Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN KASUS

PATOLOGIS HIPEREMESIS GRAVIDARUM (HEG) PADA NY. S


DI RSU MADANI, KECAMATAN MEDAN AREA, SUMATERA UTARA
TAHUN 2023

LAPORAN PKK III

KARMINI
2015401010

Dosen Pembimbing : Bd. Mestika Rija Helti, SKM, SST, M.Kes

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM DIPLOMA TIGA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS HAJI SUMATERA UTARA
TAHUN 2023
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : Laporan Kasus Patologis Hiperemesis Gravidarum (HEG)


Pada Ny.S Tahun 2023
Nama : Karmini
Nim : 2015401010
Prodi : D-III Kebidanan
Institusi : Universitas Haji Sumatera Utara

Laporan Praktek Klinik Kebidanan III Ini Telah Disetujui Untuk


Dipertahankan Pada Ujian Praktek Klinik Kebidanan III

Medan, 29 Maret 2023

Disetujui Oleh :
Pembimbing :

(Bd. Mestika Rija Helti, SKM, SST., M.Kes)

Mengetahui:
Kepala Program Studi Ilmu D-III Kebidanan

(Herlia Sumardha Nasution., SST., M.Keb)


LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Laporan Kasus Patologis Hiperemesis Gravidarum (HEG)


Pada Ny.S Tahun 2023
Nama : Karmini
Nim : 2015401010
Prodi : D-III Kebidanan
Institusi : Universitas Haji Sumatera Utara

Medan, 29 Maret 2023

Disetujui Oleh :
Pembimbing

(Bd. Mestika Rija Helti, SKM, SST, M.Kes)

Mengesahkan:
Universitas Haji Sumatera Utara
Dekan Fakultas Kesehatan

(Yetti Fauziah Silalahi, S.Kep,. Ns., M.Kep)


KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Laporan Praktek Klinik Kebidanan III ini yang berjudul “Hiperemesis

Gravidarum Pada Ny.S di RSU Madani Tahun 2023”.

Penyelesaian Laporan Praktek Klinik Kebidana III ini tidak terlepas dari

bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak sebagai pihak yang terlihat

secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dalam kesempatan ini

penulis mengucapkan terimakasih kepada Yth:

1. Organ yayasan Universitas Haji Sumatera Utara yang telah menyiapkan

sarana prasarana.

2. Ketua Universitas Haji Sumatera Utara beserta civitas akademi yang telah

melaksanakan proses pembelajaran di Universitas Haji Sumatera Utara.

3. Pimpinan RSU Madani yang telah mengijinkan mendapatkan pasien untuk

dijadikan sebagai Laporan Praktek Klinik Kebidanan III

4. Bd. Mestika Rija Helti,SKM,SST,M.Kes, sebagai pembimbing yang telah

memberikan arahan dan sarannya kepada penulis sehingga dapat mudah

menyelesaikan Laporan ini.

5. Teristimewa penulis ucapkan terimakasih yang paling dalam kepada

ayahanda dan Ibunda, yang telah bekerja keras demi seorang buah hatinya

mencapai cita-cita dan yang rela mengkorbankan materi waktu dan tenaga

serta doa yang tak henti mereka berikan dan menjadikan motivasi kuat dalam

menguragi kerasnya perjalanan kehidupan dan sentuhan belai kasih sayangmu

i
manjadi inspirasi perjalanan hidup yang mampu melahirkan goresan-goresan

indah di setiap langkah.

6. Kepada rekan-rekan Mahasiswi/teman sejawat serta sahabat seluruh

mahasiswa Unuversitas Haji Khususnya Prodi D-III Kebidanan yang telah

membantu penulis untuk menyelesaikan Laporan ini.

Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang

telah membantu penulis dalam menyelesaikan Laporan Praktek Klinik Kebidanan

III ini. Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya di bidang kebidanan.

Medan, 29 Maret 2023


Penulis

(Karmini)

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah.......................................................................................2
1.3 Tujuan Penyusunan Laporan........................................................................2
1.3.1 Tujuan Umum...............................................................................................2
1.3.2 Tujuan Khusus..............................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.................................................................................3
1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan............................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................4


2.1 Pengertian.........................................................................................................4
2.2 ETIOLOGI.......................................................................................................4
2.3  PATOFISIOLOGI.........................................................................................5
2.4  GEJALA TINGKATAN...............................................................................6
2.5 KOMPLIKASI................................................................................................7
2.6 DIAGNOSA....................................................................................................8
2.7PENCEGAHAN..............................................................................................9

BAB III ASUHAN KEBIDANAN....................................................................10


3.1  Data Dasar.....................................................................................................10
3.2 Langkah II (Interpretasi Data).....................................................................17
3.3 Langkah III (Identifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial)...................19
3.4 Langkah IV (Tindakan Segera, Kolaborasi, dan Rujukan)......................20
3.5 Langkah V (Merencanakan Asuhan Kebidanan).......................................20
3.6 LANGKAH VI (MELAKSANAKAN HASIL ASUHAN
KEBIDANAN)....................................................................................................21
3.7LANGKAH VII (EVALUASI)....................................................................22

BAB 4 PEMBAHASAN......................................................................................24
4.1Langkah 1 (Identifikasi dan Analisa Data Dasar)......................................24
4.2LANGKAH II (IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH
AKTUAL) 26

iii
4.3LANGKAH III (IDENTIFIKASI DIAGNOSA ATAU MASALAH
POTENSIAL) .....................................................................................................28
4.4LANGKAH IV (TINDAKAN SEGERA, RUJUKAN, KOLABORASI)
29
4.5LANGKAH V (RENCANA TINDAKAN ASUHAN KEBIDANAN). .31
4.6LANGKAH VI (MELAKSANAKAN HASIL ASUHAN
KEBIDANAN) 34
4.7LANGKAH VII (MENGEVALUASI HASIL TINDAKAN)..................36
BAB 5 PENUTUP.............................................................................................38
1.2Kesimpulan.....................................................................................................38
1.3SARAN...........................................................................................................40
5.2.1 Bagi rumah sakit............................................................................40
5.2.2 Bagi Pendidikan.............................................................................40
5.2.3 Bagi Profesi....................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................41

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nutrisi selama kehamilan adalah salah satu faktor penting dalam


menentukan pertumbuhan janin. Dampaknnya adalah berat badan lahir, status
nutrisi dari ibu yang sedang hamil juga mempengaruhi angka kematian prenatal,
keadaan kesehatan neonatal, dan pertumbuhan bayi setelah lahir. Selama
kehamilan kebutuhan nutrisi harian wanita meningkat hingga lebih dari dua kali
lipat, seperti contohnya kebutuhan asam folat yang meningkat hingga 400 ug/hari,
dimana pada keadaan normal hannya 180 ug/hari. Usia kehamilan yang terus
bertambah, makan bertambah pula kebutuhan gizi dan nutrisi ibu hamil,
khususnya ketika usia kehamilan memasuki trimester kedua.
Pada saat trimester kedua, janin tumbuh dengan sangat pesat, khususnya
mengenai pertumbuhan otak dan susunan syarafnya. Indikator kecukupan gizi
juga terlihat pada kenaikan berat badan yang cukup selama kehamilan. Kenaikan
berat badan tersebut bervariasi dari bulan ke bulan sesuai dengan fase kehamilan.
Sistem hormon pada kehamilan manusia melibatkan perubahan baik
endokrin maupun metabolik yang terjadi antara ibu dan janin. Pengaturan neuro
endokrin di dalam plasenta, pada janin dan ibu sangat penting dalam mengarahkan
pertumbuhan janin dan perkembangannya. Adaptasi ibu hamil terhadap perubahan
hormonal yang terjadi selama kehamilan secara langsung menggambarkan
perkembangan plasenta dan janin.
Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering dijumpai pada
kehamilan muda. Kurang lebih 66% wanita hamil trimester pertama mengalami
mual dan 44% mengalami muntah Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi
dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Perasaan mual ini desebabkan oleh
karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG (Human Chorionic
Gonadrotropin) dalam serum, pengaruh Fisiologi kenaikan hormon ini belum

1
diketahui secara jelas. Mual sering pula dihubungkan dengan perubahan dalam
indra penciuman dan perasaan pada awal kehamilan serta faktor psikologis.
Mual dan muntah menyebabkan asupan nutrisi pada ibu hamil kurang
sehingga berat badan menurun, turgor kulit berkurang, diuresis berkurang dan
timbul asetonuri. Hal ini juga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin sehingga membutuhkan perawatan atau penangan pada ibu
hamil dengan Hiperemesis Gravidarum.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka identifikasi masalah kasus ini
adalah “Laporan Kasus Patologis Hiperemesis Gravidarum (HEG) Pada Ny.S Di
RSU Madani Tahun 2023”.

1.3 Tujuan Penyusunan Laporan


1.3.1 Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan menggunakan
pendekatan Manajemen Asuhan Kebidanan di RSU Madani
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Melakukan Pengumpulan Data secara lengkap pada ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarum tingkat 1 di RSU Madani
2. Menyusun Interpretasi Data pada ibu hamil dengan hiperemesis
gravidarum tingkat 1 di RSU Madani
3. Menyusun Antisipasi Diagnosa Masalah Potensial pada ibu hamil
dengan hiperemesis gravidarum tingkat 1 di RSU Madani
4. Menyusun Identifikasi Kebutuhan/Tindakan Segera/ Kolaborasi pada
ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum tingkat 1 di RSU Madani.
5. Merencanakan Asuhan Kebidanan ibu hamil dengan hiperemesis
gravidarum tingkat 1 di RSU Madani
6. Melaksanakan Asuhan Kebidanan ibu hamil dengan hiperemesis
gravidarum tingkat 1 di RSU Madani

2
7. Melakukan evaluasi Asuhan Kebidanan ibu hamil dengan hiperemesis
gravidarum tingkat 1 di RSU Madani
.
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai sumber informasi dan referensi baru sehingga dapat menambah

ilmu pengetahuan mahasiswa kesehatan pada umumnya dan mahasiswi kebidanan

pada khususnya mengenai kasus hiperemesis gravidarum.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian

Mual dan muntah atau dalam bahasa medis disebut emesis gravidarum atau

morning sickness merupakan suatu keadaan mual yang terkadang disertai muntah

(frekuensi kurang dari 5 kali). Selama kehamilan sebanyak 70-85% wanita

mengalami mual muntah. Dari hasil penelitian Lecasse (2009) dari 367 wanita

hamil, 78,47% mual muntah terjadi pada trimester pertama, dengan derajat mual

muntah yaitu 52,2% mengalami mual muntah ringan, 45,3% mengalami mual

muntah sedang dan 2,5% mengalami mual muntah berat. Pada trimeter dua,

40,1% wanita masih mengalami mual muntah dengan rincian 63,3% mengalami

mual muntah ringan, 35,9% mengalami mual muntah sedang dan 0,8% mengalami

mual 1muntah berat. (Irianti, dkk 2019)

Emesis gravidarum merupakan perasaan pusing, perut kembung dan badan

terasalemas disertai keluarnya isi perut melalui mulut dengan frekuensi kurang

dari 5 kali sehari pada ibu hamil trimester 1 (Kesehatan RI, 2019).

1.2 Etiologi
Penyebab utamanya belum diketahui pasti. Dahulu, penyakit ini

dikelompokkan ke dalam penyakit toksemia gravidarum karena diduga terdapat

semacam „racun‟ yang berasal dari janin atau kehamilan. Sekarang diperkirakan

bahwa sindrom ini terjadi akibat peningkatan kadar serum HCG atau hormon

estrogen dengan cepat di dalam darah ibu hamil. Ibu penderita hiperemesis

4
gravidarum ditemukan mengalami peningkatan kadar serum korionik

gonadotropin total maupun ß-subunit bebasnya yang bermakna bila dibandingkan

dengan ibu hamil normal. Gangguan keseimbangan hormon, seperti HCG,

tiroksin kortisol dan hormon seks seperti estrogen dan progesteron, diperkirakan

menjadi faktor penyebab yang penting.

Perubahan metabolisme hati juga dapat menjadi penyebab penyakit ini.

Oleh karena itu, pada kasus berat, harus dipikirkan kemungkinan gangguan

fungsi hati, kandung empedu, pankreatitis atau ulkus peptikum (Martaadisoebrata

dkk, 2020).

Selain hal tersebut di atas, berikut adalah faktor predisposisi yang diduga

menjadi penyebab hiperemesis gravidarum dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Faktor adaptasi dan hormonal. Yang termasuk dalam faktor adaptasi

adalah wanita hamil dengan anemia, wanita primigravida, dan

overdistensi rahim pada hamil kembar dan hamil molahidatidosa.

Pada wanita dengan primigravida, sebagian kecil belum mampu

beradaptasi dengan hormon estrogen dan hormon HCG sedangkan

wanita dengan kehamilan gemelli dan molahidatidosa mengeluarkan

hormon yang terlalu tinggi sehingga 9menyebabkan hiperemesis

gravidarum.

b. Faktor Psikologi. Hubungan antara faktor psikologis dan kejadian

hiperemesis gravidarum masih belum jelas. Besar kemungkinan

bahwa wanita yang menolak hamil, takut kehilangan pekerjaan,

keretakan hubungan dengan suami dan sebagainya, diduga dapat

5
menyebabkan terjadinya hiperemesis gravidarum.

c. Faktor Alergi. Pada kehamilan, ketika diduga terjadi invasi jaringan

vili korialis yang masuk kedalam peredaran darah ibu, maka faktor

alergi dianggap dapat menyebabkan kejadian hiperemesis

gravidarum (Manuaba dkk, 2019: 230).

1.3 Patofisiologi

Ada yang menyatakan bahwa perasaan mual adalah akibat dari

meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester

pertama. Pengaruh fisiologis hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari

sistem saraf pusat akibat berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian

terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah

dapat berlangsung berbulan- bulan (Rukiyah dan Lia Yulianti, 2019: 120).

Hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan cadangan karbohidrat

habis dipakai untuk keperluan energi, sehingga pembakaran tubuh beralih pada

cadangan lemak dan protein. Karena pembakaran lemak yang kurang sempurna

maka mengakibatkan terbentuknya badan keton didalam darah yang dapat

menambah beratnya gejala klinik. Muntah yang dikeluarkan oleh ibu

mengandung sebagian cairan lambung, serta elektrolit natrium, kalium dan

kalsium. Terjadinya penurunan kalium menyebabkan mual dan muntah ibu

menjadi lebih berat karena kurangnya kalium dalam keseimbangan tubuh. Muntah

yang berlebihan menyebabkan cairan tubuh semakin berkurang, sehingga darah

menjadi kental (hemokonsentrasi) yang kemudian memperlambat peredaran darah

sehingga konsumsi O2 dan makanan menjadi berkurang. Kekurangan makanan


6
dan O2 ke jaringan dapat menimbulkan kerusakan jaringan yang dapat menambah

beratnya keaadaan janin dan juga ibu (Manuaba dkk, 201: 229).

2.4 Gejala Tingkatan


a. Tingkat I
Pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum tingkat 1 akan mengalami :
1. Lemah
2. Nafsu makan menurun
3. Berat badan menurun
4. Nyeri epigastrum
5. Nadi meningkat
6. Turgor kulit berkurang
7. Tekanan darah menurun
8. Lidah kering
9. Mata cekung
b. Tingkat II
Selanjutnya untuk ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum tingkat
II akan mengalami :
1. Apatis
2. Nadi cepat dan kecil
3. Lidah kering dan kotor
4. Mata sedikit ikterik
5. Kadang suhu sedikit meningkat
6. Oliguria
c. Aseton tercium dalam hawa pernafasan

d. Tingkat III

Sedangkan untuk hiperemesis gravidarum tingkat III, pasien akan mengalami:

1. Keadaan umum lebih lemah lagi

2. Muntah-muntah berhenti

7
3. Kesadaran menurun dari samnolen sampai koma

4. Nadi lebih cepat


5. Tekanan darah lebih turun komplikasi fatal ensefalopati Wernicke:

nustagmus, diplopia, perubahan mental dan ikterik.(Fadlun dan Achmad

Feryanto, 2020).

2.5 Komplikasi

Menurut Setiawan (2019) dalam Rukiyah dan Lia Yulianti (2020 ),

dampak yang ditimbulkan dapat terjadi pada ibu dan janin, seperti ibu akan

kekurangan nutrisi dan cairan sehingga keadaan fisik ibu menjadi lemah dan lelah

selain itu mengakibatkan gangguan asam basa, pneumoni aspirasi, robekan

mukosa yang menyebabkan rupture esophagus, kerusakan hepar dan kerusakan

ginjal, ini akan memberikan pengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan janin

karena nutrisi yang tidak terpenuhi atau tidak sesuai dengan kehamilan, yang

mengakibatkan peredaran darah janin berkurang.

Wiknjosastro (2018) dalam Rukiyah Lia Yulianti (2019), menyatakan

bahwa pada bayi, jika hiperemesis ini terjadi hanya diawal kehamilan maka tidak

akan berdampak terlalu serius, tapi jika disepanjang kehamilan Ibu mengalami

hiperemesis gravidarum maka kemungkinan bayinya mengalami Bayi Berat Lahir

Rendah (BBLR), prematur hingga terjadi abortus. Sebagaimana yang diketahui

bahwa hiperemesis gravidarum menyebabkan darah menjadi kental

(hemokonsentrasi) yang kemudian memperlambat peredaran darah sehingga

konsumsi O2 dan makanan menjadi berkurang, akibatnya pertumbuhan janin akan

terhambat sehingga mendorong terjadinya terminasi kehamilan lebih dini


8
Makanan ibu selama hamil dan keadaan gizi ibu sewaktu hamil

berhubungan erat dengan BBLR. Apabila makanan yang dikonsumsi ibu kurang

dan keadaan gizi ibu jelek maka besar kemungkinan BBLR.

Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis yang khas dan bila perlu,

dilakukan hasil pemeriksaan laboratorium. Muntah-muntah yang tidak membaik

dengan pengobatan biasanya harus dicurigai disebabkan oleh penyakit lain seperti

gastriris, kolesistitis, pankreatitis, hepatitis, ulkus peptikum, pielonefritis dan fatty

liver .

Diagnosis hiperemesis gravidarum ditegakkan melalui anamnesis,

pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang.

a. Anamnesis

Dari anamnesis didapatkan amenorea, tanda kehamilan muda, mual, dan

muntah. Kemudian diperdalam lagi apakah mual dan muntah terjadi terus

menerus, dirangsang oleh jenis makanan tertentu, dan mengganggu aktivitas

pasien sehari-hari. Selain itu dari anamnesis juga dapat diperoleh informasi

mengenai hal-hal yang berhubungan dengan terjadinya hiperemesis gravidarum

seperti stres, lingkungan sosial pasien, asupan nutrisi dan riwayat penyakit

sebelumnya (hipertiroid, gastritis, penyakit hati, diabetes mellitus, dan tumor

serebri).

b. Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik perhatikan keadaan umum pasien, tanda- tanda vital,

9
tanda dehidrasi, dan besarnya kehamilan. Selain itu perlu juga dilakukan

pemeriksaan tiroid dan abdominal untuk menyingkirkan diagnosis banding.

c. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis dan

menyingkirkan diagnosis banding. Pemeriksaan yang dilakukan adalah darah

lengkap, urinalisis, gula darah, elektrolit, USG (pemeriksaan penunjang dasar),

analisis gas darah, tes fungsi hati dan ginjal.

2.6 Pencegahan

Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan

jalan memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu

proses yang fisiologis, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang

muntah merupakan gejala yang fisiologis pada kehamilan muda dan akan hilang

setelah kehamilan bulan, menganjurkan mengubah makanan sehari-hari dengan

makanan dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering. Waktu bangun pagi jangan

segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau

biskuit dengan teh hangat. Makanan berminyak dan berbau lemak sebaiknya

dihindarkan. Makanan dan minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan panas

atau sangat dingin. Defekasi yang teratur hendaknya dapat dijamin,

menghindarkan kekurangan karbohidrat merupakan faktor yang paling penting,

oleh karenanya dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula

10
BAB 3
ASUHAN KEBIDANAN

Tanggal : 29 Maret 2023


Pukul : 10.00 WIB
Tempat Pemeriksaan : RSU Madani

3.1 Data Dasar


A. IDENTITAS
Nama ibu : Ny. S Nama suami : Tn. A
Umur : 27 tahun Umur : 26 tahun
Suku/kebangsaan : Batak Suku/kebangsaan : Batak
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jln Pelajar No 8B Alamat : Jln Pelajar No 8B
Telp : 085262152800 Telp : 082288790771

B. ANAMNESA (DATA SUBJEKTIF)


1. Keluhan saat ini : Ibu mengeluh mual dan muntah yang berlebihan
Frekuensi : lebih dari 5 kali dalam sehari
2. Riwayat Keluhan Utama :

 Keluhan dialami ibu sejak diawal kehamilan, yakni saat ibu memasuki

bulan pertama kehamilan

 Ibu lebih sering muntah dipagi hari

 Pada hari hari sebelumnya ibu hanya muntah sekitar 4x dalam sehari dan

tidak merasakan nyeri ulu hati

 Frekuensi muntah ibu pada hari ini sejak iya bangun pukul 07.30 –

11.30 adalah sebanyak lebih dari 5x


11
 Ibu malas makan selama iya mengalami mual dan muntah

 Ibu memuntahkan segala apa yang iya makan, terutama pada makanan

yang memiliki bau yang menyengat

 Ibu masih bisa meminum air putih dan tidak memuntahkannya.

3. Riwayat menstruasi

A. Menarche : 15 tahun

B. Siklus :+28 Hari

C. Banyaknya : 3 x ganti duk

D. Dismenorhoe : Tidak Ada

E. Teratur / tidak : Teratur

F. Lamanya : 7 hari

G. Sifat darah : Encer

H. Warna : Merah kehitaman

I. Flour Albus : Tidak Ada

4. Riwayat kehamilan persalinan, dan nifas yang lalu

Komplikasi BBL Nifas


Jenis
Tgl Lahir/ Usia Tempat Peno
No Persalina Kela
umur Kehamilan Persalinan Long Kea- Lak-
n Ibu Bayi BB PB in
daan tasi
an
1. 26-6-2018 36 mgg SC RSU - - Dokter 2700 48 Baik Ada -
Madani
2 H A M I L I N I

5. Riwayat kehamilan ini


- HPHT : 15-01-2023

12
- TTP : 22-10-2023
- Keluhan-keluhan pada : Trimester I : Mual dan muntah
Trimester II :-
Trimester III :-
 Pergerakan anak pertama sekali :-
 Pergerakan anak 24 jam :
 10 kali < 10-20 kali > 20 kali
6. Bila lebih dari 20 x dalam 24 jam, dengan frekuensi :
< 15 detik > 15 detik
A. Keluhan-keluhan yang dirasakan ( bila ada jelaskan)/Tanda bahaya pada

kehamilan

- Rasa lelah : Ada

- Mual dan muntah yang lama : Ada

- Nyeri perut : Tidak ada

- Panas menggigil : Tidak ada

- Sakit kepala berat/ terus menerus : Tidak ada

- Penglihatan kabur : Tidak ada

- Rasa nyeri / panas waktu BAK :Tidak ada

- Rasa gatal pada vulva/vagina dan sekitarnya : Tidak ada

- Pengeluaran cairan pervaginam : Tidak ada

- Nyeri kemerahan,tegang pada tungkai : Tidak ada

- Odema : Tidak ada

- Lain-lain (jelaskan) : Tidak ada

- Obat-obatan yang dikonsumsi :Ada , vitamin

- Kekhawatiran khusus : Tidak ada

13
B. Pola eliminasi:

- BAK : Frekuensi 8 kali/hari warna: kuning jernih

Keluhan waktu BAK : Tidak ada

- BAB: Frekunsi 2 kali/hari warna: kuning kecoklatan

konsistensi : lunak

C. Aktivitas sehari-hari

Pola istirahat dan tidur : siang: 1 jam, malam:7 jam

Seksualitas : 2 x Seminggu

Pekerjaan : Pekerjaan Rumah

D. Imunisasi TT I Tanggal :-

TT II Tanggal :-

Kontrasepsi yang pernah digunakan :

7. Riwayat penyakit sistematik yang pernah ada

Penyakit Jantung : Tidak ada

Penyakit Ginjal : Tidak ada

Asma/TBC Paru : Tidak ada

Hepatitis : Tidak ada

DM : Tidak ada

Hipertensi : Tidak ada

Epilepsy : Tidak ada

Lain-lain : Tidak ada

8. Riwayat penyakit keluarga

Penyakit Jantung :Tidak ada

14
Hipertensi : Tidak ada

DM :Tidak ada

Gameli : Tidak ada

Lain-lain : Tidak ada

9. Riwayat social

Status perkawinan :SAH

- Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan :

√ Direncanakan Tidak direncanakan


√ Diterima  Tidak diterima
- Dukungan suami/ keluarga terhadap kehamilan
√ Ada dukungan  Tidak ada dukungan
- Pengambilan keputusan dalam keluarga
√ Suami  ibu hamil  mertua/orang tua
- Pola makan/minum
 Makanan sehari-hari, Frekuensi : 3 kali/hari, banyaknya:1
piring
 Jenis makanan yang dimakan : bubur
 Perubahan makan yang dialami (ngidam,nafsu makan,dll) :
Nafsu makan berkurang
 Minum : 7 gelas/hari
Selama hamil
Pola makan : Ibu memuntahkan segala sesuatu
setiap kali dia makan.
Pola minum : Ibu berusaha minum sebanyak
mungkin
- Kebiasaan merokok :  ya √ tidak
Minuman keras :  ya √ tidak
Mengkonsumsi obat terlarang : ya √ tidak

15
- Kegiatan sehari-hari(beban kerja) : IRT
- Tempat dan petugas kesehatan yang diinginkan membantu
persalinan : RSU Madani

A. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBJEKTIVE)


1. Status emosional :Stabil
2. Pemeriksaan fisik : BB : 51 kg, TB : 160 cm, LILA : 26 cm
BB sebelum hamil : 55 kg
3. Tanda Vital
TD :110/80 mmHg HR : 80x/i
RR : 20 x/i T : 36,6OC
4. Kepala :kulit kepala :√ bersih tidak bersih
Distribusi rambut :√ rata tidak merata
5. Wajah : odema : ada √ tidak ada
Closma gravidarum : ada √ tidak ada
Pucat : ya √ tidak
6. Mata : conjunctiva : √ merah muda  pucat
Sclera mata : √ putih  ikterik
Odema palpebra:  ya √ tidak
7. Hidung : polip : ada √ tidak ada
Pengeluaran :  ada √tidak ada
8. Mulut : lidah : √bersih tidak ada
Stomatitis : ada √ tidak ada
Gigi: karang gigi : ada √ tidak ada
Berlobang : ya √ tidak
Epulis pada gusi : ada √tidak ada
Tonsil : meradang √tidak
Pharynx : meradang √ tidak
9. Telinga : - serumen : √tidak ada ada
 Pengeluaran : √ tidak ada ada
16
10. Leher : - luka bekas operasi: √tidak ada ada
 Kelenjar thyroid : membesar √tidak
 Pembuluh limfe :  membesar √tidak
11. Dada : Mammae: simetris :  ya √tidak
Areola mammae : coklat kehitaman
Putting susu : √ menonjol mendatar
masuk kedalam
Benjolan :  ada √tidak ada
Pengeluaran dari puting susu: Ada √tidak ada
12. Aksila : pembesaran kelenjar getah bening:  ada √ tidak
13. Abdomen
 Pembesaran: Belum terlihat
 Linea : □Nigra Alba
 Striae : □Albican livide
 Bekas luka operasi : √ ada √ tidak ada
 Pergerakan janin : □ terlihat □ teraba
√ tidak terlihat √ tidak teraba
Pemeriksaan khusus kebidanan
 Leopold I : Belum terlihat, belum teraba
 Leopold II : Belum terlihat, belum teraba
 Leopold III : Belum terlihat, belum teraba
 Leopold IV : Belum terlihat, belum teraba
 Mc Donald : TFU = Belum ada
TBBJ: Belum ada
 Kontraksi : Tidak Ada
 Tinggi fundus uteri : Belum ada
 Bagian tegang/ memapan : -
 Bagian kecil : -
 Presentasi :-

17
 Penurunan bagian terbawah Convergen Divergen
 Auskultasi : DJJ : -  ada √ tidak ada
Punctum maksimum : -
Frekuensi:-,  regular  ireguler

Pemeriksaan panggul luar


 Distansia spinarum :-
 Distansia kristarum :-
 conjugata eksterna :-
 lingkar panggul luar : -
14. Genitalia
vulva : - pengeluaran : √tidak ada  ada
 varises : √tidak ada  ada
 kemerahan/lesi : √ tidak ada  ada
perineum : - bekas luka/ luka parut : √ tidak ada  ada, jelaskan
 lain-lain, jelaskan
15. Pinggang ( periksa ketuk :Costo- Vertebra-Angel- Tendeernes
=CVAT)
Nyeri : √ tidak ada  ada
16. Ekstremitas
odema pada tangan/jari :Tidak ada
odema ektremitas bawah :Tidak ada
varices : tidak ada
reflex patella : Ada

B. UJI DIAGNOSTIK
Pemeriksaan laboratorium
- Gol Darah : Belum dilakukan
- HB : 12,1 g/dl
- Protein Urine : Negatif

18
- Glukosa Urine : Negatif
3.2 Langkah II (Interpretasi Data)

Ny. S Umur 27 Tahun G2P01A0, gestasi 10 minggu 4 hari, janin hidup

tunggal intra uterine, hyperemesis gravidarum tingkat 1.

Masalah akual : Hyperemesis Gravidarum tngkat 1


1. G1 P0 A0
DS : Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan kedua dan tidak pernah
keguguran
DO : Putting susu menonjol, terdapat hiperpigmentasi areola dan pada
pemeriksaan USG terlihat janin.

Analisis dan interpretasi data

Tanda dugaan kehamilan yaitu terdapat hiperpigmentasiaerola, ini

diakibatkan keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisisanterior

menyebabkanpigmentasi kulit pada dinding perut ( striae lividepada

prigmigravida), striae alba (pada multigravida) dan sekitar payudara terdapat

hiperpigmentasi aerola, putting susu makin menonjol. Sedangkan pada tanda pasti

janin akan terlihat pada pemeriksaan USG (Manuaba, dkk, 2019)

2. Usia kehamilan 10 minggu 4 hari

DS : Ibu mengatakan sudah tidak haid lagi semenjak dari 3 bulan yang lalu

DO : HPHT : 15 - 01- 2023 , TTP 22 -10- 2023

Analisis dan interpretasi data


Dalam menentukan usia kehamilan menurut hukum Neagle ditentukan

melalui

19
HPHT, jadi dari HPHT yang didapatkan dari ibu yakni tanggal 15 Januari

2023 sampai

dengan tanggal pengkajian yakni tanggal 22 Oktober 2023 maka usia

kehamilan ibu tersebut

adalah 10 minggu 4 hari.

3. Janin hidup, tunggal, intra uterin

DS: Ibu mengatakan nyeri perut yang hebat selama kehamilan

DO: Tidak adanya rasa nyeri saat palpasi menunjukan kehamilan intra uterin,

dan pada pemeriksaan USG didapati jani berada dalam uterus.

4. Keadaan ibu dan janin baik

DO : Vital Sign TD : 110/80 mmhg


HR :80 x/i RR :20 x/i
Temp :36,6oC
5.Hyperemesis Gravidarum tingkat 1

a. Data subjektif

 Keluhan dialami ibu sejak diawal kehamilan, yakni saat ibu memasuki

bulan pertama kehamilan

 Ibu lebih sering muntah dipagi hari

 Pada hari hari sebelumnya ibu hanya muntah sekitar 4x dalam sehari dan

tidak merasakan nyeri ulu hati

 Frekuensi muntah ibu pada hari ini sejak iya bangun pukul 07.30 –

11.30 adalah sebanyak lebih dari 4x

 Ibu malas makan selama iya mengalami mual dan muntah

20
 Ibu memuntahkan segala apa yang iya makan, terutama pada makanan

yang memiliki bau yang menyengat

 Ibu masih bisa meminum air putih dan tidak memuntahkannya.

b. Data objektif

1. Keadaan umum ibu lemah

2. Kesadaran composmetis

3. Tanda-tanda vital :

- TD : 110/80 mmHg -Nadi : 80 x/i

-Suhu : 36,6oC -RR : 20 x/i

4. Pemeriksaaan fisik :

a. Ibu tampak pucat

b. Mata tampak cekung

Analisis dan interpretasi data


Hyperemesis gravidarum tingkat 1 merupakan mual dan muntah

berlebihan yang dialami ibu hamil namun masih masuk dalam kategori hipermesis

ringan, yang ditandai dengan muntah terus menerus sehingga mempengaruhi

keadaan umum penderita, berat badan menurun , selain itu gejala yang dapat

dilihat pada pasien hyperemesis gravidarum tingkat 1 adalah nafsu makan

menurun, berat badan menurun, nyeri epigasrum, nadi meningkat turgor kulit

berkurang, tekanan darah menurun, lidah kering, mata cekung ( Fadlun dan

Achmad Feryanto, 2019:

21
3.3 Langkah III (Identifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial)

Masalah Potensial: Antisipasi terjadinya dehidrasi berat, kekurangan nutrisi

bagi ibu dan janin, hiperemesis gravidarum tingkat 1.

Terapi:
a. Pasang infus D5%
b. Inj. Ranitidine/12jam
c. Inj, Ondansentrone/8jam
d. Antasida 5 gram

3.4 Langkah IV (Tindakan Segera, Kolaborasi, dan Rujukan)

Tindakan segera dilakukan apabila didapati ibu mengalami penurunan

kesadaran, kemudian pada pemeriksaan fisik didapati nadi cepat, lidah kering dan

kotor, mata sedikit ikterik, aseton tercium dalam hawa pernafasan. Selanjutnya

pada pasien hiperemesis gravidarum tingkat I kolaborasi dilakukan dalam hal

pemberian obat-obatan dan vitamin.

3.5 Langkah V (Merencanakan Asuhan Kebidanan)

Tujuan :

- Keluhan ibu teratasi

- Tidak terjadi dehidrasi

- Tidak terjadi kekurangan


nutrisi bagi ibu dan janin
- Tidak terjadi hiperemesis
gravidarum lebih berat
Kriteria:
1. Keadaan umum ibu baik
2. Kesadaran composmentis
22
3. Tanda-tanda vital dalam batas normal
4. Selera makan ibu pulih
5. Mual dan muntah berkurang

Intervensi tanggal 29 Maret 2023, Siang hari pukul 10.00 wib

1. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu

Rasional : Ibu mengerti apa yang disampaikan

2. Anjurkan ibu untuk minum air putih yang banyak

Rasional: Dengan minum air putih yang banyak, maka ibu akan terhindar dari

dehidrasi

3. Anjurkan pada ibu untuk menghindari makanan berlemak dan berminyak serta

berbau menyengat.

Rasional: Pada umumnya makanan berlemak dan makanan berbau menyengat

dapat merangsang ibu untuk mual

4. Anjurkan ibu untuk makan sedikit, tetapi sering

Rasional: Makan dengan porsi banyak sekaligus dapat memicu terjadinya


mual dan muntah
5. Anjurkan ibu untuk makan-makanan hangat atau yang benar-benar dingin

Rasional: Makanan yang hangat atau benar—benar dingin dapat mencegah

terpicunya mual dan muntah.

6. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup


Rasional: Agar ibu mengurangi aktifitasnya
7. Kolaborasi dengan dokter
Rasional:Pemberian obat pada pasien sesuai dengan kebutuhan pasien

23
8. Berikan penjelasan kepada ibu bahwa mual dan muntah adalah hal yang
fisiologis yang terjadi selama kehamilan (terutama kehamilan muda)
Rasional: Agar ibu mengerti bahwa ketidaknyamaan itu merupakan
perubahan fisiologis dan psikologis pada trimester 1

3.6 Langkah VI (Melaksanakan Hasil Asuhan Kebidanan)


Tanggal : 29-03-2023 Pukul : 10.05 WIB

1 Memberikan informasi hasil pemeriksaan ibu dan janin

- Keadaan umum : Baik

- Tekanan darah : 110/80 mmHg

- Denyut nadi : 80 x/menit

- Pernafasan : 20 x/menit

- Suhu : 36,60c

- DJJ :-

- Hasil : ibu sudah mengerti keadaan umum dan janinnya baik

2 Menganjurkan ibu untuk minum air putih yang banyak

Hasil : Ibu bersedia minum air putih yang banyak

3 Menganjurkan ibu untuk menghindari makanan berlemak dan berminyak

serta berbau menyengat.

Hasil : Ibu bersedia untuk menghindari makanan berlemak dan berminyak

serta berbau menyengat.

4 Menganjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering.

Hasil : Ibu bersedia makan sedikit tapi sering.

24
5 Menganjurkan ibu untuk makan-makanan hangat atau yang benar-benar

dingin.

Hasil : Ibu bersedia untuk makan-makanan hangat atau yang benar-benar

dingin.

6 Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup.

Hasil : Ibu bersedia mengikuti anjuran untuk istirahat yang cukup.

7 Berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi obat ranitidin untuk

mengurangi jumlah asam lambung, ondansentron untuk mengobati mual

dan muntah

Hasil : infus D5% drip, injeksi ondansentron 1 ampul/ IV,injeksi ranitidin

1 ampul/ IV dan antasida 5 gram.

8 Memberikan penjelasan kepada ibu tentang ketidak nyamanan trimester I

yaitu pada kehamilan trimester I terjadilah perubahan fisiologis dan

psikologis pada ibu hamil.

Hasil : Ibu paham akan perubahan pada dirinya dan mengerti cara

mengatasi ketidaknyamanan yang terjadi pada kehamilannya.

3.7 Langkah VII (Evaluasi)

Tanggal : 29-03-2023 Pukul : 10.10 WIB

1. Ibu sudah tau hasil pemeriksaannya

2. Ibu sudah mengetahui untuk anjuran minum air putih yang banyak

3. Ibu sudah mengetahui untuk menghindari makanan berlemak dan

berminyak serta berbau menyengat.

4. Ibu sudah mengetahui anjurkan untuk makan sedikit, tetapi sering


25
5. Ibu sudah mengetahui untuk makan-makanan hangat atau yang benar-

benar dingin

6. Ibu sudah diberikan terapi obat oleh dokter

7. Ibu sudah mengetahui anjuran untuk istirahat yang cukup

8. Ibu sudah mengetahui bahwa mual dan muntah adalah hal yang fisiologis

yang terjadi selama kehamilan (terutama kehamilan muda)

BAB 4
PEMBAHASAN

Pada bab ini menjelaskan makna hasil penelitian. Teori yang dikemukakan

adalah teori (jurnal dan text book) yang sudah termuat dalam bab II. Penulis akan

membahas kesenjangan antara teori yang dimuat pada bab II dengan manajemen

asuhan kebidanan menurut Varney yang terdiri dari 7 langkah yaitu: langkah 1

(identifikasi dan analisa data dasar), langkah 2 (identifikasi diagnose atau masalah

actual), langkah 3 (identifikasi diagnose atau masalah potensial), langkah 4

(tindakan segera, kolaborasi, rujukan), langkah 5 (rencana tindakan asuhan

kebidanan), langkah 6 (melaksanakan hasil asuhan kebidanan), langkah 7

(mengevaluasi hasil tindakan). Adapun pembahasannya sebagai berikut.

4.1 Langkah 1 (Identifikasi dan Analisa Data Dasar)

Teori menjelaskan bahwa identifikasi dan analisa data dasar merupakan

langkah awal yang akan menentukan langkah berikutnya. Mengumpulkan data

adalah menghimpun informasi tentang pasien. Data dapat dikumpulkan dari

berbagai sumber. Sumber diharapkan dapat memberikan informasi yang paling

26
akurat dan dapat diperoleh dengan cepat serta upaya sekecil mungkin.

Mual dan muntah terjadi pada kehamilan hingga usia 16 minggu, pada

keadaan muntah-muntah yang berat, dapat terjadi dehidrasi, gangguan asam basa

dan elektrolit dan ketosis; keadaan ini disebut hiperemesis gravidarum (Kemenkes

RI, 2018: 82). Hiperemesis gravidarum terbagi lagi dalam beberapa tingkatan

yakni tingkat I, II dan III.

Terkhusus pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum tingkat I

menurut Wiknjosastro (2019dalam Rukiyah dan Lia Yulianti (2018: 121),

hiperemesis gravidarum tingkat 1 merupakan mual dan muntah berlebihan yang

dialami ibu hamil namun masih masuk dalam kategori hiperemesis ringan, yang

ditandai dengan muntah terus menerus sehingga mempengaruhi keadaan umum

penderita, berat badan menurun serta nyeri epigastrum. Adapun tanda dan

gejalanya adalah yakni keadaan umum ibu lemah, nafsu makan menurun, berat

badan menurun, nyeri pada daerah epigastrium( terletak dibawah bagian tulang

dada dan diatas pusar/bagian tengah perut atas), nadi meningkat, turgor kulit

berkurang, tekanan darah menurun, lidah kering, dan mata tampak cekung.

Pada kasus hiperemesis gravidarum didapatkan hasil pengkajian anamnesa

akurat berupa riwayat rinci mengenai identitas pasien, keluhan utama, riwayat

keluhan utama, riwayat kehamilan sekarang, riwayat menstruasi, riwayat KB,

riwayat persalinan dan nifas yang lalu, riwayat kesehatan yang lalu dan

sekarang, riwayat ekonomi, riwayat ekonomi, psikologis dan spiritual dan pola

kebiasaan sehari-hari dan dilakukan pemeriksaan fisik yang lengkap selanjutnya

Pada kasus Ny “S” didapatkan keluhan utama pasien yakni ibu mengeluh
mual muntah berlebihan, riwayat keluhan utama ibu yakni keluhan dialami ibu
27
sejak diawal kehamilan yaitu saat ibu memasuki bulan pertama kehamilan, ibu
lebih sering muntah di pagi hari, pada hari-hari sebelumnya ibu hanya muntah
sekitar 5 kali dalam sehari dan tidak merasakan nyeri ulu hati, frekuensi muntah
ibu pada hari ini sejak Ia bangun pukul 06.30 hingga pukul 11.00 adalah sebanyak
> 7 kali, ibu mengeluh mengalami nyeri pada ulu hati, ibu malas makan selama Ia
mengalami mual dan muntah, ibu memuntahkan segala apa yang Ia makan
terutama pada makanan yang memiiki bau yang menyengat, ibu dapat
menoleransi air putih dengan tidak memuntahkannya.
Riwayat kehamilan sekarang ibu yakni merupakan kehamilan pertama

dan tidak pernah keguguran, hari pertama haid terakhir (HPHT) ibu adalah

tanggal 15 Januari 2023, berat badan ibu sebelum hamil adalah 55 kg.

Riwayat menstruasi yakni menurut ibu, Ia mendapatkan menarche pada

usia 15 tahun, siklus haid ibu yakni 28 – 30 hari, lama haid ibu yakni 5– 7 hari,

dan ibu tidak pernah merasakan Dismenorrhea. Riwayat KB yakni ibu pernah

menjadi akseptor KB kondom. Riwayat kesehatan yang lalu dan sekarang

didapatkan bahwa ibu tidak memiliki riwayat penyakit menurun, ibu tidak pernah

memiliki riwayat penyakit yang serius seperti jantung, diabetes miletus, ataupun

maag akut, ibu tidak sedang menderita penyakit berat seperti jantung, diabetes

miletus ataupun maag akut, ibu tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat dan

juga makanan. Riwayat ekonomi, psikologis dan spiritual ibu yakni suami adalah

pengambil keputusan dalam keluarga, suami adalah pencari nafkah dalam

keluarga, suami dan keluarga senang dengan kehamilan ibu, ibu tidak sedang

memiliki masalah yang serius, ibu mengaku menjalankan sholat 5 waktu dan

cukup memahami kewajiban beribadah dalam kondisi kehamiannya.

Pada hasil pemeriksaan didapatkan bahwa keadaan umum ibu lemah,

28
kesadaran composmentis, tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 80x/menit, suhu

37ºC, dan pernapasan 20 x/menit. Tinggi badan ibu yakni 160 cm, berat badan

yakni 51 kg, LILA 26 cm, kemudian didapatkan wajah tampak pucat, mata

tampak cekung, merasa lemas. Peneliti tidak menemukan kesulitan dalam

melakukan pengkajian terhadap pasien karena pasien bersifat terbuka dan mampu

menjawab setiap pertanyaan yang diajukan. Berdasarkan pengkajian asuhan

kebidanan yang telah didapatkan dari pasien Ny “S” dengan hiperemesis

gravidarum tingkat I, penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan

kenyataan yang ada.

4.2 Langkah II (Identifikasi Diagnosa Dan Masalah Aktual)

Pada langkah ini, identifikasi dilakukan terhadap diagnosis atau masalah

dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi data-data yang dikumpulkan. Data

dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah

atau diagnosis spesifik.

Masalah aktual dari kasus Ny “S” yakni hiperemesis gravidarum tingkat I

hal ini ditunjukkan dari data subjektif yang didapatkan yakni ibu mengeluh mual

dan muntah, ibu mengeluh mual dipagi hari, ibu memuntahkan segala apa yang

dimakan dan diminum, kemudian dari data objektif didapatkan keadaan umum ibu

lemah, kesadaran composmentis, mata tampak cekung, konjungtiva pucat, berat

badan yang turun, tekanan darah yang turun, dan nadi yang meningkat.

Berdasarkan teori yang ada bahwa hiperemesis gravidarum tingkat I adalah mual

muntah yang berlebihan yang dialami oleh ibu, ditandai dengan muntah terus

29
menerus, sehingga mempengaruhi keadaan umum penderita, berat badan menurun

hingga nyeri epigastrum (Wiknjosastro (2019) dalam Rukiyah dan Lia Yulianti

(2018: 121). Hasil pengkajian data subjektif dan data objektif yang didapatkan

dari Ny “S” sesuai dengan teori yang ada oleh karena itu pada tahap ini penulis

tidak menemukan kesenjangan antara teori dan kasus dalam hal penentuan

masalah aktual pasien

Pada kunjungan kedua di ruang pasien tanggal 30 Maret 2023 didapatkan

masalah aktual yakni hiperemesis gravidarum tingkat I hal ini ditunjukkan

berdasarkan data subjektif yakni ibu masih mengalami mual dan muntah, Ibu

masih mengeluh nyeri ulu hati sedangkan pada data objektif didapatkan nadi ibu

masih cepat meskipun telah menurun dari sebelumnya, kemudian pada

pemeriksaan fisik didapatkan mata masih tampak cekung. Pada tahap ini penulis

tidak menemukan kesenjangan antara teori dan penetapan masalah aktual pada

kunjungan pertama.

Pada kunjungan ketiga di ruang pasien tanggal 31 Maret 2023 didapatkan

masalah aktual yakni emesis gravidarum, hal ini diitunjukkan berdasarkan data

subjektif yakni ibu masih mual dan muntah namun sudah tidak berlebihan, ibu

mual dan muntah di pagi hari sedangkan pada data objektif didapatkan keadaan

umum ibu baik, tanda-tanda vital dalam batas normal, mata tidak cekung. Teori

menyatakan bahwa emesis gravidarum adalah mual dan muntah yang biasanya

terjadi di pagi hari namun tidak menyebabkan gangguan semua aktivitas sehari-

hari. Berdasarkan hal tersebut di atas penulis tidak menemukan kesenjangan

antara teori dan penetapan masalah aktual pada kunjungan kedua.

30
Teori menjelaskan bahwa salah satu faktor predisposisi terjadinya

hiperemesis gravidarum adalah wanita dengan multigravia karena sebagian kecil

belum mampu beradaptasi dengan hormon estrogen sehingga mereka lebih

beresiko mengalami hiperemesis gravidarum, namun pada kasus Ny “S” dengan

hiperemesis gravidarum tingkat I didapatkan dari anamnesa bahwa NY “S”

mengalami mual dan muntah secara berlebihan pada kehamilan pertamanya. Pada

tahap ini penulis menemukan kesenjangan antara teori dan kasus dalam hal faktor

predisposisi hiperemesis gravidarum.

Teori menyatakan bahwa perkiraan kelahiran dapat dihitung dengan

menggunakan rumus Naegle yakni dengan menentukan hari pertama haid terakhir

yang kemudian ditambah 288 hari, rumus Naegle dapat dihitung dengan

menambahkan hari pertama haid terakhir dengan tujuh dan bulannya ditambah

Sembilan, berdasarkan dari data HPHT yang didapatkan dari ibu yakni tanggal 15

Januari 2023 maka dapat diketahui bahwa HTP (Hari Tafsiran Persalinan) ibu

adalah tanggal 2 2 O k t o b e r 2023. Sedangkan pada pemeriksaan USG

didapatkan bahwa HTP ibu adalah 28 Maret 2023. Pada tahap ini penulis

menemukan kesenjangan antara teori hukum Neagle dan penetapan HTP

bersdasarkan hasil pemeriksaan USG.

4.3 Langkah III (Identifikasi Diagnosa Atau Masalah Potensial)

Langkah ketiga ini bertujuan untuk mengantisipasi semua kemungkinan

tidak diinginkan yang dapat muncul sewaktu-waktu. Mengidentifikasi masalah

atau diagnosis potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang

31
sudah diidentifikasi. Berdasarkan teori yang ada bahwa masalah potensial dari

hiperemesis gravidarum menurut Setiawan (2019) dalam Rukiyah dan Lia

Yulianti (2018: 128-129), dampak yang dapat ditimbulkan dapat terjadi pada ibu

dan janin, seperti ibu akan kekurangan nutrisi dan cairan sehingga keadaan fisik

ibu menjadi lemah dan lelah selain itu mengakibatkan gangguan asam basa,

pneumoni aspirasi, robekan mukosa yang menyebabkan rupture esophagus,

kerusakan hepar dan kerusakan ginjal, ini akan memberikan pengaruh pada

pertumbuhan dan perkembangan janin karena nutrisi yang tidak terpenuhi atau

tidak sesuai dengan kehamilan, yang mengakibatkan peredaran darah janin

berkurang

Berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang sudah diidentifikasi

penulis mengantisipasi terjadinya dehidrasi, kekurangan nutrisi dengan masalah

potensial, yakni hiperemesis gravidarum tingkat I.

LANGKAH IV (TINDAKAN SEGERA, RUJUKAN, KOLABORASI)

Tindakan segera adalah tindakan yang dilakukan dengan cara menetapkan

kebutuhan tentang perlunya tindakan segera oleh bidan ataupun dokter untuk

dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain

sesuai dengan kondisi pasien.

Sebagaimana yang telah didapatkan pada langkah III bahwa masalah

potensial dari hiperemesis gravidarum tingkat I adalah terjadinya hiperemesis

gravidarum yang lebih berat yakni hiperemesis gravidarum tingkat II. Oleh karena

itu jika didapati tanda dan gejala hiperemesis gravidarum tingkat II yakni menurut

Fadlun dan Achmad Feryanto (2018: 39) adalah apabila kesadaran ibu menurun

32
menjadi apatis, nadi cepat dan kecil, lidah kering dan kotor, mata sedikit ikterik,

kadang suhu sedikit meningkat, oliguria, aseton tercium dalam hawa pernafasan

maka perlu dilakukan tindakan segera serta kolaborasi dengan dokter lebih lanjut.

Pada kasus ini tidak dilakukan tindakan segera karena tidak didapatkan

tanda-tanda hiperemesis gravidarum tingkat I berubah menjadi hiperemesis

gravidarum yang lebih berat. Hal ini ditentukan dari pengkajian lebih lanjut yang

dilakukan di ruang pasien yang mana pada kunjungan pertama didapatkan

masalah aktual yakni masih dengan hiperemesis gravidarum tingkat I dan tidak

ditemukan tanda-tanda hiperemesis gravidarum tingkat I berubah menjadi lebih

berat yakni dari data subjektif mual dan muntah ibu sudah berkurang, pada

kunjungan kedua tersebut ibu masih mengalami nyeri ulu hati kemudian pada

pemeriksaan fisik didapatkan nadi masih cepat, mata masih tampak cekung.

Berdasarkan data pada kunjungan pertama, tidak ada data yang menunjukkan

hiperemesis gravidarum tingkat I berubah menjadi hiperemesis gravidarum

tingkat II.

Selanjutnya pada kunjungan kedua penulis menemukan masalah aktual

yakni emesis gravidarum dan tidak ada tanda-tanda emesis gravidarum berubah

menjadi hiperemesis gravidarum. Hal ini ditunjukkan berdasarkan data subjektif

yakni mual dan muntah ibu sudah semakin berkurang, ibu tidak merasakan nyeri

ulu hati, ibu mual dan muntah di pagi hari dan pada data objektif didapatkan

keadaan umum ibu baik, tanda-tanda vital dalam batas normal, mata tidak

cekung. Berdasarkan data pada kunjungan kedua, tidak ada data yang

menunjukkan emesis gravidarum berubah menjadi hiperemesis gravidarum

33
tingkat I.

Selanjutnya pada kunjungan ketiga penulis tidak menemukan adanya

tanda-tanda adanya hiperemesis gravidarum tingkat I, hal ini ditunjukkan dari data

subjektif yakni ibu belum pernah muntah sejak tiga hari yang lalu, ibu tidak

merasakan nyeri epigastrum dan pada data objektif didapatkan keadaan umum ibu

baik, kesadaran composmentis, tanda-tanda vital dalam batas normal, mata tidak

cekung. Berdasarkan data pada kunjungan ketiga, tidak ada data yang

menunjukkan keadaan ibu sekarang berubah menjadi hiperemesis gravidarum

tingkat I.

Pada kunjunga kunjungan keempat penulis kembali tidak menemukan

adanya tanda-tanda hiperemesis gravidarum, hal ini ditunjukkan dari data

subjektif yakni ibu belum pernah muntah sejak 6 hari terakhir, ibu tidak

merasakan nyeri ulu hati dan pada data objektif didapatkan keadaan umum ibu

baik, kesadaran composmentis, tanda-tanda vital dalam batas normal, mata tidak

cekung. Berdasarkan data pada kunjungan keempat tidak ada data yang

menunjukkan keadaan ibu sekarang berubah menjadi hiperemesis gravidarum

tingkat I.

Pada kunjungan terakhir yakni kunjungan kelima, penulis tidak

menemukan tanda-tanda hiperemesis gravidarum dan penyulit kehamilan lainnya.

hal ini ditunjukkan dari data subjektif yakni ibu sudah tidak pernah merasakan

mual dan muntah lagi dan pada data objektif didapatkan keadaan umum ibu baik,

kesadaran composmentis, tanda-tanda vital dalam batas normal, mata tidak

cekung. Berdasarkan data pada kunjungan kelima tidak ada data yang

34
menunjukkan keadaan ibu sekarang berubah menjadi hiperemesis gravidarum

tingkat I. Sehingga pada tahap ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara

teori dan kasus Ny “S”.

35
4.4 Langkah V (Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan)

Langkah ini merupakan rencana asuhan menyeluruh terhadap langkah-

langkah yang telah dilaksanakan sebelumnya. Pada langkah ini informasi data

tidak lengkap dapat dilengkapi. Semua perencanaan yang dibuat harus

berdasarkan pertimbangan yang tepat meliputi pengetahuan, teori terbaru,

evidence based care, serta divalidasi dengan asumsi mengenai apa yang

diinginkan.

Pada teori perencanaan asuhan kebidanan terhadap kasus hiperemesis

gravidarum yakni dalam hal pemberian nutrisi berupa anjuran kepada ibu untuk

makan sedikit tapi sering, anjurkan untuk menghindari makanan berlemak dan

anjurkan memperbanyak konsumsi air putih untuk mencegah dehidrasi serta

pemberian obat yang tidak bersifat teratogenik (dapat menyebabkan kelainan

kongenital – cacat bawaan bayi).

Hal ini sesuai dengan perencanaan asuhan kebidanan yang telah

diberikan pada Ny “S” dengan hiperemesis gravidarum tingkat I,

yakni :
 Sampaikan hasil pemeriksaan pada ibu

 Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup

 Jelaskan bahwa mual dan muntah adalah hal yang fisiologis terjadi pada

kehamilan, utamanya pada awal kehamilan

 Anjurkan ibu untuk minum air putih yang banyak

 Anjurkan pada ibu untuk menghindari makanan berlemak

 Anjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering

36
 Anjurkan ibu untuk makan makanan yang hangat atau makanan yang

benar-benar dingin

 Berikan therapy obat

Pada kunjungan pertama yakni tanggal 29 Maret 2023 ibu masih mengalami

hiperemesis gravidarum tingkat 1, oleh karena itu rencana tindakan yang

dilakukan yakni :

1. Sampaikan hasil pemeriksaan pada ibu

2. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup

3. Jelaskan bahwa mual dan muntah adalah hal yang fisiologis terjadi

pada kehamilan, utamanya pada kehamilan muda

4. Anjurkan ibu untuk minum air putih yang banyak.

5. Anjurkan ibu untuk menghindari makanan berlemak dan makanan

yang berbau menyengat

6. Anjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering

7. Anjurkan ibu untuk makan makanan yang hangat atau yang benar-

benar dingin

8. Anjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi vitamin yang diberikan oleh

pihak rumah sakit

9. Anjurkan ibu untuk tetap memeriksakan kehamilannya di tempat

pelayanan medis

Pada kunjungan kedua yakni tanggal 30 Maret 2023 ibu sudah masih

mengalami hiperemesis gravidarum tingkat I namun mengalami emesis

gravidarum, oleh karena itu rencana tindakan yang dilakukan yakni :

37
1. Sampaikan hasil pemeriksaan pada ibu

2. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup

3. Anjurkan ibu untuk minum air putih yang banyak

4. Anjurkan ibu untuk menghindari makanan berlemak dan makanan yang

berbau menyengat

5. Anjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering

6. Anjurkan ibu untuk menghindari segala sesuatu yang berbau tajam

7. Anjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi vitamin yang diberikan oleh

pihak rumah sakit

8. Berikan therapy obat

9. Anjurkan ibu untuk tetap memeriksakan kehamilannya di tempat

pelayanan medis

Pada kunjungan ketiga dan keempat yakni tanggal 31 ibu sudah tidak

mengalami hiperemesis gravidarum ataupun emesis gravidarum, oleh karena itu

rencana tindakan yang dilakukan yakni :

1. Sampaikan hasil pemeriksaan pada ibu

2. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup

3. Anjurkan ibu untuk minum air putih yang banyak

4. Anjurkan ibu untuk menghindari makanan berlemak dan makanan yang

berbau menyengat

5. Anjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi seperti karbohidrat yang

diperoleh dari nasi, jagung, roti. Protein hewani dan nabati yang diperoleh

dari telur, ikan, ungas, tempe, kacang-kacangan, tahu, tempe. Sayur-

38
sayuran hijau seperti bayam, daun kelor, daun kacang, kangkung, dan lain-

lain.

6. Berikan therapy obat

7. Anjurkan ibu untuk tetap memeriksakan kehamilannya di tempat pelayanan

medis

Pada kunjungan kelima yakni tanggal 1 April 2023 ibu sudah tidak

mengalami hiperemesis gravidarum ataupun emesis gravidarum, oleh karena itu

rencana tindakan yang dilakukan yakni :

1. Sampaikan hasil pemeriksaan pada ibu

2. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup

3. Anjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi seperti karbohidrat yang

diperoleh dari nasi, jagung, roti dan ubi. Protein hewani dan nabati yang

diperoleh dari telur, ikan, unggas, tempe, kacang-kacangan, tahu, tempe.

Sayur-sayuran hijau seperti bayam, daun kelor, daun kacang, kangkung,

dan lain-lain.

4. Berikan therapy obat

5. Anjurkan ibu untuk tetap memeriksakan kehamilannya di tempat pelayanan

medis

Berdasarkan teori dan perencanaan asuhan yang telah diberikan, penulis

tidak menemukan kesenjangan dengan kenyataan yang ada.

39
4.5 Langkah VI (Melaksanakan Hasil Asuhan Kebidanan)

Teori menyatakan bahwa langkah VI merupakan pelaksanaan seluruh

rencana asuhan yang telah ditetapkan pada langkah V yang dilaksanakan secara

efisien dan aman. Pada kasus hiperemesis gravidarum melaksanakan hasil asuhan

kebidanan adalah yakni dalam hal pemberian nutrisi berupa menganjuran

kepada ibu untuk makan sedikit tapi sering, menganjurkan untuk menghindari

makanan berlemak dan menganjurkan memperbanyak konsumsi air putih untuk

mencegah dehidrasi serta pemberian obat yang tidak bersifat teratogenik (dapat

menyebabkan kelainan kongenital – cacat bawaan bayi).

Pelaksanaan asuhan kebidanan yang diberikan kepada Ny “S” telah

sesuai dengan teori yakni :

1. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu

2. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup

3. Menjelaskan bahwa mual dan muntah adalah hal yang fisiologis terjadi

pada kehamilan, utamanya pada kehamilan muda

4. Menganjurkan ibu untuk minum air putih yang banyak

5. Menganjurkan ibu untuk menghindari makanan berlemak

6. Menganjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering

7. Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang hangat atau makanan yang

benar-benar dingin

8. Memberikan therapy obat

Pada kunjungan pertama yakni tanggal 29 Maret 2023 pelaksanaan

asuhan kebidanan yang diberikan kepada Ny “S” adalah :

40
 Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu

 Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup

 Menjelaskan bahwa mual dan muntah adalah hal yang fisiologis terjadi

pada kehamilan, utamanya pada kehamilan muda

 Menganjurkan ibu untuk minum air putih yang banyak

 Menganjurkan ibu untuk menghindari makanan berlemak dan makanan

yang berbau menyengat

 Menganjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering


 Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang hangat atau yang benar-
benar dingin
 Menganjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi vitamin yang diberikan oleh
pihak rumah sakit
 Menganjurkan ibu untuk tetap memeriksakan kehamilannya di tempat

pelayanan medis.

Pada kunjungan kedua yakni tanggal 3 0 M a r e t 2 0 2 3 pelaksanaan

asuhan kebidanan yang diberikan kepada Ny “S” adalah :

1. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu

2. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup

3. Menganjurkan ibu untuk minum air putih yang banyak

4. Menganjurkan ibu untuk menghindari makanan berlemak dan makanan

yang berbau menyengat

5. Mengajnjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering

6. Menganjurkan ibu untuk menghindari segala sesuatu yang berbau tajam

7. Menganjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi vitamin yang diberikan oleh

41
pihak rumah sakit

8. Menganjurkan ibu untuk tetap memeriksakan kehamilannya di tempat

pelayanan medis

Pada kunjungan ketiga dan keempat yakni tanggal 31 Maret 2023

pelaksanaan asuhan kebidanan yang diberikan kepada Ny “S” adalah :

1. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu

2. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup

3. Menganjurkan ibu untuk minum air putih yang banyak

4. Menganjurkan ibu untuk menghindari makanan berlemak dan makanan

yang berbau menyengat

5. Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi seperti karbohidrat

yang diperoleh dari nasi, jagung, roti dan ubi. Protein hewani dan nabati

yang diperoleh dari telur, ikan, unggas, tempe, kacang-kacangan, tahu,

tempe. Sayur-sayuran hijau seperti bayam, daun kelor, daun kacang,

kangkung, dan lain-lain

6. Menganjurkan ibu untuk tetap memeriksakan kehamilannya di tempat

pelayanan medis.

Pada kunjungan kelima tanggal 1 April 2023 pelaksanaan asuhan

kebidanan yang diberikan kepada Ny “S” adalah :

1. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu

2. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup

3. Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi seperti karbohidrat

yang diperoleh dari nasi, jagung, roti dan ubi. Protein hewani dan nabati

42
yang diperoleh dari telur, ikan, unggas, tempe, kacang-kacangan, tahu,

tempe. Sayur-sayuran hijau seperti bayam, daun kelor, daun kacang,

kangkung, dan lain-lain.

4. Menganjurkan ibu untuk tetap memeriksakan kehamilannya di tempat

pelayanan medis

Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis tidak menemukan kesenjangan

antara teori dan juga kasus.

4.6 Langkah VII (Mengevaluasi Hasil Tindakan)

Teori menyatakan bahwa mengevaluasi hasil tindakan adalah penting

untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan yang telah kita berikan

kepada pasien, untuk itu kita perlu melakukan evaluasi dengan cara mengacu pada

beberapa pertimbangan yaitu tujuan asuhan kebidanan, efektifitas tindakan

untuk mengatasi masalah, dan hasil asuhan. Pada kasus hiperemesis gravidarum,

diharapkan mual dan muntah teratasi, mengembalikan keadaan umum, tanda vital,

dan kondisi ibu menjadi lebih baik.

Berdasarkan hasil manajemen asuhan yang telah dilakukan di rumah sakit

serta manajemen asuhan pada kunjungan rumah terakhir ditemukan bahwa mual

muntah berlebihan telah teratasi, pada pemeriksaan fisik didapatkan mata ibu

sudah tidak cekung, keadaan umum ibu telah membaik, kesadaran composmentis,

tanda-tanda vital :

43
 Tekanan darah : 110/80 mmHg

 Nadi : 80 x/menit

 Suhu : 36.7ºC

 Pernapasan : 22x/menit

Sebagaimana yang diketahui bahwa menurut Wiknjosastro (2019) dalam

Rukiyah dan Lia Yulianti (2018: 121), hiperemesis gravidarum tingkat 1

merupakan mual dan muntah berlebihan yang dialami ibu hamil namun masih

masuk dalam kategori hiperemesis ringan, yang ditandai dengan muntah terus

menerus sehingga mempengaruhi keadaan umum penderita, berat badan menurun

serta nyeri epigastrum.

Sehingga apabila didapati ibu sudah tidak mengeluh mual dan muntah, ibu

tidak mengeluh nyeri epigastrum, keadaan umum ibu telah baik, kesadaran

composmentis, tanda-tanda vital dalam batas normal, mata tidak cekung maka

ibu dinyatakan sudah tidak mengalami hiperemesis gravidarum tingkat I

sehingga pada tahap ini penulis tidak

Menemukan kesenjangan dalam kasus.

44
BAB 5
PENUTUP

Berdasarkan hasil dan pembahasan manajemen asuhan kebidanan

antenatal care patologi dengan hiperemesis gravidarum tingkat I gestasi 10

minggu 4 hari di RSU Madani pada tanggal 29 Maret -01 april tahun 2023 yang

telah dilakukan pada Ny “S” maka penulis dapat mengambil kesimpulan dan

saran yang diharapkan dapat berguna terhadap peningkatan pelayanan asuhan

kebidanan pada ibu hamil utamanya bagi ibu hamil dengan komplikasi kehamilan

berupa hiperemesis gravidarum.

5.1 Kesimpulan

Pengumpulan data dasar ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum dilakukan

dengan mengumpulkan data subjektif yang diperoleh dari hasil

wawancara/anamnesa ibu yakni ibu mengeluh mual muntah berlebihan, ibu malas

makan, ibu mengeluh nyeri ulu hati, ibu memuntahkan segala sesuatu yang Ia

makan utamanya pada makanan yang berbau menyengat. Kemudian pada data

objektif didapatkan bahwa keadaan umum ibu lemah, kesadaran composmentis,

tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 80x/menit, mata tampak cekung, dan adanya

pemeriksaan USG yang menunjukkan bahwa ibu benar sedang hamil dan letak

janin yakni intrauterin sehingga menghilangkan diagnosis banding untuk

kemungkinan penyakit yang lain.

 Pada tahap ini semua data dikumpulkan untuk diinterpretasikan sehingga

ditemukan diagnosa atau masalah aktual dari pasien. Pada Ny “S” semua

45
data subjektif dan objektif telah dikumpulkan dan diinterpretasikan

dengan benar dan teliti sehingga didapatkan masalah aktual Ny “S”

adalah adanya komplikasi kehamilan yakni hiperemesis gravidarum

tingkat I.

 Pada manajemen asuhan yang telah dilakukan pada Ny “S” dengan

hiperemesis gravidarum tingkat I, diagnosa potensial yakni terjadinya

hiperemesis gravidarum tingkat II tidak terjadi karena terlaksananya

penganan yang tepat serta pemantauan ibu secara continue hingga kondisi

ibu membaik.

 Tidak dilakukan tindakan segera dalam penanganan kasus hiperemesis

gravidarum hal ini disebabkan karena data hasil pengkajian kunjungan

rumah pasien yang menunjukkan keadaan pasien berangsur-angsur

membaik dan tidak ada data yang menunjang terjadinya hiperemesis

gravidarum yang lebih berat sehingga tidak dibutuhkan tindakan segera.

 Rencana asuhan yang diberikan kepada Ny “S” dengan hiperemesis

gravidarum tingkat I adalah yakni sampaikan hasil pemeriksaan pada ibu,

anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, jelaskan bahwa mual dan muntah

adalah hal yang fisiologis terjadi pada kehamilan, utamanya pada awal

kehamilan, anjurkan ibu untuk minum air putih yang banyak, anjurkan

pada ibu untuk menghindari makanan berlemak dan makanan yang berbau

menyengat, anjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering, anjurkan ibu

untuk makan makanan yang hangat atau yang benar-benar dingin,berikan

therapy obat, serta rencana untuk kunjungan rumah pasien hingga

46
kondisi pasien membaik.

 Melaksanakan perencanaan dan penatalaksanaan pada Ny “S” merupakan

pelaksanaan dari rencana tindakan.

 Evaluasi, bedasarkan hasil manajemen asuhan yang telah dilakukan di

rumah sakit serta manajemen asuhan pada kunjungan ruang pasien terakhir

ditemukan bahwa mual muntah berlebihan telah teratasi, pada

pemeriksaan fisik didapatkan mata ibu sudah tidak cekung, keadaan

umum ibu telah membaik, kesadaran composmentis, tanda-tanda vital

dalam batas normal.

Seluruh temuan dan asuhan yang diberikan pada Ny “S” telah

didokumentasikan. Penulis menemukan beberapa kesenjangan antara teori dan

kasus yakni kesenjangan antara teori penggunaan rumus Neagle dalam penentuan

hari tafsiran persalinan, berdasarkan dari data HPHT yang didapatkan dari ibu

yakni tanggal 1 5 J a nu ar i 2 02 3 maka dapat diketahui bahwa HTP (Hari

Tafsiran Persalinan) ibu adalah tanggal 22 Oktober 2023, sedangkan pada

pemeriksaan USG didapatkan bahwa HTP ibu adalah 5 November 2023.

Selanjutnya kesenjangan yang penulis temukan adalah dalam hal penentuan

faktor predisposisi hiperemesis gravidarum, teori menyatakan bahwa salah satu

faktor predisposisi hiperemesis gravidarum adalah ibu dengan multigravida

karena ibu dianggap belum dapat beradaptasi terhadap perubahan hormon yang

terjadi namun pada kasus Ny “S” dengan hiperemesis gravidarum tingkat I

didapatkan dari anamnesa bahwa NY “S” tidak mengalami mual dan muntah pada

kehamilan pertamanya sedangkan pada kehamilan kedua Ia mengalami mual dan

47
muntah yang berlebihan.

5.2 Saran

Berdasarkan atas tinjauan dan pembahasan kasus penulis memberikan

saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan pelayanan kebidanan

yang baik.

5.2.1 Bagi rumah sakit

Diharapkan lebih meningkatkan profesionalisme dalam melaksanakan

asuhan kebidanan utamanya pada pelayanan antenatal care yang baik

sehingga dapat diantisipasi terjadinya komplikasi-komplikasi kehamilan

khususnya hiperemesis gravidarum yang dapat membahayakan kondisi ibu

dan juga janin .

5.2.2 Bagi Pendidikan

Diharapkan agar institusi pendidikan dapat lebih meningkatkan dan

menambah referensi terbaru sehingga dapat membantu penulis ataupun

mahasiswa lainnya dalam mengerjakan karya tulis ilmiah dan skripsi.

5.2.3 Bagi Profesi

Diharapkan dapat meningkatkan mutu penanganan dan pelayanan bagi ibu

hamil dengan hiperemesis gravidarum secara cepat, tepat dan

komprehensi.

48
DAFTAR PUSTAKA

Al-Khatib, Yahya Abdurrahman. Fikih Wanita Hamil; Penerjemah: Mujahidin


Muhayan, Jakarta: Qisthi Press, 2019.

Anggassari, Yasi. “Kejadian Hiperemesis gravidarum Ditinjau Dari Riwayat


Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Saat Pra Konsepsi Di BPM
Kusmawati Surabaya” Jurnal Kesehatan Ilmiah, Vol 9 No 1 (Februari
2018). http://journal.unusa.ac.id/index.php/jhs/article/viewFile/79/71
(Diakses tanggal 22 April 2017).

Asy-Syarbashi, Ahmad. Yas‟alunaka: Tanya Jawab Lengkap tentang Agama dan


Kehidupan; Penerjemah, Ahmad Subandi; Penyunting, Ali Yahya, Cet.4-
Jakarta: Lentera, 2020

Azizah, Hamidah Nur. “Perilaku Ibu Hamil Dalam Pencegahan Hyperemesis


gravidarum”.http://eprints.umpo.ac.id/2063/1/jkptumpo-gdl- hamidahnur-109-
1-abstrak-i.pdf (Diakses tanggal 22 April 2017).

Badan Pusat Statistik, Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, Jakarta: BPS,
2019.

Dewi, Vivian Nanny Lia dan Tri sunarsih, Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan,
Jakarta: Salemba Medika, 2019.

Evayanti , Yulistiana. “Hubungan Pengetahuan Ibu Dan Dukungan Suami Pada


Ibu Hamil Terhadap Keteraturan Kunjungan Antenatal Care (ANC) Di
Puskesmas Wates Lampung Tengah Tahun 2018” Jurnal Kebidanan, Vol 1
No. http://malahyati.ac.id/wp- content/uploads/2016/03/18-60-1-PB.pdf
(Diakses tanggal 22 April 2017)

Fadlun dan Achmad Feryanto. Asuhan Kebidanan Patologis, Jakarta: Salemba


Medika, 2019.

Fazaril, Atif B, dkk. “Management and Outcome of Hyperemesis Gravidarum at


Tertiary Obstetric Facility Khartoum-Sudan” Scientist Research
Publishing (September 22, 2019)
https://ulir.ul.ie/bitstream/handle/10344/5252/Khalifa_2016_managem
ent.pdf?sequence=2 (Diakses tanggal 1 Juni 2017)

49

Anda mungkin juga menyukai