Anda di halaman 1dari 5

RESUME TARGET KETERAMPILAN KLINIK

(BILAS LAMBUNG)

A. Konsep ringkas yang mendasari


Bilas lambung adalah pembersihan lambung dengan cara memasukan dan
mengeluarkain cairan kedalam lambung melalui selang nasogastrik. Bilas lambung
dilakukan untuk membersihkan lambung pada pasien yang menelan zat beracun,
overdosis obat atau pada pasien yang mengalami perdarahan gastrointestinal [ CITATION
Arm151 \l 1057 ].
B. Tujuan tindakan[ CITATION Egg19 \l 1057 ]
 Membersihkan atau menghilangkan zat beracun, darah, gumpalan dan kotoran dari
perut untuk mengurangi potensi komplikasi.
 Membersihkan lambung sebelum tindakan endoskopi
C. Indikasi[ CITATION Jef00 \l 1057 ]
 Diindikasi untuk pasien yang menelan zat beracun dalam jumlah yang berpotensi
mengancam nyawa, lebih efektif dilakukan 1 jam setelah menelan zat beracun.
 Keracunan yang mengancam jiwa dengan efek antikolinergik
 Toksisitas besi atau litium
 Konsumsi paraquat (umum di daerah berkembang)
 Keracunan salisilat besar yang muncul dalam 12 jam
 Diindikasi untuk pasien dengan perdarahan gastrointestinal (GI)
 Dekompresi lambung
D. Kontra Indikasi [ CITATION Jef00 \l 1057 ]
 Pada pasien yang keracunan zat korosif atau hidrokarbon yang kuat (bensin, asam
kuat dan alkali).
 Menelan Pil/benda tajam yang lebih besar dari selang nasogastrik.
 Pasien dengan riwayat varises esofagus, koagulopati, riwayat operasi gastrointestinal
saluran atas, kelainan kraniofasial, trauma kepala harus dievaluasi secara hati-hati
sebelum tindakan bilas lambung.
 Penelanan racun yang tidak beracun pada dosis apapun.
 Presentasi berjam-jam setelah menelan racun.
E. Hal yang harus diperhatikan sebelum tindakan
 Jelaskan prosedur, pastikan pasien memahami informasi prosedural dan bersedia
dilakukan bilas lambung.
 Perhatikan respon pasien, jika pasien mengantuk, koma, atau memiliki gangguan
refleks muntah lakukan intubasi.
 Perhatikan teknik aseptik
 Pastikan bahwa pasien merasa aman
 Tempatkan pasien pada motinor jantung, pasang tensimeter otomatis, dan oksimeter.
 Pertahankan akses IV, untuk pasien dengan perdarahan gastrointestinal pasang
minimal dua IV lubang besar atau sediakan akses vena sentral.
F. Hal yang harus diperhatikan setelah tindakan
 Catat prosedur dalam catatan perawatan pasien dengan memperhatikan :
a. Jenis dan jumlah larutan yang dipakai
b. Penampilan, bau, warna dan jumlah cairan yang kembali
c. Respon pasien terhadap prosedur
G. PelaksanaanTindakan
a. Alat dan bahan
 Sarung tangan non-steril
 Kacamata google dan masker
 Celemek dan alas kaki
 Bore besar (36-40 Fr untk pasien dewasa) selang nasogastrik atau orogastrik
 Spuit irigasi 60ml
 Pelumas yang larut dalam air
 Cairan lavage (Nacl atau air keran hangat)
 Gelas ukur untuk cairan lavage
 Baskom sekali pakai untuk cairan aspirasi
 Sumber hisap dan pipa penghubung
 Kateter ujung hisap faring kaku ( Yankauer)
 Peralatan hisap endotrakeal
 Selotip
 Stetoskop, monitor jantung, tensimeter otomatis dan oksimetri
b. Pelaksanaan tindakan
1. Deekatkan alat ke sebelah pasien
2. Pasang perlak di bawah kepala pasien sampai sebatas bahu
3. Pasang handuk di dada pasien
4. Letakan bengkok disebelah kanan pasien
5. Letakan ember di dekat pasien
6. Mencuci tangan
7. Pasang APD
8. Ukur selang yang akan dimasukan kedalam lambung dengan mengukur dari arah
telinga ke pangkal hidung sampai ke procecus xypoideus atau dari OS frontal ke
procecuss xypoideus dengan diberi batas menggunakan plester
9. Melumasi ujung distal tabung lavege dengan jelly
10. Posisikan pasien (jika tidak ada kontraindikasi posisikan pasien ke arah dekubitus
lateral kiri, naikan kepala sekitar 10-20 derajat
11. Masukan selang perlahan dari hidung sampai ke lambung, anjurkan pasien untuk
menelan pada saat selang dimasukan. Masukan selang sampai batas yang diberi
tanda
12. Meyakinkan selang masuk ke lambung dengan cara menyambungkan spuit yang
berisi udara sekitar 10ml ke ujung selang. Letakan stetoskop di kuadran kiri atas
abdomen tepat dibawah garis costae, masukan udara dan auskultasi sampai
terdengar bunyi brussss
13. Masukan ujung selang sampai terendam dalam bengkok berisi air dan tidak
tampak gelembung udara dan air.
14. Mengambil cairan lambung kemudian masukan kedalam tabung spesimen untuk
di cek ke laboratorium
15. Setelah yakin selang masuk ke lambung, fiksasi secara melingkar di dekat hidung
menggunakan plester
16. Lipat ujung selang lalu sambungkan dengan spuit 60 ml
17. Posisikan ujung selang dari lambung, injeksikan larutan/air secara perlahan tapi
pasti dan dan jangan memaksa (200-300 mL)
18. Setelah cairan dimasukan, aspirasi cairan kurang lebih 20cc, kemudian dilanjutkan
dengan membiarkan cairan keluar dengan sendirinya karena gravitasi. Tampung
air dalam ember, jumlah cairan yang dimasukan harus sama dengan cairan yang
dikeluarkan
19. Bilas lambung dilakukan berulang-ulang sampai cairan yang keluar dari lambung
berwarna jernih atau tidak berbau racun
20. Setelah selesai, bereskan alat
21. Cuci tangan
22. Observasi respon pasien
23. Dokumentasikan setiap tindakan yang dilakukan

DAFTAR PUSTAKA

Army Medical Department. (2015). Gastric Lavage. Retrieved from Nursing Care Related to the
GUS: https://brooksidepress.org/giu/lessons/lesson-1-nursing-care-related-to-the-
gastrointestinal-system/section-iv-gastrointestinal-intubation/1-38-lavage/

Eggeman, D., Carpenter, J., Jonas, C., Greggor, M., Swartz, J., Singh, J., et al. (2019). Gastric
Lavege. Retrieved from Wik Em: https://wikem.org/wiki/Gastric_lavage

Jeffrey, R., & Tucker. (2000). Indications for, techniques of, complications of, and efficacy of
gastric lavage in the treatment of the poisoned child. Current Opinion in Pediatrics, 163-
165.

Anda mungkin juga menyukai