Anda di halaman 1dari 5

MATA KULIAH : MANAJEMEN KEPERAWATAN

NAMA DOSEN : NS BRAJAKSON SIOKAL S.KEP., M.KEP

METODE MODULAR

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK IV

ERLIN EVO MUALIA 142 2016 0001

NURMALA 142 2016 0002

FEIGI FRISCILIA MOKOGINTA 142 2016 0014

MASITA PURMATA PUTRI 142 2016 0019

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2019
METODE MODULAR

A. PENGERTIAN
Metode modular yaitu pengorganisasian pelayanan/asuhan
keperawatan yang dilakukan oleh perawat profesional dan non profesional
(trampil) untuk sekelompok klien dari mulai masuk rumah sakit sampai pulang
disebut tanggung jawab total atau keseluruhan. Untuk metode ini diperlukan
perawat yang berpengetahuan, terampil dan memiliki kemampuan
kepemimpinan. Idealnya 2-3 perawat untuk 8-12 orang klien. (Nursalam, 2015)
Gillies (1994) dalam Arwani dkk (2006) menyatakan bahwa metode
modular menggunakan cara dua atau tiga orang perawat bertanggung jawab
atas sekelompok kecil pasien sejak masuk dalam perawatan hingga pulang,
bahkan sampai dengan waktu follow up care. Setiap perawat yang
bertanggungjawab penuh pada pasien yang menjadi tanggungjawabnya.
Apabila perawat profesional sebagai ketua tim dalam keperawatan modular ini
tidak masuk, tugas dan tanggung jawab dapat digantikan oleh perawat
profesional lainnya yang berperan sebagai ketua tim. (Panjaitan, Manurung, &
Sulastri, 2015)
Pengembangan model modular merupakan pengembangan dari primary
nursing yang digunakan dalam keperawatan dengan melibatkan tenaga
professional dan non professional. Model modular juga mirip dengan model
keperawatan tim, karena tenaga profesional dan non profesional bekerjasama
dalam memberikan asuhan keperawatan kepada beberapa pasien dengan
arahan kepemimpinan perawat profesional. (Nursalam, 2015)
Metode keperawatan modul merupakan metode modifikasi
keperawatan tim-primer, yang dicoba untuk meningkatkan efektifitas konsep
keperawatan tim melalui penugasan modular. Sistem ini dipimpin oleh perawat
register (Ners). Dan anggota memberikan asuhan keperawatan di bawah
pengarahan dan pimpinan modulnya. Idealnya 2-3 perawat memberikan asuhan
keperawatan terhadap 8-12 pasien. Aktifitas tim sebagai suatu kesatuan
mempunyai pandangan yang holistik terhadap setiap kebutuhan pasien, asuhan
diberikan semenjak pasien masuk rumah sakit sampai pasien pulang.
Keuntungan pada metode modular mutu pelayanan keperawatan meningkat
karena pasien mendapat pelayanan keperawatan secara komprehensif sesuai
dengan kebutuhan perawatan pasien. Tidak banyak tenaga perawat register
(Ners) yang dimanfaatkan sehingga biaya menjadi lebih efektif. (Nursalam,
2015)
Sekalipun dalam memberikan asuhan keperawatan dengan
menggunakan metode ini dilakukan oleh dua hingga tiga perawat, tanggung
jawab paling besar tetap ada pada perawat professional. Perawat professional
memiliki kewajiban untuk memimbing dan melatih non professional. Apabila
perawat professional sebagai ketua tim dalam keperawatan modular ini tidak
masuk, tugas dan tanggung jawab dapat digantikan oleh perawat professional
lainnya yang berperan sebagai ketua tim. (Panjaitan, Manurung, & Sulastri,
2015)
B. PERAN PERAWAT
Peran perawat kepala ruangan (nurse unit manager) diarahkan dalam
hal membuat jadwal dinas dengan mempertimbangkan kecocokan anggota
dalam bekerja sama, dan berperan sebagai fasilitator, pembimbing secara
motivator. (Simamora, 2016)
1. Tugas dan tanggungjawab kepala perawat :
a. Memfasilitasi pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan pasien.
b. Memberikan motivasi pada staf perawat.
c. Melatih perawat untuk bekerjasama dalam pemberian asuhan.
2. Tugas dan tanggung jawab ketua tim moduler :
a. Memimpin, mendukung, dan menginstruksikan perawat non
profesional untuk melaksanakan tindakan perawatan.
b. Memberikan asuhan keperawatan pasien meliputi: mengkaji,
merencanakan, melaksanakan dan menilai hasil asuhan keperawatan.
c. Memberi bimbingan dan instruksi kepada perawat patner kerjanya.
d. Tugas dan tanggung jawab anggota tim :
e. Memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan yang ditugaskan
ketua tim.
C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
1. Kelebihan:
a. Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif dan holistik
dengan pertanggungjawaban yang jelas.
b. Memungkinkan pencapaian proses keperawatan
c. Konflik atau perbedaan pendapat antar staf dapat ditekan melalui rapat
tim, cara ini efektif untuk belajar.
d. Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal
e. Memungkinkan menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-
beda dengan aman dan efektif.
f. Produktif karena kerjasama, komunikasi dan moral
g. Model praktek keperawatan profesional dapat dilakukan atau
diterapkan.
h. Memberikan kepuasan kerja bagi perawat
i. Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga yang menerima asuhan
keperawatan
j. Lebih mencerminkan otonomi
k. Menurunkan dana perawatan
2. Kekurangan :
a. Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas
rutin yang sederhana terlewatkan.
b. Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat
penanggung jawab klien bertugas
c. Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional
d. Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain karena lebih banyak
menggunakan perawat profesional.
e. Perawat harus mampu mengimbangi kemajuan teknologi
kesehatan/kedokteran
f. Perawat anggota dapat merasa kehilangan kewenangan
g. Masalah komunikasi
(Sitorus, 2016)
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. (2015). Manajemen Keperawatan. Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan


Profesional. . Jakarta: Salemba Medika.

Panjaitan, L. S., Manurung, I., & Sulastri. (2015). Perbedaan Kelengkapan


Dokumentasi Antara Metoda Modular Dan Metoda Tim Di RS Mitra
Husada Pringsewu. Journal Keperawatan, Volume XI, No 2, 318-323.

Simamora, R. (2016). Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Jakarta: EGC.

Sitorus, Y. R. (2016). Model Praktik Keperawatan Profesional Di Rumah Sakit :


Penataan Struktur dan Proses (Sistem) Pemberian Asuhan Keperawatan Di
Ruang Rawat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.

Anda mungkin juga menyukai