Anda di halaman 1dari 16

TUGAS

MANAJEMEN KEPERAWATAN

Disusun oleh:

1. Alifil P NIM.21102244
2. Anil Muhaimin NIM.21102246
3. Ardian Candradinata NIM.21102247
4. Eva noviana NIM.21102260
5. Futimatul mahmudah NIM.21102261
6. Gigih wisnu pratama NIM.21102262
7. Hesti widyastuti NIM.21102268
8. Sri wahyuni NIM.21102289

Program StudiIlmuKeperawatan
FakultasIlmuKesehatan
Universitasdr. Soebandi
2021
PENERIMAAN PASIEN BARU

Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral yang tidak dapat


dipisahkan dengan pelayanan kesehatan dalam meningkatkan mutu layanan dalam
suatu rumah sakit. Penerimaan pasien baru merupakan salah satu bentuk pelayanan
kesehatan yang komprehensif dengan melibatkan pasien dan keluarga, dimana
sangat mempengaruhi mutu kualitas pelayanan. Pemenuhan tingkat kepuasan
pasien dapat dimulai dengan adanya suatu upaya perencanaan tentang kebutuhan
asuhan keperawatan sejak masuk sampai pasien pulang. Penerimaan pasien baru
yang belum dilakukan sesuai standar maka besar kemungkinan akan menurunkan
mutu suatu kualitas pelayanan yang pada akhirnya dapat menurunkan tingkat
kepercayaan pasien terhadap pelayanan suatu Rumah Sakit. Berkaitan dengan hal
tersebut, maka kewajiban perawat adalah memberikan informasi mengenai tata tertib
dan peraturan yang berlaku di rumah sakit, memberikan asuhan keperawatan yang
bermutu sesuai standar profesi keperawatan (Nursalam, 2015).
Orientasi terhadap pasien baru adalah pemberian informasi kepada pasien
baru berkaitan dengan proses keperawatan yang akan dilakukan oleh rumah sakit.
Informasi adalah pesan atau isi berita yang ingin disampaikan oleh seseorang
kepada orang lain dengan harapan orang tersebut mengetahui dan mengerti akan
maksud dan tujuan dari isi pesan atau berita yang disampaikan. Orientasi terhadap
pasien baru merupakan usaha memberikan informasi/sosialisasi kepada pasien dan
keluarga tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan pelayanan selama di rumah
sakit (Ragusti, 2008). Orientasi pasien baru merupakan hak pasien untuk
memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah
sakit, informasi tentang hak dan kewajiban pasien sesuai dengan Undang-undang
No. 44 tahun 2019 tentang Rumah Sakit. Orientasi pasien baru merupakan kegiatan
yang pentingdilakukan agar hubungan saling percaya (trust) antara perawat dan
pasien dapat terbina dengan baik. Orientasi pasien baru merupakan kontrak
kesepakatan antara perawat dan pasien/keluarga dalam memberikan asuhan
keperawatan. Tujuan dilakukannya orientasi ini agar pasien/keluarga mengetahui
dan mematuhi aturan-aturan yang berlaku di ruang perawatan/rawat inap serta
menjalankannya dengan baik (Sitorus, 2010).
Saat masuk pertama kali ruang rawat inap rumah sakit, perawat
memperkenalkan kepada pasien mengenai lingkungan (ruang dokter, ruang perawat,
dapur, halaman, tempat beribadah, kamar mandi, depo farmasi, dengan pasien lain
yang seruangan dan lain-lain), ketenagakerjaan (seperti perawat yang bertanggung
jawab, dokter yang bertanggung jawa, ahli gizi, tenaga administrasi dan lainnya),
sentralisasi obat (SO), semua obat yang akan diberikan pada pasien dipusatkan dan
dikelola oleh perawat dan tim kesehatan lainnya, tata tertib (aturan rumah sakit
diantaranya jam berkunjung, penunggu pasien, waktu makan, tata cara pembayaran
jasa rumah sakit, anjuran untuk tidak membawa barang berharga) dan penyakit yang
diderita (menjelaskan secara umum penyakit atau diagnosa pasien) (Nursalam,
2015). Prosedur penerimaan pasien inilah yang menjadi pelayanan pertama kali
yang diterima oleh seorang pasien saat tiba di rumah sakit, maka tidaklah berlebihan
bila dikatakan bahwa di dalam tata cara penerimaan inilah seorang pasien
mendapatkan kesan baik ataupun tidak baik dari pelayanan suatu rumah sakit
(Depkes RI, 2006).
Orientasi adalah melihat atau meninjau supaya kenal atau tahu
(Purwadarminta, 2009). Dalam konteks keperawatan orientasi berarti mengenalkan
segala sesuatu tentang rumah sakit meliputi lingkungan rumah sakit, tenaga
kesehatan, peraturan prosedur dan pasien lain. Dalam orientasi, perawat dan pasien
bekerja sama untuk menganalisa situasi sehingga mereka dapat mengenali,
memperjelas dan menentukan eksistensi sebuah masalah, sehingga pasien dapat
mempersiapkan diri dari keadaan cemas kearah kondisi yang lebih konstruktif dalam
menghadapi masalahnya. Pasien adalah pemakai jasa pemeliharaan kesehatan
yangmempunyai citra pribadi yang mandiri yang mempunyai pilihan bebas dalam
mencari dan memilih bantuan. Seorang pasien bukan lagi seorang penerima
pelayanan secara pasif, tetapi seorang peserta yang aktif yang bertanggung jawab
atas pilihannya dan juga memikul akibat dari pilihannya (Carpenito, 2009).
Pasien baru adalah pasien yang baru datangdan didaftarkan untuk pertama
kali pasien mendapat pemeriksaan dari dokter yang merawatnya. Setelah selesai di
bagian penerimaan pasien baru, pasien bersama keluarganya pergi menuju ke
bagian di mana dirinya ditempatkan. Penerimaan pasien baru adalah metode dalam
menerima kedatangan pasien baru (pasien dan/atau keluarga) di ruang pelayanan
keperawatan, khususnya pada 8 rawat inap atau keperawatan intensif. Kegiatan
pada saat penerimaan pasien baru, maka disampaikan beberapa hal mengenai
orientasi ruang, pengenalan ketenagaan ners−medis, dan tata tertib ruang, serta
penyakit (Nursalam, 2015). Orientasi terhadap pasien baru adalah pemberian
informasi kepada pasien baru berkaitan dengan proses keperawatan yang akan
dilakukan oleh rumah sakit. Informasi adalah pesan atau isi berita yang ingin
disampaikan oleh seseorang kepada orang lain dengan harapan orang tersebut
mengetahui dan mengerti akan maksud dan tujuan dari isi pesanatau berita yang
disampaikan. Orientasi terhadap pasien baru merupakan usaha memberikan
informasi/sosialisasi kepada pasien dan keluarga tentang segala sesuatu yang
berkaitan dengan pelayanan selama di rumah sakit (Ragusti, 2008).
Pasien baru tentu saja membutuhkan orientasi atas lingkungan dan tata cara
pelayanan yang akan dia terima. Orientasi pada pasien baru(Nursalam, 2015).
bertujuan :
a. agar pasien dan keluarga memahami tentang peraturan rumah sakit
b. memahami tentang semua fasilitas yang tersedia serta cara penggunaannya
c. mengetahui keadaan pasien dan keluarga
d. pasien bisa langsung menempati ruang perawatan
e. mengetahui kondisi dan keadaan pasien secara umum
f. membantu menurunkan tingkat kecemasan pasien saat masuk rumah sakit

Standar prosedur operasional merupakan tatacara atau tahapan baku dan yang
harus dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerja tertentu (Perry & Potter, 2010).
Prosedur yang perlu diperhatikan untuk dipersiapkan sebelum tahap pelaksanaan
pasien baru(Nursalam, 2015), yaitu:
a) Tempat tidur dalam keadaan bersih dan siap pakai,
b) Fasilitas yang bersedia dalam kondisi baik,
c) Meja dan kursi pasien dalam keadaan bersih,
d) Paket perawatan / souvenir,
e) Lembar orientasi pasien baru dan keluarga,
f) Berkas rekam medis,
g)Peralatan untuk pemeriksaan dalam yang terdiri dari termometer, tensimeter,
timbangan berat badan bila perlu

Tahapan pertama perawat di saat menerima pasien baru adalah melakukan


orientasi, dimana perawat dan pasien bertemu sebagai dua orang asing. Pasien dan
atau keluarga memiliki “rasa butuh” maka mencari penolong professional. Tetapi
kebutuhan ini belum diidentifikasi atau dimengerti oleh individu-individu yang terlibat.
Sebagai contoh seorang gadis 16 tahun menelpon komunitas pusat kesehatan jiwa
hanya karena ia merasa ”tertekan”. Inilah tahap bahwa perawat perlu menolong
pasien dan keluarga untuk memahami sesungguhnya apa yang terjadi dengan
pasien. Orientasi perawat merupakan hal yang sangat penting bahwa perawat
bekerjasama dengan pasien dan keluarga untuk menganalisa keadaan, sehingga
mereka bersama-sama dapat memahami, menjelaskan dan menyimpulkan
masalahyang ada. Tahapan orientasi ini dapat menyebabkan pasien langsung
mampu menambah energi dari rasa keragu-raguan memenuhi kebutuhanya untuk
lebih berani menghadapi permasalahannya. Hubungan telah dibentuk dan berlanjut
lebih erat lagi sementara masalah telah identifikasi. Sementara pasien dan keluarga
berdiskusi dengan perawat keputusan bersama dibuat tentang bentuk bantuan
professional apa yang akan dilakukan. Perawat yang menjadi sumber yang dapat
bekerja dengan pasien dan keluarga. Pada tahap orientasi perawat, pasien dan
keluarga merencanakan jenis pelayanan apa yang dibutuhkan (Ragusti, 2008).
Tahap orientasi secara langsung dipengaruhi oleh sikap pasien dan perawat dalam
memberi dan menerima pertolongan secara timbal balik. Berkaitan dengan hal ini
adalah tahap pertama maka perawat perlu menyadari tindakan pribadinya dengan
pasien. Budaya, agama, ras, latar belakang pendidikan, pengalaman masa lalu,
pemikiran yang berbeda dan harapan antara perawat dan pasien memainkan peran
bagaimana tindakan perawat terhadap pasien.

Penerimaan pasien baru dibagi menjadi 2 tahapan, yaitu tahap pra


penerimaan pasien baru dan tahap pelaksanaan penerimaan pasien baru.
a. Tahap Pra Penerimaan Pasien Baru Pada tahap penerimaan pasien baru,
beberapa hal yang perlu dipersiapkan sesuai standar operasional prosedur, yaitu :
1) Menyiapkan kelengkapan administrasi
2) Menyiapkan kelengkapan kamar sesuai pesanan
3) Menyiapkan format penerimaan pasien baru
4)Menyiapkan buku status pasien dan format pengkajian keperawatan
5) Menyiapkan informed consent sentralisasi obat
6) Menyiapkan nursing kits
7) Menyiapkan lembar tata tertib pasien, keluarga dan pengunjung ruangan.
b. Tahap Pelaksanaan Penerimaan Pasien Baru
1) Pasien datang diruangan diterima oleh kepala ruangan atau perawat primer
atau perawat yang diberi delegasi
2) Perawat memperkenalkan diri pada klien dan keluarganya.
3) Perawat bersama dengan karyawan lain memindahkan pasien ke tempat tidur
(apabila pasien datang dengan berangkat atau kursi roda) dan berikan posisi
yang nyaman.
4) Perkenalkan pasien baru dengan pasien yang sekamar.
5) Setelah pasien tenang dan situasi sudah memungkinkan perawat memberikan
informasi kepada klien dan keluarga tentang orientasi ruangan. Perawatan
(termasuk perawat yang bertanggung jawab dan sentralisasi obat), medis
(dokter yang bertanggung jawab dan jadwal visit) dan tata tertib ruangan.
6) Perawat menanyakan kembali tentang kejelasan dan informasi yang telah
disampaikan.
7) Perawat melakukan pengkajian terhadap pasien sesuai dengan format.
8) Perawat menunjukkan kamar atau tempat tidur klien dan mengantarkan ke
tempat yang telah ditetapkan.
9).Apabila pasien atau keluarga sudah jelas, maka diminta untuk menendatangani
informed consent sentralisasi obat.
Hal – hal yang perlu diperhatikan (Nursalam, 2015)
a. Orientasi dilakukan saat pertama kali pasien datang (24 jam pertama) dan
kondisi pasien sudah tenang.
b. Orientasi dilakukan oleh Kepala Ruangan atau PP (perawat primer) dan atau
perawat associate yang telah diberi wewenang / delegasi.
c. Orientasi diberikan pada pasien dan didampingi anggota keluargayang
dilakukan di kamar pasien dengan menggunakan format orientasi. Selanjutnya
pasien diinformasikan untuk membaca lebih lengkap format orientasi yang
ditempelkan di kamar pasien
d. Setelah orientasi, berikan daftar nama tim atau badge kepada pasien dan
keluarga kemudian gantungkan daftar nama tersebut pada laci pasien
e. Orientasi ini diulang kembali minimal setiap dua hari oleh PP atau yang
mewakili, terutama tentang daftar nama tim yang sudah diberikan, sekaligus
menginformasikan perkembangan kondisi keperawatan pasien dengan
mengidentifikasi kebutuhan pasien.
f. Pada saat penggantian dinas (di kamar pasien), ingatkan pasien nama perawat
yang bertugas saat itu, bila perlu anjurkan pasien atau keluarga melihat pada
daftar nama tim.
g. Saat pelaksanaan orientasi tetap menjaga privasi pasien.
h. Ajak pasien komunikasi yang baik dan beri sentuhan terapeutik.
i. Pelaksanan secara efektif dan efisien.

Peran Perawat dalam Penerimaan Pasien Baru


Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam
maupun di luar negeri sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku
(Permenkes RI, 2001). Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional
yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu
dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio, psiko, sosio, spiritual yang
komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat, baik sakit
maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia untuk mencapai
derajat kesehatan yang optimal (Gaffar, 1999). Profil seorang perawat profesional
adalah gambaran dan penampilan menyeluruh perawat dalam melakukan aktifitas
keperawatan sesuai kode etik keperawatan.
1. Aktifitas keperawatan meliputi :
2. peran dan fungsi pemberian asuhan/ pelayanan
3. praktek keperawatan
4. pengelolaan institusi keperawatan
5. pendidikan pelayanan (individu, keluarga, dan masyarakat)
6. kegiatan penelitian dibidang keperawatan perawat sebagai seorang tenaga
profesional dalam bidang pelayanan kesehatan yang dihadapinya adalah
manusia, sehingga dalam hal ini empati mutlak harus dimiliki oleh seorang
perawat.
Seorang perawat akan mampumengerti, memahami dan ikut merasakan apa yang
dirasakan, apa yang dipikirkan dan apa yang diinginkan pasien. Seorang perawat
harus peka dalam memahami alur pikiran dan perasaan pasien serta bersedia
mendengarkan keluhan pasien tentang penyakitnya untuk dapat memberikan
pelayanan yang prima. Perawat harus mengerti bahwa yang dikeluhkan oleh pasien
merupakan kondisi yang sebenarnya, sehingga respon yang diberikan terasa tepat
dan benar bagi pasien. (Potter & Perry, 2010). Berdasarkan standar prosedur
operasional, perawat yang berperan pada pelaksanaan penerimaan pasien baru
adalah kepala ruangan, perawat primer dan perawat associate. Perawat tersebut
memiliki peran dan tanggung jawab masing – masing.
a. Kepala Ruangan Adapun tanggung jawab kepala ruangan menurut Gillies
(1994) adalah :
 kepala ruangan harus lebih peka terhadap anggaran rumah sakit dan kualitas
pelayanan keperawatan
 bertanggung jawab terhadap hasil dari pelayanan keperawatan yang
berkualitas
 menghindari terjadinya kebosanan perawat
 menghindari kemungkinan terjadinya saling melempar kesalahan.
Peran kepala ruangan dalam penerimaan pasien baru, yaitu :
menerima pasien baru
memeriksa kelengkapan yang diperlukan untuk persiapan pasien baru.

b. Perawat Primer Peran perawat primer dalam penerimaan pasien baru, yaitu :
 Menyiapkan lembar penerimaan pasien baru
 Menandatangani lembar penerimaanpasien baru
 Mengorientasikan pasien ke ruangan
 Memberi penjelasan tentang perawat dan dokter yang bertanggung jawab
 Mendelegasikan pengkajian dan pemeriksaan fisik pada pasien baru kepada
perawat associate
 mendokumentasikan penerimaan pasien baru.

c. Perawat Associate Asuhan keperawatan dalam tindakan perawat yang


profesional salah satu perannya adalah sebagai perawat pelaksana. Perawat
sebagai pelaksana secara langsung maupun tidak langsung memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien individu, keluarga, dan masyarakat. Peran perawat
sebagai perawat pelaksana disebut care giver yaitu perawat menggunakan metode
pemecahan masalah dalam membantu pasien mengatasi masalah kesehatan.
Perawat pelaksana dalam melaksanakan perannya bertindak sebagai:
1) Comforter Menurut Potter dan Perry (2010),
peran sebagai pemberi kenyamanan yaitu memberikan pelayanan keperawatan
secara utuh bukan sekedar fisik saja, maka memberikan kenyamanan dan
dukungan emosi sering kali memberikan kekuatan kepada klien untuk
mencapai kesembuhan. Memberikan kenyamanan kepada klien, perawat dapat
mendemonstrasikan dengan klien.
2) Protector dan Advocat Perawat berupaya melindungi pasien, mengupayakan
terlaksananya hak dan kewajiban pasien dalam pelayanan kesehatan
(Praptianingsi, 2006). Menurut Potter dan Perry (2010), sebagai pelindung
perawat membantu mempertahankan lingkungan yang aman bagi klien dan
mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan melindungi
klien dari kemungkinan efek yang tidak diinginkan dari suatu tindakan
diagnostik atau pengobatan. Menjalankan tugas sebagai advokat, perawat
melindungi hak dan kewajiban klien sebagai manusia secara hukum, serta
membantu klien dalam menyatakan hak–haknya bila dibutuhkan. Perawat juga
melindungi hak-hak klien melalui cara-cara yang umum dengan penolakan
aturan atau tindakan yang mungkin membahayakan kesehatan klien atau
menentang hak-hak klien.
3) Communication Perawat sebagai mediator antara pasien dan anggota tim
kesehatan, hal ini terkait dengan keberadaan perawat yang mendampingi
pasien selama 24 jam untuk memberikan asuhan keperawatan dalam rangka
upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit (Praptianingsi, 2006). Keperawatan
mencakup komunikasi dengan klien, keluarga, antara sesama perawat dan
profesi kesehatan lainnya, sumber informasi dan komunitas. Memberikan
perawatan yang efektif, pembuatan keputusan dengan klien dan keluarga,
memberikan perlindungan pada klien dari ancaman terhadap kesehatannya, 15
mengokoordinasi dan mengatur asuhan keperawatan dan lain–lain tidak
mungkin dilakukan tanpa komunikasi yang jelas. Rehabilitator Perawat
memberikan asuhan keparawatan adalah mengembalikan fungsi organ atau
bagian tubuh agar sembuh dan berfungsi normal. Rehabilitas merupakan
proses dimana individu kembali ketingkat fungsi maksimal setelah sakit,
kecelakaan, atau kejadian yang menimbulkan ketidakberdayaan lainnya.
Rentang aktivitas rehabilitas dan restoratif mulai dari mangajar klien berjalan
dengan menggunakan alat pembantu berjalan sampai membantu klien
mengatasi perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan penyakit kronis
(Potter & Perry, 2010). Peran perawat associate saat penerimaan pasien baru
adalah membantu perawat primer dalam pelaksanaan penerimaan pasien baru,
pengkajian dan pemeriksaan fisik pada pasien baru.

Kerangka Konseptual Bagan 2.1 Kerangka Konseptual Sumber : SOP


Orientasi Pasien Baru RSUD Soreang Orientasi pasien baru Pasien baru Pemberian
informasi kepada pasien /keluarga pasien mengenai :
1. Sambutan
2. Fasilitas ruangan
3. Pelayanan dokter dan perawat
4. Pelayanan Gizi
5. Pelayanan obat-obatan dan alat kesehatan
6. Perlengkapan sehari-hari
7. Administrasi dan keuangan 8. Peraturan dan tata tertib yang berlaku

Pelayanan keperawatan merupakan upaya untuk membantu individu dari


yang sakit maupun yang sehat, dari lahir sampai meninggal dalam bentuk
pengetahuan, kemauan dan kemampuan yang di miliki diberikan dalam bentuk
asuhan keperawatan, sehingga pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif
menjadi tanggung jawab perawat (Yulihastin, 2009). Pelayanan keperawatan dimulai
pada saat pasien pertama kali masuk Rumah Sakit dan perawat akan
menyampaikan mengenai ruangan, tenaga medis, tata tertib ruangan dan penyakit
(Sari, Karso & Huda, 2017). Pelayanan di Rumah Sakit sangat dipengaruhi oleh
peran perawat.
Orientasi pasien baru merupakan proses penerimaan pasien baru serta
keluarganya untuk membina hubungan saling percaya dan informasi awal yang
berhubungan dengan proses perawatannya (Noprianty, 2018). Menurut Kusnanto,
Guntarlin & Arisandi (2007), belum semua perawat menyadari pentingnya orientasi
pasien baru. Pelaksanaan orientasi pasien baru juga tidak terlaksana dengan baik
ketika pasien tidak dapat memahami dengan baik penjelasan yang diberikan oleh
perawat. Hal ini dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Rofii (2017)
menunjukkan orientasi rutinitas bangsal yang dilakukan perawat dengan kategori
tidak baik yaitu sebanyak 76 orang (59,8%), hal ini membuat pasien serta keluarga
tidak patuh terhadap aturan Rumah Sakit. Pemberian informasi yang tidak lengkap
saat proses orientasi ternyata dapat memicu kecemasan pasien dan keluarga.
Kusnanto, Guntarlin & Arisandi (2007) menyebutkan bahwa Admission Orientation
atau orientasi penerimaan dapat menjadi program yang dapat membantu
mempercepat proses adaptasi pasien dengan lingkungan perawatan. Orientasi oleh
perawat dapat membentuk persepsi yang baik dan menciptakan koping positif pada
diri pasien terhadap masalah yang dihadapi.

Penerimaan pasien baru adalah suatu cara dalam menerima kedatangan pasien
baru  pada suatu ruangan. Dalam penerimaan pasien pasien baru disampaikan
beberapa hal mengenai orientasi ruangan, perawatan, medis, dan tata tertib
ruangan.

Tujuan:
1. Menerima dan menyambut kedatangan pasien dengan hangat dan terapeutik 
2. Meningkatkan komunikasi antara perawat dengan klien
3. Mengetahui kondisi dan keadaan klien secara
4. Menurunkan tingkat kecemasan pasien saat MR

1. Tahap pra penerimaan pasien baru:


a. Menyiapkan kelengkapan administrasi
b. Menyiapkan kelengkapan kamar sesuai
c. Menyiapkan format penerimaan pasien
d. Menyiapkan format pengkajian
e. Menyiapkan informed consent  
f. Sentralisasi dan pengelolaan obat
g. Menyiapkan nursing kit 
h. Menyiapkan lembar tata tertib pasien dan pengunjung

Menyiapkan kartu penunggu


Menyiapkan kuisioner kepuasan pasien

2. Tahap pelaksanaan penerimaan pasien baru


a. Pasien datang di ruangan diterima oleh kepala ruangan dan katim beserta
perawat yang diberi delegasi.
b. Perawat memperkenalkan diri kepada klien dan keluarganya.
c. Perawat menunjukkan kamar dan tempat tidur klien dan mengantar ke tempat
yang telah ditetapkan.
d. Perawat bersama karyawan lain memindahkan pasien ke tempat tidur &apabila
pasien datang dengan branchard dan kursi roda dan berikan posisi yang
nyaman.
e. Perawat melakukan pengkajian terhadap pasien sesuai dengan format.
f. Perkenalkan pasien baru dengan pasien baru yang sekamar.
g. Setelah pasien tenang dan situasi sudah memungkinkan perawat memberikan
informasi kepada klien dan keluarga tentang orientasi ruangan, perawatan
&termasuk perawat yang  bertanggung jawab dan sentralisasi obat medis
&dokter yang bertanggung jawab dan jadwal visite dan tata tertib ruangan.
h. Perawat menanyakan kembali tentang kejelasan informasi yang telah
disampaikan
i. Apabila pasien atau keluarga sudah jelas, maka diminta untuk menandatangani
informed  concent ,sentralisasi obat.
j. Perawat menyerahkan kepada pasien lembar kuesioner tingkat kepuasan
pasien.

Hal-hal Yang Perlu diperhatikan:


1. Pelaksanaan secara efektif dan efisien
2. Dilakukan oleh kepala ruangan atau katim atau perawat assosiate yang telah
diberi wewenang dan delegasi.
3. Saat pelaksanaan tetap menjaga privasi klien
4. Hak pasien dan keluarga komunikasi yang baik dan berikan sentuhan terapeutik 

Peran perawat dalam penerimaan pasien baru


1.Kepala Ruangan
Menerima pasien baru

2.Ketua tim
a. Menyiapkan lembar penerimaan pasien baru  
b. Menandatangani lembar penerimaan pasien baru
c. Melakukan pengkajian pada pasien baru
d. Mengorientasikan klien pada ruangan
e. Memberi penjelasan tentang perawat dan dokter yang bertanggung jawab
f. Memberikan penjelasan tentang sentralisasi obat pada pasien
g. Mendokumentasikan penerimaan pasien baru

3. Perawat associate
Membantu katim dalam pelaksanaan penerimaan pasien baru

Mekanisme Penerimaan Pasien Baru


Persiapan:
1. memberitahu PP bahwa akan ada  pasien baru
2. PP menyiapakan hal-hal yang diperlukan dalam penerimaan pasien baru,
diantaranya lembar pasien masuk RS,Lembar pengkaJian, lembar informed
consent, status  pasien, nursing kit, lembar tata tertib pasien,lembar kepuasan
pasien
3. PP meminta bantuan PA untukmempersiapkan tempat tidur pasien baru
4. PA menanyakan kembali pada PP tentang kelengkapan untuk penerimaan
pasien baru.PP menyebutkan hal-hal yang telah dipersipakan
 
Pelaksanaan:
1. PA dan PP menyambut pasien dan keluarga dengan memberi salam serta
memperkenalkan diri baik PA dan PP pada klien dan keluarga
2. PP menunjukkan dan mengorientasikan tempat dan fasilitas yang ada di
ruangan kamar pasien, kemudian PP mengisi lembar pasien masuk serta
menjelaskan mengenai  beberapa hal yang tercantum dalam lembar
penerimaan pasien baru
3. PP menerima serah terima pasien dengan perawat IGD yang mengantar pasien
ke ruang rawat inap
4. PP melakukan serah terima ke PA terkait hal berkaitan dengan pasien
<pemasangan oksigen,terapi cairan dan infus yang perlu diberikan lanjutan dari
IGD>
5. PP dibantu PA melakukan kie PHBS RS <etika batuk,cuci tangan 6
langkah,penggunaan masker selama perawatan diRS baik pasien maupun
keluarga>demonstrasi langsung
6. PP melakukan anamnesa dengan dibantu oleh PA
7. PP menanyakan kembali pada pasien dan keluarga mengenai hal-hal yang
belum dimengerti.
8. PP dan pasien dan keluarga menandatangani lembar penerimaan pasien baru
9. PP dan PAkembali ke ruangan <Nurse station> dan PP melaporkan ke DPJP
terkait pasien baru diruangan dan rencana Tindak lanjut pasien
REFERENSI:
http://repository.bku.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/1672/SUGIYANTI
Al-Asalmiya Nursing ,Jurnal Ilmu Keperawatan (Journal of Nursing Sciences)
https://jurnal.stikes-alinsyirah.ac.id/index.php/keperawatan/Volume 9, Nomor 2,
Tahun 2020
NASKAH ROLELAY
PENERIMAAN PASIEN BARU
PEMERAN
Perawat IGD:
1. Anil Muhaimin ( Katim)
2. Ardian Candradinata
Perawat Ruangan:
1. Futimatul mahmudah (Karu)
2. Hesti Widyastuti (PP)
3. Alifil Proklamadya (PA)
Pasien dan Keluarga
1. Gigih Wisnu (Pasien)
2. Eva Noviana (keluarga Pasien)
Narator
1. Sri Wahyuni

Gambaran Cerita:
(Pasien Tn Alifil , 32 tahun, datang bersama keluarga, dengan keluhan batuk dan
sesak sejak 3 hari yang lalu. Pasien di terima dan dilakukan tindakan emergency di
IGD oleh petugas di IGD. Setelah observasi dan kondisi pasien stabil, pasien di
adviskan untuk mendapatkan tindakan lanjutan di ruang rawat inap.)

 Di IGD
(Perawat IGD, katim, menghubungi ruangan dan melakukan komunikasi dengan
Kepala Ruangan)
Anil: (menelpon ruangan)
Futi: selamat siang , ruang Lavender, dengan Futi, dari mana, ada yang bisa
dibnantu?
Anil : dari IGD, konfirmasi, IGD mau mengirim pasien atas nama
Tn alifil, 32 tahun
dengan observasi dyspnue dan KP lama
DPJP dr Movita Sp.P
Futi: iya, untuk di ruangan apa yang perlu disiapkan?
Anil: siapkan oksigen, pasien sesak, dengan O2 nasal kanul 4 lpm
Futi: kami siapkan di kamar no 6, pasien boleh dikirim.
Anil: terima kasih. Selamat siang
Futi: selamat siang

 Di ruangan lavender
(karu memberi info kepada PP bahwa untuk menyiapkan ruangan untuk pasien baru
dari IGD)
Futi: mbak Hesti, mau ada pasien baru dari IGD, Tn Alifil, tolong siapkan di kamar no
6 dengan oksigen nasal
Hesti: iya bu

(PP dan PA , bersama menyiapkan ruangan)


PP menyiapkan berkas dan lembar penerimaan pasien baru.
PA menyiapkan tempat tidur dan oksigen
 Operan Pasien
(pasien datang diantar oleh 1 orang perawat IGD dan kelurga pasien, diterima oleh
PP dan PA. PP dan PA menyambut, memberi salam dan memperkenalkan diri
kepada pasien dan keluarga)
Hesti dan alifil: ............................

(PP menunjukan dan mengorientasikan tempat dan fasilitas yang ada di kamar
pasien, kemudian PP mengisi lembar pasien masuk serta menjelaskan mengenai
beberapa hal yang tercantum dalam lembar penerimaan pasien baru)
Hesti:.........................

(PP melakukan serah terima pasien dengan perawat IGD)


Hesti dan Candra:.......................

(PP melakukan serah terima ke PA terkait hal yg berkiatan dengan pasien)


Hesti: mas alifil, pasien tn gigih mendapatkan oksigen nasla 4 lpm, infus PZ 14 tpm,
apakah sudah di atur tetesan nya?
Alifil: sudah mbak hesti

(PP dibantu dengan PA, melakukan KIE PHBS RS: etika batuk, cuci tangan 6
langkah, penggunaan masker, dengan melakukan demonstrasi langsung bersama
keluarga pasien)
Hesti dan Alifil:..................

(PP melakukan anamanesa dibantu dengan PA)


Hesti dan Alifil:..................

(PP menanyakan kembali pada pasien dan keluarga mengenai hal-hal yang belum
dimengerti)
Hesti:..................

(PP dan keluarga pasien menandatangani lembar penerimaan pasien baru)


Hesti dan Eva:........

(PP dan PA kembali ke NS dan PP melaporkan ke DPJP terkait pasien baru di


runagan dan rencana tindak lanjut pasien)

(sekian roleplay dari kelompok 1 tentang penerimaan pasien, terima kasih)

Anda mungkin juga menyukai