Kelompok 4 Kelas A4
PERAN
Narator : Aprilia
Perawat 1 : Fira
Perawat 2 : Yenglian
Pasien : Natalie
Mama Pasien : Adisti
Papa Pasien : Anton
Survivor Kanker : Justi
Pihak YKI : Meyta
SKENARIO
Nn. Natalie (21 taun) dirawat di ruang perawatan dengan diagnosa neuroendokrin
tumor suprasella post radiasi 3 kali (rencana 25 radiasi). Klien didiagnosa memiliki
penyakit tersebut sejak 4 bulan lalu dengan keluhan awal nyeri kepala hebat. Klien
adalah anak pertama dari dua bersaudara ꓹ di rumah sakit klien ditemani oleh
mama yang berusia 45 taun. Klien memiliki latar belakang pendidikan sarjana dan
saat ini bekerja pada suatu perusahaan telekomunikasi. Saat ini kondisi klien masih
lemah ꓹ terkadang merasa nyeri kepala ꓹ mual ꓹ dan nafsu makan berkurang. Jika
rasa nyeri datang ꓹ klien nampak gelisah dan sering marah. Kebutuhan untuk
aktivitas dan perawatan diri sehari-hari seperti makan, minum, mandi, berpakaian
dan ke toilet dibantu oleh perawat dan keluarga. Klien lebih sering diam ketika
perawat berinteraksi dengannya.
ALUR CERITA
Perawat 1 (Fira) : “Selamat pagi juga Ns. Fira. Hati kurang sehat, butuh
ada yang menerangi haha (Tertawa kecil)… Semalam
dinasnya aman.”
Perawat 1 (Fira) : “Pengamatan saya sekitar jam 02.00 sampai jam 04.00
klien tidur. Tapi sebelum itu, saya lihat klien sering
melamun.”
Papa Pasien : “Terima kasih sus sudah peduli dengan keadaan anak
saya…”
Perawat 1 (Fira) : “Bapak dan ibu tenang ya… ini sudah merupakan
kewajiban saya membantu masalah yang dihadapi
pasien dan keluarga…”
Mama Pasien (Adisti) : “Tuh Natalie dengar apa yang dikatakan suster ꓹ
susternya baik… Jadi kalau ada masalah bilang sama
susternya ya…”
Perawat (Fira) : “Selamat sore Nn. Natalie. Sekarang saya cek dulu
tekanan darahnya ya ꓹ bagaimana setelah istirahat tadi
apakah perasaannya membaik?”
Perawat (Fira) : “Boleh saya tau mengapa Nn. Natalie merasa sedih?”
Pasien (Natalie) : “Ya saya sedih suster, saya sekarang harus terbaring
disini, dengan tumor otak yang menimpa saya. Saya
tidak bisa bekerja, saya tidak bisa bertemu keluarga dan
teman-teman saya. Badan saya makin kurus lagi…”
Perawat (Fira) : “Baik Natalie, saya bisa memahami apa yang dirasakan
oleh Natalie… Natalie sabar ya, ini ujian. Percayalah
Tuhan memberikan cobaan sesuai dengan kemampuan
umatnya. Jadi Natalie tetap semangat…”
Mama Pasien (Adisti) : “Benar sekali. Mama, papa serta adikmu sangat sayang
padamu nak, jangan patah semangat ya...”
Papa Pasien :”Iya nak, Natalie harus selalu kuat… Papa dan mama
selalu mendukung Natalie. Natalie harus selalu berdoa
dan percaya semua cobaan ini pasti terlewati, Tuhan
pasti memampukan…”
Perawat 2 (Yenglian) : “Sabar ya Nn. Natalie, saya tau Nn. Natalie capek,
lelah. Tapi proses perawatan dan pengobatan ini adalah
yang terbaik untuk kondisi Nn. Natalie…”
Pasien (Natalie) : “Kalian gak tau rasanya jadi saya. Saya capek dengan
penyakit yang saya derita ini, saya sudah tidak bisa lagi
melakukan hal yang bermanfaat di hidup ini sejak saya
mengidap tumor otak.”
Mama Pasien (Adisti) : “Natalie nggak boleh putus asa gitu…” (Cemas)
Perawat 2 (Yenglian) : “Iya Natalie… Saya yakin masih dapat melakukan hal
yang bermanfaat baik bagi diri sendiri, keluarga,
maupun teman-teman dan masyarakat walaupun dalam
kondisi yang tidak lagi sehat.”
Perawat 1 (Fira) : “Betul apa yang dikatakan suster Yenglian, banyak hal
yang bisa dilakukan oleh Natalie. Banyak kok
penderita-penderita kanker yang sampai saat ini masih
mempunyai semangat hidup yang tinggi, bahkan ada
beberapa diantaranya yang melakukan hal yang positif
dan bermanfaat bagi masyarakat.”
Pasien (Natalie) : “Boleh deh suster, maafin saya ya… Ngerepotin banyak
orang jadinya.”
Pihak YKI : Halo...selamat pagi. Ada yang bisa dibantu dari Yayasan
kanker Indonesia?
Perawat 2 (Yenglian) : Halo mba perkenalkan saya perawat Yenglian dari rumah
sakit PSIK. Tujuan saya menghubngi YKI ingin meminta
ijin kepada pihak YKI untuk bisa meminta salah satu
anggota YKI untuk datang ke rumah sakit PSIK bertemu
dengan salah satu pasien kami yang menderita tumor.
Karen pasien kami sudah merasa lelah dengan keadannya
sekarang, mungkin dari saling berdiskusi atau memberikan
pengelaman pasien kami bisa dapat menerima keadaannya
sekarang dan bisa lebih semangat lagi dalam pengobatan,
begitu mba...
Pihak YKI : yaa suster kami dari pihak YKI akan meminta anggota
kami untuk datang ke rumah sakit PSIK yaa...saya akan
memberikan kabar sebentar siang untuk kapan dan jam
anggota kami akan kesana
Perawat 2 (Yenglian) : “Hallo Nn. Natalie, perkenalkan ini Justi dari Yayasan
Kanker Indonesia.”
Survivor Kanker (Justi) : “Hallo… Perkenalkan saya Justi, saya ini masih muda
loh hehehe….”
Pasien (Natalie) : “Hai Kak Justi… Saya Natalie… Salam kenal ya…”
Survivor Kanker (Justi) : “Senang sekali bisa bertemu dengan Natalie di siang
hari yang cerah ini. Bagaimana perasaannya?”
Pasien (Natalie) : “Saya Sedih kak, sudah 4 bulan ini saya menderita
tumor otak, saya harus di rawat di RS, saya juga harus
mendapatkan radioterapi. Saya tidak bisa berkumpul
lagi bersama keluarga dan teman-teman, dan saya
merasa sudah tidak dapat lagi bermanfaat bagi orang
lain karena penyakit saya ini.”
Survivor Kanker (Justi) : “Hei jangan ngomong begitu. Nih saya ceritakan
ya apa yang saya alami. Waktu itu umur saya sama
dengan kamu ketika dokter mengatakan saya mengidap
kanker payudara stadium 3. Saat itu perasaan saya
hancur sekali. Saya merasa tidak berguna, saya merasa
org paling menderita, saya tidak bisa melakukan apa-
apa lagi selain terbaring di tempat tidur. Beberapa
tahapan pengobatan saya jalani, mulai dari tindakan
operasi, radiasi, sampai dengan kemoterapi. Waktu itu
juga s Ama jga dengan Natalie merasa lelah dan
capek.”
Pasien (Natalie) : “Masa sih kak? Tapi yang saya lihat ya, kak Justi ini
ceria, tampak bahagia dan sangat bersemangat sekali.”
Survivor Kanker (Justi) : “Ya… seiring dengan berjalannya waktu, saya berpikir
saya tidak bisa terpuruk seperti ini terus. saya harus
move on. Saya berpikir, saya harus tetap bersyukur
dengan apa yang diberikan Tuhan. Saya masih
diberikan usia untuk hidup, memperbaiki diri dari
kesalahan saya di masa lalu. Jadi saya berpikir apa
yang harus saya lakukan di sisa umur ini.
Perawat 2 (Yenglian) : “Betul sekali itu, kalau boleh saya tau latar
belakang pendidikan Nn. Natalie ini apa ya?”
Mama Pasien : “Anak saya ini pintar sus. Dia baru saja menyelesaikan
pendidikan sarjana Bahasa Inggris. Dia lulus tepat
waktu dengan nilai IPK cumlaude.
Survivor Kanker (Justi) : “Iya betul sekali suster, keren banget ya…”
Pasien (Natalie) : “Ihh mama ini apa sih, itu berlebihan kok, saya kan jadi
malu.”
Perawat 2 (Yenglian) : “Nah, mungkin Nn. Natalie bisa tetap mengajari anak-
anak untuk belajar Bahasa Inggris. Kemampuan berpikir
Nn. Natalie masih baik kok.”
Perawat 1 (Fira) : “Selamat pagi Nn. Natalie. Saya lihat mukanya lebih
fresh hari ini. Oh iya saya dengar dari suster Yenglian
katanya kemarin Nn. Natalie sudah bertemu dengan
survivor kanker ya?
Pasien (Natalie) : “Selamat pagi suster. Iya betul sekali, kemarin saya
di kunjungi oleh kak Justi.”
Pasien (Natalie) : “Saya kagum suster dengan kak Justi. Beliau padahal
adalah penderita kanker payudara stadium 3. Beliau
sudah melewati proses operasi, kemoterapi dan radiasi
sama seperti saya. Tapi beliau sangat ceria, bersemangat
dan tampak sangat bahagia dengan hidupnya.”
Perawat 1 (Fira) : “Nah, iya kan mba. Sama juga halnya dengan Nn.
Natalie. Natalie masih bisa kok melakukan kegiatan-
kegiatan positif yang dapat bermanfaat bagi orang lain
tentunya ketika pulang dari rumah sakit.”
Pasien (Natalie) : “Iya suster, saya rencana ingin mendirikan rumah
belajar Bahasa Inggris gitu buat anak-anak disekitar
rumah saya, sepulang saya dari rumah sakit
tentunya…” (Tertawa)
Mama Pasien (Adisti) : “Haduh-haduh ada apa ini sepertinya seru sekali?”
Perawat 1 (Fira) : (Tersenyum) “Ini pak, bu… katanya Nn. Natalie mau
mendirikan rumah belajar Bahasa Inggris gitu di sekitar
rumah pas pulang dari RS.”
Papa Pasien : “Iya Natalie… Semangat terus, papa dan mama pasti
akan selalu mendukung Natalie, tetap kuat dan
semangat terus ya nak…”
Pasien (Natalie) : “Perasaan saya sekarang jauh lebih baik suster dari pada
sebelumnya. Sekarang saya merasa bersemangat untuk
meneruskan hidup ini dan tidak boleh mengeluh.”
Mama Pasien (Adisti) : “Saya juga berterima kasih yang sebesar-besarnya pada
suster-suster, Justi (survivor kanker) pihak RS yang
telah rela direpotkan oleh kami sehingga sekarang anak
saya Natalie bisa tersenyum kembali.”