Anda di halaman 1dari 4

Page 1

PLAGIARISM SCAN REPORT


Report Generation Date: May 21,2021

Words: 1124

Characters: 8226

Excluded URL :

0% 100%
Plagiarism Unique

0 51
Plagiarized Sentences Unique Sentences

Content Checked for Plagiarism


RESUME MEDIKAL MENGUKUR CVP DAN INTERPRETASI
A. Tinjauan Teori
1. Central Venous Pressure (CVP) / Tekanan Vena Central merupakan prosedur memasukan kateter
intravena yang fleksibel kedalam vena sentral untuk memberikan terapi melalui vena sentral. Ujung
kateter berada pada superior vena cava.
2. Tekanan vena sentral secara langsung merefleksikan tekanan pada atrium kanan dan secara tidak
langsung menggambarkan beban awal (preload) jantung kanan atau tekanan ventrikel pada akhir
diastolic.
3. Letak vena sentral berada didalam thoraks, sehingga pengukuran CVP dipengaruhi oleh perubahan
tekanan intra thoraks. Akibatnya hasil CVP berfluktuatif sesuai pernafasan.
4. CVP akan berkurang saat inspirasi spontan dan meningkat saat tekanan respirasi positif. Sehingga
pengukuran CVP harus dilakukan pada akhir ekshalasi (Ketika otot respirasi relaksasi dan tekanan
intrathoraks stabil).
B. Nilai CVP
1. Nilai normal CVP secara umum 3-15cm H2O atau 3-10 mmHg
2. Menurut Kelli : 3-8 cm H2O atau 2 – 6 mmHg
3. Menurut Izakovic : 5 – 10 cm H2O
4. Pada kasus asma atau COPD, CVP dapat meningkat selama ekshalasi karena hambatan jalan
nafas. Sehingga evaluasi pada fase inhalasi untuk menghindari hasil yang salah.
5. CVP meningkat : tanda pasien mengalami kelebihan cairan
6. CVP menurun : tanda pasien mengalami kekurangan cairan
7. Nilai CVP diperkirakan meningkat 5 cm H2O ( 2 mmHg) pada pasien yang terintubasi dan
menggunakan ventilasi mekanik
C. Penyebab
1. Penyebab Peningkatan CVP
a. Peningkatan volume darah vena
b. Gagal ventrikel kanan
c. Temponade jantung dan Hipertensi pulmonal
d. Inkompentensi katup trikuspidalis
e. Terpasang ventilator
f. Embolisme paru
g. Infus tetap berjalan saat pengukuran
Page 2
h. Ujung kateter tersumbat atau bergeser
i. Kesalahan pengguna
2. Penyebab Penurunan CVP
a. Hipovolemia
b. Deep Inhalation
c. Peningkatan vasodilatasi vena perifer
d. Pemberian obat-obatan yang mengakibatkan vasodilatasi
e. Tekanan intratorakal meningkat
f. Adanya septikemia/syok septik
g. Disfungsi system saraf simpatis
D. Daerah Pemasangan CVP
1. Vena Subklavia
2. Vena Jugularis ( vena jugularis internal (VJI) dan ekternal (VJE)
3. Vene Femeoralis
4. Vena Antecubital, pada vena basilica media atau cephalica
5. Vena Umbilikalis (Pada bayi bau lahir)
Akan tetapi yang paling sering dijadikan lokasi pemasangan CVP adalah Vena Subklavia dan Vena
Jugularis Internal
E. Posisi Pemasangan
1. Lokasi di Vena Subklavia
Posisikan pasien dengan posisi supine, posisi kepala lebih rendah (trendelenberg) 10 – 15 derajat
hingga vena terisi
2. Lokasi di Vena Jugularis Internal
Pasien diposisikan supine dan trendlenberg, kepala diposisikan lebih rendah 15 derajat dan 45 derajat
kea rah konralateral pada tempat penusukan
F. Cara Pengukuran
Terdapat 2 cara :
1. Dengan manometer yang dilambangkan dengan (cm H20)
2. Dengan Transducer dilambangkan dengan (mmHg)
G. Tujuan
Tujuannya untuk memberikan informasi mengenai volume darah intravaskuler, tekanan diastolik akhir
ventrikel kanan dan bentrikel kanan. Teknik pemasangan CVP adalah steril. Tindakan nya invasif dan
medis, biasanya dilakukan oleh dokter anastesi.
Tujuan pengukuran CVP
1. Mengetahui tekanan vena sentral
2. Sebagai parameter tindakan resusitasi cairan
3. Megetahui jumlah volume darah dan kecukupan cairan dalam tubuh pasien
H. Indikasi
1. Pasien yang mengalami gangguan keseimbangan cairan
2. iDigunakan sebagai pedoman penggantian cairan pada kasus hipovolemi
3. Mengkaji efek pemberian obat diuretic pada kasus – kasus overload cairan
4. iSebagai pilihan yang baik pada kasus penggantian cairan dalam volume yang banyak
5. Mengevaluasi kegagalan sirkulasi
6. Sebagai prosedur khusus, seperti pemacu jantung, hemofiltrasi, atau dialysis
I. Kontra Indikasi
1. Pasien gaduh gelisah, delirium, atau tidak kooperatif
2. Area insersi mengalami infeksi atau luka bakar
3. Kelainan anatomi: kurus, gemuk, riwayat radiasi
4. Gangguan hemostasis: trombosis, DIC, penggunaan terapi antikoagulan
5. Pascaprosedur: mastektomi, tiroidektomi, AV shunt
J. Hal Yang Harus Diperhatikan Sebelum Tindakan
1. Memanipulasi three way atau melakukan pengukuran three way stopcock.
Ada tiga jalur:
2. Krannya yang bisa kita putar ke kanan (infus), ke kiri (pasien), dan atas (manometer).
Page 3
3. Kalau miring kiri, berarti alirannya bisa ke kanan, kiri dan atas
4. Kalau krannya mengarah ke atas, maka aliran yang ditutup ke arah manometer (aliran ke atas)
5. Kalau menutup ke arah kanan, maka aliran yang ditutup yaitu ke arah (infus). Maka cairan akan
mengalir menuju manometer dan pasien.
6. Kalau kran mengarah ke kiri, berarti yang ditutup yaitu aliran menuju pasien.
7. Penetapan phlebostatic axis, adalah titik yang menjadi gambaran ketika mengukur. Titik inilah yang
menjadi zero point vena sentral itu sendiri. Kita beri tanda untuk mengukur vena sentral. Titik yang kita
dapatkan dari intercostal 4 dan ditarik garis lurus ke bawah sehingga bertemu dengan midaxilaris.

K. Hal Yang Harus Diperhatikan Setelah Tindakan


1. Lakukan foto thoraks setelah pemasangan CVP untuk menilai letak ujung kateter CVP
2. iMengalirkan cairan infus ke dalam selang manometer tidak boleh sampai pada filter yang
terdapat pada ujung selang manometer.
3. Ganti penutup luka CVP setiap 3 hari atau bila kotor
4. Tulis tanggal pemasangan kateter CVP
5. Pantau ada atau tidaknya perdarahan
L. Kebutuhan Alat Dan Bahan
1. Manometer
2. Cairan
3. Water pass
4. Extension tube
5. Threeway
6. Bengkok
7. Plester
M. Pelaksanaan Tindakan
1. Posisi pasien harus pada supinasi
2. Dengan posisi pasien tidur tanpa adanya bantal
3. Posisi tangan pasien abduksi / kesamping atau diangkat ke atas jika pasien tidak bisa melakukan
abduksi kesamping gunaya posisi tangan yaitu untuk memudahkan kita dalam pengukuran zero point
menggunakan water past
4. Ijin kepada pasien dan jelaskan kepada pasien tujuan kita melakukan pengukuran cvp dan
melakuakan perawatan cvp
5. Mengambil bantal klien
6. Mengangkat tangan klien ke atas
7. Membuka sedikit baju pasien untuk menentukan zero point
8. Sebelumnya kita harus gunakan handscoon sebelum menyentuh pasien dan cuci tangan 6
langkah
9. Untuk mengukur zero point pertama kita bisa mengukur dari ICS ke 4 kemudian ditarik lurus ke
bagian mid aksila, setelah di mid aksila itulah posisinya, kita sejajarkan menggunakan water past
hingga ke posisi titik 0 yang ada di manometer
10. Setelah menentukan zero point menggunakan water past
11. Kita buka arah system 1 yaitu mengaktifkan infus ke arah CVP tujuannya untuk memastikan apakah
aliran infus lancar atau tidak, ketika kita sudah pastikan lancar maka kita matikan infusnya
12. Selanjutnya kita buka system 2 yaitu dari infus ke manometer tujuannya untuk mengisi manometer
hingga ke angka 25 atau dari 20 ke 25
13. Kita buka arah threeway nya, kita hidupkan infusnya untuk megisi manometer hingga ke angka 20 –
25
14. Ketika sudah mengisi manometer hingga angka 25 selanjutnya membuka system 3 yaitu
membuka akses threeway dari manometer ke CVP atau ke pasien
15. Perhatikan undulasi yang terjadi pada manometer, perhatikan sampai batas mana cairan akan
turun, hal ini dipengaruhi dari fase inspirasi dan ekspirasi dari pasien
16. Pada hal ini undulasi pada 1,5 artinya niali CVP pasien 1,5 cm H2O
Page 4
17. Dalam kondisi ini pasien mengalami kekurangan cairan karena nilai CVP dibawah nilai normal
18. Ketika sudah selesai dari manometer ke CVP dan sudah kita dapatkan nilainya maka kita ubah lagi
arahnya dari infus ke CVP dan alirkan kembali infusnya ke tubuh pasien

Congrats! Your Content is 100% Unique.

Anda mungkin juga menyukai