Anda di halaman 1dari 68

PROPOSAL

PENGARUH BORE LO’I NATA TERHADAP PENURUNAN


NYERI PUNGGUNG PADA IBU HAMIL TRIMESTER III
MELALUI LAYANAN HOMECARE DI PUSKESMAS MONTA

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Program Pendidikan


Sarjana Terapan Kebidanan Jurusan Kebidanan Tahun Akademik
2022/2023

Oleh :
NURASIAH
NIM. P07124122091A

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES MATARAM
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program


Pendidikan Sarjana Terapan Kebidanan Jurusan Kebidanan
Tahun Akademik 2022/2023

Oleh :

NURASIAH
NIM. P07124122091A

Mataram,…………………….2022

Menyetujui,

Pembimbing II
Pembimbing I

dr. Fachrudi Hanafi, M.Kes Baiq Eka Putri Saudia,S.Si.T.M.Keb


NIP. 196610221998031003 NIP. 198610102008122002

i
LEMBAR PENGESAHAN

Dipertahankan di depan Tim Penguji Proposal Skripsi Politeknik Kesehatan


Kemenkes Mataram Jurusan Kebidanan dan diterima untuk
Menyelesaikan Program Pendidikan Sarjana Terapan Kebidanan
Jurusan Kebidanan Tahun Akademik 2022/2023

Mengesahkan :
Ketua Jurusan Kebidanan

(Dr. Sudarmi, SST.,M.Biomed)


NIP. 198012282001122001

Tim Penguji

1. Rita Sopiatun, SST.,MPH ( )


Moderator

2. Baiq Eka Putri Saudia,S.Si.T.M.Keb ( )


Penguji I

3. dr. Fachrudi Hanafi, M.Kes ( )


Penguji II

Tanggal Lulus:

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

atas segala karunia dan limpahan rahmat, sehingga saya dapat

menyelesaikan penyusunan Proposal Skripsi dengan judul ”Pengaruh

Bore Lo’i nata Terhadap Penurunan Nyeri punggung ibu hamil

trimester III Melalui Layanan Homecare di Puskesmas Monta” dapat

terselesaikan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. dr.Yopi Harwinanda Ardesa,M.Kes, selaku Direktur Politeknik

Kesehatan Kemenkes Mataram.

2. Dr. Sudarmi, SST.,M.Biomed, selaku Ketua Jurusan Kebidanan

Politeknik Kesehatan Mataram.

3. Imtihannatun Najahah, S.ST.,M.Kes, selaku ketua Prodi Sarjana

Terapan Kebidanan.

4. dr. Fachrudi Hanafi, M.Kes selaku pembimbing utama yang telah

banyak memberikan bimbingan dan arahan untuk

menyempurnakan skripsi ini.

5. Baiq Eka Putri Saudia,S.Si.T.M.Keb selaku pembimbing

pendamping yang telah banyak memberikan masukan dan arahan

untuk menyempurnakan skripsi ini.

6. Kepada semua dosen di Jurusan Kebidanan yang telah banyak

memberikan bekal pengetahuan dan wawasan kepada penulis.

iii
7. Suami, anak, Keluarga dan saudara-saudaraku yang selalu

memberikan semangat, dukungan, kasih sayang dan do’a dalam

setiap langkah hidup penulis.

8. Sahabat dan teman-teman seperjuangan yang senantiasa

meluangkan waktunya untuk mau memberikan semangat dan

motivasi dan semua pihak yang telah memberikan masukan dan

bantuan kepada penulis dalam penyusunan proposal ini.

Penulis menyadari bahwa proposal skripsi ini masih banyak

kekurangannya, oleh karna itu kritik dan saran yang bersifat

membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan selanjutnya.

Demikian, semoga proposal skripsi ini bisa bermanfaat dan

menambah wawasan bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.

Mataram,…………………..2023

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................iii
DAFTAR ISI..................................................................................................v
DAFTAR TABEL..........................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................5
C. Tujuan Penelitian...............................................................................5
D. Hipotesis Penelitian...........................................................................6
E. Manfaat Penelitian.............................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................9
A. Tinjsusn Teori...................................................................................8
B. KerangkaTeori.................................................................................33
B. Kerangka Konsep............................................................................35
BAB III METODE PENELITIAN..................................................................35
A. Tempat dan Waktu Penelitian.........................................................35
B. Jenis dan Racangan Penelitian.......................................................35
C. Populasi Dan Sampel......................................................................37
D. Variabel...........................................................................................39
E. Definisi Operasional........................................................................39
F. Pengumpulan Data..........................................................................40
G. Pengolahan Data............................................................................41
H. Analisa Data....................................................................................43
J. Alur Penelitian..................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

3.1. Definisi Operasioanal …………………………………………………46

vi
DAFTAR GAMBAR

2.1 Skala Nyeri Numeric Ranting Scale…………………………………….

2.2 Kerangka Teori …………………………………………………………...

2.3 Kerangka Konsep ………………………………………………….…….

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan suatu proses yang diawali dengan

penyatuan spermatozoa dan ovum (fertilisasi) dan dilanjutkan dengan

implantasi hingga lahirnya bayi yang lamanya berkisar 40 minggu.

Perubahan tersebut tidak lepas dari adanya faktor -faktor yang

mempengaruhinya yang dapat berupa faktor fisik, lingkungan, sosial,

budaya serta ekonomi. Setiap faktor saling mempengaruhi karena

saling terkait satu sama lain dan dapat merupakan hubungan sebab akibat

(Gultom, 2020).

Salah satu keluhan yang sering di alami oleh ibu hamil trimester III

adalah nyeri punggung hal tersebut disebabkan karena meningkatnya

beban berat yang di bawa oleh ibu yaitu bayi dalam kandungan (Walyani,

2015). Sistem tubuh ibu pada proses kehamilan mengalami perubahan

yang semuanya membutuhkan suatu adaptasi, baik fisik maupun

psikologis. Adaptasi tersebut banyak ibu yang mengalami rasa

ketidaknyamanan salah satunya adalah nyeri punggung.

Nyeri Punggung yang dialami oleh ibu hamil adalah masalah umum

yang terjadi selama masa kehamilan. Terutama ketika usia kehamilan ibu

sudah memasuki trimester akhir, ibu hamil akan sering mengalami nyeri

punggung. Berbagai intervensi telah digunakan untuk mengobatinya

seperti terapi obat, elektrolit dan vitamin, serta terapi non obat. Namun,

bila nyeri punggung ini tidak ditangani dapat menyebabkan sakit parah dan

1
gangguan tidur. Gangguan tidur ini dapat menghambat aktivitas ibu sehari-

hari (Liu et al., 2021; Young & Jewell, 2015). Selain mengganggu aktivitas

dan istirahat ibu hamil, nyeri punggung yang tidak ditangani dengan baik

dapat menghambat aliran darah ke jantung dan menyebabkan terjadinya

varises. Jika kondisi ini dibiarkan terus menerus dapat mengakibatkan

pecahnya pembuluh darah vena dan terjadi pembekuan darah, sehingga

dapat meningkatkan morbiditas ibu hamil bila tidak segera diatasi

(Handayani, 2019).

World Health Organization (2016) menyatakan, dari ulasan penelitian

yang dilakukan di beberapa negara seperti Norwegia, Swedia, Thailand

dan Iran terdapat 390 wanita hamil yang mengalami nyeri punggung.

Didukung oleh penelitian yang pernah dilakukan oleh Liu et al. (2021) di

China, sekitar 30% sampai 50% wanita hamil mengalami nyeri punggung

sebanyak dua kali dalam seminggu selama masa kehamilan trimester

ketiga. Di Indonesia, dari penelitian yang dilakukan oleh Suryani &

Handayani (2018), data ibu hamil trimester III yang mengalami nyeri

punggung mencapai 78 % atau 9 orang dari total 12 orang ibu hamil, dan

didukung juga dari penelitian yang pernah dilakukan oleh Handayani

(2019), angka kejadian nyeri punggung pada ibu hamil trimester II dan

trimester III mencapai 63,33% atau 19 orang dari total 30 orang ibu hamil.

Nyeri punggung dapat diatasi dengan terapi farmakologis dan

nonfarmakologis. Pengendalian nyeri secara farmakologis memang lebih

efektif dibandingkan dengan metode nonfarmakologi, namun demikian

farmakologi lebih mahal dan berpotensi mempunyai efek samping. Dalam

2
kehamilan metode farmakologi juga mempunyai pengaruh bagi ibu, janin,

maupun bagi kemajuan persalinan. Sementara itu menurut (Potter & Perry,

2010). Metode non farmakologis dapat dilakukan melalui kegiatan tanpa

obat antara lain dengan teknik distraksi, hypnosis-diri, mengurangi

persepsi nyeri, dan stimulasi masase, mandi air hangat, kompres panas

atau dingin. Metode nonfarmakologis juga lebih murah, simpel, efektif dan

tanpa efek yang merugikan.

Salah satu terapi non farmakologi yang bisa digunakan untuk

mengurangi nyeri punggung secara tradisional di kabupaten bima adalah

dengan Bore Lo’I Nata. Bore Lo’i Nata merupakan salah satu bentuk dari

terapi Luluran, semacam ramuan yang diracik sedemikian rupa dari bahan

umbi-umbian dan rempah-rempah sehingga memberikan rasa hangat saat

dilumuri ke tubuh (Suratiah et al., 2017). Bore Lo’i Nata sudah dikenal oleh

masyarakat Bima. Bore Lo’i Nata merupakan warisan leluhur dari jaman

dulu yang dibuat halus dan cara pemakaiannya dengan dioleskan

(membaluri) pada bagian tubuh tertentu, membiarkannya menjadi kering,

setelah itu mengoleskannya (mengurut) untuk membersihkan lapisan Lo,i

Nata yang telah mengering tersebut tanpa menggunakan air. Bore Lo’i

Nata juga dapat mencegah, dan juga mengobati berbagai macam penyakit

yang penyembuhannya dengan menggunakan obat luar, contohnya adalah

penghangat badan, memperlacar peredaran darah, mengurangi nyeri otot,

nyeri tulang, sakit kepala dan yang lainnya (Kepakisan et al., 2020).

Menurut ahli obgyn dari University of Southern California, Sara Twogood,

Tahun 2019 Luluran atau spa aman untuk ibu hamil, hal ini menjadi cara

3
terbaik dalam mengurangi stres dan meringankan rasa tidak nyaman

selama hamil. Sebuah studi menunjukkan luluran memang membantu

meringankan stres dan mengurangi faktor penyebab depresi selain itu

dapat meringankan nyeri otot dan persendian.

Di dukung oleh penelitian yang dilakukan Margono (2016) dengan

judul Pengaruh Terapi Zinger Officinale terhadap Intensitas Nyeri Low

Back Pain, menyatakan bahwa terapi jahe dapat menurunkan intensitas

nyeri punggung bawah pada ibu hamil. Berdasarkan tindakan yang

dilakukan terapi kompres jahe efekif mengurangi nyeri punggung bawah

pada ibu hamil trimester III, karena minyak atsiri dari jahe bersifat hangat

yang mampu meningkatkan aliran darah untuk mendapatkan efek

analgesik dan relaksasi otot sehingga nyeri dapat berkurang.

Berdasarkan survey awal yang dilakukan pada bulan Februari

2023, di Puskesmas Monta Kabupaten Bima dari 10 ibu hamil trimester 3

terdapat 90 % yang mengalami nyeri punggung yang menyebabkan lelah

secara fisik maupun emosional serta terganggu aktivitas sehari-harinya,

sehingga masalah dalam penelitian ini masih banyaknya ibu hamil yang

mengalami nyeri punggung. Sedangkan berdasarkan hasil wawancara,

diperoleh informasi bahwa sebagian ibu hamil pergi ke dukun pijat untuk

mengurangi nyeri yang dirasakan, serta sebagian menggunakan obat-obat

gosok.

Pemakaian Bore Lo’i Nata dapat dilakukan secara mandiri ataupun

melibatkan sando (dukun). Oleh karena itu, pada penelitian ini peneliti

ingin menerapkan penggunaan Bore Lo’i Nata pada ibu hamil untuk

4
mengurangi ketidaknyamanan nyeri punggung. Beberapa penelitian terkait

terapi non faramakologi untuk mengatasi ketidaknyamanan nyeri

punggung pada ibu hamil telah banyak di teliti tetapi keterbaharuan

dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah dengan memberikan

terapi Bore Lo’I Nata berbasis budaya lokal Kabupaten Bima untuk

mengurangi nyeri pada punggung pada ibu hamil yang tidak pernah di teliti

sebelumnya. Berdasarkan permasalahan tersebut sehingga peneliti tertarik

untuk meneliti tentang pengaruh dari Bore Lo’i Nata terhadap penurunan

nyeri punggung pada ibu hamil trimester III di Puskesmas Monta?”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh dari Bore Lo’i Nata terhadap

penurunan nyeri punggung pada ibu hamil trimester III Melalui Layanan

Homecare di Puskesmas Monta?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari

Bore Lo’i Nata terhadap penurunan nyeri punggung pada ibu hamil

trimester III di Puskesmas Monta.

2. Tujuan Khusus

a) Mengidentifikasi karakteristik responden meliputi umur,

pendidikan, pekerjaan dan paritas.

b) Mengidentifikasi tingkat nyeri punggung pada ibu hamil trimester

III sebelum diberikan intervensi Bore Lo’i Nata.

5
c) Mengidentifikasi tingkat nyeri punggung pada ibu hamil trimester

III sesudah diberikan intervensi Bore Lo’i Nata.

d) Menganalisis pengaruh Bore Lo’i Nata terhadap punggung pada

ibu hamil trimester III.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara yang dibuat berdasarkan

rumusan masalah penelitian yang sudah ditentukan sesuai dengan teori

yang digunakan, sehingga perlu dilakukan uji hipotesis (Sugiyono,

2017).Hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Ha : Terdapat pengaruh dari Bore Lo’i Nata terhadap penurunan nyeri

punggung pada ibu hamil trimester III

Ho : Tidak ada pengaruh dari Bore Lo’i Nata terhadap penurunan nyeri

punggung pada ibu hamil trimester III

E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis

a) Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi untuk

pengembangan ilmu pengetahuan terutama dalam manajemen

nyeri pada ibu hamil.

b) Bagi Profesi

Penelitian ini dapat digunakan sebagai pengalaman dari proses

belajar dalam memberikan pelayanan kebidanan terkait

manajemen nyeri pada ibu hamil.

2. Manfaat Praktis

6
a) Bagi Peneliti

Sebagai aplikasi dalam memberikan asuhan kebidanan ibu hamil

yang mengalami nyeri punggung.

b) Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai sumber referensi untuk pengembangan ilmu

pengetahuan dalam penerapan praktek asuhan kebidanan dalam

layanan home care dengan berbasis kearifan budaya lokal.

c) Bagi Masyarakat

Penelitian ini dapat digunakan untuk mempromosikan manfaat

dari bahan-bahan tradisional yang ada di lingkungan masyarakat,

salah satunya yaitu penggunaan Bore Lo’i Nata untuk membantu

mengurangi nyeri punggung. Serta mempromosikan asuhan

kebidanan dalam layanan home care dengan berbasis kearifan

budaya lokal pada ibu hamil, salah satunya pregnancy massage.

d) Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi peneliti lain

yang ingin meneliti tentang pengaruh dari Bore Lo’i Nata terhadap

penurunan nyeri punggung pada ibu hamil trimester III.

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori
1. Kehamilan

a. Konsep Kehamilan

Kehamilan juga dikenal sebagai gestasi, adalah istilah

yang digunakan untuk menggambarkan periode di mana

janin berkembang di dalam rahim wanita. Kehamilan

biasanya berlangsung sekitar 40 minggu, atau 9 bulan

lebih, dihitung dari periode menstruasi terakhir (hari

pertama menstruasi terakhir) hingga melahirkan. Kehamilan

adalah proses fisiologis (normal) sementara yang

mempengaruhi seorang wanita secara fisik dan emosional.

Semua sistem tubuhnya beradaptasi untuk mendukung

perkembangan janin.

Kehamilan adalah keadaan mengandung embrio atau

janin yang sedang berkembang. Periode kehamilan

manusia adalah 39 minggu dan dibagi menjadi tiap

trimester. Trimester pertama mulai dari minggu ke nol

hingga minggu ke dua belas. Selama jangka waktu ini,

8
banyak tonggak perkembangan yang signifikan terjadi saat

janin berkembang. Selain itu, saat janin tumbuh, dapat

terlihat melalui ultrasonografi, dan pengujian laboratorium

dapat dilakukan untuk memeriksa dan memantau

perkembangannya.

Diagnosis kehamilan menjadi semakin penting dalam

beberapa tahun terakhir karena kecanggihan teknologi

reproduksi dan kemampuan untuk menangani kehamilan

ekstrauterin telah umum dilakukan. Tes biokimia sensitif

dan ultrasonografi resolusi tinggi sekarang membuat

diagnosis kehamilan sangat sensitif dan spesifik. Tanda

dan gejala klinis kehamilan, gambaran yang menonjol dari

implantasi, sintesis dan sekresi hormon human chorionic

gonadotropin (hCG) pada kehamilan normal dan penanda

biokimia serta teknis lainnya untuk mendiagnosis kehamilan

(Australian Government Department of Health, 2019).

b. Periode kehamilan

1) Trimester I (0-12 minggu)

Merupakan periode penyesuaian terhadap kenyataan bahwa ia

hamil. Penerimaan kehamilan ini merupakan tugas psikologis

yang paling penting dalam trimester I. Sebagian besar wanita

bersikap ambivalent tentang kehamilannya apalagi bagi yang

belum siap untuk hamil. Ketidaknyamanan yang terjadi pada

trimester I akan membuat seseorang menolak kehamilannya.

9
2) Trimester II (12-28 minggu)

Disebut juga periode kesehatan karena pada trimester ini wanita

merasa sehat dan terbebas dari ketidaknyamanan dari kehamilan

normal, selain itu juga disebut fase batiniah yaitu dorongan

psikologis wanita untuk menunjukkan identitas keibuannya untuk

janin yang dikandungnya.

3) Trimester III (28-40 minggu)

Berkaitan dengan resiko yang akan dihadapi dalam kehamilan

maupun persalinan dan upaya mempersiapkan serta waspada

terhadap segala sesuatu yang terjadi (Kusmiyati Yuni, 2009).

c. Definisi Kehamilan Trimester III

Trimester ketiga sering disebut sebagai periode penentuan.

Pada periode ini wanita menanti kehadiran bayinya sebagai bagian

dari dirinya, dia menjadi tidak sabar untuk melihat bayinya (Kusmiyati

Yuni, 2009).

d. Perubahan Anatomi dan Fisiologi Kehamilan Trimester III

Perubahan anatomi dan fisiologi kehamilan menurut Ely Susilawati

(2022) sebagai berikut :

1) Sistem Reproduksi

Ismus menjadi lebih nyata menjadi bagian korpus uteri dan

berkembang menjadi segmen bawah Rahim. Pada 28 minggu

fundus uteri terletak kira-kira tiga jari di atas pusat atau 1/3 jarak

antara pusat ke prosesus kifoideus (25 cm). 32 minggu fundus

uteri terletak  kira-kira antara ½ jarak pusat an prosesus kifoideus

10
(27 cm). 36 minggu  fundus uteri kira-kira 1 jari di bawah prosesus

kifaideus (30 cm). 40 minggu fundus uteri terletak kira-kira 3 jari di

bawah prosesus kifoideus (33 minggu). Setelah minggu ke 28,

terjadi kontraksi brakton Hiks semakin jelas.

2) Sistem Traktus Uranius

Pada akhir kehamilan kepala janin mulai turun ke pintu atas

panggul keluhan sering kencing akan timbul lagi karena

kandungan kencing akan mulai tertekan kembali. Selain itu juga

terjadi hemodilusi menyebabkan metabolisme air menjadi lancar.

Pada kehamilan tahap lanjut, pelvis ginjal kanan dan ureter lebih

berdilatasi dari pada pelvis kiri akibat penggeseran uterus yang

berat ke kanan akibat terdapat kolon rektosigmoid di sebelah kiri.

Perubahan-perubahan ini membuat pelvis dan ureter mampu

menampung urine dalam volume yang lebih besar dan juga

memperlambat laju aliran urine.

3) Sistem respirasi

Pada 32 minggu ke atas karena usus-usus tertekan uterus

yang membesar ke arah diafragma kurang leluasa bergerak

mengakibatkan kebanyakan wanita hamil mengalami derajat 

kesulitan bernafas .

4) Kenaikan berat badan

Terjadi kenaikan berat badan sekitar 5,5 kg, penambahan BB

hari mulai awal kehamilan sampai akhir kehamilan adalah 11,12

kg.

11
5) Sirkulasi darah

Hemodilusi penambahan volume darah sekitar 25% dengan

puncak pada usia kehamilan 32 minggu, sedangkan pada

hematokrit mencapai level terendah pada minggu 30 sampai 32

minggu karena setelah 34 minggu masa RBC terus meningkat

tetapi volume plasma tidak. Peningkatan RBC terus menyebabkan

penyaluran oksigen pada wanita pada hamil lanjut mengeluh

sesak nafas dan pendek nafas.

Hal ini ditemukan pada kehamilan meningkat untuk memenuhi

kebutuhan bayi. Aliran darah meningkat dengan cepat seiring

pembesaran uterus. Walaupun aliran darah uterus meningkat 20

kali lipat, ukuran konseptus meningkat lebih cepat. Akibatnya

oksigen di ambil dari darah uterus selama masa kehamilan lanjut.

6) Sistem musculoskeletal

Sendi pelvik pada kehamilan sedikit dapat bergerak.

Perubahan tubuh secara bertahap dan peningkatan berat wanita

hamil menyebabkan postur dan cara berjalan wanita berubah

secara mencolok. Peningkatan distensi abdomen yang membuat

panggul miring ke depan, penurunan tonus otot perut dan

peningkatan berat badan pada akhir kehamilan membutuhkan

penyesuaian ulang kurvatura spinalis. Pusat gravitasi wanita

bergeser ke depan. Payudara yang besar dan posisi bahu yang

bungkuk saat berdiri akan semakin membuat kurva punggung dan

lumbal menonjol. Pererakan menjai lebih sulit. Struktur ligament

12
dan tulang otot belakang bagian tengah dan bawah mendapat

tekanan berat. Wanita muda yang cukup berotot dapat

mentoleransi perubahan ini  tanpa keluhan. Akan tetapi wanita

yang tua dapat mengalami gangguan pungung atau nyeri

punggung yang cukup berat selama dan segera setelah

kehamilan.

2. Nyeri Punggung Pada Kehamilan

a. Definisi Nyeri Punggung

Nyeri adalah segala sesuatu yang dikatakan seseorang tentang

nyeri tersebut dan terjadi kapan saja ketika seseorang mengatakan

bahwa merasa nyeri. Nyeri merupakan sensasi tidak menyenangkan

yang terlokasi pada suatu bagian tubuh. Nyeri seringkali di jelaskan

dalam istilah proses distruktif jaringan seperti ditusuk tusuk, panas

terbakar, melilit, seperti emosi, pada perasaan takut, mual dan mabuk

(Judha. 2019).

Nyeri sering sekali dijelaskan dengan istilah destruktif jaringan

seperti ditusuk-tusuk, panas terbakar, melilit, seperti emosi, pada

perasaan takut, mual dan mabuk. Terlebih, setiap perasaan nyeri

dengan intensitas sedang sampai kuat disertai oleh rasa cemas dan

keinginan kuat untuk melepaskan diri dari atau meniadakan perasaan

itu. Rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh, timbul bila

ada jaringan rusak dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi

dengan memindahkan stimulus nyeri (Suwondo et al., 2017).

13
Nyeri Punggung terjadi selama kehamilan, terutama pada

trimester kedua (minggu 14 hingga 26) dan frekuensi nyeri punggung

dapat meningkat pada trimester ketiga (minggu 27 hingga kelahiran)

(Tanna, 2019).

Nyeri punggung adalah nyeri yang terjadi pada area lumbal.

Nyeri punggung adalah gangguan yang umum terjadi, dan ibu hamil

mungkin pernah memiliki riwayat sakit punggung di masa lalu. Sebagai

kemungkinan lain, nyeri punggung dapat dirasakan pertama kalinya

dalam kehamilan. Nyeri punggung bawah sangat sering terjadi dalam

kehamilan sehingga digambarkan sebagai salah satu gangguan minor

dalam kehamilan. Ibu hamil mencondongkan perut sehingga

menambah lengkungan pada bagian bawah punggung yang

menimbulkan rasa nyeri (Varney, 2007).

b. Penyebab Terjadinya Nyeri Punggung

Nyeri punggung disebabkan oleh hormon estrogen dan

progesteron yang mengendurkan sendi, ikatan tulang dan otot di

pinggul. Saat bayi tumbuh, lengkung di spina lumbalis dapat meningkat

karena abdomen didorong ke depan, ini juga dapat menyebabkan nyeri

punggung (Varney, 2007).

Nyeri punggung saat hamil biasanya disebabkan Karena adanya

pengaruh gravitasi dimana kehamilan semakin membesar dan tekanan

pada punggung semakin besar, sehingga punggung mengalami nyeri.

Kondisi ini dapat menyebabkan ibu hamil rentan mengalami nyeri

punggung Varney, 2007).

14
Beberapa penyebab nyeri punggung menurut Varney (2007) :

1) Kenaikan berat badan berlebih selama hamil akibat pertumbuhan

janin.

2) Perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan. Seperti,

peningkatan hormon progesteron.

3) Perubahan metabolisme tubuh selama kehamilan.

4) Ibu hamil terlalu aktif bergerak atau ibu hamil kurang bergerak.

5) Kurvaktur dan vertebra lumbosakral yang meningkat saat uterus

membesar.

6) Spasme otot karena tekanan pada akar syaraf.

7) Penambahan ukuran payudara.

8) Kadar hormone yang meningkat menyebabkan cartilage di dalam

sendi-sendi besar menjadi lembek.

9) Keletihan

10) Mekanisme tubuh yang kurang baik, yaitu menempatkan beban

tegangan pada punggung bukan pada paha, pada waktu

mengangkat barang dengan membungkuk bukan dengan jongkok.

c. Faktor – faktor yang mempengaruhi nyeri punggung

Menurut Riyadi IK (2017), faktor – faktor yang mempengaruhi

respon nyeri adalah sebagai berikut :

a. Faktor Fisiologi

1) Keadaan umum

Kondisi fisik yang menurun seperti kelelahan dan malnutrisi

dapat meningkatkan intensitas nyeri yang dirasakan. Dengan

15
demikian dapat dikatakan di dalam kehamilan diperlukan

kekuatan atau energi yang cukup besar, karena jika ibu

mengalami kelelahan maka ibu tidak cukup toleran dalam

menghadapi rasa nyeri yang timbul sehingga intensitas nyeri

yang dirasakan semakin tinggi.

2) Usia

Ibu yang melahirkan pertama kali pada usia tua umumnya akan

mengalami persalinan yang lebih lama dan merasakan lebih

nyeri dibandingkan ibu yang masih muda. Sehingga dapat

dikatakan pada primigravida dengan usia tua akan merasakan

intensitas nyeri yang lebih tinggi dari primipara usia muda.

3) Ukuran Janin

Dikatakan bahwa persalinan dengan ukuran janin yang besar

akan menimbulkan rasa nyeri yang lebih kuat dari persalinan

dengan ukuran janin normal. Karena itu dapat disimpulkan

bahwa semakin besar ukuran janin semakin lebar diperlukan

peregangan jalan lahir sehingga nyeri yang dirasakan semakin

kuat.

4) Endorphin

Efek opioid endogen atau endorphin adalah zat seperti opiate

yang berasal dari dalam tubuh yang disekresi oleh medulla

adrenal. Endorphin adalah neurotransmitter yang menghambat

pengiriman rangsang nyeri sehingga dapat menurunkan sensasi

nyeri. Tingkatan endorphin berbeda antara satu orang dengan

16
orang lainnya. Hal ini yang menyebabkan rasa nyeri seseorang

dengan yang lain berbeda.

d. Faktor Psikologi

1) Takut dan cemas

Cemas dapat mengakibatkan perubahan fisiologis seperti spasme

otot, vasokontriksi dan mengakibatkan pengeluaran substansi

penyebab nyeri (kotekolamin), sehingga cemas dapat

meningkatkan intensitas nyeri yang dirasakan. Sementara

perasaan takut dalam menghadapi persalinan akan menyebabkan

timbulnya ketegangan dalam otot polos dan pembuluh darah

seperti kekakuan leher rahim dan hiposia rahim. Oleh Karena itu

dapat disimpulkan bahwa perasaan cemas dan takut selama

persalinan dapat memicu sistem syaraf simpatis dan parasimpatis,

sehingga dapat lebih meningkatkan intensitas nyeri yang

dirasakan.

2) Arti nyeri bagi individu

Arti nyeri bagi individu adalah penilaian seseorang terhadap nyeri

yang dirasakan. Hal ini sangat berbeda antara satu orang dengan

yang lainnya, karena nyeri merupakan pengalaman yang sangat

individual dan bersifat subjektif.

3) Kemampuan kontrol diri

Kemampuan kontrol diartikan sebagai suatu kepercayaan bahwa

seseorang mempunyai sistem kontrol terhadap suatu

permasalahan sehingga dapat mengendalikan diri dan dapat

17
mengambil tindakan guna menghadapi masalah yang muncul. Hal

ini sangat diperlukan ibu dalam menghadapi persalinan sehingga

tidak akan terjadi respon psikologis yang berlebihan seperti

ketakutan dan kecemasan yang dapat menganggu proses

persalinan.

4) Fungsi Kognitif

Perbedaan respon seseorang dalam menghadapi suatu

permasalahan atau rangsang berhubungan dengan fungsi kognitif.

Suasana kognitif dapat mempengaruhi respon dan perilaku

seseorang terhadap suatu permasalahan atau rangsang.

5) Percaya Diri

Percaya diri adalah keyakinan pada diri seseorang bahwa dia

akan mampu menghadapi suatu permasalahan dengan suatu

tindakan atau perilaku yang akan dilakukan dikatakan pula jika ibu

percaya bahwa ia dapat melakukan sesuatu untuk mengontrol

persalinan maka ia akan memerlukan upaya minimal untuk

mengurangi nyeri yang dirasakan. Dengan kata lain bahwa

percaya diri yang tinggi dapat menghadapi rasa nyeri yang timbul

selama persalinan dan mampu mengurangi intensitas nyeri yang

dirasakan (Riyadi IK, 2017).

e. Penatalaksanaan Nyeri Nonfarmakologis

Nyeri dapat diatasi dengan terapi farmakologis dan

nonfarmakologis. Pengendalian nyeri secara farmakologis memang

lebih efektif dibandingkan dengan metode nonfarmakologi, namun

18
demikian farmakologi lebih mahal dan berpotensi mempunyai efek

samping. Terapi non farmakologis yaitu terapi yang digunakan yakni

dengan tanpa menggunakan obat-obatan, tetapi dengan memberikan

berbagai teknik yang setidaknya dapat sedikit mengurangi rasa nyeri

punggung pada ibu hamil.

Bentuk-bentuk penatalaksanaan non farmakologi menurut

Brunner dan Suddarth (2002) meliputi:

a. Massage

Massage adalah stimulasi kutaneus tubuh secara umum, sering

dipusatkan pada pinggang dan bahu. Massage menstimulasi

reseptor tidak nyeri. Massage juga membuat pasien lebih nyaman

karena membuat pasien lebih nyaman karena membuat relaksasi

otot.

b. Terapi Es dan Panas

Terapi es dapat menurunkan prostaglandin yang memperkuat

sensitifitas reseptor nyeri. Agar efektif es harus diletakkan di area

sekitar pembedahan. Penggunaan panas dapat meningkatkan

aliran darah yang dapat mempercepat penyembuhan dan

penurunan nyeri

c. Stimulasi Syaraf Elektris Transkutan (TENS)

TENS menggunakan unit yang dijalankan oleh baterai dengan

elektrode yang dipasang pada kulit untuk menghasilkan sensasi

kesemutan atau menggetar pada area nyeri. Mekanisme ini

sesuai dengan teori gate kontrol dimana mekanisme ini akan

19
menutup transmisi sinyal nyeri ke otak pada jaras asenden sistem

syaraf pusat untuk menurunkan intensitas nyeri.

d. Distraksi

Dilakukan dengan memfokuskan perhatian pasien pada sesuatu

selain pada nyeri. Distraksi diduga dapat menurunkan persepsi

nyeri dengan menstimulasi sistem kontrol desenden, yang

mengakibatkan lebih sedikit stimulus nyeri yang di transmisikan ke

otak. Keefektifan transmisi tergantung pada kemampuan pasien

untuk menerima dan membangkitkan input sensori selain nyeri.

e. Teknik Relaksasi

Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan

dan stress yang mampu memberikan individu kontrol ketika terjadi

rasa tidak nyaman atau nyeri/stress fisik dan emosi pada nyeri.

f. Imajinasi Terbimbing

Dilakukan dengan menggunakan imajinasi seseorang dalam suatu

cara yang dirancang secara khusus untuk mencapai efek positif

tertentu. Individu di instruksikan untuk membayangkan bahwa

dengan setiap napas yang diekhalasikan (dihembuskan) secara

lambat akan menurunkan ketegangan otot dan ketidak nyamanan

dikeluarkan.

g. Hipnosis

Efektif untuk menurunkan nyeri akut dan kronis. Teknik ini

mungkin membantu pereda nyeri terutama dalam periode sulit.

f. Pengukuran Derajat Nyeri

20
Intensitas nyeri seseorang dapat diukur menggunakan skala

nyeri. Pengukuran nyeri penting dilakukan untuk mengetahui tingkat

nyeri yang dirasakan sehingga dapat diberikan intervensi yang tepat

(Setiyohadi, 2009). Kategori pengukuran nyeri beragam. Tingkat nyeri

ditentukan dari jumlah angka yang ditunjuk pasien (McCaffery, 2011).

Skala nyeri meliputi visual analog scale, numeric rating scale, verbal

rating scale, dan faces pain scale-revised.

Visual analog scale merupakan skala nyeri yang berbentuk garis

lurus yang mewakili intensitas nyeri yang terus menerus. Numerical

Rating Scale (NRS) adalah suatu alat pendeskripsian kata. Pasien

menilai nyeri dengan skala 0 sampai 10. Angka 0 berarti kondisi klien

tidak merasakan nyeri dan angka 10 mengindikasikan nyeri paling

hebat yang dirasakan klien. Verbal rating scale (VRS) merupakan alat

ukur yang menggunakan kata sifat untuk menggambarkan level


Gambar 2.1. Skala Nyeri Numeric Ranting Scale
intensitas nyeri yang berbeda, range dari tidak nyeri sampai nyeri

hebat. Skala nyeri ini dinilai dengan memberikan angka pada setiap

kata sifat sesuai dengan tingkat intensitas nyeri. Faces pain scale-

revised terdiri dari enam gambar skala wajah kartun yang bertingkat

dan wajah tersenyum untuk “tidak ada nyeri” sampai wajah yang

berlinang air mata untuk “nyeri yang paling buruk” (Prasetyo, 2010).

Berdasarkan uraian di atas penelitian ini menggunakan skala nyeri

numerik (numerical ranting scale)

21
Keterangan :

0 ( tidak nyeri ) : Tidak Nyeri

1-3 (nyeri ringan) : Hilang tanpa pengobatan, tidak mengganggu

aktivitas sehari – hari

4-6 (nyeri sedang) : Nyeri menyebar ke perut bagian bawah,

mengganggu aktivitas sehari – hari dan

membutuhkan obat untuk menguranginya.

7-9 (nyeri berat terkontol) : Nyeri disertai pusing, sakit kepala berat,

muntah, diare, sangat menggangu aktivitas

sehari – hari.

10 (nyeri berat tidak terkontrol) : Menangis, meringis, gelisah,

menghindari, percakapan, kontak sosial,

sesak nafas, imobilisasi, menggigit bibir dan

penurunan kesadaran.

3. Pengertian Bore Lo’i Nata

Bore lo’i nata adalah ramuan tradisional yang berfungsi sebagai

obat luar, yang digunakan dengan cara digosokkan dibadan, biasanya

terbuat dari berbagai jenis rempah pilihan (Kriswiyanti et al., 2021). Bore

lo’i nata sudah di praktekan secara turun temurun, pada zaman dulu Lo’i

Nata di pakai untuk mengurangi ketegangan pada otot atau

menghilangkan rasa pegal akibat bekerja seharian di sawah, sebagian lain

22
di pakai untuk di balurkan ke tubuh ibu-ibu setelah melahirkan untuk

mendapatkan kembali kekuatan otot setelah proses kehamilan yang

panjang dan kemudian proses melahirkan yang tidak mudah. Pada ibu

hamil sensasi hangatnya mampu memberikan kelegaan pada tubuh yang

lelah, sehingga ibu hamil bisa menjadi lebih rileks (Permatananda, 2022)

a. Kandungan Lo’i Nata

Resep pembuatan Lo’i Nata (Permatananda, 2022) :

1) Bahan-bahan :

(a) 100 gram Beras (bisa menggunakan beras putih atau beras

merah)

(b) 100 gram Kencur

(c) 100 gram Jahe

(d) 100 gram biji kemiri

(e) 100 gram Cengkih

(f) 5 pieces Biji Pala

(g) 1 sendok teh Lada Hitam (secukupnya)

2) Cara Membuat :

(a) Campurkan semua bahan Lo’i Nata satu per satu ke dalam

cobek.

(b) Ulek semua bahan menjadi satu sampai halus dan menjadi

bubuk.

(c) Untuk mempermudah pekerjaan dan mendapatkan hasil yang

lebih maksimal, semua bahan bisa dicampur menjadi satu ke

23
dalam mesin penggiling (blender) dan giling sampai halus

menjadi bubuk.

3) Cara Pemakaian :

(a) Tuang Lo’i Nata secukupnya dan campurkan dengan air

Hangat.

(b) balurkan Lo’i Nata ke seluruh tubuh secara merata.

(c) Bungkus tubuh dengan plastik dan kain untuk mendapatkan

hasil yang maksimal, kurang lebih selama 30 menit.

(d) Selama proses berlangsung, sensasi rasa hangat akan terasa

di seluruh tubuh dan bisa membuat tubuh merasa nyaman

dan sirkulasi darah menjadi lancar.

(e) Selama menggunakan Lo’i Nata, hindari bagian sensitif.

b. Manfaat Bore Lo’i Nata

Berikut ini adalah manfaat yang bisa didapatkan dari pemakaian Bore

Lo’i Nata (Kepakisan et al., 2020) :

1) Melancarkan peredaran darah

2) Menghangatkan tubuh, mengurangi nyeri otot, nyeri tulang,

menggigil, dan sakit kepala

3) Detox

4) Menghaluskan kulit

5) Mengurangi gejala flu dan demam

Macam-macam rempah yang ada di dalam Lo’i Nata berfungsi

menyehatkan badan dan membuat badan terasa hangat hingga

membuat tubuh mengeluarkan keringat. Hal ini memberikan rasa

24
nyaman apabila kondisi tubuh dalam keadaan kurang fit karena flu

atau ada gejala demam dan sakit kepala. Beberapa jenis rempah

yang sering digunakan untuk membuat Lo’i Nata (Permatananda,

2022), yaitu :

(1) Beras mengandung vitamin E yang bermanfaat sebagai ramuan

yang dapat melembutkan dan mengencangkan kulit, membantu

meluruhkan kotoran dan sel-sel kulit mati di permukaan kulit, dan

membantu mempercepat regenerasi sel-sel kulit.

(2) Kencur mengandung vitamin C yang bermanfaat untuk membantu

memaksimalkan proses peremajaan kulit dan membantu

menyamarkan tanda yang berkaitan dengan penuaan dini pada

kulit, mencerahkan kulit serta membuat kulit tampak lebih halus.

Selain itu, kencur juga membantu menenangkan eksim, luka

bakar dan gatal, dan infeksi jamur.

(3) Jahe selain memberi rasa hangat, juga bermanfaat untuk

membantu menstimulasi peredaran darah, membantu mengatasi

peradangan dan gatal-gatal pada kulit, serta bersifat karminatif.

Serta memiliki kemampuan untuk mengeluarkan racun dari dalam

tubuh, dan juga memperlancar pencernaan.

(4) Biji Kemiri manfaatnya dapat membuat kulit bercahaya dan

menglowingkan kulit .

(5) Cengkih memberi manfaat untuk menstimulasi peredaran darah,

melegakan pernapasan, dan menghilangkan rasa mual.

25
(6) Biji pala membantu menghangatkan badan, dapat bersifat sebagai

antioksidan dan sedatif, juga dapat membantu mengatasi

ketegangan otot dan syaraf serta dapat membantu memperlancar

peredaran darah.

(7) Lada hitam selain menghangatkan tubuh dan bersifat sedatif

(menenangkan) dan karminatif, juga membantu mengatasi rasa

tegang otot dan saraf

4. Home Care

a. Pengertian Home Care

Home Care merupakan bagian atau lanjutan dari pelayanan

kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan

kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka (Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia, 2014).

Pelaksanaan home care sendiri merupakan aplikasi dari

berbagai ilmu pengetahuan yang mempelajari manusia baik secara

individu, keluarga, dan masyarakat, mencapai kemandirian dalam

meyelesaikan masalah yang mereka hadapi (Yuliati, 2018).

b. Tujuan Home Care

Tujuan dilakukannya home care menurut Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia (2014) :

1) Mempromosikan, mempertahankan atau memaksimalkan level

kemandirian serta meminimalkan efek ketidakmampuan dan

kesakitan termasuk di dalamnya penyakit terminal.

26
2) Menyebutkan bahwa home care bertujuan untuk meningkatkan,

mempertahankan atau memaksimalkan tingkat kemandrian dan

meminimalkan dampak penyakit.

c. Manfaat Pelayanan Home Care

Menurut Yuliati (2018) ada beberapa manfaat dilakukan home care,

yaitu :

1) Manfaat home care bagi pasien

a) Pelayanan akan lebih sempurna, holistik, dan komprehensif.

b) Pelayanan lebih profesional.

c) Pelayanan keperawatan mandiri bisa diaplikasikan dengan di

bawah naungan legal dan etik keperawatan.

d) Kebutuhan pasien akan dapat terpenuhi sehingga pasien

akan lebih nyaman dan puas dengan asuhan keperawatan

yang profesional.

2) Manfaat home care bagi klien dan keluarga

a) Program home care dapat membantu meringankan biaya

rawat inap yang makin mahal, karena dapat mengurangi

biaya akomodasi pasien, transportasi dan konsumsi

keluarga.

b) Mempererat ikatan keluarga, karena dapat selalu berdekatan

pada saat anggota keluarga ada yang sakit.

c) Merasa lebih nyaman karena berada dirumah sendiri.

d) Makin banyaknya wanita yang bekerja diluar rumah,

sehingga tugas merawat orang sakit yang biasanya

27
dilakukan ibu terhambat oleh karena itu kehadiran perawat

untuk menggantikannya.

3) Manfaat home care bagi perawat/bidan

a) Memberikan variasi lingkungan kerja, sehingga tidak jenuh

dengan lingkungan yang tetap sama.

b) Dapat mengenal klien dan lingkungannya dengan baik,

sehingga pendidikan kesehatan yang diberikan sesuai

dengan situasi dan kondisi rumah klien, dengan begitu

kepuasan kerja perawat akan meningkat.

c) Data dan minat pasien.

4) Manfaat home care bagi rumah sakit

a) Membuat rumah sakit tersebut menjadi lebih terkenal dengan

adanya pelayanan home care yang dilakukannya.

b) Untuk mengevaluasi dari segi pelayanan yang telah

dilakukan.

c) Untuk mempromosikan rumah sakit tersebut kepada

masyarakat.

d. Prinsip - Prinsip Home Care

Menurut Yuliati (2018) prinsip-prinsip dalam melaksanakan home

care, yaitu :

1) Mengelola pelayanan kesehatan di rumah dilaksanakan oleh

tenaga kesehatan/tim yang memiliki keahlian khusus bidang

tersebut.

28
2) Mengaplikasikan konsep sebagai dasar mengambil keputusan

dalam praktik.

3) Mengumpulkan dan mencatat data dengan sistematis, akurat,

dan komprehensif secara terus menerus.

4) Menggunakan data hasil pengkajian berdasarkan pada

diagnosa.

5) Mengembangkan rencana asuhan didasarkan pada diagnosa

yang dikaitkan dengan tindakan-tindakan pencegahan, terapi

dan pemulihan.

6) Memberikan pelayanan kesehatan dalam rangka menjaga

kenyamanan, penyembuhan, peningkatan kesehatan dan

pencegahan komplikasi.

7) Mengevaluasi secara terus menerus respon pasien dan keluarga

terhadap intervensi yang diberikan.

8) Bertanggungjawab terhadap pasien dan keluarga akan

pelayanan yang bermutu melalui manajemen kasus, rencana

penghentian asuhan.

e. Jenis - Jenis Pelayanan Home Care

Program home care memiliki beberapa bentuk atau jenis

pelayanan. Setiap jenis layanan home care memiliki karakteristik atau

pengertian yang berbeda antara satu jenis layanan home care dengan

jenis layanan lainnya. Selain itu, jenis layanan dalam pelayanan home

care juga digunakan sebagai acuan pelayanan kesehatan yang dalam

29
hal ini adalah pelayanan home care. Beberapa jenis pelayanan home

care (Nugroho et al., 2021), antara lain :

1) Skilled Care (Perawatan terampil)

Skilled Care (perawatan terampil), yaitu pelayanan yang dilakukan

dengan pengawasan langsung dari tenaga medis seperti dokter

dan pelayanan ini diberikan oleh tenaga kesehatan yang

profesional seperti perawat dan terapis.

2) Home Support Service (layanan dukungan di rumah)

Home Support Service (layanan dukungan di rumah), merupakan

pemberian layanan di samping pelayanan medis yang berkaitan

dengan kegiatan sehari-hari pasien, contohnya : menyediakan

makanan bagi pasien.

3) Combination Care (perawatan kombinasi)

Combination Care (perawatan kombinasi), merupakan pelayanan

kombinasi yang disediakan oleh sebuah tim termasuk tim medis,

perawat/bidan dan terapis. Tim ini menentukan rencana perawatan

yang sesuai dengan kebutuhan pasien.

f. Mekanisme Pelayanan Home Care

Pasien/klien yang memperoleh pelayanan keperawatan di

rumah dapat merupakan rujukan dari klinik rawat jalan, unit rawat inap

rumah sakit, maupun puskesmas, namun pasien/klien dapat langsung

menghubungi agensi pelayanan keperawatan di rumah atau praktek

keperawatan perorangan untuk memperoleh pelayanan. Mekanisme

yang harus dilakukan adalah sebagai berikut (Yuliati, 2018) :

30
1) Pasien pasca rawat inap atau rawat jalan harus terlebih dahulu

dilihat oleh dokter untuk menentukan apakah secara medis layak

untuk rawat dirumah atau tidak. Apabila layak dirawat dirumah,

maka dilakukan pengkajian oleh koordinator pelayanan kebidanan

dirumah, kemudian bersama-sama klien dan keluarga akan

menentukan masalah dan membuat perencanaan, membuat

keputusan, membuat kesepakatan pelayanan apa yang akan

diterima oleh klien, seperti jenis pelayanan, jenis peralatan, jenis

sistem pembayaran, serta jangka waktu pelayanan.

2) Selanjutnya klien akan menerima pelayanan dari pelaksanaan

keperawatan/kebidanan dirumah baik dari pelaksana pelayanan

yang dikontrak atau pelaksana yang direkrut oleh pengelola

perawatan dirumah. Pelayanan dikoordinir dan dikendalikan oleh

koordinator kasus, setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh tenaga

pelaksana pelayanan harus diketahui oleh koordinator kasus.

3) Secara periodik koordinator akan melakukan monitoring dan

evaluasi terhadap pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai

dengan kesepakatan.

g. Pemberi Pelayanan Home Care

Yang dapat memberikan pelayanan home care (Nugroho et al., 2021),

yaitu :

1) Dokter

Pemberian home care harus berada di bawah perawatan dokter.

Dokter harus sudah menyetujui rencana perawatan sebelum

31
perawatan diberikan kepada pasien. Rencana perawatan

meliputi : diagnosa, status mental, tipe pelayanan dan peralatan

yang dibutuhkan, frekuensi kunjungan, prognosis, kemungkinan

untuk rehabilitasi, pembatasan fungsional, aktivitas yang

diperbolehkan, kebutuhan nutrisi, pengobatan, dan perawatan.

2) Bidan/Perawat

Bidang keperawatan/kebidanan dalam home care,

mencakup fungsi langsung dan tidak langsung. Direct Care yaitu

aspek fisik aktual dari perawatan, semua yang membutuhkan

kontak fisik dan interaksi face to face. Aktivitas yang termasuk

dalam direct care mencakup pemeriksaan fisik, perawatan luka,

injeksi, pemasangan dan penggantian kateter, terapi intravena,

perawatan ibu hamil, post partum dan bayi baru lahir. Direct Care

juga mencakup tindakan mengajarkan pada pasien dan keluarga

bagaimana menjalankan suatu prosedur dengan benar. Indirect

Care terjadi ketika pasien tidak perlu mengadakan kontak

personal dengan perawat/bidan. Tipe perawatan ini terlihat saat

perawat/bidan home care berperan sebagai konsultan untuk

personil kesehatan yang lain atau bahkan pada penyedia

perawatan di rumah sakit.

3) Physical Therapis

Menyediakan perawatan pemeliharaan, pencegahan, dan

penyembuhan pada pasien dirumah. Perawatan yang diberikan

meliputi perawatan langsung dan tidak langsung. Perawatan

32
langsung meliputi : penguatan otot, pemulihan mobilitas,

mengontrol spastisitas, latihan berjalan dan mengajarkan latihan

gerak pasif dan aktif. Perawatan tidak langsung meliputi konsultasi

dengan petugas home care lain dan berkontribusi dalam

konferensi perawatan pasien.

4) Speech Pathologist

Tujuan dari speech theraphy adalah untuk membantu

pasien mengembangkan dan memelihara kemampuan berbicara

dan berbahasa. Speech Pathologist juga bertugas memberi

konsultasi kepada keluarga agar dapat berkomunikasi dengan

pasien, serta mengatasi masalah gangguan menelan dan makan

yang dialami pasien.

5) Social Wolker (Pekerja Sosial)

Pekerja sosial membantu pasien dan keluarga untuk

menyesuaikan diri dengan faktor sosial, emosional, dan

lingkungan yang berpengaruh pada kesehatan mereka.

6) Homemaker / Home Health Aide

Tugas dari home health aide adalah untuk membantu

pasien mencapai level kemandirian dengan cara sementara waktu

memberikan personal hygiene. Tugas tambahan meliputi

pencahayaan rumah dan keterampilan rumah tangga lain.

33
B. KERANGKA TEORI
Kerangka teori adalah identifikasi teori-teori yang dijadikan

sebagai landasan berfikir untuk melaksanakan suatu penelitian

atau dengan kata lain untuk mendiskripsikan kerangka referensi

atau teori yang digunakan untuk mengkaji permasalahan (S. &

Soeryasumantri, 2015).

Faktor yang mempengaruhi nyeri :


1. Faktor fisiologis
a. Keadaan umum
b. usia
c. ukuran janin
d. endorphin
2. Faktor psikologis :
a. takut dan cemas
b. arti nyeri
c. kontrol diri
d. fungsi kognitif
e. percaya diri

Ketidaknyam
anan pada
kehamilan Nyeri Punggung
TM III

Penatalaksanaan non farmakologi :

Massage Pengurangan Rasa


Nyeri
Terapi dingin dan panas (Kompres) /
n massage
Boreh

Stimulasi syraf elektris transkutan


Distraksi
Relaksasi
Imajinasi terbimbing n massage
Hipnosis

Keterangan :

= Diteliti =
Berpengaruh
= Tidak Diteliti

33
Gambar. 2.1 . Gambar Kerangka Konsep
( Sumber : Riyandi IK, Mardana P. 2017)

C. KERANGKA KONSEP
Kerangka konsep penelitian adalah hasil ringkasan dari

sebuah penelitian yang dapat dikomunikasikan dan membentuk

suatu teori untuk menjelaskan hubungan antara variabel – variabel

yang akan diteliti, sehingga pembaca dapat dengan cepat dan

mudah memahami tujuan dari penulisannya (Notoatmodjo, 2017).

Kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai

berikut :

Manajemen Nyeri

Farmakologis Non Farmakologis Home Care

Mengurangi Nyeri
Luluran
punggung pada ibu
Bore Lo’i Nata
hamil

Gambar 2.3 Kerangka Konsep

34
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini rencananya akan dilakukan di Puskesmas Monta,

Kecamatan Monta, Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara

Barat. Dengan pertimbangan jumlah ibu hamil sebanyak 1068 ibu

hamil dan rata – rata ibu hamil mengeluh nyeri punggung.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini rencananya akan dilaksanakan pada bulan April

2023.

B. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini mengacu pada pendekatan penelitian kuantitatif.

Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berdasarkan pengalaman

empiris dengan mengumpulkan data berbentuk angka yang bisa

dihitung dan berbentuk numerik. Penelitian kuantitatif juga diartikan

sebagai penelitian yang didasari pada asumsi, selain menentukan

variabel dan melakukan analisis menggunakan metode penelitian

valid (Arikunto, 2019). Sedangkan jenis penelitian yang digunakan

35
pada penelitian ini yaitu rancangan penelitian berupa metode quasi

eksperimen. Metode quasi eksperimen adalah metode penelitian yang

dalam pelaksanaannya tidak menggunakan penugasan random

(Random Assignment) melainkan dengan menggunakan kelompok

yang sudah ada (Notoatmodjo, 2017). Penelitian ini menggunakan

metode quasi eksperimen didasarkan atas pertimbangan agar dalam

pelaksanaan penelitian ini berlangsung secara alami dan ibu hamil

trimester III tidak merasa dieksperimenkan, sehingga dengan situasi

yang demikian diharapkan dapat memberi kontribusi terhadap tingkat

kevalidan penelitian.

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah One Group. Rancangan penelitian ini hanya menggunakan

satu kelompok saja yaitu kelompok eksperimen tanpa kelompok

kontrol. Sebelum diberikan perlakuan, kelompok eksperimen akan

diberikan pre-test terlebih dahulu, kemudian diberikan perlakuan

(treatment) dengan menggunakan Bore Lo’i Nata, dan setelah

diberikan perlakuan maka akan diberikan post-test. Berikut adalah

tabel One Group dalam penelitian ini :

Tabel 3.1 One Group

Pre-test Perlakuan Post-test

O1 X1 O4

O2 X2 O5

O3 X3 O6

36
Keterangan :

O1 O2 O3 = Nilai pre-test sebelum perlakuan

X1 X2 X3 = Perlakuan dengan menggunakan bore lo’i nata

O4 O5 O6 = Nilai post-test setelah diberikan perlakuan

Hal pertama yang dilakukan adalah menetapkan kelompok yang

akan dijadikan sebagai kelompok eksperimen. Dalam penelitian ini,

kelompok yang digunakan hanya satu kelompok saja, sehingga tidak

memerlukan kelompok kontrol. Sebelum diberikan perlakuan,

kelompok eksperimen diberikan pre-test terlebih dahulu, kemudian

dilanjutkan memberikan perlakuan pada kelompok eksperimen berupa

bore lo’i nata .

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah totalitas dari setiap elemen yang akan diteliti

yang memiliki ciri sama, bisa berupa individu dari suatu kelompok,

peristiwa, atau sesuatu yang akan diteliti (Handayani, 2020).

Menurut Nursalam (2020) populasi dibagi dalam populasi target

dan populasi terjangkau. Populasi target merupakan populasi yang

memenuhi kriteria sampling dan menjadi sasaran akhir penelitian,

dalam penelitian ini yang menjadi populasi target adalah ibu hamil

trimester III yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Monta

sejumlah 949 ibu hamil.

2. Sampel

37
Sampel adalah sebagian atau wakil dari jumlah objek atau

subjek yang diambil untuk diteliti, serta memiliki kualitas dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Notoatmodjo,

2017).

a. Besar Sampel

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo,

2018). Menurut Borg dan Gall dalam Cohen, et al (2007),

penelitian korelasi menggunakan ≥ 30 sampel, penelitian

kausal-komparatif dan metode eksperimen menggunakan ≥ 15

sampel, dan penelitian survei harus menggunakan ≥ 100

sampel untuk setiap bagian besarnya dan 20-50 sampel untuk

tiap bagian kecilnya. Jadi dalam penelitian ini peneliti akan

menggunakan sampel minimal yaitu 30 sampel Ibu hamil

trimester III, akan tetapi untuk mencegah terjadinya drop out

pada sampel maka dilakukan penambahan 10% dari sampel

minimum 30 yaitu sebanyak 3 sampel. Jadi total sampel dalam

penelitian ini sebanyak 33 responden. (Notoatmojo, 2018).

b. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh

dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang

benar-benar sesuai dengan keseluruhan subyek penelitian

(Nursalam, 2020). Pada penelitian ini peneliti menggunakan

teknik non probability sampling tipe purposive sampling. Teknik

38
penentuan sampel ini menggunakan cara menetapkan sample

di antara populasi sesuai dengan yang dikehendaki oleh

peneliti (tujuan/masalah dalam penelitian), sehingga sampel

tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah

dikenal sebelumnya.

c. Kriteria Sampel

Sampel pada penelitian ini ditentukan dengan kriteria

inklusi dan kriteria eksklusi. Kriteria inklusi merupakan kriteria

yakni subjek penelitian dapat mewakili sampel penelitian yang

memenuhi syarat sebagai sampel. Sedangkan kriteria eksklusi

merupakan kriteria yakni subjek penelitian tidak dapat mewakili

sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel

penelitian (Notoatmodjo, 2018).

1) Kriteria inklusi penelitian ini antara lain :

a) Ibu hamil trimester III di Puskesmas Monta

b) Ibu hamil trimester III yang memiliki keluhan nyeri

punggung

c) Ibu hamil trimester III yang bersedia menjadi responden

2) Kriteria eksklusi penelitian ini antara lain :

a) Ibu hamil trimester III yang memiliki komplikasi

kehamilan

b) Ibu hamil trimester III yang tidak bersedia menjadi

responden

D. Variabel

39
Menurut Sugiyono (2019) variabel penelitian adalah

karakteristik atau atribut dari individu atau organisasi yang dapat

diukur atau diobservasi yang bervariasi antara orang dan organisasi

yang diteliti. Perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda

terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain) serta ciri yang

dimiliki oleh anggota suatu kelompok (orang, benda, situasi) berbeda

dengan yang dimiliki oleh kelompok tersebut (Rafii, 1985 dalam

Nursalam, 2020). Jenis variabel diklasifikasikan menjadi bermacam-

macam tipe untuk menjelaskan penggunaanya dalam penelitian

(Nursalam, 2020).

1. Variabel Bebas (Independent)

Variabel bebas (Independent) adalah variabel yang nilainya

menentukan variabel lain (Sugiyono, 2017). Variabel bebas

(Independent) dalam penelitian ini adalah Bore Lo’i Nata.

2. Variabel Terikat (Dependent)

Variabel terikat (Dependent) adalah variable yang nilainya

ditentukan oleh variabel lain (Sugiyono, 2017). Variabel terikat

(Dependent) dalam penelitian ini adalah nyeri punggung

menggunkan NRS.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara

operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan

peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat

terhadap suatu objek atau fenomena.

40
Tabel 3.2 Definisi Operasional Penelitian

Variabel Definisi Parameter Alat Ukur Skala Skor


Operasional

Variabel Terapi Bore Dibalurkan ke SOP -


Independent : yang dilakukan daerah
Bore Loi Nata di daerah punggung
punggung
dengan
ramuan
tradisional
yang terbuat
dari rempah-
rempah dan
memberikan
efek hangat
ketika
dibalurkan di
kulit

Variabel Nyeri Nyeri NRS Interval 1) 0 : Tidak Nyeri


Dependent : punggung pungggung 2) 1-3 : Nyeri
Nyeri dapat ringan
Punggung digambarkan 3) 4 -6 : Nyeri
dengan rasa sedang
sakit yang 4) 7-9 : Nyeri
dirasakan ibu berat
hamil trimester terkontrol
III di daerah 5) 10 : Nyeri
punggung berat tidak
terkontrol

F. Pengumpulan Data

a. Data primer

Data primer adalah sumber data yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data . Data dikumpulkan

41
sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau obyek

penelitian yang dilakukan ( Sugiyono, 2018 ). adapun data primer

dalam penelitian ini adalah Data tentang karakteristik ibu hamil

meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, paritas dan data nyeri

punggung ibu hamil.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono,2018 ).

Adapun data sekunder dalam penelitian ini adalah jumlah ibu

hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Monta dan gambaran lokasi

penelitian.

G. Pengolahan Data

Pengolahan penelitian dilakukan untuk mendapatkan informasi

yang akurat dan tepat, ada empat tahapan dalam pengolahan data

yang harus dilakukan (Arikunto, 2019) :

1. Editing, merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isian

formulir atau kuesioner apakah jawaban yang ada di kuesioner

sudah lengkap, jelas dan konsisten.

2. Coding, merupakan kegiatan mengubah data berbentuk huruf

menjadi data berbentuk angka/bilangan. Biasanya dalam

pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu

buku ( code book ) untuk memudahkan kembali melihat lokasi

dan arti suatu kode dari suatu variabel.

1) Umur diberikan kode sebagai berikut :

42
1) < 20 tahun, diberi kode 0

2) 20 – 35 tahun, diberi kode 1

3) > 35 tahun diberi kode 2

2) Pendidikan :

a) Rendah (SD-SMP) : kode 1

b) Tinggi (SMA – PT) : kode 2

3) Pekerjaan :

a) Tidak Bekerja : kode 1

b) Bekerja : kode 2

4) Paritas

a) Primipara : kode 1

b) Multipara : kode 2

c) Grandemultpara : kode 3

5) Tingkat Nyeri

Kode 0 : Tidak Nyeri

Kode 1 : Nyeri ringan

Kode 2 : Nyeri sedang

Kode 3 : Nyeri berat terkontrol

Kode 4 : Nyeri berat tidak terkontrol

3. Tabulating ( Tabulasi )

Tabulasi merupakan kegiatan untuk meringkas data yang

diperoleh ke dalam tabel yang telah disiapkan dan kemudian

dianalisa. Dilakukan untuk pengorganisasian data yang sudah

43
terkumpul agar mudah dijumlah , disusun , dan ditata untuk

disajikan serta dianalisa.

4. Entry

Entry data adalah kegiatan memasukkan data yang telah

dikumpulkan ke dalam master tabel atau database computer,

kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau dengan

membuat tabel kontingensi.

5. Cleaning

Cleaning (pembersihan data) merupakan kegiatan pengecekan

kembali data yang sudah dientry apakah ada kesalahan atau

tidak. Cara yang dilakukan pada tahap ini adalah membuat

distribusi frekuensi masing-masing variabel atau mendeteksi jika

ada kesalahan data.

H. Analisis Data

1. Analisis Unvariat

Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat

(analisa deskriptif), dimana analisa tersebut digunakan untuk

melihat distribusi frekuensi dan presentasi dari setiap variabel

(Notoatmodjo, 2017). Analisa data meliputi umur, pendidikan,

pekerjaan dan paritas, tingkat nyeri Punggung pada ibu hamil

trimester III sebelum diberikan intervensi Bore Lo’I Nata, dan

tingkat nyeri Punggung pada ibu hamil trimester III setelah

diberikan intervensi Bore Lo’i Nata.

2. Analisis Bivariat

44
Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel yang

diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2018).

Sebelum uji bivariat dilakukan dilakukan terlebih dahulu uji

normalitas untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal

atau tidak. Penelitian ini akan menggunakan Shapiro-Wilk untuk

melakukan uji normalitas, karena jumlah sampel yang digunakan

kurang dari 50 orang (Dahlan, 2014).

Selanjutnya dari semua analisis tersebut dilakukan

pembahasan secara deskriptif dan analitik sehingga diperoleh

suatu gambaran dan pengertian yang lengkap tentang hasil

penelitian. Pengolahan data diproses menggunakan mesin

komputer dengan menggunakan aplikasi program SSPS

Windows.

Sedangkan untuk melihat perbedaan pengaruh labour dance

sebelum dan sesudah menggunakan uji Independent Test (Jika

distribusi data normal).

Keputusan untuk menguji kemaknaan digunakan batas

kemaknaan 5% (α =0,05 ¿ adalah :

Bila p value ≤ α maka Ha diterima artinya ada Pengaruh Bore

Lo’i nata Terhadap Penurunan Nyeri punggung ibu hamil

trimester III di Puskesmas Monta.

Bila p value > α maka H0 diterima artinya tidak ada Pengaruh

Bore Lo’i nata Terhadap Penurunan Nyeri punggung ibu hamil

trimester III di Puskesmas Monta.

45
I. Etika Penelitian

Penelitian ini menjamin hak-hak responden dengan terlebih

dahulu melakukan informed consent sebelum melakukan perlakukan.

Responden berhak menolak atau tidak bersedia menjadi subjek

penelitian. Dalam meminta persetujuan dari responden menjelaskan

terlebih dahulu topik, tujuan penelitian, teknis pelaksanaan penelitian

dan hak-hak responden. Peneliti menjaga kerahasiaan identitas

responden dengan cara menggunakan nama samaran dalam bentuk

inisial, tidak menyebutkan identitas dalam laporan penelitian.

J. Alur Penelitian

Alur penelitian merupakan tahapan dalam sebuah penelitian

(Nursalam, 2020). Alur kerja dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Populasi
Ibu Hamil Trimester III
sejumlah

46
Sampel
Jumlah 30 Ibu Hamil dengan Nyeri
Punggung

Pre-test
Menilai Nyeri dengan Skala NRS

Diberikan terapi ramuan Bore Lo’i


Nata selama 15 menit, diberikan 1
kali / hari selama 3 hari

Post-test
Menilai Nyeri dengan Skala NRS

Pengolahan dan Analisa


data

Keterangan :

1. Meminta izin kepada Direktur Politeknik Kesehatan Mataram.

2. Meminta izin kepada Kepala Puskesmas Monta.

3. Memilih sampel penelitian di antara populasi sesuai dengan yang

dikehendaki, yaitu sebanyak 30 sampel yang memenuhi kriterian

inklusi.

47
4. Membuat kesepakatan dengan memberikan informed consent

kepada responden bahwa meminta kesediaan menjadi responden

penelitian yang akan di lakukan.

5. Melakukan pre test intensitas nyeri pada responden dengan skala

NRS.

6. Memberikan perlakuan kepada kelompok responden yang berupa

Intervensi ramuan Bore Lo’i Nata selama 15 menit, diberikan 1 kali

/ hari selama 3 hari menurut Rosyda tahun 2021.

7. Melakukan post test intensitas nyeri pada responden dengan

skala NRS.

8. Melakukan analisa data yang telah didapatkan.

48
DAFTAR PUSTAKA

Australian Government Department Of Helath. (2019). Clinical Practice


Guidelines ; Pregnancy Care. Available at
https://www.health.gov.au/resources/pregnancy-care-guidelines

Arikunto, S. (2019). Metodelogi Penelitian, Suatu Pengantar Pendidikan.


Rineka Cipta, Jakarta.

Byrom, S., Cooper, J., Edington, A., Elliman, D., Gutteridge, K., Henry, S.,
Shakespaere, J., & Scholefield, H. (2010). The Pregnancy Book (A.
Hallatt, A. Wadmore, & F. Woolgar (eds.)). COI for the Department of
Health.

Daniel, W. W. (2005). Biostatistics A Foundation For Analyis In The Health


Sciences (Kedokteran Umum). John Wiley & Sons.

Dewi, S. S. S., Nasution, I., & Napitupulu, M. (2020). Pengaruh Prenatal


Yoga Terhadap Ketidaknyamanan Pada Ibu Hamil Trimester III di
Puskesmas Pargarutan. Jurnal Kesehatan Ilmiah Indonesia, 5(2), 47–
53. https://jurnal.unar.ac.id/index.php/health/article/view/302/212

Ely Susialawati, dkk. 2022. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Bandung ; CV.


Media Sains Indonesia

Handayani, E. T. (2019). Keaktifan Senam Hamil Dengan Kejadian Kram


Kaki Pada Ibu Hamil TM II Dan TM III. Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan,
9(2).

Hatijar, H., Saleh, I. S., & Yanti, L. C. (2020). Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Pada Kehamilan (M. Yunus (ed.); Cetakan Pe). CV.
Cahaya Bintang Cemerlang.

Indriani, I., Mursudarinah, M., & Prajayanti, E. D. (2019). Penerapan


Rendam Air Hangat Untuk Mengatasi Nyeri Kram Kaki Pada Ibu
Hamil Trimester II Dan III Di Desa Bakungan Karangdowo Klaten.
Repositori Universitas ’Aisyiyah Surakarta, 1–5.

Junita, S., Hevrialni, R., & Fadmiyanor, I. (2018). Hubungan Foot Massage
Dengan Derajat Edema Pada Ibu Hamil Trimester III Di Puskesmas
Rawat Inap Sidomulyo Kota Pekanbaru. Jurnal Ibu Dan Anak, 6(1),

49
55–60. https://doi.org/10.36929/jpk.v6i2.76

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Peraturan Menteri


Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2022). Profil Kesehatan


Indonesia 2021.

Kepakisan, I. N. P. W., Janottama, I. P. A., & Indira, W. (2020). Buku Saku


Untuk Media Sosialisasi Boreh Sebagai Obat Tradisional Bali Oleh
Fakultas Kesehatan Ayurweda Universitas Hindu Indonesia Di
Denpasar. AMARASI: JURNAL DESAIN KOMUNIKASI VISUAL,
1(01), 37–45.

Kriswiyanti, E., Darsini, N. N., Hardini, J., & Ariwathi, N. P. (2021).


Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Bahan Ramuan “Boreh
Basanbuat” Untuk Memperlancar Produksi Air Susu Ibu (ASI) di Bali.
Metamorfosa: Journal of Biological Sciences, 8(2), 304–316.
https://doi.org/10.24843/metamorfosa.2021.v08.i02.p15

Liu, J., Song, G., Zhao, G., & Meng, T. (2021). Effect of Oral Magnesium
Supplementation for Relieving Leg Cramps During Pregnancy : A
meta-analysis of Randomized Controlled Trials. Taiwanese Journal of
Obstetrics and Gynecology, 60(4), 609–614.
https://doi.org/10.1016/j.tjog.2021.05.006

Luo, L., Zhou, K., Zhang, J., Xu, L., & Yin, W. (2020). Interventions for Leg
Cramps in Pregnancy (Review). Cochrane Database of Systematic
Reviews, 12. https://doi.org/10.1002/14651858.CD010655.pub3

Mawaddah, S., & Daniyati, A. (2021). Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil


Tentang Perubahan Anatomi dan Fisiologis yang Terjadi Selama
Kehamilan di Puskesmas Cakranegara Mataram. JIKF, 9(2), 25–30.

Notoatmodjo, S. (2017). Metodologi Penelitian Kesehatan. In Jakarta:


Rineka Cipta. PT. Rineka Cipta.

Nugroho, C., Suryono, S., & Wiseno, B. (2021). Analisis Bentuk Layanan
Homecare Yang Diinginkan Pasien Berdasarkan Kasus Penyakit di
Masa Pendemi Covid-19. Jurnal Ilmiah Pamenang, 3(1), 23–26.

Permatananda, P. A. N. K. (2022). Gambaran Penggunaan Herbal Oleh

50
Masyarakat Pedesaan Bali. Jurnal Ilmiah Indonesia, 7(3), 2165–2175.

Prawirohardjo, S. (2016). Ilmu Kebidanan (A. B. Saifuddin, T.


Rachimhadhi, & G. H. Wiknjosastro (eds.); Edisi Keem). PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Puspadewi, Y. A., & Kusbandiyah, J. (2018). Pengaruh Pelayanan


Homecare Selama Kehamilan Trimester III Terhadap Keberhasilan
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) di Malang. Repositori
Widyagamahusada.

Riyandi IK, Mardana P. 2017. Penilaian Nyeri


Retnaningtyas, E. (2021). Kehamilan dan Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Hamil. Strada Press.

Roos-Blom, M.-J., Gude, W. T., Spijkstra, J. J., de Jonge, E., Dongelmans,


D., & de Keizer, N. F. (2019). Measuring quality indicators to improve
pain management in critically ill patients. Journal of Critical Care, 49,
136–142.

Rumanis, A. R., Cholifah, C., & Kusumawardani, P. A. (2020).


Tatalaksana pada Ibu Hamil dengan Kram Kaki di Rumah Sakit
Bersalin. Indonesian Journal of Innovation Studies, 10, 1–9.
https://doi.org/10.21070/ijins.v10i.502

Sari, D. P., Rufaida, Z., & Lestari, S. W. P. (2018). Nyeri persalinan. In E.


D. Kartiningrum (Ed.), Stikes Majapahit Mojokerto (Cetakan Pe).
Stikes Majapahit Mojokerto.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. CV.


Alabeta.

Sundayani, L., Murni, N. N. A., Pratiwi, I. G., & Royani, I. (2022). Pengaruh
Pendidikan Kesehatan dalam Layanan Home Care Terhadap
Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Trimester II dan III Tentang Senam
Hamil di UPTD Puskesmas Ubung Tahun 2021. Indonesian Health
Issue, 1(1), 158–171.

Suratiah, S., Hartati, N., & Surinati, D. K. (2017). Budaya “Meboreh”


Masyarakat Bali Menurunkan Tingkat Nyeri Tungkai Pada Ibu Pasca
Bersalin. Jurnal Gema Keperawatan, 10(2), 143–147.

51
Suryani, P., & Handayani, I. (2018). Senam Hamil Dan Ketidaknyamanan
Ibu Hamil Trimester Ketiga. Midwife Journal, 5(01), 33–39.

Suwondo, B. S., Meliala, L., & Sudadi, S. (2017). Buku Ajar Nyeri.
Perkumpulan Nyeri Indonesia.
https://id.scribd.com/document/401666306/EBOOK-BUKU-AJAR-
NYERI-R31JAN2019-pdf

Tanna, M. (2019). A Comparative Study Between Effects of Stretching vs.


Effects of Cryotherapy and Stretching for Calf Cramps in Antenatal
Women. Acta Scientific Orthopaedics, 2(7), 60–70.
https://doi.org/10.31080/ASOR.2019.02.0068

Vitani, R. A. I. (2019). Tinjauan Literatur: Alat Ukur Nyeri Untuk Pasien


Dewasa. Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan, 3(1), 1–7.

Widyawati, M. N., Suprihatin, K., & Sutarmi, S. (2020). Loving Pregnancy


Massage (M. F. Khairani & S. Susmiyati (eds.); Cetakan Ke). IHCA.

World Health Organization. (2016). WHO Recommendations on Antenatal


Care For a Positive Pregnancy Experience.

Young, G., & Jewell, D. (2015). Interventions For Leg Cramps In


Pregnancy. Cochrane Database of Systematic Reviews, 10, 1–12.
https://doi.org/10.1002/14651858.CD010655.pub3

Yuliati, Y. (2018). Hospice Home Care. Universitas Esa Unggul.

Yunitasari, D. A., & Widyastuti, W. (2021). Penerapan pijat Kaki Dan


Rendam Air Hangat Campuran Kencur Untuk Mengurangi Edema
kaki Pada Ibu Hamil Trimester III. Prosiding Seminar Nasional
Kesehatan 2021 Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan, 1378–1382.

Zhou, K., West, H. M., Zhang, J., Xu, L., & Li, W. (2015). Interventions for
leg cramps in pregnancy. Cochrane Database of Systematic Reviews,
8.

52
Lampiran 1. Lembar Penjelasan Informed Consent

INFORMED CONSENT
PENGARUH BORE LO’I NATA TERHADAP PENURUNAN NYERI
PUNGGUNG PADA IBU HAMIL TRIMESTER III MELALUI LAYANAN
HOMECARE
DI PUSKESMAS MONTA

Ibu –Ibu Yang Terhormat,

Kami sangat mengharapkan partisipasi anda dalam penelitian


yang akan kami lakukan. Bacalah informasi dalam penelitian ini dengan
sebaik – baiknya sebelum anda ikut serta dalam penelitian ini dan apabila
ada sesuatu hal yang kurang dimengerti janganlah ragu untuk bertanya
kepada kami.

53
Salah satu keluhan yang sering di alami oleh ibu hamil trimester III
adalah nyeri punggung hal tersebut disebabkan karena meningkatnya
beban berat yang di bawa oleh ibu yaitu bayi dalam kandungan Sistem
tubuh ibu pada proses kehamilan mengalami perubahan yang semuanya
membutuhkan suatu adaptasi, baik fisik maupun psikologis. Adaptasi
tersebut banyak ibu yang mengalami rasa ketidaknyamanan salah
satunya adalah nyeri punggung.
Salah satu terapi non farmakologi yang bisa digunakan untuk
mengurangi nyeri punggung secara tradisional di kabupaten bima adalah
dengan Bore Lo’I Nata. Bore Lo’i Nata merupakan salah satu bentuk dari
terapi Luluran, semacam ramuan yang diracik sedemikian rupa dari
bahan umbi-umbian dan rempah-rempah sehingga memberikan rasa
hangat saat dilumuri ke tubuh. Bore Lo’i Nata juga dapat mencegah, dan
juga mengobati berbagai macam penyakit yang penyembuhannya
dengan menggunakan obat luar, contohnya adalah penghangat badan,
memperlacar peredaran darah, mengurangi nyeri otot, nyeri tulang, sakit
kepala dan yang lainnya.
Dari urian di atas peneliti bermaksud akan melakukan penelitian
dengan memberikan Bore Lo’i Nata pada ibu hamil yang mengalami nyeri
punggug di Puskesmas Monta. yang di harapkan nyeri yang dirasakan
ibu akan berkurang. Prosedur yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu
melaksanakan pretest untuk menilai intensitas nyeri kemudain akan di
lakuakn intervensi selama 15 menit selama 3 hari berturut-turut dan
selanjutnya dilakukan posttest intensitas nyeri kembali pada ibu hamil.

Segala prosedur ini hanya dapat dilakukan bila anda bersedia


untuk ikut serta dalam penelitian ini dengan menandatangani lembar
pernyataan persetujuan (terlampir). Apabila selama proses penelitian ini
anda merasa tidak nyaman dan terganggu anda dapat mengundurkan diri
atau membatalkan keikutsertaan dalam penelitian ini tanpa prasyarat
apapun. Demikian keterangan yang dapat kami berikan kepada Ibu. Atas
kesediaan Ibu untuk ikut serta dalam penelitian ini, kami mengucapkan

54
banyak terima kasih.
Bila ada informasi yang anda butuhkan terkait hal ini, anda dapat
menghubungi kami di nomor HP 085 333 097 023.

Hormat kami

Nurasiah
(Peneliti)

LEMBAR INFORMED CONSENT


(PERSETUJUAN RESPONDEN)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

55
Nama : …………………………………………

Alamat : …………………………………………

Sudah mendengarkan penjelasan dari peneliti dan menyatakan bersedia

dengan sukarela dan tanpa paksaan menjadi responden dari penelitian :

Nama : Nurasiah

Instansi :Jurusan Kebidanan, Prodi Sarjana Terapan

Kebidanan,

Poltekkes Kemenkes Mataram

Dengan judul “ Pengaruh Bore Lo’i Nata Terhadap Penurunan Nyeri

Punggung Pada Ibu Hamil Trimester III Melalui Layanan Homecare Di

Puskesmas Monta”.

Mataram, 2023
Peneliti Responden

(Nurasiah) (
)
Nama Terang

56
Lampiran 3 . Instrumen Observasi

KUESIONER OBSERVASI NYERI


NUMERICAL RANTING SCALE (NRS)

Nama
Responden
Alamat
Usia 1) < 20 tahun
2) 20 – 35 tahun
3) > 35 tahun
Pendidikan 1) Rendah (SD-SMP)
2) Tinggi (SMA – PT)
Pekerjaan 1) Tidak Bekerja
2) Bekerja
Paritas 1) Primipara
2) Multipara
3) Grandemultpara

SKALA KRITERIA NILAI

0 ( tidak nyeri ) Tidak Nyeri

1-3 (nyeri ringan) Hilang tanpa pengobatan, tidak mengganggu aktivitas


sehari – hari

4-6 (nyeri sedang) Nyeri menyebar ke perut bagian


bawah, mengganggu aktivitas sehari –
hari dan membutuhkan obat untuk
menguranginya.

7-9 (nyeri berat terkontol) Nyeri disertai pusing, sakit kepala, berat, muntah, diare,
sangat menggangu aktivitas
sehari – hari.

10 (nyeri berat tidak Menangis, meringis, gelisah,


terkontrol) menghindari, percakapan, kontak sosial, sesak nafas,
imobilisasi, menggigit bibir dan penurunan kesadaran.

57
DUMMY TABEL

Tebel 1. Karakteristik responden


No Karakteristik Intervensi P Value
n %
1. Umur
< 20 tahun
20- 35 tahun
< 35 tahun
2 Pendidikan
Rendah
Tinggi
3. Pekerjaan
Bekerja
Tidak bekerja
4. Paritas
Primipara
Multipara
Grande Multipara

Tabel 2. Tingkat Intensitas Nyeri Sebelum diberikan Intervensi Bore Lo’i


Nata Pada Ibu hamil dengan nyeri punggung di Puskesmas
Monta
Intensitas Nyeri Sebelum
n %
Sangat nyeri
Nyeri Hebat
Nyeri Sedang
Nyeri Ringan
Tidak Nyeri

58
Tabel 3. Tingkat Intensitas Nyeri Setelah diberikan Intervensi Bore Lo’i
Nata Pada Ibu hamil dengan nyeri punggung di Puskesmas
Monta
Intensitas Nyeri Setelah
n %
Sangat nyeri
Nyeri Hebat
Nyeri Sedang
Nyeri Ringan
Tidak Nyeri

Tabel 4. Analisa Tingkat Intensitas Nyeri Sebelum dan Setelah diberikan


Intervensi Bore Lo’i Nata Pada Ibu hamil dengan nyeri
punggung di Puskesmas Monta
Intensitas Minimun Maksimum Mean Standar P Value
Nyeri deviasi
Sebelum

Sesudah

59

Anda mungkin juga menyukai