tidak ada
Kapan berhenti jadi akseptor : 2020
Alasan berhenti jadi akseptor : Ingin menambah lagi
15. Riwayat Psikologis
Keadaan emosional : Stabil
Pandangan ibu terhadap kehamilan : Senang
Hubungan dengan keluarga : Baik
Pengambil keputusan dalam keluarga : Suami
Jenis kelamin anak yang diinginkan : laki-laki
16. Pola Kebiasaan Sehari-Hari
a. Nutrisi
Makan
Jenis : Nasi, ikan, telur, ayam, sayur , tahu, tempe
Porsi : 1 piring
Frekuensi : 3 x/hari
Minum
Jenis : Air putih, susu ibu hamil, teh
Frekuensi : air putih 8-9 gelas sehari, susu ibu hamil 2 kali sehari
b. Eliminasi
BAK :6-7 kali/ hari
113
BAB : 1 kali/ hari
Masalah : Tidak ada
c. Istirahat
Tidur siang : ± 1 jam
Tidur malam : 6-7 jam
Masalah : Tidak ada
d. Aktivitas
Seksualitas : 1 kali/minggu
Olahraga : Jalan pagi
e. Personal Hygiene
Mandi : 2-3 kali/ hari Ganti pakaian : 3-4 kali/ hari
Sikat gigi : 2-3 kali/ hari
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik Suhu : 360C
Kesadaran : Composmentis BB sebelum hamil : 48 kg
Tekanan darah : 110/80 mmHg BB sesudah hamil : 58 kg
Nadi : 80x/menit TB : 158 cm
Pernafasan : 20x/menit LILA : 24 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Rambut : Lurus, hitam
Rontok/tidak : Tidak rontok
Kebersihan : Bersih, tidak ada ketombe
b. Muka
Bentuk : Simetris
Oedema : Tidak ada
Chloasma gravidarum : Tidak ada
Pucat/tidak : Tidak pucat
Kebersihan : Bersih
114
c. Mata
Sclera : Putih
Konjungtiva : Merah muda
Kebersihan : Bersih
d. Hidung
Bentuk : Simetris
Polip : Tidak ada
Kebersihan : Bersih
e. Mulut
Stomatitis : Tidak ada
Carries gigi : Tidak ada
Gigi berlubang : Tidak ada
Kebersihan : Bersih
Kelainan : Tidak ada
f. Telinga
Bentuk : Simetris
Pengeluaran : Tidak ada
Kebersihan : Bersih
g. Leher
Kelenjar thyroid : Tidak ada pembengkakan
Vena jugularis : Tidak ada pembesaran
Kelenjar limfe : Tidak ada pembengkakan
h. Payudara
Pembesaran mamae : Simetris
Areola mamae : Menghitam
Puting susu : Menonjol
Kebersihan : Bersih
Pengeluaran : Tidak ada
Benjolan : Tidak ada
115
i. Dada
Bunyi pernafasan : Tidak terdengar wheezing
Bunyi jantung : Terdengar lup dup
Teratur/tidak : Teratur
j. Abdomen
Luka bekas operasi : Tidak ada
Pembesaran perut : Sesuai usia kehamilan
Striae gravidarum : Tidak ada
Linea : Nigra
Palpasi
Leopold I : TFU 3 jari dibawah px, Pada bagian atas perut ibu teraba
bulat, lunak dan tidak melenting yaitu (bokong janin).
Leopold II : Pada bagian kiri perut ibu teraba tonjolan kecil yaitu
ekstremitas janin, sedangkan pada bagian kanan perut ibu
teraba keras, panjang, memapan yaitu (punggung janin).
Leopold III : Pada bagian bawah perut ibu teraba bulat, keras dan
melenting yaitu (kepala janin) dan kepala sudah masuk
PAP dan tidak bisa digoyangkan.
Leopold IV : divergen
TFU : 29 cm
Auskultasi
116
Pengeluaran : Tidak ada
Varises : Tidak ada
l. Ekstremitas
Atas
Kebersihan : Bersih
Oedema : Tidak ada
Kaku sendi : Tidak ada
Kuku : Tidak pucat
Bawah
Kebersihan : Bersih
Varises : Tidak ada
Kelainan : Tidak ada
Oedema : Tidak ada
Kaku sendi : Tidak ada
Perkusi
Reflek patella ka/ki : +/+
C. Assesment
Diagnosa : Ny. H G3P2A0 UK 39-40 Minggu kehamilan normal
Masalah : Nyeri perut bagian bawah
Kebutuhan : Tidak ada
Diagnosa potensial : Tidak ada
Tindakan segera : Tidak ada
D. Planning
1. Menginformasikan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan bahwa keadaan ibu dan janin baik hasil pemeriksaan yaitu TD
110/80 mmHg, BB 58 kg, Usia kehamilan 39-40 minggu, TBJ 2,790 gr, DJJ
140 kali/menit, letak janin dengan posisi kepala janin sudah masuk PAP.
(Ibu mengerti dengan yang dijelaskan).
117
2. Menjelaskan kepada ibu tentang keluhan yang ibu rasakan yaitu nyeri perut
bagian bawah, hal tersebut normal karena disebabkan membesarnya uterus
sehingga keluar dari rongga panggul menuju rongga abdomen.
Memberitahu ibu cara penanganannya yaitu menganjurkan ibu untuk
menghindari berdiri secara tiba-tiba dari posisi jongkok. Mengajarkan ibu
posisi tubuh yang baik, sehingga memperingan gejala nyeri yang mungkin
timbul. (Ibu mengerti dan bersedia melakukannya)
3. Menganjurkan ibu untuk melakukan senam hamil dan yoga untuk
mengurangi rasa nyeri pada ibu (ibu mengerti)
4. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebutuhan nutrisi dengan makan
makanan bergizi. (ibu mengerti)
5. Memberitahu ibu untuk tetap menjaga pola istirahat untuk tidur siang dan
tidur malam yang teratur agar tidak merasa lelah yang berlebihan (ibu
mengerti)
6. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya TM III yaitu ibu merasakan sakit
kepala yang hebat, perdarahan, nyeri abdomen, pandangan kabur, keluar
cairan pervagina dan gerakan janin tidak terasa atau berkurang. Jika ibu
mengalami salah satu gejala diatas segera ketenaga kesehatan terdekat. (ibu
mengerti)
7. Menganjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi Kalk 1x1 dan tablet Fe 1x1
diminum pada malam hari sebelum tidur agar ibu tidak mual dan sebaiknya
tidak diminum secara bersamaan dengan kopi, teh atau susu karena dapat
menganggu proses penyerapan obat tersebut, menjelaskan juga tentang
manfaat obat tersebut yaitu tablet Fe sebagai tablet penambah darah dan
kalsium laktat untuk membantu pertumbuhan tulang pada janin (Ibu
mengerti dan bersedia meminumnya)
8. Menginformasikan kepada ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu lagi dan
jika sewaktu-waktu ada keluhan ibu segera kepelayanan kesehatan terdekat
(ibu mengerti dan akan datang kembali sesuai dengan jadwal atau apabila
ada keluhan).
118
Lampiran 6
A. Data Subjektif
1. Alasan kunjungan
Keluhan utama : Nyeri perut bagian bawah sudah berkurang
2. Riwayat kehamilan saat ini
TM I : Mual
TM II : Tidak ada
TM III : Nyeri perut bagian bawah
Pergerakan janin pertama kali dirasakan ibu : 17 minggu
Berapa kali pergerakan janin dalam 24 jam terakhir : >10x/ hari
Rasa 5 L (letih, lelah, lemah, lesu, lunglai) : Tidak ada
Mual muntah yang lama : Tidak ada
Nyeri perut : Tidak ada
Panas menggigil : Tidak ada
Sakit kepala berat terus menerus : Tidak ada
Penglihatan kabur : Tidak ada
Rasa nyeri panas waktu BAK : Tidak ada
Rasa gatal vulva vagina dan sekitarnya : Tidak ada
Pengeluaran cairan pervaginam : Tidak ada
Nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai : Tidak ada
Oedema : Tidak ada
119
Obat-obatan yang digunakan : Tidak ada
3. Riwayat psikologi
Keadaan emosional : Stabil
Pandangan ibu terhadap kehamilan : Senang
Hubungan dengan keluarga : Baik
Pengambil keputusan dalam keluarga : Suami
Jenis kelamin anak yang diinginkan : laki-laki
4. Pola kebiasaan sehari hari
a. Nutrisi
Makan
Jenis : Nasi, ikan, telur, ayam, sayur , tahu, tempe
Porsi : 1 piring
Frekuensi : 3 x/hari
Minum
Jenis : Air putih, susu ibu hamil, teh
Frekuensi : air putih 8-9 gelas sehari, susu ibu hamil 2 kali sehari
b. Eliminasi
BAK :6-7 kali/ hari
BAB : 1 kali/ hari
Masalah : Tidak ada
c. Istirahat
Tidur siang : ± 1 jam
Tidur malam : 6-7 jam
Masalah : Tidak ada
d. Aktivitas
Seksualitas : 1 kali/minggu
Olahraga : Jalan pagi
e. Personal Hygiene
Mandi : 2-3 kali/ hari Ganti pakaian : 3-4 kali/ hari
Sikat gigi : 2-3 kali/ hari
120
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik Suhu : 360C
Kesadaran : Composmentis BB sebelum hamil : 48 kg
Tekanan darah : 110/80 mmHg BB sesudah hamil : 58 kg
Nadi : 80x/menit TB : 158 cm
Pernafasan : 20x/menit LILA : 24 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Rambut : Lurus, hitam
Rontok/tidak : Tidak rontok
Kebersihan : Bersih, tidak ada ketombe
b. Muka
Bentuk : Simetris
Oedema : Tidak ada
Chloasma gravidarum : Tidak ada
Pucat/tidak : Tidak pucat
Kebersihan : Bersih
c. Mata
Sclera : Putih
Konjungtiva : Merah muda
Kebersihan : Bersih
d. Hidung
Bentuk : Simetris
Polip : Tidak ada
Kebersihan : Bersih
e. Mulut
Stomatitis : Tidak ada
Carries gigi : Tidak ada
Gigi berlubang : Tidak ada
121
Kebersihan : Bersih
Kelainan : Tidak ada
f. Telinga
Bentuk : Simetris
Pengeluaran : Tidak ada
Kebersihan : Bersih
g. Leher
Kelenjar thyroid : Tidak ada pembengkakan
Vena jugularis : Tidak ada pembesaran
Kelenjar limfe : Tidak ada pembengkakan
h. Payudara
Pembesaran mamae : Simetris
Areola mamae : Menghitam
Puting susu : Menonjol
Kebersihan : Bersih
Pengeluaran : Tidak ada
Benjolan : Tidak ada
i. Dada
Bunyi pernafasan : Tidak terdapat wheezing
Bunyi jantung : Terdengar lup dup
Teratur/tidak : Teratur
j. Abdomen
Luka bekas operasi : Tidak ada
Pembesaran perut : Sesuai usia kehamilan
Striae gravidarum : Tidak ada
Linea : Nigra
Palpasi
Leopold I : TFU 3 jari dibawah px, Pada bagian atas perut ibu teraba
bulat, lunak dan tidak melenting yaitu (bokong janin).
122
Leopold II :Pada bagian kiri perut ibu teraba tonjolan kecil yaitu
ekstremitas janin, sedangkan pada bagian kanan perut ibu
teraba keras, panjang, memapan yaitu (punggung janin).
Leopold III :Pada bagian bawah perut ibu teraba bulat, keras dan
melenting yaitu (kepala janin) dan kepala sudah masuk
PAP dan tidak bisa digoyangkan.
Leopold IV : divergen
TFU : 29 cm
TBJ : (29-11) x 155 = 2.790 gr
Auskultasi
DJJ : 144 x/menit
Punctum maximum : Pada bagian kanan bawah perut ibu
Irama : Teratur
k. Genitalia luar : Tidak dilakukan pemeriksaan
Tanda-tanda infeksi : Tidak ada
Warna : Tidak ada
Pengeluaran : Tidak ada
Varises : Tidak ada
l. Ekstremitas
Atas
Kebersihan : Bersih
Oedema : Tidak ada
Kaku sendi : Tidak ada
Kuku : Tidak pucat
Bawah
Kebersihan : Bersih
Varises : Tidak ada
Kelainan : Tidak ada
Oedema : Tidak ada
Kaku sendi : Tidak ada
123
Perkusi
Reflek patella ka/ki : +/+
C. Assesment
Diagnosa : Ny. H G3P2A0 usia kehamilan 40 Minggu kehamilan normal
Masalah : Nyeri perut bagian bawah
Kebutuhan : Tidak ada
Diagnosa potensial : Tidak ada
Tindakan segera : Tidak ada
D. Planning
1. Menginformasikan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan bahwa keadaan ibu dan janin baik hasil pemeriksaan yaitu TD
110/80 mmHg, BB 58 kg, Usia kehamilan 40 minggu, TBJ 2,790 gr, DJJ
140 kali/menit, letak janin dengan posisi kepala janin sudah masuk PAP.
(Ibu mengerti dengan yang dijelaskan).
2. Mengevaluasi kepada ibu tentang keluhan yang ibu rasakan sudah
berkurang yaitu nyeri perut bagian bawah, hal tersebut normal karena
disebabkan semakin membesarnya uterus sehingga keluar dari rongga
panggul menuju rongga abdomen. Memberitahu ibu cara penanganannya
yaitu Menganjurkan ibu untuk menghindari berdiri secara tiba-tiba dari
posisi jongkok. Mengajarkan ibu posisi tubuh yang baik, sehingga
memperingan gejala nyeri yang mungkin timbul. (Ibu mengerti dan bersedia
melakukannya)
3. Memberitahu kepada ibu persiapan persalinan seperti kendaraan, pendonor
darah, biaya, pakaian ibu dan bayi, penolong, tempat persalinan, dan
pendamping persalinan (Ibu mengerti dengan yang dijelaskan)
4. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya TM III yaitu ibu merasakan sakit
kepala yang hebat, perdarahan, nyeri abdomen, pandangan kabur, keluar
cairan pervagina dan gerakan janin tidak terasa atau berkurang. Jika ibu
124
mengalami salah satu gejala diatas segera ketenaga kesehatan terdekat. (ibu
mengerti)
5. Menganjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi Kalk 1x1 dan tablet Fe 1x1
diminum pada malam hari sebelum tidur agar ibu tidak mula dan sebaiknya
tidak diminum secara bersamaan dengan kopi, teh atau susu karena dapat
menganggu proses penyerapan obat tersebut, menjelaskan juga tentang
manfaat obat tersebut yaitu tablet Fe sebagai tablet penambah darah dan
kalsium laktat untuk membantu pertumbuhan tulang pada janin (Ibu
mengerti dan bersedia meminumnya)
6. Menganjurkan kepada ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi
atau jika ada keluhan atau tanda persalinan ibu segera kepelayanan
kesehatan terdekat (ibu mengerti dan akan datang kembali apabila ada
keluhan ).
125
Lampiran 7
A. Data Subjektif
1. Keluhan Utama
Ibu mengatakan mengeluh nyeri pada perut bawah yang menjalar hingga
ke pinggang, semakin lama semakin kuat sejak pukul 22.00 WIB.
Pemenuhan Kebutuhan Rutin
a. Pola nutrisi
1) Makanan
Jenis : Nasi, ikan, sayur
Frekuensi : 3x sehari
Masalah : Tidak ada
2) Minuman
Jenis : air putih
Frekuensi : 7 gelas/hari
Masalah : Tidak ada
b. Pola eliminasi
1) BAB
Frekuensi : 1x sehari
Warna : kecoklatan
Masalah : tidak ada
2) BAK
Frekuensi : 6-7 x sehari
126
Masalah : tidak ada
Warna : kuning jernih
c. Pola istirahat
Tidur siang : ± 1 jam
Tidur malam : 6-7 jam
Masalah : tidak ada
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik RR : 20 x/menit
Kesadaran : composmentis TB : 158 cm
TD : 110/80 mmhg BB Sebelum hamil : 48 kg
Nadi : 80x/menit BB Sekarang : 58 kg
S : 360C
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
1) Muka : Tidak ada
Oedema : Tidak oedema
Pucat : Tidak pucat
2) Mata
Sklera : putih
konjungtiva : merah muda
3) Hidung : Simetris, Bersih, tidak ada polip
b. Dada
1) Payudara
Pembesaran mamae : Normal
Areola mamae : menghitam
Putting susu : Menonjol
Kebersihan : Bersih
Pengeluaran : ada pengeluaran ASI
Benjolan : Tidak ada
127
c. Abdomen
1) Inspeksi
Luka bekas operasi : Tidak ada
Pembesaran perut : Sesuai usia kehamilan
Striae : Tidak ada
Linea : Nigra
2) Palpasi
Leopold I : TFU 3 jari dibawah px. Pada bagian atas perut ibu
teraba bulat, lunak, tidak melenting kemungkinan
bokong janin.
Leopold II : Pada bagian kiri perut ibu teraba tonjolan kecil
kemungkinan ekstremitas janin, pada bagian kanan
perut ibu teraba panjang, keras dan memapan
kemungkinan punggung janin
Leopold IV : Divergen
His :3x10’x30”
3) Auskultasi
DJJ : 140x/menit
Punctum maximum : Pada bagian kanan bawah perut ibu
Irama : Teratur
128
d. Genitalia
1) Pemeriksaan dalam
Pukul : 02.00 WIB
Portio :Tipis, lunak
Pembukaan : 2
Presentase : Kepala
Posisi : UUK kiri depan
Molase : Tidak ada
Hodge : II
Ketuban : (+) Utuh
e. Ekstremitas
1) Atas 2) Bawah
Oedema : Tidak ada Oedema: Tidak ada
Kaku sendi : Tidak ada Varises: Tidak ada
Sianosis ujung jari : Tidak ada
C. Asessment
Diagnosa : Ny. H G3P2A0 usia kehamilan 40 minggu inpartu kala
I fase laten
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Nutrisi, teknik relaksasi
Diagnosa potensial : Tidak ada
Tindakan Segera : Tidak ada
D. Planning
1. Menginformasikan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan TD : 110/80
mmHg, RR : 20 kali/menit, N : 80 kali/menit, S : 36,7 0C, DJJ 144
129
kali/menit, secara keseluruhan keadaan ibu dan janin baik dan pembukaan
2 cm (Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan yang telah dijelaskan)
2. Memberitahu kepada keluarga untuk memberi dukungan kepada ibu untuk
semangat menghadapi persalinan dan meminta suami untuk mendampingi
persalinan serta membantu melakukan masase dibagian pinggang ibu
(Keluarga dan suami mengerti serta bersedi memberi dukungan pada ibu)
3. Menginformasikan kepada ibu tentang rasa nyeri yang dialami ibu adalah
hal yang normal pada saat persalinan, rasa nyeri timbul karena perut ibu
sedang berkontraksi, mengajari ibu cara mengatasinya dengan melakukan
teknik relaksasi yaitu menarik nafas ari hidung dn hembuskan perlahan-
lahan melalui mulut, memberitahu ibu untuk tidak mengedan terlebih
dahulu karena pembukaan belum lengkap (Ibu mengerti dan bersedia
melakukannya)
4. Menginformasikan kepada ibu mengenai posisi yang nyaman seperti miring
kiri, setengah duduk untuk membantu penurunan kepala janin dan
mengurangi rasa sakit ibu (Ibu mengerti dan bersedia melakukannya)
5. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum untuk menambah tenaga bagi
ibu mengedan saat proses persalinan (Ibu mengerti dan bersedia
melakukannya)
6. Mengobservasi kemajuan persalinan pembukaan setiap 4 jam, nadi ibu
kontraksi dan DJJ setiap 30 menit, suhu setiap 2 jam (terlaksana)
130
CATATAN PERKEMBANGAN (SOAP)
B. Objektif
KU : Baik RR : 20x/i
TD : 110/80mmhg DJJ : 144x/i
N : 80x/i HIS : 4x10’40”
Kandung kemih : Kosong VT pukul : 06.00 WIB
Portio : Tipis, lunak Hodge : III
Pembukaan : 7 cm Molase : Tidak ada
Ketuban : Utuh
Persentase : Kepala
Posisi : UUK
C. Assesment
Diagnosa : Ny. H G3P2A0 inpartu kala I fase aktif
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Tidak ada
Diagnosa potensial : Tidak ada
Tindakan Segera : Tidak ada
D. Planning
1. Memberitahukan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan
bahwa Keadaan umum ibu dan janin baik, dan saat ini ibu memasuki
fase aktif kala I dengan pembukaan 7 cm, DJJ : 144 x/menit (Ibu dan
keluarga mengerti dan mengetahui hasil pemeriksaan).
131
2. Mengajarkan ibu teknis relaksasi yang baik yaitu ketika ada HIS ibu
menarik nafas panjang dari hidung dan keluarkan perlahan lewat mulut,
memberitahu ibu untuk tidak mengedan terlebih dahulu karena
pembukaan belum lengkap (ibu mengerti dan bersedia melakukannya)
3. Menganjurkan ibu untuk berjalan-jalan atau jongkok agar mempercepat
penurunan kepala (Terlaksana)
4. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum dengan tujuan untuk
menambah tenaga pada proses persalinan (Ibu mengerti dan ibu minum
jika haus)
5. Melakukan observasi kemajuan persalinan lalu memasukkannya
kedalam patograf
6. Mencatat semua hasil pemeriksaan atau pemantauan dalam partograf.
(Terlaksana)
132
2. KALA II
Tanggal/pukul : 02-06-2023 / 07.45 WIB
A. Subjektif
Ibu mengatakan sakinya semakin sering dan kuat seperti ingin meneran.
B. Objektif
KU : Baik RR : 20x/i
TD : 110/80mmhg DJJ : 144x/i
N : 80x/i HIS : 5x10’45-50”
Kandung kemih : Kosong VT pukul : 07.45 WIB
Portio : Tidak teraba Hodge : IV
Pembukaan : 10 cm Molase : Tidak ada
Ketuban : jernih
Presentasi : Kepala
Posisi : UUK
C. Assesment
Diagnosa : Ny. H G3P2A0 Inpartu kala II normal
D. Planning
133
2. Menggunakan APD yaitu tutup kepala, masker, celemek, sepatu bot,
mencuci tangan, mendekatkan alat dan memakai sarung tangan.
(Terlaksana)
3. Meminta keluarga dan suami untuk memberikan dukungan kepada ibu dan
menjadi pendamping persalinan (Terlaksana)
4. Memberitahukan kepada ibu teknik meneran dengan benar yaitu ketika ada
HIS, menarik nafas dalam dengan posisi dagu menempel didada, kepala
menghadap keperut, tangan merangkul kepaha lalu berikan tekanan pada
perut. Menganjurkan ibu untuk istirahat atau makan dan minum jika tidak
ada HIS (Terlaksana)
5. Membantu ibu memilih posisi yang nyaman. Ibu sudah menemukan posisi
yang nyaman, yaitu posisi berbaring.
6. Membantu proses persalinan:
a. Meletakkan handuk bersih diatas perut ibu jika kepala bayi telah
membuka vulva 5-6 cm, meletakkan kain bersih 1/3 bagian dibawah
bokong ibu. Memimpin persalinan
b. Tangan kanan dengan menggunakan kain menahan perineum dan
tangan kiri menahan kepala agar tidak defleksi terlalu cepat, lalu
lahirkan UUB, dahi, mata, hidung, mulut dan dagu, sehingga lahirlah
kepala seluruhnya. Periksa lilitan tali pusat (tidak ada lilitan) lalu
tunggu terjadinya putaran paksi luar dan posisi tangan biparietal.
Arahkan kebawah untuk melahirkan bahu posterior, lakukan sanggah
susur sehingga bayi lahir seluruhnya.
7. Melakukan penilaian sepintas pada bayi, mengeringkan bayi, menghisap
lendir pada mulut dan hidung bayi dan mengganti dengan kain yang bersih.
Bayi lahir spontan pukul 07.55 WIB. Menangis kuat, tonus otot baik,
warna kulit kemerahan, jenis kelamin laki-laki
8. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan apakah ada janin kedua atau
tidak. Tidak ada janin kedua. (Terlaksana)
9. Menyuntikkan oksitosin 10 IU secara IM di 1/3 bagian paha luar.
(Terlaksana)
134
10. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3
cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit
kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama. Potong tali pusat dan
ikat tali pusat dengan menggunakan benang steril (Terlaksana)
11. Letakkan bayi di dada ibu untuk melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
dengan posisi dada ibu dibuka lebar lalu letakkan bayi di antara dada ibu
dengan tangan dan kaki terbuka agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi.
(Terlaksana).
12. Selimuti bayi dan ibu dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi.
(Terlaksana)
135
3. KALA III
Tanggal/pukul : 02-06-2023 / 07.55 WIB
1. Subjektif
Ibu mengatakan senang dengan kelahiran bayinya dan perutnya terasa
mules.
2. Objektif:
KU : Baik Kesadaran : Composmentis
TD : 110/80mmhg TFU : Sepusat
N : 80 x/menit Kontraksi : Baik
R : 20 x/menit Kandung Kemih : Kosong
S : 36,6°C Pendarahan : ± 80 cc
Laserasi : Tidak ada
Adanya tanda-tanda pelepasan plasenta : uterus globuler, tali pusat
bertambah panjang dan adanya semburan darah.
3. Assesment
Diagnosa : Ny. H P3A0H3 parturien kala III normal
4. Planning
1. Memberitahu ibu bahwa keadaan ibu baik, dan mules yang ibu alami adalah
karena uterus berkontraksi dan plasenta akan segera lahir. Ibu mengerti
2. Memindahkan klem pada tali pusat dengan jarak 5-10 cm di depan vulva.
Melakukan peregangan tali pusat terkendali dengan tangan kanan dan
tangan kiri melakukan penekanan bagian bawah dinding depan uterus
kearah dorsal diikuti dengan pergeseran tali pusat kearah distal maka
136
lanjutkan dorongan kearah kranial hingga plasenta dapat dilahirkan
(Terlaksana)
3. Pada saat plasenta muncul di vulva, tangan kiri menahan bawah dan tangan
kanan memutar plasenta searah jarum jam perlahan-lahan. Plasenta lahir
pukul 08.05 WIB dan meletakkannya di piring plasenta (Terlaksana)
4. Melakukan massase fundus uteri sebanyak 15 kali dalam 15 detik. Hasil:
uterus teraba keras dan kontraksi baik (Terlaksana)
5. Melakukan pemeriksaan plasenta. Kotiledon lengkap, selaput ketuban utuh,
tali pusat 50 cm, insersi sentralis, ketebalan 3 cm, beratnya 500 gram,
membungkus plasenta kedalam plastic (Terlaksana)
6. Melakukan pemeriksaan laserasi pada vagina dan tidak adanya laserasi.
137
4. KALA IV
Tanggal/pukul : 02-06-2023/ 08.05 WIB
A. Subjektif
Ibu mengatakan lelah tetapi senang dengan kelahirannya.
B. Objektif
KU : Baik Suhu : 36oC
Kesadaran : Composmentis TFU : 2 jari dibawah pusat
TD : 110/80 mmHg Kontraksi : Baik
Nadi : 80 x/menit Perdarahan : ± 80 cc
RR : 22 x/menit Laserasi : Tidak ada
Kandung kemih: Kosong
C. Assesment
Diagnosa : Ny. H P3A0H3 Partus kala IV normal
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Tidak ada
Diagnosa potensial : Tidak ada
Tindakan Segera : Tidak ada
D. Planning
1. Menginformasikan kepada ibu hasil pemeriksaan TD 110/80 mmHg, N:
80x/I, S: 36oC, 2 jari dibawah pusat, KU baik (ibu mengerti)
2. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik, perdarahan dalam batas
normal dan TFU 2 jari dibawah pusat (Terlaksana)
3. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu atau
IMD paling sedikit 1 jam (Terlaksana)
4. Menganjurkan keluarga untuk memberikan makan dan minum untuk
menambah energi ibu setelah proses persalinannya (Terlaksana)
138
5. Membersihkan ibu dengan air DTT, dan tempat bersalin dengan air klorin
0,5% kemudian bilas dengan air DTT. Membantu ibu memakai pempers
dan kain sarung yang baru, serta mengganti baju ibu jika baju ibu terkena
darah. Memastikan ibu merasa nyaman, ibu boleh makan dan minum yang
diinginkan, dan menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya (Terlaksana)
6. Mengajarkan ibu untuk selalu mengusap bagian keras diperut nya atau
rahimnya, jika terasa lembek dan keluar darah seperti air keran mengalir,
segera lakukan usapan tersebut dan beritahu bidan. Ibu mengerti
7. Melakukan pemantauan kala IV dengan memeriksa tekanan darah, nadi,
TFU, kontraksi uterus, kandung kemih dan perdarahan setiap 15 menit
pada satu jam pertama dan 30 menit pada satu jam kedua. Memeriksa suhu
tubuh ibu (Terlaksana)
8. Membuang sampah sesuai dengan jenisnya. Merendam peralatan yang
dipakai dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Buka sarung tangan
secara terbalik lalu rendam dalam air klorin. Cuci, bilas, keringkan,
merebus da mensterilkan alat (Terlaksana)
9. satu jam IMD, melakukan perawatan bayi baru lahir, yaitu :
1) Melakukan pemeriksaan antropometri bayi baru lahir . JK : laki-laki,
BB : 2.800 gram, PB : 48 cm, LK : 33 cm, LD : 30 cm, LP : 29 cm.
(Terlaksana)
2) Melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir dan reflex bayi
(Terlaksana. Pemeriksaan fisik tidak ada kelainan dan reflex pada bayi
+ (positif) )
3) Memberitahu ibu bahwa bayinya akan disuntik vitamin K pada paha
kiri untuk mencegah terjadinya perdarahan dan akan diberikan salep
mata untuk mencegah infeksi (ibu bersedia)
4) Melakukan perencanaan pemberian Hb0 setelah mandi (terlaksanan
10. Mencuci tangan 6 langkah dibawah air mengalir dan mengeringkan tangan
menggunakan handuk bersih.
11. Melengkapi partograf. (Terlaksana).
139
Lampiran 9
140
Keluhan : nyeri punggung bagian bawah
Periksa ke : Bidan
b. Riwayat Persalinan
Tanggal/pukul : 02-06-2023/ 07.55 WIB
Ditolong oleh : Bidan
Jenis persalinan : Normal, Spontan
Jumlah perdarahan
Kala I : ± 10 cc Kala III : ± 50 cc
Kala II : ± 80 cc Kala IV : ± 50 cc
c. Bayi
JK : laki-laki BB : 2800 gr PB : 48 cm
d. Plasenta,Selaput Ketuban dan Tali Pusat
Plasenta : Lengkap Panjang tali pusat : ± 50 cm
Selaput ketuban : Utuh Insersi : Sentralis
5. Kebiasaan Sehari-hari
1. Nutrisi
Makan : ± 3x/hr
Jenis : Nasi, lauk pauk, sayur-sayuran dan buah-buahan
Minum : ± 6-7 gelas/hr
Jenis : air putih
2. Eliminasi
BAK : ± 4-5x/hr
BAB : ± 1x/hr
Masalah : Tidak ada
3. Istirahat
Tidur siang : ± 1 jam/hr
Tidur malam : ± 6-7 jam/hr
Masalah : Tidak ada
4. Personal Hygiene
Mandi : ± 2x/hr
Sikat gigi : ± 2x/hr
141
Ganti pakaian dalam : ± 2-3x/hr
b. Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik Tekanan Darah : 110/80 mmhg
Kesadaran : Composmentis Nadi : 80x/i
Kandung kemih : Kosong Respirasi : 20x/i
Suhu : 36°C
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Rambut : Hitam,tidak ada rontok dan ketombe
Kebersihan : Bersih
b. Muka
Oedema : Tidak ada
Chloasma gravidarum : Tidak ada
Pucat : Tidak ada
c. Mata
Sclera : Tidak ikterik
Konjungtiva : Tidak pucat
d. Hidung
Bentuk : Simetris
Polip : Tidak ada
e. Telinga
Bentuk : Simetris
Pengeluaran : Tidak ada
f. Mulut
Stomatitis : Tidak ada
Gigi berlubang : Ada
Caries gigi : Tidak ada
Kebersihan lidah : Bersih
142
g. Leher
Kelenjar thyroid : Tidak ada
Vena jugularis : Tidak ada
h. Dada
Bunyi pernafasan : Tidak ada wheezing
Bunyi jantung : Terdengar lup dup
Teratur/tidak : Teratur
Payudara
Puting susu : menonjol
pengeluaran : ada
kebersihan : bersih
i. Abdomen
Bekas luka operasi : Tidak ada
TFU : 2 jari dibawah pusat
Kandung kemih : Kosong
Kontraksi : Baik
j. Genitalia
Lochea : Rubra
k. Ekstremitas
Atas
Oedema : Tidak Ada
Kaku : Bersih
Sianosis : Tidak Ada
Tromboflebistis : Tidak Ada
Bawah oedema : Tidak Ada
Varises : Tidak Ada
c. Assessment
Diagnosa : Ny. H P3A0H3 6 jam postpartum normal
Masalah : Tidak ada
143
Kebutuhan : Tidak ada
Diagnosa potensial : Tidak ada
Tindakan segera : Tidak ada
d. Planning
1. Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yaitu TD: 110/80
mmHg, Kontraksi baik, involusi uterus normal, perdarahan normal (Ibu
mengerti dan mengetahui hasil pemeriksaan).
2. Menganjurkan ibu melakukan mobilisasi dini seperti berjalan ke kamar mandi
yang berguna untuk melancarkan sirkulasi darah sehingga meregangkan otot
otot yang tegang(ibu mengerti dan bersedia melakukannya )
3. Memberitahu ibu untuk menjaga pola nutrisi yaitu mengonsumsi makanan
yang bergizi seimbang serta gizi yang cukup akan disalurkan kepada bayi
melalui ASI sehingga bayi memperoleh gizi yang baik ( ibu mengerti dan
bersedia mengonsumsi makanan yang bergizi)
4. Menginformasikan kepada ibu tentang ASI Ekslusif. Menganjurkan ibu
memerikan ASI setiap 2-3 jam sekali atau jika bayi menginginkan (on
demand), hanya berikan ASI tanpa campuran makanan tambahan hingga 6
bulan (ibu menegerti dan bersedia memberikan ASI nya secara on demand).
5. Mengajari ibu Teknik menyusui yang benar yaitu cuci tangan sebelum
menyusui, gunakan posisi yang nyaman bagi ibu dan bayi, bersihkan
payudara dengan handuk kecil yang sudah dibasahi dengan air bersih, oleskan
ASI pada putting dan bagian yang kehitaman, posisikan bayi berhdapan
dengan ibu. Sentuh pipi bayi untuk memberi rangsangan, kemudian setelah
bayi membuka mult dekatkan payudara, masukkan putting susu dan areola
dalam mulit bayi. Tangan yang lain menompang payudara ibu, setelah
menyusui maka lepaskan putting susu dengan tidak menariknya dan minta
ibu untuk menyendawakkan bayinya. Kemudian cuci tangan kembali,
anjurkan ibu untuk menyusui bayinya pada payudara kiri dan kanan secara
bergantian (ibu mengerti tentang teknik menyusui yang benar)
144
6. Menjelaskan kepada ibu tentang tanda bahaya nifas yaitu perdarahan yang
banyak, keluar cairan yang bau, demam payudara bengkak, pandangan kabur.
Jika ibu merasakan salah satu diantaranya ibu diharapkan segera datang ke
pelayanan kesehatan terdekat.
7. Memberitahukan kepada ibu untuk tetap minum tablet Fe 1x1 dan Vit A
sehari setiap malam selama masa nifas (Ibu mengerti dan bersedia)
8. Menginformasikan kepada ibu bahwa akan dilakukan kunjungan ulang ke
rumah hari ke 7 pada tanggal 09-06-2023. (Ibu mengerti dan bersedia
melakukannya)
145
Lampiran 10
Kunjungan Kedua
146
Keluhan : nyeri punggung bagian bawah
Periksa ke : Bidan
b. Riwayat Persalinan
Tanggal/pukul : 02-06-2023 / 07.55 WIB
Ditolong oleh : Bidan
Jenis persalinan : Normal, spontan
Jumlah perdarahan
Kala I : ± 10 cc Kala III : ± 50 cc
Kala II : ± 80 cc Kala IV : ± 50 cc
c. Bayi
JK : Laki-laki BB : 2800 gr PB : 48 cm
d. Plasenta,Selaput Ketuban dan Tali Pusat
Plasenta : Lengkap Panjang tali pusat : ± 50 cm
Selaput ketuban : Utuh Insersi : Sentralis
5. Kebiasaan Sehari-hari
a. Nutrisi
Makan : ± 3x/ hari
Jenis : Nasi, lauk pauk, sayur-sayuran dan buah-buahan
Minum : ± 6-7 gelas/hari
Jenis : air putih
b. Eliminasi
BAK : ± 4-5x/ hari
BAB : ± 1x/ hari
Masalah : Tidak ada
c. Istirahat
Tidur siang : ± 1 jam/ hari
Tidur malam : ± 6-7 jam/ hari
Masalah : Tidak ada
d. Personal Hygiene
Mandi : ± 2x/ hari
Sikat gigi : ± 2x/ hari
147
Ganti pakaian dalam : ± 2-3x/hari
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik Tekanan Darah :110/80mmhg
Kesadaran : Composmentis Nadi : 80x/i
Kandung kemih : Kosong Respirasi : 20x/i
Suhu : 36°C
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Rambut : Hitam,tidak ada rontok dan ketombe
Kebersihan : Bersih
b. Muka
Oedema : Tidak ada
Chloasma gravidarum : Tidak ada
Pucat : Tidak ada
c. Mata
Sclera : Tidak ikterik
Konjungtiva : Tidak pucat
d. Hidung
Bentuk : Simetris
Polip : Tidak ada
e. Telinga
Bentuk : Simetris
Pengeluaran : Tidak ada
f. Mulut
Stomatitis : Tidak ada
Gigi berlubang : Ada
Caries gigi : Tidak ada
Kebersihan lidah : Bersih
g. Leher
Kelenjar thyroid : Tidak ada
148
Vena jugularis : Tidak ada
h. Dada
Puting susu : menonjol
pengeluaran : ada
kebersihan : bersih
i. Abdomen
Bekas luka operasi : Tidak ada
TFU : pertengahan pusat dan simfisis pubis
Kandung kemih : Kosong
Kontraksi : Baik
j. Genitalia
Lochea : serosa
k. Ekstremitas
Atas
Oedema : Tidak Ada
Kaku : Bersih
Sianosis : Tidak Ada
Tromboflebistis : Tidak Ada
Bawah oedema : Tidak Ada
Varises : Tidak Ada
C. Assessment
Diagnosa : Ny. H P3A0H3 7 hari postpartum normal
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Tidak ada
Diagnosa potensial : Tidak ada
Tindakan segera : Tidak ada
D. Planning
1. Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yaitu TD: 110/80
mmHg, Kontraksi baik, involusi uterus normal, perdarahan normal (Ibu
mengerti dan mengetahui hasil pemeriksaan).
149
2. Memastikan ibu memberikan ASI dengan baik (Ibu memberikan ASI
sesuai kebutuhan bayi)
3. Menganjurkan ibu untuk menjaga pola istirahat yang cukup untuk
mencegah kelelahan yang berlebihan, apabila ibu kurang istirahat akan
mempengaruhi ibu dan mengurangi jumlah ASI yang diproduksi,
memperlambat proses pemulihan rahim seperti awal sebelum hamil (Ibu
mengerti)
4. Memberitahu ibu untuk menjaga pola nutrisi yaitu mengonsumsi makanan
yang bergizi yang cukup akan disalurkan kepada bayi melalui ASI
sehingga bayi memperoleh gizi yang baik (ibu mnegerti)
5. Memberitahukan kepada ibu tentang senam nifas dan manfaatnya (Ibu
mengerti dan mau melakukan)
6. Memberitahukan kepada ibu untuk melakukan kunjungan ulang 3 minggu
lagi untuk kontrol ibu dan bayinya. Namun, jika ada keluhan ibu bisa
datang sebelum waktunya (Ibu mengerti dan mau datang jika ada keluhan)
150
Lampiran 11
151
3. Riwayat Persalinan Sekarang
Tanggal/PukulPersalinan : 02-06-2023 /07.55 WIB
Jenis persalinan : Normal
Penolong : Bidan
Komplikasi : Tidak ada
B. Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik Nadi : 144x/i
Pernafasan : 44 x/i Suhu : 36 0C
Antropometri
Berat Badan : 2800 gram Lingkar Dada : 30 cm
Panjang Badan : 48 cm LILA : 12 cm
Lingkar Kepala : 33 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
UUK : Tidak ada kelainan
UUB : Tidak ada kelainan
Bentuk : Simestris
Moulage : Tidak ada
b. Muka
Bentuk : Simetris
Pucat : Tidak pucat
Lain- lainnya : Tidak ada
c. Mata
Bentuk : Simetris konjungtiva : merah muda
Tanda infeksi : Tidak ada sclera : Tidak Ikterik
d. Hidung
Bentuk : Simetris
Lubang : Ada
Cuping Hidung : Tidak ada
152
e. Mulut
Bentuk : Simetris reflex rooting : Ada
Bibir : Tidak ada kelainan reflex sucking : Ada
Langit – langit : Tidak ada kelainan
f. Telinga
Bentuk : Simetris daun : Tidak ada kelainan
Pengeluaran : Tidak ada lekuk : Tidak ada kelainan
g. Leher
Pembengkakan dan pembesaran kelenjar : Tidak ada
Reflextonick neck : Ada
h. Dada
Bentuk : Simetris
Putting susu : Sejajar Retraksi : Tidak ada
i. Bahu, lengan dan tangan
Gerakan : Aktif
Jumlah jari : Lengkap
Reflexgraps : Ada
j. Abdomen
Bentuk : Simetris
Tali pusat : Tidak ada infeksi
Penonjolan sekitar tali pusat : Tidak ada
Pendarahan tali pusat : Tidak ada
k. Genitalia
Penis : berlubang
Testis : sudah masuk ke dalam skrotum
Anus : berlubang
l. Tungkai kaki
Gerakan : Aktif
Jumlah jari : Lengkap
m. Punggung : Tidak ada kelainan
153
n. Kulit
Warna : Merah Pembengkakan : Tidak ada
Verniks kaseosa : Ada Bercak hitam : Tidak ada
Lanugo : Tidak ada Tanda lahir : Tidak ada
3. Pemeriksaan Penunjang : Tidak ada
C. Assasment
Diagnosa : By. Ny. H Umur 6 jam dengan bayi baru lahir
normal
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Tidak ada
Diagnosa potensial : Tidak ada
Tindakan segera : Tidak ada
D. Planning
1. Menginformasikan pada ibu bahwa keadaan bayi baik, pemeriksaan fisik
dalam batas normal dan hasil pemeriksaannya yaitu nadi 140 kali/menit,
pernafasan 42 kali/menit dan suhu 36°C. (Ibu mengerti dengan hasil
pemeriksaan)
2. Memberitahu ibu tentang perawatan tali pusat, menganjurkan ibu untuk
menjaga tali pusat tetap kering dan tidak membubuhi apapun pada tali pusat
karena akan mengakibatkan infeksi pada pusat bayi.
3. Menginformasikan pada ibu untuk selalu menjaga kehangatan bayinya
dengan cara memakaikan selimut bayi dan memakaikan topi. (Ibu mengerti
dan bersedia)
4. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI sedini mungkin hingga bayi
berumur 6 bulan tanpa tambahan susu formula. Berikan ASI setiap 2-3 jam
sekali atau jika bayi menginginkan (on demend).
5. Menginformasikan kepada ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir yang
harus diwaspadai yaitu bayi demam (suhu 38°C) atau dingin (suhu
<36,5°C), bayi tidak dapat menyusui, bayi muntah selesai menyusui, tali
154
pusat merah atau nanah. Menganjurkan ibu untuk segera membawa bayinya
ke tenaga kesehatan terdekat apabila mengalami tanda-tanda seperti di atas.
(Ibu mengerti dan telah memahami tanda bahaya bayi baru lahir)
6. Menginformasikan kepada ibu bahwa akan dilakukan kunjungan ulang ke
rumah hari ke 7 pada tanggal 09-06-2023. (Ibu mengerti dan bersedia
melakukannya).
155
Lampiran 12
Kunjungan Kedua
A. Data Subjektif
1. Biodata
Nama Bayi : By Ny. H
Umur : 7 hari
Jenis kelamin : Laki-laki
Tanggal/PukulLahir : 02-06-2023 /07.55 WIB
Nama Ibu : Ny. H Nama Suami : Tn. F
Umur : 23 Tahun Umur : 28 Tahun
Suku/Bangsa: Melayu Suku/Bangsa : Melayu
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Honor
Alamat : Tj. Siambang
2. Riwayat Kehamilan
Usia kehamilan : 40 Minggu
Keadaan kesehatan ibu : Sehat
Berapa kali periksa selama hamil : 6 kali
Tempat periksa : Bidan
Penyakit yang menyertai kehamilan : Tidak ada
Komplikasi ibu dan janin : Tidak ada
156
Tanggal/PukulPersalinan : 02-06-2023 /07.55 WIB
Jenis persalinan : Normal
Penolong : Bidan
Komplikasi : Tidak ada
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik Nadi : 140x/i
Pernafasan : 42 x/i Suhu : 360C
Antropometri
Berat Badan : 2950 gram Lingkar Dada : 30 cm
Panjang Badan : 48 cm LILA : 13 cm
Lingkar Kepala : 32 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
UUK : Tidak ada kelainan
UUB : Tidak ada kelainan
Bentuk : Simestris
Moulage : Tidak ada
b. Muka
Bentuk : Simetris
Pucat : Tidak pucat
Lain- lainnya : Tidak ada
c. Mata
Bentuk : Simetris konjungtiva : merah muda
Tanda infeksi : Tidak ada sclera : Tidak Ikterik
d. Hidung
Bentuk : Simetris
Lubang : Ada
Cuping Hidung : Tidak ada
e. Mulut
Bentuk : Simetris reflex rooting : Ada
157
Bibir : Tidak ada kelainan reflex sucking : Ada
Langit – langit : Tidak ada kelainan
f. Telinga
Bentuk : Simetris daun : Tidak ada kelainan
Pengeluaran : Tidak ada lekuk : Tidak ada kelainan
g. Leher
Pembengkakan dan pembesaran kelenjar : Tidak ada
Reflextonick neck : Ada
h. Dada
Bentuk : Simetris
Putting susu : Sejajar
Retraksi : Tidak ada
i. Bahu, lengan dan tangan
Gerakan : Aktif
Jumlahjari : Lengkap
Reflexgraps : Ada
j. Abdomen
Bentuk : Simetris
Talipusat : Tidak ada infeksi
Penonjolan sekitar tali pusat : Tidak ada
Pendarahan tali pusat : Tidak ada
k. Genitalia
Penis : berlubang
Testis : sudah masuk ke dalam skrotum
Anus : berlubang
l. Tungkai kaki
Gerakan : Aktif
Jumlah jari : Lengkap
m. Punggung : Tidak ada kelainan
n. Kulit
Warna : Merah Pembengkakan : Tidak ada
158
Verniks kaseosa : Ada Bercak hitam : Tidak ada
Lanugo : Tidak ada Tanda lahir : Tidak ada
C. Assasment
Diagnosa : By. Ny. H Umur 7 hari dengan bayi baru lahir
normal
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Tidak ada
Diagnosa potensial : Tidak ada
Tindakan segera : Tidak ada
D. Planning
1. Menginformasikan pada ibu bahwa keadaan bayi baik, pemeriksaan fisik
dalam batas normal dan hasil pemeriksaannya yaitu nadi 140 kali/menit,
pernafasan 42 kali/menit dan suhu 36,7°C. (Ibu mengerti dengan hasil
pemeriksaan)
2. Menginformasikan kepada ibu untuk tetap memberikan ASI esklusif kepada
bayinya selama 6 bulan tanpa memberikan susu formula atau makanan
tambahan (ibu mengerti)
3. Menginformasikan kepada ibu tentang personal hygiene yaitu memandikan
bayi 1-2x sehari dengan air hangat, pakaikan pakaian yang bersih dan kering
dan mengganti popok setiap bayi BAK dan BAB (ibu mengerti dan bersedia
menjaga personal hygiene bayinya)
4. Memberitahukan kepada ibu tentang imunisasi pada bayi nya yaitu
imunisasi BCG dan polio 1 setelah umur bayi 1 bulan dan menganjurkan
ibu untuk selalu membawa anak nya ke posyandu atau ke klinik agar
tumbuh kembang anak dapat dipantau, menginformasikan ibu tentang tanda
bahaya bayi baru lahir
5. Menginformasikan kepada ibu melakukan kunjungan ke PMB jika ada
keluhan-keluhan yang dirasakan. (ibu mengerti dan bersedia).
159
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Materi
Terlampir
Manfaat
Penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan pada Ny. H mengenai MP-ASI
Metode
1) Ceramah
2) Tanya Jawab
85
Proses Kegiatan Penyuluhan
Evaluasi
1) Metode Evaluasi : Menjelaskan kembali tentang ASI Ekslusif
2) Hasil Evaluasi : Ny. H mengerti tentang pentingnya ASI Ekslusif
86
Lampiran Materi
1. Pengertian ASI
Bayi sejak lahir usia 0-6 bulan hanya diberi ASI dan saja dan tidak di
berikan makanan atau minuman tambahan apapun. Karena ASI sudah
memenuhi kebutuhan gizi bayi. Adalah makanan alamiah berupa cairan
dengan kandungan gizi yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan bayi,
sehingga bayi tumbuh dan berkembang dengan baik
2. Kandungan ASI Ekslusif
a) Mengandung zat gizi yang dibutuhkan untuk perkembangan
kecerdasan otak
b) Mengandung zat anti infeksi terutama pada saluran pencernaan
c) Mengandung zat kekebalan tubuh sehingga bayi tidak akan mudah
sakit
3. Waktu yang tepat untuk ASI Ekslusif berikan
a) ASI mulai diberikan setelah ibu melahirkan dengan meletakkan
bayi di dada ibu. Biarkan bayi berusaha mencari putting susu
ibunya (Inisiasi Menyusui Dini) untuk merangsang
b) ASI cepat keluar ASI hanya diberikan hingga bayi berusia 6 bulan.
Setelah 6 bulan bayi diberikan MPASI (Makanan Pendamping
ASI) dalam bentuk makanan lumat dan jumlah yang sesuai dengan
pertumbuhan umur bayi
c) Pemberian ASI tetap dilanjutkan hingga bayi berusia 2 tahun
4. Langkah-langkah untuk memulai dan mencapai pemberian ASI Ekslusif
a) Menyusui bayi dalam satu jam setelah kelahiran
b) Menyusui secara ekslusif : hanya ASI dan tidak memberikan
makanan atau minuman
c) Menyusui kapan pun bayi menginginkan, sesering yang bayi mau,
siang dan malam
d) Mengeluarkan ASI dengan memompa atau memerah dengan
tangan, disaat tidak bersama dengan bayi
e) Mengendalikan emosi dan pikiran agar tenang
87
5. Tips memperbanyak ASI
a) Susuilah bayi segera seteah lahir
b) Sering-seringlah menyusui bayi atau pun memerah ASI
c) Kosongkan payudara setelah bayi selesai menyusui
d) Hindari pemberian makanan dan minuman tambahan karena dapat
mengurangi daya isap bayi saat menyusui
e) Tidurlah sekurang-kurangnya 8 jam sehari
f) Ibu harus dalam keadan tenang
g) Minumlah 8-12 gelas air setiap hari
h) Ibu harus mengkonsumsi makanan bergizi
i) Makanan yang dapat memperbanyak ASI seperti daun katuk,
bunga/buah pepaya, bayam, kacang kedelai, kacang hijau,
semangka, labu siam dan jambu air.
6. Kuliner ibu menyusui
a) Sayuran berwarna hijau
b) Sereal/bubur gandum
c) Buah jeruk
d) Kacang-kacangan
e) Daging sapi tanpa lemak
f) Produk susu rendah lemak
g) Telur
h) Air mineral
88
LEAFLET
89
Dokumentasi Pelaksanaan LTA
Persalinan Nifas
BBL
90
91
92