Anda di halaman 1dari 174

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHANAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. “M”


DI UPT PUSKESMAS KURIPAN

DI SUSUN OLEH :
YAYUN FITRIANI
023SYEBID20

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI JENJANGDIII KEBIDANAN
TAHUN 2023

i
LAPORAN TUGAS AKHIR
ASUHANAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. “M”
DI UPT PUSKESMAS KURIPAN

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan (A.Md.Keb) Pada


Program Pada Studi Kebidanan Jenjang Diploma III STIKES Yarsi Mataram

DI SUSUN OLEH :
YAYUN FITRIANI
023SYEBID20

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI JENJANGDIII KEBIDANAN
TAHUN 2023

ii
SURAT PERNYATAAN

Saya bersumpah Laporan Tugas Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri dan
belum pernah dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai
jenjang pendidikan dan perguruan tinggi manapun.

Mataram, April 2023

Yayun Fitriani
023SYEBID20

iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Seseorang menjadi pintar karena belajar, menjadi paham karena mengalami
kegagalan, menjadi dewasa karena masalah yang telah dilewati. Kegagalan
mengajarkan kita untuk memperbaiki dan tidak menyerah. Usahamu berhasil
meski pungagal, itulah yang dinamakan proses menuju keberhasilan.
Laporan Tugas Akhir ini penulis persembahkan kepada:
1. Allah SWT. yang senantiasa memberikan saya kesehatan dan atas Rahmat-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.
2. Kedua orang tua yang saya sayangi, Ibu Asiah selaku Mama saya dan Bapak
Maman Hamzah selaku Papa saya yang telah memberikan dukungan, nasehat,
do’a, dan kasih sayang yang tiada hentinya untuk kesuksesan saya sampai
akhirnya dapat menyelesaikan tugas dengan baik selama kuliah.
3. Dosen Program Studi Kebidanan Jenjang DIII, Pembimbing, Penguji, Pengajar
yang selama ini telah tulus dan ikhlas membimbing saya untuk menjadi lebih
baik serta terselesaikannya Laporan Tugas Akhir ini.
4. Saudara/i, sahabat, sepupu, serta Muhammad fahrul selaku suami saya yang
tidak bisa saya sebutkan namanya satu persatu yang selalu meluangkan waktu
memberikan dukungan, semangat, nasihat serta do'a untuk saya dalam
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini sampai akhirnya saya dapat
menyelesaikannya dengan baik.
5. Teman-teman seperjuangan Prodi D.III Kebidanan STIKes Yarsi Mataram
Angkatan tahun 2020 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, yang
merupakan teman seperjuangan saya selama 3 tahun terakhir.
6. Dan untuk diri saya sendiri terimakasih sudah mampu bertahan dan selalu
bangkit selama kuliah 3 tahun terakhir dalam senang, susah, sedih, letih, lelah,
bahkan sakit sampai detik ini hingga terselesaikannya Laporan Tugas Akhir
ini.
Akhir kata saya persembahkan Laporan Tugas Akhir ini untuk semuanya,
orang-orang yang sangat saya sayangi dan cintai. Dan semoga Laporan Tugas
Akhir ini dapat bermanfaat dan berguna untuk ilmu pengetahuan di masa yang
akan datang, Aamiin.

iv
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Ujian Laporan Tugas Akhir dengan judul "Asuhan Kebidanan


Komprehensif pada Ibu Hamil Dengan Usia Kehamilan 36 Minggu" ini telah
disetujui untuk diajukan di hadapan Tim Penguji Laporan Tugas Akhir Program
Studi Kebidanan Jenjang D.III STIKes Yarsi Mataram pada.

Hari :
Tanggal :

Pembimbing I :Susilia Idyawati, M. Kes (…………………….)

Pembimbing II : Hardaniyati, S.SiT, M. Kes (…………………….)

Mengetahui,
Ketua Prodi Kebidanan Jenjang D.3

(Bq. Ricca Afrida, M. Keb)


NIK : 3050973

v
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Tugas Akhir dengan Judul "Asuhan Kebidanan Komprehensif pada
Ny “M” Di UPT Pukesmas Kuripan "telah dipertahankan dan telah diperbaiki
sesuai dengan masukan Tim Penguji Laporan Tugas Akhir Program Studi
Kebidanan Jenjang D.III STIKes Yarsi Mataram pada.

Hari :
Tanggal :

Penguji I : (……………………………….)

Penguji II : (……………………………….)

Penguji III : (………………………………..)

Mengetahui,
Ketua Prodi Kebidanan Jenjang D.3

(Bq. Ricca Afrida, M. Keb)


NIK : 3050973

vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas limpahan
rahmat serta hidayah-Nya, sehingga Laporan Tugas Akhir dengan judul “Asuhan
Kebidanan Komprehensif pada Ny."M" Dengan Usah Kehamilan 36 Minggu”
dapat terselesaikan tepat waktu atas bantuan, arahan serta bimbingan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. H. Zulkahfi, S.Kep.,Ners.,M.Kes, selaku Ketua STIKES Yarsi Mataram yang
telah memberikan kesempatan dan memfasilitasi penulis untuk mengikuti dan
menyelesaikan Pendidikan Program Studi Kebidanan Jenjang D.III
2. Bq. Ricca Afrida, M. Keb, selaku Ketua Prodi Kebidanan Jenjang D.3 STIKes
Yarsi Mataram yang telah memberikan kesempatan penyusun untuk mengikuti
dan menyelesaikan Pendidikan program studi Kebidanan Jenjang D.3.
3. Susilia Idyawati, S.ST.,M.Kes, selaku Pembimbing I Laporan Tugas Akhir
yang telah memberikan kesempatan kepada penyusun untuk menyelesaikan
Pendidikan program studi Jenjang D.3 Kebidanan dan memberikan
bimbingan dan motivasi sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan
tepat pada waktunya.
4. Hardaniyati, S.SiT,M.Kes, selaku Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan arahan, serta motivasi sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
5. Ny. “M” yang telah bersedia menjadi responden penyusun dalam Laporan
Tugas Akhir ini.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa Laporan Tugas Akhir ini masih
kurang sempurna. Untuk itu, penyusun sangat mengharapkan kritik serta saran
yang bersifat membangun guna kesempurnaan Laporan Tugas Akhir ini.

vii
Akhir kata penyusun mengucapkan terimakasih semoga Lapran Tugas
Akhir ini bermanfaat bagi penyusun khususnya serta pembaca pada umumnya.

Mataram, April 2023


Penyusun

Yayun fitriani
023SYEBID20

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL......................................................................................i
HALAMAN JUDUL.........................................................................................ii
SURAT PERNYATAAN..................................................................................iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN....................................................................iv
HALAMAN PERSETUJUAN..........................................................................vi
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................vii
KATA PENGANTAR.......................................................................................viii
DAFTAR ISI......................................................................................................x
DAFTAR SINGKATAN...................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................xvi
ABSTRAK.........................................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Batasan Masalah.....................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................4
1.4 Manfaat...................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................6
2.1 Konsep Dasar Teori Kehamilan .............................................................6
2.2 Konsep Dasar Teori Persalinan Normal .................................................23
2.3 Konsep Dasar Asuhan Persalinan ..........................................................37
2.4 Teori Partograf........................................................................................50
2.5 Konsep Dasar Masa Nifas.......................................................................57
2.6 Perubahan Fisiologis Masa Nifas ...........................................................58
2.7 Nyeri Luka Jahitan Perineum .................................................................61
2.8 Kebutuhan Dasar Ibu Nifas ....................................................................63
2.9 Asi Eklusif ..............................................................................................69
2.10 Tanda Bahaya Masa Nifas .....................................................................75
2.11 Konsep Dasar Teori Bayi Baru Lahir ....................................................77
2.12Manajemen Kebidanan SOAP ...............................................................83
2.13 Standar Asuhan Kebidanan Kepmenkes 938.........................................84

ix
BAB III KASUS................................................................................................45
3.1 Kehamilan...............................................................................................45
3.2 Bersalin....................................................................................................45
3.3 nifas.........................................................................................................45
3.4 Bayi baru lahir (BBL).............................................................................46
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................49
4.1 Kehamilanl..............................................................................................49
4.2 Bersalin....................................................................................................63
4.3 Nifas……………………………………………………………………
4.4 Bayi baru lahir (BBL)………………………………………………….
BAB V PENUTUP.............................................................................................98
5.1 Kesimpulan..............................................................................................98
5.2 Saran........................................................................................................103
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

x
DAFTAR SINGKATAN

AIDS : Acquired Immunodeficiency Syndrome


AKI : Angka Kematian Ibu
ANC : Antenatal Care
APGO : Ada Potensi Gawat Obstetri
ASI : Air Susu Ibu
AGO : Ada Gawat Obstetri
AGDO : Ada Gawat Darurat Obstetri
BAB : Buang Air Besar
BAK : Buang Air Kecil
BB : Berat Badan
BBLR : Berat Bayi Lahir Rendah
BLUD : Badan Layanan Umum Daerah
DJJ : Denyut Jantung Janin
DKK : Dan Kawan-Kawan
DLL : Dan Lain-Lain
GR : Gram
DEPKES : Departemen Kesehatan
G6PD : Glucose-6-Phosphate-Dehydrogenase
HB : Hemoglobin
HBsAG : Hepatitis B Surface Antigen
HIV : Human Immunodeficiency Virus
HPL : Hari Perkiraan Lahir
HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir
IRT : Ibu Rumah Tangga
UFD : Inrauterine Fetal Death
IMT : Indeks Masa Tubuh
JP : Jenis Persalinan
JK : Jenis Kelamin
KB : Keluarga Berencana
KG : Kilogram

xi
KIE : Komunikasi, Informasi, Edukasi
KEK : Kekurangan Energi Kronik
KPD : Ketuban Pecah Dini
KU : Keadaan Umum
KRT : Kehamilan Resiko Tinggi
KRST : Kehamilan Resiko Sangat Tinggi
LILA/LL : Lingkar Lengan Atas
LTA : Laporan Tugas Akhir
MCG : MIkrogram
MG : Miligram
ML : Miligram
N : Nadi
NAKES : Tenaga Kesehatan
NTB : Nusa Tenggara Barat
Ny : Nyonya
P : Perempuan
PAP : Pintu Atas Panggul
PKM : Puskesmas
PUS : Pasangan Usia Subur
ROB : Riwayat Obstetri Buruk
RM : Rekam Medik
Resti : Resiko Tinggi
RR : Pernapasan
RSUD : Rumah SakitUmum Daerah
S : Suhu
SDKI : SurveiDemografi dan Kesehatan Indonesia
SPM : Standar Pelayanan Minimal
SOAPIE : Subjektif Objektif Analisa Perencanaan Implementasi Evaluasi
SPOG : Spesialis Obstetri dan Ginekologi
TB : Tinggi Badan
TBC : Tuberkulosis
TD : Tekanan Darah

xii
TBJ : Tabsiran Berat Janin
TFU : Tinggi Fundus Uteri
T/H/IU : Tunggal/Hidup/Intra Uterin
TM : Trimester
TT : Tetanus Toxoid
TTD : Tablet Tambah Darah
TTV : Tanda Tanda Vital
UK : Usia Kehamilan
UPT : Unit Pelayanan Teknis
USG : Ultrasonografi
WHO : World Health Organization
WUS : Wanita Usia Subur

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Dokumentasi (Foto), Buku KIA


Lampiran 2 : Lembar Konsul
Lampiran 3 : Informen consen

xiv
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yarsi Mataram
Program Studi Kebidanan Jenjang D3
Laporan Tugas Akhir, Mei 2023
Yayun Fitriani (023 SYEBID 20)

ABSTRAK
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PADA NY “Y” DENGAN USIA KEHAMILAN 36-37 MINGGU DENGAN
KEHAMILAN NORMAL
DI UPT PUSKESMAS KURIPAN
Oleh : Yayun Fitriani (023 SYEBID 20)
Kematian ibu dan Kematian bayi merupakan indikator kesehatan. Upaya
untuk menurunkan AKI dan AKB salah satunya dengan memberikan asuhan
kebidanan pada ibu hamil, persalinan, nifas dan BBL. Tujuan penelitian adalah
melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny “M’ Di Puskesmas Kuripan
mulai dari tanggal 20 bulan Maret sampai bulan Mei.
Ruang lingkup penelitian ini terdiri dari sasaran yaitu pada Ny “M” Di
Pukesmas Kuripan mulai dari tanggal 20 bulan maret sampai bulan Mei
Hasil asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. “M” selama kehamilan
sampai hingga masa nifas berjalan normal.
Kesimpulan dari asuhan kebidanan komprehensif ini didapatkan dengan
melakukan asuhan kebidanan secara mandiri dan kolaborasi serta penanganan
secara dini, tidak ditemukan adanya penyulit kehamilan, persalinan, nifas dan
neonatus.

Kata Kunci :Asuhan Kebidanan, Kehamilan Normal, Komprehensif


Refrensi : 30 (2014-2021)

xv
Yarsi School of Health
Diploma III Midwifery Study Program
Scientific Paper, May 2023
Yayun Fitriani (023 SYEBID 20)
ABSTRACT
COMPREHENSIF MIDWIFE CARE IN NY. Y 36-37 WEEKS WITH
NORMAL PREGNANCY
IN KURIPAN HEALTH CENTER
By : Yayun Fitriani (023 SYEBID 20)
Maternal and infant mortality are indicators of health. One of the efforts to reduce
martenal and infant mortality rater is by providing midwifery care for pregnant
women, childbirth, postpartum and newborns.the aim of the study was to carry out
comprehensive midwifery care for Mrs.M at the Kuripan Health center from
march 20 to may
The scope of this research consists of targets,namely Mrs.M at the Kuripan Health
Center from the 20 of march to the mont of Mey.
The results of comprehensive midwifery care for Mrs “M” during pregnancy until
the puerperium runs normally.
The conclusion of this comprehensive midwifery care was obtained by conducting
midwifery care independently and in collaboration as well as early treatment,
there were no complications of pregnancy, childbirth, neonatal postnatal.

Keywords: Midwifery care, Normal pregnancy, Comprehensive


References: 30 (2014-2021)

xvi
xvii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut data WHO (World Health Organization) tahun 2021 AKI
secara global yang terjadi pada pada tahun 2021 mengalami sedikit penurunan
dari tahun 2020. Tahun 2020 terjadi sebanyak 213 Kematian per 100.000
Kelahiran Hidup (KH), sedangkan pada tahun 2021 terjadi sebanyak 208
Kematian per 100.000 Kelahiran Hidup (KH), Angka ini masih cukup jauh
dari target SDGs (Sustainable Development Goals) yang menargetkan pada
tahun 2030 AKI turun menjadi 70 per 100.000 KH dan AKB 12 per 1000
kelahiran hidup.Menurut WHO jumlah Angka Kematian Balita (AKB) secara
global mengalami penurunan dari tahun 1990 sampai 2020. Jumlah kematian
neonatus menurun dari 5 juta pada tahun 1990 menjadi 2,4 juta pada tahun
2020. AKB di seluruh negara pada tahun 2020 berkisar antara 1 kematian per
1000 kehidupan hidup. Sebagian besar penyebab kematian pada bayi
diantaranya kelahiran prematur, komplikasi terkait persalinan (asfiksia lahir
atau sesak napas saat lahir), infeksi dan cacat lahir. Berdasarkan data WHO
pada tahun 2021 jumlah AKB yaitu sebesar 2.350.00 kasus (WHO, 2021)
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2019 menunjukkan
sebesar 4.221 Kematian (Kemenkes RI, 2021). Jumlah tersebut mengalami
peningkatan pada tahun 2020 Menunjukkan sebesar 4.627 kasus kematian.
Sebagian besar penyebab kematian ibu disebabkan oleh penyebab lain-lain
34,2%, pendarahan sebesar 28,7%. Sedangkanpada tahun 2021 Menunjukan
peningkatan sebesar 7.389 kasus kematian, dibandingkan pada tahun 2020.
dengan penyebab kematian ibu pada tahun 2021 terkait Covid-19 sebanyak
2.982 kasus, perdarahan sebanyak 1.330 kasus, dan hipertensi dalam
kehamilan sebanyak 1.077 kasus. Sedangkan Angka Kematian Bayi(AKB)
di Indonesia menurut Direktorat kesehatan keluarga pada tahun 2019 dari
29.322 kematian balita 69% (20.244 kematian), terjadi pada masa neonatus
(Kemenkes RI, 2020). Sedangkan pada tahun 2020 sebanyak 20.266 kasus
penyebab kematian terbanyak adalah BBLR, Asfiksia, infeksi, kelainan
kongenital, dan tetanus neonaturum (Kemenkes RI, 2021).Angka tersebut
mengalami peningkatan pada tahun 2021 dari 28.158 balita, 72,0% terjadi
pada masa neonatus usia 0-28 hari. Sementara 19,1% (5.386 kematian)
terjadi pada usia 29 hari-11 bulan dan 9,9% (2.506 kematian) terjadi pada
usia 12-59 bulan (Kemenkes RI,2021)
Berdasarkan laporan Kabupaten/Kota, jumlah kasus kematian ibu di provinsi
NTB tahun 2021 adalah 144 kasus, meningkat jika dibandingkan tahun 2020
dengan jumlah kematian ibu 122 kasus. Trend jumlah kematian ibu tahun
2017-2021 menujukan bahwa jumlah kematian ibu di provinsi NTB selama
5 tahun terakhir, cenderung meningkat sepanjang tahun kecuali penurunan
kasus kematian ibu pada tahun 2019 adalah 97 kasus. Angka Kematian Bayi
(AKB) pada tahun 2021 lebih rendah dibandingkan kasus kematian bayi
pada tahun 2020 sebesar 858 kasus. dan menurun 47 kasus menjadi 811
kasus kematian bayi, pada tahun 2021 Angka Kematian Bayi terbanyak
terjadi di Lombok timur dan Lombok tengah, proporsi Angka Kematian
Bayi (AKB) dilaporkan per1 100.000 kelahiran hidup(Profil Dikes NTB,
2021).
Berdasarkan laporan di kabupaten Lombok Barat, AKI selama 3 tahun
terakhir menujukan trend fluktuatif, ada peningkatan secara signifikan
terjadi pada tahun 2020 peningkatannya lebih dari dua kali lipat dari tahun
sebelum nya, kematian ibu yang terjadi pada tahun 2021 sebanyak 12 kasus,
sebagian besar disebabkan karena peyakit covid-19yaitu sebanyak 5 kasus
(41,7%),dan sisanya di sebabkan oleh Hipertensi dalam kehamilan 3 kasus
(25%), penyakit lain 2 kasus (16,7%), pendarahan 1 kasus (8,3%), dan
infeksi 1 kasus (8,3%).Pada tahun 2021 Jumlah Kematian Bayi (AKB)
dikabupaten Lombok Barat adalah sebanyak 46 kematian, dan dari jumlah
tersebut 43 kematian atau 93,47% terjadi pada masa neonatal yang
disebabkan oleh BBLR dan Asfiksia (Profil Dinas Kesehatan Lombok Barat
2021).
Berdasarkan data pemantauan wilaya setempat (PWS) KIA UPT
BLUDPada Puskesmas Kuripan jumlah Angka Kematian Ibu (AKI)tahun
2021 sebanyak 2 orang karena HPP dan PEB. Sedangkan AKB pada tahun
2021 sebanyak 3 kasus diantaranya 1 kasus BBLR dan 2 kasus Asfiksia.
Faktor penyebab kematian ibu dibagi menjadi dua yaitu faktor penyebab
langsung dan faktor penyebab tidak langsung. Faktor penyebab langsung
kematian ibu terbesar yaitu pendarahan, hipertensi dalam kehamilan (HDK),
infeksi partus lama /macet dan abortus. Kematian ibu di Indonesian masi di
dominasi oleh 3 penyebab utama kematian yaitu pendarahan, HDK, dan
infeksi. Namun proporsinya telah berubah,dimana pendarahan dan infeksi
cenderung mengalami penurunan sedangkan HDK proporsinya semakin
meningkat, lebih dari 25% kemtian ibu di Indonesia pada tahun 2019
disebabkan HDK sedangkan faktor tidak langsung penyebab kematian ibu
karena masih banyaknya kasus 3T yaitu terlambat mengambil keputusan,
terlambat ketempat rujukan, serta terlambat memberi pertolongan ditempat
rujukan dan 4T yaitu teralalu muda,terlalu tua,terlalu sering dan terlalu
banyak (Kemenkes 2021)
Berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunkan angka kematian ibu dan
angka kematian neonatal antara lain juga melalui penempatan bidan di desa,
pelayanan kontrasepsi, pemberdayaan keluarga dan mansyarakat dengan
menggunakan buku kesehatan ibu dan anak (Buku KIA) dan program
perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) serta melalui
program Expanding martenal and neonatal survival (EMAS) Meningkatkan
kualitas pelayanan emergensi obstetric dan bayi baru lahir minimal di 150
rumah sakit PONEK dan 300 pukesmas /balkesmas PONED dan
memperkuat sistem rujukan yang efisien dan efektif antar pukesmas dan
rumah (Kemenkes,2021)
Berdasarkan latar belakang di atas dan mengingat kembali pentingnya
perhatian dan peran dari petugas kesehatan khususnya bidan mengenai
penanganan dalam asuhan kebidanan komprehensif mulai dari kehamilan
minimal 36 minggu (ANC),persalinan(INC), masa nifas (PNC), perawatan
bayi baru lahir (BBL). Maka mahasiswa tertarik untuk mengambil kasus
dengan judul “Asuhan Kebidanan KomprehensifPada Ny. “M” Dengan
Kehamilan Normal Di Puskesmas Kuripan”.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk membahas
laporan Tugas Akhir yang berjudul Asuhan kebidanan komprehensif pada Ny
“M” Dengan usiah kehamilan 36 minggu di Pukesmas Kuripan Kabupaten
Lombok barat tahun 2023.
1.2 Rumusan masalah
Pada studi kasus ini berfokus pada Asuhan kebidanan komprehensif Pada Ibu
hamil, bersalin, BBL, Pasca persalinan dan menyusui dengan mengunakan
pendekatan manjemen kebidana pada Ny “M” dengan usia kehamilan 36
minggu di Pukesmas Kuripan Kabupaten Lombok barat tahun 2023
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan dengan
pendekatan Manajemen Kebidanan pada kasus normal mulai dari
ANC (Umur Kehamilan atau UK ≥36 minggu), INC, PNC, BBL,
dengan menggunanakan SOAP.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan asuhan kebidanan ibu hamil pada Ny.”M” di
Pukesmas Kuripan
b. Mampu melakukan asuhan kebidanan ibu bersalin pada Ny. ”M”
di Pukesmas Kuripan
c. Mampu melakukan asuhan kebidanaa BBL pada By, Ny.”M” di
Pukesmas Kuripan
d. Mampu melakukan asuhan kebidanan pasca persalinan dan
menyusui pada Ny.”M”di Pukesmas Kuripan
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat teoritis
Laporan tugas akhir ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan
dalam asuhan kebidanan pada Ny “M” mulai dari,ANC, INC, PNC dan
BBL
1.4.2 Manfaat praktis
1. Bagi Institusi Pendidikan
Stikes Yarsi Mataram khususnya jurusan Kebidanan diharapkan dapat
menerapkanpendidikan asuhan kebidanan secara continuity of
carekhusunya pada D3 kebidanan tidakhanya dilakukan pada laporan
Asuhan Kebidana Komprehensifakan tetapi dilakukan sejak mulai
pembelajaran dan dalam proses praktik hingga pembuatan laporan
Asuhan Kebidanan.
2. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan
Diharapkan dengan penulisan ini dapat memberikan masukan bagi institusi
pelayanan kesehatan tentang kendala dan masalah-masalah kesehatan yang
terjadi pada masyarakat, khususnya masalah yang terkait dengan
kebidanan, sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih baik.
3. Bagi Masyarakat
a. Dapat menambah pengetahuan klien khususnya dan masyarakat
umumnya dalam perawatan kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, dan
nifas
b. Klien atau masyarakat mengenali tanda-tanda bahaya dan resiko
terhadap kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, dan neonatal
1.5 Ruang Lingkup
1.5.1 Sasaran
Sasaran asuhan kebidanan ini adalah pada Ny. ”M” dengan usia kehamilan
36-37 minggu di pukesmas kuripan sejak kehamilan, bersalin, pasca
persalinan dan menyusui dab BBL yang dilakukan sesuai standar asuhan
kebidanan
1.5.2 Tempat
Asuhan kebidanan ini dilakukan di UPT BLUD Pukesmas Kuripan
Kabupaten Lombok Barat
1.5.3 Waktu
Asuhan kebidanan ini dilakukan pada tanggal 20 bulan maret tahun2023
sampai dengan tangal 21 bulan Mei Tahun 2023
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Teori Kehamilan


2.1.1 Pengertian kehamilan
Kehamilan merupakan suatu proses alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang
memiliki organ reproduksi sehat, jika telah mengalami menstruasi dan
melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya
sehat, sangat besar kemungkinannya terjadi kehamilan (Mandriwati, dkk
2017).
2.1.2 Etiologi
Kehamilan yaitu pertumbuhan dan perkembangan dari intrauterin mulai
sejak konsepsi sampai permulaan persalinan. Setiap bulan wanita melepaskan
satu sampai dua sel telur dari induk telur (ovulasi) yang ditangkap oleh
umbai-umbai (fimbrae) dan masuk kedalam sel telur. Saat melakukan
hubungan seksual, cairan sperma masuk ke dalam vagina dan berjuta-juta sel
sperma bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke dalam sel telur.
Pembuahan sel telur oleh sperma biasa terjadi dibagian yang mengembang
dari tuba falopii. Pada sekeliling sel telur banyak berkumpul sperma
kemudian pada tempat yang paling mudah untuk dimasuki, masuklah satu sel
sperma dan kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut
fertilisasi.
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak oleh
rambut getar tuba menuju ruang rahim kemudian melekat pada mukosa rahim
untuk selanjutnya bersarang diruang rahim, Peristiwa ini disebut nidasi
(implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu kira-kira 6-7
hari (Romauli, 2016).
2.1.3 Tanda-tanda kehamilan
Menurut Prawirohardjo (2017), secara klinis tanda-tanda kehamilan dapat
dibagi menjadi dua kategori besar, yaitu sebagai berikut:
1. Tanda kehamilan yang tidak pasti (probable signs)
a. Amenorea, yaitu wanita yang terlambat mengalami haid dalam
masa wanita tersebut masih mampu hamil.
b. Mual dan Muntah (morning sickness), sering muncul pada pagi
hari dan diperberat oleh makanan yang baunya menusuk.
c. Mastodinia, yaitu rasa kencang dan sakit pada payudara yang
disebabkan payudara membesar.Vaskularisasi bertambah, asinus
dan duktus berproliferasi karena pengaruh progesterone dan
estrogen.
d. Quickening, yaitu persepsi gerakan janin pertama yang bisanya
disadari oleh wanita pada kehamilan 18-20 minggu.
e. Keluhan kencing (BAK), frekuensi kencing bertambah dan sering
kencing malam disebabkan karena desakan uterus yang membesar
dan tarikan oleh uterus ke kranial.
f. Konstipasi, terjadi karena reflek relaksasi progesterone atau dapat
juga karena perubahan pola makan.
g. Perubahan berat badan, yang terjadi pada kehamilan 2-3 bulan
sering terjadi penurunan berat badan karena nafsu makan
menurun dan muntah-muntah.
h. Perubahan temperatur, kenaikan temperatur basal lebih dari 3
minggu biasanya merupakan tanda-tanda terjadinya kehamilan.
i. Perubahan warna kulit, yaitu warna kulit kehitam-hitaman pada
dahi, punggung hidung, dan kulit daerah tulang pipi.
j. Perubahan payudara, akibat stimulasi prolaktin, payudara
mensekresi kolostrum bisanya setelah kehamilan enam minggu.
k. Pembesaran perut, menjadi nyata setelah minggu ke-16 karena
pada saat ini uterus telah keluar dari rongga pelvis dan menjadi
organ rongga perut.
l. Kontraksi uterus, tanda ini muncul belakangan dan pasien
mengeluh perutnya kencang, tetapi tidak disertai rasa sakit.
m. Balotment, yaitu tanda adanya benda terapung melayang
dalam cairan.
2. Tanda Pasti Kehamilan. Prawirohardjo (2014) menyebutkan tanda pasti
kehamilan adalah sebagai berikut:
a. Denyut jantung janin (DJJ), dapat didengarkan dengan stetoskop
laenec atau dengan stetoskop ultrasonic (dopller).
b. Palpasi, terlihat dan teraba gerakan janin, teraba bagian-bagian
janin.
c. Rontgenografi, sehingga dapat terlihat gambaran tulang-tulang
janin.
d. Ultrasonografi (USG).
e. Test laboratorium, yaitu test inhibisi koagulasi yang bertujuan
untuk mendeteksi adanya HCG dalam urin
3. Tanda kemungkinan kehamilan (Suryanti Romauli, 2017)
a. Pigmentasi kulit,kira-kira 12 minggu atau lebih
b. Leukoren, secret serviks meningkat karena pengaruh peningkatan
hormaon progesterone
c. Perubahan payudara,payudara menjadi tegang dan membesar
karena pengaruh hormone estrogen dan progesteron yang
merasngsang daktuli dan elvoli payudara. Daerah areola menjadi
lebih hitam karena deposit pigmen berlebihan. Terdapat
colostrum bila kehamilan lebih dari 12 minggu.
d. Pembesaran abdomen, jelas terlihat setelah kehamilan 14 minggu.
e. Suhu basal meningkat terus antara 37,2-37,8 0C
f. Perubahan organ dalam perlviks:
1) Tanda chadwick : livid, terjadi kira-kira minggu ke 6
2) Tanda hegar :segmen bawah Rahim lembek pada perabaan
3) Tanda piscasexk :uterus membesar kesalah satu jurusan
4) Tanda Braxton-Hiks :uterus berkontraksi bila dirangsang.
Tanda ini khas untuk uterus pada masa kehamilan
5) Tes kehamilan yang banyak dipakai pemeriksaan hormone
korionik gonadotropin (Hcg) dala urine. Dasarnya reaksi
antigen, antibody dengan Hcg sebagai antigen.
2.1.4 Perubahan psikologis pada ibu hamil trimester I
Menurut (Pieter & Namora,2017) mengungkapkan bahwa terdapat beberapa
perubahan psikologis ibu pada masa kehamilan antara lain :
a) Rasa cemas dan rasa ragu sekaligus disertai bercampur bahagia
b) Perubahan emosional
c) Sikap ambivalen
d) Ketidak yakinan atau ketidak kepastian
e) Perubahan seksual
f) Fokus pada diri sendiri
g) stress
h) guncangan psikologis
2.1.5 Perubahan Psikologis pada ibu hamil Trimester II
Menurut (Sulistyawati, 2017), perubahan psikologis padatrimester II
adalah :
a) Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone
yang tinggi
b) Ibu sudah bisa menerima kehamilannya
c) Merasakan gerakan anak
d) Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran
e) Libido meningkat
f) Menuntut perhatian dan cinta
g) Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari
dirinya
h) Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada
orang lain yang baru menjadi ibu Ketertarikan dan aktivitasnya
terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan persiapan untuk peran
baruKetidaknyamanan pada kehamilan trimester II
2.1.6 Perubahan Psikologis pada Ibu Hamil Trimester III
Trimester III atau disebut juga tahap penantian dengan penuh
kewaspadaan sebagai Menurut Romauli (2011) perubahan dan adaptasi
psikologis masa kehamilan berikut :
1. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan
tidak menarik.
2. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak hadir tepat waktu
3. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat
melahirkan, kehawatiran akan keselamatannya
4. Kekhawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal,
bermimpi yang mecerminkan perhatian dan kekehawatirannya
5. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya
6. Merasa kehilangan perhatian
7. Perasaan sudah terluka (sensitive)
8. Libido menurunan
2.1.7 Perubahan Fisiologis Ibu Hamil pada Trimester III
1. Uterus
Pada usia gestasi 30 minggu, fundus uteri dapat dipalpasi di bagian
tengah antara umbilikus dan sternum. Pada usia kehamilan 38 minggu,
uterus sejajar dengan sternum. Tuba uterin tampak agak terdorong ke
dalam di atas bagian tengah uterus. Frekuensi dan kekuatan kontraksi
otot segmen atas rahim semakin meningkat. Oleh karena itu, segmen
bawah uterus berkembang lebih cepat dan merenggang secara radial,
yang jika terjadi bersamaan dengan pembukaan serviks dan pelunakan
jarringan dasar pelvis, akan menyebabkan presentasi janin memulai
penurunannya ke dalam pelvis bagian atas. Hal ini mengakibatkan
tinggi fundus yang disebut dengan lightening, yang mengurangi tekanan
pada bagian atas abdomen. Peningkatan berat uterus 1.000 gram dan
peningkatan 13 ukuran uterus 30 x 22,5 x 20 cm (Hutahaean, 2013;
Syaiful & Fatmawati, 2019)
2. Serviks Uteri
Serviks akan mengalami perlunakan atau pematangan secara
bertahap akibat bertambahnya aktivitas uterus selama kehamilan, dan
akan mengalami dilatasi sampai pada kehamilan trimester III. Sebagian
dilatasi ostium eksternal dapat dideteksi secara klinis dari usia 24
minggu, dan pada sepertiga primigravida, ostium internal akan terbuka
pada minggu ke-32. Enzim kolagenase dan prostaglandin berperan
dalam pematangan serviks (Hutahaean, 2013; Wagiyo & Putrono,
2016)
3. Vagina Dan Vulva
Pada kehamilan trimester III terkadang terjadi peningkatan rabas vagina.
Peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah normal. Cairan
biasanya jernih. Pada awal kehamilan, cairan ini bisanya agak kental,
sedangkan pada saat mendekati persalinan cairan tersebut akan lebih cair
(Hutahaean, 2013; Wagiyo & Putrono, 2016).
4. Mammae
Pada ibu hamil trimester III terkadang keluar rembesan cairan berwarna
kekuningan dari payudara ibu yang disebut dengan kolostrum. Hal ini
tidak berbahaya dan merupakan pertanda bahwa payudara sedang
menyiapkan ASI untuk menyusui bayinya 14 nantinya. Progesterone
menyebabkan puting menjadi lebih menonjol dan dapat digerakkan
(Hutahaean, 2013; Syaiful & Fatmawati, 2019)
5. Sistem integumen
Perubahan sistem integumen sangat bervariasi tergantung ras.
Perubahan yang terjadi disebabkan oleh hormonal dan peregangan
mekanik. Secara umum, perubahan pada integument meliputi
peningkatan ketebalan kulit dan rambut, peningkatan aktivitas kelenjar
keringat, dan peningkatan sirkulasi dan aktivita vasomotor. Striae
gravidarum biasanya terjadi dan terlihat sebagai garis merah yang
berubah menjadi garis putih yang berkilau keperakan, hal ini kadang
mengakibatkan rasa gatal (Wagiyo dan Putrono, 2016; Syaiful &
Fatmawati, 2019)
6. Sistem Kardiovaskular
Sejak pertengahan kehamilan denyut nadi waktu istirahat meningkat
sekitar 10-15 kali per menit dan aspek jantung berpindah sedikit ke
lateral, bising sistolik pada saat inspirasi meningkat. Cardiac Output
(COP) meningkat sekitar 30-50% selama kehamilan dan tetap tinggi
sampai persalinan. Cardiac Output (COP) dapat menurun bila ibu
berbaring terlentang pada akhir kehamilan karena pembesaran uterus
menekan vena cava interior, mengurangi venous kembali ke jantung
sehingga menurunkan Cardiac Output (COP). Sehingga ibu akan
mengalami hipotensi sindrom, yaitu pusing, 15 mual, dan seperti
hendak pinsan (Wagiyo dan Putrono, 2016; Syaiful & Fatmawati,
2019).
7. Sistem respirasi
Kecepatan pernapasan menjadi sedikit lebih cepat untuk memenuhi
kebutuhan oksigen yang meningkat selama kehamilan (15-20%). Tidal
volume meningkat 30-40%. Pada kehamilan lanjut ibu cenderung
menggunakan pernafasan dada daripada pernafasan perut, hal ini
disebabkan oleh tekanan ke arah diafragma akibat pembesaran rahim
(Wagiyo dan Putrono, 2016; Syaiful & Fatmawati, 2019).
8. Sistem pencernaan
Nafsu makan pada akhir kehamilan akan meningkat dan sekresi usus
berkurang. Usus besar bergeser ke arah lateral atas dan posterior,
sehingga aktivitas peristaltik menurun yang mengakibatkan bising usus
menghilang dan konstipasi umumnya akan terjadi (Wagiyo dan Putrono,
2016; Syaiful & Fatmawati, 2019)
9. Sistem perkemihan
Aliran plasma renal meningkat 30% dan laju fitrasi glomerulus
meningkat (30 sampai dengan 50%) pada awal kehamilan mengakibatkan
poliuri. Usia kehamian 12 minggu pembesaran uterus menyebabkan
penekanan pada vesika urinaria menyebabkan peningkatan frekuensi
miksi yang fisiologis.16 Kehamilan trimester II kandung kencing tertarik
ke atas pelvik dan uretra memanjang. Kehamilan trimester III kandung
kencing menjadi organ abdomen dan tertekan oleh pembesaran uterus
serta penurunan kepala sehingga menyebabkan peningkatan frekuensi
buang air kecil (Hutahaean, 2013; Wagiyo dan Putrono, 2016)
10. Sistem muskuloskeletal
Perubahan tubuh secara bertahap dan peningkatan berat wanita hamil
menyebabkan postur dan cara berjalan berubah (Fauziah dan Sutejo,
2012). Peningkatan distensi abdomen membuat panggul miring ke
depan, penurunan tonus otot perut dan peningkatan beban berat badan
pada akhir kehamilan membutuhkan penyesuaian ulang (realignment)
kurvatura spinalis. Berat uterus dan isinya menyebabkan perubahan titik
pusat gravitasi dan garis bentuk tubuh. Lengkung tulang belakang
berubah bentuk mengimbangi pembesaran abdomen (Wagiyo dan
Putrono, 2016).
Sikap tubuh lordosis merupakan keadaan yang khas karena kompensasi
posisi uterus yang membesar dan menggeser berat ke belakang lebih
tampak pada masa trimester III yang menyebabkan rasa sakit bagian
tubuh belakang karena meningkatnya beban. Perubahan ini
menyebabkan rasa tidak nyaman di punggung bawah seperti nyeri
lumbar dan nyeri ligamen terutama di akhir kehamilan (Syaiful dan
Fatmawati, 2019).
11. Perubahan pada sistem metabolik
Basal metabolic rate (BMR) umumnya meningkat 15-20% terutama
pada trimester III dan akan kembali ke kondisi sebelum hamil pada 5-6
hari postpartum. Peningkatan BMR menunjukkan peningkatan
kebutuhan dan pemakaian oksigen. Vasodilatasi perifer dan
peningkatan aktivitas kelenjar keringat membantu mengeluarkan
kelebihan panas akibat peningkatan BMR selama hamil. Ibu mungkin
tidak dapat metoleransi suhu lingkungan yang sedikit panas. Kelemahan
dan kelelahan setelah aktivitas ringan, rasa mengantuk mungkin dialami
ibu sebagai akibat peningkatan aktivitas metabolisme (Wagiyo dan
Putrono, 2016; Syaiful & Fatmawati, 2019).
12. Perubahan berat badan
Penambahan berat badan selama kehamilan bervariasi antara ibu yang
satu dengan ibu yang lainnya. Kenaikan berat badan selama hamil
berdasar usia kehamilan 10 minggu sebesar 600 gr, 20 minggu sebesar
4000 gram, 30 minggu sebesar 8500 gram, dan 40 minggu sebesar
12.500 gram. Pada kehamilan trimester III terjadi penambahan berat
badan 0,5 kg/minggu atau sebesar (8-15 kg) (Wagiyo dan Putrono,
2016; Syaiful & Fatmawati, 2019).
Perubahan-perubahan yang secara langsung terasa pada ibu hamil antara
lain (Manuaba, 2014) :
a. Rasa lelah yang berlebihan pada punggung, bayi yang tumbuh semakin
besar dan beratnya mengarah kedepan membuat punggung berusaha
menyeimbangkan posisi tubuh, hal ini menyebabkan punggung yang
cepat lelah oleh sebab itulah orang yang hamil tua tidak tahan berjalan
terlalu jauh. Berdiri dan duduk dengan menyandar akan terasa lebih
enteng. Minta pada pasangan untuk memijat otot yang kaku.
b. Bengkak pada mata kaki atau betis, dapat mengganggu bagi sebagian
wanita, rahim yang besar akan menekan pembuluh darah utama dari
bagian bawah tubuh ke atas tubuh, menyebabkan darah yang mau
mengalir dari bagian bawah menjadi terhambat. Darah yang terhambat
berakibat wajah dan juga kelopak mata membengkak, akan mudah
terlihat didepan cermin pada pagi hari setelah bangun.
c. Napas menjadi lebih pendek, ukuran bayi yang semakin besar didalam
rahim akan menekan daerah diafragma (otot dibawah paru-paru)
menyebabkan aliran napas agak berat, sehingga secara otomatis tubuh
akan meresponsnya dengan napas yang lebih pendek. Duduk dengan
posisi yang menyenangkan anda, tidur menyamping dan juga olahraga
aerobik ringan bisa meringankan. Karena kondisi kandungan setiap
wanita berbeda-beda, maka mintalah nasehat dokter untuk kondisi
anda sekarang olahraga ringan jenis seperti apa yang masih boleh
dilakukan. Apakah aerobik barbel ringan atau hanya sekedar yoga
dengan posisi tertentu. (yoga untuk kehamilan akan segera dibahas
juga disini).
d. Panas di perut bagian atas, ini terjadi karena asam lambung
meningkat, penyebabnya adalah perubahan hormon dalam tubuh ibu
hamil. Minum lebih banyak air dan makanlah dengan porsi yang
lebih sedikit tapi frekuensinya lebih banyak
e. Varises di wajah dan kaki, arti lain varises adalah pelebaran
pembuluh darah yang pada seorang wanita hamil terjadi di daerah
wajah, leher, lengan dan kaki terutama di betis. Apalagi bagi anda
yang punya warna kulit yang lebih putih, akan sangat jelas urat-urat
halus berwarna merah kebiru-biruan. Pelebaran pembuluh darah bisa
juga terjadi di daerah anus sehingga menyebabkan wasir. Makanlah
makanan yang banyak mengadung serat seperti sayur-sayuran
bayam, sawi, daun pepaya dan kol. Hindari mengeden (mendorong
sekuat tenaga sambil menahan napas) saat buang air besar karena
dengan anda mengeden, volume darah dalam jumlah besar akan
menuju pembuluh darah sekitar anus.
f. Stretch mark, yakni garis-garis putih dan parut pada daerah perut,
bisa juga terjadi di dada, bokong, paha dan lengan atas. Walaupun
stretch mark tidak dapat dihindarkan tetapi akan hilang dengan
sendirinya setelah melahirkan. Gunakan lotion anti stretchmark
setelah mandi dan perbanyak konsumsi vitamin E.
g. Payudara semakin membesar, ini karena kelenjar susu didalamnya
mulai penuh dan sesekali dalam keseharian anda, akan keluar
tetesan-tetesan air susu di bra terutama setelah bulan ke-9.
Penambahan berat payudara kira-kira 1/2 - 2kg.
h. Sering buang air kecil, merupakan salah satu tanda-tanda kehamilan,
keinginan wanita hamil disebabkan oleh kandung kemih (tempat
urin) tertekan rahim. Bagi beberapa wanita, tertawa yang keras,
batuk atau bersin bisa membuat mereka ngompol (Manuaba, 2014).
2.1.8 Tanda bahaya pada kehamilan Trimesters III
Pada kehamilan trimester III ada beberapa tanda bahaya yang perlu
diperhatikan untuk mencegah terjadinya komplikasi ataupun
kegawatdaruratan. Menurut Kementerian Kesehatan RI (2016) tanda bahaya
kehamilan trimester III yaitu:
a. Demam tinggi, menggigil dan berkeringat.
b. Bengkak pada kaki, tangan dan wajah atau sakit kepala disertai kejang.
c. Janin dirasakan kurang bergerak dibandingkan sebelumnya.
d. Perdarahan.
e. Air ketuban keluar sebelum waktunya.
f. Diare berulang

2.1.9 Penatalaksanaan Pelayanan Antenatal


Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan minimal 6 kali selama masa
kehamilan menurut KEMENKES RI (2020) :
a. Dua kali kunjungan selama trimester pertama (0-12 minggu)
b. Satu kali kunjungan selama trimester dua (20-26 minggu)
Tiga kali kunjungan selama trimester ketiga ( 30-40 minggu).
1) Asuhan trimester 1 (usia <12minggu)
a. Menegakan diagnosa kehamilan baik dengan sederhana maupun
USG untuk penegakan diagnosa
b. Penapisan penyakit penyerta dalam kehamilan
c. Melakukan penapisan penyakit dalam kehamilan
d. Pemeriksaan berat badan dan indeks masa tunbuh
e. Pemeriksaan tekanan darah
f. Deteksi infeksi menular seksual termasuk HIV/AIDS, deteksi
bakteri uria
g. Pemenuhan kebutuhan Fe dimulai dengan memberikan satu tablet
Fe dimulai dengan memberikan satu tablet sehari segera setelah
rasas mual hilang.
h. Kebutuhan vit. A sebesar 700 gram selama kehamilan
i. Menyiapkan psikologi ibu terhadap kehamilan terjadi pada awal
kehamilan
j. Pemberian informasi sesuai kebuutuhan ibu berdasarkan temuan
k. Mengurangi keluhan akibat ketidaknyamanan yang terjadi pada
awal kehamilan
l. Deteksi dini komplikasi yang mungkin terjadi pada trimester 1
dan melakukan kolaborasi atau rujuk yang tepat
m. Libatkan keluarga dalam setiap asuhan yang diberikan (Irianti,
dkk. 2014)

2) Imunisasi TT (Saifudin, 2016)


Tabel 2.1 jadwal pemberian imunisasi TT
Interval Lama %
(selang waktu minimal) perlindungan perlindungan
TT1 Pada kunjungan antenatal - -
pertama
TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun* 80
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99
TT5 1 tahun setelah TT4 25 99
tahun/seumur
hidup
Keterangan : Artinya apabila dalam waktu 3 tahun WUS tersebut
melahirkan, maka bayi yang dilahirkan akan terilndung dari TN
(Tetanus Neonatorum).
3) Pemberian tablet zat besi
Dimulai dengan memberikan satu tablet sehari sesegera mungkin
setelah rasa mual hilang. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg (zat
besi 60 mg) dan Asam Folat 500 µg, minimal masing-masing 90 tablet.
Tablet zat besi sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi, karena
akan mengganggu penyerapan. (Permenkes RI, 2017)
4) Pemeriksaan obstetrik
a) Leopold I
Untuk menentukan tinggi fundus uteri, menentukan usia
kehamilan, menentukan bagian janin yang ada pada fundus uteri.
Gambar 2.1.Leopold 1
(Saifudin, 2014).

Cara pemeriksaan :
- Atur posisi pemeriksa sehingga menghadap ke bagian kepala
ibu. letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus uteri
untuk menentukan tinggi fundus. Perhatikan agar jari tersebut
tidak mendorong uterus ke bawah (jika diperlukan, fiksasi terus
bawah dengan meletakkan ibu jari dan telunjuk tangan kanan
dibagian lateral depan kanan dan kiri setinggi atas simfisis)
- Angkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari yang memfiksasi uterus
bawah).
- Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus uteri
dan rasakan bagian bayi yang ada pada bagian fundus dengan
jalan menekan secara lembut dan menggeser telapak tangan kiri
dan kanan secara bergantian.
- Konsistensi uterus.
b) Leopold II
Untuk menentukan bagian janin yang berada pada kedua sisi uterus,
pada letak lintang tentukan di mana kepala janin.
Gambar 2.2.Lepold II
(Saifudin, 2014).
Cara pemeriksaan :
- Menghadap ke kepala pasien, letakkan tepakan tangan kiri
pada dinding perut lateral kanan dan telapak tangan kanan
pada dinding perut lateral kiri ibu secara sejajar dan pada
ketinggian yang sama.
- Mulai dari bagian atas tekan secra bergantian atau bersamaan
(simultan) telapak tangan tangan kiri dan kanan kemudian
geser ke arah bawah dan rasakan adanya bagian yang rata dan
memanjang (punggung) atau bagian-bagian kecil (ekstremitas).
c) Leopold III
Untuk menentukan bagian janin apa yang berada pada bagian
bawah dan sejauh mana kepala masuk PAP.
Gambar 2.3. Leopold III

(Saifudin, 2014).
Cara pemeriksaan :
- Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan menghadap ke bagian
kaki ibu.
- Atur posisi lutut ibu dalam posisi fleksi,
- Letakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri
bawah, telapak tangan kanan bawah perut ibu.
- Tekan secara lembut dan bersamaan/bergantian untuk mentukan
bagian terbawah bayi (bagian keras,bulat dan hampir homogen
adalah kepala sedangkan tonjolan yang lunak dan kurang
simetris adalah bokong)
- Gunakan tangan kanan dengan ibu jari dan keempat jari lainnya
kemudian goyang bagian terbawah janin.
d) Leopold IV
Untuk menentukan presentasi, apakah bagian terendah janin sudah
masuk PAP atau belum.
Gambar 2.4. Lepold IV

(Saifudin, 2014).
Cara pemeriksaan :
- Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral kiri
dan kanan uterus bawah, ujung-ujung jari tangan kiri dan
kanan berada pada tepi atas simfisis.
- Temukan kedua ibu jari kiri dan kanan kemudian rapatkan
semua jari-jari tangan yang meraba dinding bawah uterus.
- Perhatikan sudut yang terbentuk oleh jari-jari konvergen atau
divergen.
- Setelah itu pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada
bagian terbawah bayi (bila presentasi kepala upayakan
memegang bagian kepala di dekat leher dan bila presentasi
bokong upayakan untuk memegang pinggang bayi).
- Fiksasikan bagian tersebut ke arah pintu atas panggul
kemudian letakkan jari-jari tangan kanan diantara tangan kiri
dan simfisis untuk menilai seberapa jauh bagian terbawah
telah memasuki pintu atas panggul.

2.1.10 ANEMIA
A. Anemia dalam kehamilan
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu hamil dengan hasil
pemeriksaan kadar hemoglobin dalam darah di bawah nilai normal 11,0
g/dL pada trimester I dan III atau kadar hemoglobin di bawah nilai normal
pada trimester II sebesar 10,5 g/dL. Kejadian hemodilusi pada trimester II
yang menyebabkan terjadi perbedaan nilai batas normal kadar hemoglobin
di setiap trimester (Pratami, 2019). Sedangkan kondisi ibu hamil yang
tidak anemia yaitu dengan kadar hemoglobin sebesar ≥ 11 g/dl untuk
trimester I dan III, ≥10,5 g/dl untuk trimester II
B. Etiologi anemia dalam kehamilan
Anemia saat kehamilan penyebab terbesar yakni kondisi
kekurangan besi (anemia defisiensi besi) akibat kurangnya unsur besi pada
makanan, gangguan reabsorbsi, gangguan penggunaan, atau banyaknya
besi terbuang dari tubuh seperti saat perdarahan (Astutik, 2018).
C. Klarifikasi Anemia Menurut Hemoglobin
Macam-macam anemia menurut Proverowati (2011), ada 3 macam yaitu:
1. Defisiensi Besi pada Kehamilan Sekitar 95% kasus anemia selama
kehamilan adalah karena kekurangan zat besi (anemia defisiensi besi).
Penyebab biasanya asupan makanan tidak memadai (terutama pada
anak perempuan remaja), kehamilan sebelum nya, atau kehilangan
normal secara berulang zat besi dalam haid (yang mendekati jumlah
tertentu, biasanya berlangsung setiap bulan dan demikian mencegah
penyimpanan zat besi)
2) Anemia Defisiensi Folat Pada Kehamilan
Defisiensi folat meningkatkan risiko kecacatan pada tabung saraf
(medulla spinalis di sumsung tulang belakang) dan mungkin sindrom
alkohol janin. Defisiensi terjadi pada 0,5 sampai 1,5% wanita hamil,
dan jika kekurangan adalah moderat atau berat maka akan mengalami
anemia megaloblastik makrositik. Jarang, anemia berat dan glossitis
terjadi.
3) Hemoglobinopathi pada Kehamilan
Beberapa penyakit genetik juga bisa menyebabkan anemia. Jika tubuh
memiliki penyakit sel sabit atau talasemia, tubuh akan mengalami
kesulitan memproduksi sel darah merah yang sehat, sehingga dapat
menyebabkan anemia. Hemoglobinopathi selama kehamilan,
khususnya penyakit sel sabit, penyakit Hb S-C, penyakit talasemia β-,
dan α thalassemia, dapat memperburuk dan perinatal (untuk screening
genetik penyakit sel sabit yang telah ada sebelumnya, terutama jika
berat akan meningkatkan risiko infeksi (pneumonia paling sering),
UTI,dan endometritis), hipertensi yang diakibatkan oleh kehamilan,
gagal jantung, dan infark paru. Sedangkan klasifikasi anemia menurut
Sari (2013) antara lain:
a) Normal : Hb 11 gr%
b) Anemia ringan : Hb 9 – 10 gr%
c) Anemia Sedang : Hb 7 -8 gr%
D. Penatalaksanaan anemia pada ibu hamil
Penatalaksanaan anemia pada ibu hamil berupa pencegahan dan
pengobatan, antara lain :
a. Meningkatkan konsumsi zat besi dari makanan atau konsumsi
vitamin C sehingga membatu penyerapan zat besi didalam tubuh
dan menghindari zat-inhibitor penghambat penyerapan zat besi.
b. Konsumsi supleman zat besi pada ibu hamil sebagai pencegahan
anemia
c. Penambahan jenis zat gizi dalam bahan pangan agar meningkatkan
kualitas pangan (fortifikasi F

2.2 Konsep Dasar Teori Persalinan Normal


2.2.7 Definisi Persalinan Normal
Dalam pengertian sehari-hari persalinan sering diartikan serangkaian
kejadian pengeluaran bayi yang sudah cukup bulan, disusul dengan
pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir
atau melalui jalan lain, berlangsung dengan bantuan atau tanpa bantuan
(kekuatan ibu sendiri).
Ada beberapa pengertian persalinan, yaitu sebagai berikut :
1. Persalinan adalah suatu proses fisiologis yang memungkinkan
serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan
janinnya melaui jalan lahir (Moore, 2016).
2. Persalinan adalah suatu proses dimana seorang wanita melahirkan
bayi yang diawali dengan kontraksi uterus yang teratur dan
memuncak pada saat pengeluaran bayi sampai dengan pengeluaran
plasenta dan selaputnya dimana proses persalinan ini akan
berlangsung selama 12 sampai 14 jam (Mayles, 2016).
3. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang
dapat hidup dari dalam uterus ke dunia luar (Prawirohardjo, 2018).
4. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin
yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37–42 minggu), lahir
spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam
18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin
(Prawirohardjo, 2018). Dalam buku (Kurniarum,Ari.2016).
2.2.8 Etiologi
Sampai sekarang sebab-sebab mulai timbulnya persalinan tidak
diketahui dengan jelas, banyak teori yang dikemukakan, namun masing-
masing teori ini mempunyai kelemahan-kelemahan. Beberapa teori
timbulnya persalinan:
a. Teori penurunan hormone
b. Teori plasenta menjadi tua
c. Teori distensi rahim
d. Teori iritasi mekanik
e. Induksi partus (Rohani,dkk.2015)
Sedangkan menurut (Wiknjosastro, 2015) beberapa teori mengemukakan
etiologi dari persalinan adalah :
a. Penurunan kadar hormon estrogen dan progesterone
b. Pengaruh prostaglandin
c. Struktur uterus
d. Sirkulasi uterus
e. Pengaruh saraf dan nutrisi
Beberapa teori timbulnya persalinan:
a) Teori penurunan hormon
1-2 minggu sebelum partus, terjadi penurunan kadar estrogen dan
progesteron, peningkatan kadar prostaglandin yang berfungsi
meningkatkan kontraksi uterus.

b) Teori plasenta menjadi tua


Menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang
menyebabkan kekejangan pembuluh darah.
c) Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot-
otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi uteroplasenta.
d) Teori iritasi mekanik
Dibelakang serviks terletak ganglion servikale (fleksus frenkenhauser),
bila ganglion ini digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala janin,
akan timbul kontraksi uterus.
2.2.9 Fisiologis persalinan
Sebab-sebab terjadinya persalinan masih merupakan teori yang komplek.
Perubahan-perubahan dalam biokimia dan biofisika telah banyak
mengungkapkan mulai dari berlangsungnya partus antara lain penurunan
kadar hormon progesterone dan estrogen. Progesteron merupakan
penenang bagi otot – otot uterus. Menurunnya kadar hormon ini terjadi 1-2
minggu sebelum persalinan. Kadar prostaglandin meningkat menimbulkan
kontraksi myometrium. Keadaan uterus yang membesar menjadi tegang
mengakibatkan iskemi otot – otot uterus yang mengganggu sirkulasi
uteroplasenter sehingga plasenta berdegenerasi. Tekanan pada ganglion
servikale dari fleksus frankenhauser di belakang servik menyebabkan
uterus berkontraksi .
2.2.10 Jenis Persalinan
1. Persalinan Spontan, jika persalinan berlangsung dengan kekuatan
ibunya sendiri dan melalui jalan lahir
2. Persalinan Buatan, persalinan yang berlangsung dengan bantuan tenaga
bantuan dari luar, misalnya ekstraksi dengan forceps/atau dilakukannya
operasi section caesarea
3. Persalinan Anjuran, bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan
ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan misalnya dengan
pemberian pitocin dan prostaglandin.(Oktarina, 2016)

2.2.11 Sebab-Sebab Mulainya Persalinan


Sebab mulainya persalinan belum diketahui dengan jelas.Agaknya banyak
faktor yang memegang peranan dan bekerjasama sehingga terjadi
persalinan. Beberapa teori yang dikemukakan adalah: penurunan kadar
progesteron, teori oxitosin, keregangan otot-otot, pengaruh janin, dan teori
prostaglandin. Beberapa teori yang menyebabkan mulainya persalinan
(Kurniarum, 2016) :
1. Penurunan Kadar Progesteron Progesterone menimbulkan relaxasi
otot-otot rahim, sebaliknya estrogen meninggikan kerentanan otot
rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar
progesteron dan estrogen dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan
kadar progesteron menurun sehingga timbul his. Proses penuaan
plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu, dimana terjadi
penimbunan jaringan ikat, dan pembuluh darah mengalami
penyempitan dan buntu. Produksi progesterone mengalami
penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitive terhadap oxitosin.
Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat
penurunan progesterone tertentu.
2. Teori Oxitosin Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst
posterior. Perubahan keseimbangan estrogen dan progesterone dapat
mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi
Braxton Hicks. Di akhir kehamilan kadar progesteron menurun
sehingga oxitocin bertambah dan meningkatkan aktivitas otot-otot
rahim yang memicu terjadinya kontraksi sehingga terdapat tanda-
tanda persalinan.
3. Keregangan Otot-otot. Otot rahim mempunyai kemampuan meregang
dalam batas tertentu. Setelah melewati batas tertentu terjadi kontraksi
sehingga persalinan dapat dimulai. Seperti halnya dengan Bladder dan
Lambung, bila dindingnya teregang oleh isi yang bertambah maka
timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya. Demikian pula dengan
rahim, maka dengan majunya kehamilan makin teregang otot-otot dan
otot-otot rahim makin rentan. Contoh, pada kehamilan ganda sering
terjadi kontraksi setelah keregangan tertentu sehingga menimbulkan
proses persalinan.
4. Pengaruh Janin Hipofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya
juga memegang peranan karena pada anencephalus kehamilan sering
lebih lama dari biasa, karena tidak terbentuk hipotalamus. Pemberian
kortikosteroid dapat menyebabkan maturasi janin, dan induksi
(mulainya) persalinan.
5. Teori Prostaglandin Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur
kehamilan 15 minggu yang dikeluarkan oleh desidua. Prostaglandin
yang dihasilkan oleh desidua diduga menjadi salah satu sebab
permulaan persalinan. Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa
prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan secara intravena, intra dan
extra amnial menimbulkan kontraksi miometrium pada setiap umur
kehamilan. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan
kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dapat keluar.
Prostaglandin dapat dianggap sebagai pemicu terjadinya persalinan.
Hal ini juga didukung dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi
baik dalam air ketuban maupun daerah perifer pada ibu hamil,
sebelum melahirkan atau selama persalinan.(Kurniarum,2016)
2.2.12 Tanda Dan Gejala Persalinan
Untuk mendukung deskripsi tentang tanda dan gejala persalinan, akan
dibahas materi sebagai berikut :
1. Tanda-tanda bahwa persalinan sudah dekat
a. Lightening Beberapa minggu sebelum persalinan, calon ibu merasa
bahwa keadaannya menjadi lebih enteng. Ia merasa kurang sesak,
tetapi sebaliknya ia merasa bahwa berjalan sedikit lebih sukar, dan
sering diganggu oleh perasaan nyeri pada anggota bawah.
b. Pollikasuria Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan didapatkan
epigastrium kendor, fundus uteri lebih rendah dari pada
kedudukannya dan kepala janin sudah mulai masuk ke dalam pintu
atas panggul. Keadaan ini menyebabkan kandung kencing tertekan
sehingga merangsang ibu untuk sering kencing yang disebut
Pollakisuria.
c. False labor Tiga (3) atau empat (4) minggu sebelum persalinan,
calon ibu diganggu oleh his pendahuluan yang sebetulnya hanya
merupakan peningkatan dari kontraksi Braxton Hicks. His
pendahuluan ini bersifat: 1) Nyeri yang hanya terasa di perut
bagian bawah 2) Tidak teratur 3) Lamanya his pendek, tidak
bertambah kuat dengan majunya waktu dan bila dibawa jalan
malah sering berkurang 4) Tidak ada pengaruh pada pendataran
atau pembukaan cervix
d. Perubahan cervix Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan cervix
menunjukkan bahwa cervix yang tadinya tertutup, panjang dan
kurang lunak, kemudian menjadi lebih lembut, dan beberapa
menunjukkan telah terjadi pembukaan dan penipisan. Perubahan ini
berbeda untuk masingmasing ibu, misalnya pada multipara sudah
terjadi pembukaan 2 cm namun pada primipara sebagian besar
masih dalam keadaan tertutup.
e. Energy Sport Beberapa ibu akan mengalami peningkatan energi
kira-kira 24-28 jam sebelum persalinan mulai. Setelah beberapa
hari sebelumnya merasa kelelahan fisik karena tuanya kehamilan
maka ibu mendapati satu hari sebelum persalinan dengan energi
yang penuh. Peningkatan energi ibu ini tampak dari aktifitas yang
dilakukannya seperti membersihkan rumah, mengepel, mencuci
perabot rumah, dan pekerjaan rumah lainnya sehingga ibu akan
kehabisan tenaga menjelang kelahiran bayi, sehingga persalinan
menjadi panjang dan sulit.
f. Gastrointestinal Upsets Beberapa ibu mungkin akan mengalami
tanda-tanda seperti diare, obstipasi, mual dan muntah karena efek
penurunan hormon terhadap sistem pencernaan.

2. Tanda-tanda persalinan Yang merupakan tanda pasti dari persalinan


adalah :
a. Timbulnya kontraksi uterus Biasa juga disebut dengan his
persalinan yaitu his pembukaan yang mempunyai sifat sebagai
berikut :
1. Nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut bagian
depan.
2. Pinggang terasa sakit dan menjalar kedepan
3. Sifatnya teratur, inerval makin lama makin pendek dan
kekuatannya makin besar
4. Mempunyai pengaruh pada pendataran dan atau pembukaan
cervix.
5. Makin beraktifitas ibu akan menambah kekuatan kontraksi.
Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada servix
(frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit). Kontraksi yang
terjadi dapat menyebabkan pendataran, penipisan dan
pembukaan serviks.
b. Penipisan dan pembukaan servix Penipisan dan pembukaan servix
ditandai dengan adanya pengeluaran lendir dan darah sebagai
tanda pemula.
c. Bloody Show (lendir disertai darah dari jalan lahir) Dengan
pendataran dan pembukaan, lendir dari canalis cervicalis keluar
disertai dengan sedikit darah. Perdarahan yang sedikit ini
disebabkan karena lepasnya selaput janin pada bagian bawah
segmen bawah rahim hingga beberapa capillair darah terputus.
d. Premature Rupture of Membrane Adalah keluarnya cairan banyak
dengan sekonyong-konyong dari jalan lahir. Hal ini terjadi akibat
ketuban pecah atau selaput janin robek. Ketuban biasanya pecah
kalau pembukaan lengkap atau hampir lengkap dan dalam hal ini
keluarnya cairan merupakan tanda yang lambat sekali. Tetapi
kadang-kadang ketuban pecah pada pembukaan kecil, malahan
kadang-kadang selaput janin robek sebelum persalinan. Walaupun
demikian persalinan diharapkan akan mulai dalam 24 jam setelah
air ketuban keluar. (Kurniarum,2016)
2.2.13 Tahapan Persalinan
A. Pengertian
Kala I
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan
pembukaan servix hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm).
Persalinan kala I berlangsung 18 – 24 jam dan terbagi menjadi dua
fase yaitu fase laten dan fase aktif.
a) Fase laten persalinan
Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan servix secara bertahap, pembukaan servix kurang dari
4 cm, biasanya berlangsung di bawah hingga 8 jam
b) Fase aktif persalinan
Fase ini terbagi menjadi 3 fase yaitu akselerasi, dilatasi maximal,
dan deselerasi.
1. Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat
(kontraksi dianggap adekuat/memadai jika terjadi 3 kali
atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40
detik atau lebih
2. Servix membuka dari 4 ke 10 cm biasanya dengan
kecepatan 1 cm atau lebih perjam hingga permbukaan
lengkap (10 cm)
3. Terjadi penurunan bagian terendah janin
B. Fisiologi Kala I
1. Uterus: Kontraksi uterus mulai dari fundus dan terus menyebar ke
depan dan kebawah abdomen. Kontraksi berakhir dengan masa
yang terpanjang dan sangat kuat pada fundus. Selagi uterus
kontraksi berkontraksi dan relaksasi memungkinkan kepala janin
masuk ke rongga pelvik.
2. Serviks Sebelum onset persalinan, serviks berubah menjadi
lembut:
a) Effacement (penipisan) serviks berhubungan dengan kemajuan
pemendekan dan penipisan serviks. Panjang serviks pada akhir
kehamilan normal berubah – ubah (beberapa mm sampai 3 cm).
Dengan mulainya persalinan panjangnya serviks berkurang
secara teratur sampai menjadi pendek (hanya beberapa mm).
Serviks yang sangat tipis ini disebut sebagai menipis penuh
b) Dilatasi berhubungan dengan pembukaan progresif dari serviks.
Untuk mengukur dilatasi/diameter serviks digunakan ukuran
centimeter dengan menggunakan jari tangan saat peeriksaan
dalam. Serviks dianggap membuka lengkap setelah mencapai
diameter 10 cm
c) Blood show (lendir show) pada umumnya ibu akan
mengeluarkan darah sedikit atau sedang dari serviks
C. Kala II (Pengeluaran)
a) Pengertian Persalinan kala II dimulai dengan pembukaan lengkap
dari serviks dan berakhir dengan lahirnya bayi. Proses ini
berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
b) Tanda dan gejala kala II
Tanda-tanda bahwa kala II persalinan sudah dekat adalah:
1) Ibu ingin meneran
2) Perineum menonjol
3) Vulva vagina dan sphincter anus membuka
4) Jumlah pengeluaran air ketuban meningkat
5) His lebih kuat dan lebih cepat 2-3 menit sekali.
6) Pembukaan lengkap (10 cm )
7) Pada Primigravida berlangsung rata-rata 1.5 jam dan
multipara rata-rata 0.5 jam
8) Pemantauan. Tenaga atau usaha mengedan dan kontraksi
uterus, Janin yaitu penurunan presentasi janin dan kembali
normalnya detak jantung bayi setelah kontraksi.
Kondisi ibu sebagai berikut:

Kemajuan Persalinan Kondisi Pasien Kondisi Janin Penumpang


Tenaga
Usaha mengedan Periksa nadi dan tekanan a. Periksa detak jantung janin
Palpasi kontraksi uterus darah selama 30 menit. setiap 15 menit atau lebih
(kontrol tiap 10 menit ) Respons keseluruhan pada sering dilakukan dengan
a. Frekuensi kala II: makin dekatnya kelahiran
b. Lamanya a. Keadaan b. Penurunan presentasi dan
c. Kekuatan dehidrasi perubahan posisi
b. Perubahan c. Warna cairan tertentu
sikap/perilaku
c. Tingkat tenaga
(yang memiliki)

D. Fisiologis Kala II
a. His menjadi lebih kuat, kontraksinya selama 50 -100 detik,
datangnya tiap 2-3 menit
b. Ketuban biasanya pecah pada kala ini ditandai dengan keluarnya
cairan kekuningkuningan sekonyong-konyong dan banyak
c. Pasien mulai mengejan
d. Pada akhir kala II sebagai tanda bahwa kepala sudah sampai di
dasar panggul, perineum menonjol, vulva menganga dan rectum
terbuka
e. Pada puncak his, bagian kecil kepala nampak di vulva dan hilang
lagi waktu his berhenti, begitu terus hingga nampak lebih besar.
Kejadian ini disebut “Kepala membuka pintu”
f. Pada akhirnya lingkaran terbesar kepala terpegang oleh vulva
sehingga tidak bisa mundur lagi, tonjolan tulang ubun-ubun telah
lahir dan subocciput ada di bawah symphisis disebut “Kepala
keluar pintu”
g. Pada his berikutnya dengan ekstensi maka lahirlah ubun-ubun
besar, dahi dan mulut pada commissura posterior. Saat ini untuk
primipara, perineum biasanya akan robek pada pinggir depannya
karena tidak dapat menahan regangan yang kuat tersebut
h. Setelah kepala lahir dilanjutkan dengan putaran paksi luar,
sehingga kepala melintang, vulva menekan pada leher dan dada
tertekan oleh jalan lahir sehingga dari hidung anak keluar lendir
dan cairan
i. Pada his berikutnya bahu belakang lahir kemudian bahu depan
disusul seluruh badan anak dengan fleksi lateral, sesuai dengan
paksi jalan lahir
j. Setelah anak lahir, sering keluar sisa air ketuban, yang tidak
keluar waktu ketuban pecah, kadang-kadnag bercampur darah
k. Lama kala II pada primi 50 menit pada multi 20 menit
(Kurniarum,2016)
E. Kala III (Kala uri)
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan
lahirnya plasenta dan selaput ketuban (Wiknjosastro, 2018).
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai dengan lahirnya placenta (
30 menit).Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dan fundus uteri
sepusat. Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk
melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 5-
15 menit setelah bayi lahir dan plasenta keluar spontan atau dengan
tekanan pada fundus uteri (dorsokranial).
Penatalaksanaan aktif pada kala III (pengeluaran aktif plasenta)
membantumenghindarkan terjadinya perdarahan pascapersalinan.
Tanda-tanda pelepasan plasenta :
1) Perubahan bentuk dan tinggi fundus.
2) Tali pusat memanjang
3) Semburan darah tiba – tiba
Manejemen aktif kala III :
Tujuannya adalah untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih
efektif sehingga dapat memperpendek waktu kala III dan mengurangi
kehilangan darah dibandingkan dengan penatalaksanaan fisiologis,
serta mencegah terjadinya retensio plasenta.Tiga langkah manajemen
aktif kala III :
1) Berikan oksitosin 10 unit IM dalam waktu dua menit setelah bayi
lahir, dan setelah dipastikan kehamilan tunggal.
2) Lakukan peregangan tali pusat terkendali.
3) Segera lakukan massase pada fundus uteri setelah plasenta lahir.
F. Kala IV (2 jam post partum)
Setelah plasenta lahir, kontraksi rahim tetap kuat dengan amplitudo 60
sampai 80 mmHg, kekuatan kontraksi ini tidak diikuti oleh interval
pembuluh darah tertutup rapat dan terjadi kesempatan membentuk
trombus. Melalui kontraksi yang kuat dan pembentukan trombus terjadi
penghentian pengeluaran darah post partum. Kekuatan his dapat
dirasakan ibu saat menyusui bayinya karena pengeluaran oksitosin oleh
kelenjar hipofise posterior (Rohani,dkk.2014).
Tanda dan gejala kala IV : bayi dan plasenta telah lahir, tinggi
fundus uteri 2 jari bawah pusat.
Pemantauan Selama 2 jam pertama pascapersalinan :Pantau
tekanan darah, nadi, tinggi fundus, kandung kemih dan perdarahan yang
terjadi setiap 15 menit dalam satu jam pertama dan setiap 30 menit
dalam satu jam kedua kala IV. Jika ada temua yang tidak normal,
lakukan observasi dan penilaian secara lebih sering.

Tabel Lamanya persalinan pada primigravida dan multigravida :


Primigravida Multigravida

Kala I 10 – 12 jam 6-8 jam


Kala II 1,5-2 jam 0,5-1 jam

Kala III 30 menit 30 menit

Kala IV 2 jam 2 jam


Jumlah (tanpa memasukkan kala 12-14 jam 8-10 jam
IV yang bersifat observasi)

(Asuhan Persalinan Normal, 2018)


2.2.14 Faktor – faktor yang mempengaruhi persalinan
a. Power : His dan tenaga mengejan.
b. Passage : Ukuran panggul dan otot-otot persalinan.
c. Passenger : Terdiri dari janin, plasenta dan air ketuban.
d. Personality (kepribadian) : yang diperhatikan kesiapan ibu dalam
menghadapi persalinan dan sanggup berpartisipasi selama proses
persalinan.
e. Provider (penolong) : dokter atau bidan yang merupakan tenaga terlatih
dalam bidang kesehatan (Wijaksono , 2015)
2.2.15 Mekanisme Persalinan
a. Pengertian
Denominator atau petunjuk adalah kedudukan dari salah satu
bagian dari bagian depan janin terhadap jalan lahir.Hipomoklion adalah
titik putar atau pusat pemutaran.
b. Mekanisme persalinan letak belakang kepala
1) Engagement (fiksasi) = masuk
Ialah masuknya kepala dengan lingkaran terbesar (diameter
Biparietal) melalui PAP. Pada primigravida kepala janin mulai turun
pada umur kehamilan kira – kira 36 minggu, sedangkan pada
multigravida pada kira – kira 38 minggu, kadang – kadang baru pada
permulaan partus. (Wiknjosastro, 2015).
Engagement lengkap terjadi bila kepala sudah mencapai Hodge III.
Bila engagement sudah terjadi maka kepala tidak dapat berubah posisi
lagi, sehingga posisinya seolah – olah terfixer di dalam panggul, oleh
karena itu engagement sering juga disebut fiksasi. Pada kepala masuk
PAP, maka kepala dalam posisi melintang dengan sutura sagitalis
melintang sesuai dengan bentuk yang bulat lonjong.
Seharusnya pada waktu kepala masuk PAP, sutura sagitalis akan
tetap berada di tengah yang disebut Synclitismus. Tetapi
kenyataannya, sutura sagitalis dapat bergeser kedepan atau kebelakang
disebut Asynclitismus. Asynclitismus dibagi 2 jenis :
a) Asynclitismus anterior : naegele obliquity yaitu bila sutura
sagitalis bergeser mendekati promontorium.
b) Asynclitismus posterior : litzman obliquity yaitu bila sutura
sagitalis mendekati symphisis.
2) Descensus = penurunan
Ialah penurunan kepala lebih lanjut kedalam panggul. Faktor –
faktor yng mempengaruhi descensus : tekanan air ketuban, dorongan
langsung fundus uteri padabokong janin, kontraksi otot – otot
abdomen, ekstensi badan janin.
3) Fleksi
Ialah menekannya kepala dimana dagu mendekati sternum
sehingga lingkaran kepala menjadi mengecil  suboksipito
bregmatikus (9,5 cm). Fleksi terjadi pada waktu kepala terdorong His
kebawah kemudian menemui jalan lahir.Pada waktu kepala tertahan
jalan lahir, sedangkan dari atas mendapat dorongan, maka kepala
bergerak menekan kebawah.
4) Putaran Paksi Dalam (internal rotation)
Ialah berputarnya oksiput ke arah depan, sehingga ubun -
ubun kecil berada di bawah symphisis (HIII). Faktor-faktor yang
mempengaruhi : perubahan arah bidang PAP dan PBP, bentuk jalan
lahir yang melengkung, kepala yang bulatdan lonjong.
5) Defleksi
Ialah mekanisme lahirnya kepala lewat perineum. Faktor
yang menyebabkan terjadinya hal ini ialah : lengkungan panggul
sebelah depan lebih pendek dari pada yang belakang. Pada waktu
defleksi, maka kepala akan berputar ke atas dengan suboksiput
sebagai titik putar (hypomochlion) dibawah symphisis sehingga
berturut – turut lahir ubun – ubun besar, dahi, muka dan akhirnya
dagu.
6) Putaran paksi luar (external rotation)
Ialah berputarnya kepala menyesuaikankembali dengan sumbu
badan (arahnya sesuai dengan punggung bayi).
7) Expulsi : lahirnya seluruh badan bayi.

Gambar 1 mekanisme persalinan letak belakang kepala


2.3 Konsep Dasar Asuhan Persalinan
Tujuan Asuhan Persalinan :
Mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan
yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai upaya yang terintegrasi
dan lengkap serta intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas
pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal (Asuhan persalinan
normal, 2018).
1. Kala I
a. Memberikan dorongan emosional
Anjurkan suami dan anggota keluarga yang lain untuk mendampingi
ibu selama proses persalinan
b. Membantu pengaturan posisi
Anjurkan suami dan pendamping lainnya untuk membantu ibu
berganti posisi. Ibu boleh berdiri, berjalan-jalan, duduk, jongkok,
berbaring miring, merangkak dapat membantu turunnya kepala bayi
dan sering juga mempersingkat waktu persalinan
c. Memberikan cairan / nutrisi
Makanan ringan dan cairan yang cukup selama persalinan
memberikan lebih banyak energi dan mencegah dehidrasi.Apabila
dehidrasi terjadi dapat memperlambat atau membuat kontraksi
menjadi tidak teratur dan kurang efektif.
d. Keleluasaan ke kamar mandi secara teratur
Ibu harus berkemih paling sedikit setiap 2 jam atau lebih
sering jika ibu ingin berkemih. Jika kandung kemih penuh dapat
mengakibatkan:
1) Memperlambat penurunan bagian terendah janin dan mungkin
menyebabkan partus macet
2) Menyebabkan ibu merasa tidak nyaman
3) Meningkatkan resiko perdarahan pasca persalinan yang
disebabkan oleh atonia uteri
4) Mengganggu penatalaksanaan distosia bahu
5) Meningkatkan resiko infeksi saluran kemih pasca persalinan
e. Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksi sangat penting dalam penurunan
kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir.Upaya dan
ketrampilan menjelaskan prosedur pencegahan infeksi yang baik
melindungi penolong persalinan terhadap resiko infeksi.Pantau
kesejahteraan ibu dan janin serta kemajuan persalinan sesuai
partograf.(Asuhan Persalinan Normal, 2018).
2. Kala II
a. Berikan terus dukungan pada ibu
b. Menjaga kebersihan ibu
c. Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan atau
ketakutan ibu
d. Mengatur posisi ibu
e. Menjaga kandung kemih tetap kosong, anjurkan ibu untuk berkemih
f. Berikan cukup minum terutama minuman yang manis
g. Ibu dibimbing mengedan selama his dan anjurkan ibu untuk
mengambil nafas diantara kontraksi
h. Perikda DJJ setiap selesai kontraksi
i. Minta ibu mengedan saat kepala bayi nampak 5-6 cm di introitus
vagina
j. Letakkan satu tangan dikepala bayi agar defleksi tidak terlalu cepat
k. Tahan perineum dengan satu tangan yang lain
l. Lahirkan kepala
m. Periksa adanya lilitan tali pusat
n. Biarkan kepala bayi mengadakan putaran paksi luar dengan
sendiriny
o. Tempatkan kedua tangan pada posisi biperietal bayi
p. Lakukan tarikan lembut kepala bayi kebawah untuk melahirkan bahu
anterior lalu keatas untuk melahirkan bahu posterior.
q. Sangga kepala dan leher bayi dengan satu tangan kemudian dengan
tangan yang lain menyusuri badan bayi sampai seluruhnya lahir.
r. Letakkan bayi diatas perut ibu, keringkan sambil nilai pernafasannya
(Score APGAR) dalam menit pertama
s. Lakukan pemotongan tali pusat
t. Pastikan bayi tetap hangat
1. Menolong persalinan sesuai dengan standar yaitu 60 langkah APN:
A. . Melihat Tanda dan gejala kala dua :
a) Ibu mempunyai keinginan untuk meneran.
b) Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum
dan/atau vaginanya.
c) Perineum menonjol.
d) Vulva-vagina dan sfingter anal membuka.
B. Menyiapkan pertolongan persalinan
a) Memastikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan esensial siap
digunakan. Mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan
menempatkan tabung suntik steril sekali pakai di dalam partus set
b) Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih.
c) Melepaskan semua perhiasan yang dipakai di bawah siku, mencuci
kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan
mengeringkan tangan dengan handuk satu kali pakai/pribadi yang
bersih.
d) Memakai satu sarung dengan DTT atau steril untuk semua
pemeriksaan dalam.
e) Mengisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik (dengan
memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril) dan
meletakkan kembali di partus set/wadah disinfeksi tingkat tinggi
atau steril tanpa mengkontaminasi tabung suntik).
C. Memastikan pembukaan lengkap dengan janin baik
a) Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati
dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa
yang sudah dibasahi air disinfeksi tingkat tinggi. Jika mulut
vagina, perineum atau anus terkontaminasi oleh kotoran ibu,
membersihkannya dengan seksama dengan cara menyeka dari
depan ke belakang. Membuang kapas atau kasa yang
terkontaminasi dalam wadah yang benar. Mengganti sarung
tangan jika terkontaminasi (meletakkan kedua sarung tangan
tersebut dengan benar di dalam larutan dekontaminasi).
b) Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan
dalam untuk memastikan bahwa pembukaan serviks sudah
lengkap.Bila selaput ketuban belum pecah, sedangkan pembukaan
sudah lengkap, lakukan amniotomi.
c) Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan
tangan yang masih memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan
klorin 0,5% dan kemudian melepaskannya dalam eadaan terbalik
serta merendamnya di dalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit. Mencuci kedua tangan (seperti di atas).
d) Memeriksa Denyut Jantung Janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir
untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal ( 100 – 180
kali / menit ).
e) Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal.
f) Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan
semua hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf.
D. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses pimpinan
meneran.
1) Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
baik. Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai
keinginannya.
a) Menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk meneran.
Melanjutkan pemantauan kesehatan dan kenyamanan ibu
serta janin sesuai dengan pedoman persalinan aktif dan
mendokumentasikan temuan-temuan.
b) Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka
dapat mendukung dan memberi semangat kepada ibu saat ibu
mulai meneran.
2) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu utuk
meneran. (Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah
duduk dan pastikan ia merasa nyaman).
3) Melakukan pimpinan meneran saat Ibu mempunyai dorongan
yang kuat untuk meneran :
a) Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai
keinganan untuk meneran
b) Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk
meneran.
c) Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai
pilihannya (tidak meminta ibu berbaring terlentang).
d) Menganjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi.
e) Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi
semangat pada ibu.
f) Menganjurkan asupan cairan per oral.
g) Menilai DJJ setiap lima menit.
h) Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi
segera dalam waktu 120 menit (2 jam) meneran untuk ibu
primipara atau 60/menit (1 jam) untuk ibu multipara, merujuk
segera.
i) Jika ibu tidak mempunyai keinginan untuk meneran
j) Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau
mengambil posisi yang aman. Jika
k) ibu belum ingin meneran dalam 60 menit, menganjurkan ibu
untuk mulai meneran pada
l) puncak kontraksi-kontraksi tersebut dan beristirahat di antara
kontraksi.
m) Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi
segera setalah 60 menit
n) meneran, merujuk ibu dengan segera.
E. Persiapan pertolongan kelahiran bayi
1. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,
meletakkan handuk bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan
bayi.
2. Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, di bawah bokong
ibu.
3. Membuka partus set.
4. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
F. Menolong kelahiran bayi
Lahirnya kepala
1. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,
lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi,
letakkan tangan yang lain di kelapa bayi dan lakukan tekanan
yang lembut dan tidak menghambat pada kepala bayi,
membiarkan kepala keluar perlahan-lahan. Menganjurkan ibu
untuk meneran perlahan-lahan atau bernapas cepat saat kepala
lahir.
a) Jika ada mekonium dalam cairan ketuban, segera hisap mulut
dan hidung setelah kepala lahir menggunakan penghisap
lendir DeLee disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau bola
karet penghisap yang baru dan bersih.
2. Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bayi dengan
kain atau kasa yang bersih.
3. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai
jika hal itu terjadi, dan kemudian meneruskan segera proses
kelahiran bayi :
a) Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan
lewat bagian atas kepala bayi.
b) Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklemnya di
dua tempat dan memotongnya.
4. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar
secara spontan. Lahir bahu
5. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua
tangan di masing-masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu
untuk meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan lembut
menariknya ke arah bawah dan kearah keluar hingga bahu
anterior muncul di bawah arkus pubis dan kemudian dengan
lembut menarik ke arah atas dan ke arah luar untuk melahirkan
bahu posterior.
Lahir badan dan tungkai
6. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai
kepala bayi yang berada di bagian bawah ke arah perineum
tangan, membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ke tangan
tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat
melewati perineum, gunakan lengan bagian bawah untuk
menyangga tubuh bayi saat dilahirkan. Menggunakan tangan
anterior (bagian atas) untuk mengendalikan siku dan tangan
anterior bayi saat keduanya lahir.
7. Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di
atas (anterior) dari punggung ke arah kaki bayi untuk
menyangganya saat panggung dari kaki lahir. Memegang kedua
mata kaki bayi dengan hati-hati membantu kelahiran kaki.
G. Penanganan bayi baru lahir
1) Menilai bayi dengan cepat, kemudian meletakkan bayi di atas
perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari
tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek, meletakkan bayi di
tempat yang memungkinkan)
2) Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi
kecuali bagian pusat.
3) Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat
bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem ke arah
ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama (ke arah
ibu).
4) Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari
gunting dan memotong tali pusat di antara dua klem tersebut.
5) Mengganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi dengan
kain atau selimut yang bersih dan kering, menutupi bagian
kepala, membiarkan tali pusat terbuka. Jika bayi mengalami
kesulitan bernapas, mengambil tindakan yang sesuai.
6) Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk
memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI jika ibu
menghendakinya
H. Penanganan setelah bayi lahir
1. Oksitosin
1) Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi
abdomen untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua.
2) Memberi tahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik.
3) Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, memberikan
suntikan oksitosin 10 unit IM di 1/3 paha kanan atas ibu bagian
luar, setelah mengaspirasinya terlebih dahulu.
2. Penegangan tali pusat terkendali
1) Memindahkan klem pada tali pusat
2) Meletakkan satu tangan diatas kain yang ada di perut ibu, tepat di
atas tulang pubis, dan menggunakan tangan ini untuk melakukan
palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus. Memegang tali pusat
dan klem dengan tangan yang lain.
3) Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan
penegangan ke arah bawah pada tali pusat dengan lembut.
Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah
uterus dengan cara menekan uterus ke arah atas dan belakang
(dorso kranial) dengan hati-hati untuk membantu mencegah
terjadinya inversio uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40
detik, menghentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga
kontraksi berikut mulai.
o) Jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seorang
anggota keluarga untuk melakukan ransangan puting susu.
Mengluarkan plasenta.
4) Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil
menarik tali pusat ke arah bawah dan kemudian ke arah atas,
mengikuti kurve jalan lahir sambil meneruskan tekanan
berlawanan arah pada uterus.
a) Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga
berjarak sekitar 5 – 10 cm dari vulva.
b) Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali
pusat selama 15 menit :
1) Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit IM.
2) Menilai kandung kemih dan mengkateterisasi kandung
kemih dengan
3) Menggunakan teknik aseptik jika perlu.
4) Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan.
5) Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit
berikutnya.
6) Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30
menit sejak kelahiran bayi.
5) Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran
plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Memegang
plasenta dengan dua tangan dan dengan hati-hati memutar
plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut perlahan
melahirkan selaput ketuban tersebut.
a) Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan disinfeksi
tingkat tinggi atau steril dan memeriksa vagina dan serviks
ibu dengan seksama. Menggunakan jari-jari tangan atau klem
atau forseps disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk
melepaskan bagian selapuk yang tertinggal.
Pemijatan Uterus
6) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan
masase uterus, meletakkan telapak tangan di fundus dan
melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut
hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras).
I. Menilai pendarahan
1. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu
maupun janin dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa
selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan plasenta di dalam
kantung plastik atau tempat khusus.
2. Jika uterus tidak berkontraksi setelah melakukan masase selam
15 detik mengambil tindakan yang sesuai.
3. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan
segera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif.
J. Melakukan prosedur pasca persalinan
1. Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan
baik. Mengevaluasi perdarahan persalinan vagina.
2. Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke
dalam larutan klorin 0,5 %, membilas kedua tangan yang masih
bersarung tangan tersebut dengan air disinfeksi tingkat tinggi dan
mengeringkannya dengan kain yang bersih dan kering.
3. Menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau steril
atau mengikatkan tali disinfeksi tingkat tinggi dengan simpul
mati sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari pusat.
4. Mengikat satu lagi simpul mati dibagian pusat yang
berseberangan dengan simpul mati yang pertama.
5. Melepaskan klem bedah dan meletakkannya ke dalam larutan
klorin 0,5 %.
6. Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya.
Memastikan handuk atau kainnya bersih atau kering
7. Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI.
8. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan
pervaginam :
a. 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan.
b. Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan.
c. Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan.
d. Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melaksanakan
perawatan yang sesuai untuk menatalaksanaan atonia uteri.
e. Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan, lakukan
penjahitan dengan anestesia lokal dan menggunakan teknik
yang sesuai.
9. Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan masase
uterus dan memeriksa kontraksi uterus.
10. Mengevaluasi kehilangan darah.
11. Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung kemih
setiap 15 menit selama satu jam pertama pasca persalinan dan
setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan.
a. Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama dua
jam pertama pasca persalinan.
b. Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak
normal.
K. Kebersihan dan keamanan
1. Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5%
untuk dekontaminasi (10 menit). Mencuci dan membilas
peralatan setelah dekontaminasi
2. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat
sampah yang sesuai.
3. Membersihkan ibu dengan menggunakan air disinfeksi tingkat
tinggi. Membersihkan cairan ketuban, lendir dan darah.
Membantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.
4. Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan
ASI. Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman
dan makanan yang diinginkan.

5. Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan


dengan larutan klorin 0,5% dan membilas dengan air bersih.
6. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%,
membalikkan bagian dalam ke luar dan merendamnya dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
7. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.
Dokumentasi
8. Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang).
3. Kala III
a. Pastikan tidak ada bayi yang kedua
b. Berikan oksitosin 10 IU dalam 2 menit pertama segera setelah
bayi lahir.
c. Pastikan bayi tetap hangat, kemudian lakukan IMD
d. Lalukan penegangan tali pusat terkendali, tangan kanan
menegangkan tali pusat sementara tangan kiri dengan arah
dorsokranial mencengkram uterus.
e. Jika plasenta telah lepas dari insersinya, tangan kanan menarik
tali pusat kebawah lalu keatas sesuai dengan kurve jalan lahir
sampai plasenta nampak divulva lalu tangan kanan menerima
plasenta kemudian memutar kesatu arah dengan hati-hati
sehingga tidak ada selaput plasenta yang tertinggal dalam jalan
lahir.
f. Segera setelah plasenta lahir tangan kiri melakukan massase
fundus uteri untuk menimbulkan kontraksi
g. Lakukan pemeriksaan plasenta, pastikan kelengkapannya
h. Periksa jalan lahir dengan seksama, mulai dari servik, vagina
hingga perineum. Lakukan perbaikan/penjahitan jika diperlukan
4. Kala IV
a. Bersihkan ibu sampai ibu merasa nyaman
b. Anjurkan ibu untuk makan dan minum untuk mencegah dehidrasi
c. Berikan bayinya pada ibu untuk disusui
d. Periksa kontraksi uterus dan tanda vital ibu setiap 15 menit pada
jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua.
e. Ajarkan ibu dan keluarganya tentang :
1) Bagaimana memeriksa fundus uteri dan menimbulkan kontraks
2) Tanda bahaya bagi ibu dan bayi.
f. Pastikan ibu sudah buang air kecil dalam 6 jam pertama
2.4 Teori partograf
Pengisian partograf antara lain:
a. Pencatatan selama Fase Laten Kala I Persalinan Selama fase laten, semua
asuhan, pengamatan dan pemeriksaan harus dicatat. Hal ini dapat
dilakukan secara terpisah, baik di catatan kemajuan persalinan maupun di
Kartu Menuju Sehat (KMS) Ibu Hamil. Tanggal dan waktu harus
dituliskan setiap kali membuat catatan selama fase laten persalinan.
Semua asuhan dan intervensi juga harus dicatatkan. Kondisi ibu dan bayi
juga harus dinilai dan dicatat dengan seksama, yaitu :
a) Denyut jantung janin : setiap 30 menit
b) Frekwensi dan lamanya kontraksi uterus : setiap 30 menit
c) Nadi : setiap 30 menit
d) Pembukaan serviks : setiap 4 jam
e) Penurunan bagian terbawah janin : setiap 4 jam
f) Tekanan darah dan temperatur tubuh : setiap 4 jam
g) Produksi urin, aseton dan protein : setiap 2 – 4 jam
h) Pencatatan Selama Fase Aktif Persalinan (JNPK-KR,2008).
b. Pencatatan selama fase aktif persalinan Halaman depan partograf
mencantumkan bahwa observasi yang dimulai pada fase aktif persalinan;
dan menyediakan lajur dan kolom untuk mencatat hasil- hasil
pemeriksaan selama fase aktif persalinan, meliputi:
1. Informasi tentang ibu :
a) Nama, umur
b) Gravida, para, abortus (keguguran)
c) Nomor catatan medik nomor Puskesmas
d) Tanggal dan waktu mulai dirawat ( atau jika di rumah : tanggal
dan waktu penolong persalinan mulai merawat ibu)
2. Waktu pecahnya selaput ketuban
3. Kondisi janin:
a) DJJ (denyut jantung janin)
b) Warna dan adanya air ketuban)
c) Penyusupan (moulase) kepala janin.
4. Kemajuan persalinan
(1) Pembukaan serviks
(2) Penurunan bagian terbawah janin atau persentase janin
(3) Garis waspada dan garis bertindak
5. Jam dan waktu
a) Waktu mulainya fase aktif persalinan
b) Waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian.
6. Kontraksi uterus : frekuensi dan lamanya
7. Obat – obatan dan cairan yang diberikan:
a) Oksitisin
b) Obat- obatan lainnya dan cairan IV yang diberikan.
8. Kondisi ibu :
a) Nadi, tekanan darah, dan temperatur
b) Urin ( volume , aseton, atau protein)
9. Asuhan, pengamatan, dan keputusan klinik lainnya (dicatat dalam
kolom tersedia di sisi partograf atau di catatan kemajuan persalinan
Mencatat temuan pada partografAdapun temuan-temuan yang
harus dicatat adalah :
1. Informasi Tentang Ibu Lengkapi bagian awal (atas) partograf secara
teliti pada saat memulai asuhan persalinan. Waktu kedatangan
(tertulis sebagai :„jam atau pukul‟ pada partograf) dan perhatikan
kemungkinan ibu datang pada fase laten. Catat waktu pecahnya
selaput ketuban.
2. Kondisi Janin Bagan atas grafik pada partograf adalah untuk
pencatatan denyut jantung janin ( DJJ ), air ketuban dan penyusupan
(kepala janin)
a) Denyut jantung janin
Nilai dan catat DJJ setiap 30 menit (lebih sering jika ada tanda-
tanda gawat janin). Setiap kotak di bagian atas partograf
menunjukan DJJ.Catat DJJ dengan memberi tanda titik pada garis
yang sesuai dengan angka yang menunjukan DJJ.Kemudian
hubungkan yang satu dengan titik lainnya dengan garis tegas
bersambung.Kisaran normal DJJ terpapar pada patograf diantara
180 dan 100.Akan tetapi penolong harus waspada bila DJJ di
bawah 120 atau di atas 160.
b) Warna dan adanya air ketuban Nilai air kondisi ketuban setiap
kali melakukan pemeriksaan dalam dan nilai warna air ketuban
jika selaput ketuban pecah.
Catat semua temuan-temuan dalam kotak yang sesuai di bawah
lajur DJJ. Gunakan lambang-lambang berikut ini :
U : Selaput ketuban masih utuh (belum pecah)
J : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
M : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur
meconium
D : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur
darah
K : Selaput ketuban sudah pecah tapi air ketuban tidak
mengalir lagi ( kering )
c) Penyusupan (Molase) tulang kepala janin Penyusupan adalah
indikator penting tentang seberapa jauh kepala bayi dapat
menyesuaikan diri terhadap bagian keras (tulang) panggul ibu.
Semakin besar derajat penyusupannya atau tumpang tindih antara
tulang kepala semakin menunjukan risiko disporposi kepala
panggul (CPD). Ketidak mampuan untuk berakomodasi atau
disporposi ditunjukan melalui derajat penyusupan atau tumpang
tindih (molase) yang berat sehingga tulang kepala yang saling
menyusup, sulit untuk dipisahkan. Apabila ada dugaan disporposi
kepala panggul maka penting untuk tetap memantau kondisi janin
serta kemajuan persalinan.Setiap kali melakukan pemeriksaan
dalam, nilai penyusupan antar tulang (molase) kepala janin. Catat
temuan yang ada dikotak yang sesuai di bawah lajur air ketuban.
Gunakan lambang-lambang berikut ini :
0 : Tulang-tulang kepala janin terpish, sutura dengan mudah
dapat dipalpasi
1 : Tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan
2 : Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih tetapi
masih dapat dipisahkan
3 : Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih dan
tidak dapat dipisahkan
d) Kemajuan persalinan Kolom dan lajur kedua pada partograf
adalah untuk pencatatan kemajuan persalinan. Angka 0-10 yang
tertera di kolom paling kiri adalah besarnya dilatasi serviks. Nilai
setiap angka sesuai dengan besarnya dilatasi serviks dalam satuan
sentimeter dan menempati lajur dan kotak tersendiri. Perubahan
nilai atau perpindahan lajur satu ke lajur yang lain menunjukan
penambahan dilatasi serviks sebesar 1 cm. Pada lajur dan kotak
yang mencatat penurunan bagian terbawah janin tercantum angka
1-5 yang sesaui dengan metode perlimaan. Setiap kotak segi
empat atau kubus menunjukan waktu 30 menit untuk pencatatan
waktu pemeriksaan, DJJ, kontraksi uterus dan frekwensi nadi ibu.
1) Pembukaan servik Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan,
catat pada partograf setiap temuan dari setiap pemeriksaan.
Tanda „X‟ harus dicantumkan di garis waktu yang sesuai
dengan lajur besarnya pembukaan serviks.
Perhatikan :
a) Pilih angka pada tepi kiri luar kolom pembukaan serviks
yang sesuai dengan besarnya pembukaan serviks pada fase
aktif persalinan yang diperoleh dari hasil pemeriksaan
dalam
b) Untuk pemeriksaan pertama pada fase aktif persalinan,
temuan (pembukaan serviks dari hasil pemeriksaan dalam
harus dicantumkan pada garis waspada. Pilih angka yang
sesuai dengan bukaan serviks ( hasil periksa dalam ) dan
cantumkan tanda „X‟ pada ordinat atau titik silang garis
dilatasi serviks dan garis waspada
c) Hubungkan tanda „X‟ dari setiap pemeriksaan dengan
garis utuh (tidak terputus) 2) Penurunan bagian terbawah
janin Cantumkan hasil pemeriksaan penurunan kepala
(perlimaan) yang menunjukan seberapa jauh bagian
terendah bagian janin telah memasuki rongga panggul.
Pada persalinan normal, kemajuan pembukaan serviks
selalu diikuti dengan turunnya bagian terbawah janin. Tapi
ada kalanya, penurunan bagian terbawah janin baru terjadi
setelah pembukaan serviks mencapai 7 cm Berikan tanda
„O‟ yang ditulis pada garis waktu yang sesuai. Sebagai
contoh, jika hasil palpasi kepala diatas simfisis pubis
adalah 4/5 maka tuliskan tanda “O” di garis angka 4.
Hubungkan tanda „O‟ dari setiap pemeriksaan dengan
garis tidak terputus.
3. Garis waspada dan garis bertindak Garis waspada dimulai pada
pembukaan serviks 4 cm dan berakhir pada titik dimana pembukaan
lengkap diharapkan terjadi jika laju pembukaan adalah 1 cm per jam.
Pencatatan selama fase aktif persalinan harus dimulai di garis
waspada. Jika pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis
waspada (pembukaan kurang dari 1 cm per jam), maka harus
dipertimbangkan adanya penyulit .Garis bertindak tertera sejajar dan
di sebelah kanan (berjarak 4 jam) garis waspada. Jika pembukaan
serviks telah melampaui dan berada di sebelah kanan garis bertindak
maka hal ini menunjukan perlu dilakukan tindakan untuk
menyelesaikan persalinan
Jam dan waktu Setiap kotak pada partograf untuk kolom waktu (jam)
menyatakan satu jam sejak dimulainya fase aktif persalinan
4. Kontraksi uterus
Di bawah lajur waktu partograf, terdapat lima kotak dengan
tulisan “ kontraksi per 10 menit “ di sebelah luar kolom paling kiri.
Setiap kotak menyatakan satu kontraksi.Setiap 30 menit, raba dan
catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam
satuan detik. Nyatakan jumlah kontraksi yang terjadi dalam waktu 10
menit dengan cara mengisi kotak kontraksi yang tersedia dan
disesuaikan dengan angka yang mencerminkan temuan dari hasil
pemeriksaan kontraksi. Sebagai contoh jika ibu mengalami 3
kontraksi dalam waktu satu kali 10 menit, maka lakukan pengisian
pada 3 kotak kontraksi
5. Obat-obatan dan cairan yang diberikan
1) Oksitosin
Jika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai, dokumentasikan setiap
30 menit jumlah unit oksitosin yang diberikan per volume cairan
IV dan dalam tetes per menit.
2) Obat-obatan lain
Catat semua pemberian obat-obatan tambahan dan/atau cairan I.V
dalam kotak yang sesuai dengan kolom waktunya
6. Halaman belakang partograf
Halaman belakang partograf merupakan bagian untuk mencatat
hal- hal yang terjadi selama proses persalinan dan kelahiran, serta
tindakan – tindakan yang dilakukan sejak persalinan kala I hingga IV
(termasuk bayi baru lahir). Itulah sebabnya bagian ini disebut sebagai
catatan persalinan. Nilau dan catatkan asuhan yang telah diberikan
pada ibu dalam masa nifas terutama selama persalinan kala IV untuk
memungkinkan penolong persalinan mencegah terjadinya penyulit
dan membuat keputusan klinik, terutama pada pemantauan kala IV
(mencegah terjadinya perdarahan pascapersalinan). Selain itu, catatan
persalinan (yang sudah diisi dengan lengkap dan tepat) dapat pula
digunakan untuk menilai memantau sejauh mana telah dilakukan
pelaksanaan asuhan persalinan yang bersih dan aman
7. Kontraindikasi pelaksanaan patograf
Berikut ini adalah kontraindikasi dari pelaksanaan patograf.
1) Wanita hamil dengan tinggi badan kurang dari 145 cm.
2) Perdarahan antepartum
3) Preeklampsi berat dan eklampsi
4) Persalinan prematur
5) Persalinan bekas sectio caesaria (SC)
6) Persalinan dengan hamil kembar
7) Kelainan letak
8) Keadaan gawat janin
9) Persalinan dengan induksi10)Hamil dengan anemia berat
8. Dugaan kesempitan panggul
9. Keuntungan dan kerugian pelaksanaan partograf
1) Keuntungan
a) Tersedia cukup waktu untuk melakukan rujukan (4 jam)
setelah perjalanan persalinan melewati garis waspada.
b) Di pusat pelayanan kesehatan cukup waktu untuk melakukan
tindak
c) Mengurangi infeksi karena pemeriksaan dalam yang terbatas
2) Kerugian
Kemungkinan terlalu cepat lakukan rujukan, yang sebenarnya
dapat dilakukan di tempat. (Legawati: 2019)
2.5 Konsep Dasar Masa Nifas
2.5.7 Definisi
1. Masa nifas (puerperineum) adalah masa yang dimulai setelah plasenta
lahir dan berakhir ketika alat-alat kandung kembali sebelum hamil. Masa
nifas berlangsung selama kira-kira 2-6 minggu (Manuaba, 2018).
2. Masa nifas adalah masa pulihnya kembali ke keadaan sebelum hamil dan
masa nifas berlangsung selama kira-kira 2-6 minggu (Syam Heriza,
2019).
3. Masa nifas adalah masa pulihnya kembali mulai dari persalinan, sampai
alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil, lamanya 6-8 minggu
(Mochtar, 2018).
4. Masa nifas (puerperineum) adalah masa dimulainya setelah plasenta lahir
dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil. Masa ini berlangsung selama 6-8 minggu (Saifudin Abdul Bahri,
2018)
Masa nifas adalah masa dimulainya dari lahirnya plasenta sampai
mencakup 6 minggu berikutnya (Pusdiknakes, 2018).
2.5.8 Tujuan Asuhan Masa Nifas
Menurut Msryunani (2015) tujuan pemberian asusah masa nifas sebagai
berikut.
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologi.
2. Melaksanakan skrining yang komprehensif mendeteksi masalah,
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun
bayinya.
3. Memberikan pendidikan kesehatan perawatan kesehatan diri, nutrisi,
keluarga berencana menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan
perawatan bayi sehat.
4. Memberikan pelayanan KB
2.5.9 Periode Masa Nifas
Dibagi menjadi 3 macam Menurut (mochtar,2018) yaitu :
1. Puerperium Dini
Yaitu dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
Dalam agama islam, dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah
40 hari.
2. Puerperium Inter Medial
Yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang lamanya 6-8
minggu.
3. Remote Puerperium
Adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna
terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu,
bulanan ataupun tahunan (Mochtar,2018).
2.6 Perubahan Fisiologis Masa Nifas
Menurut Wahyuningsi (2019) perubahan fisiolos pada masa nifas sebagai
berikut
2.6.7 Involusi corpus uteri
Segera setelah plasenta lahir, fundus korpus uteri berkontraksi
letaknya kira-kira ½ pusat dan symfisis atau sedikit lebih tinggi. Umumnya
organ ini mencapai ukuran tidak hamil seperti semula dalam waktu ukuran
sekitar 6-8 minggu. Tabel tinggi fundus uteri dan berat uterus menurut
masa involusio.
Tabel tinggi fundus uteri dan berat uterus menurut masa involusio
Involusio Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus
Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
Uri lahir 2 jari dibawah pusat 750 gram
1 minggu Pertengahan pusat dan 500 gram
syimfisis
2 minggu Tidak teraba di atas 350 gram
syimfisis
6 minggu Bertambah kecil 50 gram
8 minggu Sebesar normal 30 gram

2.6.8 Bekas implantasi uri


Tempat plasenta mengecil karena kontraksi dan menonjol ke kavum
uteri dengan diameter 7,5 cm. Sesudah 2 minggu menjadi 3,5 cm. Pada
minggu keenam 2,4 cm dan akhirnya pulih.
2.6.9 Lochea
1. Lochea adalah cairan yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam
masa nifas, macam-macamnya:
2. Lochea Rubra : Berwarna darah segar dan sisa selaput ketuban, sel-sel
desidua, vernicks caseosa, lanugo dan mekonium lamanya 2 hari post
partum.
3. Lochea Sangulenta : Berwarna merta kuning berisi darah dan lendir,
lamanya hari ke 3-7 hari postpartum.
4. Lochea Serosa : Berwarna kuning tidak berdarah lagi pada hari 7-14
post partum.
5. Lochea Alba : Cairan putih setelah 2 minggu.
6. Lochea Purulenta : Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau
busuk.
2.6.10 Serviks
Setelah persalinan bentuk serviks agak menganga seperti berwarna
merah konsistensinya lunak, kadang-kadang terdapat perlukaan kecil.
Setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim setelah 2 jam
dapat dilalui oleh 2-3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari.
2.6.11 Vagina
Pada minggu ke-3 vagina mengecil dan timbul ruggae kembali
(lipatan-lipatan).
2.6.12 Perineum
Terjadi robekan perineum hampir pada semua persalinan pertama.
Robekan umumnya terjadi di garis tengah dan bisa meluas, bisa karena
kepala janin lahir terlalu cepat. Sudut arkus pubis lebih kecil dari masanya.
Kepala janin melemah PBP dengan ukuran yang lebih besar daripada
sirkum forensia sub oksipito bregmatika (Saleha, Siti, 2019).
2.6.13 Perubahan payudara
Selama beberapa hari pertama post partum karena tubuh wanita
mempersiapkan untuk memberikan nutrisi kepada bayi dapat mengalami
kongesti. Wanita yang menyusui berespon terhadap stimulasi bayi yang
disusui akan terus melepaskan hormon dan menstimulasi alveoli yang
memproduksi susu (Mothae 2018).
2.6.14 Sistem kardiovaskuler
Tonus otot polos pada dinding vena mulai membaik. Volume
darah mulai berkurang, biskositas darah kembali normal dan arah jantung
serta tekanan darah menurun sampai kadar sebelum hamil
(Prawirohardjo, Sarwono 2020).
2.6.15 Perubahan sistem pencernaan
Sering terjadi konstipasi pada ibu setelah melahirkan. Disebabkan
makanan padat dan kurang serat. Selain itu rasa takut BAB karena takut
akan rasa nyeri pada luka jahitan. BAB ibu nifas harus dilakukan 3-4 hari
pasca persalinan.-Ibu sering cepat lapar setelah melahirkan-Penurunan
tonus dan mobilitas otot traktus digestifus setelah bayi lahir (Saleha, Siti,
2019)
2.6.16 Perubahan Sistem perkemihan
Saluran kencing kembali normal dalam waktu 2-8 minggu
1. Ureter dan pelvis mengalami dislokasi, kembali dalam waktu 2-8
minggu post partum.
2. Distensi berlebihan pada vesika urinaria, pembengkakan jaringan di
sekitar uretra, dan hilangnya sensasi terhadap tekanan yang
meninggi.
3. Laju filtrasi glomerulus tetap meninggi ± 7 hari post
partum.Proforesis puerperalis (pembentukan keringat ibu nifas) dan
cliuresis (peningkatan pembentukan kemih) terjadi dalam 24 jam
pertama setelah melahirkan (Doenges, Marilynn E, 2018)
2.6.17 Perubahan sistem tindakan
a. Estrogen dan progesteron menurun setelah plasenta lahir
b. Prolaktin meningkat karena isapan bayi
Pada umumnya dari sudut kedokteran tidak dianggap perlu memakai
gurita, tetapi karena banyak penderita merasa enak memakainya, maka
kita tidak melarangnya. Gurita itu digunakan untuk :
1. Penderita perutnya sangat longgar
2. Pada penderita yang tekanan intra abdominalnya sangat menurun
saat persalinan, misalnya pada hydraamnion, kehamilan kembar
3. Penderita dengan vitiun kordisi.
Dalam hal ini pemakaian gurita adalah untuk mencegah syok,
penggunaan gurita tidak perlu lama, kira-kira seminggu sudah cukup

2.7 Nyeri Luka Jahitan Perineum


2.7.7 Definisi
Nyeri adalah kebutuhan fisiologis. Nyeri merupakan perasaan yang tidak
nyaman yang sangat subyektif dan hanya orang yang mengalaminya yang
dapat menjelaskan dan mengevaluasi perasaan tersebut. . Nyeri adalah
perasaan tidak nyaman baik ringan maupun berat . Perineum adalah daerah
antara vulva dan anus. Biasanya setelah melahirkan, perineum akan sedikit
bengkak/oedema dan mungkin ada luka jahitan bekas robekan atau
episiotomy yaitu sayatan untuk memperluas pengeluaran bayi (Maryuni,
Anik, 2019)
Episiotomy adalah insisi pada perineum yang menyebabkan
terpotongnya selaput lendir vagina, cincin himen, jaringan septum
rektovaginal. Melebarkan jalan lahir sehingga mempermudahkelahiran.
Jadi dapat disimpulkan bahwa nyeri jahitan perineum adalah perasaan
tidak nyaman yang dirasakan pasien post partum akibat jahitan dari
terpotongnya selaput lendir, vagina, cincin hymen, jaringan septum
rektovagina.

2.7.8 Etiologi
Nyeri jahitan perineum sebagai manifestasi dari luka bekas penjahitan
yang dirasakan klien akibat ruptur perineum pada kala pengeluaran, yaitu
bagian terdepan dari anak telah berada didasar panggul. Ruptur perineum
tidak selalu dihindarkan, tetapi dengan pertolongan yang baik pada waktu
lahirnya anak, robekan itu dapat dikurangi. Kalau terjadi robekan
perineum, harus diperiksa dimana robekan itu, bagaimana panjangnya,
bagaimana dalamnya dan rata atau tidak. Ruptur perineum harus secepat
mungkin dijahit, sebab jika terlalu lama, luka baru itu akan menjadi luka
lama yang mempunyai potensi untuk terkena infeksi. Dalam penjahitan
harus dijaga kerapian dan kerapatannya, sehingga perineum dapat rata
kembali sebelum terjadi robekan. Adanya cedera jaringan lunak yang
direkontruksi dengan benar dengan cara menjahit robekan perineum
mempunyai risiko perdarahan dan infeksi luka. Untuk itu dibutuhkan
teknik perawatan yang benar dan hati-hati untuk mencegah terjadinya
infeksi dan luka jahitan perineum (Fatimah, & Lestari, 2019)
2.7.9 Tanda dan Gejala
a) Nyeri tekan diatas simfisis
b) Perasaan tidak nyaman pada ibu
c) BAK dan BAB terasa nyeri
d) Daerah perineum kemerahan
e) Nyeri yang sangat pada daerah perineum-
f) Oedema pada jahitan
2.7.10 Penanganan
Meskipun melahirkan secara normal kadang memerlukan jahitan antara
vagina dan anus atau dikenal dengan episiotomi umumnya setiap jahitan
yang digunakan untuk episiotomy akan diserap sendiri, jika sayatan atau
robekannya luas maka rasa nyeri yang muncul akan lebih lama. Ada
beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mempercepat penyembuhan
yaitu :
a. Gunakan kompres es atau membungkus es dalam kain lap untuk
membantu penanganan luka.
b. Menjaga kebersihan luka dengan cara cebok yang benar dan luka
jahitan disiram dengan air bersih.
c. Duduklah dengan hati-hati seperti merapatkan bokong saat duduk
untuk menjaga peregangan
d. Melakukan senam kegel yang bisa dimulai sekitar 1 hari setelah
melahirkan untuk membantu otot dasar panggul, cobalah selama 5
detik, lalu semakin lama semakin meningkat intensitasnya.
e. Mencegah nyeri dan peregangan selama peregakan usus dengan
menggunakan bantalan bersih seperti pembalut untuk membantu
meringankan tekanan pada luka.

2.8 Asuhan Kebutuhan Dasar Ibu Nifas


Kebutuhan dasar pada ibu nifas menurut Maritalia (2012) dan Walyani
(2017) yaitu
2.8.7 Nutrisi dan cairan
Ibu nifas memerlukan nutrisi dan cairan untuk pemulihan kondisi
kesehatan setelah melahirkan, cadangan tenaga serta untuk memenuhi
produksi air susu. Ibu nifas dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan akan
gizi sebagai berikut :
7. Mengonsumsi makanan tambahan, kurang lebih 500 kalori tiap hari.
8. Makan dengan diet gizi seimbang untuk memenuhi kebutuhan
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.
9. Minum sedikitnya 3 liter setiap hari atau 8 gelas air setiap harinya.
Kebutuhan akan cairan diperoleh dari air putih, sari buah, susu dan
sup.
10. Mengonsumsi tablet besi selama 40 hari post partum.
11. Mengonsumsi vitamin A
Zat-zat yang dibutuhkan ibu pasca persalinan antara lain :
1. Kalori
Kebutuhan kalori pada masa menyusui sekitar 400-500 kalori.
Wanita dewasa memerlukan 1800kalori per hari. Sebaiknya ibu nifas
jangan mengurangi kebutuhan kalori, karena akan mengganggu proses
metabolisme tubuh dan menyebabkan ASI rusak.
2. Protein
Kebutuhan protein yang dibutuh kan adalah 3 porsi per hari.
Satu protein setara dengan 3 gelas susu, dua butir telur, lima putih
telur, 120 gram keju, 1 ¾ gelas youghurt, 120-140 gram
ikan/daging/unggas, 200-240 gram tahu atau 5-6 sendok selai kacang.
3. Kalsium dan vit D
Kalsium dan vit D berguna untuk pembentukan tulang dan gigi.
Kebutuhan kalsium dan vit D didapat dari minum susu rendah kalori
atau berjemur di pagi hari. Konsumsi kalsium pada masa menyusui
meningkat menjadi 5 porsi per hari. Satu setara dengan 50-60 gram
keju, satu cangkir susu krim, 160 gram ikan salmon, 120 gram ikan
sarden, atau 280 gram tahu kalsium.
4. Magnesium
Magnesium dibutuh kan sel tubuh untuk membantu gerak
otot, fungsi syaraf dan memperkuat tulang, kebutuhan magnesium di
dapat pada gandum dan kacang-kacangan.
5. Sayuran hijau dan buah
Kebutuhan yang di perlukan sedikitnya tiga porsi sehari. Satu
porsi setara dengan 1/8 semangka,¼ mangga, ¾ cangkir brokoli, ½
wortel, ¼-1/2 cangkir sayuran hijau yang telah di masak, satu tomat.
6. Karbohidrat kompleks
Selama menyusui, kebutuhan karbohidrat komplek
diperlukan 6 porsi per hari. Satu porsi setara dengan ½ cangkir nasi, ¼
cangkir jagung pipil, satu porsi sereal atau obat, satu iris roti dari
bijian utuh, ½ kue mufiin dari bijian utuh, 2-6 biskuit kering atau
crakers, ½ cangkir kacang-kacangan,2/3 cangkir kacang koro, atau 40
gram mi/pasta dari bijian utuh.
7. Lemak
Rata-rata kebutuhan lemak dewasa adalah 41/2 porsi lemak
(14 gram perporsi) perharinya. Satu porsi lemak sama dengan 80 gram
keju, tiga sendok makan kacang tanah atau kenari, empat sendok
makan krim, secangkir es krim, ½ buah alpukat, dua sendok makan
selai kacang, 10-140gram daging tanpa lemak, Sembilan kentang
goreng, dua iris cake, satu sendok makan mayones, atau mentega, atau
dua sendok makan saus salad.
8. Garam
Selama periode nifas, hindari konsumsi garam berlebihan.
Hindari makanan asin seperti kacang asin, keripik kentang atau acar.
9. Vitamin
Kebutuhan vitamin selama menyusui sangat dibutuh kan.
Vitamin yang diperlukan antara lain :
1. Vitamin A yang berguna bagi kesehatan kulit, kelenjar serta
mata. Vitamin A terdapat dalam telur, hati dan keju. Jumlah
yang dibutuh kan adalah 1,300 mcg.
2. Vitamin B6 membantu penyerapan protein dan meningkatkan
fungsi syaraf. Asupan vitamin B6 sebanyak 2,0 mg per hari.
Vitamin B6 dapat di temui di daging, hati, padi-padian, kacang
polong dan kentang.
3. Vitamin E berfungsi sebagai anti oksidan, meningkat kan
stamina dan daya tahan tubuh. Terdapat dalam makanan
berserat, kacang-kacangan, minyak nabati, dan gandum.
4. Zinc (seng) berfungsi untuk kekebalan tubuh, penyembuhan
luka dan pertumbuhan, kebutuhan zinc di dalam seefood, hati
dan daging. Dapat dalam daging, telur dan gandum. Enzim
dalam pencernaan dan metabolisme memerlukan seng.
Kebutuhan seng setiap hari sekitar 12 mg.
10. DHA
DHA penting untuk perkembangan daya lihat dan mental bayi.
Asupan DHA berpengaruh langsung pada kandungan dalam ASI.
Sumber DHA ada pada telur, otak, hati dan ikan
2.8.8 Ambulasi
Setelah bersalin, ibu akan merasa lelah. Oleh karena itu, ibu harus
istirahat. Mobilisasi yang dilakukan tergantung pada komplikasi
persalinan, nifas dan sembuhnya luka. Ambulasi dini (earlyambulation)
adalah mobilisasi segera setelah ibu melahirkan dengan membimbing ibu
untuk bangun dari tempat tidur nya, ibu post partum diperbolehkan bangun
dari tempat tidur nya 24-48 jam setelah melahirkan. Anjurkan ibu untuk
memulai mobilisasi dengan miring kanan/kiri, duduk kemudian berjalan.
Keuntungan ambulasi dini (Walyani, (2017) :
6. Ibu merasa lebih sehat dan kuat
7. Fungsi usus, sirkulasi, paru-paru, dan perkemihan lebih baik.
8. Memungkin kan untuk mengajarkan perawatan bayi pada ibu
9. Mencegah thrombosis pada pembuluh tungkai
10. Sesuai dengan keadaan Indonesia (social ekonomis).
Menurut penelitian mobilisasi dini tidak berpengaruh buruk, tidak
menyebabkan perdarahan abnormal, tidak mempengaruhi penyembuhan
luka episiotomi maupun luka diperut, serta memperbesar kemungkinan
prolapsus uteri. Early ambulation tidak dianjurkan padak ibu pos partum
dengan penyulit, seperti anemia, penyakit jantung, penyakit paru-paru,
demam, dan sebagainya.
2.8.9 Personal higiene
Kebersihan diri berguna untuk mengurangi infeksi dan meningkat
kan perasaan nyaman. Kebersihan diri meliputi kebersihan tubuh, pakaian,
tempat tidur maupun lingkungan. Beberapa hal yang dapat dilakukan ibu
post partum dalam menjaga kebersihan diri, adalah sebagai berikut :
 Mandi teratur minimal 2 kali sehari
 Mengganti pakaian dan alas tempat tidur
 Menjaga lingkungan sekitar tempat tinggal.
 Melakukan perawatan perineum
 Mengganti pembalut minimal 2 kali sehari
 Mencuci tangan setiap membersihkan daerah genitalia (Elisabeth
Siwi Walyani, 2017)
2.8.10 Istirahat
Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat tidur yang
dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang
hari. Hal-hal yang dapat dilakukan ibu dalam memenuhi kebutuhan
istirahat nya (Maritalia, 2012) :
 Anjurkan ibu untuk cukup istirahat.
 Sarankan ibu untuk melakukan kegiatan rumah tangga secara
perlahan.
 Tidur siang atau istirahat saat bayi tidur.
 Kurang istirahat dapat menyebabkan :
1) Jumlah ASI berkurang.
2) Memperlambat proses involusio uteri
3) Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan merawat bayi.

2.8.11 Seksual
Hubungan seksual aman dilakukan begitu darah berhenti. Namun
demikian hubungan seksual dilakukan tergantung suami istri tersebut.
Selama periode nifas, hubungan seksual juga dapat berkurang. Hal yang
dapat menyebabkan pola seksual selama nifas berkurang antara lain:
 Gangguan/ketidaknyamanan fisik.
 Kelelahan
 Ketidakseimbangan hormone
 Kecemasan berlebihan
Program KB sebaik nya dilakukan ibu setelah nifas selesai atau 4 hari (6
minggu), dengan tujuan untuk menjaga kesehatan ibu. Pada saat
melakukan hubungan seksual sebaik nya perhatikan waktupenggunaan
konstrasepsi, dispareunia, kenikmatan dan kepuasan pasangan suami istri
(Maritalia, 2012).
2.8.12 Eliminasi
 BAK
Dalam 6 jam ibu nifas harus sudah BAK spontan. Urin jumlah
banyak akan diproduksi dalam waktu 12-36 jam setelah melahirkan.
 BAB
- BAB biasanya tertunda selama 2-3 hari karena edema persalinan dan
perineum yang sakit
- Bila lebih dari 3 hari belum BAB, bisa diberikan obat
- Ambulasi diri selama teratur akan membuat BAB lancer
(Wahyuningsi, 2019)
2.8.13 Senam Nifas
Organ-organ tubuh wanita akan kembali seperti semula sekitar 6
minggu. Oleh karena itu, ibu akan berusaha memulihkan dan
mengencangkan bentuk tubuhnya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
cara latihan senam nifas. Senam nifas adalah senam yang di lakukan sejak
hari pertama melahirkan sampai dengan hari ke sepuluh. Tujuan senam
nifas adalah sebagai berikut :

1. Membantu mempercepat pemulihan kondisi ibu


2. Mempercepat proses involusio uteri
3. Membantu memulihkan dan mengencangkan otot panggul, perut
dan perineum.
4. Memperlancar pengeluaran lochea
5. Membantu mengurangi rasa sakit
6. Merelaksasikan otot-otot yang menunjang proses kehamilan dan
persalinan
7. Mengurangi kelainan dan komplikasi masa nifas.
2.8.14 Perawatan Payudara
Untuk mencegah masalah-masalah yang mungkin timbul pada ibu
menyusui, sebaiknya perawatan payudara dilakukan secara rutin. Seperti
dikemukakan bahwa salah satu usaha untuk memperbanyak ASI adalah
dengan memberi perawatan khusus, yaitu dengan pemberian rangsangan
pada otot-otot payudara. Perawatan payudara untuk memperbanyak ASI
ada dua cara yaitu yang dapat dilakukan bersamaan. Cara tersebut ialah
pengurutan dan penyiraman payudara. Pengurutan massase dilakukan
untuk memberikan rangsangan pada kelenjar air susu ibu untuk
memproduksi air susu ibu. Pengurutan ini dilakukan pada pagi dan sore,
sebaiknya sebelum mandi, dan diteruskan dengan penyiraman yang
dilakukan bersamaan ketika mandi. Untuk menjaga keseimbangan
besarnya kedua payudara, sebaiknya setiap kali menyusui gunakan kedua
payudara secara bergantian. Usahakan sampai payudara terasa kosong agar
produksi ASI tetap baik. Setiap menyusui dimulai dengan payudara yang
terakhir disusukan. Selama masa menyusui, sebaiknya ibu menggunakan
kutang (bra/BH) yang dapat menyangga payudara dan tidak terlalu ketat
(Wahyuni, 2017).
2.8.15 Fisiologi Laktasi
Selama kehamilan hormone yang dihasilkan plasenta yaitu laktogen,
koriogonadotropin, estrogen dan progesterone menginduksi perkembangan
alveoli dan duktus laktiferus di dalam payudara. Hormone latogen dari
plesenta dan hormone prolaktin dari hipofisis (glandula pituitary) anterior
merangsang produksi kolostrum. Namun, produksi ASI tidak berlangsung
sampai sesudah kelahiran bayi meskipun kadar prolaktin cukup tinggi
karena dihambat oleh estrogen. Setelah persalinan, kadar estrogen dan
progesterone menurun dengan lepasnya plasenta, sedangkan prolatin tetpa
tinggi sehingga tidak ada lagi hambatan terhadap prolaktin oleh estrogen,
maka produksi ASI pun dimulai. Produksi prolaktin yang
berkesinambungan disebabkan oleh menyusumya bayi pada payudara ibu
(Wiji & Mulyani, 2013)
Pelepasan ASI berada dibawah kendali neuroendokrin. Rangsangan
sentuhan pada payudara yaitu bayi menghisap akan merangsang produksi
prolaktin yang memacu sel-sel kelenjar memproduksi ASI, sehingga
semakin sering bayi menyusu semakin banyak prolaktin yang diproduksi
sehingga makin banyak produksi air susu, produksi ini dinamakan dengan
reflex prolaktin.
Gambar 1.3

Dengan bayi menghisap juga merangsang hipofisis (glandula


pituitary) posterior mengeluarkan hormone oksitosin yang menyebabkan
kontraksi sel-sel miopitel. Proses ini disebut reflex let down atau pelepasan
ASI dan membuat ASI tersedia buat bayi. Dalam hari-hari dini laktasi,
reflex pelepasan ASI ini tidak dipengaruhi oleh keadaan emosi ibu.
Nantinya, pelepasan ASI dapat dihambat oleh keadaan emosi ibu bila ibu
merasa takut, lelah, malu dan merasa tidak pasti, atau bila merasa nyeri.
Hisapan bayi memicu pelepasan ASI dari elveoli mammae melalui duktus
ke sinus latiferus. Hisapan merangsang produksi oksitosin oleh kelenjar
hipofisis (pituitary) posterior. Pada saat bayi menghisap, ASI dalam sinus
tertekan keluar ke mulut bayi. Gerakan ASI dari sinus ini di namakan let
down atau pelepasan. Pada akhirnya, let down dapat di picu tanpa
rangsangan hisapan. Pelepasan dapat terjadi bila ibu mendengar bayi
mendengar atau sekedar memikirkan bayi nya.
Let down penting sekali bagi pemberian ASI yang baik. Tanpa let down,
bayi dapat menghisap terus-menerus tetapi hanya memperoleh
sebagiandari ASI yang tersedia dan tersimpan di dalam payudara. Bila let
down gagal terjadi berulang kali dan payudara berulang kali tidak di
kosongkan pada waktu pemberian ASI, refleks ini akan berhenti berfungsi,
dan laktasi akan berhenti.
Gambar 1.4

Cairan pertama yang diperoleh bayi dari ibunya sesudah di


lahirkan adalah kolostrum, yang mengandung campuran yang lebih
kaya akan protein, mineral dan antibody dari ASI yang telah mature.
ASI mulai ada kira-kira pada hari ke tiga atau keempat setelah kelhiran
bati, dan kolostrum berubah menjadi ASI yang mature kira-kira 15 hari
sesudah bayi dilahirkan. Cairan kolstrum terdiri dari albumin, yang
membeku kalau dipanaskan, dibandingkan dengan air susu. Kolostrum
lebih banyak mengandung protein dan garam, gulanya sama tetapi
lemaknya kurang. Kolostrum tidak ada artinya sebagai makanan tetapi
mempunyai sifat sebagi laxas. Di dalam kolostrum terdapat
immunoglobulin yang mengandung antibodies yang dapat menambah
kekebalan anak terhadap penyakit (Wiji & Mulyani, 2013)
2.9 ASI Ekslusif
2.9.7 Pengertian
ASI adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu. ASI Eklsusif
adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama enam (6)
bulan, tanpa menambahkan dan atau mengganti makanan atau minuman
lain. (Permenkes, 2018).
2.9.8 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi ASI
Adapun fakator-faktor yang mempengaruhi ASI menurut Handayani
(2018) diantaranya:
1. Faktor nutrisi
Asupan nutrisi
1) Selama masa nifas, kebutuhan energi meningkat. Pengaruh asupan
nutrisi seperti lemak, protein dan karbohidrat erat kaitanya dengan
volume dan kompisisi ASI yang di produksi.
2) Satatus gizi
Status gizi pada masa laktasi berpengaruh terhadap
keberhasilanmenyusui, ibu yang kurang gizi beresiko tida berhasil
menyusui 2,26- 2,56 kali lebih besar dibandingkan ibu dengan gizi baik
Hasil studi secara konsisten menunjukkan bahwaibu hamil yang
memenuhi rekomendasi institute of medicane (IOM) mempunyai
cadangan lemak yang cukup sehingga ibumempunyai kemampuan
untuk memproduksi ASI. Bila statusgizi ibu kurang atau ibu hamil yang
memiliki kenaikan BB yang kurang dari rekomendasi IOM maka hal
terbesar yang akan dikorbankan adalah cadangan lemak ibu dan
mengakibatkan jumlah ASI sedikit. Gangguan pada hormonoksitosin
akan menyebabkan gangguan pada kontraksi otot payudara
menyebabkan gangguan pada kontraksi otot payudara sehingga
pengeluaran ASI terhambat. Disisi lain, karena pengeluaran hormon
prolaktin yang akan menyebabkan produksi ASI berkurang. IOM
merekomendasikan kenaikan BB hamil yang lebih besar (12,5-18 kg)
pada ibu hamil dengan IMT rendah (<18,5kg/m2) dibandingkan untuk
ibu hamildengan IMT sedang (18,5-24,99 kg/m2) sebesar 7-11,5 dan
IMTobesitas (>30 kg/m2) sebesar 5-9 kg (Yaktine, 2019).
Obesitas menyebabkan rendahnya respon prolaktin terhadap hisapan
bayi pada 48 jam sampai 7 hari setelah melahirkan.Sebelum dan setela
laktogenesis II, serta saat timbulnya sekresi susu berlebihan, respon
prolaktin untuk menyusui lebih penting untuk produksi susu daripada
masa menyusui selanjutnya. Obesitas juga dapat menyebabkan
terhentinya menyusui secara dini.
2. Non nutrisi
1) Faktor ibu
a) Umur
Umur ibu akan mempengaruhi produksi ASI. Hasil
penelitianyang dilakukan pada minggu pertama postpartum
dilaporkanwanita primipara usia> 24 tahun mengahasilkan ASI
kurangdibandingkan dengan primipara muda usia 16-23 tahun.
Produksi susu tergantung pada jumlah jaringan fungsional payudara.
Pada primipara tua, jaringan fungsional menurun akibat tiak digunakan
dalam waktu lama (disuse atrophy) ((Syam Heriza, 2019).
b) Pendidikan
Pendidikan dapat mempengaruhi kemampuan dan upaya orang
tua dalam melakukan perawatan dan memelihara kesehatan anak.
Sebuah penelitian menyebutkan adanya kecendrungan semakin tinggi
tingkat pendidikan semakin besar presentase ASI secara ekslusif (Syam
Heriza, 2019).
c) Ibu yang melahirkan anak kedua (multipara) dan seterusnya mempunyai
produksi ASI lebih banyak dibandingnkan dengan kelahiran anak yang
pertama (primipara). Kandungan lemak ASI juga meningkat pada
multipararitas. Wanita primipara memiliki tingkat kartisol 2 kali lebih
tinggi dibandingkan dengan multipara sehingga cenderung memiiliki
tingkat stres yang lebih tinggi. Stres dapat menyebabkan pelepasan
adrenalin (epinefrin) yang menyebabkan vasokontriksi dari pembuluh
darah alveoli dan mengakibatkan suatu blokade dari reflek let-down
(motcher 2018)
d) Dukungan keluarga, teman, dan tenaga kesehatan
Dukungan teman, keluarga dan tenaga kesehatan juga mempengaruhi
keberhasilan menyusui (Fahriani, 2014). Bila suami atau kelarga dapat
mengambil alih sebagian ibu rumah tangga, mempersiapkan nutrisi
seimbang bagi ibu menyusui tidak akan kelelahan dan kebutuhan nutrisi
terpenuhi (Saifudin Abdul Bahri, 2018).
e) Faktor kenyamanan ibu
Faktor kenyamanan ibu yang secara tidak langsung mempengaruhi
produksi ASI adalah nyeri payudara yangdisebabkan puting lecet dan
pembengkakan payudara (). Faktor ini menyebabkan ibu berhenti
menyusui. Dengan demikian, rangsangan isap bayi akan berkurang
sehingga produksi ASI akan menurun.
f) Status kesehatan ibu
Beberapa penelitian menunjukan bahwa proses melahirkan dengan SC
akan menghambat produksi ASI .Ibu setelah melahirkan dengan SC
membutuhkan waktuuntuk pemulihan akibat nyeri yang ditimbulkan
dan anestesiepidural, selama menunggu pemulihan akan menyebabkan
proses menyusui tertunda. Akibatnya, stimulasi puting susu berkurang.
Penelitian menunjukan ibu-ibu yang melahirkan dengan SC beresiko
tiga kali lebih besaruntuk berhenti menyusui pada bulan pertama
postpartum karena tidak dilakukannya IMD serta keterlambatan dalam
memeberikan ASI dibandingkan dengan ibu melahirkan normal. Wanita
dengan insulin dependent diabetes melitus (IDDM) memiliki laktosa
lebih rendah dan jumlah nitrogen yang lebihtinggi daripada 2-3
postpartum. Bayi memiliki asupan susu yang kurang (7-14 hari
postpartum). Nitrogen total berkolerasi negatif dengan laktosa susu.
Bila insulin tidak tersedia, lemak sedikit diproduksi sehingga produksi
ASI kurang. Kegagalan pengeluaran kolostrum dari payudara dikaitkan
dengan natrium susu yang tinggi dan prognosis buruk untuk
keberhasilan menyusui pada wanita postpartum. Masalah ini mungkin
akibat dari akumulasi zat dalam alveolus susu yang menghambat
laktogenesis (Saifudin Abdul Bahri, 2018).
g) Kebiasaan sehari-hari
1. Asupan alcohol
Wanita hamil tidak dianjurkan minum alkohol karena efek
merugikan pada perkembangan janin. Studi menunjukan ibu yang
mengonsumsi alkohol dapatmengurangi produksi air susu. Alkohol
juga mempengaruhi jumlah asupan bayi. Asupan bayi akan
berkurang sekitar 20% lebih sedikit dibandingkandengan bayi yang
ibunya tidak mengonsumsi alkoholdan terjadi selama 8-12 jam
setelah paparan (Manuaba, 2018).
2. Merokok
Rokok dapat menghambat pengeluaran prduksi ASI karena terjadi
perubahan selera dalam menyusu sehingga reflek et-down berkurang
(Rustan,Motchar 2018).
2) Faktor bayi
a. Berat badan bayi dan pemberian susu formula
Produksi ASI yang kurangbisa disebabkan oleh bayi lahir pada usia
kehamilan kurang dari 8 buka dan pemberian susuformula secara
ekslusif sebelum dimulainya laktasimempengaruhi refleks hisap bayi.
b. Kondisi kesehatan bayi
Kondisi kesehatan bayi seperti kurangnya kemampuan bayi untuk bisa
menghisap ASI secara efektif, antara lain akibatstruktur mulut dan
rahang yang kurang baik, bibir sumbing, metabolisme atau pencernaan
bayi sehingga tidak dapat mencerna ASI (Rustan,Motchar 2018).
3) Perilaku menyusui
a) Inisiasi menyusu dini (IMD)
Pada pelaksanaan IMD akan terjadi kontak kulit antara ibu dan
bayi sehingga bayi dapat memulai merangkak mencari payudara dan
sentuhan tangan bayi, emutan, dan jilatan bayi di puting susu dan
daerah sekitarnya akan merangsang pengeluaran hormon oksitosin
yang berperandalam pengeluaran ASI dan memungkinkan bayi
menyusu untuk pertama kalinya. Hal ini akan diikuti dengan
pengosonga payudara setelah bayi selesai menyusu sehingga terjadi
stimulasi produksi ASI yang akan berakibat pada meningkatnya
keberhasilan menyusu dan ASI ekslusif (Manuaba 2018).
b) Frekuensi dan lamanya menyusu
Penelitian berkesimpulan apabila payudara dikosongkan secara
menyeluruh juga meningkatkan taraf produksi ASI. Dengan
demikian produksi ASI sangat dipengaruhi seberapa sering dan
seberapa baik bayi menghisap, serta seberapa seringnya payudara
dikosongkan.Sebaik-baiknya menyusui juga diiringi dengan durasi
yang cukup lama setiap kalinya dan tidak terlalu sebentar sehingga
bayi menerima asupan foreik dan hindmilk secara seimbang.
c) Waktu menyusui
Menyusui pada malam hari dianjurkan untuk sering dilakukan
karena akan memacu produksi ASI. Hal ini karena prolaktin lebih
banyak disekresi pada malam hari.
d) Faktor pskologis
Faktor psikis ibu (keyakinan ibu terhadap produksi ASI) merupakn
faktor paling bermakna yang mempengaruhi ASI ekslusif. 121 faktor
psikologis ibu yang mempengaruhi kurangnya produksi ASI adalah
ibu yang emosional diatur olehoksitosin di otak sehingga oksitosin
pusat dapat berfungsi sebagitarget terapi yang potensial untuk
meningkatkan mood dan perilaku sosial-afiliatif pada pasien dengan
defisit sosialmendalam.
Ibu yang merasa tertekan/stres, produksi susu mereka
harusdidorong dengan menggunakan teknik relaksasi, seperti
bernafasdalam, pijat lembut, memiliki sesuatu yang menyenangkan
untuk dimakan atau diminum, dan/ atau mendengarkan musik favorit
mereka untuk mendorong refleks ejeksi susu.

2.9.9 Cara Menyusui Bayi Dan Posisi Serta Perlekatan Menyusui Yang
Benar
Menurut Kementerian Kesehatan RI, (2018) cara menyusi bayi yang
benardan posisi serta perlekatan menyusi yang benar yaitu sebagai berikut:
1. Cara menyusui bayi yang benar yaitu:
a. Susui bayi sesering mungkin, semau bayi, paling sedikit 8 kali
sehari.
b. Bila bayi tidur lebih dari 3 jam, bangunkan lalu susui
c. Susui sampai payudara terasa kosong, lalu pindah ke payudara
sisi yang lain
d. Bila bayi sudah kenyang, tapi payudara masih terasa penuh /
kencang, perlu dikosongkan dengan cara diperah untuk disimpan.
Hal ini agar payudara tetap memproduksi ASI yang cukup.
2. Posisi dan perlekatan menyusui yang benar yaitu:
a. Kepala dan badan bayi dalam satu garis lurus
b. Wajah bayi menghadap payudara dan dagu bayi menempel pada
payudara ibu dan hidung berhadapan dengan puting
c. Pastikan posisi ibu ada dalam posisi yang nyaman
d. Ibu harus memeluk badan bayi dengan badannya
e. Jika bayi baru lahir, ibu harus menyangga seluruh badan bayi
f. Sebagian besar areola (bagian hitam disekitar puting) masuk ke
dalammulu bayi
g. Mulut terbuka lebar
h. Bibir bawah melengkung ke luar
2.10 Tanda Bahaya Masa Nifas
2.10.7 Perdarahan per-vagina
Perdarahan post partum adanya kehilangan darah sebanyak 500 cc atau
lebih dari traktus genitalia setelah melahirkan. Perdarahan post partum
primer adalah mencakup semua kejadian perdarahan dalam 24 jam setelah
melahirkan, penyebab:

a) Uterus atonik
b) Trauma genital
c) Koagulasi intravaskular diseminata
d) Inversi uterus
Perdarahan post partum sekunder adalah mencakup semua kejadian
perdarahan yang terjadi antara 24 jam setelah kelahiran bayi dan 6 minggu
masa post partum (Wilujeng & Hartati,2018).
2.10.8 Infeksi Masa Nifas
Infeksi masa nifas atau sepsis puerperalis adalah infeksi pada traktus
genitalis yang terjadi pada setiap saat antara air pecahan ketuban (ruptur
membran) atau persalinan dan 42 hari setelah persalinan atau abortus
dimana terdapat dua atau lebih (Anik Maryunani, 2017).
a) Nyeri pelvik
b) Demam 38,5°C atau lebih
c) Rabas vagina yang abnormal
d) Rabas vagina yang berbau busuk
e) Keterlambatan dalam kecepatan penurunan uterus.
2.10.9 Keluhan Payudara
a) Bendungan air susu
Selama 24 jam hingga 48 jam pertama sesudah terlihat sekresi
lakteal, payudara sering mengalami distensi menjadi keras dan berbenjol-
benjol. Keadaan ini yang disebut dengan bendungan air susu, sering
menyebabkan rasa nyeri yang cukup hebat dan bisa disertai dengan
kenaikan suhu. Lamanya panas berkisar dari 4 hingga 16 jam dan suhu
tubuhnya berkisar antara38-39°C
b) Mastitis
Inflamasi parenkimatosis glandula mamae merupakan komplikasi
antepartum yang jarang terjadi kadang-kadang dijumpai dalam masa nifas
dan laktasi. Bendungan yang mencolok biasanya mendahului inflamasi
dengan keluhan pertama berupa menggigil atau gejala rigor yang
sebenarnya, yang segera diikuti oleh kenaikan susu tubuh dan peningkatan
frekuensi denyut nadi. Payudara kemudian menjadi keras serta kemerahan.
Dan pasien mengeluh rasa nyeri (Anik Maryunani, 2017).
2.11 Konsep Dasar Teori Bayi Baru Lahir
2.11.1 Pengertian Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir (Neonatus) adalah bayiyang baru lahir mengalami proses
kelahiran, berusia 0 - 28 hari, BBL memerlukan penyesuaian fisiologis
berupa maturase, adaptasi (menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin
ke kehidupan (ekstrauterain) dan toleransi bagi BBL utuk dapat hidup
dengan baik (Marmi, 2015).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir pada usia
kehamilan genap 37-41 minggu, dengan presentasi belakang kepala atau
letak sungsang yang melewati vagina tanpa memakai alat. (Tando, 2016).
Menurut Sarwono (2014) dalam buku Asuhan Kebidanan
Persalinan dan Bayi Baru Lahir (Sondakh,2017) Bayi baru lahir normal
adalah bayi yang lahir cukup bulan, 38-42 minggu denganberat badan
sekitar 2500-3000gram dan panjang badan sekitar 50-55 cm.
2.11.2 Ciri-ciri Bayi Baru Lahir Normal
a) Berat badan 2.500-4.000gram.
b) Panjang badan48-52.
c) Lingkar dada 30-38.
d) Lingkar kepala 33-35.
e) Frekuensi jantung 120-160kali/menit.
f) Pernapasan ±40-60kali/menit.
g) Kulit kemerah-merahan dan lici karena jaringan subkutancukup.
h) Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala baisanya telahsempurna.
i) Kuku agak panjang danlemas.
j) Genitalia: pada perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora,
dan pada laki- laki, testis sudah turun dan skrotum sudahada.
k) Refleks isap dan menelan sudah terbentuk denganbaik.
l) Refleks Moro atau gerak memeluk jikadikagetkan sudahbaik.
m)Refleks grap menggenggam sudahbaik.
n) Eliminasi baik, mekonium keluar dalam 24 jam pertama, mekonium
berwarna hitam kecoklatan(Tando,2016).
2.11.3 Perubahan Fisiologi Bayi Baru Lahir(Sondakh,2017)
a. Perubahan pada sistem pernapasan
Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam 30 detik sesudah
kelahiran. Pernapasan ini timbul sebagai akibat aktivitas normal sistem
saraf pusat dan perifer yang dibantu oleh beberapa rangsangan lainnya.
Frekuensi pernapasan bayi baru lahir berkisar 30-60 kali/menit.

b. Perubahan sistemKardiovaskuler
Dengan berkembangnya paru-paru, pada alveoli akan terjadi
peningkatan tekanan oksigen. Sebaliknya, tekanan karbon dioksida akan
mengalami penurunan. Hal ini mengakibatkan terjadinya penurunan
resistansi pembuluh darah dari arteri pulmonalis mengalir keparu-paru
dan ductus arteriosustertutup.
c. Perubahan termoregulasi danmetabolik
Sesaat sesudah lahir, bila bayi dibiarkan dalam suhu ruangan 25 ºC, maka
bayi akan kehilangan panas melalui evaporasi, konveksi, konduksi, dan
radiasi.Suhu lingkungan yang tidak baik akanmenyebabkan bayi
menderita hipotermi dan trauma dingin (cold injury)
d. Perubahan SistemNeurologis
Sistem neurologis bayi secara anatomik atau fisiologis belum
berkembang sempurna. Bayi baru lahir menunjukkan gerakan-gerakan
tidak terkoordinasi, pengaturan suhu yang labil, kontrol otot yang
buruk, mudah terkejut, dan tremor pada ekstremitas.
e. PerubahanGastrointestinal
Kadar gula darah tali pusat 65mg/100mL akan menurun menjadi
50mg/100 mL dalam waktu 2 jam sesudah lahir, energi tambahan
yang diperlukan neonatus pada jam-jam pertama sesudah lahir diambil
dari hasil metabolisme asam lemak sehingga kadar gula akan
mencapai 120mg/100mL.
f. PerubahanGinjal
Sebagian besar bayi berkemih dalam 24 jam pertama setelah lahir dan
2-6 kali sehari pada 1-2 hari pertama, setelah itu mereka berkemih 5-
20 kali dalam 24 jam.
g. PerubahanHati
Dan selama periode neontaus, hati memproduksi zat yang essensial
untuk pembekuan darah. Hati juga mengontrol jumlah bilirubin tak
terkonjugasi yang bersirkulasi, pigmen berasal dari hemoglobin dan
dilepaskan bersamaan dengan pemecahan sel-sel darah merah.
h. Perubahan Imun
Bayi baru lahir tidak dapat membatasi organisme penyerang
dipintu masuk. Imaturitas jumlah sistem pelindungsecara signifikan
meningkatkan resiko infeksi pada periodebayi baru lahir.
2.11.4 Perubahan psikologis pada bayi baru lahir
Adalah dimulai saat tubuh bayi lahir,diamana tubuh bayi baru lahir akan
mengalami perubahan drastic disaat ini lah bati memerlukan
pemantauan ketat untuk menilai bayi baru lahir dalam melakukan
transisi yang baik terhadap kehidupan nya diluar uterus yang pertama
reaktivitas, fase tidur kedua reaktivitas dari masing-masing transisi yang
terjadi akan memperlihatkan kemajuan bayi baru lahir beberapa jam
sejak awal kehidupan ekstrauterin bayi baru lahir merupakan keadaan
yang paling dinamis dimana bayi berubah dari keadaan ketergantungan
sepenuhnya pada ibu menjadi tidak tergantung secara psikologis pada
ibu (Sumi & Isa,2021).
2.11.5 Asuhan Kebidanan Pada Bayi BaruLahir

A. Pengertian Asuha Kebidanan Pada Bayi BaruLahir

Asuhan bayi baru lahir adalah menjaga bayi agar tetap hangat,
membersihkan saluran nafas, mengeringkan tubuh bayi (kecuali
telapak tangan), memantau tanda bahaya, memotong dan mengikat tali
pusat, melakukan IMD, memberikan suntikan vitamin K1, memberi
salep mata antibiotik pada kedua mata, memberi immunisasi Hepatitis
B,serta melakukan pemeriksaan fisik (Syaputra Lyndon,2014)

B. Asuhan Bayi BaruLahir

1. Menjaga bayi agar tetap hangat. Langkah awal dalam menjaga


bayi tetap hangat adalah dengan menyelimuti bayi sesegera
mungkin sesudah lahir, tunda memandikan bayi selama 6 jam
atau sampai bayi stabil untuk mencegahhipotermi.
2. Membersihkan saluran napas dengan menghisap lendir yang ada
di mulut dan hidung (jika diperlukan). Tindkaan ini juga
dilakukan sekaligus dengan penilaian APGAR skor menit
pertama. Bayi normal akan menangis spontan segera setelah
lahir. Apabila bayi tidak langsung menangis, jalan napas
segeradibersihkan.
3. Mengeringkan tubuh bayi dari cairan ketuban dengan
menggunakan kain atau handuk yang kering, bersih dan halus.
Dikeringkan mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya
dengan lembut tanpa menghilangkan verniks. Verniks akan
membantu menyamankan dan menghangatkan bayi. Setelah
dikeringkan, selimuti bayi dengan kain kering untuk menunggu
2 menit sebelum tali pusat diklem, Hindari mengeringkan
punggung tangan bayi. Bau cairan amnion pada tangan bayi
membantu bayi mencari putting ibunya yang berbausama.
4. Memotong dan mengikat tali pusat dengan teknik aseptik dan
antiseptik. Tindakan ini dilakukan untuk menilai APGAR skor
menit kelima. Cara pemotongan dan pengikatan tali pusat adalah
sebagai berikut Menurut (Sondakh, 2017):
a. Klem, potong dan ikat tali pusat dua menit pasca bayi lahir.
Penyuntikan oksitosin dilakukan pada ibu sebelum tali pusat
dipotong (oksotosin IU intramuscular)
b. Melakukan penjepitan ke-I tali pusat dengan klem logam DTT
3 cm dari dinding perut [pangkal pusat] bayi, dari titik jepitan
tekan tali pusat dengan dua jari kemudian dorong isi tali pusat
kearah ibu [agar darah tidak terpancar pada saat dilakukan
pemotongan tali pusat]. Lakukan penjepitan ke-2 dengan jarak
2 cm dari tempat jepita ke-1 ke arah ibu.
c. Pegang tali pusat diantara kedua klem tersebut, satu tangan
menjadi landasan tali pusat sambil melindungi bayi, tangan
lain memotong tali pusat diantara kedua klem tersebut dengn
menggunakan gunting DTT [steril].
d. Mengikat tali pusat dengan benang DTT pada satu sisi,
kemudian lingkarkan kembali benang tersebut dan ikat simpul
kunci pada sisi lainnya.
e. Melepaskan klem penjepit tali pusat dan masukkan ke dalam
larutan klorin 0,5
f. Meletakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk upaya inisiasi
menyusui dini
5. Melakukan IMD, dimulai sedini mungkin, eksklusif selama 6
bulan dilanjutkan sampai 2 tahun dengan makanan pendamping
ASI sejak usia6 bulan. Pemberian ASI pertama kali dapat
dilakukan setelah mengikat tali pusat. Langkah IMD pada bayi
baru lahir adalah lakukan kontak kulit ibu dengan kulit bayi
selama paling sedikit satu jam dan biarkan bayi mencari dan
menemukan putting dan mulaimenyusui.
6. Memberikan identitas diri segera setelah IMD, berupa gelang
pengenal tersebut berisi identitas nama ibu dan ayah, tanggal,
jam lahir, dan jeniskelamin.
7. Memberikan suntikan Vitamin K1. Karena sistem pembekuan
darah pada bayi baru lahir belum sempurna, semua bayi baru
lahir beresiko mengalami perdarahan.Untukmencegah terjadinya
perdarahan pada semua bayi baru lahir, terutama bayi BBLR
diberikan suntikan vitamin K1 (phytomenadione) sebanyak 1 mg
dosis tunggal, intra muscular pada anterolateral paha kiri.
Suntikan vit K1 dilakukan setelah proses IMD dan sebelum
pemberian imunisasi HepatitisB
8.Memberi salep mata antibiotik pada kedua mata untuk mencegah
terjadinya infeksi pada mata.Salep ini sebaiknya diberikan 1 jam
setelahlahir.
9. Menberikan imunisasi Hepatitis B pertama (HB-O) diberikan 1-
2 jam setelah pemberian vitamin K1 secara intramuscular.
Imunisasi Hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi
Hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu-bayi.
Imunisasi Hepatitis B harus diberikan pada bayi usia 0-7hari.
Melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir untuk mengetahui
apakah terdapat kelainan yang perlu mendapat tindakan segera
serta kelainan yangberhubungan dengan kehamilan, persalinan
dan kelahiran. Memeriksa secara sistematis head to toe (dari
kepala hingga jari kaki). Diantaranya :
i.Kepala: pemeriksaan terhadap ukuran,bentuk, sutura
menutup/melebar adanya caput succedaneum,
cepalhepatoma.
j. Mata: pemeriksaan terhadap perdarahan, subkonjungtiva,
dan tanda-tandainfeksi
k. Hidung dan mulut: pemeriksaan terhadap labioskisis,
labiopalatoskisis dan reflex isap
l. Telinga: pemeriksaan terhadap kelainan daun telinga dan
bentuktelinga.
m. Leher: perumahan terhadap serumen atausimetris.
n. Dada: pemeriksaan terhadap bentuk, pernapasan dan ada
tidaknyaretraksi
o. Abdomen: pemeriksaan terhadap membuncit (pembesaran
hati, limpa,tumor).
p. Tali pusat: pemeriksaan terhadap perdarahan jumlah darah
pada tali pusat, warna dan besar tali pusat, hernia di tali
pusat atauselangkangan.
q. Alat kelamin: untuk laki-laki, apakah testis berada dalam
skrotum, penis berlubang pada ujung, pada wanita vagina
berlubang dan apakah labia mayora menutupi labio minora.
r. Anus: tidak terdapat atresiaani
s. Ekstremitas: tidak terdapat polidaktili dan sindaktili.
(Sondakh, 2017).
C. Pelayanan KesehatanNeonatus.

Pelayanan kesehatan neonates menurut kemenkes RI, (2015)


adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh
tenaga kesehatan kepada neonates sedikitnya 3 kali, selama periode
0 sampai dengan 28 hari setelah lahir.
1. Kunjungan neonates ke-1 (KN I) dilakukan 6-48 jam setelah
lahir, dilakukan pemeriksaan pernapasan, warna kulit gerakan
aktif atau tidak, ditimbang, ukur panjang badan, lingkar
lengan, lingkar dada, pemberian salep mata, vitamin K1,
Hepatitis B, perawatan tali pusat dan pencegahan kehilangan
panasbayi.
2. Kunjungan neonates ke-2 (KN 2) dilakukan pada hari ke-3
sampai hari ke-7 setelah lahir, pemeriksaan fisik, melakukan
perawatan tali pusat, pemberian ASI eksklusif, personal
hygiene, pola istirahat, keamanan dan tanda-tandabahaya.
3. Kunjungan neonates ke-3 (KN 3) dilakukan pada hari ke-8
sampai hari ke-28 setalah lahir, dilakukan pemeriksaan
pertumbuhan dengan berat badan, tinggi badan dannutrisinya
2.12 Manajemen Kebidanan SOAP
1) Subjektif (S)
(a) Pendokumentasian hasil pengumpulandata klien melalui
anamnesis
(b) Berhubungan dengan masalah dari sudut pandang klien
(ekspresi mengenai kekhawatiran dan keluhannya)
(c) Pada orang yang bisu, dibelakang data diberi tanda “O” atau
“X”
2) Objektif (O)
(a) Pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien
(b) Hasil pemeriksaan laboratorium/pemeriksaan diagnostic lain
(c) Informasi dari keluarga atau orang lain
3) Assessment (A)
(a) Pendokemtasian hasil analisis dan interpretasi (kesimpulan) data
subjektif dan objektif.
(b) Diagnosis/masalah.
(c) Diagnosis/masalah potensial.
(d) Antisipasi diagnosis/ masalah potensial/tindakan segera. 89
4) Planning (P)
(a) Pendokumentasian tindakan atau (I) dan evaluasi (E) meliputi :
asuhan mandiri, kolaborasi,test diagnostic / laboratorium,
konseling dan tindak lanjut.
2.13 Standar Asuhan Kebidanan
Keputusan Menteri kesehatan No. 938/Menkes /VIII/2007 Tentang Standar
Asuhan kebidanan.
STANDAR I : pengkajian
a. Pernyataan standar
Bidan mengumpulkan semua informasi akurat, relevan dan lengkap dari
semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien
b. Kriteria pengkajian:
1. Data tepat, akurat dan lengkap
2. Terdiri dari data subyektif ( hasil anamnesa, biodata, keluhan utama,
riwayat obstetric, riwayat kesehatan dan latar belakang sosial budaya )
3. Data objektif ( hasil pemeriksaan, psikologis dan pemeriksaan
penunjang
STANDAR II : perumusan masalah dan masalah kebidanan
a. Pernyataan standar
Bidan menganalisa data yang diperloeh pada pengkajian,
menginterprestasikannya secara akurat dan logis untuk
menegakkan diagnose dan masalah kebidanan yang tepat .
b. Kriteria perumusan diagnose dan atau masalah
1. Diagnose sesuai dengan nomenklatur kebidanan
2. Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien
3. Dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri,
kolaborasi dan rujukan.
STANDAR III: perencanaan
a. Pernyataan standar
Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnose dan
masalah yang ditegakkan
b. Kriteria perencanaa
1. Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan
kondisi klien; tindakan segera, tindakan antisipasi, dan asuhan
secara menyeluruh
2. Melibatkan klien / pasien dan atau keluarga
3. Mempertimbangkan kondisi psikologi, sosial budaya klien /
keluarga
4. Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan
klien berdasarkan evidence bassed dan memastikan bahwa
asuhan yang diberikan bermanfaat untuk klien.
5. Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku,
sumberdaya serta fasilitas yang ada.
STANDAR IV : implementasi
a. Pernyataan standar
Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara
komperenhensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence
bassed kepada klien / pasien, dalam bentuk upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitative. Dilaksanakan secara mandiri,
kolaborasi dan rujukan ,
b. Kriteria
1. Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-psiko-
sosial-spiritual-kultural
2. Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari
klien dan atau keluarganya
3. Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidence bassed
4. Melibatkan klien/pasien dalam setiap tindakan
5. Menjaga privacy pasien
6. Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi
7. Mengikuti perkembangan kondisi klien secara
berkesinambungan
8. Menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas yang ada dan
sesuai
9. Melakukan tindakan sesuai standar
10. Mencatat semua tindakan
yang telah dilakukan
STANDAR V; Evaluasi
a. Pernyataan standar
Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan
berkesinambungan untuk melihat keefektifan dari asuhan yang
sudah diberikan, sesuai dengan perubahan perkembangan kondisi
klien.
b. Kriteria evaluasi
1. Penilaian dilakukan segera setelah selesai melaksanakan asuhan
sesuai kondisi klien
2. Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada klien
/pasien
3. Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar
4. Hasil evaluasi ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi pasien
STANDAR VI: pencatatan Asuhan kebidanan
a. Pernyataan standar
Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat dan
jelas mengenai keadaan/ kejadian yang ditemukan dan dilakukan
dalam memberikan asuhan kebidanan.
b. Kriteria pencatatan asuhan kebidanan
1. Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada
formulir yang tersedia ( rekam medis/ KMS/ status pasien/ buku
KIA )
2. Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP
3. S adalah subjektif, mencatat hasil anamnesa
4. O adalah objektif mencatat hasil pemeriksaan
5. A adalah hasil analisa, mencatat diagnose dan masalah
kebidanan
6. P adalah penatalaksanaan , mencatat seluruh perencanaan dan
penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan
antidipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif,:
penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi dan rujukan.

BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “M” G5P2A2H2
DENGAN KEHAMILAN NORMAL TRIMESTER III
DI PUSKESMAS KURIPAN

Tanggal pengkajian : 20 Maret 2023


Pukul : 10 : 00 wita
Tempat pengkajian : Pukesmas Kuripan
No rekam medik :
I. PENGKAJIAN DATA DASAR
DATA SUBYEKTIF
A. Identitas
Nama pasien : Ny. M Nama suami : Tn. S
Umur : 30 Tahun Umur : 38 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Sasak/Indonesia Suku /bangsa : Sasak/Indonesia
Pendidikan : smp Pendidikan : Smp
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Security
Alamat : Tegal Alamat : Tegal

B. Keluhan utama / alasan kunjungan


Ibu mengatakan hamil 9 bulan datang ke pukesmas ingin memeriksa
kehamilan dan cek HB
C. Riwayat keluhan utama
Ibu mengatakan hamil 9 bulan datang ke pukesmas Tanggal 20 maret 2023
pada jam 10 :00 wita ingin melakukan pemeriksaan kehamilan dan cek HB
D. Riwayat menstruasi
Menarche :14 tahun Disminorhe : Tidak ada
Siklus :28 hari Fluor albus : Tidak ada
Lama : 7 hari HPHT : 04- Juli -2022
E. Status perkawinan
Berapa kali menikah : 1x
Umur pertama kali menikah
Suami :25 tahun Istri : 20 tahun
Lama : 13 tahun
F. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan tidak pernah mendirita penyakit menular seperti hepatitis,
TBC, HIV/AIDS, penykit menurun seperti hipertensi diabetes mellitus,
penyakit berat seperti jantung, dan ginjal.
G. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah mendirita penyakit menular seperti hepatitis,
TBC, HIV/AIDS, penykit menurun seperti hipertensi diabetes mellitus,
penyakit berat seperti jantung, dan ginjal.
H. Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat keturunan kembar : Ibu mengatakan tidak
memiliki riwayat keturunan kembar
Penyakit menurun/keturunan :Ibu mengatakan tidak
pernah mendirita penyakit menular seperti hepatitis, TBC, HIV/AIDS,
penykit menurun seperti hipertensi diabetes mellitus, penyakit berat seperti
jantung, dan ginjal
I. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas, anak yang lalu

Perka Keha
Penyulit BBL
winan milan UK JP Tempat Penolong JK Usia Ket
(gram)
no ke H B N

1 1 9bln n pkm bidan - - - 3.000 gr p 11 thn H


2 3bln k rs dokter - - - abortus - - abortus
3 9bln n pkm bidan - - - 3,100 gr p 7 thn H
4 4 bln k rs dokter - - - abortus - - abortus
ini

J. Riwayat Kontrasepsi
Jenis kontrasepsi : Suntik 3 bulan
Lama : 1 tahun 5 bulan
Mulai KB : 30 – 10 -2021
Kapan berhenti : 2022
Alasan berhenti : Ingin punyak anak
Keluhan : Tidak ada
K. Riwayat kehamilan sekarang
Usia Kehamilan : 9 bulan
Gerakan Janin : 10 kali dalam 24 jam
ANC : 6 Kali, di Pukesmas dan Posyandu
Obat /jamu yang dikonsumsi : Tablet Tambah darah (Ferrous Fumarate
dengan dosis 1x sehari)
Imunisasi TT : (TT1 : 4-8-2022) - (TT2 : 11-10-202)
Perawatan payudara : Tidak ada
Senam hamil : Tidak ada
Kekhawatiran khusus : Tidak ada
Kepercayaan selama hamil :Tidak ada
Rencana KB : Suntik 3 bulan
L. Riwayat biologis
a. Pola Nutrisi (Sebelum dan selama hamil) :
Makanan Sebelum Hamil Saat Hamil
Komposisi Nasi,sayur, tahu Nasi, ikan, sayur,
tahu
Frekuensi 3 kali sehari/1 sendok 3-4 kali/hari 2
sendok nasi
Porsi 1 sendok penuh/hari 1 sendok nasi penuh/
hari
Makanan Pantangan Tidak ada Tidak ada
Masalah Tidak ada Tidak ada
Minum Air putih Air putih
Jenis Air putih Air putih + susu
Frekuensi 6-7 gelas sehari 7-9 gelas/hari 1 gelas
susu
Porsi 7 gelas / hari 9 gelas ful /hari susu
Masalah Tidak ada Tidak ada

b. Pola eliminasi (Sebelum dan selama hamil) :


BAK Sebelum Hamil Saat Hamil
Warna Kuning, jernih kuning, jernih
Frekuensi 2-3 kali/hari 3-4 kali/hari
Masalah tidak ada tidak ada
BAB
Konsistensi/Warna lembek,coklat lembek, coklat
Frekuensi 1 kali /hari 1 kali/ hari
Masalah tidak ada tidak ada
c. Pola istirahat (Sebelum dan selama hamil) :
Istirahat Sebelum Hamil Saat Hamil
Siang 1-2 jam 1-2 jam
Malam 7 jam 7-8 jam
Masalah tidak ada tidak ada

d. Personal hygiene :
Personal Hygiene Sebelum Hamil Saat Hamil
Mandi 2x hari/3x/minggu 2xhari / 3x minggu
Gosok gigi 2x hari 2x hari
Ganti Pakaian 2x hari 2x hari
GantiPakaian Dalam 2x hari 2x hari

M. Kondisi Ekonomi
Status Ekonomi : Ibu mengatakan status ekonominya sagat cukup
Jaminan Kesehatan : Ibu mengatakan jaminan kesehatan nya ada

N. Riwayat Psikososial dan Spiritual


Komunikasi
Verbal : Bahasa Indonesia dan Sasak
Keadaan emosional : Kooperatif
Hubungan dengan keluarga : Akrab
Hubungan dengan orang lain : Akrab
Proses berfikir : Terarah
Ibadah/spiritual : Patuh
Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan : Ibu dan keluarga sangat
merespom terhadap kehamilannya
Dukungan keluarga : Suami dan keluarga sangat
mendukung dan membatu mengantarkan ke pukesmas
Pengambil keputusan dalam keluarga : suami
Beban kerja dan kegiatan sehari-hari : Mencuci piring,
menyapu,mengurus anak,memasak dan mencuci pakaian
Tempat dan petugas yang diinginkan untuk bersalin : Di Pukesmas dan di
tolong oleh bidan
Sosial Budaya : Tidak ada
DATA OBJEKTIF
A. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan umum : Baik
2. Komunikasi nonverbal :Lancar
3. Kesadaran : Composmetis
4. Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Pernafasan : 20 kali / permenit
0
Suhu : 36,0 C
5. Antropometri
Berat badan saat ini : 55 . Kg
Berat badan sebelum hamil : 45 Kg
Tinggi badan : 145 cm
LILA : 27 .cm
IMT : 25
6. HPL : 11-April-2023
7. Usia Kehamilan :37 Minggu
B. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
Inspeksi : Simetris, tidak ada luka, rambut tidak rontok, tidak ada
ketombe
Palpasi : Tidak ada rasa nyeri tekan tidak ada benjolan
2. Wajah
Inspeksi : Bentuk simetris tidak oedeman muka tidak pucat
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan tidak ada oedeman
3. Mata
Inspeksi : Mata simetris kemampuan berkedik normal gerakan bola
mata normal sclera putih(tidak ikterus konjungtifa berwarna
merah mudah
4. Telinga
Inspeksi : Bentuk simetris tidak ada kotoran
5. Hidung
Inspeksi : Simetris tidak ada kelainan
Palpasi : Tidak ada rasa nyeri tekan dan tidakada benjolan
6. Mulut dan gigi
Inspeksi : Bentuk bibir simetris warna tidak pucat keadaan bibir
lembab tidak ada caries pada gigi gusi tidak pucat
7. inspeksi : Tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe, tidak terdapat
Palpasi : Tidak terdapat pembengkakan kelenjar tiroid tidak ada
bendungan vena jogularis
8. Payudara
Inspeksi : Bentuk simatris puting susu sudah menonjol
Palpasi : Tidak ada rasa nyeri tekan tidan ada benjolan
9. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada bekas operasi terdapat linea nigra
Palpasi
Leopold I : TFU 30 cm teraba bulat lunaktidak melenting pada
fundus (Bokong)
Leopold II : Teraba keras, memanjang (punggug ) punggung kiri perut
ibu
Leopold III : Teraba bulat ,keras dan melenting (kepala) pada bagian
terendah janin presentase kepala sudah masuk PAP
Leopold IV : Kepala sudah masuk PAP
DJJ : 136 x/m
TBJ : 2.945 gr
Auskultasi : DJJ ( + ) 11, 11, 12 irama ireguler
10. Genetalia (jika ada indikasi)
Kebersihan vulva : Bersih
Portio : Tertutup
Uteri : Normal,
Adnexa : Tidak
Ukuran PD : Tidak dilakukan
Cavum duoglas : Tidak ada
Lain-lain, jelaskan : Tidak ada
11. Ekstremitas atas dan bawah : Tidak pucat, tidak oedema dan tidak
farises
12. Pemeriksaan penunjang (tanggal : 20 /03 /2023 )
Laboratorium :
Hemaglobin : 10,8 gr%
Protein urine : Non reaktif(NR)
Radiologi : Tidak dilakukan
II. INTERPRETASI DATA DASAR
Diagnosa / masalah :
Ibu : Ny.M G5P2A2H2 Usia kehamilan : 36-37 minggu dengan
Anemia Ringan keadaan Umum ibu baik
Janin : Tunggal/Hidup/Intra Uteri Keadaan umum janin baik
DS : 1. Ibu mengatakan hamil yang kelima
2. Ibu mengatakan pernah mengalami keguguran
3. Ibu mengatakan tidak ada keluhan
4. Ibu mengatakan hamil 9 bulan
5. Ibu mengatakan hait pertama HPHT 4-07-2020
DO : 1. K/U ibu dan janin baik
2. Hasil pemeriksaan TD:110/70 mmhg N:80 x/m R: 20 x/m BB: 55
Kg PB: 147 cm lila: 27 cm HB: 10,8 gr%
3. Palpasi:
Leopod I: TFU 30 cm teraba bulat lunak tidak melenting pada
fundus (Bokong)
Leopod II: Teraba keras, memanjang(punggung) pada perut kiri
ibu
Leopod III: Teraba bulat keras dan melenting (kepala) pada
bagian terendah janin, presentase kepala sudah masuk
PAP
Leopod IV: kepala sudah masuk PAP 2/5 bagian cm
4. Auskultase: djj (+) 136 x/m irama 11,11,12 ireguler
5. HPL : 11-04-2023
6. TBJ : 2.945 gr
III. MENGIDENTIFIKASI DIAGNOSIS ATAU MASALAH POTENSIAL
Anemia Sedang
IV. MENGIDENTIFIKASI DAN MENETAPKAN KEBUTUHAN YANG
MEMERLUKAN PENANGANAN SEGERA
Mandiri : Pemberian Tablet Fe 1x2
Kolaborasi : Tidak ada
Rujukan : Tidak ada
V. INTERVENSI
Tgl : 20 / 03 /2023Jam : 10 :00 wita
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan
2. Beritahu ibu tanda bahaya anemia
3. Anjurkan ibu untuk tetap meminum Tablet tambah darah dengan teratur
dan dengan cara 2kali sehari
4. Anjurkan ibu untuk makan-makanan yang bergizi dan seimbang untuk
mencega terjadinya anemia
5. Beritahu ibu tentang P4K
6. Beritahu ibu tanda- tanda persalinan
7. Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang jika ada keluhan
VI. IMPLEMENETASI
Tgl : 20 /03 /2023 Jam :10 :15 wita
1. Memberitahu hasil pemeriksaan TD:110/70 mmhg N:80 x/m R: 20 x/m
BB: 55 Kg PB: 147 cm lila: 27 cm HB: 10,8 gr%.
2. Memberitahu ibu tentang bahaya anemia ringan seperti depresi post
partum, resiko jika terjadi pendarahan, bayi lahir premature,bayi lahir
dengan anemia.
3. Menganjurkan ibu untuk tetap minum tablet tambah darah dengan cara
2 kali sehari sesudah buka puasa dan sesudah sahur dengan teratur
4. Menganjurkan ibu untuk makan-makanan yang bergizi dan seimbang
untuk mencega terjadinya anemia seperti yang kaya akan karbohidrat,
protein, vitamin, buah-buahan, lemak, serat dan mineral. Seperti nasi,
ikan, telur,hati ayam, tempe, tahu, sayur-sayuran,buah-buahan makan 3-
4 kali sehari dengan porsi 1-2 sendok nasi, minum air putih minimal 8
gelas perhari konsumsi vitamin dan zat besi.
5. Memberitahukan pada ibu tentang P4K (Program perencanaan
persalinan pencegahan komplikasi)dimana ibu mempersiapkan segala
sesuatu yang dibutuhkan pada saat proses persalinan seperti
perlengkapan ibu dan bayi,surat-surat yang dibutuhkan seperti KTP,
kartu keluarga, buku KIA, kendaraan,orang yang mendamping pada
saat persalinan, dana untuk persalinan, KB yang mau digunakan setelah
bersalin tempat yang ditunjuk pada saat persalinan seperti pukesmas,
BPM atau rumah sakit serta menyiapkan 3 orang pendonor darah untuk
persalinan yang sewaktu- waktu di butuhkan pada saat persalinan.
6. Memberitahu ibu tanda persalinan seperti kontraksi lebih intes, nyeri
punggung, lebih mudah benapas, air ketuban pecah
7. Menganjurkan ibu untuk datang lagi jika ada keluhan seperti
pendarahan pervagina, penglihatan kabur, nyeri perut

VII. EVALUASI
Tgl :20/03/2023 jam : 10 :30 wita
1. Ibu mengatakan sudah mengerti tentang hasil pemeriksaan TD:110/70
mmhg N:80 x/m R: 20 x/m BB: 55 Kg PB: 147 cm lila: 27 cm HB: 10,8
gr%
2. Memberitahu ibu tentang bahaya anemia sedang seperti depresi post
partum, resiko jika terjadi pendarahan, bayi lahir premature,bayi lahir
dengan anemia
3. Ibu bersedia untuk tetap minum tablet tambah darah dengan cara 2 kali
sehari sesudah buka puasa dan sesudah sahur dengan teratur
4. Menganjurkan ibu untuk makan-makanan yang bergizi dan seimbang
untuk mencega terjadinya anemia seperti yang kaya akan karbohidrat,
protein, vitamin, buah-buahan, lemak, serat dan mineral. Seperti nasi,
ikan, telur,hati ayam, tempe, tahu, sayur-sayuran,buah-buahan makan 3-
4 kali sehari dengan porsi 1-2 sendok nasi, minum air putih minimal 8
gelas perhari konsumsi vitamin dan zat besi.
5. Ibu mengerti penjelasan tentang p4k dan bersedia untuk menyiapkan
segala keperluan persiapan persalinanya serta sudah memilih
melahirkan di pukesmas ditolong oleh bidan dan memilih kendaraan
sepeda motor.
6. Ibu mengerti tentang tanda persalinan seperti kontraksi lebih intes,nyeri
punggung, lebih mudah benapas, air ketuban pecah
7. Ibu bersedia untuk datang lagi jika ada keluhan seperti pendarahan
pervagina, penglihatan kabur, nyeri perut
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA Ny “M”
DENGAN PERSALINAN NORMAL

Tanggal pengkajian :05 APRIL 2023


Pukul :00 : 10 Wita
Tempat pengkajian : Puskesmas Kuripan/ R. Bersalin
I. PENGUMPULAN DATA DASR
DATA SUBYEKTIF
A. Identitas
Ibu : Ny “M” Nama Suami : Tn “M”
Umur : 30 tahun Umur : 37 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Sasak Suku : Sasak
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan :IRT Pekerjaan : Security
Alamat : Tegal Alamat : Tegal
B. Keluhan Utama
Ibu mengatakanhamil anak ke 5 hamil 9 bulan datang ke
Puskesmas Kuripan jam 00:10 wita mengeluh sakit perut menjalar ke
pinggang disertai keluar lendir bercampur darah dari vaginanya
C. Riwayat Keluhan Utama
Ibu hamil 9 bulan datang ke Puskesmas Kuripan tanggal 5 april
2023 mengeluh sakit perut bagian bawah menjalar ke pinggang disertai
keluar lendir campur darah sejak tgl 5 april 2023 pukul 00.10 witadan
gerakan janin masih aktif dirasakan oleh ibu sampai saat ini.
D. Riwayat Menstruasi
Menarche :14 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 7 hari
Dismenorhea : tidak ada
Flour albus : tidak ada
HPHT : 04-Juli-2022
E. Status Perkawinan
Berapa kali menikah :1 kali
Umur pertama kali menikah
Suami : 25 tahun Istri :20 tahun
Lama : 13 tahun
F. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan bahwa keluarga tidak ada riwayat penyakit
menular seperti Hepatitis, TBC, HIV dan menurun seperti DM,
Hipertensi, Asma, serta penyakit berat seperti Jantung
G. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan bahwa keluarga tidak ada riwayat penyakit
menular seperti Hepatitis, TBC, HIV dan menurun seperti DM,
Hipertensi, Asma, serta penyakit berat seperti Jantung
H. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan bahwa ia tidak pernahmenderita peyakit menular
seperti Hepatitis, TBC, HIV, DM, hipertensi, penyakit jantung dll.
I. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Perka Keha Penyulit
BBL
wina milan UK JP Tempat Penolong JK Usia Ket
H B N (gram)
n no ke

1 1 9bln n pkm bidan - - - 3000gr p 11 thn H


2 3bln k rs dokter - - - abortus - - abortus
3 9bln n pkm bidan - - - 3000gr p 7 thn H
4 2bln k rs dokter - - - abortus - - abortus
ini
J. Riwayat Kontrasepsi
Jenis kontrasepsi : suntik 3 bulan
Lama : 1 tahun 3 bulan
Efek samping : tidak ada
Keluhan : tidak ada
Alasan berhenti : ingin punya anak lagi
K. Riwayat kehamilan sekarang
Umur kehamilan : 9 bulan
Geralan janin :10 kali dalam 24 jam
ANC : 6 kali (posyendu,pkm)
Tanda bahaya/penyulit : Tidak ada
Obat/jamu dikonsums : Tablet tambah darah
(Ferrous fumarate dengan
dosis 2x sehari)
Imunisasi TT :(TT1 :4-8-2022) – (TT2 :11-
10-2022)
Perawatan payudara : Tidak pernah
Senam hamil : Tidak pernah
Kehawatiran khusus : Tidak ada
Kepercayaan selama hamil : Tidak ada.
Rencana KB : Tuntik 3 bulan
L. Riwayat kebutuhan Fisiologis
1. Nutrisi :
Makan Terakhir Hari/ Tgl :05 /04 /2023Jam : 00 :00 wita
Komposisi : Nasi,ayam, sayur
Porsi : 1/2 sendok
Frekuensi : 3x sehari
Masalah : Tidak ada
Minum Terakhir Hari/ Tgl : 05/ 04/ 2023 Jam :00 :00 wita
Komposisi : Air putih
Frekuensi : 3x sehari
Masalah : Tidak ada
6. Eliminasi
BAB Terakhir Hari/ Tgl :05/ 04 /2023 Jam :11:20 wita
Frekuensi : 1x
Konsistensi : Lembek
Warna : Kecoklatan
Masalah : Tidak ada
BAK Terakhir Hari/ Tgl :05/ 04/ 2023 Jam : 11:20 wita
Frekuensi :4-5x sehari
Warna : kuning
Masalah :tidak ada
7. Personal hygiene Terakhir Hari/ Tgl :05/04/2023 Jam :10:20 wita
Mandi : 2x sehari pagi dan sore
Keramas : 1x sehari pagi
Ganti pakaian : 1x sehari pagi
Ganti pakaian dalam : 2x sehari pagi dan sore
M. Kondisi Ekonomi
1. Kebutuhan sehari-hari : Cukup
2. Jaminan kesehatan :Ada
N. Riwayat Psikososial dan Spiritual
Komunikasi
Nonverbal : Lancar
Verbal : Bahasa daerah sasak
Keadaan emosional : Stabil
Hubungan dengan keluarga : Akrab
Hubungan dengan orang lain : Biasa
Proses berfikir : Terarah
Ibadah/ spiritual : Patuh
Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan : Sangat bahagia
Dukungan keluarga : Sangat mendukung
Pengambil keputusan dalam keluarga : Suami
Beban kerja dan kegiatan sehari-hari : Bersih-bersih rumah,
nyuci, masak dll.

DATA OBJEKTIF
A. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Komunikasi nonverbal : Lancar
Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
RR : 22x/menit
Suhu : 36,2°C
BB saat ini : 55 kg
Berat Badan beleum hamil : 45 kg
Tinggi Badan : 147 cm
LILA : 27 cm
IMT : 25
HPL : 11-04-2023
Usia Kehamilan : 38 minggu
B. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
Inspeksi : Simetris, tidak ada luka, rambut tidak rontok, tidak
ada ketombe
Palpasi : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
2) Wajah
Inspeksi : Simetris, bersih, tidak ada chloasma
Palpasi : Tidak ada oedema pada frontal, zygomatik,
maksila dan mandibula.
3) Mata
Inspeksi : Konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterus
4) Telinga
Inspeksi : Simetris, tidak ada kotoran, pendengaran baik ,
5) Hidung
Inspeksi : Simetris, tidak ada kelainan,tidak ada kotoran,
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
6) Mulut dan gigi
Inspeksi : Bibir tidak pucat/kering, gigi bersih, tidak ada
Stomatitis
7) Leher
Inspeksi : Bersih tidak ada hiperpigmentasi
Palpasi :Tidak ada pembesaran vena jungularis, tidak
pembengkakan kelenjar tiroid, kelenjar limfe
8) Payudara
Inspeksi :Simestris, puting susu menonjol, areola menghitam
Palpasi : Terdapat colestrum, tidak ada masa, tidak ada
benjolan, tidak nyeri, ada pengeluaran cairan
colostrum
9) Abdomen
Inspeksi : Tidak ada luka bekas operasi, ada linea
Palpasi :
Leopold I : TFU: 30 cm, teraba bokong pada fundus
Leopold II : Teraba punggung di bagian kiri perut ibu (puki)
Leopold III :Teraba kepala di bagian terendah janin
Leopold IV : Kepala janin masuk PAP 2/5bagian cm)
TBJ : 2.975gr
Auskultasi :DJJ +frek:136 x/menit(irama ireguler11-11-12)
Kontraksi :his 4x dalam 10 mnt lama 45 dtk
10) Pemeriksaan genetalia eksterna
1) kebersihan vulva : Bersih
2) portio : Terbuka
3) uteri : Normal
4) adnexa : Tidak ada
5) Ukuran PD :
11) Ektremitas atas dan bawah
Kuku Pucat : Tidak
Oedema : Tidak
Varises : Tidak
Refleks Patella : Kanan/Kiri (+/+)
12) Pemeriksaan dalam, tanggal : 05 – 04 - 2023, Pukul 00.15 WITA
VT Ø 10 cm cm, eff 100 %, Selaput ketuban (-), teraba kepala,
denominator uuk depan, penurunan kepala di H III, tidak teraba
bagian kecil janin atau tali pusat.
13) Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium :Tidak dilakukan
Radiologi : Tidak dilakukan
II. INTERPRETASI DATA DASAR
Diagnosa kebidanan
Ibu : Ny. “M” G5P2A2H2, umur kehamilan 39 minggu,K/U ibubaik
dengan inpartu kala II
Janin :Preskep T/H/IU K/U janin baik
DS : Ibu mengatakan hamil anak ke 5 dengan usia kehamilan 9 bulan
mengeluh sakit perut bagian bawah menjalan ke pinggang di sertai
keluar lendir campur darah dari vaginanya
DO : 1. K/U ibu dan janin baik
2. Hasil pemeriksaan TD:110/70 mmhg N:80 x/m R: 20 x/m BB: 55
Kg PB: 147 cm lila: 27 cm HB: 10,8 gr%
3. Palpasi:
Leopod I: TFU 30 cm teraba bulat lunak tidak melenting(bokong)
pada fundus
Leopod II: Teraba keras, memanjang(punggung) pada perut kiri
ibu
Leopod III: Teraba bulat, keras dan melenting(kepala) pada
bagian terendah janin, presentase kepala sudah masuk
PAP
Leopod 4: Kepala sudah masuk PAP 2/5
4. Auskultase: djj (+) 136 x/m irama 11,11,12 ireguler
5. TBJ : 2.945 gr
6. Kontraksi 4 kali dalam 10 menit lama 45 detik
VT Ø 10 cm eff 100% ket(-) teraba kepala denom uuk depan
kep bagian terndah H III tidak teraba bagian terkecil janin/tali pusat
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Tidak ada
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Mandiri : Tidak ada
Kolaborasi : Tidak ada
Rujukan : Tidak ada
V. RENCANA ASUHAN MENYELURUH
tanggal : 05-04-2023
waktu : 01 : 00 wita
1. Lakukan informasi consent
2. Lakukan pemeriksaan vital sign
3. Siapkan alat partus obat dan tempat
4. Beritahu pasien cara mengedan yang benar
5. Tolong persalinan sesuai APN
VI. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 05- 04-2023
Waktu : 01 : 15 wita
1. Melakukan invormen concent kepada pasien yaitu menginformasikan
tentang keadaan behwa pembukaanya sudah lengkap dan meminta
persetujuan kepada pasien dan keluarga pasien bahwa proses persalinan
akan ditolong bidan
2. Melakukan pemeriksaan keadaan umum vital sign pasien mengukur
tekanan darah, nadi, suhu dan respirasi
3. Memberitahu pasien cara mengedan dengan benar seperti posisikan dagu
diatas dada dan Tarik kaki kearah dada
4. Menyiapkan alat partus, obat dan tempat alat dan obatnya meliputi : ( bak
instrument yang berisi partus set ( klem 2 buah, guting talipusat 1,
setengah koner 1, kateter 1)
5. Menolong persalinan sesuai dengan 60 langkah APN
VII. EVALUASI
Tanggal :05-04-2023
Waktu : 01: 30 wita
1. Ibu paham atas pejelasan yg dilakukan bidan terkait kondisinya dan
suami pasien setuju bahwa istrinya akan melahirkan diruang bersalin
dan ditolong oleh bidan
2. Ibu mengerti tentang Hasil pemeriksaan k/u ibu baik TD:110/80 mmhg
n: 80x/m r: 20x/m s: 36 C bb: 55 kg lila :27 cm
3. Ibu sudah mengedan dengan benar
4. Alat partus sudah disiapkan ke depan pasien dan tempatnya sudah
disiapkan
5. Ibu sudah ditolong proses persalinanya,bayi lahir spontan pukul :00.20
wita lansung menangis warna kulit kemerahan,jenis kelamin laki-laki
gerakan aktif
CATATAN PERKEMBAGAN
KALA II
Tanggal : 5-04-2023
Pukul : 00.20 WITA
Tempat : Ruang Bersalin
A. Subjektif (S)
Ibu mengatakan sakit perut semakin sering dan terasa ingin mengedan
seperti ingin BAB.
B. Objektif (O)
1. Keadaan umum ibu, TD : 110/80mmHg, N : 82 x/menit, R:21
x/menit, S :36oC.
2. Pengeluaran lendir bercampur darah semakin banyak, ketuban (-)
dorongan untuk meneran, perineum menonjol, dan vulva membuka,
serta anus membuka.
3. HIS : 4x dalam 10 menit selama 45 detik intensitas : Kuat
4. DJJ (+): frekuensi :140 x/menit, irama 11-11-12
5. Pemeriksaan dalam
VT Ø 10 cm, eff 100 %, kulit ketuban (-), teraba
kepala,denominator UUK di depan, penurunan kepala di H III,
tidak teraba bagian kecil janin atau tali pusat.
C. Analisa (A)
1. Diagnosa : NY. “M” G5P2A2H2 usia kehamilan 39 minggu
k/u ibu baik dengan inpartu kala II
D. Penatalaksanaan (P)
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan diri dan
janinnya baik.
2. Memberikan dukungan moril dan menjelaskan pada suami dan
keluarga untuk memberi dukungan.
3. Memastikan kandung kemih sudah kosong.
4. Memberitahu ibu bahwa pembukaannya sudah lengkap dan
mengajari cara mengedan yang benar yaitu dagu ibu menempel ke
dada, mata membuka dan melihat perut, tangan diselipkan ke dalam
kedua paha sampai batas siku, gigi dirapatkan, kemudian menarik
nafas dangkal dan perlahan-lahan, menganjurkan ibu untuk
melakukan hal tersebut pada saat kontraksi kuat.
5. Menolong persalinan sesuai APN
a. Melihat adanya tanda persalinan kala II yaitu dorongan ingin
meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva dan
sfingter ani membuka
b. Memastikan kelengkapan alat-alat, bahan-bahan dan obat-
obatan esensial untuk persalinan dan menatalaksaan komplikasi
ibu dan bayi baru lahir meliputi partus set, heating set, balon
penghisap lendir, obat-obatan (oksitosin 10 IU (8 ampul),
metergin 0,2 mg, (1-2 ampul), lidocain 2 %, betadine, spuit 3
cc), serta kebutuhan bayi baru lahir yaitu baju, kain, selimut,
topi, sarung tangan dan kaki.
c. Memakai celemek.
d. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
e. Menggunakan sarung tangan DTT.
f. Memasukkan oksitosin 10 IU ke dalam tabung suntik 2,5 cc.
g. Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas DTT atau
kapan savlon.
h. Melakukan pemeriksaan dalam dan memastikan pembukaan
sudah lengkap.
i. Mendekontaminasi sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%.
j. Memeriksa denyut jantung janin.
k. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
baik, membantu ibu menemukan posisi yang nyaman sesuai
keinginannya.
l. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk
meneran.
m. Melaksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada
dorongan yang kuat untuk meneran.
n. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil
posisi nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk
meneran.
o. Meletakan handuk bersih di atas perut ibu, jika kepala bayi telah
membuka vulva dengan diameter 5–6 cm.
p. Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong
ibu.
q. Membuka tutup partus set dan memperhatikan kelengkapan alat
dan bahan.
r. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
Melahirkan Kepala :
a. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5–6 cm
membuka vulva, maka lindungi perineum dengan satu tangan
yang dilapisi dengan kain bersih dan kering. Tangan yang lain
menahan kepala bayi untuk tidak terjadi defleksi terlalu cepat,
membantu lahirnya kepala. Menganjurkan ibu untuk mengedan
perlahan atau bernafas cepat dan dangkal.
b. Memeriksa adanya lilitan tali pusat. Ternyata ada / tidak ada
lilitan.
c. Menunggu kepala bayi melakukan putar paksi luar secara
spontan.
Melahirkan Bahu :
a. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, memegang kepala
bayi secara biparental. Dengan lembut menggerakan kepala
kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah
arkus pubis dan kemudian menggerakan arah atas dan distal untuk
melahirkan bahu belakang.
b. Setelah bahu lahir, tangan tangan menyangga kepala, leher dan
bahu bayi bagian posterior dengan posisi ibu jari pada leher dan
keempat jari lainnya pada bahu dan punggung anterior.
c. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menelusuri punggung
kearah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai
bawah (selipkan jari telunjuk tangan kiri diantara kedua lutut
janin). Memegang bayi pada tangan sedemikian rupa sehingga
bayi menghadap ke arah penolong.
d. Kemudian melakukan penilaian sepintas pada bayi yaitu bayi
langsung menangis, warna kulit bayi kemerahan dan tonus otot
bergerak aktif.
e. Mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala, da bagian tubuh
lainnya kecuali tangan tanpa membersihkan verniks. Mengganti
handuk dengan handuk kering.

(Tanggal 5-4- 2023 pukul 00:20 wita )


1) Bayi lahir spontan, letak belakang kepala, langsung menangis, warna kulit
kemerahan, gerakan aktif,jenis kelamin perempuan, A-S : 7-9, BB: 3.000
gram
2) TFU sepusat, kontraksi uterus baik
Penilaian keadaan bayi dengan APGAR SCORE
1 menit 5 menit
No Aspek yang di nilai Nilai Nilai
pertama pertama
1. Appearance Badan merah 1 Semua tubuh 2
(Penampilan) merah
2. Pulse Lebih dari 1 Lebih dari 2
(DenyutJantung) 100x/mnit 100x/mnit
3. Grimace Menangis 2 Menangis kuat 2
(Reaksiterhadaprangsangan) kuat
4. Activity (Tonus Otot) Sedikit 2 Sedikit Fleksi 2
Fleksi
5. Respiration (Pernafasan) Teratur 1 Teratur 1

Jumlah 7 9

KALA III
Tanggal : 5-04-2023
Pukul : 00.35 WITA
Tempat : Ruang Bersalin
A. Subjektif (S)
Ibu mengatakan perutnya terasa mulas
B. Objektif (O)
1. KU ibu baik, kesadaran composmentis, TD: 100/70 mmHg, Nadi:
80x/menit, RR: 21x/menit, Suhu: 36,5°C.
2. Plasenta belum lahir
3. TFU sepusat
4. Cut baik
5. Terlihat tali pusat semakin memanjang keluar
6. Kandung kemih kosong
7. Semburan darah ±100 cc
C. Analisa (A)
Diagnosa : NY.”M” P3A2H3 usia kehamilan 39 minggu k/u ibu dan
bayi baik dengan Post partum kala III
D. Penatalaksanaan (P)
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaannya baik.
2. Melakukan manajemen aktif kala III sebagai berikut :
a. Memastikan tidak adanya bayi kedua dengan meraba fundus uteri.
b. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin 10 IU untuk
mempercepat pengeluaran plasenta dan mencegah perdarahan.
c. Menyuntikannya oksitosin 10 IU segera 1 menit setelah bayi lahir di
1/3 paha kanan atas bagian luar.
d. Mengklem tali pusat 5-6 cm dari umbilikus bayi dan klem kedua 2
cm dari klem pertama.
e. Setelah itu, potong tali pusat diantara kedua klem dengan tetap
melindungi perut bayi agar tidak terkena gunting. Selanjutnya
mengikat tali pusat dengan kuat.
f. Membiarkan bayi diatas perut ibu untuk kontak kulit.
g. Menyelimuti bayi dengan kain hangat dan memasangkan topi bayi
h. Memindahkan klem hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
i. Meletakkan satu tangan di kain pada tepi atas simfisis untuk
mendeteksi kontraksi, sedangkan tangan lain meregangkan tali pusat.
j. Melakukan peregangan tali pusat terkendali dengan cara
meregangkan tali pusat dengan tangan kanan dan tangan kiri
menekan tepi atas simfisis untuk mengetahui pelepasan plasenta.
k. Setelah ada tanda-tanda plasenta lepas, yaitu tali pusat semakin
memanjang setelah dilakukan peregangan tali pusat, adanya
semburan darah, perut ibu membundar (globular). Tangan kiri
menekan uterus secara lembut ke arah dorso cranial. Plasenta
dikeluarkan ke arah bawah dan selanjutnya ke atas sesuai dengan
kurve jalan lahir.
l. Setelah plasenta lahir, kedua tangan menerima plasenta kemudian
melakukan gerakan memutar searah jarum jam untuk mengeluarkan
selaput ketubannya.
m. Masase fundus uteri selama ± 15 detik dengan cara tangan kiri berada
di atas fundus dengan gerakan memutar.
n. Memeriksa kelengkapan plasenta.
o. Memeriksa robekan jalan lahirderajat
p. Mengobservasi keadaan umum ibu, perdarahan, dan kontraksi uterus.

(Tanggal 5-04-2022 pukul 00.35WITA)


1) Plasenta lahir lengkap secara schultze nampak bagian fetal terlebih dahulu,
plasenta lengkap baik kotiledon dan selaput korion maupun amnion, pastikan
plasenta lahir dengan diameter 15x 12 x 3 cm,berat plasenta kurang lebih 500
gram serta panjang tali pusat kurang lebih 30cm
2) TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik, kandung kemih kosong
3) Jumlah perdarahan kurang lebih 100cc
4) Terdapat robekan jalan lahir derajat I
KALA IV
Tanggal : 5-04-2023
Pukul : 00.50WITA
Tempat :Ruang Bersalin
A. Subjektif (S)
1. Ibu mengatakan senang dengan kelahiran bayinya
2. ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas
B. Objektif (O)
1. Plasenta sudah lahir
2. Keadaan umum ibu baik TD:120/80,N :82x/
mnit,RR:20x/mnit,S:36,6°C
3. TFU 3 jari dibawah pusat
4. Kontraksi uterus baik
5. Perdarahan ±100 cc
6. Kandung kemih kosong
7. Ada laserasi derajat 1
C. Analisa (A)
1. Diagnosa : NY. ”M” P3A2H3 Usia kehamilam 39 minggu k/u ibu
baik dengan post partum kala IV
2. Masalah : Tidak ada
3. Kebutuhan : KIE
D. Penatalaksanaan (P)
1. Melakukan masase fundus uteri selama 15 detik
2. Melakukan tindakan heating luka perineum derajat 1
3. Menjelaskan pada ibu hasil periksaan bahwa keadaannya baik dan
perdarahan normal, TD 110/70 mmHg, kontraksi rahim ibu baik dan
badan ibu tidak terasapanas.
4. Menjelaskan pada ibu bahwa ketidaknyamanan yang dirasakan ibu
akibat perutnya yang mules adalah sesuatu yang normal. Hal ini
disebabkan karena otot rahim ibu yang sedang berkontraksi dengan
baik untuk proses pemulihan ke keadaan sebelum hamil serta
mencegah terjadi perdarahan.
5. Melakukan pemantauan kala IV meliputi tanda-tanda vital,
kontraksi, kandung kemih, serta perdarahan.
6. Mengajarkan ibu cara masase yang baik, yaitu menggosok fundus
uteri secara sirkuler dengan menggunakan bagian-bagian palmar jari
ibu agar kontraksi baik dan tidak terjadi perdarahan.
7. Membersihkan ibu, melakukan vulva hygiene membersihkan badan
ibu, tempat bersalin dari bekas darah dan memasangkan ibu softek,
mengganti baju dan menggunakan kain yang bersih untuk meberi
kenyamanan pada ibu serta mengucapkan selamat atas kelahiran
bayinya.
8. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum yang banyak, serta
istirahat yang cukup, menjelaskan bahwa perut mules yang
dirasakan ibu akibat adanya kontraksi untuk mencegah perdarahan.
9. Memberikan ibu terapi obat sesuai keperluan
Tabel Observasi Kala IV
Ja Waktu TD Nadi Suh
Kontraks Kandun Perdaraha
m (WITA (mmHg (x/menit u TFU
i g Kemih n
Ke ) ) ) (0C)
00.50 110/70 82 36,2 2 jari Baik Kosong ± 50 cc
bawa
h
pusat
01.05 110/70 81 2 jari Baik Kosong ± 10 cc
bawa
h
pusat
I
01.20 110/70 82 2 jari Baik Kosong ± 10cc
bawa
h
pusat
01.35 110/70 80 2 jari Baik Kosong ± 10 cc
bawa
h
pusat
02.05 110/70 82 36,5 2 jari Baik Kosong ± 10cc
bawa
h
pusat
II
02.20 110/70 82 2 jari Baik Kosong ± 10 cc
bawa
h
pusat
ASUHAN KEBIDANA KOMPREHENSIF PADA
BAYI NY.”M’’DENGAN USIA O HARI

Tanggal pengkajian : 05-04-2023


Jam : 00.20 WITA
No rekam medik :-
Tempat pengkajian : Pukesmas kuripan

I. PENGUMPULAN DATA
DATA SUBYEKTIF
A. Identitas

1. Identitas bayi
Nama : By.Ny.’’M’’

Umur : 0 Hari
bayi
Tgl/ jam : 05-04-2-23/ 00.20 wita
lahir
Jenis : Laki-laki
Kelami
n
Tanggal : 05-04-2023
MRS
Anak ke : ke-5

2. Identitas orang tua


Identitas klien
Nama Ayah : Tn.”M” Nama ibu : Ny.”M”
Umur : 37 tahun Umur : 30 tahun
Agama : islam Agama : islam
Suku/bangsa : sasak/indonsia Suku/bangsa : sasak
indoneisa
Pendidikan : smp Pendidikan : smp
Pekerjaan : satpam Pekerjaan : irt
Alamat : tegal Alamat : tegal
Telp : - Telp : -

B. Keluhan utama / alasan Kunjungan


Ibu mengatakan bayinya sudah lahir

C. Riwayat keluhan utama


Ibu mengatakan telah melahirkan di ruang bersalin pada tgl 05-042023
jam 00.20 wita JK: laki-laki BB:3000 gram
D. Riwayat antenatal
Penyakit / kesehatan ibu dan pengobatan
Sebelum hamil : tidak ada
Selama hamil (trimester I, : tidak ada
II,III)
( Perdarahan/ pre eklamsi / eklamsi / penyakit kelamin / DM / anemia /
jantung, dll)
Kebiasaan waktu hamil
Makan : 3x sehari (nasi, sayur, ikan dan buah)
Minum : air putih dan susu
Obat / jamu : tablet fe
Merokok : tidak
Aktivitas : tidak ada
Pantangan : tidak ada pantangan
Lain-lain : tidak ada

E. Riwayat proses persalinan

Umur kehamilan : 9 Bulan


Kehamilan : tunggal
tunggal/kembar
Letak bayi : presentase kepala
Tandagawat : tidak ada
janin sebelum
lahir
Lama persalinan : ibu datang langsung pembukaan lengkap
kala I (penyulit
kala I)
Lama persalinan : Jenis persalinan spontan, komplikasi persalinan
kala II (penyulit tidak ada, lama persalinan 10 menit
kala II)
Ketuban pecah : jernih
Jumlah : 40 cc
Bau : anyer
Tempat bersalin : ruang bersalin pukesmas kuripan
Apgar score : 7-9
Ditolong oleh : bidan
BBL/PBL : 3000 gram/51 cm
Menetek pertama : segera setelah lahir
kali IMD
Jenis dan : oxytosin
indikasi obat
yang diberikan
selama
persalinan
Resusitasi : tidak dilakukan
Imunisasi : vitamin K
Masalah : tidak ada

F. Pola kebiasaan sehari-hari


a. Nutrisi (sesuaikan dengan usia)
IMD (Jika BBL) : ya
Masalah :
Makan
Frekuensi : IMD
Porsi : -
Jenis : Asi
makanan

Minum
Frekuensi : IMD
Porsi : -
Jenis : Asi

b. Eliminasi
BAB
Frekuensi : 1x sehari
Konsistensi : Lunak
Warna : kehitaman
Keluhan : tidak ada
BAK
Frekuensi : 1x sehari
Warma : kuning
Keluhan : tidak ada

c. Personal hygiene
Mandi : belum dilakukan
Keramas : belum dilakukan
Ganti : 1x sehari
pakaian

G. Riwayat imunisasi
Jenis Tgl Tgl Tgl Tgl Keterangan
imunisasi imunisasi imunisasi imunisasi imunisasi
BCG
Polio
DPT
HB
Campak

DATA OBYEKTIF
Pemeriksaan bayi
1. KU
Aktivit : aktif
as
Warna : kemerahan
kulit
Tangisa : kencang dan kuat
n

2. Tanda vital
Suhu : 37,3 C Nadi : 140 x/m
Pernafasan : 42 x/m Jantung : 130 x/m

Berat badan lahir : 3000 gram


Berat Badan saat : 3000 gram
Ini
Panjang badan : 51 cm
saat ini
Lingsar dada : 32 cm
Lingkar kepala : 34 cm
Lingkar perut : 12 cm
3. Kepala
Simetris / asimetris / cephal hematoma / microcephalus /
macrophalus / caput succedaneum / hydrocephalus / luka lecet /
odema / mongoloid
Sutura : normal
Frontanel : tidak ada
Lain-lain : tidak ada
jelaskan

4. Mata
Simetris : simetris
Tanda-tanda infeksi : tidak ada
Perdarahan pada kornea : tidak ada
Kelopak mata : terbuka
terbuka/tertutup
Reflex pupil : ada

5. Teling : simetris
6. Hidung : normal
7. Mulut
Simetris : simetris
Warna : merah
Bibir dan langit-langit : tidak ada
Periksa adanya : tidak ada
sumbing
Reflex rooting : ada
Reflex sucking : ada
Reflex swallowing : ada
Kelainan (Jelaskan) : tidak ada

8. Leher
Pembengkakan : tidak ada
Benjolan : tidak ada

9. Dada
Bentuk : simetris
Putting : putting susu menonjol
Pembesaran mamae : tidak ada
Tarikan dinding dada : tidak
Auskultasi : 130 x/m
Masalah : tidak ada

10. Abdomen
Bentuk : simetris
Bising usus : ada
Meteorismus : ada
Tali pusat : tali pusat masih basah
a. berdarah : tidak ada
b. bau : tidak ada
c. Lain-lain jelaskan : tidak ada
Masalah pada : tidak ada
abdomen

11. Bahu, tangan, lengan dan punggung


Bentuk : simetris
Gerakan normal : aktif
Warna : kemerahan
Jumlah jari : lengkap
Jelaskan
Reflex grasping : ada
Reflex tonic neck : tidak ada
Masalah : tidak ada

12. Genitalia
1. Perempuan
Labia mayor dan minor : tidak ada
Vagina berlubang : tidak ada
Uretra berlubang : tidak ada
Miksi dalam 24 jam : tidak ada
Kelainan (keluhan) : tidak ada

2. Laki-laki
Dua testis dalam skrotum : ada
Penis berlubang pada ujung : ada
Miksi dalam 24 jam : ada
Kelainan (keluhan) : tidak ada

13. Tungkai dan Kaki


Bentuk : simetris
Gerakan : aktif
Warna : kemerahan
Jumlah jari : lengkap 10
Jumlah kaki : dua
Refleks babynsky : ada
Refleks walking :ada

14. Punggung
Benjolan : tidak ada
Spina bifida : tidak ada
Lain-lain : tidak da

15. Anus
Adanya lubang anus : ada
Pengeluaran mekonium dalam 24 jam : ada
Warna mekonium : hijau tua
Keluhan : tidak ada
16. Kulit
Verniks : tidak ada
Lanugo : ada
Warna : kemerahan
Pembengkakan bercak hitam (tanda lahir): tidak ada
Lain-lain jelaskan : tidak ada
C. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium : tidak dilakukan
b. Radiologi : tidak dilakukan

II. INTERPRETASI DATA DASAR DAN IDENTIFIKASI


DIAGNOSIS/MASALAH
Diagnosa / masalah :
Tgl :05-04-2023 jam : 00.20 wita

Diagnosa :By.Ny. “M”Neonantus cukup bulan sesuai usia kehamilan usia 0


hari k/u bayi baik

DS : By.Ny. “M” usia 0 hari tidak ada keluhan

DO : By.Ny. “M” dengan JK: laki-laki BB: 3000 gram PB: 51 cm LD: 32 cm
LK: 34 cm LL: 12 cm S: 36.7 C N: 140 x/m RR: 42 x/m

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL


Diagnosa / masalah potensial : Tidak ada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Mandiri : Tidak ada

Kolaborasi : Tidak ada

Rujukan : Tidak ada

V. RENCANA ASUHAN MENYELURUH


Rencana Asuhan Tgl : 05-04-2023 jam : 00.20 wita

1. Jelaskan pada ibu hasil pemeriksaan bayinya


2. Berikan vitamin K dan saleb mata
3. Anjurkan ibu dan keluarga menjaga kehangatan bayinya
4. Beritahu ibu dan keluarga KIE tentang Asi dini
5. Beritahu ibu bahwa bayinya akan diberikan imunisasi hepatitis B besok
pagi jam 08.20 wita
6. Jelaskan pada ibu cara perawatan tali pusat

VI. PELAKSANAAN ASUHAN


Tanggal : 05-04-2023
Jam : 00. 30 wita
Pelaksanaan

1. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan bayinya S: 37,3 C R: 50x/m N:


140 x/m J: 130 x/m BB: 3000 gram PB: 51 cm LD: 32 cm LK: 34 cm
LL: 12 cm
2. Memberitahu ibu dan keluarganya bahwa bayinya sudah diberikan
injeksi vitamin K dan saleb mata
3. Memberitahu ibu dan keluarga untuk tetap menjaga kehangatan bayinya
yaitu dengan menunda memandikan bayi sekurang 6 jam setelah lahir
membungkus bayi dengan kain kering dan menganti pakaian jika basah
dan bayi jangan dibiarkan ditempat yang dingin
4. Memberikan kie ibu tentang asi esklusif seperti tidak memberikan
makanan dan minuman yang lain selain asi, asi diberikan dalam waktu 2
jam sekali
5. Memberitahu ibu bahwa bayinya akan diberikan imunisasi hepatitis pagi
jam 08.20 wita
6. Menjelaskan pada ibu cara membersihkan tali pusat dengan cara
membersihkan pusar bayi secara perlahan dengan handuk yg lembut lalu
bilas dengan air bersih paling tidak dua kali sehari jangan menutup
bagian pusar dengan apapun termasuk bedak
VII. EVALUASI
Tanggal : 05-04-2023
Jam : 00. 45 wita
Evaluasi
1. Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan bayinya S: 37,3 C R: 50x/m N:
140 x/m J: 130 x/m BB: 3000 gram PB: 51 cm LD: 32 cm LK: 34 cm
LL: 12 cm
2. Ibu dan keluarga bersediah bahwa bayinya akan diberikan injeksi vitamin
K dan saleb mata
3. Ibu dan keluarga mengerti dan bersedia untuk tetap menjaga kehangatan
bayinya yaitu dengan menunda memandikan bayi sekurang 6 jam setelah
lahir membungkus bayi dengan kain kering dan menganti pakaian jika
basah dan bayi jangan dibiarkan ditempat yang dingin
4. Ibu mengerti tentang asi esklusif seperti tidak memberikan makanan dan
minuman yang lain selain asi, asi diberikan dalam waktu 2 jam sekali
5. Ibu mengerti bahwa bayinya akan diberikan imunisasi hepatitis pagi jam
08.20 wita
6. Ibu sudah mengerti cara membersihkan tali pusat dengan cara
membersihkan pusar bayi secara perlahan dengan handuk yg lembut lalu
bilas dengan air bersih paling tidak dua kali sehari jangan menutup
bagian pusar dengan apapun termasuk beda

CATATAN PERKEMBANGAN
NO HARI/TANGGAL CATATAN PERKEMBANNGAN
KN1 05-04-2023 S :Ibu mengatakan bayinya baru lahir
06.20 WITA O : k/u bayi baik N: 136 x/m R: 48 x/m S:
36,5 BB: 3000 gram PB: 51 cm
BAB/BAK (+)
A : Neonatus cukup bulan sesuai usia
kehamilan usia 6 jam
P:
1. memberitahu ibu hasil pemeriksaan N:
136 x/m R: 48 x/m S: 36,5 BB: 3000
gram BAK/BAB (+)
2. menganjurkan ibu menjaga kehangatan
bayinya Seperti memakaikan baju, topi
dan menyelimuti bayi dengan kain
bersih,menganti popok atau baju bayi yg
basah,menjauhi bayi dari udarah yg
dingin
3. menganjurkan ibu untuk membersihkan
tali pusat tanpah membumbuhi ramuan
apapun sepeti minyak telon,bedak
4. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya
bayi baru lahir seperti bayi tidak mau
menyusui, kejang, bayi lemah,sesa napas
dan demam
KN2 10-4-2023 S : Ibu mengatakan bayinya tidak ada
10.40 WITA keluhan
O : k/u bayi baik N: 140 x/m R: 50 x/m S:
36,4BB: 3.300 gram PB: 51 cm
BAB/BAK (+)
A : bayi cukup bulan sesuai usia kehamilan
usia 6 hari
P:
1. memberitahu ibu hasil pemeriksaan N:
136 x/m R: 48 x/m S: 36,5 BB: 3000
gram BAK/BAB (+)
2. meganjurkan ibu untuk menyusui
bayinya selama 2 jam sekali
3. menganjurkan ibu untuk membersihkan
tali pusat tanpah membumbuhi ramuan
apapun sepeti minyak telon,bedak
4. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya
bayi baru lahir seperti bayi tidak mau
menyusui, kejang, bayi lemah,sesa
napas dan demam
KN3 27-4-2023
01.20 WITA S : ibu mengatakan bayinya tidak ada
keluhan
O : k/u bayi baik N: 148 x/m R: 40 x/m S:
36,4BB: 4.200 gram PB: 51 cm
BAB/BAK (+)
A: bayi cukup bulan sesuai usia kehamilan
usia 23 hari
P :P: 1. memberitahu ibu hasil
pe meriksaan N: 148 x/m R: 40 x/m S:
36,4 BB: 4.200 gram
2. Memberitahu ibu untuk tetap
menyusui bayinya dan tetap
melakukan program asi esklusif
3. Memberitahu ibu untuk tetap
menjaga kebersihan tali pusat
bayinya dengan cara membersihkan
dengan air dan mengeringkan
mengunakan kain yg bersih tanpa
mengolesih minyak telon dan bedak
4. Memberitahu ibu tanda bahaya pada
bayi baru lahir seperti demam, bayi
tidak mau menyusu, kejang dan sesak
napas
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHESIF PADA NY.”M”
PASCA MENYUSUI DI RUANG NIFAS

Tanggal pengkajian : 05-04-2023


Jam : 06.00 wita
No rekam medik :
Tempat pengkajian : Pukesmas Kuripan (R.nifas)
I. PENGKAJIAN DATA DASAR
DATA SUBYEKTIF
A. Identitas
Identitas klien
Nama pasien : Ny.”M” Nama suami : Tn. “M”
Umur : 30 tahun Umur : 37 tahun
Agama : islam Agama : islam
Suku/bangsa : sasak/indonesia Suku /bangsa : sasak
Pendidikan : smp Pendidikan : smp
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Security

B. Keluhan utama / alasan kunjungan


Ibu mengatakan sudah melahirkan dan masih nyeri pada perutnya

C. Riwayat Keluhan Utama


Ibu mengatakan sudah melahirkan sejak tgl 05-04-2023 jam 00.20 wita dan
mengeluh masih nyeri pada perutnya

D. Riwayat Kesehatan Sekarang


Ibu mengatakan tidak pernah mengalami riwayat penyakit seperti
(hiperetensi,diabetes mellitus), Penyakit menular (Hepatitis, TBC, HIV)
Penyakit Berat, (jantung, Ginjal)
E. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak perna mengalami riwayat Penyakit menurun
(hiperetensi,diabetes melitus), Penyakit menular ( Hepatitis, TBC, HIV)
Penyakit Berat (jantung, Ginjal)
F. Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat keturunan kembar : ibu mengatkan tidak pernah mengalami
Penyakit menurun (hiperetensi,diabetes melitus), Penyakit menular
( Hepatitis, TBC, HIV) Penyakit Berat (jantung, Ginjal)
G. Riwayat menstruasi
Menarche : 14 tahun disminorhe : tidak ada
Siklus : 28 hari flour albus : tidak ada
Lama : 7 hari
H. Status perkawinan
Berapa kali menikah : 1 kali
Umur pertama kali menikah
Suami :25 tahunIstri : 20 tahun
Lama : 13 tahun
I. Riwayat obstetri
Perka Keha Penyulit
Penolo Usia
wina Milan UK JP Tempat Keha Persal Nifa BB JK Ket
ng anak
n no Ke milan inan s
1 1 9bln n pkm bidan - - - 3000gr p 11 thn H
2 3bln k rs dokter - - - abortus - abortus -
3 9bln n pkm bidan - - - 3000gr p 7thn H
4 2bln k rs dokter - - - abortus - abortus -
ini 1.
Jenis KB : suntik 3 bulan Kapan berhenti :2022
Lama : 1 tahun 5 bulan alasan berhenti : ingin punya anak lagi
Mulai KB : 30-10-2021

J. Riwayat Psikologi
Ibu mengatakan keadaan masih normal emosi stabil
K. Keadaan psikologi saat ini
Ibu mengatakan keadanan psikologi saat ini masih normal
L. Pola kebiasaan sehari-hari

Makanan Saat Ini


Komposisi nasi,tempe,sayur
Frekuensi 3x/hari 1 sendok
Porsi 1 sendok nasi
Makanan Pantangan tidak ada
Masalah tidak ada
Minum air putih
Jenis air putih dan the
Frekuensi 3x/hari
Porsi 1 gelas penuh
Masalah tidak ada

a. Eliminasi

BAK Saat Ini


Warna kuning, jernih
Frekuensi 2-3x/hari
Masalah tidak ada
BAB
Konsistensi/Warna lembek coklat
Frekuensi 2x/hari
Masalah tidak ada
b. Istirahat/ tidur

Istirahat Saat Ini


Siang 2-3 jam
Malam 7-8 jam
Masalah tidak ada

c. Personal hygiene

Personal Hygiene Saat Ini


Mandi 2x sehari
Gosok gigi 2x sehari
Ganti Pakaian 1x sehari
Ganti Pakaian Dalam 1x sehari

M. Riwayat sosial ekonomi


Kondisi Ekonomi : Ibu mengatakan kondisi ekonominya sangt cukup
Jaminan Kesehatan : Ibu mengatakan jaminan kesehatanya ada
N. Riwayat Psikososial dan Spiritual
Komunikasi
Verbal : Bahasa Indonesia
Keadaan emosional : Kooperatif
Hubungan dengan keluarga : Akrab
Hubungan dengan orang lain : Akrab
Proses berfikir : Terarah
Ibadah/spiritual : Patuh
Respon ibu dan keluarga pasca persalinan : Keluarga sangat merespon
Dukungan keluarga : Keluarga sangat mendukung
dan membantu mengantarkan control di pukesmas
Pengambil keputusan dalam keluarga : Suami
Beban kerja dan kegiatan sehari-hari : Menyapu,mencuci
pring,cuci pakaiandaan memasak
Sosial Budaya : Tidak ada
DATA OBYEKTIF
a) Keadaan umum : Baik
b) Komunikasi nonverbal :Lancar
c) Kesadaran : Composmetis
d) Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 110/70mmHg
Nadi : 80kali/menit
Pernafasan : 20kali / permenit
Suhu : 36,20C
e) Antropometri
Berat badan saat ini : 45Kg
Berat badan saat hamil : 55Kg
Tinggi badan : 147cm
LILA : 27cm
IMT : 25
f) Pemeriksaan fisik
a) Kepala
Inspeksi : Warna rambut hitam kulit kepala bersih tidak ada ketombe
Palpasi : Tidak ada benjolan dan tidak ada rasa nyeri tekan
b) Wajah
Inspeksi : Bentk simetris tidak ada oedeman muka tidak pucat
Palpasi : Tidak ada rasa nyeri tekan dan tidak oedeman
c) Mata
Inspeksi : Mata simetris sclera tidak ikterus konjungtiva merah
mudah
d) Telinga
Inspeksi : Bentuk simestris tidak ada kotoran dan tidak keluar cairan
Palpasi : Tidak ada benjolan dan tidak ada rasa nyeri tekan
e) Hidung
Inspeksi : Simestris dan tidak ada kelainan
Palpasi : Tidak ada rasa nyeri tekan
f) Mulut dan gigi
Inspeksi : Bentuk bibir simestris warna tidak pucat keadaan bibir
lembab tidak ada karies pada gigi gusi tida pucat
g) Leher
Inspeksi :Bentuk simetris
Palpasi. : Tidak terdapat kelenjar limfe,tidak terdapat
pembengkakan kelenjar tiroid tidak ada bendungan vena
jogularis
h) Payudara
Inspeksi : Bentuk simetris puting susu menonjol tidak ada bekas
luka
Palpasi :Tidak ada rasa nyeri tekan tidak terdapat benjolan
i) Abdomen
Inspeksi : Tidak ada bekas operasi terdapat linea nigrat
Palpasi :TFU 3 jari dibawah pusat kondisi ikterus baik
j) Genetalia : Bersih kebuka uteri normal
Tanda-tanda infeksi : Tidak ada
Pengeluaran Lochea : Tidak ada
k) Ekstremitas atas dan bawah : Tidak pucat dan tidak oedem
C. Pemeriksaan penunjang (tanggal : 05-0402023)
Laboratorium : 12,8 gr%
Radiologi : Tidak dilakukan
II. INTERPRETASI DATA DASAR
Diagnosa : Ny.”M” P3A2H3 Post partum 2 jam k/u ibu dan bayi baik

DS : Ibu mengatakan kalau ia baru selesai lahiran normal pukul


00.20 wita dan mengeluh masih nyeri pada perutnya

DO :k/u ibu baik TD: 110/80 mmhg N: 80 x/m R:20 x/m S: 36,2C BB:55
Kg HB: 12,8 gr% tfu 3 jari bawah pusat, kontraksi baik,kantong
kemih kosong dan pendarahan 5 cc
III. MENGIDENTIFIKASI DIAGNOSIS ATAU MASALAH POTENSIAL
Tidak ada
IV. MENGIDENTIFIKASI DAN MENETAPKAN KEBUTUHAN YANG
MEMERLUKAN PENANGANAN SEGERA
Mandiri : Tidak ada
Kolaborasi : Tidak ada
Rujukan : Tdak aada

V. PERENCANAAN
Tgl 05-04-2023 Jam 08.00 wita

1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan


2. Anjurkan ibu makan dan minum
3. Beritahu ibu KIE tentang tanda bahaya masa nifas
4. Anjurkan ibu untuk tetap menjaga pola istirahat yang cukup
5. Anjurkan ibu untuk melakukan control ulang 3 hari lagi

VI. PENATALAKSANAAN
Tgl05-04-2023 Jam 08.20 wita

1. Memberitahu hasil pemeriksaan TD: 110/80 mmhg N: 80 x/m R:20 x/m


S: 36,2C BB:55 Kg HB: 12,8 gr% tfu 3 jari bawah pusat, kontraksi baik,
kantong kemih kosongdan pendarahan 5 cc
2. Memberitahu ibu agar tetap menjaga pola istirahat yang cukup yaitu
malam 7-8 jam dan tidur siang 1-2 jam sehari
3. Memberitahukan kie tentang tanda bahaya masa nifas sepert pendarahan
berlebihan, demam tinggi lebih dari 38C gangguan buang air kecil
merasa sedih terus menerus dan sakit kepala yang hebat
4. Memberitahu ibu untuk tetap makan dan minum yang teratur
5. Memberitahu bahwa ibu akan control 3 hari lagi

VII. EVALUASI
Tgl05-04-2023 jam08.35 wita
1. Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan TD: 110/80 mmhg N: 80 x/m
R:20 x/m S: 36,2C BB:55 Kg HB: 12,8 gr% tfu 3 jari bawah pusat,
kontraksi baik, kantong kemih kosong dan pendarahan 5 cc
2. Ibu mengerti agar tetap menjaga pola istirahat yang cukup yaitu malam
7-8 jam dan tidur siang 1-2 jam sehari
3. Ibu mengerti kie tentang tanda bahaya masa nifas sepert pendarahan
berlebihan, demam tinggi lebih dari 38C gangguan buang air kecil
merasa sedih terus menerus dan sakit kepala yang hebat
4. Ibu bersedia untuk tetap makan dan minum yang teratur
5. Ibu bersedia akan melakukan control 3 hari lagi
CATATAN PERKEMBANGAN (I)
CATATAN PERKEMBANGAN
NO HARI/TANGGAL CATATAN PERKEMBANNGAN
KF1 05-04-2023 S :Ibu mengatakan tidak ada keluhan
06.20 WITA O : K/u ibu baik TD: 110/80 mmhg N:80
x/m R:20 x/m S: 36 TFU 2 jari bawah
pusat, kontraksi baik dan pendarahan 5 cc
A : P3A2H3 Post partum 6 jam
P :
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
TD :110/80 mmhg N: 80x/m R:20 x/m S:
36 C TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi
baik dan pendarahan 5 cc
2. Menganjurkan ibu untuk masase fundus
3. Menganjurkan ibu cara melakukan
bounding attachment (membentuk ikatan
ibu dan bayi) yaitu dengan mengajak bayi
mengobrol, menyusui bayi sambil
memeluk atau bersenandung, memberikan
pijatan lembut, memandikan bayi dan
lain-lain
4. Mengajarkan ibu cara menyusui yang
benar
5. Memberitahu ibu KIE tentang nutrisi
masa nifas dan pantangan makanan
seperti sayur-sayuran, telur, daging, ayam,
tahu, temped an buah-buahan
6. Memberitahu KIE tentang tanda bahaya
pada ibu nifas seperti pendarahan, demam
tinggi, sakit kepala yang hebat dan merasa
sedih terus menerus
KF2 10-4-2023 S :Ibu mengatakan tidak ada keluhan
10.40 WITA O : K/u ibu baik TD: 100/80 mmhg N:8 x/m
R:20 x/m S: 36 C TFU pertengah pusat-
symphisis, kontrasi baik dan pendarahan (-)
A : P3A2H3 Post partum 6 hari
P :
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaanTD:
100/80 mmhg N:80x/m R:20 x/m S: 36
C cut baik pendarahan (-)
2. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang
cukup seperti tidur siang 2 jam dan tidur
malam 7-8 jam /hari
3. Menganjurkan ibu tetap menyusui
bayinya dan melakukan asi eksklusif
4. Memberitahu ibu KIE tentang pola
nutrisi yang baik pada ibu nifas seperti
makan-makanan karbohidrat ssyur-
sayuran, daging, tahu, tempe ikan, telur
dan buah-buahan
5. Memberitahu ibu tanda bahaya pada
ibu nifas sepeti pendarahan, demam
tinggi, sakit kepala yang hebat dan
merasa sedih terus menerus

KF3 18-04-2023 S :ibu mengatakan tidak ada keluhan


13.30 wita O : k/u ibu baik TD: 110/80 mmhg N:80 x/m
R:20 x/m S: 36 CTFU tidak teraba,
kontrasi baik dan pendarahan (-)
A : P3A2H3 Post partum 23 hari
P :
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
TD:110/70 mmhg N: 80 x/m R: 20x/m
TFU tidak teraba, Kontraksi baik,
Pendarahan (-)

2. Menganjurkan ibu untuk tetap susui


bayinya dan tetap melakukan program
asi eksklusif
3. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang
cukup seperti tidur siang 2 jam dan tidu
malam 7-8 jam
4. Memberitahu ibu caramenyusui yang
benar
5. KIE ibu tentang kebutuhan nutrisi pada
ibu nifas seperti makan sayur-
sayuran,daging, telur, tahu, temped an
buah-buahan
6. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya
pada ibu nifas seperti demam tinggi,
pendarahan, dan sakit kepalah yang
hebat

KF4 21-5-2023
014.20 Wita S : Ibu mengatakan tidak ada keluhan
O : k/u ibu baik, TD=100/70 mmHg, N=80 x/m,
S=36,6˚C, Rr=22 x/m, Tfu=tidak teraba,
Loch=tidak ada
A: P3A2H3 ibu dengan post partum hari ke 40
P:
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan TD:
110/70 mmhg N:80 x/m R: 20 x/m S: 36
C TFU tidak teraba
2. Memberitahu ibu KIE tentang KB
seperti dengan cara mengunakan jangka
panjang (implant, IUD dan kontrasepsi
mantap)
3. Memberitahu ibu KIE tentang imunisasi
pada bayi
4. Memberitahu ibu untuk melakukan
senam nifas
BAB IV
PEMBAHASAN

Pembahasan merupakan langkah terakhir dari suatu pengamatan yang


bertujuan untuk mengetahui apakah ada kesenjangan antara teori yang ada pada
BAB II dengan gambaran kasus nyata yang tertuang pada BAB III serta alasan-
alasan mengapa kesenjangan tersebut terjadi. Pendokumentasian asuhan
kebidanan dituangkan dalam bentuk SOAP, yang berpedoman pada pola pikir
Manajemen Kebidanan Varney

A. KEHAMILAN
1. Data subyektif
Ny “M” umur 30 tahun, alamat Tegal utara, hamil kelima. Selama
melakukan asuhan kebidanan pada Ny “M” didapatkan data subyektif
dengan sering buang air kencing. Berdasarkan keluhan buang air kencing
pada masa kehamilan yang masuk trimester III adalah suatu suatu hal yang
wajar atau normal dikarenakan tekanan uterus pada kandung kemih seiring
bertambahnya usia kehamilan 36 minggu (Megasari, 2019. Sering buang air
kecil pada umung nya hal yang wajar yang dirasakan pda ibu hamil trimester
III secara fisiologis sering kencing dapat di sebabkan karena keadaan janin
dan plasenta yang terus membesar seiring bertambahnya usia kehamilan
sehinga memberikan tekanan terhadap kandung kemih sehingga dapat
menimbulkan sering kencing menurut data itu, tidak ada kesenjangan antara
teori dengan praktek

2. Data obyektif

Pada kunjungan antenatal di dapatkan hasil TTV dan pemeriksaan fisik


normal, berat badan ibu 55 kg, TD : 120/70 mmHg, UK 36minggu, TFU 30
cm, teraba bokong pada fundus, punggung kiri, presentasi kepala, sudah
masuk PAP. Pada kunjungan antenatal keempat di dapatkan hasil TTV dan
pemeriksaan fisik normal, TD ibu : 110/80 mmHg, berat badan ibu 55 kg
UK 36-37 minggu, TFU 30 cm, teraba bokong pada fundus, punggung kiri,
presentasi kepala, sudah masuk PAP.Pertambahan berat badan ibu sejak
awal kehamilan sampai kunjungan antenatal terakhir adalah 7 kg.
Berdasarkan (Manuaba 2019), kenaikan berat badan rata-rata ibu hamil
antara 6,5 kg sampai 13 kg. Sehingga tidak terdapat kesenjangan antara teori
dengan praktek.

Pada pemeriksaan Ny,”M” dengan usia kehamilan 36 minggu TFU teraba 3


jari dibawah pusat - prosesus xymphoideusatau 30 cm.ukuran TFU Ny, “M”
adalah normal atau fisiologis bagi ibu hamil. Biasanya perubahan dan
ketebalan dinding perut serta bentuk perut masing-masing ibu itu tidak
sama. Kondisi sesuai dengan teori Kusmiyati (2018) ukuran TFU pada
trimester ketiga pada akhir bulan ke Sembilan normal adalah 3 jari dibawah
pusat dan prosesus xipoideus berdasarkan kondisi tersebut tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktek.

3. Analisis

Berdasarkan hasil intervensi langka ketiga yaitu analisis, berdasarkan data


subyektif dan obyektif menetapkan diagnose yaitu G5P2A2H2 Usia
kehamilan 36 minggu dengan Anemia ringan. Anasisis yaitu kesimpulan
dari keluhan ibu sehinga dapat dilakukan intervensi sesuai kebutuhan yang
diperolehkan ibu hal ini didukung sesuai dengan teori. Berdasarkan data
yang dikumpulkan kemudian di buat kesimpulan yang meliputi diagnosis
atau masalah pontesial serta perlu tidak nya dilakukan tindakan segera maka
tidak adanya kensenjangan antara teori dan praktek.

Terhadap Ny.”M” G5P2A2H2 Usia kehamilan 36-37 minggu


memiliki keluhan sering kencing. Peneliti berpendapat, diagnose itu
fisiologis sebab ketika memasuki usia kandungan trimester III sering
kencing merupakan kondisi yang wajar dirasakan ibu hamil dikarenakan
terdapatnya volume uterus yang makin membesar disebabkan oleh
perkembangan janin didalam kandungan, uterus yang makin membesar akan
mendesak kandung kemih dan menyebabkan ibu sering mengalami rasa
ingin kencing. Keadaan itu selaras dengan teori (Megasari, 2019) yaitu
Sering kencing pada umumnya hal yang normal yang dirasakan oleh ibu
hamil timester III secara fisiologis sering kencing dapat disebabkan karena
keadaan janin dan 88 plasenta yang terus membesar seiring bertambahnya
usia kehamilan hingga memberikan tekanan terhadap kandung kemih
sehingga dapat menyebabkan sering kenci

Anemia ringan biasanya tidak menimbulkan tanda dan gejala


apapun, jika anemia secara perlahan terus menerus (kronis), tubuh dapat
beradaptasi dan mengimbangi perubahan, dalam hal ini mungkin tidak ada
gejala apapun sampai anemia menjadi berat (Provewati, 2013;
Mucholifa,2013)

Anemia merupakan salah satu penyebab tidak langsung kematian ibu dan
bayi. Anemiaadalah hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari 11 gram %.
Jika ibu selama hamil sampai persalinan Hb dibawah batas 11 gram %,
dapat menyebabkan suplai oksigen dan nutrisi lain dalam darah menjadi
berkurang terutama untuk janin dalam kandungan, padahal selama
kehamilan memerlukan suplai oksigen dan nutrisi yang maksimal. Selama
itu anemia menyebabkan pembekuan darah tidak normal, sehingga ibu
beresiko terjadi perdarahan sewaktu persalinan (Bulkis, 2014).

Anemia dibedakan dalam tiga kategori, antara lain (Rahyani, dkk, 2020) :

1. Anemia ringan dengan kadar Hb dibawah 10 g/dl

2. Anemia sedang dengan kadar Hb 7-8 g/dl

3. Anemia berat dengan kadar Hb dibawah 6 g/dl

4. Penatalaksanaan

Pemberian penatalaksanaan yang diberikan peneliti pada Ny.”M” ialah


memberikan KIE pada ibu mengenai keluhan sering kencing yang dialami
ibu merupakan kondisi yang fisiologis pada kehamilan trimester ketiga
karena uterus yang makin membesar dikarenakan bayi dalam kandungan
yang kian membesar yang menyebabkan kandung kemih terasa ditekan
akibatnya ibu merasakan sering buang air kecil. Selanjutnya peneliti
memberikan KIE pada ibu untuk tidak membatasi minum ibu walaupun ibu
sering kencing agar kebutuhan minum ibu tercukupi. Walaupun sering
kencing merupakan kondisi fisiologis didalam kehamilan, ini juga
membutuhkan perhatian khusus supaya tidak menganggu ibu ataupun
berisiko lainnya. Kondisi itu selaras dengan teori (Megasari, 2019) yaitu
Sering kencing pada umumnya hal yang normal yang dirasakan oleh ibu
hamil timester III secara fisiologis sering kencing dapat disebabkan karena
keadaan janin dan plasenta yang terus membesar seiring bertambahnya usia
kehamilan hingga memberikan tekanan terhadap kandung kemih sehingga
dapat menyebabkan sering kencingdan memberikan dukungan mental pada
ibu agar ibu tidak cemas dalam kehamilanya, menganjurkan pada ibu agar
sedikit mengurangi karbohidrat untuk mengurangi berat badan bayi agar
tidak terlalu besar saat dilahirkan,menganjurkan pada ibu untuk tetap jalan
pagi, menganjurkan pada ibu untuk mengurangi aktivitas dan istirahat yang
cukup dan untuk malakukan kunjungan ulang. Pelaksanaan yang dilakukan
sesuai yang dibutuhkan ibu pada langka ini adalah melaksanakan rencana
asuhan secara menyeluruh langkah ini dapat dilakukan oleh bidan atau
sebagian dapat dilakukan oleh ibu hamil maka tidak adanya kesenjangan
antara teori dengan praktek.

B. BERSALIN
Asuhan kebidana kala II
1. Data subyektif
Berdasarkan keluhan Ny.”M” mengatakan ada pengeluaran lendir
bercampur darah dan keluar cairan yang keluar dari kemaluan serta ada rasa
ingin meneran, mules semakin sering dan kuat merupakan tanda dan gejalan
kala II dan masih dalam batas normal terjadi pada tanggal 05 April 2023,
maju dari tafsiran persalinan yaitu tanggal 11 April 2023. Pada pelaksanaan
proses persalinan tidak ditemukan hal-hal yang membahayakan ibu dan janin
yang mengharuskan untuk dilakukan proses rujukan. Pada kasus Ny “M”
pertolongan persalinan dilakukan di UPT Puskesmas Kuripan tanggal 05 april
2023.
Tanda –Tanda Persalianan Menurut Jenny J.S Sondakh(2014)
1. Terjadinya his persalianan.saat terjadi his pinggang terasa sakit dan
menjalar kedepan, sifatnya teratur,interval lebih pendek,dan kekuatan
makin besar,serta semakin beraktifitas (jalan) kekuatan akan makin
bertambah.
2. Pengeluaran lendir dengan darah. Terjadinya his persalinan
mengakibatkan terjadinya perubahan pada serviks yang akan
menimbulkan pendataran dan pembukaan. Hal tersebut menyebabkan
lendir yang terdapat pada kenalis sevikalis lepas dan pembuluh darah
pecah sehingga terjadi pendarahan.
3. Pecah ketuban, sebagian besar keadaan ini terjadi menjelang pembukaan
lengkap. Setelah adanya pecah ketuban, diharapkan proses persalinan
akan berlangsung sekurang dari 24 jam.
4. Hasil yang didapatkan dari pemeriksaan dalam yakni pelunakan serviks,
pendataran serviks dan pembukaan serviks.
2. Data obyektif
Berdasarkan hasil pemeriksaan pada Ny.”M” terlihat sadar sepenuhnya atau
composmentis dan dapat menjawab semua pertanyaan denga kooperatif
sehingga bisa mengambarkan kesadaran pasien tingkat kesadaran mulai dari
composmentis yaitu sadar sepenuhnya.
Pada data obyektif dilakukan pemeriksaan dalam pada tanggal 05 April
2023 pukul 00.15 WITA dan hasilnya VT Ø 10 cm, eff 100 %, ketuban (-),
presentasi kepala, denominator UUK di depan, kepala ↓ HIII, tidak teraba
bagian kecil janin/tali pusat dengan his 5 x 10 menit lamanya 45 detik.. Hal
ini tidak sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh (JNPK-KR, 2019) dalam
buku Asuhan Persalinan Normal yang menyatakan kala II berlangsung 1
jam pada multigravida.Pemeriksaan tersebut pada batas normal. Dengan
terjadinya kontraksi ibu memiliki dorongan yang kuat untuk meneran, ibu
merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum dan vagina, perenium
tampak menonjol, vulva membuka, dan meningkatnya pengeluaran lendir
bercampur darah. Sedangkan tanda pasti kala II yang ditentukan melalui
periksa dalam yaitu pembukaan serviks telah lengkap atau terlihat bagian
kepala bayi melalui introitus vagina. Hal ini sesuai dengan teori (Sulis dkk.,
2019), yaitu tanda tanda kala II ialah terdapatnya pembukaan lengkap, his
yang lebih cepat dan kuat.
3. Data analisis
Berdasarka hasil intervensi data subyektif dan obyektif menetapkan
diagnosa yaitu Ny. “M” G5P2A2H2 usia kehamilan 39-40 minggu dengan
inpartu kala II Yakni mengalami tekanan pada anus serta mengenjan secara
spontan, preneum yang menonjol dan vulva yang membuka hal normal
yang dialami padaa saat persalinan sudah memasuki kala II dan
secepatnya dilakukan pertolongan persalinan. Sesuai dengan teori (Bulan
Kakanita Hermasari, 2021) Normalnya kala II kepala janin sudah pasuk ke
dasar panggul sehingga pada saat his dapat dirasakan tekanan otot dasar
panggul secara reflek dapat menimbulkan rasa mengedan. Parenium mulai
terasa menonjol dan melebar dengan pembukaan anus. Membukanya labia
mayora dan labio monora kemudian kepala bayi terlihat Nampak di vulva
pada saat terjadi his.
4. Penatalaksanaan
Asuhan yang diberikan selaras dengan diagnose Ny “M” yakni 60 langkah
asuhan persalinan normal memberitahukan pada ibu posisi meneran dan
mengajari ibu cara meneran yang benar, memimpin persalinan saat terjadi
kontraksi menyarankan ibu untuk makan dan minum pada sela-sela
kontraksi, meletakkan kain bersih di atas perut ibu, meletakkan kain
sepertiga di bawah bokong ibu, membantu persalinan, mengeringkan bayi di
atas abdomen ibunya dengan handuk bersih, klem-klem dan potong tali
pusat lalu mengikatnya, memberikan fasilitas, IMD selama 1 jam, Dari data
di atas maka penulis menyimpulkan bahwa hal itu adalah hal yang normal
karena terdapatnya his yang sangat kuat hingga terjadi kemajuan persalinan
dan persalinan berjalan tidak melalui garis waspada pada partograf,
penatalaksanaan yang sudah diberikan telah sesuai dengan standar
penatalaksanaan kala II. Menurut pendapat (Sulis dkk., 2019), kala II adalah
prosesur bersalin dengan tanda-tanda pembukaan lengkap hingga lahirnya
bayi. Pada kala II berlansung selama 10 menit, his makin cepat dan kuat,
sekitar 2-3 menit yang terjadi dalam 2 jam di primigravida serta 1 jam di
multigravida
Asuhan kebidana pada kala III
1. Data subyektif
Pada hasil anamnesa ibu merasakan mules. data diatas adalah hal yang
wajar serta sering dialami sesudah melahirkan dan dipicu rahim yang
tetap berkontraksi akibatnya akan terlepas palsenta dari dindingnya,
kondisi tersebut sesuai dengan teori (Nurhidayat Triananinsi, 2021) Kala
III dimulai pada saat bayi sudah lahir dan berakhir pada saat lahirnya
plasenta pada saat plasenta sudah terlihat di intoritus vagina.
2. Data Obyektif
Hasil pemeriksaan pada tanggal 5 April jam 00.25 wita, Tinggi Fundus
Uteri ibu setinggi pusar, keras, talipusar memanjang serta semburan
darah mendadak.Peneliti berpendapat kondisi ini wajar sebab data
tersebut TFU ibu setinggi pusar, keras, talipusar memanjang serta
semburan darah mendadak adalah gejala pelepasan plasenta serta
sejalalan dengan (Sulis dkk., 2019) bahwasanya gejala pelepasan
plasenta adalah talipusar memanjang, uterus bulat keras, semburan darah
secara mendadak.
3. Analisa Data
Ny “M” P3A2H3 inpartu kala III. keadaan ini wajar sebab bayi baru lahir
akan diikuti dengan pengeluaran uri. Kondisi tersebut selaras dengan
teori (Sulis dkk., 2019) kala III ataupun pengeluaran uri adalah prosedur
sejak lahirnya bayi sampai keluarnya plasenta.
Tanda –tanda dimulainya kala III menurut Rohani, dkk (2013)yaitu:
a. Perubahan bentuk dan tinggi fundus
b. Tali pusat memanjang
c. Semburan darah mendadak dan singkat

1. penatalaksanana
Pada Ny “M” kala ini terjadi dalam 5 menit serta plasenta lahir
lengkap utuh. Penulis berpendapat kala ini normalnya terjadi 5-10 96
menit serta sejalan dengan (Sulis dkk., 2019), kala III terjadi ≤ 30 menit
yang sejak bayi lahir hingga plasenta lahir.
Kala III lamanya 5 menit, plasenta lahir lengkap, terdapat robekan pada
jalan lahir yaitu derajat I. Pada manajemen aktif kala III penolong
memberikan suntikan oxytocin pada ibu untuk merangsang munculnya
kontraksi pada uterus agar plasenta dapat lahir spontan, melakukan
peregangan tali pusat terkendali dan melakukan masase fundus uteri
segera setelah plasenta lahir. Asuhan yang diberikan telah sesuai dengan
teori yangdinyatakan oleh(JNPK-KR, 2019) dalam buku Asuhan
Persalinan Normal bahwa manajemen aktif kala III terdiri dari tiga
langkah utama, yaitu pemberian oksitosin dalam satu menit pertama
setelah bayilahir, melakukan peregangan talipusat terkendali dan masase
fundus uteri bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
Asuhan kebidana kala IV
1. Data Subyektif
Menurut keluhan data diatas, ibu mengungkapkan masih mules dan
nyeri. kondisi ini wajar dirasakan setelah melahirkan, sebab terdapatnya
prosedur pemulihan organ rahim kedalam keadaan awal. Selaras dengan
teori (Sulis dkk., 2019), kondisi ini adalah tanda postpartum kala IV.
2. Data obyektif
Hasil pemeriksaan adalah perdarahan ±10 cc, observasi dua jam
postpartum, TD: 110/80 mmHg, tinggi uterus 2 jari dibawah pusar,
kontraksi normal, kandung kemih kosong. Peneliti berpndapat kondisi
tersebut wajar, sebab tidak didapatkan subinvolusi uteri serta tidak
terdapat perdarahan.Selaras dengan teori (Sulis dkk., 2019), yakni kala
IV pengawasan dua jam post partum sesudah prosedur persalinan, bayi
serta plasenta lahir, khususnya dalam keadaan ibu terdapatnya
perdarahan tiba-tiba postpartum dan tidak adanya kesenjangan antara
teori dengan praktek
3. Analisa Data
Ny “M” P3A2H3 2 post partu kala IV, menurut pemeriksaan Ny “M”
dalam pemantauan kala IV sejak keluarnya plasenta sampai dua jam pp
berlangsung lancar serta tidak terdapat kelainan
4. Penatalaksanaan
Ny “M” kala IV, terjadi dalam ±2 jam, perdarahan ±10 cc. Asuhan yang
dilaksanakan adalah pemantauan dua jam pp guna menghindari
terdapatnya komplikasi. (Sulisdkk.,2019),Kala IV berjalan dengan normal,
pada 2 jam pospartum tekanan darah 110/80mmHg, nadi 80 x/menit,
respirasi 20 x/menit, suhu 36,6 °C, TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi
uterus baik, kandung kemih kosong dan total perdarahan ± 10cc.
Pemantauan kala IV dikatakan normal terlihat dari jumlah perdarahan
yang masih dalam batas normal sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh
(Sulistyawati, 2020) yang menyatakan perdarahan dianggap masih normal
bila jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc.
C. Bayi Baru Lahir (BBL) (0-6 jam)
1. Data subyektif
By, Ny.”M” lahir spontan, geraknya aktif, kulit warnanya kemerahan,
menangis kuat. kondisi fisiologis pada BBL bayi lahir normal spontan
menangis kuat, geraknya aktif dan kulit warnanya kemerahan sementara
tanda-tanda itu terdapat pada bayi Ny.”M” Kondisi ini sesuai dengan teori
(Oktarina, 2016) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir,
menangis kuat, kulit kemerahan serta menyesuaikan diri dengan lingkungan
luar rahim, yang lahir dengan usia kehamilan 37-42 minggu dengan BB
2500-4000 gram. Menurut data tersebut, tidak didapatkan kesenjangan
antara teori dengan praktek.
2. Data obyektif
Bayi Ny. ”M” lahir spontan, langsung menangis, jenis kelamin Laki-
laki dengan Apgar Score 7-9, bayi sehat, berat badan 3000 gram, PB 51cm,
LIKA 34 cm, LIDA 32 cm, LILA 12 cm dan langsung IMD selama 1 jam
( berhasil, tidak ditemukan masalah atau kelainan lainnya). Untuk itu
diberikan perawatan seperti perawatan bayi normal pada umumnya.
Diagnosa untuk bayi Ny. ”M” adalah neonatus cukup bulan sesuai masa
kehamilan. Satu jam setelah lahir bayi diberikan injeksi vitamin K 1 mg
pada 1/3 paha kiri bagian luar secara IM dan salep mata serta selang 1 jam
di injeksikan imunisasi HB 0 pada 1/3 paha kanan bagian luar secara IM.
Tidakadahal yang menyimpang dengan teori (Helen, Varney, 2019) yang
menyatakan bahwa BB normal 2500-4000 gr, LIKA normal 33-35 cm,
LIDA normal 30-33 cm, LILA normal 9-11 cm. Jadi tidak ada kesenjangan
antara teori dan praktek.
3. Analisis data
Hasil pemeriksaan bayi Ny “M” Neonatus cukup bulan sesuai usia
kehamilan usia O hari dengan keadaan normal fisiologis. Peneliti
menganalisis keadaan bayi sehat menurut hasil pemeriksaan fisik, khusus dan
TTV serta sesuai dengan teori (JNPK KR,2017), bayi baru lahir menangis
kuat, kulit memiliki lanugo dan kemerahan, tidak terdapat kelainan pada
anggota tubuh.
4. Penatalaksanaan
Asuhan yang diberikan adalah menyuntikkan vitamin K, salep mata,
imunisasi HBO, menjaga tubuh bayi tetap hangat, mengevaluasi indikasi
bahaya BBL serta merawat tali pusar. pemberian asuhan ini dibutuhkan
sekali demi mencegah terdapatnya bahaya pada bayi misalnya icterus,
infeksi tali pusar serta hipotermi. Menurut (JNPK-KR, 2017), asuhan bayi
baru lahir adalah menjaga tubuh bayi tetap hangat, IMD serta perawatan
bayi sehari-hari maka tidak ada kesnjangan anatara teori dan praktek.

D. PASCA BERSALIN DAN MENYUSUI


1. Data Subyektif
Pada UPT Puskemas Kuripan dilakukan 6 jam post partum ibu masih
mengeluh mules pada abdomen ,pada hari ke 6 post partum ibu mengatakan
sudah tidak ada keluhan, pada 23 hari post partum ibu mengatakan sudah
tidak ada keluhan dan pada 40 hari post partum ibu mengatakan tidak ada
keluhan dan belum mengalami menstruasi. hasil tersebut termasuk normal
pada masa nifas 6 jam pasca post partum ibu masih mengalami mules pada
adomen itu tandanya involusi uterus ibu berjalan dengan baik, pada 6 hari, 23
hari, dan 40 hari masa nifas ibu berjalan dengan normal dan tidak terdapat
keluhan pada ibu. Kondisi tersebut sesuai dari teori Sutanto (2019) dijelaskan
bahwasanya involusi uterus adalah pengembalian uterus menjadi normal
seperti kondisi sebelumnya. hal tersebut tidak di temukan adanya kesenjangan
antara teori dan praktek
2. Data Obyektif

Ny.”M” Post Partum 6 jam sampai Hari ke 40 diperoleh hasil pemeriksaan


dalam batas normal, tidak terdapat adanya komplikasi dan involusi uterus
berjalan dengan baik. ini ialah kondisi yang fisiologis karena pada postpartum
hari ke 40 seluruhnya sudah kembali seperti awal serta ibu menjalani masa
nifas normal dan lancar. Kondisi itu sesuai dengan teori (Susilo, 2017) Masa
nifas merupakan masa 2 jam setelah plasenta keluar sampai 6 minggu/42 hari.
Berakhirnya setelah prosedur bersalin bukan berarti ibu telah terbebas dari
bahaya dan komplikasi, sebab disini ibu harus melalui masa nifas. Selaras
data diatas tidak ditemukan ketidak sesuaian antara teori dengan praktek.

3. Anallisa Data

Ny. “M” P3A2H3 dengan Post partum normal masa nifas fisiologis dalam
masa nifas tidak ada indikasi bahaya atau pun penyulit pada ibu

4. Penatalaksanaan

Memberikan penatalaksanaan melakukan evaluasi indikasi bahaya bagi ibu


hamil serta ketika dilaksanakan pengecekan tidak terdapat gejala dan
bahaya. Kondisi itu sesuai dari teori Maritalia (2017) yakni penatalaksaan
bagi ibu nifas mengeluasi kondisi bayi dan ibu. Sebagai pencegahan jika
terdapat gejala dan bahaya yang menyertai. Dan mengetahui secara dini
adanya komplikasi pada ibu nifas. Menurut data tersebut tidak ada
kesenjangan antara praktek dengan teori.

Asuhan kebidanan yang saya berikan mulai dari asuhan Kehamilan,


persalinan, BBL dan nifas tidak sesuai dengan asuhan pada umumnya dimana
dilakukan pemeriksaan fisik dan pengkajian serta penatalaksanaan secara
langsung pada pasien, Memberikan asuhan serta penjelasan tentang keluhan
ibu dan bayinya. Pada kunjungan ANC III dan kunjungan ANC IVsaya
melakukan pemeriksaan fisik, antropometri dan pemeriksaan lainnya pada
pasien secara langsung. Data Subyektif dari pasien dan di dapatkan dari buku
KIA pasien dan informasi dari Bidan yang bertugas sehingga mahasiswadapat
memberikan asuhan dengan baik dan bisah kontak langsung antara
mahasiswa dengan pasien sehingga dapat mendambah skill.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah melakukan Asuhan kebidanan dalam kehamilan, penyusun telah
mampu menerapkan manajemen SOAP, meliputi:

1. Mahasiswa sudah mampu melakukan pengkajian data subyektif dengan


benar pada Ny.”M” dari asuhan ANC, INC, PNC, dan BBL
2. Mahasiswa sudah mampu melakukan pengkajian data objektif pada
Ny.”M” dari asuhan ANC, INC, PNC, dan BBL.
3. Mahasiswa sudah mampu menentukan diagnosa kebidanan pada Ny.”M”
dari asuhan ANC, INC, PNC dan BBL.
4. Mahasiswa sudah mampu merencanakan tindakan serta pelaksanaan
asuhan kebidanan pada Ny.”M” dari asuhan ANC, INC, PNC, dan BBL
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas dapatlah penulis mengajukan beberapa
saran, antara lain :
1. Untuk Institusi Pendidikan
Agar tetap membimbing dan membantu mahasiswa untuk memahami dan
menerapkan teori yang telah diberikan dari institusi sehingga mampu
memberikan asuhan yang sesuai dan mampu menganalisa kesenjangan
antara teori dengan praktek serta mengetahui sejauh mana mahasiswa
mampu menerapkan ilmu pendidikan yang diperoleh mahasiswa di
bangku kuliah sehingga dapat menjadi bahan analisa untuk pendidikan
kasus 36 minggu yang akan datang.
2. UntukUPT Puskesmas Kuripan
Agar tetap mempertahankan pelayanan asuhan kebidanan yang telah
diberikan terkait masalah-masalah kesehatan yang terjadi pada
masyarakat, khususnya masalah yang terkait dengan kebidanan yaitu
tentang asuhan kebidanan komprehensif kasus 36 minggu, sehingga dapat
memberikan pelayanan yang lebih baik dan sesuai standar sehingga tetap
tercermin citra bidan yang profesional.

3. Untuk Mahasiswa
Agar meningkatkan kemampuan dalam menerapkan asuhan kebidanan
pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir dengan terus
memperbaharui pengetahuannya yang pada akhirnya dapat meningkatkan
mutu pelayanan.
4. Untuk Masyarakat
Agar tetap membina hubungan baik dengan tenaga kesehatan dan
fasilitas kesehatan yang ada, serta tetap pro-aktif terhadap tindakan atau
asuhan kebidanan yang diberikan dan diharapkan dapat mempertahankan
perawatan yang diberikan kepada ibu dan bayi, bila perlu untuk lebih
meningkatkan kualitas perawatan yang sesuai dengan standar kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kesehatan. Pofil Kesehatan Nusa Tenggara Barat.2019JNPK-KR.


2019.Asuhan Persalinan Normal & Menyusui Dini.Jakarta. Jhpiego.
Kurniarum, Ari. 2019. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta
Kurniarum, Ari. 2019. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta
Oktarina, Mika. 2020. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru
Lahir.Deepublish. Yogyakarta
Prawirohardjo, Sarwono. 2020. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal : Jakarta.
Prawirohardjo, Sarwono. 2019 Buku Acuan Nasional Pelayanan Maternal dan
Neonatal :Jakarta. EGC
SOAP. 2019. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC
Maryuni, Anik.2019. Asuhan Dalam Masa Nifas (postpartum).
Jakarta : TIM.
Peraturan Menteri Kesehatan, 2019
Saleha, Siti.2019. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas.
Jakarta : Salemba Medika.
Survey Demografi Dan Kesehatan Indonesia.2017
Winkjosastro., Hanifa. 2015. Ilmu Kebidanan. Jakarta : EGC.
Winkjosastro., Hanifa. 2017. Ilmu Kebidanan. Jakarta : EGC.
Varney.2018. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta: EGC
World Health Organitation (WHO). 2018
Yulianti, Trisna N. dan Ninggi Lestari K. 2019.Asuhan Kebidanan Persalinan
Dan Bayi Baru Lahir. Cendekia Publisher. Makasar
Syam Heriza dkk. 2019. Panduan Praktikum Asuhan Kebidanan Nifas dan
Menyusui. Bekasi: Poltekkes Jakarta III.
Jannah, 2020. ASKEB II Persalianan Berbasis Kompetensi.Jakarta:EGC.
Johariyah.2019. AsuhanKebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta: TIM Kemenkes (a).2019.Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta:
Kemenkes RI 2019.
Prawirohardjo, Sarwono. 2019. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal : Jakarta.

Prawirohardjo, Sarwono. 2021 Buku Acuan Nasional Pelayanan Maternal dan


Neonatal :Jakarta. EGC
LAMPIRAN
Dokumentasi bayi baru lahir

Dokumentasi kunjungan KF,KN


LAMPIRAN FOTO BUKU KIA

Anda mungkin juga menyukai