Anda di halaman 1dari 330

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA Ny.

A DI
BIDAN PRAKTIK MANDIRI “HJ. KASIJATI Amd.Keb”
SUKOHARJO

LAPORAN TUGAS AKHIR


Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma 3 Kebidanan

DisusunOleh :
Mei Wulandari
NIM.B 16032

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
TAHUN 2019

i
HALAMAN PERSETUJUAN

Usulan Laporan Tugas Akhir

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF


PADA Ny.A DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI
“HJ. KASIJATI Amd. Keb”
SUKOHARJO

Diajukan Oleh :
Mei Wulandari
NIM.B 16032

Telah diperiksa dan disetujui


Pada tanggal…………………

PEMBIMBING INSTITUSI PEMBIMBING LAHAN

(RAHAJENG PUTRININGRUM, SST.,M.Kes) (HJ. KASIJATI, Amd. Keb)


NIK. 201083059 NIP.

ii
HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF


PADA Ny.A DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI
HJ.KASIJATI Amd.Keb
SUKOHARJO

Laporan Tugas Akhir


Disusun Oleh :
Mei Wulandari
B 16032

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


Ujian Akhir Program D 3 Kebidanan
Pada Tanggal………..
PENGUJI I PENGUJI II

(CHRISTIANI BUMI P,S.SiT.,M.Kes) (RAHAJENG P, SST.,M.Kes)


NIK. 201489130 NIK.201083059

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan


Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui,
Ka. Prodi D 3 Kebidanan

(SITI NURJANAH, SST.,M.Keb)


NIK. 201188093

iii
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :


Nama : Mei Wulandari
NIM : B 16032
Program Studi : D 3 Kebidanan
Angkatan : 2016

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan Laporan Tugas
Akhir saya yang berjudul

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. A DI BIDAN


PRAKTIK MANDIRI HJ. KASIJATI, Amd. Keb
SUKOHARJO

Apabila suatu saat nanti saya terbukti melakukan plagiat, maka saya akan
menerima sangsi yang telah ditetapkan.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Sukoharjo,…………………
Penulis

Materai

6000

Mei Wulandari
NIM B 16032

iv
CURICULUM VITAE

Nama : Mei Wulandari


Tempat/TanggalLahir : Sragen, 08 Mei 1998
Agama : Islam
JenisKelamin : Perempuan
Alamat : Ngampo Rt 02 Rw 01, Ngepringan, Jenar, Sragen

Riwayat Pendidikan
1. SDN 2 Ngepringan LULUS TAHUN 2010
2. SMPN 1 Tangen LULUS TAHUN 2013
3. SMK MUH 4 Sragen LULUS TAHUN 2016
4. Prodi D3 Kebidanan STIKes Kusuma ANGKATAN 2016/2017
Husada Surakarta

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
berbagai kemudahan, petunjuk serta karunia yang tak terhingga sehingga penulis
dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan Kebidanan
Berkesinambungan Di Bidan Praktik Mandiri “ Hj. Kasijati Amd. Keb” Sukoharjo
dengan baik dan tepat waktu.
Laporan Tugas Akhir ini penulis susun untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh derajat Ahli Madya Kebidanan di Prodi D 3 Kebidanan
STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini penulis telah mendapatkan
banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan
ini penulis telah mendapatkan banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai
pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Allah SWT atas ijin-Nya penulis bisa menyelesaikan Laporan Tugas Akhir.
2. Ibu Wahyu Rima Agustin, S.Kep.,M.Kep selaku Ketua STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
3. Ibu Siti Nurjanah, SST.,M.Keb Selaku Ketua Program Studi D 3 Kebidanan
STIKes Kusuma Husada Surakarta.
4. Kepala Puskesmas yang telah memberikan ijin dan membantu dalam proses
pengambilan kasus.
5. Ibu Rahajeng Putriningrum, SST.,M.Kes selaku pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, arahan serta motivasi kepada penulis, sehingga
Laporan Tugas Akhir ini dapat terwujud.
6. Ibu Kasijati Amd.Keb Selaku pembimbing lahan yang telah memberikan
bimbingan, arahan serta motivasi kepada penulis, sehingga Laporan Tugas
Akhir ini dapat terwujud.
7. Ibu Ayu Listyorini yang telah bersedia menjadi subyek dalam penulisan
Laporan Tugas Akhir ini.

vi
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang ikut andil
dalam terwujudnya Laporan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa dalam Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan, hal ini karena adanya kekurangan dan keterbatasan kemampuan
penulis. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan demi kesempurnaan Laporan Tugas Akhir ini. Amin.

vii
MOTTO

1. Sesungguhnya setiap kesulitan itu pasti disertai dengan kemudahan


(QS. Al-insyiroh : 6 ).
2. “Inna ma‟al „usri yusroo” sesungguhnya bersama kesulitan itu ada
kemudahan
3. Rasa kebahagiaan yang tak bisa digambarkan dengan kata-kata adalah
ketika kita bisa membuat orang tua bangga akan prestasi kita.
4. Syukuri apapun yang kita miliki saat ini, dan mulailah untuk memperbaiki
setiap kesalahan yang pernah dibuat di masa lalu untuk menjadi lebih baik
di masa depan.

PERSEMBAHAN

Dengan segala rendah hati, Laporan Tugas Akhir ini penulis persembahkan :
1. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Mujimin dan Ibu Darti yang
telah memberikan dukungan baik moril maupun materiil, serta kasih
sayang yang tiada terkira dalam setiap langkah kaki.
2. Nenek ku tercinta, Mbah Puniyem dan Mbah Maryam yang telah
mendoakan dalam proses pembuatan Laporan Tugas Akhir ini.
3. Adekku tercinta, Riski Bimo Aji yang telah mendoakan dalam proses
pembuatan Laporan Tugas Akhir ini.
4. Sahabat ku tersayang, zhee, arnik, nancy, yang senantiasa memberikan
semangat dan berbagi suka duka bersama selama perkuliahan serta
selama proses pembuatan Laporan Tugas Akhir
5. Sahabat-sahabatku di Kost Vita selama 3 tahun bersama Vivi, Endang,
Risna dan Nia yang selalu memberikan semangat dan berbagi suka duka
bersama selama di perkuliahan.
6. Teman-teman Mahasiswa Prodi D 3 Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta dan khususnya angkatan B16 serta berbagai pihak yang tidak
dapat disebutkan satu-persatu, yang telah memberikan dukungan

viii
baik berupa motivasi maupun kompetisi yang sehat dalam
penyusunan usulan Laporan Tugas Akhir ini
7. Almamater tercinta.

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i


HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................... iv
CURICULUM VITAE .......................................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN......................................................... viii
DAFTAR ISI ......................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................. 4
C. Tujuan Laporan Kasus......................................................... 4
D. Manfaat Laporan Kasus ...................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 7


A. Konsep Dasar Kasusdan Standar Asuhan Kebidanan ......... 7
B. Kerangka Berfikir ................................................................ 169
C. Landasan Hukum ................................................................. 170

BAB III METODOLOGI .................................................................... 173


A. Jenis Laporan Kasus .......................................................... 173
B. Lokasi Laporan Kasus........................................................ 173
C. Subyek Laporan Kasus ...................................................... 174
D. Waktu Laporan Kasus........................................................ 174
E. Instrumen Laporan Kasus .................................................. 174
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 175

x
G. Alat-Alat Yang Dibutuhkan ............................................... 177
H. Jadwal Laporan Kasus ....................................................... 179

BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN ...................... 180


A. Gambaran Lokasi Pengambilan Kasus .............................. 180
B. Tinjauan Kasus................................................................... 181
C. Pembahasan........................................................................ 259

BAB V PENUTUP ............................................................................... 306


A. Simpulan ............................................................................. 306
B. Saran .................................................................................... 312
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jadwal Kunjungan dan Informasi Saat Kunjungan ......................35

Tabel 2.2 Jadwal Pemberian Imunisasi TT ..................................................40

Tabel 2.3 Jadwal Pemberian Imunisasi TT ..................................................40

Tabel 2.4 Pola Makan ..................................................................................54

Tabel 2.5 Perbedaan Fase Antara Primigravida Dan Multigravida .............100

Tabel 2.6 Perubahan Normal Pada Uterus Selama Postpartum ..................140

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses Effacement ....................................................................78

Gambar 2.2 Posisi – posisi saat persalinan ..................................................82

Gambar 2.3 Gambar Putaran paksi dalam ...................................................86

Gambar 2.4 Gambar Kepala Ekstensi ..........................................................87

Gambar 2.5 Gambar Putaran Paksi Luar .....................................................87

Gambar 2.6 Gambar kepala Ekspulsi...........................................................88

Gambar 2.7 Lembar Depan Partograf ..........................................................98

Gambar 2.8 Lembar Belakang .....................................................................98

Gambar 2.9 Penurunan TFU pada proses involusi ......................................141

Gambar 2.10 Otot uterus menutup pembuluh ..............................................141

Gambar 2.11 Perubahan uterus pada pasien setelah postpartum .................142

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Time-Schedule Penyusunan Laporan Tugas Akhir


Lampiran 2. Surat Permohonan Menjadi Pasien
Lampiran 3. Surat Persetujuan Pasien (Informed Consent)
Lampiran 4. SOAP Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil
Lampiran 5. SOAP Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin
Lampiran 6. SOAP Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir
Lampiran 7. SOAP Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas
Lampiran 8. SOAP Asuhan Kebidanan Pada Neonatus
Lampiran 9. Lembar Konsultasi Proposal dan LTA
Lampiran 10. Lembar Kunjungan Hamil
Lampiran 11. Lembar Kunjungan Bayi dan Neonatus
Lampiran 12. Lembar Kunjungan Nifas
Lampiran 13. Partograf
Lampiran 14. Satuan Acara Penyuluhan dan Leaflet
Lampiran 15. Dokumentasi Pengambilan Kasus (Foto, Fotocopy buku KIA
dll)

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Antenatal care merupakan asuhan pada ibu hamil yang di lakukan

oleh tenaga kesehatan yang meliputi fisik dan mental untuk mendapatkan

ibu dan bayi yang sehat selama masa kehamilan, masa persalinan, dan

masa nifas (Astuti dkk, 2017).

Keberhasilan upaya kesehatan ibu, di antaranya dapat dilihat

dari indikator Angka Kematian Ibu (AKI). AKI adalah jumlah

kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan dan nifas yang

disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas atau pengelolaannya

tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan atau terjatuh di

setiap 100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2016). Angka

Kematian Bayi (AKB) merupakan jumlah kematian bayi (0-11 bulan) per

1.000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun

(Profil kesehatan provinsi jawa tengah, 2016).

Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia terjadi sejak

tahun 1991 sampai dengan 2007, yaitu dari 390 menjadi 228. Namun

demikian, SDKI tahun 2012 menunjukkan peningkatan Angka Kematian

Ibu (AKI) yang signifikanya itu menjadi 359 kematian ibu per100.000

kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu (AKI) kembali menujukkan

penurunan menjadi 305 kematian ibu per100.000 kelahiran hidup. Angka

Kematian Bayi (AKB) di Indonesia sebesar 22,23 per1.000 kelahiran

1
2

hidup, yang artinya sudah mencapai target MDG 2015 sebesar 23 per

1.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia,2016).

Angka Kematian Ibu (AKI) Provinsi Jawa Tengah pada tahun

2015 berdasarkan profil kesehatan Provinsi Jawa Tengah sebesar 111,16

kasus per 100.000 kelahiran hidup mengalami penurunan yang signifikan

dibandingkan pada tahun 2014 yang mencapai 126,55 kasus per 100.000

kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi Jawa Tengah

tahun 2015 sebesar 10 per 1000 kelahiran hidup mengalami penurunan

dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar 10,8 per 1000 kelahiran hidup.

Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) di Sukoharjo pada tahun

2017 berdasarkan profil kesehatan Kabupaten Sukoharjo. Berdasarkan

laporan rutin yang diterima dari Bidan Desa dan Rumah Sakit adalah

4 kematian ibu nifas penyebabnya karena kehamilan yang berisiko salah

satunya preeklampsia. Sehingga Angka Kematian Ibu Maternal pada

tahun 2017 adalah 31,94 / 100.000 Kelahiran Hidup. Angka ini

menurun dibandingkan tahun 2016 sebesar 94,83 / 100.000 kelahiran

hidup. Jumlah kematian Ibu ada di lokasi 4 kecamatan yang masing

masing 1 kematian Ibu yaitu di kecamatan Gatak, Grogol, Baki,

Sukoharjo.

Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2017 di Kab. Sukoharjo

6,38/1000 kelahiran hidup , turun di banding tahun 2016 yaitu 9,00 / 1000

kelahiran hidup. Kasus kematian bayi tahun 2017 didominasi oleh

kematian di usia neonatal (0-28 hari). Angka kematian neonatal tahun


3

2017 yaitu 3,99 / 1000 kelahiran hidup, angka ini lebih tinggi

dibanding tahun 2016 yaitu 3,87/1000 kelahiran hidup, dikarenakan

kematian neonatal didominasi kelahiran prematur dengan bayi berat

lahir rendah karena kondisi yang diderita Ibu baik langsung

(perdarahan,hipertensi,infeksi) maupun tidak langsung (penyakit

jantung dan lain-lain) yang dapat memperberat kehamilan yang

meningkatkan resiko terjadinya bayi lahir premature dan BBLR.

Jumlah kematian bayi pada tahun 2017 sebanyak 80 kematian bayi.

Jumlah kematian tertinggi di Kecamatan Mojolaban dan Kecamatan

Baki 10 kasus. Jumlah kematian ibu di Kecamatan Sukoharjo ditahun

2018 sebanyak 1 kematian ibu dan jumlah kematian bayi di kecamatan

sukoharjo sebanyak 8 bayi.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan

“Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny.A Di ”Bidan PraktIk Mandiri

Hj.Kasijati Amd. Keb” Asuhan Kebidanan Komprehensif mencakup

empat kegiatan pemeriksaan berkesinambungan diantaranya adalah asuhan

kebidanan kehamilan (antenatal care), asuhan kebidanan persalinan

(intranatal care), asuhan kebidanan masa nifas (postnatal care), dan asuhan

kebidanan bayi baru lahir (neonatal care) bertujuan untuk melaksanakan

pendekatan manajemen kebidanan pada kasus kehamilan dan persalinan

sehingga dapat membantu menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan

Angka Kematian Bayi (AKB).


4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis membuat rumusan

masalah dalam Laporan Tugas Akhir ini yaitu “Bagaimanakah asuhan

Kebidanan Komprehensif pada Ny. A di Bidan PraktIk Mandiri Hj.

Kasijati Amd.Keb?”.

C. Tujuan Laporan Kasus

1. Tujuan Umum

Memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil,

bersalin, nifas, dan neonatus dengan menerapkan pendekatan

manajemen kebidanan.Untuk menerapkan asuhan kebidanan

komprehensif pada Ny.A dengan pendekatan manajemen kebidanan.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu :

1) Melakukan pengkajian pada Ny.A secara komprehensif dengan

menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.

2) Interpretasi data dasar pada Ny.A secara komprehensif dengan

menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.

3) Menyusun diagnosa kebidanan pada Ny.A secara komprehensif

dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.

4) Menyusun diagnosa potensial/tindakan segera pada Ny.A secara

komprehensif dengan menggunakan pendekatan manajemen

kebidanan.
5

5) Merencanakan asuhan kebidanan pada Ny.A secara

komprehensif dengan menggunakan pendekatan manajemen

kebidanan.

6) Melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny.A secara

komprehensif dengan menggunakan pendekatan manajemen

kebidanan.

7) Melakukan evaluasi asuhan kebidanan pada Ny.A secara

komprehensif dengan menggunakan pendekatan manajemen

kebidanan.

8) Mendokumentasikan asuhan kebidanan pada Ny.A secara

komprehensif dengan menggunakan pendekatan manajemen

kebidanan.

b. Mahasiswa mampu menganalisa kesenjangan antara teori dan kasus

nyata dilapangan serta alternatif pemecahan masalah.

D. Manfaat Laporan Kasus

1. Manfaat Teoritis

Hasil studi kasus ini dapat sebagai pertimbangan masukan untuk

menambah wawasan tentang kasus asuhan kebidanan komprehensif

pada Ny.A.

2. Manfaat Aplikatif

a. Bagi Institusi Pendidikan


6

Hasil studi kasus ini dapat dimafaatkan sebagai masukan dalam

memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil,

bersalin, bayi baru lahir, dan nifas, di Bidan Praktik Mandiri Hj.

Kasijati Amd. Keb Sukoharjo.

b. Bagi Profesi

Sebagai sumbangan teoritis maupun aplikatif bagi profesi bidan

dalam asuhan komprehensif pada ibu hamil, bersalin, bayi baru

lahir dan nifas.

c. Bagi Klien dan masyarakat.

Agar klien maupun masyarakat bisa melakukan deteksi yang

mungkin timbul pada masa kehamilan, persalinan maupun pada

masa nifas sehingga memungkinkan segera mencari pertolongan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

1. KEHAMILAN

a. Konsep Dasar

1) Pengertian

Asuhan Antenatal merupakan asuhan yang

diberikan oleh tenaga kesehatan untuk selama masa

kehamilannya.Hal ini bertujuan untuk melihat serta

memeriksa keadaan ibu dan janin yang dilakukan secara

berkala. Setiap hasil pemeriksaan diikuti dengan upaya

koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan selama

kehamilan (Astuti dkk, 2017)

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau

penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan

dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat

fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan

berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9

bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi

menjadi 3 trimester, dimana trimester 1 berlangsung dalam

12 minggu, trimester kedua 15 minggu ( minggu ke- 13

7
8

hingga ke-27 ), dan trimester ketiga 13 minggu, minggu ke-

28 hingga ke-40 (Walyani, 2015)

2).Tanda-Tanda Kehamilan Trimester III

Tanda pasti adalah anda yang menunjukan langsung

keberadaan janin, yang dapat dilihat langsung oleh

pemeriksa. Menurut Walyani, (2015). Tanda pasti

kehamilan terdiri atas hal hal berikut ini :

a) Gerakan janin dalam rahim

Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas

oleh pemeriksa. Gerakan janin baru dapat dirasakan

pada usia kehamilan sekitar 20 minggu.

b) Denyut jantung janin

Dapat didengar dengan pada usia 12 minggu

dengan menggunakan alat fetal electrocardiagraf

(misalnya dopler). Dengan stethoscope laenec, DJJ

baru dapat didengar pada usia kehamilan 18-20

minggu.

c) Bagian bagian janin

Bagian bagian janin yaitu bagian besar janin(kepala

dan bokong) serta bagian kecil janin (lengan dan

kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia kehamilan

lebih tua (trimester akhir). Bagian janin ini dapat

dilihat lebih sempurna lagi menggunakan USG.


9

d) Kerangka janin

Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen

maupun USG.

3). Perubahan Fisiologis dan Psikologis pada ibu hamil

Trimester III

a) Menurut Astuti, (2012) Perubahan Fisiologis pada ibu

hamil Trimester IIIadalah :

(1) Sistem Reproduksi

(a) Uterus

Pada akhir kehamilan biasanya kontraksi

sangat jarang dan meningkat pada satu dan

dua minggu sebelum persalinan. Peningkatan

kontraksi miometrium ini menyebabkan otot

fundus tertarik ke atas. Segmen atas uterus

yang berkontraksi secara aktif menjadi lebih

tebal dan memendek serta memberikan tarikan

yang lambat dan stabil terhadap serviks yang

relative terfiksasi yang menyebabkan

dimulainya peregangan dan pematangan

serviks yang di sebut dengan pembukaan serviks.

(b) Serviks

Akibat bertambah aktifitas uterus selama

kehamilan, serviks mengalami pematangan


10

secara bertahap dankanal mengalami dilatasi.

Secara teoritis, pembukaan serviks biasanya

terjadi pada primigravida selama 2 minggu

terakhir kehamilan, tapi biasanya tidak terjadi

pada multigravida hinggapersalinan dimulai.

Namun demikian, secara klinis terdapat

berbagai variasi tentang kondisi serviks pada

persalinan.Pembukaan serviks merupakan

mekanisme yang terjadi pada saat jaringan ikat

serviks yang keras dan panjang secara progesif

melunak dan memendek dari atas ke bawah.

Serat otot yang memendek sejajar os serviks

internal tertarik ke atas, masuk ke segmen bawah

uterus, dan berada di sekitar bagian presentasi

janin dan air ketuban. Kanal yang tadi kira-

kira berukuran 2,5 cm menjadi orifisium

denganbagian tepinya setipis kertas.

(c) Vagina

Dinding vagina mengalami banyak

perubahan yang merupakan persiapan untuk

mengalami peregangan pada waktu persalinan

dengan meningkatkan ketebalan mukosa,

mengendornya jaringan ikat dan hipertrofi otot


11

polos. Perubahan ini mengakibatkan bertambah

panjangnyadinding vagina. Papilla mukosa juga

mengalami. hipertrofi dengan gambaran seperti

paku sepatu.Peningkatan volume sekresi vagina

juga terjadi, dimana sekresi akan berwarna

keputihan menebal,dan pH antara 3,5-6 yang

merupakan hasil dari peningkatan produksi

asam laktat glokogen yang dihasilkan oleh

epitel vagina sebagai aksi dari lactobacillus

acidopillus.

(2) Sistem Payudara

Di akhir kehamilan kolostrum dapat keluar

dari payudara, progesterone menyebabkan putting

lebih menonjol dan dapat digerakkan. Peningkatan

prolaktin akan merangsang sintesis lactose dan

akhirnya akan meningkatkan produksi air susu.

(3) Sistem Endokrin

Sistem endokrin adalah system control

kelenjar tanpa saluran (ductless) yang

menghasilkan hormone yang tersirkulasi ditubuh

melalui aliran darah untuk mempengaruhi organ-

organ lain. Hormon bertindak sebagai “pembawa

pesan” dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel


12

dalam tubuh, yang selanjutnya akan

menerjemahkan “pesan” tersebut menjadi suatu

tindakan. Sistem endokrin tidak memasukkan

kelenjar eksokrin seperti kelenjar ludah, kelenjar

keringat dan kelenjar-kelenjar lain dalam saluran

gastrointestin.

(4) Sistem Kekebalan

Janin sebenarnya merupakan benda asing bagi

ibu karena merupakan benda asing hasil pertemuan 2

gamet yang berlainan, namun ternyata janin dapat

diterima oleh sistem imunitas tubuh ibu.Pada ibu

hamil akan muncul “Mekanisme Imun Depresion”

yaitu suatu mekanisme tubuh yang menekan sistem

imun sehingga menahan respon yang telah bangkit

seperti pada HCG yang dapat menekan proses

transformasi sel limfosit T. Sistem pertahanan tubuh

ibu selama kehamilan akan tetap utuh, kadar

immunoglobulin dalam kehamilan tidak berubah.

(5) Sistem Perkemihan

Sistem perkemihanadalah sistem yang

berkaitan dengan fungsi eliminasi dan produksi urine

dalam tubuh. Sistem ini juga dianggap penting

yang berhubungan dengan kontrol keseimbangan


13

air dan elektrolit serta tekanan darah. Uterus pada

wanita tidak hamil berada tepat di belakang dan

sebagian di atas kandung kemih. Saat hamil,

uterus membesar mempengaruhi semua bagian

saluran kemih pada waktu yang berbeda dan

hormone kehamilan memberikan pengaruh yang

lebih besar dibandingkan efek mekanis.

Yang termasuk organ sistem perkemihan adalah :

(a) Ginjal

(b) Ureter

(c) Vesika Urinaria

(d) Urethra

Dari keempat organ perkemihan tersebut mengalami

perubahan-perubahan selama kehamilan.

(6) Sistem Pencernaan

Wanita hamil sering mengeluhkan perubahan

nafsu makan, jumlah dan jenis makanan yang

dikonsumsi, toleransinya terhadap makanan tertentu.

Walaupun beberapa perubahan mungkin dipengaruhi

oleh faktor sosial budaya, faktor anatomi dan

pengaruh hormone pada saluran pencernaan

mengubah fungsi-fungsi yang biasa dijalankan oleh

sistem pencernaan.
14

(7) Sistem Muskuloskeletal

Sendi sakroilliaka, sakrokoksigis dan pubis akan

meningkat mobilitasnya yang diperkirakan karena

pengaruh hormonal yaitu pada peningkatan hormone

estrogen, progesterone, dan elastin dalam kehamilan

yang dapat mengakibatkan kelemahan jaringan ikat

dan ketidakseimbangan persendiaan dan menyebabkan

perubahan sikap ibu dan pada akhirnya

menyebabkan perasaan tidak enak pada bagian

bawah punggung terutama pada Trimester III.

(8) Sistem Kardiovaskular

Jantung adalah sistem organ yang berfungsi

memindahkan zat ke dan dari sel. Seperti halnya uterus

yang membesar dan diafragma yang mengalami

elevasi, jantung bergeser keatas dan sedikit kearah

kiri dengan rotasi pada aksis jantung, sehingga

denyut jantung pada aspeks bergerak lateral.

Kapasitas jantung meningkat 70-80 ml; yang

mungkin disebabkan oleh peningkatan volume atau

hipertropi otot jantung, ukuran jantung meningkat 12%.

(9) Sistem Integumen

Perubahan sistem integumen pada kehamilan, salah

satu perubahan beasar yang dialami adalah peregeangan


15

kulit.Sekitar 50-90 % perempuan tidak mampu

menahan peregangan yang sangat besar, dan hal ini

menyebabkan terjadi pada kulit payudara, lengan,

paha, pinggul dan pantat. Ini terjadi ketika kolagen

di kulit memisahkan. Mungkin tidak sakit tetapi

akan gatal, dan mungkin gelitik banyak. Wanita

berkulit terang akan memiliki garisgaris merah muda,

sementara wanita berkulit gelap akan membuat mereka

lebih ringan daripada warna kulit mereka.

b). Perubahan Psikologis pada ibu hamil Trimester III

Periode ini sering disebut periode menunggu dan

waspada sebab pada saat itu ibu tidak sabar menunggu

kelahirannya bayinya, menunggu tanda-tanda

persalinan.Perhatian ibu berfokus pada bayinya, gerakan

janin, dan membesarnya uterus mengingatkan pada

bayinya. Sehingg ibu selalu waspada untuk emlindungi

bayinya dari bahaya, cedera, dan akan menghindari

orang/hal/benda yang dianggapnya membahyakan bayinya.

Persiapan aktif dilakukan untuk menyambut kelahiran

bayinya, membuat baju, menata kamar bayi,

membayangkan mengasuh/merawat bayi, menduga-duga

akan jenis kelaminnya dan rupa bayinya. Ketakutan

muncul dalam trimester ini yaitu merasa cemas dengan


16

kehidupan bayinya dan dirinya sendiri. Disamping itu ibu

merasa sedih akan berpisah dari bayinya dan kehilangan

perhatian khusus yang akan diterimanya selama hamil,

disinilah ibu memerlukan keterangan, dukungan dari suami,

bidan, dan keluarganya. (Walyani, 2015).

4). Tanda bahaya dalam kehamilan Trimester III

Menurut Pantiawati dan Saryono (2010), tanda bahaya

trimester III adalah :

a) Perdarahan Pervaginam

Pada Kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak

normal adalah merah, banyak dan kadang – kadang

tapi tidak selalu, disertai dengan rasa nyeri, diantaranya

sebagai berikut :

(1) Plasenta Previa

Plasenta yang berimplementasi rendah

sehingga menutupi sebagia / seluruh ostium uteri

internum. (implantasi plasenta yang normal

adalah pada depan dinding rahimatau didaerah

fundus uteri). Gejala-gejala :

(a) Gejala yang terpenting adalah perdarahan

tanpa nyeri,bisa terjadi secara tiba – tiba dan

kapan saja.
17

(b)Bagian terendah anak sangat tinggi karena

plasenta terletak pada bagian bawah rahim

sehingga bagian terendah tidak dapat mendekati

pintu atas panggul.

(c)Pada plasenta previa, ukuran panjang rahim

serkurang maka pada plasenta previa lebih

sering disertai kelainan letak.

(2) Solusio Plasenta

Lepasnya plasentasebelum waktunya. Secara

normal plasenta terlepas setelah anak lahir.

Tanda dan Gejala :

(a) Darah dari tempat pelepasan keluar dari

servik dan terjadilah perdarahan.

(b) Kadang – kadang darah tidak keluar,

terkumpul dibelakang plasenta, (perdarahan

tersembunyi / perdarahan kedalam

(c) Solusio plasenta dengan perdarahan

tersembunyi menimbulkan tanda yang lebih

khas (rahim keras seperti papan) karena

seluruh perdarahan tertahan di dalam.

(d) Perdarahan disertai nyeri, juga diluar his

karena isi rahim

(e) Nyeri abdomen pada saat dipegang


18

(f) Palpasi sulit dilakukan

(g) Fundus uteri makin lama makin banyak

(h) Bunyi jantung tidak ada

b) Sakit kepala yang berat

Sakit kepala sering kali merupakan

ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan.

Sakit kepalayang menunjukkan suatu masalah serius

adalah sakit kepala yang menetap dan tidak hilang

dengan beristirahat. Kadang – kadang dengan sakit

kepala yang hebat ibu mungkin menemukan bahwa

penglihatan menjadi kabur dan berbayang. Sakit kepala

yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari

preeklamsia.

c) Penglihatan kabur

Wanita hamil mengeluh penglihatan yang kabur.

Karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu

dapat berubah dalam kehamilan. Perubahan ringan

( minor ) adalah normal.

Tanda dan gejala :

(1) Masalah visual yang mengindikasikan keadaan

yang mengancam adalah perubahan visual yang

mendadak, yaitu pandangan kabur dan berbayang.


19

(2) Perubahan penglihatan ini mungkin disertai sakit

kepala yang hebat dan mungkin menandakan

preeclampsia.

d) Bengkak di wajah dan jari – jari tangan

Tanda dan Gejala:Bengkak bisa menunjukkan adanya

masalah yang serius jika muncul pada muka dan

tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan disertai

dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini merupakan

pertanda anemia, gagal jantung, dan preeclampsia.

e) Keluar cairan pervaginam

Keluarnya cairan berupa air dari vagina, ketuban

dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum persalinan

berlangsung, pecahnya selaput ketuban dapat terjadi

pada kehamilan preterm ( sebelum kehamilan 37 minggu)

maupun pada kehamilan aterm. Normalnya selaput

ketuban pecah pada akhir kala 1 atau awal kala, dan

jika pada persalinan bisa juga pecah saat mengedan.

f) Gerakan janin tidak terasa

Normalnya ibu mulai merasakan gerakan janin

selama bulan ke-5 atau ke-6, beberapa ibu dapat

merasakan gerakannya lebih awal, jika bayi tidur

gerakannya akan melemah dan gerakan bayi akan lebih

terasa jika ibu berbaring untuk beristirahat. Tanda dan


20

gejala ; gerakan bayi kurang dari 3 kali dalam periode 3

jam.

g) Nyeri abdomen yang hebat

Tanda dan gejala; Nyeri abdomen yang mungkin

menunjukkan masalah yang mengancam keslamatan

jiwa adalah yang hebat, menetap dan tidak hilang

setelah beristirahat.

Menurut Dewi dan Sunarsih, 2011 tanda bahaya kehamilan

adalah :

a) Perdarahan pervaginam

Perdarahan pada masa kehamilan yang patologis dibagi

menjadi 2 :

(1) Perdarahan pada masa kehamilan

Yaitu perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan

kurang dari 22 minggu. Perdarahan pervaginam

dikatakan tidak normal bila ada tanda-tanda berikut :

(a) Keluar darah merah

(b) Perdarahan yang banyak

(c) Perdarahan dengan nyeri

Perdarahan semacam ini perlu dicurigai

terjadinya abortus, kehamilan ektopik atau

kehamilan mola.
21

(2) Perdarahan pada masa kehamilan lanjut

Yaitu perdarahan yang terjadi pada kehamilan

setelah 22 minggu sampai sebelum

persalinan.Perdarahan tidak normal bila terdapat

tanda-tanda berikut ini.

(a) Keluar darah merah segar atau kehitaman dengan

bekuan.

(b) Perdarahan banyak kadang-kadang tidak terus

menerus.

(c) Perdarahan disertai rasa nyeri.

Perdarahan semacam ini bisa berarti plasenta

previa, solusio plasenta, dan rupture uteri.Selain

itu perlu dicurigai adanya gangguan pembekuan

darah.

(3) Sakit kepala yang hebat

Sakit kepala yang hebat dapat terjadi selama

kehamilan dan sering kali merupakan

ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan.

Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah yang

serius adalah sebagai berikut :

(a) Sakit kepala yang hebat.

(b) Sakit kepala yang menetap.

(c) Tidak hilang dengan istirahat.


22

Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah

gejala dari preeklamsia.

(4) Pandangan mata kabur

Penglihatan seorang ibu hamil dapat berubah

selama kehamilan, perubahan yang

mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa

adalah perubahan visual yang mendadak, misalnya

penglihatan yang kabur atau terbayang, melihat

bintik-bintik (spot)dan berkunag-kunang yang

merupakan tanda-tanda yang menunjukan adanya

preeklamsia dan eklamsia. Hal ini bisa terjadi

disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam

pusat penglihatan di korteks serebri atau didalam

retina.

(5) Bengkak pada muka dan tangan

Edema adalah penimbunan cairan secara umum dan

berlebihan dalam jaringan tubuh dan biasanya dapat

diketahui dari kenaikan berat badan serta

pembengkakan kaki, jari tangan, dan muka.Bengkak

dapat menunjukan adanya masalah serius apabila

ditandai dengan tanda-tanda berikut ini.

(a) Jika muncul pada muka dan tangan.

(b) Bengkak tidak hilang setelah beristirahat.


23

(c) Bengkak disertai dengan keluhan fisik lainnya

seperti sakit kepala yang hebat, pandangan mata

kabur, dan lain-lain

(6) Nyeri perut yang hebat

Nyeri abdomen yang tidak berhubungan

dengan persalinan normal adalah tidak normal. Nyeri

abdomen yang mungkin menunjukan masalah yang

mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat,

menetap,, dan tidak hilang setelah beristirahat.

(7) Gerakan janin yang kurang

Normalnya ibu mulai merasakan gerakan

janin selama bulan ke-5 atau ke-6, beberapa ibu

dapat merasakan gerakannya lebih awal, jika bayi

tidur gerakannya akan melemah dan gerakan bayi

akan lebih terasa jika ibu berbaring untuk

beristirahat. Tanda dan gejala ; gerakan bayi

kurang dari 3 kali dalam periode 3 jam.

5). Ketidaknyamanan dalam kehamilan pada Trimester III

Ketidaknyamanan pada kehamilan trimester III menurut

Astuti, (2012) adalah :

a) Nyeri ulu hati

Disebabkan karena adanya progesterone serta

tekanan dari uterus. Untuk penatalaksanaan khususnya


24

biasanya dengan diit dan kadang - kadang pemberian

antacid. Asuhan yang dapat dilakukan dengan

memberikan nasihat tentang gizi, minum susu, hindari

makanan pedas, gorengan atau berminyak, tinggikan

bagian tempat tidur.

b) Konstipasi

Disebabkan karena relaksasi pada usus halus

sehingga penyerapan makanan menjadi lebih maksimal.

Relaksasi juga terjadi pada usus besar sehingga

penyerapan air menjadi lebih lama atau biasa juga

karena efek dari terapi tablet zat besi. Penatalaksanaan

khususnya yaitu dengan diit atau kadang-kadang dapat

diberikan pencahar ringan (dengan resep dokter).

Asuhan yang diberikan yaitu dengan nasihat makanan

tinggi serat, buah dan sayuran, ekstra cairan, hindari

makanan berminyak dan segera BAB jika ada dorongan.

c) Hemorhoid

Disebabkan karena progesterone serta adanya

hambatan arus balik vena. Penatalaksanaan khusus

dengan diit, pemberian krim atau supositoria hemorrhoid,

reposisi digital, kadang operasi jika terdapat thrombosis

(kolaborasi dengan dokter). Asuhan yang dapat

diberikan dengan nasihat untuk mencegah konstipasi.


25

d) Vena varikosa

Disebabkan karena pengaruh progesterone dan

venous return yang terhalang, atau peningkatan

volume darah dan alirannya selama kehamilan serta

adanya perubahan elastisitas pembuluh darah yang

menyebabkan dinding vena menonjol. Atau juga

diakhir kehamilan dikarenakan tekanan kepala janin

pada vena daerah panggul. Penatalaksanaan khusus

dengan menggunakan stocking elastic tapi tidak terlalu

ketat setinggi lutut yang akan menurunkan sirkulasi

darah ke kaki. Adapun asuhannya dengan memberikan

nasihet untuk menghindari berdiri dan duduk terlalu lama,

meninggikan tungkai jika sedang beristirahat atau

berbaring, dan pada saat duduk jangan menyilangkan kaki

karena dapat menurunkan sirkulasi darah ke kaki.

e) Vena varikosa pada vulva

Disebabkan oleh progesterone dan hambatan arus

balik vena.Jika sangat nyeri dapat disuntik, kalau tidak

bisa dengan diberikan tekanan pada daerah tersebut.

Adapun kelahiran harus dilakukan dengan hati-hati

hindari episiotomi di dekat vena varikosa. Nasihat

untuk memasang tampon/bantalan yang menekan kuat

perineum, gunakan celana yang stretching.


26

f) Gejala pingsan

Disebabkan karenavasodilatasi hipotensi atau

hemodilusi. Yang harus dilakukan adalah dengan

menentramkan perasaan pasien, kadang dapat diberikan

suplemen zat besi, berbaring jika terasa pening dan

singkirkan sebab-sebab yang serius, seperti kelainan

jantung, preeklamsi, hipoglikemia, dan anemia. Asuhan

yang dapat diberikan dengan nasihat untuk

menghindari situasi yang membuat keadaan ini

bertambah parah (misalnya panas), menjelaskan

penyebabnya, menghindari interval waktu makan yang

lama, menghindari pemakaian pakaian yang ketat.

g) Sesak nafas

Disebabkan oleh pembesaran rahim yang

menekan daerah dada. Dapat diatasi dengan senam

hamil, pegang kedua tangan diatas kepala yang akan

memberi ruang bernafas yang lebih luas.

h) Mudah lelah/keletihan

Disebabkan karena perubahan emosional maupun

fisik. Yang harus dilakukan adalah mencari waktu

untuk beristirahat, jika merasa lelah pada siang hari

maka segera tidurlah, hindari tugas rumah tangga yang


27

terlalu berat, cukup mengkonsumsi kalori, zat besi dan

asam folat.

i) Bengkak kaki

Dikarenakan adanya perubahan hormonal yang

menyebabkan retensi cairan. Yang harus dilakukan

adalah dengan segera berkonsultasi dengan dokter jika

bengkak yang dialami pada kelopak mata, wajah dan jari

disertai tekanan darah tinggi, sakit kepala, pandangan

mata kabur.

j) Nyeri punggung

Disebabkan oleh progesterone dan relaksin (yang

melunakkan jaringan ikat) dan postur tubuh yang berubah

serta meningkatnya beban berat yang dibawa dalam

rahim. Yang harus dilakukan adalah dengan

menyingkirkan kemungkinan penyebab yang seruis,

fisioterapi, pemanasan pada bagian yang sakit,

analgesic dan istirahat.

k) Sekret dari vagina

Merupakan hal yang fisiologis karena pengaruh

estrogen atau karena kandidiasis (sering), glikosuria,

antibiotic, infeksi, trikomonas, gonore. Mencoba untuk

menentramkan perasaan pasien dan menyingkirkan

kemungkinan infeksi atau mengobati dengan anti fungi


28

krim atau supositoria, preparat oral antifungi untuk

mencegah reinfeksi dari usus, penggunaan jeli vagina

yang asam, yoghurt, gentian violet juga dapat digunakan.

l) Stress Inkontensia

Disebabkan karena progesterone dan adanya

tekanan. Bisadiatasi dengan fisioterapi seperti

peninjauan kembali setelah melahirkan.

m) BAK yang sering

Disebabkan karena progesterone dan tekanan

pada kandung kemih karena pembesaran rahim atau

kepala janin turun ke rongga panggul.

n) Kram otot

Disebabkan karena iskemia transiet setempat,

kebutuhan akan kalsium kurang atau perubahan

sirkulasi darah, tekanan pada syaraf di kaki.

6). Kebutuhan Psikologis ibu hamil Trimester III

Pada trimester III biasanya ibu merasa khawatir,

takut akan kehidupan dirinya, bayinya, kelainan pada

bayinya, persalinan, nyeri persalinan, dan ibu tidak akan

pernah tahu kapan ia akan melahirkan. Ketidaknyamanan

pada trimester ini meningkat, ibu merasa dirinya aneh

dan jelek, menjadi lebih ketergantungan, malas dan

mudah tersinggung serta merasa menyulitkan. Disamping


29

itu ibu merasa sedih akan berpisah dengan bayinya dan

kehilangan perhatian khusus yang akan diterimanya

selama hamil, disinilah ibu memerlukan keterangan,

dukungan dari suami, bidan dan keluarganya

(Walyani, 2015).

Menurut Pantiawati dan Saryono (2010), ada beberapa

kebutuhan psikologis ibu hamil trimester III :

a) Support Keluarga

(1) Keluarga dan suami dapat memberikan dukungan

dengan memberikan keterangan tentang persalinan.

(2) Tetap memberikan perhatian dan semangat pada

ibu selama menunggu persalinan.

(3) Bersama – sama mematangkan persiapan persalinan

dengan tetap mewaspadai komplikasi yang mungkin

terjadi.

b) Support dari Tenaga Kesehatan

(1) Memberkan penjelasan bahwa yang dirasakan oleh

ibuadalah normal.

(2) Menenangkan ibu.

(3) Membicarakan kembali dengan ibu bagaimana

tanda – tanda persalinan yang sebenarnya.

(4)Meyakinkan bahwa anda akan selalu berada

bersama ibu untuk membantu melahirkan bayinya.


30

c) Rasa Aman Dan Nyaman Selama Kehamilan

Untuk menciptakan rasanyaman dapat ditempuh

dengan senam untuk memperkuat otot – otot,

mengatur posisi duduk untuk mengatasi nyeri

punggung akibat janin, mengatur berbagai sikap tubuh

untuk meredakan nyeri dan pegal, sikap berdiri yang

membuat bayi leluasa, melatih sikap santai untuk

menenangkan pikiran, dan menenangkan tubuh,

melakukan relaksasi sentuhan, tehnik pemijatan.

d) Persiapan Menjadi Orang Tua

(1) Bersama – sama dengan pasangan selama kehamilan

dan saat melahirkan untuk saling berbagi

pengalaman yang unik tentang setiap kejadian yang

dialami oleh masing – masing.

(2) Berdiskusi dengan pasangan tentang apa yang

dilakukan untuk menghadapi status sebagai orang

tua, seperti :

(a) Akomodasi bagi calon bayi.

(b) Menyiapkan tambahan penghasilan.

(c) Bagaimana nanti tibanya saat ibu harus kembali

bekerja.

(d) Apa saja yang diperlukan untuk merawat bayi.


31

e) Persiapan sibling

(1) Menceritakan mengenai sang adik yang di sesuaikan

dengan usia serta kemampuannya untuk memahami,

tetapi tidak pada usia kehamilan muda.

(2) Biarkan dia merasakan gerakan dan bunyi jantung

adiknya.

(3) Beri kesempatan suami untuk turut mengurusinya agar

anak sadar bahwa bukan hanya ibu yang

dapatmenyiapkan makanannya atau menemaninya

tidur, tetapi ayah juga.

(4) Perlihatkan cinta ibu kepada anak.

(5) Apabila sang kakak mengatakan ketidaksukaan

pada sang adik maka janganlah panik.

7) Kebutuhan Fisiologis ibu hamil Trimester III

a) Oksigen

Kebutuhan oksigen adalah yang utama pada

manusia termasuk ibu hamil. Berbagai gangguan

pernapasan biasa terjadi saat hamil sehingga akan

mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen pada ibu

yang akan berpengaruh pada bayi yang dikandung

(Walyani,2015).
32

b) Nutrisi

Pada saat hamil ibu harus makan-makanan yang

mengandung nilai gizi yang bermutu tinggi meskipun

tidak berarti makanmakanan yang mahal harganya.

Gizi pada ibu hamil perlu ditingkatkan hingga 3000

kalori perhari, ibu hamil seharusnya mengkonsumsi

makanan yang mengandung protein, zat besi, dan

minum cukup cairan (menu seimbang) (Walyani,2015).

c) Personal hygiene

Kebersihan harus dijaga pada masa hamil.

Mandi dianjurkan sedikitnya dua kali sehari karena ibu

hamil cenderung untuk mengeluarkan banyak keringat,

menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak,

bawah buah dada, daerah genetalia) dengan kebersihan

dengan air dan keringat (Walyani,2015).

d) Pakaian

Meskipun pakaian bukan merupakan hal yang

berakibat langsung terhadap kesejahteraan ibu dan janin,

namun perlu kiranya jika tetap dipertimbangkan

beberapa aspek kenyamanan dalam pakaian. Pemakaian

pakaian dan kelengkapan yang kurang tepat akan

meningkatkan beberapa ketidaknyamanan yang akan

mengganggu fisik dan psikologis (Walyani,2015).


33

e) Eliminasi

Kebutuhan yang sering muncul pada ibu hamil

berkaitan dengan eliminasi dan sering buang air kecil.

Konstipasi terjadi karena pengaruh hormon progresteron

yang mempunyai efek rileks terhadap otot polos, salah

satunya otot usus (Walyani,2015).

f) Seksual

Kebutuhan seksual pada trimester ketiga minat

mulai menurun lagi libido dapat turun kembali ketika

kehamilan memasuki trimester ketiga. Rasa nyaman sudah

jauh berkurang. Pegel di punggung dan pinggul, tubuh

bertambah berat dengan cepat , nafas lebih sesak

(karena besarnya janin mendesak dada dan lambung),

dan kembali merasa mual, itulah beberapa penyebab

menurunya minat seksual. Tapi jika termasuk yang

tidak mengalami penurunan libido di trimester ketiga itu

adalah yang normal, apalagi jika termasuk yang menikmati

masa kehamilan (Walyani,2015).

g) Mobilisasi

Ibu hamil boleh melakukan kegiatan aktivitas fisik

biasanya selama tidak terlalu melelahkan ibu hamil

dapat dianjurkan untuk melakukan pekerjaan rumah

dengan secara berirama dengan menghindari kegiatan


34

menyentak, sehingga mengurangi ketegangan pada tubuh

dan menghindari kelelahan (Walyani,2015).

8). Asuhan Antenatal

Antenatal Care atau Asuhan Antenatal adalah suatu

program yang terencana berupa observasi, edukasi dan

penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu

proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan

(Marmi, 2011). Tujuan kunjungan :

a) Menentukan tingkat kesehatan ibu dengan melakukan

pengkajian riwayat lengkap dan uji skrining yang tepat.

b) Menetapkan catatan dasar tentang tekanan darah, urinalisis,

nilai darah, serta pertumbuhan dan perkembangan janin

dapat digunakan sebagai standar pembanding sesuai

kemajuan kehamilan.

c) Mengidentifikasi faktor resiko dengan mendapatkan riwayat

detil kebidanan masa lalu dan sekarang.

d) Memberi kesempatan pada ibu dan keluarga untuk

mengekspresikan dan mendiskusikan adanya

kekhawatiran tentang kehamilan saat ini, proses persalinan,

serta masa nifas.

e) Menganjurkan adanya pemeliharaan kesehatan masyarakat

dalam upaya mempertahankan kesehatan ibu dan

perkembangan kesehatan bayinya.


35

f) Membangun hubungan saling percaya karena ibu dan

bidan adalah mitra dalam asuhan.

g) Mendiskusikan filosofi klinis perawatan.

h) Memperoleh rujukan konseling genetik.

i) Menentukan diagnosis ada atau tidaknya kehamilan.

j) Menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan.

k) Menentukan rencana pemeriksaan atau penatalaksanaan

selanjutnya.

Menurut Walyani, (2015) jadwal pemeriksaan antenatal adalah

sebagai berikut :

a) Pemeriksaan pertama

Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui

terlambat haid.

b) Pemeriksaan ulang

(1) Setiap bulan sampai umur kehamilan 6 sampai 7 bulan.

(2) Setiap 2 minggu sampai kehamilan berumur 8 bulan.

(3) Setiap 1 minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai

terjadi persalinan.

Tabel 2.1 Jadwal Kunjungan dan Informasi Saat Kunjungan

Kunjungan Waktu Informasi/Tindakan

Trimester 1 1 kali kunjungan Membangun hubungan saling


yaitu pada usia percaya antara petugas
kehamilan 0-13 kesehatan dan ibu hamil,
minggu mendeteksi masalah, dan
36

menanganinya, melakukan
pencegahan (misalnya
anemia, kekurangan zat besi,
dan tetanus neonatorum),
serta mendorong perilaku
sehat (gizi, istirahat, dan
kebersihan)
Trimester 2 1 kali kunjungan Membangun hubungan saling
yaitu pada usia percaya antara petugas
kehamilan 14-28 kesehatan dan ibu hamil,
minggu. mendeteksi masalah dan
menanganinya, melakukan
pencegahan (misalnya
anemia, kekurangan, zat besi,
dan tetanus neonatorum),,
mendorong perilaku sehat
(gizi, istirahat, dan
kebersihan), serta
kewaspadaan khusus
mengenai pre-eklampsia.
Trimester 3 2 kali kunjungan Pada saat taksiran persalinan,
yaitu pada usia jika ibu belum melahirkan,
kehamilan 28-36 maka dianjurkan untuk
minggu dan 36-40 mendeteksi janin secara dini,
minggu. melakukan rujukan atau
tindakan secara tepat,, dan
mencegah terjadinya
kehamilan serotinus.
Sumber : Astuti dkk, 2017
37

Pelayanan asuhan standar antenatal :

Pelayanan kesehatan ibu hamil diberikan kepada ibu hamil

yang di lakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan

kesehatan. Proses ini dilakukan selama rentan usia kehmilan

menjadi trimester pertama, trimester kedua, dan trimester ketiga.

Pelayanan kesehatan ibu hamil yang diberikan harus memenuhi

elemen pelayanan sebagai berikut, menurut Profil Kesehatan

Indonesia (2015) :

a) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan

Penimbangan berat badan dilakukan setiap kali kunjungan

antenatal. Hal ini dilakukan untuk mendeteksi adanya

gangguan pertumbuhan janin. Pengukuran tinggi badan

dilakukan saat kunjungan yang pertama, apabila tinggi badan

ibu kurang 145 cm, ibu termasuk dalam kategori mempunyai

faktor resiko tinggi (Suryaningsih, 2018).

b) Pengukuran tekanan darah

Pengukuran tekanan darah dilakukan setiap kali kunjungan

antenatal.Hal ini dilakukan untuk mendeteksi adanya

hipertensi pada kehamilan dan preeklamsia. Hipertensi adalah

tekanan darah sekurang-kurangnya 140 mmHg sistolik atau 90

mmHg doastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 4-6 jam

(Suryaningsih, 2018).

c) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) atau Status gizi


38

Pengukuran lingkar lengan atas hanya dilakukan pada

kontak pertama antenatal. Hal ini dilakukan untuk skrining

ibu hamil berisiko kurang energy kronis (KEK). Seorang

ibu hamil dikatakan mengalami KEK apabila lingkar lengan

atas kurang dari 23,5 cm yang menunjukkan terjadinya

kekurangan gizi yang telah berlangsung lama.

Pengukuran lingkar lengan atas dilakukan pada lengan

bagian atas, dilakukan pada lengan yang jarang digunakan

untuk aktivitas biasanya pada lengan kiri. Pita pengukur

menggunakan pita pengukur yang tidak elastis. Dengan

lengan ditekuk, tentukan titik tengah antara pangkal bahu

dan siku, selanjutnya tentukan ukuran lingkar lengan atas

dengan posisi lengan lurus dan santai (Suryaningsih, 2018).

d) Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri)

Pengukuran tinggi fundus uteri ( TFU ) harus

dilakukan setiap kali kunjungan antenatal. Hal ini dilakukan

untuk memantau pertumbuhan janin dibandingkan dengan

usia kehamilan. Selain itu pengukuran fundus uteri juga di

lakukan untuk menentukan usia kehamilan. Pengukuran

tinggi fundus uteri dilakukan setelah usia kehamilan 24

minggu, dan secara berkelanjutan setiap kali kunjungan

untuk mendeteksi secara dini apabila terdapat gangguan

pertumbuhan janin. Pengukuran dilakukan pada ibu hamil


39

dengan posisi terlentang, dan pastikan kandung kencing

kosong.

Bentangkan pita pengukur yang tidak elastik dengan titik 0

berada di atas simfisis, melalui midline (pusat) sampai ke

fundus. Upayakan pita pengukur dalam posisi terbalik. Hasil

pengukuran TFU dikatakan normal apabila sesuai dengan

usia kehamilan dalam minggu ±2 cm. apabila terdapat

ketidaksesuaian tinggi fundus uteri dengan usia kehamilan,

bidan harus melakukan kolaborasi atau rujukan

(Suryaningsih, 2018).

e) Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian

imunisasi tetanus toksoid sesuai status imunisasi

Pemberian imunisasi TT (tetanus toksoid) dilakukan untuk

memberikan kekebalan terhadap tetanus baik ibu maupun

bayi ( tetanus neonatorum ). Pemberian imunisasi TT tidak

mempunyai selag waktu maksimal, hanya terdapat selang

waktu minimal antar-dosis TT. Apabila ibu belum pernah

mendapat imunisasi TT atau status TT tidak diketahui

maka pemberian imunisasi TT sesuai dengan berikut:


40

Table 2.2 Jadwal Pemberian Imunisasi TT

Pemberian Selang Waktu minimal

1 kali TT 1 Saat kunjungan pertama ( sedini

mungkin pada kehamilan)

2 kali TT 2 4 minggu setelah TT 1 ( pada

kehamilan )

3 kali TT 3 6 bulan setelah TT 2

( pada kehamilan jika selang waktu

pertama terpenuhi )

4 kali 1 tahun setelah TT 3

5 kali TT 5 1 tahun setelah TT 4

Sumber: Suryaningsih, 2018

Pemberian imunisasi TT booster mungkin diperlakukan

pada ibu yang sudah pernah diimunisasi. Pemberian imunisasi

booster dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.3 Jadwal Pemberian Imunisasi TT

Pernah Pemberian dan Selang Waktu Pemberian

1 kali TT 2, 4 minggu setelah TT 1 ( pada kehamilan )

2 kali TT 3, 6 bulan setelah TT 2 ( pada kehamilan

jika selang waktu nminimal terpenuhi )

3 kali TT 4, 1 tahun setelah TT 3

4 kali TT 5, 1 tahun setelah TT 4


41

5 kali Tidak perlu lagi

Sumber: Suryaningsih, 2018

f) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama

kehamilan

Pemberian tablet tambah darah merupakan asuhan

rutin yang harus dilakukan pada asuhan antenatal.

Suplementasi ini berupa senyawa zat besi yag setara

dengan 60 mg zat besi elemental dan 400 mg asam folat.

Hal ini dilakukan untuk pencegahan terjadinya anemia

dalam kehamilan serta pengobatan anemia dalam kehamilan.

Dosis yang digunakan dalam terapi pencegahan adalah 1

tablet tambah darah selama kehamilan minimal 90 tablet

dimulai sedini mungkin dan dilanjutkan sampai masa nifas.

Sedanglan untuk dosis pengobatan pada penderita anemia

pada kehamilan adalah 2 tablet setiap hari sampai kadar

Hb mencapai normal, kemudian dilanjutkan dengan dosis

pemeliharaan (Suryaningsih, 2018).

g) Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)

Presentasi janin merupakan bagian terendah janin atau

bagian yang terdapat di bagian bawah uterus. Pemeriksaan

ini di lakukan pada sejak trimester 2 kehamilan, dan

dilanjutkan setiap kali kunjungan. Jika pada trimester 3

presentasi janin bukan kepala atau bagian terendah belum


42

masuk pintu atas panggul (PAP) kemungkinan terdapat

kelainan letak atau panggul sempit, sehingga harus

dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.Pemeriksaan DJJ

dilakukan di puntum maksimu, yaitu tempat denyut jantung

janin terdengar paling keras, biasanya pada bagian punggung

janin. Pada presentasi kepala, DJJ terdengar di bawah

pusat, sedangkan pada presentasi bokong, DJJ terdengar

setinggi atau di atas pusat. DJJ normal pada bayi adalah 120-

160 kali per menit. Apabila DJJ kurang atau lebih dari

nilai tersebut dilakukan pemantauan lebih lanjut terhadap

kesenjangan janin (Suryaningsih, 2018).

h) Pelaksanaan temu wicara

(pemberian komunikasi interpersonal dan konseling,

termasuk keluarga berencana)Setiap kunjungan antenatal

bidan harus memberikan temu wicara/konseling sesuai

dengan diagnosa dan masalah yang di temui

(Suryaningsih, 2018).

i) Pelayanan tes laboratorium sederhana,

minimal tes hemoglobin darah atau Hb, pemeriksaan

protein urin dan pemeriksaan golongan darah (bila belum

pernah dilakukan sebelumnya)Pemeriksaan laboraturium

pada kehamilan dilakukan sebagai pemeriksaan rutin dan

pemeriksaan atas indikasi. Pemeriksaan laboraturium


43

meliputi pemeriksaan golongan darah ditujukan untuk

menyiapkan apabila terdapat kondisi darurat pada ibu hamil,

keluarga maupun masyarakat telah dapat mempersiapkan

calon pendonor yang sesuai dengan golongan darah ibu

hamil tersebut. Pemeriksaan kadar hemoglobin pada

trimester 1 dan trimester 3. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui status anemia pada ibu hamil sehingga dapat

dilakukan penatalaksanaan lebih lanjut (Suryaningsih, 2018).

j) Tatalaksana kasus

Penetapan diagnosa dilakukan setelah seluruh

pengkajian maupunpemeriksaan dilakukan secara lengkap.

Setiap kelainan yang ditemukan dari hasil pemeriksaan harus

ditata laksana sesuaidengan standard an kewenangan bidan.

Apabila terdapat kasus kegawatdaruratan atau kasus

patologis harus dilakukan rujukan ke fasilitas yang lebih

lengkap sesuai alur rujukan(Suryaningsih, 2018).

9) Skrining Antenatal Deteksi dini Ibu Hamil Risiko Tinggi

Dengan Menggunakan Kartu Skor Poedji Rochjati

Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR) merupakan

kartu skor yangdigunakan sebagai alat skrening antenatal

berbasis keluarga guna menemukan faktor risiko ibu hamil,

yang selanjutnya dilakukan upaya terpadu untuk menghindari

dan mencegah kemungkinan terjadinya upaya komplikasi


44

obtetrik pada saat persalinan.Kartu Skor Poedji Rochjati

(KSPR) mempunyai fungsi:

(a) Skrining antenatal / deteksi dini factor risiko pada ibu

hamil Risiko Tinggi

(b)Pemantauan dan pengendalian ibu hamil selama kehamilan

(c) Pencatatan kondisi ibu selama kehamilan, persalinan,

nifas mengenai ibu / bayi

(d)Pedoman untuk memberikan penyuluhan

(e)Validasi data kehamilan, persalinan, nifas dan perencanaan

KB

Cara pemberian skor dengan ( KSPR ) adalah sebagai berikut:

(a) Skor 2: Kehamilan Risiko Rendah (KRR) Untuk umur dan

paritas pada semua ibu hamil sebagai skor awal

(b) Skor 4: Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) Untuk tiap faktor

risiko

(c) Skor 8: Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST)

Untuk bekas operasi sesar, letak sungsang, letak

lintang, perdarahan antepartum dan pre-eklampsia berat /

eklampsia(Winarni, 2014)

2. Teori evidance base dalam kehamilan

a) Pengertian evidence base


45

Evidance base adalah proses sistematis untuk mencapai

menilai dan menggunakan hasil penelitian sebagai dasar

untuk pengambilan keputusan klinis.

2) Manfaat evidence base

Manfaat yang dapat diperoleh dari pemanfaatan Evidance

base antara lain :

a) Keamanan bagi nakes karena intervensi yang dilakukan

berdasarkan bukti ilmiah

b) Meningkatkan kompetensi (kognitif)

c) Memenuhi tuntunan dari kewajiban sebagai professional

dalam memberikan asuhan yang bermutu

d) Memenuhi kepuasan pelanggan yang mana dalam asuhan

kebidanan klien mengharapkan asuhan yang benar, sesuai

dengan bukti dan teori serta perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

3) Menurut Fandiar Nur Isdiaty dan Titin Ungsianik dalam

pemberian asuhan kebidanan dengan judul “Pengetahuan

tanda bahaya kehamilan dan perilaku perawatan kehamilan

pada ibu hamil trimester III”. Pada tahun 2013 di Puskesmas

Cimanggis dan Puskesmas Sukmajaya.

a) Hasil penelitian

Ibu hamil yang mempunyai pengetahuan rendah

menunjukkan perilaku yang tepat dalam perawatan


46

kehamilan yaitu sebanyak 38,5%. Sedangkan pada ibu

hamil yang mempunyai pengetahuan tinggi menunjukkan

perilaku yang tepat dalam perawatan kehamilan yaitu

sebanyak 56,1%.

b) Kesimpulan Penelitian

Ibu hamil yang memiliki pegetahuan tinggi mmemiliki

peluang 2,048 kali untuk berperilaku dengan tepat dalam

merawat kehamilan. Adanya hubungan pengetahuan tanda

bahaya dengan perilaku perawatan kehamilan pada ibu

hamil trimester III.

4) Menurut Aira Putri Mardela, Restuning Widiasih, dan Mira

Trisyani dalam pemberian asuhan kebidanan dengan judul

“Rencana Pemilihan Penolong dan Tempat Persalinan Ibu

Hamil Setelah Diberikan Pendidikan Kesehatan Tentang

Persiapan Persalinan Aman”. Pada tahun 2013 di Puskesmas

Melong Jawa Tengah.

a) Hasil penelitian

Bahwa rencana pemilihan penolong dan tempat

persalinan kelompok kontrol dan kelompok intervensi

pada pretest terdapat sebagian kecil tetap memilih

ditolong oleh paraji dan bersalin dirumah sendiri,

sedangkan pada posttest kelompok kontrol sebagian kecil

tetap memilih ditolong oleh paraji dan dirumah sendiri


47

sementara di kelompok intervensi tidak ada lagi yang

memilih ditolong oleh paraji di rumah sendiri dimana

sebagian besar memilih bidan sebagai penolong

persalinan dan puskesmas sebagai tempat persalinan.

b) Kesimpulan penelitian

Bahwa terdapat pengaruh edukasi persiapan persalinan

aman terhadap pemilihan penolong dan tempat persalinan

pada ibu hamil di Wilayah kerja puskesmas melong

tengah.”

3. Teori Manajemen Kebidanan (pada kasus yang diteliti)

a Tinjauan Kasus

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan

masalah yang digunakan sebagai metode untuk

mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori

ilmiah, temuan, serta ketrampilan dalam rangka/tahapan

yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang

berfokus pada pasien (Sulistyawati, 2009).

1) Pengkajian

Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi

yang akurat dan lengkap dari berbagai sumber yang

berkaitan dengan kondisi klien. Pengumpulan data

dilakukan melalui anamnesis. Anamnesis adalah


48

pengkajian dalam rangka mendapatkan data tentang

pasien melalui pengajuan pertanyaan–pertanyaan.

(Sulistyawati, 2009)

Bagian–bagian penting dari anamnesis antara lain sebagai

berikut:

a) Biodata

Menurut Walyani (2015), pengkajian biodata pasien

antara lain :

(1) Nama

mengetahui nama klien dan suami berguna untuk

memperlancar komunikasi dalam asuhan sehingga

tidak terlihat kaku dan lebih akrab.

(2) Umur

untuk mengetahui apakah klien dalam kehamilan

yang beresiko atau tidak. Usia dibawah 16

tahun atau di atas 35 tahun merupakan umur-umur

yang beresiko tinggi untuk kehamilan.

(3) Agama

informasi ini dapat menuntun ke suatu diskusi

tentang pentingnya agama dalam kehidupan klien,

tradisi keagamaan dalam kehamilan dan kelahiran.

(4)Pendidikan
49

Tingkat pengetahuan ini akan mempengaruhi daya

tangkap pasien terhadap instruksi yang

diberikan bidan.

(5) Suku/Bangsa

data ini berhubungan dengan sosial budaya yang

dianut oleh pasien dan keluarga yang berkaitan

dengan persalinan.

(6) Pekerjaan

data ini menggambarkan tingkat social ekonomi,

pola sosialisasi, dan data pendukung dalam

menentukan pola komunikasi yang akan dipilih

selama asuhan.

(7) Alamat

untuk mengetahui jarak rumah dengan fasilitas

kesehatan.

b) Riwayat pasien

(1) Keluhan utama

Keluhan utama dinyatakan untuk mengetahui

alasan pasien datang ke fasilitas pelayanan

kesehatan.Contohnya : Ibu mengatakan ingin

memeriksakan kehamilannya (Sulistyawati, 2009).

(2) Riwayat kebidanan

(a) Menstruasi
50

Menarche :Usia pertama kali mengalami

menstruasi. Biasanya sekitar 12 –

16 tahun

Siklus :Jarak antara menstruasi

yangdialami dengan

menstruasiberikutnya, dalam

hitungan haribiasanya sekitar 28

– 32 hari

Volume : Seberapa banyak darah menstruasi

yang dikeluhkan, sebagai acuan

biasanya kita gunakan kriteria

banyak, sedang, dan sedikit.

Berapa banyak mengganti

pembalut dalam sehari.

Keluhan : Beberapa wanita menyampaikan

keluhan yang dirasakan ketika

mengalami menstruasi,

misalnya nyeri hebat, atau jumlah

darah yang banyak

(Walyani, 2015)

(b).Riwayat kehamilan, persalinan, nifas dan

KB yang lalu
51

Riwayat kehamilan, persalinan, nifas dan

KB yang lalu berisi anak jumlah anak, lama

persalinan, penolong, tempat persalinan, berat

badan bayi, penyulit, alat kontrasepsi dan lama

penggunaannya (Sulistyawati, 2009).

(c) Riwayat kehamilan sekarang

Riwayat kehamilan sekarang berisi kunjungan,

umur kehamilan, keluhan, imunisasi TT,

tindakan/terapi, KIE, tempat ANC, dan

keterangan(Sulistyawati, 2009).

(d).Riwayat kesehatan

Data dari riwayat kesehatan ini dapat

digunakan sebagai “penanda” ( warning )

akan adanya penyulit masa hamil. Adanya

perubahan fisik dan fisiologis pada masa

hamil yang melibatkan seluruh sistem dalam

tubuh akan mempengaruhi organ yang

mengalami gangguan. Beberapa data penting

tentang riwayat kesehatan pasien yang perlu

kita ketahui adalah apakah pasien pernah

atau sedang menderita penyalit, seperti

jantung, diabetes mellitus (DM), ginjal,

hipertensi/hipotensi, dan hepatitis


52

(Sulistyawati, 2009)

(e).Status perkawinan

Ini penting untuk dikaji karena dari data ini

kita akan mendapatkan gambaran mengenai

susunan rumah tangga pasangan. Beberapa

pertanyaan yang dapat di ajukan antara lain

sebagai berikut : berapa tahun usia ibu ketika

menikah pertama kali, status pernikahan

(sah/tidak), lama pernikahan, ini suami yang ke

berapa. Contohnya : ini adalah perkawinan

yang pertama untuk pasien dan suami,

perkawinan sah, usia pernikahan 2 tahun

(Sulistyawati, 2009).

(f). Pola makan

Ini penting diketahui supaya kita

mendapatkan gambaran bagaimana pasien

mencukupi asupan gizinya selama hamil.

Kita bisa menggali dari pasien tentang

makanan yang disukai dan yang tidak

disukai, seberapa banyak dan sering ia

mengonsumsinya, sehingga jika kita boleh

data yang tidak sesuai dengan standar

pemenuhan, maka kita dapat memberikan


53

klarifkasi dalam pemberian pendidikan

kesehatan mengenai gizi ibu hamil. Beberapa

hal yang perlu kita tanyakan pada pasien

berkaitan dendan pola makan adalah sebagai

berikut.

1.1) Menu

Ini dikaitkan dengan pola diet

seimbang bagi ibu hamil. Jika pengaturan

menu makan yang di lakukan oleh

pasien kurang seimbang sehingga ada

kemungkinan beberapa komponen gizi

tidak akan terpenuhi, maka bidan dapat

memberikan pendidikan kesehatan

mengenai penyusunan menu seimbang

bagi ibu. Kita dapat menanyakan pada

pasien tentang apa saja yang ia makan

dalam sehari ( nasi, sayur, lauk, buah,

makanan selingan, dan lain-lain )

1.2) Frekuensi

Data ini akan memberi petunjuk

bagi kita tentang seberapa banyak

asupan makanan yang di konsumsi ibu.

1.3) Jumlah per hari


54

Data ini memberikan volume atau

seberapa banyak makanan yang ibu makan

dalam waktu satu kali makan. Untuk

mendapatkan gambaran total makanan,

bidan dapat mengalikannya dengan

frekuensi makan dalam sehari.

1.4) Pantangan

Ini juga penting untuk kita kaji

karena ada kemungkinan pasien

berpantang makanan justru pada

makanan yang sangat mendukung

pemulihan fisiknya, misalnya daging,

ikan, atau telur.

Table 2.4 Pola Makan

Sebelum Hamil Setelah Hamil

Menu Nasi,sayur, lauk Menu Nasi,lauk, sayur

Jumlah 1 porsi penuh Jumlah Setengah porsi

Pantangan Tidak ada Pantangan Makanan

pedas

Frekuensi 2-3 kali Frekuensi 3 Kali

Sumber: Sulistyawati, 2009


55

1.5) Pola minum

Kita juga harus memperoleh data

dari kebiasaan pasien dalam memenuhi

kebutuhan cairannya.Apalagi dalam masa

hamil asupan cairan yang cukup sangat di

butuhkan. Hal- hal yang perlu kita

tanyakan kepada pasien tentang pola

minum adalah sebagai berikut :

frekuensi, jumlah per hari dan jenis

minuman

(g). Aktivitas sehari- hari

Kita perlu mengkaji aktivitas sehari- hari

pada pasien karena data ini memberikan

gambaran tentang seberapa berat tentang

aktivitas yang biasa dilakukan pasien di

rumah. Jika kegiatan pasien terlalu berat

sampai di khawatirkan dapat menimbulkan

penyulit masa hamil, maka kita dapat

memberikan peringatan sedini mungkin

kepada pasien untuk membatasi dahulu

kegiatannya sampai ia sehat dan pulih

kembali. Aktivitas yang terlalu berat dapat

menyebabkan abortus dan persalinan


56

prematur. Misalnya: Ibu sebagai ibu rumah

tangga, dengan beban pekerjaan menyapu,

mengepel, memasak, mencuci baju dan

menyetrika (Sulistyawati, 2009).

(h). Persona higiene

Data ini perlu kita kaji karena

bagaimanapun juga hal ini akan

memengaruhi kesehatan pasien dan bayinya.

Jika pasien mempunyai kebiasaan yang

kurang baik dalam perawatan kebersihan

dirinya. Maka bidan harus dapat

memberikan bimbingan mengenai cara

perawatan kebersihan diri dan bayinya sedini

mungkin. Beberapa kebiasaan yang dilakukan

dalam perawatan kebersihan diri di antaranya

adalah sebagai berkut (Sulistyawati, 2009).

1.1) Mandi

Kita dapat menyatakan kepada

pasien berapa kali ia mandi dalam

sehari dan kapan waktunya ( jam

berapa mandi pagi dan sore ).

1.2) Keramas
57

Pada beberapa wanita ada yang

kurang peduli dengan kebersihan

rambutnya karena mereka beranggapan

keramas tidak begitu berpengaruh

terhadap kesehatan. Jika kita

menemukan pasien yang seperti ini,

maka kita harus memberikan pengertian

kepadanya bahwa keramas harus selalu

dilakukan ketika rambut kotor karena

bagian kepala yang kotor merupakan

tempat yang mudah menjadi sumber

infeksi.

1.3) Ganti baju dan celana dalam

Ganti baju minimal sekali dalam

sehari, sedangkan celana dalam

minimal dua kali. Namun jika

sewaktu-waktu baju dan celana dalam

sudah kotor, sebaiknya segera diganti

tanpa harus menunggu waktu untuk

ganti berikutnya.

1.4) Kebersihan kuku

Kuku ibu hamil harus selalu

dalam keadaan pendek dan bersih.


58

Kuku selain sebagai tempat yang

mudah untuk besarnya kuman sumber

infeksi.

(i). Aktivitas seksual

Walaupun ini adalah hal yang cukup

privasi bagi pasien, namun bidan harus

menggali data dari kebiasaan ini. Dengan

tekhnik yang senyamanmungkin bagi pasien,

bidan menyatakan hal-hal yang berkaitan

dengan aktivitas seksual.Contohnya : sebelum

hamil 3-4 kali seminggu, dan selama hamil

menjadi seminggu dua kali, tidak ada keluhan

(Sulistyawati, 2009).

(j). Keadaan lingkungan

Keadaan lingkungan sangat memengaruhi

status kesehatan keluarga Beberapa data yang

bisa kita gali untuk memastikan keadaan

kesehatan keluarga (Sulistyawati, 2009).

(k). Respon keluarga terhadap kehamilan ini

Dalam mengkaji data ini kita dapat

menanyakan lansung kepada pasien dan

keluarga.Contohnya: keluarga sangat

mendukung dengan kehamilannya, ibu dan


59

ibu mertua sangat ingin ikut merawat bayinya

dan mendampingi pasien saat persalinan

(Sulistyawati, 2009).

(l).Pengetahuan ibu tentang perawatan kehamilan

Data ini dapat kita peroleh dari

beberapa pertanyaan yang kita ajukan kepada

pasien mengenai perawatan selama hamil.

Pengalaman atau riwayat kehamilannya yang

lalu dapat pula kita jadikan sebagai bahan

pertimbangan dalam menyimpulkan sejauh

mana pasien mengetahui tentang perawatan

kehamilan ini (Sulistyawati, 2009).

(m).Adat istiadat setempat yang berkaitan dengan

masa hamil

Untuk mendapatkan data ini bidan

sangat perlu melakukan pendekatan terhadap

keluarga pasien terutama orangtua pasien.

Misalnya : ibu tidak boleh keluar malam,

ibu hamil tidak boleh mandi di malam hari,

ibu hamil tidak boleh membunuh binatang,

ibu hamil tidak boleh makan pedas

(Sulistyawati, 2009).
60

c) Data Objektif

Setelah data subjektif kita dapatkan, untuk

melengkapi data kita dalam menegakkan diagnosis,

maka kita harus melakukan pengkajian data objektif

melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi,

dan perkusi yang dilakukan secara berurutan.

Langkah- langkah sebagai berikut:

(1) Keadaan umum

Untuk mengetahui data ini kita cukup dengan

mengamati keadaan pasien secara keseluruhan.

Hasil pengamatan kita laporkan dengan kriteria

sebagai berikut:

(a) Baik

Jika pasien memperlihatkan respon yang

baikterhadap lingkungan dan orang lain, serta

secara fisik pasien tidak mengalami

ketergantungan dalam berjalan.

(b) Lemah

Pasien dimasukan dalam kriteria ini jika ia

kurang atau tidak memberikan respon yang

baik terhadap lingkungan dan orang lain, dan

pasien sudah tidak mampu lagi untuk berjalan


61

sendiri.Contoh : keadaan umum : baik

(Sulistyawati, 2009)

(2) Kesadaran

Untuk mendapatkan gambaran tentang keadaan

pasien, kita dapat melakukan pengkajian tingkat

kesadaran mulai dari keadaan composmentis (

kesadaran maksimal ) sampai dengan koma( pasien

tidak dalam keadaan sadar ).Contohnya: kesadaran:

Composmentis (Sulistyawati, 2009)

(3) Tanda vital

Tekanan darah, Nadi, Pernafasan dan SuhuMisalnya

: tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80 x/menit,

suhu 36,50C, respirasi 20 x/menit(Sulistyawati,

2009).

(4) Kepala

i) Rambut :Warna, Kebersihan dan Mudah rontok

atau tidak .

ii) Telinga :Kebersihandan Gangguan pendengaran

iii)Mata :Konjungtiva, Sklera, Kebersihan,

Kelainan dan Gangguan penglihatan

( rabun jauh/dekat ).

iv) Hidung :Kebersihan, Polip dan Alergi debu.


62

v) Mulut :Bibir (Warna, Integritas jaringan;

lembap, kering atau pecah-pecah ),

Lidah (Warna, Kebersihan), Gigi

(Kebersihan, Karies) dan Gangguan

pada mulut (bau mulut).

(5) Leher

Pembesaran kelenjar limfe dan ParotitisContoh

tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar

tiroid (Sulistyawati, 2009).

(6) Dada

Bentuk, Simetris/ tidak dan Payudara :

Bentuk, Besar masing–masing payudara (seimbang

atau tidak), Hiperpigmentasi areola payudara,

Teraba massa, nyeri atau tidak, Kolostrum,

Keadaan putting: menonjol, datar, atau masuk ke

dalam dan Kebersihan. Contoh: tidak ada retraksi

dada, denyut jantung teratur, payudara: bentuk

simetris, putting susu menonjol, hiperpigmentasi

pada areola (Sulistyawati, 2009).

(7) Perut

Bentuk, Bekas luka operasi, Striae, Linea,

TFU, Hasil pemeriksaan palpasi leopold, Taksiran

berat janin (TBJ) dan Denyut jantung janin (DJJ)


63

i) Inspeksi : tidak ada bekas luka operasi, ada striae

gravidarum, tidak ada linea nigra,

perut kelihatan tegang, menonjol, dan

pembesaran sesuai usia kehamilan.

ii) TFU menurut Mc Donald: 30 cm

iii) Palpasi

Lepold I :TFU 3 jari di atas pusat, pada

fundus teraba bagian yang lunak,

bulat dan tidak melenting.

Leopold II :di sebelah kiri teraba bagian yang

keras, datar, terasa ada tahanan,

di sebelah kanan teraba tonjolan-

tonjolan kecil yang tidak penuh.

Leopold III :di bagiann bawah teraba benda

bulat, keras, melenting, dan dapat

di goyangkan.

Leopold IV :kedua tangan dapat bertemu

(konvergen)

iv) Pemeriksaan denyut jantung janin : frekuensi 145

x/menit, punktum maksimum: kiri bawah

pusat(Sulistyawati, 2009).

(8) Ekstremitas
64

i) Atas : Gangguan/kelainan dan BentukMisalnya

Tidak teraba pembesaran kelenjar getah

bening di aksila, kuku bersih, ujung jari

tidak pucat (Sulistyawati, 2009).

ii) Bawah : Bentuk, Odema dan VarisesMisalnya :

Tidak ada odema, varices dan reflek

patella (+/+) (Sulistyawati, 2009).

(9) Genital

Kebersihan, Pengeluaran pervaginam dan

Tanda –tanda infeksi.Contoh : labia

mayoramenutup, tidak ada varises, tidak ada

pembesaran dan infeksi kelenjar bartholini, ada

keputihan tetapi tidak banyak (Sulistyawati, 2009).

(10) Anus

Hemoroid dan KebersianContoh: tidak ada

haemoroid dan varises (Sulistyawati, 2009).

(11) Data penunjang/ data laboraturium

Kadar HB, Hematokrit ( Ht ), Kadar leukosit

dan Golongan darah (Sulistyawati, 2009).

2) Interpretasi Data

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap

diagnosis, masalah, dan kebutuhan pasien berdasarkan

interpretasi yang benar atas data – data yang telah


65

dikumpulkan. Langkah awal dari perumusan diagnosis

atau masalah adalah pengolahan data dan analisis

dengan menghubungkan data satu dengan lainnya

sehingga tergambar fakta.

(a) Diagnosis kebidanan

Dalam bagian ini yang disimpulkan oleh bidan antara

lain:

(1) Paritas

(2) Usia kehamilan dalam minggu

(3) Keadaan janin

(4) Normal atau tidak normal

(Sulistyawati, 2009)

(b) Masalah

Dalam asuhan kebidanan digunakan istilah

“masalah” dan “diagnosis”. Kedua istilah tersebut

dipakai karena beberapa masalah tidak dapat

didefinisikan sebagai diagnosis, tetapi tetap perlu

dipertimbangkan untuk membuat rencana yang

menyeluruh. Masalah sering berhubungan dengan

bagaimana wanita itu mengalami kenyataan terhadap

diagnosisnya (Sulistyawati, 2009).

(c) Kebutuhan
66

Dalam bagian ini bidan menentukan

kebutuhan pasien berdasarkan keadaan dan

masalahnya. (Sulistyawati, 2009).

3) Diagnosa Potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah

atau diagnosis potensial lain berdasarkan rangkaian

masalah yang lain juga. Langkah ini membutuhkan

antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan,

sambil terus mengamati kondisi klien

(Sulistyawati, 2009).

4) Tindakan Segera

Dalam pelaksanaannya terkadang bidan

dihadapkan pada beberapa situasi yang memerlukan

penanganan segera (emergensi) di mana bidan harus

segera melakukan tindakan untuk menyelamatkan

pasien, namun kadang juga berada pada situasi pasien

yang memerlukan tindakan segera sementara

menunggu instruksi dokter, atau bahkan mungkin juga

situasi pasien yang memerlukan konsultasi dengan tim

kesehatan lain. Disini bidan sangat dituntut

kemampuannya untuk dapat selalu melakukan evaluasi

keadaan pasien agar asuhan yang diberikan tepat dan

aman (Sulistyawati, 2009).


67

5) Rencana Tindakan

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang

menyeluruh berdasarkan langkah sebelumnya. Semua

perencanaan yang dibuat harus berdasarkan

pertimbangan yang tepat, meliputi pengetahuan, teori

yang up to date, perawatan berdasarkan bukti (evidence

based care), serta divalidasikan dengan asumsi

mengenai apa yang diinginkan dan tidak diinginkan oleh

pasien. Dalam menyusun perencanaan sebaiknya

pasien dilibatkan, karena pada akhirnya pengambilan

keputusan dalam melaksanakan rencana asuhan yang

harus disetujui oleh pasien.Untuk menghindari

perencanaan asuhan yang tidak terarah, maka dibuat

terlebih dahulu pola pikir sebagai berikut.

(a) Tentukan tujuan tindakan yang akan dilakukan,

meliputi sasaran dan target hasil yang akan dicapai.

(b) Tentukan rencana tindakan sesuai dengan masalah

dan tujuan yang akan dicapai (Sulistyawati, 2009)

Contoh :

(1) Beritahu ibu mengenai hasil pemeriksaanya.

(2) Beritahu ibu untuk istirahat cukup.

(3) Berikan informasi ibu tentang tanda-tanda bahaya

kehamilan .
68

(4) Buat kesepakatan untuk kunjungan ulang atau bila ada

keluhan.

6) Pelaksanaan

Pada langkah ini rencana asuhan meyeluruh seperti

yang telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan

secara efisien dan aman. Realisasi dari perencanaan

dapat dilakukan oleh bidan, pasien, atau anggota

keluarga yang lain. Jika bidan tidak melakukannya

sendiri ia tetap memikul tanggung jawab atas

terlaksananya seluruh perencanaa. Dalam situasi dimana ia

harus berkolaborasi dengan dokter, misalnya karena pasien

mengalami komplikasi, bidan masih tetap bertanggung

jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama

tersebut. Manajemen yang efisien akan menyingkat

waktu, biaya, dan meningkatkan suatu asuhan

(Sulistyawati, 2009).

7) Evaluasi

Dalam evaluasi kegiatan yang perlu dilaksanakan

adalah mencatat proses manajemen kebidanan.

Evaluasi di peroleh dari tindakan pengukuran antara

keberhasilan dan rencana. Evaluasi juga dilakukan

dengan membandingkan keberhasilan dengan langkah-

langkah manajemen lainnya. Hasil evaluasi dapat di


69

jadikan identifikasi atau analisis masalah selanjutnya

bila diperlukan. (Sulistyawati, 2009).

b) Dokumentasi Kehamilan untuk Kunjungan II ( Umur

Kehamilan X minggu )

Menurut Walyani (2015), laporan asuhan kebidanan

kehamilan didokumentasikan dalam bentuk SOAP :

S : Subjektif

(1) Menggambarkan pendokumentasian pengumpulan data

klien melalui anamnesa

(2) Tanda gejala subjektif yang diperoleh dari hasil

bertanya pada klien, suami atau keluarga (identitas

umum, keluhan, riwayat menarche, riwayat

perkawinan, riwayat kehamilan, riwayat persalinan,

riwayat KB, riwayat penyakit keluarga, riwayat

penyakit keturunan, riwayat psikososial, pola hidup)

(3) Catatan ini berhubungan dengan msalah sudut pandang

klien. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan

keluhannya dicatat sebagai kutipan langsung atau

ringkasan yang berhubungan dengan diagnosa. Pada

orang yang bisu, dibagian belakang “S” diberi tanda

“O” atau “X” ini menandakan orang itu bisu. Data

subjektif menguatkan diagnosa yang dibuat.


70

O : Objektif

(1) Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa

daan fisik klien, hasil laboratorium dan tes

diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus

untuk mendukung assesment.

(2) Tanda gejala objektif yang diperoleh dari hasil

pemeriksaan (keadaan umum, Vital sign, fisik,

pemeriksaan dalam, laboratorium dan pemeriksaan

penunjang, pemeriksaan dengan inspeksi, palpasi,

auskultrasi dan perkusi).

(3) Data ini memberi bukti gejala klinis klien dan fakta

yang berhubungan dengan diagnosa. Data fisiologis,

hasil observasi, informasi kajian teknologi (hasil

laboratorium, sinar-X, rekaman CTG, dan lain-

lain)serta informasi dari keluarga atau orang lain

dapat dimasukkan dalam kategori ini. Apa yang

diobservasi oelh bidan akan menjadi komponen yang

berarti dari diagnosa yang akan ditegakkan.

A : Assesment

Masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data

atau informasi subjektif maupun objektif yang

dikumpulkan atau disimpulkan. Karena keadaan klien

terus berubah dan selalu ada informasi baru baik


71

subjektif maupun objektif, maka proses pengkajian

adalah suatu proses yang dinamik. Sering menganalisa

adalah suatu yang penting dalam mengikuti

perkembangan klien.

(1) Diagnosa/masalah

(a) Diagnosa adalah rumusan dari hasil

pengkajian mengenai kondisi klien: hamil,

bersalin, nifas dan bayi baru lahir.

Berdasarkan hasil anlisa yang diperoleh.

(b) Masalah adalah segala sesuatu yang

menyimpang sehingga kebutuhan klien

terganggu.

(2) Antisipasi masalah lain/diagnosa potensial

.(Sulistyawati, 2009).

P : Planning

Merupakan rencana tindakan yang akan di berikan

termasuk asuhan mandiri, kolaborasi, tes diagnosa atau

laboraturium serta konseling untuk tindak lanjut.

Menggambarkan pendokumentassian dari perencanaan

dan evaluasi berdassarkan assesment. Untuk

perencanaan, implementasi dan evaluasi dimasukkan

dalam “P”. ( Walyani, 2015)


72

Contoh :

(1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa semua

dalam batas normal

(2) Berikan KIE tentang ketidaknyamanan kehamilan.

(3) Menganjurkan ibu kunjungan ulang 2 minggu yang

akan datang atau jika ada keluhan

c) Dokumentasi Kehamilan untuk Kunjungan III ( Umur

Kehamilan Y minggu )Menurut Walyani (2015), laporan

asuhan kebidanan kehamilan didokumentasikan dalam

bentuk SOAP :

S : Subjektif

(1) Menggambarkan pendokumentasian pengumpulan

data klien melalui anamnesa

(2) Tanda gejala subjektif yang diperoleh dari hasil

bertanya pada klien, suami atau keluarga (identitas

umum, keluhan, riwayat menarche, riwayat

perkawinan, riwayat kehamilan, riwayat persalinan,

riwayat KB, riwayat penyakit keluarga, riwayat

penyakit keturunan, riwayat psikososial, pola hidup)

(3) Catatan ini berhubungan dengan msalah sudut pandang

klien. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan

keluhannya dicatat sebagai kutipan langsung atau

ringkasan yang berhubungan dengan diagnosa. Pda


73

orang yang bisu, dibagian belakang “S” diberi tanda

“O” atau “X” ini menandakan orang itu bisu. Data

subjektif menguatkan diagnosa yang dibuat.

O : Objektif

(1) Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa

dan fisik klien, hasil laboratorium dan tes

diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus

untuk mendukung assesment.

(2) Tanda gejala objektif yang diperoleh dari hasil

pemeriksaan (keadaan umum, Vital sign, fisik,

pemeriksaan dalam, laboratorium dan pemeriksaan

penunjang, pemeriksaan dengan inspeksi, palpasi,

auskultrasi dan perkusi).

(3) Data ini memberi bukti gejala klinis klien dan

fakta yang berhubungan dengan diagnosa. Data

fisiologis, hasil observasi, informasi kajian

teknologi (hasil laboratorium, sinar-X, rekaman

CTG, dan lain-lain)serta informasi dari keluarga

atau orang lain dapat dimasukkan dalam kategori

ini. Apa yang diobservasi oleh bidan akan menjadi

komponen yang berarti dari diagnosa yang akan

ditegakkan.
74

A : Assesment

Masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data

atau informasi subjektif maupun objektif yang

dikumpulkan atau disimpulkan. Karena keadaan klien

terus berubah dan selalu ada informasi baru baik

subjektif maupun objektif, maka proses pengkajian

adalah suatu proses yang dinamik. Sering menganalisa

adalah suatu yang penting dalam mengikuti perkembangan

klien.

a) Diagnosa/masalah

(1) Diagnosa adalah rumusan dari hasil pengkajian

mengenai kondisi klien: hamil, bersalin, nifas

dan bayi baru lahir. Berdasarkan hasil anlisa yang

diperoleh.

(2)Masalah adalah segala sesuatu yang menyimpang

sehingga kebutuhan klien terganggu.

b. Antisipasi masalah lain/diagnose potensial.

P : Planning

Merupakan rencana tindakan yang akan di berikan

termasuk asuhan mandiri, kolaborasi, tes diagnosa atau

laboraturium serta konseling untuk tindak lanjut.

(Wildan dan Hidayat, 2008)


75

Menggambarkan pendokumentassian dari perencanaan

dan evaluasi berdassarkan assesment. Untuk

perencanaan, implementasi dan evaluasi dimasukkan

dalam “P”. (Walyani, 2015).

Contoh :

a) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa semua

dalam batas normal

b) Memberitahu ibu tentang pendidikan kesehatan tentang

persiapan persalinan.

c) Memberitahu ibu tanda- tanda persalinan yaitu,

keluarnya lendir darah dari jalan lahir, nyeri

pinggang yang semakin lama semakin sering,

kenceng- kenceng dalam 10 menit 3 kali.

d) Menganjurkan ibu kunjungan ulang 1 minggu yang

akan datang atau jika ada keluhan

2. PERSALINAN

a. Konsep Dasar

1) Pengertian

Persalinan adalah proses dimana bayi, placenta dan

selaput ketuban keluar dari rahim ibu. Persalinan

dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia


76

kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai

dengan penyulit (Marmi, 2012)

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi

yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia

luar (Kuawanti dan Melina, 2013)

2). Tanda – tanda Persalinan

Tanda-tanda persalinan menurut Marmi, (2012) adalah :

a) Tanda-tanda bahwa persalinan sudah dekat :

(1) Terjadinya Lightening

Menjelang minggu ke-36, tanda primigravida

terjadi penurunan fundus uteri karena kepala bayi

sudah masuk pintu atas panggul yang disebabkan :

kontraksi Broxton Hiks, ketegangan dinding perut,

ketegangan ligamentum rotundum, dan gaya berat

janin dimana kepala ke arah bawah.

(2) Terjadinya His Permulaan

Makin tua kehamilan, pengeluaran estrogen

dan progesteron makin berkurang sehingga

produksi oksitosin meningkat, dengan demikian

dapat menimbulkan kontraksi yang lebih sering,

his permulaan ini lebih sering diistilahkan

sehingga his palsu.

(3) Tanda-tanda timbulnya persalinan:


77

(a)Terjadinya His Persalinan

His adalah kontraksi rahim yang dapat diraba

menimbulkan rasa nyeri diperut serta dapat

menimbulkan pembukaan serviks kontraksi

rahim dimulai pada 2 face maker yang letaknya

didekat cornu uteri.

(b)Keluarnya lendir bercampur darah pervagina

(show)

Lendir berasal dari pembukaan yang

menyebabkan lepasnya lendir berasal dari

kanalis servikalis. Sedangkan pengeluaran darah

disebabkan robeknya pembuluh darah waktu

serviks membuka.

(c) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya

Sebagian ibu hamil mengeluarkan air ketuban

akibat pecahnya selaput ketuban. Jika ketuban

sudah pecah, maka ditargetkan persalinan dapat

berlangsung dalam 24 jam.

(d)Dilatasi dan effacement

Dilatasi adalah terbukanya kanalis servikalis

secara berangsur-angsur akibat pengaruh his.

Effacement adalah pendataran atau pemendekan

kanalis servikalis yang semula panjang 1-2 cm


78

menjadi hilang sama sekali, sehingga tinggal

hanya ostium yang tipis seperti kertas.

Gambar 2.1 Proses Effacement

3). Penyebab Mulainya Persalinan

Berdasarkan terjadinya persalinan belum diketahui

pasti, tapi ada beberapa teori yang menyatakan

kemungkinan proses persalinan,teori–teori tersebut

(Marmi, 2012) adalah

a) Teori Penurunan Kadar Hormon Prostagladin

Progesteron merupakan hormon penting untuk

mempertahankan kehamilan.

b) Teori Rangsangan Estrogen

Estrogen menyebabkan iritability miometrium,

mungkin karena peningkatan konsentrasi actin –

myocin dan adenosin tripospat (ATP).

c) Teori Reseptor Oksitosin Dan Kontraksi Braxton Hicks

Kontraksi persalinan tidak terjadi secara mendadak,

tetapi berlangsung lama dengan persiapan semakin

meningkatnya reseptor oksitosin. Oksitosin adalah


79

hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst

posterior.

d) Teori Keregangan (Distensi Rahim)

Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam

batas tertentu

e) Teori Fetal Cortisol

Kortisol janin akan mempengaruhi plasenta sehingga

produksi progesteron berkurang dan memperbesar

sekresi estrogen, selanjutnya berpengaruh terhadap

meningkatnya produksi prostagandin, yang

menyebabkan iritability miometrium meningkat.

f) Teori Membran

Meningkatnya hormon estrogen menyebabkan

terjadinya esterified yang menghasilkan arachnoid

acid, yang membentukan prostaglandin dan

mengakibatkan kontraksi miometrium.

g) Teori Prostaglandin

Prostaglandin yang dikeluarkan oleh decidua

konsentrasinya meningkat sejak usia kehamilan 15

minggu. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat

menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil

konsepsi dikeluarkan.
80

h) Teori Hipotalamus – Pituitari Dan Glandula Suprarenalis

Pemberian kortikosteroid dapat menyebabkan maturitas

janin.

i) Teori Iritasi Mekanik

Bila ganglion ini digeser dan ditekan, misalnya oleh

kepala janin, maka akan timbul kontraksi.

j) Teori Plasenta Sudah Tua

Plasenta yang menjadi tua akan menyebabkan turunnya

kadar estrogen dan progesteron yang menyebabkan

kekejangan pembuluh darah, hal ini akan menimbulkan

kontraksi rahim.

k) Teori Tekanan Cerviks

Fetus yang berpresentasi baik dapat nerangsang

akhiran syaraf sehingga serviks menjadi lunak dan

tejadi dilatasi internum yang mengakibatkan segmen

atas rahim dan segmen bawah rahim bekerja

berlawanan sehingga terjadi kontraksi dan retraksi.

l) Induksi Partus

Amniotomi : pemecahan ketuban.

4). Faktor – faktor yang Mempengaruhi Proses Persalinan

Faktor – faktor yang Mempengaruhi Proses Persalinan

menurut Marmi, (2012) adalah :


81

a) Passenger (Isi Kehamilan)

Faktor passenger terdiri atas 3 komponen yaitu janin,

air ketuban, dan plasenta.

b) Passage

Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yaitu bagian

tulang padat, dasar panggul, vagina dan introitus (lubang

luar vagina).

c) Power (Kekuatan)

Kekuatan yang mendorong janin keluar. Kekuatan

yang mendorong janin keluar dalam persalinan ialah : his,

kontraksi otot – otot perut, kontraksi diafragma dan

aksi dari ligament, dengan kerja sama yang baik dan

sempurna.

d) Psikis

Banyaknya wanita normal bisa merasakan kegairahan

dan kegembiraan di saat merasa kesakitan awal

menjelang kelahiran bayinya.

e) Penolong (Bidan)

Peran penolong adalah memantau dengan seksama

dan memberikan dukungan serta kenyamanan pada ibu

baik dari segi emosi atau perasaan maupun fisik.


82

f) Posisi (Ibu)

Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan

fisiologi persalinan. Posisi tegak memberi sejumlah

keuntungan. Mengubah posisi membuat rasa letih

hilang, memberi rasa nyaman, dan memperbaiki

sirkulasi.

Gambar 2.2 Posisi – posisi saat persalinan

5). Mekanisme Persalinan

Mekanisme persalinan adalah putaran dan penyesuaian

lain yang terjadi pada proses kelahiran manusia. Tujuh

gerakan kondisi presentasi puncak kepala pada mekanisme

persalinan adalah engagement, descent (penurunan), fleksi,

putar paksi dalam, ekstensi, putar paksi luar, dan akhirnya

kelahiran ekspulsi. (Marmi, 2012)

Mekanisme pada persalinan:


83

a) Engagement

Kepala dikatakan telah menancap (engager) pada

pintu atas panggul apabila diameter biparetal kepala

melewati pintu atas panggul.Pada nulipara, hal ini terjadi

sebelum persalinan aktif dimulai karena otot-otot abdomen

masih tegang sehingga bagian presentasi terdorong

kedalam panggul.Pada multipara yang otot-otot

abdomennya lebih kendur kepala seringkali tetap dapat

digerakkan dia atas permukaan panggul sampai persalinan

dimulai. (Marmi, 2012)

b) Descent (Penurunan)

Pada primigravida, masuknya kepala ke dalam pintu

atas panggul biasanya sudah terjadi pada bulan terakhir

dari kehamilan, tetapi pada multigravida biasanya baru

terjadi pasa permulaan persalinan.Masuknya kepala ke

dalam PAP, biasanya dengan sutura sagitalis melintang

dan dengan fleksi ringan.Masuknya kepala melewati pintu

atas panggul (PAP), dapat dalam keadaan sinklitismus

yaitu bila sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah jalann

lahir tepat di antara simpisis dan promontorium.

Pada sinklitismus os parietal depan dan belakang

sama tingginya jika sutura sagitalis agak kedepan

mendekati simpisis atau agak ke belakang mendekati


84

peomontarium, maka dikatakan kepala dalam keadaan

asinklitismus, ada 2 jenis asinklitismus (Marmi, 2012),

yaitu :

(1) Asinklitismus posterior

Bila sutura sagitalis mendekati simpisis dan os

parietal belakang lebih rendah dari os parietal depan.

(2) Asinklitismus anterior

Bila sutura sagitalis mendekati promontarium sehingga

os parietal depan lebih rendah dari os parietal

belakang.

Derajat sedang asinklitismus pasti terjadi pada

persalinan normal, tetap kalau berat gerakan ini dapat

menimbulkan disproporsi sepalo pelvic dengan panggul

yang berukuran normal sekalipun.

Penurunan kepala lebih lanjut terjadi pada kala I dan

kala II persalinan.Hal ini disebabkan karena adanya

kontraksi dan retraksi dari segmen atas rahim, yang

menyebabkan tekanan langsung fundus pada bokong

janin.Dalam waktu yang bersamaan terjadi relaksasi dari

segmen bawah rahim, sehingga terjadi penipisan dan

dilatasi servik.Keadaan ini menyebabkan bayi terdorong

kedalam jalan lahir.Penurunan kepala ini juga disebabkan

karena tekanan cairan intra uterine, kekuatan mengejan


85

atau adanya kontraksi otot-otot abdomen, kontraksi

diafragma dan meluruskan badan anak. (Marmi, 2012)

c) Fleksi

Dengan majunya kepala biasanya juga fleksi

bertambah sehingga ubun-ubun kecil jelas lebih rendah

dari ubun-ubun besar. Keuntungan dari bertambahnya

fleksi adalah ukuran kepala yang lebih kecil melalui jalan

lahir, yaitu diameter suboccipto bregmatika (9,5). Fleksi

ini disebabkan karena anak didorong maju dan sebaliknya

mendapat tahanan dari pinggir atas panggul, cerviks,

dinding panggul atau dasar panggul.

d) Putaran Paksi Dalam

Yang dimaksud dengan putaran paksi dalam

adalah pemutaran dari bagian depan memutar ke depan ke

bawah sympisis. Putaran paksi dalam mutlak perlu untuk

kelahiran kepala karena putaran paksi merupakan suatu

usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk

jalan lahir khususnya bentuk bidang tengah dan pintu

bawah panggul. Sebab-sebab putaran paksi dalam :

(1) Pada letak fleksi, bagian belakang kepala merupakan

bagian terendah dari kepala.

(2) Bagian terendah dari kepala mencari tahanan yan

paling sedikit terdapat sebelah depan atas dimana


86

terdapat meatus genitalis anatara muskulus levator ani

kiri dan kanan.

(3) Ukuran terbesar dari bidang tengah panggul adalah

diameter antero posterior.

Gambar 2.3 Gambar Putaran paksi dalam

e) Ekstensi

Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai di

dasar panggul, terjadilah ekstensi dari kepala. Hal ini

menyebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah

panggul mengarah ke depan dan atas sehingga kepala

harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya. Pada kepala

bekerja dua kekuatan, yang satu mendesak ke bawah dan

satunya disebabkan tahanan tahanan dasar panggul yang

menolaknya keatas. Resuitantenya adalah kekuatan kearah

depan atas. Setelah subocciput tertahan pada pinggir

bawah sympisis maka yang dapat maju karena kukuatan

tersebut diatas bagian yang berhadapan dengan subocciput,

maka lahirlah berturut-turut pada pnggir atas perineum


87

ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut dan akhirnya dagu

dengan gerakan ekstensi.

Gambar 2.4 Gambar Kepala Ekstensi

f) Putaran Paksi Luar

Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar

kembali kearah punggung anak untuk menghilangkan torsi

pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam.Gerakan

ini disebut putaran restitusi, selanjutnya putaran diteruskan

hingga belakang kepala berhadapan dengan leher

ischiadicum sepihak.Gerakan yang terakhir ini adalah

putara paksi luar yang sebenarnya dan disebabkan karena

ukuran bahu menempatkan diri dalam diameter

anteroposterior dari pintu bawah panggul.

Gambar 2.5 Gambar Putaran Paksi Luar

g) Ekspulsi
88

Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai

dibawah sympisis dan menjadi hypomochlin untuk

melahirkan bahu belakang, kemudian bahu depan menyusul

dan selanjutnya seluruh badan anak lahir searah dengan

paksi jalan lahir.

Gambar 2.6 Gambar kepala Ekspulsi

6). Partograf

a) Lembar depan

Partograf dipakai untuk memantau memantau

kemajuan persalinan dan membantu petugas kesehatan

dalam mengambil keputusan dalam penatalaksanaan.

Partograf dimulai pembukaan 4 (fase aktif). Partograf

sebaiknya di buat untuk setiap ibu yang bersalin, tanpa

menghiraukan apakah persalinan tersebut normal atau

dengan komplikasi. Petugas harus mencatat kondisi ibu dan

janin sebagai berikut :

(1) Denyut jantung janin

(a)Denyut jantung janin dapat diperiksa setiap

setengah jam. Saat yang tepat untuk menilai

denyut jantung adalah segera setelah berlalunya his


89

terkuat selama +- 1 menit, dan ibu dalam posisi

miring.

(b)Yang diamati adalah frekuensi dalam satu menit

dan keteraturan denyut jantung janin. Pada

partograf, denyut jantung janin dicatat di bagian

atas, terdapat penebalan garis pada angka 120

dan 160 yang menandakan batas normal denyut

jantung janin.

(c) Jika ditemukan abnormalitas pada denyut jantung

janin, dengarkanlah setiap 15 menit, selama satu

menit, segera setelah his hilang.

(d) Apabila dalam 3 kali pengamatan tetap abnormal,

harus diambil tindakan, yang dapat berupa :

i. rehidrasi

ii. pemberian oksigen

iii. tidur menfarah ke kiri

iv. pengamatan yang tepat untuk menyingkirkan

tali pusat menumbung/lilitan tali pusat.

( Sofian, 2011 )

(2) Air ketuban

Catat air ketuban setiap melakukan pemeriksaan vagina:

U : selaput Utuh

J : selaput pecah, air ketuban Jernih


90

M : air ketuban bercampur Mekonium

D : air ketuban bernoda darah

K : tidak ada cairan ketuban/ kering

( saifuddin, 2012 )

(3) Perubahan bentuk kepala janin ( molding/molase )

0 : sutura terpisah

1 : sutura ( pertemuan dua tulang tengkorak )yang

tepat/bersesuaian

2 : sutura tumpang tindih tetapi dapat diperbaiki

3 : sutura tumpang tindih dan tidak dapat diperbaiki

( Saifuddin, 2012 )

(4) Pembukaan mulut rahim (serviks)

(a) Pada grafik partograf, kemajuan persalinan pada

garis horizontal atau sumbu X dibagi menjadi

24 kotak. Setiap kotak mewakili 1 jam

sehingga total terdapat kotak untuk 24 jam; 8 jam

untuk fase laten . Pada garis vertikal atau sumbu

Y, tercatat 1-10 cm untuk pembukaan (dilatasi)

serviks, dan 0-5 cm untuk penurunan kepala;

tiap kotak mewakili pembukaan 1 cm.

(b) Fase laten (kurun lambat pembukaan) berlangsung

dari pembukaan 0 sampai 3 cm, disertai

penipisan bertahap serviks (effacement),


91

sedangkan fase aktif (kurun cepat pembukaan)

berlangsung dari pembukaan 3 sampai 10 cm

(pembukaan lengkap).

(c) Besarnya pembukaan (dalam cm) dicatat ke

dalam partograf dengan tanda silang ”X”

(d) Pemeriksaan dalam dilakukan setiap 4 jam,

kecuali jika ada indikasi.

(e) Pada fase aktif, kecepatan pembukaan

sekurangkurangnya 1 cm/jam.

(f) Pada persalinan yang berlangsung normal,

pembukaan tidak boleh berada di sebelah kanan

garis waspada.

(g) Jika pada pemeriksaan dalam didapati

pembukaan serviks berada pada fase aktif

(>3cm), besarnya pembukaan langsung dicatat

pada garis waspada.

(h) Empat kotak mendatar ( 4 jam ) di sebelah kanan

garis waspada pada partograf terdapat “ Garis

Tindakan”. Jika Grafik pembukaan melewati

garis tibdakan, ibu harus diperiksa dengan

cermat untuk mencari penyebab terhambatnya

persalinan itu dan merencanakan tindakan yang

tepat untuk mengatasinya ( Sofian, 2011 ).


92

(5) Penurunan

Untuk menilai kemajuan persalinan, kita menilai

penurunan kepala terhadap rongga panggul sebagai

jalan lahir. Pada persalinan yang normal, pembukaan

serviks biasanya akan diikuti dengan penurunan

kepala. Untuk mempermudah penilaian terhadap

turunnya kepala, evaluasi dilakukan setiap 4 jam

melalui pemeriksaan luar dengan metode perlimaan

di atas simpisis, yaitu dengan memakai 5 jari,

sebelum dilakukan periksa dalam. Jika kepala masih

berada di atas PAP, berarti masih dapat diraba dengan 5

jari ( rapat ) dan dicatat sebagai 5/5 , yaitu pada

angka 5 di garis vertikal sumbu Y ditandai dengan

“0”. Selanjutnya, pada kepala yang sudah turun, akan

teraba sebagian kepala diatas simpisis (PAP) oleh

beberapa jari, yaitu 4/5, 3/5 atau 2/5 yang pada

partograf ditandai dengan “0” dan dihubungkan dengan

garis solid (Sofian, 2011).

(6) Waktu

Menyatakan berapa jam waktu yang telah dijalani

sesudah pasien diterima ( Saifuddin, 2012 ).

(7) Jam

Catat jam sesungguhnya ( Saifuddin, 2012 ).


93

(8) Kontraksi

(a) Pada persalinan yang berlangsung normal his akan

terasa makin lama makin kuat, dan frekuensinya

bertambah. Pengamatan His dilakukan tiap 1 jam

dalam fase laten dan tiap ½ jam pada fase aktif.

(b) Frekuensi his diamati dalam 10 menit, lama his

dihitung dalam detik dengan cara memalpasi

perut. Pada partograf, jumlah his digambarkan dengan

kotakkotak yang terdiri dari 5 kotak sesuai dengan

jumlah his dalam 10 menit.

(c) Lama his ( duration ) digambarkan pada

partografberupa arsiran di dalam kotak:

i. ( titik-titik ) 20 detik

ii. ( garis – garis miring ) 20-40 detik

iii. ( kotak dihitamkan ) 40 detik

( Sofian, 2011 )

(9) Oksitosin

Jika memakai oksitosin, catatlah banyaknya

oksitosin pervolume cairan infuse dan dalam tetesan

per menit. (Saifuddin, 2012).

(10) Obat yang diberikan

Catat semua obat lain yang diberikan.

( Saifuddin, 2012).
94

(11) Nadi

Catatlah setiap 30-60 menit dan tandai dengan sebuah

titik besar (•).( Saifuddin, 2012 ).

(12) Tekanan darah

Catatlah setiap 4 jam dan tandai dengan anak

panah.(Saifuddin, 2012)

(13) Suhu badan

Catatlah setiap dua jam.( Saifuddin, 2012 )

(14) Protein, aseton, dan volume urine

Catatlah setiap kali ibu berkemih Jika temuan-temuan

melintas kearah kanan dari garis waspada, petugas

kesehatan harus melakukan penilaian terhadap

kondisi ibu dan janin dan segera mencari rujukan

yang tepat ( Saifuddin, 2012 ).

b) Lembar Belakang Partograf

Halaman belakang partograf , merupakan bagain

untuk mencatat hal-hal yang terjadi selama proses

persalinan dan kelahiran, serta tindakan-tindakan yang

dilakukan sejak persalinan kala I hingga kala IV

(termasuk bayi baru lahir). Itulah sebabnya bagian ini

disebut sebagai Catatan Persalinan. Nilai dana catatan

asuhan yang diberikan pada ibu dalam masa nifas terutama

selama persalinan kala IV untuk memungkinkan penolong


95

persalinan mencegah terjadinya penyulit dan membuat

keputusan klinik, terutama pada pemantauan kala IV

(mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan). Selain

itu, catatan persalinan (yang sudah diisi dengan lengkap

dan tepat) dapat pula digunakan untuk menilai/memantau

sejauh mana telah dilakukan pelaksanaan asuhan

persalinan yang bersih dan aman. (Saifudin, 2010)

Cara Pengisian Lembar Belakang Partograf

Berbeda dengan halaman depan yang harus diisi

setelah seluruh proses persalinan selesai. Adapun cara

pengisisan catatan persalinan pada lembar belakang

partograf secara lebih rinci disampaiakan sebagai berikut :

(1) Data Dasar

Data dasar terdiri atas tanggal, nama bidan,

tempat persalinan, alamat tempat persalinan, catatan,

alasan merujuk, tempat rujukan dan pendamping

pada saat merujuk. Isis data samping jawaban yang

sesuai. Untuk pertanyaan no. 5, lingkari jawabn

yang sesuai dan untuk pertanyaan no. 8, jawaban bisa

lebih dari satu.

(a) Kala I

Kala I terdiri atas pertanyaan-pertanyaan

tentang partograf saat melewati garis waspada,


96

masalahmasalah yang dihadapi, penatalaksanaan,

dan hasil penatalaksanaan tersebut. Untuk

pertanyaan no. 9, lingkari jawab yang

sesuai.pertanyaan lainnya hanya diisi jika terdapat

masalah lainnya dalam persalinan.

(b) Kala II

Kala II terdiri atas episiotomy persalianan,

gawat janin, distonsia bahu, masalah penyerta

penatalaksanaan dan hasilnya. Beri tanda “√”

pda kotak disamping jawaban yang sesuai. Untuk

pertanyaan no. 13, jika jawabannya “Ya”, tulis

indikasinya, sedangkan untuk no. 15 dan 16

jawabannya “Ya”, isi jenis tindakan yang telah

dilakukan. Untuk pertanyaan no. 14, jawaban

bisa lebih dari 1, sedangkan untuk „masalah

lain‟ hanya diisi apabila terdapat masalah lain pada

Kala II.

(c) Kala III

Kala III terdiri atas lama Kala III,

pemberian oksitosin, penegangan tali pusat

terkendali, pemijatan fundus,plasenta lahir

lengkap, plasenta tidak lahir > 30 menit,

laserasi, atonia uteri, jumlah perdarahan, masalah


97

penyerta, pentalaksanaan dan hasilnya. Isi

jawaban pada tempat yang disediakan dan diberi

tanda pada kotak di samping jawaban yang

sesuai. Untuk no. 25, 26, dan 28 lingkari jawaban

yang benar.

(d) Bayi Baru Lahir

Informasi bayi baru lahir terdiri atas berat

dan panjang badan, jenis kelamin, penilaian

kondisi bayi baru lahir, pemberian ASI, masalah

penyerta, tatalaksana terpilih dan hasilnya. Isi

jawaban pada tempat yang disediakan serta beri

tanda pada kotak di samping jawaban yang sesuai.

(e) Kala IV

Kala IV berisi tentang tekanan darah,

nadi, suhu, tinggi fundus, kontraksi uterus,

kandung kemih, dan perdarahan. Pemantauan

pada Kala IV ini sangat penting terutama untuk

menilai apakah terdapat risiko atau terjadi

perdarahan pascapersalinan. Pengisian pemantauan

Kala IV dilakukan setiap 15 menit pada satu jam

pertama setelah melahirkan dan setiap 30 menit

pada satu jam berikutnya. Isi setiap kolom

sesuai dengan hasil pemeriksaan dan jawab


98

pertanyaan mengenai masalah Kala IV pada

tempat yang telah disediakan. Bagian yang

digelapkan tidak usah diisi.

Gambar 2.7 Lembar Depan Partograf

(Kementrian Kesehatan RI, 2013)

Gambar 2.8 Lembar Belakang

Partograf (Saifudin, 2010)


99

7) Tahapan Persalinan

Tahapan persalinan menurut Marmi, (2012) adalah :

a) Kala I

Kala I disebut juga dengan kala pembukaan yang

berlangsungantara pembukaan nol sampai pembukaan

lengkap (10 cm). Proses pembukaan serviks sebagai akibat

his dibagi menjadi 2 fase, yaitu :

(1) Fase laten

Berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi

sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.

(2) Fase aktif, dibagi dalam 3 fase lagi, yaitu :

(a) Fase akselerasi, dalam waktu 2 jam pembukaan 3

cm tadi menjadi 4 cm.

(b) Fase dilatasi maksimal, dalam waktu 2 jam

pembukaan berlangsung sengat cepat, dari 4 cm

menjadi 9 cm.

(c) Fase deselerasi, pembukaan menjadi lambat sekali.

Dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi

lengkap.Pada primigravida kala I berlangsung

kira-kira 12 jam, sedangkan multigravida kira-

kira 7 jam.

Tabel 2.5 Perbedaan Fase Antara Primigravida Dan Multigravida


100

Primigravida Multigravida

Serviks mendatar (effacement) Serviks mendatar dan membuka

dulu baru dilatasi, berlangsung bisa bersamaan, berlangsung 6 –

13 – 14 jam 7 jam

Sumber : Marmi, (2012)

b) Kala II

Kala II disebut juga dengan kala pengeluaran. Kala ini

dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi

lahir. Proses ini berlangsung 2 jam pada primigravida

dan 1 jam pada multigravida. Gejala utama dari kala II

adalah :

(1) His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3

menit dengan durasi 50 sampai 100 detik

(2) Menjelang akhir kala I ketuban pecah yang

ditandai dengan pengeluaran cairan secara mendadak

(3) Ketuban pecah paad pembukaan mendeteksi

lengkap diikuti keinginan mengejan, karena

tertekannya fleksus frankenhauser

(4) Kedua kekuatan, his dan mengejan lebih

mendorong kepala bayi sehingga terjadi : kepala

membuka pintu.

(5) Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putaran

paksi luar, yaitu penyesuaian kepala pada punggung.


101

(6) Setelah putar paksi luar berlangsung, maka persalinan

bayi ditolong.

c) Kala III

Setelah kala III, kontraksi uterus berhenti sekitar 5

sampai 10 menit. Dengan lahirnya bayi, sudah mulai

pelepasan placentanya pada lapisan Nitabusch, karena sifat

retraksi otot rahim. Dimulai segera setelah bayi lahir

sampai lahirnya placenta, yang berlangsung sekitar tidak

lebih dari 30 menit. Jika lebih dari 30 menit, maka harus

diberi penanganan yang lebih atau dirujuk.Lepasnya

placenta sudah dapat diperkirakan dengan memperhatikan

tanda-tanda :

(1) Uterus menjadi bundar

(2) Uterus terdorong keatas karena placenta dilepas

kesegmen bawah rahim

(3) Tali pusat bertambah panjang

(4) Terjadi perdarahan

d) Kala IV

Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena

pendarahan postpartum paling sering terjadi pada 2 jam

pertama. Observasi yang dilakukan adalah :

(1) Tingkat kesadaran penderita


102

(2) Pemeriksaan tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi,

dan pernafasan

(3) Kontraksi uterus

(4) Terjadi perdarahan

8). Perubahan Fisiologis Pada Masa Persalinan

a) Perubahan Fisiologi pada Kala I

(1) Perubahan tekanan darah

Perubahan darah meningkat selama kontraksi uterus

dengan kenaikan sistolik rata-rata sebesar 10-20 mmHg

dan kenaikan diastolik rata-rata 5-10 mmHg diantara

kontraksi-kontraksi uterus, tekanan darah menurun seperti

sebelum masuk persalinan dan akan naik lagi bila ada

kontraksi (Marmi, 2012).

(2) Perubahan metabolisme

Selama persalinan baik metabolisme karbohidrat

aerobik maupun anaerobik akan naik secara perlahan.

Kenaikan ini sebagian besar diakibatkan karena

kecemasan serta kegiatan otot rangka tubuh, kegiatan

metabolisme yang meningkat tercermin dengan kenaikan

suhu badan denyut nadi, pernafasan kardiakoutput dan

kehilangan cairan (Marmi, 2012)

(3) Perubahan suhu badan


103

Suhu badan akan sedikit meningkat selama

persalinan, suhu mencapai tertinggi selama persalinan

dan segera setelah persalinan. Kenaikan ini di anggap

normal asal tidak melibihi 0,5 - 1ºC. Suhu badan yang

naik sedikit merupakan hal yang wajar namun bila

keadaan ini berlangsung lama mengindikasikan bahwa

adanya dehidrasi (Marmi, 2012).

(4) Denyut nadi

Penurunan menyolok selama acme kontraksi

uterus tidak terjadi jika ibu berada dalam posisi miring

bukan posisi terlentang. Denyut jantung diantra

kontraksi sedikit lebih tinggi dibanding selama periode

persalinan yang belum masuk persalinan(Marmi, 2012).

(5) Pernafasan

Kenaikan pernafasan dapat disebabkan karena

adanya rasa nyeri kekhawatiran serta penggunaan tehnik

pernafasan yang tidak benar (Marmi, 2012).

(6) Perubahan gastrointestinal

Kemampuan pergerakan gastrik serta penyerapan

makanan padat berkurang akan menyebabkan

pencernaan hampir terhenti selama persalinan dan akan

menyebabkan konstipasi(Marmi, 2012).

(7) Perubahan hematologis


104

Hemoglobin akan meningkat 1,2 gr/100 mL selama

persalinan dan kembali ke tingkat pra persalinan di hari

pertama jumlah sel-sel darah putih meningkat secara

progresif selama kala I persalinan sebesar 5000 s/d

15.000 WBC sampai dengan akhir pembukaan lengkap

hal ini tidak berindikasi adanya infeksi. Gula darah akan

turun selama dan akan turun secara mencolok pada

persalinan yang mengalami penyulit atau persalinan

lama (Marmi, 2012).

(8) Kontraksi uterus

Dimana kontraksi ini bersifat nyeri yang disebabkan

oleh anoxia dari sel-sel otot tekanan pada ganglia dalam

serviks dan sekmen dalam rahim (SBR), rengangan dari

serviks rengangan dan tarikan pada peritonium, itu

semua terjadi pada saat kontraksi(Walyani, 2015).

(9) Show

Pengeluaran dari vagina yang terdiri dari sedikit

lendir yang bercampur darah, lendir ini berasal dari

ekstruksi lendir yang menyumbat canalis servikalis

sepanjang kehamilan sedangkan darah bearasal dari

desidua vena yang terlepas(Walyani, 2015).

(10) Pemecahan kantong ketuban


105

Pada ahir kala satu bila pembukaan sudah lengkap

dan tidak ada tahanan lagi, di tambah dengan kontraksi

yang kuat serta desakan janin yang menyebabkan

kantong ketuban pecah, diikuti dengan proses kelahiran

bayi (Walyani, 2015).

b) Perubahan Fisiologi Kala II Persalianan

(1) Kontraksi uterus

Dimana kontraksi ini bersifat nyeri yang disebabkan

oleh anoxia dari sel-sel otot tekanan pada ganglia dalam

serviks dan segmen bawah rahimregangan dari serviks,

regangan dan tarikan pada perinium, itu semua terjadi

pada saat kontraksi(Marmi, 2012).

(2) Perubahan- perubahan uterus

Keadaan sekmen atas rahim dan sekmen bawah

rahim. Dalam persalina perbedaan SAR dan SBR akan

tampak lebih jelas, dimana SAR di bentik oleh korpus

uteri dan bersifat memegang peranan aktif (berkontraksi)

dan di dindingnya bertambah tebal dengan majunya

persalianan, dengan kata lain SAR mengadakan suatu

kontraksi menjadi tebal dan mendorong anak keluar.

Sedangkan SBR di bentuk oleh sthimus uteri yang

sifatnya memegang peranan pasif dan makin tipis dengan

majunya persalianan (di sebab kan karena regangan),


106

dengan kata lain SBR dan serviks mengadakan rleksaia

dan dilatasi(Marmi, 2012).

(3) Perubahan pada serviks

Perubahan pada serviks pada kala dua di tandai

dengan pembukaan lengkap, pada pemeriksaan dalam

tidak teraba lagi bibir portio, Segmen Bawah Rahim

(SBR) dan serviks(Marmi, 2012).

(4) Perubahan pada vagina dan dasar panggul

Setelah pembukaan lengkap dan ketuban telah

pecah terjadi perubahan, terutama pada dasar panggul

yang diregangkan oleh bagian depan janin sehingga

menjadi saluran yang dinding-dindingnya tipis karena

suatu regangkan dan kepala sampai di vulva, lubang

vulva menghadap ke depan atas dan anus, menjadi

terbuka, perineum menonjol dan tidak lama kemudian

kepala janin tampak pada vulva(Marmi, 2012).

9).Kebutuhan dasar ibu bersalin menurut Sumarah dkk. (2009):

a) Kebutuhan fisiologis

(1) Oksigen

(2) Makan dan minum

(3) Istirahat selama tidak ada his

(4) Kebersihan badan terutama genetalia

(5) Buang air kecil dan buang air besar


107

(6) Pertolongan persalinan yang terstandar

(7) Penjahitan perineum bila perlu

b) Kebutuhan rasa aman

(1) Memilih tempat dan penolong persalinan

(2) Informasi tentang proses persalinan atau tindakan yang

akan dilakukan

(3) Posisi tidur yang dikehendaki

(4) Pendampingan oleh keluarga

(5) Pantauan selama persalinan

(6) Intervensi yang diperlukan

c) Kebutuhan dicintai dan mencintai

(1) Pendampingan oleh suami/keluarga

(2) Kontak fisik (member sentuhan ringan)

(3) Masase untuk mengurangi rasa sakit

(4) Berbicara dengan suara yang lemah lembut dan sopan

d) Kebutuhan harga diri

(1) Merawat bayi sendiri dan menetekinya

(2) Asuhan kebidanan dengan memperhatikan privasi ibu

(3) Pelayanan yang bersifat empati dan simpati

(4) Informasi bila akan melakukan tindakan

(5) Memperhatikan pujian pada ibu terhadap tindakan positif

yang ibu lakukan

e) Kebutuhan aktualisasi diri


108

(1) Memilih tempat dan penolong sesuai keinginan

(2) Memilih pendamping selama persalinan

(3) Bounding attachment

(4) Ucapan selamat atas kelahiran anaknya

Menurut Marmi (2012) ada lima kebutuhan dasar bagi wanita

dalam persalinan ialah :

a) Asuhan fisik dan psikologis

b) Kehadiran seorang pendamping secara terus menerus

c) Pengurangan rasa sakit

d) Penerimaan atas sikap dan perilakunya

e) Informasi dan kepastian tentang hasil persalinan yang

aman

9). Teori evidance base dalam persalinan

a) Pengertian evidence base

Evidance base adalah proses sistematis untuk mencapai

menilai dan menggunakan hasil penelitian sebagai dasar

untuk pengambilan keputusan klinis.

b) Manfaat evidence base

Manfaat yang dapat diperoleh dari pemanfaatan Evidance

base antara lain :

i. Keamanan bagi nakes karena intervensi yang dilakukan

berdasarkan bukti ilmiah

ii. Meningkatkan kompetensi (kognitif)


109

iii. Memenuhi tuntunan dari kewajiban sebagai professional

dalam memberikan asuhan yang bermutu

iv. Memenuhi kepuasan pelanggan yang mana dalam

asuhan kebidanan klien mengharapkan asuhan yang

benar, sesuai dengan bukti dan teori serta perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi.

c) Menurut Asnawir Arifin, Rina Kundre, dan Sefti Rompas

dalam pemberian asuhan dengan judul “Hubungan Dukungan

Keluarga dengan kecemasan Ibu Hamil Menghadapi Proses

Persalinan di Puskesmas Budilatama Kecamatan Gadung

Kabupaten Buol Provinsi Sulawesi Selatan”. Pada tahun 2015

di di Puskesmas Budilatama Kecamatan Gadung Kabupaten

Buol Provinsi Sulawesi Selatan.

i. Hasil penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas

Budilatama Kec. Gadung Kab. Buol Provinsi Sulawesi

Tengah maka disimpulkan dukungan keluarga menghadapi

proses persalinan didapatkan hasil yang paling banyak

adalah dukungan baik, kecemasan ibu hamil menghadapi

proses persalinan didapatkan hasil yang paling banyak ibu

dengan kecemasan ringan, maka terdapat hubungan antara

Kecemasan ibu hamil dalam menghadapi proses persalinan

di Puskesam Budilatama Kec. Gadung Kab. Buol.


110

ii. Kesimpulan penelitian

Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat

disimpulkan menunjukan ada hubungan antara dukungan

keluarga dengan kecemasan Ibu hamil dalam menghadapi

proses persalinan di Puskesmas Budilatama Kecamatan

Kabupaten Buol.

d). Menurut Sri Sukarsi dalam pemberian asuhan dengan judul

“Pengaruh Inisiasi Menyusui Dini Pada Kontraksi Uterus

Ibu Bersalin di BPS Kecamatan Bluto”. Pada tahun 2013 di

BPS Kecamatan Bluto.

i. Hasil penelitian

IMD memiliki banyak manfaat banyak bagi ibu dan bayi

salah satunya manfaat bagi ibu adalah merangsang

produksi oksitosin pada ibu sehingga membantu kontraksi

uterus dan resiko perdarahan pasca persalinan lebih

rendah, identifikasi keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini

(IMD) di BPS wilayah kecamatan Bluto tahun 2013

menunjukan bahwa hamper seluruhnya (96,7%)

responden dilakukan IMD dan identifikasi kontraksi

uterus ibu bersalin di BPS wilayah Kecematan Bluto

2013 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya (86,7%)

responden dengan kontraksi baik.


111

ii. Kesimpulan penelitian

Identifikasi keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) di

BPS wilayah kecamatan Bluto tahun 2013 menunjukan

bahwa hamper seluruhnya (96,7%) responden dilakukan

IMD dan identifikasi kontraksi uterus ibu bersalin di BPS

wilayah Kecematan Bluto 2013 menunjukkan bahwa

hampir seluruhnya (86,7%) responden dengan kontraksi

baik. Ada hubungan antara Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

dengan kontraksi uterus ibu bersalin.

e).Menurut Yuni Restianti dalam pemberin asuhan dengan judul

“Pengaruh Masase Uterus Terhadap Penurunan Tinggi

Fundus Uteri Pada Ibu Postpartum Domisili Demak di RSUD

Sunan Kalijaga Demak“. Pada tahun 2015 di RSUD Sunan

Kalijaga Demak.

i. Hasil Penelitian

Untuk membantu mempercepat proses involusi uterus

salah satunya dapat dilakukan dengan masase uterus.

Penurunan tinggi fundus uteri pada kelompok perlakuan

setelah dilakukan masase yaitu hari ke-1 memiliki rata-

rata 18,41 cm, hari ke-5 rata-rata 13,28 cm, dan hari ke-9

rata-rata 8,25 cm. masase uterus dilakukan sejak hari

pertama melahirkan setiap hari sampai hari ke-10 untuk

membantu mempercepat terjadinya proses involusi


112

uterus. Penurunan tinggi fundus uteri pada kelompok

kontrol yaitu hari ke-1 memiliki rata-rata 18,56 cm, hari

ke-5 rata-rata 15,38 cm dan hari ke-9 rat-rata 9,50 cm. hal

ini disebabkan oleh proses involusi uterus yang terjadi

secara alami karena fundus akan turun 1 cm setiap hari

meskipun tidak diberikan perlakukan pada kelompok

control fundus akan mengalami penurunan. Terdapat

perbedaan yang signifikan penurunan TFU pada

kelompok kontrol dan kelompok yang di beri masasse

uterus selisih antara hari ke-1 dan hari ke-9 dengan value

(<0,005).

ii. Kesimpulan penelitian

Bahwa terdapat perbedaan yang signifikan tinggi fundus

uteri pada ibu yang diberikan masase dan ibu yang tidak

diberikan masase, maka dapat disimpulkan bahwa ibu

post partum yang dilakukan masase uterus akan

mengalami percepatan penurunan tinggi fundus uteri

dibanding ibu post partum yang tidak dilakukan masase

uterus.

10). Dokumentasi Asuhan Kebidanan Persalinan

a). Dokumentasi Asuhan Kebidanan Persalinan Kala I


113

Manajemen kebidanan atau alur pikir seorang bidan dikenal

dengan tujuh langkah varney yang didokumentasikan dalam

bentuk SOAP (Suhartika, 2018)yang meliputi :

(1)Subjektif

Pengumpulan data berdasarkan anamnesis baik

langsung maupun tidak langsung dengan ibu

bersalin.Data ini berisikan identitas ibu dan suami,

keluhan utama, riwayat kehamilan sekarang, riwayat

kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, riwayat

kesehatan ibu dan keluarga.

(2) Objektif

Data yang berdasarkan hasil pemeriksaan saat itu,

meliputi keadaan umum, tanda vital, pemeriksaan fisik

secara umum, pemeriksaan obstetri (palpasi leopold, dan

DJJ), pemeriksaan dalam dan pemeriksaan penunjang.

(3)Analisis

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap

masalah atau diagnosa berdasarkan interpretasi yang

benar atas data – data yang telah dikumpulkan

(Marmi, 2012).

(4)Penatalaksanaan

Melaksanakan asuhan menyeluruh yang telah

direncanakan secara efektif dan aman (Marmi, 2012).


114

a) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan

b) Memberikan support mental terhadap ibu.

c) Menyiapkan alat untuk pertolongan persalinan

d) Mengobservasi keadaan umum ibu

e) Mengajarai ibu posisi persalinan yang benar

b). Dokumentasi Asuhan Kebidanan Persalinan Kala II

(1) Subjektif

Data Subjektif yang mendukung bahwa pasien dalam

persalinan kala II adalah pasien mengatakan ingin

meneran.(Sulistyawati dan Esti, 2013)

(2) Objektif

(a) Ekspresi wajah pasien serta bahasa tubuh (body

language) yang menggambarkan suasana fisik dan

psikologis pasien menghadapi kala II persalinan

(b) Vulva dan anus membuka, perineum meninjol

(c) Hasil pemantauan kontraksi

i. Durasi leih dari 40 detik

ii. Fekuensi lebih dari 3 kali dalam 10 menit

iii. Intensitas kuat

(d) Hasil pemeriksaan dalam menunjukkan bahwa

pembukaan serviks sudah lengkap

(Sulistyawati dan Esti, 2013)

(3)Assesment
115

Meskipun penentuan apakah pasein benar-benar dalam

kala II adalah yang paling dalam tahap ini, namun bidan

tetap tidak boleh melupakan untuk menginterpretasikan

masalah dan kebutuhan yang mungkin timbul pada

pasien.

(4) Planning

a) Merencanakan Asuhan

Pada tahap ini bidan melalukan perencanaan

terstruktur berdasarkan tahapan persalinan. Dasar

perencanaan tidak lepas dari interpretasi data,

termasuk persiapan peralatan dan obat yang harus

tersedia. Perencanaan pada persalinan kala II adalah

sebagai berikut:

i. Jaga kebersihan pasien

ii. Atur posisi

iiiPenuhi kebuthan hidrasi

iv. Libatkan sumai dalam proses persalinan

v. Berikan dukungan mental dan spiritual

vi. Lakukan pertolongan persalinan

vii. Melaksanakan Asuhan

(5) Melaksanakan Asuhan

Pada tahap ini bidan melaksanakan perencanaan yang

telah dibuat.
116

(6)Evaluasi

Pada akhir kala II, bidan melakukan evaluasi antara

lain:

(a) Keadaan umum bayi: jenis kelamin, spontanitas

menangis segera setelah lahir, dan warna kulit.

(b) Keadaan umum pasien: kontraksi, perdarahan, dan

kesadraan

(c) Kepastian adanya janin kedua

(d) Hasil evaluasi ini merupakan data dasar untuk kala

III.

c)Dokumentasi Asuhan Kebidanan Persalinan Kala III

Pengkaijan dari kala III ini merupakan hasil dari evaluasi pada

evaluasi kala II.

(1) Subjektif

(a) Pasien mengatakan bahwa bayinya telah lahir melalui

vagina

(b) Pasien mengatakan bahwa ari-arinya belum lahir

(c) Pasien mengatakan perut bagian bawahnya terasa mulas

(Sulistyawati dan Esti, 2013).

(2)Objektif

(a) Bayi lahir secara spontan pervaginam pada tanggal....,

jam..., jenis kelamin laki-laki / perempuan , normal/ ada


117

kelainan, menangis spoontan kuat, kulit warna

kemerahan

(b) Plasenta belum lahir

(c) Tidak teraba janin kedua

(d)Teraba kontraki uterus.

(3) Assesment

Berdasarkan data dasar yang diperoleh melalui pengkajian

diatas, bidan menginterpretasikan bahwa pasien sekarang

benar-bena sudah dalam persalinan kala III.

(4) Planning

Merencanakan Asuhan

Pada kala III bidan merencanakan tindakan sesuai dengan

tahapan persalinan normal.

(a) Lakukan palpasi aka nada tidaknya janin kedua.

(b) Berikan suntikan oksitosin dosis 0,5 cc secara IM

(c) Lakukan penjepitan dan pemotongan tali pusat

(d) Melakukan IMD

(e) Melakukan PTT

(f) Lahirkan plasenta

(g) Melakukan masase uterus

(h) Menilai pengeluaran pervaginam

(i) Mengobservasi TFU

(5) Pelaksanaan
118

Berdasarkan perencanaan yang telah dibuat untuk

merealisasi asuhan yang akan dilaksanakan terhadap pasien

(6) Evaluasi

Evaluasi dari manajemen persalinan kala III

(a) Plasenta lahir spontan lengkap tanggal.... jam...

(b) Kontraksi uterus baik / tidak

(c) TFU berapa jari dibawah pusat

(d) Perdarahan : sedikit / sedang/ banyak

(e) Laserasi jalan lahir: ada/ tidak

(f) Kondisi umum pasien

(g) Tanda vital pasien

(Sulistyawati dan Esti,2013).

d)Dokumentasi Asuhan Kebidanan Persalinan Kala IV

Pengkajian pada kala IV bidan harus melakuakan pengkajian

lengkap terutama mengenai data yang berhubungan dengan

kemungkinan penyebab perdarahan, karena pada kala IV inilah

kematian pasien paling banyak terjadi. Penyebab kematian pasien

pascamelahirkan terbanyak adalah perdarahan dan ini terjadi pada

kala IV.

(1)Subjektif

(a) Pasien mengatakan bahwa ari-arinya telah lahir

(b) Pasien mengatakan perutnya mulas

(c) Pasien mangatakan merasa lelah tapi bahagia


119

(2) Objektif

(a) Plasenta telah lahir spontan lengkap pada tanggal..., jam..,

(b) TFU berapa jari diatas pusat

(c) Kontraksi uterus : baik/tidak

(3)Assesment

Masalah yang dapat muncul pada kala IV

(a) Pasien kecewa karena jenis kelamin bayi tidak sesuai dengan

keinginannya

(b) Pasien tidak Kooperatif dengan proses IMD

(4)Planning

Pada kala IV bidan merencanakan tindakan sesuai dengan

tahapan persalinan normal.

(a) Memastikan kontraksi uterus baik

(b) Memastikan kandung kemih kosong

(c) Melakukan dekontaminasi sarung tangan

(d) Mengajarkan ibu atau keluarga cara melakukan masase

uterus

(e) Memeriksa keadaan umum ibu

(f) Melakukan penjahitan luka perineum

(g) Mengevaluasi jumlah kehilangan darah

(h) Memantau keadaaan bayi

(i) Dekontaminasi alat-alat dalam larutan klorin 0,5 %

(j) Membuang sampah-sampah pada tempatnya


120

(k) Membersihkan ibu dengan air DTT dan membersihkan

tempat bersalin dengan air klorin

(l) Dekontaminasi sarung tangan

(m) Cuci tangan dalam air mengalir

(n) Melakukan pemantauan kala IV

(o) Melengkapi partograf

(p) Memberikan nutrisi dan memberikan Vit A dengan dosis I

200.000 IU

(q) Memberika terapi obat

(5)Pelaksanaan

Berdasarkan perencanaan yang telah dibuat, berikut adalah

realisasi asuhan yan akan dilakukan terhadap pasien.

(6) Evaluasi

Hasil akhir dari asuhan persalinan kala IV normal adalah pasein

dan bayi dalam keadaan baik, yang ditunjukkan dengan stabilitas

fisik dan psikologis pasien.

3. BAYI BARU LAHIR (BBL)

a.Konsep Dasar

1) Pengertian

Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus adalah

bayi yang baru lahir dengan umur kehamilan 37 minggu


121

sampai 42 minggundan berat badan lahir 2500 gram sampai

4000 gram ( Marmi,2012 )

2) Perubahan Fisiologis Bayi segera setelah lahir

Perubahan fisiologis bayi segera setelah lahir menurut

Johariyah dan Ningrum, (2012) adalah :

a)Perubahan Sistem Termoregulasi

Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuh

mereka, sehingga akan mengalami stress dengan adanya

perubahan perubahan lingkungan. Pada saat bayi

meningalkan lingkungan rahim ibu yang hangat, bayi

tersebut kemudian masuk ke dalam lingkungan ruang

bersalin yang jauh lebih dingin. Suhu dingin ini

menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit,sehingga

mendinginkan darah bayi.

Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai

mengalami hipoglikemia, hiposia dan asidosis. Oleh

karena itu, upaya pencegahan kehilangan panas

merupakan prioritas utama dan bidan berkewajiban untuk

meminimalkan kehilangan panas pada bay baru lahir.

Disebut sebagai hipotermia bila suhu tubuh turun

dibawah 36 0C. Suhu normal pada neonatus adalah 36,50

C - 37 0C. Bayi baru lahir mudah sekali terkena

hipotermia yang di sebabkan oleh :


122

(1) Pusat pengauran suhu tubuh pada bayi belum

berfungsi dengan sempurna.

(2) Permukan tubuh bayi relative lebih luas

(3) Tubuh bayi terlalu kecil untuk memproduksi dan

menyimpan panas

(4) Bayi belum mampu mengatur posisi tubuh dan

pakaiannya agar tidak kedinginan

Hipotermia dapat terjadi setip saat apabila suhu

disekeliling bayi rendah dan upaya mempertahankan suhu

tubuh tidak di terapkan secara tepat, terutama pada masa

stabilisasi yaitu 6 sampai 12 jam pertama setelah lahir.

Missal : bayi baru lahir dibiarkan basah dan telanjang

selama menunggu plasent lahir atau meskipun lingkungan

disekitar bayi cukup hangat namun bayi dibiarkan

telanjang atau segera dimandikan.

Gejala hipotermia :

(1) Sejalan dengan menurunnya suhu tubuh, bayi menjadi

kurang aktif, letargis, hipotonus, tidak kuat mengisap

ASI dan menangis lemah.

(2) Pernapasan megap megap dan lambat, denyut jantung

menurun

(3) Timbul sklerema: kulit mengeras berwrna kemerahan

terutma di bagian punggung, tungkai dan lengan


123

(4) Muka bayi berwarna merah terang

(5) Hipotermia menyebabkan terjadinya perubahan

metabolisme tubuh yang akan berakhir dengan

kegagalan fungsi jantung, perdarahan terutama pada

paru paru, ikterus dan kematian

Meknisme terjadinya hipotermi :

Hipotermia pada bayi baru lahir timbul karena penurunan

suhu tubuh yang dapat terjadi melalui:

(1) Radiasi : yaitu panas tubuh bayi memancar

kelingkungan sekitar bayi yang lebih dingin, misal :

BBL diletakan di tempat yang dingin

(2) Evaporasi : yaitu cairan/air ketuban yang membasahi

kulit bayi menguap, misal; BBL tidak langsung di

keringkan dari air ketuban

(3) Konduksi : yaitu pindahnya panas tubuh bayi karena

kulit bayi langsung kontak dengan permukaan yang

lebih dingin, misal : popok/celana basah tidak

langsung diganti.

(4) Konveksi : yaitu hilangnya panas tubuh bayi karena

aliran udara sekeliling bayi, misal: BBL diletakkan

dekap

pintu/jendela terbuka.

b)Perubahan Sistem Pernafasan


124

(1)Perkembangan Paru-paru

Perkembangan sistem pernafasan terjadi sejak

masa embrio, tepatnya pada umur kehamilan 24 hari.

Pada umur 24 hari bakal paru-paru akan terbentuk. Pada

umur kehamilan 26-28 hari kedua bronci

membesar.Pada umur kehamilan 6 minggu terbentuk

segmen bronchus.Papa umur 12 minggu terjadi

deferensiasi lobus.Pada umur 24 minggu terbentuk

alveolus.Pada umur kehamilan 28 minggu terbentuk

surfaktan. Pada umur kehamilan 34 – 36 minggu

struktur paru-paru matang , artinya paru-paru sudah bisa

mengembangkan sistem alveoli. Pernafasan pertama

bayi normal terjadi dalam waktu 30 menit pertama

sesudah lahir.

Keadaan yang mempercepat maturitas Paru-paru

adalah Toksemia , Hipertensi , Diabetes yang berat,

infeksi Ibu , Ketuban Pecah Dini , insufisiensi placenta.

Keadaan ini dapat mengakibatkan Stress pada janin dan

menimbulkan rangsangan untuk pematangan paru-paru.

Rangsangan untuk gerakan pernafasan pertama kali

pada Neonatus disebabkan karena adanya :

(a) Tekanan mekanisme pada Torak sewaktu melalui

jalan lahir.
125

(b)Penurunan tekanan oksigen dan kenaikan tekanan

karbondioksida merangsang kemoreseptor pada

sinus karotis ( stimulasi kimiawi )

(c)Rangsangan dingin di daerah muka dapat

merangsang permulaan gerakan ( stimulasi

sensorik)

Tekanan pada rongga dada bayi sewaktu melalui

jalan lahir pervagina mengakibatkan kehilangan dari

jumlah cairan yang ada di paru-paru ( paru-paru pada

bayi yang normalcukup bulan mengandung 80-100 ml

cairan) sehingga sesudah bayi lahir , cairan yang hilang

diganti dengan udara , paruparu berkembang dan rongga

dada kembali pada bentuk semula.

c) Sistem Pencernaan

Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai

menghisap dan menelan. Refleks gumoh dan refleks batuk

yang matang sudah terbentuk dengan baik pada saat

lahir.Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk

menelan dan mencerna makanan (selain susu) masih

terbatas. Hubungan antara esophagus bawah dan lambung

masih belum sempurna yang mengakibatkan “gumoh”

pada bayi baru lahir dan neonatus. Kapasitas lambung


126

sendiri sangat terbatas, kurang dari 30 cc untuk seorang

bayi baru lahir cukup bulan.

Kapasitas lambung ini akan bertambah secara

lambat bersamaan dengan tumbuhnya bayi baru lahir.

Pengaturan makan yang sering oleh bayi sendiri penting

contohnya memberi ASI on demand.

Usus bayi masih belum matang sehingga tidak

mampu melindungi dirinya sendiri dari zat-zat berbahaya

kolon.Pada bayi baru lahir kurang efisien dalam

mempertahankan air dibanding orang dewasa, sehingga

menyebabkan diare yang lebih serius pada neonatus.

d) Sistem Kardiovaskular dan Darah

Setelah lahir, darah bayi baru lahir harus melewati

paru untuk mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi

melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan.

Dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam system

pembuluh

darah :

(1) Pada saat tali pusat dipotong, resitensi pembuluh

sistemik meningkat dan tekanan atrium kana menurun.

Tekanan atrium kanan menurun karena berkurangnya

aliran darah ke atrium kanan tersebut. Hal ini

menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium


127

kanan itu sendiri. Kedua kejadian ini membantu darah

dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru

paru untuk menjalani proses oksigenasi ulang.

(2) Pernapasan pertama menurunkan resistensi pembuluh

darah paru paru an meningkatkan tekanan atrium kanan.

Oksigen pada pernapasan pertama ini menimbulkan

relaksasi dan terbukanya sistm pembuluh darah paru

paru (menurunkan resistensi pembuluh darah paru

paru). Peningkatan sirkulasi ke paru paru

mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan

pada atrium kanan. Dengan peningkatan volume darah

dan tekanan paa atrium kiri, foramen avale secara

fungsional kan menutup.Vena umbilicus, duktus

venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup

secara fungsional dalam beberapa menit setelah lahir

dan setelah tali puat diklem. Penutupan anatomi

jaringan fibrosa berlangsung dalam 2-3 bulan.

e) Metabolisme Glukosa

Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa

dalam jumlah tertentu. Dengan tindakan penjepitan tali

pusat dengan klem pada saat lahir seorang bayi harus

mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri.


128

Pada setiap baru lahir, glukosa darah akan turun dalam

waktu cepat (1-2 jam).

Koreksi penurunan gula darah dapat dilakukan dengan

cara

(1) Melalui penggunaan ASI (bayi baru lahir sehat harus

didorong untuk menyusu ASI secepat mungkin

setelah lahir).

(2) Melalui penggunaan cadangan glikogen

(glikogenesis).

(3) Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama

lemak (glukoneogenesis).

Bayi baru lahir yang tidak dapat mencerna

makanan dalam jumlah yang cukup akan membuat

glukosa dari glikogen (glikogenolisis). Hal ini hanya

terjadi jika bayi mempunyai persediaan glikogen yang

cukup. Seorang bayi yang sehat akan menyimpan glukosa

sebagai glikogen, terutama dalam hati, selama bulan-

bulan terakhir kehidupan dalam rahim. Seorang bayi

yang mengalami hipotermi pada saat lahir yang

mengakibatkan hipoksia akan menggunakan persediaan

glikogen dalam jam pertama kelahiran. Inilah sebabnya

mengapa sangat penting menjaga semua bayi dalam

keadaan hangat.Perhatikan bahwa keseimbangan glukosa


129

tidak sepenuhnya tercapai hingga 3-4 jam pertama pada

bayi cukup bulan yang sehat. Jika semua persediaan

digunakan pada jam pertama maka otak bayi dalam

keadaan beresiko. Bayi baru lahir kurang bulan, lewat

bulan, hambatan pertumbuhan dalam rahim dan distress

janin merupakan resiko utama, karena simpanan energi

berkurang atau digunakan sebelum lahir.

Gejala-gejala hipoglikemia bisa tidak jelas dan

tidak khas meliputi : kejang-kejang halus, sianosis, apnu,

tangis lemah, letargis, lunglai dan menolak makanan.

Bidan harus selalu ingat bahwa hipoglikemia dapat tanpa

gejala pada awalnya.Akibat jangka panjang hipoglikema

ialah kerusakan yang meluas diseluruh sel-sel otak.

f) Sistem Ginjal

Bayi baru lahir cukup bulan memiliki beberapa

deficit structural dan fungsional pada system ginjal.

Banyak dari kejadian defisit tersebut akan membaik pada

bulan pertama kehidupan dan merupakan satu-satunya

masalah untuk bayi baru lahir yang sakit atau mengalami

stress. Keterbatasan fungsi ginajl menjadi konsekuensi

khusus jika bayi baru lahir memerlukan cairan intravena

atau obat-obatan yang meningkatkan kemungkinan

kelebihan cairan.
130

Ginjal bayi baru lahir menunjukkan penurunan

aliran darah ginjal dan penurunan kecepatan filtrasi

glomerulus, kondisi ini mudah menyebabkan retensi

cairan dan intoksikasi air. Fungsi tabulus tidak matur

sehingga dapat menyebabkan kehilangan natrium dalam

jumlah besar dan ketidakseimbangan elektrolit lain. Bayi

baru lahir tidak dapat mengonsentrasikan urine dengan

baik, tercermin dari berat jenis urine (1,004) dan

osmolalitas urine yang rendah.Semua keterbatasan ginjal

ini lebih buruk pada bayi kurang bulan.

Bayi baru lahir mengekskresikan sedikit urine pada

48 jam pertama kehidupan, yaitu hanya 30-60 ml.

normalnya dalam urine tidak terdapat protein atau darah,

debris sel yang banyak dapat mengindikasi adanya cedera

atau iritasi dalam system ginjal. Bidan harus ingat bahwa

adanya massa abdomen yang ditemukan pada pemeriksaan

fisik seringkali adalah ginjal dan dapat mencerminkan

adanya tumor, pembesaran, atau penyimpangan di dalam

ginjal.

3)Asuhan Bayi Baru Lahir dalam 2 jam pertama

Asuhan bayi baru lahir dalam 2 jam pertama menurut Marmi,

(2012) adalah :

a) Penilaian Awal pada Bayi segera setelah lahir


131

Segera setelah lahir, letakkan bayi diatas kain bersih dan

kering yang diperut bawah ibu. Segera lakukan penilaian

awal untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan berikut :

(1) Apakah bayi cukup bulan ?

(2) Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium ?

(3) Apakah bayi menangis kuat dan atau bernafas spontan

tanpa kesulitan ?

(4) Apakah kulit bayi berwarna kemerahan ?

(5) Apakah tonus atau kekuatan otot cukup, apakah bayi

bergerak dengan aktif ?

b) Pemotongan Tali Pusat

Ketika bayi masih berada dalam kandungan ibu, bayi

mendapat makanan dan udara melalui pembuluh-pembuluh

darah yang mengalir di tali pusat.

Segera setelah bayi lahir dan ibu telah

mendapatkan suntikan Oxytocin 10 Unit secara IM, bidan

akan melakukan tindakan sebagai berikut :

(1) Klem dan potong tali pusat setelah dua menit segera

setelah bayi baru lahir.

(2) Tali pusat dijepit dengan klem Desinfektan Tingkat

Tinggi (DTT) pada sekitar 3 cm dari dinding perut

(pangkal pusat) bayi. Dari titik jepitan, tekan tali pusat

dengan dua jari kemudian dorong isi tali pusat ke arah


132

ibu (agar darah tidak terpancar pada saat dilakukan

pemotongan tali pusat). Kemudian jepit (dengan klem

kedua) tali pusat pada bagian yang isinya sudah

dikosongkan (sisi ibu), berjarak 2 cm dari tempat

jepitan pertama.

(3) Pegang tali pusat diantara klem tersebut, satu tangan

menjadi landasan tali pusat sambil melindungi bayi,

tangan yang lain memotong tali pusat diantara klem

dengan menggunakan gunting DTT atau steril.

(4) Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan

menggunakan benang DTT atau klem plastik tali pusat

(DTT atau steril). Lakukan simpul kunci atau

jepitankan secara mantap klem tali pusat tertentu.

(5) Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang

sekeliling ujung tali pusat dan dilakukan pengikatan

kedua dengan simpul kunci dibagian tali pusat pada sisi

yang berlawanan.

(6) Lepaskan klem logam penjepit tali pusat dan letakkan

di dalam larutan klorin 0,5%

(7) Kemudian letakkan bayi dengan posisi tengkurap di

dada ibu untuk Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan

melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu minimal 1

jam pertama setelah lahir.


133

c) Resusitasi (bila perlu)

Resusitasi BBL bertujuan untuk memulihkan

fungsi pernafasan bayi baru lahir yang mengalami asfiksia

dan terselamatkan hidupnya tanpa gejala sisa di kemudian

hari. Kondisi ini merupakan dilema bagi penolong tunggal

persalinan karena disamping menangani ibu bersalin, ia

juga harus menyelamatkan bayi yang mengalami asfiksia.

Resusitasi BBL pada APN ini dibatasi pada langkah-

langkah penilaian, langkah awal dan ventilasi untuk

inisiasi dan pemulihan pernafasan.

d) Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

Inisiasi menyusui dini (IMD) merupakan program

menyusi dan bukan menyusui ini, merupakan gambaran

bahwa IMD bukan program ibu menyusui bayi tetapi bayi

yang harus aktif menemukan sendiri puting susu.

Langkah – langkah Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

(1) Program ini dilakukan dengan cara langsung

meletakkan bayi yang baru lahir di dada ibunya dan

memberikan bayi ini merayap untuk menemukan

puting susu ibu untuk menyusu. IMD harus dilakukan

langsung saat lahir, tanpa boleh ditunda dengan

kegiatan menimbang atau mengukur bayi. Bayi juga

tidak boleh dibersihkan, hanya dikeringkan kecuali


134

tangannya. Proses ini harus berlangsung skin to skin

antara bayi dan ibu.

(2) Tahapannya adalah setelah bayi diletakkan, dia akan

menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya, maka

kemungkinan saat pertama kali diletakkan di dada

ibu, bayi belum bereaksi. Kemudian berdasarkan bau

yang dicium dari tangannya, ini membantu dia

menemukan puting susu ibu. Dia akan merangkak

naik dengan menekankan kakinya pada perut ibu.

Bayi akan menjilati kulit ibunya yang mengandung

bakteri baik sehingga kekebalan tubuh bayi dapat

bertambah. Ingat, bahwa dalam IMD, Anda tidak

boleh memberikan bantuan apapun pada bayi tapi

biarkan bayi menyusu sendiri. Biasanya, bayi dapat

menemukan puting susu ibu dalam jangka waktu 1

jam pertama.

(3) Menunda semua prosedur lainnya yang harus

dilakukan kepada BBL hingga IMD selesai dilakukan.

Prosedur tersebut misalnya: menimbang, pemberian

antibiotik salep mata, vitamin K1, imunisasi dan lain-

lain.

b. Teori evidance base dalam bayi baru lahir

1) Pengertian evidence base


135

Evidance base adalah proses sistematis untuk mencapai

menilai dan menggunakan hasil penelitian sebagai dasar

untuk pengambilan keputusan klinis.

(2) Manfaat evidence base

Manfaat yang dapat diperoleh dari pemanfaatan Evidance

base antara lain :

(a) Keamanan bagi nakes karena intervensi yang dilakukan

berdasarkan bukti ilmiah

(b) Meningkatkan kompetensi (kognitif)

(c) Memenuhi tuntunan dari kewajiban sebagai professional

dalam memberikan asuhan yang bermutu

(d) Memenuhi kepuasan pelanggan yang mana dalam

asuhan kebidanan klien mengharapkan asuhan yang

benar, sesuai dengan bukti dan teori serta perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi.

(3) Menurut Diah Eko Martini dalam pemberian asuhan

dengan judul “Perbedaan Lama Pelepasan Tali Pusat Bayi

Baru Lahir Yang Mendapatkan Perawatan Menggunakan

Kassa Kering dan Kompres Alkohol di Desa Plosowahyu

Kabupaten Lamongan”. Pada tahun 2012 di Desa

Plosowahyu Kabupaten Lamongan.

(a) Hasil penelitian


136

Perawatan tali pusat merupakan salah satu

perawatan bayi baru lahir yang bertujuan untuk

mencegah dan mengidentifikasi perdarahaan dan

infeksi, hasil penelitian menunjukan bahwa rerata

waktu pelepasan tali pusat pada bayi yang

mendapatkan perawatan dengan menggunakan kasa

kering steril adalah 7,1 hari hal ini lebih cepat

dibandingkan dengan perawatan dengan menggunakan

kompres kassa alcohol yakini 8,8 hari. Perbedaan

diperkuat oleh uji stastic independent sample test

dengan dihasilkannya nilai P : 0,004 (p<0,05) artinya

ada perbedaan lama pelepasan tali pusat bayi baru

lahir yang mendapatkan perawatan kassa kering steril

dan kompres kassa alcohol di Desa Plosowahyu

Kabupaten Lamongan.

(b) Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan ada

perbedaan lama pelepasan tali pusat bayi baru lahir

yang menggunakan kassa kering steril dan kompres

alcohol dimana perawatan tali pusat bayi baru lahir

dengan kasa kering steril terbukti lebih cepat dari

kompres kasa alcohol.


137

c.Dokumentasi Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir

Dokumentasi Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir menurut

Sudarti, dan Fauziah, (2011)

S : Data Subjektif

Data subjektif bayi baru lahir yang harus dikumpulkan

antara lain adalah riwayat kesehatan bayi baru lahir

seperti faktor genetic, faktor maternal, faktor antenatal

dan faktor perinatal.

O : Data Objektif

Dalam waktu 24 jam, bila bayi tidak mengalami masalah

apapun, lakukanlah pemeriksaan fisik yang lengkap.

A : Analisis

Melakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis,

masalah dan kebutuhan bayi berdasarkan data data yang

telah dikumpulkan.

P :Perencanaan menurut Sudarti dan Fauziah, (2011) sebagai

berikut :

1. Melakukan perawatan bayi baru lahir

2. Memberitahu ibu bayinya akan disuntik vit K1 paha

kiridan 1 jam kemudian disuntik Hb0 pada paha kanan.

3. Memberikan salep mata eritromisi 0,5 % atau

tetrasiklin 1%
138

4. Memperlihatkan bayi pada orang tuanya atau

keluarganya

5. Memfasilitasi kontak dini dengan ibu

6. Mempertahankan suhu tubuh tetap hangat.

7. Memberitahu ibu bayinya akan disuntik vit K1 paha

kiridan 1 jam kemudian disuntik Hb0 pada paha kanan.

8. Memberitahu ibu bayinya akan dimandikan besok pagi.

9. Melakukan perawatan tali pusat

4. NIFAS

a.Konsep Dasar

1) Pengertian

Masa Nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah

lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan. Masa

dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat

kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang

berlangsung kira-kira 6 minggu (Marmi 2012)

2) Perubahan Fisiologis Masa Nifas

Menurut Marliandiani dan Ningrum, (2015) :

a)Perubahan Sistem Reproduksi

Selama masa nifas, alat-alat reproduksi internal

maupun ekstimal berangsur-angsur kembali ke keadaan

sebelum hamil.Perubahan keseluruhan alat genitalia ini


139

disebut involusi. Pada masa ini terjadi juga perubahan

penting lainnya, perubahan-perubahan yang terjadi antara

lain sebagai berikut :

(1)Uterus

Segera setelah plasenta dan selaput ketuban keluar

dari uterus maka dimulailah masa nifas.Oksitosin yang

dilepaskan dari kelenjar hipofisis posterior

menginduksi kontraksi miometrium yang saling

berkaitan dan kuat. Rongga uterus telah kosong, maka

uterus secara keseiuruhan berkontraksi ke arah bawah

dan dinding uterus kembali menyatu satu sama lain,

dan ukuran uterus secara bertahap kembali seperti

sebelum hamil. Proses involusi uterus adalah sebagai

berikut :

(a) Iskemia miometrium

Hal ini disebabkan oleh kontraksi dan retraksi

uterus yang ternsmenerus setelah pengeluaran

plasenta sehingga membuat uterus menjadi relatif

anemi dan menyebabkan serat otot atrofi.

(b) Atrofi jaringan

Atrofi jaringan terjadi sebagai reaksi

penghentian hormon estrogen saat pelepasan

plasenta.
140

(c) Autolisis

Autolisis merupakan proses penghancuran

diri sendiri yang terjadi di dalam otot uterus. Enzim

proteolitik akan memendekkan jaringan otot yang

telah mengendur hingga panjangnya sepuluh kali

panjang sebelum hamil dan lebamya lima kali lebar

sebelum hamil yang terjadi selama kehamilan. Hal

ini disebabkan karena penurunan hormon estrogen

dan progesteron.

Ukuran uterus pada masa nifas akan

mengecil seperti sebelum hamil. Perubahan –

perubahan normal pada uterus selama post partum.

Tabel 2.6 Perubahan Normal Pada Uterus Selama Postpartum

Involusi TFU Berat Uterus Diameter


Uteri Uterus
Plasenta lahir Setinggi pusat 1000 gram 12,5 cm
7 hari Pertengahan pusat & 500 gram 7,5 cm
simfisis
14 hari Tidak teraba 350 gram 5 cm
6 minggu Normal 60 gram 2,5 cm
Sumber : Marliandiani dan Ningrum, 2015
141

Gambar 2.9 Penurunan TFU pada proses involusi

(d) Efek oksitosin

Oksitosin menyebabkan terjadinya

kontraksi dan retraksi otot uterus sehingga

akanmenekan pembuluh darah yang

mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke

uterus. Proses ini membantu untuk mengurangi

perdarahan.

Gambar 2.10 Otot uterus menutup pembuluh

darah terbuka
142

Gambar 2.11 Perubahan uterus pada pasien setelah

postpartum

(e) Lokia

Pengeluaran lokia dimaknai sebagai

peluruhan jaringan desidua yang menyebabkan

keluarnya sekret vagina dalam jumlah bervariasi.

Lokia mempunyai bau yang amis (anyir) meskipun

tidak terlalu menyengat dan volumenya

berbedabeda pada setiap wanita. Secara

mikroskopis lokia terdiri atas eritrosit, serpihan

desidua. Sel-sel epitel , dan bakteri. Lokia

mengalami perubahan karena proses involusi.

Pengeluaran lokia dapat dibagi menjadi lokia

rubra.sanguinolenta. serosa. dan alba. Perbedaan

masing-masing lokia dapat dilihat sebagai berikut :

i. Lokia Rubra

Timbul pada hari ke 1-2 postpartum.berisi

darah segar bercampur sel desidua, verniks


143

kaseosa. lanugo. Sisa mekonium.Sisa selaput

ketuban, dan sisa darah.

ii. Lokia Sanguinolenta

Timbul pada hari ke 3-7 postpartum.berupa

sisa darah bercampur lendir

iii.Lokia Serosa

Lokia serosa merupakan cairan berwarna

agak kuning berisi leukosit dan robekan laserasi

plasenta, timbul setelah satu minggu

postpartum.

iv.Lokia Alba

Timbul setelah dua minggu postpartum dan

hanya merupakan cairan putih.Pada umumnya

jumlah lokia lebih sedikit bila wanita postpartum

dalam posisi berbaring daripada berdiri. Hal ini

terjadi akibat pembuangan bersatu di vagina

bagian atas saat wanita dalam posisi berbaring

dan kemudian akan mengalir keluar saat berdiri.

Total jumhh rata-rata pengeluaran lokia kurang

lebih 240 hingga 270 mL.

(f)Genitalia Eksterna, Vagina, dan Perineum

Selama proses persalinan, vulva dan

vaginamengalami penekannn serta peregangan.


144

Beberapa setelah hari persalinan, kedua organ ini

tetap dalam keadaan kendur.Rugae dalam vagina

secara berangsur-angsur mulai tampak pada minggu

ketiga. Himen muncul kembali sebagai jaringan

sikatriks (scar) atau penonjolan kulit dan setelah

mengalami sikatrisasi berubah menjadi karunkula

mirformis yang khas bagi wanita multipara. Ukuran

vagina akan selalu lebih besar dibandingkan keadaan

saat sebelum persalinan pertama.

Perubahan pada perineum pascamelahirkan

terjadi pada saat perineum mengalami

robekan.Robekan jalan lahir dapat terjadi secara

spontan ataupun dilakukan episiotomi atas indikasi

tertentu.Robekan perineum umumnya terjadi pada

garis tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala

janin lahir terlalu cepat, sudut arkus pubis lebih kecil

dari biasa, kepala janin melewati pintu panggul

bawah dengan ukuran yang Iebih besar daripada

sirkumferensial suboksipita bregmatika. Apabila ada

laserasi jalan lahlr atau luka bekas episiotomi

lakukan penjahitan dan perawatan dengan baik

(Marmi, 2011)
145

b) Perubanan Sistem Pencernaan

Sistem gastrointestinal selama kehamilan dipengaruhi

oleh beberapa hal, di antaranya tingginya kadar progesteron

yang dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh,

meningkatkan kolesterol darah, dan melambatkan kontraksi

otot - otot polos. Pascamelahirkan, kadar progesteron mulai

menurun. Namun faal usus memerlukan waktu 3-4 hari untuk

kembali normal.Beberapa hal yang berkaitan dengan

perubahan pada sistem pencernaan, antara lain sebagai

berikut.

(1) Nafsu Makan

Rasa lelah yang amat berat setelah proses

persalinan dapat memengaruhi nafsu makan ibu.

Sebagian ibu tidak merasakan lapar sampai rasa lelah

itu hilang.Ada juga yang merasakan lapar segera

setelah persalinan. Sebaiknya setelah persalinan segera

mungkin berikan ibu minuman hangat dan manis untuk

mengembalikan tenaga yang hilang. Secara bertahap

berikan makanan yang sifatnya ringan karena alat

pencernaan juga perlu waktu untuk memulihkan

keadaannya.

(2) Motilitas
146

Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot

traktus cerna menetap selama waktu yang singkat

setelah bayi lahir.Pada persalinan bedah sesar kelceihan

analgesik dan anestesi bisa memperlambat

pengembalian tonus dan motilitas ke keadaan normal.

(3) Pengosongan Usus

Pascamelahirkan, ibu sering mengalami konstipasi.

Hal ini disebabkan tonus otot usus menurun selama

proses persalinan dan awal masa nifas, diare sebelum

persalinan, enema sebelum melahirkan, kurang makan,

dehidrasi, hemoroid, ataupun laserasi jalan lahir. Sistem

pencernaan pada masa nifas membutuhkan waktu untuk

kembali normal.

c) Perubahan Sistem Perkemihan

Saluran kemih kanbali normal dalam waktu dua sampai

delapan minggu Hal tersebut dipengaruhi oleh keadaan/status

sebelum persalinan, lamanya partus kala II dilalui, besarnya

tekanan kepala yang menekan pada saat persalinan.Kandung

kemih pada masa nifas sangat kurang sensitif dan

kapasitasnya bertambah, sehingga kandung kemih penuh atau

sesudah buang air kecil masih tertinggal urine residual

(normal +- 15 cc).Sisa urine dan trauma pada kandung kemih

waktu persalinan memudahkan terjadinya infeksi.


147

d) Perubahan Sistem Muskuloskeletal

Otot-otot uterus berkontraksi segera setelah persalinan.

Pembuluh-pembuluh darah yang berada di antara anyaman

otototot uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan

pendarahan setelah plasenta dilahirkan.

Ligamen-ligamen, diafragma pelvis, serta fasia yang

meregang pada waktu persalinan, secara berangsur-angsur

menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tak jarang uterus

jatuh ke belakang dan menjadi retrofleksi karena ligamentum

rotundum menjadi kendur.

Tidak jarang pula wanita mengeluh “kandungannya turun”

setelah melahirkan karena ligamen, fasia, jaringan penunjang

alat genitalia menjadi kendur.Stabilitas secara sempurna

terjadi pada 6-8 minggu setelah persalinan.

e) Perubahan Tanda-Tanda Vital

Pemeriksaan tanda tanda vital adalah suatu proses

pengukuran tanda-tanda fungsi vital tubuh yang dilakukan oleh

tenaga medis untuk mendeteksi adanya perubahan sistem

tubuh. Pada masa nifas perubahan yang sering tenadn adalah

sebagai berikut.

(1) Suhu tubuh

Setelah persalinan, dalam 24 jam pertama ibu akan

mengalami sedikit peningkatan suhu tubuh (38°C) sebagai


148

respons tubuh terhadap proses persalinan, terutama

dehidrasi akibat pengeluaran darah dan cairan saat

persalinan. Peningkatan suhu ini umumnya terjadi hanya

sesaat.Jika peningkatan suhu tubuh menetap mungkin

menandakan infeksi.

(2) Nadi

Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80

x/menit. Pada saat proses persalinan denyut nadi akan

mengalami peningkatan. Denyut nadi yang melebihi 100

x/ menit, harus waspada kemungkinan infeksi atau

perdarahan postpartum.

(3) Tekanan darah

Tekanan darah normal untuk sistole berkisar 110-

140 mmHg dan untuk diastole 60-80 mmHg. Setelah

persalinan, tekanan darah dapat sedikit lebih rendah

dibandingkan pada saat hamil karena terjadinya

perdarahan pada proses persalinan. Bila tekanan darah

mengalami peningkatan lebih dari 30 mmHg pada sistole

atau lebih dari 15 mmHg pada diastole perlu dicurigai

timbulnya hipertensi atau preeklampsia postpartum.

(4) Pernapasan

Pada ibu postpartum pada umumnya pernapasan

menjadi lambat atau kembali normal seperti saat sebelum


149

hamil pada bulan keenam setelah persalinan.Hal ini karena

ibu dalam kondisi pemulihan atau dalam kondisi istirahat.

Bila nadi, suhu tidak normal, pernapasan juga akan

mcngikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus pada

saluran pernapasan. Bila pada masa nifas pernapasan

menjadi lcbih cepat, kemungkinan ada tanda-tanda syok.

f) Perubahan Sistem Kardiovaskular

Selama kehamilan, volume darah normal digunakan untuk

menampung aliran darah yang meningkat, yang diperlukan

oleh plasenta dan pembuluh darah uterus.Penarikan kembali

estrogen menyebabkan diuresis yang terjadi secara cepat

sehingga volume plasma kembali pada proporsi normal.Aliran

ini terjadi dalam 2-4 jam pertama setelah kelahiran

bayi.Selama masa ini, ibu mengeluarkan banyak sekali jumlah

urine.Hilangnya progesteron membantu mengurangi retensi

cairan yang melekat dengan meningkatnya vaskular pada

jaringan tersebut selama kehamilan bersama-samadengan

trauma masa persalinan.Pada persalinan vagina kehilangan

darah sekitar 200-500 ml, sedangkan pada persalinan dengan

SC, pengeluran dua kali lipatnya. Perubahan terdiri atas

volume darah dan kadar HT (hematoknt).

g) Perubahan Sistem Hematologi


150

Pada minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar

fibrinogen dan plasma serta faktor-faktor pembekuan darah

meningkat. Pada hari pertama postpartum, kadar fibrinogen

dan plasma akan sedikit menurun tetapi darah lebih mengental

dengan peningkatan viskositas sehingga meningkatkan faktor

pembekuan darah. Leukositosis adalah meningkatnya jumlah

sel-sel darah putih sebanyak 15.000 selama persalinan.

Jumlah leukosit akan tetap tinggi selama beberapa hari

pertama masa postpartum. Jumlah sel darah putih akan tetap

bisa naik lagi sampai 25.000 hingga 30.000 tanpa adanya

kondisi patologis jika wanita tersebut mengalami persalinan

lama.

h) Perubahan Sistem Endokrin

(1) Hormon plasenta

Hormon plasenta HCG (Human Chorionic

Gonadotropin) menurun dengan cepat setelah persalinan

dan menetap sampai 10% dalam tiga jam hingga hari

ketujuh postpartum dan sebagai onset pemenuhan mamae

pada hari ketiga postpartum.

(2) Hormon pituitari

Menurunnya kadar estrogen merangsang kelenjar

pituitari bagian belakang untuk mengeluarkan prolaktin.


151

Hormon ini berperan dalam pembesaran payudara dan

merangsang produksi ASI.

(3) Hormon hipofisis dan fungsi ovarium

Kadar prolaktin meningkat secara progresif

sepanjang masa hamil. Pada wanita menyusui kadar

prolaktin tetap meningkat sampai minggu keenam setelah

melahirkan. Kadar prolaktin serum dipengaruhi oleh

kekerapan menyusui, lama tiap kali menyusui, dan banyak

makanan tambahan yang diberikan. Untuk ibu yang

menyusui dan tidak menyusui akan memengaruhi lamanya

ibu mendapatkan menstruasi kembali.

(4) Hormon estrogen dan progesteron

Setelah persalinan, kadar estrogen menurun 10%

dalam kurun waktu sekitar tiga jam. Progesteron turun

pada hari ketiga postpartum kemudian digantikan dengan

peningkatan hormon prolaktin dan prostaglandin yang

berfungsi sebagai pembentukan ASI dan meningkatkan

kontraksi uterus sehingga mencegah terjadinya

perdarahan.

3) Kebutuhan Pada Masa Nifas

Kebutuhan pada masa nifas menurut Marliandiani dan Ningrum

(2015)adalah :

a) Kebutuhan gizi
152

Perubahan pola hidup semsa hamil yang wajib

dipertahankan di masa postpartum adalah pola makan

yang baik dan benar.Makanan “tidak asal masuk, dan

“tidak asal mengenyangkan, nutrisi yang baik dan penting

untuk pemulihan pascapersalinan, menjaga kesehatan

yang optimal agar dapat menjalankan tugas sebagai ibu,

menjaga produksi dan kualitas ASI.Makanan yang

dikonsumsi ibu harus mengandung karbohidrat, tinggi

protein, zat besi, vitamin, dan mineral untuk mengatasi

anemia, cairan dan serat untuk memperlancar sekresi. Ibu

nifas dan menyusi membutuhkan tambhan kalori ± 700

kalori pada enam bulan pertama untuk memberikan ASI

Eksklusif dan bulan selanjutnya kebutuhan kalori menurun

± 500 kalori, karena bayi telah mendapatkan makanan

pendamping ASI. Kelebihan kalori pada ibu nifas akan

berakibat pada kelebihan berat badan. Berikut ini zatzat

yang dibutuhkan dalam diet pasca persalinan.

(1) Mengonsumsi tambahan kalori sesuai kebutuhan. Jika

masih menyususi tambahan kalori tiap hari sebanyak

500-700 kalori.

(2) Penuhi diet berimbang, terdiri atas protein, kalsium,

mineral, vitamin, sayuran hijau, dan buah.


153

(3) Kebutuhan cairan sedikitnya tiga liter per hari yang

dapat diperoleh dari air putih, sari buah, susu atau sup

(4) Untuk mencegah anemia konsumsi tablet zat besi

selama masa nifas.

(5) Vitamin A (200.000 unit) selain untuk ibu, vitamin A

dapat diberikan kepada bayi melalui ASI.

b) Ambulasi Dini (Early Ambulation)

Membimbing ibu selekas mungkin turun dari

tempat tidur setelah persainan akan membantu ibu cepat

pulih asal dilakukan secara bertahap, hatihati, dan sizing

dokter. Ambuasi dini tidak wajib dilakukan pada ibu yang

mengalami komplikasi nifas dan riwayat persalinan

patologis.

Penelitian mmbuktikan bahwa ambulasi dini dapat

mncegah terjadinya sumbatan pada aliran darah.

Tersumbatnya aliran drah bias menyebabkan terjadinya

thrombosis vena dalam (deep vin thrombosis) dan dapat

menimbulkan infeksi pada pembuluh darah.

Adapun keuntungan dari ambulasi dini, antara lin sebagai

berikut.

(1) Ibu merasa lbih sehat dan lebih kuat

(2) Faal usus dan kandung kemih menjadi lebih baik


154

(3) Memungkinkan bidan untuk memberikan bimbingan

maupun pendidikn kepada ibu mengenai cara perawatan

bayi seharihari

(4) Lebih sesuai dengan keadaan Indonesia (Lebih

Ekonomis)

Langkahlangkah mobilisasi dini yang dapat

dilakukan ibu untuk turun dari tempat tidur adalah sebagai

berikut :

(1) Awali dengan mengatur nafas, miring kiri, miring

kanan, dan duduk

(2) Duduk dengan tubuh ditahan denga tangan, geseran

kaki ke sisi ranjang dan biarkan kaki menggantung

sebentar.

(3) Dengan bantuan orang lain, perlahanlahan ibu berdiri

dan masih berpegangan pada tempat tidur

(4) Jika terasa pening, duduklah kembali. Stabilkan diri

beberapa menit sbelum melangkah.

c) Eliminasi (Buang Air Kecil dan Besar)

Dalam enam jam pertama postpartum, pasien sudah

harus dapat buang air kecil. Semakin lama urine tertahan

dalam kandung keih maka dapat mengakibatkan kesulitan

pada organ perkemihan, milnya infeksi. Biasanya, pasien

mnahan air kencing karena takut akan merasakan sakit pada


155

luka jalan lahir. Bidan harus menyakinkan ada psen bahwa

kencing sesegera mungkin setelah melahirkan akan

mengurangi komplikasi postpartum. Berikan dukungan

mental pada pasien bahw ia pasti mampu menahan sakit pada

luka jalan lahir akibat terkenn ir kencing karena iapun sudah

berhasil berjuang untuk melhirkan bayinya.

Dalam 24 jam pertama, paisen juga suah haru dapat

buang air besar karena semkin lama feses tertahan dalam

usus maka akan semakin sulit baginya untuk buang air besar

secara lancer. Feses yang tertahan dalam usus semakin lama

akan mengeras karena cairan yang terkandung dalam feses

akan selalu terserap oleh usus. Bidan harus dapat

menyakinkan pasien untuk tidak takut buang air besar karena

buang air besar tidak akan menambah parah luka jalan lahir.

Untuk meningkatkan volume feses, njurkan pasien

mngonsumsi maknan tinggi serat dan banyak minum air

putih.

d) Kebersihan Diri

Menjaga keersihan diri selama msa nifas merupakan

upaya untuk memelihara kebersihan tubuh mulai pakaian,

kebersihan dari ujung rambut sampai kaki.Terutama pada

daerah genetalia perlu mendapatkan perhatian yang lebih

krena terdapat pengeluaran cairn/drah lokia.Letak vagina yang


156

berdekan dengan meatus eksternus uretrae dan anus, ykni

daerah tersebut banyak mengandung mikroorganisme

pathogen. Tujuan melakukan personal hygiene antara lain

sebagai berikut.

(1) Meningkatkan derajat kesehatan

(2) Mengurangi risiko infeksi

(3) Memberikan rasa nyaman

(4) Memperbaiki personal hygiene yang kurang

Tindakan yang dapat dilakukan bidan dalam perawatan

kebersihan diri ibu nifas, antara lain sebagai erikut.

(1) Anjurkan ibu untuk selalu mencuci tangan dengan sabun

dan air mengalir sebelum dan sesudah membersihkan

daerah kelamin.

(2) Anjurkan ibu untuk mandi atau bersek. Menjaga

kebersihan tubuh dapat mencegah terjadinya infeksi dan

alergi kulit pada bayi akibat bersentuhan dengan kulit ibu

kotor.

(3) Mengajarkan cara memersihkan daerah kelamin. Ingatkan

pada ibu bahwa vagina berada dekat aluran baung air kecil

dan buang air besar sehingga mudah dimasuki kuman

yang kemudian menjalar ke rahim. Oleh karena itu,

pastikan bahwa ibu mengerti membersihkan daerah vulva

terlebih dahulu, dari depan ke belakang dengan air an


157

sabun yang lembut, baru kemudian membersihkan daerah

anus. Jika mempunyai luka episiotomy , ingatkan ibu

untuk menghindari menyentuh daerah luka untuk

mngurangi risiko terjadinya infeksi sekunder.

(4) Banyak darah dan otoran yang keluar dari vagina. Segera

mengganti pembalut setiap kali terasa penuh atau minimal

empat kali dalam sehari. Adanya luka terbuka di dalam

rahim, maka ibu harus senantiasa menjaga suasana

keasaman dan kebersihan vagina dengan baik.

e) Istirahat

Ibu nifas sangat membutuhkan istirahat yang berkualitas

untuk memulihkan kembal keadaan fisiknya.Keluarga

disarankan untuk memberikan kesempatan kepada ibu untuk

beristirahat yang cukup.

Saat di rumah sakit, bidan harus berhatihati pada saat jam

kunjungan untuk mencegah keletihan yang berlebih. Kebutuhan

istirahat bagi ibu menyusui minimal dlapan jam sehari, yang

dapat dipenuhi melalui istirahat malam dan siang, ibu dapat

beristirahat selagi bayinya tidur. Dengan tubuh yang letih dan

mungkin pikiran yang sangat aktif, ibu sering perlu diingatkan

dan dibantu agar dapat mendapatkan itirahat yang cukup.

Kurang itirahat pada ibu nifas akan memengaruhi bebrapa hal

sebagai berikut.
158

(1) Mengurangi jumlah produksi ASI

(2) Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak

perdarahan.

(3) Menyebabkan depresi dan ketidaknyamanan dalam merawat

bayi dan dirinya sendiri.

f) Seksual

Masa nifas yang berlangsung Selama enam minggu atau

40 hari merupakan masa pembersihan rahim.Setelah enam

minggu diperkirakan pengluaran lokia telah bersih, semua

luka akibat persalinan, termasuk luka episiotomy dan luka SC

biasanya telah sembuh dengan baik, sehingga ibu dapat

memulai kembali hubungan seksual.Hubungan seksual yng

memuaskan memrlukan suasana hati yang tenang. Kecemasan

akan menghambat proses perangsangan sehigga produksi

cairan pelumas pada dinding vagina akan terhambat. Cairan

pelumas yang minim akan berakibat gesekan penis dan

dinding vagina tidak terjadi dengan lembut, akibatnya akan

terasa nyeri dan tidak jarang aka nada luka lecet baik

didinding vagina maupun kulit penis suami. Kondisi inilah

yang menyebabkan sakit. Selain itu ada dua lagi penyebab

yang mungkin menurunkan gairah seksual ibu

pascamelahirkan, pertama yaitu luka persalinan, kedua

penyebab tidak langsung yakni depresi, baby blues , atau


159

keleahan. Pada prinsipnya tidak ada masalah untuk mmulai

melakukan hubungan seksual apabila ibu siap secara fisik

maupun psikis.Kputusan bergantung pada pasangan yang

bersangkutan.

g) Latihan/Senam Nifas

Senam nifas alah senam yang dilakukan ibu

pascamelahirkan, sebaiknya dilakukan dalam 24 jam setelah

persalinan. Setelah ibu cukup beristirahat dan dilakukan

secara bertahap, sistematis, dan kontinu.Tujuan senam nifas

dalah sebagai berikut.

(1) Membantu mempercepat pwmulihan kondisi ibu

(2) Mempercepat proses involusi uteri

(3) Membantu pemulihan dan mengencangkan otot panggul,

perut dan perineum

(4) Memperlancar pengeluaran lokia

(5) Membantu mengurangi rasa sakit

(6) Mengurangi risiko komplikasi

Manfaat Senam Nifas

(1) Membantu memperbaiki sirkulasi darah sehingga

mencegah terjadinya pembekuan pada pembuluh darah

terutama pembuluh tungkai

(2) Memperbaiki sikap tubuh dan otot otot punggung pasca

persalinan
160

(3) Memperbaiki otot pelvis dan peregangan otot abdomen

(4) Memperbaiki dan memperkuat otot panggul

(5) Membantu ibu lebih rileks dan segar pascapersalinan

(6) Memperlancar terjadinya proses involusi organorgan

reproduksi

Kerugian Tidak Melakukan Senam Nifas

(1) Infeksi karena involusi uterus yang tidak baik

sehingga sisa darah tidak dapat dikeluarkan

(2) Perdarahan yang abnormal dapat dihindarkan

(3) Thrombosis vena (sumbatan vena oleh bekuan darah)

(4)Timbul varises.

4) Tahapan Masa Nifas

Pengawasan masa nifas penting dilakukan secara cermat

terhadap perubahan fisiologis masa nifas dan mengenali tanda –

tanda keadaan patologis pada tiap tahapnya. Kembalinya sistem

reproduksi pada masa nifas dibagi menjadi tiga tahap (Marmi,

2011) yaitu sebagai berikut :

a) Puerperium dini

Suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk

berdiri dan berjalan-jalan.

b) Puerperium intermedial
161

Suatu masa yakni kepulihan menyeluruh dari organ –

organ reproduksi internal maupun eksternal selama kurang

lebih 6 – 8 minggu.

c) Remote puerperium

Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali

dalam keadaan sempurna terutama bila ibu selama hamil atau

waktu persalinan mengalami komplikasi. Rentang waktu

remote puerperium setiap ibu akan berbeda, bergantung pada

berat ringannya komplikasi yang dialami selama hamil dan

persalinan. Waktu sehat sempurna dapat berlangsung selama

berminggu – minggu, bulan, bahkan tahun.

5) Kunjungan

Pelayanan kesehatan ibu nifas oleh bidan dan dokter dilaksanakan

minimal 3 kali (Buku KIA, 2016) yaitu :

a) Pertama : 6 jam – 3 hari setelah melahirkan.

Asuhan yang diberikan :

(1) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

(2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk

jika perdarahan berlanjut.

(3) Memberikan konseling tentang pencegahan perdarahan

masa nifas yang disebabkan atonia uteri.

(4) Pemberian ASI awal.


162

(5) Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan

bayi baru lahir.

(6) Menjaga bayi tetap sehat agar terhindar hipotermia.

(7) Setelah bidan melakukan pertolongan persalinan, maka

bidan harus menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama

setelah kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi baru

lahir dalam keadaan baik.

b)Kedua : hari ke 4-28 hari setelah melahirkan.

Asuhan yang diberikan :

(1) Memastikan involusi uterus berjalan dengan normal, uterus

berkontraksi dengan baik, tinggi fundus uteri dibawah

umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal.

(2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau

perdarahan abnormal.

(3) Memastikan ibu dapat cukup makan, cairan dan istirahat.

(4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta

tidak ada tanda-tanda kesulitan menyusui.

(5) Memberikan konseling pada ibu, mengenai asuhan pada

bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan perawatan

bayi seharihari. (Heryani, 2012)

c)Ketiga : hari 29-42 hari setelah melahirkan.

Asuhan yang diberikan :


163

(1) Menanyakan kesulitan-kesulitan yang dialami ibu selama

masa nifas.

(2) Memberikan konseling KB secara dini.

6) Tujuan Asuhan Pada Ibu Nifas Tujuan kunjungan asuhan pada masa

nifas

a) Pertama : 6 jam –3 hari setelah melahirkan

(1) Mencegah perdarahan pada masa nifas karena atonia uteri.

(2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk jika

perdarahan berlanjut.

(3) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota

keluarga, bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena

atonia uteri.

(4) Pemberian ASI awal.

(5) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.

(6) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah terjadi

hipotermi.

(7) Tali pusat harus tetap kering, ibu perlu diberitahu bahaya

membubuhkan sesuatu pada tali pusat bayi.

(8) Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal

dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah

kelahiran atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil.

(Heryani, 2012)

b) Kedua : hari ke 4 – 28 hari setelah melahirkan.


164

(1) Memastikan involusi uterus berjalan dengan normal, uterus

berkontraksi dengan baik, fundus dibawah umbilikus, tidak ada

perdarahan abnormal atau tidak ada bau.

(2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan

abnormal.

(3) Memastikan ibu cukup mendapatkan makanan, cairan dan

istirahat.

(4)Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak

memperlihatkan tanda-tanda penyulit.

(5) Memberikan konseling pada ibu, mengenai asuhan pada bayi,

tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan perawatan bayi

seharihari (Heryani, 2012).

c) Ketiga : hari ke 29-42 hari setelah melahirkan.

(1) Menanyakan pada ibu tentang penyulit yang dialami ibu atau

bayi.

(2) Memberikan konseling KB secara dini.

(3) Menganjurkan/mengajak ibu membawa bayinya ke posyandu

atau PKM untuk ditimbang dan imunisasi (Heryani, 2012).

b. Teori evidance base dalam bayi baru lahir

1) Pengertian evidence base

Evidance base adalah proses sistematis untuk mencapai menilai dan

menggunakan hasil penelitian sebagai dasar untuk pengambilan

keputusan klinis.
165

2) Manfaat evidence base

Manfaat yang dapat diperoleh dari pemanfaatan Evidance base antara

lain :

(a) Keamanan bagi nakes karena intervensi yang dilakukan

berdasarkan bukti ilmiah

(b) Meningkatkan kompetensi (kognitif)

(c) Memenuhi tuntunan dari kewajiban sebagai professional dalam

memberikan asuhan yang bermutu

(d) Memenuhi kepuasan pelanggan yang mana dalam asuhan

kebidanan klien mengharapkan asuhan yang benar, sesuai dengan

bukti dan teori serta perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

3) Menurut Setiya Hartiningtyaswati dalam pemberian asuhan kebidanan

dengan judul “Hubungan perilaku pantang makanan dengan lama

penyembuhan luka perineum pada ibu nifas di kecamatan srenget

kabupaten blitar “. Pada tahun 2010 di Kecamatan Srenget Kabupaten

Blitar.

(a) Hasil penelitian

Pantang makanana pada masa nifas dapat menurunkan asupan gizi

ibu yang berpengaruh terhadap kesehatan ibu, pemulihan tenaga

dan penyembuhan kuka perineum dan produksi ASI bagi bayi.

Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang telah dilakukan

pada 68 responden di wilayah kerja puskesmas srenget kabupaten


166

blitar maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifkan

antara pantang makanan dengan lama penyembuhan luka

perineum pada ibu nifas di kecamatan srenget kabupaten blitar.

(b) Berdasarkan penelitian tersebut ada hubungan yang signifikan

antara perilaku pantang makanan dengan lama penyembuhan luka

perineum perilaku pantang makanan menyebabkan luka perineum

pada ibu nifas lebih lama sembuh.

c.Dokumentasi Asuhan Kebidanan Ibu Nifas

Dokumentasi asuhan kebidanan ibu nifas menurut Heryani, (2012)

adalah :

S : Subjektif

Berisi rentang data dari pasien melalui anamnesis (wawancara)

yang merupakan ungkapan langsung.

O : Objektif

Data yang didapat dari hasil observasi melalui pemeriksaan fisik

pada masa postpartum.

A : Assesment

Berdasarkan data yang terkumpul kemudian dibuat kesimpulan

meliputi diagnosis, antisipasi diagnosis atau masalah potensial,

serta perlu tidaknya dilakukan tindakan segera.


167

P : Planning (Perencanaan)

Merupakan rencana dari tindakan yang akan diberikan termasuk

asuhan mandiri, kolaborasi, tes diagnosis atau laboraturium serta

konseling untuk tindak lanjut.

1) Ibu nifas 2 jam post partum

a) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan

b) Memberitahu ibu penyebab rasa mulas yang dialami ibu

c) Menganjurkan ibu untuk ganti pembalut saat setelah BAK dan

BAB

d) Mendokumentasikan tindakan (Rukiyah dan Yulianti, 2018)

2) Ibu nifas 7 hari post partum

a) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan

b) Memberitahu ibu bahwa pola nutrisi sudah baik

c) Memberitahu ibu pengetahuan mengenai ASI eksklusif sudah baik

d) Menjelaskan ibu tentang tanda bahaya masa nifas

e) Mengaanjurkan segera ke tenaga kesehehatan jika menemukan

tanda bahaya masa nifas

f) Mendokumentasikan hasil tindakan (Rukiyah dan Yulianti, 2018)

3) Ibu nifas 17 hari post partum

a) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan

b) Memberitahu ibu tentang pentingnya gizi ibu nifas Menganjurkan

ibu untuk tetap menjaga kebersihan daerah genetalianya

c) Menganjurkan ibu untuk tetap minum vitamin


168

d) Memberikan konseling macam-macam alat kontrasepsi

e) Menanyakan ibu alasan memilih alat kontrasepsi tersebut dan

apakah sudah mantap

f) Menjelaskan kembali pada ibu tentang alat kontrasepsi yang

dipilih

g) Mendokumentasikan tindakan
169

B. KERANGKA PIKIR

Berdasarkan tinjauan teori tentang masa hamil, bersalin, nifas,

dan kunjungan ulang masa nifas maupun bayi baru lahir maka

peneliti dapat menyusun kerangka pikir :

Ibu Hamil UK 28-40 Minggu

Fisilogis Patologis

Penerapan Asuhan Kebidanan : Rujuk


Pada Kehamilan Fisiologis :
Kunjungan I : (UK. 28-32 Mgg)
Kunjungan II : (UK. 33-36 Mgg)
Kunjungan III : (UK. 37-36 Mgg)

Bersalin

Fisiologis Patologis

Pemantauan Rujuk
Kemajuan persalinan kala I-IV
dengan Partograf

Bayi Baru Lahir Nifas

Fisiologis Fisiologis Patologis


Patologis

Penerapan
Penerapan Asuhan Rujuk
Asuhan
Rujuk Kebidanan pada Ibu Nifas
Kebidanan pada
Fisiologis :
BBL-Neonatus
KF I (6 Jam – 3 hari)
Fisiologis:
KF II (4 -28 hari)
KN I (umur 6jam-
KF III (28 – 42 hari)
48 jam
KN II (umur 3
jam-7 jam)
KN III (umur 8- Kementrian RI 2015.Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta. Gavi
28 hari)
170

C. LANDASAN HUKUM

1. Permenkes RI Nomor 28 Tahun 2017 tentang Izin dan

Penyelenggaraan Praktek Bidan

a. Pasal 2

Dalam menjalankan Praktik Kebidanan, Bidan paling

rendah memiliki kualifikasi jenjang pendidikan diploma tiga

kebidanan.

b. Pasal 3

1) Setiap Bidan harus memiliki STRB untuk dapat

melakukan praktik keprofesiannya.

2) STRB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh

setelah Bidan memiliki sertifikat kompetensi sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

3) STRB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku

selama 5 (lima) tahun.

4) Contoh surat STRB sebagaimana tercantum dalam

formulir II yang merupakan bagian tidak terpisahkan

dari Peraturan Menteri ini.

c. Pasal 4

STRB yang telah habis masa berlakunya dapat

diperpanjang selama memenuhi persyaratan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.


171

2. Kepmenkes No.369/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi

Bidan

a. Standar Kompetensi Bidan

Kompetensi ke 1 : Bidan mempunyai persyaratan

pengetahuan dan keterampilan dari ilmu-ilmu sosial,

kesehatan masyarakat dan etik yang membentuk dasar

dari asuhan yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya,

untuk wanita, bayi baru lahir dan keluarganya.

b. Pra Konsepsi, Kb, dan Ginekologi

Kompetensi ke-2 : Bidan memberikan asuhan yang

bermutu tinggi, pendidikan kesehatan yang tanggap

terhadap budaya dan pelayanan menyeluruh

dimasyarakat dalam rangka untuk meningkatkan

kehidupan keluarga yang sehat, perencanaan kehamilan

dan kesiapan menjadi orangtua.

c. Asuhan dan Konseling Selama Kehamilan

Kompetensi ke-3 : Bidan memberi asuhan antenatal

bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama

kehamilan yang meliputi: deteksi dini, pengobatan atau

rujukan dari komplikasi tertentu.

d. Asuhan Selama Persalinan dan Kelahiran

Kompetensi ke-4 : Bidan memberikan asuhan yang

bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat


172

selama persalinan, memimpin selama persalinan yang

bersih dan aman, menangani situasi kegawatdaruratan

tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan

bayinya yang baru lahir.

e. Asuhan pada Ibu Nifas dan Menyusui

Kompetensi ke-5 : Bidan memberikan asuhan

pada ibu nifas dan mneyusui yang bermutu tinggi dan

tanggap terhadap budaya setempat.

f. Asuhan pada Bayi Baru Lahir

Kompetensi ke-6 : Bidan memberikan asuhan

yang bermutu tinggi, komperhensif pada bayi baru lahir

sehat sampai dengan 1 bulan.

g. Asuhan pada Bayi Dan Balita

Kompetensi ke-7 : Bidan memberikan asuhan yang

bermutu tinggi, komperhensif pada bayi dan balita sehat

(1 bulan – 5 tahun).

h. Kebidanan Komunitas

Kompetensi ke-8 : Bidan memberikan asuhan yang

bermutu tinggi dan komperhensif pada keluarga,

kelompok dan masyarakat sesuai dengan budaya setempat.

i. Asuhan pada Ibu/Wanita dengan Gangguan Reproduksi

Kompetensi ke-9 : Melaksanakan asuhan kebidanan

pada wanita/ibu dengan gangguan sistem reproduksi.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Studi

Studi kasus ini menggunakan metode rancangan penelitian kualitatif.

Pada penelitian kualitatif, proses pengumpulan data dapat diperoleh melalui

cerita, gambaran dan dokumentasi lainya. Penelitian fenomena ini dapat

bersifat deskriptif yang mempelajari fenomena tentang respon keberadaan

manusia, yaitu bertujuan untuk menjelaskan pengalaman seseorang dalam

kehidupannya termasuk didalamnya adalah interaksi sosial yang dilakukannya.

Penelitian groundel merupakan penelitian yang dapat digunakan untuk

masalah-masalah yang muncul pada situasi atau aplikasi dari masalah yang ada

dengan menakankan praktik hubungan antar variabel (Hidayat, 2014).

B. Lokasi Studi Kasus

Tempat penelitian sangat berpengaruh terhadap hasil yang

diperoleh dalam penelitian. Pemilihan setting penelitian harus disesuaikan

dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian kualitatif, sehingga tempat

yang ditentukan benar-benar menggambarkan kondisi informan sesungguhnya

(Saryono dan Anggraeni, 2010). Studi kasus ini dilaksanakan di Bidan Praktik

Mandiri Hj. Kasijati Amd. Keb di Sukoharjo.

173
174

C. Subjek Studi Kasus

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Teknik ini digunakan

karena penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu yang dibuat oleh

peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat – sifat populasi yang sudah

ditentukan sebelumnya (Setiyawan dan Saryono, 2011).

Subjek yang digunakan dalam studi kasus ini adalah ibu hamil normal

yang bernama Ny. A mulai usia kehamilan 35+5minggu pada bulan November

2018 di Bidan Praktik Mandiri Hj.Kasijati Amd.Keb di Sukoharjo kemudian

diikuti sampai ibu bersalin dan nifas sampai dengan bulan Januari 2019.

D. Waktu Studi Kasus

Waktu penelitian sangat berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh

dalam penelitian (Saryono dan Anggraeni, 2010).

Dimulai dari pengambilan data studi Pendahuluan pada bulan November

2018, pengambilan data subyek studi kasus meliputi pengkajian sampai dengan

evaluasi dari bulan November 2018 sampai dengan bulan Januari 2019.

E. Instrumen Studi Kasus

Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam pengambilan keputusan

dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang

lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. Mulai dari

pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial, tindakan segera, perencanaan,


175

pelaksanaan, dan evaluasi. Instrumen yang digunakan adalah format 7 langkah

varney dan SOAP.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer yaitu data yang di peroleh dari pengukuran tinggi badan dan

berat badan, pengukuran tekanan darah responden dan data hasil perhitingan

indeks massa tubuh yaitu dengan membagi berat badan dengan tinggi badan

kuadrat.( Setiawan dan Saryono, 2011 ). Pada studi ini pengambilan data

primer dilakukan dengan cara sebagai berikut :a. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik menurut Suarni dan Apriyani, (2017) adalah

Pemeriksaan fisik yaitu melakukan pengumpulan data dengan cara:

inspeksi, auskultasi, palpasi dan perkusi.

1) Inspeksi

Yaitu pengumpulan data dengan melihat bagian bagian dari

tubuh (fisik) pasien. Contohnya: inspeksi warna kulit, inspeksi mata,

inspeksi simetrisitas dada dan abdomen, dll.

2) Auskultasi

Yaitu pengumpulan data dengan mendengarkan bagian tubuh

(fisik) pasien. Contohnya : Auskultasi bunyi jantung, auskultasi bising

usus, auskultasi suara nafas, dll.


176

3) Palpasi

Yaitu pengumpulan data dengan meraba, memegang bagian

tubuh (fisik) pasien. Contohnya : palpasi payudara untuk meraba

adanya benjolan, palpasi abdomen untuk mengetahui letak janin

dalam kandungan, dll.

4) Perkusi

Yaitu pengumpulan data dengan cara mengetuk bagian tubuh

(fisik) pasien. Contohnya : perkusi abdomen kuadran kanan atas untuk

mengetahui batas batas hepar, perkusi dada untuk mengetahui adanya

cairan ,dll

b. Wawancara

Wawancara merubakan alat pembuktian terhadap informasi atau

keterangan yang diperoleh sebelumnya. Teknik wawancara yang

digunakan adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (indepth

interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian

dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka.

(Saryono dan Anggraeni, 2010).

Wawancara yang dilakukan adalah dengan Ny. A dan Keluarganya.

c. Observasi

Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah

ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau

peristiwa, waktu, dan perasaan (Saryono dan Anggraeni, 2010).


177

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diambil dari data jumlah penduduk

wanita hamil yang dapat digunakan untuk melengkapi dan mendukung data

primer (Setiyawan dan Saryono, 2011). Contohnya Studi dokumentasi.

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti bahan pustaka, baik

yang berbentuk surat tertulis/tercetak yang dapat dipakai sebagai bukti

keterangan seperti akta kelahiran, surat nikah, surat perjanjian dan

sebagainya (Sudarti dan Fauziah, 2011).

3. Alat dan Bahan yang dibutuhkan

Alat dan bahan yang dibutuhkan adalah Alat - alat yang digunakan

dalam pengumpulan data misalnya timbangan, tensimeter, kuesioner,

lembar observasi, lembar isian, dll (Setiyawan dan Saryono, 2011).

a. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan observasi dan

pemeriksaan fisik, pada :

1) Ibu Hamil

Bak instrumen berisi sepasang sarung tangan, kom berisi kapas DTT,

penlight (senter), pita LILA, metlin / pita meter, laenec / doppler,

refleks hammer, jam tangan, perlak dan pengalas, bengkok, tensimeter,

stetoskop, thermometer, tissue.

2) Ibu Bersalin

a) Persiapan alat perlindungan diri

Masker, celemek, sarung tangan bersih, alas kaki b) Persiapan Ibu


178

Kain/sarung yang bersih dan kering (±3 buah), pakaian ganti ibu,

pembalut, 2 buah washlap

c) Partus Set

Bak instrument, 2 klem Kelly/ klem kocher, gunting tali pusat, klem

tali pusat, gunting episiotomi, klem 1⁄2 kocher, 2 pasang sarung

tangan, kasa steril, tuples DTT, spuit 3 cc , kateter nelaton,

penghisap lendir De Lee.

d) Heacting set (penjahitan episiotomi)

Spuit 3 cc, 1 Pinset anatomi dan 1 pinset sirurgis, pegangan jarum /

nald pooder, 2-3 jarum jahit, benang chromic.

e) Peralatan tidak steril

Termometer, stetoskop, tensimeter, laenec atau dopler, bengkok,

tempat plasenta, timbangan bayi, pengukur panjang bayi, sarung

tangan bersih, wadah untuk larutan klorin 0,5 %, wadah untuk air

DTT, tempat sampah (sampah tajam, kering dan basah)

f) Obat-Obat dan bahan habis pakai

Oksitosin 1 ml 10 U, lidokain 1%, methylergometrin, MgSO4 40%

(25 gr).

3) Bayi Baru Lahir

a) Persiapan Bayi

Pakaian bayi ( popok dan baju), topi bayi, bedong.

b) Peralatan pemeriksaan
179

Timbangan bayi, pengukur panjang bayi, sarung tangan bersih,

metline, thermometer, gelang identitas, sarung tangan bersih.

c) Obat – obatan

Vitamin K dan Hb0.

4) Ibu Nifas

a) Peralatan ibu

Selimut, pembalut ganti

b) Peralatan pemeriksaan

Tensimeter, stetoskop, thermometer, sarung tangan bersih.

5) Ibu Calon Akseptor KB

Tensimeter, stetoskop, thermometer

b. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan wawancara :

Format Asuhan Kebidanan pada Ibu hamil, Bersalin dan Nifas, serta

Bayi Baru Lahir.

c. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan studi dokumentasi :

catatan medik atau status pasien, buku KIA.

4. Jadwal

Jadwal penelitian dibuat secara rinci kegiatan mingguan dalam setiap

bulan. Biasanya dilakukan dalam waktu yang singkat dan terjadwal,

sehingga mahasiswa semestinya melakukan dengan efisien sehingga tidak

tertinggal (Setiyawan dan Saryono, 2011).

Dengan jadwal sebagaimana terlampir.


BAB IV

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Bidan Praktik Mandiri Hj. Kasijati Amd. Keb

merupakan salah satu praktik mandiri bidan yang terdapat di

Sukoharjo yang terletak di Jl. Kalimantan No.12, Gawanan,

Sukoharjo. Berbagai jenis layanan yang tersedia di Bidan

Praktik Mandiri adalah melayani pemeriksaan umum,

pelayanan ANC, pelayanan keluarga berencana, pelayanan

imunisasi dan pelayanan persalinan 24 jam.

Bidan Praktik Mandiri Hj. Kasijati Amd. Keb

memberikan pelayanan selama 24 jam dengan jumlah tenaga

kesehatan 4 orang yang terdiri dari 1 dokter, 2 bidan dan 1

apoteker. Bidan Praaktik Mandiri Hj. Kasijati juga membuka

layanan pemeriksaan USG setiap 1 bulan sekali yang bekerja

sama dengan salah satu dokter SpoG di Rumah Sakit Umum

Daerah Surakarta.

180
181

B. Tinjauan Kasus

ASUHAN KEBIDANANIBU HAMIL TRIMESTER III

PADA NY.A G2P2A0 UMUR 28 TAHUN UMUR KEHAMILAN

35+6 MINGGU DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI

Hj. KASIJATI Amd.Keb SUKOHARJO

Ruang : Periksa

Tanggal masuk : 15November 2018

No Register :-

I. PENGKAJIAN

A. IDENTITAS PASIEN: IDENTITAS SUAMI :

1. Nama : Ny. A Nama : Tn. S

2. Umur : 28 Tahun Umur : 30 Tahun

3. Agama : Islam Agama : Islam

4. Suku Bangsa :Jawa Indonesia Suku Bangsa : Jawa Indonesia

5. Pendidikan :SMA Pendidikan : SMK

6. Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Swasta

7. Alamat :Jimbun RT 02 RW 04

Pondok, Nguter, Sukoharjo


182

B. ANAMNESA ( DATA SUBJEKTIF ) :

Tanggal : 15 November 2018 Pukul 11.30 WIB

1. Keluhan utama pada waktu masuk :

Ibu mengatakan tidak ada keluhan.

2. Riwayat menstruasi

a. Menarche : Ibu mengatakan menstruasi pertama pada

usia 14 tahun.

b. Siklus : Ibu mengatakan siklus menstruasi 30 hari.

c. Lama : Ibu mengatakan lamanya haid 7 hari.

d. Banyaknya : Ibu mengatakan dalam sehari ganti

pembalut 3-4 kali.

e. Teratur / tidak teratur : Ibu mengatakan haidnya teratur setiap

bulan.

f. Sifat darah : Ibu mengatakan sifat darahnya encer.

g. Dismenorhoe : Ibu mengatakan saat menstruasi kadang

nyeri perut.

3. Riwayat hamil ini

a. HPHT : Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir

tanggal 9 Maret 2018

b. Gerakan janin : Ibu mengatakan sudah merasakan gerakan

janin pada usia kehamilan 20 minggu.


183

c. Vitamin / jamu yang dikonsumsi :

Ibu mengatakan tidak mengkonsumsi jamu dan obat-obatan kecuali

dari bidan.

d. Keluhan-keluhan pada

Trimester I : Ibu mengatakan merasa mual muntah dan pusing.

Trimester II : Ibu mengatakan tidak ada keluhan

Trimester III : Ibu mengatakan tidak ada keluhan

e. ANC : Ibu mengatakan ANC 7 kali dan teratur

bertempat di BPM Hj. Kasijati Amd. Keb.

f. Penyuluhan yang pernah didapat :

Ibu mengatakan pernah mendapat penyuluhan gizi ibu hamil dan

tanda-tanda persalinan.

g. Imunisasi TT : Ibu mengatakan imunisasi TT 4 kali yaitu

pada waktu SD 3 kali dan pada waktu akan

menikah pada tahun 2014 serta pada saat

hamil anak pertama pada tahun 2013

h. Kekhawatiran khusus : Ibu mengatakan tidak ada kekhawatiran

khusus terhadap kehamilannya.

4. Riwayat penyakit

a. Riwayat penyakit sekarang : Ibu mengatakan dalam keadaan

sehat tanpa Batuk, pilek dan demam.

b. Riwayat penyakit sistemik

- Jantung : Ibu mengatakan tidak merasa sakit pada dada


184

bagian kiri dan tidak mudah lelah saat aktifitas.

- Ginjal : Ibu mengatakan tidak pernah sakit pada pinggang

bagian kanan maupun kiri.

- Asma / TBC : Ibu mengatakan tidak pernah sesak nafas dan

batuk lebih dari 15 hari.

- Hepatitis : Ibu mengatakan mata, kulit dan kukunya tidak

berwarna kuning.

- DM : Ibu mengatakan tidak mudah lapar, haus dan

BAK pada malam hari lebih dari 5 kali.

- Hipertensi : Ibu mengatakan tekanana darahnya tidak pernah

lebih dari 140/90 mmhg.

- Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernah kejang sampai

mengeluarkan busa dari mulutnya.

c. Riwayat penyakit keluarga :

Ibu mengatakan baik dari keluarganya dan keluarga suaminya tidak

ada yang mempunyai penyakit menurun maupun menular.

d. Riwayat keturunan kembar :

Ibu mengatakan dari ibu dari dari ibunya (nenek) memiliki

keturunan kembar.

e. Riwayat operasi :

Ibu mengatakan tidak pernah melakukan operasi apapun.

5. Riwayat Perkawinan

a. Status perkawinan : Sah kawin : 1 kali


185

b. Kawin I : Umur 21 tahun, dengan suami umur 23

tahun

Lamanya : 5 tahun 8 bulan, anak 1 orang

6. Riwayat Keluarga Berencana : Ibu mengatakan pernah menggunakan

KB IUD selama 5 tahun, dan tidak ada

keluhan.

7. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

No Tgl/ Tempat Umur Jenis Penolon Anak NIFAS Keadaan


Thn Partus Kehamila Partus g Jenis Anak
Partus n BB PB Kea Sekarang
(P / Lakta
(bulan) (gram) (cm) d
L)
1. 14 BPM. 40 Sponta Bidan P 2900 49 Seha Lancar Sehat
Feb Hj. Minggu n t
2013 Kasijati
Amd.
Keb
2. Kehamilan Sekarang

8. Pola kebiasaan sehari – hari

a. Nutrisi

Sebelum hamil : Ibu mengatakan makan 3 kali sehari porsi sedang

dengan nasi, sayur , lauk tempe, tahu, ayam dan

minum air putih.

Selama hamil : Ibu mengatakan makan 5 dan sering kali sehari

porsi sedang dengan Nasi, sayur , lauk tempe,

tahu, ayam dan minum air putih.


186

b. Eliminasi

Sebelum hamil : Ibu mengatakan BAB 1 kali dan BAK 4 kali

sehari.

Selama hamil : Ibu mengatakan susah BAB dan BAK 6 kali

sehari.

c. Aktifitas

Sebelum hamil : Ibu mengatakan aktifitas sehari hari sebagai ibu

rumah tangga yaitu memasak, membersihkan

rumah dan mengurus Anak serta membantu

suami berjualan sayur.

Selama hamil : Ibu mengatakan aktifitas sehari hari sebagai ibu

rumah tangga yaitu memasak, membersihkan

rumah dan mengurus Anak serta masih

membantu suami berjualan sayur.

d. Istirahat / Tidur

Sebelum hamil : Ibu mengatakan tidur siang kurang lebih 1 jam

dan malam Kurang lebih 8 jam.

Selama hamil : Ibu mengatakan tidur siang kurang lebih 1 jam

dan malam Kurang lebih 8 jam dan kurang

nyaman.

e. Seksualitas

Sebelum hamil : Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 4


187

kali dalam seminggu.

Selama hamil : Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 2

kali dalam seminggu.

f. Personal Hygiene

Sebelum hamil : Ibu mengatakan sehari mandi 2 kali sehari

keramas 2 kali seminggu dan ganti pakaian 2 kali.

Selama hamil : Ibu mengatakan sehari mandi 2 kali sehari

keramas 2 kali seminggu dan ganti pakaian 2 kali.

g. Psikososial budaya

- Perasaan tentang kehamilan ini :

Ibu mengatakan bahagia atas kehamilannya.

- Kehamilan ini direncanakan / tidak :

Ibu mengatakan ini kehamilan yang direncanakan.

- Jenis kelamin yang diharapkan :

Ibu mengatakan apapun jenis kelamin anaknya yang penting sehat.

- Dukungan keluarga terhadap kehamilan ini :

Ibu mengatakan keluarga mendukung dengan kehamilan ini.

- Keluarga lain yang tinggal serumah :

Ibu mengatakan tinggal serumah bersama suami anak dan mertua.

- Pantangan makanan :

Ibu mengatakan tidak ada pantangan makanan apapun.

- Kebiasaan adat istiadat dalam kehamilan :

Ibu mengatakan ada adat istiadat 7 bulanan atau mitoni.


188

h. Penggunaan obat – obatan / rokok :

Ibu mengatakan ibu tidak mengkonsumsi obat-obatan kecuali dari

bidan, ibu tidak merokok dan suami merokok.

C. PEMERIKSAAN FISIK ( DATA OBYEKTIF )

1. Status generalis

a. Keadaan Umum : Baik

b. Kesadaran : Compos mentis

c. TTV

TD : 110/80 mmHg S : 36,2 C

N : 84x/m R : 22x/m

d. TB : 147 cm

e. BB sebelum hamil : 47 Kg

f. BB sekarang : 53 Kg

g. LLA : 25 cm

2. Pemeriksaan Sistematis

a. Kepala

1) Rambut : Bersih, tidak berketombe dan lurus.

2) Muka : Tidak oedem, tidak pucat, dan tidak ada

cloasma.

3) Mata

a) Oedema : Tidak ada oedema

b) Conjungtiva : Berwarna merah muda


189

c) Sklera : Berwarna putih

4) Hidung : Bersih, tidak ada benjolan dan tidak ada

sekret.

5) Telinga : Simetris kanan kiri, tidak ada benjolan dan

tidak ada serumen.

6) Mulut / gigi / gusi : Mulut tidak pucat, gigi berlubang, gusi

tidak berdarah, tidak ada stomatitis dan

tidak ada pembesaran tonsil.

b. Leher

1) Kelenjar Gondok : Tidak pembesaran kelenjar gondok

2) Tumor : Tidak ada benjolan

3) Pembesaran Kelenjar Limfe : Tidak ada pembesaran kelenjar

limfe

c. Dada dan Axilla

1) Mammae

a) Membesar : Normal

b) Tumor : Tidak ada benjolan

c) Simetris : Kanan dan kiri

d) Areola : Hiperpigmentasi

e) Puting susu : Menonjol

f) Kolostrum : Belum keluar

2) Axilla

a) Benjolan : Tidak ada benjolan


190

b) Nyeri : Tidak ada nyeri

d. Ekstremitas

1) Atas : Simetris, tidak oedem, kuku merah

muda dan tidak ada benjolan

2) Bawah : Simetris

a) Oedema : Tidak ada oedema

b) Reflek Patella : (+) kanan dan kiri

c) Kuku : Merah muda

3. Pemeriksaan Khusus Obstetri ( Lokalis )

a. Abdomen

1) Inspeksi

a). Pembesaran Perut : Sesuai umur kehamilan.

b). Bentuk perut : Memanjang

c). Linea alba / nigra : Linea nigra

d). Strie Albican / Livide : Tidak ada

e). Kelainan : Tidak ada kelainan

f). Pergerakan anak : Gerakan janin aktif

2) Palpasi

a). Kontraksi : Belum ada kontraksi

b). Leopold I : TFU 3 jari dibawah px, teraba lunak, bulat,

Tidak melenting (bokong)


191

c). Leopold II : Bagian kanan teraba panjang, keras seperti

Papan (punggung) janin dan bagian kiri teraba bagian kecil-

kecil janin (jari-jari tangan) janin.

d). Leopold III : Bagian terbawah janin teraba keras dan

Melenting (kepala), masih bisa digoyangkan.

e). Leopold IV : Kedua tangan masih bisa bertemu/konvergen

Belum masuk PAP.

f). TFU Mc Donald : 30 cm

g). TBJ : (30-12)x155

: 2790 gram

3) Auskultasi

DJJ : Punctum maximum : Dibawah pusat bagian kanan bawah.

Frekuensi : 142x/m

Teratur / Tidak : Teratur

b. Pemeriksaan Panggul

1) Kesan panggul : Normal (Gynecoid)

2) Distantia Spinarum : 25,1 cm

3) Distantia Kristarum : 27 cm

4) Konjugata Eksterna ( Boudeloque ) : 20 cm

5) Lingkar Panggul : 93 cm

c. Anogenital

1) Vulva Vagina

a). Varices : Tidak ada varises


192

b). Luka : Tidak ada luka

c). Kemerahan : Tidak ada kemerahan

d). Nyeri : Tidak ada nyeri

e). Kelenjar Bartolini : Tidak ada

f). Pengeluaran pervaginam : Tidak ada

2) Perinium

a). Bekas Luka : Tidak ada bekas luka

b). Lain – lain : Tidak ada

3) Anus

a). Haemorhoid : Tidak ada

b). Lain – lain : Tidak ada

3. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan Laboratorium

1). Tanggal 11 Mei 2018 pemeriksaan HB : 12,9 gr/dl

hbsAg : Negatif , Protein Urine : Negatif , IMS : Negatif,

Glukosa Urine : Negatif,

2). Tanggal 09 Agustus 2018 pemeriksaan HB : 10,5 gr/%

HbSag:-

3). Tanggal 03 September 2018 pemeriksaan HB: 10,6 gr%

Golda :O

4). Tanggal 12 September 2018 pemeriksaan HB :10,8 gr%

5). Tanggal 14 November 2018 pemeriksaan HB : 12 gr%


193

b. Pemeriksaan penunjang lain :USG pada tanggal 12 Oktober 2018

hasil USG janin tunggal, hidup, denyut jantung reguler, presentasi

kepala, jenis kelamin perempuan, TBJ : 2905 gram, air ketuban jernih,

kesejahteraan janin baik, jumlah air ketuban cukup.

II. INTERPRETASI DATA

Tanggal :15 November 2018 Pukul : 11.35 WIB

A. Diagnosa Kebidanan

Ny. A G2P1A0 umur 28 tahun umur kehamilan 35+6 minggu, tunggal,

hidup, intrauteri, letak memanjang, punggung kanan, presentasi kepala,

bagian terbawah janin belum masuk PAP, normal.

Data Dasar

DS : 1. Ibu mengatakan bernama Ny.A

2. Ibu mengatakan berumur 28 tahun

3. Ibu mengatakan ini kehamilan yang ke 2 dan belum pernah

keguguran

4. Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir tanggal 9 Maret 2018

4. Ibu mengatakan tidak ada keluhan

DO : 1. Keadaan Umum : Baik

2. Kesadaran : Compos mentis

3. TTV :

TD : 110/80 mmhg S : 36,2 C

N : 84x/m R : 22x/m
194

4. HPHT : 9 Maret 2018

5. HPL : 16 Desember 2018

6. UK : 35+6 Minggu

7. TB : 147 cm

8. BB : 53 Kg

9. LLA : 25 cm

10. Hasil pemeriksaan Leopold I-IV

a). Leopold I : TFU 3 jari dibawah px, teraba lunak,

bulat, Tidak melenting (bokong)

b). Leopold II : Bagian kanan teraba panjang, keras seperti

papan (punggung) janin dan bagian kiri teraba bagian kecil-

kecil janin (jari-jari tangan) janin.

c). Leopold III : Bagian terbawah janin teraba keras dan

melenting (kepala), masih bisa digoyangkan.

d). Leopold IV : Kedua tangan masih bisa bertemu/

konvergen Bagian terbawah janin belum masuk PAP.

10. TFU : 30 cm

11. TBJ : (30-12)x155 : 2790 gram

11. DJJ : 142x/menit

B. Masalah

Ibu mengatakan cemas karena susah BAB.

C. Kebutuhan
195

Memberikan support mental dan jelaskan pada ibu bahwa keluhannya adalah

fisiologis

III. DIAGNOSA POTENSIAL

Tidak ada

IV. TINDAKAN SEGERA

Tidak ada

V. RENCANA TINDAKAN

Tanggal : 15 November 2018 Pukul :11.40 WIB

1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan pada ibu.

2. Beritahu ibu untuk istirahat yang cukup.

3. Beritahu ibu tanda bahaya kehamilan trimester III.

4. Beritahu ibu penyebab konstipasi dan cara mengatasinya.

5. Beritahu untuk kunjungan ulang sesuai dengan jadwal yang ditentukan

atau jika ada keluhan.

6. Dokumentasi tindakan.

VI. IMPLEMENTASI / PELAKSANAAN

Tanggal : 15 November 2018 Pukul : 11.45 WIB

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan dalam keadaan baik dan keadaan

janin dalam keadaan normal.


196

2. Memberitahu ibu untuk istirahat yang cukup dengan tidur siang kurang

lebih 1 jam dan tidur malam kurang lebih 8 jam dan serta mengurangi

aktivitas yang berat-berat.

3. Memberitahu ibu tanda bahaya kehanilan trimester III yaitu gejala

preeklamsia (pandangan mata kabur, sakit kepala yang berat dan

menetap, nyeri ulu hati, bengkak pada muka dan tangan), gerakan janin

kurang dari 10x/12 jam, perdarahan pervaginam, dan ketuban pecah dini

(Prodi D3 Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2018.Tanda

Bahaya Trimester III. Surakarta)

4. Memberitahu ibu penyebab konstipasi yaitu karena relaksasi pada usus

halus sehingga penyerapan makanan menjadi lebih maksimal. Relaksasi

juga terjadi pada usus besar sehingga penyerapan air menjadi lebih lama.

Cara untuk mengatasinya yaitu

a. Tingkatkan intake makanan yang berserat tinggi seperti sereal/roti dari

gandum utuh, beras merah, kacang-kacangan, sayuran segar setiap hari

dan konsumsi buah pepaya, semangka serta pisang.

b. Minumlah banyak air putih, minimal 8 gelas per hari dan minum satu

gelas jus jus segar setiap hari

c. Buang air besar segera saat terasa ada dorongan (Astuti, 2012)

5. Memberitahu bahwa akan di lakukan kunjungan rumah pada tanggal 22

November 2018.

6. Melakukan pendokumentasian hasil tindakan.


197

VII. EVALUASI

Tanggal : 15 November 2018 Pukul : 11.55 WIB

1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan dan ibu senang karena janinnya

dalam keadaan baik.

2. Ibu bersedia untuk beristirahat yang cukup.

3. Ibu sudah mengetahui tanda bahaya kehamilan trimester III.

4. Ibu sudah mengetahui penyebab dan cara mengatasi konstipasi.

5. Ibu bersedia kunjungan ulang sesuai jadwal atau jika ada keluhan.

6. Tindakan telah didokumentasikan.


198

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

KUNJUNGAN KE 2

Tanggal : 22 November 2018

Jam : 13.30 WIB

1. Data Subyektif

a. Ibu mengatakan keadaanya baik-baik saja

b. Ibu mengatakan gerakan janinnya sangat aktif.

c. Ibu mengatakan sudah bisa BAB 2 kali sehari.

2. Data Objektif

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. TTV

TD :110/80 mmHg S : 36,2 C

N : 82x/m R : 22x/m

d. Umur Kehamilan : 36+5 minggu

e. BB : 53 kg

f. DJJ : 140 x/menit

g. TFU mc. Donald : 29 cm

h. TBJ : (30-12) x 155= 2790 gram

i. Pemeriksaan fisik

1) Muka : Bersih, tidak odema, tidak pucat.


199

2) Mata : Simetris, conjungtiva merah muda, sklera putih.

3) Payudara

a) Aerola : Hiperpigmentasi

b) Puting susu : Menonjol

c) Pengeluaran : Belum ada pengeluaran

4) Ekstremitas

a) Atas : Simetris, jari-jari lengkap, kuku tidak pucat.

b) Bawah : Tidak ada varices, tidak odema, kuku tidak pucat.

5) Palpasi

a) Leopold I : TFU 3 jari dibawah px, teraba lunak, bulat, tidak

melenting (bokong)

b) Leopold II : Bagian kanan teraba panjang, keras seperti Papan

(punggung) janin dan bagian kiri teraba bagian kecil-kecil janin (jari-

jari tangan) janin.

c) Leopold III : Bagian terbawah janin teraba keras dan Melenting

(kepala), masih bisa digoyangkan.

d) Leopold IV : Kedua tangan masih bisa bertemu/konvergen Bagian

terbawah janin belum masuk PAP.

2. Analisa Data

Ny. A G2P1A0 umur 28 tahun umur kehamilan 36+6 minggu, tunggal, hidup,

intrauteri, letak memanjang, punggung kanan, presentasi kepala, bagian

terbawah janin belum masuk PAP, normal.


200

4. Penatalaksanaan

Tanggal : 22 November 2018 Pukul : 13.40 WIB

a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janinnya dalam keadaan

normal.

Evaluasi : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan.

b. Memberikan penkes tentang ketidaknyamanan kehamilan trimester III yaitu

sering berkemih, konstipasi (sembelit), edema, nyeri punggung dan

pinggang bagian bawah, sesak nafas, insomnia, kegerahan atau keringat

bertambah, dan kontraksi palsu (Prodi D3 Kebidanan STIKes Kusuma

Husada Surakarta. 2018. Ktidaknyamanan Kehamilan Trimester III.

Surakarta)

Evaluasi : Telah diberikan konseling mengenai ketidaknyamanan pada ibu

hamil trimester III.

c. Menanyakan pada ibu apakah sudah paham dan mengerti mengenai

konseling yang diberikan.

Evaluasi : ibu sudah paham mengenai konseling yang telah diberikan.

d. Memberitahu ibu bahwa akan dilaksanakan kunjungan rumah pada tanggal

07 Desember 2018

Evaluasi : Ibu sudah mengetahui bahwa akan dilaksanakan kunjungan rumah

pada tanggal 07 Desember 2018

f. Melakukan dokumentasi tindakan.

Evaluasi : Tindakan sudah didokumentasikan


201

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

KUNJUNGAN KE 3

Tanggal : 07 Desember 2018

Jam : 11.00 WIB

1. Data Subyektif

a. Ibu mengatakan tidak ada keluhan.

b. Ibu mengatakan gerakan janinnya sangat aktif.

c. Ibu mengatakan sudah mulai merasakan kenceng-kenceng dan kadang

hilang.

2. Data Objektif

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. TTV

TD :110/80 mmHg S : 36,3 C

N : 84x/m R : 20x/m

d. Umur Kehamilan : 39 minggu

e. BB : 55 kg

f. DJJ : 145 x/menit

g. TFU mc. Donald : 32 cm

h. TBJ : (32-12) x 155= 3100 gram

i. Pemeriksaan fisik
202

1) Muka : Bersih, tidak odema, tidak pucat.

2) Mata : Simetris, conjungtiva merah muda, sklera putih.

3) Payudara

a) Aerola : Hiperpigmentasi

b) Puting susu : Menonjol

c) Pengeluaran : Belum ada pengeluaran

4) Ekstremitas

a) Atas : Simetris, jari-jari lengkap, kuku tidak pucat.

b) Bawah : Tidak ada varices, tidak odema, kuku tidak pucat.

5) Palpasi

a) Leopold I : TFU 3 jari dibawah px, teraba lunak, bulat, Tidak

melenting (bokong)

b) Leopold II : Bagian kanan teraba panjang, keras seperti Papan

(punggung) janin dan bagian kiri teraba bagian kecil-kecil janin (jari-

jari tangan) janin.

c) Leopold III : Bagian terbawah janin teraba keras dan Melenting

(kepala), masih bisa digoyangkan.

d) Leopold IV : Kedua tangan masih bisa bertemu/konvergen Bagian

terbawah janin belum masuk PAP.


203

3. Analisa Data

Ny. A G2P1A0 umur 28 tahun umur kehamilan 39 minggu, tunggal, hidup,

intrauteri, letak memanjang, punggung kanan, presentasi kepala, bagian

terbawah janin belum masuk PAP, normal.

4. Penatalaksanaan

Tanggal : 07 Desember 2018 Pukul : 11.10 WIB

a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janinnya dalam keadaan

normal.

Evaluasi : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan.

b. Memberikan penkes tentang persiapan persalinan yaitu :

1) Menjelaskan tanda – tanda persalinan diantaranya kenceng teratur makin

lama makin sering, nyeri menjalar sampai pinggang, keluar lendir darah.

2) Menjelaskan tanda bahaya persalinan meliputi perdarahan, sakit kepala

yang hebat, pandangan mata kabur, keluar cairan sebelum ada tanda –

tanda persalinan, nyeri perut hebat, bayi tidak lahir setelah 12 jam.

3) Menjelaskan tempat persalinan yang aman yaitu PKD,Puskesmas, BPS,

RB, RS.

4) Menjelaskan transportasi yang bisa digunakan ke tempat persalinan

diantaranya motor atau mobil.

5) Menjelaskan tenaga kesehatan penolong persalinan bidan atau dokter

SpOG.
204

6) Menjelaskan siapa saja yang sebaiknya mendampingi saat persalinan

diantaranya suami, ibu, keluarga atau tetangga.

7) Menjelaskan persiapan biaya persalinan yang akan di gunakan mandiri

atau menggunakan asuransi kesehatan.

8) Menjelaskan mengenai hal – hal yang harus di persiapkan jika terjadi

kegawatdaruratan yaitu uang dan donor darah.

9) Menjelaskan siapa yang akan menjadi pengambil keputusan jika terjadi

kegawatdaruratan dan pengganti pemngambil keputusan jika pengambil

keputusan pertama tidak ada (suami, orang tua, keluarga atau diri sendiri)

(Prodi D3 Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2018. Persiapan

Persalinan. Surakarta)

Evaluasi : Telah diberikan konseling pada ibu mengenai persiapan

persalinan.

c. Menanyakan apakah ibu sudah mengerti dan paham mengenai konseling

yang diberikan.

Evaluasi : Ibu sudah mengerti dan paham mengenai persiapan persalinan.

d. Menganjurkan ibu untuk segera ke tenaga kesehatan (bidan/dokter) apabila

sudah merasakan tanda-tanda persalinan yaitu keceng-kenceng (kontraksi)

yang sering atau mengeluarkan lendir darah.

Evaluasi : Ibu bersedia ke tenaga kesehatan apabila sudah meraasakan tanda-

tanda persalinan.

d. Menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan ke bidan secara teratur 1

minggu sekali atau bila ada keluhan.


205

Evaluasi : Ibu bersedia memeriksakan kehamilannya secara teratur 1 minggu

sekali atau bila ada keluhan.

e. Melakukan dokumentasi tindakan.

Evaluasi : Tindakan sudah didokumentasikan.


206

ASUHAN IBU BERSALIN PADA NY.A G2P1A0 UMUR 28 TAHUN

HAMIL 40+1 MINGGU DI BPM HJ. KASIJATI Amd. Keb

Ruang : Bersalin

Tanggal masuk : 17 Desember 2018

No. Reg :-

1. ANAMNESA (DATA SUBJEKTIF)

Tanggal : 17 Desember 2018 Pukul : 07.50 WIB

a. Ibu mengatakan merasakan kenceng – kenceng sering sejak semalam pukul

21.00 WIB.

b. Ibu mengatakan tadi pagi pukul 06.00 WIB mengeluarkan lendir bercampur

darah sedikit.

c. Ibu mengatakan merasakan ingin melahirkan.

2. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBJEKTIF)

Tanggal : 17 Desember 2018 Pukul : 08.00 WIB

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. TTV : TD : 110/80 mmHg N : 84 x/menit

R : 21 x/menit S : 36,5 oC

d. BB : 56 kg

e. Usia Kehamilan : 40+1 minggu

f. Pemeriksaan Fisik
207

1) Muka : Tidak ada oedema.

2) Mata : Simetris, Conjungtiva berwarna merah muda, sklera berwarna

putih.

3) Payudara

a) Simetris : Simetris kanan dan kiri

b) Pembengkakan : Tidak ada

c) Pengeluaran : Kolostrum.

4) Ekstremitas

a) Atas : Normal, tidak oedema.

b) Bawah : Normal, tidak oedema.

5) Auskultasi

DJJ : Positif, frekuensi 141 x/menit

6) Palpasi

a) TFU Mc. donald : 32 cm

b) TBJ : (32 – 11) x 155 = 3255 gram

c) Leopold I : TFU 3 jari dibawah PX, fundus uteri teraba bulat,

lunak, tidak melenting (bokong).

d) Leopold II : Bagian kiri ibu teraba seperti bagian – bagian

terkecil janin (tangan dan kaki), bagian kanan ibu

teraba keras datar seperti papan (punggung).

e) Leopold III : Bagian bawah teraba bulat, keras, melenting

(kepala), tidak bisa digoyangkan.


208

f) Leopold IV : Kedua tangan tidak bisa menyatu dan bagian

terbawah sudah masuk PAP 3/5 bagian.

7) Anogenital

a) Kemerahan : Tidak ada.

b) Nyeri : Tidak ada.

c) Bekas luka : Tidak ada.

d) Kelenjar bartolini : Tidak ada.

e) PPV : Lendir darah.

f) Vaginal Toucher

Vulva/Vagina : Tidak ada varices, tidak oedema

Serviks : Porsio tebal

Pembukaan : 2 cm KK : Utuh Presentasi

: Belakang Kepala

3. ANALISA DATA Tanggal : 17 Desember 2018

Pukul : 08.25 WIB

Ny. A G2 P1 A0 umur 28 tahun, hamil 40+1 minggu, janin tunggal hidup intra

uteri, letak memanjang, punggung kanan, presentasi belakang kepala, kepala

sudah masuk panggul 3/5 bagian, inpartu kala I fase laten.

4. PENATALAKSANAAN

Tanggal : 17 Desember 2018 Pukul : 08.30 WIB


209

a. Pukul 08.30 WIB : Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaannya bahwa

pembukaan ibu 2 cm.

b. Pukul 08.35 WIB : Memberikan support mental terhadap ibu, menganjurkan

keluarga memberikan dukungan terhadap ibu dan

menganjurkan ibu untuk berjalan-jalan disekitar tempat

tidur.

c. Pukul 08.45 WIB : Menyiapkan alat untuk pertolongan persalinan.

1) Untuk ibu.

a) Kemeja dan bra, jarik.

b) Celana dalam dan pembalut.

2) Untuk bayi.

a) Tempat datar, rata, bersih, kering dan hangat, kain

bersih dan kering.

b) Baju, popok, topi, sarung tangan dan kaki bayi.

3) Untuk bidan.

a) Partus set : ½ kocher, gunting episiotomi, gunting tali

pusat, 2 klem tali pusat, kassa steril, kateter,

nalfoder, Spuit 3cc berisi oksitosin 10 UI.

b) Alat resusitasi : 2 kain jarik, alat penghisap lendir,

saction, sungkup, lampu sorot.

c) Heacting set : Jarum jahit, catgut, kom berisi kassa

betadin.
210

d) Obat-obatan dalam bak instrumen untuk bayi : Vit K,

salep mata.

e) APD : Clemek, sarung tangan steril, topi, masker.

f) Alat-alat lain : Bengkok, baskom berisi air biasa,

baskom berisi air DTT, ember, kantong plastik, lampu

sorot.

d. Pukul 09.00 WIB : Mengobservasi KU, VT, Tekanan darah, Suhu tubuh

setiap 4 jam sekali. Serta mengobservasi Nadi, Respirasi,

His, DJJ setiap 1 jam sekali.

5. EVALUASI :

Tanggal : 17 Desember 2018 Pukul : 10.05 WIB

a. Ibu sudah mengetahui bahwa pembukaannya 2 cm.

b. Ibu sudah diberi support dan ibu bersedia untuk berjalan-jalan disekitar

tempat tidur.

c. Peralatan pertolongan persalinan sudah dipersiapkan

d. Telah selesai dilakukan observasi dengan hasil.

No. Pukul KU VT TD S R N His DJJ


1. 07.00 Baik 2 cm 110/80 36,5 21 84 3x15 detik 141
2. 08.00 21 83 3x15 detik 143
3. 09.00 20 80 3x15 detik 145
4. 10.00 20 82 3x15 detik 144
211

DATA PERKEMBANGAN I

KALA I

Tanggal : 17 Desember 2018 Pukul : 10.30 WIB

Subjektif :

1. Ibu mengatakan cemas karena perutnya kenceng – kenceng lebih sering dan

lebih kuat.

2. Ibu mengatakan nyeri pada pinggangnya.

Objektif :

1. KU : Baik

2. TTV

TD : 110/70 mmHg S : 36 °C

N : 80 x/menit R : 20 x/menit

3. Kontraksi : His 3x40 detik

4. DJJ : Positif, frekuensi 141 x/menit

5. Leopold I : TFU 3 jari dibawah PX, fundus uteri teraba bulat, lunak, tidak

melenting (bokong).

6. Leopold II : Bagian kiri ibu teraba seperti bagian – bagian terkecil janin

(tangan dan kaki), bagian kanan ibu teraba keras datar seperti

papan (punggung).

7. Leopold III : Bagian bawah teraba bulat, keras, melenting (kepala), tidak bisa

digoyangkan.
212

8. Leopold IV : Kedua tangan tidak bisa bertemu dan bagian terbawah sudah

masuk PAP 1/5 bagian.

9. Vaginal Toucher

a. Vulva/Vagina : Tidak ada varices, tidak oedema

b. Serviks : Porsio tipis

c. Pembukaan : 7 cm

d. KK : Utuh

e. Sutura : Penyusupan 0 f. UUK : Jam 11

g. Presentasi : Belakang kepala

Analisa Data :

Ny. A G2 P1 A0 umur 28 tahun, hamil 40+1 minggu, janin tunggal hidup intra

uteri, letak memanjang, punggung kanan, presentasi belakang kepala, kepala

masuk panggul 1/5 bagian, inpartu kala I fase aktif dilatasi maksimal.

Pelaksanaan :

Tanggal : 17 Desember 2018 Pukul : 10.40 WIB

a. Pukul 10.40 WIB : Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaannya bahwa

pembukaan ibu 7 cm, dan ibu sudah masuk dalam fase

aktif.

b. Pukul 10.45 WIB : Berkolaborasi dengan keluarga untuk memberikan

support mental terhadap ibu, serta memberikan

dukungan/ semangat terhadap ibu.


213

c. Pukul 10.50 WIB : Berkolaborasi dengan keluarga untuk memberikan nutrisi

pada ibu.

d. Pukul 10.55 WIB : Mengobservasi KU, VT, Tekanan darah, Suhu tubuh

setiap 4 jam sekali. Serta mengobservasi Nadi,

Respirasi, His, DJJ setiap 30 menit sekali.

e. Pukul 11.00 WIB : Mengajari ibu posisi persalinan yang benar yaitu

berbaring kaki menapak di bad, kedua tangan memegang

kedua lipatan lutut dan pernafasan dalam yaitu

menghirup panjang dari hidung dan dihembuskan dari

mulut.

Evaluasi :

Tanggal : 17 Desember 2018 Pukul : 10.30 WIB

a. Ibu sudah mengetahui bahwa pembukaannya 7 cm.

b. Ibu sudah diberi support dan dukungan.

c. Keluarga bersedia memberikan nutrisi pada ibu.

d. Telah dilakukan observasi dengan hasil.

No. Pukul KU VT TD S R N His DJJ


1. 10.30 Baik 7 cm 110/70 36 20 80 3x40 141
detik
2. 11.00 19 80 3x40 140
detik
3. 11.30 Baik KK 10 cm 110/80 36 20 80 4x45 142
(-) spontan detik
jernih
214

e. Ibu sudah paham dengan posisi persalinan dan pernafasan dalam.


215

DATA PERKEMBANGAN II

KALA II

Tanggal : 17 Desember 2018 Pukul : 11.35 WIB

Subjektif :

1. Ibu mengatakan cemas karena perutnya kenceng-kenceng lebih sering dan lebih

kuat.

2. Ibu mengatakan semakin nyeri pinggang, sudah tidak bisa menahannya lagi

seperti ingin meneran dan ingin BAB.

Objektif :

1. KU : Baik

2. TTV

TD : 110/80 mmHg S : 36 °C

N : 82 x/menit R : 20 x/menit

3. Kontraksi : His 5x45 detik

4. DJJ : Positif, frekuensi 141 x/menit

5. Vaginal Toucher

a. Vulva/Vagina : Tidak ada varices, tidak oedema

b. Serviks : Porsio tipis

c. Pembukaan : 10 cm

d. KK : Pecah jernih

e. Sutura : Penyusupan 0
216

f. UUK : Jam 12

g. Presentasi : Belakang kepala

6. Perinium tampak menonjol, vulva dan sfingter ani membuka.

Analisa Data :

Ny. A G2 P1 A0 umur 28 tahun, hamil 40+1 minggu, janin tunggal hidup intra

uteri, letak memanjang, punggung kanan, presentasi belakang kepala, kepala

masuk panggul 0/5 bagian, inpartu kala II.

Pelaksanaan :

Tanggal : 17 Desember 2018 Pukul : 11.40 WIB

1. Mengenali gejala dan tanda kala dua :

Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala dua :

a. Ibu merasa ada dorongan kuat untuk meneran.

b. Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan vagina. c.

Perineum tampak menonjol.

d. Vulva dan sfingter ani membuka.

2. Menyiapkan pertolongan persalinan :

Memastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk

menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir.

Untuk asuhan bayi baru lahir menyiapkan :

a. Tempat datar, rata, bersih, kering dan hangat.

b. 3 handuk/kain bersih dan kering.


217

c. Alat penghisap lendir.

d. Lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi.

Untuk ibu menyiapkan :

a. Menggelar kain di atas perut ibu.

b. Menyiapkan oksitosin 10 UI dan metergin.

c. Alat suntik steril sekali pakai di dalam partus set.

1) Memakai clemek plastik.

2) Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan

dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian mengeringkan tangan

dengan handuk kering.

3) Memakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk

pemeriksaan dalam yaitu pada tangan kanan.

4) Memasukkan oksitosin ke dalam tabung suntik.

3. Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik yaitu dengan cara:

a. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya depan ke belakang

menggunakan kasa yang dibasahi air DTT.

b. Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan lengkap.

c. Mendekontaminasi sarung tangan. Menutup kembali partus set.

d. Memeriksa DJJ setelah kontrasi uterus mereda untuk memastikan DDJ

masih dalam batas normal 141 x/menit, kontraksi 40 detik.

Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ, semua temuan

pemeriksaan dan asuhan yang diberikan ke dalam partograf.

4. Menyiapkan ibu untuk proses meneran :


218

a. Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin cukup

baik.

b. Melaksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ingin meneran :

1) Membimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif.

2) Mendukung dan memberi semangat pada saat meneran.

3) Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya.

4) Menganjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi.

5) Memberikan cukup asupan cairan (minum).

6) Menilai DDJ setiap kontraksi uterus selesai.

c. Menganjurkan ibu untuk mengambil posisi yang nyaman jika ibu belum

merasa ada dorongan untuk meneran.

5. Mempersiapkan untuk melahirkan bayi :

a. Meletakkan handuk bersih di perut bawah ibu.

b. Meletakkan kain bersih sebagai alas bokong ibu.

c. Membuka tutup partus set dan memeriksa kembali kelengkapan peralatan

dan bahan.

d. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.

6. Menolong untuk melahirkan bayi.

a. Kepala bayi tampak dengan diameter 5-6 cm membuka vulva lalu

melindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih

dan kering, tanggan yang lain menahan belakang kepala bayi untuk meneran

secara efektif.
219

b. Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat (tidak ada lilitan tali

pusat).

c. Menunggu putaran paksi luar yang berlangsung secara spontan setelah

kepala lahir.

d. (Setelah putaran paksi luar selesai), memegang kepala bayi secara

biparental. Ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut menggerakkan

kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus

pubis dan kemudian menggerakkan kepala ke arah atas dan distal untuk

melahirkan bahu belakang.

e. Setelah kedua bahu lahir, satu tangan menyangga kepala dan bahu belakang,

tangan yang lain menelusuri dan memegang lengan dan siku bayi sebelah

atas.

f. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke

punggung, bokong, tungkai dan kaki. Memegang kedua mata kaki.

7. Asuhan bayi baru lahir.

a. Melakukan penilaian sepintas :

1) Bayi cukup bulan.

2) Bayi menangis kuat.

3) Bayi bergerak dengan aktif

b. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya

kecuali telapak tangan tanpa membersihkan verniks. Mengganti handuk

basah dengan handuk yang mering. Melakukan IMD


220

8. Mengobservasi TFU : setinggi pusat, Kontraksi : Keras, PPV : Darah

bercampur lendir ± 120 cc.

Evaluasi :

Tanggal : 17 Desember 2018 Pukul : 11.56 WIB

1. Pukul 11.55 WIB : Bayi lahir sepontan jenis kelamin perempuan, cukup bulan

40+1 minggu, menangis kuat, gerakan aktif dan warna kulit

kemerahan. Bayi sudah dalam keadaan Inisiasi Menyusui

Dini (IMD) diatas dada ibu dan puting susu menonjol,

kolostrum sudah keluar.

2. Vulva vagina : Terlihat tali pusat di depan vulva vagina dengan terpasang

klem.

3. TFU : Setingi pusat.

4. Kontraksi : Keras

5. PPV : ± 120 cc
221

DATA PERKEMBANGAN III

KALA III

Tanggal : 17 Desember 2018 Pukul : 11.56 WIB

Subjektif :

1. Ibu mengatakan senang karena bayinya sudah lahir.

2. Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules.

Objektif :

1. Pukul 11.55 WIB Bayi lahir normal, cukup bulan 40+1 minggu, menangis kuat,

gerakan aktif.

2. Vulva vagina : terlihat tali pusat di depan vagina dengan terpasang klem.

3. TFU : Setinggi pusat.

4. Kontraksi : Keras

5. PPV : ± 120 cc

Analisa Data :

Ny. A G2 P1 A0 umur 28 tahun inpartu kala III

Pelaksanaan :

Tanggal : 17 Desember 2018 Pukul : 11.57 WIB

1. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi yang lahir dan

bukan kehamilan ganda.


222

2. Memberitahu ibu bahwa akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi

dengan baik.

3. Menyuntikkan oksitosin 10 UI secara IM di 1/3 distal lateral paha luar ibu.

4. Menjepit tali pusat dengan klem kira-kira 2-3 cm dari pusat bayi.

Menggunakan jari telunjuk dan jari tengah, tanggan yang lain untuk

mendorong isi tali pusat ke arah ibu, mengklem tali pusat sekitar 2 cm distal

dari klem pertama. Memotong dan mengikat tali pusat.

5. Memposisikan bayi tengkurap di dada ibu untuk melakukan IMD.

6. Memindahkan klem pada tali pusat hingga jarak 5-10 cm dari vulva.

Meletakkan satu tangan di atas kain pada perut bagian bawah untuk

mendeteksi kontraksi. Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat

dan tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang atas secara hati-hati.

7. Melihat tanda-tanda pelepasan plasenta, dengan 1 tangan kiri di atas perut ibu

melakukan dorso kranial, dan tangan kanan memegang tali pusat sejajar

dengan lantai, melihat adanya semburan darah, tali pusat bertambah panjang.

8. Memindahkan klem 5 cm didekat vulva. Melanjutkan dorongan ke arah

cranial hingga plasenta dapat dilahirkan. Saat plasenta muncul, lahirkan

plasenta menggunakan dua tangan. Memegang dan memutar plasenta hingga

selaput ketuban terpilin.

9. Melakukan massase uterus, meletakkan telapak tangan di fundus dan

melakukan massase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus

berkontraksi.

10. Menilai pengeluaran pervagina (perdarahan).


223

a. Memeriksa kedua sisi plasenta, memastikan plasenta telah dilahirkan

lengkap. Masukkan plasenta dalam tempat plasenta.

b. Mengevaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Terdapat

laserasi derajat 2 yaitu di mukosa vagina, komisura posterior, kulit

perineum, otot perineum dan ada perdarahan dari laserasi tersebut.

11. Mengobservasi TFU : 3 Jari dibawah pusat, Kontraksi : keras, pengeluaran

pervagina : ± 110 cc

Evaluasi :

Tanggal : 17 Desember 2018 Pukul : 12.07 WIB

1. Pukul 12.05 WIB : Plasenta lahir lengkap dengan Kotiledon : 20, Panjang tali

pusat : 47 cm, Selaput ketuban : Utuh.

2. Ibu merasakan lelah dan perut terasa mulas.

3. Vulva vagina : Laserasi derajat 2.

4. TFU : 3 jari dibawah pusat.

5. Kontraksi : Keras

6. PPV : ± 110 cc
224

DATA PERKEMBANGAN IV

KALA IV

Tanggal : 17 Desember 2018 Pukul : 12.10 WIB

Subjektif :

1. Ibu mengatakan senang karena bayi dan ari – ari sudah lahir

2. Ibu mengatakan lelah dan khawatir perutnya masih terasa mules

Objektif :

1. Pukul 12.05 WIB : Plasenta lahir lengkap spontan dengan Kotiledon : 20,

Panjang tali pusat : 47 cm, Selaput ketuban : Utuh.

2. TFU : 3 jari dibawah pusat.

3. Puting susu : Menonjol dan kolostrum sudah keluar.

4. Kontraksi : Keras

5. PPV : ± 100 cc

6. Vulva vagina : Laserasi derajat 2

Analisa Data :

Ny. A P2 A0 umur 28 tahun inpartu kala IV

Pelaksanaan :

Tanggal : 17 Desember 2018 Pukul : 12.15 WIB

1. Asuhan pasca persalinan.


225

a. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik.

b. Memastikan kandung kemih kosong

c. Mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan

klorin. Bilas dengan air kemudian keringkan.

d. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan massase uterus dan menilai

kontraksi yaitu dengan meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan

massase dengan gerakan melingkar dengan lembut.

e. Memeriksa nadi ibu. Dan memastikan keadaan umum ibu baik.

f. Mengevaluasi jumlah kehilangan darah.

g. Memantau keadaan bayi dan memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik.

h. Menempatkan semua peralatan dalam larutan klorin 0,5%.

i. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ketempat sampah yang sesuai.

j. Membersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan menggunakan

air DTT.

k. Memastikan ibu merasa nyaman. Membantu ibu memberikan ASI pada

bayinya. Dan menganjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan

makanan yang di inginkan.

l. Mendekontaminasikan tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%.

m. Mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan

klorin 0,5%, melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik.

n. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian mengeringkan

tanggan dengan handuk kering.

2. Melakukan pemantauan kala IV setiap 15 menit setelah plasenta lahir.


226

3. Melengkapi partograf dan melanjutkan pemantauan kala IV.

4. Memberikan ibu nutrisi dan menganjurkan ibu untuk makan dan minum.

5. Memberikan Vit A dengan dosis I 200.000 IU

6. Memberikan terapi obat berupa :

a. Amoxillin sebanyak 1 tablet sesudah makan.

b. Asam mafenamat sebanyak 1 tablet sesudah makan.

c. Tablet Fe sebanyak 1 tablet sesudah makan.

Evaluasi :

Tanggal : 17 Desember 2018 Pukul : 14.10 WIB

1. Ibu sudah dibersihkan dan merasa nyaman dan telah dilakukan dekontaminasi

tempat persalinan.

2. Partograf sudah dilengkapi.

3. Hasil Pemantauan kala IV

Jam Waktu TTD Nadi Suhu TFU Kontraksi Kandung PPV

ke (mmHg) (x/m) (0C) (cm) Uterus kemih (cc)

1 12.20 110/80 80 36 3 jari Keras Kosong 90

dbwh pst

12.35 110/80 83 3 jari Keras Kosong 90

dbwh pst

12.50 110/80 80 3 jari Keras Kosong 80

dbwh pst

13.05 110/70 80 3 jari Keras Kosong 70


227

dbwh pst

2 13.20 110/80 80 36.2 3 jari Keras Kosong 60

dbwh pst

13.50 110/80 80 3 jari Keras Kosong 50

dbwh pst

4. Ibu telah diberi nutrisi

5. Ibu telah meminum Vit A dengan dosis I 200.000 IU dan untuk dosis yang

kedua diminum 24 jam stekah peminuman dosis yang pertama

6. Ibu telah minum terapi obat berupa

a. Amoxillin 3x1 500 mg sebanyak 1 tablet sesudah makan

b. Asam mafenamat 3x1 500 mg sebanyak 1 tablet sesudah makan.

c. Tablet Fe 1x1 60 mg sebanyak 1 tablet sesudah makan.


228

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL

PADA BY.NY.A UMUR 1 JAM DI BPM HJ. KASIJATI Amd. Keb

Ruang : Bersalin

Tanggal Masuk : 17 Desember 2018

No Register :-

1. ANAMNESA (DATA SUBJEKTIF)

Tanggal : 17 Desember 2018 Pukul : 12.55 WIB

Dari Ibu

a. Ibu mengatakan bayinya bernama By.Ny.A

b. Ibu mengatakan bayinya lahir tadi siang pukul 11.55 WIB.

c. Ibu mengatakan bayinya berjenis kelamin perempuan.

d. Ibu mengatakan bayinya lahir normal dan sehat, tidak ada kelainan.

e. Ibu mengatakan bayinya lahir dalam usia kehamilan 40+1 minggu.

2. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBJEKTIF)

Tanggal : 17 Desember 2018 Pukul : 13.00 WIB

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. Pemeriksaan fisik bayi

1) Pemeriksaan umum

a) Suhu : 37 0C
229

b) Pernafasan : 45 x/menit

c) Nadi : 130 x/menit 2) Pemeriksaan fisik sistematis

a) Kepala : Simetris, tidak ada benjolan

b) Ubun ubun : Menyatu

c) Muka : Tidak oedema

d) Mata : Simetris, Conjungtiva merah muda

e) Telinga : Simetris, tidak ada serumen

f) Mulut : Bersih

g) Hidung : Tidak ada benjolan, tidak ada sekret

h) Leher : Tidak ada benjolan

i) Dada : Tidak ada retraksi dada

j) Perut : Tidak ada benjolan

k) Tali pusat : Tidak berdarah, terbungkus kassa

l) Punggung : Tidak ada benjolan m)Ekstremitas : Simetris kanan kiri,

jari-jari lengkap

n) Genetalia : Labia mayora menutupi labia minora

o) Anus : Berlubang

d. Reflek

1) Reflek Moro : Positif, bayi terkejut saat dikagetkan.

2) Reflek Rooting : Positif, bayi mengikuti arah sentuhan dipipi

3) Reflek Sucking : Positif, bayi dapat menghisap puting susu.

4) Reflek Grasping : Positif, bayi dapat menggenggam.

5) Reflek Babinski : Positif, kaki bayi berkerut saat di gelitik.


230

6) Reflek Tonic neck : Positif, bayi akan memanjangkan lengan

ketika bayi menengok.

e. Antropometri

1) Lingkar kepala : 34 cm

2) Lingkar Dada : 35 cm

3) Berat badan : 3600 gram

4) Panjang badan : 50 cm

f. Eliminasi

1) Urine : Positif, berwarna kuning, keluar pukul 11.55 WIB.

2) Mekonium : Positif, berwarna coklat kehitaman keluar pukul 12.00

WIB

3. ANALISA DATA

Tanggal : 17 Desember 2018 Pukul : 13.15 WIB

Bayi Ny. A umur 1 Jam, Cukup bulan 40+1 minggu, menangis kuat, gerakan

aktif, bayi baru lahir Normal.

4. PELAKSANAAN

Tanggal : 17 Desember 2018 Pukul : 13.20 WIB

a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bayinya baik dan normal, suhu : 37 0C,

pernafasan : 45 x/menit, nadi : 130 x/menit, lingkar kepala : 34 cm, lingkar

dada : 35 cm, berat badan : 3600 gram, panjang badan : 50 cm.


231

b. Memberitahu ibu bahwa bayinya akan disuntik Vit K1, yang diberikan

setelah bayi lahir dan merupakan peranan penting untuk membantu tidak

terjadinya pembekuan darah dan mencegah perdarahan yang berlebihan.

c. Menyuntik bayi vit K1 di paha kiri dengan dosis 0,5 ml.

d. Memberikan bayi salep mata Eritromisi 0,5 % dengan cara mengoleskan

salep mata dari garis dalam menuju luar.

f. Menjaga kehangatan bayi dengan cara membedong bayi dan menempatkan

bayi ditempat yang hangat.

g. Memberitahu ibu bahwa bayinya akan dimandikan besuk pagi tanggal 18

Desember 2018 pukul 08.00 WIB yang berguna untuk mencegah

hipotermi/kedinginan pada bayi.

h.Memberitahu ibu pukul 14.20 WIB bayinya akan disuntik imunisasi Hb 0

dengan dosis 0,5 ml secara Intramuscular (IM) di paha kanan bayi, yang

diberikan 1 jam setelah penyuntikan vit K1, di paha kanan yang berguna

untuk mencegah penyakit Hepatitis B.

i. Mendokumentasikan hasil tindakan yang dilakukan.

5. EVALUASI

Tanggal : 17 Desember 2018 Pukul : 15.20 WIB

a. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan bayinya.

b. Ibu sudah mengetahui bahwa bayinya akan disuntik Vit K1.

c. Bayi sudah disuntik Vit K1.

d. Bayi sudah diberi salep mata.


232

e. Bayi sudah dijaga kehangatannya.

f. Ibu sudah mengetahui bahwa bayinya akan dimandikan besuk pagi.

g. Ibu sudah mengetahui bahwa bayinya akan disuntik imunisasi Hb 0 dan bayi

sudah disuntik imunisasi Hb 0.

h. Hasil tindakan sudah didokumentasikan.


233

DATA PERKEMBANGAN BAYI BARU LAHIR NORMAL

KUNJUNGAN KE I PADA BY.NY.A UMUR 20 JAM DI

BPM HJ. KASIJATI Amd. Keb

Ruang : Nifas

Tanggal : 18 Desember 2018

Pukul : 08.00 WIB

1. Data Subjektif :

Dari Ibu

a. Ibu mengatakan bayinya sehat.

b. Ibu mengatakan bayinya belum dimandikan.

c. Ibu mengatakan bayinya minum ASI dengan kuat.

2. Data Objektif :

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. Suhu : 37 0C

d. Pernafasan : 45 x/menit

e. Nadi : 130 x/menit

f. BB : 3600 gram
234

3. Analisa Data :

Bayi Ny. A umur 20 jam bayi baru lahir normal

4. Pelaksanaan :

Tanggal : 18 Desember 2018 Pukul : 08.20 WIB

a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bayinya baik dan normal suhu : 37 0C,

pernafasan : 45 x/menit, nadi : 130 x/menit.

b. Memberitahu ibu bahawa bayinya akan dimandikan.

c. Memandikan bayi dengan cara :

1) Menyiapkan ember berisi air hangat dan peralatan mandi seperti

handuk, sabun bayi, waslaf, pakaian bayi, topi bayi, dan minyak.

2) Membuka bedong dan pakaian bayi.

3) Membasahai seluruh tubuh bayi mulai dari kepala sampai kaki dengan

air hangat menggunakan waslaf.

4) Memberi sabun pada tubuh bayi.

5) Masukkan bayi dalam ember yang berisi air hangat, bilas sabun yang

berada di tubuh bayi mulai dari kepala sampai kaki.

6) Mengeringkan bayi kembali, memberikan minyak pada tubuh bayi, dan

memakaikan bayi baju dan topi

7) Menjaga kehangatan bayi dengan cara membedong bayi.

d. Melakukan perawatan tali pusat dengan kasa steril.

e. Mendokumentasikan hasil tindakan.


235

5. Evaluasi :

Tanggal : 18 Desember 2018 Pukul : 08.55 WIB

a. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan bayinya.

b. Ibu sudah mengetahui bahwa bayinya akan dimandikan.

c. Bayi sudah dimandikan.

d. Telah dilakukan perawatan tali pusat.

e. Hasil tindakan sudah didokumentasikan.


236

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL

KUNJUNGAN KE II PADA BY.NY.A UMUR 3 HARI

DI BPM HJ. KASIJATI Amd. Keb

Ruang : Nifas

Tanggal Masuk : 19 Desember 2018

No Register :-

1. Data Subjektif

Tanggal : 19 Desember 2018 Pukul : 08.00 WIB

Dari Ibu

a. Ibu mengatakan bayinya sehat tidak ada keluhan apapun.

b. Ibu mengatakan bayinya mau menyusu.

c. Ibu mengatakan bayinya sehari buang air kecil 6 kali dan buang air besar 2

kali.

2. Data Objektif

Tanggal : 19 Desember 2018 Pukul : 08.05 WIB

a. Keadaan Umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. Nadi : 120 x/menit

d. Respirasi : 40 x/menit

e. Suhu : 36,8 0C

f. BB : 3600 gram
237

3. Analisa data

Bayi Ny. A umur 3 hari, bayi baru lahir Normal.

4. Pelaksananaan

Tanggal : 19 Desember 2018 Pukul : 08.10 WIB

a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bayinya baik dan normal, denyut

jantung : 120 x/menit, respirasi : 40 x/menit, suhu : 36,8 0C, BB sekarang :

3600 gram, personal sosial, bahasa dan motorik kasar bayi normal.

b. Memberitahu ibu bahwa ibu dan bayinya hari ini boleh pulang. dan bayinya

kontrol 1 minggu lagi.

c. Menjelaskan pada ibu perawatan bayi sehari – hari yaitu :

1) Menjaga kehangatan bayi dengan mengganti pakaian bayi jika basah,

dan membedong bayi pada malam hari.

2) Menjaga kebersihan bayi dengan memandikan bayi sehari 2 kali dan

membersihkan daerah genetalia bayi sesudah buang air kecil atau buang

air besar.

3) Perawatan tali pusat dengan menjaga tali pusat tetap kering, mengganti

kassa pada tali pusat bayi tanpa ditambahi cairan apapun pada tali pusat

bayi.

4) Memberikan bayi ASI secara on dmand atau sesuai permintaan bayi,

maupun memberikan bayi ASI maksimal 2 jam sekali.


238

d. Menjelaskan pada ibu tentang ASI Eksklusif yaitu ASI yang diberikan pada

bayi selama 6 bulan tanpa tambahan makanan maupun minuman apapun,

yang berguna untuk nutrisi bayi, meningkatkan kecerdasan bayi

e. Menganjurkan ibu untuk menyusukan ASInya secara bergantian yaitu jika

pertama menyusukan kanan selanjutnya kiri dan seterusnya.

f. Menganjurkan ibu untuk menyusui dengan posisi duduk bersandar dengan

kaki menapak di lantai.

g. Mendokumentasikan hasil tindakan.

5. Evaluasi

Tanggal : 19 Desember 2018 Pukul : 08.20 WIB

a. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan bayinya.

b. Ibu sudah mengetahui bahwa bayinya hari ini diperbolehkan pulang dan

kontrol 1 minggu lagi.

c. Ibu sudah paham dengan perawatan bayi sehari-hari.

d. Ibu sudah mengetahui tentang ASI Eksklusif.

e. Ibu bersedia menyusukan bayinya secara bergantian.

f. Ibu bersedia menyusui dengan posisi duduk.

g. Hasil tindakan sudah didokumentasikan.


239

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL

KUNJUNGAN RUMAH KE III PADA BY.NY.A UMUR

17 HARI DI BPM HJ. KASIJATI Amd. Keb

Ruang : Rumah Ny. A

Tanggal Masuk : 03 Januari 2019

No Register :-

1. ANAMNESA (DATA SUBJEKTIF)

Tanggal : 03 Januari 2018 Pukul : 11.00 WIB

Dari Ibu

a. Ibu mengatakan bayinya sehat tidak ada keluhan apapun.

b. Ibu mengatakan bayinya menyusu sangat kuat.

c. Ibu mengatakan bayinya sudah ditindik.

d. Ibu megatakan bayinya bergerak sangat aktif.

e. Ibu mengatakan bayinya sehari buang air kecil 6 kali, dan buang air besar 3

kali warna kekuningan berbiji.

f. Ibu mengatakan bayinya tampak puas setelah minum ASI.

2. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBJEKTIF)

Tanggal : 03 Januari 2018 Pukul : 11.05 WIB

a. Keadaan Umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. Nadi : 110 x/menit


240

d. Respirasi : 39 x/menit

e. Suhu : 36,8 0C

f. BB sekarang : 3700 gram

g. Pemeriksaan Sistematis : Normal, tidak ada kelainan

h. Personal sosial : Bayi dapat menatap muka

i. Bahasa : Bayi dapat bersuara, reaksi terhadap suara

j. Motorik kasar : Bayi berusaha mencoba mengangkat kepala, dan

gerakan bayi seimbang sangat aktif.

3. ANALISA DATA

Tanggal : 03 Januari 2018 Pukul : 11.15 WIB

Bayi Ny. R umur 17 hari, bayi baru lahir Normal.

4. PELAKSANAAN

Tanggal : 03 Januari 2018 Pukul : 11.20 WIB

a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bayinya baik dan normal, nadi : 110

x/menit, respirasi : 39 x/menit, suhu : 36,8 0C, BB sekarang : 4000 gram,

personal sosial, bahasa dan motorik kasar bayi normal.

b. Memberitahu ibu kondisi BAB bayinya yang berwarna kekuningan berbiji

menandakan bahwa bayinya mendapatkan kecukupan nutrisi. Menganjurkan

ibu tetap memberikan ASI Eksklusif secara on demand.

c. Menganjurkan ibu tetap menjaga kehangatan bayi dengan mengganti pakaian

jika basah dan membersihkan genetalia sehabis bayi BAK atau BAB. Dan
241

menganjurkan ibu tetap memberikan kenyamanan pada bayinya yaitu tidur di

atas tempat tidur yang beralaskan kasur yang hangat.

d. Memberitahu ibu jadwal imunisasi bayinya saat usia 1 bulan, yaitu imunisasi

BCG dan polio 1, dapat dilakukan di Bidan atau Puskesmas.

e. Mendokumentasikan hasil tindakan.

5. EVALUASI

Tanggal : 03 Januari 2018 Pukul : 11.25 WIB

a. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan bayinya.

b. Ibu sudah mengetahui tentang kondisi BAB bayinya

c. Ibu bersedia tetap menjaga kehangatan dan kebersihan bayinya.

d. Ibu sudah mengetahui jadwal imunisasi bayinya.

e. Hasil tindakan sudah didokumentasikan


242

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS NORMAL PADA NY. A

UMUR 28 TAHUN P2 A0 2 JAM POST PARTUM

DI BPM HJ. KASIJATI Amd. Keb

Ruang : Bersalin

Tanggal Masuk : 17 Desember 2018

No Register :-

1. ANAMNESA (DATA SUBJEKTIF)

Tanggal : 17 Desember 2018 Pukul : 14.15 WIB

a. Ibu mengatakan 2 jam yang lalu telah melahirkan bayinya normal.

b. Ibu mengatakan sangat senang dengan kelahiran bayinya.

c. Ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas.

2. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBJEKTIF)

Tanggal : 17 Desember 2018 Pukul : 14.20 WIB

a. Keadaan Umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. TTV

TD : 110/80 mmHg N : 82 x/menit

R : 21 x/menit S : 36,6 0C

d. Pemeriksaan Sistematis

1) Muka : Tidak oedema

2) Mata : Tidak oedema, conjungtiva merah muda, sklera Putih.


243

3) Hidung : Simetris, tidak ada sekret

4) Telinga : Simetris, tidak ada serumen

5) Dada dan Axilla

a) Mammae : Simetris, tidak ada benjolan maupun nyeri tekan, putting susu

menonjol, kolostrum sudah keluar di kedua payudara

b) Axilla : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan

6) Ekstremitas

a) Atas : Normal, tidak oedema

b) Bawah : Tidak ada varices, tidak oedema

e. Pemeriksaan Khusus Obstetri

1) Abdomen : Pembesaran perut normal, linea nigr, strie albican, kontraksi

keras, TFU 3 jari dibawah pusat.

2) Anogenital : Lochea rubra, perdarahan 30 cc.

3. ANALISA DATA

Tanggal : 17 Desember 2018 Pukul : 14.30 WIB

Ny. R P2 A0 umur 25 tahun 2 jam post partum normal.

4. PELAKSANAN

Tanggal : 17 Desember 2018 Pukul : 14.35 WIB

a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaannya baik dan normal, TD : 110/80

mmHg, nadi : 82 x/menit, respirasi : 21 x/menit , suhu : 36,6 0C.


244

b. Memberitahu ibu rasa mulas dari perut adalah akibat, rahim yang berubah ke

bentuk seperti semula, dan hal tersebut normal.

c. Menganjurkan ibu untuk ganti pembalut jika selesai BAK atau

BAB,menganjurkan ibu untuk istirahat ketika bayinya tertidur, dan

menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini dengan berjalan-jalan disekitar

tempat tidur.

d. Mendokumentasikan hasil tindakan.

5. EVALUASI

Tanggal : 17 Desember 2018 Pukul : 14.45 WIB

a. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya.

b. Ibu sudah mengetahui akibat rasa mulasnya.

c. Ibu bersedia dengan anjuran bidan.

d. Hasil tindakan sudah didokumntasikan.


245

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS NORMAL KUNJUNGAN KE I

PADA NY. A UMUR 28 TAHUN P2 A0 POST PARTUM

HARI KE 8 DI BPM HJ. KASIJATI Amd. Keb

Ruang : Periksa

Tanggal Masuk : 25 Desember 2018

No Register :-

1. ANAMNESA (DATA SUBJEKTIF)

Tanggal : 25 Desember 2018 Pukul : 13.00 WIB

a. Keluhan : Ibu mengatakan tidak ada keluhan apapun.

b. Riwayat Persalinan Ini

1) Tempat Persalinan : Ibu mengatakan melahirkan di Bidan Praktek Mandiri

Hj. Kasijati Amd. Keb

2) Penolong : Ibu mengatakan ditolong oleh bidan

3) Tgl/Jam Persalinan : Ibu mengatakan tanggal 17 Desember 2018 Pukul

11.55 WIB umur kehamilan 40+1 Minggu.

4) Jenis Persalinan : Ibu mengatakan melahirkan secara spontan.

5) Tindakan Lain : Ibu mengatakan tidak ada tindakan apapun.

6) Komplikasi : Ibu mengatakan tidak ada komplikasi.

7) Perenium

(1) Ruptur/tidak : Ruptur derajat II

(2) Dijahit/tidak : Dijahit dalam 3 luar 4


246

c. Pola Kebiasaan Saat Nifas

1) Nutrisi : Ibu mengatakan tidak ada diet makanan dan pola makannya

meningkat.

2) Eliminasi : Ibu mengatakan sehari BAB 1 kali lembek berwarna kuning,

dan BAK sehari 7 kali warna kuning.

3) Istirahat/ tidur : Ibu mengatakan sering terbangun saat malam hari, dan ibu

mengatakan tidur jika bayinya tidur.

4) Personal Hygine : Ibu mengatakan sehari mandi 2 kali, dan ganti baju jika

basah.

5) Keadaan Psikologis : Ibu mengatakan sangat senang mengurus bayinya,

dan keluarganya banyak yang membantu mengurus serta sangat memberi

dukungan.

d. Data Pengetahuan

1) Membersihkan vulva : Ibu mengatakan sehari ganti pembalut 2 kali dan

mengeringkan perineum setah BAK/BAB.

2) Perawatan payudara : Ibu sering membersihkan payudaranya dengan

menggunakan kassa yang diberi air hangat setelah menyusui bayinya.

3) Mobilisasi/senam : Ibu mengatakan setiap pagi berjalan – jalan disekitar

rumah.

4) Zat besi : Ibu mengatakan rutin minum tablet tambah darah sehari 1 kali

sebelum tidur malam.

5) Vitamin A ibu nifas : Ibu mengatakan setelah melahirkan sudah minum

vitamin A dan 24 Jam setelah melahirkan sudah minum vitamin A lagi.


247

6) Gizi ibu menyusui : Ibu mengatakan setelah melahirkan tidak ada pantang

makanan apapun, ibu banyak mengkonsumsi sayuran berdaun hijau, dan

minum banyak setelah menyusui.

7) ASI : Ibu mengatakan memberikan bayinya minum dengan ASI saja sesuai

permintaan bayinya tanpa tambahan makanan maupun minuman apapun

dan akan memberikan ASI saja sampai usia bayinya 6 bulan.

8) Teknik menyusui : Ibu mengatakan posisi menyusui bayinya dengan posisi

duduk bersandar.

9) Tanda bahaya nifas : Ibu mengatakan tidak mengetahui macam – macam

tanda bahaya masa nifas.

2. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBJEKTIF)

Tanggal : 25 Desember 2018 Pukul : 13.10 WIB

a. Status generalis

1) Keadaan Umum : Baik

2) Kesadaran : Composmentis

3) TTV

TD : 110/80 mmHg N : 82 x/menit

R : 21 x/menit S : 36,6 0C

4) BB sekarang : 55 kg

b. Pemeriksaan Sistematis

1) Kepala

a) Rambut : Bersih, hitam, lurus, tidak rontok


248

b) Muka : Tidak oedema

c) Mata

Oedema : Tidak oedema

Conjungtiva : Merah muda

Sklera : Putih

d) Hidung : Simetris, tidak ada sekret

e) Telinga : Simetris, tidak ada serumen

f) Mulut/gigi/gusi : Bersih, tidak ada gigi berlubang, tidak ada

pembengkakan pada gusi

2) Leher

a) Kelenjar gondok : Tidak ada pembesaran kelenjar gondok

b) Tumor : Tidak ada benjolan

c) Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe

3) Dada dan Axilla

a) Mammae

Pembengkakan : Tidak oedema

Tumor : Tidak ada benjolan maupun nyeri tekan

Simetris : Simetris

Areola : Hiperpigmentasi

Putting susu : Menonjol

Kolostrum/ASI : Sudah keluar

b) Axilla

Benjolan : Tidak ada benjolan


249

Nyeri : Tidak ada nyeri tekan

4) Ekstremitas

a) Atas : Normal, tidak oedema

b) Bawah

Varices : Tidak ada

Oedema : Tidak ada Betis : Tidak ada kemerahan, tidak keras

Human Sign : Negatif

c. Pemeriksaan Khusus Obstetri

1) Abdomen

a) Inspeksi

Pembesaran Perut : Normal Linea alba/nigra : Linea alba

Strie Albican/Livide : Tidak ada

Kelainan : Tidak ada

b) Palpasi

Kontraksi : Keras

TFU : Pertengahan pusat dan simfisis

Kandung Kemih : Kosong

2) Anogenital

a) Vulva Vagina

Varices : Tidak ada

Kemerahan : Tidak ada

Nyeri : Tidak ada

Lochea : Serosa
250

b) Perenium

Keadaan Luka : Luka belum kering

Bengkak/kemerahan : Tidak ada kemerahan

c) Anus

Haemorhoid : Tidak ada

Lain lain : Tidak ada

3. ANALISIS DATA

Tanggal : 25 Desember 2018 Pukul : 13.25 WIB Ny. A

P2 A0 umur 28 tahun post partum hari ke 8 normal.

4. PELAKSANAAN

Tanggal : 25 Desember 2018 Pukul : 13.30 WIB

a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaannya baik dan normal.

b. Memberitahu ibu bahwa pola nutrisi ibu sudah baik, dan menganjurkan ibu

untuk tetap meningkatkan pola makan supaya produksi ASI semakin banyak.

c. Memberitahu ibu bahwa pengetahuan ibu menganai ASI sudah baik, dan

menganjurkan ibu tetap mempertahankan ASI Eksklusifnya untuk

melindungi bayi dari penyakit maupun bakteri berbahaya.

d. Menjelaskan pada ibu tentang tanda bahaya masa nifas meliputi :

1) Perdarahan vagina yang luar biasa atau tiba-tiba bertambah banyak (lebih

dari perdarahan haid biasa atau bila memerlukan penggantian pembalut 2

kali dalam setengah jam).


251

2) Pengeluaran pervaginam yang berbau busuk.

3) Rasa sakit di bagian bawah abdomen atau punggung.

4) Sakit kepala yang terus menerus, nyeri ulu hati, atau masalah penglihatan.

5) Pembengkakan di wajah atau di tangan.

6) Demam, muntah, rasa sakit sewaktu buang air kemih, atau jika tidak

merasa enak badan.

7) Payudara yang berubah menjadi merah, panas, atau terasa sakit.

8) Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama.

9) Rasa sakit / nyeri, kemerahan, panas, disertai dengan area yang keras

pada betis.

10) Perasaan yang sangat sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya

atau diri sendiri.

11) Perasaan sangat letih atau nafas terengah-engah.

(Prodi D3 Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2018.Tanda

Bahaya Masa Nifas. Surakarta)

e. Menganjurkan kepada ibu untuk segera menghubungi tenaga kesehatan yaitu

bidan atau dokter apabila mengalami salah satu dari tanda bahaya.

f. Memberitahu ibu bahwa ada kunjungan rumah tanggal 3 Januari 2019.

g. Mendokumentasikan hasil tindakan.

5. EVALUASI

Tanggal : 25 Desember 2018 Pukul : 12.40 WIB

a. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya baik dan normal


252

b. Ibu bersedia untuk meningkatkan pola nutrisinya.

c. Ibu bersedia untuk mempertahankan ASI Eksklusif.

d. Ibu sudah paham tentang tanda bahaya masa nifas.

e. Ibu bersedia untuk datang ke tenaga kesehatan jika menemukan tanda bahaya

masa nifas.

f. Ibu sudah mengetahui bahwa akan ada kunjungan rumah.

g. Hasil tindakan sudah didokumentasikan.


253

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS NORMAL KUNJUNGAN

RUMAH KE II PADA NY. A UMUR 28 TAHUN P2 A0

POST PARTUM HARI KE 17 BPM HJ. KASIJATI Amd. Keb

Ruang : Rumah Ny. A

Tanggal Masuk : 03 Januari 2019

No Register :-

1. ANAMNESA (DATA SUBJEKTIF)

Tanggal : 03 Januari 2019 Pukul : 10.30 WIB

a. Ibu mengatakan keadaannya saat ini sehat tidak sedang sakit apapun.

b. Ibu mengatakan jahitannya masih sedikit basah.

c. Ibu mengatakan ASInya keluar sangat lancar.

d. Ibu mengatakan bayinya menyusu sangat kuat.

2. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBJEKTIF)

Tanggal : 03 Januari 2019 Pukul : 10.35 WIB

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. TTV

TD : 110/70 mmHg S : 36,5 0C

N : 80 x/menit R : 20 x/menit
254

d. Perineum : Jahitan masih sedikit basah, tidak oedema, tidak ada

kemerahan

e. Laktasi : ASI matur

f. Lochea : Alba

g. TFU : Tidak teraba

3. ANALISA DATA

Tanggal: 03 Januari 2019 Pukul : 11.25 WIB

Ny. A P2 A0 umur 28 tahun post partum hari ke 17 normal.

4. PENATALAKSANAAN

Tanggal : 03 Januari 2019 Pukul : 11.30 WIB

a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaannya baik dan normal.

b. Memberikan ibu konseling tentang pentingnya gizi pada ibu nifas.

Gizi pada ibu nifas sangat penting untuk proses pemulihan ibu setelah

melahirkan dan untuk menyusui. Ibu juga harus mencukupi kebutuhan

nutrisinya dengan makan-makanan yang mengandung protein lebih banyak

seperti ikanlaut, daging ayam, daging sapi, telur dan sebagainya, agar luka

jahitannya cepat pulih. (SAP terlampir)

c. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan daerah genetaliannya

dengan cara ganti pembalut minimal 2 kali sehari, membasuh daerah

genetalia dengan air hangat atau air biasa setelah melakukan BAK/BAB dan

mengeringkannya dengan handuk bersih.


255

d. Menganjurkan ibu untuk tetap minum vitamin yang diberikan dari bidan

atau puskesmas.

e. Mendokumentasikan hasil tindakan.

5. EVALUASI Tanggal : 03 Januari 2019 Pukul : 11.40 WIB

a. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya baik dan normal.

b. Ibu sudah mengetahui pentingnya gizi pada ibu nifas.

c. Ibu bersedia untuk tetap menjaga kebersihan genetalianya.

d. Ibu bersedia untuk tetap minum vitamin yang diberikan dari bidan

e. Hasil tindakan sudah didokumentasikan.


256

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS NORMAL

KUNJUNGAN RUMAH KE III PADA NY. A UMUR 28 TAHUN

P2 A0 POST PARTUM HARI KE 18 DI BPM HJ. KASIJATI Amd. Keb

Ruang : Rumah Ny.A

Tanggal Masuk : 04 Januari 2019

No Register :-

1. ANAMNESA (DATA SUBJEKTIF)

Tanggal : 04 Januari 2019 Pukul : 08.00 WIB

a. Ibu mengatakan keadaannya saat ini sehat tidak sedang sakit apapun.

b. Ibu mengatakan tidak ada keluhan apapun.

c. Ibu mengatakan ASInya keluar sangat lancar.

d. Ibu mengatakan bayinya menyusu sangat kuat.

2. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBJEKTIF)

Tanggal : 04 Januari 2019 Pukul : 08.05 WIB

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. TTV

TD : 110/80 mmHg S : 36,2 0C

N : 82 x/menit R : 22 x/menit

d. Perenium : Tidak oedema, tidak ada kemerahan


257

e. Laktasi : ASI matur

f. Lochea : Alba

g. TFU : Tidak teraba

3. ANALISA DATA

Tanggal : 04 Januari 2019 Pukul : 08.10 WIB

Ny. A P2 A0 umur 28 tahun post partum hari ke 18 normal.

4. PENATALAKSANAAN

Tanggal : 04 Januari 2018 Pukul : 08.15 WIB

a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaannya baik dan normal.

b. Memberikan konseling pada ibu tentang macam-macam alat kontrasepsi

(SAP terlampir).

c. Menanyakan pada ibu alasan memilih alat kontrasepsi yang di pilihnya.

d. Menanyakan pada ibu apakah sudah benar-benar mantap menggunakan alat

kontrasepsi yang telah dipilihnya.

e. Menjelaskan kembali ibu mengenai metode kontrasepsi yang telah dipilih

yaitu :

1) Waktu yang tepat ibu untuk memasang IUD yaitu setelah 4 minggu

pascasalin karena sangat aman digunakan.

2) Tempat pemasangannya dapat dilakukan di puskesmas atau di bidan.

3) Tenaga kesehatan yang tepat untuk melakukan pemasangan IUD yaitu

bidan, maupun dokter spesialis.


258

4) IUD merupakan alat kontrasepsi yang dimasukkan dalam rahim untuk

menghambat kemampuan sperma masuk dalam tubafallopi.

5) Efek samping yang umum terjadi yaitu perubahan siklus haid, haid lebih

lama dan banyak, perdarahan, haid lebih sakit.

6) Waktu kontrol setelah pemasangan yaitu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 1

tahun sekali.

f. Mendokumentasikan hasil tindakan.

5. EVALUASI

Tanggal : 04 Januari 2019 Pukul : 08.25 WIB

a. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya baik dan normal.

b. Ibu telah diberikan konseling mengenai macam-macam alat kontrasepsi,

hasilnya ibu memilih menggunakan metode kontrasepsi IUD

c. Ibu memilih alat kontrasepsi IUD dikarenakan hasil kesepakatan dengan

suaminya, selain itu dikarenakan pengalaman menggunakan kontrasepsi

IUD sebelumnya.

d. Ibu mengatakan dirinya dan suami sudah mantap menggunakan alat

kontrasepsi IUD.

e. Hasil tindakan sudah didokumentasikan.


259

C. Pembahasan
Hasil dari Asuhan Kebidanan Komprehensif yang dilakukan penulis pada Ny.

A G2P1A0 umur 28 tahun dimulai dari umur kehamilan 35+6 minggu sampai

berakhirnya 6 minggu masa nifas, keluarga berencana dan asuhan bayi baru

lahir 0 sampai dengan 6 minggu, adalah sebagai berikut.

1. Kehamilan

a. Pengkajian

Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang

akurat dan lengkap dari berbagai sumber yang berkaitan dengan kondisi

klien. Identitas klien, Pengumpulan data dilakukan melalui anamnesis,

setelah data subjektif kita dapatkan, untuk melengkapi data kita dalam

menegakkan diagnosis, maka kita harus melakukan pengkajian data

objektif melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi

yang dilakukan secara berurutan. (Sulistyawati, 2009).

Pengkajian data subjektif dan objektif dilakukan mulai tanggal 15

November 2018 – 4 Januari 2019. Pengkajian ini dilakukan pada seorang

ibu hamil Ny. A umur 28 tahun, mulai pada usia 35+6 minggu. Dari hasil

pengkajian tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik. Hasil

pengkajian tidak menunjukkan bahwa terdapat beberapa masalah yang

dialami. Pada Ny. A sudah dilakukan pemeriksaan antenatal care yang

meliputi 10T. Profil kesehatan Indonesia (2010) pemeriksaan antenatal

10T meliputi timbang berat badan, dan tinggi badan, tekanan darah,

pengukuran LILA, pemeriksaan TFU, tentukan DJJ dan presentasi janin,


260

skrining imunisasi TT, pemberian tablet Fe, tes laboratorium, dan

tatalaksana kasus.

Kunjungan rumah pada Ny. A selama hamil dilaksanakan sebanyak

3 kali kunjungan pada trimester III dimulai dengan umur kehamilan 35+6

minggu dengan memberikan intervensi sesuai dengan kebutuhan ibu.

Pada usia kehamilan 35+6 keluhan konstipasi sesuai dengan pendapat

astuti (2012) bahwa konstipasi yang dialami ibu disebabkan karena

relaksasi pada usus halus sehingga penyerapan makanan menjadi lebih

maksimal. Relaksasi juga terjadi pada usus besar sehingga penyerapan air

menjadi lebih lama atau biasa juga karena efek dari terapi tablet zat

besi. Maka sesuai dengan keluhan yang dirasakan oleh Ny.A.

Penatalaksanaan sesuai dengan keluhan yaitu Tingkatkan intake

makanan yang berserat tinggi seperti sereal/roti dari gandum utuh, beras

merah, kacang-kacangan, sayuran segar setiap hari dan konsumsi buah

pepaya, semangka serta pisang, minumlah banyak air putih, minimal 8

gelas per hari dan minum satu gelas jus segar setiap hari, dan buang air

besar segera saat terasa ada dorongan. Serta memberikan pendidikan

kesehatan tanda bahaya kehamilan trimester III. Menurut Fandiar tahun

2013 dalam penelitian yang berjudul “Perilaku perawatan kehamilan pada

ibu hamil Trimester 3” berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukan

bahwa adanya hubungan pengetahuan tanda bahaya dengan perilaku

perawatan kehamilan pada ibu hamil trimester III. Pada kunjungan

rumah tanggal 22 November 2018 umur kehamilan 36+6 ibu sudah bisa
261

BAB lagi.dan ibu juga tidak ada keluhan memberikan pendidikan

kesehatan ketidaknyamanan kehamilan trimester III. Pada tanggal 07

Desember umur kehamilan 39 minggu tidak ada keluhan memberikan

pendidikan kesehatan persiapan persalinan.Menurut Aira tahun 2013

dalam penelitian yang berjudul “Rencana Pemilihan Penolong dan

Tempat Persalinan Ibu Hamil Setelah Diberikan Pendidikan Kesehatan

Tentang Persiapan Persalinan” berdasarkan hasil penelitian tersebut

terdapat pengaruh edukasi persiapan persalinan aman terhadap pemilihan

penolong dan tempat persalinan pada ibu hamil di wilayah kerja

puskesmas melong tengah.

b. Interpretasi Data
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis, masalah,

dan kebutuhan pasien berdasarkan interpretasi yang benar atas data–data

yang telah dikumpulkan. Langkah awal dari perumusan diagnosis atau

masalah adalah pengolahan data dan analisis dengan menghubungkan

data satu dengan lainnya sehingga tergambar fakta (Sulistyawati, 2009).

Berdasarkan hal tersebut penulis merumuskan diagnosa : Ny. A

G2P1A0 28 tahun umur kehamilan 35+6 minggu, janin tunggal hidup

intrauteri, letak memanjang, punggung kanan presentasi kepala, bagian

terbawah janin belum masuk pintu atas panggul, normal. Diagnosa

tersebut didasarkan pada: G2 yaitu ini merupakan kehamilan kedua ibu,

P0 yaitu ibu pernah melahirkan 1 kali, A0 yaitu ibu belum pernah

mengalami abortus, berusia 28 tahun diketahui dari saat melakukan

pengkajian, janin tunggal hidup intrauteri, letak memanjang, punggung


262

kanan presentasi kepala, bagian terbawah janin belum masuk pintu atas

panggul, normal, diketahui saat melakukan pengkajian data subjektif dan

objektif yaitu keluhan yang dirasakan ibu dan hasil pemeriksaan ibu

merupakan dalam batas normal. Penegakan diagnosa pada kunjungan

rumah, masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien

yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosis.

(Sulistyawati, 2019)

Berdasarkan hal tersebut penulis merumuskan diagnosa : Ny. A

G2P1A0 28 tahun umur kehamilan 36+6 minggu, janin tunggal hidup

intrauteri, letak memanjang, punggung kanan presentasi kepala, bagian

terbawah janin belum masuk pintu atas panggul, normal. Diagnosa

tersebut didasarkan pada: G2 yaitu ini merupakan kehamilan kedua ibu,

P0 yaitu ibu pernah melahirkan 1 kali, A0 yaitu ibu belum pernah

mengalami abortus, berusia 28 tahun diketahui dari saat melakukan

pengkajian, janin tunggal hidup intrauteri, letak memanjang, punggung

kanan presentasi kepala, bagian terbawah janin belum masuk pintu atas

panggul, normal, diketahui saat melakukan pengkajian data subjektif dan

objektif yaitu keluhan yang dirasakan ibu dan hasil pemeriksaan ibu

merupakan dalam batas normal. Penegakan diagnosa pada kunjungan

rumah, masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien

yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosis.

(Sulistyawati, 2019)
263

Berdasarkan hal tersebut penulis merumuskan diagnosa : Ny. A

G2P1A0 28 tahun umur kehamilan 39 minggu, janin tunggal hidup

intrauteri, letak memanjang, punggung kanan presentasi kepala, bagian

terbawah janin belum masuk pintu atas panggul, normal. Diagnosa

tersebut didasarkan pada: G2 yaitu ini merupakan kehamilan kedua ibu,

P0 yaitu ibu pernah melahirkan 1 kali, A0 yaitu ibu belum pernah

mengalami abortus, berusia 28 tahun diketahui dari saat melakukan

pengkajian, janin tunggal hidup intrauteri, letak memanjang, punggung

kanan presentasi kepala, bagian terbawah janin belum masuk pintu atas

panggul, normal, diketahui saat melakukan pengkajian data subjektif dan

objektif yaitu keluhan yang dirasakan ibu dan hasil pemeriksaan ibu

merupakan dalam batas normal. Penegakan diagnosa pada kunjungan

rumah, masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien

yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosis.

(Sulistyawati, 2019)

c. Diagnosa potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis

potensial lain berdasarkan rangkaian masalah yang lain juga. Langkah ini

membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan,

sambil terus mengamati kondisi klien (Sulistyawati, 2009)

Pada asuhan yang dilakukan yang didokumentsaikan dengan langkah

varney tidak ditemukan masalah atau diagnose potensial lain. Sehingga


264

tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktik dalam menegakkan

diagnose potensial.

d. Tindakan Segera

Disini bidan sangat dituntut kemampuannya untuk dapat selalu

melakukan evaluasi keadaan pasien agar asuhan yang diberikan tepat

dan aman (Sulistyawati, 2009).

Pada asuhan yang telah diberikan secara kesinambungan tidak

ditemukan kesenjangan antara teori dan praktik dalam menerapkan

antisipasi terhadap tindakan segera.

e. Perencanaan

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh berdasarkan

langkah selanjutnya (Sulistyawati, 2009)

Pada asuhan yang telah didokumentasikan pada tanggal 15

November 2018 secara varney rencana tindakan yang diberikan pada ibu

saat umur kehamilan 35+6 minggu diantaranya beritahu ibu tentang hasil

pemeriksaan, beritahu ibu untuk istirahat cukup, beritahu tanda bahaya

kehamilan trimester III Menurut Fandiar tahun 2013 dalam penelitian

yang berjudul “Perilaku perawatan kehamilan pada ibu hamil Trimester

3” berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa adanya

hubungan pengetahuan tanda bahaya dengan perilaku perawatan

kehamilan pada ibu hamil trimester III., memberitahu ibu penyebab

konstipasi, memberitahu ibu saat kunjungan rumah pada tanggal 22

November. Perencanaan asuhan pada tanggal 22 November 2018 yaitu


265

memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janinnya dalam

keadaan normal. Memberikan penkes tentang ketidaknyamanan

kehamilan trimester III, Menanyakan pada ibu apakah sudah paham dan

mengerti mengenai konseling yang diberikan, Memberitahu ibu bahwa

akan dilaksanakan kunjungan rumah pada tanggal 07 Desember 2018,

Melakukan dokumentasi tindakan. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan

bahwa ibu dan janinnya dalam keadaan normal. Perencanaan asuhan pada

tanggal 07 Desember 2018 yaitu memberikan penkes tentang persiapan

persalinan berdasarkan hasil penelitian tersebut terdapat pengaruh edukasi

persiapan persalinan aman terhadap pemilihan penolong dan tempat

persalinan pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas melong tengah,

menanyakan apakah ibu sudah mengerti dan paham mengenai konseling

yang diberikan, menganjurkan ibu untuk segera ke tenaga kesehatan

(bidan/dokter) apabila sudah merasakan tanda-tanda persalinan yaitu

keceng-kenceng (kontraksi) yang sering atau mengeluarkan lendir darah,

menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan ke bidan secara teratur

1 minggu sekali atau bila ada keluhan, melakukan dokumentasi tindakan.

f. Pelaksanaan

Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah

diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman.

Realisasi dari perencanaan dapat dilakukan oleh bidan, pasien, atau

anggota keluarga yang lain (Sulistyawati,2009)


266

Pada saat pemeriksaan pertama tanggal 15 November 2018

asuhan yang diberikan pada ibu diantaranya memberitahu ibu hasil

pemeriksaannya, keadaan umum baik, kesadaran composmentis (sadar

penuh), tekanan darah 110/80 mmHg, Nadi 84x/menit, respirasi

22x/menit, Suhu 36,20C, presentasi kepal, belum masuk panggul, detak

jantung teratur dengan frekuensi 142x/menit, tafsiran berat janin 2790

grsm dan hasil pemeriksaan lainnya dalam batasan normal, memberitahu

ibu untuk istirahat cukup, Memberitahu ibu tanda bahaya kehanilan

trimester III ,Memberitahu ibu penyebab konstipasi dan Cara untuk

mengatasinya yaitu melakukan pendokumentasian hasil tindakan.

Pada saat kunjungan rumah I pada tanggal 22 November asuhan

yang diberikan kepada ibu diantaranya Memberitahu ibu hasil

pemeriksaan bahwa ibu dan janinnya dalam keadaan normal,

Memberikan penkes tentang ketidaknyamanan kehamilan trimester III.

Menanyakan pada ibu apakah sudah paham dan mengerti mengenai

konseling yang diberikan,Memberitahu ibu bahwa akan dilaksanakan

kunjungan rumah pada tanggal 07 Desember 2018 ,Melakukan

dokumentasi tindakan.

Pada saat kunjungan rumah II tanggal 07 Desember 2018

asuhan yang diberikan kepada ibu diantaranya Memberitahu ibu hasil

pemeriksaan bahwa ibu dan janinnya dalam keadaan normal.

Memberikan pendidikan kesehatan tentang persiapan persalinan yaitu :

Menanyakan apakah ibu sudah mengerti dan paham mengenai konseling


267

yang diberikan, Menganjurkan ibu untuk segera ke tenaga kesehatan

(bidan/dokter) apabila sudah merasakan tanda-tanda persalinan yaitu

keceng-kenceng (kontraksi) yang sering atau mengeluarkan lendir darah,

Menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan ke bidan secara teratur

1 minggu sekali atau bila ada keluhan, Melakukan dokumentasi

tindakan.

Pada asuhan yang diberikan tidak terdapat kesenjangan antara

teori dan praktik.

g. Evaluasi

Dalam evaluasi kegiatan yang perlu dilaksanakan adalah mencatat

proses manajemen kebidanan. Hasil evaluasi dapat di jadikan

identifikasi atau analisis masalah selanjutnya bila diperlukan

(Sulistyawati, 2009)

Setelah dilakukan asuhan pada Ny. A kunjungan I, pada kunjungan

berikutnya didapatkan pasien sudah tidak konstipasi dan telah diberi

konseling mengenai ketidaknyamanan pada kehamilan trimester III,

hasilnya Ny.A sudah tahu dan paham apa saja ketidaknyamanan yang

terjadi pada kehamilan trimester III. Pada saat kunjungan rumah II ibu

sudah memenuhi kebutuhan istirahatnya dan memberikan pendidikan

kesehatan persiapan persalinan hasilnya Ny. A sudah mengerti dan

paham mengenai persiapan persalinan.

Pada asuhan yang diberikan tidak terdapat kesenjangan antara teori

dan praktik.
268

2. Persalinan

a. Pengkajian

Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang

akurat dan lengkap dari berbagai sumber yang berkaitan dengan kondisi

klien. Identitas klien, Pengumpulan data dilakukan melalui anamnesis,

setelah data subjektif kita dapatkan, untuk melengkapi data kita dalam

menegakkan diagnosis, maka kita harus melakukan pengkajian data

objektif melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi

yang dilakukan secara berurutan (Sulistyawati, 2009).

Pengkajian data subjektif dan objektif dilakukan pada tanggal 17

Desember 2018 diruang bersalin Bidan Praktik Mandiri Hj. Kasijati Amd.

Keb di Sukoharjo. Didapatkan data subjektif di kala I fase laten pada

pukul 07.50 WIB ibu mengatakan merasakan kenceng – kenceng yang

sering, ibu mengatakan mengeluarkan sedikit lendir bercampur darah, ibu

mengatakan merasakan ingin melahirkan. Menurut Marmi (2012) salah

satu tanda timbulnya persalinan yaitu terjadinya his persalinan atau

kontraksi rahim dan keluarnya lendir bercampur darah pervaginam.

Dan didapatkan data objektif keadan umum : baik, kesadaran :

composmentis, TD : 110/80 mmHg, nadi : 84 x/menit, respirasi : 21

x/menit, suhu : 36,50C, TFU : 32 cm, pemeriksaan fisik : normal, leopold I

: TFU : 3 jari dibawah PX, fundus uteri teraba bulat, lunak, tidak

melenting (bokong), leopold II : bagian kiri ibu teraba seperti bagian–

bagian terkecil janin (tangan dan kaki), bagian kanan ibu teraba keras
269

datar seperti papan (punggung), leopold III : bagian bawah teraba bulat,

keras, melenting (kepala), tidak bisa digoyangkan, leopold IV : kedua

tangan tidak bisa menyatu dan bagian terbawah sudah masuk PAP 3/5

bagian, vulva/vagina : tidak ada varices, tidak oedema, servik : porsio

tebal, pembukaan : 2 cm, KK : utuh, presentasi : belakang kepala.

Menurut marmi (2012) kala I disebut juga dengan kala pembukaan

yang berlangsung antara pembukaan nol sampai pembukaan lengkap pada

multigravida serviks membuka berlangsung 6 – 7 jam. Kala I fase aktif

dilatasi maksimal pada pukul 10.30 WIB didapatkan data subjektif ibu

mengatakan cemas karena perutnya kenceng-kenceng lebih sering dan

kuat dan ibu mengatakan nyeri pada pinggang serta didapatkan data

objektif keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis, TD : 110/70

mmHg, nadi : 80 x/menit, respirasi : 20 x/menit, suhu : 360C, pemeriksaan

fisik : normal, leopold I : TFU : 3 jari dibawah PX, fundus uteri teraba

bulat, lunak, tidak melenting (bokong), leopold II : bagian kiri ibu teraba

seperti bagian–bagian terkecil janin (tangan dan kaki), bagian kanan ibu

teraba keras datar seperti papan (punggung), leopold III : bagian bawah

teraba bulat, keras, melenting (kepala), tidak bisa digoyangkan, leopold

IV : kedua tangan bisa menyatu dan bagian terbawah sudah masuk PAP

1/5 bagian, vulva/vagina : tidak ada varices, tidak oedema, servik : porsio

tipis, pembukaan : 7 cm, KK : utuh, presentasi : belakang kepala.

Kala II pukul 11.35 WIB didapatkan data subjektif, ibu

mengatakan cemas karena perutnya kenceng – kenceng lebih sering dan


270

kuat, ibu mengatakan sudah tidak bisa menahannya lagi seperti ingin

meneran dan ingin BAB. Dan didapatkan data objektif keadaan umum :

baik, kesadaran : composmentis, TD : 110/89 mmHg, S : 360C, R : 20x/m

pembukaan : 10 cm, KK : pecah jernih, presentasi : belakang kepala,

perineum tampak menonjol, vulva dan sfingter ani membuka. Dan

didapatkan data objektif pukul 11.55 WIB bayi lahir normal, vulva vagina

: terlihat tali pusat didepan vagina, TFU : setinggi pusat, kontraksi : keras,

PPV : 120 cc.

Kala III pukul 11.56 WIB didapatkan data subjektif ibu

mengatakan senang karena bayinya sudah lahir, ibu mengatakan perutnya

masih terasa mules, data objektif, tidak ada janin kedua, konsistensi

uterus (kontraksi), kondisi kandung kemih, pukul 12.05 WIB plasenta

lahir lengkap dengan kotiledon : 20, panjang tali pusat 47 cm, selaput

ketuban utuh, TFU 3 jari dibawah pusat, PPV : 110 cc. Kala IV pukul

12.10 WIB didapatkan data subjektif ibu mengatakan senang karena bayi

dan ari – arinya sudah lahir, ibu mengatakan lelah dan khawatir perutnya

masih terasa mulas. Dan didapatkan data objektif TFU : 3 jari dibawah

pusat, kontraksi : keras, PPV : 100 cc, vulva vagina : laserasi derajat 2,

PPV : 100cc.

Didapatkan di masa persalinan pada Ny. A G2 P1 A0 umur 28

tahun di Bidan Praktik Mandiri Hj. Kasijati Amd. Keb di Sukoharjo tidak

ditemukan kesenjangan antara teori dan praktik.

b. Interpretasi Data
271

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis, masalah,

dan kebutuhan pasien berdasarkan interpretasi yang benar atas data–data

yang telah dikumpulkan. Langkah awal dari perumusan diagnosis atau

masalah adalah pengolahan data dan analisis dengan menghubungkan

satu dengan lainnya sehingga tergambar fakta (Sulistyawati, 2009).

Berdasarkan hal tersebut penulis merumuskan diagnose : Diagnose

pada kala 1 fase laten yaitu Ny. A G2 P1 A0 umur 28 tahun, hamil 40 +1

minggu, janin tunggal hidup intra uteri, letak memanjang, punggung

kanan, presentasi belakang kepala, kepala sudah masuk panggul 3/5

bagian, inpartu kala I fase laten. Diagnosa yang didapatkan pada data

perkembangan I Ny. A G2 P1 A0 umur 28 tahun, hamil 40+1 minggu,

janin tunggal hidup intra uteri, letak memanjang, punggung kanan,

presentasi belakang kepala, kepala masuk panggul 1/bagian, inpartu kala I

fase aktif dilatasi maksimal. Diagnosa yang didapatkan pada data

perkembangan II Ny. A G2 P1 A0 umur 28 tahun, hamil 40+1 minggu,

janin tunggal hidup intra uteri, letak memanjang, punggung kanan,

presentasi belakang kepala, kepala masuk panggul 0/5 bagian, inpartu

kala II. . Diagnosa yang didapatkan pada data perkembangan III Ny. A

G2 P1 A0 umur 28 tahun inpartu kala III. Diagnosa yang didapatkan pada

data perkembangan IV Ny. A P2 A0 umur 28 tahun inpartu kala IV

c. Diagnosa potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis

potensial lain berdasarkan rangkaian masalah yang lain juga. Langkah ini
272

membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan,

sambil terus mengamati kondisi klien (Sulistyawati, 2009)

Pada asuhan yang dilakukan yang didokumentsaikan dengan langkah

varney tidak ditemukan masalah atau diagnose potensial lain. Sehingga

tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktik dalam menegakkan

diagnose potensial.

d. Tindakan Segera

Disini bidan sangat dituntut kemampuannya untuk dapat selalu

melakukan evaluasi keadaan pasien agar asuhan yang diberikan tepat

dan aman (Sulistyawati, 2009).

Pada asuhan yang telah diberikan secara kesinambungan tidak

ditemukan kesenjangan antara teori dan praktik dalam menerapkan

antisipasi terhadap tindakan segera.

e. Perencanaan

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh berdasarkan

langkah selanjutnya (Sulistyawati, 2009). Perencanaan yang dibuat pada

tanggal 17 Desember 2018 pada kala I fase laten Memberitahu ibu

tentang hasil pemeriksaannya, memberikan support mental terhadap ibu

berdasarkan penelitian Asnawir tahun 2015 dengan judul “Hubungan

Dukungan Keluarga dengan Kecemasan Ibu hamil Menghadapi Proses

Persalinan di Puskesmas Budilatama Kecamatan Gadung Kabupaten

Buol Provinsi Sulawesi” berdasarkan hasil penelitian tersebut maka

dapat disimpulkan menunjukan ada hubungan antara dukungan keluarga


273

dengan kecemasan Ibu hamil dalam menghadapi proses persalinan di

Puskesmas Budilatama Kecamatan Kabupaten Buol. menganjurkan

keluarga memberikan dukungan terhadap ibu dan menganjurkan ibu

untuk berjalan-jalan disekitar tempat tidur, Menyiapkan alat untuk

pertolongan persalinan, mengobservasi KU, VT, Tekanan darah, Suhu

tubuh setiap 4 jam sekali. Serta mengobservasi Nadi, Respirasi, His, DJJ

setiap 1 jam sekali. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaannya

bahwa pembukaan ibu 7 cm, dan ibu sudah masuk dalam fase aktif.

Perencanaan yang dibuat pada kala I fase aktif dilatasi maksimal yaitu :

berkolaborasi dengan keluarga untuk memberikan support mental

terhadap ibu, serta memberikan dukungan/ semangat terhadap ibu,

berkolaborasi dengan keluarga untuk memberikan nutrisi pada ibu,

mengobservasi KU, VT, Tekanan darah, Suhu tubuh setiap 4 jam sekali.

mengobservasi Nadi, Respirasi, His, DJJ setiap 30 menit sekali,

mengajari ibu posisi persalinan yang benar.

Perencanaan yang dibuat pada inpartu kala II yaitu : Mengenali

gejala dan tanda kala dua : menyiapkan pertolongan persalinan,

Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik,

mempersiapkan untuk melahirkan bayi , menolong untuk melahirkan

bayi. Asuhan bayi baru lahir. Perencanaan yang dibuat pada inpartu kala

III yaitu Memeriksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi

yang lahir dan bukan kehamilan ganda, memberitahu ibu bahwa akan

disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi dengan baik, , menjepit tali


274

pusat dengan klem kira-kira 2-3 cm dari pusat bayi, Memotong dan

mengikat tali pusat, meletakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk

melakukan IMD bedasarkan Sri Sukarsi tahun 2013 dengan judul

“Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini Pada Kontraksi Uterus Ibu Bersalin di

BPS Kecamatan Bloto” dapat disimpulkan bahwa adaa hubungan anatara

inisiasi dini dengan kontraksi uterus ibu menjadi baik, memindahkan

klem pada tali pusat hingga jarak 5-10 cm dari vulva, menegangkan tali

pusat dan tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang atas

secara hati-hati, melihat tanda-tanda pelepasan plasenta, memindahkan

klem 5 cm didekat vulva, melakukan massase uterus berdasarkan

Penelitian Yuni Restianti 2015 dengan judul “Pengaruh Masase Uterus

Terhadap Penurunan Tinggi Fundus Uteri Pada Ibu Postpartum Domisili

Demak di RSUD Sunan Kalijaga Demak” dari penelitian tersebut

hasilnya bahwa terdapat perbedaan yang signifikan tinggi fundus uteri

padaibu yang diberikan masase dan ibu yang tidak diberikan masase ibu

postpartum yang diberikan masase uterus akan mengalami percepatan

penurunan tinggi fundus uteri disbanding ibu postpartum yang tidak

dilakukan masase uterus, menilai pengeluaran pervagina (perdarahan).

Perencanaan yang dibuat pada inpartu kala IV yaitu Asuhan pasca

persalinan, melakukan pemantauan kala IV setiap 15 menit setelah

plasenta lahir, melengkapi partograf dan melanjutkan pemantauan kala

IV, memberikan ibu nutrisi dan menganjurkan ibu untuk makan dan

minum, memberikan Vit A dengan dosis I 200.000 IU, memberikan


275

terapi obat berupa : Amoxillin sebanyak 1 tablet sesudah makan, Asam

mafenamat sebanyak 1 tablet sesudah makan, Tablet Fe sebanyak 1

tablet sesudah makan.

f. Pelaksanaan

Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah

diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman.

Realisasi dari perencanaan dapat dilakukan oleh bidan, pasien, atau

anggota keluarga yang lain (Sulistyawati,2009). Pelaksanaan yang

dilakukan pada tanggal 17 Desember 2018 pada kala I fase laten yaitu

Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaannya bahwa pembukaan ibu 2

cm. Memberikan support mental terhadap ibu, menganjurkan keluarga

memberikan dukungan terhadap ibu dan menganjurkan ibu untuk

berjalan-jalan disekitar tempat tidur, Menyiapkan alat untuk pertolongan

persalinan. Untuk ibu (Kemeja dan bra, jarik, celana dalam dan

pembalut) Untuk bayi (Tempat datar, rata, bersih, kering dan hangat,

kain bersih dan kering. Baju, popok, topi, sarung tangan dan kaki bayi)

Untuk bidan (Partus set : ½ kocher, gunting episiotomi, gunting tali

pusat, 2 klem tali pusat, kassa steril, kateter, nalfoder, Spuit 3cc berisi

oksitosin 10 UI. Alat resusitasi : 2 kain jarik, alat penghisap lendir,

saction, sungkup, lampu sorot. Heacting set : Jarum jahit, catgut, kom

berisi kassa betadin. Obat-obatan dalam bak instrumen untuk bayi : Vit

K, salep mata. APD : Clemek, sarung tangan steril, topi, masker. Alat-

alat lain : Bengkok, baskom berisi air biasa, baskom berisi air DTT,
276

ember, kantong plastik, lampu sorot), Mengobservasi KU, VT, Tekanan

darah, Suhu tubuh setiap 4 jam sekali. Serta mengobservasi Nadi,

Respirasi, His, DJJ setiap 1 jam sekali.

Perencanaan yang dilakukan pada kala I fase aktif dilatasi

maksimal yaitu memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaannya bahwa

pembukaan ibu 7 cm, dan ibu sudah masuk dalam fase aktif,

berkolaborasi dengan keluarga untuk memberikan support mental

terhadap ibu, memberikan dukungan/ semangat terhadap ibu,

berkolaborasi dengan keluarga untuk memberikan nutrisi pada ibu,

mengobservasi KU, VT, Tekanan darah, Suhu tubuh setiap 4 jam sekali.

Serta mengobservasi Nadi, Respirasi, His, DJJ setiap 30 menit sekali,

mengajari ibu posisi persalinan yang benar yaitu berbaring kaki

menapak di bad, kedua tangan memegang kedua lipatan lutut dan

pernafasan dalam yaitu menghirup panjang dari hidung dan

dihembuskan dari mulut. Perencanaan yang dilakukan pada inpartu kala

II yaitu mengenali gejala dan tanda kala dua : Mendengar dan melihat

adanya tanda persalinan kala dua : (Ibu merasa ada dorongan kuat untuk

meneran, Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum

dan vagina, Perineum tampak menonjol, Vulva dan sfingter ani

membuka), Menyiapkan pertolongan persalinan : (Memastikan

kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk menolong

persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir,

Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik yaitu dengan


277

cara: (Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya depan ke

belakang menggunakan kasa yang dibasahi air DTT. Melakukan

pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan lengkap.

Mendekontaminasi sarung tangan. Menutup kembali partus set.

Memeriksa DJJ setelah kontrasi uterus mereda untuk memastikan DDJ

masih dalam batas normal 141 x/menit, kontraksi 40 detik.

Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ, semua temuan

pemeriksaan dan asuhan yang diberikan ke dalam partograf ).

Menyiapkan ibu untuk proses meneran : (Memberitahu ibu bahwa

pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin cukup baik, Melaksanakan

bimbingan meneran pada saat ibu merasa ingin meneran),

Mempersiapkan untuk melahirkan bayi : (Meletakkan handuk bersih di

perut bawah ibu, Meletakkan kain bersih sebagai alas bokong ibu,

Membuka tutup partus set dan memeriksa kembali kelengkapan

peralatan dan bahan, Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan),

Menolong untuk melahirkan bayi (Kepala bayi tampak dengan diameter

5-6 cm membuka vulva lalu melindungi perineum dengan satu tangan

yang dilapisi dengan kain bersih dan kering, tanggan yang lain menahan

belakang kepala bayi untuk meneran secara efektif, Memeriksa

kemungkinan adanya lilitan tali pusat. Menunggu putaran paksi luar

yang berlangsung secara spontan setelah kepala lahir, (Setelah putaran

paksi luar selesai), memegang kepala bayi secara biparental. Ibu untuk

meneran saat kontraksi. Dengan lembut menggerakkan kepala ke arah


278

bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan

kemudian menggerakkan kepala ke arah atas dan distal untuk melahirkan

bahu belakang, Setelah kedua bahu lahir, satu tangan menyangga kepala

dan bahu belakang, tangan yang lain menelusuri dan memegang lengan

dan siku bayi sebelah atas, Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran

tangan atas berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki.

Memegang kedua mata kaki), Asuhan bayi baru lahir. (Melakukan

penilaian sepintas, Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala

dan bagian tubuh lainnya kecuali telapak tangan tanpa membersihkan

verniks. Mengganti handuk basah dengan handuk yang mering.

Memastikan bayi dalam posisi aman di perut bagian bawah ibu),

Mengobservasi TFU : setinggi pusat, Kontraksi : Keras, PPV : Darah

bercampur lendir ± 120 cc)

Perencanaan yang dilakukan pada inpartu kala III yaitu Memeriksa

kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi yang lahir dan bukan

kehamilan ganda. Memberitahu ibu bahwa akan disuntik oksitosin agar

uterus berkontraksi dengan baik, Menyuntikkan oksitosin 10 UI secara

IM di 1/3 distal lateral paha luar ibu, Menjepit tali pusat dengan klem

kira-kira 2-3 cm dari pusat bayi (Menggunakan jari telunjuk dan jari

tengah, tangan yang lain untuk mendorong isi tali pusat ke arah ibu,

mengklem tali pusat sekitar 2 cm distal dari klem pertama, Memotong

dan mengikat tali pusat), Meletakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk

melakukan IMD, Memindahkan klem pada tali pusat hingga jarak 5-10
279

cm dari vulva (Meletakkan satu tangan di atas kain pada perut bagian

bawah untuk mendeteksi kontraksi, Setelah uterus berkontraksi,

menegangkan tali pusat dan tangan yang lain mendorong uterus ke arah

belakang atas secara hati-hati), Melihat tanda-tanda pelepasan plasenta

(dengan 1 tangan kiri di atas perut ibu melakukan dorso kranial, dan

tangan kanan memegang tali pusat sejajar dengan lantai, melihat adanya

semburan darah, tali pusat bertambah panjang), Memindahkan klem 5

cm didekat vulva (Melanjutkan dorongan ke arah cranial hingga plasenta

dapat dilahirkan. Saat plasenta muncul, lahirkan plasenta menggunakan

dua tangan. Memegang dan memutar plasenta hingga selaput ketuban

terpilin), Melakukan massase uterus, (meletakkan telapak tangan di

fundus dan melakukan massase dengan gerakan melingkar dengan

lembut hingga uterus berkontraksi), Mengevaluasi kemungkinan laserasi

pada vagina dan perineum (Terdapat laserasi derajat 2 yaitu di mukosa

vagina, komisura posterior, kulit perineum, otot perineum dan ada

perdarahan dari laserasi tersebut), Mengobservasi TFU : 3 Jari dibawah

pusat, Kontraksi : keras, pengeluaran pervagina : ± 110 cc,

Perencanaan yang dilakukan perencanaan inpartu kala IV Asuhan

pasca persalinan : (Memastikan uterus berkontraksi dengan baik,

Memastikan kandung kemih kosong, Mencelupkan tangan yang masih

memakai sarung tangan kedalam larutan klorin, Bilas dengan air

kemudian keringkan, Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan massase

uterus dan menilai kontraksi yaitu dengan meletakkan telapak tangan di


280

fundus dan melakukan massase dengan gerakan melingkar dengan

lembut, Memeriksa nadi ibu, Dan memastikan keadaan umum ibu baik,

Mengevaluasi jumlah kehilangan darah, Memantau keadaan bayi dan

memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik, Menempatkan semua

peralatan dalam larutan klorin 0,5%, Membuang bahan-bahan yang

terkontaminasi ketempat sampah yang sesuai, Membersihkan ibu dari

paparan darah dan cairan tubuh dengan menggunakan air DTT,

Memastikan ibu merasa nyaman. Membantu ibu memberikan ASI pada

bayinya, Dan menganjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan

makanan yang di inginkan, Mendekontaminasikan tempat bersalin

dengan larutan klorin 0,5%, Mencelupkan tangan yang masih memakai

sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5%, melepaskan sarung tangan

dalam keadaan terbalik, Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir

kemudian mengeringkan tanggan dengan handuk kering). Melakukan

pemantauan kala IV setiap 15 menit setelah plasenta lahir, Melengkapi

partograf dan melanjutkan pemantauan kala IV, Memberikan ibu nutrisi

dan menganjurkan ibu untuk makan dan minum, Memberikan Vit A

dengan dosis I 200.000 IU, Memberikan terapi obat berupa : (Amoxillin

sebanyak 1 tablet sesudah makan. Asam mafenamat sebanyak 1 tablet

sesudah makan. Tablet Fe sebanyak 1 tablet sesudah makan)

Perencanaan yang dilakukan pada inpartu kala IV yaitu

Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bayinya baik dan normal ( suhu : 37


0
C, pernafasan : 45 x/menit, nadi : 130 x/menit, lingkar kepala : 34 cm,
281

lingkar dada : 35 cm, berat badan : 3600 gram, panjang badan : 50 cm),

Memberitahu ibu bahwa bayinya akan disuntik Vit K1 (yang diberikan

setelah bayi lahir dan merupakan peranan penting untuk membantu tidak

terjadinya pembekuan darah dan mencegah perdarahan yang berlebihan,

Menyuntik bayi vit K1 di paha kiri dengan dosis 0,5 ml, Memberikan

bayi salep mata Gentamicyn 0,3 % dengan cara mengoleskan salep mata

dari garis dalam menuju luar, Menjaga kehangatan bayi dengan cara

membedong bayi dan menempatkan bayi ditempat yang hangat,

Memberitahu ibu bahwa bayinya akan dimandikan besuk pagi tanggal 18

Desember 2018 pukul 08.00 WIB yang berguna untuk mencegah

hipotermi/kedinginan pada bayi, Memberitahu ibu pukul 14.20 WIB

bayinya akan disuntik imunisasi Hb 0 dengan dosis 0,5 ml secara

Intramuscular (IM) di paha kanan bayi, yang diberikan 1 jam setelah

penyuntikan vit K1, di paha kanan yang berguna untuk mencegah

penyakit Hepatitis B, Mendokumentasikan hasil tindakan yang

dilakukan.

g. Evaluasi

Dalam evaluasi kegiatan yang perlu dilaksanakan adalah mencatat

proses manajemen kebidanan. Hasil evaluasi dapat di jadikan

identifikasi atau analisis masalah selanjutnya bila diperlukan

(Sulistyawati, 2009)

Hasil dari evaluasi yang dilakukan pada kala I fase laten yaitu

(Ibu sudah mengetahui bahwa pembukaannya 2 cm. Ibu sudah diberi


282

support dan ibu bersedia untuk berjalan-jalan disekitar tempat tidur.

Peralatan pertolongan persalinan sudah dipersiapkan, Telah selesai

dilakukan observasi dengan hasil. Hasil dari evaluasi yang dilakukan

pada inpartu kala I fase aktif dilatasi maksimal yaitu Ibu sudah

mengetahui bahwa pembukaannya 7 cm, Ibu sudah diberi support dan

dukungan, Keluarga bersedia memberikan nutrisi pada ibu, Telah

dilakukan observasi dengan hasil, Ibu sudah paham dengan posisi

persalinan dan pernafasan dalam. Hasil dari evaluasi yang dilakukan

pada inpartu kala II yaitu . Pukul 11.55 WIB ( Bayi lahir sepontan jenis

kelamin perempuan, cukup bulan 40+1 minggu, menangis kuat,

gerakan aktif dan warna kulit kemerahan. Bayi sudah dalam keadaan

Inisiasi Menyusui Dini (IMD) diatas dada ibu dan puting susu

menonjol, kolostrum sudah keluar). Vulva vagina (Terlihat tali pusat di

depan vulva vagina dengan terpasang klem). TFU Setingi pusat,

Kontraksi Keras, PPV ± 120 cc. Hasil dari evaluasi yang dilakukan

pada inpartu kala III yaitu Pukul 12.05 WIB : (Plasenta lahir lengkap

dengan Kotiledon : 20, Panjang tali pusat : 47 cm), Selaput ketuban

Utuh, Ibu merasakan lelah dan perut terasa mulas, Vulva vagina

Laserasi derajat 2, TFU 3 jari dibawah pusat, Kontraksi Keras, PPV ±

110 cc. Hasil dari evaluasi pada inpartu kala IV yaitu Ibu sudah

dibersihkan dan merasa nyaman dan telah dilakukan dekontaminasi

tempat persalinan, Partograf sudah dilengkapi, Pemantauan kala IV,

Ibu telah diberi nutrisi, Ibu telah meminum Vit A dengan dosis I
283

200.000 IU, Ibu telah minum terapi obat berupa (Amoxillin sebanyak 1

tablet sesudah makan, Asam mafenamat sebanyak 1 tablet sesudah

makan, Tablet Fe sebanyak 1 tablet sesudah makan).

3. Bayi Baru Lahir (BBL)

a. Pengkajian

Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang

akurat dan lengkap dari berbagai sumber yang berkaitan dengan

kondisi klien. Identitas klien, Pengumpulan data dilakukan melalui

anamnesis, setelah data subjektif kita dapatkan, untuk melengkapi data

kita dalam menegakkan diagnosis, maka kita harus melakukan

pengkajian data objektif melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi,

auskultasi, dan perkusi yang dilakukan secara berurutan.

(Sulistyawati, 2009).

Asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir (BBL) normal pada By.

Ny. A tanggal 17 Desember 2018 di ruang bersalin Bidan Praktik

Mandiri Hj. Kasijati Amd. Keb di Sukoharjo. Pukul 12.55 WIB

Didapatkan data subjektif ibu mengatakan bayinya bernama By.Ny.A,

ibu mengatakan bayinya lahir tadi sore pukul 11.55 WIB, ibu

mengatakan bayinya berjenis kelamin perempuan, ibu mengatakan

bayinya lahir normal dan sehat, tidak ada kelainan, ibu mengatakan

bayinya lahir dalam usia kehamilan 40+1 minggu. Pada tanggal 18

Desember 2018 pukul 08.00 WIB didapatkan data subjektif ibu

mengatakan bayinya sehat, ibu mengatakan bayinya minum ASI


284

dengan kuat. Pada tanggal 19 Desember 2018 pukul 08.00 WIB

didapatkan data subjektif ibu mengatakan bayinya sehat tidak ada

keluhan apapun, ibu mengatakan bayinya mau menyusu.

Pada tanggal 03 Januari 2018 pukul 11.00 WIB didapatkan

data subjektif ibu mengatakan bayinya sehat tidak ada keluhan apapun,

ibu mengatakan bayinya menyusu sangat kuat. Dan didapatkan juga

data subjektif ibu mengatakan bayinya sehari buang air kecil 6 kali,

dan buang air besar 3 kali warna kekuningan berbiji, ibu mengatakan

bayinya tampak puas setelah minum ASI.

Data objektif pada tanggal 17 Desember 2018 pukul 11.55

WIB keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis, suhu : 370C,

pernafasan : 45 x/menit, nadi : 130 x/menit. BB: 3600 gram

pemeriksaan sistematis : normal, tidak ada kelainan. Pada tanggal 18

Desember 2018 pukul 08.00 WIB didapatkan data objektif keadaan

umum baik, kesadaran composmentis, nadi 130x/m, respirasi 45x/m

suhu BB 3600 gram. Pada tanggal 19 Desember 2018 Pukul 08.00

WIB didapatkan data objektif keadaan umum baik, kesadaran

composmentis, nadi 120x/m, respirasi 40x/m, suhu 36,80C. Pada

tanggal 03 Januari 2018 Pukul 11.00 WIB didapatkan data objektif

Keadaan Umum : Baik , Kesadaran : Composmentis , Nadi : 110

x/menit Respirasi : 39 x/menit , Suhu : 36,8 0C, BB sekarang :3700

gram Pemeriksaan Sistematis : Normal, tidak ada kelainan , Personal

sosial : Bayi dapat menatap muka, Bahasa : Bayi dapat bersuara, reaksi
285

terhadap suara, Motorik kasar : Bayi berusaha mencoba mengangkat

kepala, dan gerakan bayi seimbang sangat aktif. Sehingga, data

subjektif dan data objektif yang didapatkan pada Bayi baru Lahir By.

Ny. A di Bidan Praktik Mandiri Hj. Kasijati Amd. Keb tidak

ditemukan kesenjangan antara teori dan praktik.

b. Interpretasi Data
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis, masalah,

dan kebutuhan pasien berdasarkan interpretasi yang benar atas data–data

yang telah dikumpulkan. Langkah awal dari perumusan diagnosis atau

masalah adalah pengolahan data dan analisis dengan menghubungkan

satu dengan lainnya sehingga tergambar fakta (Sulistyawati, 2009).

Berdasarkan hal tersebut penulis merumuskan diagnose pada tanggal

17 Desember 2018 yaitu Bayi Ny. A umur 1 Jam, Cukup bulan 40+1

minggu, menangis kuat, gerakan aktif, bayi baru lahir Normal. Diagnose

pada tanggal 18 Desember 2018 yaitu Bayi Ny. A umur 20 jam bayi baru

lahir normal. Diagnosa pada tanggal 19 Desember 2018 yaitu Bayi Ny. A

umur 3 hari, bayi baru lahir Normal. Diagnosa pada tanggal 03 yaitu Bayi

Ny. R umur 17 hari, bayi baru lahir Normal.

c. Diagnosa potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis

potensial lain berdasarkan rangkaian masalah yang lain juga. Langkah ini

membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan,

sambil terus mengamati kondisi klien (Sulistyawati, 2009)


286

Pada asuhan yang dilakukan yang didokumentsaikan dengan langkah

varney tidak ditemukan masalah atau diagnose potensial lain. Sehingga

tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktik dalam menegakkan

diagnose potensial.

d. Tindakan Segera

Disini bidan sangat dituntut kemampuannya untuk dapat selalu

melakukan evaluasi keadaan pasien agar asuhan yang diberikan tepat

dan aman (Sulistyawati, 2009).

Pada asuhan yang telah diberikan secara kesinambungan tidak

ditemukan kesenjangan antara teori dan praktik dalam menerapkan

antisipasi terhadap tindakan segera.

e. Perencanaan

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh

berdasarkan langkah selanjutnya (Sulistyawati, 2009).

Pada asuhan yang telah didokumentasikan pada tanggal 17

Desember 2018 asuhan yang diberikan yaitu Memberitahu ibu hasil

pemeriksaan bayinya baik dan normal, Memberitahu ibu bahwa bayinya

akan disuntik Vit K1, Menyuntik bayi vit K1 di paha kiri dengan dosis 1

mg. Memberikan bayi salep mata Eritromisi 0,5 %, Menjaga kehangatan

bayi. Memberitahu ibu bahwa bayinya akan dimandikan besuk pagi

tanggal 18 Desember 2018 pukul 08.00 WIB, Memberitahu ibu pukul

14.20 WIB bayinya akan disuntik imunisasi Hb 0 dengan dosis 0,5 ml

secara Intramuscular (IM) di paha kanan bayi, yang diberikan 1 jam


287

setelah penyuntikan vit K1, di paha kanan yang berguna untuk mencegah

penyakit Hepatitis B, Mendokumentasikan hasil tindakan yang

dilakukan. Pada asuhan yang telah didokumentasikan pada tanggal 18

Desember 2018 asuhan yang diberikan yaitu Memberitahu ibu hasil

pemeriksaan bayinya baik dan normal, Memberitahu ibu bahawa

bayinya akan dimandikan, Memberitahu cara memandikan bayi,

melakukan perawatan tali pusat berdasarkan penelitian diah, 2012

dengan judul “Perbedaan Lama Pelepasan Tali Pusat Bayi Baru Lahir

Yang Mendapatkan Perawatan Menggunakan Kassa Kering dan

Kompres Alkohol di Desa Plosowahyu Kabupaten Lamongan”

berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan ada perbedaan lama

pelepasan tali pusat bayi baru lahir yang menggunakan kassa kering

steril dan kompres alcohol dimana perawatan tali pusat bayi baru lahir

dengan kasa steril terbukti lebih cepat dari kompres kasa alcohol.

Mendokumentasikan hasil tindakan. Pada asuhan yang telah

didokumentasikan pada tanggal 19 Desember 2018 asuhan yang

diberikan yaitu Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bayinya baik dan

normal, Memberitahu ibu bahwa ibu dan bayinya hari ini boleh pulang.

dan bayinya kontrol 1 minggu lagi. Menjelaskan pada ibu cara

perawatan bayi sehari – hari, Menjelaskan pada ibu tentang ASI

Eksklusif yaitu ASI yang diberikan pada bayi selama 6 bulan tanpa

tambahan makanan maupun minuman apapun, yang berguna untuk

nutrisi bayi, meningkatkan kecerdasan bayi, Menganjurkan ibu untuk


288

menyusukan ASInya secara bergantian yaitu jika pertama menyusukan

kanan selanjutnya kiri dan seterusnya, Menganjurkan ibu untuk

menyusui dengan posisi duduk bersandar dengan kaki menapak di lantai,

Mendokumentasikan hasil tindakan. Pada asuhan yang telah

didokumentasikan pada tanggal 03 Januari 2019 asuhan yang diberikan

yaitu Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bayinya baik dan normal,

Memberitahu ibu kondisi BAB bayinya yang berwarna kekuningan

berbiji menandakan bahwa bayinya mendapatkan kecukupan nutrisi,

Menganjurkan ibu tetap memberikan ASI Eksklusif secara on demand,

Menganjurkan ibu tetap menjaga kehangatan bayi dengan mengganti

pakaian jika basah dan membersihkan genetalia sehabis bayi BAK atau

BAB, Memberitahu ibu jadwal imunisasi bayinya saat usia 1 bulan,

yaitu imunisasi BCG dan polio 1, dapat dilakukan di Bidan atau

Puskesmas, Mendokumentasikan hasil tindakan.

f. Pelaksanaan

Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah

diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman.

Realisasi dari perencanaan dapat dilakukan oleh bidan, pasien, atau

anggota keluarga yang lain (Sulistyawati,2009).

Pelaksanaan yang dilakukan pada tanggal 17 Desember 2018

memberitahu ibu hasil pemeriksaan bayinya baik dan normal, (suhu : 37


0
C, pernafasan : 45 x/menit, nadi : 130 x/menit, lingkar kepala : 34 cm,

lingkar dada : 35 cm, berat badan : 3600 gram, panjang badan : 50 cm),
289

memberitahu ibu bahwa bayinya akan disuntik Vit K1 yang diberikan

setelah bayi lahir dan merupakan peranan penting untuk membantu tidak

terjadinya pembekuan darah dan mencegah perdarahan yang berlebihan,

menyuntik bayi vit K1 di paha kiri dengan dosis 0,5 ml, memberikan

bayi salep mata eritromisi 0,5 % dengan cara mengoleskan salep mata

dari garis dalam menuju luar, menjaga kehangatan bayi dengan cara

membedong bayi dan menempatkan bayi ditempat yang hangat,

memberitahu ibu bahwa bayinya akan dimandikan besuk pagi tanggal 18

Desember 2018 pukul 08.00 WIB yang berguna untuk mencegah

hipotermi/kedinginan pada bayi, memberitahu ibu pukul 14.20 WIB

bayinya akan disuntik imunisasi Hb 0 dengan dosis 0,5 ml secara

Intramuscular (IM) di paha kanan bayi, yang diberikan 1 jam setelah

penyuntikan vit K1, di paha kanan yang berguna untuk mencegah

penyakit Hepatitis B, mendokumentasikan hasil tindakan yang

dilakukan.

Pelaksanaan yang dilakukan pada tanggal 18 Desember 2018 yaitu

memberitahu ibu hasil pemeriksaan bayinya baik dan normal (suhu : 37


0
C, pernafasan : 45 x/menit, nadi : 130 x/menit). memberitahu ibu

bahawa bayinya akan dimandikan, memandikan bayi dengan cara :

(Menyiapkan ember berisi air hangat dan peralatan mandi seperti

handuk, sabun bayi, waslaf, pakaian bayi, topi bayi, dan minyak.

Membuka bedong dan pakaian bayi. Membasahai seluruh tubuh bayi

mulai dari kepala sampai kaki dengan air hangat menggunakan waslaf.
290

Memberi sabun pada tubuh bayi. Masukkan bayi dalam ember yang

berisi air hangat, bilas sabun yang berada di tubuh bayi mulai dari kepala

sampai kaki. Mengeringkan bayi kembali, memberikan minyak pada

tubuh bayi, dan memakaikan bayi baju dan topi. Menjaga kehangatan

bayi dengan cara membedong bayi). mendokumentasikan hasil tindakan.

Pelaksanaan yang dilakukan pada tanggal 19 Desember 2018 yaitu

Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bayinya baik dan normal, (denyut

jantung : 120 x/menit, respirasi : 40 x/menit, suhu : 36,8 0C, BB

sekarang : 3600 gram, personal sosial, bahasa dan motorik kasar bayi

normal), memberitahu ibu bahwa ibu dan bayinya hari ini boleh pulang.

dan bayinya kontrol 1 minggu lagi, menjelaskan pada ibu perawatan bayi

sehari – hari yaitu : (Menjaga kehangatan bayi dengan mengganti

pakaian bayi jika basah, dan membedong bayi pada malam hari,

Menjaga kebersihan bayi dengan memandikan bayi sehari 2 kali dan

membersihkan daerah genetalia bayi sesudah buang air kecil atau buang

air besar, Perawatan tali pusat dengan menjaga tali pusat tetap kering,

mengganti kassa pada tali pusat bayi tanpa ditambahi cairan apapun pada

tali pusat bayi, Memberikan bayi ASI secara on dmand atau sesuai

permintaan bayi, maupun memberikan bayi ASI maksimal 2 jam sekali,

menjelaskan pada ibu tentang ASI Eksklusif yaitu ASI yang diberikan

pada bayi selama 6 bulan tanpa tambahan makanan maupun minuman

apapun, yang berguna untuk nutrisi bayi, meningkatkan kecerdasan bayi.

menganjurkan ibu untuk menyusukan ASInya secara bergantian yaitu


291

jika pertama menyusukan kanan selanjutnya kiri dan seterusnya,

menganjurkan ibu untuk menyusui dengan posisi duduk bersandar

dengan kaki menapak di lantai), mendokumentasikan hasil tindakan.

Pelaksanaan yang dilakukan pada tanggal 03 Januari 2019 yaitu

Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bayinya baik dan normal (nadi : 110

x/menit, respirasi : 39 x/menit, suhu : 36,8 0C, BB sekarang : 4000 gram,

personal sosial, bahasa dan motorik kasar bayi normal ), memberitahu

ibu kondisi BAB bayinya yang berwarna kekuningan berbiji

menandakan bahwa bayinya mendapatkan kecukupan nutrisi.

menganjurkan ibu tetap memberikan ASI Eksklusif secara on demand,

menganjurkan ibu tetap menjaga kehangatan bayi dengan mengganti

pakaian jika basah dan membersihkan genetalia sehabis bayi BAK atau

BAB. Dan menganjurkan ibu tetap memberikan kenyamanan pada

bayinya yaitu tidur di atas tempat tidur yang beralaskan kasur yang

hangat, memberitahu ibu jadwal imunisasi bayinya saat usia 1 bulan,

yaitu imunisasi BCG dan polio 1, dapat dilakukan di Bidan atau

Puskesmas, mendokumentasikan hasil tindakan.

g. Evaluasi

Dalam evaluasi kegiatan yang perlu dilaksanakan adalah mencatat

proses manajemen kebidanan. Hasil evaluasi dapat di jadikan

identifikasi atau analisis masalah selanjutnya bila diperlukan

(Sulistyawati, 2009)
292

Hasil dari evaluasi yang dilakukan pada tanggal 17 Desember 2018

yaitu Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan bayinya. Ibu sudah

mengetahui bahwa bayinya akan disuntik Vit K1, Bayi sudah disuntik

Vit K1, Bayi sudah diberi salep mata, Bayi sudah dijaga

kehangatannya, Ibu sudah mengetahui bahwa bayinya akan dimandikan

besuk pagi, Ibu sudah mengetahui bahwa bayinya akan disuntik

imunisasi Hb 0, Bayi sudah disuntik imunisasi Hb 0, Hasil tindakan

sudah didokumentasikan. Hasil dari evaluasi yang dilakukan pada

tanggal 18 Desember 2018 yaitu Ibu sudah mengetahui hasil

pemeriksaan bayinya, Ibu sudah mengetahui bahwa bayinya akan

dimandikan, Bayi sudah dimandikan, Hasil tindakan sudah

didokumentasikan. Hasil dari evaluasi yang dilakukan pada tanggal 19

Desember 2018 yaitu Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan bayinya,

Ibu sudah mengetahui bahwa bayinya hari ini diperbolehkan pulang dan

kontrol 1 minggu lagi, Ibu sudah paham dengan perawatan bayi sehari-

hari, Ibu sudah mengetahui tentang ASI Eksklusif, Ibu bersedia

menyusukan bayinya secara bergantian, Ibu bersedia menyusui dengan

posisi duduk, Hasil tindakan sudah didokumentasikan. Hasil dari

evaluasi yang dilakukan pada tanggal 07 Januari 2019 yaitu . Ibu sudah

mengetahui hasil pemeriksaan bayinya, Ibu sudah mengetahui tentang

kondisi BAB bayinya, Ibu bersedia tetap menjaga kehangatan dan

kebersihan bayinya, Ibu sudah mengetahui jadwal imunisasi bayinya,

Hasil tindakan sudah didokumentasikan.


293

3. Nifas

a. Pengkajian

Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang

akurat dan lengkap dari berbagai sumber yang berkaitan dengan

kondisi klien. Identitas klien, Pengumpulan data dilakukan melalui

anamnesis, setelah data subjektif kita dapatkan, untuk melengkapi data

kita dalam menegakkan diagnosis, maka kita harus melakukan

pengkajian data objektif melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi,

auskultasi, dan perkusi yang dilakukan secara berurutan.

(Sulistyawati, 2009).

Asuhan kebidanan Nifas normal pada Ny. A tanggal 17

Desember 2018 di ruang bersalin Bidan Praktik Mandiri Hj. Kasijati

Amd. Keb di Sukoharjo. Pukul 14.15 WIB Didapatkan data subjektif

Ibu mengatakan 2 jam yang lalu telah melahirkan bayinya normal, Ibu

mengatakan sangat senang dengan kelahiran bayinya, Ibu mengatakan

perutnya masih terasa mulas. Data objektif yaitu Keadaan Umum :

Baik Kesadaran : Composmentis, TD : 110/80 mmHg N : 82 x/menit,

R : 21 x/menit S : 36,6 0 C Pemeriksaan Sistematis (Muka : Tidak

oedema, Mata : Tidak oedema, conjungtiva merah muda, sklera Putih,

Hidung : Simetris, tidak ada secret, Telinga : Simetris, tidak ada

serumen, Dada dan Axilla, Mammae : Simetris, tidak ada benjolan

maupun nyeri tekan, putting susu menonjol, kolostrum sudah keluar di

kedua payudara, Axilla : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan,
294

Ekstremitas Atas : Normal, tidak oedema , Bawah : Tidak ada varices,

tidak oedema, Pemeriksaan Khusus Obstetri Abdomen : Pembesaran

perut normal, linea nigr, strie albican, kontraksi keras, TFU 3 jari

dibawah pusat, Anogenital : Lochea rubra, perdarahan 30 cc).

Asuhan kebidanan Nifas normal pada Ny. A tanggal 25

Desember 2018 di ruang bersalin Bidan Praktik Mandiri Hj. Kasijati

Amd. Keb di Sukoharjo Pukul 13.00 WIB data subjektif yaitu Ibu

mengatakan tidak ada keluhan apapun, Ibu mengatakan melahirkan di

Bidan Praktek Mandiri Hj. Kasijati Amd. Keb, Ibu mengatakan

ditolong oleh bidan, Ibu mengatakan tanggal 17 Desember 2018 Pukul

11.55 WIB umur kehamilan 40+1 Minggu, Ibu mengatakan melahirkan

secara spontan, Ibu mengatakan tidak ada tindakan apapun, Ibu

mengatakan tidak ada komplikasi, Ibu mengatakan tidak ada diet

makanan dan pola makannya meningkat, Ibu mengatakan sehari BAB

1 kali lembek berwarna kuning, dan BAK sehari 7 kali warna kuning,

Ibu mengatakan sering terbangun saat malam hari, dan ibu

mengatakan tidur jika bayinya tidur, Ibu mengatakan sehari mandi 2

kali, dan ganti baju jika basah, Ibu mengatakan sangat senang

mengurus bayinya, dan keluarganya banyak yang membantu

mengurus serta sangat memberi dukungan, Ibu mengatakan sehari

ganti pembalut 2 kali dan mengeringkan perineum setah BAK/BAB,

Ibu sering membersihkan payudaranya dengan menggunakan kassa

yang diberi air hangat setelah menyusui bayinya, Ibu mengatakan


295

setiap pagi berjalan – jalan disekitar rumah, Ibu mengatakan rutin

minum tablet tambah darah sehari 1 kali sebelum tidur malam, Ibu

mengatakan setelah melahirkan sudah minum vitamin A dan 24 Jam

setelah melahirkan sudah minum vitamin A lagi, Ibu mengatakan

setelah melahirkan tidak ada pantang makanan apapun, ibu banyak

mengkonsumsi sayuran berdaun hijau, dan minum banyak setelah

menyusui, Ibu mengatakan memberikan bayinya minum dengan ASI

saja sesuai permintaan bayinya tanpa tambahan makanan maupun

minuman apapun dan akan memberikan ASI saja sampai usia bayinya

6 bulan, Ibu mengatakan posisi menyusui bayinya dengan posisi duduk

bersandar, Ibu mengatakan tidak mengetahui macam – macam tanda

bahaya masa nifas. Asuhan kebidanan Nifas normal pada Ny. A

tanggal 03 Januari 2018 di ruang bersalin Bidan Praktik Mandiri Hj.

Kasijati Amd. Keb di Sukoharjo Pukul 10.30 WIB Didapatkan data

subjektif Ibu mengatakan keadaannya saat ini sehat tidak sedang sakit

apapun, Ibu mengatakan jahitannya masih sedikit basah, Ibu

mengatakan ASInya keluar sangat lancer, Ibu mengatakan bayinya

menyusu sangat kuat. Didapatkan data objektif yaitu keadaan umum

baik, Kesadaran composmentis , TTV TD : 110/70 mmHg, S : 36,5


0
C, N : 80 x/menit, R : 20 x/menit, perineum jahitan masih sedikit

basah tidak oedema tidak ada kemerahan, laktasi ASI matur, Lochea

alba, TFU tidak teraba. Asuhan kebidanan Nifas normal pada Ny. A

tanggal 4 Januari 2018 Ibu mengatakan ibu mengatakan tidak ada


296

keluhan apapun, ibu mengatakan ASInya keluar sangat lancer, ibu

mengatakan bayinya menyusu sangat kuat. Didapatkan data objektif

yaitu keadaan umum baik, Kesadaran composmentis, TTV (TD :

110/80 mmHg, S : 36,2 0C, N : 82 x/menit, R : 22 x/menit), Perenium

tidak oedema, tidak ada kemeraha, laktasi ASI matur, lochea alba,

TFU tidak teraba.

b. Interpretasi Data
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis, masalah,

dan kebutuhan pasien berdasarkan interpretasi yang benar atas data–data

yang telah dikumpulkan. Langkah awal dari perumusan diagnosis atau

masalah adalah pengolahan data dan analisis dengan menghubungkan

satu dengan lainnya sehingga tergambar fakta (Sulistyawati, 2009).

Berdasarkan hal tersebut penulis merumuskan diagnose pada tanggal

17 Desember 2018 yaitu Ny. R P2 A0 umur 25 tahun 2 jam post partum

normal. Diagnose pada tanggal 25 Desember 2018 yaitu Ny. A P2 A0

umur 28 tahun post partum hari ke 8 normal. Diagnosa pada tanggal 03

Januari 2019 yaitu Ny. A P2 A0 umur 28 tahun post partum hari ke 17

normal. Diagnosa pada tanggal 04 Januari 2019 yaitu Ny. A P2 A0 umur

28 tahun post partum hari ke 18 normal.

c. Diagnosa potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis

potensial lain berdasarkan rangkaian masalah yang lain juga. Langkah ini
297

membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan,

sambil terus mengamati kondisi klien (Sulistyawati, 2009)

Pada asuhan yang dilakukan yang didokumentsaikan dengan langkah

varney tidak ditemukan masalah atau diagnose potensial lain. Sehingga

tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktik dalam menegakkan

diagnose potensial.

d. Tindakan Segera

Disini bidan sangat dituntut kemampuannya untuk dapat selalu

melakukan evaluasi keadaan pasien agar asuhan yang diberikan tepat

dan aman (Sulistyawati, 2009).

Pada asuhan yang telah diberikan secara kesinambungan tidak

ditemukan kesenjangan antara teori dan praktik dalam menerapkan

antisipasi terhadap tindakan segera.

e. Perencanaan

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh

berdasarkan langkah selanjutnya (Sulistyawati, 2009).

Perencanaan yang dibuat pada tanggal 17 Desember 2018 yaitu

Memberitahu ibu hasil pemeriksaannya baik dan normal, memberitahu

ibu rasa mulas dari perut , menganjurkan ibu untuk ganti pembalut jika

selesai BAK atau BAB,menganjurkan ibu untuk istirahat ketika bayinya

tertidur, menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini dengan berjalan-jalan

disekitar tempat tidur. mendokumentasikan hasil tindakan. Perencanaan

yang dibuat pada tanggal 25 Desember 2018 yaitu Memberitahu ibu


298

hasil pemeriksaannya, memberitahu ibu bahwa pola nutrisi ibu sudah

baik, memberitahu ibu bahwa pengetahuan ibu menganai ASI sudah

baik, menjelaskan pada ibu tentang tanda bahaya masa nifas,

memberitahu ibu bahwa ada kunjungan rumah tanggal 3 Januari 2019,

mendokumentasikan hasil tindakan.

Perencanaan yang dibuat pada tanggal 03 Januari 2019 yaitu

memberitahu ibu hasil pemeriksaannya baik dan normal, memberikan

ibu konseling tentang pentingnya gizi pada ibu nifas gizi ibu nifas

berdasarkan Setiya 2010 “Hubungan perilaku pantang makanan dengan

lama penyembuhan luka perineum pada ibu nifas di kecamatan srenget

kabupaten blitar “ berdasarkan penelitian tersebut ada hubungan yang

signifikan antara perilaku pantang makanan dengan lama penyembuhan

luka perineum perilaku pantang makanan menyebabkan luka perineum

pada ibu nifas lebih lama sembuh. menganjurkan ibu untuk tetap

menjaga kebersihan daerah genetaliannya, menganjurkan ibu untuk tetap

minum vitamin yang diberikan dari bidan atau puskesmas,

mendokumentasikan hasil tindakan. Perencanaan yang dibuat pada

tanggal 04 Januari 2019 yaitu memberitahu ibu hasil pemeriksaannya

baik dan normal, memberikan konseling pada ibu tentang macam-

macam alat kontrasepsi, menanyakan pada ibu alasan memilih alat

kontrasepsi yang di pilihnya, menanyakan pada ibu apakah sudah benar-

benar mantap menggunakan alat kontrasepsi yang telah dipilihnya,


299

menjelaskan kembali ibu mengenai metode kontrasepsi yang telah

dipilih, mendokumentasikan hasil tindakan.

f. Pelaksanaan

Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah

diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman.

Realisasi dari perencanaan dapat dilakukan oleh bidan, pasien, atau

anggota keluarga yang lain (Sulistyawati,2009).

Pelaksanaan yang dilakukan pada tanggal 17 Desember 2018

Memberitahu ibu hasil pemeriksaannya baik dan normal, (TD : 110/80

mmHg, nadi : 82 x/menit, respirasi : 21 x/menit , suhu : 36,6 0C),

memberitahu ibu rasa mulas dari perut adalah akibat, rahim yang

berubah ke bentuk seperti semula, dan hal tersebut normal,

menganjurkan ibu untuk ganti pembalut jika selesai BAK atau

BAB,menganjurkan ibu untuk istirahat ketika bayinya tertidur, dan

menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini dengan berjalan-jalan disekitar

tempat tidur, mendokumentasikan hasil tindakan. Pelaksanaan yang

dilakukan pada tanggal 25 Desember 2018 yaitu memberitahu ibu hasil

pemeriksaannya baik dan normal, memberitahu ibu bahwa pola nutrisi

ibu sudah baik, dan menganjurkan ibu untuk tetap meningkatkan pola

makan supaya produksi ASI semakin banyak, memberitahu ibu bahwa

pengetahuan ibu menganai ASI sudah baik, dan menganjurkan ibu tetap

mempertahankan ASI Eksklusifnya untuk melindungi bayi dari penyakit

maupun bakteri berbahaya, menjelaskan pada ibu tentang tanda bahaya


300

masa nifas meliputi : (Perdarahan vagina yang luar biasa atau tiba-tiba

bertambah banyak (lebih dari perdarahan haid biasa atau bila

memerlukan penggantian pembalut 2 kali dalam setengah jam),

Pengeluaran pervaginam yang berbau busuk, Rasa sakit di bagian bawah

abdomen atau punggung, Sakit kepala yang terus menerus, nyeri ulu

hati, atau masalah penglihatan, Pembengkakan di wajah atau di tangan,

Demam, muntah, rasa sakit sewaktu buang air kemih, atau jika tidak

merasa enak badan, Payudara yang berubah menjadi merah, panas, atau

terasa sakit, Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama, Rasa sakit

/ nyeri, kemerahan, panas, disertai dengan area yang keras pada betis,

Perasaan yang sangat sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya

atau diri sendiri, Perasaan sangat letih atau nafas terengah-engah,

Menganjurkan kepada ibu untuk segera menghubungi tenaga kesehatan

yaitu bidan atau dokter apabila mengalami salah satu dari tanda bahaya),

Memberitahu ibu bahwa ada kunjungan rumah tanggal 3 Januari 2019,

mendokumentasikan hasil tindakan. Pelaksanaan yang dilakukan

pada tanggal 03 Januari 2019 yaitu Memberitahu ibu hasil

pemeriksaannya baik dan normal, memberikan ibu konseling tentang

pentingnya gizi pada ibu nifas. (Gizi pada ibu nifas sangat penting untuk

proses pemulihan ibu setelah melahirkan dan untuk menyusui. Ibu juga

harus mencukupi kebutuhan nutrisinya dengan makan-makanan yang

mengandung protein lebih banyak seperti ikanlaut, daging ayam, daging

sapi, telur dan sebagainya, agar luka jahitannya cepat pulih),


301

menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan daerah genetaliannya

dengan cara ganti pembalut minimal 2 kali sehari, membasuh daerah

genetalia dengan air hangat atau air biasa setelah melakukan BAK/BAB

dan mengeringkannya dengan handuk bersih, menganjurkan ibu untuk

tetap minum vitamin yang diberikan dari bidan atau puskesmas,

mendokumentasikan hasil tindakan.

Pelaksanaan yang dilakukan pada tanggal 04 Januari 2019 yaitu

Memberitahu ibu hasil pemeriksaannya baik dan normal. memberikan

konseling pada ibu tentang macam-macam alat kontrasepsi (SAP

terlampir), menanyakan pada ibu alasan memilih alat kontrasepsi yang di

pilihnya, menanyakan pada ibu apakah sudah benar-benar mantap

menggunakan alat kontrasepsi yang telah dipilihnya, menjelaskan

kembali ibu mengenai metode kontrasepsi yang telah dipilih yaitu :

(Waktu yang tepat ibu untuk memasang IUD yaitu setelah 4 minggu

pascasalin karena sangat aman digunakan, Tempat pemasangannya dapat

dilakukan di puskesmas atau di bidan, Tenaga kesehatan yang tepat

untuk melakukan pemasangan IUD yaitu bidan, maupun dokter spesialis,

IUD merupakan alat kontrasepsi yang dimasukkan dalam rahim untuk

menghambat kemampuan sperma masuk dalam tubafallop, Efek samping

yang umum terjadi yaitu perubahan siklus haid, haid lebih lama dan

banyak, perdarahan, haid lebih sakit, Waktu kontrol setelah pemasangan

yaitu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 1 tahun sekali). mendokumentasikan

hasil tindakan.
302

g. Evaluasi

Dalam evaluasi kegiatan yang perlu dilaksanakan adalah mencatat

proses manajemen kebidanan. Hasil evaluasi dapat di jadikan

identifikasi atau analisis masalah selanjutnya bila diperlukan

(Sulistyawati, 2009)

Evaluasi dari hasil asuhan pada tanggal 17 Desember 2018 yaitu Ibu

sudah mengetahui hasil pemeriksaannya, ibu sudah mengetahui akibat

rasa mulasnya, ibu bersedia dengan anjuran bidan, hasil tindakan sudah

didokumentasikan. Evaluasi dari hasil asuhan pada tanggal 25

Desember 2018 yaitu Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya baik

dan normal, ibu bersedia untuk meningkatkan pola nutrisinya, ibu

bersedia untuk mempertahankan ASI Eksklusif. ibu sudah paham

tentang tanda bahaya masa nifas, ibu bersedia untuk datang ke tenaga

kesehatan jika menemukan tanda bahaya masa nifas, ibu sudah

mengetahui bahwa akan ada kunjungan rumah, hasil tindakan sudah

didokumentasikan.

Evaluasi dari hasil asuhan pada tanggal 03 Januari 2019 yaitu Ibu

sudah mengetahui hasil pemeriksaannya baik dan normal. ibu sudah

mengetahui pentingnya gizi pada ibu nifas, ibu bersedia untuk tetap

menjaga kebersihan genetalianya, ibu bersedia untuk tetap minum vitamin

yang diberikan dari bidan, hasil tindakan sudah didokumentasikan.

Evaluasi dari hasil asuhan pada tanggal 04 Januari 2019 yaitu Ibu sudah

mengetahui hasil pemeriksaannya baik dan normal, ibu telah diberikan


303

konseling mengenai macam-macam alat kontrasepsi, hasilnya ibu memilih

menggunakan metode kontrasepsi IUD, ibu memilih alat kontrasepsi IUD

dikarenakan hasil kesepakatan dengan suaminya, selain itu dikarenakan

pengalaman menggunakan kontrasepsi IUD sebelumnya, ibu mengatakan

dirinya dan suami sudah mantap menggunakan alat kontrasepsi IUD, hasil

tindakan sudah didokumentasikan. Asuhan kebidanan nifas normal pada

Ny. A P2 A0 umur 28 tahun tanggal 17 Desember 2018 didapatkan data

subjektif ibu mengatakan 2 jam yang lalu telah melahirkan bayinya

normal, ibu mengatakan sangat senang dengan kelahiran bayinya, ibu

mengatakan perutnya masih terasa mulas. Pada tanggal 25 Desember 2018

didapatkan data sujektif ibu mengatakan telah melahirkan bayinya normal,

ibu mengatakan keluarganya sangat mensupport dengan kelahiran ini.

Asuhan kunjungan rumah nifas yang dilakukan pada tanggal 03 Januari

2018 didapatkan data subjektif ibu mengatakan tidak ada keluhan apapun,

tidak sedang menderita sakit apapun, dan ibu mengatakan jahitannya

masih sedikit basah, dan didapatkan data objektif yang didapatkan KU :

baik, kesadaran : composmentis, TD : 110/70 mmHg, N : 80 x/menit, R :

20 x/menit, S : 36,5 0C, pemeriksaan fisik : normal, Laktasi: ASI matur,

pemeriksaan khusus obstetri :normal, TFU : Tidak teraba, lochea alba.

Menurut Haryani, (2012) data subjektif berisi rentang data dari pasien

melalui anamnesis (wawancara) yang merupakan ungkapan langsung.

Asuhan kunjungan rumah nifas yang dilakukan pada tanggal 04 Desember

2018 didapatkan data subjektif ibu mengatakan tidak ada keluhan apapun,
304

dan tidak sedang menderita sakit apapun, dan data objektif yang

didapatkan semuanya normal, laktasi : ASI matur, lochea : alba, TFU :

tidak teraba.Menurut Haryani, (2012) data subjektif berisi rentang data

dari pasien melalui anamnesis (wawancara) yang merupakan ungkapan

langsung. Data objektif pada tanggal 17 Desember 2018 didadaptan

keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis, TD : 110/80 mmHg,

nadi : 82 x/menit, respirasi : 21 x/menit, suhu : 36,6 0C, pembesaran perut

normal, linea nigra, strie albican, kontraksi keras, TFU 3 jari dibawah

pusat, lochea rubra, perdarahan 30 cc. Pada tanggal 25 Desember 2018

didapatkan data objektif keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis,

TD : 100/80 mmHg, nadi : 80 x/menit, respirasi : 21x/menit, suhu : 36,6

0C, kontraksi : keras, TFU : Pertengahan pusat dan syimpisis, lochea :

Serosa. Menurut Marliandiani dan Ningrum, (2015) Lokia rubra timbul

pada hari ke 1-2 postpartum. berisi darah segar bercampur sel desidua,

verniks kaseosa. lanugo Sisa mekonium, Sisa selaput ketuban, dan sisa

darah. Lokia serosa timbul 1 minggu setalah post partum yang berisi

leukosit dan robekan laserai plasenta. Pada tanggal 03 Januari 2019

didapatkan data objektif keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis,

TD : 110/70 mmHg, nadi : 80 x/menit, respirasi : 20 x/menit, suhu : 36,5

0C. Pada tanggal 04 Januari 2019 didapatkan data objektif keadaan umum

: baik, kesadaran : composmentis, TD : 110/70 mmHg, suhu : 36,5 0C,

nadi : 80 x/menit, respirasi : 20 x/menit, perenium : tidak oedema, tidak

ada kemerahan, laktasi : ASI matur, lochea : alba, TFU : tidak teraba.
305

Menurut Marliandiani dan Ningrum (2015) ukuran uterus pada

masa nifas akan mengecil seperti sebelum hamil, perubahan–perubahan

normal pada uterus selama 7 hari post partum TFU di pertengahan pusat

dan simfisis, sedangkan selama 14 hari post partum TFU tidak teraba dan

6 minggu post partum TFU normal. Menurut Marliandiani dan Ningrum

(2015) lochea alba timbul setelah 2 minggu post partum dan hanya

merupakan cairan putih. Dan juga menurut Haryani, (2012) Data yang

didapat dari hasil observasi melalui pemeriksaan fisik pada masa

postpartum. Sehingga, data subjektif dan data objektif yang didapatkan di

masa nifas pada Ny. A P2 A0 umur 28 tahun di Bidan Praktik Mandiri Hj.

Kasijati Amd. Keb tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktik.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan selesainya pelaksanaan asuhan kebidanan secara berkelanjutan

(continuity of care) yang berjudul “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny.

A di Bidan Praktek Mandiri Hj. Kasujati Amd. Keb Sukoharjo” yang penulis

lakukan mulai dari kehamilan trimester III sampai dengan nifas maka penulis

dapat mengambil kesimpulan :

1. Pengkajian

a. Kehamilan

Asuhan kehamilan yang dilakukan pada tanggal 15 November

2018 didapatkan data subjektif ibu mengatakan bernama Ny. A umur 28

tahun, ibu mengatakan ini kehamilan keduanya, punya anak satu, dan

belum pernah keguguran, ibu mengatakan hari pertama menstruasi terakhir

yaitu tanggal 09 Maret 2018, dan data objektif normal. Kunjungan rumah

kehamilan ke I yang dilakukan pada tanggal 22 November 2018 UK

36+6minggu didapatkan data subjektif ibu mengatakan Ibu mengatakan,

Ibu mengatakan gerakan janinnya sangat aktif, Ibu mengatakan sudah bisa

BAB,dan data objektif normal. Kunjungan rumah kehamilan ke II yang

dilakukan pada tanggal 07 Desember 2018 UK 39 minggudidapatkan data

subjektif ibu mengatakan keadaannya saat ini sehat tidak sedang sakit

apapun, ibu mengatakan sudah merasakan kenceng-kenceng dan kadang

masih sering hilang, ibu mengatakan sehari gerakan janinnya sangat aktif

306
307

dan bisa dirasakan nendang–nendang semakin sering, dan data objektif

normal.

b. Persalinan

Asuhan persalinan yang dilakukan pada tanggal 17 Desember 2018 pukul

07.50 WIB kala I fase laten didapatkan data subjektif ibu mengatakan

merasakan kenceng – kenceng yang sering, dan mengeluarkan lendir darah

dari kemaluannya, dan didapatkan data objektif DJJ : 141 x/menit, TFU :

32 cm, TBJ: (32 – 11) x 155 = 3255 gram, usia kehamilan : 40+1 minggu,

pemeriksaan fisik : normal, leopold normal PAP 3/5 bagian, vulva/vagina :

tidak ada varices, tidak oedema,servik : porsio tebal, pembukaan : 2 cm,

KK : utuh, presentasi : belakang kepala.

Asuhan persalinan kala I fase aktif dilatasi maksimal yang

dilakukan pada pukul 10.30 WIB didapatkan data subjektif ibu

mengatakan cemas karena perutnya kenceng-kenceng lebih sering dan

lebih kuat, ibu mengatakan nyeri pada pinggangnya, dan didapatkan data

objektif kontraksi : His 3x40 detik, DJJ : 141 x/menit, serviks : porsio

tipis, pembukaan : 7 cm, KK : utuh, sutura : penyusupan 0, UUK: Jam 11

presentasi : belakang kepala.Asuhan persalinan kala II yang didapatkan

data subjektif ibu mengatakan cemas karena perutnya kenceng-kenceng

lebih sering dan lebih kuat, ibu mengatakan semakin nyeri pinggang,

sudah tidak bisa menahannya lagi seperti ingin meneran dan ingin BAB,

dan didapatkan data objektif kontraksi : His 5x45 detik, DJJ : 141 x/menit,

vulva/vagina : tidak ada varices, tidak oedema, serviks : porsio tipis,


308

pembukaan : 10 cm, KK : pecah jernih, sutura : penyusupan 0, UUK : jam

12, presentasi : belakang kepala, perinium tampak menonjol, vulva dan

sfingter ani membuka.

Asuhan persalinan kala III yang dilaukan didapatkan data subjektif

ibu mengatakan senang karena bayinya sudah lahir, ibu mengatakan

perutnya masih terasa mules, dan didapatkan data objektif pukul 11.55

WIB bayi lahir normal, cukup bulan 40+1minggu, menangis kuat, gerakan

aktif, vulva vagina : terlihat tali pusat di depan vaginadengan terpasang

klem, TFU : Setinggi pusat, kontraksi : Keras, PPV : ± 120 cc Asuhan

persalinan kala IV yang dilaukan didapatkan data subjektif ibu

mengatakan senang karena bayi dan ari-ari sudah lahir, ibu mengatakan

lelah dan khawatir perutnya masih terasa mules, dan didapatkan data

objektif pukul 12.05 WIB : plasenta lahir lengkap spontan dengan

kotiledon : 20, panjang tali pusat : 47 cm, selaput ketuban : utuh, TFU : 3

jari dibawah pusat, puting susu : menonjol dan kolostrum belum keluar,

kontraksi : keras, PPV : ± 100cc, vulva vagina : laserasi derajat 2 jahit

dalam 3 luar 4.

c. Bayi Baru Lahir (BBL)

Asuhan Bayi Baru Lahir (BBL) pada tanggal 17 Desember 2018

pukul 12.55 WIB, didapatkan data subjektif dari ibu yaitu ibu mengatakan

bahwa bayinya sehat, tidak ada kelainan maupun penyulit, dan didapatkan

data objektif normal. Asuhan bayi baru lahir yang dilakukan pada tanggal

18 Desember 2018 didapatkan data subjektif ibu mengatakan bayinya


309

sehat, ibu mengatakan bayinya belum dimandikan, ibu mengatakan

bayinya minum ASI dengan kuat, dan didapatkan data objektif normal.

Kunjungan bayi baru lahir yang dilakukan pada tanggal 19 Desember 2018

didapatkan data subjektif ibu mengatakan bayinya sehat tidak ada keluhan

apapun, ibu mengatakan bayinya mau menyusu, mengatakan bayinya

sehari buang air kecil 6 kali dan buang air besar 2 kali, dan didapatkan

data objektif normal. Kunjungan rumah bayi baru lahir yang dilakukan

pada tanggal 03 Januari 2019 didapatkan data subjektif ibu mengatakan

bayinya sehat tidak ada keluhan apapun, ibu mengatakan bayinya menyusu

sangat kuat, ibu mengatakan bayinya sudah ditindik, ibu megatakan

bayinya bergeraksangat aktif, ibu mengatakan bayinya sehari buang air

kecil 6 kali, dan buang air besar 3 kali warna kekuningan berbiji, ibu

mengatakan bayinya tampak puas setelah minum ASI, dan didapatkan data

objektif normal.

d. Nifas

Asuhan Nifas yang dilakukan pada tanggal 17 Desember 2018

didapatkan data subjektif ibu mengatakan 2 jam yang lalu telah melahirkan

bayinya normal, ibu mengatakan sangat senang dengan kelahiran bayinya,

ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas, dan didapatkan data objektif

normal. Asuhan nifas yang dilakukan pada tanggal 25 Desember 2018

didapatkan data subjektif ibu mengatakan telah melahirkan bayinya secara

normal, ibu mengatakan keluarganya sangat mensupport dengan kelahiran

ini, dan didapatkan data objektif normal. Asuhan kunjungan rumah nifas
310

yang dilakukan pada tanggal 03 Januari 2019 didapatkan data subjektif ibu

mengatakan tidakada keluhan apapun, tidak sedang menderita sakit

apapun, dan ibu mengatakan jahitannya masih sedikit basah, dan

didapatkan data objektif yang didapatkan KU : baik, kesadaran :

composmentis, TD : 110/70 mmHg, N : 80 x/menit, R : 20x/menit, S :

36,5 0C, pemeriksaan fisik : normal, Laktasi: ASI matur, pemeriksaan

khusus obstetri :normal, TFU : Tidak teraba, lochea alba.Asuhan

kunjungan rumah nifas yang dilakukan pada tanggal 04 Januari 2019

didapatkan data subjektif ibu mengatakan tidak ada keluhanapapun, dan

tidak sedang menderita sakit apapun, dan data objektif yang didapatkan

semuanya normal, laktasi : ASI matur, lochea : alba, TFU : tidak teraba.

2. Interpretasi data

Asuhan kebidanan dari data – data yang didapatkan melalui

pengkajian (data subjektif maupun data objektif) pada Ny. A umur 28 tahun,

tidak ditemukan adanya penyulit sehingga interpretasi data yang didapatkan

adalah kehamilan normal, persalinan normal, bayi baru lahir normal, dan

nifas normal.

3. Diagnosa potensial

Asuhan kebidanan kehamilan normal, persalinan normal, bayi baru

lahir normal, dan nifas normal data – data yang didapatkan dari pengkajian

hingga ditemukan interpretasi data pada Ny. A umur 28 tahun tidak

ditemukan adanya diagnosa yang mungkin terjadi selanjutnya pada

kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, maupun nifas.


311

4. Tindakan segera

Asuhan kebidanan kehamilan normal, persalinan normal, bayi baru

lahir normal, dan nifas normal data – data yang didapatkan dari pengkajian

hingga ditemukan interpretasi data tidak ditemukan adanya diagnosa

potensial pada Ny. A umur 28 tahun, sehingga tidak ada tindakan segera

yang dilakukan.

5. Perencanaan

Asuhan kebidanan komprehensif mulai dari kehamilan normal,

persalinan normal, bayi baru lahir normal, dan nifas normaldata – data yang

didapatkan dari pengkajian hingga ditemukan interpretasi data tidak

ditemukan adanya diagnosa potensial, sehingga tidak ada tindakan segera

yang dilakukan pada Ny. A umur 28 tahun, sehingga perencanaan yang

direncanakan sesuai dengan asuhan kebidanan normal pada kehamilan,

persalinan, bayi baru lahir, dan nifas.

6. Pelaksanaan

Perencanaan yang direncanakan sesuai dengan asuhan kebidanan

normal, sehingga pelaksanaan yang dilakukan secara komprehensif pada Ny.

A sesuai dengan yang telah direncanakan mulai dari asuhan kebidanan

kehamilan normal, persalinan normal, bayi baru lahir normal, dan nifas

normal.

7. Evaluasi

Didapatkan hasil dari asuhan kebidanan komprehensif dari

kehamilan normal hingga keluarga berencana, sesuai dengan data – data


312

pengkajian hingga pelaksanaan didapatkan hasilkeseluruhan normal dari

kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, dan nifas sesuai dengan pelaksanaan

yang dilakukan.

8. Dokumentasi

Asuhan kebidanan komprehensif yang dilakukan pada Ny. A umur

28 tahun mulai dari kehamilan normal, persalinan normal, bayi baru lahir

normal, dan nifas normal dalam bentuk pendokumentasian sebagaimana

terlampir.

9. Kesenjangan

Asuhan kebidanan komprehensif yang dilakukan pada Ny. A umur

28 tahun mulai dari kehamilan normal, persalinan normal, bayi baru lahir

normal, nifas normal,dan nifas. Tidak didapatkan adanya kesenjangan antara

teori dan praktik.

B. Saran

1. Bagi Penulis

Diharapkan dapat lebih menambah pengetahuan dan pengalaman penulis

dalam membuat Asuhan kebidanan Komprehensif.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat mempertahankan menjadi tambahan referensi dalam

meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai Asuhan Kebidanan

Komprehensif.

3. Bagi lahan praktik


313

Diharapkan dapat mempertahankan mutu pelayanan tenaga kesehatan

terutama bidan untuk selalu melakukan Asuhan secara Komprehensif

4. Bagi Klien dan masyarakat

Diharapkan agar klien maupun masyarakat tetap bisa melakukan deteksi

yang mungkin timbul pada masa kehamilan, persalinan maupun pada masa

nifas selanjutnya sehingga memungkinkan segera mencari pertolongan.


DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Asnawir, dkk. 2015. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kecemasan


Ibu Hamil Menghadapi Proses Persalinan di Puskesmas Budilatama
Kecamatan Gadung Kabupaten Buol Provinsi Sulawesi Tengah. Jurnal
Keperawatan(e-Kp) Volume 3 Nomor 2 Mei 2015. Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Manado.

Astuti, H.P.2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu I (Kehamilan).Yogyakarta:


Rohima Press.

Isdiaty, F. N. 2013. Pengetahuan Tanda Bahaya Kehamilan dan Perilaku


Perawatan Kehamilan Pada Ibu Hamil Trimester III. Jurnal Keperawatan
Indonesia 16 (1), 18-24, 2013. Fakultas Imu Keperawatan Universitas
Indonesia. Jakarta.

Hartiningtiyaswati, Setiya. 2010. Hubungan Perilaku Pantang Makanan Denfgan


Lama Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Nifas di Kecamatan Srengat
Kabupaten Blitar. Karya Tulis Ilmiah Program Studi D IV Kebidanan
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Hidayat, A.A. 2014. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknis Analisis Data.
Jakarta : Salemba Medika

Heryani, Reni. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu Nifas dan Menyusui.
Jakarta: Trans Info Media

Johariyah, dan Ningrum E.W.2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan &
Bayi Baru Lahir. Jakarta: CV. Trans Info Media

Mardela, A.P, dkk. 2013. Rencana Pemilihan Penolong dan Tempat Persalinan
Ibu Hamil Setelah Diberikan Pendidikan Kesehatan Tentang Persiapan
Persalinan Aman. Jurnal Kebidanan. Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Padjajaran Bnadung. Jawa Barat.

Marliandiani Yefi, dan Ningrum N.P. 2015. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada
Masa Nifas dan Menyusui. Jakarta : Salemba Medika

Marmi. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Antenatal. Yogyakarta: Pustaka


Belajar
Marmi. 2012. Intranatal Care Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Yogyakarta:
Pustaka Belajar

Marmi. 2012. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas “Peuprium Care”.


Yogyakarta: Pustaka Belajar

Marmi, Kukuh. R. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah.
Yogyakarta: Pustaka Belajar

Martini, Diah Eka, 2012. Perbedaan Lama Pelepasan Tali Pusat Bayi Baru Lahir
Yang Mendapatkan Perawatan Menggunakan Kassa Kering dan Kompres
Alkohol Di Desa Plosowahyu Kabupaten Lamongan. Jurnal Vol 03 No.XIII
des 2012. SURYA

Rukiyah, A.Y, dan Yulianti L. 2018. Buku Saku Asuhan Kebidanan Pada Masa
Nifas. Jakarta : C.V Trans Info Media

Restianti, Yuni, dkk. 2015. Pengaruh Masase Uterus Terhadap Penurunan Tinggi
Fundus Uteri Pada Ibu Post Partum Domisili Demak di RSUD Suanan
Kalijaga Demak. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol..
No.. Mahasiswa Program Studi S1 Keperaawatan STIKES Tegalrejo
Semarang, Dosen Program Studi Keperawatan Poltekes Kemenkes
Semarang, Dosen Program Studi Ilmu Kesehatan Masyrakat Universitas
Muhaammadiyah Semarang. Semarang.

Saifudin. A.B, 2010. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta : Bina


Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Saryono, Pantiawati. 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehanilan). Yogyakarta : Nulia


Medika

Saryono, dan Anggraeni M.D. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif Dalam


Bidang Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika

Sudarti, dan Fauziah Afroh. 2011. Buku Ajar Dokumentasi Kebidanan.


Yogyakarta : Nuha Medika

Sukarsi, Sri. 2013. Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini Pada Kontraksi Uterus Ibu
Bersalin di BPS Kecamatan Bluto. Jurnal Kesehatan Wiraraja Medika.
Program Studi Diploma Kebidaanan UNIJA. Sumenep.
Sulistyawati. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba
Medika

Sumarah, dkk. 2008. Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Bersalin). Yogyakarta : Fitramaya.

Sofian, Amru. 2011. Edisi 3 Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri (Obstetri Operatif
Obstetri Sosial) Jilid 2. Jakarta:Buku Kedokteran EGC

Setiyawan Ari, dan Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kebidanan DIII, DIV,
S1 dan S2. Yogyakarta : Nuha Medika

Sri Astuti, dkk. 2017. Asuhan Ibu Dalam Masa Kehamilan. Jakartaa: Erlangga

Walyani, E.S 2015. Asuhan Kebidanan pada keahmilan. Yogyakarta :


PUSTAKABARUPRESS.

Anda mungkin juga menyukai